Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah provinsi dan rencana tata ruang wilayah kabupaten kota, beserta rencana rincinya
Peraturan Menteri ini mengatur tentang pedoman persetujuan substansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Pedoman ini meliputi prosedur pengajuan rancangan peraturan daerah, evaluasi materi muatan teknis, dan persetujuan substansi oleh Menteri sebelum ditetapkan menjadi peraturan daerah. Tujuannya agar rencana tata ruang yang ditetapkan sesuai dengan k
RDTR WP IV Kabupaten Bekasi membahas rencana struktur ruang, blok perencanaan, dan intensitas pemanfaatan lahan di Wilayah Pengembangan IV. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan pengembangan wilayah untuk meningkatkan peran sebagai kawasan industri, pariwisata, dan perumahan serta menciptakan pola ruang yang optimal dan berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007. Dokumen tersebut menjelaskan definisi bangunan gedung dan bangunan gedung negara, dasar hukum dan pengaturan penyelenggaraannya, komponen biaya pembangunan, persyaratan dokumen perencanaan, dan penggunaan penyedia jasa manajemen konstruksi.
Dokumen ini membahas tentang Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) sebagai syarat untuk melakukan kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah. KKPR terdiri dari konfirmasi, persetujuan, dan rekomendasi, dan dapat diberikan setelah kesesuaian rencana pemanfaatan ruang dengan Rencana Tata Ruang ditinjau. Dokumen ini juga menjelaskan ketentuan KKPR selama masa trans
KKPR digunakan sebagai acuan perolehan tanah dan perizinan berusaha. Dokumen ini memberikan pertimbangan teknis pertanahan untuk mendukung rencana kegiatan berusaha atau non-berusaha yang diajukan."
RDTR WP IV Kabupaten Bekasi membahas rencana struktur ruang, blok perencanaan, dan intensitas pemanfaatan lahan di Wilayah Pengembangan IV. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan pengembangan wilayah untuk meningkatkan peran sebagai kawasan industri, pariwisata, dan perumahan serta menciptakan pola ruang yang optimal dan berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007. Dokumen tersebut menjelaskan definisi bangunan gedung dan bangunan gedung negara, dasar hukum dan pengaturan penyelenggaraannya, komponen biaya pembangunan, persyaratan dokumen perencanaan, dan penggunaan penyedia jasa manajemen konstruksi.
Dokumen ini membahas tentang Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) sebagai syarat untuk melakukan kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah. KKPR terdiri dari konfirmasi, persetujuan, dan rekomendasi, dan dapat diberikan setelah kesesuaian rencana pemanfaatan ruang dengan Rencana Tata Ruang ditinjau. Dokumen ini juga menjelaskan ketentuan KKPR selama masa trans
KKPR digunakan sebagai acuan perolehan tanah dan perizinan berusaha. Dokumen ini memberikan pertimbangan teknis pertanahan untuk mendukung rencana kegiatan berusaha atau non-berusaha yang diajukan."
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negarainfosanitasi
Peraturan Menteri ini mengatur pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara yang mencakup persyaratan, tahapan, pembiayaan, pelaksanaan, pendaftaran, dan pengawasan pembangunan. Tujuannya agar bangunan gedung negara memenuhi standar fungsionalitas, keselamatan, dan efisiensi sesuai peraturan.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BogorPenataan Ruang
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025. Rencana ini merupakan penyesuaian dari rencana sebelumnya agar sesuai dengan perkembangan dan peraturan terbaru tentang penataan ruang. Tujuannya adalah mengarahkan pembangunan di Kabupaten Bogor dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masy
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KabupatenPenataan Ruang
Pedoman ini mengatur tentang penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dengan tujuan mewujudkan RTRW kabupaten yang sesuai dengan UU Penataan Ruang. Pedoman ini mencakup ketentuan teknis muatan RTRW kabupaten dan proses penyusunannya, serta menjadi acuan bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam penyusunan RTRW kabupaten.
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang KabupatenPenataan Ruang
Pedoman ini memberikan panduan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. RDTR Kabupaten merupakan penjabaran Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten ke dalam rencana pemanfaatan ruang dan kegiatan di tingkat kawasan. Pedoman ini membahas proses penyusunan, muatan, format, dan ketentuan teknis RDTR Kabupaten.
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Andes Asmuni
Dokumen tersebut membahas arahan implementasi kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang di Provinsi Banten untuk mewujudkan tertib tata ruang. Dibahas pula tantangan pengendalian pemanfaatan ruang, instrumen pengendalian seperti peraturan zonasi dan perizinan, serta pelaksanaan pengawasan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Materi paparan Dirjen Bina Pemdes KemendagriRooy John
Dokumen tersebut membahas arahan kebijakan Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri dalam rangka meningkatkan peran pemerintahan desa. Beberapa program yang dilaksanakan antara lain peningkatan kapasitas aparatur desa, pengelolaan keuangan desa, dan evaluasi perkembangan desa guna mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat dan peningkatan kesejahteraan. Direktorat tersebut membutuh
Rangkuman dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas tentang Renja Perangkat Daerah yang mencakup program, kegiatan, lokasi, dan kelompok sasaran yang disertai indikator kinerja dan pendanaan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing perangkat daerah. Dokumen tersebut juga membahas tentang sistematika dokumen Renja PD dan tahapan penyusunan Renja PD mulai dari persiapan, ranc
Teks tersebut membahas tentang penataan ruang kawasan khusus. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan bahwa (1) penataan ruang bertujuan untuk mengarahkan pemanfaatan ruang secara terencana, (2) pemerintah memainkan peran penting dalam penataan ruang melalui perencanaan dan pengendalian, (3) terdapat berbagai jenis rencana tata ruang.
Sebuah buku panduan kebijakan dan pedoman teknis bagi para Pemerintah Daerah dalam mengikuti
program DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu, yang didalamnya berisikan informasi
mengenai proses perencanaan hingga evaluasi kegiatan yang dapat dijalankan.
Surat edaran Menteri Pekerjaan Umum mengatur tentang petunjuk teknis pemberian bantuan tenaga pengelola teknis Kementerian Pekerjaan Umum dalam pembangunan bangunan gedung negara. Dokumen ini menjelaskan tentang pembentukan tim koordinasi bantuan tenaga teknis, tugas pengelola teknis, dan biaya untuk mendukung kegiatan pengelolaan teknis pembangunan bangunan.
Reklamasi lahan rawa adalah upaya pemanfaatan lahan rawa yang telah diusahakan untuk pertanian dengan memperbaiki infrastruktur untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas lahan serta kesejahteraan masyarakat. Langkah-langkah reklamasi meliputi penurunan ketinggian air tanah, peningkatan infiltrasi air, dan pelindian bahan beracun di tanah.
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negarainfosanitasi
Peraturan Menteri ini mengatur pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara yang mencakup persyaratan, tahapan, pembiayaan, pelaksanaan, pendaftaran, dan pengawasan pembangunan. Tujuannya agar bangunan gedung negara memenuhi standar fungsionalitas, keselamatan, dan efisiensi sesuai peraturan.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BogorPenataan Ruang
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025. Rencana ini merupakan penyesuaian dari rencana sebelumnya agar sesuai dengan perkembangan dan peraturan terbaru tentang penataan ruang. Tujuannya adalah mengarahkan pembangunan di Kabupaten Bogor dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masy
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KabupatenPenataan Ruang
Pedoman ini mengatur tentang penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dengan tujuan mewujudkan RTRW kabupaten yang sesuai dengan UU Penataan Ruang. Pedoman ini mencakup ketentuan teknis muatan RTRW kabupaten dan proses penyusunannya, serta menjadi acuan bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam penyusunan RTRW kabupaten.
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang KabupatenPenataan Ruang
Pedoman ini memberikan panduan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. RDTR Kabupaten merupakan penjabaran Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten ke dalam rencana pemanfaatan ruang dan kegiatan di tingkat kawasan. Pedoman ini membahas proses penyusunan, muatan, format, dan ketentuan teknis RDTR Kabupaten.
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Andes Asmuni
Dokumen tersebut membahas arahan implementasi kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang di Provinsi Banten untuk mewujudkan tertib tata ruang. Dibahas pula tantangan pengendalian pemanfaatan ruang, instrumen pengendalian seperti peraturan zonasi dan perizinan, serta pelaksanaan pengawasan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Materi paparan Dirjen Bina Pemdes KemendagriRooy John
Dokumen tersebut membahas arahan kebijakan Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri dalam rangka meningkatkan peran pemerintahan desa. Beberapa program yang dilaksanakan antara lain peningkatan kapasitas aparatur desa, pengelolaan keuangan desa, dan evaluasi perkembangan desa guna mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat dan peningkatan kesejahteraan. Direktorat tersebut membutuh
Rangkuman dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas tentang Renja Perangkat Daerah yang mencakup program, kegiatan, lokasi, dan kelompok sasaran yang disertai indikator kinerja dan pendanaan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing perangkat daerah. Dokumen tersebut juga membahas tentang sistematika dokumen Renja PD dan tahapan penyusunan Renja PD mulai dari persiapan, ranc
Teks tersebut membahas tentang penataan ruang kawasan khusus. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan bahwa (1) penataan ruang bertujuan untuk mengarahkan pemanfaatan ruang secara terencana, (2) pemerintah memainkan peran penting dalam penataan ruang melalui perencanaan dan pengendalian, (3) terdapat berbagai jenis rencana tata ruang.
Sebuah buku panduan kebijakan dan pedoman teknis bagi para Pemerintah Daerah dalam mengikuti
program DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu, yang didalamnya berisikan informasi
mengenai proses perencanaan hingga evaluasi kegiatan yang dapat dijalankan.
Surat edaran Menteri Pekerjaan Umum mengatur tentang petunjuk teknis pemberian bantuan tenaga pengelola teknis Kementerian Pekerjaan Umum dalam pembangunan bangunan gedung negara. Dokumen ini menjelaskan tentang pembentukan tim koordinasi bantuan tenaga teknis, tugas pengelola teknis, dan biaya untuk mendukung kegiatan pengelolaan teknis pembangunan bangunan.
Reklamasi lahan rawa adalah upaya pemanfaatan lahan rawa yang telah diusahakan untuk pertanian dengan memperbaiki infrastruktur untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas lahan serta kesejahteraan masyarakat. Langkah-langkah reklamasi meliputi penurunan ketinggian air tanah, peningkatan infiltrasi air, dan pelindian bahan beracun di tanah.
Pedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantaiinfosanitasi
Pedoman ini mengatur ketentuan perencanaan tata ruang di kawasan reklamasi pantai untuk mendukung implementasi Undang-Undang Penataan Ruang dan memberikan acuan bagi pemerintah daerah dalam perencanaan tata ruang di kawasan yang telah dilakukan reklamasi pantai."
Dokumen ini berisi pedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantai yang mencakup ketentuan umum dan teknis untuk pengaturan pembangunan di kawasan hasil reklamasi pantai agar sesuai dengan peraturan penataan ruang."
Standar ini menetapkan indeks bahan dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk berbagai jenis pekerjaan tanah seperti galian, pembuangan, urugan, dan pemasangan lapisan untuk digunakan sebagai acuan perhitungan harga satuan pekerjaan tanah pada pembangunan gedung dan perumahan.
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPenataan Ruang
Pedoman ini mengatur tentang penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRW Provinsi) sebagai acuan bagi pemerintah daerah provinsi dan pemangku kepentingan lainnya. Pedoman ini memuat ketentuan teknis muatan RTRW Provinsi yang mencakup tujuan, kebijakan, strategi, rencana struktur ruang, rencana pola ruang, penetapan kawasan strategis, arahan pemanfaatan ruang, dan arahan pengendalian pemanfaatan
Peraturan ini mengatur tentang pelaksanaan reklamasi dan pascatambang pada kegiatan usaha pertambangan minerba. Dokumen ini menjelaskan tentang penyusunan rencana reklamasi tahap eksplorasi dan operasi produksi serta rencana pascatambang, termasuk kriteria, biaya, dan penilaian persetujuan rencana-rencana tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang peraturan zonasi dalam UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang. Ia menjelaskan pengertian, fungsi, ketentuan penyusunan, dan kewajiban pemerintah dalam peraturan zonasi. Peraturan zonasi merupakan pedoman pengendalian pemanfaatan ruang yang disusun berdasarkan rencana rinci tata ruang untuk setiap zona.
Permen PU No. 11 Tahun 2009 tentang Persetujuan Substansi dalam Penetapan Ran...Penataan Ruang
Peraturan Menteri ini mengatur tentang pedoman persetujuan substansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota beserta rencana rinci tata ruangnya. Pedoman ini bertujuan agar rencana tata ruang yang ditetapkan dalam peraturan daerah disusun sesuai dengan kaidah teknis penataan ruang sehingga terwujud rencana tata ruang yang terpadu dan komplementer. Prosedur per
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)Sulthan Isa
Dokumen tersebut membahas rencana umum tata ruang kota Jakarta yang dirancang pemerintah untuk mengatur pembangunan dan penataan kota seiring pertumbuhan penduduk. Rencana ini mencakup pengaturan penggunaan lahan, sistem transportasi, utilitas, dan ketentuan pembangunan untuk menjaga ketertiban dan kelestarian lingkungan kota.
Similar to Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah provinsi dan rencana tata ruang wilayah kabupaten kota, beserta rencana rincinya
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut mengatur tentang pedoman persetujuan substansi Menteri Pekerjaan Umum terhadap rancangan peraturan daerah mengenai rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota
2) Prosedur persetujuan substansi meliputi pengajuan rancangan peraturan daerah, evaluasi materi muatan teknis, dan persetujuan substansi oleh Menteri Pekerjaan Umum
3
Peraturan Menteri ini menetapkan pedoman penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten yang meliputi ketentuan teknis muatan rencana, proses penyusunan, dan pembatalan pedoman sebelumnya. Pedoman ini bertujuan merealisasikan rencana tata ruang kabupaten sesuai undang-undang tentang penataan ruang.
Peraturan Menteri ini menetapkan pedoman penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten yang meliputi ketentuan teknis muatan rencana, proses penyusunan, dan pembatalan pedoman sebelumnya. Pedoman ini bertujuan merealisasikan rencana tata ruang kabupaten sesuai undang-undang tentang penataan ruang.
Peraturan Menteri ini menetapkan pedoman penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten yang meliputi ketentuan teknis muatan rencana, proses penyusunan, dan pembatalan pedoman sebelumnya. Pedoman ini bertujuan merealisasikan rencana tata ruang kabupaten sesuai undang-undang tentang penataan ruang.
Pedoman ini mengatur tentang penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dengan tujuan mewujudkan RTRW kabupaten yang sesuai dengan UU Penataan Ruang. Pedoman ini mencakup ketentuan teknis muatan RTRW kabupaten dan proses penyusunannya, serta menjadi acuan bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lain dalam penyusunan RTRW kabupaten.
Pedoman ini mengatur tentang penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dengan tujuan mewujudkan RTRW kabupaten yang sesuai dengan Undang-Undang Penataan Ruang. Pedoman ini mencakup ketentuan teknis muatan RTRW kabupaten dan proses penyusunannya, serta menjadi acuan bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam menyusun RTRW kabupaten.
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPenataan Ruang
Peraturan Menteri (Permen) Pekerjaan Umum No. 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota. Berisikan ketentuan teknis muatan rencana tata ruang wilayah, proses dan prosedur penyusunan rencana tata ruang wilayah.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota memberikan pedoman penyusunan rencana tata ruang kota yang meliputi ketentuan teknis muatan rencana, proses, dan prosedur penyusunannya. Muatan rencana mencakup tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang kota, rencana struktur dan pola ruang, penetapan kawasan strategis, arahan pemanfaatan ruang, dan ketentuan pengendalian ruang. Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan peny
Peraturan Menteri ini mengatur tentang pedoman penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota. Muatan Rencana Detail Tata Ruang meliputi tujuan penataan ruang, rencana pola ruang, rencana jaringan prasarana, penetapan sub bagian wilayah prioritas, ketentuan pemanfaatan ruang, dan peraturan zonasi. Peraturan juga mengatur tentang prosedur penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
Permen no 20 prt m 2011 thn 2011 tentang pedoman penyusunan rdtr dan peratu...D'James Travolta
Peraturan Menteri ini mengatur tentang pedoman penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota. Dokumen ini menjelaskan muatan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi, serta prosedur penyusunannya. Tujuannya adalah untuk mewujudkan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Penataan Ruang.
KEPUTUSAN MENTERI ATR / KA BPN NOMOR 73/KEP-4.1/II/2018Achmad Wahid
Keputusan Menteri ini menarik kembali pelimpahan kewenangan pemberian persetujuan substansi rencana rinci tata ruang Kabupaten/Kota kepada Gubernur Jawa Tengah karena tidak ada anggaran untuk pelaksanaan dekonsentrasi. Kewenangan persetujuan substansi rencana rinci tata ruang Kabupaten/Kota akan dilaksanakan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...Penataan Ruang
Peraturan Menteri ini mengatur tentang pelimpahan kewenangan Menteri Pekerjaan Umum kepada gubernur dalam pemberian persetujuan substansi rancangan perda tentang rencana rinci tata ruang kabupaten/kota. Pelimpahan kewenangan ini dilakukan setelah provinsi memenuhi kriteria seperti telah memiliki perda RTRW provinsi dan kabupaten/kota, memiliki unit organisasi penataan ruang, dan memiliki sumber daya manusia yang komp
Similar to Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah provinsi dan rencana tata ruang wilayah kabupaten kota, beserta rencana rincinya (20)
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Lampiran XII - Sistematika Penyajian Album Peta
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Dokumen tersebut merangkum proses penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kabupaten/kota yang meliputi persiapan, pengumpulan data, pengolahan data dan analisis, perumusan konsepsi, dan penyusunan naskah akademis serta peraturan daerah. Proses tersebut melibatkan berbagai pihak dan dilaksanakan selama kurang lebih 12 bulan.
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Dokumen ini menjelaskan sistematika penyajian laporan akhir Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi (RDTR dan PZ). Untuk RDTR terdiri dari 8 bab yang membahas tujuan penataan, rencana pola ruang, jaringan prasarana, prioritas penanganan, ketentuan pemanfaatan ruang, dan peraturan zonasi. Sedangkan untuk PZ terdiri dari 5 bab yang membahas ketentuan umum, text zonasi, peta zonasi, dan perubahan peratur
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Dokumen tersebut membahas tentang keterkaitan substansi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang mencakup tujuan, struktur ruang, dan jaringan prasarana seperti transportasi, energi, telekomunikasi, air minum, dan sumber daya air."
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Lampiran VIII - Rincian Perumusan Substansi RDTR dan Peraturan Zonasi
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Lampiran VII - Rincian Analisis dalam Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Lampiran VI - Contoh Perhitungan Untuk Menentukan Tata Bangunan
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Dokumen tersebut menjelaskan cara menghitung intensitas pemanfaatan ruang dengan menentukan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan tinggi bangunan. KDB dihitung berdasarkan luas bangunan dan luas lahan, sedangkan tinggi bangunan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jalur penerbangan, kebakaran, ekonomi, pencahayaan, dan gempa. Dokumen ini memberikan contoh perhitungan KDB dan menjelaskan berbagai pert
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Dokumen tersebut berisi contoh teks zonasi untuk zona perumahan dengan subzona kepadatan sangat tinggi. Teks zonasi ini mengatur ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan, intensitas pemanfaatan ruang, tata bangunan, prasarana dan sarana minimum, pelaksanaan, perubahan peraturan zonasi, dan ketentuan khusus untuk wilayah rawan bencana gempa.
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Lampiran IV-A - Contoh Matriks Penulisan Ketentuan Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang Zonasi
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Dokumen ini menampilkan ilustrasi peta rencana jaringan prasarana di BWP yang terdiri dari 6 lampiran yang menunjukkan skema jaringan prasarana dasar wilayah perkotaan.
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Dokumen tersebut membahas kriteria pengklasifikasian zona dan subzona kawasan lindung serta kawasan budi daya. Terdapat empat kriteria utama pengklasifikasian yaitu definisi, tujuan penetapan, kriteria kinerja, dan kriteria perencanaan untuk masing-masing zona.
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Batang Tubuh RDTR
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...Penataan Ruang
Pedoman ini mengatur penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka non hijau (RTNH) di kawasan perkotaan. Dokumen ini menjelaskan definisi, fungsi, manfaat, tipologi, standar luas penyediaan, dan pengaturan material RTNH pada berbagai skala lingkungan perkotaan. Pedoman ini bertujuan menjamin ketersediaan dan keberlanjutan RTNH bagi kepentingan masyarakat perkotaan.
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...Penataan Ruang
Peraturan ini mengatur tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) di Departemen Pekerjaan Umum. SMM bertujuan untuk menjamin kualitas pelaksanaan proyek infrastruktur dengan prinsip efisiensi dan efektivitas serta peningkatan kualitas berkelanjutan. Peraturan ini menjelaskan tentang ruang lingkup, pengelolaan, tugas dan tanggung jawab terkait penerapan SMM di seluruh unit kerja Departemen Pekerjaan Um
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Penataan Ruang
(1) Peraturan Menteri ini menetapkan pedoman rekayasa sosial pembangunan bendungan untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat dan mengurangi permasalahan sosial selama proses pembangunan bendungan.
(2) Pedoman ini memberikan panduan bagi pelaksana untuk memahami dan menangani masalah sosial yang muncul selama prakonstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi bendungan.
(3) Peraturan ini mulai berlaku se
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...Penataan Ruang
Pedoman ini mengatur tata cara pembangunan pos duga air tipe konsol di sungai atau saluran terbuka dengan menetapkan ketentuan lokasi, persyaratan teknis, dan tahapan pembangunan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data muka air yang berkualitas guna perencanaan sumber daya air.
Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...Penataan Ruang
Peraturan Menteri ini menetapkan 29 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk tenaga terampil dan ahli di sektor konstruksi yang akan digunakan sebagai acuan pelatihan dan sertifikasi kompetensi. SKKNI ini meliputi berbagai jabatan seperti inspektur bendungan, teknisi geoteknik, mandor, ahli geodesi, mekanik HVAC, dan lainnya. Peraturan ini bertujuan mewujudkan pelatihan berbasis komp
Permen PU Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pembagian Subklasifikasi Dan Subkualifik...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah provinsi dan rencana tata ruang wilayah kabupaten kota, beserta rencana rincinya
1. MENTERI PEKERJAAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR : 11 /PRT/M/2009
TENTANG
PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH
TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI
DAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA,
BESERTA RENCANA RINCINYA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PEKERJAAN UMUM,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, penetapan rancangan
peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah provinsi,
rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota, dan rencana rinci
tata ruang dilakukan setelah mendapat persetujuan substansi
dari Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang penataan ruang;
b. bahwa berdasarkan Pasal 189 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, proses penetapan
rancangan Peraturan Daerah yang berkaitan dengan tata
ruang daerah dikoordinasikan dengan menteri yang
membidangi urusan tata ruang;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum tentang Pedoman Persetujuan Substansi
Dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, beserta Rencana Rincinya;
2. -2-
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 82);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 48);
5. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Kementerian Negara RI sebagaimana telah diubah terakhir kali
dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun
2005;
6. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit
Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara RI
sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan
Presiden Nomor 20 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedelapan Atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005;
7. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu 2004;
8. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan
Koordinasi Penataan Ruang Nasional;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan
Umum;
10. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
318/KPTS/M/2009 tentang Pelimpahan Kewenangan
Penandatanganan Pemberian Persetujuan Substansi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten/Kota beserta Rencana Rincinya;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG
PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN
RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA
TATA RUANG WILAYAH PROVINSI DAN RENCANA TATA
RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA, BESERTA RENCANA
RINCINYA.
3. -3-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Persetujuan substansi adalah persetujuan yang diberikan oleh Menteri yang
menyatakan bahwa materi muatan teknis rancangan peraturan daerah tentang
rencana tata ruang wilayah mengacu pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional serta
kebijakan nasional, dan rencana rinci tata ruang provinsi dan kabupaten/kota
telah mengacu pada rencana umum tata ruang, dengan tujuan untuk menjamin
kesesuaian muatan peraturan daerah, baik dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan maupun dengan pedoman bidang penataan ruang.
2. Peraturan daerah, selanjutnya disebut Perda, adalah Peraturan Daerah Provinsi
dan/atau Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
3. Rencana tata ruang wilayah adalah hasil perencanaan tata ruang pada wilayah
yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas
dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif.
4. Rencana rinci tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang pada kawasan
yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas
dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional dan disusun
berdasarkan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan kawasan sebagai
perangkat operasionalisasi rencana tata ruang wilayah.
5. Rencana detail tata ruang adalah rencana rinci tata ruang untuk rencana tata
ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi
kabupaten/kota.
6. Materi muatan teknis rencana tata ruang adalah isi dari rancangan peraturan
daerah tentang rencana tata ruang yang bersifat teknis, meliputi: tujuan,
kebijakan, dan strategi penataan ruang; rencana struktur ruang; rencana pola
ruang; penetapan kawasan strategis; arahan pemanfaatan ruang, dan arahan
pengendalian pemanfaatan ruang.
7. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
8. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
9. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah
lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah.
10. Menteri adalah Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia.
4. -4-
11. Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional, selanjutnya disebut BKPRN,
adalah badan yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yang tugas pokoknya
mengkoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan
penataan ruang.
12. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, selanjutnya disebut BKPRD, adalah
badan yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 26
tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Provinsi dan di Kabupaten/Kota dan
mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Gubernur dan Bupati/Walikota
dalam koordinasi penataan ruang di daerah.
Bagian Kedua
Maksud, Tujuan, dan Ruang Lingkup
Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman kepada pemerintah daerah
provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota untuk mendapatkan persetujuan
substansi dalam penetapan rancangan Perda tentang rencana tata ruang wilayah
dan rencana rinci tata ruang provinsi dan kabupaten/kota sebelum ditetapkan
menjadi Perda.
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan agar rencana tata ruang wilayah dan rencana
rinci tata ruang provinsi dan kabupaten/kota yang ditetapkan dalam Perda
disusun sesuai dengan kaidah teknis bidang penataan ruang sehingga terwujud
suatu rencana tata ruang yang terpadu dan komplementer terhadap hierarki
rencana tata ruang di atasnya.
(3) Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
a. Prosedur persetujuan substansi rancangan Perda tentang rencana tata
ruang wilayah dan rencana rinci tata ruang provinsi dan kabupaten/kota
sebelum ditetapkan menjadi Perda; dan
b. Tata cara evaluasi materi muatan teknis rancangan Perda tentang rencana
tata ruang wilayah dan rencana rinci tata ruang provinsi dan
kabupaten/kota.
BAB II
PROSEDUR PERSETUJUAN SUBSTANSI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 3
(1) Prosedur persetujuan substansi rancangan Perda tentang rencana tata ruang
merupakan tahapan kegiatan untuk memperoleh persetujuan substansi sejak
pengajuan oleh pemerintah daerah hingga persetujuan substansi yang diberikan
oleh Menteri sebelum rancangan Perda tentang rencana tata ruang diproses
lebih lanjut menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. -5-
(2) Prosedur persetujuan substansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pengajuan rancangan Perda tentang rencana tata ruang;
b. evaluasi materi muatan teknis rancangan Perda tentang rencana tata ruang;
dan
c. persetujuan substansi rancangan Perda tentang rencana tata ruang.
Bagian Kedua
Prosedur Persetujuan Substansi Rancangan Peraturan Daerah Provinsi
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Paragraf 1
Pengajuan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Pasal 4
(1) Rancangan Perda yang diajukan untuk memperoleh persetujuan substansi
adalah rancangan Perda yang belum disetujui bersama DPRD Provinsi dan telah
dibahas di BKPRD Provinsi.
(2) Prosedur penyusunan rancangan Perda tentang rencana tata ruang wilayah
provinsi disusun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 5
(1) Dalam penyusunan rancangan Perda tentang rencana tata ruang, pemerintah
daerah provinsi melakukan penilaian sendiri untuk menjamin kesiapan materi
muatan teknis rancangan Perda yang akan diajukan untuk mendapat persetujuan
substansi.
(2) Kesiapan materi muatan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat
menyeluruh sekurang-kurangnya terdiri atas:
a. materi muatan teknis rancangan Perda yang telah memuat:
1. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi, yang
terdiri atas;
a) Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi; dan
b) Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi.
2. Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi, yang memuat:
a) Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan;
b) Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi;
c) Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Energi;
d) Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Telekomunikasi; dan
e) Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air.
6. -6-
3. Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi, yang terdiri atas;
a) Rencana Kawasan Lindung; dan
b) Rencana Kawasan Budi Daya.
4. Penetapan Kawasan Strategis Provinsi;
5. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi;
6. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang, yang terdiri atas;
a) Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Sistem Provinsi;
b) Arahan Perizinan;
c) Arahan Insentif dan Disinsentif; dan
d) Arahan Sanksi.
b. Materi muatan teknis rancangan Perda telah mengacu pada Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional beserta rencana rincinya, pedoman penyusunan rencana
tata ruang, dan peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang
lainnya.
Pasal 6
Pemerintah daerah provinsi dan/atau DPRD provinsi dapat meminta asistensi kepada
Departemen Pekerjaan Umum untuk mendapatkan masukan dalam penyusunan
materi muatan teknis rancangan Perda tentang rencana tata ruang wilayah provinsi.
Pasal 7
(1) Departemen Pekerjaan Umum memberikan pembinaan teknis kepada
pemerintah daerah provinsi dalam penyiapan rancangan Perda provinsi tentang
rencana tata ruang wilayah provinsi hingga siap untuk diajukan permohonan
persetujuan substansi.
(2) Dalam rangka pembinaan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Departemen Pekerjaan Umum dapat melakukan secara bersama dengan instansi
Pemerintah anggota BKPRN lainnya.
Pasal 8
(1) Pengajuan rancangan Perda provinsi tentang rencana tata ruang wilayah provinsi
untuk memperoleh persetujuan substansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) harus disertai dengan surat permohonan persetujuan substansi.
(2) Surat permohonan persetujuan substansi rancangan Perda provinsi tentang
rencana tata ruang wilayah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan oleh gubernur dengan disertai rancangan Perda provinsi tentang
rencana tata ruang wilayah provinsi dan dokumen pendukung lainnya.
(3) Dokumen pendukung lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas
dokumen materi teknis rencana tata ruang wilayah provinsi dan album peta.
7. -7-
Pasal 9
(1) Sebelum dilakukan evaluasi terhadap materi muatan teknis rancangan Perda
tentang rencana tata ruang wilayah provinsi dilakukan pemeriksaan terhadap
kelengkapan dokumen rancangan Perda dimaksud.
(2) Dalam hal terdapat ketidaklengkapan dokumen rancangan Perda provinsi tentang
rencana tata ruang wilayah provinsi, pemerintah daerah provinsi berkewajiban
untuk melengkapinya.
(3) Setelah dokumen rancangan Perda provinsi beserta lampirannya dinyatakan
lengkap dan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(2), rancangan Perda dimaksud siap untuk dievaluasi.
Paragraf 2
Evaluasi Materi Muatan Teknis Rancangan Peraturan Daerah Provinsi
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Pasal 10
(1) Departemen Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Penataan Ruang
melakukan evaluasi teknis terhadap rancangan Perda tentang rencana tata ruang
wilayah provinsi yang diajukan untuk memperoleh persetujuan substansi.
(2) Evaluasi secara menyeluruh dilakukan bersama dengan instansi Pemerintah
anggota BKPRN dan pemerintah daerah terkait melalui rapat koordinasi
pembahasan rancangan Perda provinsi tentang rencana tata ruang wilayah
provinsi.
(3) Rapat koordinasi pembahasan rancangan Perda provinsi tentang rencana tata
ruang wilayah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan forum
koordinasi kelompok kerja teknis BKPRN melalui Tim Evaluasi persetujuan
substansi BKPRN.
(4) Dalam hal berdasarkan hasil evaluasi terdapat ketidaksesuaian, pemerintah
daerah provinsi wajib menyempurnakan rancangan Perda provinsi tentang
rencana tata ruang wilayah provinsi.
(5) Dalam pembahasan yang berkaitan dengan permasalahan yang bersifat khusus
dapat dilakukan pembahasan dengan instansi Pemerintah tertentu dan/atau
pemerintah daerah provinsi lain yang berbatasan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.
(6) Dalam hal berdasarkan hasil evaluasi dinyatakan bahwa rancangan Perda
provinsi telah sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
dan Pasal 5, rancangan Perda provinsi tentang rencana tata ruang wilayah
provinsi diproses lebih lanjut untuk mendapatkan persetujuan substansi.
(7) Susunan keanggotaan tim evaluasi persetujuan substansi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
Pasal 11
(1) Pernyataan kesesuaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (6) dapat
disertai dengan beberapa catatan yang harus diperhatikan dan/atau
ditindaklanjuti daerah.
8. -8-
(2) Pernyataan kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam
berita acara hasil rapat koordinasi pembahasan rancangan Perda provinsi
tentang rencana tata ruang wilayah provinsi pada forum koordinasi kelompok
kerja teknis BKPRN.
(3) Proses evaluasi diatur berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Bab III Peraturan Menteri ini.
Paragraf 3
Persetujuan Substansi Rancangan Peraturan Daerah Provinsi
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Pasal 12
(1) Persetujuan substansi terhadap rancangan Perda provinsi tentang rencana tata
ruang wilayah provinsi diberikan berdasarkan hasil evaluasi materi muatan teknis
rancangan Perda provinsi tentang rencana tata ruang wilayah provinsi.
(2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Tabel Hasil Pemeriksaan Pencantuman Materi Muatan Teknis Rancangan
Perda Provinsi tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan
kesesuaiannya dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional beserta rencana
rincinya, pedoman penyusunan rencana tata ruang, dan peraturan
perundang-undangan bidang penataan ruang lainnya; dan
b. Berita Acara Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Teknis BKPRN dalam
Pembahasan Rancangan Perda Provinsi tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi.
(3) Menteri memberikan persetujuan substansi terhadap rancangan Perda provinsi
tentang rencana tata ruang wilayah provinsi, dan menyampaikan surat
persetujuan substansi dimaksud dengan dilampiri dokumen hasil evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada gubernur dengan tembusan
kepada Ketua BKPRN dan Menteri Dalam Negeri.
Paragraf 4
Penetapan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Pasal 13
(1) Setelah mendapat persetujuan substansi, rancangan Perda provinsi tentang
rencana tata ruang wilayah provinsi disampaikan oleh gubernur kepada DPRD
Provinsi untuk disetujui bersama.
(2) Rancangan Perda provinsi tentang rencana tata ruang wilayah provinsi setelah
disetujui bersama gubernur dan DPRD, selanjutnya disampaikan oleh gubernur
kepada Menteri Dalam Negeri untuk dievaluasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
9. -9-
Bagian Ketiga
Prosedur Persetujuan Substansi Penetapan Rancangan Peraturan Daerah
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
Pasal 14
Ketentuan mengenai prosedur persetujuan substansi penetapan rancangan Perda
provinsi tentang rencana tata ruang wilayah provinsi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 sampai dengan Pasal 12 berlaku mutatis mutandis untuk prosedur persetujuan
substansi penetapan rancangan Perda kabupaten/kota tentang rencana tata ruang
wilayah kabupaten/kota, dengan ketentuan tambahan:
a. Rancangan Perda kabupaten/kota tentang rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota telah mendapatkan rekomendasi dari gubernur terkait sebelum
diajukan kepada Menteri;
b. Rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada huruf a telah dibahas di BKPRD
Kabupaten/Kota;
c. Pengajuan rancangan Perda kabupaten/kota harus melampirkan surat
rekomendasi dari gubernur terkait;
d. Rancangan Perda kabupaten/kota tentang rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota setelah disetujui bersama bupati/walikota dan DPRD, selanjutnya
disampaikan oleh bupati/walikota kepada gubernur untuk dievaluasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Keempat
Prosedur Persetujuan Substansi Penetapan Rancangan Peraturan Daerah
tentang Rencana Rinci Tata Ruang Provinsi, Kabupaten, dan Kota
Pasal 15
Ketentuan mengenai persetujuan substansi penetapan rancangan Perda tentang
rencana tata ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 sampai dengan
Pasal 14 berlaku mutatis mutandis untuk persetujuan substansi penetapan rancangan
Perda tentang rencana rinci tata ruang provinsi berupa rencana tata ruang kawasan
strategis provinsi, dan rencana rinci tata ruang kabupaten/kota yang meliputi rencana
tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota, serta rencana detail tata ruang
kabupaten/kota.
10. - 10 -
BAB III
EVALUASI MATERI MUATAN TEKNIS
RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI
DAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 16
Evaluasi terhadap materi muatan teknis rencana tata ruang wilayah provinsi dan
rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dilakukan dengan memperhatikan
kepentingan nasional dan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional beserta rencana
rincinya, pedoman penyusunan rencana tata ruang, dan peraturan perundang-
undangan bidang penataan ruang lainnya.
Pasal 17
Muatan rencana tata ruang wilayah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
harus memperhatikan:
a. perkembangan permasalahan nasional dan hasil pengkajian implikasi penataan
ruang provinsi yang ditunjukkan dengan adanya analisis terhadap isu-isu
strategis nasional;
b. upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi provinsi yang
ditunjukkan dengan adanya analisis pengembangan potensi ekonomi wilayah;
c. keselarasan aspirasi pembangunan provinsi yang ditunjukkan dengan adanya
analisis kesesuaian rencana pembangunan provinsi dengan rencana
pembangunan nasional dan rencana pembangunan kabupaten/kota;
d. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang ditunjukkan dengan
adanya analisis terhadap neraca penatagunaan tanah, neraca penatagunaan
sumber daya air, neraca penatagunaan udara, dan neraca penatagunaan sumber
daya alam lainnya;
e. rencana pembangunan jangka panjang daerah yang ditunjukkan dengan adanya
analisis terhadap indikasi program jangka panjang;
f. rencana tata ruang wilayah provinsi yang berbatasan yang ditunjukkan dengan
adanya analisis terhadap keterkaitan fungsional dengan wilayah sekitar;
g. rencana tata ruang kawasan strategis provinsi yang ditunjukkan dengan adanya
penetapan kawasan strategis provinsi terkait di dalam rencana tata ruang wilayah
provinsi; dan
h. rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota yang ditunjukkan dengan adanya
kesesuaian sistem provinsi dengan sistem kabupaten/kota.
11. - 11 -
Pasal 18
Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota harus memperhatikan:
a. perkembangan permasalahan nasional dan provinsi, serta hasil pengkajian
implikasi penataan ruang kabupaten/kota yang ditunjukkan dengan adanya
analisis terhadap isu-isu strategis nasional dan provinsi;
b. upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota
yang ditunjukkan dengan adanya analisis terhadap pengembangan potensi
ekonomi wilayah;
c. keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten/kota yang ditunjukkan dengan
adanya analisis terhadap kesesuaian rencana pembangunan nasional dan
rencana pembangunan provinsi dengan rencana pembangunan kabupaten/kota;
d. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang ditunjukkan dengan
adanya analisis terhadap neraca penatagunaan tanah, neraca penatagunaan
sumber daya air, neraca penatagunaan udara, dan neraca penatagunaan sumber
daya alam lainnya;
e. rencana pembangunan jangka panjang daerah yang ditunjukkan dengan adanya
analisis terhadap indikasi program jangka panjang;
f. rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan yang ditunjukkan
dengan adanya analisis terhadap keterkaitan fungsional dengan wilayah sekitar;
dan
g. rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota yang ditunjukkan dengan
adanya penetapan kawasan strategis kabupaten/kota di dalam rencana tata
ruang wilayah kabupaten/kota.
Bagian Kedua
Evaluasi terhadap Materi Muatan Teknis Rancangan Peraturan Daerah Provinsi
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Paragraf 1
Evaluasi terhadap Tujuan, Kebijakan, dan Strategi
Penataan Ruang Wilayah Provinsi
Pasal 19
Evaluasi terhadap tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi
dilakukan melalui penilaian kesesuaian dan kesinambungan tujuan, kebijakan, dan
strategi penataan ruang wilayah provinsi terhadap tujuan, kebijakan, dan strategi
penataan ruang wilayah nasional, serta rencana jangka panjang pengembangan
wilayah provinsi yang bersangkutan.
12. - 12 -
Paragraf 2
Evaluasi terhadap Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi
Pasal 20
Evaluasi terhadap rencana struktur ruang wilayah provinsi dilakukan melalui penilaian
keberadaan sistem nasional di dalam rencana tata ruang wilayah provinsi, dan
kesesuaian rencana struktur ruang wilayah provinsi terhadap rencana struktur ruang
wilayah nasional.
Paragraf 3
Evaluasi terhadap Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi
Pasal 21
Evaluasi terhadap rencana pola ruang wilayah provinsi dilakukan melalui penilaian
terhadap keberadaan kawasan lindung nasional dan kawasan strategis nasional di
dalam rencana tata ruang wilayah provinsi, dan kesesuaian fungsi ruang wilayah
provinsi terhadap fungsi ruang wilayah nasional dan kebijakan nasional.
Paragraf 4
Evaluasi terhadap Penetapan Kawasan Strategis Provinsi
Pasal 22
Evaluasi terhadap penetapan kawasan strategis provinsi dilakukan melalui penilaian
kesesuaian penetapan kawasan strategis provinsi terhadap kriteria kawasan strategis
provinsi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Paragraf 5
Evaluasi terhadap Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi
Pasal 23
Evaluasi terhadap arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi dilakukan melalui
penilaian kesesuaian indikasi program utama pemanfaatan ruang provinsi dengan:
a. indikasi program utama pemanfaatan ruang wilayah nasional;
b. rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan rencana kawasan strategis
provinsi yang bersangkutan; dan
c. rencana pembangunan jangka menengah daerah provinsi dan rencana
pembangunan jangka panjang daerah provinsi.
13. - 13 -
Paragraf 6
Evaluasi terhadap Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi
Pasal 24
Evaluasi terhadap arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi dilakukan
melalui penilaian kesesuaian dengan:
a. arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional;
b. rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan rencana kawasan strategis
provinsi yang bersangkutan; dan
c. arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi.
Bagian Ketiga
Evaluasi terhadap Materi Muatan Teknis Rancangan Peraturan Daerah
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Paragraf 1
Evaluasi terhadap Tujuan, Kebijakan, dan Strategi
Penataan Ruang Wilayah Kabupaten
Pasal 25
Evaluasi terhadap tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten
dilakukan melalui penilaian kesesuaian dan kesinambungan tujuan, kebijakan, dan
strategi penataan ruang wilayah kabupaten terhadap tujuan, kebijakan, dan strategi
penataan ruang wilayah provinsi, penataan ruang wilayah nasional, dan rencana
jangka panjang pengembangan wilayah kabupaten yang bersangkutan.
Paragraf 2
Evaluasi terhadap Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten
Pasal 26
Evaluasi terhadap rencana struktur ruang wilayah kabupaten dilakukan melalui
penilaian keberadaan sistem nasional dan sistem provinsi di dalam rencana tata ruang
wilayah kabupaten, dan kesesuaian rencana struktur ruang wilayah kabupaten
terhadap rencana struktur ruang wilayah provinsi dan rencana struktur ruang wilayah
nasional.
14. - 14 -
Paragraf 3
Evaluasi terhadap Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten
Pasal 27
Evaluasi terhadap rencana pola ruang wilayah kabupaten dilakukan melalui penilaian
keberadaan sistem nasional dan sistem provinsi di dalam rencana tata ruang wilayah
kabupaten, dan kesesuaian fungsi ruang wilayah kabupaten terhadap fungsi ruang
wilayah provinsi dan fungsi ruang wilayah nasional.
Paragraf 4
Evaluasi terhadap Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten
Pasal 28
Evaluasi terhadap penetapan kawasan strategis kabupaten dilakukan melalui penilaian
kesesuaian penetapan kawasan strategis kabupaten terhadap kriteria kawasan
strategis kabupaten berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Paragraf 5
Evaluasi terhadap Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten
Pasal 29
Evaluasi terhadap arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten dilakukan melalui
penilaian kesesuaian indikasi program utama pemanfaatan ruang kabupaten dengan:
a. indikasi program utama pemanfaatan ruang wilayah provinsi dan nasional;
b. rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan rencana kawasan strategis
kabupaten yang bersangkutan; dan
c. rencana pembangunan jangka menengah daerah kabupaten dan rencana
pembangunan jangka panjang daerah kabupaten.
Paragraf 6
Evaluasi terhadap Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten
Pasal 30
Evaluasi terhadap ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten
dilakukan melalui penilaian kesesuaian dengan:
a. arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi dan nasional;
b. rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan rencana kawasan strategis
kabupaten yang bersangkutan; dan
c. arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.
15. - 15 -
Bagian Keempat
Evaluasi terhadap Materi Muatan Teknis Rancangan Peraturan Daerah
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Pasal 31
Ketentuan mengenai evaluasi materi muatan teknis rancangan Perda tentang rencana
tata ruang wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 sampai dengan
Pasal 30 berlaku mutatis mutandis untuk evaluasi materi muatan teknis rancangan
Perda tentang rencana tata ruang wilayah kota dengan penambahan materi muatan
teknis yang dievaluasi meliputi:
a. rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau yang dimiliki dan
dikelola oleh pemerintah daerah kota yang digunakan untuk kepentingan
masyarakat secara umum;
b. rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka non hijau; dan
c. rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan
kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal, dan ruang evakuasi bencana,
yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat pelayanan
sosial ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah.
BAB IV
EVALUASI MATERI MUATAN TEKNIS RENCANA RINCI TATA RUANG PROVINSI
DAN RENCANA RINCI TATA RUANG KABUPATEN/KOTA
Bagian Kesatu
Evaluasi terhadap Materi Muatan Teknis Rancangan Peraturan Daerah Provinsi
tentang Rencana Rinci Tata Ruang Provinsi
Pasal 32
Ketentuan mengenai evaluasi materi muatan teknis rancangan Perda Provinsi tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
sampai dengan Pasal 24 berlaku mutatis mutandis untuk evaluasi materi muatan teknis
rancangan Perda provinsi tentang rencana rinci tata ruang provinsi dengan
penambahan ketentuan evaluasi terhadap rencana rinci tata ruang provinsi dilakukan
melalui penilaian kesesuaian terhadap rencana tata ruang wilayah provinsi dan
memperhatikan operasionalisasi rencana tata ruang wilayah provinsi.
16. - 16 -
Bagian Kedua
Evaluasi terhadap Materi Muatan Teknis
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
tentang Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/Kota
Pasal 33
Ketentuan mengenai evaluasi materi muatan teknis rancangan Perda kabupaten/kota
tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 sampai dengan Pasal 31 berlaku mutatis mutandis untuk evaluasi materi
muatan teknis rancangan Perda kabupaten/kota tentang rencana rinci tata ruang
kabupaten/kota dengan penambahan ketentuan evaluasi terhadap rencana rinci tata
ruang kabupaten/kota dilakukan melalui penilaian kesesuaian terhadap rencana tata
ruang wilayah kabupaten/kota dan memperhatikan operasionalisasi rencana tata ruang
wilayah kabupaten/kota.
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 34
Proses persetujuan substansi oleh Menteri merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari proses penetapan rancangan Perda tentang rencana tata ruang wilayah dan
rencana rinci tata ruang provinsi dan kabupaten/kota.
Pasal 35
Kewenangan persetujuan substansi dalam penetapan rancangan Perda tentang
rencana rinci tata ruang kabupaten/kota dapat didekonsentrasikan kepada Gubernur.
Pasal 36
(1) Surat persetujuan substansi rencana tata ruang wilayah provinsi dan
kabupaten/kota, disertai lampiran yang meliputi:
a. Tabel Hasil Pemeriksaan Pencantuman Materi Muatan Teknis Rancangan
Perda Provinsi/Kabupaten/Kota tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi/Kabupaten/Kota, beserta rencana rincinya dan kesesuaiannya
dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional beserta Rencana Rincinya, Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang, dan Peraturan Perundang-Undangan
Bidang Penataan Ruang Lainnya; dan
b. Berita Acara Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Teknis BKPRN dalam
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota, atau rancangan
peraturan daerah provinsi/kabupaten/kota tentang rencana rinci tata ruang
provinsi/kabupaten/kota.
(2) Standar surat persetujuan substansi rencana tata ruang wilayah provinsi dan
kabupaten/kota, beserta lampirannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan Menteri ini.
17. - 17 -
Pasal 37
Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan tata cara evaluasi terhadap rencana tata
ruang wilayah provinsi dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota, beserta
rencana rincinya diatur lebih lanjut dalam petunjuk teknis pelaksanaan.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 38
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Peraturan Menteri ini disebarluaskan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk
diketahui dan dilaksanakan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Juni 2009
MENTERI PEKERJAAN UMUM,
ttd
DJOKO KIRMANTO
18. LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR : 11/PRT/M/2009
TANGGAL : 11 Juni 2009
PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH
TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI
DAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA,
BESERTA RENCANA RINCINYA
19. Konsep Standar Surat Persetujuan Substansi Raperda RTRW Provinsi
MENTERI PEKERJAAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA
Nomor : Jakarta, ................................
Lampiran : 1 (satu) berkas
Kepada Yth.
Gubernur ………
di-
Tempat
Perihal : Persetujuan Substansi atas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)
Provinsi _____ tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
_____
Menunjuk Surat Gubernur _____ Nomor: _____ tanggal _____ perihal Persetujuan
Substansi atas Rancangan Peraturan Daerah Provinsi _____ tentang RTRW Provinsi
_____, kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Sesuai dengan amanat Pasal 18 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang beserta penjelasannya, telah dilakukan penelaahan kesesuaian
materi muatan teknis Rancangan Perda Provinsi _____ tentang RTRW Provinsi
_____ dengan muatan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional beserta rencana rincinya, kebijakan
nasional bidang penataan ruang, Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang, dan
peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang lainnya, yang dituangkan
dalam lampiran I.
2. Rancangan Perda Provinsi _____ tentang RTRW Provinsi _____ telah dibahas
dalam forum koordinasi kelompok kerja teknis Badan Koordinasi Penataan Ruang
Nasional beserta pemerintah daerah terkait dengan hasil yang dituangkan dalam
Berita Acara sebagaimana tertuang dalam lampiran II.
3. Berdasarkan pertimbangan hal-hal tersebut di atas, pada prinsipnya substansi
Rancangan Perda dimaksud disetujui untuk segera diproses lebih lanjut sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dengan tetap memperhatikan
saran koreksi dan perbaikan sebagaimana tertuang dalam lampiran I dan lampiran II.
Demikian, dan atas perhatiannya kami menyampaikan terimakasih.
Menteri Pekerjaan Umum,
.................................................
Tembusan Kepada Yth.:
1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas;
3. Menteri Dalam Negeri.
20. Lampiran I : Pencantuman Materi Muatan Teknis Rancangan Perda Provinsi tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi dan Kesesuaiannya dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional beserta Rencana Rincinya, Kebijakan Nasional Bidang Penataan,
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang, dan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Penataan Ruang
Lainnya
Nomor :
Tanggal :
Penelaahan Materi Muatan Teknis Rancangan Perda
terhadap: 1.UUPR 2.RTRWN 3.Kebijakan Nasional
No. Muatan Rancangan Perda RTRW Catatan Penyempurnaan
Bidang Penataan Ruang 4.NSPK 5.Konsistensi Muatan
Raperda RTRW dengan Materi Teknis
1 TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
1. 1. Tujuan Penataan Ruang
1. 2. Kebijakan Penataan Ruang
1. 3. Strategi Penataan Ruang
2 RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
2. 1. Sistem Pusat Pelayanan
2.1.1 Sistem Perkotaan
a. PKN
b. PKW
c. PKL
d. PKSN
2.1.2 Sistem Perdesaan
2. 2. Sistem Jaringan Prasarana
1. Sistem jaringan transportasi
a. Sistem jaringan transportasi darat
1) Jaringan jalan
2) Jaringan jalur kereta api
3) Jaringan transportasi sungai, danau, dan
penyeberangan
b. Sistem jaringan transportasi laut
1) Tatanan kepelabuhan
1
21. Penelaahan Materi Muatan Teknis Rancangan Perda
terhadap: 1.UUPR 2.RTRWN 3.Kebijakan Nasional
No. Muatan Rancangan Perda RTRW Catatan Penyempurnaan
Bidang Penataan Ruang 4.NSPK 5.Konsistensi Muatan
Raperda RTRW dengan Materi Teknis
2) Alur pelayaran
c. Sistem jaringan transportasi udara
1) Tatanan kebandarudaraan
2) Ruang udara untuk penerbangan
2. Sistem jaringan energi
a. Jaringan pipa minyak dan gas bumi
b. Pembangkit tenaga listrik
c. Jaringan transmisi tenaga listrik
3. Sistem jaringan telekomunikasi
a. Jaringan terestrial
b. Jaringan satelit
4. Sistem jaringan sumber daya air
a. Wilayah sungai lintas negara
b. Wilayah sungai lintas provinsi
c. Wilayah sungai strategis nasional
5. Sistem prasarana pengelolaan lingkungan
6. Sistem jaringan/prasarana lainnya
RENCANA POLA RUANG WILAYAH YANG MELIPUTI
3
KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDI DAYA
3.1 Kawasan lindung
1. Kawasan hutan lindung
2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya
3. Kawasan perlindungan setempat
4. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar
budaya
5. Kawasan rawan bencana alam
6. Kawasan lindung geologi
7. Kawasan lindung lainnya
3.2 Kawasan budidaya
2
22. Penelaahan Materi Muatan Teknis Rancangan Perda
terhadap: 1.UUPR 2.RTRWN 3.Kebijakan Nasional
No. Muatan Rancangan Perda RTRW Catatan Penyempurnaan
Bidang Penataan Ruang 4.NSPK 5.Konsistensi Muatan
Raperda RTRW dengan Materi Teknis
1. Kawasan peruntukan hutan produksi
2. Kawasan hutan rakyat
3. Kawasan peruntukan pertanian
4. Kawasan peruntukan perkebunan
5. Kawasan peruntukan perikanan
6. Kawasan peruntukan pertambangan
7. Kawasan peruntukan industri
8. Kawasan peruntukan pariwisata
9. Kawasan peruntukan permukiman
10. Kawasan budi daya lainnya
4 PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
1. Bidang pertahanan keamanan
2. Bidang pertumbuhan ekonomi
3. Bidang sosial dan budaya
4. Bidang pendayagunaan sumber daya alam dan /
atau teknologi tinggi
5. Bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG YANG BERISI INDIKASI
5
PROGRAM UTAMA JANGKA MENENGAH LIMA TAHUNAN
1. Struktur ruang provinsi
a. Perwujudan sistem perkotaan
b. Perwujudan sistem perdesaan
c. Perwujudan sistem transportasi
d. Perwujudan sistem jaringan energi
e. Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi
f. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air
g. Perwujudan sistem prasarana pengelolaan
lingkungan
h. Perwujudan sistem jaringan/prasarana lainnya
3
23. Penelaahan Materi Muatan Teknis Rancangan Perda
terhadap: 1.UUPR 2.RTRWN 3.Kebijakan Nasional
No. Muatan Rancangan Perda RTRW Catatan Penyempurnaan
Bidang Penataan Ruang 4.NSPK 5.Konsistensi Muatan
Raperda RTRW dengan Materi Teknis
2. Pola ruang provinsi
a. Perwujudan kawasan lindung
b. Perwujudan kawasan budi daya
6 ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
6. 1. Indikasi Arahan Peraturan Zonasi
6. 2. Arahan Perizinan
6. 3. Arahan Insentif dan Disinsentif
6. 4. Arahan Sanksi Administratif
Direktur Jenderal Penataan Ruang,
………………………………………………
NIP. .........................................
4
24. Konsep Standar Berita Acara Rapat Koordinasi Pokja Teknis BKPRN dalam Pembahasan Raperda RTRW
BERITA ACARA
RAPAT KOORDINASI KELOMPOK KERJA TEKNIS
BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL
DALAM PEMBAHASAN RAPERDA PROVINSI ......
TENTANG RTRW PROVINSI ......
Nomor :
Pada hari ini _____ tanggal _____ bulan _____ tahun _____, kami _____ yang
bertanda tangan di bawah ini, telah mengadakan Rapat Koordinasi Pembahasan
Raperda Provinsi _____ tentang RTRW Provinsi _____ dengan ini menyatakan
bahwa Rancangan Perda dimaksud secara substantif telah mengacu pada ketentuan
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional beserta rencana rincinya, kebijakan nasional bidang
penataan ruang, Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang, dan peraturan
perundang-undangan bidang penataan ruang lainnya, serta dapat diproses lebih
lanjut untuk ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dengan tetap memperhatikan catatatan sebagai berikut:
1. _____
2. _____
3. _____; dan
4. catatan penyempurnaan sebagaimana tercantum dalam tabel _____.
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, _____
Pimpinan Rapat,
Nama :.........................
Jabatan : ........................
Ditandatangani oleh:
Perwakilan Kelompok Kerja Teknis Badan Koordinasi Penataan Ruang
Nasional, sesuai penetapan berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum tentang Tim Evaluasi Teknis Persetujuan Substansi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, beserta Rencana Rincinya.
25. Perwakilan Pemerintah Daerah Provinsi _____,
Nama : ......................................... Nama : .........................................
Jabatan : .................................... Jabatan : ....................................
Perwakilan Pemerintah Daerah Provinsi yang berbatasan,
Nama : ......................................... Nama : .........................................
Jabatan : .................................... Jabatan : ....................................
26. Contoh Konsep Surat Rekomendasi Gubernur
Nomor : ________, ________________
Lampiran : 1 (satu) berkas
Kepada Yth.
Menteri Pekerjaan Umum
di-
Jakarta
Perihal : Rekomendasi Pemberian Persetujuan Substansi Rancangan Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota ________ tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota ________.
Menunjuk Surat Bupati/Walikota _____ Nomor: _____ tanggal _____ perihal
Permohonan Rekomendasi Gubernur untuk proses Persetujuan Substansi terhadap
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota _____ tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten/Kota _____, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam rangka melaksanakan amanat Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang menyebutkan bahwa penetapan
rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota dan rencana rinci tata ruang terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan substansi dari Menteri setelah mendapatkan rekomendasi Gubernur.
2. Rancangan Perda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota _____
telah dikonsultasikan dan dibahas bersama kami dan Badan Koordinasi Penataan
Ruang Daerah Provinsi pada hari _____ tanggal _____ di _____ .
3. Berdasarkan hasil konsultasi dan pembahasan sebagaimana dimaksud pada angka
2, terdapat beberapa catatan yang perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti sebelum
rancangan Perda tersebut diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan dan
prosedur yang berlaku. (catatan: poin ini dicantumkan jika diperlukan)
27. 4. Berdasarkan hal-hal sebagaimana dimaksud pada angka 2 dan 3, kami memberikan
rekomendasi bahwa rancangan Perda Kabupaten/Kota _____ tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/Kota _____ dapat diproses lebih lanjut untuk
mendapatkan persetujuan substansi dari Menteri Pekerjaan Umum sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Demikian disampaikan, dan atas perhatiannya kami menyampaikan terimakasih.
Gubernur Provinsi ________,
.................................................
Tembusan Kepada Yth.:
1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas;
3. Menteri Dalam Negeri;
4. Direktur Jenderal Penataan Ruang, Departemen Pekerjaan Umum;
5. Bupati/Walikota ____;
6. Ketua DPRD Kabupaten/Kota _______ .
28. Konsep Standar Surat Persetujuan Substansi Raperda RTRW Kabupaten/Kota
Nomor : Jakarta, ................................
Lampiran : 1 (satu) berkas
Kepada Yth,
Bupati/Walikota ………
di-
Tempat
Perihal : Persetujuan Substansi atas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)
Kabupaten/Kota _____ tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten/Kota . _____
Menunjuk Surat Bupati/Walikota Nomor : _____ tanggal _____ perihal Persetujuan Substansi
atas Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota _____ tentang RTRW Kabupaten/Kota
_____, kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Rancangan Perda Kabupaten/Kota _____ tentang RTRW Kabupaten/Kota _____ telah
mendapatkan rekomendasi Gubernur _____, sesuai dengan surat rekomendasi Nomor:
_____ tanggal _____ sebagaimana terlampir dalam lampiran I.
2. Sesuai dengan amanat Pasal 18 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang beserta penjelasannya, telah dilakukan penelaahan kesesuaian materi muatan teknis
Rancangan Perda Kabupaten/Kota _____ tentang RTRW Kabupaten/Kota _____ dengan
muatan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional beserta rencana rincinya, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
beserta rencana rincinya, kebijakan nasional bidang penataan ruang, Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang, dan peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang lainnya,
yang dituangkan dalam lampiran II.
3. Rancangan Perda Kabupaten/Kota _____ tentang RTRW Kabupaten/Kota _____ telah
dibahas dalam forum koordinasi kelompok kerja teknis Badan Koordinasi Penataan Ruang
Nasional beserta pemerintah daerah terkait dengan hasil yang dituangkan dalam Berita
Acara sebagaimana tertuang dalam lampiran III.
4. Berdasarkan pertimbangan hal-hal tersebut di atas, pada prinsipnya substansi Rancangan
Perda dimaksud disetujui untuk segera diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, dengan tetap memperhatikan saran koreksi dan perbaikan
sebagaimana tertuang dalam lampiran I, lampiran II, dan lampiran III.
Demikian dan atas perhatiannya kami menyampaikan terimakasih.
A.n Menteri Pekerjaan Umum
Direktur Jenderal Penataan Ruang
..................................................
NIP: ...........................
Tembusan Kepada Yth.:
1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Pekerjaan Umum (sebagai laporan);
3. Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas;
4. Menteri Dalam Negeri;
5. Gubernur _____
29. Lampiran II.a. : Pencantuman Materi Muatan Teknis Rancangan Perda Kabupaten tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten dan Kesesuaiannya dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional beserta Rencana Rincinya, Kebijakan Nasional Bidang Penataan
Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang, dan Peraturan
Perundang-Undangan Bidang Penataan Ruang Lainnya
Nomor :
Tanggal :
Penelaahan Materi Muatan Teknis Rancangan Perda
terhadap: 1. UUPR 2.RTRWN 3.Kebijakan Nasional
No. Muatan Rancangan Perda RTRW Catatan Penyempurnaan
Bidang Penataan Ruang 4.RTRWP 5.NSPK 6.Konsistensi
Muatan Raperda RTRW dengan Materi Teknis
1 TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
1. 1. Tujuan Penataan Ruang
1. 2. Kebijakan Penataan Ruang
1. 3. Strategi Penataan Ruang
2 RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
2. 1. Sistem Pusat Pelayanan
2.1.1 Sistem Perkotaan
a. PKN
b. PKW
c. PKL
d. PKSN
2.1.2 Sistem Perdesaan
2. 2. Sistem Jaringan Prasarana
1. Sistem jaringan transportasi
a. Sistem jaringan transportasi darat
1) Jaringan jalan
2) Jaringan jalur kereta api
3) Jaringan transportasi sungai, danau, dan
penyeberangan
b. Sistem jaringan transportasi laut
1) Tatanan kepelabuhan
2) Alur pelayaran
1
30. Penelaahan Materi Muatan Teknis Rancangan Perda
terhadap: 1. UUPR 2.RTRWN 3.Kebijakan Nasional
No. Muatan Rancangan Perda RTRW Catatan Penyempurnaan
Bidang Penataan Ruang 4.RTRWP 5.NSPK 6.Konsistensi
Muatan Raperda RTRW dengan Materi Teknis
c. Sistem jaringan transportasi udara
1) Tatanan kebandarudaraan
2) Ruang udara untuk penerbangan
2. Sistem jaringan energi
a. Jaringan pipa minyak dan gas bumi
b. Pembangkit tenaga listrik
c. Jaringan transmisi tenaga listrik
3. Sistem jaringan telekomunikasi
a. Jaringan terestrial
b. Jaringan satelit
4. Sistem jaringan sumber daya air
a. Wilayah sungai lintas negara
b. Wilayah sungai lintas provinsi
c. Wilayah sungai lintas kabupaten
d. Wilayah sungai strategis nasional
5. Sistem prasarana pengelolaan lingkungan
6. Sistem jaringan/prasarana lainnya
RENCANA POLA RUANG WILAYAH YANG MELIPUTI
3
KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDI DAYA
3.1 Kawasan lindung
1. Kawasan hutan lindung
2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya
3. Kawasan perlindungan setempat
4. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar
budaya
5. Kawasan rawan bencana alam
6. Kawasan lindung geologi
7. Kawasan lindung lainnya
2
31. Penelaahan Materi Muatan Teknis Rancangan Perda
terhadap: 1. UUPR 2.RTRWN 3.Kebijakan Nasional
No. Muatan Rancangan Perda RTRW Catatan Penyempurnaan
Bidang Penataan Ruang 4.RTRWP 5.NSPK 6.Konsistensi
Muatan Raperda RTRW dengan Materi Teknis
3.2 Kawasan budidaya
1. Kawasan peruntukan hutan produksi
2. Kawasan hutan rakyat
3. Kawasan peruntukan pertanian
4. Kawasan peruntukan perkebunan
5. Kawasan peruntukan perikanan
6. Kawasan peruntukan pertambangan
7. Kawasan peruntukan industri
8. Kawasan peruntukan pariwisata
9. Kawasan peruntukan permukiman
10. Kawasan peruntukan lainnya
4 PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
1. Bidang pertahanan keamanan
2. Bidang pertumbuhan ekonomi
3. Bidang sosial dan budaya
4. Bidang pendayagunaan sumber daya alam dan /
atau teknologi tinggi
5. Bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG YANG BERISI INDIKASI
5
PROGRAM UTAMA JANGKA MENENGAH LIMA TAHUNAN
1. Struktur ruang kabupaten
a. Perwujudan sistem perkotaan
b. Perwujudan sistem perdesaan
c. Perwujudan sistem transportasi
d. Perwujudan sistem jaringan energi
e. Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi
f. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air
g. Perwujudan sistem prasarana pengelolaan
lingkungan
h. Perwujudan sistem jaringan/prasarana lainnya
3
32. Penelaahan Materi Muatan Teknis Rancangan Perda
terhadap: 1. UUPR 2.RTRWN 3.Kebijakan Nasional
No. Muatan Rancangan Perda RTRW Catatan Penyempurnaan
Bidang Penataan Ruang 4.RTRWP 5.NSPK 6.Konsistensi
Muatan Raperda RTRW dengan Materi Teknis
2. Pola ruang kabupaten
a. Perwujudan kawasan lindung
b. Perwujudan kawasan budi daya
6 KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
6. 1. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
6. 2. Ketentuan Perizinan
6. 3. Ketentuan Insentif dan Disinsentif
6. 4. Sanksi Administratif
Direktur Penataan Ruang Wilayah ___
………………………………………………
NIP. .........................................
4
33. Lampiran II.b. : Pencantuman Materi Muatan Teknis Rancangan Perda Kota tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
dan Kesesuaiannya dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional beserta Rencana Rincinya, Kebijakan Nasional Bidang Penataan Ruang,
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang, dan Peraturan
Perundang-Undangan Bidang Penataan Ruang Lainnya
Nomor :
Tanggal :
Penelaahan Materi Muatan Teknis Rancangan Perda
terhadap: 1. UUPR 2.RTRWN 3.Kebijakan Nasional
No. Muatan Rancangan Perda RTRW Bidang Penataan Ruang 4. RTRWP. 5.NSPK Catatan Penyempurnaan
6.Konsistensi Muatan Raperda RTRW dengan Materi
Teknis
1
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
1. 1. Tujuan Penataan Ruang
1. 2. Kebijakan Penataan Ruang
1. 3. Strategi Penataan Ruang
2 RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
2. 1. Hirarki Pusat Pelayanan Wilayah Kota
a. Pusat Pelayanan Kota
b. Sub Pusat Pelayanan Kota
c. Pelayanan Lingkungan
2. 2. Sistem Jaringan Prasarana
1. Sistem jaringan transportasi
a. Sistem jaringan transportasi darat
1) Jaringan jalan
2) Jaringan jalur kereta api
3) Jaringan transportasi sungai, danau, dan
penyeberangan
b. Sistem jaringan transportasi laut
c. Sistem jaringan transportasi udara
2. Sistem jaringan energi
a. Jaringan pipa minyak dan gas bumi
b. Pembangkit tenaga listrik
1
34. Penelaahan Materi Muatan Teknis Rancangan Perda
terhadap: 1. UUPR 2.RTRWN 3.Kebijakan Nasional
No. Muatan Rancangan Perda RTRW Bidang Penataan Ruang 4. RTRWP. 5.NSPK Catatan Penyempurnaan
6.Konsistensi Muatan Raperda RTRW dengan Materi
Teknis
c. Jaringan transmisi tenaga listrik
3. Sistem jaringan telekomunikasi
a. Jaringan terestrial
b. Jaringan satelit
4. Sistem jaringan sumber daya air
5. Sistem prasarana pengelolaan lingkungan
a. Sistem drainase
b. Sistem persampahan
c. Sistem penyediaan air bersih
d. Sistem pengelolaan limbah
6. Sistem jaringan/prasarana lainnya
RENCANA POLA RUANG WILAYAH YANG MELIPUTI
3
KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDI DAYA
3.1 Kawasan lindung
1. Kawasan hutan lindung
2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya
3. Kawasan perlindungan setempat
4. Ruang terbuka hijau (RTH) kota
5. Kawasan suaka alam dan cagar budaya
6. Kawasan rawan bencana alam
7. Kawasan lindung lainnya
3.2 Kawasan budidaya
1. Kawasan perumahan
2. Kawasan perdagangan dan jasa
3. Kawasan perkantoran
4. Kawasan industri
2
35. Penelaahan Materi Muatan Teknis Rancangan Perda
terhadap: 1. UUPR 2.RTRWN 3.Kebijakan Nasional
No. Muatan Rancangan Perda RTRW Bidang Penataan Ruang 4. RTRWP. 5.NSPK Catatan Penyempurnaan
6.Konsistensi Muatan Raperda RTRW dengan Materi
Teknis
5. Kawasan pariwisata
6. Kawasan ruang terbuka non hijau
7. Kawasan ruang evakuasi bencana
8. Kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor
informal
9. Kawasan peruntukan lainnya
4 PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
1. Bidang pertahanan keamanan
2. Bidang pertumbuhan ekonomi
3. Bidang sosial dan budaya
4. Bidang pendayagunaan sumber daya alam dan /
atau teknologi tinggi
5. Bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
RENCANA PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN RUANG
5
TERBUKA, SERTA PRASARANA DAN SARANA UMUM
1. Ruang terbuka hijau kota
2. Ruang terbuka non hijau kota
3. Jaringan pejalan kaki
4. Jaringan angkutan umum,
5. Ruang kegiatan sektor informal
6. Ruang evakuasi bencana
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG YANG BERISI INDIKASI
6
PROGRAM UTAMA JANGKA MENENGAH LIMA TAHUNAN
1. Struktur ruang kota
a. Perwujudan pusat pelayanan wilayah kota
b. Perwujudan sistem transportasi
c. Perwujudan sistem jaringan energi
d. Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi
e. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air
f. Perwujudan sistem prasarana pengelolaan
3
36. Penelaahan Materi Muatan Teknis Rancangan Perda
terhadap: 1. UUPR 2.RTRWN 3.Kebijakan Nasional
No. Muatan Rancangan Perda RTRW Bidang Penataan Ruang 4. RTRWP. 5.NSPK Catatan Penyempurnaan
6.Konsistensi Muatan Raperda RTRW dengan Materi
Teknis
lingkungan
g. Perwujudan sistem jaringan/prasarana lainnya
2. Pola ruang kota
a. Perwujudan kawasan lindung
b. Perwujudan kawasan budi daya
7 KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
7. 1. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
7. 2. Ketentuan Perizinan
7. 3. Ketentuan Insentif dan Disinsentif
7. 4. Sanksi Administratif
Direktur Penataan Ruang Wilayah ___
………………………………………………
NIP. .........................................
4
37. Konsep Standar Berita Acara Rapat Koordinasi Pokja Teknis BKPRN dalam Pembahasan Raperda RTRW Kabupaten/Kota
BERITA ACARA
RAPAT KOORDINASI KELOMPOK KERJA TEKNIS
BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL
DALAM PEMBAHASAN RAPERDA KABUPATEN/KOTA ......
TENTANG RTRW KABUPATEN/KOTA ......
Nomor :
Pada hari ini _____ tanggal _____ bulan _____ tahun _____, kami _____ yang
bertanda tangan di bawah ini, telah mengadakan Rapat Koordinasi Pembahasan
Raperda Kabupaten/Kota _____ tentang RTRW Kabupaten/Kota _____ dengan ini
menyatakan bahwa Rancangan Perda dimaksud secara substantif telah mengacu
pada ketentuan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional beserta rencana rincinya, Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi beserta rencana rincinya, kebijakan nasional bidang
penataan ruang, Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang, dan peraturan
perundang-undangan bidang penataan ruang lainnya, dan dapat diproses lebih lanjut
untuk ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan
tetap memperhatikan catatatan sebagai berikut:
1. _____
2. _____
3. _____; dan
4. catatan penyempurnaan sebagaimana tercantum dalam tabel _____.
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, _____
Pimpinan Rapat,
Nama :.........................
Jabatan : ........................
Ditandangani oleh:
Perwakilan Kelompok Kerja Teknis Badan Koordinasi Penataan Ruang
Nasional, sesuai penetapan berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum tentang Tim Evaluasi Teknis Persetujuan Substansi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, beserta Rencana Rincinya.
38. Wakil Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota _____,
Nama : ......................................... Nama : .........................................
Jabatan : .................................... Jabatan : ....................................
Wakil Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang berbatasan,
Nama : ......................................... Nama : .........................................
Jabatan : .................................... Jabatan : ....................................