SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-1
BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja meliputi :
(1) Pekerjaan Sarana Prasarana Pendidikan
PASAL 2
MEMULAI KERJA
(1) Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerja
(SPK), pihak Kontraktor harus sudah memulai melaksanakan pembangunan fisik secara
nyata di lapangan.
(2) Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor yang ditetapkan belum melaksanakan
pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang
telah dibuat oleh Pengguna Jasa
PASAL 3
PELAKSANAAN PEKERJAAN
(1) Dalam pelaksanaan pekerjaan fisik kontraktor diwajibkan bekerja sama dengan
Pengguna Jasa/Konsultan Pengawas.
(2) Pada waktu pelaksanaan pekerjaan, kontraktor tidak diperkenankan mengadakan
perubahan konstruksi ataupun perubahan gambar tanpa persetujuan Pengguna
Jasa/Konsultan Pengawas.
(3) Semua perubahan gambar ataupun perubahan konstruksi harus diusulkan terlebih
dahulu sebelum pelaksanaan dan dibuat berita acara bersama.
PASAL 4
MOBILISASI
Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :
(1) Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang
diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu
akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
(2) Pembuatan kantor Kontraktor, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk keperluan
pekerjaan ini.
(3) Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat membuat berbagai
perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan
instalasinya.
(4) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor harus
menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
PASAL 5
PAPAN NAMA PROYEK
Kontraktor harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas
biaya Kontraktor.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-2
PASAL 6
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
(1) Di lapangan Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut
‘Site Manajer’ yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor.
(2) Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
(3) Kontraktor wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin/Ketua Proyek dan
Konsultan Pengawas, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk mendapat persetujuan.
(4) Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin/Ketua Proyek dan Konsultan
Pengawas bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap
memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk
mengganti ‘Pelaksana’.
(5) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus
sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung Jawab /
Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.
PASAL 7
RENCANA KERJA
(1) Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat Rencana
Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar chart dan S-curve bahan
dan tenaga.
(2) Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 7 (delapan) hari kalender setelah
Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor.
(3) Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh
Pengguja Jasa.
(4) Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada
Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pengguja Jasa dan Perencana.
(5) Kontraktor dalam pelaksanaan penbangunan pekerjaan harus selalu sesuai dengan
Rencana Kerja tersebut.
(6) Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana
Kerja tersebut.
PASAL 8
DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK
(1) Direksi Keet ( Los Pengawas )
Kontraktor harus menyediakan Direksi Keet (Los Pengawas) untuk keperluan
Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan semi permanen.
(2) Kantor Kontraktor, Los Kerja Dan Gudang Bahan.
Kontraktor atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor Kontraktor dilapangan, los
kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk menyimpan
barang-barang, yang mana tempatnya / lokasinya akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas / Personalia Proyek.
(3) Kontraktor berkewajiban menjaga keamanan dan kebersihan los Kontraktor, los
Pengawas beserta inventarisnya.
(4) Pagar Pengaman Proyek
Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Pengguna Jasa dapat
memerintahkan kepada Kontraktor untuk memagari sekelilingnya sehingga aman.
Biaya untuk keperluan ini akan dimasukan didalam penawaran Pemborong . Tinggi
Pagar Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan dari seng
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-3
gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat / tiang pagar dari kayu Dolken / kayu
Borneo ukuran 5/7, memenuhi persyaratan kekuatan dan atau sesuai dengan peraturan
Pemerintah Daerah setempat.
(5) Kantor Kontraktor, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan
dibiayai oleh Kontraktor, setelah selesai pelaksanaan pembangunan /pekerjaan tersebut,
harus segera dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor dan bahan-bahan bekasnya
menjadi milik Kontraktor.
(6) Direksi Keet dan Pagar pengaman proyek yang dibuat oleh Kontraktor, setelah selesai
pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut akan ditentukan pemanfaatannya oleh
Pengguna Jasa, namun apabila dianggap perlu Direksi dapat memerintahkan kepada
Kontraktor untuk segera membongkarnya dan membersihkannya, dan bahan-bahan
bekasnya diserahkan kepada Pengguna Jasa.
PASAL 9
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA
(1) Selama masa pekerjaan, Kontraktor harus senantiasa memelihara kebersihan lokasi
pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di
suatu tempat yang telah ditentukan.
(2) Kontraktor berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di
tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.
(3) Kontraktor berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat pekerjaan.
(4) Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan
peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya
kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor harus bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.
(5) Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor selekas mungkin memberitahukan kepada
Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban
kecelakaan itu.
PASAL 10
TENAGA DAN SARANA KERJA
Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan – bahan, peralatan
berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian – bagian pekerjaan serta mengadakan
pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan – bahan, alat – alat kerja maupun
hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai
dengan sempurna sampai dengan diserahterimakannya pekerjaan tersebut kepada Owner.
(1) Tenaga Kerja/Tenaga Ahli
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. Sesuai yang tercantum dalam LDP.
(2) Peralatan Kerja
Menyediakan alat – alat bantu, seperti mesin las, alat – alat bor, alat – alat pengangkat
dan pengangkut serta peralatan – peralatan lain yang benar – benar diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.
(3) Bahan – Bahan Bangunan
Menyediakan bahan – bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang dilaksanakan serta pengiriman material harus tepat waktu sesuai
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-4
(4) Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.
a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa
di area pekerjaan atau disuplay dari luar.
b. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya
yang merusak. Penyediaan harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari
Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Kontraktor harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang senantiasa terisi
penuh dengan kapasitas 3,5 m3
d. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan, pembangunan diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas
petunjuk pengawas.
PASAL 11
PERSYARATAN DAN STANDARISASI
1. Persyaratan Pelaksanaan
Untuk menghindari klaim dari ‘User’/Proyek dikemudian hari maka Kontraktor harus
betul – betul ‘memperhatikan’ semua pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan
‘ukuran jadi (finished)’ sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan
RKS. Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan
syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan
sesuai dengan rencana kerja dan Syarat – Syarat Teknis dan Petunjuk yang diberikan
oleh Konsultan Pengawas.
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan dilapangan, kontraktor wajib memperhatikan
dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan
Struktur, utilitas, Plumbing/Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari Konsultan
Pengawas.
Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan :
a. Site Manager/Pelaksana sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan
ahli dibidangnya selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan
guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.
b. Buku harian untuk :
 Kunjungan tamu – tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
 Mencatat semua petunjuk – petunjuk, keputusan – keputusan dan detail dari
pekerjaan.
c. Alat – alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
 1 (satu) Kamera.
 1 (satu) alat ukur schuifmat.
 1 (satu) alat ukur panjang 50 m, 5 m.
 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.
2. Standard yang dipergunakan
Semua pekerjaan yang dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standard
Industri Konstruksi, Peraturan Nasional Lainnya yang ada hubungannya dengan
pekerjaan antara lain :
 PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia
 N1-3 PMI PUBB : Peraturan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia
 NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
 NI-10 : Bata Merah sebagai Bahan Bangunan
 PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
 SII : Standar Industri Indonesia
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-5
 SNI 03-2874-2002 : Peraturan Beton Bertulang
Indonesia.
 AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.
Serta :
 Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981
 Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan tentang keselamatan tenaga kerja
yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
 Peraturan Daerah (Perda) setempat.
Jika tidak terdapat didalam Peraturan/Standar/Normalisasi tersebut diatas, maka
berlaku Peraturan/Standard/Normalisasi International ataupun dari Negara asal
produsen bahan/material/komponen yang bersangkutan.
Selain ketentuan – ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
 Dokumen lelang yang sudah disyahkan (Gambar Kerja, RKS, BQ, Aanwijzing dan
Surat Perjanjian Kontrak).
 Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor dan sudah disetujui/disahkan oleh
Owner dan Konsultan Pengawas.
PASAL 12
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
(1) Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat laporan harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/Pekerjaan, baik teknis maupun
administrasi.
(2) Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor/Pemborong harus memberikan
data – data yang diperlukan menurut data keadaan sebenarnya.
(3) Pengawas Lapangan juga harus membuat laporan mingguan dan laporan bulanan secara
rutin.
(4) Laporan–Laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Owner untuk bahan
monitoring.
PASAL 13
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Bila gambar yang tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS), maka
yang mengikat/berlaku adalah RKS.
2. Harus juga disadari bahwa revisi–revisi pada alignment, lokasi, seksi (bagian) dan
detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan
tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari
ketidak sesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang
tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin
diperlukan oleh keadaan dimana konstruksi atau lain–lainnya, akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
3. Konsultan pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
4. Ukuran
a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi ukuran dari :
As – as
Luar – luar
Dalam – dalam
Luar – dalam
b. Ukuran – ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam mm
(millimeter)
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-6
c. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikankeputusan ukuran
mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
d. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran
skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui Konsultan Pengawas.
Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disyahkan secara tertulis.
Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran – ukuran yang
tercantum didalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan konsultan
pengawas/Direksi Teknis, dan apabila terjadi kesalahan akibat kelalaian kontraktor
dalam berkoordinasi dengan konsultan pengawas/Direksi Teknis maka menjadi
tanggung jawab kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.
5. Perbedaan Gambar
a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku.
Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian didalam pelaksanaan satu
bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka
didalam hal terdapat ketidakjelasan, kesimpang-siuran, perbedaan – perbedaan dan
ataupun ketidak-sesuaian dan keragu – raguan diantara setiap Gambar kerja,
Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis
secara tertulis, dan mengadakan pertemuan dengan konsultan Pengawas/Direksi
Teknis dan Konsultan Perencana,untuk mendapatkan keputusan gambar mana yang
akan dijadikan pegangan.
b. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang/meng-“Klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.
6. Shop Drawing
Shop Drawing merupakan gambar detail pelaksanaan dilapangan yang harus dibuat
oleh Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail Khusus yang belum tercakup
lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh
Konsultan Pengawas.
Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik
yang belum tercakup secara lengkap didalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun
didalam buku ini.
Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada konsultan Pengawas untuk
diminta persetujuannya harus sesuai dengan format standar dari proyek dan harus
digambar pada kertas kalkir yang dapat direporduksi.
7. Perubahan, penambahan, pengurangan pekerjaan dan pembuatan “as-built drawing”.
a. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan Dokumentasi Kontrak.
b. Setelah Pekerjaan selesai dan diserahterimakan, Kontraktor dikerjakan/dibangun
oleh kontraktor (As-Built Drawing). Biaya untuk penggambaran “As-Built
Drawing”, sepenuhnya menjadi danggungan kontraktor.
PASAL 14
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
(1) Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
(2) Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Owner untuk melihat, mengawasi,
menegur, atau memberi instruksi tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut
diatas.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-7
(3) Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut
dengan biaya Kontraktor sendiri.
(4) Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka
Kontraktor berkewajiban memberikan saran – saran perbaikan kepada Owner melalui
konsultan Pengawas.
Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan yang
timbul.
(5) Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
(6) Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
menjadi tanggung jawab kontraktor.
(7) Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang milik proyek, Konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang
ada dilapangan, maupun bangunanyang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
Bila terjadi kehilangan bahan – bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah
dipasang maupun belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
(8) Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran
dan sisa – sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi
pekerjaan.
Segala pembiayaannya menjadi tanggungan kontraktor.
PASAL 15
KETENTUAN & SYARAT BAHAN – BAHAN
1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat–Syarat (RKS) ini
maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan–bahan yang akan
dipergunakan maupun syarat–syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat–syarat yang
tercantum dalam Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th. 1982),
Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan – ketentuan
dan syarat bahan – bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang material
yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat
lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang
dimaksudkan.
2. Merk pembuatan bahan/material & komponen jadi.
a. Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, semua merk pembuatan atau merk
dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai
dasar perbandingan kualitas/setara dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.
Setiap keteranan mengenai peralatan, material, barang atau proses, dalam bentuk
nama dagang, buatan atau nomor catalog tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya
membatasi persaingan, peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian
itu. Seluruh material paten. Itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik
yang membuatnya.
b. Bahan/material dan komponen jadi dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar dan RKS, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebu,
mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
c. Apabila dianggap perlu, konsultan pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli
yang ditunjuk oleh pabrik dan atau dalam hal ini, kontraktor tidak berhak
mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah .
d. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan
untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.
e. Penggunaan bahan produk lain yang setara dengan apa yang dipersyaratkan harus
disertai test dari laboratorium local / dalam negeri baik kualitas, ketahanan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-8
sertakekuatannya dan harus disetujui oleh konsultan pengawas secara tertulis dan
diketahui oleh Konsutan Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium (uji beton ), maka biaya tersebut
harus ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya tambah.
3. Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh – contoh semua bahan
– bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada konsultan pengawas/Direksi
dan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis semua bahan – bahan
tersebut didatangkan/dipakai.
Contoh bahan tersebut harus diserhakan kepada konsultan pengawas dan perencana
adalah sebanyak empat (4) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan
“standard of Appearance” dan disimpan diruang Direksi. Paling lambat waktu
penyerahan contoh bahan adalah dua (2) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan
kepada kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender setelah penyerahan
contoh bahan tersebut.
5. Penyimpanan material
Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang
bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
a. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan
kesesuaiannya untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang
bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi.
b. Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan. Tempat
penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (leveling) menurut
pentunjuk Konsultan Pengawas.
c. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring
kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainasi/pematusan dari
kandungan air/cairan yang berlebihan. Material harus disusun sedemikian rupa
sehingga tidka menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar mengatur kadar
air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat/dibongkar lapis demi
lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari satu meter. Tinggi tempat penyimpanan
tidak lebih dari lima meter.
PASAL 16
PEMERIKSAAN BAHAN – BAHAN
1. Bahan – bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh – contoh
yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam pasal 14 diatas.
2. Bahan – bahan yang tidak memenuhi syarat – syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan dari lapangan
bangunan selambat – lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
3. Apabila sesudah bahan – bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh
Pengawas/Direksi/Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh pelaksana, maka
Konsultan Pengawas/Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada
kontraktor yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembngokaran tersebut
menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap
dikenakan sebesar 1o
/oo (satu permil) dari harga borongan.
4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan –
bahan tersebut, maka kontraktor harus dan memeriksakannya ke Laboratorium balai
Penelitian bahan – bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut
disampaikan kepada Pengawas/Direksi/Perencana secara tertulis, segala biaya
pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor.
5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya
kualitas dari bahan – bahan tersebut. Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan
pekerjaan – pekerjaan yang menggunakan bhana – bahan tersebut diatas.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-9
6. Bila diminta oleh konsultan pengawas, kontraktor harus memberikan penjelasan
lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
PASAL 17
SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR
1. Jika kontraktor menunjuk supplier dan atau kontraktor bawahan (sub-kontraktor)
didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka kontraktor ‘wajib’
memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas dan Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan untuk pekerjaan
khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus
sesuai instruksi pabrik.
PASAL 18
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
(1) Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah
permukaan dan pembuangan serta pembersihan tumbuh – tumbuhan dan puing – puing
didalam daerah kerja, kecuali benda yang telah ditentukan harus tetap ditempatnya atau
yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan pasal – pasal yang lain dari spesifikasi
ini. Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda – benda
yang ditentukan harus tetap berada ditempatnya dari kerusakan atau cacat.
(2) Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk,
tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan – rintangan lainnya
yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana, harus dibersihkan dan/atau
dibongkar, dan dibuang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus
dibuang dari daerah sampai kedalaman sekurang – kurangnya 50 cm didalam elevasi
lubang galian sesuai Gambar Kerja.
Lubang – lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai
dan dipadatkan sampai 90% dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.
PASAL 19
DRAINASE/SALURAN
1. Pembuatan drainase/saluran tapak sementara.
Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/kontur tanah yang ada ditapak,
Kontraktor wajib membuat saluran air sementara yang berfungsi untuk pembuangan air
yang ada untuk menjaga agar lahan konstruksi tetap kering.
Arah aliran ditujukan ke daerah permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke
saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembangunan. Ketentuan tersebut harus
dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
2. Pemeliharaan drainase yang sudah ada.
Kontraktor harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau mempengaruhi
tempat kerja.
Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh konsultan pengawas pembersihan saluran –
saluran, parit dan pipa – pia menuju hulu dan hilir sampai sejauh 100 meter diluar batas
daerah konstruksi dan daerah milik jalan (righ-of-way). Ketentuan tersebut harus
dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
3. Lokasi dan perlindungan utilitas.
a. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, kontraktor/pemborong harus melakukan
survey untuk mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan kena pengaruh
oleh pekerjaan. Hasil survey harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan
petunjuk konsultan pengawas, dan patok permukaan (surface pegs) pada tempat
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-10
kerja yang menujukan lokasi seluruh utilitas yang berada dibawah tanah, harus
sudah ditancapkan. Patok – patok itu harus tetap terpancang selama berlakunya
kontrak.
b. Bila kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara atau permanen pada
daerah sekitar utilitas itu, kontraktor harus mempergunakan metoda konstruksi
yang memadai, menyediakan peralatan perlindungan yang semestinya, tanpa ada
pembayaran tambahan, dalam rangka mencegah kerusakan pada utilitas itu.
Segala kerusakan pada utilitas yang disebabkan langsung atau tidak langsung
oleh pekerjana kontraktor dianggap sebagai tanggung jawab dari kontraktor.
PASAL 20
PENGUKURAN KONDISI TAPAK
DAN PENENTUAN PEIL
1. Pekerjaan pengukuran kondisi tapak.
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran
kondisi “existing” tapak terhadap posisi rencana bangunan. Hasil pengukuran harus
diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
b. Ketidak-cocokan yang terjadi antara gambar kerja dan keadaan yang sebenarnya
dilapangan, harus segera dilaporkan ke konsultan pengawas dan perencana untuk
diminta keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut–sudutnya dilakukan dengan alat–alat
waterpass/theodolit.
d. Pengukuran sudut siku–sikunya dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian–bagian yang telah disetujui oleh
konsultan pengawas dan perencana.
e. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas pada :
1) Personil :
 1 Orang surveyor ahli
 1 orang pekerja surveyor
2) Peralatan pengukuran (survey) yang dapat digunakan anatara lain:
 Wild ROS Theodolite (360 derajat);
 Wild T0 Theodolite (360 derajat);
 Wild Nak Levels;
 Pita meteran baja dengan panjang 50 m;
 Steel measuring rod (4 m);
 Patok – patok survey, dan macam–macam alat yang diperlukan dalam
survey.
Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap (bila diminta) termasuk
tripod, dll. Atas tanggungan biaya sendiri, kontraktor harus mengadakan survey
dan pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan,
seperti patok kemiringan (slopes stakes), temporang grade stakes, dan lain –
lain.
Setiap tanda yang dibuat oleh konsultan pengawas ataupun oleh kontraktor
harus dijaga baik – baik, bila terganggu atau rusak harus segera diperbaiki oleh
kontraktor atas tanggungan biaya sendiri. Setiap jenis pekerjaan, dari bagian
apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum persiapannya (setting out) disetujui
oleh pengawas.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-11
3) Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang melintang (cross
section) kepada konsultan pengawas yang akan mengesahkan salah satu salinan
atau merevisinya, kemudian mengembalikan kepada kontraktor.
Bila kemudian konsultan pengawas perlu mengadakan perubahan/revisi,
kontraktor harus mengajukan lagi salinan cross section untuk persetujuan
diatas.
Cross section dari kontraktor harus digambar diatas kertas kalkir untuk
memungkinkan reporduksi. Bila cross section itu akhirnya disetujui, maka
kontraktor harus menyarankan gambar kalkir asli dan tiga lembar hasil
reproduksinya kepada pejabat pembuat komitmen.
2. Pekerjaan Penentuan Peil
Pekerjaan penentuan peil + 0.00 (finishing arsitektur) adalah permukaan lantai finishing
ruangan lantai dasar (hall) bangunan serperti tertera dalam gambar kerja yaitu + 0.00
cm pada lantai dasar bangunan.
Selanjutnya peil + 0.00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di lapangan dan
disetujui oleh Konsultan pengawas.
PASAL 21
PEMASANGAN BOUWPLANK
1. Bowplank Papan Bangunan
a. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu borneo dengan ukuran tebal 3 cm
dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah diatasnya.
b. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu sama lain adalah
1.50 m; tertancap ditanah sehingga tidak dapat digerak – gerakan atau diubah.
c. Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar atau sesuai dengan
keadaan setempat.
d. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan atau rata
waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh konsultan pengawas.
e. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, kontraktor harus melaporkan kepada
konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
f. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan
bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
PASAL 22
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
(1) Ijin Memasuki Tempat Kerja
Direksi dan konsultan pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap
waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat – tempat
dimana pekerjaan sedang dikerjakan/dipersiapkan atau dimana bahan/barang dibuat.
(2) Pemeriksaan Pekerjaan
a. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi karena
bahan/material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak
oleh konsultan pengawas/Direksi harus segera dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh konsultan
pengawas/direksi.
b. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan pengawas dan kontraktor harus memberikan kesempatan
sepenuhnya kepada pengawas ahli untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang
akan ditutup dan tidak terlihat.
c. Kontraktor harus melaporkan kepada pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap
atau diperkirakan akan siap diperiksa.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-12
d. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari
jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari
raya) tidak dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan Pengawas/Direksi, maka Kontraktor
dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
e. Bila kontraktor melalaikan perintah, konsultan pengawas/Direksi berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya
pembongkaran tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaannya.
(3) Kemajuan Pekerjaannya.
a. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh konsultan pengawas.
b. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut
penilaian konsultan pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada
waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang maka pengawas
harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah – langkah yang perlu diambil
guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu
yang telah ditentukan.
(4) Perintah untuk pelaksanaan (foreman)
Bila kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada ditempat kerja dimana konsultan
pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau
perintah itu harus dituruti dan dilaksanakan oleh semua petugas pelaksana atau petugas
yang ditunjuk oleh kontraktor untuk menangani pekerjaan itu.
(5) Toleransi
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan
toleransi yang diberikan dalam spesifikasi, dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada
bagian lainnya.

More Related Content

What's hot

35519172 spesifikasi-teknis-drainase
35519172 spesifikasi-teknis-drainase35519172 spesifikasi-teknis-drainase
35519172 spesifikasi-teknis-drainaseRahmat Hidayat
 
Spesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatanSpesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatanade_dudi
 
Spek teknis tpa mamasa
Spek teknis tpa mamasaSpek teknis tpa mamasa
Spek teknis tpa mamasaSonyDede
 
Spek jalan
Spek jalanSpek jalan
Spek jalanTony Svy
 
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean constructionPelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean constructioninfosanitasi
 
Metode jbt. gantung
Metode jbt. gantungMetode jbt. gantung
Metode jbt. gantungfianardi
 
Metoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet PileMetoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet PileIMRA MORALDY
 
Contoh metoda pelaksanaan drainase
Contoh metoda pelaksanaan drainaseContoh metoda pelaksanaan drainase
Contoh metoda pelaksanaan drainaseMetza d'Arch
 
Metode pelaksanaan irigasi
Metode pelaksanaan irigasiMetode pelaksanaan irigasi
Metode pelaksanaan irigasiManyuk FAUZI
 
Makalah tentang metode pelaksanaan gedung
Makalah tentang metode pelaksanaan gedungMakalah tentang metode pelaksanaan gedung
Makalah tentang metode pelaksanaan gedungMOSES HADUN
 
metode-pelaksanaan-proyek
metode-pelaksanaan-proyekmetode-pelaksanaan-proyek
metode-pelaksanaan-proyekMOSES HADUN
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of workZinet Yeha
 
Metoda pelaksanaan Trotoar Kota Pariaman
Metoda pelaksanaan Trotoar Kota PariamanMetoda pelaksanaan Trotoar Kota Pariaman
Metoda pelaksanaan Trotoar Kota PariamanIMRA MORALDY
 
234542160 metode-pelaksanaan-gedung
234542160 metode-pelaksanaan-gedung234542160 metode-pelaksanaan-gedung
234542160 metode-pelaksanaan-gedungNaruto40
 
Metode pelaksanaan konstruksi
Metode pelaksanaan konstruksiMetode pelaksanaan konstruksi
Metode pelaksanaan konstruksiedo dwi guntoro
 
Makalah metode pelaksanaan_konstruksi
Makalah metode pelaksanaan_konstruksiMakalah metode pelaksanaan_konstruksi
Makalah metode pelaksanaan_konstruksiMOSES HADUN
 

What's hot (20)

35519172 spesifikasi-teknis-drainase
35519172 spesifikasi-teknis-drainase35519172 spesifikasi-teknis-drainase
35519172 spesifikasi-teknis-drainase
 
Spesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatanSpesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatan
 
Spek teknis tpa mamasa
Spek teknis tpa mamasaSpek teknis tpa mamasa
Spek teknis tpa mamasa
 
Spek jalan
Spek jalanSpek jalan
Spek jalan
 
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean constructionPelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
 
Metode jbt. gantung
Metode jbt. gantungMetode jbt. gantung
Metode jbt. gantung
 
Metoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet PileMetoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet Pile
 
Contoh metoda pelaksanaan drainase
Contoh metoda pelaksanaan drainaseContoh metoda pelaksanaan drainase
Contoh metoda pelaksanaan drainase
 
Metode pelaksanaan irigasi
Metode pelaksanaan irigasiMetode pelaksanaan irigasi
Metode pelaksanaan irigasi
 
Metode Pelaksanaan
Metode PelaksanaanMetode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan
 
2014 spesifikasi teknis
2014 spesifikasi teknis2014 spesifikasi teknis
2014 spesifikasi teknis
 
Makalah tentang metode pelaksanaan gedung
Makalah tentang metode pelaksanaan gedungMakalah tentang metode pelaksanaan gedung
Makalah tentang metode pelaksanaan gedung
 
metode-pelaksanaan-proyek
metode-pelaksanaan-proyekmetode-pelaksanaan-proyek
metode-pelaksanaan-proyek
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of work
 
Metoda pelaksanaan Trotoar Kota Pariaman
Metoda pelaksanaan Trotoar Kota PariamanMetoda pelaksanaan Trotoar Kota Pariaman
Metoda pelaksanaan Trotoar Kota Pariaman
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaan
 
234542160 metode-pelaksanaan-gedung
234542160 metode-pelaksanaan-gedung234542160 metode-pelaksanaan-gedung
234542160 metode-pelaksanaan-gedung
 
Metode pelaksanaan konstruksi
Metode pelaksanaan konstruksiMetode pelaksanaan konstruksi
Metode pelaksanaan konstruksi
 
Metode Pelaksana
Metode PelaksanaMetode Pelaksana
Metode Pelaksana
 
Makalah metode pelaksanaan_konstruksi
Makalah metode pelaksanaan_konstruksiMakalah metode pelaksanaan_konstruksi
Makalah metode pelaksanaan_konstruksi
 

Viewers also liked

Kak perenc.irigasi 2013
Kak perenc.irigasi 2013Kak perenc.irigasi 2013
Kak perenc.irigasi 2013ironsand2009
 
Bab 4-tanggapan-terhadap-kak
Bab 4-tanggapan-terhadap-kakBab 4-tanggapan-terhadap-kak
Bab 4-tanggapan-terhadap-kakDALVY DALVY
 
Metode pelaksanaan proyek
Metode pelaksanaan proyekMetode pelaksanaan proyek
Metode pelaksanaan proyekWesly Simarmata
 
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklatMETODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklatAlif Mahardika
 
Kp 01 perencanaan 2010
Kp 01 perencanaan 2010Kp 01 perencanaan 2010
Kp 01 perencanaan 2010Muri Solihin
 
Contoh Kerangka Acuan Kerja (KAK) pengadaan barang jasa pemerintah
Contoh Kerangka Acuan Kerja (KAK) pengadaan barang jasa pemerintahContoh Kerangka Acuan Kerja (KAK) pengadaan barang jasa pemerintah
Contoh Kerangka Acuan Kerja (KAK) pengadaan barang jasa pemerintahLorentius Yudo Poerwoko
 
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)Arya Ningrat
 
1. supervisi peningkatan jaringan irigasi di kabupaten tabanan
1. supervisi peningkatan jaringan irigasi di kabupaten tabanan1. supervisi peningkatan jaringan irigasi di kabupaten tabanan
1. supervisi peningkatan jaringan irigasi di kabupaten tabananRizky Kurniawan
 

Viewers also liked (16)

Bab iii rev
Bab iii revBab iii rev
Bab iii rev
 
Outline laporan magang
Outline laporan magangOutline laporan magang
Outline laporan magang
 
Kak perenc.irigasi 2013
Kak perenc.irigasi 2013Kak perenc.irigasi 2013
Kak perenc.irigasi 2013
 
Kerangka acuan kerja
Kerangka acuan kerjaKerangka acuan kerja
Kerangka acuan kerja
 
Rks tpkdbrev1
Rks   tpkdbrev1Rks   tpkdbrev1
Rks tpkdbrev1
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaan
 
Metode pelaksanaan gedung
Metode pelaksanaan gedung Metode pelaksanaan gedung
Metode pelaksanaan gedung
 
Bab 4-tanggapan-terhadap-kak
Bab 4-tanggapan-terhadap-kakBab 4-tanggapan-terhadap-kak
Bab 4-tanggapan-terhadap-kak
 
Metode pelaksanaan proyek
Metode pelaksanaan proyekMetode pelaksanaan proyek
Metode pelaksanaan proyek
 
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklatMETODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklat
 
Kp 01 perencanaan 2010
Kp 01 perencanaan 2010Kp 01 perencanaan 2010
Kp 01 perencanaan 2010
 
Contoh Kerangka Acuan Kerja (KAK) pengadaan barang jasa pemerintah
Contoh Kerangka Acuan Kerja (KAK) pengadaan barang jasa pemerintahContoh Kerangka Acuan Kerja (KAK) pengadaan barang jasa pemerintah
Contoh Kerangka Acuan Kerja (KAK) pengadaan barang jasa pemerintah
 
Metode pelaksanaan kiru kiru
Metode pelaksanaan kiru kiruMetode pelaksanaan kiru kiru
Metode pelaksanaan kiru kiru
 
Kegiatan Pelaksanaan Proyek
 Kegiatan Pelaksanaan Proyek Kegiatan Pelaksanaan Proyek
Kegiatan Pelaksanaan Proyek
 
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
 
1. supervisi peningkatan jaringan irigasi di kabupaten tabanan
1. supervisi peningkatan jaringan irigasi di kabupaten tabanan1. supervisi peningkatan jaringan irigasi di kabupaten tabanan
1. supervisi peningkatan jaringan irigasi di kabupaten tabanan
 

Similar to 02 spek umum

spektek-KUA KARAU KUALA.pdf
spektek-KUA KARAU KUALA.pdfspektek-KUA KARAU KUALA.pdf
spektek-KUA KARAU KUALA.pdfBendotPak
 
dokumen.tips_spek-teknis-jalan-aspal.pdf
dokumen.tips_spek-teknis-jalan-aspal.pdfdokumen.tips_spek-teknis-jalan-aspal.pdf
dokumen.tips_spek-teknis-jalan-aspal.pdfArifFardila
 
Spesifikasi teknis rujab
Spesifikasi teknis rujabSpesifikasi teknis rujab
Spesifikasi teknis rujablismansinauru
 
RKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdfRKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdfFirmansyahEA1
 
RKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdfRKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdfFirmansyahEA1
 
Power Point - pelaksana pekerjaan gedung.pptx
Power Point - pelaksana pekerjaan gedung.pptxPower Point - pelaksana pekerjaan gedung.pptx
Power Point - pelaksana pekerjaan gedung.pptxANGKATANCORONA1
 
Metode bab ii a persiapan
Metode bab ii a persiapanMetode bab ii a persiapan
Metode bab ii a persiapanMoe Hamzan
 
Spesifikasi teknis tpa morowali
Spesifikasi teknis tpa morowaliSpesifikasi teknis tpa morowali
Spesifikasi teknis tpa morowaliSetiyo Pambudi
 
Spesifikasi teknis tpa morowali
Spesifikasi teknis tpa morowaliSpesifikasi teknis tpa morowali
Spesifikasi teknis tpa morowaliSetiyo Pambudi
 
RKS infrastruktur perbaikan jalan lingkungan
RKS infrastruktur perbaikan jalan lingkunganRKS infrastruktur perbaikan jalan lingkungan
RKS infrastruktur perbaikan jalan lingkungangmtspotify
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2infosanitasi
 
11 bab 3 gambaran umum proyek
11 bab 3 gambaran umum proyek 11 bab 3 gambaran umum proyek
11 bab 3 gambaran umum proyek vieta_ressang
 
RKS Lanjutan Ruang Terbuka Hijau RTH Eks Pasar BoneBone.pdf
RKS Lanjutan Ruang Terbuka Hijau RTH Eks Pasar BoneBone.pdfRKS Lanjutan Ruang Terbuka Hijau RTH Eks Pasar BoneBone.pdf
RKS Lanjutan Ruang Terbuka Hijau RTH Eks Pasar BoneBone.pdfcendanapermai
 
METODE PELAKSANAAN PENATAAN TAMAN .pdf
METODE PELAKSANAAN PENATAAN TAMAN .pdfMETODE PELAKSANAAN PENATAAN TAMAN .pdf
METODE PELAKSANAAN PENATAAN TAMAN .pdfmundestades
 
Pelaksana pekerjaan gedung jenjang /level
Pelaksana pekerjaan gedung jenjang /levelPelaksana pekerjaan gedung jenjang /level
Pelaksana pekerjaan gedung jenjang /levelboynugraha727
 

Similar to 02 spek umum (20)

spektek-KUA KARAU KUALA.pdf
spektek-KUA KARAU KUALA.pdfspektek-KUA KARAU KUALA.pdf
spektek-KUA KARAU KUALA.pdf
 
dokumen.tips_spek-teknis-jalan-aspal.pdf
dokumen.tips_spek-teknis-jalan-aspal.pdfdokumen.tips_spek-teknis-jalan-aspal.pdf
dokumen.tips_spek-teknis-jalan-aspal.pdf
 
Rks imigrasi 2011
Rks imigrasi 2011Rks imigrasi 2011
Rks imigrasi 2011
 
Spesifikasi teknis rujab
Spesifikasi teknis rujabSpesifikasi teknis rujab
Spesifikasi teknis rujab
 
RKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdfRKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdf
 
RKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdfRKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdf
 
Power Point - pelaksana pekerjaan gedung.pptx
Power Point - pelaksana pekerjaan gedung.pptxPower Point - pelaksana pekerjaan gedung.pptx
Power Point - pelaksana pekerjaan gedung.pptx
 
Metode bab ii a persiapan
Metode bab ii a persiapanMetode bab ii a persiapan
Metode bab ii a persiapan
 
Spesifikasi teknis tpa morowali
Spesifikasi teknis tpa morowaliSpesifikasi teknis tpa morowali
Spesifikasi teknis tpa morowali
 
Spek umum 2
Spek umum 2Spek umum 2
Spek umum 2
 
Spesifikasi teknis tpa morowali
Spesifikasi teknis tpa morowaliSpesifikasi teknis tpa morowali
Spesifikasi teknis tpa morowali
 
Rks lpmp sulsel 2017
Rks lpmp sulsel 2017Rks lpmp sulsel 2017
Rks lpmp sulsel 2017
 
Spektek garukgak boq
Spektek garukgak  boqSpektek garukgak  boq
Spektek garukgak boq
 
RKS infrastruktur perbaikan jalan lingkungan
RKS infrastruktur perbaikan jalan lingkunganRKS infrastruktur perbaikan jalan lingkungan
RKS infrastruktur perbaikan jalan lingkungan
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2
 
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi TeknisSpesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
 
11 bab 3 gambaran umum proyek
11 bab 3 gambaran umum proyek 11 bab 3 gambaran umum proyek
11 bab 3 gambaran umum proyek
 
RKS Lanjutan Ruang Terbuka Hijau RTH Eks Pasar BoneBone.pdf
RKS Lanjutan Ruang Terbuka Hijau RTH Eks Pasar BoneBone.pdfRKS Lanjutan Ruang Terbuka Hijau RTH Eks Pasar BoneBone.pdf
RKS Lanjutan Ruang Terbuka Hijau RTH Eks Pasar BoneBone.pdf
 
METODE PELAKSANAAN PENATAAN TAMAN .pdf
METODE PELAKSANAAN PENATAAN TAMAN .pdfMETODE PELAKSANAAN PENATAAN TAMAN .pdf
METODE PELAKSANAAN PENATAAN TAMAN .pdf
 
Pelaksana pekerjaan gedung jenjang /level
Pelaksana pekerjaan gedung jenjang /levelPelaksana pekerjaan gedung jenjang /level
Pelaksana pekerjaan gedung jenjang /level
 

02 spek umum

  • 1. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat I-1 BAB I SYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja meliputi : (1) Pekerjaan Sarana Prasarana Pendidikan PASAL 2 MEMULAI KERJA (1) Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerja (SPK), pihak Kontraktor harus sudah memulai melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan. (2) Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor yang ditetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Pengguna Jasa PASAL 3 PELAKSANAAN PEKERJAAN (1) Dalam pelaksanaan pekerjaan fisik kontraktor diwajibkan bekerja sama dengan Pengguna Jasa/Konsultan Pengawas. (2) Pada waktu pelaksanaan pekerjaan, kontraktor tidak diperkenankan mengadakan perubahan konstruksi ataupun perubahan gambar tanpa persetujuan Pengguna Jasa/Konsultan Pengawas. (3) Semua perubahan gambar ataupun perubahan konstruksi harus diusulkan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan dan dibuat berita acara bersama. PASAL 4 MOBILISASI Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut : (1) Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini. (2) Pembuatan kantor Kontraktor, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk keperluan pekerjaan ini. (3) Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat membuat berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan instalasinya. (4) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui. PASAL 5 PAPAN NAMA PROYEK Kontraktor harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor.
  • 2. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat I-2 PASAL 6 KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN (1) Di lapangan Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut ‘Site Manajer’ yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor. (2) Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya. (3) Kontraktor wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin/Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk mendapat persetujuan. (4) Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin/Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’. (5) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan. PASAL 7 RENCANA KERJA (1) Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar chart dan S-curve bahan dan tenaga. (2) Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 7 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor. (3) Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pengguja Jasa. (4) Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pengguja Jasa dan Perencana. (5) Kontraktor dalam pelaksanaan penbangunan pekerjaan harus selalu sesuai dengan Rencana Kerja tersebut. (6) Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut. PASAL 8 DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK (1) Direksi Keet ( Los Pengawas ) Kontraktor harus menyediakan Direksi Keet (Los Pengawas) untuk keperluan Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan semi permanen. (2) Kantor Kontraktor, Los Kerja Dan Gudang Bahan. Kontraktor atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor Kontraktor dilapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk menyimpan barang-barang, yang mana tempatnya / lokasinya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas / Personalia Proyek. (3) Kontraktor berkewajiban menjaga keamanan dan kebersihan los Kontraktor, los Pengawas beserta inventarisnya. (4) Pagar Pengaman Proyek Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Pengguna Jasa dapat memerintahkan kepada Kontraktor untuk memagari sekelilingnya sehingga aman. Biaya untuk keperluan ini akan dimasukan didalam penawaran Pemborong . Tinggi Pagar Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan dari seng
  • 3. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat I-3 gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat / tiang pagar dari kayu Dolken / kayu Borneo ukuran 5/7, memenuhi persyaratan kekuatan dan atau sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat. (5) Kantor Kontraktor, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai oleh Kontraktor, setelah selesai pelaksanaan pembangunan /pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor dan bahan-bahan bekasnya menjadi milik Kontraktor. (6) Direksi Keet dan Pagar pengaman proyek yang dibuat oleh Kontraktor, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut akan ditentukan pemanfaatannya oleh Pengguna Jasa, namun apabila dianggap perlu Direksi dapat memerintahkan kepada Kontraktor untuk segera membongkarnya dan membersihkannya, dan bahan-bahan bekasnya diserahkan kepada Pengguna Jasa. PASAL 9 KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA (1) Selama masa pekerjaan, Kontraktor harus senantiasa memelihara kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di suatu tempat yang telah ditentukan. (2) Kontraktor berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek. (3) Kontraktor berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat pekerjaan. (4) Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya. (5) Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor selekas mungkin memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu. PASAL 10 TENAGA DAN SARANA KERJA Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan – bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian – bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan – bahan, alat – alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserahterimakannya pekerjaan tersebut kepada Owner. (1) Tenaga Kerja/Tenaga Ahli Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. Sesuai yang tercantum dalam LDP. (2) Peralatan Kerja Menyediakan alat – alat bantu, seperti mesin las, alat – alat bor, alat – alat pengangkat dan pengangkut serta peralatan – peralatan lain yang benar – benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. (3) Bahan – Bahan Bangunan Menyediakan bahan – bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan yang dilaksanakan serta pengiriman material harus tepat waktu sesuai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
  • 4. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat I-4 (4) Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja. a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di area pekerjaan atau disuplay dari luar. b. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi. c. Kontraktor harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang senantiasa terisi penuh dengan kapasitas 3,5 m3 d. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, pembangunan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas petunjuk pengawas. PASAL 11 PERSYARATAN DAN STANDARISASI 1. Persyaratan Pelaksanaan Untuk menghindari klaim dari ‘User’/Proyek dikemudian hari maka Kontraktor harus betul – betul ‘memperhatikan’ semua pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan ‘ukuran jadi (finished)’ sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan RKS. Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan rencana kerja dan Syarat – Syarat Teknis dan Petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan dilapangan, kontraktor wajib memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan Struktur, utilitas, Plumbing/Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan : a. Site Manager/Pelaksana sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut kontrak. b. Buku harian untuk :  Kunjungan tamu – tamu yang ada hubungannya dengan proyek.  Mencatat semua petunjuk – petunjuk, keputusan – keputusan dan detail dari pekerjaan. c. Alat – alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :  1 (satu) Kamera.  1 (satu) alat ukur schuifmat.  1 (satu) alat ukur panjang 50 m, 5 m.  1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm. 2. Standard yang dipergunakan Semua pekerjaan yang dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standard Industri Konstruksi, Peraturan Nasional Lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan antara lain :  PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia  N1-3 PMI PUBB : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia  NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia  NI-10 : Bata Merah sebagai Bahan Bangunan  PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia  SII : Standar Industri Indonesia
  • 5. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat I-5  SNI 03-2874-2002 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia.  AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air. Serta :  Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981  Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan tentang keselamatan tenaga kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.  Peraturan Daerah (Perda) setempat. Jika tidak terdapat didalam Peraturan/Standar/Normalisasi tersebut diatas, maka berlaku Peraturan/Standard/Normalisasi International ataupun dari Negara asal produsen bahan/material/komponen yang bersangkutan. Selain ketentuan – ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :  Dokumen lelang yang sudah disyahkan (Gambar Kerja, RKS, BQ, Aanwijzing dan Surat Perjanjian Kontrak).  Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor dan sudah disetujui/disahkan oleh Owner dan Konsultan Pengawas. PASAL 12 LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN (1) Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat laporan harian mengenai segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/Pekerjaan, baik teknis maupun administrasi. (2) Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor/Pemborong harus memberikan data – data yang diperlukan menurut data keadaan sebenarnya. (3) Pengawas Lapangan juga harus membuat laporan mingguan dan laporan bulanan secara rutin. (4) Laporan–Laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Owner untuk bahan monitoring. PASAL 13 PENJELASAN RKS DAN GAMBAR 1. Bila gambar yang tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS), maka yang mengikat/berlaku adalah RKS. 2. Harus juga disadari bahwa revisi–revisi pada alignment, lokasi, seksi (bagian) dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidak sesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan dimana konstruksi atau lain–lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis. 3. Konsultan pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya. 4. Ukuran a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi ukuran dari : As – as Luar – luar Dalam – dalam Luar – dalam b. Ukuran – ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam mm (millimeter)
  • 6. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat I-6 c. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikankeputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan. d. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui Konsultan Pengawas. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disyahkan secara tertulis. Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran – ukuran yang tercantum didalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan konsultan pengawas/Direksi Teknis, dan apabila terjadi kesalahan akibat kelalaian kontraktor dalam berkoordinasi dengan konsultan pengawas/Direksi Teknis maka menjadi tanggung jawab kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu. 5. Perbedaan Gambar a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian didalam pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal terdapat ketidakjelasan, kesimpang-siuran, perbedaan – perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian dan keragu – raguan diantara setiap Gambar kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis secara tertulis, dan mengadakan pertemuan dengan konsultan Pengawas/Direksi Teknis dan Konsultan Perencana,untuk mendapatkan keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan. b. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang/meng-“Klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan. 6. Shop Drawing Shop Drawing merupakan gambar detail pelaksanaan dilapangan yang harus dibuat oleh Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail Khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Konsultan Pengawas. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap didalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun didalam buku ini. Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan format standar dari proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang dapat direporduksi. 7. Perubahan, penambahan, pengurangan pekerjaan dan pembuatan “as-built drawing”. a. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokumentasi Kontrak. b. Setelah Pekerjaan selesai dan diserahterimakan, Kontraktor dikerjakan/dibangun oleh kontraktor (As-Built Drawing). Biaya untuk penggambaran “As-Built Drawing”, sepenuhnya menjadi danggungan kontraktor. PASAL 14 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR (1) Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja. (2) Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Owner untuk melihat, mengawasi, menegur, atau memberi instruksi tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas.
  • 7. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat I-7 (3) Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor sendiri. (4) Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran – saran perbaikan kepada Owner melalui konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul. (5) Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan. (6) Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab kontraktor. (7) Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material, barang milik proyek, Konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada dilapangan, maupun bangunanyang dilaksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan bahan – bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah. (8) Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran dan sisa – sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggungan kontraktor. PASAL 15 KETENTUAN & SYARAT BAHAN – BAHAN 1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat–Syarat (RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan–bahan yang akan dipergunakan maupun syarat–syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat–syarat yang tercantum dalam Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th. 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan – ketentuan dan syarat bahan – bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan. 2. Merk pembuatan bahan/material & komponen jadi. a. Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, semua merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas/setara dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat. Setiap keteranan mengenai peralatan, material, barang atau proses, dalam bentuk nama dagang, buatan atau nomor catalog tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan, peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian itu. Seluruh material paten. Itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya. b. Bahan/material dan komponen jadi dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar dan RKS, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebu, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku. c. Apabila dianggap perlu, konsultan pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau dalam hal ini, kontraktor tidak berhak mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah . d. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini. e. Penggunaan bahan produk lain yang setara dengan apa yang dipersyaratkan harus disertai test dari laboratorium local / dalam negeri baik kualitas, ketahanan
  • 8. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat I-8 sertakekuatannya dan harus disetujui oleh konsultan pengawas secara tertulis dan diketahui oleh Konsutan Perencana. Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium (uji beton ), maka biaya tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya tambah. 3. Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh – contoh semua bahan – bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada konsultan pengawas/Direksi dan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis semua bahan – bahan tersebut didatangkan/dipakai. Contoh bahan tersebut harus diserhakan kepada konsultan pengawas dan perencana adalah sebanyak empat (4) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan “standard of Appearance” dan disimpan diruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua (2) minggu sebelum jadwal pelaksanaan. 4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan kepada kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut. 5. Penyimpanan material Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut. a. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaiannya untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi. b. Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (leveling) menurut pentunjuk Konsultan Pengawas. c. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainasi/pematusan dari kandungan air/cairan yang berlebihan. Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidka menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat/dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari satu meter. Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dari lima meter. PASAL 16 PEMERIKSAAN BAHAN – BAHAN 1. Bahan – bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh – contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam pasal 14 diatas. 2. Bahan – bahan yang tidak memenuhi syarat – syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan dari lapangan bangunan selambat – lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan. 3. Apabila sesudah bahan – bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Pengawas/Direksi/Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh pelaksana, maka Konsultan Pengawas/Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembngokaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap dikenakan sebesar 1o /oo (satu permil) dari harga borongan. 4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan – bahan tersebut, maka kontraktor harus dan memeriksakannya ke Laboratorium balai Penelitian bahan – bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan kepada Pengawas/Direksi/Perencana secara tertulis, segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor. 5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya kualitas dari bahan – bahan tersebut. Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan – pekerjaan yang menggunakan bhana – bahan tersebut diatas.
  • 9. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat I-9 6. Bila diminta oleh konsultan pengawas, kontraktor harus memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan. PASAL 17 SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR 1. Jika kontraktor menunjuk supplier dan atau kontraktor bawahan (sub-kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka kontraktor ‘wajib’ memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan. 2. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik. PASAL 18 PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA (1) Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah permukaan dan pembuangan serta pembersihan tumbuh – tumbuhan dan puing – puing didalam daerah kerja, kecuali benda yang telah ditentukan harus tetap ditempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan pasal – pasal yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda – benda yang ditentukan harus tetap berada ditempatnya dari kerusakan atau cacat. (2) Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan – rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana, harus dibersihkan dan/atau dibongkar, dan dibuang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibuang dari daerah sampai kedalaman sekurang – kurangnya 50 cm didalam elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja. Lubang – lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai dan dipadatkan sampai 90% dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99. PASAL 19 DRAINASE/SALURAN 1. Pembuatan drainase/saluran tapak sementara. Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/kontur tanah yang ada ditapak, Kontraktor wajib membuat saluran air sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada untuk menjaga agar lahan konstruksi tetap kering. Arah aliran ditujukan ke daerah permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembangunan. Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan. 2. Pemeliharaan drainase yang sudah ada. Kontraktor harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau mempengaruhi tempat kerja. Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh konsultan pengawas pembersihan saluran – saluran, parit dan pipa – pia menuju hulu dan hilir sampai sejauh 100 meter diluar batas daerah konstruksi dan daerah milik jalan (righ-of-way). Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan. 3. Lokasi dan perlindungan utilitas. a. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, kontraktor/pemborong harus melakukan survey untuk mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan kena pengaruh oleh pekerjaan. Hasil survey harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas, dan patok permukaan (surface pegs) pada tempat
  • 10. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat I-10 kerja yang menujukan lokasi seluruh utilitas yang berada dibawah tanah, harus sudah ditancapkan. Patok – patok itu harus tetap terpancang selama berlakunya kontrak. b. Bila kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara atau permanen pada daerah sekitar utilitas itu, kontraktor harus mempergunakan metoda konstruksi yang memadai, menyediakan peralatan perlindungan yang semestinya, tanpa ada pembayaran tambahan, dalam rangka mencegah kerusakan pada utilitas itu. Segala kerusakan pada utilitas yang disebabkan langsung atau tidak langsung oleh pekerjana kontraktor dianggap sebagai tanggung jawab dari kontraktor. PASAL 20 PENGUKURAN KONDISI TAPAK DAN PENENTUAN PEIL 1. Pekerjaan pengukuran kondisi tapak. a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran kondisi “existing” tapak terhadap posisi rencana bangunan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana. b. Ketidak-cocokan yang terjadi antara gambar kerja dan keadaan yang sebenarnya dilapangan, harus segera dilaporkan ke konsultan pengawas dan perencana untuk diminta keputusannya. c. Penentuan titik ketinggian dan sudut–sudutnya dilakukan dengan alat–alat waterpass/theodolit. d. Pengukuran sudut siku–sikunya dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian–bagian yang telah disetujui oleh konsultan pengawas dan perencana. e. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas pada : 1) Personil :  1 Orang surveyor ahli  1 orang pekerja surveyor 2) Peralatan pengukuran (survey) yang dapat digunakan anatara lain:  Wild ROS Theodolite (360 derajat);  Wild T0 Theodolite (360 derajat);  Wild Nak Levels;  Pita meteran baja dengan panjang 50 m;  Steel measuring rod (4 m);  Patok – patok survey, dan macam–macam alat yang diperlukan dalam survey. Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap (bila diminta) termasuk tripod, dll. Atas tanggungan biaya sendiri, kontraktor harus mengadakan survey dan pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, seperti patok kemiringan (slopes stakes), temporang grade stakes, dan lain – lain. Setiap tanda yang dibuat oleh konsultan pengawas ataupun oleh kontraktor harus dijaga baik – baik, bila terganggu atau rusak harus segera diperbaiki oleh kontraktor atas tanggungan biaya sendiri. Setiap jenis pekerjaan, dari bagian apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum persiapannya (setting out) disetujui oleh pengawas.
  • 11. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat I-11 3) Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang melintang (cross section) kepada konsultan pengawas yang akan mengesahkan salah satu salinan atau merevisinya, kemudian mengembalikan kepada kontraktor. Bila kemudian konsultan pengawas perlu mengadakan perubahan/revisi, kontraktor harus mengajukan lagi salinan cross section untuk persetujuan diatas. Cross section dari kontraktor harus digambar diatas kertas kalkir untuk memungkinkan reporduksi. Bila cross section itu akhirnya disetujui, maka kontraktor harus menyarankan gambar kalkir asli dan tiga lembar hasil reproduksinya kepada pejabat pembuat komitmen. 2. Pekerjaan Penentuan Peil Pekerjaan penentuan peil + 0.00 (finishing arsitektur) adalah permukaan lantai finishing ruangan lantai dasar (hall) bangunan serperti tertera dalam gambar kerja yaitu + 0.00 cm pada lantai dasar bangunan. Selanjutnya peil + 0.00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di lapangan dan disetujui oleh Konsultan pengawas. PASAL 21 PEMASANGAN BOUWPLANK 1. Bowplank Papan Bangunan a. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu borneo dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah diatasnya. b. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu sama lain adalah 1.50 m; tertancap ditanah sehingga tidak dapat digerak – gerakan atau diubah. c. Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar atau sesuai dengan keadaan setempat. d. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh konsultan pengawas. e. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, kontraktor harus melaporkan kepada konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan. f. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi. PASAL 22 PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN (1) Ijin Memasuki Tempat Kerja Direksi dan konsultan pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat – tempat dimana pekerjaan sedang dikerjakan/dipersiapkan atau dimana bahan/barang dibuat. (2) Pemeriksaan Pekerjaan a. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi karena bahan/material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh konsultan pengawas/Direksi harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh konsultan pengawas/direksi. b. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapatkan persetujuan pengawas dan kontraktor harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada pengawas ahli untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat. c. Kontraktor harus melaporkan kepada pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa.
  • 12. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat I-12 d. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari raya) tidak dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan Pengawas/Direksi, maka Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi. e. Bila kontraktor melalaikan perintah, konsultan pengawas/Direksi berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya pembongkaran tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaannya. (3) Kemajuan Pekerjaannya. a. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh konsultan pengawas. b. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut penilaian konsultan pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang maka pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah – langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan. (4) Perintah untuk pelaksanaan (foreman) Bila kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada ditempat kerja dimana konsultan pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus dituruti dan dilaksanakan oleh semua petugas pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh kontraktor untuk menangani pekerjaan itu. (5) Toleransi Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam spesifikasi, dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.