SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
SPESIFIKASI TEKNIS
A. SYARAT-SYARAT UMUM
RINGKASAN PEKERJAAN
Uraian Berbagai Pekerjaan yang termasuk dalam Spesifikasi ini
Ruang lingkup pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut ini :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Pondasi
c. Pekerjaan Lantai
d. Pekerjaan Dinding
e. Pekerjaan Beton Bertulang
f. Pekerjaan Pintu Dan Jendela
g. Pekerjaan Kap, Atap Dan Plafond
h. Pekerjaan Pengecetan
i. Pekerjaan Instalasi Listrik
j. Pekerjaan Sanitair
k. Pekerjaan Akhir
STANDAR RUJUKAN
Uraian Umum
a. Peraturan Peraturan dan standaryang di jadikan acuan dalam Dokumen Kontrak
akan menetapkan Persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan yang harus
diselenggarakan beserta cara cara yang digunakan dalam spesifikasi-spesifikasi
atau yang dikehendaki oleh Direksi.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan
kecakapan kerja yang diperlukan untuk memenuhi atau melampaui peraturan-
peraturan khusus atau standar-standar yang dinyatakan demikian dalam
spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh Direksi Teknik.
Jaminan Kualitas
Selama Pengadaan
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua bahan-
bahan yang diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-bahan
tersebut memenuhi atau melebihi persyaratan yang telah ditentukan.
c. Selama Pelaksanaan
Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan bahan, barang
barangdanpekerjaanpekerjaanyangtidakmemenuhipersyaratanminimumyang
ditentukan tanpa kompensasi bagi Kontraktor.
d. Tanggung Jawab Kontraktor
Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan
mengenai bahan-bahan, kecakapan kerja atau kedua duanya sebagaimana yang
diminta oieh Direksi Teknik atau yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak yang
memenuhi atau melebihi yang ditentukan dalam standar standar yang diminta.
Bukti bukti tersebut harus dalam bentuk yang dimintakan oleh Direksi Teknik
secara tertulis, dan harus termasuk satu copy hasil hasil pengujian yang resmi.
e. Standar standar
Standar standar yang dipakai menjadi acuan termasuk,namun tidak terbatas pada
standar yang dicantumkan di bawah ini :
Peraturan Beton Indonesia disingkat SK SNI T15-1991-03.
Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-1961.
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia/1983.
Pedoman Plumbing Indonesia, tahun 1979.
Peraturan Dinas Pemadam Kebakaran.
Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara.
Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum.
Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Telekomunikasi.
Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
oleh Departemen Pekerjaan Umum.
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1981 beserta
Pedomannya.
Standard Industri Indonesia ( SII ).
Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia disingkat PUBI-1982.
Peraturan Cat Indonesia – N4.
MOBILISASI
Umum
a. Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan
persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan
pekerjaan kegiatan. Ini juga akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.
b. Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari
kebutuhan tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu
memberikan pelatihan yang memadai.
c. Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, Kontraktor harus
menggunakan rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan kendaraan yang
ukurannya sesuai dengan kelas jalan tersebut serta membatasi muatannya untuk
menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan untuk tujuan
pengangkutan ke tempat kegiatan.
d. Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan
jembatan, di karenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus
memperbaiki kerusakan tersebut sampai mendapat persetujuan Direksi.
e. Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus
dilaksanakan pada waktu lalu lintas sepi, dan truk truk angkutan yang bermuatan
harus ditutup dengan terpal.
Jangka Waktu Mobilisasi
a. Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan
kontrak, terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh Pemimpin Kegiatan.
b. Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus
dimasukkan dalam item yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran, dan
tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item ini.
Penyiapan Lapangan
a. Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukan bagi kegiatan kegiatan
pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah kegiatan.
b. Kontraktor harus mengikuti hal hal berikut:
1) Memenuhi persyaratan Peraturan peraturan Nasional, Peraturan peraturan
Propinsi dan Peraturan-peraturan Kabupaten.
2) Mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan dan
pembuatan Kantor Kegiatan dan gudang-gudang serta pemasangan peralatan
produksi konstruksi.
3) Mencegah sesuatu polusi terhadap milik di sekitarnya sebagai akibat dari
operasi pelaksanaan.
c. Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan pekerjaan
setelah selesai kontrak, meliputi pembongkaran semua instalasi, plant dan
peralatan konstruksi. serta semua bahan bahan lebihan, semuanya berdasarkan
persetujuan Direksi Teknik.
Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan yang sudah selesai yang didiskusikan di dalam bab ini
harus dimasukkan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran
terpisah untuk item ini.
PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN MATERIAL
Umum
a. Semua materialyangdidatangkanharusmemenuhisyarat-syaratyangditentukan.
b. Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan bahan dan kecakapan kerja
untuk pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan
menurut perintah Direksi Teknik.
c. Pengujian pengujian akan dilaksanakan oleh laboratoriurn kabupaten atau
propinsi yang sesuai dengan pengaturan oleh Direksi Teknik, Pengujian khusus di
laboratoriurn pusat harus juga dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi
Teknik.
Pemenuhan terhadap Spesifikasi
a. Semua pengujian harus memenuhi seperangkat, standar di dalam spesifikasi.
Bilamana hasil pengujian tidak memuaskan, Kontraktor harus melakukan
pekerjaan pekerjaan perbaikan dan peningkatannya jika diperlukan oleh
Pemimpin Kegiatan atau Direksi Teknik, dan harus melengkapi pengujian
pengujian untuk menunjukkan terpenuhinya spesifikasi.
b. Material yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan tetapi
ditolak pemakaiannya olehDireksiTeknik harussegera dikeluarkandarilapangan
pekerjaan selambat-lambatnya 2 (dua) kali 24 jam terhitung dari jam penolakan.
c. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan oleh kontraktor tetapi
ternyata ditolakDireksiTeknik harussegera dihentikandanselanjutnya dibongkar
atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Direksi Teknik.
d. Apabila Direksi Teknik merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, Direksi
Teknik berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai Penelitian Bahan-bahan
(Laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman dan penelitian
menjadi tanggungan Kontraktor.
Pengukuran dan Pembayaran
Kontraktor harus bertanggung jawab membayar biaya biaya semua pengujian yang
dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Biaya untuk pengujian
"Pengendalian Mutu" yang ditetapkan di dalam bab ini, harus dimasukkan ke dalam
item pembayaran yang bersangkutan dan tidak ada pembayaran terpisah yang akan
dibuat untuk pengujian.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Umum
a. Pengelola Lapangan dari Kontraktor
1) Untuk menjamin kualitas, ukuran ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar,
kontraktor harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok
sebagaimana ditentukan dan memuaskan Direksi Teknik. Staf teknik tersebut
jika dan bilamana diminta harus mengatur pekerjaan lapangan, melakukan
pengujian lapangan untuk pengendalian mutu bahan bahan dan kecakapan
kerja, mengendalikan dan mengorganisasi tenaga kerja kontraktor dan
memelihara catatan catatan serta dokumentasi kegiatan.
2) Personalia Organisasi Lapangan Kontraktor, minimal terdiri dari :
 Seorang Penanggung Jawab Kegiatan dalam hal ini Direktur Perusahaan
atau kuasanya yang menandatangani kontrak dengan pemilik.
 SeorangPenanggungJawabLapangan(SiteManager),pengalamanminimal
3 tahun sebagai Site Manager.
 Tenaga Pelaksana Lapangan.
3) Pelaksana Lapangan harus mendapat kuasa penuh dari Kontraktor untuk
bertindak atas namanya dan senantiasa harus di tempat pekerjaan.
4) Denganadanya Pelaksana,tidakberartibahwa Kontraktorlepasdaritanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
5) Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Tim Pengelola Teknis
dan Direksi Teknik, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapatkan
persetujuan.
6) Bila kemudian hari, menurut pendapat Tim Pengelola Teknis dan Direksi
Teknik, Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan,
maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti
Pelaksana. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat
Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjukkan Pelaksana baru atau
Kontraktor sendiri (Penanggung Jawab/Direktur Perusahaan) yang akan
memimpin pelaksanaan.
b. Tempat Tinggal ( domisili) Kontrak dan Pelaksanaan.
Menjaga kemungkinan diperlukan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal
yang mendesak, Kontraktor dan Pelaksana Wajib memberitahukan secara tertulis,
alamat dan nomor telepon di lokasi kepada Tim Pengelola dan Direksi Teknik.
c. Pemeriksaan Lapangan
1) Sebelum pematokan dan pengukuran di lapangan (setting out), Kontraktor
harus mempelajari gambar gambar kontrak dan bersama sama dengan Direksi
Teknik mengadakan pemeriksaan daerah kegiatan, dan khususnya
mengukur/memasang lebar jalan, plan bangunan, dan jaringan utilitas, serta
melakukansatupemeriksaanyangterinciterhadapsemua bangunanyangada.
Perubahan tempat/volume dari pemeriksaan tersebut di atas harus dicatat
pada Shop Drawings. Shop Drawings ini harus diserahkan dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sesudah Surat Perintah Kerja ditandatangani, kepada Direksi
Teknik untuk persetujuannya.
2) Pada daerah daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan/atau
lapis permukaan harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu
jalan harus diukur, serta penampang melintang diambil pada interval tertentu
untuk menentukan kelandaian dan kemiringan melintang, dan untuk
menentukan pengukuran ketebalan serta lebarnya konstruksi baru.
Pengendalian Mutu Bahan dan Kecakapan Kerja
a. Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui
oleh Direksi Teknik. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus diserahkan untuk
semua item item yang dibuat pabrik termasuk semen, kapur, baja konstruksi dan
kayu.
b. Kontraktor harus rnenyediakan contoh contoh semua bahan bahan yang
diperlukan untuk pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelum digunakan di
lapangan dan bilamana Direksi Teknik meminta demikian, sertifikasi harus
disediakan atau pengujian-pengujian dilaksanakan untuk menjamin kualitas,
sesuai Tabel Jadwal Frekuensi Minimum “Pengujian Pengendalian Mutu", dalam
Prakonstruksi.
c. Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan spesifikasi
dokumen kontrak dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Direksi Teknik.
Bahan harus dalam keadaan baik selama masa. Atas permintaan Direksi Teknik,
Kontraktor harus membantu serta menyediakan peralatan dan tenaga untuk
pemeriksaan, pengujian dan pengukuran.
d. Desain campuran untuk beton harus disiapkan dan diuji sesuai dengan spesifikasi
dan tidak ada campuran boleh digunakan pada pekerjaan-pekerjaan kegiatan
terkecuali memenuhi persyaratan spesifikasi dan memuaskan Direksi Teknik.
e. Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan dan
desain campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Direksi
Teknik.
Pengendalian Lingkungan
a. Kontraktor harus menjamin bahwa akan di berikan perhatian yang penuh
terhadap pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua syarat-syarat
desain serta persyaratan spesifikasi yang berhubungan dengan polusi lingkungan
dan perlindungan taman serta lintasan air di sekitarnya akan ditata.
b. Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan kendaraan yang memancarkan
suara sangat keras (gaduh), dan di dalam daerah pernukiman suatu peredam
kebisingan harus dipasang serta dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua
peralatan dengan motor, di bawah pengendalian Kontraktor.
c. Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat atau peralatan
yang berisik sampai larut malam.
d. Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan
penyiramansecara teraturkepada jalanangkutantanahataujalanangkutankerikil
dan harus menutupi truk angkutan dengan terpal.
Pematokan dan Pemasangan Pekerjaan di Lapangan
a. Jika dianggap perlu oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus mengadakan survai
secara cermat dan memasang patok beton (Bench Marks) pada lokasi yang tetap
untuk memungkinkan desain, atau pematokan dan pemasangan pekerjaan yang
harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi dimasa depan.
b. Kontraktor harus memasang patok patok, konstruksi untuk membuat garis dan
kelandaian pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu jalan, ketinggian perkerasan
dan drainase sesuai dengan gambar gambar kegiatan dan menurut perintah
Direksi Teknik. Persetujuan Direksi Teknik atas garis dan ketinggian tersebut akan
diperoleh sebelum pelaksanaan Pekerjaan konstruksi berikut sesuatu modifikasi
(perubahan) yang diperlukan oleh Direksi Teknik yang harus dilaksanakan tanpa
penundaan.
c. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan bangunan-bangunan gedung,
pemasangan patok-patok/bowplank harus disiku satu sama lain dan diukur dari
as ke as pondasi.
d. Untuk proses pengukuran dan pematokan tersebut, Kontraktor harus
menyediakan semua instrumen yang diperlukan,personil, tenaga dan bahan yang
di minta untukpemeriksaanpematokandilapanganataupekerjaanlapanganyang
relevan.
Peil dan Pengukuran
a. Kontraktor wajib memberikan kepada Direksi Teknik setiap kali suatu bagian
pekerjaan akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ketetapan peil-peil dan
ukuran-ukurannya.
b. Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokan ukuran-ukuran satu sama lain
dalam tiap pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis kepada Direksi Teknik
/ setiap terdapat selisih / perbedaan- perbedaan ukuran, untuk diberikan
keputusan pembetulannya. Tidak dibenarkan Kontraktor membetulkan sendiri
kekeliruannya tersebut tanpa persetujuan Direksi Teknik.
c. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan
menurut peil-peil dan ukuran- ukuran yang ditetapkan dalam Gambar Kerja dan
Syarat ini.
d. Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan
selanjutnya maka ketetapan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan
sungguh-sungguh.
e. Kelalaian Kontraktor dalam hal ini tidak akan ditolerir Direksi Lapangan dan
berhak untuk membongkar pekerjaan yang telah dilakukan tanpa pemeriksaan
dari Direksi Lapangan.
f. Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan Kegiatan ini
harus benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu , ukuran dan lain-lain yang
disesuaikan dengan Standard / Peraturan-peraturan yang dipergunakan didalam
RKS ini. Semua bahan-bahan tersebut diatas harus mendapatkan
pengesahan/persetujuan dari Pemilik Kegiatan/Direksi Teknik sebelum akan
dimulai pelaksanaannya.
g. Ketelitian dan kerapian kerja akan sangat dinilai ( bobotnya tinggi ) oleh Direksi
Teknik terutama yang menyangkut pekerjaan, penyelesaian maupun perapihan
(finishing work).
Pemakaian Ukuran
a. Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang
tercantum dalam rencana kerja dan gambar kerja berikut tambahan dan
perubahannya.
b. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun
bagian-bagiannya dan memberitahukan Direksi Lapangan tentang setiap
perbedaan yang ditemukannya didalam Rencana Kerja dan Syarat dan Gambar
Kerja maupun dalam Pelaksanaan. Kontraktor baru diijinkan membetulkan
kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari
Direksi Lapangan.
c. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal apapun
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya, kepadanya
diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadapsemua gambar kerja
yang ada.
Rencana Kerja
Kontraktor harus membuat Rencana Pelaksanaan Pekerjaan berupa “ Time
schedule/Kurva S “ dan disahkan oleh Direksi Teknik dan diketahui oleh Pemberi
Tugas. Kontraktor berkewajiban melaksanakan pekerjaan menurutrencana ini, hanya
dengan persetujuan Direksi harus menyimpan dari rencana semula, maka kerugian
yang dideritanya adalah tanggung jawab Kontraktor.
Tanggung Jawab Kontraktor
Kontraktor bertanggung jawab atas :
a. Ketelitian/ kebenaran hasil pelaksanaan yang dilakukan oleh pelaksana harus
sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Gambar – gambar
pelaksanaan.
b. Kesehatan/Kesejahteraan/Penginapan Karyawan selama pelaksanaan pekerjaan.
c. Kelancaraan Pelaksanaan Pekerjaan.
d. Keamanan/Kerusakan dari equipment yang dipakai selama pelaksanaan
pekerjaan.
e. Penerangan pada tempat pelaksanaan pekerjaan.
f. Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan.
g. Tidak diperkenankan :
1) Pekerja menginap di tempat pekerjaan kecuali dengan ijin Direksi Lapangan.
2) Memasak ditempat bekerja kecuali dengan ijin Direksi Lapangan.
3) Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minuman, rokok dan
sebagainya ke tempat pekerjaan.
4) Keluar masuk dengan bebas.
Pekerjaan Di Waktu Malam
Kontraktor harus meminta ijin kepada Direksi Teknik /Direksi Pelaksana dalam hal
untuk melaksanakan pekerjaan atau bagian pekerjaan dimalam hari. Ijin akan
diberikan kalau penerangan cukup atau memakai penerangan PLN/Generator.
PENGAWASAN
a. PengawasansetiaphariterhadappelaksanaanpekerjaandilakukanolehKonsultan
Supervisi/ Direksi Lapangan dimana setiap saat Konsultan Supervisi/Direksi
Lapangan harus dapatdengan mudah mengawasi, memeriksa dan menguji setiap
bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas –
fasilitas yang diperlukan.
b. Bagian–bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan
Konsultan Supervisi/Direksi Lapangan adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Pekerjaan tersebut jika diperlukan harus segera dibuka/dibongkar
sebagian atau seluruhnya.
c. Jika Kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja sehingga
diperlukan pengawasan pekerjaan oleh Direksi Lapangan, maka segala biaya
untuk itu menjadi beban Kontraktor.
d. Wewenang dalam memberikan keputusan petugas-petugas Direksi Lapangan
adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukan di dalam gambar
dan Rencana Kerja dan Syarat serta Risalah Penjelasan. Penyimpangan
daripadanya haruslah seijin Pemilik Kegiatan.
LAPORAN DAN DOKUMENTASI
Laporan Kemajuan Pekerjaan
Pelaksana diharuskan membuat Laporan Harian, Mingguan, dan Laporan Bulanan
dari pelaksanaan pekerjaan dan penyerahan laporan tersebut kepada Direksi untuk
dapat dipergunakan sebagai dasar pengamatan / pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan
yang sedang berjalan secara berkesinambungan.
Dokumentasi
Kontraktor harus membuat dokumentasi pekerjaan berupa foto-foto berukuran Post
Card pada bagian-bagian pekerjaan yang penting sedapat mungkin diusahakan
dengan foto warna :
a. Sebelum pekerjaan dimulai prestasi 0 (nol) persen.
b. Saat penggalian pondasi dan pemasangan pondasi
c. Saat pemasangan besi dan pengecoran sloof pondasi, kolom,plat beton dan ring
balk.
d. Saat pekerjaan dalam prestasi 55%,75% dan 100% serta setelah masa pemeliharaan
atau pada waktu pekerjaan diserah terimakan .
e. Setelah pekerjaan berakhir Kontraktor harus menyerahkan album foto sebanyak 3
(tiga) set kepada Pemberi Tugas dimana 1(satu) set untuk arsip dan 2 (dua) set
untuk arsip Pemberi Tugas.
f. Untuk setiap pengajuan pembayaran angsuran Kontraktor harus melampirkan
foto kemajuan pekerjaan sesuai kontrak (diambil 1 titik bidik).
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT SERTA GAMBAR
Uraian
a. Peraturan dan syarat – syarat teknis pelaksanaan ini bersama dengan gambar
kerjanya digunakan sebagai pedoman dasar ketentuan dalam melaksanakan
pekerjaan ini.
b. Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan pada
peraturan dan syarat-syarat teknis pelaksanaan.
c. Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar dengan hal di atas, maka
Kontraktor menanyakan secara tertulis kepada perencana/Direksi. Kontraktor
diwajibkan mentaati keputusan perencana / Direksi dalam hal menyangkut
masalah tersebut diatas.
d. Ukuranyangberlakuadalahukuranyangdinyatakandenganangkayangterdapat
didalam gambar terbaru dengan skala terbesar serta tidak memperkenankan
mengukur gambar berdasar skala gambar.
e. Jika terdapat kekurangan penjelasan dalam gambar kerja atau diperlukan gambar
tambahan/gambardetailmaka Kontraktorharusdapatmembuatgambartersebut
dan dibuat 3 (tiga) rangkap atas biaya Kontraktor, sebelum dilaksanakan harus
mendapat ijin dari Direksi
Penjelasan Perbedaan Gambar
Kontraktor diwajibkan melaporkan setiap ada perbedaan ukuran diantara gambar-
gambar :
a. Gambar kerja arsitektur dengan gambar struktur maka yang dipakai sebagai
pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalam jenis dan
kualitas bahan/kontruksi bangunan adalah gambar struktur.
b. Gambar kerja arsitektur dengan gambar mekanikal maka dipakai sebagai
pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalam hal ukuran
kualitas dan jenis bahan/ kontruksi adalah gambar mekanikal. Demikian halnya
dengan gambar kerja pembangunan gedung, pagar dan talud.
c. Gambar kerja arsitektur dengan gambar kerja electrical maka dipakai sebagai
pegangan dalam ukuran fungsional ialah gambar arsitektur dan dalam hal ukuran
kualitas dan jenis bahan adalah gambar electrical.
d. Tidak dibenarkan sama sekali bagi Kontraktor memperbaiki sendiri perbedaan-
perbedaan tersebut diatas. Akibat dari kelalaian Kontraktor, hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Gambar Pelelangan (Tender Drawing)
Gambar-gambar dimaksudkan sebagai gambar yang akan dilaksanakan dan yang
termasuk di dalam kontrak. Untuk dimensi atau detail yang lain, kontraktor harus
mengecek dan menyesuaikan dengan gambar-gambar yang lain, baik sipil maupun
arsitektur.
Gambar Pelaksanaan
a. Kontraktor membuat gambar-gambar pelaksanaan pekerjaan dilapangan (shop
drawing). Gambar-gambar tersebut harus dibuat berdasarkan gambar-gambar
pelelangan dan penjelasan pekerjaan yang diberikan.
b. Sebelum gambar-gambar pelaksanaan disetujui oleh pihak Direksi Lapangan,
Kontraktor tidak diperbolehkan memulai pekerjaan dilapangan.
c. Gambar-gambar pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat ditentukan oleh
Direksi Lapangan. Banyaknya gambar-gambar yang disampaikan kepada pihak
Direksi Lapangan harus sesuai dengan kontrak
d. Kontraktor harus memberikan waktu yang cukup kepada Direksi Lapangan untuk
meneliti gambar-gambar pelaksanaan.
e. Persetujuan terhadap gambar-gambar pelaksanaan bukan berarti pemberian
garansi terhadap dimensi-dimensi yang telah dibuat oleh kontraktor dan tidak
melepaskan tanggung jawab kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan.
Gambar –Gambar Yang Berubah Dari Rencana
Gambar kerja hanya dapat berubah dengan perintah tertulis Pemilik Kegiatan
berdasarkan pertimbangan dari Direksi Lapangan.
Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Pemilik Kegiatan, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara
Gambar Kerja dan Gambar Perubahan Rancangan.
Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya (gambar
asli) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.
Gambar perubahan yang disetujui oleh Pemilik Kegiatan / Direksi Lapangan
kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang.
Gambar Sesuai Dengan Instalasi
a. Sesudah pekerjaan instalasi selesai, kontraktor harus membuat dan menyerahkan
gambar-gambar yang sesuai dengan instalasi.
b. Gambar-gambar tersebut harus memberikan informasi yang lengkap mengenai
instalasi secara keseluruhan untuk memudahkan pemeliharaan dan operasi dari
instalasi yang telah terpasang .
c. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk
diperiksa dan sesudah mendapat persetujuan barulah gambar-gambar tersebut
diserahkan kepada Pemberi Tugas.
d. Banyaknya gambar yang harus diserahkan adalah sebagai berikut :
1) 3 ( tiga ) set gambar-gambar cetakan.
2) 1 (satu) set gambar-gambar yang bisa diproduksi ( reprodukcible copy )
INSTRUKSI UNTUK SISTEM INSTALASI
Umum
a. Sesudah pekerjaan instalasi selesai dan berjalan dengan baik, Kontraktor
diharuskan menyediakan tenaga yang cakap untuk memberi pelajaran / training
kepada operator-operator yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas guna untuk
Pemeliharaan.
b. Sesudah pekerjaan instalasi selesai, Kontraktor diwajibkan pula menyerahkan
dokumen yang berisi cara operasi maupuncara pemeliharaan dari sistem instalasi.
Dokumen ini harus disetujui dahulu oleh Direksi Lapangan sebelum diserahkan
kepada Pemberi Tugas. Banyaknya dokumen yang diserahkan kepada Pemberi
Tugas adalah 3 (tiga) set.
Pemeliharaan Dan Masa Pemeliharaan Sistem Instalasi
Kontraktor diharuskan menyediakan tenaga yang cakap guna keperluan
pemeliharaan terhadap instalasi yang telah selesai dipasang dan termasuk di
dalamkontrakselama masa pemeliharaandihitungdarimasa penyerahaninstalasi
kepada Pemberi Tugas .
c. Kontraktor harus bersedia datang sewaktu-waktu jika terjadi problem atau
kerusakan serta memperbaiki problem tersebut dengan segera. Semua pekerjaan
perbaikan tersebut harus menjadi tanggung jawab kontraktor kalau disebabkan
kualitas pekerjaan maupun kualitas material yang jelek.
d. Kontraktor harus mengadakan pengecekan berkala terhadap instalasi yang telah
berjalan dan membuat catatan yang perlu guna pemeliharaan dari sistem instalasi
tersebut.
Pemeriksaan
a. Kontraktor harus melaksanakan testing terhadap sistem yang telah selesai
dipasang baik secara sebagian maupun secara keseluruhan sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku atau yang ditentukan spesifikasi.
b. Jika sesuatu sistem instalasi yang termasuk dalam kontrak yang lain diadakan
pengetesan dan hal ini menyangkut pula pekerjaan dari salah satu kontraktor
maka wakil-wakil dari kontraktor yang bersangkutan harus hadir dan
menyaksikan jalannya pengetesan tersebut dan kalau perlu memberikan saran-
saran.
c. Kontraktor harus mengadakan pengecekan dimana Pihak Direksi Lapangan hadir
dan Pihak Direksi akan menentukan apakah testing yang dilakukan cukup baik
atau harus diulang kembali. Kontraktor harus menanggung segala perongkosan
yang timbul.
d. Kontraktor harus memberikan hasil-hasil testing kepada Direksi Lapangan.Hasil-
hasil test akan dipakai untuk menentukan apakah sistem instalasi yang telah
dipasang berfungsi sebagaimana mestinya.
PEMBERSIHAN
Kontraktor harus berusaha bahwa tempat bekerja selalu bersih dari sampah-sampah.
Pada waktu tertentu dan pada waktu pekerjaan telah selesai. Kontraktor harus
membuang sampah-sampah sebagai hasil pekerjaan ketempat diluar Kegiatan atau
tempat yang telah ditunjuk oleh Direksi Lapangan.
PERLINDUNGAN TERHADAP BARANG-BARANG DAN INSTALASI.
a. Kontraktor harus melindungi semua barang-barang dan instalasi yang ada
terhadap kerusakan-kerusakan maupun terhadap pencurian yang mungkin
timbul.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap barang-barang maupun instalasi
sampai diserahkan kepada Pemberi Tugas.
BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN.
Umum
a. Uraian
Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan
berikut :
1) Mematuhi standar dan spesifikasi yang digunakan.
Untuk kekuatan, ukuran, buatan,tipe dan kualitas harus seperti yang ditentukan
pada gambar rencana atau spesifikasi spesifikasi lain yang dikeluarkan atau
yang disetujui secara tetulis oleh Direksi Teknik.
Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat harus
diperoleh dari suatu sumber yang disetujui.
b. Penyerahan
1) Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah
galian untuk suatu bahan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi
Teknik contoh-contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan,contoh tersebut
harus disertai informasi mengenai sumber, lokasi sumber dan setiap klarifikasi
lain yang diperlukan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan
persyaratan spesifikasi.
2) Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan
memproses bahan-bahan alam yang sesuai dengan spesifikasi ini serta harus
memberitahu Direksi Teknik paling sedikit 30 hari sebelumnya atau suatu
jangka waktu lain yang dinyatakan oleh Direksi Teknik secara tertulis bahwa
bahan tersebut dapat digunakan dalarn pekerjaan. Laporan ini berisi semua
informasi yang diperlukan. Persetujuan sebuah sumber tidak berarti semua
bahan bahan dalam sumber tersebut disetujui.
3) Dalam kasus bahan bahan aspal, semen, baja dan kayu struktural serta bahan
bahan buatan pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan sebelum
persetujuan dari Direksi Teknik diberikan. Direksi Teknik memberikan
persetujuan ini secara tertulis.
Sumber Bahan-bahan
a. Sumber-sumber
1) Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang diperlihatkan
dalam dokomen atau yang diberikan Direksi Teknik, disediakan sebagai satu
petunjuk saja. Adalah tanggung jawab kontraktor untuk mengadakan
identifikasi dan memeriksa kecocokan semua sumber-sumber bahan yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk mendapatkan persetujuan
Direksi teknik.
2) Sumber bahan tidak boleh dipilih dari sumber alam dilindungi, hutan lindung
atau dalam daerah yang mudah terjadi longsoran atau erosi.
3) Kontraktor akan menentukan beberapa banyak peralatan dan pekerjaan yang
diperlukan untuk memproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi spesifikasi
ini. Direksi Teknik akan menolak atau menerima bahan dari sumber-sumber
bahan atas dasar persyaratan kualitas yang ditentukan dalam kontrak.
4) Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan menimbulkan
erosi atau longsoran tanah, hilangnya tanah produktif atau secara lain
berpengaruh negatif terhadap daerah sekelilingnya.
b. Persetujuan
1) Pemesananbahan-bahanakandilakukanjika DireksiTekniktelahmemberikan
persetujuan untuk menggunakannya. Bahan-bahan tidak boleh digunakan
untuk maksud-maksud lain dari pada yang telah disetujui oleh Direksi Teknik.
2) Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang
telah disetujui Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan tersebut dan minta
diganti.
Penyimpanan Bahan
a. Umum
1) Bahan-bahan harus disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga bahan-
bahan tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian
sehingga bahan tersebut selalu siap digunakan serta dengan mudah dapat
diperiksa oleh Direksi Teknik.
2) Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah
diperbolehkan secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi kuasa.
3) Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas
pengaliran air dan kalau perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh
bercampur dengan tanah dasar, dan bila diperlukan satu lapisan alas dasar
pelindung harus disediakan. Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan
bahan-bahan sejenis harus dilindungi sepantasnya dari hujan dan banjir.
b. Penumpukan Agregat
1) Agregat batu harus ditumpuk dalam cara yang disetujui sedemikian sehingga
tidak ada segregasi serta menjamin gradasi yang memadai. Tinggi
tumpukan maksimum adalah lima meter.
2) Masing-masing jenis berbagai agregat harus di tumpuk secara terpisah atau
dipisahkan dengan partisi kayu.
3) Penempatan tumupukan material dan peralatan,harus di tempat-tempat yang
memadai serta tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan
membendung lintasan air.
4) Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-jalan
angkutan, daerah lalu lintas berat lainnya serta penumpukan material lainnya.
Khususnya selama musim kering.
c. Penanganan dan penyimpanan semen
1) Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat pekerjaan
supaya semen tidak menjadi basah atau kantong semen menjadi rusak.
2) Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap air,
dengan rapih dan secara sistematis menurut jatuh temponya, sehingga
penggunaan (kosumsi) semen dapat diatur serta semen tidak berada terlalu
lama dalam penyimpanan.
3) Biasanya batas waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi beton tidak
boleh lebih dari 3 bulan. Direksi Teknik secara teratur akan memeriksa semen
yang disimpan di lapangan dan tidak akan mengizinkan setiap semen
digunakan bila didapati dalam kondisi telah mengeras.
Pengukuran dan Pembayaran
Semua biaya untukkonstruksi bagi pemilik lahanatausumberbahan,misalanya sewa,
royality (pajak) dan biaya-biaya sejenis, akan dimasukkan dalam harga satuan sebagai
bahan-bahanyangbersangkutanserta tidakada pembayaranterpisahpada kontraktor
untuk biaya-biaya ini.
PEMBANGKIT TENAGA DAN SUMBER AIR
Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerjaan harus diadakan
oleh Kontraktor termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, upah dan
tagihan serta pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai adalah beban
Kontraktor.
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan didapat dari
sumber air yangsudahada di lokasi pekerjaan.Kontraktorharusmemasangpipa-pipa
untuk mengalirkan air dan membongkar kembali bila pekerjaan sudah selesai. Biaya
untuk mengadakan air kerja tersebut adalah beban Kontraktor.
Kontraktor tidak diperbolehkan menyambung dan mengisap air dari saluran induk,
lubang penyedot (tap point), reservoir dan sebagainya tanpa terlebih dahulu
mendapat izin tertulis dari Pemilik Kegiatan/Direksi Lapangan.
I K L A N
Kontraktor tidak diijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di lapangan kerja
atau di tanah yang berdekatan tanpa ijin dari pemilik Kegiatan / direksi lapangan.
JALAN MASUK DAN JALAN SEMENTARA
Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak
Kontraktor dan disesuaikan dengan kebutuhan Kegiatan tersebut.
Kontraktor diwajibkan untuk membersihkan kembali jalan masuk pada waktu
penyelesaiandanmemperbaikisegala kerusakanyangdiakibatkandanmenjadibeban
Kontraktor .
PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN LAMA DAN MILIK UMUM
Selama masa pelaksanaanpekerjaan,Kontraktorbertanggungjawabpenuhatassegala
kerusakanakibatoperasipelaksanaanpekerjaanterhadapbangunanyangada,utilitas,
jalan, saluran dan lain-lain yang ada dilingkungan pekerjaan.
Kontraktor juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan uumum seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang
disebabkan oleh operasi Kontraktor. Segala biaya untuk pemasangan kembali beserta
perbaikan-perbaikannya adalah menjadi beban Kontraktor.
KECELAKAAN DAN KESEHATAN
a. Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi beban
Kontraktor.
b. Sehubungan dengan pasal ini, Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak P3K
terisi menurut kebutuhan, lengkap dengan seorang Petugas yang telah terlatih
dalam soal –soal mengenai pertolongan pertama.
c. Terhadap kecelakaan – kecelakaan yang timbul akibat bencana alam, segala
perongkosannya menjadi beban Kontraktor.
d. Kebakaran-kebakaran yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor.
e. Sehubungan dengan butir –butir diatas pada Kontraktordiwajibkan menyediakan
alat pemadam kebakaran jenis ABC (segala jenis api), pasir dalam bak kayu, galah
– galah secukupnya serta pemeliharaannya.
f. Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya.
g. Sejauh tidak disebutkan dalam Rencana Kerja dan Syarat ini maka Kontraktor
harus mengikuti semua ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan
/Instansi Pemerintah C.Q. Undang – undang Kesehatan Kerja dan lain sebagainya
termasuk semua perubahan – perubahan yang hingga kini tetap berlaku.
PENGAMANAN LOKASI PEKERJAAN
Setelah Kontraktor mengetahui batas – batas daerah Kerja dan lain-lainnya
sebagaimana diuraikan dalam pasal –pasal dimuka maka Kontraktor bertanggung
jawab penuh atas segala sesuatu yang ada didaerahnya ialah mengenai :
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/ kecorobohan yang sengaja
ataupun tidak.
b. Penggunaan sesuatu yang keliru / salah.
c. Kehilangan –kehilangan bagian alat – alat / bahan – bahan yang ada didaerahnya.
d. Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Kontraktor harus
melaporkan kepada Pemilik Kegiatan / Direksi Lapangan dalam waktu paling
lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
e. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas, diharuskan mengadakan
pengamanan antara lain : penjagaan, penerangan malam, pemagaran sementara
dan sebagainya.
PEMERIKSAAN PEKERJAAN
a. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan, Kontraktor diwajibkan memintakan
persetujuan kepada Direksi Teknik.
b. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam, ( dihitung dari jam
diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan), tidak dipenuhi oleh
Konsultan/Direksi Teknik, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan
bagian yang seharusnya diperiksa, dianggap telah disetujui Direksi Teknik. Hal ini
dikecualikan bila Direksi Teknik minta perpanjangan waktu.
c. Bila kontraktor melanggar ayat 1 Pasal ini Direksi Teknik berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya
pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan Kontraktor.
B. SYARAT KHUSUS
TEMPAT PEKERJAAN
Pekerjaan : Pembangunan Rujab Camat
Lokasi : Lembo Raya, Petasia Timur, Petasia Barat
PENJELASAN PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat –Syarat ini adalah :
d. Pekerjaan Persiapan
e. Pekerjaan Pondasi
f. Pekerjaan Lantai
g. Pekerjaan Dinding
h. Pekerjaan Beton Bertulang
i. Pekerjaan Pintu Dan Jendela
j. Pekerjaan Kap, Atap Dan Plafond
k. Pekerjaan Pengecetan
l. Pekerjaan Instalasi Listrik
m. Pekerjaan Sanitair
n. Pekerjaan Akhir
PERATURAN TEKNIS KHUSUS DAN SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN
PEKERJAAN
Pekerjaan harus diselesaikan menurut dan sesuai :
a. Peraturan dan Syarat-syarat yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat –
syarat ini.
b. Gambar –gambar bestek , Detail dan Instalasi.
c. Perubahan – perubahan dan penambahan yang tercantum dalam Berita Acara
Aanwijzing.
d. Gambar-gambar kerja yang dibuat oleh Kontraktor pada waktu pekerjaan
berlangsung dan telah mendapat persetujuan dari Direksi / Pimpinan Kegiatan.
e. Petunjuk-petunjuk dan keterangan yang diberikan Direksi pada pada waktu
pelaksanaan.
DASAR UKURAN TINGGI DAN UKURAN-UKURAN POKOK
Sebagai dasar peraturan tinggi lantai dasar 0,00 (titik duga) dipakai tinggi pada denah
bangunan yang akan dilaksanakan.Selanjutnya titik ditentukan secara Permanen dan
oleh Kontraktor diberi tanda jelas dengan noit beton yang kokoh dan baru boleh
dibongkar setelah pekerjaan selesai untuk penyerahan pertama. Ukuran – ukuran
tinggi ini diambil diatas ketinggian sumbu jalan dimuka bangunan.
Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail tertera pada gambar Bestek dan
Detail Kontraktor hendaknya meneliti kembali ukuran – ukuran tersebut . Jika ada
perbedaan dan ketidak cocokan. Kontraktor melapor/ membicarakan dengan Direksi
dan Pimpinan Kegiatan. Kontraktor harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Ukuran yang tertera pada gambar kontruksi beton harus disesuaikan dengan
ukuran jadi.
b. Ukuran-ukuran pada Kontruksi kayu ( kosen pintu dan jendela adalah ukuran jadi
setelah diserut ).
PENGUKURAN DAN PAPAN BANGUNAN
a. Kontraktor wajib meneliti ukuran-ukuran dilapangan dan melaporkan segala
sesuatu kepada Direksi.
b. Pemasangan Patok –patok untuk menentukan situasi harus dilakukan bersama
dan atas persetujuan Direksi.
c. Segala pekerjaan pengukuran persiapan (Uitzet) adalah tanggung jawab
Kontraktor.
d. Pengukuran – pengukuran sudut siku, ketinggian peil, panjang lebar harus
menggunakan teropong, waterpass, theodolit, prisma penyiku dan lain-lain.
Pengukuran siku dengan benang secara prinsip segitiga phitagoras hanya
dibolehkan pada bagian-bagian yang kecil dan tidak penting saja.
e. Ketidak cocokan yang mungkin ada dilapangan antara gambar dan kenyataan
harus segera dilaporkan kepada Direksi.
f. Pekerjaan pemasangan bowplank adalah termasuk pekerjaan Kontraktor dan
harus dibuat dari kayu, tidak diperkenankan menggunakan bambu
g. Pekerjaan penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan bowplank
dipasang, tinggi dasar ( 0,00 ), sumbu-sumbu dinding dan sumbu-sumbu kolom
ditetapkan dengan persetujuan Direksi dan Pemimpin Kegiatan.
PEKERJAAN GALIAN TANAH
Umum
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan galian tanah akan mencakup tetapi tidak terbatas pada :
1) Tahapan untuk mendapatkan peil yang sesuai dengan peil permukaan lantai
yang tertera dalam gambar.
2) Konstruksi Pondasi
3) Saluran air hujan dan Bak Kontrol.
4) Septictank dan bak peresapan
5) Pekerjaan galian tanah yang nyata-nyata dinperlihatkan pada gambar.
b. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
1) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
2) Pengukuran dan papan bangunan
Bahan
Tidak ada bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini.
Pelaksanaan :
a. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan
kedalaman-kedalamanyangdisyaratkanatauditentukandandiindikasikandalam
gambar dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga persyaratan dari pekerjaan
selanjutnya terpenuhi.
b. Galian mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan dan bahan lain yang
dijumpai dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Galian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk membangun
maupun memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan, dan juga untuk
mengadakan pembersihan.
d. Jika terdapat air menggenang dalam parit/galian pondasi harus dipompa keluar,
sehingga pada waktu pemasangan pondasi parit/galian pondasi dalam keadaan
kering.
e. Jika terdapat tempat yang gembur pada dasar parit / galian pondasi harus digali
dan ditimbun kembali dengan material yang disetujui oleh Direksi/Direksi
Teknik, disiram air dan dipadatkan.
f. Galian harus mencapai kedalaman seperti tercantum dalam gambar bestek dan
cukup lebar untuk bekerja dengan leluasa.
g. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga
dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar,maka kelebihan
dari pada galian harus diurug kembali dengan material yang disetujui oleh
Direksi/Direksi Teknik. Biaya akibatpekerjaantersebutmenjadibebankontraktor.
h. Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang
diperlihatkan dalam gambar-gambar, penggalian harus dilanjutkan/diperbesar
atau diubah sampai disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik.
i. Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dapat dipakai kembali akan
ditimbun ditempat yang ditunjuk untuk digunakan dalam pekerjaan landscaping.
j. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan galian dijumpai akar-akar/bahan-bahan yang
bisa lapuk pada kedalaman yang diperlihatkan dalam gambar, maka akar-
akar/bahan-bahan tersebut harus diangkat dan diurug dengan material yang
disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik sampai padat.
Pengendalian Mutu di Lapangan
Ditiadakan
Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Kuantitas galian akan dihitung berdasarkan volume galian padat, yang diukur
berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan panjang galian.
b. Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar dengan
harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah dan
ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan tenaga kerja.
PEKERJAAN URUGAN
Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan urugan mencakup tetapi tidak terbatas pada :
1) Urugan pasir di bawah pondasi
2) Urugan tanah di bawah lantai
3) Urugan pasir di bawah lantai
4) Urugan pasir pada bantalan pipa drainase, pipa sanitasi dan pipa air bersih
5) Urugan pasir di bawah paving blok
6) Urugan pasir pada peresapan
b. Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan
1) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
2) Pengukuran dan papan bangunan
Bahan
a. Tanahurugyangdigunakanadalahtanahnonplastis,minimaldigolongkandalam
klasifikasi A-2-7 (Pasir lanauan atau lempungan, AASHTO).
b. Pasir urug yang digunakan adalah material yang digolongkan dalam klasifikasi A-
1-b (Fragmen batuan kerikil dan pasir, AASHTO)
c. Khususuntuk uruganpasirpada bantalanpipa drainase, pipa sanitasidanpipa air
bersih dan urugan pasir pada peresapan, material yang digunakan adalah material
yang digolongkan dalam klasifikasi A-3 (Pasir halus, AASHTO)
d. Seluruh material yang digunakan harus bebas dari kandungan garam-garaman
yang berlebihan.
Pelaksanaan :
a. Urugan tanah dan pasir dilaksanakan di bawah lantai seperti tertera pada gambar,
dan pelaksanaannya harus lapis demi lapis dengan batas maksimum 30 cm untuk
hamparan setiap lapisan. Dalam setiap lapisannya, urugan harus dipadatkan
dengan alat pemadat yang disetujui sampai dicapai tingkat kepadatan lapangan
yang cukup baik, sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
b. Seluruh bagian bangunan yang direncanakan harus ditimbun sampai mencapai
ketinggian yang ditentukan, dengan menggunakan bahan timbunan yang cukup
baik, bebas dari sisa-sisa rumput, akar-akar dan lain-lainnya serta dapat mencapai
nilai CBR minimal 4 % rendam air. Dalam hal ini harus mengikuti petunjuk-
petunjuk Direksi Teknik.
c. Untuk pekerjaan penimbunan kembali dibawah atau disekitar bangunan dan
perkerasan harus sesuai dengan gambar rencana.
d. Pengurugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan sehingga
minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.
e. Pekerjaan penimbunan kembali harus disertai dengan pekerjaan pemadatan,
dimana dalamprosespemadatantersebutkadarairoptimumharus dipertahankan
(jika kondisi urugan terlalu kering, harus ditambahkan dengan air/disiram)
f. Urugan tanah harus dilaksanakan setelah urugan kembali dari parit / galian
pondasi kaki kolom selesai dikerjakan agar cukup waktu untuk dipadatkan.
Pengendalian Mutu di Lapangan
Ditiadakan
Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Kuantitas pekerjaan urugan akan dihitung berdasarkan volume urugan padat,
yang diukur berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan tebal
urugan. Pengukuran tidak dilakukan secara terpisah dan termasuk bagian dari
pekerjaan pemasangan pipa, pemasangan paving blok dan pembuatan lubang
peresapan.
b. Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas dibayar dengan harga
satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah ini dan
ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan tenaga kerja, pengadaan bahan
dan peralatan.
PEKERJAAN PASANGAN BATU KOSONG
Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu kosong dilaksanakan pada lapisan kedua setelah urugan
pasir pada pondasi batu kali, dengan maksud memberikan bantalan yang stabil
pada konstruksi pondasi batu kali.
b. Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan
1) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
2) Pengukuran dan papan bangunan
3) Pekerjaan galian tanah
Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah batu kali atau batu gunung dengan kondisi harus
bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak dan harus memiliki satu daya
tahan (awet).
b. Batu-batutersebutharusberbentukrata,bentukbajiataupunovaldanharusdapat
dilapisi seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila dipasang
bersama-sama dan memberikan satu profil permukaan di dalam batas-batas
ukuran yang ditetapkan sebagai berikut :
Ukuran minimum batu adalah :
1) Tebal minimum = 15 cm
2) Lebar minimum = 1,5 xtebal (22,5 cm)
3) Panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm)
Ukuran batu maksimum akan ditentukan Direksi dengan memperhitungkan jenis,
struktur, lokasi batu dalam struktur dan persyaratan umum untuk stabilitas dan
saling mengunci.
Pelaksanaan
a. Kondisi Lapangan Pekerjaan
1) Pekerjaan urugan pasir telah selesai dilaksanakan dan telah dinyatakan
diterima oleh Direksi Teknik.
2) Semua galian harus selalu bebas air dan Kotraktor harus melengkapi semua
bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan tenaga untuk membuang atau
mengalirkan air, termasuk saluran-saluran sementara, pengaliran lintasan air
dan menyediakan dinding cut off.
b. Pelaksanaan Pekerjaan
Batu-batu harus diletakan sedemikian rupa,sehingga secara keseluruhan memiliki
daya saling mengunci (interlocking) dan stabil. Posisi batu harus memungkinkan
untuk melatakan pasangan batukali di atasnya dan memberikan permukaan yang
maksimal untuk dilapisi pasta semen guna pelekatan dengan pasangan di atasnya.
Pengendalian Mutu di Lapangan
Ditiadakan
Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Kuantitas pasangan batu kosong akan dihitung berdasarkan volume, yang diukur
berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan panjang pasangan.
b. Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas dibayar dengan harga
satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan
ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja.
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI
Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu kali meliputi penyediaan peralatan, tenaga kerja dan
pemasangan semua pekerjaan pondasi batu kali atau bagian-bagian lain yang
menggunakan batu kali sesuai dengan gambar dan persyaratan yang ditentukan
dalam RKS ini.
b. Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan
1) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
2) Pengukuran dan papan bangunan
3) Pekerjaan galian tanah
Bahan
a. Batu Kali
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukan dalam gambar-gambar seperti
pasangan batu, haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan sejenis
menurut persetujuan Direksi dan bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang-
lubang, cacat atau ketidak sempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil dari
sumber yang disetujui Direksi.
Ukuran minimum batu adalah (kecuali untuk batu pengunci) :
1) Tebal minimum = 15 cm
2) Lebar minimum = 1,5 xtebal (22,5 cm)
3) Panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm)
Ukuran batu maksimum akan ditentukan Direksi dengan memperhitungkan jenis,
struktur, lokasi batu dalam struktur dan persyaratan umum untuk stabilitas dan
saling mengunci.
b. Pasir
Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan
untuk menghasilkan adukan yang baik.
c. Semen
Semen yang digunakan adalah semen type I, yaitu semen portland untuk
penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus
seperti yang disyaratkan pada jenis lain.
d. Air
Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali dan
garam-garaman.
e. Adukan
1) Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan pasangan harus dibuat
perbandingan 1 PC : 4 Psr untuk pasangan kedap air (selanjutnya dipakai
singkatan PC untuk Portland Cement, Ps untuk pasir, Kr untuk kerikil dalam
kode perbandingan suatu adukan).
2) Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa
sehingga jumlahdarisetiapbahanadukanbisa dikontroldan ditentukansecara
tepat sesuai persetujuan Direksi. Apabila mesin aduk yang dipakai, bahan
adukan kecuali air harus dicampur lebih dahulu di dalam mesin selama paling
tidak 2 menit. Bila pengadukan dilakukan dengan tangan, bahan adukan harus
dicampur di dalam semacam kotak diaduk 2 kali secara kering dan akhirnya 3
kali setelah diberi air sampai adukan sewarna semua dan merata. Adukan
harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai, adukan yang tidak
dipakaiselama 2 (dua)jamharusdibuang.Pemakaian kembaliadukantersebut
tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir
dari hari kerja.
Pelaksanaan
a. Kondisi Lapangan Pekerjaan
1) Pekerjaan pasangan batu kosong telah selesai dilaksanakan dan telah
dinyatakan diterima oleh Direksi Teknik.
2) Semua galian harus selalu bebas air dan Kontraktor harus melengkapi semua
bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan tenaga untuk membuang atau
mengalirkan air, termasuk saluran-saluran sementara, pengaliran lintasan air
dan menyediakan dinding cut off.
3) Bowplank, peil dan segala titik referensi yang dibutuhkan telah terpasang
dengan baik, sehingga akan menjamin hasil akhir sesuai dengan gambar
rencana.
b. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum
dipasang dan harus diletakan dengan alasnya tegak lurus kepada tegangan
pokok. Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat
dengan adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih
dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu berimpit satu sama lainnya.
Batu pasak tidak boleh disisipkan sesudah batu selesai dipasang.
2) Pada pasangan batu yang terlihat dibuat pasangan batu muka, batu muka
harus mempunyai bentuk seragam dan bersudut dengan ukuran tebal
minimum 15 cm, kecuali ada permintaan lain dari Direksi. Permukaan batu
muka harus merata setelah dipasang. Pasangan batu muka harus bersatu
denganbatu-batubelahyangdipasangdidalamnya danpalingsedikitada satu
batu pengikat (pengunci) untuk tiap-tiap meter persegi. Pasangan batu muka
harus dikerjakan secara bersama-sama dengan pasangan batu inti agar supaya
pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.
3) Batu harus dipilih dan diletakan dengan hati-hati sehingga tebal adukan tidak
kurang dari pada rata-rata 1 cm. Semua pekerjaan batu muka yang kelihatan
harus disiar, adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 Psr, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi.
c. Perlindungan dan Perawatan
1) Pekerjaan pasangan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan dalam
melindungi/merawat pekerjaan yang telah selesai, Kontraktor harus
memenuhi persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk beton.
2) Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau hujan
yang cukup lama yang dapat mengakibatkan adukan larut. Adukan yang telah
dipasang dan larut karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan
pasangan selanjutnya diteruskan.Pekerja tidak boleh berdiri di atas pasangan
batu atau pasangan batu kosong yang belum mantap.
Pengendalian Mutu Di Lapangan
Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran spesie.
Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Kuantitas pasangan batu kosong akan dihitung berdasarkan volume, yang diukur
berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan panjang pasangan.
b. Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas dibayar dengan harga
satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan
ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja.
PASANGAN BATA
Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan untuk semua
pasangan bata seperti yang tertera pada gambar, pelaksanaan pemasangannya
harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian dan bentuk-bentuk yang
terlihat pada gambar dan disebutkan dalam spesifikasi ini.
b. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
1) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
2) Pengukuran dan papan bangunan
Bahan
a. Batu Bata
Batu bata yang digunakan harus baru, terbakar keras dan tidak patah-patah.
Ukuran yang dianjurkan adalah 5,5 cm – 7 cm x 11 cm x 22 cm dengan toleransi
panjang dan lebar 0,5 cm.
Direksi Teknik berhak menolak batu bata bila tidak memenuhi syarat seperti :
1) Pembakaran kurang matang/merata.
2) Banyak mengandung retak-retak/keropos.
3) Bentuk tidak simetris / siku dan tidak rata.
b. Pasir
Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan
untuk menghasilkan adukan yang baik.
c. Semen
Semen yang digunakan adalah semen type I, yaitu semen portland untuk
penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus
seperti yang disyaratkan pada jenis lain (SII 0013-81).
d. Air
Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali dan
garam-garaman.
e. Adukan
1) Adukan yang digunakan untuk pasangan bata adalah :
 Pasangan bata biasa adalah campuran 1 PC : 4 Pasir
 Pasangan bata kedap air (traasram) menggunakan campuran 1 PC : 2 Pasir,
yaitu pada tepi kosen dan kolom, dinding KM/WC dan yang ditentukan
dalam gambar bestek dan gambar detail.
2) Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa
sehingga jumlahdarisetiapbahanadukanbisa dikontroldanditentukansecara
tepat sesuai persetujuan Direksi. Apabila mesin aduk yang dipakai, bahan
adukan kecuali air harus dicampur lebih dahulu di dalam mesin selama paling
tidak 2 menit. Bila pengadukan dilakukan dengan tangan, bahan adukan harus
dicampur di dalam semacam kotak diaduk 2 kali secara kering dan akhirnya 3
kali setelah diberi air sampai adukan sewarna semua dan merata. Adukan
harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai, adukan yang tidak
dipakaiselama 2 (dua)jamharusdibuang.Pemakaiankembaliadukantersebut
tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir
dari hari kerja.
Pelaksanaan
a. Kondisi lapangan pekerjaan
1) Pengecoran sloof beton telah selesai dilaksanakan dan telah dalam kondisi
stabil dan dijamin tidak akan terjadi keruntuhan setelah beban pasangan bata
bekerja.
2) Peralatan utama dan steger telah disiapkan.
3) Bowplank, peil dan segala titik referensi yang dibutuhkan telah terpasang
dengan baik, sehingga akan menjamin hasil akhir sesuai dengan gambar
rencana.
b. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pasangan dinding batu bata umumnya adalah 1/2 batu, kecuali Direksi
memberikan petunjuk lain.
2) Pemasangan batu bata harus lurus dan tegak, lajur penaikannya diukur tepat
dengan tiang lot, kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar maka
setiap lajur bata harus putus sambungan dengan lajur dibawahnya.Selain itu
pola ikatan pasangan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan.
3) Pada jarak-jarak tertentu pasangan batu tersebut perlu diperkuat dengan
kolom praktis (beton), dengan dimensi, penulangan dan penempatan sesuai
gambar.
4) Sebelum bata dipasang hendaknya direndam dalam air sampai jenuh, dan
pemasangannya harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang baik. Batu
bata potongan tidak boleh dipakai/dipasang, terkecuali pada pertemuan-
pertemuan dengan kosen/kolom.
5) Untuk perkuatan antara dinding ,kosen dan kolom utama maka pada kolom
utama dipasang angker berupa besi beton diameter 12 mm panjang minimal 25
cm setiap jarak 100 cm yang dipasang pada waktu pengecoran kolom utama.
Pengendalian Mutu Di Lapangan
Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran spesie.
Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Kuantitas pasangan bata akan dihitung berdasarkan luasan penampang yang
terpasang, yaitu panjang x tinggi pasangan.
b. Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas dibayar dengan harga
satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan
ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja.
PEKERJAAN PLESTERAN / PENGHALUS ACIAN BETON
Umum
a. Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan kebutuhan persyaratan yang
tercantum dibawah ini :
1) Untuk semua plesteran dinding biasa
2) Plesteran kedap air (traasram)
3) Untuk semua plesteran beton dan kaki pondasi
b. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
1) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
2) Pengukuran dan papan bangunan
3) Pasangan Bataa
Bahan
a. Pasir
Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan
untuk menghasilkan adukan yang baik. Pasir untuk plesteran harus diayak cukup
halus, dan pasir laut atau pasir yang memiliki kandungan tanah tidak
diperkenankan untuk digunakan.
b. Semen
Semen yang digunakan adalah semen type I, yaitu semen portland untuk
penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus
seperti yang disyaratkan pada jenis lain.
c. Air
Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali dan
garam-garaman.
d. Adukan
1) Adukan yang digunakan untuk plesteran adalah :
 Plesteran dinding non traasram biasa adalah campuran 1 PC : 5 Pasir
 Plesteran traasram menggunakan campuran 1 PC : 3 Pasir, yaitu pada
dinding KM/WC dan yang ditentukan dalam gambar bestek dan gambar
detail.
 Plesteran untuk semua dinding beton dan kaki pondasi 1 PC : 3 Pasir
2) Acian, hanya digunakan pada dinding-dinding terplester yang akan dicat.
Formula acian adalah sebagai berikut :
 1 PC : 7 kapur (takaran volume); dipakai pada dinding dinding terplester
yang akan dicat
 PC tanpa campuran kapur untuk kaki pondasi.
3) Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa
sehingga jumlahdarisetiapbahanadukanbisa dikontroldanditentukansecara
tepat sesuai persetujuan Direksi. Buat adukan dalam jumlah yang dapat
dipakai habis dalam waktu 45 menit. Adukan/Plesteran dapat dipakai sampai
batas adukan/plesteran tidak dapatlagi diolah (lebih kurang 90 menit setelah
adukan jadi). Pemakaian kembali adukan tersebut tidak diperkenankan. Kotak
untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari hari kerja.
Pelaksanaan
a. Kondisi lapangan pekerjaan
1) Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan diplester
harus disiram air sampai jenuh, dan siar-siarnya telah dikeruk sedalam lebih
kurang 1 cm
2) Pelaksanaan pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan setelah pipa-pipa air dan
listrik sudah terpasang.
3) Sebelum melanjutkankepekerjaanacian,permukaanplesterantelahrata,lurus
dan tegak satu sama lain. Penggunaan mistar perata kayu (belabas) sangat
dianjurkan.
4) Merupakan permukaan plesteran basah (bukan dibasahi). Tidak dibenarkan
meninggalkan pekerjaan plesteran sampai kering sebelum dilanjutkan dengan
pekerjaan acian.
b. Pelaksanaan pekerjaan
1) Sedapat mungkin mempergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan
peralatan yang memadai. Persiapkan dan bersihkan permukaan-permukaan
yang akan diplester, dari kotoran-kotoran dan bahan bahan lain yang dapat
merusak plesteran. Tukang-tukang plester yang dinilai tidak cakap, karena
pekerjaan yang buruk harus diganti dengan yang baik.
2) Plesteran/adukan yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis ini harus
disingkirkan dari pekerjaan.
3) Pekerjaan plesteran harus rata pada bidang pemasangannya, dan pekerjaan
yang tidak rata harus diperbaiki sesuai perintah Direksi Teknik.
4) Tebal plesteran yang dimaksud, kecuali bila dinyatakan lain adalah 10 mm
dengan toleransi maksimum 15 mm. Bilamana ketebalan toleransi ini ternyata
dilampaui karena kondisi permukaan dinding harus diperbaiki.
5) Untuk bidang yang akan dipasangi dinding keramik, maka permukaan
pleseteran harus dikasarkan dan tidak perlu di aci, untuk menjamin kelekatan
yang sempurna antara tembok dan keramik.
Pengendalian Mutu Di Lapangan
Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran spesie.
Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Kuantitasplesterandanaciandihitungberdasarkanluasanbidangyangterpasang,
yaitu panjang x tinggi bidang plesteran/acian.
b. Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas dibayar dengan harga
satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan
ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja.
PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK DINDING
Umum
a. Lingkup pekerjaan
Biagianini meliputi pemasangankeramikpada dinding-dindingKM/WC,urinoir,
pantry, bak air atau pada bagian-bagian konstruksi lain yang dinyatakan secara
jelas dalam gambar.
b. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
1) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
Pengukuran dan papan bangunan
Pekerjaan Plesteran
Bahan
a. Keramik
1) Keramik yang digunakan adalah keramik adalah keramik produksi dalam
negeri dengan kualitas yang baik.
2) Ukuran keramik adalah 20 cm x 20 cm dengan warna yang akan ditentukan
kemudian, kecuali untuk bak air, digunakan keramik yang berukuran 20 cm x
20 cm.
3) Keramik harus memiliki ukuran yang seragam, baik panjang, lebar dan tebal
serta memiliki sisi-sisi yang saling menyiku satu sama lain.
b. Tile grouting
Warna tile grouting yang digunakan adalah senada dengan warna keramik.
c. Adukan
1) Adukan yang digunakan untuk perekatan keramik adalah 1 PC : 2 Pasir
2) Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa
sehingga jumlahdarisetiapbahanadukanbisa dikontroldanditentukansecara
tepat sesuai persetujuan Direksi. Buat adukan dalam jumlah yang dapat
dipakai habis dalam waktu 45 menit. Adukan/Plesteran dapat dipakai sampai
batas adukan/plesteran tidak dapatlagi diolah (lebih kurang 90 menit setelah
adukan jadi). Pemakaian kembali adukan tersebut tidak diperkenankan. Kotak
untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari hari kerja.
Pelaksanaan
a. Kondisi lapangan pekerjaan
Permukaan plesteran telah dikasarkan, titik-titik referensi telah terpasang.
b. Pelaksanaan pekerjaan
1) Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna,motif
tiap keramik harus sama, tidak boleh retak, gompal dan cacat lainnya.
2) Pemotongankeramikharusmenggunakanalatpotongkhususuntukitu,sesuai
dengan petunjuk pabrik.
3) Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air
sampai jenuh.
4) Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang
akan terpasang di dinding: panel, stop kontak dan lain-lain yang tertera dalam
gambar.
5) Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.
6) Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi Pekerjaan
sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
7) Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-
benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil
lantainya harus merupakan satu garis lurus.
8) Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar-siar 3-4 mm.
Setiap perpotongan siar harus membentuk suatu garis lurus dan tegak lurus
satu sama lain. Siar-siar keramik diisi dengan bahann pengisi siar sehingga
membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan
bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
9) Pembersihan permukaan keramik dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh
dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik.
10) Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi bahan tile grouting.
Pengendalian Mutu di Lapangan
Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran spesie.
Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Kuantitas pasangan keramik dinding dihitung berdasarkan luasan bidang yang
terpasang, yaitu panjang x tinggi bidang pasangan keramik.
b. Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas dibayar dengan harga
satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan
ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja.
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK
Umum
a. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaanlantaikeramikmencakuppengadaandanpemasangankeramik
pada bagian-bagian yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
1) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
Pengukuran dan papan bangunan
Bahan
a. Keramik
1) Keramik yang digunakan adalah keramik adalah keramik produksi dalam
negeri dengan kualitas yang baik.
2) Ukuran keramik untuk lantai KM/WC adalah 20 cm x 20 cm dengan warna
yang akan ditentukan kemudian.
3) Keramik harus memiliki ukuran yang seragam, baik panjang, lebar dan tebal
serta memiliki sisi-sisi yang saling menyiku satu sama lain.
b. Tile grouting
Warna tile grouting yang digunakan adalah senada dengan warna keramik.
c. Adukan
1) Adukan yang digunakan untuk perekatan keramik adalah 1 PC : 2 Pasir
2) Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa
sehingga jumlahdarisetiapbahanadukanbisa dikontroldanditentukansecara
tepat sesuai persetujuan Direksi. Buat adukan dalam jumlah yang dapat
dipakai habis dalam waktu 45 menit. Adukan/Plesteran dapat dipakai sampai
batas adukan/plesteran tidak dapatlagi diolah (lebih kurang 90 menit setelah
adukan jadi). Pemakaian kembali adukan tersebut tidak diperkenankan. Kotak
untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari hari kerja.
Pelaksanaan
a. Kondisi lapangan pekerjaan
Permukaan rabat beton telah bersih dari material lepas dan material lainnya yang
dapat mengurangi kelekatan terhadap spesie dan telah mengalami penjenuhan.
Peil referensi telahterpasang,yangmenunjukanelevasitotaldanpola pemasangan
keramik.
b. Pelaksanaan pekerjaan
1) Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna,motif
tiap keramik harus sama, tidak boleh retak, gompal dan cacat lainnya.
2) Pemotongankeramikharusmenggunakanalatpotongkhususuntukitu,sesuai
dengan petunjuk pabrik.
3) Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air
sampai jenuh.
4) Kontraktor terlebih dahulu mengajukan gambar rencana/pola perletakan
keramik pada bidang yang akan ditempel sehingga pola tersebut memenuhi
persyaratan estetika yang diperlukan. Gambar rencana/pola penempatan
tersebut harus disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik sebelum penempelan
dimulai.
5) Keramik lantai ditoilet / KM / WC/Urinoir dipasang dengan kemiringan 0,5
% kearahlobangpembuangan(floor drain),untukruangan–ruanganlainubin
harus dipasang tepat waterpass. Siar-siar harus membentuk garis lurus dan
diisi dengan campuran semen sampai jenuh kemudian dibersihkan sampai
noda-nodanya hilang.
6) Untuk permukaan yang telah rata,dibersihkan dari kotoran,lemak dan debu
yang melekat, kemudian keramik ditempelkan dengan menggunakan pasta air
semen.
7) Lebar naad 2 - 3 mm, dan setiap naad tersebut harus lurus, rapi dan memenuhi
unsur-unsur estetika bangunan.
8) Setelah keramik dipasang maka celah/naad antara keramik tersebut diisi
dengan pasta pengisi (tile grouting).
9) Pembersihan permukaan keramik dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh
dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik.
Pengendalian Mutu di Lapangan
Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran spesie.
Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Kuantitas pasangan keramik dinding dihitung berdasarkan luasan bidang yang
terpasang, yaitu panjang x lebar bidang pasangan keramik.
b. Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas dibayar dengan harga
satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan
ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja.
PEKERJAAN BETON
Umum
a. Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua macam beton biasa, beton
bertulang dengan penulangannya termasuk bekisting dan perancah. Finishing dan
pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan gambar dan persyaratan yang ditentukan
b. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
1) Bahan-bahan dan penyimpanan
2) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
3) Pengukuran dan papan bangunan
Bahan
a. Agregat
1) Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasardan
halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam
atau kerikil dan pasir dari sumber yang disaring, semua agregat alam harus
dicuci.
2) Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat
ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang
tulangan dan cetakan (acuan).
3) Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hampir
seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm.
4) Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacatkotoran organik dan jika
dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian
kandungan organik menggunakan standarSNI 03-2816.1-1992. Setiap agregat
yang gagal pada test warna, harus ditolak.
5) Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi. Pasir harus diambil
dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu
pecah akan diijinkan, apabila menurut pendapat Direksi pasir yang ada tidak
memenuhi gradasinya. Kandungan maksimum terhadap lempung dan lanau
tidak boleh lebih dari 3 % perbandingan berat.
6) Persyaratan gradasi agregat adalah sebagai berikut :
Tabel 6.33.1 Persyaratan gradasi agregat
UKURAN
SARINGAN
PROSENTASI LOLOS BERDASARKAN BERAT
STAN
DAR
(mm)
IMPERI
AL
(inches)
AGREGAT
HALUS
PILIHAN AGREGAT KASAR
50 2 100
37 1 ½ 95 - 100 100
25 1 - 95 - 100 100
19 ¾ 35 - 70 - 90 - 100 100
13 ½ - 25 - 60 - 90 - 100
9,5 3/8 100 10 - 30 - 20 - 55 40 – 70
4,75  4 95 – 100 0 - 5 0 - 10 0 - 10 0 – 15
2,36  8 - - 0 - 5 0 - 5 0 – 5
1,18  16 45 – 80 - - -
0,3  50 10 – 30
0,15  100 2 – 10
Persyaratan sifat-sifat teknis agregat :
Tabel 6.33.2 Persyaratan sifat-sifat teknis agregat
U R A I A N
Batas Pengujian Standar
Pengujian
SNI
Agrega
t Kasar
Agregat
Halus
Kehilanganberatkarena abrasi(500
putaran)
40% - 03-2417-1991
Kekekalanbentukagregatterhadap
larutan Natrium sulfat dan
Magnesium Sulfat
12% 10% 03-3407-1994
Prosentase gumpalan lempung dan
partikel mudah pecah
2 % 0,5% 03-4141-1996
Bahan-bahan yang lolos saringan
0,075 mm ( 200)
1% 3% 03-4142-1996
b. Semen
1) Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Portland Cement, harus
sesuai dengan SNI 03-2847-2002, Kontraktor harus menyediakan contoh semen
apabila diminta oleh Direksi, keduanya yaitu contoh dari gudang Kontraktor
di lapangan dan dari pabrik. Portland cement yang disimpan dalam gudang
lapangan harus memenuhi persyaratan teknis penyimpanan, bilamana
Portland Cement telah mengeras, maka tidak boleh dipakai untuk campuran.
2) Kontraktor harus mengusahakan agar untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini
hanya menggunakan satu merk semen saja.
3) Semen ini harus dibawa ketempat pekerjaan dalam kemasan standard dari
pabrik dan terlindung.
4) Penyimpanannya harus dilaksanakan pada tempat yang tidak lembab dan
tidak terkena air (diberi lapisan pada bahagian bawahnya dengan bahan yang
kedapair),danpenumpukannya harussesuaidenganurut-urutanpengiriman.
5) Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter. Semen yang rusak atau
tercampur apapun tidak boleh dipakai
c. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat bahan adukan
harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi standard SNI 03-
2847-2002.
d. Zat Tambahan
Ditiadakan
e. Tulangan (khusus untuk beton bertulang)
1) Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan polos,
digilas panas, sesuai dengan SNI 03-2847-2002 seperti ditunjukan dalam
gambar-gambar.
2) Kontraktor harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan,jika
dibutuhkan oleh Direksi. Tulangan pada waktu pengecoran beton harus bersih
dan bebas dari kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas. Batang-
batang baja yang telah menjadi bengkok, tidak boleh diluruskan atau
dibengkokan lagi untuk dipakai tanpa persetujuan Direksi.
3) Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara yang memenuhi
persyaratan, sehingga bebas dari kontaminasi langsung dengan udara/ tanah
lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk.
4) Besi untuk tulangan beton ini penyimpanannya harus dikelompokkan
berdasarkan ukuran masing- masing, dan harus memenuhi persyaratan dalam
SNI 03-2847-2002 yang dinyatakan dengan mutu fy 240 MPa, sesuai dengan
keterangan pada gambar perencanaan.
5) Untuk pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang
berukuran garis tengah minimal 1 mm.
f. Bekisting
1) Bekisting harus berbahan dasar kayu minimal kelas kuat III
2) Dalam kondisi kering udara, tanpa cacat dan dapat menjamin kekokohan
struktural selama proses pengecoran dan perawatan beton.
3) Bekisting untuk betonterbuatdarijenis rengukuran5 x 7 cmdiperkuatdengan
papantebal3 cmdanbalok 5 x 10 cmyangmengikuti bentuk strukturdanpada
sisi dalamnya dilapisi seng plat BJLS 22 atau terbuat dari plat baja sesuai
dimensi struktur, terkecuali dipersyaratkan lain oleh Direksi Direksi Teknik.
Sebelum pemasangan bekisting, kontraktor harus memberikan gambar
perencanaan bekisting secara lengkap untuk mendapatkan persetujuan
Direksi Direksi Teknik.
4) Syarat-syarat bekisting yang harus dipenuhi :
 Tidak akan mengalami deformasi, sehingga bekisting harus cukup tebal
dan terikat kuat.
 Harus kedap air dengan menutup semua celah-celah secara mekanis atau
dengan bahan-bahan kimia
 Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting
 Permukaan bekisting harus rata dan licin serta diberi releasing agent yang
disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik (bila ada).
 Ukuran jarak disesuaikan dengan rencana dalam gambar
5) Tiang-tiang cetakan harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh dan harus
mudahdistel denganbaji.Tiangperancahbolehmempuyaipalingbanyaksatu
sambungan yang tidak disokong ke arah samping.
6) Bambutidak bolehdigunakanuntuktiangperancah,stabilitasperludipikirkan
terutama terhadap berat sendiri beton, serta beban-beban lain yang timbul
selama pengecoran seperti getaran alat penggetar,berat pekerja dan lain-lain.
g. Adukan
1) Untuk semua pekerjaan konstruksi dan pekerjaan beton utama,perbandingan-
perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus ditentukan
menggunakan cara yang ditetapkan dalam SNI 03-2847-2002 dengan gradasi
yang sesuai dengan pasal 6.33.2.1 point “f”
2) Kontraktorharusmemastikanperbandingancampurandanbahan-bahanyang
diusulkan dengan membuat dan megnadakan pengujian campuran percobaan
yang disaksikan oleh Direksi Teknik, menggunakan peralatan jenis yang sama
seperti yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan campuran percobaan
akan diperlakukan dapat diterim, asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan
dan memnuhi semua persyaratan perbandingan campuran
3) Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan
kekuatantekandan slumpsepertiditetapkandalamberikutatauyangdisetujui
Direksi Teknik, bilamana contoh bahan, perawatan dan pengujian-pengujian
sesuai dengan pengujian yang disebutkan dalam spesifikasi ini.
Tabel 6.33.3 Kekuatan tekan beton minimum dan nilai slum yang diizinkan
4) Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan
dianggap di bawah standar dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan,
terkecuali Direksi Teknik dapat menyetujui penggunaan terbatas beton
tersebut untuk pekerjaan dengan kelas rendah.
5) Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan dibawah yang
tentukan, Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai
masalah hasil-hasil kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan
Kontraktor telah mengambil langkah-langkah demikian yang akan
meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi persyaratan spesifikasi
sehingga memuaskan Direksi Teknik.
6) Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang
diberikan pada Tabel 6.33.3 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan-
pekerjaan tersebut harus diperbaiki.
7) Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena
kesalahan pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan dalam statistik,
persiapan contoh uji yang buruk, dan dapat meminta pengujian-pengujian
lebih lanjut untuk dilaksanakan sebelum mengambil putusan akhir.
h. Penyesuaian campuran
1) Penyesuaian Kemudahan Dikerjakan
 Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang
dikehendaki dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan-
perbandingan yang ditetapkan menurut aslinya, Direksi Teknik akan
memerintahkan perubahan-perubahan dalam berat atau volume agregat
sebagaimana yangdiperlukan,asalkankandungansemenyangditunjukkan
menurut calon aslinya tidak di ganti, atau perbandingan air/semen yang
ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan untuk kekuatan yang
memadai tidak dilampaui.
 Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau
dengan cara lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk
meningkatkan kemudahan dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada
persetujuan Direksi Teknik.
2) Penyesuaian Kekuatan
 Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah
disetujui, kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh Direksi
Teknik.
 Tidakada perubahansumberatausifatbahan-bahanakandiperintahtertulis
Direksi Teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan digunakan
sampaiDireksi Teknik telahmenyetujuibahan-bahantersebutsecara tertulis
dan telah diusulkan perbandingan baru berdasarkan pengujian campuran
percobaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
Pelaksanaan
a. Bekisting
1) Bekisting harus dibuat tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari
beton dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan Kontraktor
harus menyerahkan rencana-rencana dan penjelasan tentang bekisting dan
harus membuat contoh-contoh bekisting untuk mendapat pengesahan Direksi.
2) Penyangga-penyangga harusdiberijarakantarayangdapat mencegahdefleksi
bahan-bahan bekisting. Bekisting serta sambungan-sambungan harus rapat,
sehingga dapat mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran.
Lubang-lubang permukaan sementara harus disediakan didalam bekisting
untuk memudahkan pembersihan bekisting
3) Bekisting harus dipasang sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran
yang benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam gambar, cara
pendukungan yang akan menghasilkan lubang-lubang atau tali-tali kawat
yang membentang pada seluruh lebar dari permukaan ke permukaan beton
tidak dibenarkan.
4) Bekisting untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah
hilangnya bahan-bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton
yang padat. Jika dibutuhkan oleh Direksi bekisting untuk permukaan beton
yang kelihatannya harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan
yang halus tanpa adanya garis atau kelihatan terputus.
5) Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti
dan dibersihkan. Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi sudah
memeriksa dan memberi persetujuan terhadapbekisting yang telah dibangun.
6) Untuk pembetonan dicuaca panas atau kering, Kontraktor harus membuat
rencana bekisting dan membukanya, sehingga permukaan-permukan beton
dapat terlihat untuk dimulai perawatan sesegera mungkin.
7) Bekisting hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dan pekerjaan pembukaan
setelah mendapat ijin harus dilaksanakan dibawah pengawasan seorang
mandor yang berwenang. Harus diberi perhatian yang luar biasa pada waktu
membuka bekisting untuk menghindari kegoncangan atau pembalikan
tegangan beton.
8) Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usulan Kontraktor untuk
membuka bekisting belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan
cuaca atau dengan alasan lainnya, maka ia boleh memerintahkan Kontraktor
untuk menunda pembukaan bekisting dan Kontraktor tidak boleh menuntut
kerugian atas penundaan tersebut
9) Untuk beton dengan semen Portland biasa waktu paling sedikit untuk
pembukaan bekisting harus menurut daftar dibawah ini :
 Muka sisi balok, lantai dan dinding : 1 hari
 Bagian bawah : 21 hari
b. Baja Tulangan
1) Kontraktor harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam
gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan tulangan baja yang tepat untuk
dipakai dalam pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh
Direksi kepada Kontraktor harus diperiksa dan diteliti.
2) Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan
dan bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokan dalam keadaan
dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm
atau lebih harus dibengkokan dengan mesin pembengkokan yang
direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkokan
harus sesuai dengan SNI 03-2847-2002 kecuali jika ditentukan lain atau
diperintahkan oleh Direksi. Bentuk-bentuk tulangan baja harus sesuai dengan
gambar, tidak boleh menyambung tulangan tanpa persetujuan Direksi
3) Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat
pada tempat kedudukan yang ditunjukan dalam gambar dan harus ada
jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu
pengecoran beton. Dalam keadaan apapun, penulangan dilarang terletak
langsung diatas acuan/cetakan. Pengelasan tempel dengan adanya
persetujuan Direksi lebih dahulu dapat diijinkan untuk menyambung
tulangan-tulangannya yang saling menyilang dengan sudut tegak lurus, tetapi
cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan. Penggunaan ganjal, alat
perenggangdan kawatharusmendapatpersetujuandariDireksi.Perengangan
dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti mutu beton
yang akan dicor. Perenggangan tulangan dari besi beton dan kawat harus
sepadan dengan bahan tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus
terpelihara. Batang utama dari tulangan anyaman eks pabrik yang
berdampingan harus disambung dengan overlap 300 mm dan batang
melintang dengan overlap 150 mm. Kontraktor tidak boleh mengecor beton
menutup tulangan baja, sebelum Direksi memeriksa dan menyetujuinya.
4) Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan, untuk menjamin
kondisi pengikatan yang baik.
5) Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan SNI 03-
2847-2002 dan diuraikan lebih lanjut di bawah ini :
 Semua baja tulangan harus dipasang menurut panjang sepenuhnya seperti
dinyatakan dalam gambar. Penyambungan batang baja, kecuali apabila
ditunjukkan lain pada gambar, tidak akan diizinkan tanpa persetujuan
Direksi Teknik. Setiap penyambungan demikian yang disetujui harus
selang-seling sejauh mungkin dan ditetapkan pada titik tegangan tarik
minimum.
 Apabila sambungan bertindih (lapped splice) disetujui, panjang tindihan
harus 40 kali diameter dan batang-batang harus dilengkapi dengan kait.
 Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada
gambar atau diizinkan secara tertulis oleh Direksi Teknik.
6) Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap kedalam beton.
7) Jarak antara penulangan yang sejajartidak boleh kurang dari diameter batang
atau ukuran maksimum agregat kasar ditambah 10 mm, dengan minimal 30
mm, yang mana lebih besar.
8) Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang,
penulangan lapis atas diletakkan tepat di atas lapis bawah penulangan dengan
ruang bebas / jarak vertikal minimum 25 mm.
9) Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga selimut beton
minimum menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada Tabel 6.33.4
untuk beberapa macam kondisi.
Tabel 6.33.4 Tebal selimut beton minimum
c. Mengawasi dan Mencampur Bahan Beton
1) Kontraktor harus mencampur dengan hati-hati bahan-bahan dari tiap kelas
beton dengan perbandingan berdasar ukuran volume. Air harus ditambahkan
pada bahan batuan, pasir dan semen di dalam mesin pengaduk mekanis,
banyaknya harus menurut jumlah paling kecil yang diperlukan untuk
memperoleh pemadatan penuh. Alat pengukur air harus menunjukan
banyaknya air yang diperlukan dan direncana agar segara otomatis berhenti
bila jumlah air tersebut sudah dialirkan ke dalam campuran dan kemudian
bahan-bahan beton seluruhnya benar-benar tercampur. Beton pracampur
boleh digunakan dengan persetujuan Direksi lebih dahulu. Apabila
pencampuran beton dengan mutu 17 MPa diijinkan dengan tenaga manusia,
maka semen, batuan dan pasir harus dicampur di atas lantai kayu yang rapat.
Bahan-bahan harus diaduk paling sedikit dua kali dalam keadaan kering dan
sedikitnya tiga kali sesudah air dicampurkan, sampai campuran beton
mencapai warna dan kekentalan yang sama/merata.
2) Kontraktor harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan tempat
bahan-bahan untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus
diserahkan untuk mendapat persetujuan Direksi, sebelum alat pencampur dan
bahan-bahah ditempatkan.
d. Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton
1) Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai di tempat penuangan,
beton masih mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan yang
memenuhi dan tidak terjadi penambahan atau pengurangan apapun sejak
meninggalkan tempat adukan. Kontraktor harus mendapat persetujuan
Direksi atas pengaturan yang direncanakan, sebelum pekerjaan pembetonan
dimulai.
2) Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50
meter, ketebalan beton dalam ruangan tidak boleh lebih dari 1 m, untuk setiap
kali pengecoran.
3) Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat sambungan
cor yang direncanakan sebelumnya. Kontraktor harus mengingat pemadatan
dari beton adalah pekerjaan penting dengan tujuan untuk menghasilkan beton
rapat air dengan kepadatan maksimum. Pemadatan harus dibantu dengan
pemakaian mesin penggetar dari jenis tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan
bergetarnya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis alat getar yang tersedia
untuk dipakai pada setiap masa pembetonan, harus dengan persetujuan
Direksi
e. Pembetonan di Atas Permukan yang Tidak Kedap Air
1) Kontraktor tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang tidak
kedap air sebelum permukaan itu ditutup dengan kulit/membran kedap air
atau bahan kedap lainnya yang disetujui oleh Direksi.
2) Pembetonan Dalam Cuaca yang Tidak Menguntungkan
3) Kontraktor tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan deras tanpa
perlindungan, Kontraktor harus menyiapkan alat pelindung terhadap hujan
danterik sinarmataharisebelumpengecoran.Apabila suhuudara melebihi35°
C Kontraktor tidak boleh mengecor tanpa persetujuan Direksi dan tanpa
mengambil tindakan pencegahan seperlunya untuk menjaga supaya suhu
beton pada waktu pencampuran dan penuangan kurang dari 35 °C, misalnya
dengan menjaga bahan-bahan beton agar terlindung dari matahari atau
menyemprot air pada bahan batuan dan bekisting.
f. Melindungi dan Merawat Beton
1) Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu yang tidak kurang dari 7
hari, Kontraktor harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin,
matahari, suhu tinggi atau rendah pergantian atau pembalikan derajat suhu,
pembebanan sebelum waktunya, lendutan atau tumbukan dan air tanah yang
merusak.
2) Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi permukaan beton yang kelihatan harus
dijaga supaya terus basah sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari untuk beton
dengan semen portland, atau tiga hari untuk beton dengan semen yang cepat
mengeras. Permukaan seperti itu segera setelah dibuka bekistingnya, maka
harus segera ditutup dengan goni yang dibasahkan atau pasir atau lain bahan
yang mungkin disetujui Direksi. Kontraktor harus membuat perelengkapan
khusus atas permintaan Direksi untuk perawatan dan pembasahan yang
dimaksud sepanjangmasa darienamsampai24 jamsesudahpengecoran beton
dengan semen yang cepat mengeras.
g. Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi :
Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengkoordinasikan
pemasangan letak-letak instalasi listrik, plumbing dan lain-lain.
Pengendalian Mutu di Lapangan
a. Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap takaran beton yang dihasilkan, dan
pengujian harus dianggap belum dikerjakan terkecuali disaksikan oleh Direksi
Pekerjaan atau wakilnya.
b. Pengujian Kuat Tekan
1) Kontraktor harus melaksanakan tidak kurang dari satu pengujian kuat tekan
untuk setiap 60 meter kubik beton yang dicor dan dalam segala hal tidak
kurang dari satu pengujian untuk setiap mutu beton dan untuk setiap jenis
komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran. Setiap
pengujian harus minimum harus mencakup empat benda uji, yang pertama
harusdiuji pembe-banankuattekansesudah3 hari,yangkedua sesudah7 hari,
yang ketiga sesudah 14 hari dan yang keempat sesudah 28 hari.
2) Bilamana kuantitas total suatu mutu beton dalam Kontrak melebihi 40 meter
kubik dan frekuensi pengujian yang ditetapkan pada butir (a) di atas hanya
menyediakan kurang dari lima pengujian untuk suatu mutu beton tertentu,
maka pengujian harus dilaksanakan dengan mengambil contoh paling sedikit
lima buah dari takaran yang dipilih secara acak (random).
c. Pengujian Tambahan
Kontraktor harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk
menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir, sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian tambahan tersebut meliputi
:
1) Pengujian yang tidak merusak menggunakan "sclerometer" atau perangkat
penguji lainnya;
2) Pengujian pembebanan struktur atau bagian struktur yang dipertanyakan;
3) Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;
4) Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan
dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan
dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang
dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja
tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).
b. Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas dibayar dengan harga
satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan
ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja.
PEKERJAAN KAYU
Umum
a. Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan kayu-yang digunakan untuk
kap/kuda-kuda/gording, rangka-rangka plafond, dan pekerjaan lain yang
menggunakan kayu.
b. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
1) Bahan-bahan dan penyimpanan
2) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
3) Pengukuran dan papan bangunan
Bahan
a. Kayu yang dipakai untuk pekerjaan ini seluruhnya minimal harus setaraf dengan
kayu palapi merah yang mempunyai kelas keawetan III dan kelas kuat II sesuai
dengan SKBI-3.6.53.1987 UDC : 674.048.
b. Kayu-kayu yang akan digunakan harus tanpa cacat dan harus bebas dari mata
kayu.
c. Contoh dari kayu-kayu ini harus diberikan kepada Direksi Direksi Teknik untuk
disetujui penggunaannya.
d. Kayu-kayu yang dipergunakan hanya boleh mengandung kadarair maksimum 25
% untuk ukuran tebal lebih dari 7 cm dan kadar air maksimum 19 % untuk tebal
kurang dari 7 cm.
e. Kayu harus mempunyai 4 sisi permukaan dan ukuran diambil dari kayu yang
sudah terserut dan struktur kayu ini sesuai dengan ketentuan butir 6.34.2.a. ayat
ini.
f. Kayu-kayu yang dikerjakan harus mengikuti pola-pola sesuai yang tertera pada
gambar perencanaan, dan diutamakan untuk kayu halus harus terserut rapi tanpa
ada cacat atau lubang-lubang.
Pelaksanaan
a. Semua pengerjaanharusbertaraf kelassatudenganhasilyangbaikdanrapi,untuk
semua profil panjang harus menggunakn mesin-mesin pemotongan. Semua
lubang-lubang bekas baut dan sebagainya harus ditutup dengan dempul hingga
rapi kembali.
b. Semua pekerjaan lisplank, kuda-kuda pada bagian-bagian tertentu harus diserut
rata dan halus, dan pada bagian-bagian pertemuan harus dikerjakan dengan rapi
dan tidak berongga.
c. Untuk pekerjaan kap/kuda-kuda dan gording, ukuran kayu, konstruksi dan cara
penyambungannya mengikuti petunjuk yang tertera pada gambar, serta diberi
penguat cawat/beugel besi plat dan angker.
Pengendalian Mutu di Lapangan
Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas kayu yang digunakan.
Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Pekerjaan kayu akan diukur dengan jumlah meter kubik kayu atau luasan
permukaan kayu yang terpasang dan diterima sesuai dengan dimensi yang
ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak
ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh benda
lainnya yang tertanam.
b. Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas dibayar dengan harga
satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan
ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja.
PEKERJAAN ATAP / BUBUNGAN
Umum
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan atap,nok,
jurai pada tempat-tempat sesuai dengan yang ditunjuk dalam gambar
perencanaan.
b. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
1) Bahan-bahan dan penyimpanan
Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
Pengukuran dan papan bangunan
Pekerjaan Kayu
Bahan
a. Bahan atap yang akan dipergunakan adalah genteng metal merek dalam negeri.
b. Bahan bubungan menggunakan bubungan metal sesuai dengan jenis bahan atap
yang digunakan
c. Bahan jurai menggunakan karet sintetis
d. Untuk pengikat atap pada rangkanya digunakan paku.
Pelaksanaan
a. Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, bahan atap/nok/ jurai harus dicat
terlebih dahulu, dan kap/kuda-kuda/ gording harus diresidu.
b. Pemasangan atap/nok/jurai harus mengikuti petunjuk-petunjuk dan ketentuan-
ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, baik menyangkut
tumpangan, arah pemasangan, perletakan paku/kait, susunan potongan sudut,
pemotongan sudut dan cara pemotongannya.
c. Kontraktor diharuskan mengajukan contoh-contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Direksi Teknik.
Pengendalian Mutu di Lapangan
Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan pemasangan gording dan reng, untuk
menjamin kerataan pasangan atap
Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Pekerjaan atap dan bubungan akan diukur dengan jumlah meter persegi atap
terpasang dan untuk bubungan diukur berdasarkan panjang bubungan yang
terpasang dan dinyatakan telah diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan
pada Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas dibayar dengan harga
satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan
ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja.
PEKERJAAN LANGIT – LANGIT
Umum
a. Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi pengadaan maupun pemasangan dari semua pekerjaan langit-
langit (plafond) yang dipasang pada tempat- tempat yang ditunjuk dalam gambar
perencanaan.
b. Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi ini Pekerjaan
1) Bahan-bahan dan penyimpanan
2) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
3) Pengukuran dan papan bangunan
4) Pekerjaan Kayu
5) Pekerjaan atap/bubungan
Bahan
a. Penutup plafond seperti yang ditunjukkan dalam gambar, menggunakan kayu
lapis (tripleks) denganketebalan3 mmdenganukuransesuaipola yangditetapkan
dalam gambar dan pada bagian tepi pertemuan dinding dengan plafon dipasang
list dari kayu profil.
b. Semua material kayu untuk penggantung dan rangka plafond menggunakan kayu
dengan kelas keawetan II dan kelas kuat II sesuai dengan SKBI-3.6.53 1987 UDC :
674.048; dengan ukuran-ukuran yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
gambar.
c. Kayu yang dipakai harus lurus kering, tidak terdapatmata-mata kayu/cacat-cacat
lainnya serta tidak terdapat bidang-bidang yang lemah.
d. Untuk penutup plafond menggunakan tripleks tebal 3 mm buatan dalam negeri,
tidak cacat.
Pelaksanaan
a. Rangka untuk plafond tripleks adalah kayu palapi, ukuran sesuai gambar,
menggunakan plafond gantung sesuai petunjuk Direksi/Direksi Teknik
Lapangan.
b. Langit-langit dipasang tepat waterpass dan siar-siar membentuk garis lurus dan
tegak lurus satu sama lain.
c. Untuk keperluan pemeriksaan digunakan lubang orang (lubang kontrol ) untuk
tiap-tiap sayap bangunan.
d. Kayu untuk rangka plafond harus diserut rata, terutama pada bidang- bidang
bawah yang akan ditutup dengan tripleks, dan diberi penggantung dalam jumlah
yang cukup.
e. Pemasangan plafond harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli, lurus dan tidak
lentur. Apabila terjadi plafond terpasang ternyata tidak lurus, retak dan lentur,
Direksi berhak menolak dan Kontraktor harus segera membongkar dan
memperbaiki kembali.
Pengendalian Mutu Di lapangan
Personil kontraktor yang diberi kewenangan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut
secara periodik harus memeriksa bahan yang akan digunakan, utamanya kayu
penggantung dan tripleks. Tripleks yang cacat tidak boleh digunakan.
Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Pekerjaan langit-langit diukur sesuai dengan luasan konstruksi yang terpasang
yang dinyatakan telah diterima sesuai dengan perletakannya yang ditunjukkan
pada Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas dibayar dengan harga
satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan
ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja.
Spesifikasi teknis rujab
Spesifikasi teknis rujab
Spesifikasi teknis rujab
Spesifikasi teknis rujab
Spesifikasi teknis rujab
Spesifikasi teknis rujab
Spesifikasi teknis rujab
Spesifikasi teknis rujab
Spesifikasi teknis rujab
Spesifikasi teknis rujab

More Related Content

Similar to Spesifikasi teknis rujab

spektek-KUA KARAU KUALA.pdf
spektek-KUA KARAU KUALA.pdfspektek-KUA KARAU KUALA.pdf
spektek-KUA KARAU KUALA.pdfBendotPak
 
dokumen.tips_spek-teknis-jalan-aspal.pdf
dokumen.tips_spek-teknis-jalan-aspal.pdfdokumen.tips_spek-teknis-jalan-aspal.pdf
dokumen.tips_spek-teknis-jalan-aspal.pdfArifFardila
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2infosanitasi
 
Kak p engawasan jalan paket d
Kak p engawasan jalan paket dKak p engawasan jalan paket d
Kak p engawasan jalan paket dJoni Pandero
 
Spesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatanSpesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatanade_dudi
 
Spek teknis tpa mamasa
Spek teknis tpa mamasaSpek teknis tpa mamasa
Spek teknis tpa mamasaSonyDede
 
RKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdfRKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdfFirmansyahEA1
 
RKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdfRKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdfFirmansyahEA1
 
RKS Lanjutan Ruang Terbuka Hijau RTH Eks Pasar BoneBone.pdf
RKS Lanjutan Ruang Terbuka Hijau RTH Eks Pasar BoneBone.pdfRKS Lanjutan Ruang Terbuka Hijau RTH Eks Pasar BoneBone.pdf
RKS Lanjutan Ruang Terbuka Hijau RTH Eks Pasar BoneBone.pdfcendanapermai
 
Spesifikasi teknis jembatan
Spesifikasi teknis jembatanSpesifikasi teknis jembatan
Spesifikasi teknis jembatanDwie Cahyono
 
Power Point - pelaksana pekerjaan gedung.pptx
Power Point - pelaksana pekerjaan gedung.pptxPower Point - pelaksana pekerjaan gedung.pptx
Power Point - pelaksana pekerjaan gedung.pptxANGKATANCORONA1
 

Similar to Spesifikasi teknis rujab (20)

spektek-KUA KARAU KUALA.pdf
spektek-KUA KARAU KUALA.pdfspektek-KUA KARAU KUALA.pdf
spektek-KUA KARAU KUALA.pdf
 
02 spek umum
02 spek umum02 spek umum
02 spek umum
 
Spesifikasi teknis
Spesifikasi teknisSpesifikasi teknis
Spesifikasi teknis
 
dokumen.tips_spek-teknis-jalan-aspal.pdf
dokumen.tips_spek-teknis-jalan-aspal.pdfdokumen.tips_spek-teknis-jalan-aspal.pdf
dokumen.tips_spek-teknis-jalan-aspal.pdf
 
Rks imigrasi 2011
Rks imigrasi 2011Rks imigrasi 2011
Rks imigrasi 2011
 
Spektek garukgak boq
Spektek garukgak  boqSpektek garukgak  boq
Spektek garukgak boq
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2
 
2014 spesifikasi teknis
2014 spesifikasi teknis2014 spesifikasi teknis
2014 spesifikasi teknis
 
Kak p engawasan jalan paket d
Kak p engawasan jalan paket dKak p engawasan jalan paket d
Kak p engawasan jalan paket d
 
Spesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatanSpesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatan
 
Bab x spesifikasi teknis 2013
Bab x spesifikasi teknis 2013Bab x spesifikasi teknis 2013
Bab x spesifikasi teknis 2013
 
Spek teknis tpa mamasa
Spek teknis tpa mamasaSpek teknis tpa mamasa
Spek teknis tpa mamasa
 
RKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdfRKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdf
 
RKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdfRKS Interior KKPrev2.pdf
RKS Interior KKPrev2.pdf
 
Metode rk3
Metode rk3Metode rk3
Metode rk3
 
Rks lpmp sulsel 2017
Rks lpmp sulsel 2017Rks lpmp sulsel 2017
Rks lpmp sulsel 2017
 
RKS Lanjutan Ruang Terbuka Hijau RTH Eks Pasar BoneBone.pdf
RKS Lanjutan Ruang Terbuka Hijau RTH Eks Pasar BoneBone.pdfRKS Lanjutan Ruang Terbuka Hijau RTH Eks Pasar BoneBone.pdf
RKS Lanjutan Ruang Terbuka Hijau RTH Eks Pasar BoneBone.pdf
 
3 bab ii teknis dan bahan
3 bab ii teknis dan bahan3 bab ii teknis dan bahan
3 bab ii teknis dan bahan
 
Spesifikasi teknis jembatan
Spesifikasi teknis jembatanSpesifikasi teknis jembatan
Spesifikasi teknis jembatan
 
Power Point - pelaksana pekerjaan gedung.pptx
Power Point - pelaksana pekerjaan gedung.pptxPower Point - pelaksana pekerjaan gedung.pptx
Power Point - pelaksana pekerjaan gedung.pptx
 

Recently uploaded

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 

Recently uploaded (8)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 

Spesifikasi teknis rujab

  • 1. SPESIFIKASI TEKNIS A. SYARAT-SYARAT UMUM RINGKASAN PEKERJAAN Uraian Berbagai Pekerjaan yang termasuk dalam Spesifikasi ini Ruang lingkup pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut ini : a. Pekerjaan Persiapan b. Pekerjaan Pondasi c. Pekerjaan Lantai d. Pekerjaan Dinding e. Pekerjaan Beton Bertulang f. Pekerjaan Pintu Dan Jendela g. Pekerjaan Kap, Atap Dan Plafond h. Pekerjaan Pengecetan i. Pekerjaan Instalasi Listrik j. Pekerjaan Sanitair k. Pekerjaan Akhir STANDAR RUJUKAN Uraian Umum a. Peraturan Peraturan dan standaryang di jadikan acuan dalam Dokumen Kontrak akan menetapkan Persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan yang harus diselenggarakan beserta cara cara yang digunakan dalam spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh Direksi. b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan kecakapan kerja yang diperlukan untuk memenuhi atau melampaui peraturan- peraturan khusus atau standar-standar yang dinyatakan demikian dalam spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh Direksi Teknik. Jaminan Kualitas Selama Pengadaan Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua bahan- bahan yang diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi atau melebihi persyaratan yang telah ditentukan. c. Selama Pelaksanaan Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan bahan, barang barangdanpekerjaanpekerjaanyangtidakmemenuhipersyaratanminimumyang ditentukan tanpa kompensasi bagi Kontraktor. d. Tanggung Jawab Kontraktor Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan mengenai bahan-bahan, kecakapan kerja atau kedua duanya sebagaimana yang
  • 2. diminta oieh Direksi Teknik atau yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak yang memenuhi atau melebihi yang ditentukan dalam standar standar yang diminta. Bukti bukti tersebut harus dalam bentuk yang dimintakan oleh Direksi Teknik secara tertulis, dan harus termasuk satu copy hasil hasil pengujian yang resmi. e. Standar standar Standar standar yang dipakai menjadi acuan termasuk,namun tidak terbatas pada standar yang dicantumkan di bawah ini : Peraturan Beton Indonesia disingkat SK SNI T15-1991-03. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-1961. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia/1983. Pedoman Plumbing Indonesia, tahun 1979. Peraturan Dinas Pemadam Kebakaran. Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara. Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum. Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Telekomunikasi. Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara oleh Departemen Pekerjaan Umum. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1981 beserta Pedomannya. Standard Industri Indonesia ( SII ). Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia disingkat PUBI-1982. Peraturan Cat Indonesia – N4. MOBILISASI Umum a. Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan pekerjaan kegiatan. Ini juga akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan. b. Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu memberikan pelatihan yang memadai. c. Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, Kontraktor harus menggunakan rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan kendaraan yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan tersebut serta membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat kegiatan. d. Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan jembatan, di karenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus memperbaiki kerusakan tersebut sampai mendapat persetujuan Direksi.
  • 3. e. Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan pada waktu lalu lintas sepi, dan truk truk angkutan yang bermuatan harus ditutup dengan terpal. Jangka Waktu Mobilisasi a. Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan kontrak, terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh Pemimpin Kegiatan. b. Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus dimasukkan dalam item yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item ini. Penyiapan Lapangan a. Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukan bagi kegiatan kegiatan pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah kegiatan. b. Kontraktor harus mengikuti hal hal berikut: 1) Memenuhi persyaratan Peraturan peraturan Nasional, Peraturan peraturan Propinsi dan Peraturan-peraturan Kabupaten. 2) Mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan dan pembuatan Kantor Kegiatan dan gudang-gudang serta pemasangan peralatan produksi konstruksi. 3) Mencegah sesuatu polusi terhadap milik di sekitarnya sebagai akibat dari operasi pelaksanaan. c. Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan pekerjaan setelah selesai kontrak, meliputi pembongkaran semua instalasi, plant dan peralatan konstruksi. serta semua bahan bahan lebihan, semuanya berdasarkan persetujuan Direksi Teknik. Pengukuran dan Pembayaran Pembayaran untuk pekerjaan yang sudah selesai yang didiskusikan di dalam bab ini harus dimasukkan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item ini. PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN MATERIAL Umum a. Semua materialyangdidatangkanharusmemenuhisyarat-syaratyangditentukan. b. Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan bahan dan kecakapan kerja untuk pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan menurut perintah Direksi Teknik. c. Pengujian pengujian akan dilaksanakan oleh laboratoriurn kabupaten atau propinsi yang sesuai dengan pengaturan oleh Direksi Teknik, Pengujian khusus di laboratoriurn pusat harus juga dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik. Pemenuhan terhadap Spesifikasi a. Semua pengujian harus memenuhi seperangkat, standar di dalam spesifikasi. Bilamana hasil pengujian tidak memuaskan, Kontraktor harus melakukan pekerjaan pekerjaan perbaikan dan peningkatannya jika diperlukan oleh
  • 4. Pemimpin Kegiatan atau Direksi Teknik, dan harus melengkapi pengujian pengujian untuk menunjukkan terpenuhinya spesifikasi. b. Material yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan tetapi ditolak pemakaiannya olehDireksiTeknik harussegera dikeluarkandarilapangan pekerjaan selambat-lambatnya 2 (dua) kali 24 jam terhitung dari jam penolakan. c. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan oleh kontraktor tetapi ternyata ditolakDireksiTeknik harussegera dihentikandanselanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Direksi Teknik. d. Apabila Direksi Teknik merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, Direksi Teknik berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai Penelitian Bahan-bahan (Laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan Kontraktor. Pengukuran dan Pembayaran Kontraktor harus bertanggung jawab membayar biaya biaya semua pengujian yang dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Biaya untuk pengujian "Pengendalian Mutu" yang ditetapkan di dalam bab ini, harus dimasukkan ke dalam item pembayaran yang bersangkutan dan tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk pengujian. PELAKSANAAN PEKERJAAN Umum a. Pengelola Lapangan dari Kontraktor 1) Untuk menjamin kualitas, ukuran ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar, kontraktor harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok sebagaimana ditentukan dan memuaskan Direksi Teknik. Staf teknik tersebut jika dan bilamana diminta harus mengatur pekerjaan lapangan, melakukan pengujian lapangan untuk pengendalian mutu bahan bahan dan kecakapan kerja, mengendalikan dan mengorganisasi tenaga kerja kontraktor dan memelihara catatan catatan serta dokumentasi kegiatan. 2) Personalia Organisasi Lapangan Kontraktor, minimal terdiri dari :  Seorang Penanggung Jawab Kegiatan dalam hal ini Direktur Perusahaan atau kuasanya yang menandatangani kontrak dengan pemilik.  SeorangPenanggungJawabLapangan(SiteManager),pengalamanminimal 3 tahun sebagai Site Manager.  Tenaga Pelaksana Lapangan. 3) Pelaksana Lapangan harus mendapat kuasa penuh dari Kontraktor untuk bertindak atas namanya dan senantiasa harus di tempat pekerjaan. 4) Denganadanya Pelaksana,tidakberartibahwa Kontraktorlepasdaritanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya. 5) Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Tim Pengelola Teknis dan Direksi Teknik, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapatkan persetujuan. 6) Bila kemudian hari, menurut pendapat Tim Pengelola Teknis dan Direksi Teknik, Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti
  • 5. Pelaksana. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjukkan Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung Jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan. b. Tempat Tinggal ( domisili) Kontrak dan Pelaksanaan. Menjaga kemungkinan diperlukan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak, Kontraktor dan Pelaksana Wajib memberitahukan secara tertulis, alamat dan nomor telepon di lokasi kepada Tim Pengelola dan Direksi Teknik. c. Pemeriksaan Lapangan 1) Sebelum pematokan dan pengukuran di lapangan (setting out), Kontraktor harus mempelajari gambar gambar kontrak dan bersama sama dengan Direksi Teknik mengadakan pemeriksaan daerah kegiatan, dan khususnya mengukur/memasang lebar jalan, plan bangunan, dan jaringan utilitas, serta melakukansatupemeriksaanyangterinciterhadapsemua bangunanyangada. Perubahan tempat/volume dari pemeriksaan tersebut di atas harus dicatat pada Shop Drawings. Shop Drawings ini harus diserahkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sesudah Surat Perintah Kerja ditandatangani, kepada Direksi Teknik untuk persetujuannya. 2) Pada daerah daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan/atau lapis permukaan harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan harus diukur, serta penampang melintang diambil pada interval tertentu untuk menentukan kelandaian dan kemiringan melintang, dan untuk menentukan pengukuran ketebalan serta lebarnya konstruksi baru. Pengendalian Mutu Bahan dan Kecakapan Kerja a. Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh Direksi Teknik. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus diserahkan untuk semua item item yang dibuat pabrik termasuk semen, kapur, baja konstruksi dan kayu. b. Kontraktor harus rnenyediakan contoh contoh semua bahan bahan yang diperlukan untuk pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelum digunakan di lapangan dan bilamana Direksi Teknik meminta demikian, sertifikasi harus disediakan atau pengujian-pengujian dilaksanakan untuk menjamin kualitas, sesuai Tabel Jadwal Frekuensi Minimum “Pengujian Pengendalian Mutu", dalam Prakonstruksi. c. Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan spesifikasi dokumen kontrak dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Direksi Teknik. Bahan harus dalam keadaan baik selama masa. Atas permintaan Direksi Teknik, Kontraktor harus membantu serta menyediakan peralatan dan tenaga untuk pemeriksaan, pengujian dan pengukuran. d. Desain campuran untuk beton harus disiapkan dan diuji sesuai dengan spesifikasi dan tidak ada campuran boleh digunakan pada pekerjaan-pekerjaan kegiatan terkecuali memenuhi persyaratan spesifikasi dan memuaskan Direksi Teknik. e. Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan dan desain campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Direksi Teknik.
  • 6. Pengendalian Lingkungan a. Kontraktor harus menjamin bahwa akan di berikan perhatian yang penuh terhadap pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua syarat-syarat desain serta persyaratan spesifikasi yang berhubungan dengan polusi lingkungan dan perlindungan taman serta lintasan air di sekitarnya akan ditata. b. Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan kendaraan yang memancarkan suara sangat keras (gaduh), dan di dalam daerah pernukiman suatu peredam kebisingan harus dipasang serta dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua peralatan dengan motor, di bawah pengendalian Kontraktor. c. Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat atau peralatan yang berisik sampai larut malam. d. Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan penyiramansecara teraturkepada jalanangkutantanahataujalanangkutankerikil dan harus menutupi truk angkutan dengan terpal. Pematokan dan Pemasangan Pekerjaan di Lapangan a. Jika dianggap perlu oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus mengadakan survai secara cermat dan memasang patok beton (Bench Marks) pada lokasi yang tetap untuk memungkinkan desain, atau pematokan dan pemasangan pekerjaan yang harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi dimasa depan. b. Kontraktor harus memasang patok patok, konstruksi untuk membuat garis dan kelandaian pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu jalan, ketinggian perkerasan dan drainase sesuai dengan gambar gambar kegiatan dan menurut perintah Direksi Teknik. Persetujuan Direksi Teknik atas garis dan ketinggian tersebut akan diperoleh sebelum pelaksanaan Pekerjaan konstruksi berikut sesuatu modifikasi (perubahan) yang diperlukan oleh Direksi Teknik yang harus dilaksanakan tanpa penundaan. c. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan bangunan-bangunan gedung, pemasangan patok-patok/bowplank harus disiku satu sama lain dan diukur dari as ke as pondasi. d. Untuk proses pengukuran dan pematokan tersebut, Kontraktor harus menyediakan semua instrumen yang diperlukan,personil, tenaga dan bahan yang di minta untukpemeriksaanpematokandilapanganataupekerjaanlapanganyang relevan. Peil dan Pengukuran a. Kontraktor wajib memberikan kepada Direksi Teknik setiap kali suatu bagian pekerjaan akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ketetapan peil-peil dan ukuran-ukurannya. b. Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokan ukuran-ukuran satu sama lain dalam tiap pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis kepada Direksi Teknik / setiap terdapat selisih / perbedaan- perbedaan ukuran, untuk diberikan keputusan pembetulannya. Tidak dibenarkan Kontraktor membetulkan sendiri kekeliruannya tersebut tanpa persetujuan Direksi Teknik. c. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peil-peil dan ukuran- ukuran yang ditetapkan dalam Gambar Kerja dan Syarat ini.
  • 7. d. Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan selanjutnya maka ketetapan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh. e. Kelalaian Kontraktor dalam hal ini tidak akan ditolerir Direksi Lapangan dan berhak untuk membongkar pekerjaan yang telah dilakukan tanpa pemeriksaan dari Direksi Lapangan. f. Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan Kegiatan ini harus benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu , ukuran dan lain-lain yang disesuaikan dengan Standard / Peraturan-peraturan yang dipergunakan didalam RKS ini. Semua bahan-bahan tersebut diatas harus mendapatkan pengesahan/persetujuan dari Pemilik Kegiatan/Direksi Teknik sebelum akan dimulai pelaksanaannya. g. Ketelitian dan kerapian kerja akan sangat dinilai ( bobotnya tinggi ) oleh Direksi Teknik terutama yang menyangkut pekerjaan, penyelesaian maupun perapihan (finishing work). Pemakaian Ukuran a. Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum dalam rencana kerja dan gambar kerja berikut tambahan dan perubahannya. b. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan memberitahukan Direksi Lapangan tentang setiap perbedaan yang ditemukannya didalam Rencana Kerja dan Syarat dan Gambar Kerja maupun dalam Pelaksanaan. Kontraktor baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan. c. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal apapun menjadi tanggung jawab Kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya, kepadanya diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadapsemua gambar kerja yang ada. Rencana Kerja Kontraktor harus membuat Rencana Pelaksanaan Pekerjaan berupa “ Time schedule/Kurva S “ dan disahkan oleh Direksi Teknik dan diketahui oleh Pemberi Tugas. Kontraktor berkewajiban melaksanakan pekerjaan menurutrencana ini, hanya dengan persetujuan Direksi harus menyimpan dari rencana semula, maka kerugian yang dideritanya adalah tanggung jawab Kontraktor. Tanggung Jawab Kontraktor Kontraktor bertanggung jawab atas : a. Ketelitian/ kebenaran hasil pelaksanaan yang dilakukan oleh pelaksana harus sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Gambar – gambar pelaksanaan. b. Kesehatan/Kesejahteraan/Penginapan Karyawan selama pelaksanaan pekerjaan. c. Kelancaraan Pelaksanaan Pekerjaan. d. Keamanan/Kerusakan dari equipment yang dipakai selama pelaksanaan pekerjaan.
  • 8. e. Penerangan pada tempat pelaksanaan pekerjaan. f. Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan. g. Tidak diperkenankan : 1) Pekerja menginap di tempat pekerjaan kecuali dengan ijin Direksi Lapangan. 2) Memasak ditempat bekerja kecuali dengan ijin Direksi Lapangan. 3) Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minuman, rokok dan sebagainya ke tempat pekerjaan. 4) Keluar masuk dengan bebas. Pekerjaan Di Waktu Malam Kontraktor harus meminta ijin kepada Direksi Teknik /Direksi Pelaksana dalam hal untuk melaksanakan pekerjaan atau bagian pekerjaan dimalam hari. Ijin akan diberikan kalau penerangan cukup atau memakai penerangan PLN/Generator. PENGAWASAN a. PengawasansetiaphariterhadappelaksanaanpekerjaandilakukanolehKonsultan Supervisi/ Direksi Lapangan dimana setiap saat Konsultan Supervisi/Direksi Lapangan harus dapatdengan mudah mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas – fasilitas yang diperlukan. b. Bagian–bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan Konsultan Supervisi/Direksi Lapangan adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut jika diperlukan harus segera dibuka/dibongkar sebagian atau seluruhnya. c. Jika Kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja sehingga diperlukan pengawasan pekerjaan oleh Direksi Lapangan, maka segala biaya untuk itu menjadi beban Kontraktor. d. Wewenang dalam memberikan keputusan petugas-petugas Direksi Lapangan adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukan di dalam gambar dan Rencana Kerja dan Syarat serta Risalah Penjelasan. Penyimpangan daripadanya haruslah seijin Pemilik Kegiatan. LAPORAN DAN DOKUMENTASI Laporan Kemajuan Pekerjaan Pelaksana diharuskan membuat Laporan Harian, Mingguan, dan Laporan Bulanan dari pelaksanaan pekerjaan dan penyerahan laporan tersebut kepada Direksi untuk dapat dipergunakan sebagai dasar pengamatan / pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan yang sedang berjalan secara berkesinambungan. Dokumentasi Kontraktor harus membuat dokumentasi pekerjaan berupa foto-foto berukuran Post Card pada bagian-bagian pekerjaan yang penting sedapat mungkin diusahakan dengan foto warna : a. Sebelum pekerjaan dimulai prestasi 0 (nol) persen. b. Saat penggalian pondasi dan pemasangan pondasi
  • 9. c. Saat pemasangan besi dan pengecoran sloof pondasi, kolom,plat beton dan ring balk. d. Saat pekerjaan dalam prestasi 55%,75% dan 100% serta setelah masa pemeliharaan atau pada waktu pekerjaan diserah terimakan . e. Setelah pekerjaan berakhir Kontraktor harus menyerahkan album foto sebanyak 3 (tiga) set kepada Pemberi Tugas dimana 1(satu) set untuk arsip dan 2 (dua) set untuk arsip Pemberi Tugas. f. Untuk setiap pengajuan pembayaran angsuran Kontraktor harus melampirkan foto kemajuan pekerjaan sesuai kontrak (diambil 1 titik bidik). RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT SERTA GAMBAR Uraian a. Peraturan dan syarat – syarat teknis pelaksanaan ini bersama dengan gambar kerjanya digunakan sebagai pedoman dasar ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan ini. b. Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan pada peraturan dan syarat-syarat teknis pelaksanaan. c. Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar dengan hal di atas, maka Kontraktor menanyakan secara tertulis kepada perencana/Direksi. Kontraktor diwajibkan mentaati keputusan perencana / Direksi dalam hal menyangkut masalah tersebut diatas. d. Ukuranyangberlakuadalahukuranyangdinyatakandenganangkayangterdapat didalam gambar terbaru dengan skala terbesar serta tidak memperkenankan mengukur gambar berdasar skala gambar. e. Jika terdapat kekurangan penjelasan dalam gambar kerja atau diperlukan gambar tambahan/gambardetailmaka Kontraktorharusdapatmembuatgambartersebut dan dibuat 3 (tiga) rangkap atas biaya Kontraktor, sebelum dilaksanakan harus mendapat ijin dari Direksi Penjelasan Perbedaan Gambar Kontraktor diwajibkan melaporkan setiap ada perbedaan ukuran diantara gambar- gambar : a. Gambar kerja arsitektur dengan gambar struktur maka yang dipakai sebagai pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalam jenis dan kualitas bahan/kontruksi bangunan adalah gambar struktur. b. Gambar kerja arsitektur dengan gambar mekanikal maka dipakai sebagai pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalam hal ukuran kualitas dan jenis bahan/ kontruksi adalah gambar mekanikal. Demikian halnya dengan gambar kerja pembangunan gedung, pagar dan talud. c. Gambar kerja arsitektur dengan gambar kerja electrical maka dipakai sebagai pegangan dalam ukuran fungsional ialah gambar arsitektur dan dalam hal ukuran kualitas dan jenis bahan adalah gambar electrical. d. Tidak dibenarkan sama sekali bagi Kontraktor memperbaiki sendiri perbedaan- perbedaan tersebut diatas. Akibat dari kelalaian Kontraktor, hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
  • 10. Gambar Pelelangan (Tender Drawing) Gambar-gambar dimaksudkan sebagai gambar yang akan dilaksanakan dan yang termasuk di dalam kontrak. Untuk dimensi atau detail yang lain, kontraktor harus mengecek dan menyesuaikan dengan gambar-gambar yang lain, baik sipil maupun arsitektur. Gambar Pelaksanaan a. Kontraktor membuat gambar-gambar pelaksanaan pekerjaan dilapangan (shop drawing). Gambar-gambar tersebut harus dibuat berdasarkan gambar-gambar pelelangan dan penjelasan pekerjaan yang diberikan. b. Sebelum gambar-gambar pelaksanaan disetujui oleh pihak Direksi Lapangan, Kontraktor tidak diperbolehkan memulai pekerjaan dilapangan. c. Gambar-gambar pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat ditentukan oleh Direksi Lapangan. Banyaknya gambar-gambar yang disampaikan kepada pihak Direksi Lapangan harus sesuai dengan kontrak d. Kontraktor harus memberikan waktu yang cukup kepada Direksi Lapangan untuk meneliti gambar-gambar pelaksanaan. e. Persetujuan terhadap gambar-gambar pelaksanaan bukan berarti pemberian garansi terhadap dimensi-dimensi yang telah dibuat oleh kontraktor dan tidak melepaskan tanggung jawab kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan. Gambar –Gambar Yang Berubah Dari Rencana Gambar kerja hanya dapat berubah dengan perintah tertulis Pemilik Kegiatan berdasarkan pertimbangan dari Direksi Lapangan. Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Pemilik Kegiatan, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara Gambar Kerja dan Gambar Perubahan Rancangan. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya (gambar asli) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor. Gambar perubahan yang disetujui oleh Pemilik Kegiatan / Direksi Lapangan kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang. Gambar Sesuai Dengan Instalasi a. Sesudah pekerjaan instalasi selesai, kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar-gambar yang sesuai dengan instalasi. b. Gambar-gambar tersebut harus memberikan informasi yang lengkap mengenai instalasi secara keseluruhan untuk memudahkan pemeliharaan dan operasi dari instalasi yang telah terpasang . c. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk diperiksa dan sesudah mendapat persetujuan barulah gambar-gambar tersebut diserahkan kepada Pemberi Tugas. d. Banyaknya gambar yang harus diserahkan adalah sebagai berikut : 1) 3 ( tiga ) set gambar-gambar cetakan. 2) 1 (satu) set gambar-gambar yang bisa diproduksi ( reprodukcible copy )
  • 11. INSTRUKSI UNTUK SISTEM INSTALASI Umum a. Sesudah pekerjaan instalasi selesai dan berjalan dengan baik, Kontraktor diharuskan menyediakan tenaga yang cakap untuk memberi pelajaran / training kepada operator-operator yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas guna untuk Pemeliharaan. b. Sesudah pekerjaan instalasi selesai, Kontraktor diwajibkan pula menyerahkan dokumen yang berisi cara operasi maupuncara pemeliharaan dari sistem instalasi. Dokumen ini harus disetujui dahulu oleh Direksi Lapangan sebelum diserahkan kepada Pemberi Tugas. Banyaknya dokumen yang diserahkan kepada Pemberi Tugas adalah 3 (tiga) set. Pemeliharaan Dan Masa Pemeliharaan Sistem Instalasi Kontraktor diharuskan menyediakan tenaga yang cakap guna keperluan pemeliharaan terhadap instalasi yang telah selesai dipasang dan termasuk di dalamkontrakselama masa pemeliharaandihitungdarimasa penyerahaninstalasi kepada Pemberi Tugas . c. Kontraktor harus bersedia datang sewaktu-waktu jika terjadi problem atau kerusakan serta memperbaiki problem tersebut dengan segera. Semua pekerjaan perbaikan tersebut harus menjadi tanggung jawab kontraktor kalau disebabkan kualitas pekerjaan maupun kualitas material yang jelek. d. Kontraktor harus mengadakan pengecekan berkala terhadap instalasi yang telah berjalan dan membuat catatan yang perlu guna pemeliharaan dari sistem instalasi tersebut. Pemeriksaan a. Kontraktor harus melaksanakan testing terhadap sistem yang telah selesai dipasang baik secara sebagian maupun secara keseluruhan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku atau yang ditentukan spesifikasi. b. Jika sesuatu sistem instalasi yang termasuk dalam kontrak yang lain diadakan pengetesan dan hal ini menyangkut pula pekerjaan dari salah satu kontraktor maka wakil-wakil dari kontraktor yang bersangkutan harus hadir dan menyaksikan jalannya pengetesan tersebut dan kalau perlu memberikan saran- saran. c. Kontraktor harus mengadakan pengecekan dimana Pihak Direksi Lapangan hadir dan Pihak Direksi akan menentukan apakah testing yang dilakukan cukup baik atau harus diulang kembali. Kontraktor harus menanggung segala perongkosan yang timbul. d. Kontraktor harus memberikan hasil-hasil testing kepada Direksi Lapangan.Hasil- hasil test akan dipakai untuk menentukan apakah sistem instalasi yang telah dipasang berfungsi sebagaimana mestinya. PEMBERSIHAN Kontraktor harus berusaha bahwa tempat bekerja selalu bersih dari sampah-sampah. Pada waktu tertentu dan pada waktu pekerjaan telah selesai. Kontraktor harus membuang sampah-sampah sebagai hasil pekerjaan ketempat diluar Kegiatan atau tempat yang telah ditunjuk oleh Direksi Lapangan.
  • 12. PERLINDUNGAN TERHADAP BARANG-BARANG DAN INSTALASI. a. Kontraktor harus melindungi semua barang-barang dan instalasi yang ada terhadap kerusakan-kerusakan maupun terhadap pencurian yang mungkin timbul. b. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap barang-barang maupun instalasi sampai diserahkan kepada Pemberi Tugas. BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN. Umum a. Uraian Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan berikut : 1) Mematuhi standar dan spesifikasi yang digunakan. Untuk kekuatan, ukuran, buatan,tipe dan kualitas harus seperti yang ditentukan pada gambar rencana atau spesifikasi spesifikasi lain yang dikeluarkan atau yang disetujui secara tetulis oleh Direksi Teknik. Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat harus diperoleh dari suatu sumber yang disetujui. b. Penyerahan 1) Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah galian untuk suatu bahan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik contoh-contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan,contoh tersebut harus disertai informasi mengenai sumber, lokasi sumber dan setiap klarifikasi lain yang diperlukan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan persyaratan spesifikasi. 2) Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan memproses bahan-bahan alam yang sesuai dengan spesifikasi ini serta harus memberitahu Direksi Teknik paling sedikit 30 hari sebelumnya atau suatu jangka waktu lain yang dinyatakan oleh Direksi Teknik secara tertulis bahwa bahan tersebut dapat digunakan dalarn pekerjaan. Laporan ini berisi semua informasi yang diperlukan. Persetujuan sebuah sumber tidak berarti semua bahan bahan dalam sumber tersebut disetujui. 3) Dalam kasus bahan bahan aspal, semen, baja dan kayu struktural serta bahan bahan buatan pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan sebelum persetujuan dari Direksi Teknik diberikan. Direksi Teknik memberikan persetujuan ini secara tertulis. Sumber Bahan-bahan a. Sumber-sumber 1) Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang diperlihatkan dalam dokomen atau yang diberikan Direksi Teknik, disediakan sebagai satu petunjuk saja. Adalah tanggung jawab kontraktor untuk mengadakan identifikasi dan memeriksa kecocokan semua sumber-sumber bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk mendapatkan persetujuan Direksi teknik.
  • 13. 2) Sumber bahan tidak boleh dipilih dari sumber alam dilindungi, hutan lindung atau dalam daerah yang mudah terjadi longsoran atau erosi. 3) Kontraktor akan menentukan beberapa banyak peralatan dan pekerjaan yang diperlukan untuk memproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi spesifikasi ini. Direksi Teknik akan menolak atau menerima bahan dari sumber-sumber bahan atas dasar persyaratan kualitas yang ditentukan dalam kontrak. 4) Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan menimbulkan erosi atau longsoran tanah, hilangnya tanah produktif atau secara lain berpengaruh negatif terhadap daerah sekelilingnya. b. Persetujuan 1) Pemesananbahan-bahanakandilakukanjika DireksiTekniktelahmemberikan persetujuan untuk menggunakannya. Bahan-bahan tidak boleh digunakan untuk maksud-maksud lain dari pada yang telah disetujui oleh Direksi Teknik. 2) Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang telah disetujui Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan tersebut dan minta diganti. Penyimpanan Bahan a. Umum 1) Bahan-bahan harus disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga bahan- bahan tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga bahan tersebut selalu siap digunakan serta dengan mudah dapat diperiksa oleh Direksi Teknik. 2) Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah diperbolehkan secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi kuasa. 3) Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas pengaliran air dan kalau perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh bercampur dengan tanah dasar, dan bila diperlukan satu lapisan alas dasar pelindung harus disediakan. Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan-bahan sejenis harus dilindungi sepantasnya dari hujan dan banjir. b. Penumpukan Agregat 1) Agregat batu harus ditumpuk dalam cara yang disetujui sedemikian sehingga tidak ada segregasi serta menjamin gradasi yang memadai. Tinggi tumpukan maksimum adalah lima meter. 2) Masing-masing jenis berbagai agregat harus di tumpuk secara terpisah atau dipisahkan dengan partisi kayu. 3) Penempatan tumupukan material dan peralatan,harus di tempat-tempat yang memadai serta tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan membendung lintasan air. 4) Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-jalan angkutan, daerah lalu lintas berat lainnya serta penumpukan material lainnya. Khususnya selama musim kering. c. Penanganan dan penyimpanan semen 1) Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat pekerjaan supaya semen tidak menjadi basah atau kantong semen menjadi rusak.
  • 14. 2) Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap air, dengan rapih dan secara sistematis menurut jatuh temponya, sehingga penggunaan (kosumsi) semen dapat diatur serta semen tidak berada terlalu lama dalam penyimpanan. 3) Biasanya batas waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi beton tidak boleh lebih dari 3 bulan. Direksi Teknik secara teratur akan memeriksa semen yang disimpan di lapangan dan tidak akan mengizinkan setiap semen digunakan bila didapati dalam kondisi telah mengeras. Pengukuran dan Pembayaran Semua biaya untukkonstruksi bagi pemilik lahanatausumberbahan,misalanya sewa, royality (pajak) dan biaya-biaya sejenis, akan dimasukkan dalam harga satuan sebagai bahan-bahanyangbersangkutanserta tidakada pembayaranterpisahpada kontraktor untuk biaya-biaya ini. PEMBANGKIT TENAGA DAN SUMBER AIR Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerjaan harus diadakan oleh Kontraktor termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, upah dan tagihan serta pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai adalah beban Kontraktor. Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan didapat dari sumber air yangsudahada di lokasi pekerjaan.Kontraktorharusmemasangpipa-pipa untuk mengalirkan air dan membongkar kembali bila pekerjaan sudah selesai. Biaya untuk mengadakan air kerja tersebut adalah beban Kontraktor. Kontraktor tidak diperbolehkan menyambung dan mengisap air dari saluran induk, lubang penyedot (tap point), reservoir dan sebagainya tanpa terlebih dahulu mendapat izin tertulis dari Pemilik Kegiatan/Direksi Lapangan. I K L A N Kontraktor tidak diijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di lapangan kerja atau di tanah yang berdekatan tanpa ijin dari pemilik Kegiatan / direksi lapangan. JALAN MASUK DAN JALAN SEMENTARA Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak Kontraktor dan disesuaikan dengan kebutuhan Kegiatan tersebut. Kontraktor diwajibkan untuk membersihkan kembali jalan masuk pada waktu penyelesaiandanmemperbaikisegala kerusakanyangdiakibatkandanmenjadibeban Kontraktor . PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN LAMA DAN MILIK UMUM Selama masa pelaksanaanpekerjaan,Kontraktorbertanggungjawabpenuhatassegala kerusakanakibatoperasipelaksanaanpekerjaanterhadapbangunanyangada,utilitas, jalan, saluran dan lain-lain yang ada dilingkungan pekerjaan. Kontraktor juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas perlengkapan uumum seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi Kontraktor. Segala biaya untuk pemasangan kembali beserta perbaikan-perbaikannya adalah menjadi beban Kontraktor.
  • 15. KECELAKAAN DAN KESEHATAN a. Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi beban Kontraktor. b. Sehubungan dengan pasal ini, Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak P3K terisi menurut kebutuhan, lengkap dengan seorang Petugas yang telah terlatih dalam soal –soal mengenai pertolongan pertama. c. Terhadap kecelakaan – kecelakaan yang timbul akibat bencana alam, segala perongkosannya menjadi beban Kontraktor. d. Kebakaran-kebakaran yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor. e. Sehubungan dengan butir –butir diatas pada Kontraktordiwajibkan menyediakan alat pemadam kebakaran jenis ABC (segala jenis api), pasir dalam bak kayu, galah – galah secukupnya serta pemeliharaannya. f. Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya. g. Sejauh tidak disebutkan dalam Rencana Kerja dan Syarat ini maka Kontraktor harus mengikuti semua ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan /Instansi Pemerintah C.Q. Undang – undang Kesehatan Kerja dan lain sebagainya termasuk semua perubahan – perubahan yang hingga kini tetap berlaku. PENGAMANAN LOKASI PEKERJAAN Setelah Kontraktor mengetahui batas – batas daerah Kerja dan lain-lainnya sebagaimana diuraikan dalam pasal –pasal dimuka maka Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada didaerahnya ialah mengenai : a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/ kecorobohan yang sengaja ataupun tidak. b. Penggunaan sesuatu yang keliru / salah. c. Kehilangan –kehilangan bagian alat – alat / bahan – bahan yang ada didaerahnya. d. Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Kontraktor harus melaporkan kepada Pemilik Kegiatan / Direksi Lapangan dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut. e. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas, diharuskan mengadakan pengamanan antara lain : penjagaan, penerangan malam, pemagaran sementara dan sebagainya. PEMERIKSAAN PEKERJAAN a. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan, Kontraktor diwajibkan memintakan persetujuan kepada Direksi Teknik. b. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam, ( dihitung dari jam diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan), tidak dipenuhi oleh Konsultan/Direksi Teknik, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa, dianggap telah disetujui Direksi Teknik. Hal ini dikecualikan bila Direksi Teknik minta perpanjangan waktu. c. Bila kontraktor melanggar ayat 1 Pasal ini Direksi Teknik berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan Kontraktor. B. SYARAT KHUSUS
  • 16. TEMPAT PEKERJAAN Pekerjaan : Pembangunan Rujab Camat Lokasi : Lembo Raya, Petasia Timur, Petasia Barat PENJELASAN PEKERJAAN Pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat –Syarat ini adalah : d. Pekerjaan Persiapan e. Pekerjaan Pondasi f. Pekerjaan Lantai g. Pekerjaan Dinding h. Pekerjaan Beton Bertulang i. Pekerjaan Pintu Dan Jendela j. Pekerjaan Kap, Atap Dan Plafond k. Pekerjaan Pengecetan l. Pekerjaan Instalasi Listrik m. Pekerjaan Sanitair n. Pekerjaan Akhir PERATURAN TEKNIS KHUSUS DAN SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN Pekerjaan harus diselesaikan menurut dan sesuai : a. Peraturan dan Syarat-syarat yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat – syarat ini. b. Gambar –gambar bestek , Detail dan Instalasi. c. Perubahan – perubahan dan penambahan yang tercantum dalam Berita Acara Aanwijzing. d. Gambar-gambar kerja yang dibuat oleh Kontraktor pada waktu pekerjaan berlangsung dan telah mendapat persetujuan dari Direksi / Pimpinan Kegiatan. e. Petunjuk-petunjuk dan keterangan yang diberikan Direksi pada pada waktu pelaksanaan. DASAR UKURAN TINGGI DAN UKURAN-UKURAN POKOK Sebagai dasar peraturan tinggi lantai dasar 0,00 (titik duga) dipakai tinggi pada denah bangunan yang akan dilaksanakan.Selanjutnya titik ditentukan secara Permanen dan oleh Kontraktor diberi tanda jelas dengan noit beton yang kokoh dan baru boleh dibongkar setelah pekerjaan selesai untuk penyerahan pertama. Ukuran – ukuran tinggi ini diambil diatas ketinggian sumbu jalan dimuka bangunan. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail tertera pada gambar Bestek dan Detail Kontraktor hendaknya meneliti kembali ukuran – ukuran tersebut . Jika ada perbedaan dan ketidak cocokan. Kontraktor melapor/ membicarakan dengan Direksi dan Pimpinan Kegiatan. Kontraktor harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Ukuran yang tertera pada gambar kontruksi beton harus disesuaikan dengan ukuran jadi. b. Ukuran-ukuran pada Kontruksi kayu ( kosen pintu dan jendela adalah ukuran jadi setelah diserut ).
  • 17. PENGUKURAN DAN PAPAN BANGUNAN a. Kontraktor wajib meneliti ukuran-ukuran dilapangan dan melaporkan segala sesuatu kepada Direksi. b. Pemasangan Patok –patok untuk menentukan situasi harus dilakukan bersama dan atas persetujuan Direksi. c. Segala pekerjaan pengukuran persiapan (Uitzet) adalah tanggung jawab Kontraktor. d. Pengukuran – pengukuran sudut siku, ketinggian peil, panjang lebar harus menggunakan teropong, waterpass, theodolit, prisma penyiku dan lain-lain. Pengukuran siku dengan benang secara prinsip segitiga phitagoras hanya dibolehkan pada bagian-bagian yang kecil dan tidak penting saja. e. Ketidak cocokan yang mungkin ada dilapangan antara gambar dan kenyataan harus segera dilaporkan kepada Direksi. f. Pekerjaan pemasangan bowplank adalah termasuk pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu, tidak diperkenankan menggunakan bambu g. Pekerjaan penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan bowplank dipasang, tinggi dasar ( 0,00 ), sumbu-sumbu dinding dan sumbu-sumbu kolom ditetapkan dengan persetujuan Direksi dan Pemimpin Kegiatan. PEKERJAAN GALIAN TANAH Umum a. Lingkup pekerjaan Pekerjaan galian tanah akan mencakup tetapi tidak terbatas pada : 1) Tahapan untuk mendapatkan peil yang sesuai dengan peil permukaan lantai yang tertera dalam gambar. 2) Konstruksi Pondasi 3) Saluran air hujan dan Bak Kontrol. 4) Septictank dan bak peresapan 5) Pekerjaan galian tanah yang nyata-nyata dinperlihatkan pada gambar. b. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan 1) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok 2) Pengukuran dan papan bangunan Bahan Tidak ada bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini. Pelaksanaan : a. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman-kedalamanyangdisyaratkanatauditentukandandiindikasikandalam gambar dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga persyaratan dari pekerjaan selanjutnya terpenuhi. b. Galian mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan dan bahan lain yang dijumpai dalam pelaksanaan pekerjaan.
  • 18. c. Galian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk membangun maupun memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan, dan juga untuk mengadakan pembersihan. d. Jika terdapat air menggenang dalam parit/galian pondasi harus dipompa keluar, sehingga pada waktu pemasangan pondasi parit/galian pondasi dalam keadaan kering. e. Jika terdapat tempat yang gembur pada dasar parit / galian pondasi harus digali dan ditimbun kembali dengan material yang disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik, disiram air dan dipadatkan. f. Galian harus mencapai kedalaman seperti tercantum dalam gambar bestek dan cukup lebar untuk bekerja dengan leluasa. g. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar,maka kelebihan dari pada galian harus diurug kembali dengan material yang disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik. Biaya akibatpekerjaantersebutmenjadibebankontraktor. h. Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang diperlihatkan dalam gambar-gambar, penggalian harus dilanjutkan/diperbesar atau diubah sampai disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik. i. Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dapat dipakai kembali akan ditimbun ditempat yang ditunjuk untuk digunakan dalam pekerjaan landscaping. j. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan galian dijumpai akar-akar/bahan-bahan yang bisa lapuk pada kedalaman yang diperlihatkan dalam gambar, maka akar- akar/bahan-bahan tersebut harus diangkat dan diurug dengan material yang disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik sampai padat. Pengendalian Mutu di Lapangan Ditiadakan Pengukuran dan Pembayaran a. Pengukuran Kuantitas galian akan dihitung berdasarkan volume galian padat, yang diukur berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan panjang galian. b. Pembayaran Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas harus dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan tenaga kerja. PEKERJAAN URUGAN Umum a. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan urugan mencakup tetapi tidak terbatas pada : 1) Urugan pasir di bawah pondasi 2) Urugan tanah di bawah lantai 3) Urugan pasir di bawah lantai
  • 19. 4) Urugan pasir pada bantalan pipa drainase, pipa sanitasi dan pipa air bersih 5) Urugan pasir di bawah paving blok 6) Urugan pasir pada peresapan b. Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan 1) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok 2) Pengukuran dan papan bangunan Bahan a. Tanahurugyangdigunakanadalahtanahnonplastis,minimaldigolongkandalam klasifikasi A-2-7 (Pasir lanauan atau lempungan, AASHTO). b. Pasir urug yang digunakan adalah material yang digolongkan dalam klasifikasi A- 1-b (Fragmen batuan kerikil dan pasir, AASHTO) c. Khususuntuk uruganpasirpada bantalanpipa drainase, pipa sanitasidanpipa air bersih dan urugan pasir pada peresapan, material yang digunakan adalah material yang digolongkan dalam klasifikasi A-3 (Pasir halus, AASHTO) d. Seluruh material yang digunakan harus bebas dari kandungan garam-garaman yang berlebihan. Pelaksanaan : a. Urugan tanah dan pasir dilaksanakan di bawah lantai seperti tertera pada gambar, dan pelaksanaannya harus lapis demi lapis dengan batas maksimum 30 cm untuk hamparan setiap lapisan. Dalam setiap lapisannya, urugan harus dipadatkan dengan alat pemadat yang disetujui sampai dicapai tingkat kepadatan lapangan yang cukup baik, sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik. b. Seluruh bagian bangunan yang direncanakan harus ditimbun sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, dengan menggunakan bahan timbunan yang cukup baik, bebas dari sisa-sisa rumput, akar-akar dan lain-lainnya serta dapat mencapai nilai CBR minimal 4 % rendam air. Dalam hal ini harus mengikuti petunjuk- petunjuk Direksi Teknik. c. Untuk pekerjaan penimbunan kembali dibawah atau disekitar bangunan dan perkerasan harus sesuai dengan gambar rencana. d. Pengurugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan sehingga minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali. e. Pekerjaan penimbunan kembali harus disertai dengan pekerjaan pemadatan, dimana dalamprosespemadatantersebutkadarairoptimumharus dipertahankan (jika kondisi urugan terlalu kering, harus ditambahkan dengan air/disiram) f. Urugan tanah harus dilaksanakan setelah urugan kembali dari parit / galian pondasi kaki kolom selesai dikerjakan agar cukup waktu untuk dipadatkan. Pengendalian Mutu di Lapangan Ditiadakan Pengukuran dan Pembayaran a. Pengukuran Kuantitas pekerjaan urugan akan dihitung berdasarkan volume urugan padat, yang diukur berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan tebal
  • 20. urugan. Pengukuran tidak dilakukan secara terpisah dan termasuk bagian dari pekerjaan pemasangan pipa, pemasangan paving blok dan pembuatan lubang peresapan. b. Pembayaran Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah ini dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan tenaga kerja, pengadaan bahan dan peralatan. PEKERJAAN PASANGAN BATU KOSONG Umum a. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan pasangan batu kosong dilaksanakan pada lapisan kedua setelah urugan pasir pada pondasi batu kali, dengan maksud memberikan bantalan yang stabil pada konstruksi pondasi batu kali. b. Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan 1) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok 2) Pengukuran dan papan bangunan 3) Pekerjaan galian tanah Bahan a. Bahan yang digunakan adalah batu kali atau batu gunung dengan kondisi harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak dan harus memiliki satu daya tahan (awet). b. Batu-batutersebutharusberbentukrata,bentukbajiataupunovaldanharusdapat dilapisi seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila dipasang bersama-sama dan memberikan satu profil permukaan di dalam batas-batas ukuran yang ditetapkan sebagai berikut : Ukuran minimum batu adalah : 1) Tebal minimum = 15 cm 2) Lebar minimum = 1,5 xtebal (22,5 cm) 3) Panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm) Ukuran batu maksimum akan ditentukan Direksi dengan memperhitungkan jenis, struktur, lokasi batu dalam struktur dan persyaratan umum untuk stabilitas dan saling mengunci. Pelaksanaan a. Kondisi Lapangan Pekerjaan 1) Pekerjaan urugan pasir telah selesai dilaksanakan dan telah dinyatakan diterima oleh Direksi Teknik. 2) Semua galian harus selalu bebas air dan Kotraktor harus melengkapi semua bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan tenaga untuk membuang atau
  • 21. mengalirkan air, termasuk saluran-saluran sementara, pengaliran lintasan air dan menyediakan dinding cut off. b. Pelaksanaan Pekerjaan Batu-batu harus diletakan sedemikian rupa,sehingga secara keseluruhan memiliki daya saling mengunci (interlocking) dan stabil. Posisi batu harus memungkinkan untuk melatakan pasangan batukali di atasnya dan memberikan permukaan yang maksimal untuk dilapisi pasta semen guna pelekatan dengan pasangan di atasnya. Pengendalian Mutu di Lapangan Ditiadakan Pengukuran dan Pembayaran a. Pengukuran Kuantitas pasangan batu kosong akan dihitung berdasarkan volume, yang diukur berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan panjang pasangan. b. Pembayaran Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja. PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI Umum a. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan pasangan batu kali meliputi penyediaan peralatan, tenaga kerja dan pemasangan semua pekerjaan pondasi batu kali atau bagian-bagian lain yang menggunakan batu kali sesuai dengan gambar dan persyaratan yang ditentukan dalam RKS ini. b. Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan 1) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok 2) Pengukuran dan papan bangunan 3) Pekerjaan galian tanah Bahan a. Batu Kali Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukan dalam gambar-gambar seperti pasangan batu, haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan sejenis menurut persetujuan Direksi dan bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang- lubang, cacat atau ketidak sempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui Direksi. Ukuran minimum batu adalah (kecuali untuk batu pengunci) : 1) Tebal minimum = 15 cm
  • 22. 2) Lebar minimum = 1,5 xtebal (22,5 cm) 3) Panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm) Ukuran batu maksimum akan ditentukan Direksi dengan memperhitungkan jenis, struktur, lokasi batu dalam struktur dan persyaratan umum untuk stabilitas dan saling mengunci. b. Pasir Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik. c. Semen Semen yang digunakan adalah semen type I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis lain. d. Air Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali dan garam-garaman. e. Adukan 1) Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan pasangan harus dibuat perbandingan 1 PC : 4 Psr untuk pasangan kedap air (selanjutnya dipakai singkatan PC untuk Portland Cement, Ps untuk pasir, Kr untuk kerikil dalam kode perbandingan suatu adukan). 2) Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa sehingga jumlahdarisetiapbahanadukanbisa dikontroldan ditentukansecara tepat sesuai persetujuan Direksi. Apabila mesin aduk yang dipakai, bahan adukan kecuali air harus dicampur lebih dahulu di dalam mesin selama paling tidak 2 menit. Bila pengadukan dilakukan dengan tangan, bahan adukan harus dicampur di dalam semacam kotak diaduk 2 kali secara kering dan akhirnya 3 kali setelah diberi air sampai adukan sewarna semua dan merata. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai, adukan yang tidak dipakaiselama 2 (dua)jamharusdibuang.Pemakaian kembaliadukantersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari hari kerja. Pelaksanaan a. Kondisi Lapangan Pekerjaan 1) Pekerjaan pasangan batu kosong telah selesai dilaksanakan dan telah dinyatakan diterima oleh Direksi Teknik. 2) Semua galian harus selalu bebas air dan Kontraktor harus melengkapi semua bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan tenaga untuk membuang atau mengalirkan air, termasuk saluran-saluran sementara, pengaliran lintasan air dan menyediakan dinding cut off. 3) Bowplank, peil dan segala titik referensi yang dibutuhkan telah terpasang dengan baik, sehingga akan menjamin hasil akhir sesuai dengan gambar rencana. b. Pelaksanaan Pekerjaan
  • 23. 1) Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipasang dan harus diletakan dengan alasnya tegak lurus kepada tegangan pokok. Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu berimpit satu sama lainnya. Batu pasak tidak boleh disisipkan sesudah batu selesai dipasang. 2) Pada pasangan batu yang terlihat dibuat pasangan batu muka, batu muka harus mempunyai bentuk seragam dan bersudut dengan ukuran tebal minimum 15 cm, kecuali ada permintaan lain dari Direksi. Permukaan batu muka harus merata setelah dipasang. Pasangan batu muka harus bersatu denganbatu-batubelahyangdipasangdidalamnya danpalingsedikitada satu batu pengikat (pengunci) untuk tiap-tiap meter persegi. Pasangan batu muka harus dikerjakan secara bersama-sama dengan pasangan batu inti agar supaya pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya. 3) Batu harus dipilih dan diletakan dengan hati-hati sehingga tebal adukan tidak kurang dari pada rata-rata 1 cm. Semua pekerjaan batu muka yang kelihatan harus disiar, adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 Psr, kecuali ditentukan lain oleh Direksi. c. Perlindungan dan Perawatan 1) Pekerjaan pasangan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan dalam melindungi/merawat pekerjaan yang telah selesai, Kontraktor harus memenuhi persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk beton. 2) Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang cukup lama yang dapat mengakibatkan adukan larut. Adukan yang telah dipasang dan larut karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya diteruskan.Pekerja tidak boleh berdiri di atas pasangan batu atau pasangan batu kosong yang belum mantap. Pengendalian Mutu Di Lapangan Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran spesie. Pengukuran dan Pembayaran a. Pengukuran Kuantitas pasangan batu kosong akan dihitung berdasarkan volume, yang diukur berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan panjang pasangan. b. Pembayaran Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja.
  • 24. PASANGAN BATA Umum a. Lingkup Pekerjaan Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan untuk semua pasangan bata seperti yang tertera pada gambar, pelaksanaan pemasangannya harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian dan bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar dan disebutkan dalam spesifikasi ini. b. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan 1) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok 2) Pengukuran dan papan bangunan Bahan a. Batu Bata Batu bata yang digunakan harus baru, terbakar keras dan tidak patah-patah. Ukuran yang dianjurkan adalah 5,5 cm – 7 cm x 11 cm x 22 cm dengan toleransi panjang dan lebar 0,5 cm. Direksi Teknik berhak menolak batu bata bila tidak memenuhi syarat seperti : 1) Pembakaran kurang matang/merata. 2) Banyak mengandung retak-retak/keropos. 3) Bentuk tidak simetris / siku dan tidak rata. b. Pasir Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik. c. Semen Semen yang digunakan adalah semen type I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis lain (SII 0013-81). d. Air Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali dan garam-garaman. e. Adukan 1) Adukan yang digunakan untuk pasangan bata adalah :  Pasangan bata biasa adalah campuran 1 PC : 4 Pasir  Pasangan bata kedap air (traasram) menggunakan campuran 1 PC : 2 Pasir, yaitu pada tepi kosen dan kolom, dinding KM/WC dan yang ditentukan dalam gambar bestek dan gambar detail. 2) Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa sehingga jumlahdarisetiapbahanadukanbisa dikontroldanditentukansecara tepat sesuai persetujuan Direksi. Apabila mesin aduk yang dipakai, bahan adukan kecuali air harus dicampur lebih dahulu di dalam mesin selama paling tidak 2 menit. Bila pengadukan dilakukan dengan tangan, bahan adukan harus dicampur di dalam semacam kotak diaduk 2 kali secara kering dan akhirnya 3 kali setelah diberi air sampai adukan sewarna semua dan merata. Adukan
  • 25. harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai, adukan yang tidak dipakaiselama 2 (dua)jamharusdibuang.Pemakaiankembaliadukantersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari hari kerja. Pelaksanaan a. Kondisi lapangan pekerjaan 1) Pengecoran sloof beton telah selesai dilaksanakan dan telah dalam kondisi stabil dan dijamin tidak akan terjadi keruntuhan setelah beban pasangan bata bekerja. 2) Peralatan utama dan steger telah disiapkan. 3) Bowplank, peil dan segala titik referensi yang dibutuhkan telah terpasang dengan baik, sehingga akan menjamin hasil akhir sesuai dengan gambar rencana. b. Pelaksanaan Pekerjaan 1) Pasangan dinding batu bata umumnya adalah 1/2 batu, kecuali Direksi memberikan petunjuk lain. 2) Pemasangan batu bata harus lurus dan tegak, lajur penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar maka setiap lajur bata harus putus sambungan dengan lajur dibawahnya.Selain itu pola ikatan pasangan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan. 3) Pada jarak-jarak tertentu pasangan batu tersebut perlu diperkuat dengan kolom praktis (beton), dengan dimensi, penulangan dan penempatan sesuai gambar. 4) Sebelum bata dipasang hendaknya direndam dalam air sampai jenuh, dan pemasangannya harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang baik. Batu bata potongan tidak boleh dipakai/dipasang, terkecuali pada pertemuan- pertemuan dengan kosen/kolom. 5) Untuk perkuatan antara dinding ,kosen dan kolom utama maka pada kolom utama dipasang angker berupa besi beton diameter 12 mm panjang minimal 25 cm setiap jarak 100 cm yang dipasang pada waktu pengecoran kolom utama. Pengendalian Mutu Di Lapangan Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran spesie. Pengukuran dan Pembayaran a. Pengukuran Kuantitas pasangan bata akan dihitung berdasarkan luasan penampang yang terpasang, yaitu panjang x tinggi pasangan. b. Pembayaran Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja.
  • 26. PEKERJAAN PLESTERAN / PENGHALUS ACIAN BETON Umum a. Lingkup pekerjaan Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan kebutuhan persyaratan yang tercantum dibawah ini : 1) Untuk semua plesteran dinding biasa 2) Plesteran kedap air (traasram) 3) Untuk semua plesteran beton dan kaki pondasi b. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan 1) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok 2) Pengukuran dan papan bangunan 3) Pasangan Bataa Bahan a. Pasir Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik. Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir laut atau pasir yang memiliki kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan. b. Semen Semen yang digunakan adalah semen type I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis lain. c. Air Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali dan garam-garaman. d. Adukan 1) Adukan yang digunakan untuk plesteran adalah :  Plesteran dinding non traasram biasa adalah campuran 1 PC : 5 Pasir  Plesteran traasram menggunakan campuran 1 PC : 3 Pasir, yaitu pada dinding KM/WC dan yang ditentukan dalam gambar bestek dan gambar detail.  Plesteran untuk semua dinding beton dan kaki pondasi 1 PC : 3 Pasir 2) Acian, hanya digunakan pada dinding-dinding terplester yang akan dicat. Formula acian adalah sebagai berikut :  1 PC : 7 kapur (takaran volume); dipakai pada dinding dinding terplester yang akan dicat  PC tanpa campuran kapur untuk kaki pondasi. 3) Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa sehingga jumlahdarisetiapbahanadukanbisa dikontroldanditentukansecara tepat sesuai persetujuan Direksi. Buat adukan dalam jumlah yang dapat
  • 27. dipakai habis dalam waktu 45 menit. Adukan/Plesteran dapat dipakai sampai batas adukan/plesteran tidak dapatlagi diolah (lebih kurang 90 menit setelah adukan jadi). Pemakaian kembali adukan tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari hari kerja. Pelaksanaan a. Kondisi lapangan pekerjaan 1) Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan diplester harus disiram air sampai jenuh, dan siar-siarnya telah dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm 2) Pelaksanaan pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan setelah pipa-pipa air dan listrik sudah terpasang. 3) Sebelum melanjutkankepekerjaanacian,permukaanplesterantelahrata,lurus dan tegak satu sama lain. Penggunaan mistar perata kayu (belabas) sangat dianjurkan. 4) Merupakan permukaan plesteran basah (bukan dibasahi). Tidak dibenarkan meninggalkan pekerjaan plesteran sampai kering sebelum dilanjutkan dengan pekerjaan acian. b. Pelaksanaan pekerjaan 1) Sedapat mungkin mempergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai. Persiapkan dan bersihkan permukaan-permukaan yang akan diplester, dari kotoran-kotoran dan bahan bahan lain yang dapat merusak plesteran. Tukang-tukang plester yang dinilai tidak cakap, karena pekerjaan yang buruk harus diganti dengan yang baik. 2) Plesteran/adukan yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis ini harus disingkirkan dari pekerjaan. 3) Pekerjaan plesteran harus rata pada bidang pemasangannya, dan pekerjaan yang tidak rata harus diperbaiki sesuai perintah Direksi Teknik. 4) Tebal plesteran yang dimaksud, kecuali bila dinyatakan lain adalah 10 mm dengan toleransi maksimum 15 mm. Bilamana ketebalan toleransi ini ternyata dilampaui karena kondisi permukaan dinding harus diperbaiki. 5) Untuk bidang yang akan dipasangi dinding keramik, maka permukaan pleseteran harus dikasarkan dan tidak perlu di aci, untuk menjamin kelekatan yang sempurna antara tembok dan keramik. Pengendalian Mutu Di Lapangan Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran spesie. Pengukuran dan Pembayaran a. Pengukuran Kuantitasplesterandanaciandihitungberdasarkanluasanbidangyangterpasang, yaitu panjang x tinggi bidang plesteran/acian. b. Pembayaran Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus
  • 28. merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja. PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK DINDING Umum a. Lingkup pekerjaan Biagianini meliputi pemasangankeramikpada dinding-dindingKM/WC,urinoir, pantry, bak air atau pada bagian-bagian konstruksi lain yang dinyatakan secara jelas dalam gambar. b. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan 1) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok Pengukuran dan papan bangunan Pekerjaan Plesteran Bahan a. Keramik 1) Keramik yang digunakan adalah keramik adalah keramik produksi dalam negeri dengan kualitas yang baik. 2) Ukuran keramik adalah 20 cm x 20 cm dengan warna yang akan ditentukan kemudian, kecuali untuk bak air, digunakan keramik yang berukuran 20 cm x 20 cm. 3) Keramik harus memiliki ukuran yang seragam, baik panjang, lebar dan tebal serta memiliki sisi-sisi yang saling menyiku satu sama lain. b. Tile grouting Warna tile grouting yang digunakan adalah senada dengan warna keramik. c. Adukan 1) Adukan yang digunakan untuk perekatan keramik adalah 1 PC : 2 Pasir 2) Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa sehingga jumlahdarisetiapbahanadukanbisa dikontroldanditentukansecara tepat sesuai persetujuan Direksi. Buat adukan dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam waktu 45 menit. Adukan/Plesteran dapat dipakai sampai batas adukan/plesteran tidak dapatlagi diolah (lebih kurang 90 menit setelah adukan jadi). Pemakaian kembali adukan tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari hari kerja. Pelaksanaan a. Kondisi lapangan pekerjaan Permukaan plesteran telah dikasarkan, titik-titik referensi telah terpasang. b. Pelaksanaan pekerjaan 1) Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna,motif tiap keramik harus sama, tidak boleh retak, gompal dan cacat lainnya.
  • 29. 2) Pemotongankeramikharusmenggunakanalatpotongkhususuntukitu,sesuai dengan petunjuk pabrik. 3) Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh. 4) Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan terpasang di dinding: panel, stop kontak dan lain-lain yang tertera dalam gambar. 5) Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar. 6) Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan pemasangan dimulai. 7) Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar- benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lurus. 8) Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar-siar 3-4 mm. Setiap perpotongan siar harus membentuk suatu garis lurus dan tegak lurus satu sama lain. Siar-siar keramik diisi dengan bahann pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian. 9) Pembersihan permukaan keramik dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik. 10) Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi bahan tile grouting. Pengendalian Mutu di Lapangan Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran spesie. Pengukuran dan Pembayaran a. Pengukuran Kuantitas pasangan keramik dinding dihitung berdasarkan luasan bidang yang terpasang, yaitu panjang x tinggi bidang pasangan keramik. b. Pembayaran Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK Umum a. Lingkup pekerjaan Lingkup pekerjaanlantaikeramikmencakuppengadaandanpemasangankeramik pada bagian-bagian yang ditunjukkan dalam gambar. b. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan 1) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
  • 30. Pengukuran dan papan bangunan Bahan a. Keramik 1) Keramik yang digunakan adalah keramik adalah keramik produksi dalam negeri dengan kualitas yang baik. 2) Ukuran keramik untuk lantai KM/WC adalah 20 cm x 20 cm dengan warna yang akan ditentukan kemudian. 3) Keramik harus memiliki ukuran yang seragam, baik panjang, lebar dan tebal serta memiliki sisi-sisi yang saling menyiku satu sama lain. b. Tile grouting Warna tile grouting yang digunakan adalah senada dengan warna keramik. c. Adukan 1) Adukan yang digunakan untuk perekatan keramik adalah 1 PC : 2 Pasir 2) Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa sehingga jumlahdarisetiapbahanadukanbisa dikontroldanditentukansecara tepat sesuai persetujuan Direksi. Buat adukan dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam waktu 45 menit. Adukan/Plesteran dapat dipakai sampai batas adukan/plesteran tidak dapatlagi diolah (lebih kurang 90 menit setelah adukan jadi). Pemakaian kembali adukan tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari hari kerja. Pelaksanaan a. Kondisi lapangan pekerjaan Permukaan rabat beton telah bersih dari material lepas dan material lainnya yang dapat mengurangi kelekatan terhadap spesie dan telah mengalami penjenuhan. Peil referensi telahterpasang,yangmenunjukanelevasitotaldanpola pemasangan keramik. b. Pelaksanaan pekerjaan 1) Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna,motif tiap keramik harus sama, tidak boleh retak, gompal dan cacat lainnya. 2) Pemotongankeramikharusmenggunakanalatpotongkhususuntukitu,sesuai dengan petunjuk pabrik. 3) Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh. 4) Kontraktor terlebih dahulu mengajukan gambar rencana/pola perletakan keramik pada bidang yang akan ditempel sehingga pola tersebut memenuhi persyaratan estetika yang diperlukan. Gambar rencana/pola penempatan tersebut harus disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik sebelum penempelan dimulai. 5) Keramik lantai ditoilet / KM / WC/Urinoir dipasang dengan kemiringan 0,5 % kearahlobangpembuangan(floor drain),untukruangan–ruanganlainubin harus dipasang tepat waterpass. Siar-siar harus membentuk garis lurus dan diisi dengan campuran semen sampai jenuh kemudian dibersihkan sampai noda-nodanya hilang.
  • 31. 6) Untuk permukaan yang telah rata,dibersihkan dari kotoran,lemak dan debu yang melekat, kemudian keramik ditempelkan dengan menggunakan pasta air semen. 7) Lebar naad 2 - 3 mm, dan setiap naad tersebut harus lurus, rapi dan memenuhi unsur-unsur estetika bangunan. 8) Setelah keramik dipasang maka celah/naad antara keramik tersebut diisi dengan pasta pengisi (tile grouting). 9) Pembersihan permukaan keramik dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik. Pengendalian Mutu di Lapangan Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran spesie. Pengukuran dan Pembayaran a. Pengukuran Kuantitas pasangan keramik dinding dihitung berdasarkan luasan bidang yang terpasang, yaitu panjang x lebar bidang pasangan keramik. b. Pembayaran Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja. PEKERJAAN BETON Umum a. Lingkup pekerjaan Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua macam beton biasa, beton bertulang dengan penulangannya termasuk bekisting dan perancah. Finishing dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan gambar dan persyaratan yang ditentukan b. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan 1) Bahan-bahan dan penyimpanan 2) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok 3) Pengukuran dan papan bangunan Bahan a. Agregat 1) Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasardan halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam atau kerikil dan pasir dari sumber yang disaring, semua agregat alam harus dicuci. 2) Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang tulangan dan cetakan (acuan).
  • 32. 3) Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hampir seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm. 4) Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacatkotoran organik dan jika dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan organik menggunakan standarSNI 03-2816.1-1992. Setiap agregat yang gagal pada test warna, harus ditolak. 5) Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila menurut pendapat Direksi pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya. Kandungan maksimum terhadap lempung dan lanau tidak boleh lebih dari 3 % perbandingan berat. 6) Persyaratan gradasi agregat adalah sebagai berikut : Tabel 6.33.1 Persyaratan gradasi agregat UKURAN SARINGAN PROSENTASI LOLOS BERDASARKAN BERAT STAN DAR (mm) IMPERI AL (inches) AGREGAT HALUS PILIHAN AGREGAT KASAR 50 2 100 37 1 ½ 95 - 100 100 25 1 - 95 - 100 100 19 ¾ 35 - 70 - 90 - 100 100 13 ½ - 25 - 60 - 90 - 100 9,5 3/8 100 10 - 30 - 20 - 55 40 – 70 4,75  4 95 – 100 0 - 5 0 - 10 0 - 10 0 – 15 2,36  8 - - 0 - 5 0 - 5 0 – 5 1,18  16 45 – 80 - - - 0,3  50 10 – 30 0,15  100 2 – 10 Persyaratan sifat-sifat teknis agregat : Tabel 6.33.2 Persyaratan sifat-sifat teknis agregat U R A I A N Batas Pengujian Standar Pengujian SNI Agrega t Kasar Agregat Halus Kehilanganberatkarena abrasi(500 putaran) 40% - 03-2417-1991 Kekekalanbentukagregatterhadap larutan Natrium sulfat dan Magnesium Sulfat 12% 10% 03-3407-1994 Prosentase gumpalan lempung dan partikel mudah pecah 2 % 0,5% 03-4141-1996 Bahan-bahan yang lolos saringan 0,075 mm ( 200) 1% 3% 03-4142-1996 b. Semen
  • 33. 1) Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Portland Cement, harus sesuai dengan SNI 03-2847-2002, Kontraktor harus menyediakan contoh semen apabila diminta oleh Direksi, keduanya yaitu contoh dari gudang Kontraktor di lapangan dan dari pabrik. Portland cement yang disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi persyaratan teknis penyimpanan, bilamana Portland Cement telah mengeras, maka tidak boleh dipakai untuk campuran. 2) Kontraktor harus mengusahakan agar untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini hanya menggunakan satu merk semen saja. 3) Semen ini harus dibawa ketempat pekerjaan dalam kemasan standard dari pabrik dan terlindung. 4) Penyimpanannya harus dilaksanakan pada tempat yang tidak lembab dan tidak terkena air (diberi lapisan pada bahagian bawahnya dengan bahan yang kedapair),danpenumpukannya harussesuaidenganurut-urutanpengiriman. 5) Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter. Semen yang rusak atau tercampur apapun tidak boleh dipakai c. Air Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat bahan adukan harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi standard SNI 03- 2847-2002. d. Zat Tambahan Ditiadakan e. Tulangan (khusus untuk beton bertulang) 1) Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan polos, digilas panas, sesuai dengan SNI 03-2847-2002 seperti ditunjukan dalam gambar-gambar. 2) Kontraktor harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan,jika dibutuhkan oleh Direksi. Tulangan pada waktu pengecoran beton harus bersih dan bebas dari kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas. Batang- batang baja yang telah menjadi bengkok, tidak boleh diluruskan atau dibengkokan lagi untuk dipakai tanpa persetujuan Direksi. 3) Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara yang memenuhi persyaratan, sehingga bebas dari kontaminasi langsung dengan udara/ tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk. 4) Besi untuk tulangan beton ini penyimpanannya harus dikelompokkan berdasarkan ukuran masing- masing, dan harus memenuhi persyaratan dalam SNI 03-2847-2002 yang dinyatakan dengan mutu fy 240 MPa, sesuai dengan keterangan pada gambar perencanaan. 5) Untuk pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm. f. Bekisting 1) Bekisting harus berbahan dasar kayu minimal kelas kuat III 2) Dalam kondisi kering udara, tanpa cacat dan dapat menjamin kekokohan struktural selama proses pengecoran dan perawatan beton. 3) Bekisting untuk betonterbuatdarijenis rengukuran5 x 7 cmdiperkuatdengan papantebal3 cmdanbalok 5 x 10 cmyangmengikuti bentuk strukturdanpada
  • 34. sisi dalamnya dilapisi seng plat BJLS 22 atau terbuat dari plat baja sesuai dimensi struktur, terkecuali dipersyaratkan lain oleh Direksi Direksi Teknik. Sebelum pemasangan bekisting, kontraktor harus memberikan gambar perencanaan bekisting secara lengkap untuk mendapatkan persetujuan Direksi Direksi Teknik. 4) Syarat-syarat bekisting yang harus dipenuhi :  Tidak akan mengalami deformasi, sehingga bekisting harus cukup tebal dan terikat kuat.  Harus kedap air dengan menutup semua celah-celah secara mekanis atau dengan bahan-bahan kimia  Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting  Permukaan bekisting harus rata dan licin serta diberi releasing agent yang disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik (bila ada).  Ukuran jarak disesuaikan dengan rencana dalam gambar 5) Tiang-tiang cetakan harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh dan harus mudahdistel denganbaji.Tiangperancahbolehmempuyaipalingbanyaksatu sambungan yang tidak disokong ke arah samping. 6) Bambutidak bolehdigunakanuntuktiangperancah,stabilitasperludipikirkan terutama terhadap berat sendiri beton, serta beban-beban lain yang timbul selama pengecoran seperti getaran alat penggetar,berat pekerja dan lain-lain. g. Adukan 1) Untuk semua pekerjaan konstruksi dan pekerjaan beton utama,perbandingan- perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus ditentukan menggunakan cara yang ditetapkan dalam SNI 03-2847-2002 dengan gradasi yang sesuai dengan pasal 6.33.2.1 point “f” 2) Kontraktorharusmemastikanperbandingancampurandanbahan-bahanyang diusulkan dengan membuat dan megnadakan pengujian campuran percobaan yang disaksikan oleh Direksi Teknik, menggunakan peralatan jenis yang sama seperti yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan campuran percobaan akan diperlakukan dapat diterim, asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan dan memnuhi semua persyaratan perbandingan campuran 3) Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan kekuatantekandan slumpsepertiditetapkandalamberikutatauyangdisetujui Direksi Teknik, bilamana contoh bahan, perawatan dan pengujian-pengujian sesuai dengan pengujian yang disebutkan dalam spesifikasi ini. Tabel 6.33.3 Kekuatan tekan beton minimum dan nilai slum yang diizinkan 4) Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap di bawah standar dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali Direksi Teknik dapat menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan dengan kelas rendah. 5) Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan dibawah yang tentukan, Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai masalah hasil-hasil kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan Kontraktor telah mengambil langkah-langkah demikian yang akan
  • 35. meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi persyaratan spesifikasi sehingga memuaskan Direksi Teknik. 6) Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang diberikan pada Tabel 6.33.3 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan- pekerjaan tersebut harus diperbaiki. 7) Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena kesalahan pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan dalam statistik, persiapan contoh uji yang buruk, dan dapat meminta pengujian-pengujian lebih lanjut untuk dilaksanakan sebelum mengambil putusan akhir. h. Penyesuaian campuran 1) Penyesuaian Kemudahan Dikerjakan  Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang dikehendaki dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan- perbandingan yang ditetapkan menurut aslinya, Direksi Teknik akan memerintahkan perubahan-perubahan dalam berat atau volume agregat sebagaimana yangdiperlukan,asalkankandungansemenyangditunjukkan menurut calon aslinya tidak di ganti, atau perbandingan air/semen yang ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan untuk kekuatan yang memadai tidak dilampaui.  Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau dengan cara lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk meningkatkan kemudahan dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik. 2) Penyesuaian Kekuatan  Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah disetujui, kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.  Tidakada perubahansumberatausifatbahan-bahanakandiperintahtertulis Direksi Teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan digunakan sampaiDireksi Teknik telahmenyetujuibahan-bahantersebutsecara tertulis dan telah diusulkan perbandingan baru berdasarkan pengujian campuran percobaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor. Pelaksanaan a. Bekisting 1) Bekisting harus dibuat tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari beton dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan Kontraktor harus menyerahkan rencana-rencana dan penjelasan tentang bekisting dan harus membuat contoh-contoh bekisting untuk mendapat pengesahan Direksi. 2) Penyangga-penyangga harusdiberijarakantarayangdapat mencegahdefleksi bahan-bahan bekisting. Bekisting serta sambungan-sambungan harus rapat, sehingga dapat mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang permukaan sementara harus disediakan didalam bekisting untuk memudahkan pembersihan bekisting 3) Bekisting harus dipasang sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam gambar, cara pendukungan yang akan menghasilkan lubang-lubang atau tali-tali kawat
  • 36. yang membentang pada seluruh lebar dari permukaan ke permukaan beton tidak dibenarkan. 4) Bekisting untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya bahan-bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika dibutuhkan oleh Direksi bekisting untuk permukaan beton yang kelihatannya harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya garis atau kelihatan terputus. 5) Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan dibersihkan. Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi sudah memeriksa dan memberi persetujuan terhadapbekisting yang telah dibangun. 6) Untuk pembetonan dicuaca panas atau kering, Kontraktor harus membuat rencana bekisting dan membukanya, sehingga permukaan-permukan beton dapat terlihat untuk dimulai perawatan sesegera mungkin. 7) Bekisting hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dan pekerjaan pembukaan setelah mendapat ijin harus dilaksanakan dibawah pengawasan seorang mandor yang berwenang. Harus diberi perhatian yang luar biasa pada waktu membuka bekisting untuk menghindari kegoncangan atau pembalikan tegangan beton. 8) Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usulan Kontraktor untuk membuka bekisting belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau dengan alasan lainnya, maka ia boleh memerintahkan Kontraktor untuk menunda pembukaan bekisting dan Kontraktor tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut 9) Untuk beton dengan semen Portland biasa waktu paling sedikit untuk pembukaan bekisting harus menurut daftar dibawah ini :  Muka sisi balok, lantai dan dinding : 1 hari  Bagian bawah : 21 hari b. Baja Tulangan 1) Kontraktor harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan tulangan baja yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh Direksi kepada Kontraktor harus diperiksa dan diteliti. 2) Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokan dalam keadaan dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokan dengan mesin pembengkokan yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan SNI 03-2847-2002 kecuali jika ditentukan lain atau diperintahkan oleh Direksi. Bentuk-bentuk tulangan baja harus sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung tulangan tanpa persetujuan Direksi 3) Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton. Dalam keadaan apapun, penulangan dilarang terletak langsung diatas acuan/cetakan. Pengelasan tempel dengan adanya persetujuan Direksi lebih dahulu dapat diijinkan untuk menyambung tulangan-tulangannya yang saling menyilang dengan sudut tegak lurus, tetapi
  • 37. cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan. Penggunaan ganjal, alat perenggangdan kawatharusmendapatpersetujuandariDireksi.Perengangan dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti mutu beton yang akan dicor. Perenggangan tulangan dari besi beton dan kawat harus sepadan dengan bahan tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara. Batang utama dari tulangan anyaman eks pabrik yang berdampingan harus disambung dengan overlap 300 mm dan batang melintang dengan overlap 150 mm. Kontraktor tidak boleh mengecor beton menutup tulangan baja, sebelum Direksi memeriksa dan menyetujuinya. 4) Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan, untuk menjamin kondisi pengikatan yang baik. 5) Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan SNI 03- 2847-2002 dan diuraikan lebih lanjut di bawah ini :  Semua baja tulangan harus dipasang menurut panjang sepenuhnya seperti dinyatakan dalam gambar. Penyambungan batang baja, kecuali apabila ditunjukkan lain pada gambar, tidak akan diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik. Setiap penyambungan demikian yang disetujui harus selang-seling sejauh mungkin dan ditetapkan pada titik tegangan tarik minimum.  Apabila sambungan bertindih (lapped splice) disetujui, panjang tindihan harus 40 kali diameter dan batang-batang harus dilengkapi dengan kait.  Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada gambar atau diizinkan secara tertulis oleh Direksi Teknik. 6) Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap kedalam beton. 7) Jarak antara penulangan yang sejajartidak boleh kurang dari diameter batang atau ukuran maksimum agregat kasar ditambah 10 mm, dengan minimal 30 mm, yang mana lebih besar. 8) Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang, penulangan lapis atas diletakkan tepat di atas lapis bawah penulangan dengan ruang bebas / jarak vertikal minimum 25 mm. 9) Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga selimut beton minimum menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada Tabel 6.33.4 untuk beberapa macam kondisi. Tabel 6.33.4 Tebal selimut beton minimum c. Mengawasi dan Mencampur Bahan Beton 1) Kontraktor harus mencampur dengan hati-hati bahan-bahan dari tiap kelas beton dengan perbandingan berdasar ukuran volume. Air harus ditambahkan pada bahan batuan, pasir dan semen di dalam mesin pengaduk mekanis, banyaknya harus menurut jumlah paling kecil yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh. Alat pengukur air harus menunjukan banyaknya air yang diperlukan dan direncana agar segara otomatis berhenti bila jumlah air tersebut sudah dialirkan ke dalam campuran dan kemudian bahan-bahan beton seluruhnya benar-benar tercampur. Beton pracampur boleh digunakan dengan persetujuan Direksi lebih dahulu. Apabila pencampuran beton dengan mutu 17 MPa diijinkan dengan tenaga manusia, maka semen, batuan dan pasir harus dicampur di atas lantai kayu yang rapat.
  • 38. Bahan-bahan harus diaduk paling sedikit dua kali dalam keadaan kering dan sedikitnya tiga kali sesudah air dicampurkan, sampai campuran beton mencapai warna dan kekentalan yang sama/merata. 2) Kontraktor harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan tempat bahan-bahan untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan untuk mendapat persetujuan Direksi, sebelum alat pencampur dan bahan-bahah ditempatkan. d. Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton 1) Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai di tempat penuangan, beton masih mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan yang memenuhi dan tidak terjadi penambahan atau pengurangan apapun sejak meninggalkan tempat adukan. Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi atas pengaturan yang direncanakan, sebelum pekerjaan pembetonan dimulai. 2) Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 meter, ketebalan beton dalam ruangan tidak boleh lebih dari 1 m, untuk setiap kali pengecoran. 3) Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat sambungan cor yang direncanakan sebelumnya. Kontraktor harus mengingat pemadatan dari beton adalah pekerjaan penting dengan tujuan untuk menghasilkan beton rapat air dengan kepadatan maksimum. Pemadatan harus dibantu dengan pemakaian mesin penggetar dari jenis tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan bergetarnya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan, harus dengan persetujuan Direksi e. Pembetonan di Atas Permukan yang Tidak Kedap Air 1) Kontraktor tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang tidak kedap air sebelum permukaan itu ditutup dengan kulit/membran kedap air atau bahan kedap lainnya yang disetujui oleh Direksi. 2) Pembetonan Dalam Cuaca yang Tidak Menguntungkan 3) Kontraktor tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan deras tanpa perlindungan, Kontraktor harus menyiapkan alat pelindung terhadap hujan danterik sinarmataharisebelumpengecoran.Apabila suhuudara melebihi35° C Kontraktor tidak boleh mengecor tanpa persetujuan Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan seperlunya untuk menjaga supaya suhu beton pada waktu pencampuran dan penuangan kurang dari 35 °C, misalnya dengan menjaga bahan-bahan beton agar terlindung dari matahari atau menyemprot air pada bahan batuan dan bekisting. f. Melindungi dan Merawat Beton 1) Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu yang tidak kurang dari 7 hari, Kontraktor harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin, matahari, suhu tinggi atau rendah pergantian atau pembalikan derajat suhu, pembebanan sebelum waktunya, lendutan atau tumbukan dan air tanah yang merusak. 2) Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi permukaan beton yang kelihatan harus dijaga supaya terus basah sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari untuk beton dengan semen portland, atau tiga hari untuk beton dengan semen yang cepat
  • 39. mengeras. Permukaan seperti itu segera setelah dibuka bekistingnya, maka harus segera ditutup dengan goni yang dibasahkan atau pasir atau lain bahan yang mungkin disetujui Direksi. Kontraktor harus membuat perelengkapan khusus atas permintaan Direksi untuk perawatan dan pembasahan yang dimaksud sepanjangmasa darienamsampai24 jamsesudahpengecoran beton dengan semen yang cepat mengeras. g. Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi : Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengkoordinasikan pemasangan letak-letak instalasi listrik, plumbing dan lain-lain. Pengendalian Mutu di Lapangan a. Pengujian Untuk Kelecakan (Workability) Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap takaran beton yang dihasilkan, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan terkecuali disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya. b. Pengujian Kuat Tekan 1) Kontraktor harus melaksanakan tidak kurang dari satu pengujian kuat tekan untuk setiap 60 meter kubik beton yang dicor dan dalam segala hal tidak kurang dari satu pengujian untuk setiap mutu beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran. Setiap pengujian harus minimum harus mencakup empat benda uji, yang pertama harusdiuji pembe-banankuattekansesudah3 hari,yangkedua sesudah7 hari, yang ketiga sesudah 14 hari dan yang keempat sesudah 28 hari. 2) Bilamana kuantitas total suatu mutu beton dalam Kontrak melebihi 40 meter kubik dan frekuensi pengujian yang ditetapkan pada butir (a) di atas hanya menyediakan kurang dari lima pengujian untuk suatu mutu beton tertentu, maka pengujian harus dilaksanakan dengan mengambil contoh paling sedikit lima buah dari takaran yang dipilih secara acak (random). c. Pengujian Tambahan Kontraktor harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir, sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian tambahan tersebut meliputi : 1) Pengujian yang tidak merusak menggunakan "sclerometer" atau perangkat penguji lainnya; 2) Pengujian pembebanan struktur atau bagian struktur yang dipertanyakan; 3) Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton; 4) Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Pengukuran dan Pembayaran a. Pengukuran Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang
  • 40. dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole). b. Pembayaran Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja. PEKERJAAN KAYU Umum a. Lingkup Pekerjaan : Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan kayu-yang digunakan untuk kap/kuda-kuda/gording, rangka-rangka plafond, dan pekerjaan lain yang menggunakan kayu. b. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan 1) Bahan-bahan dan penyimpanan 2) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok 3) Pengukuran dan papan bangunan Bahan a. Kayu yang dipakai untuk pekerjaan ini seluruhnya minimal harus setaraf dengan kayu palapi merah yang mempunyai kelas keawetan III dan kelas kuat II sesuai dengan SKBI-3.6.53.1987 UDC : 674.048. b. Kayu-kayu yang akan digunakan harus tanpa cacat dan harus bebas dari mata kayu. c. Contoh dari kayu-kayu ini harus diberikan kepada Direksi Direksi Teknik untuk disetujui penggunaannya. d. Kayu-kayu yang dipergunakan hanya boleh mengandung kadarair maksimum 25 % untuk ukuran tebal lebih dari 7 cm dan kadar air maksimum 19 % untuk tebal kurang dari 7 cm. e. Kayu harus mempunyai 4 sisi permukaan dan ukuran diambil dari kayu yang sudah terserut dan struktur kayu ini sesuai dengan ketentuan butir 6.34.2.a. ayat ini. f. Kayu-kayu yang dikerjakan harus mengikuti pola-pola sesuai yang tertera pada gambar perencanaan, dan diutamakan untuk kayu halus harus terserut rapi tanpa ada cacat atau lubang-lubang. Pelaksanaan a. Semua pengerjaanharusbertaraf kelassatudenganhasilyangbaikdanrapi,untuk semua profil panjang harus menggunakn mesin-mesin pemotongan. Semua lubang-lubang bekas baut dan sebagainya harus ditutup dengan dempul hingga rapi kembali.
  • 41. b. Semua pekerjaan lisplank, kuda-kuda pada bagian-bagian tertentu harus diserut rata dan halus, dan pada bagian-bagian pertemuan harus dikerjakan dengan rapi dan tidak berongga. c. Untuk pekerjaan kap/kuda-kuda dan gording, ukuran kayu, konstruksi dan cara penyambungannya mengikuti petunjuk yang tertera pada gambar, serta diberi penguat cawat/beugel besi plat dan angker. Pengendalian Mutu di Lapangan Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas kayu yang digunakan. Pengukuran dan Pembayaran a. Pengukuran Pekerjaan kayu akan diukur dengan jumlah meter kubik kayu atau luasan permukaan kayu yang terpasang dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh benda lainnya yang tertanam. b. Pembayaran Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja. PEKERJAAN ATAP / BUBUNGAN Umum a. Lingkup pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan atap,nok, jurai pada tempat-tempat sesuai dengan yang ditunjuk dalam gambar perencanaan. b. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan 1) Bahan-bahan dan penyimpanan Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok Pengukuran dan papan bangunan Pekerjaan Kayu Bahan a. Bahan atap yang akan dipergunakan adalah genteng metal merek dalam negeri. b. Bahan bubungan menggunakan bubungan metal sesuai dengan jenis bahan atap yang digunakan c. Bahan jurai menggunakan karet sintetis d. Untuk pengikat atap pada rangkanya digunakan paku.
  • 42. Pelaksanaan a. Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, bahan atap/nok/ jurai harus dicat terlebih dahulu, dan kap/kuda-kuda/ gording harus diresidu. b. Pemasangan atap/nok/jurai harus mengikuti petunjuk-petunjuk dan ketentuan- ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, baik menyangkut tumpangan, arah pemasangan, perletakan paku/kait, susunan potongan sudut, pemotongan sudut dan cara pemotongannya. c. Kontraktor diharuskan mengajukan contoh-contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Direksi Teknik. Pengendalian Mutu di Lapangan Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan pemasangan gording dan reng, untuk menjamin kerataan pasangan atap Pengukuran dan Pembayaran a. Pengukuran Pekerjaan atap dan bubungan akan diukur dengan jumlah meter persegi atap terpasang dan untuk bubungan diukur berdasarkan panjang bubungan yang terpasang dan dinyatakan telah diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. b. Pembayaran Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja. PEKERJAAN LANGIT – LANGIT Umum a. Lingkup Pekerjaan : Bagian ini meliputi pengadaan maupun pemasangan dari semua pekerjaan langit- langit (plafond) yang dipasang pada tempat- tempat yang ditunjuk dalam gambar perencanaan. b. Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi ini Pekerjaan 1) Bahan-bahan dan penyimpanan 2) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok 3) Pengukuran dan papan bangunan 4) Pekerjaan Kayu 5) Pekerjaan atap/bubungan Bahan a. Penutup plafond seperti yang ditunjukkan dalam gambar, menggunakan kayu lapis (tripleks) denganketebalan3 mmdenganukuransesuaipola yangditetapkan
  • 43. dalam gambar dan pada bagian tepi pertemuan dinding dengan plafon dipasang list dari kayu profil. b. Semua material kayu untuk penggantung dan rangka plafond menggunakan kayu dengan kelas keawetan II dan kelas kuat II sesuai dengan SKBI-3.6.53 1987 UDC : 674.048; dengan ukuran-ukuran yang sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar. c. Kayu yang dipakai harus lurus kering, tidak terdapatmata-mata kayu/cacat-cacat lainnya serta tidak terdapat bidang-bidang yang lemah. d. Untuk penutup plafond menggunakan tripleks tebal 3 mm buatan dalam negeri, tidak cacat. Pelaksanaan a. Rangka untuk plafond tripleks adalah kayu palapi, ukuran sesuai gambar, menggunakan plafond gantung sesuai petunjuk Direksi/Direksi Teknik Lapangan. b. Langit-langit dipasang tepat waterpass dan siar-siar membentuk garis lurus dan tegak lurus satu sama lain. c. Untuk keperluan pemeriksaan digunakan lubang orang (lubang kontrol ) untuk tiap-tiap sayap bangunan. d. Kayu untuk rangka plafond harus diserut rata, terutama pada bidang- bidang bawah yang akan ditutup dengan tripleks, dan diberi penggantung dalam jumlah yang cukup. e. Pemasangan plafond harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli, lurus dan tidak lentur. Apabila terjadi plafond terpasang ternyata tidak lurus, retak dan lentur, Direksi berhak menolak dan Kontraktor harus segera membongkar dan memperbaiki kembali. Pengendalian Mutu Di lapangan Personil kontraktor yang diberi kewenangan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut secara periodik harus memeriksa bahan yang akan digunakan, utamanya kayu penggantung dan tripleks. Tripleks yang cacat tidak boleh digunakan. Pengukuran dan Pembayaran a. Pengukuran Pekerjaan langit-langit diukur sesuai dengan luasan konstruksi yang terpasang yang dinyatakan telah diterima sesuai dengan perletakannya yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. b. Pembayaran Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja.