SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
PERANAN KOMPETENSI KONSELOR ATAU GURU BK TERHADAP PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN
PERANAN KOMPETENSI KONSELOR ATAU GURU BK TERHADAP PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN
Ibnu Syamsi
Abstrak: Konselor atau guru BK adalah tenaga pendidik profesional yang memiliki standar
kualifikasi akademik dan kompetensi konselor dengan keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja.
Dalam rangka menyiapkan guru yang profesional, maka setelah calon guru dinyatakan memiliki
kompetensi akademik kependidikan dan menguasai substansi dan/atau bidang studi yang diperoleh pada
jenjang S1, maka calon guru ataupun guru harus disiapkan untuk menjadi guru profesional melalui suatu
sistem Pendidikan Profesi Guru. Program Pendidikan Profesi Guru BK/ Konselor adalah program
pendidikan yang diselenggarakan untuk lulusan S-1 Kependidikan dan S-1/D-IV Non Kependidikan yang
memiliki bakat dan minat menjadi guru, agar mereka menjadi guru yang profesional sesuai dengan
standar nasional pendidikan dan memperoleh sertifikat pendidik. Dengan demikian, keluaran PPG
Bimbingan dan Konseling atau Konselor (PPG BK/K) diharapkan mampu beradaptasi dan melaksanakan
tugas profesi pendidik yang unggul, bermartabat, dan dibanggakan lembaga pendidikan pengguna,
masyarakat, dan bangsa Indonesia.
Kata-kata Kunci: Kompetensi Konselor,Pendidika sekolah
Guru profesional adalah guru yang dalam melaksanakan tugas profesi kependidikan mampu
menampilkan kinerja atas penguasaan kompetensi akademik kependidikan dan kompetensi
penguasaan substansi dan/atau bidang studi sesuai bidang ilmunya. Dalam rangka menyiapkan guru
yang profesional, maka setelah calon guru dinyatakan memiliki kompetensi akademik kependidikan
dan menguasai substansi dan/atau bidang studi yang diperoleh pada jenjang S1, maka calon guru
harus disiapkan untuk menjadi guru profesional melalui suatu sistem Pendidikan Profesi Guru.
Menurut Undang-Undang No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan profesi adalah
pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan mahasiswa/peserta untuk memiliki
pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
Program Pendidikan Profesi Guru BK/ Konselor atau yang disingkat dengan istilah PPG
BK/K adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk lulusan S-1 Kependidikan dan S-1/D-
IV Non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru, agar mereka menjadi guru yang
profesional sesuai dengan standar nasional pendidikan dan memperoleh sertifikat pendidik. Atas dasar
uraian di atas, keluaran PPG Bimbingan dan Konseling atau Konselor (PPG BK/K) mampu
beradaptasi dan melaksanakan tugas profesi pendidik yang unggul, bermartabat, dan dibanggakan
lembaga pendidikan pengguna, masyarakat, dan bangsa Indonesia.
Keberadaan Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam sistem pendidikan nasional
dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong
belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator dan instruktur (UU No. 20/2003, pasal 1 ayat 6). Namun
pengakuan secara eksplisit dan kesejajaran posisi antara kualifikasi tenaga pendidik satu dengan yang
lainnya tidak menghilangkan arti bahwa setiap tenaga pendidik, termasuk konselor, memiliki konteks
tugas, ekspektasi kinerja, dan seting pelayanan spesifik yang satu dan yang lainnya mengandung
keunikan dan perbedaan. Oleh sebab itu, konteks dan ekspektasi kinerja guru bimbingan dan
konseling atau konselor mendapatkan penegasan kembali dengan maksud untuk meluruskan konsep
dan praktik bimbingan dan konseling ke arah yang tepat. Merujuk pada Peraturan Pemerintah RI
Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, untuk selanjutnya tenaga pendidik di bidang bimbingan dan
konseling disebut dengan Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor. Dengan adanya PPG BK/K
diharapkan kompetensi guru BK/ Konselor sekolah dapat meningkat dan akhirnya menjadi konselor
yang profesional.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 8 tahun 2009 tentang Pendidikan Profesi Guru
Pasal 1 ayat 2 menyebutkan Program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan yang selanjutnya disebut
program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk
mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/D IV Non Kependidikan yang memiliki bakat dan
minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional
pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional pada pendidikan anak usia
dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Khusus Guru Bimbingan dan Konseling diatur pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No 27 tahun 2008 disebutkan bahwa kompetensi profesional merupakan
penguasaan kiat penyelenggaraan bimbingan dan konseling yang memandirikan, yang ditumbuhkan
serta diasah melalui latihan menerapkan kompetensi akademik yang telah diperoleh dalam konteks
otentik Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor yang berorientasi pada
pengalaman dan kemampuan praktik lapangan, dan tamatannya memperoleh sertifikat profesi
bimbingan dan konseling dengan gelar profesi Konselor, disingkat Kons.
Pasal 3 ayat 1 Permendiknas No 8 dan No 9 tahun 2009 menyatakan bahwa Program PPG
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang
memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh Menteri. Mengacu pada UU No. 20/2003 pasal 3, tujuan
umum program PPG adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan khusus program PPG pra-jabatan seperti yang tercantum dalam Permendiknas No. 8
Tahun 2009 Pasal 2 adalah untuk menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam
merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran; menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan
pembimbingan, dan pelatihan peserta didik serta melakukan penelitian, dan mampu mengembangkan
profesionalitas secara berkelanjutan. Sedangkan tujuan khusus program PPG dalam jabatan seperti
tercantum dalam Permendiknas No 9 Tahun 2010 Pasal 2 adalah untuk menghasilkan guru
professional yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai
pembelajaran; menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan pembimbingan, dan pelatihan peserta
didik, dan melakukan penelitian, dan mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan. Khusus
bagi program PPG BK/K oleh karena spesifikasi konteks tugas dan ekspektansi kinerjanya, maka
tujuan PPG BK/K adalah untuk menghasilkan guru bimbingan dan konseling atau konselor yang
mampu menyelengarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan melalui empat komponen
bimbingan dan konseling yakni layanan dasar, layanan responsif, perencanaan individual, dan
dukungan sistem.
KOMPETENSI KONSELOR ATAU GURU BK
A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani
1. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas, kebebasan
memilih, dan mengedepankan kemaslahatan konseli dalam konteks kemaslahatan umum:
a. mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual,
bermoral, sosial, individual, dan berpotensi;
b. menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada umumnya dan konseli pada
khususnya;
c. peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan konseli pada khususnya;
d. menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak asasinya;
e. toleran terhadap permsalahan konseli, dan
f. bersikap demokratis
B. Menguasai landasan teoritik bimbingan dan konseling.
a. Menguasai landasan teoritik bimbingan dan konseling;
b. menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya;
c. mengimplementasikan prinsipprinsip pendidikan dan proses pembelajaran;
d. menguasai landasan budaya dalam praksis pendidikan
I. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenjang, dan jenis satuan
pendidikan:
I. menguasai esensi bimbingan dan onseling pada satuan jalur pendidikan formal, non formal, dan
informal;
II. menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenis pendidikan umum, kejuruan,
keagamaan, dan khusus; dan
III. menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenjang pendidikan usia dini, dasar dan
menengah.
1. Menguasai konsep dan praksis penelitian bimbingan dan konseling: (a) memahami berbagai
jenis dan metode penelitian; (b) mampu merancang penelitian bimbingan dan konseling; (c)
melaksanakan penelitian bimbingan dan konseling; (d) memanfaatkan hasil penelitian dalam
bimbingan dan konseling dengan mengakses jurnal pendidikan dan bimbingan dan konseling.
2. Menguasai kerangka teori dan praksis bimbingan dan konseling: (a) mengaplikasikan hakikat
pelayanan bimbingan dan konseling; (b) mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan
konseling; (c) mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan bimbingan dan konseling; (d)
mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai kondisi dan tuntutan wilayah
kerja; (e) mengaplikasikan pendekatan/model/ jenis layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling; dan (f) Mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan
bimbingan dan konseling.
C. Menyelenggarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan
1. Merancang program bimbingan dan konseling: (a) menganalisis kebutuhan konseli; (b)
menyusun program bimbingan dan konseling yang berkelanjutan berdasar kebutuhan peserta
didik secara komprehensif dengan pendekatan perkembangan; (c) menyusun rencana
pelaksanaan program bimbingan dan konseling; dan (d) merencanakan sarana dan biaya
penyelenggaraan program bimbingan dan konseling.
2. Mengimplemantasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif: (a)
Melaksanakan program bimbingan dan konseling: (b) melaksanakan pendekatan kolaboratif
dalam layanan bimbingan dan konseling; (c) memfasilitasi perkembangan, akademik, karier,
personal, dan sosial konseli; dan (d) mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan
konseling.
3. Menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling: (a) melakukan evaluasi hasil,
proses dan program bimbingan dan konseling; (b) melakukan penyesuaian proses layanan
bimbingan dan konseling; (c) menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi layanan
bimbingan dan konseling kepada pihak terkait; (d) menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi
untuk merevisi danmengembangkan program bimbingan dan konseling.
4. Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja: (a) memahami dasar, tujuan,
organisasi dan peran pihak-pihak lain (guru, wali kelas, pimpinansekolah/madrasah, komite
sekolah/madrasah di tempat bekerja; (b) mengkomunikasikan dasar, tujuan, dan kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak-pihak lain di tempat bekerja; dan (c)
bekerja sama dengan pihak-pihak terkait di dalam tempat bekerja seperti guru, orang tua,
tenaga administrasi)
5. Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling: (a) Memahami
dasar, tujuan, dan AD/ART organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk pengembangan
diri.dan profesi; (b) menaati Kode Etik profesi bimbingan dan konseling; dan (c) aktif dalam
organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri.dan profesi.
6. Mengimplementasikan kolaborasi antar profesi: (a) mengkomunikasikan aspek-aspek
profesional bimbingan dan konseling kepada organisasi profesi lain; (b) memahami peran
organisasi profesi lain dan memanfaatkannya untuk suksesnya pelayanan bimbingan dan
konseling; (c) bekerja dalam tim bersama tenaga paraprofesional dan profesional profesi lain;
dan (d) melaksanakan referal kepada ahli profesi lain sesuai keperluan.
Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu
kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara,
fasilitator, dan instruktur (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Masing-masing kualifikasi
pendidik, termasuk konselor, memiliki keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja. Standar
kualifikasi akademik dan kompetensi konselor dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka
pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor.
Pelayanan konseling yang merupakan bagian dari kegiatan pengembangan diri telah termuat
dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah.
Beban kerja Guru bimbingan dan konseling atau konselor pada Pasal 54 ayat (6) Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru yang menyatakan bahwa beban
kerja Guru bimbingan dan konseling atau konselor yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat
tambahan adalah mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta
didik per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan.
Lebih lanjut dalam penjelasan Pasal 54 ayat (6) yang menyatakan bahwa layanan bimbingan
dan konseling pemberian perhatian, pengarahan, pengendalian, dan pengawasan kepada sekurang-
kurangnya 150 (seratus lima puluh) peserta didik, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk pelayanan
tatap muka terjadwal di kelas dan layanan perseorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan
memerlukan.
Konselor adalah tenaga pendidik profesional yang telah menyelesaikan pendidikan akademik
strata satu (S-1) program studi Bimbingan dan Konseling dan program Pendidikan Profesi Konselor
dari perguruan tinggi penyelenggara program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi.
Sedangkan bagi individu yang menerima pelayanan profesi bimbingan dan konseling disebut konseli,
dan pelayanan bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan formal dan nonformal diselenggarakan
oleh konselor. Dalam Permendiknas No. 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Konselor dinyatakan bahwa kompetensi yang harus dikuasai guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor mencakup 4 (empat) ranah kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Rumusan Standar Kompetensi Konselor telah dikembangkan dan dirumuskan atas dasar
kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor. Namun bila ditata ke
dalam empat kompetensi pendidik sebagaimana tertuang dalam PP 19/2005, maka rumusan
kompetensi akademik dan profesional konselor dapat dipetakan dan dirumuskan ke dalam kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional sebagai berikut.
Mendeskripsikan ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya, prinsip-prinsip pendidikan dan
proses pembelajaran, dan menguasai landasan budaya dalam praksis pendidikan.
Melaksanakan kaidah-kaidah perilaku manusia, perkembangan fisik dan psikologis individu
terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan; kaidah-kaidah
kepribadian, individualitas dan perbedaan konseli terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan
konseling dalam upaya pendidikan; kaidah-kaidah belajar terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan
konseling dalam upaya pendidikan; kaidah-kaidah keberbakatan terhadap sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan; kaidah-kaidah kesehatan mental terhadap sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan.
Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jalur pendidikan formal, nonformal
dan informal.
Menampilkan kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan toleran terhadap pemeluk agama lain,
berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur.
Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk (spiritual,
bermoral, sosial, individual, dan berpotensi), menghargai dan mengembangkan potensi positif
individu pada umumnya dan konseli pada khususnya, peduli terhadap kemaslahatan manusia pada
umumnya dan konseli pada khususnya, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan
hak asasinya, toleran terhadap permasalahan konseli serta mampu bersikap demokratis.
Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji (seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah,
dan konsisten); menampilkan emosi yang stabil; peka, bersikap empati, serta menghormati keragaman
dan perubahan; menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang menghadapi stres dan frustasi.
Melakukan tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif; bersemangat, berdisiplin,
dan mandiri; berpenampilan menarik dan menyenangkan; berkomunikasi secara efektif
Memahami dasar, tujuan, organisasi, dan peran pihak-pihak lain (guru, wali kelas, pimpinan
sekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah) di tempat bekerja; mengkomunikasikan dasar, tujuan,
dan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak-pihak lain di tempat bekerja; bekerja
sama dengan pihak-pihak terkait di dalam tempat bekerja (seperti guru, orang tua, tenaga
administrasi).
Memahami dasar, tujuan, dan AD/ART organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk
pengembangan diri dan profesi; menaati Kode Etik profesi bimbingan dan konseling; aktif dalam
organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi
Mengkomunikasikan aspek-aspek profesional bimbingan dan konseling kepada organisasi
profesi lain, memahami peran organisasi profesi lain dan memanfaatkannya untuk suksesnya
pelayanan bimbingan dan konseling, dapat bekerja dalam tim bersama tenaga paraprofesional dan
profesional profesi lain, Melaksanakan referal kepada ahli profesi lain sesuai dengan keperluan.
Mendeskripsikan hakikat asesmen untuk keperluan pelayanan konseling, memilih teknik
penilaian sesuai dengan kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling, menyusun dan
mengembangkan instrumen penilaian untuk keperluan bimbingan dan konseling,
mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah-masalah peserta didik, memilih dan
mengadministrasikan teknik penilaian pengungkapan kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi
peserta didik, memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan kondisi aktual
peserta didik berkaitan dengan lingkungan, mengakses data dokumentasi tentang peserta didik dalam
pelayanan bimbingan dan konseling, menggunakan hasil penilaian dalam pelayanan bimbingan dan
konseling dengan tepat, menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik penilaian.
Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan konseling,mengaplikasikan arah profesi
bimbingan dan konseling, mengaplikasikan dasar‐dasar pelayanan bimbingan dan konseling,
mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai kondisi dan tuntutan wilayah kerja,
mengaplikasikan pendekatan/model/jenis pelayanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling, mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan bimbingan dan konseling.
Menganalisis kebutuhan konseli, menyusun program bimbingan dankonseling yang
berkelanjutan berdasar kebutuhan konseli secara komprehensif dengan pendekatan perkembangan,
menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling, merencanakan sarana dan biaya
penyelenggaraan program bimbingan dan konseling.
Melaksanakan program bimbingan dan konseling, melaksanakan pendekatan kolaboratif
dalam pelayanan bimbingan dan konseling, memfasilitasi perkembangan akademik, karier, personal,
dan sosial konseli, mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling.
Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program bimbingan dan konseling, melakukan
penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan konseling, menginformasikan hasil pelaksanaan
evaluasi pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak terkait, menggunakan hasil pelaksanaan
evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program bimbingan dan konseling.
Memberdayakan kekuatan pribadi, dan keprofesionalan Guru Bimbingan dan
Konseling/konselor, meminimalkan dampak lingkungan dan keterbatasan pribadi Guru Bimbingan
dan Konseling/konselor, menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan kewenangan dan kode etik
profesional Guru Bimbingan dan Konseling/konselor, mempertahankan obyektivitas dan menjaga
agar tidak larut dengan masalah peserta didik, melaksanakan referal sesuai dengan keperluan, peduli
terhadap identitas profesional dan pengembangan profesi, mendahulukan kepentingan peserta didik
daripada kepentingan pribadi Guru Bimbingan dan Konseling/konselor.
Mendeskripsikan berbagai jenis dan metode penelitian, mampu merancang penelitian
bimbingan dan konseling, melaksanakan penelitian bimbingan dan konseling, memanfaatkan hasil
penelitian dalam bimbingan dan konseling dengan mengakses jurnal pendidikan dan bimbingan dan
konseling.

More Related Content

What's hot

4. permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi
4. permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi4. permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi
4. permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksiKusnan Sudarmadi
 
0 permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi-guru-pemulalampiran
0 permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi-guru-pemulalampiran0 permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi-guru-pemulalampiran
0 permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi-guru-pemulalampiranAlwadiq Sahir
 
2. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 2013
2. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 20132. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 2013
2. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 2013syifaul123
 
Rambu-rambu penyelenggaraan BK dalam jalur formal (ABKIN)
Rambu-rambu penyelenggaraan BK dalam jalur formal (ABKIN)Rambu-rambu penyelenggaraan BK dalam jalur formal (ABKIN)
Rambu-rambu penyelenggaraan BK dalam jalur formal (ABKIN)Nur Arifaizal Basri
 
Pemerataan kualitas dan kesejahteraan guru melalui plpg -rustano
Pemerataan kualitas dan kesejahteraan guru melalui plpg  -rustanoPemerataan kualitas dan kesejahteraan guru melalui plpg  -rustano
Pemerataan kualitas dan kesejahteraan guru melalui plpg -rustanoVina Serevina
 
Permen 27 th-2008-standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor
Permen 27 th-2008-standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselorPermen 27 th-2008-standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor
Permen 27 th-2008-standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselorSMPK Stella Maris
 
Konsepsi penyelenggaraan paket b
Konsepsi penyelenggaraan paket bKonsepsi penyelenggaraan paket b
Konsepsi penyelenggaraan paket bmajujaya
 
Peran Guru BK dalam kurikulum 2013
Peran Guru BK dalam kurikulum 2013Peran Guru BK dalam kurikulum 2013
Peran Guru BK dalam kurikulum 2013Agus Sby
 
Laporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 ok
Laporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 okLaporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 ok
Laporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 okannakikey1
 
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
5. modul 5. ept pelayanan peserta didiksyifaul123
 
Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313
Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313
Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313Waosutro Waosutro
 

What's hot (15)

4. permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi
4. permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi4. permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi
4. permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi
 
0 permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi-guru-pemulalampiran
0 permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi-guru-pemulalampiran0 permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi-guru-pemulalampiran
0 permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi-guru-pemulalampiran
 
Makalah 6
Makalah 6Makalah 6
Makalah 6
 
Bab 1 bagian 1
Bab 1 bagian 1Bab 1 bagian 1
Bab 1 bagian 1
 
2. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 2013
2. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 20132. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 2013
2. modul 2.implementasi program bk dalam kurikulum 2013
 
Rambu-rambu penyelenggaraan BK dalam jalur formal (ABKIN)
Rambu-rambu penyelenggaraan BK dalam jalur formal (ABKIN)Rambu-rambu penyelenggaraan BK dalam jalur formal (ABKIN)
Rambu-rambu penyelenggaraan BK dalam jalur formal (ABKIN)
 
Pemerataan kualitas dan kesejahteraan guru melalui plpg -rustano
Pemerataan kualitas dan kesejahteraan guru melalui plpg  -rustanoPemerataan kualitas dan kesejahteraan guru melalui plpg  -rustano
Pemerataan kualitas dan kesejahteraan guru melalui plpg -rustano
 
Permendiknas no.-27-tahun-2008
Permendiknas no.-27-tahun-2008 Permendiknas no.-27-tahun-2008
Permendiknas no.-27-tahun-2008
 
Permen 27 th-2008-standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor
Permen 27 th-2008-standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselorPermen 27 th-2008-standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor
Permen 27 th-2008-standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor
 
Konsepsi penyelenggaraan paket b
Konsepsi penyelenggaraan paket bKonsepsi penyelenggaraan paket b
Konsepsi penyelenggaraan paket b
 
Peran Guru BK dalam kurikulum 2013
Peran Guru BK dalam kurikulum 2013Peran Guru BK dalam kurikulum 2013
Peran Guru BK dalam kurikulum 2013
 
Laporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 ok
Laporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 okLaporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 ok
Laporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 ok
 
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
 
Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313
Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313
Kurikulum 2013 kompetensi dasar sd versi 030313
 
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
 

Similar to Kompetensi Konselor Meningkatkan Mutu Pendidikan

Permendiknas no.27-tahun-2008
Permendiknas no.27-tahun-2008Permendiknas no.27-tahun-2008
Permendiknas no.27-tahun-2008Abu Hasthian
 
Permendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
Permendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konselingPermendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
Permendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konselingMuhamad Fatikhin
 
PROGRAM PKB Fixx.docx
PROGRAM PKB Fixx.docxPROGRAM PKB Fixx.docx
PROGRAM PKB Fixx.docxanon861507785
 
PPT PERSPEKTIF Kel. 4 Modul 7 & 8 - Copy.pptx
PPT PERSPEKTIF Kel. 4 Modul 7 & 8 - Copy.pptxPPT PERSPEKTIF Kel. 4 Modul 7 & 8 - Copy.pptx
PPT PERSPEKTIF Kel. 4 Modul 7 & 8 - Copy.pptxElviraApriani1
 
Program Guru Indukisi
Program Guru IndukisiProgram Guru Indukisi
Program Guru Indukisiistana walet
 
5. pp no.74 tahun 2008 tentang guru (ppt)
5. pp no.74 tahun 2008 tentang guru (ppt)5. pp no.74 tahun 2008 tentang guru (ppt)
5. pp no.74 tahun 2008 tentang guru (ppt)Harun Ar
 
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab II by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab II by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab II by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab II by HELDY ERISTONHeldy Eriston
 
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik ...
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik ...Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik ...
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik ...Banjir Embun
 
lampiran-permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling (1).pdf
lampiran-permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling (1).pdflampiran-permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling (1).pdf
lampiran-permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling (1).pdfaguspramono75
 
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruanKriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruanAnis Ilahi
 
Presentasi pmi-fip-bul-pend-2013elisabeth-bk
Presentasi pmi-fip-bul-pend-2013elisabeth-bkPresentasi pmi-fip-bul-pend-2013elisabeth-bk
Presentasi pmi-fip-bul-pend-2013elisabeth-bkYKN
 
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruanKriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruanAnis Ilahi
 
Program pendidikan profesi guru (ppg) bagi sarjana lulusan non kependidikan
Program pendidikan profesi guru (ppg) bagi sarjana lulusan non kependidikanProgram pendidikan profesi guru (ppg) bagi sarjana lulusan non kependidikan
Program pendidikan profesi guru (ppg) bagi sarjana lulusan non kependidikanIkfi Khofifah
 
Makalah tik
Makalah tikMakalah tik
Makalah tikuwidewi
 
Laporan Pendampingan Individu
Laporan Pendampingan IndividuLaporan Pendampingan Individu
Laporan Pendampingan IndividuSuya Yahya
 
Materi kebijakan-pengembangan-profesi-guru-presentasi
Materi kebijakan-pengembangan-profesi-guru-presentasiMateri kebijakan-pengembangan-profesi-guru-presentasi
Materi kebijakan-pengembangan-profesi-guru-presentasiSafa'at Muhtar
 
Permendikbud tahun2014 nomor 111 bimbingan konseling
Permendikbud tahun2014 nomor 111 bimbingan konselingPermendikbud tahun2014 nomor 111 bimbingan konseling
Permendikbud tahun2014 nomor 111 bimbingan konselingWinarto Winartoap
 

Similar to Kompetensi Konselor Meningkatkan Mutu Pendidikan (20)

Permendiknas no.27-tahun-2008
Permendiknas no.27-tahun-2008Permendiknas no.27-tahun-2008
Permendiknas no.27-tahun-2008
 
Permendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
Permendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konselingPermendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
Permendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
 
PROGRAM PKB Fixx.docx
PROGRAM PKB Fixx.docxPROGRAM PKB Fixx.docx
PROGRAM PKB Fixx.docx
 
PPT PERSPEKTIF Kel. 4 Modul 7 & 8 - Copy.pptx
PPT PERSPEKTIF Kel. 4 Modul 7 & 8 - Copy.pptxPPT PERSPEKTIF Kel. 4 Modul 7 & 8 - Copy.pptx
PPT PERSPEKTIF Kel. 4 Modul 7 & 8 - Copy.pptx
 
Program Guru Indukisi
Program Guru IndukisiProgram Guru Indukisi
Program Guru Indukisi
 
5. pp no.74 tahun 2008 tentang guru (ppt)
5. pp no.74 tahun 2008 tentang guru (ppt)5. pp no.74 tahun 2008 tentang guru (ppt)
5. pp no.74 tahun 2008 tentang guru (ppt)
 
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab II by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab II by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab II by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab II by HELDY ERISTON
 
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik ...
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik ...Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik ...
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik ...
 
lampiran-permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling (1).pdf
lampiran-permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling (1).pdflampiran-permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling (1).pdf
lampiran-permendikbud-no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling (1).pdf
 
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruanKriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
 
Presentasi pmi-fip-bul-pend-2013elisabeth-bk
Presentasi pmi-fip-bul-pend-2013elisabeth-bkPresentasi pmi-fip-bul-pend-2013elisabeth-bk
Presentasi pmi-fip-bul-pend-2013elisabeth-bk
 
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruanKriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
 
BAB 1 POP BK.pptx
BAB 1 POP BK.pptxBAB 1 POP BK.pptx
BAB 1 POP BK.pptx
 
Prog kerja
Prog kerjaProg kerja
Prog kerja
 
Program pendidikan profesi guru (ppg) bagi sarjana lulusan non kependidikan
Program pendidikan profesi guru (ppg) bagi sarjana lulusan non kependidikanProgram pendidikan profesi guru (ppg) bagi sarjana lulusan non kependidikan
Program pendidikan profesi guru (ppg) bagi sarjana lulusan non kependidikan
 
Makalah tik
Makalah tikMakalah tik
Makalah tik
 
Laporan Pendampingan Individu
Laporan Pendampingan IndividuLaporan Pendampingan Individu
Laporan Pendampingan Individu
 
Materi kebijakan-pengembangan-profesi-guru-presentasi
Materi kebijakan-pengembangan-profesi-guru-presentasiMateri kebijakan-pengembangan-profesi-guru-presentasi
Materi kebijakan-pengembangan-profesi-guru-presentasi
 
Permendikbud tahun2014 nomor 111 bimbingan konseling
Permendikbud tahun2014 nomor 111 bimbingan konselingPermendikbud tahun2014 nomor 111 bimbingan konseling
Permendikbud tahun2014 nomor 111 bimbingan konseling
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

More from Warnet Raha

Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanWarnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselWarnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluargaWarnet Raha
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohWarnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaWarnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramataWarnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaWarnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Kompetensi Konselor Meningkatkan Mutu Pendidikan

  • 1. PERANAN KOMPETENSI KONSELOR ATAU GURU BK TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN PERANAN KOMPETENSI KONSELOR ATAU GURU BK TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN Ibnu Syamsi Abstrak: Konselor atau guru BK adalah tenaga pendidik profesional yang memiliki standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor dengan keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja. Dalam rangka menyiapkan guru yang profesional, maka setelah calon guru dinyatakan memiliki kompetensi akademik kependidikan dan menguasai substansi dan/atau bidang studi yang diperoleh pada jenjang S1, maka calon guru ataupun guru harus disiapkan untuk menjadi guru profesional melalui suatu sistem Pendidikan Profesi Guru. Program Pendidikan Profesi Guru BK/ Konselor adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk lulusan S-1 Kependidikan dan S-1/D-IV Non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru, agar mereka menjadi guru yang profesional sesuai dengan standar nasional pendidikan dan memperoleh sertifikat pendidik. Dengan demikian, keluaran PPG Bimbingan dan Konseling atau Konselor (PPG BK/K) diharapkan mampu beradaptasi dan melaksanakan tugas profesi pendidik yang unggul, bermartabat, dan dibanggakan lembaga pendidikan pengguna, masyarakat, dan bangsa Indonesia. Kata-kata Kunci: Kompetensi Konselor,Pendidika sekolah
  • 2. Guru profesional adalah guru yang dalam melaksanakan tugas profesi kependidikan mampu menampilkan kinerja atas penguasaan kompetensi akademik kependidikan dan kompetensi penguasaan substansi dan/atau bidang studi sesuai bidang ilmunya. Dalam rangka menyiapkan guru yang profesional, maka setelah calon guru dinyatakan memiliki kompetensi akademik kependidikan dan menguasai substansi dan/atau bidang studi yang diperoleh pada jenjang S1, maka calon guru harus disiapkan untuk menjadi guru profesional melalui suatu sistem Pendidikan Profesi Guru. Menurut Undang-Undang No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan mahasiswa/peserta untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Program Pendidikan Profesi Guru BK/ Konselor atau yang disingkat dengan istilah PPG BK/K adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk lulusan S-1 Kependidikan dan S-1/D- IV Non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru, agar mereka menjadi guru yang profesional sesuai dengan standar nasional pendidikan dan memperoleh sertifikat pendidik. Atas dasar uraian di atas, keluaran PPG Bimbingan dan Konseling atau Konselor (PPG BK/K) mampu beradaptasi dan melaksanakan tugas profesi pendidik yang unggul, bermartabat, dan dibanggakan lembaga pendidikan pengguna, masyarakat, dan bangsa Indonesia. Keberadaan Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator dan instruktur (UU No. 20/2003, pasal 1 ayat 6). Namun pengakuan secara eksplisit dan kesejajaran posisi antara kualifikasi tenaga pendidik satu dengan yang lainnya tidak menghilangkan arti bahwa setiap tenaga pendidik, termasuk konselor, memiliki konteks tugas, ekspektasi kinerja, dan seting pelayanan spesifik yang satu dan yang lainnya mengandung keunikan dan perbedaan. Oleh sebab itu, konteks dan ekspektasi kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor mendapatkan penegasan kembali dengan maksud untuk meluruskan konsep dan praktik bimbingan dan konseling ke arah yang tepat. Merujuk pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, untuk selanjutnya tenaga pendidik di bidang bimbingan dan konseling disebut dengan Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor. Dengan adanya PPG BK/K diharapkan kompetensi guru BK/ Konselor sekolah dapat meningkat dan akhirnya menjadi konselor yang profesional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 8 tahun 2009 tentang Pendidikan Profesi Guru Pasal 1 ayat 2 menyebutkan Program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan yang selanjutnya disebut program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/D IV Non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
  • 3. Khusus Guru Bimbingan dan Konseling diatur pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 27 tahun 2008 disebutkan bahwa kompetensi profesional merupakan penguasaan kiat penyelenggaraan bimbingan dan konseling yang memandirikan, yang ditumbuhkan serta diasah melalui latihan menerapkan kompetensi akademik yang telah diperoleh dalam konteks otentik Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor yang berorientasi pada pengalaman dan kemampuan praktik lapangan, dan tamatannya memperoleh sertifikat profesi bimbingan dan konseling dengan gelar profesi Konselor, disingkat Kons. Pasal 3 ayat 1 Permendiknas No 8 dan No 9 tahun 2009 menyatakan bahwa Program PPG diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh Menteri. Mengacu pada UU No. 20/2003 pasal 3, tujuan umum program PPG adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan khusus program PPG pra-jabatan seperti yang tercantum dalam Permendiknas No. 8 Tahun 2009 Pasal 2 adalah untuk menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran; menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan pembimbingan, dan pelatihan peserta didik serta melakukan penelitian, dan mampu mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan. Sedangkan tujuan khusus program PPG dalam jabatan seperti tercantum dalam Permendiknas No 9 Tahun 2010 Pasal 2 adalah untuk menghasilkan guru professional yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran; menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan pembimbingan, dan pelatihan peserta didik, dan melakukan penelitian, dan mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan. Khusus bagi program PPG BK/K oleh karena spesifikasi konteks tugas dan ekspektansi kinerjanya, maka tujuan PPG BK/K adalah untuk menghasilkan guru bimbingan dan konseling atau konselor yang mampu menyelengarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan melalui empat komponen bimbingan dan konseling yakni layanan dasar, layanan responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem. KOMPETENSI KONSELOR ATAU GURU BK A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani 1. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas, kebebasan memilih, dan mengedepankan kemaslahatan konseli dalam konteks kemaslahatan umum:
  • 4. a. mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan berpotensi; b. menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada umumnya dan konseli pada khususnya; c. peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan konseli pada khususnya; d. menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak asasinya; e. toleran terhadap permsalahan konseli, dan f. bersikap demokratis B. Menguasai landasan teoritik bimbingan dan konseling. a. Menguasai landasan teoritik bimbingan dan konseling; b. menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya; c. mengimplementasikan prinsipprinsip pendidikan dan proses pembelajaran; d. menguasai landasan budaya dalam praksis pendidikan I. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan: I. menguasai esensi bimbingan dan onseling pada satuan jalur pendidikan formal, non formal, dan informal; II. menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenis pendidikan umum, kejuruan, keagamaan, dan khusus; dan III. menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenjang pendidikan usia dini, dasar dan menengah. 1. Menguasai konsep dan praksis penelitian bimbingan dan konseling: (a) memahami berbagai jenis dan metode penelitian; (b) mampu merancang penelitian bimbingan dan konseling; (c) melaksanakan penelitian bimbingan dan konseling; (d) memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan dan konseling dengan mengakses jurnal pendidikan dan bimbingan dan konseling. 2. Menguasai kerangka teori dan praksis bimbingan dan konseling: (a) mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan konseling; (b) mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan konseling; (c) mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan bimbingan dan konseling; (d) mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai kondisi dan tuntutan wilayah kerja; (e) mengaplikasikan pendekatan/model/ jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling; dan (f) Mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan bimbingan dan konseling. C. Menyelenggarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan 1. Merancang program bimbingan dan konseling: (a) menganalisis kebutuhan konseli; (b) menyusun program bimbingan dan konseling yang berkelanjutan berdasar kebutuhan peserta
  • 5. didik secara komprehensif dengan pendekatan perkembangan; (c) menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling; dan (d) merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan program bimbingan dan konseling. 2. Mengimplemantasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif: (a) Melaksanakan program bimbingan dan konseling: (b) melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam layanan bimbingan dan konseling; (c) memfasilitasi perkembangan, akademik, karier, personal, dan sosial konseli; dan (d) mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling. 3. Menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling: (a) melakukan evaluasi hasil, proses dan program bimbingan dan konseling; (b) melakukan penyesuaian proses layanan bimbingan dan konseling; (c) menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi layanan bimbingan dan konseling kepada pihak terkait; (d) menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi danmengembangkan program bimbingan dan konseling. 4. Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja: (a) memahami dasar, tujuan, organisasi dan peran pihak-pihak lain (guru, wali kelas, pimpinansekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah di tempat bekerja; (b) mengkomunikasikan dasar, tujuan, dan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak-pihak lain di tempat bekerja; dan (c) bekerja sama dengan pihak-pihak terkait di dalam tempat bekerja seperti guru, orang tua, tenaga administrasi) 5. Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling: (a) Memahami dasar, tujuan, dan AD/ART organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri.dan profesi; (b) menaati Kode Etik profesi bimbingan dan konseling; dan (c) aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri.dan profesi. 6. Mengimplementasikan kolaborasi antar profesi: (a) mengkomunikasikan aspek-aspek profesional bimbingan dan konseling kepada organisasi profesi lain; (b) memahami peran organisasi profesi lain dan memanfaatkannya untuk suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling; (c) bekerja dalam tim bersama tenaga paraprofesional dan profesional profesi lain; dan (d) melaksanakan referal kepada ahli profesi lain sesuai keperluan. Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Masing-masing kualifikasi pendidik, termasuk konselor, memiliki keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor. Pelayanan konseling yang merupakan bagian dari kegiatan pengembangan diri telah termuat dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah.
  • 6. Beban kerja Guru bimbingan dan konseling atau konselor pada Pasal 54 ayat (6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru yang menyatakan bahwa beban kerja Guru bimbingan dan konseling atau konselor yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan. Lebih lanjut dalam penjelasan Pasal 54 ayat (6) yang menyatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling pemberian perhatian, pengarahan, pengendalian, dan pengawasan kepada sekurang- kurangnya 150 (seratus lima puluh) peserta didik, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tatap muka terjadwal di kelas dan layanan perseorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan memerlukan. Konselor adalah tenaga pendidik profesional yang telah menyelesaikan pendidikan akademik strata satu (S-1) program studi Bimbingan dan Konseling dan program Pendidikan Profesi Konselor dari perguruan tinggi penyelenggara program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi. Sedangkan bagi individu yang menerima pelayanan profesi bimbingan dan konseling disebut konseli, dan pelayanan bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan formal dan nonformal diselenggarakan oleh konselor. Dalam Permendiknas No. 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor dinyatakan bahwa kompetensi yang harus dikuasai guru Bimbingan dan Konseling/Konselor mencakup 4 (empat) ranah kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Rumusan Standar Kompetensi Konselor telah dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor. Namun bila ditata ke dalam empat kompetensi pendidik sebagaimana tertuang dalam PP 19/2005, maka rumusan kompetensi akademik dan profesional konselor dapat dipetakan dan dirumuskan ke dalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional sebagai berikut. Mendeskripsikan ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya, prinsip-prinsip pendidikan dan proses pembelajaran, dan menguasai landasan budaya dalam praksis pendidikan. Melaksanakan kaidah-kaidah perilaku manusia, perkembangan fisik dan psikologis individu terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan; kaidah-kaidah kepribadian, individualitas dan perbedaan konseli terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan; kaidah-kaidah belajar terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan; kaidah-kaidah keberbakatan terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan; kaidah-kaidah kesehatan mental terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan. Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jalur pendidikan formal, nonformal dan informal.
  • 7. Menampilkan kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan toleran terhadap pemeluk agama lain, berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur. Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk (spiritual, bermoral, sosial, individual, dan berpotensi), menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada umumnya dan konseli pada khususnya, peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan konseli pada khususnya, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak asasinya, toleran terhadap permasalahan konseli serta mampu bersikap demokratis. Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji (seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten); menampilkan emosi yang stabil; peka, bersikap empati, serta menghormati keragaman dan perubahan; menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang menghadapi stres dan frustasi. Melakukan tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif; bersemangat, berdisiplin, dan mandiri; berpenampilan menarik dan menyenangkan; berkomunikasi secara efektif Memahami dasar, tujuan, organisasi, dan peran pihak-pihak lain (guru, wali kelas, pimpinan sekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah) di tempat bekerja; mengkomunikasikan dasar, tujuan, dan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak-pihak lain di tempat bekerja; bekerja sama dengan pihak-pihak terkait di dalam tempat bekerja (seperti guru, orang tua, tenaga administrasi). Memahami dasar, tujuan, dan AD/ART organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi; menaati Kode Etik profesi bimbingan dan konseling; aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi Mengkomunikasikan aspek-aspek profesional bimbingan dan konseling kepada organisasi profesi lain, memahami peran organisasi profesi lain dan memanfaatkannya untuk suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling, dapat bekerja dalam tim bersama tenaga paraprofesional dan profesional profesi lain, Melaksanakan referal kepada ahli profesi lain sesuai dengan keperluan. Mendeskripsikan hakikat asesmen untuk keperluan pelayanan konseling, memilih teknik penilaian sesuai dengan kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling, menyusun dan mengembangkan instrumen penilaian untuk keperluan bimbingan dan konseling, mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah-masalah peserta didik, memilih dan mengadministrasikan teknik penilaian pengungkapan kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi peserta didik, memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan kondisi aktual peserta didik berkaitan dengan lingkungan, mengakses data dokumentasi tentang peserta didik dalam pelayanan bimbingan dan konseling, menggunakan hasil penilaian dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan tepat, menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik penilaian.
  • 8. Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan konseling,mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan konseling, mengaplikasikan dasar‐dasar pelayanan bimbingan dan konseling, mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai kondisi dan tuntutan wilayah kerja, mengaplikasikan pendekatan/model/jenis pelayanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan bimbingan dan konseling. Menganalisis kebutuhan konseli, menyusun program bimbingan dankonseling yang berkelanjutan berdasar kebutuhan konseli secara komprehensif dengan pendekatan perkembangan, menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling, merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan program bimbingan dan konseling. Melaksanakan program bimbingan dan konseling, melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam pelayanan bimbingan dan konseling, memfasilitasi perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial konseli, mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling. Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program bimbingan dan konseling, melakukan penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan konseling, menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak terkait, menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program bimbingan dan konseling. Memberdayakan kekuatan pribadi, dan keprofesionalan Guru Bimbingan dan Konseling/konselor, meminimalkan dampak lingkungan dan keterbatasan pribadi Guru Bimbingan dan Konseling/konselor, menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan kewenangan dan kode etik profesional Guru Bimbingan dan Konseling/konselor, mempertahankan obyektivitas dan menjaga agar tidak larut dengan masalah peserta didik, melaksanakan referal sesuai dengan keperluan, peduli terhadap identitas profesional dan pengembangan profesi, mendahulukan kepentingan peserta didik daripada kepentingan pribadi Guru Bimbingan dan Konseling/konselor. Mendeskripsikan berbagai jenis dan metode penelitian, mampu merancang penelitian bimbingan dan konseling, melaksanakan penelitian bimbingan dan konseling, memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan dan konseling dengan mengakses jurnal pendidikan dan bimbingan dan konseling.