Peraturan Pemerintah ini mengubah UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dengan menambahkan ketentuan tentang penundaan pemilihan kepala daerah dalam kondisi bencana alam atau kerusuhan serta memberikan batasan jumlah pemilih per TPS.
Dokumen tersebut membahas tentang Peraturan Zonasi yang merupakan pengaturan lebih lanjut untuk pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Peraturan Zonasi mencakup aturan-aturan mengenai penggunaan lahan dan bangunan, intensitas pemanfaatan ruang, tata massa bangunan, prasarana minimum, dan pengendalian. Tahapan penyusunan Peraturan Zonasi meliputi penyusunan klasifikasi zon
Dokumen tersebut membahas strategi pembentukan daerah otonom di masa mendatang, termasuk syarat-syarat pembentukan daerah baru, permasalahan yang ada, dan saran untuk mengatasi permasalahan tersebut. Beberapa poin penting adalah perlunya evaluasi menyeluruh mengenai pemekaran daerah, pemekaran daerah sepenuhnya menjadi wewenang pemerintah pusat, dan perlu dipersiapkan secara matang
Permen PU Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetuj...Penataan Ruang
Peraturan ini mengatur tentang pelimpahan kewenangan Menteri Pekerjaan Umum kepada gubernur dalam memberikan persetujuan substansi rancangan peraturan daerah tentang Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/Kota. Kriteria pelimpahan kewenangan meliputi pemenuhan kriteria provinsi dalam hal peraturan RTRW, jumlah kabupaten/kota yang memiliki RTRW, unit eselon III teknis penataan ruang, badan koordinasi penataan ruang,
Peraturan Pemerintah ini mengubah UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dengan menambahkan ketentuan tentang penundaan pemilihan kepala daerah dalam kondisi bencana alam atau kerusuhan serta memberikan batasan jumlah pemilih per TPS.
Dokumen tersebut membahas tentang Peraturan Zonasi yang merupakan pengaturan lebih lanjut untuk pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Peraturan Zonasi mencakup aturan-aturan mengenai penggunaan lahan dan bangunan, intensitas pemanfaatan ruang, tata massa bangunan, prasarana minimum, dan pengendalian. Tahapan penyusunan Peraturan Zonasi meliputi penyusunan klasifikasi zon
Dokumen tersebut membahas strategi pembentukan daerah otonom di masa mendatang, termasuk syarat-syarat pembentukan daerah baru, permasalahan yang ada, dan saran untuk mengatasi permasalahan tersebut. Beberapa poin penting adalah perlunya evaluasi menyeluruh mengenai pemekaran daerah, pemekaran daerah sepenuhnya menjadi wewenang pemerintah pusat, dan perlu dipersiapkan secara matang
Permen PU Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetuj...Penataan Ruang
Peraturan ini mengatur tentang pelimpahan kewenangan Menteri Pekerjaan Umum kepada gubernur dalam memberikan persetujuan substansi rancangan peraturan daerah tentang Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/Kota. Kriteria pelimpahan kewenangan meliputi pemenuhan kriteria provinsi dalam hal peraturan RTRW, jumlah kabupaten/kota yang memiliki RTRW, unit eselon III teknis penataan ruang, badan koordinasi penataan ruang,
Instrumen lengkap perbatasan negara revKotjo Negoro
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan peraturan zonasi di kawasan perbatasan negara, meliputi pembahasan tentang zoning map, zoning text, ketentuan tambahan, ketentuan khusus, teknik-teknik peraturan zonasi, dan pedoman pemberian insentif serta disinsentif.
:::PER ::::: 20/PJ/2015 Tentang Tata Cara Pengenaan PBB Sektor LainnyaRoko Subagya
Per 20 pj 2015 tg tata cara pengenaan pbb sektor lainnya
Per 20 pj 2015 tg tata cara pengenaan pbb sektor lainnya
Per 20 pj 2015 tg tata cara pengenaan pbb sektor lainnya
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Kh...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang tata cara penetapan kawasan khusus yang ditetapkan oleh pemerintah pusat untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi pemerintahan tertentu yang bersifat khusus bagi kepentingan nasional. Kawasan khusus dapat diusulkan oleh menteri, lembaga pemerintah nonkementerian, gubernur, atau bupati/walikota dengan memenuhi persyaratan administratif, teknis, dan fisik ke
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...Penataan Ruang
Peraturan Menteri ini mengatur tentang pedoman persetujuan substansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Pedoman ini meliputi prosedur pengajuan rancangan peraturan daerah, evaluasi materi muatan teknis, dan persetujuan substansi oleh Menteri sebelum ditetapkan menjadi peraturan daerah. Tujuannya agar rencana tata ruang yang ditetapkan sesuai dengan k
Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kotaapotek agam farma
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara pengenaan sanksi terhadap pelanggaran ketentuan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah sesuai UU No. 28 Tahun 2009. Sanksi dapat berupa penundaan atau pemotongan Dana Alokasi Umum dan/atau Dana Bagi Hasil apabila daerah melakukan pelanggaran prosedur penetapan peraturan daerah.
Buku ini berisi penjelasan tentang Integral, Program Linear, Matriks, Vektor, Barisan dan Deret, Transformasi Geometri, Fungsi Eksponen dan Logaritma. Pada setiap bab terdapat tujuan pembelajaran, pengantar bab, materi pembelajaran, rangkuman, dan soal latihan berupa Asah Kompetensi, Asah Kemampuan, dan Ulangan Bab.
Teori belajar humanistik bertujuan untuk memahami diri sendiri dan lingkungan. Dokumen ini menjelaskan berbagai ukuran pemusatan dan penyebaran data seperti rata-rata, median, modus, serta simpangan baku dan varians untuk menganalisis data tunggal maupun kelompok.
Dokumen tersebut membahas tentang ukuran pemusatan dan penyebaran data dalam statistika. Ukuran pemusatan meliputi rata-rata, median, dan modus, sedangkan ukuran penyebaran meliputi kuartil, desil, dan persentil. Diberikan contoh perhitungan dan penjelasan setiap ukuran tersebut beserta rumus-rumus yang digunakan.
Strategi Manajemen Pembangunan Daerah Penyelarasan dengan RPJMN 2015-2019Dadang Solihin
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas penyelarasan rencana pembangunan jangka menengah provinsi Kalimantan Selatan dengan rencana pembangunan jangka menengah nasional untuk periode 2015-2019. Ia menyoroti sasaran-sasaran makroekonomi, pembangunan infrastruktur transportasi, ketenagalistrikan, telekomunikasi, dan sektor-sektor lainnya serta koordinasi antar kementerian dan pemerintah daerah dalam merealisasikan program-program prioritas
Sesungguhnya realitas buruk umat ini perlu diubah. Perubahan itu seharusnya dilakukan secara politis melalui sebuah partai (kutlah) politik yang ditegakkan di atas dasar ideologi (mabda’) Islam. Aktivitas partai politik ideologi Islam berkaitan dengan transformasi sosial atau perubahan masyarakat. Oleh karena itu, ia harus mengadopsi secara rinci semua hal yang berkaitan dengan perubahan masyarakat, yakni berupa berbagai pemikiran dan hukum-hukum syariat yang berkaitan dengan perbaikan realitas masyarakat ini.
Instrumen lengkap perbatasan negara revKotjo Negoro
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan peraturan zonasi di kawasan perbatasan negara, meliputi pembahasan tentang zoning map, zoning text, ketentuan tambahan, ketentuan khusus, teknik-teknik peraturan zonasi, dan pedoman pemberian insentif serta disinsentif.
:::PER ::::: 20/PJ/2015 Tentang Tata Cara Pengenaan PBB Sektor LainnyaRoko Subagya
Per 20 pj 2015 tg tata cara pengenaan pbb sektor lainnya
Per 20 pj 2015 tg tata cara pengenaan pbb sektor lainnya
Per 20 pj 2015 tg tata cara pengenaan pbb sektor lainnya
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Kh...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang tata cara penetapan kawasan khusus yang ditetapkan oleh pemerintah pusat untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi pemerintahan tertentu yang bersifat khusus bagi kepentingan nasional. Kawasan khusus dapat diusulkan oleh menteri, lembaga pemerintah nonkementerian, gubernur, atau bupati/walikota dengan memenuhi persyaratan administratif, teknis, dan fisik ke
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...Penataan Ruang
Peraturan Menteri ini mengatur tentang pedoman persetujuan substansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Pedoman ini meliputi prosedur pengajuan rancangan peraturan daerah, evaluasi materi muatan teknis, dan persetujuan substansi oleh Menteri sebelum ditetapkan menjadi peraturan daerah. Tujuannya agar rencana tata ruang yang ditetapkan sesuai dengan k
Tata cara pengenaan sanksi pdrd sesuai uu 28 2009 kab kotaapotek agam farma
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara pengenaan sanksi terhadap pelanggaran ketentuan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah sesuai UU No. 28 Tahun 2009. Sanksi dapat berupa penundaan atau pemotongan Dana Alokasi Umum dan/atau Dana Bagi Hasil apabila daerah melakukan pelanggaran prosedur penetapan peraturan daerah.
Buku ini berisi penjelasan tentang Integral, Program Linear, Matriks, Vektor, Barisan dan Deret, Transformasi Geometri, Fungsi Eksponen dan Logaritma. Pada setiap bab terdapat tujuan pembelajaran, pengantar bab, materi pembelajaran, rangkuman, dan soal latihan berupa Asah Kompetensi, Asah Kemampuan, dan Ulangan Bab.
Teori belajar humanistik bertujuan untuk memahami diri sendiri dan lingkungan. Dokumen ini menjelaskan berbagai ukuran pemusatan dan penyebaran data seperti rata-rata, median, modus, serta simpangan baku dan varians untuk menganalisis data tunggal maupun kelompok.
Dokumen tersebut membahas tentang ukuran pemusatan dan penyebaran data dalam statistika. Ukuran pemusatan meliputi rata-rata, median, dan modus, sedangkan ukuran penyebaran meliputi kuartil, desil, dan persentil. Diberikan contoh perhitungan dan penjelasan setiap ukuran tersebut beserta rumus-rumus yang digunakan.
Strategi Manajemen Pembangunan Daerah Penyelarasan dengan RPJMN 2015-2019Dadang Solihin
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas penyelarasan rencana pembangunan jangka menengah provinsi Kalimantan Selatan dengan rencana pembangunan jangka menengah nasional untuk periode 2015-2019. Ia menyoroti sasaran-sasaran makroekonomi, pembangunan infrastruktur transportasi, ketenagalistrikan, telekomunikasi, dan sektor-sektor lainnya serta koordinasi antar kementerian dan pemerintah daerah dalam merealisasikan program-program prioritas
Sesungguhnya realitas buruk umat ini perlu diubah. Perubahan itu seharusnya dilakukan secara politis melalui sebuah partai (kutlah) politik yang ditegakkan di atas dasar ideologi (mabda’) Islam. Aktivitas partai politik ideologi Islam berkaitan dengan transformasi sosial atau perubahan masyarakat. Oleh karena itu, ia harus mengadopsi secara rinci semua hal yang berkaitan dengan perubahan masyarakat, yakni berupa berbagai pemikiran dan hukum-hukum syariat yang berkaitan dengan perbaikan realitas masyarakat ini.
Bela Negara dan Ketahanan Nasional dalam rangka Pembangunan BangsaDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas tentang konsep ketahanan nasional Indonesia yang mencakup tujuh aspek (astagatra), yaitu tiga aspek alam (trigatra) dan empat aspek sosial (pancagatra). Dokumen ini juga menjelaskan prinsip-prinsip dan manfaat penerapan konsep ketahanan nasional bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia."
Dokumen ini membahas klasifikasi iklim menurut beberapa sistem seperti iklim Matahari, Koppen, Schmidt Ferguson, dan Junghuhn. Juga membahas soal tes lisan tentang dasar-dasar pembagian iklim tersebut dan soal tentang menentukan klasifikasi iklim menurut Schmidt Ferguson berdasarkan data curah hujan bulanan.
This document discusses different types of reading assessments:
1) Perceptive reading assessments include reading aloud, writing responses, multiple choice, and picture-cued items to test reading comprehension at the word and sentence level.
2) Selective reading assessments use multiple choice, matching, editing, and picture-cued tasks to examine ability at a higher comprehension level.
3) Interactive reading assessments focus on skills like cloze tasks, scanning information, transferring data from charts/graphs, ordering tasks, and short-answer questions to evaluate reading strategies and understanding of longer texts.
Teks tersebut menjelaskan berbagai konsep statistika dasar seperti rata-rata (mean), modus, median, dan kuartil untuk data tunggal maupun berkelompok beserta contoh perhitungannya.
Dokumen tersebut membahas perencanaan sistem drainase untuk beberapa jenis infrastruktur seperti jalan raya, lapangan terbang, pertanian, rel kereta api, rumah tinggal, lapangan golf. Termasuk didalamnya adalah penjelasan mengenai landasan teori drainase permukaan dan bawah permukaan, contoh perhitungan drainase untuk jalan raya yang mencakup penentuan daerah layanan, kondisi permukaan, waktu konsentrasi, data curah hujan,
Kewenangan otonomi daerah dan syarat untuk menjadi daerah otonomsumarni .
kewenangan otonomi daerah dan syarat untuk menjadi daerah otonom itu berbeda antara pemerintahan pusat, pemerintahan provinsi dan pemerintahan kab/kota
Praktek Terbaik untuk Inovasi Pemenuhan Pelayanan Publik PerkotaanOswar Mungkasa
tanpa sumber penulis, disampaikan pada Seminar nasional Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN). Mewujudkan Kota Masa Depan Indonesia. Jakarta 13 Desember 2012
POKOK-POKOK PIKIRAN UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAHSiti Sahati
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah membahas tentang pengaturan sistem pemerintahan daerah di Indonesia sesuai dengan amandemen Undang-Undang Dasar 1945. Undang-undang ini mengatur tentang pembentukan, penghapusan, dan penggabungan daerah serta pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah pusat dan daerah.
Administrasi kependudukan mencakup pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, dan pengelolaan informasi penduduk untuk mendukung pelayanan publik dan pembangunan. Dokumen ini membahas konsep, tujuan, manfaat, mekanisme pelayanan, dan pencegahan pungli dalam administrasi kependudukan.
Berdasarkan dokumen tersebut, proposal penelitian ini membahas tentang pembentukan peraturan daerah yang demokratis oleh pemerintah daerah Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan asas perundang-undangan demokratis dalam pembentukan perda dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta memberikan rekomendasi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif dengan mengan
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang dasar hukum dan pengertian pengamanan obyek vital nasional di Polri. Dokumen tersebut menjelaskan tugas pokok Direktorat Pengamanan Obyek Vital dan Infrastruktur (DIT PAM OBVIT) dalam menyelenggarakan pengamanan obyek khusus, lingkungan industri, objek wisata, dan lembaga negara termasuk VIP yang memerlukan pengamanan khusus. Dokumen tersebut juga men
Dokumen ini berisi pedoman penyusunan rencana tata ruang kawasan strategis nasional (RTR KSN) yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum. RTR KSN merupakan hasil perencanaan tata ruang untuk wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena memiliki pengaruh penting secara nasional. Pedoman ini mengatur ketentuan umum dan teknis muatan RTR KSN serta prosedur penyusunannya yang meliputi persiapan
Peraturan Daerah ini menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung untuk periode 2004-2024. RTRW ini mengatur penggunaan ruang di Kota Bandung berdasarkan visi pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Pedoman ini mengatur kriteria pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di sepanjang jalan arteri primer antarkota. Pedoman ini menjelaskan struktur pemanfaatan ruang, sistem jaringan jalan primer, dan karakteristik jalan arteri primer seperti kecepatan rencana minimal 60 km/h dan lebar daerah manfaat minimal 11 meter."
Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan RakyatOswar Mungkasa
Dokumen tersebut membahas tentang standar pelayanan minimal bidang perumahan rakyat yang meliputi rumah layak huni dan lingkungan yang sehat serta aman yang didukung prasarana dan sarana. Dokumen tersebut juga menjelaskan indikator, target capaian, dan pembiayaan pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang perumahan rakyat di tingkat provinsi dan kabupaten/kota."
Dokumen tersebut membahas tentang peraturan zonasi dalam UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang. Ia menjelaskan pengertian, fungsi, ketentuan penyusunan, dan kewajiban pemerintah dalam peraturan zonasi. Peraturan zonasi merupakan pedoman pengendalian pemanfaatan ruang yang disusun berdasarkan rencana rinci tata ruang untuk setiap zona.
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan RuangOswar Mungkasa
Dokumen tersebut membahas tantangan dan peluang dalam mencapai sinergitas antara Rencana Tata Ruang dengan Rencana Pembangunan di tingkat daerah. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain perbedaan muatan substansi antar dokumen, konsistensi perencanaan dari jangka panjang hingga menengah, serta kesulitan menerjemahkan Rencana Tata Ruang ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Renstra SKPD.
Similar to 13 isu strategis ruu revisi 32 thn 2004 (mei 2011) (20)
Makalah ini membahas tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menjelaskan pengertian KBK, latar belakang, prinsip, komponen, pelaksanaan, dan evaluasi KBK. KBK bertujuan mengembangkan kompetensi peserta didik berdasarkan standar kinerja dan memberdayakan sumber belajar. KBK memiliki keunggulan seperti memberikan pengalaman belajar berpusat pada peserta didik namun juga memiliki kelemahan
Makalah ini membahas tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pertama, menjelaskan pengertian kurikulum dan kompetensi. Kedua, latar belakang diterapkannya KBK di Indonesia yaitu rendahnya mutu pendidikan dan persaingan global. Ketiga, KBK dirancang untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai tuntutan dunia kerja dengan menekankan pada proses pembelajaran berbasis kompetensi
Kurikulum 1994 dan KBK memiliki perbedaan pendekatan. Kurikulum 1994 berfokus pada materi pelajaran sedangkan KBK berfokus pada pencapaian kompetensi siswa. KBK memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dalam menyusun silabus dan mengevaluasi proses belajar mengajar.
Dokumen ini membahas pentingnya analisis kurikulum pendidikan yang harus selalu disesuaikan dengan perkembangan zaman. Kurikulum tidak hanya terkait materi pelajaran tetapi juga aspek-aspek lain seperti moral dan karakter. Evaluasi pendidikan tidak hanya menekankan keberhasilan intelektual tetapi juga moral. Kurikulum perlu dirancang untuk tujuan jangka panjang dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti budaya, ideologi
Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah SMK Nurul Huda Pringsewu adalah gaya transformasional. Gaya ini menempatkan perhatian pada pengembangan individu dan mampu mengilhami orang lain untuk bekerja ekstra demi mencapai tujuan kelompok melalui kharisma, inspirasi, stimulasi intelektual, dan pertimbangan individual.
Dokumen tersebut membahas pentingnya kurikulum pendidikan yang selalu berkembang sesuai dengan perubahan zaman, serta perlunya evaluasi pendidikan yang tidak hanya menekankan pada aspek intelektual tetapi juga moral. Kurikulum harus mempertimbangkan berbagai aspek seperti budaya, ideologi, sejarah, dan tujuan pembangunan negara.
Makalah ini membahas tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menjelaskan pengertian KBK, latar belakang, prinsip, komponen, pelaksanaan, dan evaluasi KBK. KBK bertujuan mengembangkan kompetensi peserta didik berdasarkan standar kinerja dan memberdayakan sumber belajar. KBK memiliki keunggulan seperti memberdayakan potensi peserta didik dan kelemahan seperti sering mengalami perubahan.
Kurikulum merupakan komponen penting dalam pendidikan yang memiliki peran strategis sebagai wadah transformasi nilai pendidikan suatu bangsa. Pengembangan kurikulum memerlukan dasar-dasar seperti filsafat, psikologi, sosial budaya, dan teknologi untuk menyesuaikan perubahan sosial. Tujuan pengembangan kurikulum adalah menyesuaikan pendidikan dengan perubahan sosial serta mengembangkan pengetahuan.
Dokumen ini membahas pentingnya analisis kurikulum pendidikan yang harus selalu disesuaikan dengan perkembangan zaman. Kurikulum tidak hanya terkait materi pelajaran tetapi juga aspek-aspek di luar materi. Evaluasi pendidikan tidak hanya menekankan keberhasilan intelektual tetapi juga moral. Kurikulum perlu dirancang untuk tujuan jangka panjang dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti budaya, ideologi, sejarah,
Korelasi adalah hubungan antara dua variabel. Korelasi dapat berupa positif, negatif, atau nol. Korelasi positif berarti ketika nilai satu variabel meningkat, nilai variabel lain juga meningkat. Korelasi negatif berarti ketika nilai satu variabel meningkat, nilai variabel lain menurun. Korelasi nol berarti tidak ada hubungan antara kedua variabel. Korelasi Pearson digunakan untuk mengukur besarnya hubungan ant
Dokumen tersebut membahas tentang analisis regresi yang digunakan untuk menentukan hubungan antara variabel bebas dan terikat. Regresi linier sederhana menggunakan persamaan Y = a + bX, sedangkan regresi linier berganda menggunakan persamaan Y' = a + b1X1+ b2X2+.....+ bnXn. Langkah-langkah penyelesaian regresi linier berganda dijelaskan beserta contoh soalnya.
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
1. PERUBAHAN UNDANG-UNDANG
NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG
PEMERINTAHAN DAERAH:
1. RUU TENTANG
PEMERINTAHAN DAERAH
2. RUU TENTANG PILKADA
3. RUU TENTANG DESA
1
3. 1. PEMBENTUKAN DAERAH
OTONOM
2. PEMBAGIAN URUSAN PEM
3. DAERAH BERCIRI KEPULAUAN
4. PERAN GUBERNUR SEBAGAI
WAKIL PUSAT
5. SINERGI URUSAN PEM,
PERANGKAT DAN PEMBANGUNAN
PUSAT DAN DAERAH
6. KECAMATAN
7. APARATUR DAERAH
8. PERATURAN DAERAH
(PERDA)
9. KEUANGAN DAERAH
10. PELAYANAN PUBLIK
11. PARTISIPASI MASYARAKAT
12. KERJASAMA ANTAR
DAERAH
13. TINDAKAN HUKUM THD
APARATUR PEMDA
3
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E M E R I N T A H A N D A E R A H
RUU tentang Pemerintahan Daerah masih dalam proses akhir
harmonisasi dengan kementerian/LPNK oleh Kemendagri dan
difasilitasi oleh Kemenkumham.
4. 4
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E R U B A H A N U U 3 2 / 2 0 0 4
ISU-ISU
STRATEGIS
RUU PEMDA UU 32/04
1. PEMBENTUKAN
DAERAH
OTONOM
Pembentukan DOB dilakukan melalui tahap persiapan
dan memenuhi persyaratan adm. & persyaratan teknis
(Pasal 7 ayat 3)
Daerah persiapan ditetapkan dgn PP
Masa daerah persiapan selama 3 thn & dilakukan
evaluasi utk ditetapkan sbg DOB / digabung kembali
ke daerah induk jika hasil evaluasi dinyatakan tdk
layak (Pasal 11)
Tidak melalui daerah persiapan
Persyaratan administrasi terdiri dari persetujuan
DPRD, kepala daerah secara berjenjang serta
rekomendasi menteri
Persyaratan administrasi terdiri dari
persetujuan DPRD, kepala daerah
serta rekomendasi menteri
Persyaratan teknis terdiri dari geografis, penduduk,
kesisteman, cakupan wilayah dan usia pemerintahan
Persyaratan teknis mencakup faktor
kemampuan ekonomi, potensi
daerah, sosbud, sospol,
kependudukan, hankam & faktor lain
Pembentukan DOB untuk kepentingan strategis
nasional tidak diperlukan persyaratan adm. &
persyaratan teknis dan tidak diperlukan masa
persiapan (Pasal 14)
Tidak diatur
5. 5
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E R U B A H A N U U 3 2 / 2 0 0 4
ISU-ISU
STRATEGIS
RUU PEMERINTAHAN DAERAH UU 32/04
1. PEMBENTUKAN
DAERAH
OTONOM
(lanjutan)
Daerah dapat dihapus berdasarkan hasil
evaluasi dinyatakan tdk mampu
menyelenggarakan otonomi daerah (Pasal 15
ayat 1)
Daerah yang dihapus digabung dgn daerah
lain yang sama tingkatannya & berdampingan
(Pasal 15 ayat 2)
Daerah dapat dihapus dan
digabung berdasarkan hasil
evaluasi dinyatakan tidak
mampu menyelenggarakan
otonomi daerah
Penggabungan daerah otonom dilakukan
dengan menggabungkan dua daerah otonom
atau lebih menjadi satu daerah otonom baru.
Penggabungan daerah otonom dilakukan
secara sukarela dan daerah yang bergabung
diberikan insentif. (pasal 16)
Penggabungan daerah secara
sukarela belum diatur
6. 6
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E R U B A H A N U U 3 2 / 2 0 0 4
ISU-ISU
STRATEGIS
RUU PEMERINTAHAN DAERAH UU 32/04
2. URUSAN
PEMERINTAHAN
Urusan pem diklasifikasikan menjadi 3, yaitu urusan
absolut, urusan konkuren dan urusan pemerintahan
umum. urusan konkuren dibagi antara pusat dan
daerah (Pasal 20)
Urusan pemerintahan umum adalah urusan
memelihara empat pilar negara (pancasila, uud 45,
bhineka tunggal ika dan nkri).
Urusan pemerintahan konkuren yg diserahkan kpd
daerah & menimbulkan dampak ekologis yaitu
meliputi kehutanan, kelautan dan perikanan laut
menjadi kewenangan pemda provinsi. kab/kota
mendapatkan bagi hasil
Dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum,
kdh dibantu perangkat pusat (kesbangpol)
7. 7
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E M E R I N T A H A N D A E R A H
ISU-ISU STRATEGIS HASIL HARMONISASI
2.
3. DAERAH BERCIRI
KEPULAUAN
PROVINSI KEPULAUAN TDK DIATUR SCR KHUSUS KRN DIDLM HK
INTERNASIONAL YG DIKNL HANYA NEGARA KEPULAUAN SHG ISTILAH
PROVINSI KEPULAUAN DPT BERKONOTASI NEGARA DLM NEGARA
UTK MENGAKOMODIR KEBUTUHAN DAERAH BERCIRI KEPULAUAN,
FORMULA DAN PENGHITUNGAN DAU MEMPERTIMBANGKAN DAERAH
YG BERCIRI KEPULAUAN, YAITU BOBOT ASPEK GEOGRAFI WILAYAH
KEPULAUAN DIPERBESAR
8. 8
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E R U B A H A N U U 3 2 / 2 0 0 4
ISU-ISU
STRATEGIS
RUU PEMDA UU 32/04
1. PEMBENTUKAN
DAERAH
OTONOM
PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM BARU DAPAT
DILAKUKAN MELALUI TOP DOWN UNTUK
KEPENTINGAN STRATEGIS NASIONAL DAN BOTTOM
UP MELALUI USULAN DARI MASYARAKAT (Pasal…)
PEMBENTUKAN DAERAH MELALUI MEKANISME BOTTOM
UP DIBERLAKUKAN PARAMETER PEMBENTUKAN
DAERAH PERSIAPAN BERDASARKAN PERSYARATAN
TEKNIS DAN ADMINISTRASI:
o TEKNIS TERDIRI DARI GEOGRAFIS, PENDUDUK,
KESISTEMAN, CAKUPAN WILAYAH DAN USIA
PEMERINTAHAN;
o ADMINISTRASI TERDIRI DARI PERSETUJUAN DPRD,
KEPALA DAERAH SECARA BERJENJANG SERTA
REKOMENDASI MENTERI.
9. 9
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E R U B A H A N U U 3 2 / 2 0 0 4
ISU-ISU
STRATEGIS
RUU PEMDA UU 32/04
1. PEMBENTUKAN
DAERAH
OTONOM
PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM BARU DAPAT
DILAKUKAN MELALUI TOP DOWN UNTUK
KEPENTINGAN STRATEGIS NASIONAL DAN BOTTOM
UP MELALUI USULAN DARI MASYARAKAT (Pasal…)
PEMBENTUKAN DAERAH MELALUI MEKANISME BOTTOM
UP DIBERLAKUKAN PARAMETER PEMBENTUKAN
DAERAH PERSIAPAN BERDASARKAN PERSYARATAN
TEKNIS DAN ADMINISTRASI:
o TEKNIS TERDIRI DARI GEOGRAFIS, PENDUDUK,
KESISTEMAN, CAKUPAN WILAYAH DAN USIA
PEMERINTAHAN;
o ADMINISTRASI TERDIRI DARI PERSETUJUAN DPRD,
KEPALA DAERAH SECARA BERJENJANG SERTA
REKOMENDASI MENTERI.
10. 10
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E R U B A H A N U U 3 2 / 2 0 0 4
ISU-ISU
STRATEGIS
RUU PEMDA UU 32/04
1. PEMBENTUKAN
DAERAH
OTONOM
PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM BARU DAPAT
DILAKUKAN MELALUI TOP DOWN UNTUK
KEPENTINGAN STRATEGIS NASIONAL DAN BOTTOM
UP MELALUI USULAN DARI MASYARAKAT (Pasal…)
PEMBENTUKAN DAERAH MELALUI MEKANISME BOTTOM
UP DIBERLAKUKAN PARAMETER PEMBENTUKAN
DAERAH PERSIAPAN BERDASARKAN PERSYARATAN
TEKNIS DAN ADMINISTRASI:
o TEKNIS TERDIRI DARI GEOGRAFIS, PENDUDUK,
KESISTEMAN, CAKUPAN WILAYAH DAN USIA
PEMERINTAHAN;
o ADMINISTRASI TERDIRI DARI PERSETUJUAN DPRD,
KEPALA DAERAH SECARA BERJENJANG SERTA
REKOMENDASI MENTERI.
11. 11
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E R U B A H A N U U 3 2 / 2 0 0 4
ISU-ISU
STRATEGIS
RUU PEMDA UU 32/04
1. PEMBENTUKAN
DAERAH
OTONOM
PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM BARU DAPAT
DILAKUKAN MELALUI TOP DOWN UNTUK
KEPENTINGAN STRATEGIS NASIONAL DAN BOTTOM
UP MELALUI USULAN DARI MASYARAKAT (Pasal…)
PEMBENTUKAN DAERAH MELALUI MEKANISME BOTTOM
UP DIBERLAKUKAN PARAMETER PEMBENTUKAN
DAERAH PERSIAPAN BERDASARKAN PERSYARATAN
TEKNIS DAN ADMINISTRASI:
o TEKNIS TERDIRI DARI GEOGRAFIS, PENDUDUK,
KESISTEMAN, CAKUPAN WILAYAH DAN USIA
PEMERINTAHAN;
o ADMINISTRASI TERDIRI DARI PERSETUJUAN DPRD,
KEPALA DAERAH SECARA BERJENJANG SERTA
REKOMENDASI MENTERI.
12. 12
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E R U B A H A N U U 3 2 / 2 0 0 4
ISU-ISU
STRATEGIS
RUU PEMDA UU 32/04
1. PEMBENTUKAN
DAERAH
OTONOM
PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM BARU DAPAT
DILAKUKAN MELALUI TOP DOWN UNTUK
KEPENTINGAN STRATEGIS NASIONAL DAN BOTTOM
UP MELALUI USULAN DARI MASYARAKAT (Pasal…)
PEMBENTUKAN DAERAH MELALUI MEKANISME BOTTOM
UP DIBERLAKUKAN PARAMETER PEMBENTUKAN
DAERAH PERSIAPAN BERDASARKAN PERSYARATAN
TEKNIS DAN ADMINISTRASI:
o TEKNIS TERDIRI DARI GEOGRAFIS, PENDUDUK,
KESISTEMAN, CAKUPAN WILAYAH DAN USIA
PEMERINTAHAN;
o ADMINISTRASI TERDIRI DARI PERSETUJUAN DPRD,
KEPALA DAERAH SECARA BERJENJANG SERTA
REKOMENDASI MENTERI.
13. 13
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E R U B A H A N U U 3 2 / 2 0 0 4
ISU-ISU
STRATEGIS
RUU PEMDA UU 32/04
1. PEMBENTUKAN
DAERAH
OTONOM
PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM BARU DAPAT
DILAKUKAN MELALUI TOP DOWN UNTUK
KEPENTINGAN STRATEGIS NASIONAL DAN BOTTOM
UP MELALUI USULAN DARI MASYARAKAT (Pasal…)
PEMBENTUKAN DAERAH MELALUI MEKANISME BOTTOM
UP DIBERLAKUKAN PARAMETER PEMBENTUKAN
DAERAH PERSIAPAN BERDASARKAN PERSYARATAN
TEKNIS DAN ADMINISTRASI:
o TEKNIS TERDIRI DARI GEOGRAFIS, PENDUDUK,
KESISTEMAN, CAKUPAN WILAYAH DAN USIA
PEMERINTAHAN;
o ADMINISTRASI TERDIRI DARI PERSETUJUAN DPRD,
KEPALA DAERAH SECARA BERJENJANG SERTA
REKOMENDASI MENTERI.
14. 14
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E R U B A H A N U U 3 2 / 2 0 0 4
ISU-ISU
STRATEGIS
RUU PEMDA UU 32/04
1. PEMBENTUKAN
DAERAH
OTONOM
PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM BARU DAPAT
DILAKUKAN MELALUI TOP DOWN UNTUK
KEPENTINGAN STRATEGIS NASIONAL DAN BOTTOM
UP MELALUI USULAN DARI MASYARAKAT (Pasal…)
PEMBENTUKAN DAERAH MELALUI MEKANISME BOTTOM
UP DIBERLAKUKAN PARAMETER PEMBENTUKAN
DAERAH PERSIAPAN BERDASARKAN PERSYARATAN
TEKNIS DAN ADMINISTRASI:
o TEKNIS TERDIRI DARI GEOGRAFIS, PENDUDUK,
KESISTEMAN, CAKUPAN WILAYAH DAN USIA
PEMERINTAHAN;
o ADMINISTRASI TERDIRI DARI PERSETUJUAN DPRD,
KEPALA DAERAH SECARA BERJENJANG SERTA
REKOMENDASI MENTERI.
15. 15
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E R U B A H A N U U 3 2 / 2 0 0 4
ISU-ISU
STRATEGIS
RUU PEMDA UU 32/04
1. PEMBENTUKAN
DAERAH
OTONOM
PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM BARU DAPAT
DILAKUKAN MELALUI TOP DOWN UNTUK
KEPENTINGAN STRATEGIS NASIONAL DAN BOTTOM
UP MELALUI USULAN DARI MASYARAKAT (Pasal…)
PEMBENTUKAN DAERAH MELALUI MEKANISME BOTTOM
UP DIBERLAKUKAN PARAMETER PEMBENTUKAN
DAERAH PERSIAPAN BERDASARKAN PERSYARATAN
TEKNIS DAN ADMINISTRASI:
o TEKNIS TERDIRI DARI GEOGRAFIS, PENDUDUK,
KESISTEMAN, CAKUPAN WILAYAH DAN USIA
PEMERINTAHAN;
o ADMINISTRASI TERDIRI DARI PERSETUJUAN DPRD,
KEPALA DAERAH SECARA BERJENJANG SERTA
REKOMENDASI MENTERI.
16. 16
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E R U B A H A N U U 3 2 / 2 0 0 4
ISU-ISU
STRATEGIS
RUU PEMDA UU 32/04
1. PEMBENTUKAN
DAERAH
OTONOM
PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM BARU DAPAT
DILAKUKAN MELALUI TOP DOWN UNTUK
KEPENTINGAN STRATEGIS NASIONAL DAN BOTTOM
UP MELALUI USULAN DARI MASYARAKAT (Pasal…)
PEMBENTUKAN DAERAH MELALUI MEKANISME BOTTOM
UP DIBERLAKUKAN PARAMETER PEMBENTUKAN
DAERAH PERSIAPAN BERDASARKAN PERSYARATAN
TEKNIS DAN ADMINISTRASI:
o TEKNIS TERDIRI DARI GEOGRAFIS, PENDUDUK,
KESISTEMAN, CAKUPAN WILAYAH DAN USIA
PEMERINTAHAN;
o ADMINISTRASI TERDIRI DARI PERSETUJUAN DPRD,
KEPALA DAERAH SECARA BERJENJANG SERTA
REKOMENDASI MENTERI.
17. 17
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E R U B A H A N U U 3 2 / 2 0 0 4
ISU-ISU
STRATEGIS
RUU PEMDA UU 32/04
1. PEMBENTUKAN
DAERAH
OTONOM
PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM BARU DAPAT
DILAKUKAN MELALUI TOP DOWN UNTUK
KEPENTINGAN STRATEGIS NASIONAL DAN BOTTOM
UP MELALUI USULAN DARI MASYARAKAT (Pasal…)
PEMBENTUKAN DAERAH MELALUI MEKANISME BOTTOM
UP DIBERLAKUKAN PARAMETER PEMBENTUKAN
DAERAH PERSIAPAN BERDASARKAN PERSYARATAN
TEKNIS DAN ADMINISTRASI:
o TEKNIS TERDIRI DARI GEOGRAFIS, PENDUDUK,
KESISTEMAN, CAKUPAN WILAYAH DAN USIA
PEMERINTAHAN;
o ADMINISTRASI TERDIRI DARI PERSETUJUAN DPRD,
KEPALA DAERAH SECARA BERJENJANG SERTA
REKOMENDASI MENTERI.
18. 18
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E M E R I N T A H A N D A E R A H
ISU-ISU STRATEGIS HASIL HARMONISASI
4. PERAN GUB SBG
WKL PUSAT
GUBERNUR SBG WKL PEMERINTAH PUSAT MELAKSANAKAN BINWAS
UMUM DAN TEKNIS THD KAB/KOTA
KEMENTERIAN/LPNK MELIMPAHKAN KEWENANGAN BINWAS THD
KAB/KOTA KEPADA GUBERNUR SELAKU WAKIL PUSAT
GUBERNUR DALAM MELAKUKAN BINWAS DIBANTU OLEH
PERANGKAT GUBERNUR YANG DIBIAYAI APBN
SEKRETARIS DAERAH PROV. MERANGKAP SEBAGAI SEKRETARIS
GUB SBG WAKIL PUSAT
5. SINERGI URUSAN
PEM, PERANGKAT
DAN
PEMBANGUNAN
PUSAT DAN
DAERAH
PEMDA MENENTUKAN PRIORITAS URUSAN PEMERINTAHAN YG
BERSIFAT WJB & PILIHAN YG MENJADI KEWENANGANNYA
KEMENTERIAN/LPNK MELAKUKAN PEMETAAN URUSAN PEM WAJIB
DAN PILIHAN PROV. DAN KAB/KOTA (SECARA NASIONAL)
PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH BERDASARKAN PRIORITAS
PEMDA DAN PUSAT
PUSAT DAN DAERAH MELAKUKAN SINERGI PERENCANAAN
PEMBANGUNAN UNTUK MENCAPAI TARGET-TARGET NASIONAL DAN
DAERAH
19. 19
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E M E R I N T A H A N D A E R A H
ISU-ISU
STRATEGIS
HASIL HARMONISASI
6. KECAMATAN KECAMATAN ADALAH WIL. KERJA CAMAT SBG PERANGKAT DAERAH
KECAMATAN DIBENTUK DGN PERDA KAB/KOTA ATAS PERSETUJUAN
GUBERNUR
CAMAT DIANGKAT OLEH BUPATI/WALIKOTA ATAS PERSETUJUAN
GUBERNUR
CAMAT MEMPUNYAI TUGAS MEMBANTU BUPATI/WALIKOTA DALAM
MENYELENGGARAKAN TUGAS-TUGAS YANG BERSIFAT ATRIBUTIF DAN
PELIMPAHAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DARI BUPATI/WALIKOTA
SERTA PELIMPAHAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM
7. APARATUR
DAERAH
PENGATURAN PNS SCR UMUM DIATUR DI RUU KEPEGAWAIAN NEGARA
RUU INI MENGATUR SUBSTANSI YG SPESIFIK BERKAITAN DGN MANAJEMEN
PEMERINTAHAN DAERAH DALAM RANGKA PENCAPAIAN KINERJA DAERAH
MELIPUTI TUNJANGAN KINERJA, SEKDA SEBAGAI PEJABAT PEMBINA
KARIER PNS TERTINGGI DIDAERAH, TATA CARA PENGANGKATAN,
PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN JABATAN STRUKTURAL ES. II,
KOMPETENSI PNS DLM PENY. PEMDA DAN FORMASI PNS DI DAERAH
URUSAN APARATUR DAERAH YANG DIKELOLA SECARA NASIONAL ADALAH
PNS GOL IV/C KEATAS dan JABATAN STRATEGIS LAINNYA
20. 20
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E M E R I N T A H A N D A E R A H
ISU-ISUSTRATEGIS HASIL HARMONISASI
8. PERATURAN DAERAH RANC. PERDA KAB/KOTA YG MENGATUR TTG RPJPD, RPJMD,
APBD, PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, PEMBENTUKAN
KECAMATAN & TATA RUANG HRS MENDAPAT PERSETUJUAN
GUBERNUR SBLM DITETAPKAN
RANC. PERDA PROV YG MENGATUR TTG RPJPD, RPJMD, APBD,
PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH & TATA RUANG HRS
MENDAPAT PERSETUJUAN MENDAGRI SBLM DITETAPKAN
PEMBATALAN PERDA KAB/KOTA OLEH GUB DAN PERDA PROV
OLEH MENDAGRI
9. KEUANGAN DAERAH BELANJA DAERAH DIUTAMAKAN UNTUK MENDANAI URUSAN
WAJIB TERKAIT PELAYANAN DASAR MENGACU PADA STANDAR
PELAYANAN MINIMUM
BAGI HASIL KELAUTAN DAN KEHUTANAN DARI PROV. KEPADA
KAB/KOTA
MEMPERTIMBANGKAN DAERAH BERCIRI KEPULAUAN DALAM
FORMULA PENGHITUNGAN DAU
UNTUK MENUNJANG PERPINDAHAN PEGAWAI SECARA
NASIONAL DIBIAYAI OLEH APBN
21. 21
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E M E R I N T A H A N D A E R A H
ISU-ISU STRATEGIS HASIL HARMONISASI
10. PELAYANAN PUBLIK ADANYA KONTRAK PELAYANAN PUBLIK ANTARA PEMDA DGN
WARGA
PEMERINTAH MEMBUAT NSPK TTG PELAYANAN PUBLIK
WAJIB DITETAPKAN STANDAR PELAYANAN (PROSEDUR, BIAYA,
SYARAT DAN WAKTU)
PEMDA WJB MENJAMIN TERSELENGGARANYA PELAYANAN
PUBLIK & MEMBUAT MEKANISME PENYAMPAIAN KELUHAN
RAKYAT DAPAT MENGADUKAN KELUHAN PELAYANAN PUBLIK
KEPADA OMBUDSMAN ATAU KOMISI PELAYANAN PUBLIK JIKA
OMBUDSMAN BELUM TERBENTUK DI DAERAH
11. PARTISIPASI
MASYARAKAT
DLM PENY. PEMDA YG MENYANGKUT KEPENTINGAN MASY,
PEMDA WJB MENGAKOMODASIKAN PARTISIPASI MASY
DLM PENYUSUNAN PERDA PEMDA WJB MELAKUKAN
KONSULTASI PUBLIK
22. 22
I S U - I S U S T R A T E G I S R U U P E M E R I N T A H A N D A E R A H
ISU-ISU STRATEGIS HASIL HARMONISASI
12. KERJASAMA ANTAR DAERAH KERJASAMA DAERAH DPT DILAKUKAN ANTAR
DAERAH, PIHAK KETIGA & LEMBAGA/DAERAH DILUAR
NEGERI
KERJASAMA ANTAR DAERAH TERDIRI DARI
KERJASAMA WAJIB & KERJASAMA SUKARELA
JIKA KERJASAMA WAJIB TIDAK DILAKSANAKAN,
MAKA DIAMBIL ALIH OLEH PEMERINTAH PUSAT DAN
BIAYANYA DIPOTONG DARI DAU
KERJASAMA SUKARELA DILAKSANAKAN ATAS
PERTIMBANGAN EFISIENSI, EFEKTIVITAS DAN
PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH
KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA DILAKUKAN
UNTUK MENDUKUNG PELAKSANAAN TUGAS
PEMERINTAHAN DAN UNTUK MENINGKATKAN PAD
13. TINDAKAN HUKUM THD
APARATUR PEMDA
TINDAKAN PENYIDIKAN THD APARATUR PEMDA DLM
PELAKSANAAN TUGAS, DILAKUKAN DENGAN
MEMBERITAHUKAN KPD KEPALA DAERAH
APARAT PENEGAK HUKUM DALAM MELAKUKAN
TINDAKAN HUKUM BERKOORDINASI DENGAN APIP