1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 1
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RENCANA KERJA
DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAGAR
KANTOR,
TAHUN ANGGARAN 2017
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 2
BAB XII
SPESIFIKASI
TEKNIS
1. URAIAN UMUM 1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
Pekerjaan Pembangunan Pagar Kantor dan
Halaman Kantor Pengadilan Negeri Klas 1 A
Kupang
1.2. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada :
a. Rencana kerja dan syarat-syarat
b. Bestek, detail dan gambar kerja c.
Risalah Aanwizjing
d. Keputusan Direksi lapangan
1.3. Apabila terjadi perbedaan teknis/ persepsi tentang
pelaksanaan maka diharuskan berkonsultasi dan
persetujuan pihak Direksi
1.4. Pemborong diharuskan menyerahkan contoh material/
bahan/ barang sebelum digunakan/
dipasang di lapangan
2. LINGKUP PEKERJAAN 2.1. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi
pengadaan material, tenaga kerja dan peralatan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan yang termasuk dalam kontrak
2.2. Lingkup pekerjaan adalah :
a. Pekerjaan Bangunan Standar a.
Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Struktur :
I. Struktur Lantai
c. Pekerjaan Arsitektur
I. Pekerjaan Lantai Dasar
II. Pekerjaan Lantai 2 (Dua) III.
Pekerjaan Exterior
d. Pekerjaan Mekanikal dan Eletrikal
I. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
II. Pekerjaan Plumbing dan Sanitary
3. SITUASI 3.1. Lokasi Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan
Negeri Kelas IA Kupang adalah :
Jalan Pala – Kota Kupang
3.2. Pembangunan yang akan dilaksanakan terdiri
dari :
3. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 3
a. Pembangunan Pagar Kantor dan Halaman, pos
jaga Kantor Pengadilan Negeri Klas 1 A Kupang
3.3. Pada saat Aanwizjing lapangan lokasi akan ditunjukan
pekerjaan yang akan dilaksanakan, Kontraktor wajib
meneliti situasi Tapak, terutama keadaan tanah, sifat
dan luasnya pekerjaan, dan hal-hal lain yang dapat
mempengaruhi harga penawaran. untuk itu setiap
rekanan diharuskan meneliti dengan seksama setiap
detail bangunan rencana
3.4. Ukuran luas tersebut dalam pasal 1 ayat-ayat terdahulu
dimaksudkan sebagai garis besar/ prinsip/ patokan
pelaksanaan dan pegangan Kontraktor.
3.5. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala
kondisi yang ada (Existing) di Tapak yang meliputi
antara lain, pepohonan, saluran drainase, pipa, kabel
dibawah tanah dan lain sebagainya yang dapat
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3.6. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan
pembongkaran ataupun pemindahan hal-hal tersebut
diatas, maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki
kembali, atau menyelesaikan pekerjaan tersebut
sebaik mungkin tanpa mengganggu system yang ada.
3.7. Didalam kasus ini Kontraktor tidak dapat
mengajukan “klaim” biaya pekerjaan tambah,
sebelum melakukan pemindahan/ pembongkaran
segala sesuatu yang ada di lapangan, Kontraktor
diwajibkan melaporkan dahulu ke Konsultan
Pengawas/Direksi.
3.8. Kelalaian atau kekurangtelitian Kontraktor dalam hal ini
tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim
baik dari segi waktu maupun biaya.
4. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 4
3.9. Lahan bangunan akan diserahkan kepada pemborong
dengan kondisi seperti pada saat Aanwizjing lapangan,
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk meneliti dan
meninjau lapangan adalah menjadi tanggung jawab
sepenuhnya pihak rekanan.
4. UKURAN TINGGI
DAN PATOK
4.1. Satuan
Semua ukuran yang ada dalam rencana adalah dalam
cm (centi meter) untuk ukuran baja dalam
mm atau inch
4.2. Permukaan atas lantai keramik (P + 0,00) adalah
100 cm dari tanah setelah ukuran tanah hasil timbunan,
kecuali ditetapkan lain pada saat rapat penjelasan
pekerjaan (sesuai gambar rencana)
4.3. Ukuran penduga dari Pipa dia 2” setinggi 100 cm
dari muka tanah asli, yang dilakukan dengan cor beton
untuk pondasinya. Ukuran penduga tersebut
merupakan titik pikat tetap yang harus dibuat
pemborong sesuai arahan Direksi.
4.4. Mengukur letak bangunan
Ketentuan letak bangunan harus dibawah arahan
dan pengawasan pihak Direksi,
pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat
ukur THEODOLITE dan perlengkapan lainnya
yang dibutuhkan dalam pengukuran
4.5. Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli
dalam cara-cara mengukur, alat-alat
penyipat datar (Theodolit, Waterpass), prisma
silang pengukuran menurut kondisi dan situasi tanah
bangunan, yang selalu berada di lapangan.
4.6. Perbedaan antara gambar Kerja Dokumen dengan
keadaan di lapangan harus dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas/Direksi, selanjutnya Konsultan
Pengawas/Direksi berkonsultasi dengan Konsultan
Perencana.
4.7. Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan tanpa
sepengetahuan Konsultan Pengawas/ Direksi.
5. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 5
5. DIREKSI KEET/
LOS KERJA
5.1. Pada awal pelaksanaan pekerjaan tahap pertama
berlangsung, pemborong telah menyiapkan bangunan
sementara yang berfungsi sebagai kantor proyek
dan atau los kerja yang dipergunakan sebagai
operasional kantor dan tempat menyimpan barang/
material, peralatan maupun dapat digunakan sebagai
los kerja bagi tempat tinggal sementara tenaga
kerja
5.2. Bangunan sementara ini masih terus dapat difungsikan
untuk pelaksanaan pekerjaan tahap
III.
6. GAMBAR-GAMBAR
DOKUMEN
6.1. Rencana Kerja dan syarat-syarat ini (RKS)
dilampiri
a. Gambar Site Plan
b. Gambar Kerja Struktur ( SI )
c. Gambar Kerja Arsitektur ( AR )
7. PERATURAN
TEKNIS
PEMBANGUNAN
YANG DIGUNAKAN
7.1. Dalam melaksanakan Pekerjan, kecuali bila ditentukan
lain dalam Rencana Kerja dan Syarat- syarat ini, berlaku
dan mengikat ketentuan- ketentuan dibawah ini
termasuk segala perubahan dan tambahannya :
6. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 6
a. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan
Pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwarden voor de Uitvoering bij Aaneming
vanoenbare Werken (AV) 1941.
b. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia
untuk Arbitasi Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia.
c. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan
Kerja Departemen Tenaga Kerja.
d. Peraturan Beton bertulang Indonesia NI – 2
PBI 1971.
e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI 5 PKKI. f.
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja
Indonesia PPBI 1984.
g. Peraturan Muatan Indonesia PMI.
h. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia
NI – PUBI 1970.
i. Peraturan Umum Listrik Indonesia PUIL 1979
dan Peraturan PLN setempat.
j. SK SNI No. T – 15 – 1991 – 03.
k. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir
Indonesia PUIPP.
l. Pedoman Plumbing Indonesia PPI 1979. m.
Persyaratan Cat Indonesia NI – 4.
n. Peraturan Kapur Indonesia NI – 7.
o. Peraturan Semen Portland Indonesia NI – 8.
p. Peraturan Bata merah sebagai bahan
bangunan NI – 10.
q. Peraturan dan ketentuan lain yang
dikeluarkan oleh Dinas/Instansi Pemerintah
setempat yang bersangkutan dengan
masalah bangunan.
7. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 7
r. Untuk melaksanakan Pekerjaan ini, berlaku dan
mengikat pula :
Gambar Kerja yang dibuat oleh Konsultan
Perencana dan disahkan oleh Pemberi
Tugas termasuk pula Gambar Detail
Pelaksanaan (Shop Drawing) yang diselesaikan
oleh Kontraktor dan sudah disahkan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
Gambar dan Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (AANWIJZING).
Berita Acara Penunjukan.
Surat Keputusan Pemimpin Pelaksana
tentang Penunjukan Kontraktor.
Surat Perintah Kerja (SPK).
Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time
Schedule) yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi dan Pemberi
8. PENJELASAN RKS
DAN GAMBAR
8.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja, Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS); termasuk tambahan dan
perubahannya dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
yang dibantu Konsultan Pengawas/Direksi.
8.2. Ukuran.
Pada dasarnya semua ukuran utama yang
tertera dalam Gambar Kerja meliputi :
As - As Luar
- Luar Dalam -
Dalam
Luar - Dalam
8. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 8
8.3. Perbedaan Gambar.
a. Bila Gambar Kerja tidak sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka
yang mengikat/berlaku adalah Gambar.
b. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan
Gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang
lebih besar yang berlaku/mengikat.
c. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja
Arsitektur dengan Struktur, maka yang
berlaku/ mengikat adalah Gambar Kerja
Arsitektur sepanjang tidak mengurangi segi
Konstruksi
8.4. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing).
a. Gambar Detail Pelaksanaan atau Shop
Drawing adalah Gambar Kerja yang wajib
dibuat Kontraktor berdasarkan Gambar Kerja
Dokumen yang telah disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing
untuk Detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja
Dokumen, maupun yang diminta oleh
Konsultan Pengawas/Direksi dan atau
Konsultan Perencana.
9. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 9
c. Dalam Shop Drawing ini harus dicantum
Konsultan Pengawas/Direksi dan
digambarkan semua data yang diperlukan
termasuk pengajuan contoh jadi dari semua
bahan, keterangan produk, cara pemasangan
dan atau spesifikasi/ persyaratan khusus seuai
dengan spesifikasi pabrik yang belum
tercakup secara lengkap didalam Gambar
Kerja Dokumen maupun Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS).
d. Kontraktor wajib mengajukan Shop
Drawing kepada Konsultan Pengawas/Direksi
dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan
persetujuan tertulis bagi pelaksanaan.
e. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau
mengganti ukuran-ukuran yang tercantum
didalam gambar Kerja Dokumen tanpa
sepengetahuan Konsultan Pengawas/Direksi.
Segala akibat yang terjadi adalah tanggung
jawab Kontraktor, baik dari segi biaya
maupun waktu pelaksanaan.
9. JADWAL
PELAKSANAAN
9.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
Kontraktor wajib membuat rencana kerja pelaksanaan
dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar Chart & S-
Curve Bahan dan Tenaga dan mengkoordinasikan
hasilnya kepada Konsultan Pengawas/Direksi, sehingga
pelaksanaan pekerjaan terkendali dan tidak
mengganggu kelancaran proyek secara keseluruhan
dan kelancaran kegiatan di sekitar lokasi pekerjaan.
9.2. Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas/Direksi,
paling lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari
kalender setelah surat keputusan penunjukan (SKP)
diterima oleh Kontraktor.
10. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 10
9.3. Rencana Kerja yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.
9.4. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja
rangkap 4 (empat) kepada Konsultan Pengawas/Direksi,
1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada
bangsal Kontraktor di lapangan yang selaluy diikuti
dengan grafik kemajuan pekerjaan/prestasi kerja.
9.5. Konsultan Pengawas/Direksi akan menilai prestasi
pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja
tersebut.
10. KUASA
KONTRAKTOR DI
LAPANGAN
10.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor/Pemborong
„wajib‟ menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau
biasa disebut „Pelaksana‟ yang cakap dan
ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Kontraktor/Pemborong, berpendidikan minimal sarjana
teknik sipil atau sederajat dengan pengalaman
minimum 5 (lima) tahun, atau STM jurusan Bangunan
dengan pengalaman minimum
10 (sepuluh) tahun.
10.2. Dengan adanya „Pelaksana‟ tidak berarti bahwa
Kontraktor/Pemborong lepas tanggung jawab sebagian
maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
10.3. Kontraktor/Pemborong wajib memberi tahu secara
tertulis kepada Tim Pengelola Teknis Wilayah dan
Konsultan Pengawas/Direksi, nama dan jabatan
„Pelaksana‟ untuk mendapat persetujuan.
10.4. Bila dikemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis
Wilayah dan Konsultan Pengawas/Direksi bahwa
„Pelaksana‟ dianggap kurang mampu atau tidak
cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahukan kepada Kontraktor/Pemborong secara
tertulis untuk mengganti „Pelaksana‟.
11. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 11
10.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat
pemberitahuan, Kontraktor/Pemborong harus sudah
menunjuk „Pelaksana‟ yang baru atau
Kontraktor/Pemborong sendiri (penanggung
jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin
pelaksanaan pekerjaan.
11. TEMPAT
TINGGAL
(DOMISILI)
KONTRAKTOR
11.1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja
apabila terjadi hal-hal yang mendesak, Kontraktor dan
Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat
dan nomor telepon di lokasi kepada Tim Pengelola
Teknis setempat dan Konsultan Pengawas/Direksi.
11.2. Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan
alamat Bengkel Kerja (Workshop) dan peralatan yang
dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan
dilaksanakan.
11.3. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak
berubah selama pekerjaan. Bila terjadi perubahan
alamat Kontraktor dan Pelaksana wajib
memberitahukan secara tertulis.
12. PENJAGA
KEAMANAN
LAPANGAN
12.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan
terhadap barang-barang milik proyek, Konsultan
Pengawas/Direksi dan milik Pihak Ketiga yang ada
dilapangan.
12.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang
telah disetujui Konsultan Pengawas/Direksi/Konsultan
Perencanaan, baik yang telah dipasang maupun
yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor dan
tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan
tambah.
12.3. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor
bertanggungjawab atas akibatnya, baik yang berupa
barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu
Kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat
pemadam kebakaran yang siap ditempatkan yang akan
ditetapkan kemudian oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
12. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 12
13. JAMINAN DAN
KESELAMATAN
KERJA
13.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan
menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan dilapangan, untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi semua petugas dan
pekerja dilapangan.
13.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup
bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi
semua petugas yang ada dibawah kekuasaan
Kontraktor.
13.3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, Kamar Mandi
dan WC yang layak dan bersih bagi semua petugas
dan pekerja.
13.4. Tidak diperkenankan, membuat penginapan didalam
lapangan pekerjaan untuk Pekerja, kecuali untuk
penjaga keamanan.
13.5. Kontraktor Pelaksana Wajib Menjaga
Keselamatan seluruh personil yang terlibat di dalamnya
13.6. Segala hal yang menyangkut jaminan social dan
keselamatan para pekerja wajib diberikan oleh
Kontraktor sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
14. ALAT-ALAT
PELAKSANAAN
14.1 Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus
disediakan oleh Kontraktor, sebelum pekerjaan fisik
dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain
:
a. Beton molen yang akan ditentukan
kemudian oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
b. Theodolit dan Waterpass yang telah diijinkan
oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Perlengkapan penerangan untuk kerja
lembur.
d. Pompa air sesuai kebutuhan untuk system
pengeringan, jika diperlukan.
e. Penggetar beton yang jumlah dan tipenya akan
ditentukan kemudian oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
f. Mesin Pemadat.
g. Alat-alat besar sesuai dengan besaran
(magnitude) pekerjaan tanah apabila diperlukan.
13. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 13
15. PEMERIKSAAN
BAHAN DAN
KOMPONEN JADI
15.1 Semua bahan dan material dan komponen jadi yang
didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam buku RKS ini.
15.2. Konsultan Pengawas/Direksi berwenang
menanyakan asal bahan/material dan komponen jadi,
dan Kontraktor wajib memberi tahu.
15.3. Contoh bahan/material dan komponen jadi yang akan
digunakan harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas/Direksi dan Konsultan Perencana untuk
mendapatkan “standard of appearance”. Paling
lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah 2
(dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan. Keputusan
bahan, jenis, warna, tekstur, dan produk yang dipilih;
akan diinformasikan oleh Konsultan Pengawas/Direksi
kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh)
hari dari kalender setelah penyerahan contoh bahan
tersebut.
15.4. Semua bahan/material dan komponen jadi harus
disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Perencana/Konsultan Pengawas/Direksi sebelum
dipasang.
15.5. Bahan/material dan komponen jadi yang telah
didatangkan oleh Kontraktor dilapangan pekerjaan
tetapi ditolak pemakaiannya oleh Konsultan
Pengawas/Direksi harus segera dikeluarkan dari
lapangan pekerjaan selambat- lambatnya dalam
waktu 2x24 jam terhitung dari jam penolakan.
15.6. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan/material dan
komponen jadi harus sesuai dengan persyaratan dari
pabrik pembuat, dan atau sesuai dengan spesifikasi
bahan tersebut.
16. PEMERIKSAAN
HASIL PEKERJAAN
16.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan
Kontraktor tetapi karena bahan/material ataupun
komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri
ditolak oleh Konsultan Pengawas/Direksi harus segera
dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
Kontraktor.
14. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 14
16.2. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila
bagian pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi belum
diperiksa oleh Konsultan Pengawas/Direksi, Kontraktor
diwajibkan meminta persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Direksi. Baru apabila Konsultan
Pengawas/Direksi telah menyetujui bagian pekerjaan
tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.
16.3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24
jam dihitung dari jam diterimanya Surat
Permohonan Pemeriksaan, maka Kontraktor
dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian
yang seharusnya diperiksa dianggap telah
disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Hal ini
dikecualikan bila Konsultan Pengawas/Direksi
minta perpanjangan waktu.
15. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 15
7. PEKERJAAN
TAMBAH KURANG
DAN PERSIAPAN
PEKERJAAN
17.1. Pekerjaan Tambah Kurang.
a. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah kurang
diberitahukan dengan tertulis atau ditulis
dalam buku harian oleh Konsultan
Pengawas/Direksi serta disetujui oleh
Pemberi Tugas.
b. Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku bila
memang nyata-nyata ada perintah
tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi
atas persetujuan Pemberi Tugas.
c. Biaya pekerjaan Tambah Kurang akan
diperhitungkan menurut daftar harga satuan
pekerjaan, yang dimasukan oleh Kontraktor
sesuai AV 41 Artikel 50 dan 51 yang
pembayarannya diperhitungkan bersama
angsuran terakhir.
d. Untuk pekerjaan tambah yang harga
satuannya tidak tercantum dalam harga
satuan yang dimasukan dalam
penawaran, maka harga satuannya akan
ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan
Pengawas/Direksi bersama- sama Kontraktor
dengan persetujuan Pemberi Tugas.
e. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat
dijadikan alasan sebagai penyebab
kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi
Konsultan Pengawas/Direksi/Tim Pengelola
Teknis dapat mempertimbangkan
perpanjangan waktu karena adanya
pekerjaan tambah tersebut.
16. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 16
17.2. Persiapan Pekerjaan
a. Izin Bangunan
Izin Bangunan secara administrasi akan
diurus oleh Pemberi Tugas dalam
pelaksanaannya izin bangunan akan
diurus oleh Kontraktor. Biaya izin bangunan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Papan Reklame
Kontraktor tidak diperkenankan
menempatkan papan reklame dalam
bentuk apapun dalam lingkungan
halaman tapak pekerjaan atau pada pagar
halaman pekerjaan.
c. Papan nama Proyek
Kontraktor diwajibkan memasang
Papan Nama Proyek sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
d. Ijin-ijin lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan, misalnya ijin pemakaian jalan,
ijin lingkungan menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.
18. PEKERJAAN
PERSIAPAN
18.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan penyediaan air dan daya listrik
untuk bekerja.
b. Pekerjaan penyediaan alat pemadam
kebakaran.
c. Pekerjaan pemasangan patok ukur dan
papan bangunan (bouwplank).
17. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 17
18.2. Pekerjaan Penyediaan air dan Daya Listrik untuk
Bekerja.
a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh
Kontraktor dengan membuat sumur pompa
di tapak atau didatangkan dari luar tapak dan
disediakan pula tempat penampungannya.
b. Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari
Lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi.
c. Kontraktor harus membuat tempat
penampungan air yang senantiasa terisi
penuh untuk sarana kerja dengan kapasitas
minimal 3,5 meter kubik, dibuat dari
pasangan batako setengah batako dengan
spesi 1 PC : 3 pasir dan diplester, atau dari
drum-drum.
d. Listrik untuk bekerja harus disediakan
Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa
pembangunan berlangsung dan pemasangan
diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenankan untuk penggunaan sementara
atas persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.
18. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 18
18.3. Pekerjaan Penyediaan air dan Daya Listrik untuk
Bekerja.
e. Air untuk bekerja harus disediakan oleh
Kontraktor dengan membuat sumur pompa
di tapak atau didatangkan dari luar tapak dan
disediakan pula tempat penampungannya.
f. Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari
Lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi.
g. Kontraktor harus membuat tempat
penampungan air yang senantiasa terisi
penuh untuk sarana kerja dengan kapasitas
minimal 3,5 meter kubik, dibuat dari
pasangan batako setengah batako dengan
spesi 1 PC : 3 pasir dan diplester, atau dari
drum-drum.
h. Listrik untuk bekerja harus disediakan
Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa
pembangunan berlangsung dan pemasangan
diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenankan untuk penggunaan sementara
atas persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.
19. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 19
18.4. Pekerjaan Pembongkaran, Pembersihan dan
Pengamanan Sebelum Pelaksanaan. a.
Pembongkaran dan Pembersihan.
b. Kontraktor harus membongkar
/membersihkan /memindahkan keluar dari tapak
segala sesuatu yang tidak akan
dipakai selama pembangunan yang
mungkin akan mengganggu pelaksanaan
pekerjaan baik diatas maupun tertanam dalam
tanah tapak, sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.
Pekerjaan bongkaran meliputi : Pembongkaran
Pagar Lama, Pos Jaga Lama dan Bangunan Exs
Kantin dalam halaman gedung kantor Pengadilan
Negeri Klas 1A Kupang
c. Hasil pembongkaran dan pembersihan harus
dikeluarkan dari dalam tapak, sesuai dengan
peraturan setempat.
d. Pengamanan
Kontraktor harus melindungi dan
mengamankan dari segala kerusakan selama
pelaksanaan pekerjaan terhadap segala sesuatu
yang dinyatakan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi tidak boleh dibongkar, baik
berupa bangunan, bagian dari bangunan,
jaringan listrik, gas, saluran air minum, drainase,
maupun pepohonan yang telah ada.
Apabila terjadi kerusakan atas segala sesuatu
yang dinyatakan dipertahankan, Kontraktor
wajib memperbaiki hingga keadaan semula.
20. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 20
Dalam hal ini biaya adalah tanggung jawab
Kontraktor, tidak dapat diajukan sebagai
“klaim” biaya pekerjaan tambah.
Apabila segala sesuatu yang dinyatakan
dipertahankan mengganggu pelaksanaan
pekerjaan, maka Kontraktor harus
memindahkannya atas persetujuan
Konsultan Pengawas/Direksi.
e. Biaya untuk pekerjaan pembongkaran,
pembersihan, pengamanan menjadi
tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat
diajukan sebagai “klaim” biaya pekerjaan
tambah.
Benda-benda/ barang yang berada di atas lahan
yang akan dibangun adalah milik pemberi tugas.
Segala yang mengakibatkan kerugian yang terjadi
sebagai akibat pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi
tangung jawab penuh pihak pelaksana.
19. PEMASANGAN
BOWPLANK
19.1. Pasangan bouwplank dibuat untuk membantu
menentukan as-as/sumbu-sumbu dalam perletakan
bangunan, baik mengenai kesikuannya atau ukuran-
ukuran lainnya.
19.2. Semua papan bouwplank menggunakan kayu kelas
II/terentang, papan-papan harus lurus diserut rata,
permukaan papan harus “WATERPASS” DENGAN PIEL
LANTAI + 0,00. Setiap jarak 1,50 m; papan
bouwplank diperkuat dengan patok kayu berukuran
6/10 cm atau dolken. Pada papan bouwplank ini harus
di cat sumbu-sumbu yang diperlukan, dengan cat yang
tidak luntur oleh pengaruh cuaca.
19.3. Jarak papan bouwplank minimal 2,00 m; dari garis
bangunan terluar, untuk mencegah kelongsoran
terhadap galian-galian tanah pondasi.
19.4. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, pemborong
wajib meminta pemeriksaan dan persetujuan tertulis
dari direksi.
21. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 21
19.5. Dalam hal ini, piel lantai (+ 0,00) ditentukan + 0,65 m
dari muka tanah yang ada sekarang atau
+2,00 dari permukaan jalan atau ditentukan lain
dalam penjelasan gambar.
22. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 22
A. PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR
20. PEKERJAAN TANAH 20.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pelaksanaan galian dan urugan
tanah serta urugan pasir dengan
penyelesaian dan pembentukan
galian/urugannya harus mengikuti kemiringan/ elevasi
dan ukuran-ukuran sesuai gambar rencana, adapun
pelaksanaannya sebagai berikut :
20.2.
Pekerjaan tanah halaman dan tanah untuk
struktur
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengupasan
(stripping) dan perataan (grading) tanah pada
daerah/area yang diatasnya akan didirikan bangunan,
jalan dan perkerasan.
20.3.
Pekerjaan Penggalian
Pekerjaan ini meliputi penggalian tanah untuk :
Pondasi
Saluran Air Hujan
Dan lain-lain seperti tercantum dalam Gambar
Kerja
20.4.
Galian tanah dilaksanakan untuk pembuatan lubang
pondasi, lubang-lubang saluran dan pekerjaan-
pekerjaan lain yang menurut kondisinya memerlukan
adanya galian tanah.
20.5.
Galian tanah dilaksanakan setelah kontraktor bersama-
sama pengawas lapangan menetapkan as-as + elevasi
yang akan dilakukan galian pada papan bouwplank.
20.6.
Pekerjaan Pengurugan
Pekerjaan ini meliputi pengurugan dan pemadatan
tanah untuk :
Penimbunan galian tanah dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Pengurugan tanah untuk peninggian lantai
Dan lain-lain seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
23. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 23
20.7. Pekerjaan Pemadatan
Pekerjaan ini meliputi ::
1.pekerjaan memadatkan kembali tanah
yang selesai diurug dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan Konstruksi dan
peninggian untuk pembentukan tanah/
peninggian lantai.
2. Pekerjaan Pemadatan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan peninggian untuk
pembentukan tanah/ peninggian lantai.
3. Pekerjaan Pemadatan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan peninggian untuk
muka/elevasi Pelataran Parkir/halaman
kantor.
20.8. Pekerjaan Pembentukan Muka Tanah
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembentukan
tanah dimana bangunan akan didirikan dan
tanah disekitarnya sesuai dengan ketinggian atau
kedalaman seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
20.9. Persyaratan Bahan a.
Tanah
Tanah dari dalam tapak atau tanah dari luar tapak
Tanah untuk pengurugan, pemadatan, dan
pembentukan muka tanah harus tanah asli
bukan tanah humus, bebas dari kapur,
bekas bongkaran, Lumpur maupun unsur-
unsur lain yang dapat mengurangi kualitas
pekerjaan.
b. Alat pelaksanaan pekerjaan untuk
pembongkaran, penggalian, pengurugan dan
pemadatan
24. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 24
c. Pekerjaan Penggalian
Tanah humus digali dan dipisahkan dari lapisan
tanah dibawahnya. Pengupasan (stripping)
dengan kedalaman rata-rata 10 cm dan akan
digunakan sebagai lapisan penutup untuk urugan
tanah subur/sekeliling bangunan atau
ditempatkan langsung berdekatan fungsi
tersebut.
Sisa tanah humus harus diambil dan dibuang
keluar halaman. Pembuangan dan
pengangkutan adalah menjadi
tanggungjawab Kontraktor. Biaya apapun
untuk pembuangan dan pengangkutan
dianggap sudah termasuk dalam seluruh
kontrak.
Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan
panjang, kedalaman, kemiringan
dan lingkungan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan seperti dinyatakan
dalam gambar.
Persetujuan terhadap tempat pengambilan tanah
untuk memenuhi keperluan
pengurugan seluruhnya harus dari kualitas
yang sama dan hanya dapat dipakai jika ada
persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Direksi terlebih dahulu.
Galian tanah dilaksanakan untuk semua galian
pondasi dan semua pasangan lainnya di bawah
tanah seperti : rollag atau sloof dan lainnya harus
dilakukan sesuai rencana gambar.
25. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 25
20.10 Persyaratan Pelaksanaan
a. Selama pelaksanaan pekerjaan dan masa
pemeliharaan, Kontraktor harus
mengadakan tindakan pencegahan, baik
terhadap gebangan atau arus air yang dapat
menyebabkan terjadinya erosi. Pencegahan ini
termasuk pembuatan tanggul-tanggul, parit-
parit sementara, sumur-sumur penampung,
pompa air dan tindakan yang dapat diterapkan
guna mencegah penundaan pekerjaan
termasuk pencegahan terhadap masuknya air
hujan atau air dari daerah sekitarnya dan
sebagainya.
b. Pekerjaan tanah halaman dan tanah
untuk struktur
Pekerjaan pengupasan lapisan tanah
bagian teratas :
Pada prinsipnya, lapisan humus harus
dibuang 10 cm
Tanah hasil kupasan ini hanya boleh
untuk mengurug daerah-daerah
yang rendah yang tidak akan
didirikan bangunan diatasnya.
c. Bila kondisi tanah sangat jelek atau labil,
maka lapisan teratas ini harus digali
sampai kedalaman tertentu atau sampai lapisan
tanah keras dan harus diganti atau diurug
dengan tanah yang baik atau sirtu (pasir dan
batu gunung).
d. Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman
yang ditentukan dan bila ini terjadi
pengurugan harus kembali dilakukan dengan
pasangan atau beton tanpa biaya tambahan
dari Pemberi Tugas.
e. Pada bagian-bagian galian yang dianggap
mudah longsor, Kontraktor harus
mengadakan tindakan pencegahan
dengan memasang papan-papan pengaman
atau cara lain. Kerusakan- kerusakan yang
terjadi akibat gugurnya tanah dengan alasan
apapun menjadi tanggung jawab Kontraktor.
26. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 26
f. Pengeringan tempat kerja
Tempat kerja terutama galian pondasi harus
dalam keadaan bebas air, untuk itu Kontraktor
harus mengadakan alat-alat pengering dengan
keadaan siap pakai dengan daya dan jumlah
yang dapat menjamin kelancaran pekerjaan.
g. Apabila dasar tanah galian untuk pondasi
diperlukan daya dukung lebih baik, maka dasar
galian harus dipadatkan/ditumbuk.
h. Kelebihan kedalaman galian tanah akibat hal-
hal tertentu, kontraktor harus
melaksanakan penimbunan kembali serta
dipadatkan sesuai dengan persyaratan,
akibat hal ini tidak dilakukan biaya tambahan.
i. Hasil akhir pekerjaan galian tanah pondasi
harus selalu diperiksa dahulu oleh direksi/
pengawas lapangan.
20.11 Pekerjaan urugan tanah dan pemadatan
meliputi :
a. Urugan tanah dilaksanakan pada lubang-
lubang sisa pondasi, peninggian tanah
untuk nol lantai dan pada bagian-bagian
pekerjaan yang kondisinya mengharuskan
adanya pekerjaan urugan tanah.
b. Tanah urugan harus berbutir, bersih dari
humus, sampah atau kotoran lainnya, bila
terlalu basah harus dihamparkan dahulu
hingga kering, dan bila terlalu kering harus
dengan air sesuai persyaratan.
c. Setelah lapisan tanah dikupas, daerah
bangunan tersebut harus dipadatkan sehingga
mencapai 90% kepadatan maksimum paling
sedikit sedalam 15 cm sebelum urugan
dilaksanakan.
27. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 27
d. Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan
ketebalan tidak melebihi 20 cm, dan setiap lapis
harus dipadatkan dengan hand compactor atau
tandem roller atau steel wheel power rollers.
Rollers yang digunakan maksimum 5 ton
kecuali atas persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi digunakan peralatan yang
lebih kecil guna mencegah kerusakan struktur
yang sudah ada.
e. Tanah urug yang terlalu kering harus
dibasahi dengan sprinkler yang diikuti dengan
mesin penggilas dibelakangnya, atau dengan
cara lain yang diusulkan Konsultan
Pengawas/Direksi.
f. Urugan pada lereng harus dilakukan
dengan membuat “bertangga” pada
lereng tersebut untuk memberikan kaitan yang
kokoh terhadap tanah urugan. Urugan kembali
lubang pondasi hanya boleh dilaksanakan seijin
Konsultan Pengawas/Direksi setelah dilakukan
pemeriksaan pondasi.
g. Setiap tanah urugan harus dibersihkan dari
tunas tumbuh-tumbuhan dan segala macam
sampah atau kotoran. Tanah urugan harus dari
jenis berbutir (tanah lading atau berpasir) dan
tidak terlalu basah.
h. Urugan tanah harus dipadatkan dengan
mesin pemadat (compactor) dan tidak
dibenarkan hanya menggunakan timbres
i. Urugan tanah untuk meninggikan atau
untuk memperbaiki permukaan akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas/
Direksi menurut ketinggian, lebar dan
kedalaman yang diperlukan.
j. Kekurangan atau kelebihan tanah harus
ditambah atau disingkirkan dari atau ke
tempat-tempat yang akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas/Direksi.
28. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 28
k. Urugan pasir harus dilaksanakan di bawah
semua lantai dan di bawah rabat sesuai gambar
kerja.
l. Pekerjaan pembentukan tanah :
Muka tanah dimana akan didirikan
bangunan diatasnya harus dibentuk
dengan rata menurut garis-garis dan
ketinggian yang telah ditentukan di
dalam Gambar Kerja.
Muka tanah dimana bangunan
akan berdiri diatasnya harus
dibentuk dengan rata.
20.12 Urugan pasir
a. Urugan pasir harus dilaksanakan pada bagian-
bagian dasar/bawah pasangan
pondasi telapak / foot palet sesuai
gambar
b. Ketebalan urugan pasir ditentukan Tebal
10 cm untuk dibawah pondasi
c. Ketebalan ukuran pasir tersebut, adalah
ketebalan padat dengan cara ditimbris
sambil disiram air.
d. Pasir urug yang digunakan harus bersih
dari kotoran-kotoran/humus-humus.
21. PEKERJAAN
PASANGAN PONDASI
21.1. Pekerjaan pasangan ini dilaksanakan pada :
a. Pasangan pondasi batu karang b.
Pasangan Tembok
21.2. Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua
jenis bahan yang dugunakan dalam pekerjaan ini harus
memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBI 1970 (NI-3),
diantaranya :
a. PC/semen : digunakan satu jenis semen
sekualitas TIGA RODA atau yang
memenuhi persyaratan dalam peraturan
Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-
150 Type I Atau Standard Inggris BS-12.
b. Pasir pasang : digunakan pasir yang
berbutir tajam dan keras dengan kadar Lumpur
yang terkandung maximal pasir harus bersih
dan tidak mengandung bahan
organic/kotoran yang merusak kondisi
campuran.
29. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 29
c. Batu belah/batu karang : digunakan
batuan keras, bersih, tidak keropos dan
mempunyai permukaan yang kasar.
d. Air : digunakan air yang bersih, tawar dan
tidak mengandung bahan yang merugikan
pasangan, seperti asam alkali, atau bahan
organik lainnya.
21.3. Pemakaian jenis adukan :
Didalam mengatur perbandingan campuran yang
sempurna, kontraktor harus menggunakan
dolak-dolak pengatur campuran bahan, terbuat dari
papan berukuran 40x40x20 cm. Campuran
adukan yang digunakan antara lain :
Tabel jenis adukan
JENIS
ADUKAN
(SPESI)
PERBANDINGAN
BAHAN
DIGUNAKAN
UNTUK
1. M2 1 pc : 3 pc
1. Pondasi batu karang setebal rata-rata
60 cm dibawah permukaan sloof.
2. Lapisan plester beton pada kolom,
sloof, ring balk dan pembalokan yang
permukaannya akan tampak.
3. Pasangan batu kedap air.
2. M2 1 pc : 5 pc
1. Semua pasangan pondasi batu karang yang
bukan kedap air.
2. Semua pasangan dinding dan plesteran
bata merah bukan kedap air.
3. Pasangan ubin/tegel semua ruangan.
4. Lantai kerja dibawah pasangan keramik
21.4 Cara pelaksanaan :
a. Pasangan batu karang :
1). Dilaksanakan pada pasangan pondasi
atau pekerjaan lain yang dinyatakan
memakai pasangan batu karang.
2). Batu karang sebelum dipasang harus
bersih dari segala kotoran.
3) Pemasangan batu karang harus
bersilang, pemberian adukan harus penuh
berisi/tidak boleh ada yang berongga.
30. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 30
4). Tinggi pasangan batu karang tidak
boleh lebih dari 0,50 m‟ pada setiap
harinya.
5). Bagian pasangan batu karang harus
diplester ciprat sesuai dengan jenis
adukan yang dipakai pasangan.
6). Proses pengeringan pasangan harus
dibantu dengan siraman air.
7). Selama pasangan batu karang
belum secara utuh selesai (persekian
meter), lobang pondasi tidak
dibenarkan diurug.
22. PEKERJAAN BETON 22.1 Pekerjaan Beton ini dilaksanakan pada :
a. Pekerjaan Kolom Praktis dan kolom pagar b.
Pekerjaan Balok
c. Pekerjaan ringbalk
d. Pekerjaan Plat lantai
22.2 Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua
jenis bahan yang digunakan dalam pekerjaan
ini harus memenuhi persyaratan diantaranya :
Semen Portland
a. PC/semen : digunakan satu jenis semen
sekualitas TIGA RODA atau yang memenuhi
persyaratan dalam peraturan Portland Cement
Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I Atau
Standard Inggris BS-12.
b. Semen yang telah mengeras sebagian /
seluruhnya,tidak diperkenankan untuk
digunakan.
c. Tempat penyimpanan semen harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga semen
bebas dari kelembapan
d. Konsultan pengawas dapat memeriksa
semen yang disimpan dalam gudang pada
setiap waktu sebelum
dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk
memberi bantuan yang dibutuhkan
oleh Konsultan pengawas Pekerjaan untuk
pengambilan contoh-contoh tersebut,
semen yang tidak dapat diterima sesuai
pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, harus
tidak dipergunakan/diafkir
31. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 31
e. Jika semen yang dinyatakan tidak
memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk
beton, maka Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan untuk dibongkar, beton
tersebut dan diganti dengan memakai semen
yang telah disetujui atas beban kontraktor.
f. Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan
butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan –
bahan organis,Lumpur dan lain
sebagainya,serta memenuhi komposisi butir
dan kekerasan seperti yang tercantum dalam
NI – 2 PBI 1971.
g. Koral yang digunakan harus bersih dan bermutu
baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan
sesuai persyaratan yang tercantum dalam NI-2
PBI 1971 ,koral yang digunakan ukuran 2/3 cm
h. Air yang digunakan harus air tawar yang
bersih dan tidak mengandung minyak
,asam,garam alkalis serta bahan-bahan
organis/bahan lain yang dapat merusak beton.
i. Apabila dipandang pertlu Pengawas
dapat meminta kepada pemborong supaya air
yang dipakai diperiksa dilaboratorium
pemerisaan bahan yang resmi atas biaya
pemborong.
Baja Tulangan
a. Baja tulangan yang dipakai harus dari
mutu U-32 untuk baja diameter lebih besar
atau sama dengan 12 dan U-24 untuk baja
diameter lebih kecil 12, kecuali untuk diameter
16 keatas harus menggunakan U-32 (ulir)
sesuai dengan PBI 1971, JIS SR 24
British Standard No 785 atau ASTM Designation
A-15. dan harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
32. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 32
b. Konsultan Pengawas berhak meminta
kepada kontraktor,surat keterangan
tentang pengujian oleh pabrik dari semua
baja tulangan beton yang disediakan
untuk persetujuan konsultan pengawas sesuai
dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian
konstruksi seperti tercantum dalam gambar
rencana
c. Baja tulangan Beton harus bersih dari
lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat-
cacat seperti serpih-serpih,karat dan zat kimia
lainnya yang dapat mengurangi/merusak daya
lekat antara baja tulangan dengan beton.
d. Ukuran diameter baja tulangan harus
sesuai dengan gambar rencana dan tidak
diperkenankan adanya toleransi bentuk
ukuran.diameter besi ulir adalah diameter
dalam.
e. Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai
dalam Gambar Kerja, penggantian dengan
diameter lain harus dengan persetujuan
tertulis dari Direksi. Segala biaya yang
diakibatkan oleh penggantian tulangan
terhadap yang digambar sejauh bukan
kesalahan Gambar Kerja adalah tanggung
jawab Kontraktor.
f. Semua baja tulangan harus disimpan
pada tempat yang bebas lembab, disesuaikan
diameter serta asal pembelian. Semua baja
tulangan harus dilindungi terhadap semua
macam kotoran dan lemak serta sejauh
mungkin dilindungi terhadap karat.
Bahan campuran tambahan (Additives)
a. Pemakaian bahan tambahan kimiawi
(Concrete admixture / Additives) kecuali yang
disebut tegas dalam Gambar Kerja atau RKS
harus seijin tertulis dari Konsultan
Pengawas/Direksi.
33. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 33
b. Bahan tambahan yang mempercepat
pengerasan awal (initial set) tidak boleh dipakai.
Sedangkan untuk beton kedap air di bawah
tanah (hydrostatic pressure) tidak boleh
bahan kedap air yang mengandung garam
stearate.
c. Bahan campuran tambahan beton harus
sesuai dengan iklim tropis dan memenuhi
AS 1978 & ASTM C 494 Type B dan Type D
sekaligus sebagai pengurang air adukan dan
penunda pengerasan awal.
d. Semua Admixture yang akan digunakan,
ditentukan berdasarkan hasil pekerjaan benda
uji / contoh-contoh yang dibuat dan telah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas /
Direksi.
e. Untuk penyambungan kembali akibat
terhentinya suatu pengecoran beton
dipakai bahan perekat CALBOND sebelum
dicor dengan beton baru, serta permukaannya
harus dikasarkan.
Jumlah pemakaian untuk 1 m2 adalah 0,3 liter
calbond dicampur dengan larutan semen/PC
sekitar 25% nya dengan cara
ditaburkan.
Bekisting
a. Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm
atau papan borneo tenal minimal 2 cm
dengan rangka penguat penyokong dan
penyangga dibuat dari kayu borneo 5/7,
5/10 secukupnya, sehingga mampu
mendapatkan kekuatan dan kekakuan
mendukung beton sampai selesai proses
ikatan beton. Untuk kolom struktur dipakai
papan borneo tebal 3/20.
b. Steger cetakan / Bekisting dipakai kayu
borneo dengan ukuran minimum 5/10 cm
atau pipa besi (scaffolding). Tidak
diperkenankan memakai bamboo.
c. Khusus cetakan bekisting untuk beton
pracetak harus dibuat lebih kokoh dan lebih
kaku, permukaan panel lurus, halus sehingga
menghasilkan bidang yang rata dan halus.
22.3 Persyaratan Teknis
34. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 34
Komposisi campuran beton
Beton dibentuk dari semen Portland/PC, pasir,
kerikil, batu pecah, air seperti yang ditentukan;
semuanya dicampur dalam perbandingan yang
sesuai dan diolah sebaik-baiknya sehingg
sampai didapat kekentalan yang tepat.
Komposisi campuran beton dibuat
dengan perbandingan volume dengan
multibeton berdasarkan mix disain sebagai
berikut :
Macam Perbandingan Penggunaan
C1
C2
1 PC : 3 PS : 5 KR
Untuk pekerjaan beton tumbuk,
rabat dan lantai kerja.
1 PC : 2 PS : 3 KR
Untuk pekerjaan beton bertulang :
sirip beton kolom praktis dan ring
balk dan listplank beton
Untuk pekerjaan beton bertulang :
sloof, kolom, balok, plat lantai, tangga
beton.
22.4 Perrsyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton
Kelas dan Mutu Beton
a. Kelas dan Mutu dari beton harus sesuai
dengan standard Beton Indonesia NI-2 ,
PBI-1971
b. Kriteria untuk menentukan mutu beton
adalah persyaratan bahwa hasil
pengujian benda-benda uji harus
memberikan „BK‟(kekuatan tekan beton
kareteristik) yang lebih besar dari yang
ditentukan.
Komposisi Campuran Beton
a. Beton harus dibentuk dari semen
Portland,pasir,kerikil,dan air seperti yang
ditentukan sebelumnya.
Bahan beton dicampur dalam perbandingan
yang serasi dan diolah
sebaik-baiknya sampai pada kekentalan
yang tepat/baik.
35. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 35
b. Untuk mendapatkan mutu beton yang
sesuai dengan yang disyaratkan/ditentukan
dalam spesipikasi ini,harus dipakai “campuran
yang direncanakan”(MIX DESIGNED)
c. Ukuran maxsimal dari Agregat kasar dalam
beton untuk bagian-bagian dari pekerjaan
tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan
dalam persyaratan bahan beton,
d. Perbandingan antara bahan-bahan
pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
mutu,harus ditetapkan dari waktu ke waktu
selama berjalannya pekerjaan,demikian juga
pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang
dihasilkan.
e. Perbandingan campuran dan factor air
semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar
beton yang dihasilkan yang mempunyai
kepadatan yang tepat,keawetan dan kekuatan
yang dikehendaki.
f. Kekentalan (Konsistensi) adukan beton
untuk bagian-bagian konstruksi beton,harus
disesuaiukan dengan jenis konstruksi yang
bersangkutan,cara pengangkutan adukan beton
dan cara pemadatannya.Kekentalan adukan
beton antara lain ditentukan oleh faktor air
semen.
g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton
yang sesuai dengan yang direncanakan,maka
factor air semen ditentukan sebagai berikut:
36. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 36
Faktor air semen untuk kolom
balok, plat lantai, tangga, dinding
beton, dan listplank /parapet
maksimum 0,60
Faktor air semen untuk konstruksi
plat atap, dan tempat-tempat
basah lainnya maksimum 0,55.
h. Untuk lebih mempermudah dalam
pengerjaan beton,dan dapat dihasilkan suatu
mutu sesuai dengan yang direncanakan,maka
untuk konstruksi beton dengan factor air semen
maksimum 0,55 harus memakai Plasticizer
sebagai bahan additive. Pemakaian merk dari
bahan additive tersebut harus mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas/ direksi.
i. Pengujian beton akan dilakukan oleh
konsultan pengawas pekerjaan atas biaya
kontraktor pelaksana. Perbandingan campuran
beton jika dipandang perlu harus diubah untuk
tujuan penghematan yang dikehendaki,
workability, kepadatan, kekedapan, atau
kekuatan. dan kontraktor tidak berhak atas
claim yang disebabkan perubahan yang
demikian.
22.5 Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-
benda Uji Beton
a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton
harus diatur menurut keperluan untuk
menjamin beton dengan konsistensi yang
baik dan untuk menyesuaikan variasi
kandungan lembab atau gradasi dari
agregat waktu masuk dalam mesin
pengaduk (Mixer).
Penambahan air untuk mencairkan
kembali beton padat hasil pengadukan
yang terlalu yang terlalu lama atau yang
menjadi kering sebelum dipasang sama
sekali tidak diperkenankan.
b. Keseragaman Konsistensi beton untuk
setiap kali pengadukan sangat perlu.
37. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 37
c. Nilai Slump dari beton(pengujian kerucut
slump),tidak boleh kurang dari 8 cm dan tidak
melampaui 12 cm,untuk segala beton yang
dipergunakan.
d. Semua pengujian harus sesuai dengan NI-
2 , PBI – 1971.Konsultan Pengawas berhak
untuk menuntut nilai Slump yang lebih kecil
bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan
akan menghasilkan beton berkualitas lebih
tinggi atau alas an penghematan.
e. Kekuatan tekan beton harus ditetapkan oleh
konsultan pengawas melalui pengujian biasa
dengan kubus ukuran
15x15cm,dibuat dan diuji sesuai dengan
NI-2 PBI 1971
Kontraktor pelaksana harus menyediakan
fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan
contoh-contoh pemeriksaan yang
representative.
22.6 Baja Tulangan
a. Baja tulangan beton harus
dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai
dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
tertera pada gambar –gambar konstruksi
Semua batang harus dibengkokan dalam
keadaan dingin,pemanasan dari besi
beton hanya dapat diperkenankan bila
seluruh cara pengerjaan disetujui oleh
konsultan pengawas
b. Besi beton harus dipasang dengan teliti
sesuai dengan gambar rencana . Untuk
menempatkan tulangan tetap tepat
ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat
dengan kawat beton dengan bantalan beton
decking atau kursi-kursi besi/cakar ayam
perenggang.dalam segala hal untuk besi
beton yang horizontal harus digunakan
penunjang yang tepat,sehingga tidak ada
batang yang turun.
38. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 38
c. Jarak bersih terkecil antara batang yang
pararel apabila tidak ditentukan dalam gambar
rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar
dari agregat kasar dan harus memberikan
kesempatan masuknya alat penggetar beton.
d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus
sesuai dengan gambar rencana dan
perhitungan,apabila dipakai dimensi
tulangan yang berbeda dengan
gambar,maka yang menentukan adalah
luas tulangan, dalam hal ini kontraktor
diwajibkan meminta persetujuan terlebih
dahulu dari konsultan pengawas.
22.7 Selimut Beton
Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak
boleh menyinggung dinding atau dasar
cetakan,serta harus mempunyai jarak tetap
untuk setiap bagian – bagian konstruksi.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar
rencana, maka tebal selimut beton untuk satu
sisi pada masing-masing konstruksi adalah
sebgai berikut :
a. Balok Sloof = 4,00 cm
b. Kolom = 3,00 cm
c. Balok = 2,50 cm
d. Pelat Dak Beton = 1,50 cm
Sambungan Baja Tulangan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada
tempat-tempat lain dari yang ditunjukan
pada gambar – gambar, bentuk dari sambungan
harus disetujui oleh konsultan
pengawas. Overlap pada sambungan- sambungan
tulangan harus minimal 40 kali
diameter batang yang dipakai/ digunakan,
kecuali jika ditetapkan dalam secara pasti di dalam
gambar rencana dan harus mendapat
persetujuan konsultan pengawas.
22.8 Perlengkapan Mengaduk
39. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 39
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan
perlengkapan yang mempunyai ketelitian
cukup untuk menetapkan dan mengawasi
jumlah dari masing-masing bahan beton.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan
pengerjaannya selalu harus mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Mengaduk
a. Bahan-bahan pembentuk beton harus
dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu “ Batch Mixer”.
Konsultan pengawas berwenang untuk
menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan
gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan
susunan kekentalan dan warna yang merata
dalam komposisi dan konsistensi dari adukan
ke adukan,kecuali bila diminta adanya
perubahan dalam komposisi atau konsistensi.
Air harus dituang lebih dahulu selama
pekerjaan penyerpurnaan.
b. Tidak diperkenankan melakukan
pengadukan beton yang berlebih-lebihan
(lamanya) yang membutuhkan penambahan air
untuk mendapatkan konsistensi beton yang
dikehendaki.
Messin pengaduk yang memproduksi hasil
yang tidak memuaskan harus diganti.
Mesin pengaduk tidak boleh dipakai
melebihi dari kapasitas yang telah ditentukan
22.9 Suhu
40. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 40
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari
32o C dan tidak kurang dari 4,50 C.
Bila suhu dari Beton yang dituang berada
antara 270 C dan 320 C, beton harus diaduk
ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung
dicor.
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian
rupa,sehingga suhu dari beton melebihi 320 C,
sebagai yang ditetapkan oleh konsultan
pengawas, kontraktor harus mengambil langkah –
langkah yang efektif, upamanya
mendinginkan agregat, mencampur dengan es
dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu,
untuk mempertahankan suhu beton, waktu dicor
pada suhu dibawah 320 C.
22.10 Rencana Cetakan
Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran
yang ditentukan dalam gambar
rencana.
Bahan yang dipergunakan harus mendapatkan
persetujuan dari konsultan pengawas sebelum
pembuatan cetakan dimulai.
Sewaktu-waktu Konsultan pengawas dapat mengafkir
sesuatu bagian dari bentuk yang tidak dapat
diterima dalam segi apapun dan kontraktor harus
dengan segera mengambil bentuk yang diafkir dan
menggantinya atas biaya sendiri.
Konstruksi Cetakan
a. Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan
aman pada kedudukannya sehingga dapat
dicegah pengembangan atau gerakan selama
/sesudah pengecoran beton.
41. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 41
b. Sebelum beton dicor,permukaan dari
cetakan-cetakan harus diminyaki dengan
minyak yang biasa diperdagangkan untuk
maksud itu yang mencegah secara efektif
lekatnya beton pada cetakan dan memudahkan
dalam pembongkaran cetakan beton.
Penggunaan minyak cetakan harus hati- hati
untuk mencegah kontak dengan besi beton
yang mengakibatkan kurangnya daya lekat.
c. Penyangga cetakan (steiger) harus
bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat
sehingga tidak akan ada kemungkinan
penurunan cetakan selama pelaksanaan.
22.11 Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk
pengangkutan beton harus sedemikian rupa
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan
yang diinginkan dapat dibawa ke tempat
pekerjaan,tanpa adanya pemisahan dan kehilangan
bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.
Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua
pekerjaan cetakan,ukuran dan letak baja
tulangan beton sesuai gambar rencana/
pelaksanaan, pemasangan sparing- sparing
instalasi, penyokong,pengikat dan lain-lainnya
selesai dikerjakan. sebelum pengecoran dimulai
permukaan – permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran harus sudah disetujui oleh
konsultan pengawas.
42. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 42
b. Segera sebelum pengecoran beton
dimulai ,semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari
air yang tergenang, reruntuhan atau bahan
lepas.
Permukaan bekisting dengan bahan- bahan
yang menyerap pada tempat- tempat yang
akan dicor harus dibasahi dengan merata
sehingga kelembaban/air dari beton yang baru
dicor tidak akan diserap.
c. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih
dari 2 meter,semua penuangan
beton harus selalu lapis-perlapis horizontal
dan tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Konsultan
pengawas berhak untuk mengurangi tebal
tersebut apabila pengecoran dengan tebal 50
cm, tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
d. Pengecoran beton tidak diperkenankan
selama hujan deras berlangsung sehingga
spesikasi mortar terpisah dari agregat
kasar.
Selama hujan,air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada construction joint dan air
semen atau spesi yang terhampar harus
dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.
e. Setiap lapisan beton harus dipadatkan
sampai sepadat mungkin ,sehingga bebas dari
kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-
rapat semua permukaan dari cetakan dan
matrial yang diletakan
Dalam pemadatan setiap lapisan dari
beton,kepala alat penggetar (Vibrator) harus
dapat menembus dan menggetarkan kembali
beton pada bagian atas dari lapisan yang
terletak dibawah. Lamanya penggetaran tidak
boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton
dengan airnya, semua beton harus dipadatkan
dengan alat penggetar type immerson
beroprasi dengan kecepatan paling sedikit
3000 putaran per menit ketika dibenamkan
dalam beton
43. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 43
f. Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan
pengawas pekerjaan atau wakilnya yang
ditunjuk serta staf kontraktor yang setaraf ada
di tempat kerja, dan persiapan betul- betul
telah memadai.
22.12 Waktu Dan Cara-cara Pembukaan Cetakan
a. Waktu dan cara pembukaan dan
pemindahan cetakan harus mengikuti petunjuk
konsultan pengawas, pekerjaan ini harus
dikerjakan hati-hati untuk menghindari
kerusakan pada beton.
Beton yang masih muda/ lunak tidak di izinkan
untuk dibebani,segera setelah cetakan –
cetakan dibuka, permukaan beton harus
diperiksa dengan teliti dan permukaan yang
tidak beraturan harus segera diperbaiki
sampai disetujui konsultan pengawas.
b. Umumnya diperlukan waktu minimum dua (2)
hari sebelum cetakan-cetakan dibuka untuk
dinding-dinding yang tidak bermuatan
dan cetakan – cetakan samping
lainnya,tujuh (7) hari untuk dinding-
dinding pemikul dan saluran- saluran,
21 hari untuk balok-balok,plat lantai, plat
atap, tangga dan kolom. Walaupun demikian
sebagai pedoman dalam keadaan cuaca
normal adalah sebagai berikut:
Struktur Pengerasan normal:
Kolom dan Dinding 4 hari
Pelat lantai/atap 28 hari
Balok 28 hari
22.13 Perawatan ( Curing )
a. Semua beton harus dirawat dengan air
seperti ditentukan di bawah ini atau disemprot
dengan curing Agent ANTISOLS merk SIKA.
Konsultan pengawas berhak menentukan cara
perawatan bagaimana yang harus digunakan
pada bagian – bagian pekerjaan.
44. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 44
b. Permukaan beton yang terbuka harus
dilindungi terhadap sinar matahari yang
langsung minimal selama 3 hari sesudah
pengecoran. perlindungan semacam itu
dilakukan dengan menutupi permukaan beton
dengan deklit/karung bekas yang dibasahi dan
harus dilaksanakan segera setelah pengecoran
dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah tiga (3) hari,
yaitu dengan melakukan penggenangan
dengan air terus menerus pada permukaan
beton paling sedikit selama 14 hari
22.14 Perlindungan
Kontraktor harus melindungi semua beton
terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.
45. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 45
Perbaikan Permukaan Beton
a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada
permukaan beton yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan, atau tidak
tercetak menurut gambar atau diluar garis
permukaan, atau ternyata ada permukaan
yang rusak, hal itu dianggap tidak sesuai
dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan
diganti oleh kontraktor atas bebannya sendiri.
Kecuali bila konsultan pengawas memberikan
izinnya untuk menambal
tempat yang rusak,dalam hal mana
penambalan harus dikerjakan seperti yang
telah tercantum dalm pasal-pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan
pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri
dari sarang kerikil, kerusakan- kerusakan karena
cetakan, lobang-lobang karena keropos,
ketidak rataan / pembengkakan harus dibuang
dengan pemahatan atau dengan batu gerinda.
Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat,
lobang-lobang pahatan harus diberi pinggiran
yang tajam dan dicor sedemikian sehingga
pengisian akan terikat ditempatnya. Semua
lobang harus terus menerus dibasahi selama 24
jam sebelum dicor, dan seterusnya
disempurnakan.
46. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 46
c. Jika menurut Konsultan pengawas, hal-hal
tidak sempurna pada bagian bangunan yang
akan terlihat jika dengan penambalan saja akan
menghasilkan sebidang dinding yang tidak
memuaskan kelihatannya ,kontraktor wajib
untuk menutupi seluruh dinding (dengan spesi
Plesteran 1pc : 3ps) dengan ketebalan yang
tidak melebihi 1cm, demikian juga pada
dinding yang berbatasan (yang bersambungan)
sesuai dengan instruksi dari konsultan
pengawas.
Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar
batas tolleransi kelurusan
(Pencekungan/pencembungan) bidang tidak
boleh melebihi dari L/1000 untuk semua
komponen.
23. PEKERJAAN DINDING
DAN PLESTERAN
23.1 Yang termasuk Lingkup Pekerjaan Dinding dan
Plesteran Meliputi :
a. Pasangan dinding bata merah
b. Plesteran dan Acian dinding bata merah
c. Dinding Granit Tile untuk Kolom Pagar
50x50 cm dan Batu Candi untuk kolom pagar
40 x 40 cm
23.2 Persyaratan Bahan :
a. Bata merah bermutu baik, dengan
pengepresan menggunakan mesin pres dan
bebas dari cacat dan retak minimum telah
menjadi dua (2) bagian, produk local dan
memenuhi standar “Persyaratan Bahan-
bahan PUBB 1970”
b. Pasir dari kualitas baik, bersih dan bebas
dari Lumpur, bahan organis, batu-batuan harus
diayak. Khusus untuk pekerjaan plesteran pasir
harus dicuci terlebih dahulu.
c. Semen yang dipakai standard dan
memenuhi persyaratan NI-8 type I menurut
ASTM-150
47. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 47
d. Keramik dinding yang digunakan harus
bermutu baik standard SNI setaraf “
Platinum” Dan Bercorak, (untuk dinding
km/wc), sedangkan untuk dinding penebalan
bagian exterior memakai keramik Granit Tile
sekualitas “Indogress” Produk dalam negeri,
sebelum dipasang di dinding keramik harus
direndam dulu dalam air supaya keramik lebih
rekat dengan campuran adukan dinding
e. Hal lain yang diperlukan ditentukan oleh
Direksi.
23.3 Adukan dan Campuran
a. Adukan Trasraam perbandingan 1pc : 3ps,
dilaksanakan untuk :
- Semua pasangan bata merah
yang masuk dalam tanah
- 20 cm di atas lantai pada semua
dinding
- Pasangan batu/bata merah sisi
saluran, bak control, serta tempat lain
yang diperlukan sesuai gambar rencana
- Plesteran dinding bata merah yang
masuk kedalam tanah seluruhnya
pasangan trasraam, plint plesteran,
aferking permukaan beton dan
plesteran seluruh pasangan bata merah
perbandingan 1pc : 3ps
b. Adukan perbandingan 1pc : 5ps
dilaksanakan untuk :
- Pasangan dinding batu/bata
merah dan plesteran yang bukan
trasraam seperti tercantum di atas
- Adukan semen, digunakan untuk siar
benam batu kali.
48. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 48
23.4 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pekerjaan pasangan dinding batu/batako harus
terkontrol waterpast baik arah vertical
maupun horizontal.
Pada setiap 8 baris bata merah harus
dipasang angker besi dan kolom,
Pelaksanaan pasangan dinding bata
merah/batu tidak boleh melibihi
ketinggian 2 m setiap hari. sebelum
dipasangkan batu/bata merah terlebih
dahulu dibasahi air dengan cara
direndam.
b. Sebelum dinding bata merah dipleter siar
harus dikorek sedalam 1cm untuk
mendapatkan ikatan yang lebih baik.
kelembaban plesteran harus dijaga sehingga
pengeringan bidang plestran stabil dan
kemudian diperhalus dengan acian semen.
c. Pasangan bata merah yang selesai harus terus
menerus dibasahi selama 14 hari, untuk dinding
septictank harus dihindarkan adanya rembesan
air tanah dari sisi luar, untuk itu plesteran
trasraam dilakukan pada kedua sisi luar dalam.
d. Untuk finishing beton expose, sebelum
diperhalus/aferking permukaan beton perlu
dikasarkan/pahat dulu kemudian disiram
Portland cement untuk mendapatkan ikatan
yang baik
e. Keramik/Granit yang akan ditempel harus
sudah diseleksi dengan baik sehingga bentuk
dan warna masing-masing keramik sama tidak
ada bagian yang retak, pecah-pecah, sudut
atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui
secara tertulis dari Konsultan Pengawas.
f. Seluruh pekerjaan pasangan dan
plesteran yang tidak lurus, berombak dan
retak-retak harus dibongkar dan diperbaiki atas
biaya pemborong.
49. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 49
g. Pada pasangan dinding trasraam diatas lantai,
sampai ketinggian 30cm. plesteran
dilaksanakan dengan adukan 1pc : 2ps dan
dibuat lebih masuk sedalam 1cm untuk
kemudian dihaluskan/diaci dengan adukan
semen kemudian di finishing dengan cat
minyak
h. Pada pasangan dinding Keramik dipasang
dengan campuran 1pc : 2ps terisi penuh
dengan jarak yang rapat dan neut diisi
dengan semen warna sesuai dengan warna
keramik yang ditentukan.
Keramik yang akan dipasang terlebih
dahulu diseleksi kondisi permukaan, sudut
dan pinggiran yang lurus dan halus.
i. Pasangan dinding bata merah dipasang
dengan campuran 1pc : 2ps terisi penuh
dengan jarak yang rapat dan neut diisi dengan
semen warna gelap, pasangan harus
mempunyai jarak yang sama dan tekstur,
bentuk yang rapih.
24 PEKERJAAN KUSEN PINTU ,
JENDELA DAN KACA 24.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan pintu dan jendela alumunium
(kusen, rangka pintu)
b. Dan lain-lain seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
24.2 Persyaratan Umum
a. Semua pekerjaan metal/alumunium disini
harus memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam pasal Pekerjaan Metal di
Buku RKS ini.
b. Semua pekerjaan kaca disini harus
memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
pasal Pekerjaan Kaca dan Cermin dalam Buku
RKS ini.
50. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 50
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini,
Kontraktor harus memperhatikan pula uraian
dalam pasal Pekerjaan Perlengkapan Pintu,
Jendela, Bovenlicht di Buku RKS ini
24.3 Persyaratan Bahan
a. Bahan Kusen alumunium harus memenuhi
persyaratan tebal dan lebar yang disyaratkan
yaitu dengan tebal min 2,5 mm lebar 4”
type color anodize. setara INDAL
b. Daun Pintu Double Teakwood 4 mm Rangka
Pintu Panel Teakwood terbuat dari kayu press
open dengan kualitas baik dan diserut halus
c. Seluruh sambungan kayu pada Rangka
daun pintu, harus menyudut, rapih dan
bagian sudut kayu diprofil halus ,sesuai
gambar rencana.
d. Seluruh sambungan Alumunium pada
kusen dan daun Pintu, jendela, harus
menyudut, rapih, sesuai gambar rencana.
e. Semua bahan kusen Alumunium mengacu
pada persyaratan Pekerjaan logam/Metal
pada buku ini
24.4. Persyaratan Teknis
a. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor
diwajibkan meneliti gambar dan kondisi
lapangan serta membuat gambar Shop
Drawing
b. Tipe Pintu/Jendela atau dinding partisi
yang terpasang harus sesuai daftar tipe
yang tertera dalam Gambar dengan
memperhatikan ukuran-ukuran, Bentuk
Profil, Material, Detail Arah Bukaan dan
lain-lain, dengan petunjuk sebagai
berikut :
c. Semua ukuran dan bentuk kusen maupun
daun pintu, jendela, bovenlicht yang
tercantum dalam gambar kerja adalah
ukuran jadi.
51. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 51
Disyaratkan dipasang angker/fisher
pada kusen pintu, jendela dan
bovenlicht.
Jumlah angker/fisher minimal 2
(dua) buah untuk kusen jendela dan
bovenlicht, minimal 3 (tiga) buah untuk
kusen pintu dan masing- masing kusen
terluar. Ukuran dan jarak penempatan
sesuai dengan Gambar Kerja atau
petunjuk Konsultan Pengawas/Direksi.
Disyaratkan pula dibuat alur air
pada sisi sebelah luar kusen pada dua
batang kusen vertical dan sebuah
batang kusen bagian bawah ; untuk
kusen pintu, jendela, maupun
bovenlicht.
Sambungan-sambungan
pertemuan dan sudut harus benar-
benar tegak lurus, kokoh dan tidak
dapat digerak-gerakkan, serta
pengerjaannya harus rapi. sesuai
gambar kerja atau petunjuk
konsultan pengawas/Direksi
d. Pekerjaan Kusen Pintu ,Jendela Alumunium dan
Kaca :
Bentuk profil yang dipakai untuk kusen,
Frame pintu dan jendela adalah
Pembuatan kusen alumunium harus
dipesan/dilakukan oleh Pabrik pembuat
berdasarkan detail-detail standard.
Kusen alumunium sebelum
dipasang, terlebih dahulu telah dicat
Pabrik/tidak luntur, kemudian dilindungi
agar tak rusak.
Pemasangan kaca harus
sedemikian rupa sehingga tidak
akan pecah pada waktu
mengembang. Kaca harus terpasang
dengan kokoh, tidak dapat digerakkan
dan rapi
52. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 52
e. Setiap bagian dari pekerjan ini yang buruk,
tidak memenuhi persyaratan seperti yang
tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai
dengan Gambar Kerja, ketidak cocokan,
kesalahan maupun kekurangan lain akibat
kelalaian dan ketidak telitian Kontraktor dalam
Gambar Pelelangan; dan atau perbaikan finish
yang tidak memuaskan akan ditolak dan harus
diganti hingga disetujui Konsultan
Pengawas/Direksi. Perbaikan, Perubahan, dan
Penggantian harus dilaksanakan atas biaya
Kontraktor dan tidak dapat di klaim sebagai
pekerjaan tambah, maupun penambahan
waktu.
f. Perubahan bahan/material karena alas an
tertentu harus diajukan kepada Konsultan
Pengawas/Direksi untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
Semua perubahan yang disetujui dapat
dilaksanakan tanpa adanya biaya
tambahan yang mempengaruhi kontrak,
kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan
pekerjaan kurang akan
diperhitungkan sebagai Pekerjaan Kurang.
g. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan
atau telah terpasang harus segera dilindungi
terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang
memenuhi syarat.
Bahan Kayu
a. Sebelum pelaksanaan kayu disimpan dan
dikumpulkan pada tempat yang tertutup
dari cahaya lansung/hujan dan
mempunyai sirkulasi udara yang baik dengan
alas yang cukup tinggi/tidak bersentuhan
langsung dengan tanah.
b. Pelaksan harus mempelajari setiap ukuran,
bentuk, pola penempatan, cara pemasangan
dan detail yang sesuai dengan gambar rencana
dan ketepatan pada saat pemasangan. Seluruh
sambungan kayu pada kusen dan daun jendela
harus menyudut, rapih dan halus, serta sesuai
dengan gambar rencana.
53. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 53
c. Pelaksanaan Sambungan seperti klos, baut plat
penggantung, angkur, dynabolt, sekrup, paku
dan lem perekat harus rapi dan sempurna.
Diusahakan agar permukaan yang tampak
harus bersih
/tidak kotor.
d. Pendempulan dan perapihan permukaan kayu
harus rata ,halus dan kering. Setelah
pendempulan dilaksanakan maka digosok
dengan ampelas sesuai keperluannya agar
permukaan kayu halus dan rapi,serta pori-pori
kayu tertutupi dempul, terutama pada bagian
kayu halus seperti kusen, daun pintu,j endela
dan lainnya yang memerlukan kerapihan.
e. Seluruh kayu yang digunakan harus lurus
dan tanpa cacat/mata kayu/retak.
f. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor
diwajibkan meneliti gambar dan kondisi
lapangan serta membuat gambar Shop
Drawing.
g. Tipe Pintu/Jendela atau dinding partisi
yang terpasang harus sesuai daftar tipe yang
tertera dalam Gambar dengan memperhatikan
ukuran-ukuran, Bentuk Profil, Material, Detail
Arah Bukaan dan lain-lain, dengan petunjuk
sebagai berikut
h. Semua ukuran dan bentuk kusen maupun
daun pintu, jendela, bovenlicht yang
tercantum dalam gambar kerja adalah
ukuran jadi
i. Disyaratkan dipasang angker/fisher pada
kusen pintu, jendela dan bovenlicht. Jumlah
angker/fisher minimal 2 (dua) buah untuk
kusen jendela dan bovenlicht, minimal 3
(tiga) buah untuk kusen pintu dan masing-
masing kusen terluar. Ukuran dan jarak
penempatan sesuai dengan Gambar Kerja
atau petunjuk Konsultan Pengawas/Direksi.
54. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 54
j. Disyaratkan pula dibuat alur air pada sisi
sebelah luar kusen pada dua batang kusen
vertical dan sebuah batang kusen bagian
bawah ; untuk kusen pintu, jendela,
maupun bovenlicht.
k. Sambungan-sambungan pertemuan dan
sudut harus benar-benar tegak lurus,
kokoh dan tidak dapat digerak-gerakkan, serta
pengerjaannya harus rapi.sesuai gambar kerja
atau petunjuk konsultan pengawas/Direksi.
l. Setiap bagian dari pekerjan ini yang
buruk, tidak memenuhi persyaratan seperti
yang tertulis dalam Buku ini maupun tidak
sesuai dengan Gambar Kerja, ketidak cocokan,
kesalahan maupun kekurangan lain akibat
kelalaian dan ketidak telitian Kontraktor
dalam Gambar Pelelangan; dan atau
perbaikan finish yang tidak memuaskan akan
ditolak dan harus diganti hingga disetujui
Konsultan Pengawas/Direksi. Perbaikan,
Perubahan, dan Penggantian harus
dilaksanakan atas biaya Kontraktor dan tidak
dapat di klaim sebagai pekerjaan tambah,
maupun penambahan waktu.
25. PEKERJAAN KUNCI,ALAT-
ALAT PENGGANTUNG
DAN KACA
25.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi : pengadaan dan
pemasangan semua bahan perlengkapan
pintu dan jendela seperti : Kunci, Engsel, Sloot,
dan hardware lainnya yang dipergunakan di
dalam pekerjaan ini :
a. Pekerjaan pintu dan jendela rangka
alumunium
b. Dan lain-lain seperti yang tercantum
dalam Gambar Kerja
25.2. Persyaratan Bahan
a. Semua hardware yang digunakan harus
sesuai ketentuan yang tercantum dalam buku
spesifikasi ini.
55. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 55
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh
bahan untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Pemilihan hardware pintu dan jendela
disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
d. Engsel
Pintu alumunium
untuk pintu rangka alumunium
dipakai Ball Bearing setaraf Stanley,
panjang 8,9 cm, lebar 7,6 cm,
pemakaian dua buah tiap daun
pintu.
Jendela alumunium
Dipakai system engsel geser ayun, yang
merangkap berfungsi sebagai hak angin
dan sloot.
Bahan baja difinish galvanis dipasang
pada atas dan bawah 1/3 lebar daun
jendela. Produk tipe KANAR. Pemakaian dua
buah (satu pasang) tiap daun jendela
e. Kunci dan Slot
Pintu alumunium digunakan Kunci dua
slagh setara “SES”
Pintu Alumunium Entrence (pintu double)
digunakan kunci standard “DORMAN”
Gagang/Handle pintu utama dan
entarnce samping menggunakan merk
setara “YALE”, type PH 300-6
f. Semua pintu harus dipasang sloot, untuk
pintu satu daun dipasang satu buah sloot pada
bagian pinggir, sedangkan untuk pintu dua
buah daun dipakai sloot tanam besar atas
bawah dari bahan steel di Galvanisir atau
Stainless Steel.
25.3. Persyaratan Teknis
Seluruh perangkat perlengkapan : pintu dan
jendela ini harus bekerja dengan baik
sebelum dan sesudah pemasangan. Untuk itu,
harus dilakukan pengujian secara kasar
dan halus.
56. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 56
25.4. Persyaratan Pelaksanaan
a. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing
(Gambar Detail Pelaksanaan) berdasarkan
keadaan di lapangan dan standard-standard
fabrikasi.
b. Shop Drawing harus disetujui dahulu oleh
Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Engsel
Pemasangan engsel pintu 30 cm
dari permukaan atas dan bawah
pintu.
Pemasangan engsel Whitco Stay
(gesek) adalah dipasang atas dan
bawah yang pada posisi 1/3 lebar
jendela atau sesuai spesifikasi dari
Pabrik.
25.5. Pekerjaan Kaca
Jenis yang digunakan adalah Kaca Polos
dengan ketebalan sesuai dengan yang
tercantum pada gambar rencana yaitu: a.
Untuk Daun Pintu kaca Utama
Kaca Jenis TEMPERED tebal 12 mm, dan
logo di Etsa atau seperti tercantum dalam
gambar kerja.
Kaca Bening polos untuk Semua jendela
/bouvenlight dan Pintu kaca tebal 5 mm, atau
seperti tercantum dalam gambar
rencana
Pekerjaan Cermin
Untuk semua cermin dalam Toilet seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
25.6. Persyaratan Bahan
Semua kaca yang dipakai harus
memenuhi standard SII 0189-78. Semua
cermin harus sesuai dengan NI-3.
Kaca dan cermin harus bebas dari cacat dan
noda, bebas sulfida maupun bercak-
bercak lain, produk setaraf ASAHIMAS
57. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 57
Type bahan
kaca bening
tebal 5 mm : untuk jendela, pintu kaca dan
bovenlich.
kaca riben
tebal 5 mm : untuk bouvenlichgt km/wc
atau sesuai gambar.
cermin
Tipe Clear Glass Float Type tebal 5 mm
dengan salah satu permukaan dilapisi
perak (Chemical Depositosital Silver)
25.7. Persyaratan Teknis dan Mutu
01. Dimensi
Toleransi tebal kaca dan cermin lembaran
tidak boleh melebihi toleransi tebal 0,3
mm. Toleransi Lebar dan Panjang Kaca
dan cermin adalah 1,5 mm sampai 2 mm.
02. Kaca dan cermin lembaran harus
mempunyai sudut siku, tepi potongan rata
dan lurus, bebas dari cacat dan noda.
03. Cermin
Lapisan perak/Chemical deposited silver
pada cermin yang dipakai harus terlihat
merata. Apabila terjadi bercak-bercak
hitam, maka harus diganti atas biaya
Kontraktor
25.8. Persyaratan Pelaksanaan
Pemotongan harus rapi dan lurus dan harus
menggunakan alat pemotong kaca/cermin
khusus.
Sisi kaca/cermin yang tampak maupun
yang tidak tampak akibat pemotongan
harus digurinda dan dihaluskan.
Kaca dan cermin yang telah terpasang harus
dilindungi dari kerusakan dan
benturan dan diberi tanda agar mudah
diketahui.
26.
.
PEKERJAAN
LOGAM/METAL 26.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam Pekerjaan ini adalah a.
Kontruksi Rangka Plafond
b. Konstruksi Kusen Alumunium
26.2. Persyaratan Bahan dan Teknis
58. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 58
a. Semua bahan baja yang digunakan
diantaranya : IWF, pipa BSP, Pipa Staenlees
, Besi hollow, Alumunium dan Baja ringan harus
baru dari jenis yang sama
kwalitasnya, dan harus memenuhi
persyaratan normalisasi di Indonesia dan
Standard ASTM A-36, dengan tegangan tarik
putus minimum 3700kg/cm2
b. Semua bahan baja harus memenuhi
standard mutu baja ST 37
c. Besi pipa gip , hollow dan pipa staenlees
harus menggunakan pipa jenis terbaik,
medium class dimensi sesuai Gambar
Kerja.
d. Profil Hollow untuk rangka plafond harus
menggunakan jenis terbaik dan dimensi sesuai
gambar kerja
e. Kusen Almunium Memakai type color
anodize dengan ukuran 4‟ tebal 2,5 mm
,setara YKK
f. Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan
ini harus diperoleh dari leveransir yang
dikenal dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi. Semua bahan tersebut
harus lurus, rata permukaan tidak cacat, bebas
karat, noda-noda lain yang dapat mengurangi
mutunya. Batang profil tekan tidak boleh
diijinkan bengkok lebih dari 1/400 kali panjang
batang.
g. Batang baja maupun bahan lain yang digunakan
harus sesuai penampangnya, bentuk, tebal,
ukuran, berat, dan detail- detail lainnya
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja
h. Semua bahan yang akan dipakai dalam
pekerjaan ini terlebih dahulu harus disetujui
secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
59. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 59
i. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan
bertanggungjawab terhadap semua ukuran-
ukuran yang tercantum dalam Gambar Kerja.
Pada prinsipnya ukuran pada Gambar Kerja
adalah ukuran jadi/finish.
j. Setiap bagian yang buruk tidak
memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang
diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian
Kontraktor akan ditolak dan harus diganti
kewajiban yang sama juga berlaku untuk
ketidak cocokan kesalahan maupun
kekurangan lain akibat Kontraktor tidak teliti
dan cermat dalam koordinasi dengan Gambar
pelengkap dari AR, SA, ME, dan EL. Pekerjaan
perubahan dan pekerjaan tambah dalam hal ini
harus dikerjakan atas biaya Kontraktor dan
tidak dapat diklaim sebagai biaya tambah
k. Semua bagian yang dilubangi sesuai
dengan Gambar Kerja dan sudah dibersihkan
dari karat harus diperiksa dan berada dalam
keadaan tidak cacat sebelum pemasangan.
l. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu
harus diajukan ke Konsultan Pengawas/Direksi
dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
Semua perubahan yang disetujui dapat
dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan
yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk
perubahan yang mengakibatkan pekerjaan
kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan
kurang.
60. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 60
m. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan
untuk konstruksi baja difabrikasi di Workshop.
Kontraktor bertanggung jawab atas semua
kesalahan detail, fabrikasi dan ketepatan
penyetelan/pemasangan semua bagian
Konstruksi baja.
26.3. Persyaratan Teknis
a. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan
bertanggungjawab terhadap semua ukuran-
ukuran yang tercantum dalam Gambar Kerja.
Pada prinsipnya ukuran pada Gambar Kerja
adalah ukuran jadi/finish.
b. Setiap bagian yang buruk tidak memenuhi
persyaratan yang tertulis disini yang
diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian
Kontraktor akan ditolak dan harus diganti
kewajiban yang sama juga berlaku untuk
ketidak cocokan kesalahan maupun kekurangan
lain akibat Kontraktor tidak teliti dan cermat
dalam koordinasi dengan Gambar pelengkap
dari AR, SA, ME, dan EL. Pekerjaan perubahan
dan pekerjaan tambah dalam hal ini harus
dikerjakan atas biaya Kontraktor dan tidak
dapat diklaim sebagai biaya tambah.
c. Semua bagian yang dilubangi sesuai
dengan Gambar Kerja dan sudah dibersihkan
dari karat harus diperiksa dan berada dalam
keadaan tidak cacat sebelum pemasangan
d. Pengawas/Direksi dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan
secara tertulis.
Semua perubahan yang disetujui dapat
dilaksanakan tanpa adanya biaya
tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali
untuk perubahan yang
mengakibatkan pekerjaan kurang akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang.
61. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 61
e. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan
untuk konstruksi baja difabrikasi di Workshop.
Kontraktor bertanggung jawab atas semua
kesalahan detail, fabrikasi dan ketepatan
penyetelan/pemasangan semua bagian
Konstruksi baja.
26.4. Penyambungan dan Pemasangan a.
Pengelasan :
Pengelasan harus dilakukan hati-hati
dan cermat. Logam yang akan dilas
harus bersih dari retak dan cacat lain
yang mengurangi kekuatan
sambungan dan permukaannya harus
halus. Juga permukaan yang dilas
harus sama, rata dan kelihatan teratur.
Pekerjaan las sedapat mungkin
dikerjakan dibengkel/pabrik, dan atau
dalam ruangan yang beratap, bebas
angin dan dalam keadaan kering.
Benda pekerjaan ditempatkan
sedemikian rupa sehingga pekerjan las
dapat dilakukan dengan baik dan teliti.
b. Las perapat/Pengendap
Dalam setiap posisi dimana dua bagian
(dari suatu benda) saling berdekatan,
harus digunakan las perapat/pengendap guna
mencegah masuknya lengas terlepas apakah
diberikan detailnya atau tidak dalam Gambar
Kerja apakah barang tersebut terkena cuaca
luar atau tidak dan Kontraktor tidak dapat
mengklaim pekerjaan ini sebagai pekerjaan
tambah.
62. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 62
c. Macam dan tebal las:
Macam las yang dipakai adalah las
lumer (las dengan busur listrik)
Ukuran las harus sesuai dengan
Gambar Kerja dan atau tebal untuk
Konstruksi minimum ½ tV2 dimana t
adalah tebal bahan terkecil.
Panjang las minimum 8xtebal bahan
atau 40 mm
Panjang las maksimum adalah 40 x
tebal bahan.
Kekuatan dari bahan las yang dipakai
paling kecil sama dengan kekuatan
baja yang dipakai
d. Perbaikan Las
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan
perbaikan, maka harus dilakukan oleh
Kontraktor sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas/Direksi
dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah. Las yang menunjukan cacat harus
dipotong dan dilas kembali atas biaya
Kontraktor
e. Mur dan Baut :
Mur dan Baut yang digunakan harus
mempunyai ukuran yang sesuai
dengan yang tercantum dalam
gambar rencana
Pemasangan Mur dan Baut harus
benar-benar kokoh serta mempunyai
kekokohan yang merata antara satu
dengan yang lainnya
f. Memotong dan menyelesaikan pinggiran
bekas irisan,gilingan,pemotongan dan
meratakan harus benar-benar rata/mendatar
63. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 63
g. Menembus, mengebor dan meluaskan
lubang
Pada keadaan akhir diameter lubang
untuk baut dan sebuah baut hitam
yang tepat, boleh berbeda masing-
masing 1 mm dari diameter batang baut
tersebut.
Semua lpembuata lubang harus dibor
Untuk lubang pada bagian Konstruksi
yang disambung dan harus dijadikan
satu dengan alat/komponen penyambung,
dibor sekaligus sampai
diameter sepenuhnya. Apabila ternyata
tidak sesuai, lubang diubah
dengan dibor atau diluaskan atau
penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5
mm.
Semua lubang harus bulat sempurna berdiri
siku pada bidang dan konstruksi
yang akan disambung dan harus
dibersihkan
64. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 64
27. PEKERJAAN
PLAFOND 27.1 Lingkup Pekerjaan
a. Rangka Plafond b.
Penutup Plafond
27.2 Persyaratan Bahan dan Teknis
a. Semua bahan Logam yang dipakai harus
memenuhi persyaratan seperti tercantum
dalam pasal Pekerjaan Metal/logam di Buku
RKS ini.
b. Semua alat penggantung, pengikat,
penjepit dari metal seperti baja siku, baja strip,
klem kabel, dan angker, harus memenuhi
persyaratan seperti tercantum dalam pasal
Pekerjaan Metal / Logam di Buku RKS ini.
c. Rangka Plafond bagian dalam dan luar /
Rambu menggunakan rangka Hollow 40 x
40 mm dengan kualitas baik,ukuran Hollow
yang digunakan sesuai Gambar Rencana
d. Panel Kalsiboard
Mempunyai standar SII
Ukuran panel Standard atau sesuai
gambar Kerja
Tebal panel 3 mm
Bahan yang akan dipakai harus siku
pada sudut-sudutnya, permukaan rata
tidak bergelombang, tidak ada
tonjolan atau lekukan; dan bebas dari
cacat, noda dan pecah.
Merk sekualitas “Kalsiboard”.
e. Panel Kalsiboard 3 mm
Memenuhi persyaratan SII-0015-76
Ukuran panel standard /sesuai Gambar
kerja
Tebal Kalsiboard 6 mm
Bahan yang akan dipakai harus siku
pada sudut-sudutnya, permukaan rata
tidak bergelombang, tidak ada
tonjolan atau lekukan dan bebas dari
cacat, noda dan pecah.
65. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 65
f. Penutup plafond yang dipasang harus
dalam keadaan baik dan tanpa cacat atau noda
lainnya( air, minyak, dan kotoran lainnya).
Pada tempat – tempat pertemuan
dengan dinding, kolom dipasang list profil
Gypsum
g. Paku yang dipakai untuk Kalsiboard dan
Gypsum harus mempunyai panjang minimum
14 mm dan harus dapat menahan beban langit-
langit.
27.3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan Kontraktor wajib
memeriksa dengan seksama Gambar Kerja
dan memeriksa keadaan di tempat pekerjaan
yang akan dilaksanakan serta mengadakan
koordinasi dengan disiplin lain yaitu :
Elektrikal, Mekanikal dan Sanitasi; terhadap
peletakan-peletakan diantaranya :
Armatur, “Intake” dan “Exhaust” grille
dari ducting
Intercom, Pengabelan, dan
Pemipaan.
Dan instalasi-instalasi lain.
Bila pekerjaan tersebut diatas tidak
tercantum dalam Gambar Rencana
langit-langit, maka Kontraktor harus
meneliti gambar kerja disiplin yang
bersangkutan.
66. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 66
Bila tidak didapatkan kejelasan,
Kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas/Direksi,untuk
mendapatkan keputusan yang harus
dilaksanakan. Koordinasi harus selalu
berada di bawah petunjuk dan
pengarahan dari Konsultan
Pengawas/Direksi.
Semua pelaksanaan ini harus memenuhi
standar spesifikasi dari bahan dan material,
prosedur dan cara pelaksanaan dari pabrik
pembuat, selain mengikuti Gambar kerja dan
Buku Spesifikasi ini.
b. Pekerjaan Rangka langit-langit
Pekerjaan rangka langit-langit dari bahan
Logam / Metal harus memenuhi persyaratan
pelaksanaan seperti terurai pada bab Pekerjaan
Logam/Metal dalam Buku ini yaitu Besi Pipa
Hollow
c. Tidak diperkenankan memasang penutup
langit-langit sebelum rangka langit-langit
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi
d. Penutup langit-langit “Gypsum Board”
Pemasangan “Gypsum Board” dibuat
merata, antar panel satu dengan yang
lainnya atau sesuai gambar kerja,
e. Penutup langit-langit “Kalsiboard 6 mm”
Pemasangan “KALSIBOARD” dibuat
merata, antar panel satu dengan yang
lainnya atau sesuai gambar kerja
f. Bahan untuk semua kayu list plafon bagian luar
yang dipakai adalah kayu Kamper Samarinda
yang memenuhi persyaratan,dan bahan list
Plafond bagian dalam yang dipakai list Gypsum
67. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 67
g. Kepala paku harus dipipihkan terlebih
dahulu sebelum pelaksanaan jarak pemakuan
maksimum 20 cm, berseling diantara
pemakuan langit-langit. Lubang bekas paku
harus ditutup dengan dempul, kemudian
diratakan dengan permukaan memakai ampelas
halus.
h. Setiap pertemuan sudut harus diadu
manis. Setiap persilangan dan pertemuan harus
tegak lurus dan rapi.
i. Disyaratkan tidak ada sambungan
sepanjang kayu utuh yaitu minimal 300
cm.
28. PEKERJAAN LANTAI 28.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan lantai keramik, 40/40, 20/40,
10/40, 30/30, 20/20.
b. Pekerjaan lantai beton tumbuk bertulang c.
Pekerjaan rabat
d. Dan lain-lain seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
28.2 Persyaratan Bahan
a. Semen Portland/PC, pasir, air harus
memenuhi persyaratan bahan seperti
terurai dalam pasal pekerjaan beton di
buku RKS ini
b. Keramik 40 x 40 cm digunakan untuk
lantai, Keramik 20 x 20 cm untuk pelapis
KM/WC, meja dapur sesuai gambar kerja.
Keramik 40 x 40 Corak digunakan untuk
lantai semua ruangan dan 40/40 corak
dan warna untuk selasar dan Entrence.
Persyaratan bahan ubin keramik harus
memenuhi ketentuan ubin keramik pada
pasal pekerjaan pelapis dinding. Semua
keramik menggunakan Roman. Untuk
corak dan warna ditentukan kemudian oleh
Konsultan Perencana dan Pemberi
Tugas. Untuk pelapis dinding
menggunakan Indogress type „Carnelian‟
dan „Sun Stone‟.
68. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 68
28.3 Persyaratan Pelaksanaan
69. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 69
a. Tanah urug sebagai lapisan dasar harus
mencapai kepadatan yang disyaratkan dan rata
waterpass, kemudian dipasang urugan pasir
padat tebal 10 cm.
b. Landasan konstruksi lantai bawah adalah plat
beton 1:2:3 tebal 10 cm dengan cara
pemasangan harus memenuhi persyaratan
pekerjaan beton dalam pasal lain Buku RKS ini.
Untuk pemasangan penutup lantai atas,
sebelum pemasangan keramik harus
terlebih dahulu pasir urug setebal 5 cm. Aduk
pemasangan untuk ubin keramik adalah
1PC:3PS, dengan tebal adukan pemasangan
minimal adalah 3 cm diatas pasir (lantai atas)
dan pada plat beton (lantai bawah).
Jarak antara ubin keramik atau siar lebar
adalah 2 mm.
c. Pola pemasangan dan awal pemasang harus
sesuai dengan Gambar Kerja dengan
mengikuti pola corak masing- masing ubin
keramik yang dipakai awal pemasangan dan
pemotongan harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
d. Ujung lantai teratas yang berhubungan
dengan trap tangga dan setiap ujung
tangga harus dipasang keramik alur anti
slip sebagai penutup.
29. PEKERJAAN PENGECATAN 29.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan pengecatan besi railing tangga, pintu
besi dan semua pekerjaan besi yang
diekspose.
b. Pekerjaan pengecatan dinding, beton dan
plafond
c. Pekerjaan pengecatan kayu, pipa PVC
d. Pekerjaan pengecatan lain seperti
tercantum dalam Gambar
29.2 Persyaratan Bahan
a. Bahan dari kualitas utama, tahan
terhadap udara dan garam. Produk cat-
cat kayu/besi setaraf SEIV. Dempul yang
digunakan harus satu produk dengan cat
yang digunakan.
70. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 70
b. Bahan cat dinding jenis Emulsion setaraf
Vinilex, dempul yang digunakan harus satu
produk
c. Bahan didatangkan langsung dari toko.
Tiba di Tapak/Site konstruksi masih harus
tersegel baik dalam kemasannya dan
tidak cacat, serta disetujui Konsultan
Pengawas/Direksi.
29.3 Persyarat Teknis
a. Peralatan seperti : Kuas, Roller, Sikat kawat,
Kape, dan sebagainya;l harus tersedia dari
kualitas baik dan jumlahnya cukup.
b. Semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Pelaksanaan pekerjaan pengecatan
cat dasar untuk komponen bahan metal,
harus dilakukan sebelum komponen
tersebut terpasang.
71. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 71
29.4 Persyaratan Pelaksanaan
a. Pekerjaan Pengecatan Metal
Semua metal seperti tersebut diatas seperti
tercantum dalam gambar kerja dengan
ketentuan sebagai berikut :
Semua bagian/permukaan yang
tampak/exposed dicat sampai dengan
cat finish.
Semua bagian/permukaan yang
tidak ditampakkan / unexposed
menempel ke bahan/material lain,
tertutup oleh bahan/material lain
dicat hanya sampai dengan cat anti
karat atau cat dasar/primer.
b. Pekerjaan Pengecatan dinding/
permukaan pasangan batu batako, beton dan
plafond.
Semua dinding/permukaan pasangan
batu/beton & plafond yang
tampak/exposedseperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
72. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 72
c. Pekerjaan Pengecatan Kayu
Semua kayu yang terpasang baik yang
termasuk pekerjaan kayu halus maupun kayu
kasar seperti tercantum dalam gambar kerja
sesuai ketentuan sebagai berikut :
Semua bagian/permukaan yang
tampak/exposed dicat sampai
dengan cat finish yang diperinci
lebih lanjut sebagai berikut :
Cat finish warna untuk permukaan
yang tidak ditonjolkan serat kayunya
Cat finish jenis clear untuk
permukaan yang ditonjolkan serat
kayunya sesuai dengan ketentuan
di Gambar Kerja.
Semua permukaan yang tidak
ditampakkan/unexposed dicat hanya
sampai dengan cat dasar.
Khusus untuk konstruksi dan rangka
atap yang tidak ditampakkan
dilakukan dengan residu (ketentuan
ini tidak berlaku).
d. Pekerjaan Pengecatan Pipa PVC
Semua pipa talang dari bahan/material PVC
yang dalam gambar Kerja ditampakkan.
e. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui
Konsultan Pengawas/Direksi harus diulang dan
diganti. Kontraktor harus melakukan
pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat
finish yang kurang menutupi atau lepas,
sebagaimana ditunjukkan Konsultan
Pengawas/Direksi. Biaya untuk hal ini
ditanggung Kontraktor, tidak dapat diklaim
sebagai pekerjaan tambah.
73. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 73
f. Pekerjaan Pengecatan Dinding
Permukaan yang akan dicat harus dikeringkan
dahulu bebas dari minyak, kotoran, kapur dan
kontaminasi- kontaminasi lainnya yang tidak
diinginkan. Apabila permukaan memakai
dempul maka hasil dempulan harus sudah
dalam keadaan halus dan bersih dari debu dan
kotoran.
Tingginya kelembaban serta keberadaan
kandungan garam di dalam zat pada
umumnya menyebabkan kegagalan
pengecatan
Tebal lapisan kering 25-30 micron
Tebal lapisan basah 71,5 – 85,8
micron
Daya sebar teoritis pada tebal
lapisan yang dianjurkan 11,7-14,0
m2/ltr
Daya sebar praktek (dengan factor
kerugian sebesar 20 %) 9,4-11,2
m2/ltr
Kering sentuh 15 – 20 menit
Pengecatan dilakukan dengan 3
(tiga) kali (3 lapis).
Kering untuk dilapisi ulang min 1 – 3
jam setelah lapisan pertama
Kering sempurna min 3 – 6 jam
g. Pekerjaan Pengecatan Metal
Seluruh metal harus dicat dasar
dengan zinchromate, baik yang ekspos
(tampak) ataupun yang tidak tampak.
Persiapan sebelum pengecatan
Bersihkan permukaan dari kulit giling
(kerak/Millscale), karat, minyak, lemak
dan kotoran lain secara teliti, seksama
dan menyeluruh ; sehingga permukaan
yang dimaksud menampilkan tampak
metal yang halus dan mengkilap.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan Sikat
Kawat mekanik/Mechanical Wire Brush.
Akhirnya permukaan dibersihkan
dengan sikat.
74. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 74
Pekerjaan Cat Primer/dasar
dilaksanakan sebelum komponen
bahan/material Metal terpasang.
h. Pekerjaan Cat baja/Besi.
Lapisan pertama
Cat primer jenis QD Metal Primer
Red Lead. Pelaksanaan pekerjaan
dengan kuas. Ketebalan 50 mikron atau
daya sebar per liter 8 – 10 m2. Tunggu
selama minimum 6 jam sebelum
pelaksanaan pelapisan berikutnya.
Lapisan kedua
Cat dasar jenis undercoat,
pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
Ketebalan 35 mikron atau daya
sebar per liter 10 – 13 m2. Tenggang
waktu antara pelapisan minimum 6 jam
sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
Lapisan ketiga
Cat akhir/finish/jenis synthetic super
gloss. Pelaksanaan pekerjaan
dengan kuas. Ketebalan 30 mikron atau
daya sebar perliter 15 – 17 m2.
Tenggang waktu antara pelapisan
minimum 16 jam.
30. PEKERJAAN PEMASANGAN
SANITARY
75. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 75
c. Pekerjaan Saluran Pembuang Air Hujan
- Saluran pembuang air hujan terbuat dari
pasangan Grevel beton U dia 30 cm
diperkuat dengan ban dari
pasangan batu/batako adukan
1pc;3ps dan pada tempat – tempat
tertentu dipasang bak penampungan
pasir/bak control yang terbuat dari
pasangan batako adukan 1pc;3ps
- Permukaan Bak penampungan dan ban
penggapit saluran yang terlihat harus
diplester dan diaci dengan semen
- Kemiringan saluran minimal 1% dan
dibuat sedemikian rupa sehingga air
dapat mengalir tanpa hambatan.
31. PEKERJAAN ELEKTRIKAL 31.1. Lingkup Pekerjaan ini diuraikan dalam RKS
Khusus Spesifikasi, TeknisPekerjaan, Mekanikal,
Elektrikal, Plumbing, Tata Udara dan Ventilasi.
32. PEKERJAAN
WATER PROOFING
32.1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah
penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat Bantu lainnya
termasuk pengangkutannya yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai
dengan yang dinyatakan dalam Gambar;
memenuhi uraian syarat dibawah ini.
b. Bagian yang harus diwaterproofing ini,
mencakup seluruh bagian Plat Atap/talang,
Ground Reservoar, Lantai KM/WC dan daerah-
daerah basah lainnya dan/atau seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
32.2. Persyaratan Bahan
a. Persyaratan Mutu Bahan
76. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 76
Bahan
Kontraktor wajib mengajukan contoh dari
semua bahan, brosur lengkap dan jaminan
dari Pabrik, kecuali bahan yang disediakan oleh
proyek.
b. Contoh bahan yang digunakan harus
diserahkan kepada Direksi/Konsultan sebanyak
minimal 2 (dua) produk yang setara dari
berbagai merek pembuatan atau kecuali
ditentukan lain oleh Direksi/Konsultan
Pengawas/Direksi.
c. Keputusan bahan jenis, warna, texture dan
merek yang memenuhi Spesifikasi akan diambil
oleh Direksi/ Konsultan Pengawas/ Direksi dan
akan diinformasikan kepada Kontraktor selama
tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah
penyerahan contoh- contoh bahan tersebut.
32.3. Pengujian
a. Bila diperlukan, wajib mengadakan test
bahan tersebut pada laboratorium yang
Independent, baik mengfenai Komposisi,
konsentrasi, dan hasil yang ditimbulkannya.
Untuk ini Kontraktor/ Supplier harus menunjuk
syarat rekomendasi dari lembaga resmi yang
ditunjuk tersebut sebelum memulai pekerjaan.
b. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus
memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah
dan cacat lainnya, selama minimal
10 (sepuluh) tahun termasuk pengganti dan
memperbaiki segala jenis kerusakan yang
terjadi. Jaminan yang diminta adalah jamian
dari pihak pabrik untuk mutu material serta
jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk
mutu pemasangan.
77. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 77
c. Kontraktor diwajibkan melakukan
percobaan-percobaan dengan cara memberi air
diatas permukaan yang diberi lapisan kedap air
dan pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan dari Direksi/
Konsultan Pengawas/Direksi.
32.4. Peng
a.
iriman dan Penyimpanan Bahan
Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan
dalam keadaan baik dan tidak bercacat.
b. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel
dan berlabel pabriknya. Bahan harus disimpan
ditempat yang terlindung, tidak lembab, kering
dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang
telah ditetukan.
c.
d.
Tempat penyimpanan harus cukup, bahan
ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
Kontraktor bertanggung jawab atas
kerusakan bahan-bahan yang disimpan,
baik sebelum atau selama pelaksanaan, kalau
terdapat kerusakan yang bukan
karena tindakan pemilik.
32.5. Syarat – Syarat pelaksanaan
Syarat Umum
a.
Semua bahan sebelum dikerjakan harus
ditunjukkan kepada Pemilik Proyek. Untuk
mendapatkan persetujuan, lengkap
dengan ketentuan / persyaratan Pabrik
yang bersangkutan. Material yang disetujui
harus diganti tanpa biaya tambahan. Jika
dipandang perlu diadakan
penukaran/penggantian maka bahan-bahan
pengganti harus yang disetujui Pemimpin
Proyek, berdasarkan contoh yang diajukan oleh
Kontraktor.
78. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 78
b. Sebelum pekerjaan pemasangan water
proofing ini dimulai, permukaaan bagian
yang akan diberi lapisan ini harus disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas/Direksi. Peil dan
ukuran harus sesuai gambar.
c. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus
mengikuti petunjuk dan ketentuan dari Pabrik
yang bersangkutan, dan atas petunjuk Direksi/
Konsultan Pengawas/ Direksi.
d. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar
Gambar, Spesifikasi dan lainnya, Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Direksi/
Konsultan Pengawas/ Direksi sebelum
pekerjaan dimulai.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai
pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada
kelainan/perbedaan ditempat itu, sebelum
kelainan tersebut diselesaikan.
32.6. Cara Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pemasangan harus
dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli
dari pihak pemberi garansi pemasangan) dan
terlebih dahulu harus mengajukan metode
pelaksanaan sesuai dengan Spesifikasi pabrik
untuk mendapat persetujuan dari Pemimpin
Proyek.
32.7. Persiapan Permukaan
a. Permukaan plat beton yang akan
diberikan lapisan Water proofing harus benar-
benar bersih, bebas dari minyak, debu serta
tonjolan-tonjolan tajam yang permanen dari
tumpahan atau cipratan aduk dan dalam
kondisi kering (baik dalam arti kata kering
leveling screed maupun kering permukaan).