SlideShare a Scribd company logo
TEKNIK PENGAWETAN TANAH
             DAN AIR

“Model Konservasi Tanah dan Air”


                   Helmas Dwi Antoro Tanjung
                         A1H009041
Pendahuluan
Besarnya erosi dan pengaruh suatu teknik
konservasi tanah terhadap erosi dan aliran
permukaan dapat dievaluasi dengan melakukan
pengukuran secara langsung di lapangan atau
dengan     memprediksinya        yaitu     dengan
menggunakan model. Pengukuran secara langsung
membutuhkan waktu pengamatan yang relatif lama
dan memerlukan biaya yang mahal, baik untuk
instalasi   alat,    pengoperasian,        maupun
pemeliharaan alat. Oleh karena itu, penggunaan
model dapat menjadi salah satu alternatif.
Pengertian Model
Haan (1989) mendefinisikan model sebagai
“kumpulan    hukum-hukum     fisik    dan  atau
pengamatan empirik yang ditulis dalam bentuk
persamaan-persamaan        matematik        dan
dikombinasikan    sedemikian       rupa   untuk
menghasilkan sekumpulan hasil berdasarkan pada
sekumpulan kondisi yang sudah diketahui atau
diasumsikan”
Empirik


Model     Fisik


        Konseptual
USLE (Universal Soil Loss
Equation)
USLE merupakan suatu model empirik untuk
memprediksi erosi dari suatu bidang tanah. USLE
memungkinkan perencana menduga laju rata-rata
erosi suatu tanah tertentu pada suat kecuraman
lereng dengan pola hujan tertentu untuk setiap
macam pertanaman dan tindakan pengelolaan
(tindakan konservasi tanah) yang mungkin
dilakukan atau yang sedang dipergunakan (Arsyad,
1989).

              A = R . K . L.S . C . P
Dimana:
A = Banyaknya tanah tererosi
R = faktor curah hujan dan aliran permukaan
   (Erosivitas)
K = faktor erodibilitas tanah
L,S= faktor panjang dan kemiringan lereng
C = faktor vegetasi penutup tanah dan
   pengelolaan tanaman
P = faktor tindakan-tindakan khusus konservasi
   tanah
R = 6,119(RAIN)1,21(DAY S) 0,47(MAXP)0,53
                                                       L = (λ)m


                       A = R . K . L.S . C .
                                P
100K = 2,1M1,14(10-4)(12 -a) + 3,25(b -2) + 2,5(c-3)




                                           S = (0,0138 + 0,00965 θ + 0,00138
                                           θ2)
Persamaan L dan S sangat sulit diterapkan pada
SIG berbasis pixel karena variabilitas panjang
lereng yang sangat kompleks. Moore and Burch
(1986) dalam Kinnell (2008) telah mengembang
suatu persamaan untuk mencari nilai LS dengan
memanfaatkan data DEM pada SIG. Adapun
persamaan itu adalah:



      LS = (X .CZ/22.13)0,4(sin θ/0,0896)1,3
Kelemahan          Kelebihan
  Tidak Efektif   relative sederhana

 Over estimasi    Parameter sedikit

   Adaptasi       Mudah di kelolah
Keunggulan lain
 USLE juga berguna untuk menentukan kelayan
  atau   tindakan    konservasi      tanah  dalam
  perncanaan lahan dan untuk memprediksi non-
  point sendiment losses dalam hubungannya
  dengan program penegndalian polusi.
 Pada tingkat lapangan, USLE sangat berguna
  untuk     merumuskan       rekomendasi     atau
  perencanaan yang berkaitan dengan bidang
  agronomi, karena dapar digunakan sebagai dasar
  untuk pemilihan land use dan tindakan
  konservasi   tanah    yang      ditujukan untuk
  menurunkan on-site effect dari erosi.
Model Erosi Rose (GUEST)
GUEST       merupakan     model
persamaan         fisik    yang
perhitungannya didasarkan pada
konsentrasi    sendimen    yang
tersuspendi di dalam aliran
permukaan, dikembnagkan oleh
rose dan hairsine (1988).
AGNPS (Agricultural Non Point Source Pollution
Model)

   Model AGNPS bekerja pada basis sel geografis
   (dirichlet tesselation) yang digunakan untuk
   menggambarkan kondisi daratan (upland) dan
   saluran (channel). Dirichlet tesselation adalah
   proses pembagian dan pengelompokan DAS
   menjadi sel (tiles) yang juga dikenal dengan nama
   polygon Thiessen atauVoronoi. Setiap sel
   berbentuk bujur sangkar seragam yang membagi
   DAS secara merata, di mana memungkinkan
   analisis pada titik dalam suatu DAS.
Parameter Masukan Model AGNPS
Parameter Masukan DAS
 Nama dan keterangan DAS
 Luas tiap sel
 Jumlah sel
 Curah hujan
Energi intensitas hujan
Sedangkan parameter masukan per sel dalam
model AGNPS terdiri dari 22 parameter, yaitu :
   nomor sel;                       tanaman;
   nomor sel penerima;             faktor pengelolaan tanah;
   divisi sel;                     konstanta kondisi
   divisi sel penerima;             permukaan;
   arah aliran;                    faktor COD;
   bilangan kurva aliran           tekstur tanah;
    permukaan;                      indikator pemupukan;
   kemiringan lereng (%);          indikator pestisida;
   faktor bentuk lereng;           indikator point source;
   panjang lereng;                 indikator tambahan erosi;
   koefisien aliran Manning;       faktor genangan; dan
   faktor erosibilitas tanah;      indikator saluran.
   faktor pengelolaan
Parameter Keluaran Model
AGNPS
Keluaran DAS, meliputi :
 volume aliran permukaan;
 laju puncak aliran permukaan;
 total hasil sedimen;
 total N dalam sedimen;
 total N terlarut dalam aliran permukaan;
 konsentrasi N terlarut dalam aliran permukaan;
 total P dalam sedimen;
 total p terlarut dalam aliran permukaan;
 konsentrasi P terlarut dalam aliran permukaan;
 total COD terlarut dan konsentrasi COD terlarut
  dalam aliran permukaan.
keluaran per sel dari masing-masing sel yang terdapat
dalam DAS dapat berupa :
 Hidrologi, meliputi : a) volume aliran permukaan; b) laju
  puncak aliran permukaan; dan c) bagian aliran
  permukaan yang dihasilkan di dalam sel.
 Sedimen, meliputi : a) hasil sedimen; b) konsentrasi
  sedimen; c) distribusi ukuran partikel sedimen; d) erosi
  yang dipasok dari sel sebelah atasnya; e) jumlah
  deposisi; f) sedimen di dalam sel; g) rasio pengkayaan
  oleh ukuran partikel; dan h) rasio pengangkutan oleh
  ukuran partikel.
 Kimiawi, meliputi : a) nitrogen (massa N per satuan luas
  di dalam sedimen, konsentrasi material terlarut, dan
  massa dari material terlarut); b) fosfor (massa P per
  satuan luas di dalam sedimen, konsentrasi dari material
  terlarut, dan massa dari material terlarut); dan c) COD
  (konsentrasi COD dan massa COD terlarut per satuan
  luas).
Kelebihan Model AGNPS
Kelebihan model ini terletak pada parameter-
parameter model yang terdistribusi di seluruh
areal DAS, sehingga nilai-nilai parameter model
benar-benar mencerminkan kondisi biofisik
DAS pada setiap satuan luas di dalam DAS.
Selain erosi, model ini mampu menghasilkan
keluaran-keluaran seperti : volume dan laju
puncak       aliran      permukaan,        hasil
sedimen, kehilangan N, P dan COD (Young et
al. 1994).
ANSWERS (Areal Nonpoint Source Watershed Environmental Response
Simulation)


      Model ANSWERS (areal nonpoint source
      watershed     environmental    response
      simulation) merupakan sebuah model
      hidrologi dengan parameter terdistribusi
      yang mensimulasikan hubungan hujan-
      limpasan dan memberikan dugaan hasil
      sedimen. Model hidrologi ANSWERS
      dikembangkan dari US-EPA (United
      States      Environment       Protection
      Agency)oleh      Purdue      Agricultural
      Enviroment Station (Beasley and Huggins
      1991).
Parameter Masukan Model
ANSWERS
Data masukan model ANSWERS dikelompokkan dalam lima
bagian (de Roo 1993), yaitu :
 Data curah hujan, yaitu : jumlah dan intensitas hujan pada suatu
  kejadian hujan.
 Data tanah, yaitu : porositas total (TP), kapasitas lapang (FP),
  laju infiltrasi konstan (FC) selisih laju infiltrasi maksimum dengan
  laju infiltrasi konstan (A), eksponen infiltrasi (P), kedalaman zona
  kontrol iniltrasi (DF), kandungan air tanah awal (ASM), dan
  erodibilitas tanah (K).
 Data penggunaan dan kondisi permukaan lahan, meliputi :
  volume intersepsi potensial (PIT), persentase penutupan lahan
  (PER), koefisien kekasaran permukaan (RC), tinggi kekasaran
  maksimum (HU), nilai koefisien manning untuk permukaan lahan
  (N), faktor tanaman dan pengelolaannya (C).
 Data karakteristik saluran, yaitu lebar saluran (CW) dan koefisien
  manning (N).
 Data satuan individu elemen, yaitu : kemiringan lereng, arah
  lereng, jenis tanah, jenis penggunaan lahan, liputan penakar
  hujan, kemiringan saluran, dan elevasi elemen rata-rata.
Parameter Keluaran Model
ANSWERS
  Keluaran    model berupa hasil prediksi, yaitu :
   ketebalan aliran permukaan, debit puncak, waktu
   puncak, rata-rata kehilangan tanah, laju erosi
   maksimum tiap elemen, laju deposisi maksimum
   tiap elemen dan pengurangan jumlah sedimen
   akibat tindakan konservasi tanah.
  Model ANSWERS juga menampilkan grafik yang
   berisi hyetograf hujan terpilih, hidrograf aliran
   permukaan, dan sedimentasi. Dari setiap kajadian
   hujan dapat dianalisis debit puncak dan waktu
   puncak. Debit puncak adalah nilai puncak (tertinggi)
   dari suatu hidrograf aliran, dan waktu puncak adalah
   selang waktu mulai dari awal terjadinya aliran
   permukaan sampai terjadinya debit puncak (Beasley
   and Huggin 1991).
Kelebihan dan Kelemahan Model
ANSWERS
Beasley dan Huggins (1991), mengemukakan bahwa model
  ANSWERS sebagai sebuah model hidrologi mempunyai
  kelebihan, antara lain :
 Dapat mendeteksi sumber-sumber erosi di dalam DAS serta
  memiliki kemampuan sebagai alat untuk strategi perencanaan
  dan evaluasi kegiatan RLKT DAS.
 Dapat mengetahui tanggapan DAS terhadap mekanisme
  pengangkutan sedimen ke jaringan aliran yang ditimbulkan oleh
  kejadian hujan
 Sebagai suatu paket program komputer yang ditulis dalam
  bahasafortran, mempunyai kemampuan untuk melakukan
  simulasi hujan-limpasan dari berbagai perubahan kondisi
  penggunaan lahan dalam DAS.
 Untuk          melakukan       inputing      data        base
  (topografi, tanah, penggunaan lahan, sistem saluran) ke dalam
  model dapat diintegrasikan dengan data dari remote sensing
  maupun SIG.
 Adanya variasi pemilihan parameterinput danoutput dari model
  disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
 Sesuai untuk diterapkan pada lahan pertanian, hutan, maupun
Sedangkan kekurangan nodel ANSWERS
antara lain :
 Semakin kompleks, terutama pada data perlukan dan
    waktu penghitungan, dimana besarnya tergantung
    dari berbagai faktor, seperti luas DAS dan jumlah grid.
   Model terdistribusi relatif masih bari dibanding lumped
    parameter, sehingga masih perlu pengembangan dan
    penyesuaian.
   Karena hanya untuk tiap kejadian hujan (individual
    event), maka model ini tidak memiliki sub model untuk
    evapotranspirasi.
   Erosi dari saluran belum diperhitungkan ke dalam
    model.
   Batas grid kemugkinan tidak menggambarkan batas
    yang sebenarnya
   Untuk sebuah grid dalam kenyataan dapat lebih besar
    dari luas sub-sub DAS
Kesimpulan
Dampak penerapan teknik konservasi tanah terhadap
besarnya erosi yang terjadi dapat dievaluasi melalui 2
cara yaitu pengukuran langsung di lapangan dan
diprediksi menggunakan model-model matematis yang
dibangun untuk maksud tersebut. Pengukuran langsung
memerlukan waktu yang lama untuk menghasilkan data
yang memadai untuk bisa dibandingkan dan biaya yang
tidak sedikit untuk memelihara dan mengamatinya di
lapangan, untuk itu model-model konservasi dapat
menjadi alternatif yang cepat dapat memberikan angka
kuantitatif. Penggunaan model-model konservasi telah
banyak digunakan di berbagai negara termasuk
Indonesia, namun demikian pengembangan model-
model konservasi dan input paramaternya yang sesuai
untuk kondisi negara tropis seperti Indonesia belum
banyak dilakukan.
Terima Kasih
Belajar adalah sikap berani menantang segala
   ketidakmungkinan bahwa ilmu yang tak
dikuasai akan menjelma di dalam diri manusia
  menjadi sebuah ketakutan, belajar dengan
  keras hanya bisa dilakukan oleh sesorang
             yang bukan penakut.
                (Anwar Fuadi)

More Related Content

What's hot

PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptPENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
irhamakbar7
 
Pengantar evaluasi lahan
Pengantar evaluasi lahanPengantar evaluasi lahan
Pengantar evaluasi lahanAqyu DenganMyu
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanfahmiganteng
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Warnet Raha
 
Sifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPTSifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPT
IndraSetiawan115511
 
Evapotranspirasi dan curah hujan
Evapotranspirasi dan curah hujanEvapotranspirasi dan curah hujan
Evapotranspirasi dan curah hujan
Khairullah Khairullah
 
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
Musnanda Satar
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIR
EDIS BLOG
 
Presentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basah
Presentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basahPresentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basah
Presentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basah
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslPurwandaru Widyasunu
 
Karakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawaKarakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawa
Boaz Salosa
 
PPT bioindikator
PPT bioindikatorPPT bioindikator
PPT bioindikator
Masriahmasriah
 
Konservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimiaKonservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimiaNurul Aulia
 
Parameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udaraParameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udara
Hotnida D'kanda
 
4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & airdenotsudiana
 
Teknologi pengendalian partikulat
Teknologi pengendalian partikulatTeknologi pengendalian partikulat
Teknologi pengendalian partikulat
kopisusumantap
 
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan NyamukIndeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan NyamukNindya Harum Solicha
 
Ketersediaan Sumber Daya Air
Ketersediaan Sumber Daya AirKetersediaan Sumber Daya Air
Ketersediaan Sumber Daya Air
afifahfitri
 

What's hot (20)

PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptPENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
 
Berat volume
Berat volumeBerat volume
Berat volume
 
Pengantar evaluasi lahan
Pengantar evaluasi lahanPengantar evaluasi lahan
Pengantar evaluasi lahan
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Sifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPTSifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPT
 
Evapotranspirasi dan curah hujan
Evapotranspirasi dan curah hujanEvapotranspirasi dan curah hujan
Evapotranspirasi dan curah hujan
 
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIR
 
Presentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basah
Presentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basahPresentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basah
Presentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basah
 
Presentasi debit air
Presentasi debit airPresentasi debit air
Presentasi debit air
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
 
Karakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawaKarakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawa
 
PPT bioindikator
PPT bioindikatorPPT bioindikator
PPT bioindikator
 
Konservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimiaKonservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimia
 
Parameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udaraParameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udara
 
4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air
 
Teknologi pengendalian partikulat
Teknologi pengendalian partikulatTeknologi pengendalian partikulat
Teknologi pengendalian partikulat
 
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan NyamukIndeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
 
Ketersediaan Sumber Daya Air
Ketersediaan Sumber Daya AirKetersediaan Sumber Daya Air
Ketersediaan Sumber Daya Air
 

Similar to Teknik pengawetan tanah dan air

Model Konservasi Tanah dan Air oleh Helmas
Model Konservasi Tanah dan Air oleh HelmasModel Konservasi Tanah dan Air oleh Helmas
Model Konservasi Tanah dan Air oleh HelmasHelmas Tanjung
 
ANALISISA LIRANP ERMUKAANU NTUKO PTIMASPI ENGGUNAALNA HANP ADAD ASS EPARI MEN...
ANALISISA LIRANP ERMUKAANU NTUKO PTIMASPI ENGGUNAALNA HANP ADAD ASS EPARI MEN...ANALISISA LIRANP ERMUKAANU NTUKO PTIMASPI ENGGUNAALNA HANP ADAD ASS EPARI MEN...
ANALISISA LIRANP ERMUKAANU NTUKO PTIMASPI ENGGUNAALNA HANP ADAD ASS EPARI MEN...
Repository Ipb
 
Kerentanan air
Kerentanan airKerentanan air
Kerentanan air
Fakhrur Razi
 
01 materi-minggu9
01 materi-minggu901 materi-minggu9
01 materi-minggu9
Alak Dolokan
 
Erosi_dan_sedimentasi.pptx
Erosi_dan_sedimentasi.pptxErosi_dan_sedimentasi.pptx
Erosi_dan_sedimentasi.pptx
rudihartono963335
 
Paper Sistem Pemodelan dan Perencanaan Drainase
Paper Sistem Pemodelan dan Perencanaan DrainasePaper Sistem Pemodelan dan Perencanaan Drainase
Paper Sistem Pemodelan dan Perencanaan Drainase
Pangeran Sitorus
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambang
heny novi
 
Penerapan indraaja
Penerapan indraajaPenerapan indraaja
Penerapan indraajaKoko Harnoko
 
Teknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemen
Teknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemenTeknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemen
Teknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemenfikrul islamy
 
Topik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkk
Topik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkkTopik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkk
Topik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkkDedi Kusnadi Kalsim
 
10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das
10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das
10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p dasZaidil Firza
 
Geologi dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Geologi dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)Geologi dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Geologi dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Dasapta Erwin Irawan
 
PPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdf
PPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdfPPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdf
PPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdf
NabilaPutriAriestaBu
 
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
deyanakanos
 
PPT ACARA 3 PRAKTIKUM KTA (1).pptx
PPT ACARA 3 PRAKTIKUM KTA (1).pptxPPT ACARA 3 PRAKTIKUM KTA (1).pptx
PPT ACARA 3 PRAKTIKUM KTA (1).pptx
SITIAFIFAHAMELIA
 
12 kustamar-itn
 12  kustamar-itn 12  kustamar-itn
12 kustamar-itn
siti maulidah
 

Similar to Teknik pengawetan tanah dan air (20)

Model AGNPS
Model AGNPSModel AGNPS
Model AGNPS
 
Model Konservasi Tanah dan Air oleh Helmas
Model Konservasi Tanah dan Air oleh HelmasModel Konservasi Tanah dan Air oleh Helmas
Model Konservasi Tanah dan Air oleh Helmas
 
Presentasi Rosma
Presentasi RosmaPresentasi Rosma
Presentasi Rosma
 
ANALISISA LIRANP ERMUKAANU NTUKO PTIMASPI ENGGUNAALNA HANP ADAD ASS EPARI MEN...
ANALISISA LIRANP ERMUKAANU NTUKO PTIMASPI ENGGUNAALNA HANP ADAD ASS EPARI MEN...ANALISISA LIRANP ERMUKAANU NTUKO PTIMASPI ENGGUNAALNA HANP ADAD ASS EPARI MEN...
ANALISISA LIRANP ERMUKAANU NTUKO PTIMASPI ENGGUNAALNA HANP ADAD ASS EPARI MEN...
 
Kerentanan air
Kerentanan airKerentanan air
Kerentanan air
 
01 materi-minggu9
01 materi-minggu901 materi-minggu9
01 materi-minggu9
 
Erosi_dan_sedimentasi.pptx
Erosi_dan_sedimentasi.pptxErosi_dan_sedimentasi.pptx
Erosi_dan_sedimentasi.pptx
 
Laporan q
Laporan qLaporan q
Laporan q
 
Paper Sistem Pemodelan dan Perencanaan Drainase
Paper Sistem Pemodelan dan Perencanaan DrainasePaper Sistem Pemodelan dan Perencanaan Drainase
Paper Sistem Pemodelan dan Perencanaan Drainase
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambang
 
Penerapan indraaja
Penerapan indraajaPenerapan indraaja
Penerapan indraaja
 
Teknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemen
Teknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemenTeknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemen
Teknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemen
 
Topik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkk
Topik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkkTopik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkk
Topik 9 Kuliah-drainase permukaan-dkk
 
Makalah_44 Metode matriks klasifikasi kemampuan lahan
Makalah_44 Metode matriks klasifikasi kemampuan lahanMakalah_44 Metode matriks klasifikasi kemampuan lahan
Makalah_44 Metode matriks klasifikasi kemampuan lahan
 
10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das
10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das
10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das
 
Geologi dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Geologi dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)Geologi dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Geologi dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
 
PPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdf
PPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdfPPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdf
PPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdf
 
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
Tugas kerangka proposal metlit geo 2014 tahap 2
 
PPT ACARA 3 PRAKTIKUM KTA (1).pptx
PPT ACARA 3 PRAKTIKUM KTA (1).pptxPPT ACARA 3 PRAKTIKUM KTA (1).pptx
PPT ACARA 3 PRAKTIKUM KTA (1).pptx
 
12 kustamar-itn
 12  kustamar-itn 12  kustamar-itn
12 kustamar-itn
 

More from Helmas Tanjung

Rancang bangun kolektor surya
 Rancang bangun kolektor surya Rancang bangun kolektor surya
Rancang bangun kolektor suryaHelmas Tanjung
 
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )Helmas Tanjung
 
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Helmas Tanjung
 
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)Helmas Tanjung
 
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )Helmas Tanjung
 
Persentasi alat tanam benih (seeder)
Persentasi alat tanam benih (seeder)Persentasi alat tanam benih (seeder)
Persentasi alat tanam benih (seeder)Helmas Tanjung
 

More from Helmas Tanjung (6)

Rancang bangun kolektor surya
 Rancang bangun kolektor surya Rancang bangun kolektor surya
Rancang bangun kolektor surya
 
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )
 
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
 
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
 
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )
 
Persentasi alat tanam benih (seeder)
Persentasi alat tanam benih (seeder)Persentasi alat tanam benih (seeder)
Persentasi alat tanam benih (seeder)
 

Teknik pengawetan tanah dan air

  • 1. TEKNIK PENGAWETAN TANAH DAN AIR “Model Konservasi Tanah dan Air” Helmas Dwi Antoro Tanjung A1H009041
  • 2. Pendahuluan Besarnya erosi dan pengaruh suatu teknik konservasi tanah terhadap erosi dan aliran permukaan dapat dievaluasi dengan melakukan pengukuran secara langsung di lapangan atau dengan memprediksinya yaitu dengan menggunakan model. Pengukuran secara langsung membutuhkan waktu pengamatan yang relatif lama dan memerlukan biaya yang mahal, baik untuk instalasi alat, pengoperasian, maupun pemeliharaan alat. Oleh karena itu, penggunaan model dapat menjadi salah satu alternatif.
  • 3. Pengertian Model Haan (1989) mendefinisikan model sebagai “kumpulan hukum-hukum fisik dan atau pengamatan empirik yang ditulis dalam bentuk persamaan-persamaan matematik dan dikombinasikan sedemikian rupa untuk menghasilkan sekumpulan hasil berdasarkan pada sekumpulan kondisi yang sudah diketahui atau diasumsikan”
  • 4. Empirik Model Fisik Konseptual
  • 5. USLE (Universal Soil Loss Equation) USLE merupakan suatu model empirik untuk memprediksi erosi dari suatu bidang tanah. USLE memungkinkan perencana menduga laju rata-rata erosi suatu tanah tertentu pada suat kecuraman lereng dengan pola hujan tertentu untuk setiap macam pertanaman dan tindakan pengelolaan (tindakan konservasi tanah) yang mungkin dilakukan atau yang sedang dipergunakan (Arsyad, 1989). A = R . K . L.S . C . P
  • 6. Dimana: A = Banyaknya tanah tererosi R = faktor curah hujan dan aliran permukaan (Erosivitas) K = faktor erodibilitas tanah L,S= faktor panjang dan kemiringan lereng C = faktor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanaman P = faktor tindakan-tindakan khusus konservasi tanah
  • 7. R = 6,119(RAIN)1,21(DAY S) 0,47(MAXP)0,53 L = (λ)m A = R . K . L.S . C . P 100K = 2,1M1,14(10-4)(12 -a) + 3,25(b -2) + 2,5(c-3) S = (0,0138 + 0,00965 θ + 0,00138 θ2)
  • 8. Persamaan L dan S sangat sulit diterapkan pada SIG berbasis pixel karena variabilitas panjang lereng yang sangat kompleks. Moore and Burch (1986) dalam Kinnell (2008) telah mengembang suatu persamaan untuk mencari nilai LS dengan memanfaatkan data DEM pada SIG. Adapun persamaan itu adalah: LS = (X .CZ/22.13)0,4(sin θ/0,0896)1,3
  • 9. Kelemahan Kelebihan Tidak Efektif relative sederhana Over estimasi Parameter sedikit Adaptasi Mudah di kelolah
  • 10. Keunggulan lain  USLE juga berguna untuk menentukan kelayan atau tindakan konservasi tanah dalam perncanaan lahan dan untuk memprediksi non- point sendiment losses dalam hubungannya dengan program penegndalian polusi.  Pada tingkat lapangan, USLE sangat berguna untuk merumuskan rekomendasi atau perencanaan yang berkaitan dengan bidang agronomi, karena dapar digunakan sebagai dasar untuk pemilihan land use dan tindakan konservasi tanah yang ditujukan untuk menurunkan on-site effect dari erosi.
  • 11. Model Erosi Rose (GUEST) GUEST merupakan model persamaan fisik yang perhitungannya didasarkan pada konsentrasi sendimen yang tersuspendi di dalam aliran permukaan, dikembnagkan oleh rose dan hairsine (1988).
  • 12.
  • 13.
  • 14. AGNPS (Agricultural Non Point Source Pollution Model) Model AGNPS bekerja pada basis sel geografis (dirichlet tesselation) yang digunakan untuk menggambarkan kondisi daratan (upland) dan saluran (channel). Dirichlet tesselation adalah proses pembagian dan pengelompokan DAS menjadi sel (tiles) yang juga dikenal dengan nama polygon Thiessen atauVoronoi. Setiap sel berbentuk bujur sangkar seragam yang membagi DAS secara merata, di mana memungkinkan analisis pada titik dalam suatu DAS.
  • 15.
  • 16. Parameter Masukan Model AGNPS Parameter Masukan DAS  Nama dan keterangan DAS  Luas tiap sel  Jumlah sel  Curah hujan Energi intensitas hujan
  • 17. Sedangkan parameter masukan per sel dalam model AGNPS terdiri dari 22 parameter, yaitu :  nomor sel; tanaman;  nomor sel penerima;  faktor pengelolaan tanah;  divisi sel;  konstanta kondisi  divisi sel penerima; permukaan;  arah aliran;  faktor COD;  bilangan kurva aliran  tekstur tanah; permukaan;  indikator pemupukan;  kemiringan lereng (%);  indikator pestisida;  faktor bentuk lereng;  indikator point source;  panjang lereng;  indikator tambahan erosi;  koefisien aliran Manning;  faktor genangan; dan  faktor erosibilitas tanah;  indikator saluran.  faktor pengelolaan
  • 18. Parameter Keluaran Model AGNPS Keluaran DAS, meliputi :  volume aliran permukaan;  laju puncak aliran permukaan;  total hasil sedimen;  total N dalam sedimen;  total N terlarut dalam aliran permukaan;  konsentrasi N terlarut dalam aliran permukaan;  total P dalam sedimen;  total p terlarut dalam aliran permukaan;  konsentrasi P terlarut dalam aliran permukaan;  total COD terlarut dan konsentrasi COD terlarut dalam aliran permukaan.
  • 19. keluaran per sel dari masing-masing sel yang terdapat dalam DAS dapat berupa :  Hidrologi, meliputi : a) volume aliran permukaan; b) laju puncak aliran permukaan; dan c) bagian aliran permukaan yang dihasilkan di dalam sel.  Sedimen, meliputi : a) hasil sedimen; b) konsentrasi sedimen; c) distribusi ukuran partikel sedimen; d) erosi yang dipasok dari sel sebelah atasnya; e) jumlah deposisi; f) sedimen di dalam sel; g) rasio pengkayaan oleh ukuran partikel; dan h) rasio pengangkutan oleh ukuran partikel.  Kimiawi, meliputi : a) nitrogen (massa N per satuan luas di dalam sedimen, konsentrasi material terlarut, dan massa dari material terlarut); b) fosfor (massa P per satuan luas di dalam sedimen, konsentrasi dari material terlarut, dan massa dari material terlarut); dan c) COD (konsentrasi COD dan massa COD terlarut per satuan luas).
  • 20. Kelebihan Model AGNPS Kelebihan model ini terletak pada parameter- parameter model yang terdistribusi di seluruh areal DAS, sehingga nilai-nilai parameter model benar-benar mencerminkan kondisi biofisik DAS pada setiap satuan luas di dalam DAS. Selain erosi, model ini mampu menghasilkan keluaran-keluaran seperti : volume dan laju puncak aliran permukaan, hasil sedimen, kehilangan N, P dan COD (Young et al. 1994).
  • 21. ANSWERS (Areal Nonpoint Source Watershed Environmental Response Simulation) Model ANSWERS (areal nonpoint source watershed environmental response simulation) merupakan sebuah model hidrologi dengan parameter terdistribusi yang mensimulasikan hubungan hujan- limpasan dan memberikan dugaan hasil sedimen. Model hidrologi ANSWERS dikembangkan dari US-EPA (United States Environment Protection Agency)oleh Purdue Agricultural Enviroment Station (Beasley and Huggins 1991).
  • 22. Parameter Masukan Model ANSWERS Data masukan model ANSWERS dikelompokkan dalam lima bagian (de Roo 1993), yaitu :  Data curah hujan, yaitu : jumlah dan intensitas hujan pada suatu kejadian hujan.  Data tanah, yaitu : porositas total (TP), kapasitas lapang (FP), laju infiltrasi konstan (FC) selisih laju infiltrasi maksimum dengan laju infiltrasi konstan (A), eksponen infiltrasi (P), kedalaman zona kontrol iniltrasi (DF), kandungan air tanah awal (ASM), dan erodibilitas tanah (K).  Data penggunaan dan kondisi permukaan lahan, meliputi : volume intersepsi potensial (PIT), persentase penutupan lahan (PER), koefisien kekasaran permukaan (RC), tinggi kekasaran maksimum (HU), nilai koefisien manning untuk permukaan lahan (N), faktor tanaman dan pengelolaannya (C).  Data karakteristik saluran, yaitu lebar saluran (CW) dan koefisien manning (N).  Data satuan individu elemen, yaitu : kemiringan lereng, arah lereng, jenis tanah, jenis penggunaan lahan, liputan penakar hujan, kemiringan saluran, dan elevasi elemen rata-rata.
  • 23. Parameter Keluaran Model ANSWERS  Keluaran model berupa hasil prediksi, yaitu : ketebalan aliran permukaan, debit puncak, waktu puncak, rata-rata kehilangan tanah, laju erosi maksimum tiap elemen, laju deposisi maksimum tiap elemen dan pengurangan jumlah sedimen akibat tindakan konservasi tanah.  Model ANSWERS juga menampilkan grafik yang berisi hyetograf hujan terpilih, hidrograf aliran permukaan, dan sedimentasi. Dari setiap kajadian hujan dapat dianalisis debit puncak dan waktu puncak. Debit puncak adalah nilai puncak (tertinggi) dari suatu hidrograf aliran, dan waktu puncak adalah selang waktu mulai dari awal terjadinya aliran permukaan sampai terjadinya debit puncak (Beasley and Huggin 1991).
  • 24. Kelebihan dan Kelemahan Model ANSWERS Beasley dan Huggins (1991), mengemukakan bahwa model ANSWERS sebagai sebuah model hidrologi mempunyai kelebihan, antara lain :  Dapat mendeteksi sumber-sumber erosi di dalam DAS serta memiliki kemampuan sebagai alat untuk strategi perencanaan dan evaluasi kegiatan RLKT DAS.  Dapat mengetahui tanggapan DAS terhadap mekanisme pengangkutan sedimen ke jaringan aliran yang ditimbulkan oleh kejadian hujan  Sebagai suatu paket program komputer yang ditulis dalam bahasafortran, mempunyai kemampuan untuk melakukan simulasi hujan-limpasan dari berbagai perubahan kondisi penggunaan lahan dalam DAS.  Untuk melakukan inputing data base (topografi, tanah, penggunaan lahan, sistem saluran) ke dalam model dapat diintegrasikan dengan data dari remote sensing maupun SIG.  Adanya variasi pemilihan parameterinput danoutput dari model disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.  Sesuai untuk diterapkan pada lahan pertanian, hutan, maupun
  • 25. Sedangkan kekurangan nodel ANSWERS antara lain :  Semakin kompleks, terutama pada data perlukan dan waktu penghitungan, dimana besarnya tergantung dari berbagai faktor, seperti luas DAS dan jumlah grid.  Model terdistribusi relatif masih bari dibanding lumped parameter, sehingga masih perlu pengembangan dan penyesuaian.  Karena hanya untuk tiap kejadian hujan (individual event), maka model ini tidak memiliki sub model untuk evapotranspirasi.  Erosi dari saluran belum diperhitungkan ke dalam model.  Batas grid kemugkinan tidak menggambarkan batas yang sebenarnya  Untuk sebuah grid dalam kenyataan dapat lebih besar dari luas sub-sub DAS
  • 26. Kesimpulan Dampak penerapan teknik konservasi tanah terhadap besarnya erosi yang terjadi dapat dievaluasi melalui 2 cara yaitu pengukuran langsung di lapangan dan diprediksi menggunakan model-model matematis yang dibangun untuk maksud tersebut. Pengukuran langsung memerlukan waktu yang lama untuk menghasilkan data yang memadai untuk bisa dibandingkan dan biaya yang tidak sedikit untuk memelihara dan mengamatinya di lapangan, untuk itu model-model konservasi dapat menjadi alternatif yang cepat dapat memberikan angka kuantitatif. Penggunaan model-model konservasi telah banyak digunakan di berbagai negara termasuk Indonesia, namun demikian pengembangan model- model konservasi dan input paramaternya yang sesuai untuk kondisi negara tropis seperti Indonesia belum banyak dilakukan.
  • 27. Terima Kasih Belajar adalah sikap berani menantang segala ketidakmungkinan bahwa ilmu yang tak dikuasai akan menjelma di dalam diri manusia menjadi sebuah ketakutan, belajar dengan keras hanya bisa dilakukan oleh sesorang yang bukan penakut. (Anwar Fuadi)