Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan kesehatan, termasuk pentingnya kebijakan kesehatan, definisi kebijakan kesehatan, segitiga kebijakan kesehatan, faktor yang mempengaruhi kebijakan, proses penyusunan kebijakan, kekuasaan dan sistem politik, serta peran negara dan sektor swasta dalam kebijakan kesehatan.
Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia rickygunawan84
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan yang disepakati oleh berbagai pemangku kepentingan merupakan dokumen strategis namun terbatas pada beberapa jenis tenaga kesehatan. Dokumen tersebut mencakup perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, dan pembinaan SDM Kesehatan sesuai sistem kesehatan nasional.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas program dan kebijakan pemerintah dalam penguatan pelayanan kesehatan primer melalui akreditasi puskesmas, termasuk peran berbagai pihak dalam proses akreditasi.
2) Konsep mutu pelayanan kesehatan dan manajemen puskesmas sesuai standar akreditasi.
3) Tujuan akreditasi puskesmas antara lain sebagai wahana pembinaan peningkatan mutu ole
Dokumen tersebut membahas kebijakan kesehatan di Indonesia, termasuk arah pembangunan kesehatan jangka panjang, visi dan misi Kemenkes, isu kesehatan global, reformasi sistem pelayanan kesehatan, dan evaluasi pembinaan upaya kesehatan. Dokumen ini juga menyoroti kondisi fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan tantangan yang dihadapi ke depan.
Dokumen tersebut membahas tentang standar dan instrumen akreditasi puskesmas yang menjadi tanggung jawab surveior, mencakup pembagian tugas surveior berdasarkan standar, kriteria, dan elemen penilaian serta profil penyampaian materi.
Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia rickygunawan84
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan yang disepakati oleh berbagai pemangku kepentingan merupakan dokumen strategis namun terbatas pada beberapa jenis tenaga kesehatan. Dokumen tersebut mencakup perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, dan pembinaan SDM Kesehatan sesuai sistem kesehatan nasional.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas program dan kebijakan pemerintah dalam penguatan pelayanan kesehatan primer melalui akreditasi puskesmas, termasuk peran berbagai pihak dalam proses akreditasi.
2) Konsep mutu pelayanan kesehatan dan manajemen puskesmas sesuai standar akreditasi.
3) Tujuan akreditasi puskesmas antara lain sebagai wahana pembinaan peningkatan mutu ole
Dokumen tersebut membahas kebijakan kesehatan di Indonesia, termasuk arah pembangunan kesehatan jangka panjang, visi dan misi Kemenkes, isu kesehatan global, reformasi sistem pelayanan kesehatan, dan evaluasi pembinaan upaya kesehatan. Dokumen ini juga menyoroti kondisi fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan tantangan yang dihadapi ke depan.
Dokumen tersebut membahas tentang standar dan instrumen akreditasi puskesmas yang menjadi tanggung jawab surveior, mencakup pembagian tugas surveior berdasarkan standar, kriteria, dan elemen penilaian serta profil penyampaian materi.
Penjelasan mengenai apa itu sistem kesehatan nasional, apa saja komponennya, hingga masalah yang terkait sistem kesehatan nasional.
Download: http://adf.ly/aNgHz
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanMuh Saleh
Peraturan Menteri Kesehatan ini menetapkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam menyediakan pelayanan kesehatan dasar yang berhak diperoleh warga negara. Standar Pelayanan Minimal mencakup berbagai layanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, balita, anak sekolah, dewasa, lansia, dan penyakit kronis tertentu.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Ekonomi kesehatan adalah ilmu ekonomi yang diterapkan pada topik-topik kesehatan dan berhubungan dengan alokasi sumber daya kesehatan, biaya, organisasi, dan efisiensi pelayanan kesehatan; (2) Ekonomi kesehatan membahas konsumen, penyedia, dan pemerintah dalam konteks pelayanan kesehatan serta manfaat investasi kesehatan; (3) Penerapan
Promosi adalah kegiatan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan melalui program, layanan, dan kebijakan yang efektif. Psikoedukasi merupakan salah satu contoh promosi kesehatan yang memberikan edukasi psikologis kepada individu atau kelompok untuk menambah pengetahuan tentang gangguan kesehatan tertentu dan mengembangkan keterampilan untuk mengelola gangguan tersebut.
Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan persyaratan higiene sanitasi untuk usaha jasa boga agar melindungi kesehatan masyarakat dari makanan yang tidak memenuhi standar kesehatan serta menyesuaikan peraturan sebelumnya mengenai hal tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi bencana. Rumah sakit harus memiliki rencana tanggap darurat (disaster plan) dan melatih tenaga medisnya untuk penanganan korban bencana secara cepat dan tepat. Dokumen ini juga menjelaskan tentang persiapan sarana prasarana medis, SDM, alur penanganan korban, sistem informasi, dan anggaran yang dibutuhkan rumah sak
Puskesmas menyusun rencana kegiatan lima tahunan dan tahunan berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat dan peraturan, serta melibatkan berbagai sektor dan masyarakat dalam perencanaannya."
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022novitawanget
Puskesmas Rurukan membuat Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) untuk tahun 2022 untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayahnya. PTP ini disusun berdasarkan analisis data kinerja Puskesmas dan status kesehatan masyarakat untuk mengidentifikasi masalah prioritas dan merencanakan program dan kegiatan untuk menyelesaikannya secara efektif dan efisien. PTP ini mengacu pada peraturan terkait dan mer
Penjelasan mengenai apa itu sistem kesehatan nasional, apa saja komponennya, hingga masalah yang terkait sistem kesehatan nasional.
Download: http://adf.ly/aNgHz
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanMuh Saleh
Peraturan Menteri Kesehatan ini menetapkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam menyediakan pelayanan kesehatan dasar yang berhak diperoleh warga negara. Standar Pelayanan Minimal mencakup berbagai layanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, balita, anak sekolah, dewasa, lansia, dan penyakit kronis tertentu.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Ekonomi kesehatan adalah ilmu ekonomi yang diterapkan pada topik-topik kesehatan dan berhubungan dengan alokasi sumber daya kesehatan, biaya, organisasi, dan efisiensi pelayanan kesehatan; (2) Ekonomi kesehatan membahas konsumen, penyedia, dan pemerintah dalam konteks pelayanan kesehatan serta manfaat investasi kesehatan; (3) Penerapan
Promosi adalah kegiatan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan melalui program, layanan, dan kebijakan yang efektif. Psikoedukasi merupakan salah satu contoh promosi kesehatan yang memberikan edukasi psikologis kepada individu atau kelompok untuk menambah pengetahuan tentang gangguan kesehatan tertentu dan mengembangkan keterampilan untuk mengelola gangguan tersebut.
Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan persyaratan higiene sanitasi untuk usaha jasa boga agar melindungi kesehatan masyarakat dari makanan yang tidak memenuhi standar kesehatan serta menyesuaikan peraturan sebelumnya mengenai hal tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi bencana. Rumah sakit harus memiliki rencana tanggap darurat (disaster plan) dan melatih tenaga medisnya untuk penanganan korban bencana secara cepat dan tepat. Dokumen ini juga menjelaskan tentang persiapan sarana prasarana medis, SDM, alur penanganan korban, sistem informasi, dan anggaran yang dibutuhkan rumah sak
Puskesmas menyusun rencana kegiatan lima tahunan dan tahunan berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat dan peraturan, serta melibatkan berbagai sektor dan masyarakat dalam perencanaannya."
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022novitawanget
Puskesmas Rurukan membuat Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) untuk tahun 2022 untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayahnya. PTP ini disusun berdasarkan analisis data kinerja Puskesmas dan status kesehatan masyarakat untuk mengidentifikasi masalah prioritas dan merencanakan program dan kegiatan untuk menyelesaikannya secara efektif dan efisien. PTP ini mengacu pada peraturan terkait dan mer
Teks tersebut membahas tentang perkembangan ilmu politik dan ruang lingkupnya. Ilmu politik mulai berkembang pada abad ke-19 dan dipengaruhi oleh ilmu-ilmu sosial lain. Ruang lingkup ilmu politik meliputi teori politik, lembaga-lembaga politik, partai politik, dan hubungan internasional. Politik dan administrasi negara saling terkait, di mana kegiatan administrasi merupakan kelanjutan dari kegiatan politik seperti pembuatan
Kebijakan publik merupakan segala hal yang ini menunjukkan
diputuskan oleh pemerintah. Definisi
bagaimana pemerintah memiliki otoritas untuk membuat kebijakan yang bersifat mengikat. Dalam proses pembuatan Idealnya proses pembuatan kebijakan hasil dari dialog antara masyarakat dengan pemerintah. Sehingga kebijakan tidak bersifat satu arah. Kebijakan bisa dibilang merupakan sebuah aturan dari pemerintah yang harus di ikuti oleh siapapun tanpa terkecuali, kebijakan tersebut diberlakukan agar terciptanya suatu peraturan yang dapat membuat masyarakat ikut patuh terhadap kebijakan yang sudah dibuat. Buku ini disusun guna memfasilitasi agar mahasiswa lebih mampu memahami mengenai hal-hal yang berkaitan langsung dengan implementasi kebijakan publik.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan publik dan studinya. Kebijakan publik adalah keputusan pemerintah untuk mengatur berbagai aspek kehidupan masyarakat. Analisis kebijakan publik melibatkan proses formulasi alternatif kebijakan dan pemilihan alternatif terbaik. Kebijakan publik dipelajari oleh berbagai disiplin ilmu seperti ilmu politik, administrasi, dan ekonomi.
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik. Ia menjelaskan bahwa kebijakan publik dipandang sebagai fungsi dari organisasi dan manajemen negara yang ditujukan untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas pemerintahan. Dokumen tersebut juga membahas berbagai model dalam proses pembuatan kebijakan publik seperti model elite dan model kelompok.
Dokumen tersebut membahas beberapa pendekatan dalam analisis kebijakan publik seperti teori sistem politik, teori kelompok, teori elit, teori proses fungsional, dan institusionalisme. Juga dibahas mengenai hakikat masalah publik, barang dan jasa publik, serta alat-alat yang digunakan dalam analisis kebijakan publik."
Dokumen tersebut membahas beberapa pendekatan dalam analisis kebijakan publik seperti teori sistem politik, teori kelompok, teori elit, teori proses fungsional, dan institusionalisme. Juga dibahas mengenai hakikat masalah publik, barang dan jasa publik, serta metode-metode analisis kebijakan seperti proses hierarki analitik."
Sistem politik demokrasi di Indonesia menganut demokrasi Pancasila, di mana setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban secara horizontal dan vertikal. Sejarah demokrasi Indonesia meliputi masa demokrasi konstitusional, terpimpin, dan pancasila saat ini yang bersifat presidensial dengan peranan lembaga perwakilan rakyat. Partisipasi politik masyarakat diperlukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat sesuai UUD 1945
Secara konseptual, kebijakan public ( public policy ) itu dipelajari oleh 2 ilmu disiplin yaitu ilmu politik dan ilmu administrasi publik. Masing-masing disiplin ilmu tersebut memiliki sudut pandang yang berbeda-beda terhadap Kebijakan Publik. Hal ini dikarenakan masing-masing disiplin ilmu itu memiliki Locus dan Focus yang berbeda. Locus ilmu administrasi negara adalah organisasi dan manajemen, sedangkan focus ilmu adminiatrasi negara adalah efektifitas dan efisiensi
Dokumen tersebut membahas aktor-aktor yang berperan dalam kebijakan lingkungan, meliputi pembuat kebijakan primer seperti legislatif dan eksekutif, pembuat kebijakan sekunder seperti instansi pemerintah, serta partisipasi non-pemerintah seperti kelompok kepentingan dan warga negara. Dokumen ini juga membedakan empat golongan aktor dalam proses kebijakan yaitu rasionalis, teknisi, inkrementalis,
Teori elite menyatakan bahwa kebijakan publik dibuat untuk kepentingan kelompok elit yang berkuasa dan tidak mencerminkan kebutuhan rakyat biasa. Teori kelompok menekankan bahwa kebijakan merupakan hasil pertarungan antar kelompok kepentingan. Teori institusionalisme fokus pada peran lembaga dalam proses kebijakan.
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan ilmu politik dan hubungannya dengan ilmu pengetahuan lain. Beberapa pendekatan ilmu politik yang dijelaskan antara lain pendekatan legal, perilaku, neo-Marxis, pilihan rasional, dan institusionalisme baru. Dokumen ini juga menjelaskan hubungan ilmu politik dengan filsafat, sosiologi, antropologi, ekonomi, psikologi sosial, hukum, administrasi negara, dan ilmu pemer
Similar to Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx (20)
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
3. Mengapa
Kebijakan
Kesehatan
penting?
Sektor kesehatan merupakan bagian penting perekonomian di berbagai
negara. Sektor kesehatan seperti pembangkit perekonomian,
melalui inovasi dan investasi dibidang technologi bio‐medis atau
produksi dan penjualan obat‐obatan atau dengan menjamin
adanya populasi yang sehat yang produktif secara ekonomi.
Pengambilan keputusan kesehatan berkaitan dengan hal kematian
dan keselamatan, kesehatan diletakkan dalam kedudukan yang
lebih istimewa dibanding dengan masalah sosial yang lainnya.
Memahami hubungan antara kebijakan kesehatan dan kesehatan
itu sendiri menjadi sedemikian pentingnya sehingga
memungkinkan untuk menyelesaikan masalah kesehatan utama
yang terjadi saat ini – meningkatnya obesitas, wabah
HIV/AIDS, meningkatnya resistensi obat – sekaligus memahani
bagaimana perekonomian dan kebijakan lain berdampak pada
kesehatan.
4. DEFINISI
KEBIJAKAN
KESEHATAN
kebijakan oleh Thomas Dye yang menyatakan bahwa kebijakan
umum adalah apa yang dilaksanakan dan tidak dilaksanakan oleh
pemerintah tampaknya berlawanan dengan asumsi yang lebih
formal bahwa segala kebijakan disusun untuk mencapai suatu
maksud atau tujuan tertentu.
Menurut Walt, kebijakan kesehatan serupa dengan politik dan
segala penawaran terbuka kepada orang yang berpengaruh pada
penyusunan kebijakan, bagaimana mereka mengolah pengaruh
tersebut, dan dengan persyaratan apa.
5. Segitiga Kebijakan Kesehatan
Aktor
Individu
Grop
Organisasi
Gambar Segitiga Analisis Kebijakan; Sumber: Walt and Gilson (1994)
Konteks
Isi
Konteks Proses
Segitiga kebijakan kesehatan merupakan
suatu pendekatan yang sudah sangat
disederhanakan untuk suatu tatanan
hubungan yang kompleks, dan segitiga ini
menunjukkan kesan bahwa ke‐empat faktor
dapat dipertimbangkan secara terpisah.
Pada kenyataannya, para pelaku dapat
dipengaruhi (sebagai seorang individu atau
seorang anggota suatu kelompok atau
organisasi) dalam konteks dimana mereka
tinggal dan bekerja; konteks dipengaruhi
oleh banyak faktor, seperti: ketidak‐stabilan
atau ideologi, dalam hal sejarah dan
budaya; serta proses penyusunan kebijakan
– bagaimana isu dapat menjadi suatu
agenda kebijakan.
6. FAKTOR
KONTEKSTUAL
YANG
MEMPENGARUHI
KEBIJAKAN
Faktor Situasional, Kondisi yang tidak permanen atau khusus
yang dapat berdampak pada kebijakan (contoh: perang,
kekeringan).
Faktror Struktural, Bagian dari masyarakat yang relatif tidak
berubah
Faktor Budaya, Menyebabkan meningkatnya ketergantungan
antar negara
Faktor Internasional, Menyebabkan meningkatnya
ketergantungan antar negara
7. PROSES PENYUSUNAN KEBIJAKAN
a. Identifikasi masalah dan isu menemukan bagaimana isu – isu yang ada dapat masuk kedalam agenda kebijakan,
mengapa isu – isu yang lain justru tidak pernah dibicarakan.
b. Perumusan kebijakan ,menemukan siapa saja yang terlibat dalam perumusan kebijakan, bagaimana kebijakan
dihasilkan, disetujui, dan dikomunikasikan
c. Pelaksanaan kebijakan ,tahap ini yang paling sering diacuhkan dan sering dianggap sebagai bagian yang terpisah dari
kedua tahap yang pertama.
d. Evaluasi kebijakan, temukan apa yang terjadi pada saat kebijakan dilaksanakan – bagaimana pengawasannya, apakah
tujuannya tercapai dan apakah terjadi akibat yang tidak diharapkan. Tahapan ini merupakan saat dimana kebijakan
dapat diubah atau dibatalkan serta kebijakan yang baru ditetapkan
9. KEKUASAAN
Adalah kemampuan untuk mencapai hasil yang
diharapkan – untuk ‘melakukan’ sesuatu.
Contohnya, kekuasaan dilaksanakan pada saat A
meminta B melakukan sesuatu yang tidak akan
dilakukan B sebelumnya. Si A dapat meraih tujuan akhir
atas B ini melalui beberapa cara yang dikategorikan
menjadi tiga dimensi kekuasaan: kekuasaan dalam
pengambilan keputusan, kekuasaan untuk tidak
membuat keputusan; dan kekuasaan sebagai
pengendalian pikiran.
10. KEKUASAAN SEBAGAI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Kekuasaan dalam pengambilan keputusan menekankan pada tindakan individu atau kelompok yang mempengaruhi
pemutusan kebijakan.
KEKUASAAN SEBAGAI BAHAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KEKUASAAN SEBAGAI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Bachrach dan Barats (1962) berpendapat bahwa ‘kekuasaan juga dilakukan ketika A mengeluarkan tenaganya untuk
menciptakan atau memberlakukan nilai‐nilai sosial dan politik serta kegiatan‐kegiatan kelembagaan yang dapat membatasi
lingkup proses politik hanya pada pemikiran umum dari isu‐isu tersebut yang tidak membahayakan A’. Akibatnya,
kekuasaan sebagai latar belakang agenda menyoroti cara para kelompok berkuasa mengendalikan agenda tetap menjadi isu
yang mengancam di bawah layar radar kebijakan.
Steven Lukes (1974) menggambarkan kekuasaan sebagai pengendali gagasan.
11. SIAPAYANG
MEMPUNYAI
KEKUASAAN ?
a. Pluralisme, Pluralisme merupakan kelompok dominan dari pemikiran teoritis dalam pembagian
kekuasaan dalam demokrasi liberal. Dalam bentuk klasik, pluralisme berpendapat bahwa kekuasaan
tersebar diseluruh masyarakat. Tidak ada satu kelompok yang memegang kekuasaan mutlak dan
negara memutuskan diantara kepentingan‐kepentingan yang bersaing dalam perkembangan kebijakan.
b. Pilihan Rakyat, Para ahli teori pilihan rakyat sepakat dengan para pluralis bahwa masyarakat
terbentuk dari kelompok‐kelompok yang bersaing untuk meraih tujuan masing‐masing. Tetapi mereka
mempermasalahkan kenetralan negara. Para ahli teori pilihan rakyat menyatakan bahwa negara
sendiri merupakan suatu kelompok berkepentingan yang berkuasa atas proses kebijakan untuk meraih
kepentingan pelaksana negara: para pejabat terpilih dan pegawai pemerintahan. Untuk tetap berkuasa,
para pejabat terpilih berusaha untuk memfasilitasi kelompok‐kelompok dengan anggaran, barang, jasa
dan peraturan yang mendukung dengan harapan bahwa kelompok‐kelompok ini akan tetap
menjadikannya berkuasa.
c. Elitisme Ahli teori elitisme menyatakan bahwa kebijakan didominasi oleh minoritas istimewa.
Mereka berpendapat kebijakan umum menggambarkan nilai dan kepentingan dari para elit atau
aristokrat, bukan “rakyat” seperti yang dianggap oleh pluralis. Para elit modern mempertanyakan
sampai dimana sistem politik modern mencapai cita‐cita demokrasi yang dinyatakan oleh kaum
pluralis liberal.
12. KEKUASAAN
DANSISTEM
POLITIK
1. Model ini gagal dalam membahas isu penyeimbangan kekuasaan dalam
masyarakat danbagaimana keseimbangan ini dapat mempengaruhi alokasi nilai
melalui sistem politik.
2. Model ini menunjukkan bahwa negara bersikap netral dalam alokasi nilai dalam
tuntutan yang saling bersaing.
3. Model ini tidak memberi tempat bagi negara untuk bertindak atas kepentingan
merekasendiri (seperti pendapat para ahli teori pilihan rakyat).
13. Upaya yang lebih baru dalam pengelompokkan sistem politik menambah suatu dimensibaru,
lima kelompok sistem politik berhasil dibedakan:
1. Rezim demokrasi liberal. Kategori ini ditandai dengan pemerintahan yang berkuasa dengan institusi politik yang relatif
stabil dengan kesempatan untuk berpartisipasi luas melalui sejumlah mekanisme dan kelompok: pemilihan umum, partai
politik, kelompok kepentingan,dan ‘media bebas’.
2. Egalitarian‐autoritarian. Ketegori ini memiliki elit pemimpin yang tertutup, birokrasi autoritarian dan partisipasi yang
diatur oleh negara (i.e. rezim partisipasi dan kurangnya kesempatan demokrasi dalam pengendalian sosial).
3. Traditional‐inegalitarian. Sistem ini memerintah dengan tradisi monarki yang hanya menyediakan partisipasi yang
terbatas.
4. Populis. Sistem ini berdasar pada satu partai politik yang dominan, nasionalisme yang tinggidan kepemimpinan cenderung
menjadi personal.
5. Authoritarian‐inegalitarian. Sistem politik ini seringkali muncul untuk menghadapi rezim populis dan liberal‐demokrasi.
Sistem ini sering dikaitkan dengan pemerintahan militer dan menggunakan kekerasaan.
14. Model
Pengambilan
Keputusan
Menurut Para
Ahli
Model Rasional, Model Pengambilan keputusan bersifat Preskriptif di mana
prosedur pembuatan keputusan yang akan membimbing pada pilihan
alternatif yang paling efisien untuk pencapaian tujuan kebijakan.
Merupakan model pengambilan keputusan yang mengasumsikan bahwa
kebijakan‐kebijakan dan keputusan‐keputusan dibuat atau diambil melalui
cara yang rasional. Menurut Simon (1957) pilihan rasional melibatkan
pemilihan diantara pilihan‐pilihan berlaku yang paling memungkinkan dalam
pencapaian tujuan atau objektif yang ditentukan
Model incremental. Model pengambilan keputusan bersifat Deskriptif
menerangakn bagimana kelompok mengambil keputusan tertentu dengan
merubah atau menambahkan sedikit kebijakan sudah. Hal yang paling
mendasar dari model inkramental adalah adanya keterbatasan-keterbatasan
yang ada dalam pembuat keputusan Model incremental hanya memusatkan
perhatiannya pada modifikasi atas kebijakan yang ada sebelumnya
Model Pendekatan “mixed scanning”, Model pengambilan keputusan
bersifat Deskriptif dan Preskriptif yang memungkinkan para pembuat
keputusan untuk memanfaatkan model rasional komprhensif dan model
inkremental sekaligus pada situasi yg berbeda beda. Etzioni mengklaim
bahwa mixed scanning tidak hanya cara yang diinginkan untuk mengambil
keputusan tapi juga menyediakan gambaran yang baik atas praktek
pengambilan keputusan. Menerapkan model mixed scanning pada
pembuatan kebijakan penyakit sifilis bawaan mungkin menggambarkan
praktek model ini digunakan dibeberapa negara.
16. SEKTOR
SWASTA
organisasi yang bertujuan mendapatkan keuntungan Dalam
beberapa lingkup kesehatan juga termasuk dalam sektor swasta
contohnya dokter pribadi, produsen obat dan penyedia alkes,
bgitu pula rumah sakit.
Peran sektor swasta pada kebijakan politik bertujuan untuk
memperluas cakupan organisasi-organisasi yang terdaftar
kedalam kelompok yang tidak hanya berorientasi pada
keuntungan saja tetapi juga mempunyai status organisasi amal
tentu saja hal ini bertujuan untuk mendukung kepentingan
perusahaan/indsiutri perdagangan.
Sektor berorientasi keuntungan dan kebijakan
kesehatan
17. Peran Negara
dalam system
Kesehatan
Untuk mengatur jumlah dan distribusi pelayanan, negara telah memberi
perijinan para penyedia jasa dan fasilitas, mengendalikan jumlah dan
besarnya sekolah medis, serta menyediakan insentif untuk praktek daerah
terpencil.
Untuk mengatur kualitas pelayanan kesehatan, pemerintah telah memberi
ijin para praktisi Kesehatan, mendaftar fasilitas‐fasilitas Kesehatan,
mengendalikan jenis pelayanan yang disediakan, mensyaratkan para
penyedia jasa untuk membuat prosedur penanganan keluhan, mensyaratkan
adanya informasi untuk mengawasi kualitas, mengendalikan pelatihan
kurikulum, enetapkan syarat‐syarat untuk melanjutkan Pendidikan,
memperkenalkan akreditasi untuk fasilitas Kesehatan.
Peranan negara pada pendanaan dan pengawaasan pelayanan Kesehatan
berbeda ditiap negara tergantung pada pasar swasta berkembang untuk
penjamin asuransi dan penyedia jasa dan apakah negara telah
mengambil tanggung jawab untuk menjamin seluruh warga.
18. Kritik Kepada
Negara
Ketidakpuasan pada negara berlangsung selama 1980-an yang mengarah ke
sektor pelayanan Kesehatan. Hal ini terjadi dalam konteks resesi
ekonomi dunia, meningkatkan utang pemerintah dan meningkatnya
pengeluaran pemerintah. Negara dianggap gagal menyediakan pelayanan
bagi semua orang, malah menaikan tingkat pengeluaran Tekanan politik
menghasilkan pendanaan masyarakat pada pelayanan kesehatan yang
tidak cost‐ effective, sedangkan pelayanan yang lebih cost‐efektif
tidak tersedia. Tuntutan politik dari para elit ekonomi dan kepentingan
pribadi birokrat kota menghasilkan alokasi sumber‐sumber daya yang
tidak proporsional untuk fasilitas‐fasilitas tersier kota yang
mengesampingkan pelayanan dasar bagi sebagian besar populasi.
19. Pengagasan
Kembali
Pemerintah
reformasi
sector
kesehatan
Melihat permasalahan‐permasalahan luas di sektor kesehatan ini,
tidaklah mengejutkan bahwa ide reformasi siap digunakan. Maksud
reformasi sangat dipengaruhi oleh ideologi yang berlaku tentang
peran pemerintah yang sepatutnya dan pemberian pelayanan kesehatan
pemerintah
Pemikiran ekonomi neo‐liberal dipakai sebagai penunjang untuk
mengerti akar permasalahan di sektor kesehatan dan sangat
mempengaruhi gambaran peran negara yang sesuai.
Menteri Kesehatan diharap memfokuskan diri pada kebijakan dan
pengawasan. Pada kasus lain, kekuasaan ditransfer ke kabupaten atau
tingkat daerah. Desentralisasi meliputi pemberian otonomi pada rumah
sakit dengan memberi mereka kontrol atas budget mereka
20. SEKTOR
SWASTA
Kekuatan adalah kemampuan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Sumber‐sumber daya sering memberikan kekuatan dan, dengan dasar
tersebut, kekuatan beberapa industri dan firma mungkin menjadi jelas bagi
kita. Perusahaan‐perusahaan memberi pemerintah berupa pendapatan
pajak, beberapa adalah perusahaan besar di perekonomian, dan
pemerintah mendapatkan pengaruh dalam masalah‐ masalah internasional
dengan menggunakan keistimewaan perusahaan‐perusahaan besar. Karena
itu pemerintah tertarik pada kesuksesan mereka. Di banyak sektor,
perusahaan‐perusahaan mempunyai kemampuan khusus yang diandalkan
pemerintah dalam pembuat kebijakan dan peraturan. Karena alasan ini,
bisnis besar dan kecil sering mempunyai peran penting dalam perdebatan
kebijakan
Apa yang membuat sektor swasta pelaku yang
kuat dalam kebijakan politik?
21. SEKTOR
SWASTA
Contoh sektor swasta terlibat dalam kebijakan kesehatan dengan cara
sektor swasta mengembangkan kebijakan kesehatan seperti menetapkan
peraturan yang keras bagi para pekerjanya (contoh: cuti sakit) atau asosiasi
industri membuat kebijakan untuk para anggotanya (contoh: sehubungan
dengan polusi lingkungan). Hal ini adalah salah satu cara sektor swasta
terlibat dalam kebijakan kesehatan. keterlibatan sektor swasta dalam
pembuatan kebijakan publik melalui kerjasama, disebut ‘ko‐regulasi’,
memberikan jalan tengah antara self‐ regulation dan kebijakan publik.
22. KESIMPULAN
Meskipun penting untuk memahami peran negara
dalam pembuatan kebijakan,namun analisis yang
dipusatkan seluruhnya pada negara tidak cukup. Hal ini
terjadi karena peran negara telah berubah dan sektor
swasta sekarang berperan lebih menonjol dalam
pembuatan kebijakan kesehatan secara independen
atau bekerja sama dengan negara.