Dokumen tersebut membahas rencana pembangunan desa wisata meliputi proses perencanaan secara bertahap, mulai dari studi pendahuluan, pembuatan rencana induk, pembuatan rencana tapak kawasan, sampai pembuatan desain teknis. Tujuan perencanaan adalah menciptakan lingkungan wisata yang menarik serta memanfaatkan potensi alam secara berkelanjutan.
Para pelaku pariwisata Indonesia seyogyanya melakukan perencanaan yang matang dan terarah untuk menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang yang akan “ bersliweran ” atau lalu lalang di kawasan kita. Pemanfaatan peluang harus dilakukan melalui pendekatan “ re-positioning ” keberadaan masing-masing kegiatan pariwisata dimulai dari sejak investasi, promosi, pembuatan produk pariwisata, penyiapan jaringan pemasaran internasional, dan penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas. Kesemuanya ini harus disiapkan untuk memenuhi standar internasional sehingga dapat lebih kompetitif dan menarik, dibandingkan dengan kegiatan yang serupa dari negara-negara disekitar Indonesia.
Menurut Pearce ada 6 komponen peran geografi pariwisata :
1) Pola keruangan penawaran (spatial patterns of supply)
2) Pola keruangan permintaan (spatial patterns of demand)
3) Geografi tempat-tempat wisata (the geography of resort)
4) Geografi dan aliran wisatawan (tourist movement and flows)
5) Dampak pariwisata (the impact of tourism)
6) Model-model keruangan pariwisata (models tourism space)
Data tersebut dapat diperoleh melalui survei instansional, survei lapangan, interpretasi citra dan peta, sedangkan penyajiannya dapat berupa peta dan tabel disesuaikan dengan skala perencanaan.
Para pelaku pariwisata Indonesia seyogyanya melakukan perencanaan yang matang dan terarah untuk menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang yang akan “ bersliweran ” atau lalu lalang di kawasan kita. Pemanfaatan peluang harus dilakukan melalui pendekatan “ re-positioning ” keberadaan masing-masing kegiatan pariwisata dimulai dari sejak investasi, promosi, pembuatan produk pariwisata, penyiapan jaringan pemasaran internasional, dan penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas. Kesemuanya ini harus disiapkan untuk memenuhi standar internasional sehingga dapat lebih kompetitif dan menarik, dibandingkan dengan kegiatan yang serupa dari negara-negara disekitar Indonesia.
Menurut Pearce ada 6 komponen peran geografi pariwisata :
1) Pola keruangan penawaran (spatial patterns of supply)
2) Pola keruangan permintaan (spatial patterns of demand)
3) Geografi tempat-tempat wisata (the geography of resort)
4) Geografi dan aliran wisatawan (tourist movement and flows)
5) Dampak pariwisata (the impact of tourism)
6) Model-model keruangan pariwisata (models tourism space)
Data tersebut dapat diperoleh melalui survei instansional, survei lapangan, interpretasi citra dan peta, sedangkan penyajiannya dapat berupa peta dan tabel disesuaikan dengan skala perencanaan.
Mewujudkan tatanan masyarakat yang adil dan beradap, melalui pembangunan jiwa dan raga yang berbudaya dimulai dari diri pribadi yang berbudaya hingga Pemimpin yang berbudaya, dimulai dari Kampung Budaya hingga dengan Negara yang ber budaya.Dari sini akan tercipta Peradaban INDONESIA yang Beradab.
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...bramantiyo marjuki
Review Proses Perencanaan Keruangan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan di Bukit Tekenang, Taman Nasional Danau Sentarum, Kapuas Hulu Kalimantan Barat Indonesia.
tentang teori sistem kepariwisataan yang telah berkembang di dunia dan sistem kepariwisataan berdasarkan UU 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan PP No. 50 Tahun 2011 tentang Ripparnas Tahun 2010-2025.
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...Irwan Haribudiman
Modal Kepariwisataan Dalam Sudut Pandang Geografi
Pariwisata dapat dijadikan sebagai tulang punggung atau sektor unggulan mengingat Indonesia memiliki beberapa keunikan, antara lain:
keragaman dan keindahan alamnya
keragaman suku dan adat istiadatnya
keragaman seni dan hasil kerajinan rakyat, dan lain sebagainya.
Materi dalam Talkshow : Menata Pariwisata Berkelanjutan Ramah Anak dalam Agenda Pemulihan Sektor Travel & Tourism Pasca Pandemi Covid-19. Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini adalah sebagai refleksi upaya perlindungan anak di wilayah pariwisata yang selama ini telah dilakukan, serta agenda kedepan yang ingin dicapai oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia.
Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang di luar tempat tinggalnya, bersifat sementara untuk berbagai tujuan selain untuk mencari nafkah. Kegiatan berwisata merupakan hak asasi seseorang yang perlu dihargai sebagaimana dinyatakan dalam Universal Declaration of Human Rights. Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang melakukan kegiatan wisata diperiukan serangkaian upaya yang saling terkait dan terpadu oleh dunia usaha, masyarakat dan pemerintah.
Hakekat pariwisata Indonesia bertumpu pada keunikan dan kekhasan budaya dan alam, serta hubungan antar manusia. Melalui pengembangan pariwisata diharap-kan dapat memperkukuh jati diri bangsa dan lestarinya fungsi lingkungan. Namun demikian pengembangan kepariwisataan Indonesia tetap menempatkan kebhine-kaan sebagai suatu yang hakiki dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pembangunan kepariwisataan Indonesia sebagai bagian integral dari pemba-ngunan nasional dilaksanakan secara berkelanjutan beitujuan untuk turut mewu-judkan peningkatan kemampuan manusia dan masyarakat Indonesia berdasarkan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.
Pariwisata dikembangkan oleh banyak negara di dunia sebagai salah satu alter-natif dalam pembangunan ekonominya melalui berbagai macam pendekatan dan cara. Indonesia mengembangkan kepariwisataannya melalui suatu konsepsi pe-ngembangan yang bertumpu kepada asas kehidupan yang berkeseimbangan. Untuk itu diperlukan suatu konsepsi yang menjadi landasan dalam pengembang-an kepariwisataan nasional. Konsepsi tersebut meliputi falsafah pengembangan kepariwisataan nasional, sistem kepariwisataan nasional dan sistem pariwisata nasional.
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik+Lingkungan, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial dan Budaya. Berisi definisi aspek, meliputi apa saja, dan kebutuhan data yang akan dicari dalam rencana tata ruang.
Mewujudkan tatanan masyarakat yang adil dan beradap, melalui pembangunan jiwa dan raga yang berbudaya dimulai dari diri pribadi yang berbudaya hingga Pemimpin yang berbudaya, dimulai dari Kampung Budaya hingga dengan Negara yang ber budaya.Dari sini akan tercipta Peradaban INDONESIA yang Beradab.
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...bramantiyo marjuki
Review Proses Perencanaan Keruangan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan di Bukit Tekenang, Taman Nasional Danau Sentarum, Kapuas Hulu Kalimantan Barat Indonesia.
tentang teori sistem kepariwisataan yang telah berkembang di dunia dan sistem kepariwisataan berdasarkan UU 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan PP No. 50 Tahun 2011 tentang Ripparnas Tahun 2010-2025.
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...Irwan Haribudiman
Modal Kepariwisataan Dalam Sudut Pandang Geografi
Pariwisata dapat dijadikan sebagai tulang punggung atau sektor unggulan mengingat Indonesia memiliki beberapa keunikan, antara lain:
keragaman dan keindahan alamnya
keragaman suku dan adat istiadatnya
keragaman seni dan hasil kerajinan rakyat, dan lain sebagainya.
Materi dalam Talkshow : Menata Pariwisata Berkelanjutan Ramah Anak dalam Agenda Pemulihan Sektor Travel & Tourism Pasca Pandemi Covid-19. Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini adalah sebagai refleksi upaya perlindungan anak di wilayah pariwisata yang selama ini telah dilakukan, serta agenda kedepan yang ingin dicapai oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia.
Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang di luar tempat tinggalnya, bersifat sementara untuk berbagai tujuan selain untuk mencari nafkah. Kegiatan berwisata merupakan hak asasi seseorang yang perlu dihargai sebagaimana dinyatakan dalam Universal Declaration of Human Rights. Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang melakukan kegiatan wisata diperiukan serangkaian upaya yang saling terkait dan terpadu oleh dunia usaha, masyarakat dan pemerintah.
Hakekat pariwisata Indonesia bertumpu pada keunikan dan kekhasan budaya dan alam, serta hubungan antar manusia. Melalui pengembangan pariwisata diharap-kan dapat memperkukuh jati diri bangsa dan lestarinya fungsi lingkungan. Namun demikian pengembangan kepariwisataan Indonesia tetap menempatkan kebhine-kaan sebagai suatu yang hakiki dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pembangunan kepariwisataan Indonesia sebagai bagian integral dari pemba-ngunan nasional dilaksanakan secara berkelanjutan beitujuan untuk turut mewu-judkan peningkatan kemampuan manusia dan masyarakat Indonesia berdasarkan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.
Pariwisata dikembangkan oleh banyak negara di dunia sebagai salah satu alter-natif dalam pembangunan ekonominya melalui berbagai macam pendekatan dan cara. Indonesia mengembangkan kepariwisataannya melalui suatu konsepsi pe-ngembangan yang bertumpu kepada asas kehidupan yang berkeseimbangan. Untuk itu diperlukan suatu konsepsi yang menjadi landasan dalam pengembang-an kepariwisataan nasional. Konsepsi tersebut meliputi falsafah pengembangan kepariwisataan nasional, sistem kepariwisataan nasional dan sistem pariwisata nasional.
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik+Lingkungan, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial dan Budaya. Berisi definisi aspek, meliputi apa saja, dan kebutuhan data yang akan dicari dalam rencana tata ruang.
KKN-PPM UGM di Desa Hanum membawa semangat "Bangga Bersama Meniti Hanum Menuju Desa Wisata" bertujuan untuk membantu mendampingi masyarakat setempat untuk mengembangkan dirinya dan mengembangkan segala potensi desanya agar dapat mengembangkannya menjadi desa wisata dengan tema agro dan edukasi. KKN-PPM yang dilaksanakan di Permata Parahyangan Kabupaten Cilacap ini akan dilaksanakan selama dua bulan, 1 Juli s.d. 31 Agustus 2015.
Slide KKN-PPM ini kami susun untuk menyampaikan maksud dan rencana KKN-PPM kami guna menjadi pertimbangan Bapak/Ibu sekalian agar dapat membantu kami sebagai mitra ataupun donatur, agar KKN-PPM ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Terima Kasih
Hormat Kami,
Koordinator Mahasiswa
Umar Hanif Al-Faruqy
12/334959/SA/16508
Pedoman RIPPDA beserta Lampiran A, B dan C berasal dari Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, yang berhasil penulis ‘selamatkan’, dari diubah dari format cetakan menjadi format tulisan. Karena itu pada beberapa tempat masih akan didapat kesalahan akibat proses pengubahan.
Sementara Lampiran D dan seterusnya, bersumber dari pengalaman mengerjakan berbagai kegiatan pengembangan kepariwisataan. Dari pengalaman tersebut penulis memperoleh sejumlah tulisan yang cukup berharga untuk sekedar disimpan di dalam laptop. Dengan niat untuk turut menyebar luaskan ilmu terkait kepariwisataan, maka kumpulan tulisan tersebut kami hadirkan bersama buku pedoman tersebut, sebagai Lampiran D dan seterusnya.
Tulisan pada Lampiran D dan seterusnya tersebut berasal dari berbagai sumber, yang ‘sayangnya’ sebagian besar tidak tercatat dengan baik. Karena itu, penggunaannya disarankan tidak untuk dijadikan rujukan/referensi ilmiah, di mana dalam lingkungan akademis, keabsahan rujukan/referensi merupakan suatu keharusan. Tulisan ini hanyalah sekedar penambah wawasan tentang kepariwisataan, serta membuka jalan bagi pencarian lebih lanjut rujukan/referensi dari aspek yang dibahas dalam kumpulan tulisan ini. Kepada pihak-pihak yang merupakan sumber dari tulisan tersebut, yang kebetulan tidak kami catat, kami hanya dapat berharap kiranya Allah jualah yang dapat membalas amal shalih tersebut dengan pahala yang mengalir tidak putus-putus, selama ilmu tersebut masih dapat dimanfaatkan. Sedangkan beberapa pihak yang ‘kebetulan’ terekam, dan dapat kami cantumkan dalam kumpulan tulisan ini, antara lain dari UGM, selain adanya balasan dari Allah tersebut, kami juga menghaturkan banyak terima kasih.
Hasil Perencanaan Kota Demak Tahun 2034Karina Oriza
Sebuah kontribusi pemikiran berupa perencanaan bagi suatu kota dengan ciri khas yang kuat akan sejarah 'sunan' -nya. Ringkasan ini masih merupakan lanjutan dari hasil analisis Kota Demak pada tahun 2014, yang digarap pula oleh 7 mahasiswa dari Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Gadjah Mada. Hal yang paling saya ingat dalam proses perencanaan ini adalah, "konsistensi dalam menyelami tujuan perencanaan". Berulang kali kami terulak-alik oleh grand concept perencanaan hanya karena tujuan kami yang berubah-ubah. Konsistensi kelompok memang sangat penting. Ketajaman hasil analisis di studi sebelumnya pun menjadi kunci utama dalam penentuan tujuan perencanaan kami.
Kampong wisata temenggungan, paket wisata banyuwangi, paket tour banyuwangitour banyuwangi
kampong wisata temenggungan adalah kampong/desa wisata yang ada di banyuwangi. ini merupakan destinasi wisata banyuwangi yang baru dan mulai diperkenalkan dunia pariwisata banyuwangi ke Nusantara dan Internasional.
Pariwisata dalam dekade terakhir ini menunjukkan pertumbuhan yang mantap, ditandai dengan perkembangan perjalanan domestik oleh wisatawan nusantara, maupun per-kembangan kunjungan wisatawan mancanegara. Pariwisata nusantara, selain tumbuh dari segi jumlah pelaku perjalanannya, juga dari jumlah perjalanan yang dilakukan, sementara wisatawan mancanegara mengalami perluasan pasar.
Dari sisi sediaan, juga ditengarai munculnya berbagai destinasi baru, atas dukungan peme-rintah pusat maupun atas inisiatif daerah, selain itu juga muncul produk-produk baru menanggapi perkembangan pasar, termasuk diantaranya industri kreatif yang menjadi daya tarik wisata. Kontribusi pariwisata secara total terhadap PDB, penerimaan pajak, maupun penciptaan lapangan kerja meningkat dari tahun ke tahun. Di samping perolehan devisa, pariwisata juga menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan masyarakat, mendorong pelestarian lingkungan hidup, mendorong pelestarian dan pengembangan budaya bangsa dan mendorong perkembangan daerah.
Pekerjaan pariwisata juga merupakan pekerjaan yang sangat sensitif terhadap adanya perubahan, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal sehingga pekerjaan ini sangat membutuhkan kemampuan untuk terus menerus beradaptasi dengan kebutuhan wisatawan yang berubah. Bentuk adaptasi ini salah satunya adalah dengan perencanaan yang baik.
Namun demikian, perkembangan kepariwisataan Indonesia bukannya tidak menghadapi masalah dan kendala. Pertumbuhan masih perlu diikuti dengan persebaran karena sampai saat ini ketimpangan antar wilayah masih tinggi. Selain itu juga Kementerian Parekraf sudah mencanangkan pertumbuhan yang berkualitas untuk meningkatkan daya saing dan dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan.
Kapasitas sumber daya manusia masih menjadi kendala untuk tumbuh dan berkembang secara berkualitas, di samping hambatan klasik Koordinasi antar sektor maupun antar tingkat pemerintahan yang masih perlu ditingkatkan.
Perencanaan yang baik diharapkan dapat mengurangi hambatan-hambatan untuk melangkah ke depan menuju pariwisata Indonesia yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengembangkan industri yang kredibel, serta perluasan pasar didukung oleh institusi yang kondusif.
Pembangunan Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung Deret di DKI Jaka...musniumar
Salah satu masalah yang sangat sulit dipecahkan dalam pembangunan di DKI Jakarta adalah masalah sosial.
Sehubungan ini, maka pembangunan sosial adalah sangat penting dan menentukan sukses tidaknya pembangunan kamoung deret yang menjadi program unggulan Gubernur Jokowi dalam rangka pembangunan Jakarta Baru
Proyek Mandiri SKT : Sistem Kendali Posisi Sebagai Penunjuk Arah Mata AnginMizwar Adriyanto
Dokumen ini merupakan dokumen dari mulai perancangan dan realisasi dari sistem kendali posisi menggunakan PID tipe A dengan desain menggunakan Ziegler Nichols 2
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Lampiran VII - Rincian Analisis dalam Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Lampiran VIII - Rincian Perumusan Substansi RDTR dan Peraturan Zonasi
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Rencana Pembangunan Desa Wisata
1. 1
RENCANA
PEMBANGUNAN DESA
WISATA
Disajikan oleh Drs. Noersal Samad, MA
BAB I
PROSES PENTAHAPAN
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DESA WISATA
Disajikan oleh Drs. Noersal Samad, MA
A.STUDI PENDAHULUAN (PRA SURVEY)
Bertujuan mendapatkan gambaran mengenai sumber-sumber
pariwisata (tourist resources) suatu desa untuk dijadikan
bahan dasar penyelenggaraan studi pembuatan rencana
2. 2
induk (master plan). Ruang lingkup studi pendahuluan
meliputi :
1. Inventarisasi sumber-sumber :
1.1. Sumber-sumber alam (natural resources)
1.2. Sumber-sumber daya manusia (human resources)
1.3. Sumber-sumber buatan manusia (man made
resources)
2. Indentifikasi potensi
Penganalisaan hasil inventarisasi diatas dilakukan untuk
identifikasi :
2.1. Potensi pariwisata desa yang bersangkutan dan
wilayah sekitarnya.
2.2. Kemungkinan pola arus dan jaringan lalu lintas yang
dapat mendukung pengembangan desa tersebut.
3. Rekomendasi langkah-langkah
Studi pendahuluan akan menghasilkan :
Langkah-langkah persiapan.
3.1. perlunya disusun rencana induk untuk
pengembangan selanjutnya.
3. 3
B.PEMBUATAN RENCANA INDUK (MASTER
PLAN)
Bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang rencana
pengembangan desa tersebut. Pembuatan rencana induk
mencakup :
1. Studi umum kondisi fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan
yang meliputi :
1.1. Keterangan yang lengkap mengenai letak geografis
dan batas wilayah.
1.2. Data tentang suhu, kelembaban relatif, curah hujan
dan kecepatan angin bulanan.
1.3. keterangan umum mengenai vegetasi, kondisi serta
kemampuan tanahnya.
1.4. Data mengenai aspek-aspek disain linkungan, seperti
tehnikl bangunan tradisional, bahan bangunan lokal.
1.5. Data demogarfi.
1.6. Data sumber-sumber ekonomi daerah.
1.7. Data keadaan prasarana dan sarana yang ada.
2. Evaluasi Pontensi Pariwisata
2.1 Potensi pariwisata yang dimiliki.
2.2 Lokasi yang mungkin akan dikembangkan.
4. 4
2.3 Kemampuan daya saing obyek-obyek wisata desa
tersebut terhadap obyek-obyek wisata tetangga.
3. Analisa pasar (market analysis)
3.1Analisa perkembangan secara regional dan terikat
pertambahan pengunjung.
3.2Karakteristik wisatawan.
3.3Analisa daerah negara asal pengunjung, musim
kunjungan, pola perjalanan, keadaan sosial ekonomi,
motivasi dan lamanya pengunjung tinggal.
3.4Ramalan (forecasting).
4. Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Wisata
4.1. Identifikasi obyek-obyek wisata yang berpotensi.
4.2. rekomendasi usaha-usaha untuk program preservasi
obyek-obyek wisata.
4.3. Skala prioritas program pengembangan.
5. Pengusulan Lokasi Yang Mempunyai Skala Prioritas
Tertinggi
Hal-hal yang perlu dilakukan:
5.1 Menyiapkan peta skematik tata guna tanah (land use).
5. 5
5.2 Identifikasi potensi-potensi yang dapat dipertahankan
dan dikembangkan menjadi taman wisata.
5.3 Meneliti berbagai aspek pemilikan tanah.
5.4 Rekomendasi rencana pengembangan akomodasi
yang optimum pada lokasi.
5.5 Menentuka prasarana yang diperlukan lokasi tersebut
seperti :
5.5.1.Jaringan jalan.
5.5.2.Sistem penyedian air bersih dan distribusinya
5.5.3.Sistem pembuangan air kotor dan
pengelolaannya
5.5.4.sistem distribusi tenaga listrik.
5.5.5.Sistem telekomunikasi dsb.
5.6. Menentukan persyaratan-persyaratan yang
diperlukan bagi sistem transportasi darat, laut
maupun udara.
C.PEMBUATAN RENCANA TAPAK
KAWASAN (SITE PLAN)
Lokasi yang akan dikembangkan :
1. Kawasan Desa
2. Kawasan Dusun
6. 6
Peta yang dibuat untuk studi ini biasanya berskala 1 : 5.000
sampai dengan 1 : 10.000. Didalam peta harus jelas terlihat :
1. Kawasan Landscaping
2. Jaringan distribusi air minum
3. Jaringan Penyalur air kotor
4. Jaringan distribusi listrik
5. Jaringan distribusi telekomunikasi, dsb
Pembuatan rencana tapak kawasan mencakup :
1. Penyusunan Disain Kriteria.
Untuk menyusun disain kriteria perlu diadakan studi
analisa mengenai :
1.1. Keadaan Alam
1.1.1.Geografi
1.1.2.Geomorfologi
Keterangan umum tentang kaedaan tanah,
bentuk lapisan tanah dan hal-hal yang
berhubungan dengan penggunaan tanah.
1.1.3.Hidrogeologi
Sumber-sumber air, baik air yang bmengalir
dipermukaan tanah (surface water), maupun air
yang terdapat dibawah tanah (underground
water).
1.1.4 Klimatologi
7. 7
Suhu rata-rata setiap bulan, derajat kelembaban
relatif, curah hujan kecepatan angin dan kondisi-
kondisi iklim setempat.
1.1.5 Vegetasi
1.1.6 Geologi Desa
Dekripsi terperinci mengenai geologi Desa
terutama mengenai penyusutan atau pelebaran
Desa.
1.1.7 Populasi
Tingkat polusi yang terjadi pada waktu sekarang
maupun perkiraan dikemudian hari yang
mempengaruhi air sungai.
Studi ini perlu dilakukan guna pelestarian lingkungan,
konservasi alam, proteksi terhadap tumbuh-tumbuhan,
binatang-binatang di darat dan biota di sungai serta
pencegahan terjadinya polusi (pencemaran air, darat maupun
udara).
1.2. Potensi Pariwisata
1.3. Analisa Pasar
2. Pembuatan Pra Disain
8. 8
Pembuatan Pra Disain didasarkan atas ketentuan-ketentuan
disain kriteria. Perencanaan bentuk-bentuk bangunan, bahan
bangunan yang dpakai, bentuk arsitektur serta panggunaan
tata ruang harus disesuaikan dengan lingkungan setempat.
3. Pembuatan Pola Pengembangan
Berdasarkan disain kriteria dan pra disaian dibuat pola
pengembangan (outline plan).
Tujuan pembuatan pola pengembangan adalah untuk :
3.1. Menjamin terselenggaranya penggunaan tanah yang
optimal.
3.2. Mendapatkan keseimbangan antara pengembangan
pariwisata dengan pengembangan sektor-sektor lain.
3.3. Menjaga kelestarian lingkungan dengan adanya
peningkatan jumlah pengunjung.
3.4. Melestarikan obyek-obyek wisata seperti : keindahan
alam flora, keindahan alam dan biodata sungai, dsb.
Pembuatan Pengembangan ini mencakup :
(a). Gambaran tentang kepasitas dan fungsi rencana tapak
kawasan.
(b). Rencana umum tentang tata guna tanah (land use),
tata letak (zoning regulation), dan tata bangunan.
9. 9
Rencana dibuat dalam bentuk gambaran-gambaran,
peta-peta dan uraian-uraian mengenai :
- Rencana tata guna tanah
- Peratuaran-peraturan tentang tata letak.
- Peraturan-peraturan tentang tata bangunan
- Skema pola pemikiran tanah berdasarkan
keterangan-keterangan dari agararia bagian
kadaster.
(c). Program Pengembangan Prasarana.
(d). Program Pengembangan Sarana Pariwisata.
Harus dibuat program pengembangan berbagai jenis
sarana pariwisata yang diperlukan, seperti :
- Tempat penerangan, loket, tempat, berteduh, ruang
pameran serta panggung pertunjukkan, dsb.
- Akomodasi, catering dan pusat pertokoan, souvenir
dan kerajinan tangan.
- Tempat bermain (play ground)
- Tempat berolah raga (outdoor dan indoor).
- Jalan-jalan setapak, dsb.
(e). Program Pelestarian Lingkungan
(f). Skala Prioritas Pembangunan.
10. 10
1.4. Pembuatan Studi Kelayakan (Feasibility Study).
a. Memudahkan tata laksana program pembagunan
b. Mendapatkan gambaran secara terperinci mengenai
program-program tersebut baik dilihat dari segi fisik
maupun dari segi pembiayaannya.
c. Mengetahui secara terperinci manfaat ekonomi
program-program yang dimaksud.
1.5 Rencana Pengelolaan
Harus disusun usulan tentang model organisasi
pengelola serta rencana pengisian tenaga kerja
disertai dengan uraian tugas, program operasional dan
biaya yang diperlukan.
D.PEMBUATAN DISAIN TEKNIS (DESIGN
ENGINEERING)
Langkah-langkah dalam studi tahap keempat adalah :
1. Pengukuran Tanah
Tujuannya adalah untuk mendapatkan :
11. 11
4.1.1 Data yang nyata dari batas-batas area pekerjaan.
4.1.2 Data yang nyata tentang garis-garis ketinggian.
Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh Dinas Agraris
Daerah, Sub Dinas Pengukuran Tanah.
2. Pemeriksaan / Penelitian Tanah Untuk Keperluan
Konstruksi
Sebelum pekerjaan pembuatan disain teknis dimulai, perlu
diketahui kondisi tanahnya. Penelitian tanah pada
umumnya dilakukan dengan pengeboran pada beberapa
tempat yang dipergunakan untuk bangunan, untuk
mengetahui jenis-jenis lapisan tanah serta kapasitas daya
dukung.
3. Pembuatan Disain Terperinci
Bertitik tolak dengan program-program pengembangan
yang dihasilkan studi pembuatan rencana tapak kawasan
dibuatlah disain terperinci.
Disain terperinci dibuat dalam bentuk uraian, peta-peta dan
gambar-gambar berskala 1 : 500 sampai dengan 1 : 10.000.
Sedangkan untuk gambar-gambar konstruksi prasarana,
sarana dan fasilitas pariwisata yang akan dibangun
berskala 1 : 100 sampai 1 : 500.
12. 12
4. Penyusunan Dokumen Tender
Dokumen tender terdiri dari rencana kerja dan syarat-
syarat pekerjaan, gambar-gambar konstruksi dan
keterangan lainnya.
Guna dokumen tender adalah :
(a) Memudahkan pengelolaan tahap konstruksi
(b) Mengetahui dengan tepat biaya konstruksi serta
penjadwalan pelaksanaan pembangunan fisik.
BAB II
PERENCANAAN & KONSUMEN WISATA
Disajikan oleh Drs. Noersal Samad, MA
Tujuan Perencanaan
a. Menciptakan suatu lingkungan fisik kawasan wisata yang
tertib, rapi, serasi, nyaman sehingga daya tariknya sebagai
obyek wisata dan rekreasi semakin meningkat, akan mampu
menarik lebih banyak pengunjung.
b. Memanfaatkan seoptimal mungkin keindahan alam dan
kekayaan alam (darat, pantai dan laut) yang ada pada
13. 13
kawasan perencanaan dengan tetap memperhatikan serta
menjaga kelestarian lingkungan.
c. Membangun dan mendayagunakan prasarana dan sarana
pelayanan wisata pulau secara optimal, baik dari segi
kwantitas maupun kwalitasnya.
d. Menyusun kerangka organisasi yang akan mampu
melaksanakan fungsi pengelolaan proyek-proyek di daerah
perencanaan.
Untuk mencapai tujuan di atas, perlu disusun suatu Rencana
Tata Letak Obyek Wisata di pulau ini dan sekitarnya yang
mencakup :
(1) Pemilihan Lokasi
(2) Perencanaan tata letak yang merupakan pedoman bagi
pengaturan perletakan pertamanan, tempat berolah raga,
dsb.
(3) Penuntun arsitektur serta pedoman yang dapat digunakan
untuk “detailed engineering design”.
Karakteristik Konsumen Wisata
Pengunjung terdiri atas berbagai golongan umur. Untuk itu perlu
diketahui karakter masing-masing golongan umum tersebut.
a. Anak-anak (dibawah 12 tahun)
14. 14
- memiliki sifat bebas, ingin tahu, sulit diatur, sehingga
bagian-bagian yang berbahaya dari obyek wisata perlu di
amankan dengan sebaik-baiknya, seperti tebing-tebing
curam karang-karang yang mempunyai binatang
berbahaya, seperti bulu babi, dsb.
- Mempunyai fisik yang belum begitu kuat, sehingga untuk
berjalan jauh, terutama tempat mendaki, diperlukan
tempat istirahat. Mereka lebih cepat merasa haus dan
lapar. Untuk itu fasilitas makan dan minum harus
mendapat perhatian khusus.
b. Remaja (12 – 14 tahun)
- Penuh idealisme, dinamis dan senang dengan hal-hal
yang berbau heroik serta bertualang. Selalu ingin bebas,
tidak mau dikekang dan sulit untuk diatur.
- Keadaan medan / lapangan yang sulit justru merupakan
tantangan, seperti : berjalan jauh (hiking), mendaki
gunung dan berkemah sangat menarik bagi remaja.
- Perlu diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk
mengenal alam dan lingkungan sehingga mempertebal
rasa cinta tanah air.
- Menyenangi hal-hal sifatnya informal, seperti : makan di
alam terbuka, bertelanjang kaki, dsb.
c. Pemuda dan Orang Tua (24 tahun ke atas)
15. 15
- Kelompok ini umumnya mulai segan melakukan hal-hal
yang berat. Sifat rekreasinya lebih banyak pasif daripada
aktif
- Lebih menyenangi hal-hal sifatnya formal, seperti makan /
minum di restoran dengan keinginan berbelanja yang
tinggi, membeli souvenir, buah-buahan, sayur-sayuran,
dsb.
Kegiatan Pariwisata
Kegiatan pariwisata dapat dikelompokkan menjadi :
a. Kegiatan wisata
b. Kegiatan pelayanan wisata
c. Kegiatan penunjang wisata
Pengembangan pariwisata tidak akan terlepas dari keadaan
lingkungan fisik maupun sosial, sehingga perlu diperhatikan
hal-hal berikut :
a. Perlindungan kelestarian alam
b. Pendayagunaan potensi alam secara optimal
c. Perkembangan ekonomi lingkungan
d. Perkembangan sosial lingkungan
Kegiatan pariwisata yang bisa dikembangkan di pulau wisata
antara lain :
16. 16
a. Kegiatan wisata pencinta alam, termasuk alam dibawah air
b. Kegiatan wisata rekreasi
c. Kegiatan wisata mengenal lingkungan
d. Kegiatan wisata pendidikan
e. Kegiatan wisata olah raga
BAB III
PERANCANGAN FISIK LOKASI WISATA
Disajikan oleh Drs. Noersal Samad, MA
1. ZONING LOKASI WISATA
Zoning merupakan sistem pengelompokan unsur-unsur yang
mempunyai peranan fungsi yang sama. Sistem ini akan
memberikan pengarahan dalam menentukan telak massa
bangunan secara fisik. Penetapan zoning selalu berorientasi
kepada aktivitas, berupa :
1.1Zoning Rekreasi
Zoning ini mencakup unsur rencana tempat
peristirahatan, rekreasi dan bersantai.
17. 17
1.2Zoning Penunjang
Zoning ini mencakup unsur-unsur yang bersifat
mendukung.
1.3 Zoning Pelengkap
Zoning ini berfungsi menampung kegiatan pengelola
obyek.
2. DISTRIBUSI UNSUR RENCANA DALAM
ZONING
Untuk tiap zoning ditempatkan unsur-unsur rencana berikut :
2.1 Zoning Rekreasi
Area restoran, playground, panggung terbuka, area
piknik, duduk dan bersantai, souvenir, jalan setapak,
cottage dan camping area.
2.2 Zoning Pelayanan
Warung-warung, kios-kios dan jalur sirkulasi
18. 18
2.3 Zoning Pelengkap
Lapangan olahraga, area kantor, rumah tinggal pegawai,
area gardu, loket penjualan karcis, area informasi,
pemandu wisata, area gardu listrik, menara air dan
menara pengawas.
3. PENGEMBANGAN TATA RUANG
3.1 Pola Tata Ruang
Tapak perencanaan obyek wisata pulau dan sekitarnya
harus memberikan kesan yang bersifat terbuka. Kesan
yang terbuka ini merupakan pencerminan adanya
kesatuan dengan alam diluar tapak.
Sifat keterbukaan dapat dicerminkan misalnya pada
penentuan garis batas tapak yang tidak dinyatakan oleh
benda masif (tembok) yang menghalangi penerusan
fisual, melainkan dari perdu-perdu setinggi 1 meter
baris-barisan pohon berjarak 3 – 5 meter. Batas ini bisa
dibuat dari kayu atas pagar kawat yang diselimuti
pohon-pohon menjalar (perdu-perduan).
19. 19
Kondisi pulau jangan terlalu banyak diubah dari bentuk
alamiah, apalagi merusak nilai-nilai alaminya dengan
penambahan secara buatan.
3.2 Pola Letak Massa
Pengolahan pola massa dan ruang terbuka menyangkut
beberapa aspek.
3.2.1 Aspek Fungsional
Masa bangunan yang termasuk fungsi pelayanan
umum dengan jaringan hubungan yang menye-
luruh ke semua arah harus mempunyai jarak
pencapaian yang sama jauh dan cenderung ke
arah ruang aktivitas yang dominan.
a. Fasilitas Rekreasi
1. Shelter observasi / tempat pengamatan
utama
- Ditempatkan pada lokasi dengan arah
pandang / view yang bagus dengan
daerah jangkauan sejauh mungkin.
20. 20
- Sarana pengamatan dirancang
sedemikian rupa sehingga fungsi utama
bisa tercapai.
2. Shelter istirahat
Berada ditempat-tempat yang diperlukan
dengan mengingat kemampuan fisik peng-
unjung berjalan kaki, memenuhi kriteria jarak,
waktu dan kemampuan manusia.
- Mempunyai arah pandangan yang indah.
- Dapat memberikan perlindungan dari
pengaruh alam setempat.
- Dapat dipergunakan untuk istirahat mele-
paskan lelah.
3. Warung
- Dapat memenuhi kebutuhan pengunjung
berupa makanan-makanan kecil dan
minu-man.
21. 21
- Mudah dicapai dari shelter istirahat,
tempat pengamatan utama maupun jalan
setapak.
- Tidak merusak lingkungan yang ada.
4. Area perkemahan
- Terletak di tempat terbuka/semi terbuka
(dengan mempertimbangkan faktor angin
laut).
- Jauh dari konsentrasi kegiatan.
- Cukup mendapat sinar matahari.
- Letak sedekat mungkin dengan alam.
- Fasilitas infrastruktur dan utilitas
tersedia.
- Tidak merusak lingkungan yang ada.
b. Fasilitas Pelayanan (Service)
1. Pusat Informasi
22. 22
- Terletak ditempat yang mudah dicapai
dan mudah dilihat pengunjung yang
datang.
- Dilengkapi dengan papan petunjuk bagi
pengunjung
2. Restoran
- Mudah dicapai dari lokasi akumulasi
pengunjung.
- Pada tempat dengan arah pandangan /
view yang indah.
3. Ruang Jaga
- Dapat mengontrol seluruh kegiatan
terutama akumulasi pengunjung
4. MCK
- Mudah dicapai dari lokasi akumulasi
pengunjung
- Memperhatikan faktor drainase dalam
perancangan fisiknya.
23. 23
5. Souvenir Shops
- Letaknya mudah dicapai dari tempat
akumulasi pengunjung
6. PPPK
- Mudah dicapai dari tempat akumulasi
pengunjung
- Pencapaian hendaknya selain mudah,
juga cepat.
c. Jaringan Transportasi
Jalan Setapak
- Dirancang dengan memperhatikan faktor
manusia sebagai subyek yang akan
memahaminya, tanpa mengurangi rasa
keindahan (estetika).
- Sebanyak mungkin tidak banyak
mengadakan gali dan urug (cut and fill).
d. Standar Skala Ruang
24. 24
1. Pelayanan Umum
- Cottage
- Camping Area
- Restoran
- Souvenir / Kios
- Toilet
- Kolam renang
- Taman duduk-duduk
- Rekreasi pantai
- Piknik
- Musholla
2. Sirkulasi
- Jalan pencapaian
- Jalan pelayanan
- Jalan setapak
3. Dermaga
- Dermaga
- Parkir perahu
Kebutuhan ruang tiap unit Cottage terdiri
atas :
25. 25
- Teras
- Ruang
- Kitchenette / Pantry
- Kamar mandi dan wc
BAB IV
DAYA TARIK
Disajikan oleh Drs. Noersal Samad, MA
1. Daya Tarik
1.1 Keindahan
(a) Pandangan lepas / variasi pandangan didalam obyek
(b) Pemandangan lepas menuju obyek
(c) Keseresasian warna dan bangunan dalam obyek
(d) Kesantaian suasana dalam obyek
1.2 Keunikan sumber daya alam yang tampak
1.3 Banyaknya jenis sumber daya alam yang menonjol
a. Geologi
b. Flora
c. Fauna
d. Air
26. 26
e. Gejala alam lingkungan yang menonjol
1.4 Keutuhan sumber daya alam
1.5 Kepekaan sumber daya alam
a. Ada nilai pengetahuan
b. Ada nilai kebudayaan
c. Ada nilai pengobatan
d. Ada nilai kepercayaan
1.6 Kebersihan udara dan lokasi
1.7 Ruang gerak pengunjung dibanding dengan daya
tampung
2. Daya Tarik Taman Laut
2.1 Keselamatan dalam lokasi
a. Tidak ada gangguan ikan (binatang) buas
b. Tidak ada arus berbahaya
c. Jarang angin besar
d. Jarang lalu lintas laut
e. Bebas kepercayaan yang mengganggu
2.2 Variasi Fauna
a. Variasi fauna besar yang tidak berbahaya
b. Variasi ikan hias (min. 15 jenis)
27. 27
c. Variasi koral laut lunak dan keras (min. 40)
d. Ada padang anemon
2.3 Keindahan didalam laut
a. Tumbuh-tumbuhan laut
b. Terdapat gua-gua laut / crade
c. Keindahan relief
d. Variasi / harmoni pandangan
2.4 Keutuhan
2.5 Keunikan dan Kepekaan
a. Ada peninggalan sejarah
b. Ada kapal tenggelam
c. Ada keganjilan bentuk
d. Ada nilai ilmu pengetahuan
2.6 Kejernihan air
a. Tampak sampai kedalaman min. 15 m
b. Tidak ada plankton yang mengganggu
c. Tidak ada pengaruh pemukiman
d. Tidak ada pengaruh pelabuhan
e. Tidak ada pengaruh pasar / gudang ikan / pabrik
f. Tidak ada pencemaran lain
2.7 Banyaknya lokasi kedalaman
2.8 Situasi pandangan dan kenyamanan permukaan
28. 28
a. Pantai rindang
b. Pantai pasir putih
c. Kebersihan pantai
d. Pemandangan pulau-pulau
3. Daya Tarik Pantai
3.1 Keindahan
a. Variasi pandang pulau
b. Keindahan relief
c. Kerindangan tepi pantai
d. Keserasian pandangan pantai dan sekitarnya
e. Ada ciri khusus
3.2 Keselamatan laut tepi pantai
a. Tidak ada arus balik berbahaya
b. Tidak ada kecuraman dasar laut
c. Bebas gangguan binatang berbahaya
d. Tidak ada kepercayaan yang mengganggu
3.3 Jenis Pasir
3.4 Variasi kegiatan
3.5 Kebersihan air
a. Tidak ada pengaruh pelabuhan
b. Tidak ada pengaruh pemukiman rakyat
29. 29
c. Tidak ada pengaruh sungai
d. Tidak ada pengaruh pelelangan ikan / pasar / pabrik
e. Tidak ada sumber pencemaran lain
f. Tidak ada pengaruh / akibat musim
3.6 Lebar pantai
3.7 Kebersihan / kenyamanan
a. Tidak ada sampah
b. Tidak ada corat-coret
c. Bebas kebisingan
d. Tidak banyak gangguan binatang, seperti nyamuk, dsb
e. Bebas bau yang mengganggu
f. Sedikit kerikil / kerang tajam
BAB V
PENGELOLAAN DAN PELAYANAN
Disajikan oleh Drs. Noersal Samad, MA
UNSUR-UNSUR
1. Kemantapan Organisasi / Pengelolaan
1.1 Status Pengelolaan
30. 30
1.2 Jumlah Pegawai
1.3 Pendapatan Terendah
1.4 Dana Anggaran
1.4.1 Administrasi
1.4.2 Perawatan
1.4.3 Pengembangan
1.4.4 Operasional / Pemasaran
1.5 Sumber Dana
1.6 Status Pegawai
2. Mutu Pelayanan
2.1 Mutu Pelayanan
2.1.1 Kelancaran Pelayanan
2.1.2 Keramahan Staff
2.1.3 Kemampuan Komunikasi
2.1.4 Penguasahaan Materi
2.1.5 Kerapihan Berpakaian
2.1.6 Petugas Penerangan
2.2 Kemampuan Bahasa
2.2.1 Daerah Asal
2.2.2 Indonesia
2.2.3 Asing
3. Sarana Perawatan dan Pelayanan
31. 31
3.1 Kemudahan Informasi
3.2 Tempat Peristirahatan
3.3 Pelabuhan
3.4 MCK
3.5 Fasilitas Kebersihan
3.6 Sumber Penerangan
3.7 Catatan Pengunjung