Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
1. Materi 1_Dasar Hukum SMKP Minerba - Alles.pdf
1. DASAR HUKUM
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP)
MINERAL DAN BATUBARA
DIREKTORAT JENDERAL
MINERAL DAN BATUBARA
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Alles Sandra Tardeli, ST. Inspektur Tambang Ahli Muda
2. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan
Mineral atau Batubara yang meliputi tahapan kegiatan Penyelidikan
Umum, Eksplorasi, Studi Kelayakan, Konstruksi, Penambangan,
Pengolahan dan/atau Pemurnian, Pengangkutan dan Penjualan, serta
pascatambang.
PERTAMBANGAN
@SDKP Minerba
3. FAKTA
Pertambangan: Padat risiko
Kecelakaan Berakibat Cidera Berat
dan Mati masih terjadi
Telah banyak perubahan dalam
proses dan teknologi pertambangan
Pertambangan: Ada risiko
ketidakpastian
@SDKP Minerba
4. Company
SMK3
ILO OSH 2001
OHSAS
18001:2007
BS 8800
SA 8000 ISRS
Safety Map
DR 96311
APOSHO
STANDAR
2000
AS/NZS
4801: 2001
VPP OSHA
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI DUNIA
@SDKP Minerba
5. ELEMEN IV
IMPLEMENTASI
ELEMEN III
ORGANISASI
DAN
PERSONEL
ELEMEN V
PEMANTAUAN,
EVALUASI, DAN
TINDAK LANJUT
ELEMEN II
PERENCANAAN
ELEMEN I
KEBIJAKAN
ELEMEN VI
DOKUMENTASI
ELEMEN VII
TINJAUAN
MANAJEMEN DAN
PENINGKATAN
KINERJA
SMKP MINERBA
SMKP Minerba, yang merupakan bagian dari sistem yang ada di perusahaan secara keseluruhan,
membantu perusahaan untuk pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pertambangan dan Pelaksanaan Keselamatan Operasional (KO) Pertambangan
@SDKP Minerba
6. SMKP MINERBA
✓ Padat Modal
✓ Padat Teknologi
✓ Risiko Besar & Spesifik
✓ Dinamis (Hazard & Risiko Berpindah)
Karakteristik Pertambangan
Dasar Hukum
✓ UU No. 1 Tahun 1970
✓ UU No. 13 Tahun 2003
✓ UU No. 4 Tahun 2009 & UU No. 3 Tahun 2020
✓ PP No. 19 Tahun 1973
✓ PP No. 55 Tahun 2010
✓ Permen ESDM No. 26 Tahun 2018
✓ Permen ESDM No. 7 Tahun 2020
✓ Kepmen ESDM No 1827.K/30/MEM/2018
✓ Kepmen ESDM No 1806.K/30/MEM/2018
✓ Kepdirjen Minerba No 308.k/30/DJB/2018
✓ Kepdirjen Minerba No 309.k/30/DJB/2018
✓ Kepdirjen Minerba No 185.k/37.04/DJB/2019
Konsep Akademis
Pengelolaan KP
Membangun Budaya KP
LATAR BELAKANG SMKP MINERBA
@SDKP Minerba
11. 11
Pasal 2
Menteri Pertambangan
melakukan pengawasan atas
keselamatan kerja dalam bidang
pertambangan dengan
berpedoman kepada UU No. 1
Tahun 1970 serta peraturan
pelaksananya.
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 1973
@SDKP Minerba
12. Undang – Undang
Nomor 13 Tahun 2003
Ketenagakerjaan
#Keselamatan? Bisa bisa bisa!!!
@SDKP Minerba
13. 13
Pasal 87
Setiap perusahaan wajib
menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.
UNDANG – UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003
@SDKP Minerba
15. 15
Pasal 4
(1)Kebijakan nasional tentang SMK3 sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3, sebagai pedoman perusahaan dalam menerapkan
SMK3.
(2)Instansi pembina sektor usaha dapat mengembangkan
pedoman penerapan SMK3 sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sesuai dgn kebutuhan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 5
(1)Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.
(2)Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi
perusahaan: Mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100
orang atau mempunyai potensi bahaya tinggi.
(3) Ketentuan mengenai tingkat bahaya tinggi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 50 TAHUN 2012
@SDKP Minerba
16. 16
Pasal 16
(1) Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga audit independen yang
ditunjuk oleh Menteri atas permohonan perusahaan.
(2) Untuk perusahaan yang memiliki potensi bahaya tinggi wajib melakukan
penilaian penerapan SMK3 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(Yang dimaksud dengan perusahaan yang memiliki potensi bahaya tinggi
antara lain perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, minyak dan
gas bumi.)
Pasal 19
➢ Instansi pembina sektor usaha dapat melakukan pengawasan SMK3
terhadap pelaksanaan penerapan SMK3 yang dikembangkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 50 TAHUN 2012
@SDKP Minerba
17. Undang – Undang
Nomor 3 Tahun 2020
(perubahan atas UU Nomor 4 Tahun 2009)
Pertambangan Mineral dan
Batubara
#Keselamatan? Bisa bisa bisa!!!
@SDKP Minerba
18. Ketentuan Pasal 96 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 96
Dalam penerapan kaidah teknik Pertambangan yang
baik, pemegang IUP atau IUPK wajib melaksanakan:
a. ketentuan keselamatan Pertambangan
b. pengelolaan dan pemantauan lingkungan
Pertambangan, termasuk kegiatan Reklamasi
dan/atau Pascatambang
c. upaya konservasi Mineral dan Batubara dan
d. Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiata
Usaha Pertambangan dalam bentuk padat, cair,
atau gas sampai memenuhi standar baku mutu
lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan.
UU Nomor 3 Tahun 2020
19. Ketentuan Pasal 141 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 141
Pengawasan atas kegiatan Usaha Pertambangan yang dilakukan oleh
pemegang IUP, IUPK, IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian, IPR
atau SIPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 140 antara lain:
• teknis Pertambangan
• produksi dan pemasaran
• keuangan
• pengelolaan data Mineral dan Batubara
• konservasi sumber daya Mineral dan Batubara
• keselamatan Pertambangan
• pengelolaan lingkungan hidup, Reklamasi, dan Pascatambang
• pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan rekayasa dan
rancang bangun dalam negeri
• pengambangan tenaga kerja teknis Pertambangan
• pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat, dan
• penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi Pertambangan
UU Nomor 3 Tahun 2020
20. Peraturan Pemerintah
Nomor 55 Tahun 2010
Pertambangan Mineral dan
Batubara
#Keselamatan? Bisa bisa bisa!!!
@SDKP Minerba
21. 21
Pasal 16
Pengawasan dimaksud pasal 13, meliputi:
• K3 Pertambangan
• Keselamatan Operasi Pertambangan
Pasal 26
Pengawasan K3 Pertambangan, terdiri atas:
• Keselamatan Kerja
• Kesehatan Kerja
• Lingkungan Kerja
• Sistem Manajemen Keselamatan Kerja
Pasal 27
Pengawasan KO Pertambangan, terdiri atas:
• Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan / perawatan sarana, prasarana,
instalasi dan peralatan pertambangan
• Pengamanan instalasi
• Kelayakan sarana, prasarana dan peralatan pertambangan
• Kompetensi tenaga teknik
• Evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 55 TAHUN 2010
23. 2
Permen ESDM No 26 Tahun 2018
Pelaksanaan Kaidah Pertambangan
Yang Baik dan Pengawasan
Pertambangan Mineral dan Batubara
Kepmen ESDM No 1827K/30/MEM/2018
Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan yang Baik
PERATURAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
@SDKP Minerba
24. No Peraturan yang dihapus
Peraturan yang
menghapus
Latar belakang
penghapusan/revisi
Manfaat dan nilai tambah
penghapusan/revisi peraturan
bagi dunia usaha
1 Permen ESDM 02 Tahun 2013 tentang Pengawasan
terhadap Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha
Pertambangan yang Dilaksanakan oleh Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
Permen ESDM
No 26 Tahun 2018
tentang
Pelaksanaan Kaidah
Pertambangan Yang
Baik dan Pengawasan
Pertambangan Mineral
dan Batubara
1. Penyesuaian dengan
ketentuan UU Nomor 23
Tahun 2014, UU 4 Tahun 2009
2. Memberikan pedoman dalam
penerapan kaidah
pertambangan (good mining
practice), sesuai ketentuan PP
Nomor 55 Tahun 2010
1.Menyederhanakan proses
bisnis dan rantai birokrasi
dalam pelaksanaan kaidah
teknik di bidang mineral dan
batubara untuk mewujudkan
good mining practice
2.Memberikan pedoman bagi
Pemerintah dan Pemerintah
Daerah provinsi dalam
melaksanakan pembinaan
dan pengawasan di bidang
mineral dan batubara
3.Meningkatkan efektifitas
pengawasan serta
debirokratisasi dalam
pengawasan
2 Permen ESDM 7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan
Reklamasi dan Pascatambang pada Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara
3 Permen ESDM 38 Tahun 2014 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan
Batubara
4 Kepmen ESDM 555.K Tahun 1995 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum
5 Kepmen ESDM 1211 Tahun 1995 tentang Pencegahan
dan Penganggulangan Perusakan dan Pencemaran
Lingkungan pada usaha petrambangan umum
6 Kepmen ESDM 1457 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Lingkungan di Bidang Pertambangan dan
Energi
Penyederhanaan Regulasi Tahap III
Sub Sektor Minerba
@SDKP Minerba
26. 9 BAB
Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan
Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara
BAB I
KETENTUAN
UMUM
BAB II
PELAKSANAAN
KAIDAH TEKNIK
PERTAMBANGAN
YANG BAIK
BAB III
PELAKSANAAN
TATA KELOLA
PENGUSAHAAN
PERTAMBANGAN
MINERAL DAN
BATUBARA
BAB IV
PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN
PENGELOLAAN USAHA
PERTAMBANGAN
BAB V
PENGAWASAN
TERHADAP
KEGIATAN USAHA
PERTAMBANGAN
BAB IX
KETENTUAN
PENUTUP
BAB VI
SANKSI
ADMINISTRATIF
BAB VIII
KETENTUAN
PERALIHAN
BAB VII
KETENTUAN LAIN-
LAIN
PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 26 TAHUN 2018
@SDKP Minerba
27. 27
Pasal 18
(1)Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi
Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau
pemurnian wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan pertambangan.
(2)Sistem manajemen keselamatan pertambangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi elemen:
a. kebijakan;
b. perencanaan;
c. organisasi dan personel;
d. implementasi;
e. pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut;
f. dokumentasi; dan
g. tinjauan manajemen dan peningkatan kinerja.
PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 26 TAHUN 2018
@SDKP Minerba
28. 28
Pasal 18
(3) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi
Produksi, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau
pemurnian wajib melakukan audit internal penerapan sistem manajemen
keselamatan pertambangan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
(4) Dalam hal terjadi kecelakaan, kejadian berbahaya, kejadian akibat penyakit
tenaga kerja, penyakit akibat kerja, bencana, dan/atau untuk kepentingan
penilaian kinerja keselamatan pertambangan, KaIT dapat meminta kepada
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi
Produksi, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau
pemurnian untuk melakukan audit eksternal penerapan sistem manajemen
keselamatan pertambangan.
(5) Audit eksternal penerapan sistem manajemen keselamatan pertambangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan oleh lembaga audit
independen
PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 26 TAHUN 2018
34. Lampiran I
Pedoman Permohonan,
Evaluasi dan/atau Pengesahan
Kepala Teknik Tambang,
Penanggung Jawab Teknik dan
Lingkungan, Kepala Tambang
Bawah Tanah, Pengawas
Operasional, Pengawas Teknis,
dan/atau Penanggung Jawab
Operasional
Pedoman
Pengelolaan
Teknis
Pertambangan
Pedoman
Pelaksanaan
Keselamatan
Pertambangan dan
Keselamatan
Pengolahan dan/atau
Pemurnian Minerba
Lampiran II Lampiran III Lampiran IV
Pedoman
Penerapan
SMKP Minerba
Lampiran V Lampiran VI Lampiran VII Lampiran VIII
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Pertambangan
Minerba
Pedoman Pelaksanaan
Reklamasi dan
Pascatambang serta
Pascaoperasi pada
Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan
Batubara
Pedoman Pelaksanaan Konservasi
Mineral dan Batubara
Pedoman Kaidah Teknik Usaha Jasa
Pertambangan dan Evaluasi Kaidah
Teknik Usaha Jasa Pertambangan
KEPUTUSAN MENTERI ESDM 1827.K/30/MEM/2018
@SDKP Minerba
35. 35
LAMPIRAN IV
PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA
Audit SMKP Minerba:
1. Audit Internal (dilakukan oleh internal perusahaan)
2. Audit Eksternal (dilakukan oleh lembaga yang telah
ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
3. Skema Proses Pelaksanaan Audit Internal dan
Eksternal (diatur pada petunjuk teknis oleh Dirjen)
KEPUTUSAN MENTERI ESDM 1827.K/30/MEM/2018
37. Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan
dan Keselamatan Pengolahan dan/atau
Permurnian Mineral dan Batubara
Lampiran I
Pelaksanaan, Penilaian, dan Pelaporan Sistem
Manajemen Keselamatan Pertambangan serta
Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan
Khusus Pengolahan dan/atau Pemurnian
Mineral dan Batubara
Lampiran II
Ruang Lingkup Kepdirjen 185/37.04/DJB/2019
@SDKP Minerba
38. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan Mineral dan Batubara atau Sistem
Manajemen Keselamatan Pertambangan khusus
pada pengolahan dan/atau pemurnian.
Penilaian Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Pertambangan Mineral dan
Batubara atau Sistem Manajemen
Keselamatan Pertambangan khusus pada
pengolahan dan/atau pemurnian.
Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan Mineral dan Batubara atau Sistem
Manajemen Keselamatan Pertambangan khusus
pada pengolahan dan/atau pemurnian.
Ruang Lingkup
Petunjuk Teknis
SMKP Minerba
KEPDIRJEN NO. 185.K/37.04/DJB/2019
LAMPIRAN II: SMKP MINERBA – RUANG LINGKUP
@SDKP Minerba
39. 39
Kebijakan
Perencanaan
Organisasi dan Personel
Implementasi
Pemantauan, Evaluasi,
dan Tindak Lanjut
Dokumentasi
Tinjauan Manajemen dan
Peningkatan Kinerja
ELEMEN SMKP MINERBA
SMKP Minerba,
merupakan bagian dari sistem
yang ada di perusahaan
secara keseluruhan,
membantu perusahaan untuk
pelaksanaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3)
Pertambangan dan
Pelaksanaan Keselamatan
Operasional (KO)
Pertambangan
@SDKP Minerba
41. MANAJEMEN
RISIKO
PENELAHAAN
AWAL
IDENTIFIKASI DAN KEPATUHAN
TERHADAP KETENTUAN
PERATURAN PERUNDANGAN
RENCANA KERJA
DAN ANGGARAN KP
PENETAPAN
TUJUAN, SASARAN,
PROGRAM
ELEMEN #2
PERENCANAAN
Perusahaan melakukan penelaahan awal untuk mengetahui sejauh mana ketaatan terhadap peraturan K3 & KO; melakukan manajemen
risiko; mengidentifikasi dan meninjau ulang peraturan dan persyaratan yg harus dipenuhi; membuat, menetapkan, menerapkan, dan
memelihara serta mendokumentasikan TSP; menyusun dan menetapakan rencana anggaran KP dalam RKAB @SDKP Minerba
42. ELEMEN #3
ORGANISASI DAN
PERSONEL
Struktur Organisasi, Tugas Tanggung Jawab dan Wewenang
KTT, KTBT, KKK
PJO Untuk Perusahaan Jasa Pertambangan
Bagian K3 dan KO Pertambangan
Pengawas Operasional dan Teknik
Komite Keselamatan Pertambangan
Partisipasi, Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran
Struktur Organisasi, Tugas Tanggung Jawab dan Wewenang
KTT, KTBT, KKK
PJO Untuk Perusahaan Jasa Pertambangan
Bagian K3 dan KO Pertambangan
Pengawas Operasional dan Teknik
Tenaga Teknik Khusus Pertambangan
Penunjukan Team Tanggap Darurat
Seleksi dan Penempatan Personel
Pendidikan, Pelatihan dan Kompetensi Kerja
Komunikasi Keselamatan Pertambangan
Administrasi Keselamatan Pertambangan
@SDKP Minerba
43. ELEMEN #4
IMPLEMENTASI
Pelaksanaan Pengelolaan Operasional
Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Pelaksanaan Pengelolaan Kesehatan Kerja
Pelaksanaan Pengelolaan Keselamatan Operasional
Pertambangan
Pelaksanaan Bahan Peledak dan Peledakan
Penetapan Sistem Perancangan dan Rekayasa
Penetapan Sistem Pembelian
Pemantauan dan Pengelolaan Perusahaan Jasa
Pertambangan
Pengelolaan Keadaan Darurat
Penyediaan dan Penyiapan P3K
Pelaksanaan Keselamatan di Luar Pekerjaan (off the
job safety)
44. ELEMEN #5
PEMANTAUAN,
EVALUASI, DAN
TINDAK LANJUT
Pemantauan dan pengukuran kinerja
Inspeksi Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan
Evaluasi Kepatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan dan Persyaratan lainnya yang
terkait
Penyelidikan Kecelakaan, Kejadian Berbahaya, dan
Penyakit Akibat Kerja
Evaluasi Pengelolaan Administrasi Keselamatan
Pertambangan
Audit Internal Penerapan SMKP Minerba.
Tindak lanjut ketidaksesuaian
Perusahaan melakukan pemantauan, evaluasi terhadap
kinerja K3 dan KO dan menindaklanjuti adanya
ketidaksesuaian
45. • 01
• 02 Pengendalian Dokumen
• 03 Pengendalian Rekaman
• 04 Dokumen dan Rekaman
Manual SMKP
ELEMEN #6
DOKUMENTASI
Perusahaan menetapkan, memelihara dan melakukan
pengendalian sistem dokumentasi dengan baik mulai dari
kebijakan, TSP, pedoman, prosedur, IK, standar, dan rekaman
@SDKP Minerba
47. Audit internal untuk
penilaian penerapan SMKP
Minerba atau SMKP khusus
pada Pengolahan dan/atau
Pemurnian dilakukan paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun
AUDIT INTERNAL PENERAPAN SMKP
@SDKP Minerba
48. • tim audit internal diangkat dan diberhentikan oleh KTT atau PTL
• audit internal dipimpin oleh seorang ketua tim audit internal
• ketua tim audit internal bertanggung jawab kepada KTT atau PTL
• auditor yang duduk dalam tim audit internal bertanggung jawab
secara langsung kepada ketua tim audit internal
• auditor internal memiliki integritas dan perilaku yang
profesional, independen, jujur, dan obyektif dalam pelaksanaan
tugas
• auditor internal memiliki pengetahuan dan pengalaman
mengenai teknis audit dan disiplin ilmu yang relevan dengan
bidang tugasnya, yang dibuktikan dengan surat keterangan atau
sertifikat pelatihan audit SMKP Minerba atau SMKP khusus pada
Pengolahan dan/atau Pemurnian dari instansi pembina yang
diregistrasi oleh KaIT.
KETENTUAN AUDIT INTERNAL PENERAPAN SMKP
@SDKP Minerba
49. AUDIT EKSTERNAL PENERAPAN SMKP
• Audit eksternal penerapan SMKP Minerba atau SMKP khusus pada Pengolahan dan/atau Pemurnian
dilaksanakan apabila dalam hal terjadi kecelakaan, kejadian berbahaya, kejadian akibat penyakit
tenaga kerja, Penyakit Akibat Kerja, bencana, dan/atau untuk kepentingan penilaian kinerja
Keselamatan Pertambangan.
• KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT dapat meminta kepada pemegang IUP Operasi Produksi,
IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP untuk
melakukan audit eksternal penerapan SMKP Minerba.
• Pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau
Pemurnian, IPR, dan IUJP juga dapat mengajukan sendiri untuk dilakukan audit eksternal
penerapan SMKP Minerba atau SMKP khusus pada Pengolahan dan/atau Pemurnian dengan
sepengetahuan KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT.
@SDKP Minerba
Catatan:
Audit eksternal dilaksanakan apabila terjadi kondisi, pertama permintaan KAIT atas pertimbangan telah
terjadi kecelakaan, kejadian berbahaya, kejadian akibat penyakit tenaga kerja, Penyakit Akibat Kerja,
bencana, dan/atau untuk kepentingan penilaian kinerja Keselamatan Pertambangan. Kedua inisiatif dari
perusahaan dalam rangka perbandingan hasil audit internal.
51. KETENTUAN AUDIT EKSTERNAL PENERAPAN SMKP
• audit eksternal dilakukan oleh lembaga audit eksternal,
yaitu lembaga independen terakreditasi yang ditunjuk
oleh Direktur Jenderal.
• tim audit eksternal diangkat dan diberhentikan oleh
lembaga independen terakreditasi yang ditunjuk oleh
Direktur Jenderal.
• tim audit eksternal dipimpin oleh seorang ketua tim
audit eksternal.
• ketua tim audit eksternal bertanggung jawab kepada
pimpinan lembaga independen terakreditasi yang
ditunjuk oleh Direktur Jenderal.
• auditor yang duduk dalam tim audit eksternal
bertanggung jawab secara langsung kepada ketua tim
audit eksternal. @SDKP Minerba
52. KETENTUAN AUDIT EKSTERNAL PENERAPAN SMKP
• di dalam tim audit eksternal terdapat sekurang-kurangnya 1
(satu) orang tenaga ahli dari instansi Pembina yang
mendapat penugasan dari KaIT.
• lembaga audit eksternal menyampaikan Laporan Audit
Eksternal Penerapan SMKP Minerba atau SMKP khusus pada
Pengolahan dan/atau Pemurnian selambat-lambatnya 14 hari
kerja setelah audit eksternal dinyatakan selesai.
• lembaga audit eksternal menerbitkan Sertifikat Audit
Eksternal Penerapan SMKP Minerba atau SMKP khusus pada
Pengolahan dan/atau Pemurnian sesuai dengan format yang
telah ditentukan oleh KaIT.
• sertifikat Audit Eksternal Penerapan SMKP Minerba atau
SMKP khusus pada Pengolahan dan/atau Pemurnian
diregistrasi oleh KaIT.
@SDKP Minerba
53. KRITERIA LEMBAGA AUDIT EKSTERNAL PENERAPAN SMKP
• memiliki IUJP Jenis Pelaksanaan
pada bidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dengan sub
bidang Audit Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pertambangan;
dan
• memiliki sertifikasi Komite
Akreditasi Nasional bidang Audit
Sistem Manajemen.
@SDKP Minerba
54. KRITERIA AUDITOR EKSTERNAL PENERAPAN SMKP
• memiliki sertifikat sebagai Auditor dari lembaga yang terakreditasi dan
terdaftar di instansi pembina
• pengalaman sebagai auditor minimum 3 (tiga) tahun di dalam bidang
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dibuktikan dengan
surat tugas per tahun dari lembaga penunjuk
• memiliki integritas dan perilaku yang profesional, independen, jujur,
dan obyektif dalam pelaksanaan tugas
• memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai teknis audit dan
disiplin ilmu yang relevan dengan bidang tugasnya, yang dibuktikan
dengan surat keterangan atau sertifikat pelatihan audit SMKP Minerba
atau SMKP khusus pada Pengolahan dan/atau Pemurnian dari instansi
pembina yang diregistrasi oleh KaIT.
@SDKP Minerba
55. Skema Proses Pelaksanaan Audit
Permulaan
Audit
Pelaksanaan
Tinjauan
Dokumen
Persiapan
untuk Kegiatan
Audit
Lapangan
Pelaksanaan
Kegiatan Audit
Lapangan
Penyiapan,
Pengesahan dan
Penyampaian
Laporan Audit
1
2
3
4
5
6
Penyelesaian
Audit
7
Pelaksanaan
Tindak Lanjut
Audit
@SDKP Minerba
57. Peraturan
Menteri ESDM
Nomor 7 Tahun 2020
Keputusan Menteri
ESDM Nomor
1806K/30/MEM/2018
#Keselamatan? Bisa bisa bisa!!!
@SDKP Minerba
58. PERMEN ESDM NO. 7 TAHUN 2020 KEPMEN ESDM NO. 1806.K/30/MEM/2018
KETENTUAN UMUM
LAPORAN
SANKSI
FORMAT PENYUSUNAN LAPORAN
BERKALA
FORMAT PENYUSUNAN
LAPORAN KHUSUS
DASAR HUKUM
PELAPORAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN
@SDKP Minerba
59. PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 7 TAHUN 2020
Pasal 82
1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi, IUPK Operasi Produksi, IUP Operasi Produksi
khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, atau IUP
Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan
penjualan, dan IUJP wajib menyusun dan menyampaikan
laporan yang meliputi:
a) Laporan berkala;
b) Laporan Akhir, dan/atau
c) Laporam khusus.
SMKP
60. PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 7 TAHUN 2020
Pasal 83
(1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi wajib menyusun
dan menyampaikan Laporan Berkala sebagaimana dimaksud
dalam pasal 82 ayat (1) huruf a kepada Menteri melalui
Direktur Jenderal atau gubernur sesuai dengan
kewenangannya yang meliputi:
a. laporan atas RKAB Tahunan;
b. laporan kuaitas air limbah pertambangan;
c. laporan statistik kecelakaan tambang dan kejadian
berbahaya;
d. laporan statistik penyakit tenaga kerja;
e. laporan pelaksanaan reklamasi dalam rangka pelepasan
atau pencairan jaminan reklamasi; dan
f. Laporan audit internal penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
61. PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 7 TAHUN 2020
Pasal 83
(2) Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi
wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Berkala
sebagaimana dimaksud dalam pasal 82 ayat (1) huruf a
kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau gubernur
sesuai dengan kewenangannya yang meliputi:
a. laporan atas RKAB Tahunan;
b. laporan kuaitas air limbah pertambangan;
c. laporan konservasi:
d. laporan statistik kecelakaan tambang dan kejadian
berbahaya;
e. laporan statistik penyakit tenaga kerja;
f. laporan pelaksanaan reklamasi dalam rangka pelepasan
atau pencairan jaminan reklamasi;
g. laporan pelaksanaan pascatambang dalam rangka
pencairan jaminan pascatambang; dan
h. laporan audit internal penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara.
62. PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 7 TAHUN 2020
Pasal 83
(6) Pemegang IUJP wajib menyusun dan menyampaikan
Laporan Berkala kepada Menteri melalui Direktur Jenderal
atau gubernur sesuai dengan kewenangannya melalui
pemegang IUP atau IUPK yang meliputi:
a. laporan pelaksanaan kegiatan usaha jasa
pertambangan; dan
b. laporan audit internal penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara
63. LAMPIRAN IV
PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara (SMKP
Minerba) yang terdiri atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pertambangan
dan Keselamatan Operasi (KO) Pertambangan, diterapkan oleh Pemegang IUP
Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, IUP
Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, dan perusahaan
jasa pertambangan.
Penerapan SMKP Minerba terdiri atas elemen sebagai berikut:
1. kebijakan;
2. perencanaan;
3. organisasi dan personel;
4. implementasi;
5. pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut;
6. dokumentasi; dan
7. tinjauan manajemen dan peningkatan kinerja.
Audit SMKP Minerba:
1. Audit Internal (dilakukan oleh internal perusahaan) / Audit Eksternal (dilakukan
oleh lembaga yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
2. Skema Proses Pelaksanaan Audit Internal dan Eksternal
KEPUTUSAN MENTERI ESDM 1827.K/30/MEM/2018
64. KEPUTUSAN MENTERI 1806.K/30/MEM/2018
01
Penetapan Pedoman
Pelaksanaan, Evaluasi,
Persetujuan RKAB
Minerba
02
Format Penyusunan
RKAB
04
Format Penyusunan
Laporan Berkala
03
Tata Cara Evaluasi dan
persetujuan RKAB
05
Format Penyusunan
Laporan Akhir dan tata
cara evaluasi
06
Format Penyusunan
Laporan Khusus dan
Tata cara Evaluasi
07
Format Persetujuan
RKAB Tahunan
08
Format Persetujuan
Laporan Akhir
65. 1 2 3
a. Laporan Atas RKAB Tahunan
(Bulanan dan Triwulan)
b. Laporan Statistik Kecelakaan
Tambang dan Kejadian Berbahaya
(Triwulan)
c. Laporan Statistik Penyakit Tenaga
Kerja (Triwulan)
d. Laporan Audit Internal Penerapan
SMKP Minerba (Tahunan)
• Pelaporan Berkala
• Berkala
a. Laporan Pemberitahuan Awal
Kecelakaan, awal Berbahaya atau
awal Kejadian Akibat Penyakit
Tenaga Kerja
b. Laporan Penyakit Akibat Kerja
(PAK)
c. Laporan Audit Eksternal
Penerapan SMKP Minerba
• Pelaporan Khusus
• Khusus
• Pelaporan Akhir
• Akhir
KEPUTUSAN MENTERI ESDM 1827.K/30/MEM/2018
PELAPORAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN
66. • Bentuk III-i. Pemberitahuan Kecelakaan
• Bentuk X-i. Pemberitahuan Kejadian Berbahaya
Laporan Bulanan Laporan Triwulan
• Bentuk IV-i. Daftar Persediaan dan Pemakaian Bahan Peledak
• Bentuk XIV-i. Laporan Persediaan dan Pemakaian Bahan Bakar
Cair
• Bentuk V-i. Daftar Kecelakaan Tambang
• Bentuk VI-i. Daftar Jumlah Tenaga Kerja
• Bentuk VII-i. Daftar Jumlah Jam Kerja
• Bentuk VIII-i. Daftar Frequency Rate (FR) dan Severity Rate
(SR)
• Bentuk IX-i. Perhitungan Biaya Kecelakaan Tambang
• Bentuk XI-i. Rekapitulasi Kejadian Berbahaya
• Bentuk XIII-i. Daftar Penyakit Tenaga Kerja
• Laporan Pengelolaan Lingkungan Kerja
• Laporan Pengelolaan Kesehatan Kerja
• Laporan Pengelolaan Kesehatan Kerja
• Laporan Audit Internal SMKP Minerba
• Laporan Data Kompetensi Tenaga Kerja
Laporan Triwulan IV (Tahunan)
dilaporkan paling lambat setelah 5 (lima) hari kalender
setelah berakhirnya tiap bulan.
dilaporkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah
berakhirnya tiap triwulan
dilaporkan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari setelah Triwulan ke- IV.
PELAPORAN
BERKALA
@SDKP Minerba
67. Laporan Audit Internal SMKP Minerba
Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2018
Pasal 18 Ayat 3
“Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi Produksi
khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian wajib
melakukan audit internal penerapan sistem manajemen
keselamatan pertambangan paling sedikit 1 (satu) kali dalam
1 (satu) tahun.”
@SDKP Minerba
68. • Pemberitahuan Awal Kecelakaan Kepada KaIT
• Pemberitahuan Awal Kejadian berbahaya Kepada KaIT
• Pemberitahuan Awal Kejadian Akibat Penyakit Kepada
KaIT
• Pemberitahuan Penyakit Akibat Kerja Hasil Diagnosis
Kepada KaIT
dilaporkan sesaat setelah terjadinya awal kecelakaan,
awal kejadian berbahaya, kejadian akibat penyakit tenaga
kerja, dan sesaat setelah diketahui hasil diagnosis dan
pemeriksaan penyakit akibat kerja
PELAPORAN
KHUSUS
Laporan Audit Eksternal Penerapan
SMKP Minerba
dilaporkan 14 hari kerja setelah Audit
Eksternal SMKP Minerba dinyatakan
selesai
@SDKP Minerba
69. Laporan Audit Eksternal SMKP Minerba
Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2018
Pasal 18 Ayat 4
“Dalam hal terjadi kecelakaan, kejadian berbahaya, kejadian
akibat penyakit tenaga kerja, penyakit akibat kerja, bencana,
dan/atau untuk kepentingan penilaian kinerja keselamatan
pertambangan, KaIT dapat meminta kepada Pemegang IUP
Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi
Produksi, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan
dan/atau pemurnian untuk melakukan audit eksternal penerapan
sistem manajemen keselamatan pertambangan.”
@SDKP Minerba
71. SANKSI
Sesuai Peraturan Menteri ESDM nomor 7 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pemberian Wilayah,
Perizinan, dan Pelaporan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
BAB VIII
SANKSI ADMINSTRATIF
Pasal 95
1) Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, IUJP, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan
penjualan, yang tidak mematuhi atau melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) huruf a atau sampai dengan huruf dd, ayat (2) atau
sampai dengan ayat (6), Pasal 63, Pasal 64, Pasal 65, Pasal 66 huruf a atau sampai dengan huruf l, Pasal 68 ayat (1) huruf a atau sampai dengan huruf t, Pasal 69
ayat (1) atau ayat (2), Pasal 70 huruf a atau sampai dengan huruf c, Pasal 72 huruf a atau sampai dengan huruf m, Pasal 73 huruf a atau huruf b, Pasal 75 huruf b
atau sampai dengan huruf e, Pasal 76 huruf b atau sampai dengan huruf e, Pasal 78 huruf a atau huruf b, Pasal 79 ayat (1) atau ayat (2), Pasal 80 ayat (3), Pasal
82 ayat (1) atau sampai dengan ayat (2), Pasal 83 ayat (1) atau sampai dengan ayat (7), Pasal 84 huruf a atau sampai dengan huruf g, Pasal 85 ayat (1) atau
sampai dengan ayat (2), Pasal 87 ayat (1) atau sampai dengan ayat (5), Pasal 88 ayat (3), Pasal 90 ayat (3), Pasal 91, dan Pasal 92 dikenakan sanksi administratif.
2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa:
a. Peringatan tertulis
b. Penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha; dan/atau
c. Pencabutan izin
3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud diberikan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 97
Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95
ayat (2) huruf a diberikan paling banyak 3 (tiga) kali dengan
jangka waktu peringatan masing-masing paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender.
72. SANKSI
Sesuai Peraturan Menteri ESDM nomor 7 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pemberian Wilayah,
Perizinan, dan Pelaporan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
BAB VIII
SANKSI ADMINSTRATIF
Pasal 98
1) Dalam hal pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, IUJP, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk
pengangkutan dan penjualan yang mendapat sanksi peringatan tertulis setelah berakhirnya jangka waktu peringatan tertulis sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 95 ayat (2) huruf a belum melaksanakan kewajibannya, dikenakan sanksi administratif berupa penghentian sementara sebagian atau
seluruh kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (2) huruf b.
2) Sanksi administratif berupa penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan dalam
jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kalender.
Pasal 99
Sanksi administratif berupa pencabutan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (2) huruf c dikenakan kepada pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi
Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, IUJP, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan, yang tidak
melaksanakan kewajiban sampai dengan berakhirnya jangka waktu pengenaan sanksi berupa penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan
usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2).