Dokumen tersebut membahas dampak perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang berdampak buruk bagi perempuan dan kelompok marginal lainnya. Perempuan memiliki peran penting dalam pangan berkelanjutan karena hubungan yang erat dengan alam, namun seringkali tidak diperhitungkan dalam pengambilan kebijakan lingkungan. Perlu melibatkan perempuan dan budaya perempuan dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan.
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
2. BULETIN LENTERA PANRITA Edisi 2.pdf
1. Oleh:
Siti Aisa Lamane SP., M.Si
LENTERA PANRITA
Buletin
Pusat Kajian Budaya & Gender
Universitas Muhammadiyah Palopo
Dampak kerusakan
a l a m y a n g
s e m a k i n
m e ny e s a h k a n t u r u t
dialami oleh perempuan,
anak, dan kelompok-
kelompok etnis yang
t e r p i n g g i r k a n . D i
b e b e r a p a w i l a y a h
p e d e s a a n y a n g
m a s y a r a k a t n y a
mengandalkan hidupnya dari alam, kelangkaan
air mengakibatkan perempuan semakin sulit
untuk bisa mengakses air bersih dan menjaga
ketahanan pangan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Sementara di perkotaan,
perempuan menjadi sasaran budaya konsumtif
melalui industrialisasi pusat perbelanjaan.
Hasilnya adalah timbunan sampah yang
berkomponen polusi (plastik, styrofoam, dll),
pencemaran air tanah, yang berdampak buruk
bagi kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi
perempuan dan anak. Eksplorasi bumi melalui
fenomena penambangan di Indonesia menambah
panjang penderitaan perempuan, khususnya
yang tinggal di sekitar penambangan.
Persoalannya, dalam berbagai pembahasan
persoalan perubahan iklim dan krisis lingkungan,
belum diiringi kesadaran akan pentingnya
melibatkan perempuan, sebagai pihak yang
”terlupakan” selama ini, untuk memikirkan
solusinya(Hunga2013).
Perempuan memiliki peran dan misi
khususdialam inisepertimengasuh,memelihara,
berkorban, maupun menciptakan kedamaian.
Wanita harus ditingkatkan kesadarannya bahwa
dia adalah mahluk feminim dengan segala
kualitas, berimplikasi pada perlunya perempuan
diperlakukan khusus dan berbeda dari laki-laki.
Justru tuntutan kelompok feminis yang
menginginkan perlakuan sama antara laki-laki
dan perempuan merupakan salah satu bentuk
diskriminasi (Megawangi 1999). Perempuan
merupakan bagian dari sistem pangan
berkelanjutan karena ia sangat berkaitan
dengan alam. Subordinasi terhadap perempuan
dan bumi membangkitkan kesadaran para
perempuan untuk berdaulat atas pangan.
Kehadiran perempuan yang menyadari akan hal
itu merupakan bentuk kepedulian akan
keberlanjutan kehidupan manusia dan ekosistem
lainnya di masa yang akan datang (Shiva & Mies,
1993). Memaknai keterkaitan antara perempuan
dan alam juga harus berhati-hati. Makna
“perempuan dan alam” dapat dilihat sebagai
kesadaran akan adanya hubungan kekuasaan
yang tidak adil dan terdapat pula model relasi
dominasi di dalam wacana lingkungan hidup
yang sama dengan wacana perempuan.
Perempuan memiliki kesamaan secara
karakteristik dengan alam, oleh karena itu
perempuan memiliki sifat perawat, penjaga, dan
pelestari alam”. Sifat tersebut dapat
didefinisikan berdasarkan kesadaran buka
berdasarkankodrat perempuan.
Menurut Bank Dunia dalam bidang
pertanian, pelibatan perempuan memberi banyak
keuntungandiantaranya:
1. Kaum perempuan merupakan kontributor
utama bagi ekonomi, baik melalui pekerjaan
pertanian yang diupah maupun melalui
pekerjaan tradisional yang bermanfaat dalam
rumahtanggamaupundimasyarakat.
2. Desain, implementasi, dan pengelolaan proyek
yang tidak melibatkan isu gender akan
mengakibatkan keterlambatan proyek,
kemacetan implementasi, dan kegagalan
kinerjaproyekpadaumumnya.
3. Fokus terhadap isu-isu gender, akan membuat
proyek terus memberi manfaat meskipun
pelaksanaanproyektelahselesai.
5. Akses yang lebih baik pada sumber daya
juga memungkinkan kaum perempuan
mencurahkan lebih banyak waktunya dalam
kegiatan-kegiatan yang mendatangkan
pendapatan dan untuk mengurusi kebutuhan
merekasendirisertakeluargamereka.
Padamasyarakatyangmenjadikanalam
dan tanah sebagai sumber kehidupan, dimana
hubungan yang yang tercipta tidak sekadar
material, terjalin interkoneksi yang intim antara
bumi dan masyarakatnya (Shiva, 2005). Maka
menjadi penting mengintegrasikan perspektif
perempuan dalam pengambilan kebijakan.
S e b u a h k r i t i k t e r h a d a p p e n d e k a t a n
pembangunan yang tidak memperhatikan
k e b e r l a n g s u n g a n e k o l o g i s s e k a l i g u s
meminggirkan salah satu entitas manusia di
dalamnya yaitu perempuan. Oleh karenanya,
penting mengupayakan memecahkan masalah
kehidupan manusia dan alam yang berangkat dari
pengalaman perempuan dan menjadikan
pengalaman perempuan sebagai salah satu
sumber belajar dalam pengelolaan dan
pelestarian alam. Hal ini dilakukan agar tidak ada
lagi pemanfaatan tenaga kerja perempuan dan
keperempuanan perempuan sebagai sumber
tenaga kerja murah. Budaya perempuan yang
lebih dekat dan bersahabat dengan alam
dijadikan model alternatif untuk mewujudkan
keadilan sosial berwasan ekologis. Budaya
perempuan yang lebih dekat dengan alam dapat
dijadikan contoh untuk membangun relasi yang
harmoni antara manusia dengan alam.
6. Proyek yang melibatkan isu gender, pada saat
memeriksa kelayakan suatu proyek akan
menanyakan dua pertanyaan penting yang
muncul dari analisis gender: (1) Apa implikasi
praktis dariperbedaanperandanstatusantara
kaum perempuan dan laki-laki dalam wilayah
proyek terhadap kelayakan proyek dan
efektivitas desain. (2) Bagaimana proyek
tersebut bisa mengakomodasi perbedaan
peran kaum perempuan dan laki-laki. (3)
Potensi strategis apa yang ada pada proyek
untuk meningkatkan status kaum perempuan
dan mewujudkan kesetaraan gender. (4)
Bagaimana dampak proyek tersebut
terhadap kaum perempuan dan laki-laki. (5)
B a g a i m a n a p r o y e k t e r s e b u t d a p a t
berkontribusiterhadapstrategijangkapanjang
untukmencapaikesetaraangender.
4. Keterlibatan langsung kaum perempuan
melalui partisipasi aktif dalam perencanaan,
perancangan, implementasi dan evaluasi
proyek akan memberdayakan kaum
perempuan dan memberikan rasa kepemilikan
yang lebih kuat dan keterlibatan yang lebih
besardalamkeberhasilanproyek.
8. Ada kejelasan sampai sejauh mana kaum
perempuan memiliki ataumempunyai akses
pada lahan, modal, peralatan, dan faktor-
faktorproduksipertanian.
11. Meminimalkan kemungkinan dirugikannya
kaumperempuanolehproyek.
7. Adanya penumpulan data mengenai
keterlibatan kaum laki-laki maupun
perempuan dalam dalam setiap tahap siklus
pertanian, juga data tugas yang dilaksanakan
bersama antara kaum laki-laki dengan
perempuan dengan dan tugas-tugas yang
dilaksanakan sendiri-sendiri, serta data
mengenai tingkat kesesuaian pembagian kerja
berdasarkangender.
10. Kaum perempuan mendapatkandukungan
dari jaringan informal perempuan lainnya di
wilayahtersebut.
9. Ada pertimbangan memberikan akses yang adil
kepada kaum perempuan pada pelayanan
tambahan, pelatihan ketrampilan, pemasaran,
perlengkapan, dan masukan-masukan
pertaniansepertibibitdanpupuk.
Alamat Redaksi : Jl. Jenderal Sudirman KM. 03 Kota Palopo 91959
Tel./WA: 0822 7140 9565, Email: abdaziz@umpalopo.ac.id
umpalopo.ac.id umpalopo Universitas Muhammadiyah Palopo UM Palopo Ofcial
Jl. Jenderal Sudirman KM. 03 Binturu
Kec. Wara Selatan, Kota Palopo
Telp. 0471-327429
pmb.umpalopo.ac.id
SCAN UNTUK DAFTAR ONLINE
0813 4222 3504
(Samsinar, S.Pd., M.Pd.)
0852 5508 5813
(Andi Rizkiyah Hasbi, S.Pt., M.Si.)
Diterbitkan atas kerjasama Pusat Kajian Budaya dan Gender & Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah
RELASI ALAM DAN PEREMPUAN
RELASI ALAM DAN PEREMPUAN
Dosen Universitas Muhammadiyah Palopo
Edisi 2
09 Jumadil Awal 1443 H
13 Desember 2021 M