SlideShare a Scribd company logo
`
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 27 TAHUN 2010
TENTANG
PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Menimbang : a. bahwa salah satu syarat untuk pengangkatan pertama kali
dalam jabatan fungsional guru harus memiliki kinerja yang
baik yang dinilai dalam masa program induksi;
b. bahwa Pasal 30 ayat (3) Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun
2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
menentukan bahwa program induksi diatur pada Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional tentang Program Induksi Bagi Guru
Pemula;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4586);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4941);
4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara;
2
5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II;
6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG
PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA.
Pasal 1
1. Program induksi bagi guru pemula yang selanjutnya disebut program induksi
adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik
pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan
konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya.
2. Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan
proses pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat.
3. Guru tetap adalah guru yang diangkat oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
penyelenggara pendidikan, atau satuan pendidikan untuk jangka waktu paling
singkat 2 (dua) tahun secara terus menerus, dan tercatat pada satuan
administrasi pangkal di satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari
Pemerintah atau pemerintah daerah serta melaksanakan tugas pokok sebagai
guru.
4. Pembimbing adalah guru profesional berpengalaman yang diberi tugas untuk
membimbing guru pemula dalam melaksanakan program induksi.
5. Kepala sekolah/madrasah adalah kepala Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal/
Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TK/RA/TKLB), Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/MI/SDLB), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa
(SMP/MTs/SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah
Menengah Atas Luar Biasa (SMA/MA/SMALB), dan Sekolah Menengah
Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) tempat guru pemula bertugas.
6. Pengawas adalah pengawas TK/RA/TKLB, SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB, SMK/MAK yang menyelenggarakan program induksi.
7. Penilaian kinerja adalah penilaian terhadap proses dan hasil kerja yang dilakukan
oleh guru pemula.
8. Sertifikat program induksi yang selanjutnya disebut sertifikat adalah surat yang
dikeluarkan oleh dinas pendidikan/kantor kementerian agama setempat yang
menyatakan bahwa peserta program induksi telah menyelesaikan program
induksi dengan nilai kinerja paling kurang kategori baik.
9. Direktorat jenderal adalah direktorat jenderal yang bertanggung jawab dalam
pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan pada Kementerian Pendidikan
Nasional atau Kementerian Agama.
10. Penyelenggara pendidikan adalah lembaga yang secara hukum merupakan
pemilik sah dari sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat.
3
Pasal 2
Tujuan program induksi adalah membimbing guru pemula agar dapat:
a. beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah/madrasah; dan
b. melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah/madrasah.
Pasal 3
Program induksi diselenggarakan berdasarkan prinsip profesionalisme, kesejawatan,
akuntabel, dan berkelanjutan.
Pasal 4
Peserta program induksi adalah:
a. guru pemula berstatus calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang ditugaskan pada
sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah
daerah;
b. guru pemula berstatus pegawai negeri sipil (PNS) mutasi dari jabatan lain;
c. guru pemula bukan PNS yang ditugaskan pada sekolah/madrasah yang
diselenggarakan oleh masyarakat.
Pasal 5
(1) Guru pemula diberi hak memperoleh bimbingan dalam hal:
a. pelaksanaan proses pembelajaran, bagi guru kelas dan guru mata pelajaran;
b. pelaksanaan proses bimbingan dan konseling, bagi guru bimbingan dan
konseling;
c. pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
(2) Guru pemula yang telah menyelesaikan program induksi dengan nilai kinerja
paling kurang kategori baik berhak memperoleh sertifikat.
Pasal 6
Guru pemula memiliki kewajiban merencanakan pembelajaran/bimbingan dan
konseling, melaksanakan pembelajaran/bimbingan dan konseling yang bermutu,
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/bimbingan dan konseling, serta
melaksanakan perbaikan dan pengayaan.
Pasal 7
(1) Program induksi dilaksanakan di satuan pendidikan tempat guru pemula
bertugas selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu)
tahun.
(2) Bagi guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, program
induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan
fungsional guru.
(3) Bagi guru pemula yang berstatus bukan PNS, program Induksi dilaksanakan
sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan guru tetap.
4
(4) Program induksi dilaksanakan secara bertahap dan sekurang-kurangnya meliputi
persiapan, pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya, pelaksanaan dan
observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling, penilaian, dan pelaporan.
(5) Guru pemula diberi beban mengajar antara 12 (dua belas) hingga 18 (delapan
belas) jam tatap muka per minggu bagi guru mata pelajaran, atau beban
bimbingan antara 75 (tujuh puluh lima) hingga 100 (seratus) peserta didik per
tahun bagi guru bimbingan dan konseling.
(6) Selama berlangsungnya program induksi, pembimbing, kepala
sekolah/madrasah, dan pengawas wajib membimbing guru pemula agar menjadi
guru profesional.
(7) Pembimbingan yang diberikan meliputi bimbingan dalam perencanaan
pembelajaran/bimbingan dan konseling, pelaksanaan kegiatan pembelajaran/
bimbingan dan konseling, penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran/bimbingan
dan konseling, perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian
dan evaluasi pembelajaran/bimbingan dan konseling, dan pelaksanaan tugas
lain yang relevan.
Pasal 8
(1) Pembimbing ditugaskan oleh kepala sekolah/madrasah atas dasar
profesionalisme dan kemampuan komunikasi.
(2) Dalam hal sekolah/madrasah tidak memiliki pembimbing sebagaimana
dipersyaratkan, kepala sekolah/madrasah dapat menjadi pembimbing sejauh
dapat dipertanggungjawabkan dari segi profesionalisme dan kemampuan
komunikasi.
(3) Dalam hal kepala sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing, kepala
sekolah/madrasah dapat meminta pembimbing dari satuan pendidikan yang
terdekat dengan persetujuan kepala dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota
atau kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan tingkat
kewenangannya.
Pasal 9
(1) Penilaian terhadap kinerja guru pemula dilakukan pada akhir masa program
induksi.
(2) Hasil penilaian kinerja sebagaimana ayat (1) merupakan hasil kesepakatan
pembimbing, kepala sekolah/madrasah, dan pengawas;
(3) Hasil penilaian kinerja guru pemula berupa nilai dengan kategori amat baik, baik,
cukup, sedang, dan kurang, yang selanjutnya disampaikan kepada kepala dinas
pendidikan/kantor kementerian agama setempat.
(4) Kepala dinas pendidikan/kantor kementerian agama setempat menerbitkan
sertifikat bagi guru pemula yang memiliki kinerja paling kurang kategori baik.
Pasal 10
(1) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, yang telah
menyelesaikan program induksi dengan nilai kinerja paling kurang kategori baik,
yang dibuktikan dengan sertifikat sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (4)
dapat diusulkan untuk diangkat dalam jabatan fungsional guru.
5
(2) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, yang belum
mencapai nilai kinerja dengan kategori baik dapat mengajukan masa
perpanjangan paling lama 1 (satu) tahun.
(3) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, yang tidak
mencapai nilai kinerja dengan kategori baik dalam masa perpanjangan, dapat
ditugasi mengajar sebagai guru tanpa jabatan fungsional guru.
(4) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, yang ditugasi
mengajar sebagai guru tanpa jabatan fungsional guru sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), dapat diusulkan untuk diangkat dalam jabatan fungsional guru
apabila telah memiliki nilai kinerja paling kurang kategori baik pada tahun
berikutnya yang dibuktikan dengan sertifikat sebagaimana dimaksud pada Pasal
9 ayat (4).
(5) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang telah menyelesaikan program
induksi dengan nilai kinerja paling kurang kategori baik, yang dibuktikan dengan
sertifikat sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (4) dapat diusulkan untuk
diangkat sebagai guru tetap dan diangkat dalam jabatan fungsional guru.
(6) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang belum mencapai nilai kinerja
dengan kategori baik dapat mengajukan masa perpanjangan paling lama 1 (satu)
tahun.
(7) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang tidak mencapai nilai kinerja
dengan kategori baik dalam masa perpanjangan, tidak dapat diangkat menjadi
guru tetap.
(8) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang tidak mencapai nilai kinerja
dengan kategori baik dalam masa perpanjangan, dapat ditugasi mengajar
sebagai guru tanpa jabatan fungsional guru.
(9) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang ditugasi mengajar sebagai guru
tanpa jabatan fungsional guru sebagaimana ayat (8), dapat diusulkan untuk
diangkat sebagai guru tetap dan diangkat dalam jabatan fungsional guru apabila
telah memiliki nilai kinerja paling kurang kategori baik pada tahun berikutnya yang
dibuktikan dengan sertifikat sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (4).
Pasal 11
(1) Direktorat jenderal melakukan evaluasi terhadap implementasi kebijakan program
induksi bagi guru pemula secara nasional.
(2) Dinas pendidikan provinsi atau kantor wilayah kementerian agama melaksanakan
evaluasi pelaksanaan program induksi bagi guru pemula dalam lingkup provinsi
dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggung jawabnya.
(3) Dinas pendidikan atau kantor kementerian agama kabupaten/kota melaksanakan
evaluasi pelaksanaan program induksi bagi guru pemula dalam lingkup
kabupaten/kota dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggung jawabnya.
(4) Penyelenggara pendidikan melakukan evaluasi pelaksanaan program induksi
bagi guru pemula pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh
masyarakat yang menjadi tanggung jawabnya.
(5) Direktorat jenderal memberikan bimbingan teknis terhadap implementasi
kebijakan program induksi bagi guru pemula secara nasional.
(6) Dinas pendidikan provinsi/kantor kementerian agama memberikan bimbingan
teknis terhadap pelaksanaan program induksi bagi guru pemula dalam lingkup
provinsi dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggung jawabnya.
5
(7)Dinaspendidikan
atau kantorkementrian
agamakabupaten/kota
memberikan
bimbingan
teknis
terhadap
pelaksanaan
program
induksi
bagigurupemula
dalam
lingkup
kabupaten/kota
dansekolah/madrasah
yangmenjadi
tanggung
jawabnya.
(8)Penyelenggara
pendidikan
memberikan
bimbingan
teknis
ter:hadap
pelaksanaan
program
induksi
bagigurupemula
padasekolah/madrasah
yangdiselenggarakan
olehmasyarakat
yangmenjadi
tanggung
jawabnya.
Pasal12
Setiapsekotah/madrasah
wajibmelaksanakan
program
induksi
bagigurupemula
paling
lambat
1 (satu)
tahun
sejakPeraturan
Menteri
iniditetapkan:
I Pasal13
'
*,
Tatacara pelaksanaan
program
induksiyang lebihrincidiatut'dalampedoman
sebagaimana
tercantum
padaLampiran
Peraturan
Menteri
ini.
Pasal,14
Peraturan
Menteri
inimulai
berlaku
padatanggal
diteiapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan
Peraturan
MenteriPendidikan
Nasionalini,denganpenempatannya
dalam BeritaNegara
Republik
Indonesia. ,
Ditetapkan
diJakarta-
paoa
tanggai
i7 Or.i"ner
201
o
. 1 . .
MENTERI
PEND1DIKAN
NASIONAL,
TTD.
:-' ''"
"
MOHAMMAD.IIUH
Diundangkan
diJakarta ' , "
padatanggal
27Oktober
2010
MENTERI
HUKUM
DANHAKASASI
MANUSIA .
REPUBLIK
INDONESIA,
TTD. ., li t,'
'''': ''
PATR|ALISAKBAR . .i.... .
BERITA
NEGARA
REPUBLIK
INDONESIA
TAHUN
201O
NOMOR
526
f/
dengan
aslinya.
danOrganisasi,
Moenta,S.H.,M.H.,DFM
987031
003
1
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 27 TAHUN 2010 TANGGAL 27 OKTOBER 2010
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA
Program Induksi dapat dilaksanakan dalam beberapa model. Pihak sekolah
menggunakan Panduan Kerja yang disediakan Direktorat Jenderal untuk memandu
guru pemula dalam melaksanakan program induksi. Berikut ini diberikan salah satu
model pelaksanaan program Induksi melalui tahapan-tahapan:
A. Persiapan
Sekolah/madrasah yang akan melaksanakan program induksi bagi guru pemula
perlu melakukan hal-hal berikut:
1. Analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: ciri
khas sekolah/madrasah, latar belakang pendidikan dan pengalaman guru
pemula, ketersediaan pembimbing yang memenuhi syarat, penyediaan buku
pedoman, dan keberadaan organisasi profesi yang terkait.
2. Pelatihan program induksi bagi guru pemula yang diikuti oleh kepala
sekolah/madrasah dan calon pembimbing dengan pelatih seorang pengawas
yang telah mengikuti program pelatihan bagi pelatih program induksi.
3. Penyiapan buku pedoman bagi guru pemula yang memuat kebijakan
sekolah/madrasah, prosedur kegiatan sekolah/madrasah, format administrasi
pembelajaran/pembimbingan, dan informasi lain yang dapat membantu guru
pemula belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah/madrasah.
4. Penunjukan seorang pembimbing bagi guru pemula yang memiliki kriteria sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2
B. Pengenalan Sekolah/Madrasah dan Lingkungannya
Pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya dilaksanakan pada bulan
pertama setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah/madrasah tempat
guru pemula bertugas. Pada bulan pertama ini, dilakukan hal-hal berikut:
1. Pembimbing:
a. memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah/madrasah kepada guru pemula;
b. memperkenalkan guru pemula kepada siswa;
c. melakukan pembimbingan dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan
proses pembelajaran dan tugas terkait lainnya;
2. Guru pemula:
a. mengamati situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, termasuk
melakukan observasi di kelas sebagai bagian pengenalan situasi;
b. mempelajari buku pedoman dan panduan kerja bagi guru pemula, data-data
sekolah/madrasah, tata tertib sekolah/madrasah, dan kode etik guru;
c. mempelajari ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar di
sekolah/madrasah;
d. mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
C. Pelaksanaan Pembimbingan
Pelaksanaan pembimbingan dilakukan pada bulan kedua sebagai berikut:
1. guru pemula bersama pembimbing menyusun silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran/pembimbingan (RPP) yang akan digunakan pada pertemuan
minggu-minggu pertama.
2. guru pemula bersama pembimbing menyusun rencana pengembangan
keprofesian berkelanjutan untuk tahun pertama masa induksi;
3
Bimbingan yang diberikan kepada guru pemula meliputi proses pembelajaran dan
pelaksanaan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru, seperti pembina
ekstra kurikuler.
Bimbingan dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara:
1. memberi motivasi tentang pentingnya tugas guru;
2. memberi arahan tentang perencanaan pembelajaran/pembimbingan,
pelaksanaan pembelajaran/pembimbingan dan penilaian hasil belajar/bimbingan
siswa;
3. memberi kesempatan untuk melakukan observasi pembelajaran di kelas dengan
menggunakan lembar observasi pembelajaran;
Bimbingan pelaksanaan tugas lain dilakukan dengan cara:
1. melibatkan guru pemula dalam kegiatan-kegiatan di sekolah;
2. memberi arahan dalam menyusun rencana dan pelaksanaan program pada
kegiatan yang menjadi tugas tambahan
Selanjutnya guru pemula melaksanakan proses pembelajaran/pembimbingan
dengan diobservasi oleh pembimbing sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap bulan
pada masa pelaksanaan program induksi dari bulan kedua sampai dengan bulan
kesembilan.
D. Penilaian
1. Metode Penilaian
Penilaian guru pemula merupakan penilaian kinerja berdasarkan kompetensi
guru: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut dapat dinilai melalui
observasi pembelajaran dan observasi pelaksanaan tugas lain. Observasi
pembelajaran dan pembimbingan ini diawali dengan pertemuan praobservasi
yang dilaksanakan untuk menentukan fokus sub-kompetensi guru yang akan
4
diobservasi (maksimal 5 sub-kompetensi), kemudian pelaksanaan observasi
yang dilakukan terhadap fokus sub-kompetensi yang telah disepakati, dan
diakhiri pertemuan pascaobservasi untuk membahas hasil observasi dan
memberikan umpan balik berdasarkan fokus sub-kompetensi yang telah
disepakati bersama, berupa ulasan tentang hal-hal yang sudah baik dan hal
yang perlu dikembangkan.
Hasil penilaian setiap sub-kompetensi dicantumkan dengan memberikan tanda
cek (√) dan deskripsinya berdasarkan observasi. Deskripsi hasil penilaian
menjadi masukan atau umpan balik untuk perbaikan pada pelaksanaan
pembelajaran dan pembimbingan berikutnya.
Penilaian dilakukan dengan 2 (dua) tahap, yaitu:
1. Tahap pertama, penilaian dilakukan oleh pembimbing pada bulan kedua
sampai dengan bulan kesembilan yang bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi guru dalam proses pembelajaran dan pembimbingan dan tugas
lainnya;
2. Tahap kedua, penilaian dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan
pengawas yang bertujuan untuk menentukan nilai kinerja guru pemula.
Setiap hasil penilaian tahap pertama dan tahap kedua memuat penjelasan
mengenai kemajuan pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan oleh guru
pemula yang dapat menjadi bahan masukan bagi perbaikan guru pemula untuk
memperoleh nilai kinerja baik.
Tabel : Komponen Penilaian Kinerja Guru Pemula
Kompetensi
1. Kompetensi pedagogis
1.1. Memahami latar belakang siswa
1.2. Memahami teori belajar
1.3. Pengembangan kurikulum
5
1.4. Aktivitas pengembangan pendidikan
1.5. Peningkatan potensi siswa
1.6. Komunikasi dengan siswa
1.7. Assessmen & evaluasi
2. Kompetensi kepribadian
2.1. Berperilaku sesuai dengan norma, kebiasaan, dan hukum
di Indonesia
2.2. Kepribadian matang dan stabil
2.3. Memiliki etika kerja dan komitmen serta kebanggan
menjadi guru
3. Kompetensi sosial
3.1. Berperilaku inklusif, objektif, dan tidak pilih kasih
3.2. Komunikasi dengan guru, pegawai sekolah,orang tua, dan
masyarakat
4. Kompetensi profesional
4.1. Pengetahuan dan pemahaman tentang struktur, isi dan
standar kompetensi mata pelajaran dan tahap-tahap
pengajaran
4.2. Profesionalisme yang meningkat melalui refleksi diri
Lembar Penilaian dan Kriteria Penilaian:
Penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian kinerja bagi
guru. Skor hasil penilaian selanjutnya dikonversi ke rentang 0-100, sebagai berikut:
Skor yang dperoleh
---------------------------- X 100 = ................ (Skor Akhir)
Total skor
Hasil skor akhir selanjutnya dimasukkan dalam kriteria sebagai berikut:
91 - 100 = Amat Baik
76 - 90 = Baik
61 - 75 = Cukup
51 - 60 = Sedang
< 50 = Kurang
6
2. Proses Penilaian Tahap Pertama
Penilaian tahap pertama dilaksanakan pada bulan kedua sampai dengan
kesembilan berupa penilaian kinerja guru melalui observasi pembelajaran dan
pembimbingan, ulasan, dan masukan oleh guru pembimbing. Penilaian tahap
pertama merupakan penilaian proses (assessment for learning) sebagai bentuk
pembimbingan guru pemula dalam melaksanakan proses pembelajaran dan
pembimbingan yang meliputi menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan
pembimbingan, melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan, menilai hasil
pembelajaran dan pembimbingan, dan melaksanakan tugas tambahan.
Penilaian tahap ini dilakukan oleh pembimbing melalui observasi pembelajaran
dan pembimbingan dan observasi kegiatan yang menjadi beban kerja guru
pemula, dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setiap bulan
selama masa penilaian tahap pertama. Tujuan penilaian tahap pertama ini
adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang perlu dikembangkan,
memberikan umpan balik secara reguler, dan memberikan saran perbaikan
dengan melakukan diskusi secara terbuka tentang semua aspek mengajar
dengan suatu fokus spesifik yang perlu untuk dikembangkan. Pembimbing dapat
memberikan contoh proses pembelajaran dan pembimbingan yang baik di
kelasnya atau di kelas yang diajar oleh guru lain.
Proses observasi pembelajaran dan pembimbingan memiliki tahapan sebagai
berikut:
1. Praobservasi
Guru pemula dan pembimbing mendiskusikan, menentukan, dan
menyepakati fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi
paling banyak 5 (lima) sub-kompetensi dari keseluruhan kompetensi
sebagaimana yang tertulis dalam lembar observasi pembelajaran yang akan
diisi oleh pembimbing dan lembar refleksi diri yang akan diisi oleh guru
pemula. Lima sub-kompetensi yang menjadi obyek dalam fokus observasi
dapat ditentukan secara berbeda pada setiap pelaksanaan observasi yang
didasarkan pada hasil observasi sebelumnya.
7
2. Pelaksanaan Observasi
Pembimbing mengisi lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan
secara objektif pada saat seketika pelaksanaan observasi dilakukan.
3. Pascaobservasi
Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah:
a. Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran dan pembimbingan
setelah selesai pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan.
b. Pembimbing dan guru pemula mendiskusikan proses pembelajaran dan
pembimbingan yang telah dilaksanakan.
c. Pembimbing memberikan salinan lembar observasi pembelajaran dan
pembimbingan kepada guru pemula yang telah ditandatangani oleh guru
pemula, pembimbing, dan kepala sekolah/madrasah untuk diarsipkan
sebagai dokumen portofolio penilaian proses (assessment for learning).
Penilaian tahap pertama ini dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan pokok
proses pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya. Selama berlangsungnya
penilaian tahap pertama kepala sekolah/madrasah memantau pelaksanaan
bimbingan dan penilaian tahap pertama terhadap guru pemula. Dalam penilaian
tahap pertama ini pengawas melakukan pemantauan, pembinaan, dan
pemberian dukungan dalam pelaksanaan bimbingan dan penilaian guru pemula.
3. Proses Penilaian Tahap Kedua
Penilaian tahap kedua dilaksanakan pada bulan kesepuluh sampai dengan bulan
kesebelas berupa observasi pembelajaran/pembimbingan, ulasan, dan masukan
oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas, yang mengarah pada
peningkatan kompetensi dalam pembelajaran/pembimbingan. Penilaian tahap
kedua merupakan penilaian hasil (assessment of learning) yang bertujuan untuk
menilai kompetensi guru pemula dalam melaksanakan proses
pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya.
8
Observasi pembelajaran/pembimbingan pada penilaian tahap kedua dilakukan
oleh kepala sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali, sedangkan oleh
pengawas sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 2 (dua) kali. Observasi
pembelajaran/pembimbingan dalam penilaian tahap kedua oleh kepala
sekolah/madrsah dan pengawas disarankan untuk tidak dilakukan secara
bersamaan, dengan pertimbangan agar tidak menggangu proses pembelajaran
dan pembimbingan. Apabila kepala sekolah/madrasah dan pengawas
menemukan adanya kelemahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan
pembimbingan oleh guru pemula, maka kepala sekolah/madrasah dan/atau
pengawas wajib memberikan umpan balik dan saran perbaikan kepada guru
pemula. Langkah observasi pembelajaran/pembimbingan yang dilakukan kepala
sekolah dan pengawas dalam tahap kedua adalah sebagai berikut:
1. Praobservasi
Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah bersama guru pemula
menentukan dan menyepakati fokus observasi pembelajaran dan
pembimbingan yang meliputi paling banyak 5 (lima) sub-kompetensi dari
keseluruhan kompetensi sebagaimana yang tertulis dalam lembar observasi
pembelajaran yang akan diisi oleh kepala sekolah atau pengawas
sekolah/madrasah dan lembar refleksi diri yang akan diisi oleh guru pemula.
2. Pelaksanaan Observasi
Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah mengisi lembar observasi
pembelajaran dan pembimbingan secara objektif dengan memberikan nilai
pada saat seketika pelaksanaan observasi dilakukan.
9
3. Pascaobservasi
Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah:
a. Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran/pembimbingan
setelah pembelajaran/pembimbingan dilaksakan.
b. Kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/madrasah dan guru pemula
mendiskusikan hasil penilaian pada setiap tahap pembelajaran/
pembimbingan.
c. Kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah memberikan
masukan kepada guru pemula setelah observasi selesai.
d. Guru pemula dan kepala sekolah/madrasah atau pengawas
sekolah/madrasah menandatangani lembar observasi pembelajaran dan
pembimbingan. Kepala sekolah memberikan salinan lembar observasi
pembelajaran dan pembimbingan kepada guru pemula.
Hasil penilaian kinerja guru pemula pada akhir program induksi ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan
pengawas dengan mengacu pada prinsip profesional, jujur, adil, terbuka,
akuntabel, dan demokratis. Peserta program induksi dinyatakan berhasil, jika
semua sub-kompetensi pada penilaian tahap kedua paling kurang memiliki nilai
baik.
E. Pelaporan
Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan kesebelas setelah penilaian tahap
kedua, dengan prosedur sebagai berikut:
1. Penentuan keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula
berdasarkan pengkajian penilaian tahap kedua dengan mempertimbangkan
penilaian tahap pertama, yang selanjutnya guru pemula dinyatakan memiliki nilai
kinerja dengan kategori amat baik, baik, cukup, sedang dan kurang.
10
- amat baik, jika skor penilaian antara 91-100;
- baik, jika skor penilaian antara 76-90;
- cukup, jika skor penilaian antara 61-75;
- sedang, jika skor penilaian antara 51-60;
- kurang, jika skor penilaian kurang dari 50;
2. Penyusunan draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh kepala
sekolah/madrasah berdasarkan pembahasan dengan pembimbing dan
pengawas sekolah/madrasah.
3. Penandatanganan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dilakukan oleh
kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah.
4. Pengajuan penerbitan sertifikat program induksi dilakukan oleh kepala
sekolah/madrasah yang disampaikan kepada kepala dinas pendidikan atau
kepala kantor kementerian agama kabupaten/kota bagi guru pemula yang telah
memiliki Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dengan nilai baik.
Sertifikat tersebut menyatakan bahwa peserta program induksi telah berhasil
menyelesaikan program induksi dengan nilai baik.
Isi laporan hasil pelaksanaan program induksi meliputi:
1. Data sekolah/madrasah;
2. Waktu pelaksanaan program induksi;
3. Data guru pemula peserta program induksi;
4. Deskripsi pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;
5. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap pertama;
6. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap kedua;
7. Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula yang menyatakan kategori nilai kinerja guru
pemula (amat baik, baik, cukup, sedang dan kurang) ditandatangani kepala
sekolah/madrasah.
8. Pengawas sekolah ikut menandatangani Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula.
Penyampaian|aporanhasi|pe|aksanaanprograminduksi:
1. Laporanhasilpelaksanaan
programinduksibagiguru pemulayang berstatus
CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain dalam lingkup pemerintahdaerah
disampaikan oleh Kepala sekolah kepada kepala dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota
sesuai kewenangannya,
untuk diteruskanke badan
kepegawaian
daerah
2. Laporan hasil pelaksanaanprogram induksi guru pemula yang berstatus
CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain dalam lingkup KementerianAgama
disampaikanoleh kepala madrasahkepadakepala kantorkementerianagama
kabupatenlkota
sesuaitingkat
kewenangannya.
.,.',,'
3. Laporanhasilpelaksanaan
programinduksi
guru pemulayang,berstatus
bukan
PNS disampaikanoleh Kepala sekolah/madrasah
kepada penyelenggara
pendidikandan kepaladinas pendidikan
provinsi/kabupatbnlkota
atau kepala
kantorkementerian
agamakabupaten/kota.
. a ,
MENTERIPENDIDIKAN.
NASIONAL,
TTN
| | l),
MOHAMMAD
NUH
DFM.'.
Salinan
sesuai
dengan
aslinya.
Hukum
danOrganisasi,
ngMoenta,S.H.,M.H.,
1987031003
11

More Related Content

What's hot

Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3TPedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Ady Setiawan
 
Nomor 16-tahun-2007-1-standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
Nomor 16-tahun-2007-1-standar kualifikasi akademik dan kompetensi guruNomor 16-tahun-2007-1-standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
Nomor 16-tahun-2007-1-standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
SMPK Stella Maris
 
Nomor 16-tahun-2007 standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
Nomor 16-tahun-2007 standar kualifikasi akademik dan kompetensi guruNomor 16-tahun-2007 standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
Nomor 16-tahun-2007 standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
SMPK Stella Maris
 
Format buku persediaan mengajar (1)
Format buku persediaan mengajar (1)Format buku persediaan mengajar (1)
Format buku persediaan mengajar (1)
Azmeer Reemza
 
Peran Guru BK dalam kurikulum 2013
Peran Guru BK dalam kurikulum 2013Peran Guru BK dalam kurikulum 2013
Peran Guru BK dalam kurikulum 2013
Agus Sby
 
Panduan pembinaan smp terbuka 1
Panduan pembinaan smp terbuka 1Panduan pembinaan smp terbuka 1
Panduan pembinaan smp terbuka 1Nandang Sukmara
 
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolahPermendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolahSMK YZA 2 KOTA BOGOR
 
Pedoman guru berprestasi sma tahun 2013
Pedoman guru berprestasi sma tahun 2013Pedoman guru berprestasi sma tahun 2013
Pedoman guru berprestasi sma tahun 2013Suaidin -Dompu
 
Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007: Standar Pengawas Sekolah
Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007: Standar Pengawas SekolahPermendiknas Nomor 12 Tahun 2007: Standar Pengawas Sekolah
Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007: Standar Pengawas Sekolah
Yani Pieter Pitoy
 
Sk dirjen-pedoman-beban-kerja-guru-madrasah-no-166-th-2012 new
Sk dirjen-pedoman-beban-kerja-guru-madrasah-no-166-th-2012 newSk dirjen-pedoman-beban-kerja-guru-madrasah-no-166-th-2012 new
Sk dirjen-pedoman-beban-kerja-guru-madrasah-no-166-th-2012 newSri Budi Sukiyanto
 
Juknis permen no 35
Juknis permen no 35Juknis permen no 35
Juknis permen no 35ata bik
 
AD ART MGMP Matematika SMA Sumatra Selatan
AD ART MGMP Matematika SMA Sumatra SelatanAD ART MGMP Matematika SMA Sumatra Selatan
AD ART MGMP Matematika SMA Sumatra Selatan
Ibnu Fajar
 
Lampiran permen 35_2010
Lampiran permen 35_2010Lampiran permen 35_2010
Lampiran permen 35_2010Eti Rusmiati
 
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Kandidat guru BK Profesional
 
Laporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 ok
Laporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 okLaporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 ok
Laporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 ok
annakikey1
 

What's hot (16)

Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3TPedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
 
Nomor 16-tahun-2007-1-standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
Nomor 16-tahun-2007-1-standar kualifikasi akademik dan kompetensi guruNomor 16-tahun-2007-1-standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
Nomor 16-tahun-2007-1-standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
 
Nomor 16-tahun-2007 standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
Nomor 16-tahun-2007 standar kualifikasi akademik dan kompetensi guruNomor 16-tahun-2007 standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
Nomor 16-tahun-2007 standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
 
Bk
BkBk
Bk
 
Format buku persediaan mengajar (1)
Format buku persediaan mengajar (1)Format buku persediaan mengajar (1)
Format buku persediaan mengajar (1)
 
Peran Guru BK dalam kurikulum 2013
Peran Guru BK dalam kurikulum 2013Peran Guru BK dalam kurikulum 2013
Peran Guru BK dalam kurikulum 2013
 
Panduan pembinaan smp terbuka 1
Panduan pembinaan smp terbuka 1Panduan pembinaan smp terbuka 1
Panduan pembinaan smp terbuka 1
 
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolahPermendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah
 
Pedoman guru berprestasi sma tahun 2013
Pedoman guru berprestasi sma tahun 2013Pedoman guru berprestasi sma tahun 2013
Pedoman guru berprestasi sma tahun 2013
 
Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007: Standar Pengawas Sekolah
Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007: Standar Pengawas SekolahPermendiknas Nomor 12 Tahun 2007: Standar Pengawas Sekolah
Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007: Standar Pengawas Sekolah
 
Sk dirjen-pedoman-beban-kerja-guru-madrasah-no-166-th-2012 new
Sk dirjen-pedoman-beban-kerja-guru-madrasah-no-166-th-2012 newSk dirjen-pedoman-beban-kerja-guru-madrasah-no-166-th-2012 new
Sk dirjen-pedoman-beban-kerja-guru-madrasah-no-166-th-2012 new
 
Juknis permen no 35
Juknis permen no 35Juknis permen no 35
Juknis permen no 35
 
AD ART MGMP Matematika SMA Sumatra Selatan
AD ART MGMP Matematika SMA Sumatra SelatanAD ART MGMP Matematika SMA Sumatra Selatan
AD ART MGMP Matematika SMA Sumatra Selatan
 
Lampiran permen 35_2010
Lampiran permen 35_2010Lampiran permen 35_2010
Lampiran permen 35_2010
 
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
 
Laporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 ok
Laporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 okLaporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 ok
Laporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 ok
 

Similar to 4. permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi

Program induksi-guru-pemula.docx
Program induksi-guru-pemula.docxProgram induksi-guru-pemula.docx
Program induksi-guru-pemula.docx
wiwik primayanti
 
Program Guru Indukisi
Program Guru IndukisiProgram Guru Indukisi
Program Guru Indukisi
istana walet
 
Permendiknas no. 28 tahun 20101
Permendiknas no. 28 tahun 20101Permendiknas no. 28 tahun 20101
Permendiknas no. 28 tahun 20101
Tri Widodo
 
Pigp presentation 2
Pigp presentation 2Pigp presentation 2
Pigp presentation 2
wahidinnoor
 
Program BK 2023.docx
Program BK 2023.docxProgram BK 2023.docx
Program BK 2023.docx
KhalidaEldiyani1
 
Pengertian ( juknis permenpan 35 tahun 2010)
Pengertian ( juknis permenpan 35 tahun 2010)Pengertian ( juknis permenpan 35 tahun 2010)
Pengertian ( juknis permenpan 35 tahun 2010)putu micana
 
Permen 28 th 10 ttg ks
Permen 28 th 10 ttg ksPermen 28 th 10 ttg ks
Permen 28 th 10 ttg ks
Wiwiek Trajutrisno
 
INDUKSI GURU KARANGANYAR.ppt
INDUKSI GURU KARANGANYAR.pptINDUKSI GURU KARANGANYAR.ppt
INDUKSI GURU KARANGANYAR.ppt
MzTewe
 
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolahPermendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah
Nur Rohman
 
1. Materi PIGP ke-1.ppt
1. Materi PIGP ke-1.ppt1. Materi PIGP ke-1.ppt
1. Materi PIGP ke-1.ppt
AriFianto11
 
Pigpm 2019
Pigpm  2019Pigpm  2019
Pigpm 2019
Tito Septiawan
 
PROSES PEMBERIAN KESETARAAN JF GBPNS.pptx
PROSES PEMBERIAN KESETARAAN JF GBPNS.pptxPROSES PEMBERIAN KESETARAAN JF GBPNS.pptx
PROSES PEMBERIAN KESETARAAN JF GBPNS.pptx
IkrarSabangsa
 
Paparan Sertifikasi Tahun 2015 Dinas Pendidikan Kota Semarang
Paparan Sertifikasi Tahun 2015 Dinas Pendidikan Kota SemarangPaparan Sertifikasi Tahun 2015 Dinas Pendidikan Kota Semarang
Paparan Sertifikasi Tahun 2015 Dinas Pendidikan Kota Semarang
Doni Riadi Embunpagi
 
PAPARAN DINAS PENDIDIKAN
PAPARAN DINAS PENDIDIKANPAPARAN DINAS PENDIDIKAN
PAPARAN DINAS PENDIDIKAN
Agih Cabe
 
laporan ppl tahun 2012
laporan ppl tahun 2012laporan ppl tahun 2012
laporan ppl tahun 2012
Imam Safuan
 
02 panduan skp 26022015
02 panduan skp 2602201502 panduan skp 26022015
02 panduan skp 26022015
SuaidinUsman1
 
Permen Nomor 09 tahun 2010
Permen Nomor 09 tahun 2010Permen Nomor 09 tahun 2010
Permen Nomor 09 tahun 2010Reni Nazta
 
Lampiran permen 35_2010
Lampiran permen 35_2010Lampiran permen 35_2010
Lampiran permen 35_2010liliamalia
 
BAB I
BAB IBAB I

Similar to 4. permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi (20)

Program induksi-guru-pemula.docx
Program induksi-guru-pemula.docxProgram induksi-guru-pemula.docx
Program induksi-guru-pemula.docx
 
Program Guru Indukisi
Program Guru IndukisiProgram Guru Indukisi
Program Guru Indukisi
 
Permendiknas no. 28 tahun 20101
Permendiknas no. 28 tahun 20101Permendiknas no. 28 tahun 20101
Permendiknas no. 28 tahun 20101
 
Pigp presentation 2
Pigp presentation 2Pigp presentation 2
Pigp presentation 2
 
Program BK 2023.docx
Program BK 2023.docxProgram BK 2023.docx
Program BK 2023.docx
 
Pengertian ( juknis permenpan 35 tahun 2010)
Pengertian ( juknis permenpan 35 tahun 2010)Pengertian ( juknis permenpan 35 tahun 2010)
Pengertian ( juknis permenpan 35 tahun 2010)
 
Permen 28 th 10 ttg ks
Permen 28 th 10 ttg ksPermen 28 th 10 ttg ks
Permen 28 th 10 ttg ks
 
INDUKSI GURU KARANGANYAR.ppt
INDUKSI GURU KARANGANYAR.pptINDUKSI GURU KARANGANYAR.ppt
INDUKSI GURU KARANGANYAR.ppt
 
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolahPermendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah
 
1. Materi PIGP ke-1.ppt
1. Materi PIGP ke-1.ppt1. Materi PIGP ke-1.ppt
1. Materi PIGP ke-1.ppt
 
Pigpm 2019
Pigpm  2019Pigpm  2019
Pigpm 2019
 
PROSES PEMBERIAN KESETARAAN JF GBPNS.pptx
PROSES PEMBERIAN KESETARAAN JF GBPNS.pptxPROSES PEMBERIAN KESETARAAN JF GBPNS.pptx
PROSES PEMBERIAN KESETARAAN JF GBPNS.pptx
 
Paparan Sertifikasi Tahun 2015 Dinas Pendidikan Kota Semarang
Paparan Sertifikasi Tahun 2015 Dinas Pendidikan Kota SemarangPaparan Sertifikasi Tahun 2015 Dinas Pendidikan Kota Semarang
Paparan Sertifikasi Tahun 2015 Dinas Pendidikan Kota Semarang
 
PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA
PROGRAM INDUKSI GURU PEMULAPROGRAM INDUKSI GURU PEMULA
PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA
 
PAPARAN DINAS PENDIDIKAN
PAPARAN DINAS PENDIDIKANPAPARAN DINAS PENDIDIKAN
PAPARAN DINAS PENDIDIKAN
 
laporan ppl tahun 2012
laporan ppl tahun 2012laporan ppl tahun 2012
laporan ppl tahun 2012
 
02 panduan skp 26022015
02 panduan skp 2602201502 panduan skp 26022015
02 panduan skp 26022015
 
Permen Nomor 09 tahun 2010
Permen Nomor 09 tahun 2010Permen Nomor 09 tahun 2010
Permen Nomor 09 tahun 2010
 
Lampiran permen 35_2010
Lampiran permen 35_2010Lampiran permen 35_2010
Lampiran permen 35_2010
 
BAB I
BAB IBAB I
BAB I
 

More from Kusnan Sudarmadi

PROGRAM_HUMAS 2022.pdf
PROGRAM_HUMAS 2022.pdfPROGRAM_HUMAS 2022.pdf
PROGRAM_HUMAS 2022.pdf
Kusnan Sudarmadi
 
XII_Sejarah Indonesia_KD 3.1_Final.pdf
XII_Sejarah Indonesia_KD 3.1_Final.pdfXII_Sejarah Indonesia_KD 3.1_Final.pdf
XII_Sejarah Indonesia_KD 3.1_Final.pdf
Kusnan Sudarmadi
 
Fase E_Jejak Karbon, Jejak Kita di Bumi_Gaya Hidup.pptx
Fase E_Jejak Karbon, Jejak Kita di Bumi_Gaya Hidup.pptxFase E_Jejak Karbon, Jejak Kita di Bumi_Gaya Hidup.pptx
Fase E_Jejak Karbon, Jejak Kita di Bumi_Gaya Hidup.pptx
Kusnan Sudarmadi
 
Sejarah-BG-KLS-X.pdf
Sejarah-BG-KLS-X.pdfSejarah-BG-KLS-X.pdf
Sejarah-BG-KLS-X.pdf
Kusnan Sudarmadi
 
Nuklir
NuklirNuklir
7 k
7 k7 k
Administrasi kelas x
Administrasi kelas xAdministrasi kelas x
Administrasi kelas x
Kusnan Sudarmadi
 

More from Kusnan Sudarmadi (7)

PROGRAM_HUMAS 2022.pdf
PROGRAM_HUMAS 2022.pdfPROGRAM_HUMAS 2022.pdf
PROGRAM_HUMAS 2022.pdf
 
XII_Sejarah Indonesia_KD 3.1_Final.pdf
XII_Sejarah Indonesia_KD 3.1_Final.pdfXII_Sejarah Indonesia_KD 3.1_Final.pdf
XII_Sejarah Indonesia_KD 3.1_Final.pdf
 
Fase E_Jejak Karbon, Jejak Kita di Bumi_Gaya Hidup.pptx
Fase E_Jejak Karbon, Jejak Kita di Bumi_Gaya Hidup.pptxFase E_Jejak Karbon, Jejak Kita di Bumi_Gaya Hidup.pptx
Fase E_Jejak Karbon, Jejak Kita di Bumi_Gaya Hidup.pptx
 
Sejarah-BG-KLS-X.pdf
Sejarah-BG-KLS-X.pdfSejarah-BG-KLS-X.pdf
Sejarah-BG-KLS-X.pdf
 
Nuklir
NuklirNuklir
Nuklir
 
7 k
7 k7 k
7 k
 
Administrasi kelas x
Administrasi kelas xAdministrasi kelas x
Administrasi kelas x
 

Recently uploaded

0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
WinaldiSatria
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Meet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.ppt
Meet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.pptMeet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.ppt
Meet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.ppt
RosmalahUMK
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF  KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARAwebinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF  KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
RazefZulkarnain1
 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AdeRinaMuliawati1
 

Recently uploaded (20)

0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Meet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.ppt
Meet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.pptMeet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.ppt
Meet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.ppt
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF  KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARAwebinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF  KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
 

4. permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi

  • 1. ` PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa salah satu syarat untuk pengangkatan pertama kali dalam jabatan fungsional guru harus memiliki kinerja yang baik yang dinilai dalam masa program induksi; b. bahwa Pasal 30 ayat (3) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya menentukan bahwa program induksi diatur pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Program Induksi Bagi Guru Pemula; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941); 4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
  • 2. 2 5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II; 6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA. Pasal 1 1. Program induksi bagi guru pemula yang selanjutnya disebut program induksi adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya. 2. Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat. 3. Guru tetap adalah guru yang diangkat oleh Pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara pendidikan, atau satuan pendidikan untuk jangka waktu paling singkat 2 (dua) tahun secara terus menerus, dan tercatat pada satuan administrasi pangkal di satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau pemerintah daerah serta melaksanakan tugas pokok sebagai guru. 4. Pembimbing adalah guru profesional berpengalaman yang diberi tugas untuk membimbing guru pemula dalam melaksanakan program induksi. 5. Kepala sekolah/madrasah adalah kepala Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal/ Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TK/RA/TKLB), Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/MI/SDLB), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP/MTs/SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMA/MA/SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) tempat guru pemula bertugas. 6. Pengawas adalah pengawas TK/RA/TKLB, SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK yang menyelenggarakan program induksi. 7. Penilaian kinerja adalah penilaian terhadap proses dan hasil kerja yang dilakukan oleh guru pemula. 8. Sertifikat program induksi yang selanjutnya disebut sertifikat adalah surat yang dikeluarkan oleh dinas pendidikan/kantor kementerian agama setempat yang menyatakan bahwa peserta program induksi telah menyelesaikan program induksi dengan nilai kinerja paling kurang kategori baik. 9. Direktorat jenderal adalah direktorat jenderal yang bertanggung jawab dalam pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan pada Kementerian Pendidikan Nasional atau Kementerian Agama. 10. Penyelenggara pendidikan adalah lembaga yang secara hukum merupakan pemilik sah dari sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat.
  • 3. 3 Pasal 2 Tujuan program induksi adalah membimbing guru pemula agar dapat: a. beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah/madrasah; dan b. melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah/madrasah. Pasal 3 Program induksi diselenggarakan berdasarkan prinsip profesionalisme, kesejawatan, akuntabel, dan berkelanjutan. Pasal 4 Peserta program induksi adalah: a. guru pemula berstatus calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang ditugaskan pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah; b. guru pemula berstatus pegawai negeri sipil (PNS) mutasi dari jabatan lain; c. guru pemula bukan PNS yang ditugaskan pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat. Pasal 5 (1) Guru pemula diberi hak memperoleh bimbingan dalam hal: a. pelaksanaan proses pembelajaran, bagi guru kelas dan guru mata pelajaran; b. pelaksanaan proses bimbingan dan konseling, bagi guru bimbingan dan konseling; c. pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. (2) Guru pemula yang telah menyelesaikan program induksi dengan nilai kinerja paling kurang kategori baik berhak memperoleh sertifikat. Pasal 6 Guru pemula memiliki kewajiban merencanakan pembelajaran/bimbingan dan konseling, melaksanakan pembelajaran/bimbingan dan konseling yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/bimbingan dan konseling, serta melaksanakan perbaikan dan pengayaan. Pasal 7 (1) Program induksi dilaksanakan di satuan pendidikan tempat guru pemula bertugas selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun. (2) Bagi guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, program induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan fungsional guru. (3) Bagi guru pemula yang berstatus bukan PNS, program Induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan guru tetap.
  • 4. 4 (4) Program induksi dilaksanakan secara bertahap dan sekurang-kurangnya meliputi persiapan, pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya, pelaksanaan dan observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling, penilaian, dan pelaporan. (5) Guru pemula diberi beban mengajar antara 12 (dua belas) hingga 18 (delapan belas) jam tatap muka per minggu bagi guru mata pelajaran, atau beban bimbingan antara 75 (tujuh puluh lima) hingga 100 (seratus) peserta didik per tahun bagi guru bimbingan dan konseling. (6) Selama berlangsungnya program induksi, pembimbing, kepala sekolah/madrasah, dan pengawas wajib membimbing guru pemula agar menjadi guru profesional. (7) Pembimbingan yang diberikan meliputi bimbingan dalam perencanaan pembelajaran/bimbingan dan konseling, pelaksanaan kegiatan pembelajaran/ bimbingan dan konseling, penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran/bimbingan dan konseling, perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran/bimbingan dan konseling, dan pelaksanaan tugas lain yang relevan. Pasal 8 (1) Pembimbing ditugaskan oleh kepala sekolah/madrasah atas dasar profesionalisme dan kemampuan komunikasi. (2) Dalam hal sekolah/madrasah tidak memiliki pembimbing sebagaimana dipersyaratkan, kepala sekolah/madrasah dapat menjadi pembimbing sejauh dapat dipertanggungjawabkan dari segi profesionalisme dan kemampuan komunikasi. (3) Dalam hal kepala sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing, kepala sekolah/madrasah dapat meminta pembimbing dari satuan pendidikan yang terdekat dengan persetujuan kepala dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan tingkat kewenangannya. Pasal 9 (1) Penilaian terhadap kinerja guru pemula dilakukan pada akhir masa program induksi. (2) Hasil penilaian kinerja sebagaimana ayat (1) merupakan hasil kesepakatan pembimbing, kepala sekolah/madrasah, dan pengawas; (3) Hasil penilaian kinerja guru pemula berupa nilai dengan kategori amat baik, baik, cukup, sedang, dan kurang, yang selanjutnya disampaikan kepada kepala dinas pendidikan/kantor kementerian agama setempat. (4) Kepala dinas pendidikan/kantor kementerian agama setempat menerbitkan sertifikat bagi guru pemula yang memiliki kinerja paling kurang kategori baik. Pasal 10 (1) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, yang telah menyelesaikan program induksi dengan nilai kinerja paling kurang kategori baik, yang dibuktikan dengan sertifikat sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (4) dapat diusulkan untuk diangkat dalam jabatan fungsional guru.
  • 5. 5 (2) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, yang belum mencapai nilai kinerja dengan kategori baik dapat mengajukan masa perpanjangan paling lama 1 (satu) tahun. (3) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, yang tidak mencapai nilai kinerja dengan kategori baik dalam masa perpanjangan, dapat ditugasi mengajar sebagai guru tanpa jabatan fungsional guru. (4) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, yang ditugasi mengajar sebagai guru tanpa jabatan fungsional guru sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat diusulkan untuk diangkat dalam jabatan fungsional guru apabila telah memiliki nilai kinerja paling kurang kategori baik pada tahun berikutnya yang dibuktikan dengan sertifikat sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (4). (5) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang telah menyelesaikan program induksi dengan nilai kinerja paling kurang kategori baik, yang dibuktikan dengan sertifikat sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (4) dapat diusulkan untuk diangkat sebagai guru tetap dan diangkat dalam jabatan fungsional guru. (6) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang belum mencapai nilai kinerja dengan kategori baik dapat mengajukan masa perpanjangan paling lama 1 (satu) tahun. (7) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang tidak mencapai nilai kinerja dengan kategori baik dalam masa perpanjangan, tidak dapat diangkat menjadi guru tetap. (8) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang tidak mencapai nilai kinerja dengan kategori baik dalam masa perpanjangan, dapat ditugasi mengajar sebagai guru tanpa jabatan fungsional guru. (9) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang ditugasi mengajar sebagai guru tanpa jabatan fungsional guru sebagaimana ayat (8), dapat diusulkan untuk diangkat sebagai guru tetap dan diangkat dalam jabatan fungsional guru apabila telah memiliki nilai kinerja paling kurang kategori baik pada tahun berikutnya yang dibuktikan dengan sertifikat sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (4). Pasal 11 (1) Direktorat jenderal melakukan evaluasi terhadap implementasi kebijakan program induksi bagi guru pemula secara nasional. (2) Dinas pendidikan provinsi atau kantor wilayah kementerian agama melaksanakan evaluasi pelaksanaan program induksi bagi guru pemula dalam lingkup provinsi dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggung jawabnya. (3) Dinas pendidikan atau kantor kementerian agama kabupaten/kota melaksanakan evaluasi pelaksanaan program induksi bagi guru pemula dalam lingkup kabupaten/kota dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggung jawabnya. (4) Penyelenggara pendidikan melakukan evaluasi pelaksanaan program induksi bagi guru pemula pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggung jawabnya. (5) Direktorat jenderal memberikan bimbingan teknis terhadap implementasi kebijakan program induksi bagi guru pemula secara nasional. (6) Dinas pendidikan provinsi/kantor kementerian agama memberikan bimbingan teknis terhadap pelaksanaan program induksi bagi guru pemula dalam lingkup provinsi dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggung jawabnya.
  • 6. 5 (7)Dinaspendidikan atau kantorkementrian agamakabupaten/kota memberikan bimbingan teknis terhadap pelaksanaan program induksi bagigurupemula dalam lingkup kabupaten/kota dansekolah/madrasah yangmenjadi tanggung jawabnya. (8)Penyelenggara pendidikan memberikan bimbingan teknis ter:hadap pelaksanaan program induksi bagigurupemula padasekolah/madrasah yangdiselenggarakan olehmasyarakat yangmenjadi tanggung jawabnya. Pasal12 Setiapsekotah/madrasah wajibmelaksanakan program induksi bagigurupemula paling lambat 1 (satu) tahun sejakPeraturan Menteri iniditetapkan: I Pasal13 ' *, Tatacara pelaksanaan program induksiyang lebihrincidiatut'dalampedoman sebagaimana tercantum padaLampiran Peraturan Menteri ini. Pasal,14 Peraturan Menteri inimulai berlaku padatanggal diteiapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan MenteriPendidikan Nasionalini,denganpenempatannya dalam BeritaNegara Republik Indonesia. , Ditetapkan diJakarta- paoa tanggai i7 Or.i"ner 201 o . 1 . . MENTERI PEND1DIKAN NASIONAL, TTD. :-' ''" " MOHAMMAD.IIUH Diundangkan diJakarta ' , " padatanggal 27Oktober 2010 MENTERI HUKUM DANHAKASASI MANUSIA . REPUBLIK INDONESIA, TTD. ., li t,' '''': '' PATR|ALISAKBAR . .i.... . BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 201O NOMOR 526 f/ dengan aslinya. danOrganisasi, Moenta,S.H.,M.H.,DFM 987031 003
  • 7. 1 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TANGGAL 27 OKTOBER 2010 PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA Program Induksi dapat dilaksanakan dalam beberapa model. Pihak sekolah menggunakan Panduan Kerja yang disediakan Direktorat Jenderal untuk memandu guru pemula dalam melaksanakan program induksi. Berikut ini diberikan salah satu model pelaksanaan program Induksi melalui tahapan-tahapan: A. Persiapan Sekolah/madrasah yang akan melaksanakan program induksi bagi guru pemula perlu melakukan hal-hal berikut: 1. Analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: ciri khas sekolah/madrasah, latar belakang pendidikan dan pengalaman guru pemula, ketersediaan pembimbing yang memenuhi syarat, penyediaan buku pedoman, dan keberadaan organisasi profesi yang terkait. 2. Pelatihan program induksi bagi guru pemula yang diikuti oleh kepala sekolah/madrasah dan calon pembimbing dengan pelatih seorang pengawas yang telah mengikuti program pelatihan bagi pelatih program induksi. 3. Penyiapan buku pedoman bagi guru pemula yang memuat kebijakan sekolah/madrasah, prosedur kegiatan sekolah/madrasah, format administrasi pembelajaran/pembimbingan, dan informasi lain yang dapat membantu guru pemula belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah/madrasah. 4. Penunjukan seorang pembimbing bagi guru pemula yang memiliki kriteria sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 8. 2 B. Pengenalan Sekolah/Madrasah dan Lingkungannya Pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya dilaksanakan pada bulan pertama setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah/madrasah tempat guru pemula bertugas. Pada bulan pertama ini, dilakukan hal-hal berikut: 1. Pembimbing: a. memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah/madrasah kepada guru pemula; b. memperkenalkan guru pemula kepada siswa; c. melakukan pembimbingan dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran dan tugas terkait lainnya; 2. Guru pemula: a. mengamati situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, termasuk melakukan observasi di kelas sebagai bagian pengenalan situasi; b. mempelajari buku pedoman dan panduan kerja bagi guru pemula, data-data sekolah/madrasah, tata tertib sekolah/madrasah, dan kode etik guru; c. mempelajari ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar di sekolah/madrasah; d. mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). C. Pelaksanaan Pembimbingan Pelaksanaan pembimbingan dilakukan pada bulan kedua sebagai berikut: 1. guru pemula bersama pembimbing menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran/pembimbingan (RPP) yang akan digunakan pada pertemuan minggu-minggu pertama. 2. guru pemula bersama pembimbing menyusun rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan untuk tahun pertama masa induksi;
  • 9. 3 Bimbingan yang diberikan kepada guru pemula meliputi proses pembelajaran dan pelaksanaan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru, seperti pembina ekstra kurikuler. Bimbingan dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara: 1. memberi motivasi tentang pentingnya tugas guru; 2. memberi arahan tentang perencanaan pembelajaran/pembimbingan, pelaksanaan pembelajaran/pembimbingan dan penilaian hasil belajar/bimbingan siswa; 3. memberi kesempatan untuk melakukan observasi pembelajaran di kelas dengan menggunakan lembar observasi pembelajaran; Bimbingan pelaksanaan tugas lain dilakukan dengan cara: 1. melibatkan guru pemula dalam kegiatan-kegiatan di sekolah; 2. memberi arahan dalam menyusun rencana dan pelaksanaan program pada kegiatan yang menjadi tugas tambahan Selanjutnya guru pemula melaksanakan proses pembelajaran/pembimbingan dengan diobservasi oleh pembimbing sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap bulan pada masa pelaksanaan program induksi dari bulan kedua sampai dengan bulan kesembilan. D. Penilaian 1. Metode Penilaian Penilaian guru pemula merupakan penilaian kinerja berdasarkan kompetensi guru: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut dapat dinilai melalui observasi pembelajaran dan observasi pelaksanaan tugas lain. Observasi pembelajaran dan pembimbingan ini diawali dengan pertemuan praobservasi yang dilaksanakan untuk menentukan fokus sub-kompetensi guru yang akan
  • 10. 4 diobservasi (maksimal 5 sub-kompetensi), kemudian pelaksanaan observasi yang dilakukan terhadap fokus sub-kompetensi yang telah disepakati, dan diakhiri pertemuan pascaobservasi untuk membahas hasil observasi dan memberikan umpan balik berdasarkan fokus sub-kompetensi yang telah disepakati bersama, berupa ulasan tentang hal-hal yang sudah baik dan hal yang perlu dikembangkan. Hasil penilaian setiap sub-kompetensi dicantumkan dengan memberikan tanda cek (√) dan deskripsinya berdasarkan observasi. Deskripsi hasil penilaian menjadi masukan atau umpan balik untuk perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan berikutnya. Penilaian dilakukan dengan 2 (dua) tahap, yaitu: 1. Tahap pertama, penilaian dilakukan oleh pembimbing pada bulan kedua sampai dengan bulan kesembilan yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi guru dalam proses pembelajaran dan pembimbingan dan tugas lainnya; 2. Tahap kedua, penilaian dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas yang bertujuan untuk menentukan nilai kinerja guru pemula. Setiap hasil penilaian tahap pertama dan tahap kedua memuat penjelasan mengenai kemajuan pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan oleh guru pemula yang dapat menjadi bahan masukan bagi perbaikan guru pemula untuk memperoleh nilai kinerja baik. Tabel : Komponen Penilaian Kinerja Guru Pemula Kompetensi 1. Kompetensi pedagogis 1.1. Memahami latar belakang siswa 1.2. Memahami teori belajar 1.3. Pengembangan kurikulum
  • 11. 5 1.4. Aktivitas pengembangan pendidikan 1.5. Peningkatan potensi siswa 1.6. Komunikasi dengan siswa 1.7. Assessmen & evaluasi 2. Kompetensi kepribadian 2.1. Berperilaku sesuai dengan norma, kebiasaan, dan hukum di Indonesia 2.2. Kepribadian matang dan stabil 2.3. Memiliki etika kerja dan komitmen serta kebanggan menjadi guru 3. Kompetensi sosial 3.1. Berperilaku inklusif, objektif, dan tidak pilih kasih 3.2. Komunikasi dengan guru, pegawai sekolah,orang tua, dan masyarakat 4. Kompetensi profesional 4.1. Pengetahuan dan pemahaman tentang struktur, isi dan standar kompetensi mata pelajaran dan tahap-tahap pengajaran 4.2. Profesionalisme yang meningkat melalui refleksi diri Lembar Penilaian dan Kriteria Penilaian: Penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian kinerja bagi guru. Skor hasil penilaian selanjutnya dikonversi ke rentang 0-100, sebagai berikut: Skor yang dperoleh ---------------------------- X 100 = ................ (Skor Akhir) Total skor Hasil skor akhir selanjutnya dimasukkan dalam kriteria sebagai berikut: 91 - 100 = Amat Baik 76 - 90 = Baik 61 - 75 = Cukup 51 - 60 = Sedang < 50 = Kurang
  • 12. 6 2. Proses Penilaian Tahap Pertama Penilaian tahap pertama dilaksanakan pada bulan kedua sampai dengan kesembilan berupa penilaian kinerja guru melalui observasi pembelajaran dan pembimbingan, ulasan, dan masukan oleh guru pembimbing. Penilaian tahap pertama merupakan penilaian proses (assessment for learning) sebagai bentuk pembimbingan guru pemula dalam melaksanakan proses pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan, melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan, menilai hasil pembelajaran dan pembimbingan, dan melaksanakan tugas tambahan. Penilaian tahap ini dilakukan oleh pembimbing melalui observasi pembelajaran dan pembimbingan dan observasi kegiatan yang menjadi beban kerja guru pemula, dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setiap bulan selama masa penilaian tahap pertama. Tujuan penilaian tahap pertama ini adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang perlu dikembangkan, memberikan umpan balik secara reguler, dan memberikan saran perbaikan dengan melakukan diskusi secara terbuka tentang semua aspek mengajar dengan suatu fokus spesifik yang perlu untuk dikembangkan. Pembimbing dapat memberikan contoh proses pembelajaran dan pembimbingan yang baik di kelasnya atau di kelas yang diajar oleh guru lain. Proses observasi pembelajaran dan pembimbingan memiliki tahapan sebagai berikut: 1. Praobservasi Guru pemula dan pembimbing mendiskusikan, menentukan, dan menyepakati fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi paling banyak 5 (lima) sub-kompetensi dari keseluruhan kompetensi sebagaimana yang tertulis dalam lembar observasi pembelajaran yang akan diisi oleh pembimbing dan lembar refleksi diri yang akan diisi oleh guru pemula. Lima sub-kompetensi yang menjadi obyek dalam fokus observasi dapat ditentukan secara berbeda pada setiap pelaksanaan observasi yang didasarkan pada hasil observasi sebelumnya.
  • 13. 7 2. Pelaksanaan Observasi Pembimbing mengisi lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan secara objektif pada saat seketika pelaksanaan observasi dilakukan. 3. Pascaobservasi Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah: a. Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran dan pembimbingan setelah selesai pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan. b. Pembimbing dan guru pemula mendiskusikan proses pembelajaran dan pembimbingan yang telah dilaksanakan. c. Pembimbing memberikan salinan lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan kepada guru pemula yang telah ditandatangani oleh guru pemula, pembimbing, dan kepala sekolah/madrasah untuk diarsipkan sebagai dokumen portofolio penilaian proses (assessment for learning). Penilaian tahap pertama ini dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan pokok proses pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya. Selama berlangsungnya penilaian tahap pertama kepala sekolah/madrasah memantau pelaksanaan bimbingan dan penilaian tahap pertama terhadap guru pemula. Dalam penilaian tahap pertama ini pengawas melakukan pemantauan, pembinaan, dan pemberian dukungan dalam pelaksanaan bimbingan dan penilaian guru pemula. 3. Proses Penilaian Tahap Kedua Penilaian tahap kedua dilaksanakan pada bulan kesepuluh sampai dengan bulan kesebelas berupa observasi pembelajaran/pembimbingan, ulasan, dan masukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas, yang mengarah pada peningkatan kompetensi dalam pembelajaran/pembimbingan. Penilaian tahap kedua merupakan penilaian hasil (assessment of learning) yang bertujuan untuk menilai kompetensi guru pemula dalam melaksanakan proses pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya.
  • 14. 8 Observasi pembelajaran/pembimbingan pada penilaian tahap kedua dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali, sedangkan oleh pengawas sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 2 (dua) kali. Observasi pembelajaran/pembimbingan dalam penilaian tahap kedua oleh kepala sekolah/madrsah dan pengawas disarankan untuk tidak dilakukan secara bersamaan, dengan pertimbangan agar tidak menggangu proses pembelajaran dan pembimbingan. Apabila kepala sekolah/madrasah dan pengawas menemukan adanya kelemahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan pembimbingan oleh guru pemula, maka kepala sekolah/madrasah dan/atau pengawas wajib memberikan umpan balik dan saran perbaikan kepada guru pemula. Langkah observasi pembelajaran/pembimbingan yang dilakukan kepala sekolah dan pengawas dalam tahap kedua adalah sebagai berikut: 1. Praobservasi Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah bersama guru pemula menentukan dan menyepakati fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi paling banyak 5 (lima) sub-kompetensi dari keseluruhan kompetensi sebagaimana yang tertulis dalam lembar observasi pembelajaran yang akan diisi oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah dan lembar refleksi diri yang akan diisi oleh guru pemula. 2. Pelaksanaan Observasi Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah mengisi lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan secara objektif dengan memberikan nilai pada saat seketika pelaksanaan observasi dilakukan.
  • 15. 9 3. Pascaobservasi Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah: a. Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran/pembimbingan setelah pembelajaran/pembimbingan dilaksakan. b. Kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/madrasah dan guru pemula mendiskusikan hasil penilaian pada setiap tahap pembelajaran/ pembimbingan. c. Kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah memberikan masukan kepada guru pemula setelah observasi selesai. d. Guru pemula dan kepala sekolah/madrasah atau pengawas sekolah/madrasah menandatangani lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan. Kepala sekolah memberikan salinan lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan kepada guru pemula. Hasil penilaian kinerja guru pemula pada akhir program induksi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan pengawas dengan mengacu pada prinsip profesional, jujur, adil, terbuka, akuntabel, dan demokratis. Peserta program induksi dinyatakan berhasil, jika semua sub-kompetensi pada penilaian tahap kedua paling kurang memiliki nilai baik. E. Pelaporan Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan kesebelas setelah penilaian tahap kedua, dengan prosedur sebagai berikut: 1. Penentuan keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula berdasarkan pengkajian penilaian tahap kedua dengan mempertimbangkan penilaian tahap pertama, yang selanjutnya guru pemula dinyatakan memiliki nilai kinerja dengan kategori amat baik, baik, cukup, sedang dan kurang.
  • 16. 10 - amat baik, jika skor penilaian antara 91-100; - baik, jika skor penilaian antara 76-90; - cukup, jika skor penilaian antara 61-75; - sedang, jika skor penilaian antara 51-60; - kurang, jika skor penilaian kurang dari 50; 2. Penyusunan draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh kepala sekolah/madrasah berdasarkan pembahasan dengan pembimbing dan pengawas sekolah/madrasah. 3. Penandatanganan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah. 4. Pengajuan penerbitan sertifikat program induksi dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah yang disampaikan kepada kepala dinas pendidikan atau kepala kantor kementerian agama kabupaten/kota bagi guru pemula yang telah memiliki Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dengan nilai baik. Sertifikat tersebut menyatakan bahwa peserta program induksi telah berhasil menyelesaikan program induksi dengan nilai baik. Isi laporan hasil pelaksanaan program induksi meliputi: 1. Data sekolah/madrasah; 2. Waktu pelaksanaan program induksi; 3. Data guru pemula peserta program induksi; 4. Deskripsi pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing; 5. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap pertama; 6. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap kedua; 7. Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula yang menyatakan kategori nilai kinerja guru pemula (amat baik, baik, cukup, sedang dan kurang) ditandatangani kepala sekolah/madrasah. 8. Pengawas sekolah ikut menandatangani Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula.
  • 17. Penyampaian|aporanhasi|pe|aksanaanprograminduksi: 1. Laporanhasilpelaksanaan programinduksibagiguru pemulayang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain dalam lingkup pemerintahdaerah disampaikan oleh Kepala sekolah kepada kepala dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai kewenangannya, untuk diteruskanke badan kepegawaian daerah 2. Laporan hasil pelaksanaanprogram induksi guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain dalam lingkup KementerianAgama disampaikanoleh kepala madrasahkepadakepala kantorkementerianagama kabupatenlkota sesuaitingkat kewenangannya. .,.',,' 3. Laporanhasilpelaksanaan programinduksi guru pemulayang,berstatus bukan PNS disampaikanoleh Kepala sekolah/madrasah kepada penyelenggara pendidikandan kepaladinas pendidikan provinsi/kabupatbnlkota atau kepala kantorkementerian agamakabupaten/kota. . a , MENTERIPENDIDIKAN. NASIONAL, TTN | | l), MOHAMMAD NUH DFM.'. Salinan sesuai dengan aslinya. Hukum danOrganisasi, ngMoenta,S.H.,M.H., 1987031003 11