Rancangan Bujursangkar Latin merupakan rancangan percobaan yang memiliki dua ulangan yaitu baris dan kolom. Banyaknya perlakuan sama dengan banyaknya baris dan kolom. Setiap perlakuan hanya menempati satu sel dalam tabel. Data dianalisis menggunakan sidik ragam untuk mengetahui pengaruh baris, kolom, dan perlakuan terhadap hasil pengamatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pembandingan berganda yang digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh perlakuan satu dengan yang lain. Pembandingan berganda meliputi uji-t dengan Beda Nyata Terkecil (BNT), uji Tukey dengan Beda Nyata Jujur (BNJ), dan uji Jarak Berganda Duncan dengan Jarak Nyata Terkecil (JNT).
Perbandingan ortogonal digunakan untuk menganalisis sumber variasi dalam suatu percobaan. Metode ini membagi jumlah kuadrat perlakuan menjadi komponen-komponen yang sesuai dengan koefisien kontrast masing-masing perlakuan. Hipotesis nol yang diuji adalah pengaruh kelompok perlakuan sama. Statistik uji F dan t digunakan untuk menguji hipotesis. Contoh kasus menunjukkan analisis perbandingan ortogonal kontrast untuk dua kel
Uji BNT (Beda Nyata Terkecil) digunakan untuk membandingkan perbedaan rata-rata perlakuan. Uji ini menentukan nilai kritis untuk membandingkan selisih rata-rata antar perlakuan dan menentukan apakah perbedaan tersebut nyata secara statistik. Contoh penggunaan uji BNT untuk menguji pengaruh beberapa sistem olah tanah terhadap hasil kentang menunjukkan sistem olah tanah A memberikan hasil tertinggi sedang
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan percobaan khususnya rancangan bujur sangkar latin (RBSL) yang dapat menghilangkan dua sumber keragaman dengan cara pengelompokan dalam dua arah, yaitu baris dan kolom."
Dokumen tersebut membahas tentang pembandingan berganda yang digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh perlakuan satu dengan yang lain. Pembandingan berganda meliputi uji-t dengan Beda Nyata Terkecil (BNT), uji Tukey dengan Beda Nyata Jujur (BNJ), dan uji Jarak Berganda Duncan dengan Jarak Nyata Terkecil (JNT).
Perbandingan ortogonal digunakan untuk menganalisis sumber variasi dalam suatu percobaan. Metode ini membagi jumlah kuadrat perlakuan menjadi komponen-komponen yang sesuai dengan koefisien kontrast masing-masing perlakuan. Hipotesis nol yang diuji adalah pengaruh kelompok perlakuan sama. Statistik uji F dan t digunakan untuk menguji hipotesis. Contoh kasus menunjukkan analisis perbandingan ortogonal kontrast untuk dua kel
Uji BNT (Beda Nyata Terkecil) digunakan untuk membandingkan perbedaan rata-rata perlakuan. Uji ini menentukan nilai kritis untuk membandingkan selisih rata-rata antar perlakuan dan menentukan apakah perbedaan tersebut nyata secara statistik. Contoh penggunaan uji BNT untuk menguji pengaruh beberapa sistem olah tanah terhadap hasil kentang menunjukkan sistem olah tanah A memberikan hasil tertinggi sedang
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan percobaan khususnya rancangan bujur sangkar latin (RBSL) yang dapat menghilangkan dua sumber keragaman dengan cara pengelompokan dalam dua arah, yaitu baris dan kolom."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penelitian mengenai lama waktu membersihkan noda pada kain dengan menggunakan empat jenis deterjen dan Rancangan Bujur Sangkar Latin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan lama waktu membersihkan noda pada kain dengan menggunakan empat jenis deterjen.
Dokumen tersebut membahas tentang uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh ketinggian air dan dosis pupuk hidroponik terhadap tinggi tanaman sawi. Ditemukan adanya pengaruh sangat nyata dari dosis pupuk dan interaksi antara ketinggian air dan dosis pupuk, namun penelitian ini dianggap cukup teliti karena nilai koefisien keragaman kurang dari 20%.
Dokumen tersebut membahas tentang praktikum pembuatan agar-agar dengan variasi jumlah gula dan merk agar-agar. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah gula dan merk terhadap lama waktu kekenyalan agar-agar menggunakan rancangan acak kelompok.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang point biserial, yaitu korelasi yang digunakan untuk satu variabel diukur dalam skala interval atau rasio dan variabel lainnya adalah variabel nominal dengan dua tingkatan klasifikasi. Diberikan rumus untuk menghitung point biserial beserta contoh perhitungannya menggunakan data gender dan tingkat kecemasan. Point biserial kemudian diinterpretasikan dengan membandingkannya terhadap nilai r tabel.
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan percobaan, termasuk pengertian faktor, taraf, perlakuan, dan respons serta perbedaan antara percobaan faktorial dan faktor tunggal. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan percobaan faktorial untuk melihat interaksi antar faktor."
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang distribusi binomial negatif dan distribusi geometrik. Terdapat contoh soal peluang mendapatkan hasil tertentu pada lantunan koin dan peluang menemukan produk cacat setelah memeriksa beberapa butir. Dokumen ini juga mendefinisikan distribusi binomial negatif dan memberikan contoh soal peluang mendapatkan hasil tertentu pada beberapa lantunan koin.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penelitian mengenai lama waktu membersihkan noda pada kain dengan menggunakan empat jenis deterjen dan Rancangan Bujur Sangkar Latin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan lama waktu membersihkan noda pada kain dengan menggunakan empat jenis deterjen.
Dokumen tersebut membahas tentang uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh ketinggian air dan dosis pupuk hidroponik terhadap tinggi tanaman sawi. Ditemukan adanya pengaruh sangat nyata dari dosis pupuk dan interaksi antara ketinggian air dan dosis pupuk, namun penelitian ini dianggap cukup teliti karena nilai koefisien keragaman kurang dari 20%.
Dokumen tersebut membahas tentang praktikum pembuatan agar-agar dengan variasi jumlah gula dan merk agar-agar. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah gula dan merk terhadap lama waktu kekenyalan agar-agar menggunakan rancangan acak kelompok.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang point biserial, yaitu korelasi yang digunakan untuk satu variabel diukur dalam skala interval atau rasio dan variabel lainnya adalah variabel nominal dengan dua tingkatan klasifikasi. Diberikan rumus untuk menghitung point biserial beserta contoh perhitungannya menggunakan data gender dan tingkat kecemasan. Point biserial kemudian diinterpretasikan dengan membandingkannya terhadap nilai r tabel.
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan percobaan, termasuk pengertian faktor, taraf, perlakuan, dan respons serta perbedaan antara percobaan faktorial dan faktor tunggal. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan percobaan faktorial untuk melihat interaksi antar faktor."
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang distribusi binomial negatif dan distribusi geometrik. Terdapat contoh soal peluang mendapatkan hasil tertentu pada lantunan koin dan peluang menemukan produk cacat setelah memeriksa beberapa butir. Dokumen ini juga mendefinisikan distribusi binomial negatif dan memberikan contoh soal peluang mendapatkan hasil tertentu pada beberapa lantunan koin.
Bab 1 membahas latar belakang pengujian hipotesis analisis varians dua arah, rumusan masalah dan tujuan penelitian. Rumusan masalah membahas definisi, jenis dan langkah-langkah analisis varians dua arah. Tujuan penelitian adalah memberikan pemahaman tentang analisis varians dua arah dan mampu melakukan pengujiannya.
1. Dokumen tersebut berisi soal-soal matematika tentang barisan dan deret, himpunan, fungsi, perbandingan, sistem persamaan linier dua variabel, pertidaksamaan linier satu variabel, pola bilangan, dan persamaan kuadrat.
Dokumen tersebut membahas tentang belajar operasi hitung bentuk aljabar, termasuk mengenal bentuk aljabar dan unsur-unsurnya, melakukan operasi hitung pada bentuk aljabar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan perpangkatan, serta penggunaan aljabar untuk menyelesaikan masalah.
Dokumen tersebut membahas tentang belajar operasi hitung bentuk aljabar, yang mencakup pengenalan bentuk aljabar dan unsur-unsurnya, operasi hitung pada bentuk aljabar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan perpangkatan, serta penggunaan aljabar untuk menyelesaikan masalah.
Bab ini membahas tentang faktorisasi aljabar, meliputi operasi hitung pada bentuk aljabar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Konsep penting yang diajarkan adalah sifat-sifat operasi hitung yang berlaku pada bilangan riil juga berlaku pada bentuk aljabar, seperti sifat komutatif, asosiatif, dan distributif.
Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatikaIr. Zakaria, M.M
Β
Dokumen tersebut membahas mengenai peningkatan kinerja SDM aparatur sipil negara pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Aceh Timur. Dokumen menjelaskan perlunya meningkatkan kemampuan pegawai dalam menguasai teknologi komunikasi dan informatika serta pengetahuan sosial ekonomi masyarakat. Dokumen juga mengidentifikasi masalah rendahnya keterampilan pegawai dan lemahnya SDM, serta memberikan alternat
This document outlines the terms and conditions for a home loan agreement between John Doe and ABC Bank. It specifies that John Doe will receive a $200,000 loan at 4% annual interest to purchase a property located at 123 Main St. The loan is to be repaid over 30 years through monthly installments of principal and interest. The document details various rights and responsibilities of both parties regarding late payments, prepayment, and foreclosure.
This document outlines the terms and conditions for a home loan agreement between John Doe and ABC Bank. It specifies that John Doe will receive a $200,000 loan at 4% annual interest to purchase a property located at 123 Main St. The loan is to be repaid over 30 years through monthly installments of principal and interest. The document details various rights and responsibilities of both parties regarding late payments, prepayment, and foreclosure.
Peraturan Bupati Aceh Timur Nomor 16 Tahun 2017 mengatur tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Aceh Timur. Dinas ini dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan membawahi Sekretariat serta tiga bidang yaitu Data dan Diseminasi Informasi, Jaringan Komunikasi, dan Pengembangan Teknologi Informasi. Peraturan ini mengatur mengenai struktur organisasi, tugas p
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi masalah dan alternatif kebijakan untuk meningkatkan kompetensi aparatur di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Aceh Timur.
2. Masalah yang diidentifikasi adalah rendahnya keterampilan aparatur dan lemahnya SDM.
3. Alternatif kebijakan yang diajukan adalah peningkatan keterampilan melalui pelatihan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya peningkatan kapasitas pegawai negeri sipil di Dinas Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Aceh Timur, baik dari segi pengetahuan maupun moralitas, agar dapat berperan optimal dalam memberdayakan masyarakat tani.
Ringkasan dokumen ini adalah:
1. Dokumen ini membahas peranan Dinas Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Aceh Timur dalam upaya pembinaan moralitas pegawai negeri sipil.
2. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, visi misi, dan tujuan penulisan tentang peranan dinas tersebut.
3. Analisis permasalahan dan kebijakan serta kesimpulan dan saran juga dibahas dalam dokumen ini.
Dinas Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Aceh Timur berperan penting dalam membina moralitas pegawai negeri sipil melalui program pelatihan dan sosialisasi. Upaya ini bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat secara profesional dan beretika.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas peranan Dinas Peternakan Aceh dalam upaya peningkatan moralitas pegawai negeri sipil.
2. Ada dua masalah utama yaitu kemampuan kerja pegawai yang rendah dan pengetahuan mereka yang kurang.
3. Untuk menyelesaikan masalah tersebut diperlukan peningkatan moral, pengetahuan, dan pelatihan bagi pegawai.
Dokumen tersebut membahas tentang program linear, sistem pertidaksamaan linier, dan grafiknya. Secara singkat, dibahas sejarah program linear, definisi program linier, langkah-langkah pembuatan model matematika dari suatu masalah, nilai optimum suatu fungsi objektif menggunakan metode uji titik pojok dan garis selidik."
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...Ir. Zakaria, M.M
Β
Dokumen tersebut membahas tentang geometri bidang khususnya lingkaran, yang mencakup definisi lingkaran dan bagian-bagiannya seperti jari-jari, diameter, busur lingkaran, serta rumus-rumus untuk menghitung keliling dan luas lingkaran. Dibahas pula sudut pusat dan sudut keliling, garis singgung lingkaran, serta lingkaran dalam dan luar segitiga.
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanyaIr. Zakaria, M.M
Β
Dokumen ini membahas tentang geometri bidang khususnya tentang segi tiga dan cara melukisnya. Ditulis oleh Ir. Zakaria Ibr., MM dan memberikan informasi tentang segi tiga serta tautan untuk tes dan klik lebih lanjut.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Β
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP βCSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)β akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel β BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info iniπ utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Β
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.Β Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2.Β Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3.Β Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
2. CIRI-CIRI R.B.L.
(1) Pada unit percobaan dilakukan batasan pengelompokan ganda β
seperti dua RAK, dua kelompok berbeda dengan baris dan kolom sebagai ulangan.
(2) Banyaknya perlakuan sama dengan banyaknya ulangan
(3) Banyaknya satuan percobaan = kuadrat (square) perlakuan atau ulangannya
(4) Setiap perlakuan diberi lambang huruf latin besar β Misalnya: A, B, C, D
sehingga disebut Latin Square Design
(5). Terdapat 3 sumber keragaman:
- baris (row) β misalnya : waktu pengamatan
- lajur (kolom) β misalnya : bahan percobaan
- perlakuan β misalnya : ransum
(disamping pengaruh acak)
Ke 3 keragaman tsb. jumlahnya sama besar = r
3. Model Matematika RBL:
Model: Yi j k = ΞΌ + Ξ²i + +
j k + Ξ΅i j k
baris β i = 1, 2, . . . 5
lajur (kolom)β j = 1, 2, . . . 5
perlakuan β k = 1, 2, . . . 5
Yi j k = hasil pengamatan pada baris ke-i, lajur (kolom)
ke-j, untuk perlakuan ke-k
ΞΌ = nilai tengah umum
Ξ² i = pengaruh baris (row) ke i
j = pengaruh lajur (kolom) ke j
k = pengaruh perlakuan ke k
Ξ΅i j k = pengaruh acak (galat percobaan) pada baris kei,
lajur ke-j , yang diberikan utk perlakuan ke k .
4. Ulangan pada RBL
RBL sebenarnya mempunyai dua ulangan:
Ulangan I (baris)
Ulangan II (kolom atau lajur)
Sedang banyaknya perlakuan =
banyaknya ulangan I =
banyaknya ulangan II
β
Sehingga :
Banyaknya baris (ulangan I) =
Banyaknya kolom (ulangan II) =
Banyaknya perlakuan = r
5. Penempatan perlakuan pada RBL:
Cara pengacakannya dengan acak terbatas β
β
Tiap perlakuan hanya boleh terdapat sekali dalam tiap baris dan
tiap kolom
Misalnya Rancangan Bujursangkar Latin, dengan
perlakuan 1, 2,3,4 dan 5.
β
(1). Buat latin baku secara acak β A, B, C, D dan E
( baris dan lajur pertama, hurufnya menurut
urutan abjad)
A B C D E
B C D E A
C D E A B
D E A B C
E A B C D
(2). Acak menurut baris
(3). Acak menurut kolom
6. A B C D E B C D E A A D E C B
B C D E A D E A B C C A B E D
C D E A B A B C D E E C D B A
D E A B C E A B C D D B C A E
E A B C D C D E A B B E A D C
(1) (2) (3)
(4). Penempatan perlakuan ke dalam bujur sangkar (3),
dengan bantuan bilangan acak misalnya didapat su-
sunan: 2 5 1 3 4
β
7. Berarti bahwa: perlakuan 2 menempati A
β 5 β B diperoleh
β 1 β C sebagai
β 3 β D berikut
β 4 β E
2 3 4 1 5
A D E C B 1 2 5 4 3
C A B E D 4 1 3 5 2
E C D B A
D B C A B 3 5 1 2 4
B E A D C 5 4 2 3 1
(3) (4)
8. Pengolahan data dan sidik ragam RBL:
Sebagai contoh
Penelitian terhadap sapi perah 5 ekor dgn jenis sama
(ttp mungkin keadaan fisik tak sama, dan juga umur tak
sama) β oleh karena itu ke 5 ekor sapi tsb dpt dijadikan
kelompok.
Sapi-sapi tsb diberi 5 macam ransum yang berbeda
ialah ransum A, B, C, D dan E.
Pengamatan dilakukan thdp produksi air susunya se-
lama 1 bulan (disebut periode I ), setelah itu sapi-sapi
tsb diistirahatkan pada waktu ttt sampai pengaruh pem-
berian ransum tidak ada lagi.
9. Kemudian diberi perlakuan kembali dgn 5 macam ran-
sum tsb, akan ttp pemberiannya (macam ransum) berbeda
dengan semula untuk sapi yang sama β dalam hal ini sapi
tetap, tetapi ransumnya berbeda.
Dilakukan kembali pengamatan thdp produksi air susu-
nya selama 1 bulan β disebut periode II. Selanjutnya diis-
tirahatkan kembali seperti di atas, dan seterusnya sehingga
lengkaplah semua perlakuan untuk tiap sapi (sampai perio-
de v )
Jadi terdapat 5 sapi perah jenis sama ( 1, 2, 3, 4 dan 5 )
5 perlakuan ransum (A, B, C, D dan E )
5 periode pengukuran (I, II, III,IV dan V )
10. Rancangan Bujursangkar Latin
( 5 sapi perah, 5 ransum dan 5 periode pengukuran)
Periode Sapi Perah ke
Pengukuran
1 2 3 4 5
1 bulan I B D A C E
1 bulan II D A C E B
1 bulan III E B D A C
1 bulan IV C E B D A
1 bulan V A C E B D
11. Model: Yi j k = ΞΌ + Ξ²i + j + k + Ξ΅i j k
periode β i = 1, 2, . . . . . 5
sapi β
j = 1, 2, . . . . . 5
ransum β k = 1, 2, . . . . .5
Yi j k = produksi susu selama 1 bulan dari sapi ke - j yg
menerima perlakuan ke - k pada periode ke - i
Ξ² i = pengaruh periode (baris) ke i
j = pengaruh sapi (kolom) ke j
k = pengaruh ransum (perlakuan) ke k
Ξ΅i j k = pengaruh acak (galat percobaan) pada periode
ke i , sapi ke j , yang diberikan utk perlakuan ran-
sum ke k .
12. Bentuk umum Hasil Pengamatan Penelitian
Sapi Perah dengan Rancangan Bujursangkar Latin
Peri- sapI perah ke Total
ode 1 2 3 4 5
I Y11 (2) Y12 (4) Y13 (1) .... Y15 (5) Y1.
II Y21 (4) Y22 (1) .... .... Y25 (2) Y2.
III Y31 (5) Y32 (2) .... Y34 (1) Y35 (3) Y3.
IV Y41 (3) Y42 (5) .... .... Y45 (1) Y4.
V Y51 (1) Y52 (3) .... .... Y55 (4) Y5.
Total Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y..
Untuk perlakuan A :
T1 = Y51 (1) + Y22 (1) + Y13 (1) + Y34 (1) + Y45 (1)
13. Jumlah kuadrat:
2
2 2 2 Y..
JK Total = Y11(2) + Y21(4) + ........+ Y55(4) β
25
2 2 2 2
JK Periode = Y1. + Y2. + . . . . . . . . + Y5. Y..
(JK Baris) 5 25
2 2 2 2
JK Sapi = Y.1 + Y.2 + . . . . . . . . + Y.5 Y..
(JK Kolom) 5 25
2 2 2 2
JK Ransum = T1 + T2 + . . . . . + T5 Y..
(JK Perlakuan) 5 25
JK Galat = JK Total β JK Periode β JK Sapi β JK Ransum
14. Sidik Ragam Rancangan Bujursangkar Latin
Sumber Keragaman d.b. J.K. K.T. F hitung
Periode (Baris) 4 JK Periode KT Periode
Sapi (Kolom) 4 JK Sapi KT Sapi
Ransum (Perlakuan) 4 JK Ransum KT Ransum
Galat 12 JK Galat KT galat
Total 24 JK Total
F hitung: untuk Periode = KT Periode / KT Galat
untuk Sapi = KT Sapi / KT Galat
untuk Ransum = KT Ransum / KT Galat
15. Nilai Pengamatan yang Hilang
untuk Rancangan Bujursangkar Latin
β Satu datum hilang:
r = β baris = β kolom
1 2 3 4
A B C D R = β nilai yang ada dalam
1 baris ybs.
D A B C
2 R
C D A B C = β nilai yang ada dalam
3 kolom ybs.
B C D A
4 T = β nilai yang ada dari
C G perlakuan ybs.
G = β semua nilai yang ada
hilang
16. ο§
ο§ r (R+C+T)β2G
ο§ Y = ( r β 1) ( r β 2 )
ο§ # Merupakan penduga β tidak memberikan sokongan thdp galat
ο§ percobaan (d.b. galat berkurang satu)
ο§ # J.K. Perlakuan berbias positif β K.T. Perlakuan agak tinggi
ο§ {GβRβCβ(rβ1)T}2
Bias =
ο§ {( r β 1) ( r β 2 )} 2
ο§
ο§
ο§
ο§
ο§
17. S.K. d.b.
Baris (rβ1)
Kolom (rβ1)
Perlakuan (rβ1)
Galat (rβ1)(rβ2)β1
Total ( r2 β 2 )
Bias tsb dihitung β J.K. Perlakuan tak berbias dpt diketemukan
β K.T. Perlakuan terkoreksi dpt dicari
β F hitung terkoreksi diketemukan
Bila bbrp data hilang, dicari dgn menerapkan berkali-kali rumus
satu datum hilang, seperti halnya pada Ranc Acak Kelomp.
18. Efisiensi Relatif Rancangan Bujursangkar Latin
terhadap Rancangan Acak Kelompok
1 2 3 4
1
A B C D
2
D A B C
C D A B
3
B C D A
4
Sidik Ragam RBL:
S.K. d.b. J.K. K.T
.
Baris ( r β 1 ) = fb JKB KTB
Kolom ( r β 1 ) = fk JKK KTK
Perlakuan ( r β 1 ) = fp JKP KTP
Galat ( r β 1 ) ( r β 2 ) = fg = f1 JKG KTG
Total ( r2 β 1 ) JKT -
19. Seandainya percobaan dilaksanakan dgn RAK,
dengan baris sebagai kelompok
( kolom diabaikan)
S.K. d.b. J.K. K.T
Kelompok (baris) (r β 1) = fb JKK KTK
Perlakuan (r β 1) = fp JKP KTP
Galat (r β 1)2 = f2 JKG' KTG'
Total ( r2 β 1) JKT
fk x KTK + ( fp + fg ) x KTG
KTG' ( RAK ) = ( fk + f p + f g )
20. ( f1 + 1 ) ( f2 + 3 ) ( 1 / KTG )
E RBL terhadap RAK = X 100%
(baris sbg kelomp.) ( f2 + 1 ) ( f1 + 3 ) ( 1 / KTG' (RAK)
( f1 + 1 ) ( f 2 + 3 ) KTG ' (RAK)
= X X 100%
( f2 + 1 ) ( f 1 + 3 ) KTG
Dimana: f1 = fg = ( r β 1 ) ( r β 2 )
f2 = ( r β 1 )2
21. Jika percobaan Rancangan Bujursangkar Latin
dipandang sebagai Rancangan Acak Kelompok,
dengan kolom sebagai kelompok
( baris diabaikan)
fb X KTB + ( fp + fg ) x KTG
KTGβ' ( RAK ) = ( fb + fp + fg )
( f1 + 1 ) ( f 2 + 3 ) KTG'' ( RAK)
E RBL terhadap RAK =
(kolom sbg. Kelomp.) ( f2 + 1) ( f1 + 3 ) X KTG X 100%
Kesimpulan β sama dgn Efisiensi RAK
23. TUTORIAL
TUGAS BAB 9 No II
(Dikerjakan di lembaran Kertas)
TUGAS PEKERJAAN RUMAH
(Dikerjakan pada Buku Ajar)
- BAB 9 No I
- BAB 9 No II
(Soal serupa tetapi tidak sama
untuk setiap mahasiswa)
24. Hasil Pengamatan Kadar NO (ppm)
Pengen- M o bi l
dara 1 3 4
2
I A ( 21 ) B ( 26 ) D ( 20 ) C ( 25 )
II D ( 23 ) C ( 26 ) A ( 20 ) B ( 27 )
III B ( 15 ) D ( 13 ) C ( 16 ) A ( 16 )
IV C ( 17 ) A ( 15 ) B ( 20 ) D ( 20 )