SlideShare a Scribd company logo
Mata kuliah
Kebijakan Publik
Teori, Aliran dan Jenis Kebijakan Publik
1. Elite theory
2. Group theory
3. Institutionalism theory
4. Political system theory
1. Elite Theory
• Elite Theory bersifat top-down, tidak bottom-up
• Kebijakan publik dibuat tidak berdasar kepada tuntutan,
dukungan atau partisipasi rakyat.
• Keterlibatan publik (public involvement) baik proses
perumusan maupun implementasinya di abaikan (Prof.
Solichin Abdul Wahab, 2008).
Thomas Dye dan Harmon Ziegler (1970)
• Warga negara terbagi dalam kelompok kecil yang
berkuasa disebut ruling elite dan kelompok lain disebut
non elite.
• Ruling elite berasal dari golongan menengah ke atas,
dan non elite biasanya kelompok besar, tidak berdaya,
dan tergantung pada kemauan ruling elite.
• Perpindahan status dari non elite ke ruling elite sangat
terbatas.
• Keterbatasan ini sengaja dilakukan untuk menjaga
stabilitas dan kelangsungan hidup ruling elite.
• Hanya mereka yang bisa menerima basic elite
consensus yang dapat diterima ruling elite.
• Kebijakan publik dibuat untuk kepentingan ruling elite,
dan tidak mencerminkan kebutuhan keinginan rakyat
banyak (non elite).
• Perubahan kebijakan publik hanya bersifat inkremental
atau berkembang sedikit demi sedikit secara teratur,
tidak revolusioner.
• Ruling elite lebih banyak mempengaruhi non elite dari
pada sebaliknya.
• Elite theory pada umumnya menentang keras terhadap
pandangan yang menyatakan bahwa kekuasaan di
dalam masyarakat itu harus terdistribusi secara merata.
• Elite theory membenarkan adanya sekelompok kecil
masyarakat yang mempunyai kemampuan lebih dalam
mengendalikan atau memerintah kelompok besar di
dalam masyarakat.
• Elite theory berdasarkan pada asumsi bahwa sistem
pemerintahan negara yang bersangkutan belum didukung
oleh budaya politik yg demokratis, atau mungkin secara
formal sistem pemerintahannya sudah demokratis tetapi
dalam realitas belum berfungsi dengan efektif.
• Berdasarkan nilai dan preferensi mereka, rakyat banyak
(massa) tidak mempunyai akses baik dalam formulasi
maupun implementasi kebijakan.
Keterangan:
Preferensi = hak untuk didahulukan dan diutamakan daripada
yang lain, prioritas, pilihan, kecenderungan, kesukaan.
• Tokoh-tokoh elite theory antara lain: Vilfredo Pareto,
Gaetano Mosca, dan Robert Michels.
• Sebelumnya teori yang disebut Elite theory classic. Teori
ini didasarkan pada dua pemikiran:
– Pertama, bahwa kekuasaan terletak pada posisi
otoritas di lembaga-lembaga ekonomi dan politik yang
dianggap penting.
– Kedua, perbedaan psikologis dan kemampuan yang
berbeda, yaitu mereka yang memiliki sumber daya
pribadi (pintar, cerdas, terampil, kompeten), dan
mereka yang tidak memilikinya, bahkan ada elite
yang tidak mampu mengatur dirinya sendiri.
• Posisi elite ditentukan oleh keunggulan psikologis dan
intelektual yang bersangkutan. Oleh karena itu elite yang
satu bisa diganti dengan elite yang lain, dan pada
kenyataannya tidak ada kelompok elite, karena pada
umumnya ketika mereka mendapat posisi tinggi, yang
terjadi justru sebaliknya (Vilfredo Pareto).
• Posisi elite ditentukan oleh karakteristik sosiologis, yang
bersangkutan memiliki keunggulan intelektual, moral,
material yang sangat berpengaruh. Elit merupakan
minoritas terorganisasi dan bahwa massa merupakan
mayoritas yang tidak terorganisir (Gaetano Mosca)
• Posisi elite ditentukan oleh organisasi sosial dan politik yang
dijalankan oleh beberapa individu, kuncinya adalah
pembagian kerja. Organisasi yang elitis memiliki tiga prinsip
dasar yaitu pemimpin, staf khusus dan fasilitas (Robert
Michels).
• Posisi elite dilihat dari perspektif kekuatan sosiologis pada
sistem kekuasaan. Ada tiga kelompok kekuatan yaitu politik,
ekonomi, dan militer (C. Wright Mills, 1956).
• Posisi elite dilihat dari perspektif siapa orang yang sedang
mempunyai kekuasaan menjalankan fungsi struktur negara,
dan mempunyai jaringan kepada politisi, pengusaha, tokoh
yang berpengaruh (Floyd Hunter, 1953)
Beberapa contoh Elite Theory
• Kebijakan yang dilakukan untuk merevisi UU KPK.
Banyak pihak yang berpendapat bahwa revisi UU
tersebut cenderung akan melemahkan KPK baik dalam
proses penyelidikikan kasus, maupun dalam
pemberantasan korupsi secara umum.
• Pada masa orde lama adanya kebijakan dekrit presiden
5 Juli 1959. Pada masa itu presiden mengatakan bahwa
negara menggunakan sistem demokrasi terpimpin, dan
kekuasaan negara menjurus kepada sistem etatisme
(segala-galanya diatur oleh pemerintah).
• Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah
penjualan sebagian atau semua saham sebuah
perusahaan milik negara / pemerintah kepada umum,
baik melalui penjualan langsung ke perusahaan swasta
nasional, perusahaan asing, maupun melalui bursa efek.
• Secara politis kebijakan ini memicu banyak kontroversi,
karena pada kenyataannya BUMN yang diprivatisasi
dijual ke perusahaan asing.
2. Group Theory
• Adalah teori yang menganggap kebijakan publik sebagai
produk dari perjuangan kelompok. Kebijakan publik
merupakan titik equilibrium dalam suatu perjuangan
antar kelompok.
• Penekanan pada bagaimana peranan political interests
group dalam proses formulasi dan implementasi
kebijakan.
• Intinya adalah interaksi yang terjadi di dalam kelompok
akan menghasilkan keseimbangan, dan keseimbangan
tersebut adalah yang terbaik.
• Individu di dalam kelompok kepentingan berinteraksi
secara formal maupun informal, secara langsung atau
melalui media massa menyampaikan tuntutan/gagasan
kepada pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan
publik yang diperlukan.
• Banyak tuntutan yang saling bersaing di antara
kelompok-kelompok kepentingan yang berpengaruh.
• Hasil persaingan antara kelompok kepentingan tersebut
pada hakikatnya adalah keseimbangan yang tercapai
dalam pertarungan antar kelompok tadi.
• Agar pertarungan ini tidak bersifat merusak, maka
sistem politik berkewajiban untuk mengarahkan
persaingan kelompok tersebut.
Peranan sistem politik pada model ini adalah usaha untuk
memanage konflik yang muncul akibat adanya perbedaan
tuntutan melalui:
1. Merumuskan aturan main antarkelompok kepentingan.
2. Menata kompromi dan menyeimbangkan kepentingan.
3. Memungkinkan terbentuknya kompromi di dalam kebijakan
publik (yang akan dibuat).
4. Memperkuat kompromi-kompromi tersebut.
Menurut teori ini dalam melakukan formulasi kebijakan,
beberapa kelompok kepentingan berusaha mempengaruhi isi
dan bentuk kebijakan secara interaktif (Wibawa, 1994).
• Kelompok kepentingan yang berpengaruh diharapkan
dapat mempengaruhi perubahan pembuatan kebijakan
yang lebih baik.
• Tingkat pengaruh kelompok ditentukan oleh jumlah
anggota, kemampuan finansial, kekuatan organisasi,
kepemimpinan, hubungan yang erat dangan para
pembuat keputusan, kohesi intern para anggota, dsb.
• Teori kelompok dapat digunakan untuk menganalisis
proses pembuatan kebijakan, menelaah kelompok-
kelompok apakah yang saling berkompetisi untuk
mempengaruhi pembuatan kebijakan, dan siapakah
yang memiliki pengaruh paling kuat terhadap keputusan
yang dibuat.
• Pada tingkat implementasi, kompetisi antar kelompok
juga merupakan salah satu faktor yang menentukan
efektifitas kebijakan dalam mencapai tujuan.
Contoh Group Theory
• Kebijakan untuk memberikan hak istimewa kepada
daerah-daerah terntentu. Contohnya seperti : Aceh,
Papua, Yogyakarta.
• Kebijakan pemberlakuan kembali kuota 30 persen
perempuan dalam pemilihan legislatif. Kuota itu
tercantum dalam UU No. 8 Tahun 2012 tentang
Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD.
• Kebijakan untuk memperoleh hak pemekaran daerah
apa bila sudah memenuhi syarat dan kriteria yang
berlaku.
Daftar Pustaka
1. Analisis Kebijakan. Nugroho, Rian. 2006. PT Elex
Media Komputindo: Jakarta.
2. Kebijakan Publik yang Membumi. Drs. Hessel Nogi S.
Tangkilisan, Msi. 2003.
3. Lukman Offset & YPAPI: Yogyakarta
4. DR. Joko Widodo, M.S. Analisis Kebijakan Publik,
Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik.

More Related Content

What's hot

Konsep Warga Negara
Konsep Warga NegaraKonsep Warga Negara
Konsep Warga Negara
Fair Nurfachrizi
 
Materi Kebijakan publik
Materi Kebijakan publikMateri Kebijakan publik
Materi Kebijakan publik
Steelyana Indriasari
 
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan PublikModul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
unitpublikasi
 
Sosiologi lingkungan (pertemuan i)
Sosiologi lingkungan (pertemuan i)Sosiologi lingkungan (pertemuan i)
Sosiologi lingkungan (pertemuan i)didi juliady dillim
 
Teori negara otoriter birokratik
Teori negara otoriter birokratik Teori negara otoriter birokratik
Teori negara otoriter birokratik
Launa Usni
 
Sistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOLSistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOL
93220872
 
Analisis sistem politik
Analisis sistem politikAnalisis sistem politik
Analisis sistem politikbedhess
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Wandi Suhardi
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
Zakiyul Mu'min
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
University of Andalas
 
Birokrasi dan Rekruitmen Politik
Birokrasi dan Rekruitmen PolitikBirokrasi dan Rekruitmen Politik
Birokrasi dan Rekruitmen Politik
Nony Saraswati Gendis
 
Materi partisipasi politik
Materi partisipasi politikMateri partisipasi politik
Materi partisipasi politik
Cecep Zafar Sofyan
 
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Siti Sahati
 
Teknis formulasi kebijakan
Teknis formulasi kebijakanTeknis formulasi kebijakan
Teknis formulasi kebijakan
virmannsyah
 
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
Nona Zesifa
 
Modul 2. sub modul 2. Metode Riset Kebijakan
Modul 2. sub modul 2. Metode Riset KebijakanModul 2. sub modul 2. Metode Riset Kebijakan
Modul 2. sub modul 2. Metode Riset Kebijakan
unitpublikasi
 

What's hot (20)

Konsep Warga Negara
Konsep Warga NegaraKonsep Warga Negara
Konsep Warga Negara
 
Materi Kebijakan publik
Materi Kebijakan publikMateri Kebijakan publik
Materi Kebijakan publik
 
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan PublikModul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
 
Sosiologi lingkungan (pertemuan i)
Sosiologi lingkungan (pertemuan i)Sosiologi lingkungan (pertemuan i)
Sosiologi lingkungan (pertemuan i)
 
Teori negara otoriter birokratik
Teori negara otoriter birokratik Teori negara otoriter birokratik
Teori negara otoriter birokratik
 
Metodologi
MetodologiMetodologi
Metodologi
 
Sistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOLSistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOL
 
Ppt 11 postmodernisme
Ppt 11 postmodernismePpt 11 postmodernisme
Ppt 11 postmodernisme
 
Analisis sistem politik
Analisis sistem politikAnalisis sistem politik
Analisis sistem politik
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
 
Politik dan kebijakan publik
Politik dan kebijakan publikPolitik dan kebijakan publik
Politik dan kebijakan publik
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
 
Sistem pemikiran Kelompok 5
Sistem pemikiran Kelompok 5Sistem pemikiran Kelompok 5
Sistem pemikiran Kelompok 5
 
Birokrasi dan Rekruitmen Politik
Birokrasi dan Rekruitmen PolitikBirokrasi dan Rekruitmen Politik
Birokrasi dan Rekruitmen Politik
 
Materi partisipasi politik
Materi partisipasi politikMateri partisipasi politik
Materi partisipasi politik
 
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
 
Teknis formulasi kebijakan
Teknis formulasi kebijakanTeknis formulasi kebijakan
Teknis formulasi kebijakan
 
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
 
Modul 2. sub modul 2. Metode Riset Kebijakan
Modul 2. sub modul 2. Metode Riset KebijakanModul 2. sub modul 2. Metode Riset Kebijakan
Modul 2. sub modul 2. Metode Riset Kebijakan
 

Similar to 2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx

Public-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptPublic-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.ppt
NadiaEunike1
 
Public-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).pptPublic-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).ppt
AmirHamzah90196
 
Public-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptPublic-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.ppt
Mukhamad Shokheh
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy
Kasmiah Ali
 
teori konflik
teori konflikteori konflik
teori konflikSuff Fyee
 
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptxPpt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
TyazmutzDartha
 
Presentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptxPresentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptx
Poinid
 
Konsep konsep politik
Konsep konsep politikKonsep konsep politik
Konsep konsep politikNina Muhaemin
 
Nasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revised
Nasrun Annahar
 
Rangkuman ilmu politik jodie
Rangkuman ilmu politik jodieRangkuman ilmu politik jodie
Rangkuman ilmu politik jodie
Jodie Pratama
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi Negara
Kasmiah Ali
 
Pip pertemuan ke 4
Pip pertemuan ke 4Pip pertemuan ke 4
Pip pertemuan ke 4
dzakiaziz
 
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Tri Widodo W. UTOMO
 
Pip pertemuan ke 2
Pip pertemuan ke 2Pip pertemuan ke 2
Pip pertemuan ke 2
dzakiaziz
 
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.pptKEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
RastikaLiaran1
 
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.pptKEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
eghadewi398
 

Similar to 2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx (20)

Public-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptPublic-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.ppt
 
Public-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).pptPublic-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).ppt
 
Public-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptPublic-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.ppt
 
Dimensi kebpub
Dimensi kebpubDimensi kebpub
Dimensi kebpub
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy
 
teori konflik
teori konflikteori konflik
teori konflik
 
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptxPpt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
 
Presentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptxPresentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptx
 
Konsep konsep politik
Konsep konsep politikKonsep konsep politik
Konsep konsep politik
 
Public Policy
Public PolicyPublic Policy
Public Policy
 
Nasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revised
 
Rangkuman ilmu politik jodie
Rangkuman ilmu politik jodieRangkuman ilmu politik jodie
Rangkuman ilmu politik jodie
 
Materi ilmu politik
Materi ilmu politikMateri ilmu politik
Materi ilmu politik
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi Negara
 
Pip pertemuan ke 4
Pip pertemuan ke 4Pip pertemuan ke 4
Pip pertemuan ke 4
 
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
 
Prologue
ProloguePrologue
Prologue
 
Pip pertemuan ke 2
Pip pertemuan ke 2Pip pertemuan ke 2
Pip pertemuan ke 2
 
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.pptKEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
 
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.pptKEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
 

Recently uploaded

KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
sdpurbatua03
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
emalestari711
 
Materi Kuliah 3 - budaya populer & budaya massa.pptx
Materi Kuliah 3 - budaya populer & budaya massa.pptxMateri Kuliah 3 - budaya populer & budaya massa.pptx
Materi Kuliah 3 - budaya populer & budaya massa.pptx
nuzzayineffendi52
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
NurHalifah34
 
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptxPPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
refandialim
 
Sejarah Rekam Medis, Perkembangan, Isi, Manfaat, dan Penyimpanannya PPT.pptx
Sejarah Rekam Medis, Perkembangan, Isi, Manfaat, dan Penyimpanannya PPT.pptxSejarah Rekam Medis, Perkembangan, Isi, Manfaat, dan Penyimpanannya PPT.pptx
Sejarah Rekam Medis, Perkembangan, Isi, Manfaat, dan Penyimpanannya PPT.pptx
LuhAriyani1
 

Recently uploaded (6)

KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
 
Materi Kuliah 3 - budaya populer & budaya massa.pptx
Materi Kuliah 3 - budaya populer & budaya massa.pptxMateri Kuliah 3 - budaya populer & budaya massa.pptx
Materi Kuliah 3 - budaya populer & budaya massa.pptx
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
 
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptxPPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
 
Sejarah Rekam Medis, Perkembangan, Isi, Manfaat, dan Penyimpanannya PPT.pptx
Sejarah Rekam Medis, Perkembangan, Isi, Manfaat, dan Penyimpanannya PPT.pptxSejarah Rekam Medis, Perkembangan, Isi, Manfaat, dan Penyimpanannya PPT.pptx
Sejarah Rekam Medis, Perkembangan, Isi, Manfaat, dan Penyimpanannya PPT.pptx
 

2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx

  • 2. Teori, Aliran dan Jenis Kebijakan Publik 1. Elite theory 2. Group theory 3. Institutionalism theory 4. Political system theory
  • 3. 1. Elite Theory • Elite Theory bersifat top-down, tidak bottom-up • Kebijakan publik dibuat tidak berdasar kepada tuntutan, dukungan atau partisipasi rakyat. • Keterlibatan publik (public involvement) baik proses perumusan maupun implementasinya di abaikan (Prof. Solichin Abdul Wahab, 2008).
  • 4. Thomas Dye dan Harmon Ziegler (1970) • Warga negara terbagi dalam kelompok kecil yang berkuasa disebut ruling elite dan kelompok lain disebut non elite. • Ruling elite berasal dari golongan menengah ke atas, dan non elite biasanya kelompok besar, tidak berdaya, dan tergantung pada kemauan ruling elite.
  • 5. • Perpindahan status dari non elite ke ruling elite sangat terbatas. • Keterbatasan ini sengaja dilakukan untuk menjaga stabilitas dan kelangsungan hidup ruling elite. • Hanya mereka yang bisa menerima basic elite consensus yang dapat diterima ruling elite.
  • 6. • Kebijakan publik dibuat untuk kepentingan ruling elite, dan tidak mencerminkan kebutuhan keinginan rakyat banyak (non elite). • Perubahan kebijakan publik hanya bersifat inkremental atau berkembang sedikit demi sedikit secara teratur, tidak revolusioner. • Ruling elite lebih banyak mempengaruhi non elite dari pada sebaliknya.
  • 7. • Elite theory pada umumnya menentang keras terhadap pandangan yang menyatakan bahwa kekuasaan di dalam masyarakat itu harus terdistribusi secara merata. • Elite theory membenarkan adanya sekelompok kecil masyarakat yang mempunyai kemampuan lebih dalam mengendalikan atau memerintah kelompok besar di dalam masyarakat.
  • 8. • Elite theory berdasarkan pada asumsi bahwa sistem pemerintahan negara yang bersangkutan belum didukung oleh budaya politik yg demokratis, atau mungkin secara formal sistem pemerintahannya sudah demokratis tetapi dalam realitas belum berfungsi dengan efektif. • Berdasarkan nilai dan preferensi mereka, rakyat banyak (massa) tidak mempunyai akses baik dalam formulasi maupun implementasi kebijakan. Keterangan: Preferensi = hak untuk didahulukan dan diutamakan daripada yang lain, prioritas, pilihan, kecenderungan, kesukaan.
  • 9. • Tokoh-tokoh elite theory antara lain: Vilfredo Pareto, Gaetano Mosca, dan Robert Michels. • Sebelumnya teori yang disebut Elite theory classic. Teori ini didasarkan pada dua pemikiran: – Pertama, bahwa kekuasaan terletak pada posisi otoritas di lembaga-lembaga ekonomi dan politik yang dianggap penting. – Kedua, perbedaan psikologis dan kemampuan yang berbeda, yaitu mereka yang memiliki sumber daya pribadi (pintar, cerdas, terampil, kompeten), dan mereka yang tidak memilikinya, bahkan ada elite yang tidak mampu mengatur dirinya sendiri.
  • 10. • Posisi elite ditentukan oleh keunggulan psikologis dan intelektual yang bersangkutan. Oleh karena itu elite yang satu bisa diganti dengan elite yang lain, dan pada kenyataannya tidak ada kelompok elite, karena pada umumnya ketika mereka mendapat posisi tinggi, yang terjadi justru sebaliknya (Vilfredo Pareto). • Posisi elite ditentukan oleh karakteristik sosiologis, yang bersangkutan memiliki keunggulan intelektual, moral, material yang sangat berpengaruh. Elit merupakan minoritas terorganisasi dan bahwa massa merupakan mayoritas yang tidak terorganisir (Gaetano Mosca)
  • 11. • Posisi elite ditentukan oleh organisasi sosial dan politik yang dijalankan oleh beberapa individu, kuncinya adalah pembagian kerja. Organisasi yang elitis memiliki tiga prinsip dasar yaitu pemimpin, staf khusus dan fasilitas (Robert Michels). • Posisi elite dilihat dari perspektif kekuatan sosiologis pada sistem kekuasaan. Ada tiga kelompok kekuatan yaitu politik, ekonomi, dan militer (C. Wright Mills, 1956). • Posisi elite dilihat dari perspektif siapa orang yang sedang mempunyai kekuasaan menjalankan fungsi struktur negara, dan mempunyai jaringan kepada politisi, pengusaha, tokoh yang berpengaruh (Floyd Hunter, 1953)
  • 12. Beberapa contoh Elite Theory • Kebijakan yang dilakukan untuk merevisi UU KPK. Banyak pihak yang berpendapat bahwa revisi UU tersebut cenderung akan melemahkan KPK baik dalam proses penyelidikikan kasus, maupun dalam pemberantasan korupsi secara umum. • Pada masa orde lama adanya kebijakan dekrit presiden 5 Juli 1959. Pada masa itu presiden mengatakan bahwa negara menggunakan sistem demokrasi terpimpin, dan kekuasaan negara menjurus kepada sistem etatisme (segala-galanya diatur oleh pemerintah).
  • 13. • Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah penjualan sebagian atau semua saham sebuah perusahaan milik negara / pemerintah kepada umum, baik melalui penjualan langsung ke perusahaan swasta nasional, perusahaan asing, maupun melalui bursa efek. • Secara politis kebijakan ini memicu banyak kontroversi, karena pada kenyataannya BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing.
  • 14. 2. Group Theory • Adalah teori yang menganggap kebijakan publik sebagai produk dari perjuangan kelompok. Kebijakan publik merupakan titik equilibrium dalam suatu perjuangan antar kelompok. • Penekanan pada bagaimana peranan political interests group dalam proses formulasi dan implementasi kebijakan.
  • 15. • Intinya adalah interaksi yang terjadi di dalam kelompok akan menghasilkan keseimbangan, dan keseimbangan tersebut adalah yang terbaik. • Individu di dalam kelompok kepentingan berinteraksi secara formal maupun informal, secara langsung atau melalui media massa menyampaikan tuntutan/gagasan kepada pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan publik yang diperlukan.
  • 16. • Banyak tuntutan yang saling bersaing di antara kelompok-kelompok kepentingan yang berpengaruh. • Hasil persaingan antara kelompok kepentingan tersebut pada hakikatnya adalah keseimbangan yang tercapai dalam pertarungan antar kelompok tadi. • Agar pertarungan ini tidak bersifat merusak, maka sistem politik berkewajiban untuk mengarahkan persaingan kelompok tersebut.
  • 17. Peranan sistem politik pada model ini adalah usaha untuk memanage konflik yang muncul akibat adanya perbedaan tuntutan melalui: 1. Merumuskan aturan main antarkelompok kepentingan. 2. Menata kompromi dan menyeimbangkan kepentingan. 3. Memungkinkan terbentuknya kompromi di dalam kebijakan publik (yang akan dibuat). 4. Memperkuat kompromi-kompromi tersebut. Menurut teori ini dalam melakukan formulasi kebijakan, beberapa kelompok kepentingan berusaha mempengaruhi isi dan bentuk kebijakan secara interaktif (Wibawa, 1994).
  • 18. • Kelompok kepentingan yang berpengaruh diharapkan dapat mempengaruhi perubahan pembuatan kebijakan yang lebih baik. • Tingkat pengaruh kelompok ditentukan oleh jumlah anggota, kemampuan finansial, kekuatan organisasi, kepemimpinan, hubungan yang erat dangan para pembuat keputusan, kohesi intern para anggota, dsb.
  • 19. • Teori kelompok dapat digunakan untuk menganalisis proses pembuatan kebijakan, menelaah kelompok- kelompok apakah yang saling berkompetisi untuk mempengaruhi pembuatan kebijakan, dan siapakah yang memiliki pengaruh paling kuat terhadap keputusan yang dibuat. • Pada tingkat implementasi, kompetisi antar kelompok juga merupakan salah satu faktor yang menentukan efektifitas kebijakan dalam mencapai tujuan.
  • 20. Contoh Group Theory • Kebijakan untuk memberikan hak istimewa kepada daerah-daerah terntentu. Contohnya seperti : Aceh, Papua, Yogyakarta. • Kebijakan pemberlakuan kembali kuota 30 persen perempuan dalam pemilihan legislatif. Kuota itu tercantum dalam UU No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD. • Kebijakan untuk memperoleh hak pemekaran daerah apa bila sudah memenuhi syarat dan kriteria yang berlaku.
  • 21. Daftar Pustaka 1. Analisis Kebijakan. Nugroho, Rian. 2006. PT Elex Media Komputindo: Jakarta. 2. Kebijakan Publik yang Membumi. Drs. Hessel Nogi S. Tangkilisan, Msi. 2003. 3. Lukman Offset & YPAPI: Yogyakarta 4. DR. Joko Widodo, M.S. Analisis Kebijakan Publik, Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik.