3. 3
Pedagogi transformatif menciptakan peluang nyata bagi peserta
didik untuk merefleksikan diri mereka sendiri, memeriksa
keyakinan, nilai, dan pengetahuan mereka, dan menantang gagasan
yang terbentuk sebelumnya tentang orang lain. Ini membantu
peserta didik untuk merefleksikan keterkaitan mereka dengan
orang lain, tanggung jawab bersama dan implikasi etis dari
tindakan mereka untuk diri mereka sendiri dan orang lain. Itu
dilakukan sambil juga mengembangkan kesadaran dan pemikiran
kritis, menumbuhkan imajinasi, agensi aktif dan apresiasi berbagai
perspektif, melalui budaya dialog.
4. 4
1.Fokus pada pemberdayaan peserta didik sehingga mereka dapat mengubah diri mereka sendiri
dan berkontribusi pada transformasi komunitas mereka dan dunia.
2.Membantu peserta didik untuk berkembang secara holistik dengan memperkuat nilai-nilai
etika yang membantu mereka mengembangkan identitas dan rasa memiliki, membina
hubungan positif dengan orang lain, dan meningkatkan kapasitas mereka untuk transformasi
individu dan kolektif melalui refleksi dan tindakan.
3.Berpusat pada peserta didik, didukung dengan mendorong budaya dialog di ruang belajar dan
difasilitasi menggunakan metodologi partisipatif, pengalaman dan kolaboratif bersama dengan
pendekatan seluruh sekolah dan masyarakat.
Pedagogi Transformatif
Key Points
5. 5
Mendukung guru untuk menciptakan
proses pembelajaran inovatif yang
memberdayakan peserta didik dan
melibatkan mereka sebagai pribadi utuh
dalam kegiatan partisipatif dan
kolaboratif, yang berkontribusi pada
kesadaran diri, tujuan, rasa memiliki,
interkoneksi, dan agensi mereka.
Transformative Pedagogy
Tujuan
7. 7
Transformative Pedagogy
APA ARTINYA UNTUK PEDAGOGI MENJADI 'BERPUSAT PELAJAR'?
1.Menempatkan peserta didik dan agensi mereka di pusat pembelajaran mereka sendiri.
2.Mengutamakan pengalaman belajar interaktif dan dialogis yang menekankan keterlibatan
aktif dan partisipasi peserta didik.
3.Mengubah cara siswa dan guru berhubungan satu sama lain—siswa dan guru sama-sama
berhubungan dan memahami satu sama lain tidak terutama dalam hal peran mereka, tetapi
sebagai pribadi yang utuh.
8. 8
SAFE LEARNING
ENVIRONMENT
Ciptakan ruang yang aman dan inklusif bagi
anak-anak untuk belajar.
ROLE-MODELLING
Pengaruh dan peran orang dewasa dalam
pembelajaran anak-anak
CONTEXT SENSITIVITY
Pemahaman dan integrasi konteks peserta didik dan
realitas sosial ke dalam konten.
SUPORTING LEARNER-LED
ACTION
Menghubungkan pembelajaran dengan
tindakan untuk memberdayakan peserta
didik menjadi agen perubahan.
WHOLE SCHOOL AND
COMMUNITY APPROACH
Termasuk semua mata pelajaran, staf dan
kehidupan sekolah, terhubung dan
menanggapi realitas masyarakat
PARTICIPATORY AND
COLLABORATIVE LEARNING
Menggunakan proses pembelajaran
berdasarkan pendekatan pembelajaran
partisipatif, kolaboratif dan mandiri.
Transformative Pedagogy
Key Elements
11. 11
INTERCONNECTEDNESS
IMAGINATION
Mendukung pembelajar untuk membayangkan
kemungkinan, hubungan baru, koneksi atau realitas.
Ini membekali peserta didik untuk mempertimbangkan
alternatif etis dan non-kekerasan untuk mengatasi
masalah yang mereka hadapi, mengubah konflik dengan
cara damai, dan belajar untuk hidup bersama.
Mempromosikan spiritualitas dan kapasitas mereka
untuk berhubungan dengan diri mereka sendiri, orang
lain, dan alam dan untuk mengakui dan menghargai
kemanusiaan kita bersama.
12. 12
INTERCONNECTEDNESS
CRITICAL CONSCIOUSNESS
Membekali peserta didik untuk menjunjung tinggi dan
menegaskan harkat dan martabat setiap orang.
Ini memberdayakan peserta didik untuk menjadi sadar kritis
terhadap realitas dan konteks sosial mereka dengan terlibat
dalam refleksi dan tindakan.
Ini membekali mereka untuk mengubah hubungan kekuasaan
dan hubungan vertikal yang berdampak negatif pada
keterkaitan mereka di kelas dan di masyarakat, serta yang
melanggar hak asasi manusia.
Ini memberdayakan mereka untuk mengembangkan
keterampilan meta-kognitif yang memungkinkan mereka
mempraktikkan nilai-nilai etis dalam interaksi mereka dengan
orang lain.
13. 13
INTERCONNECTEDNESS
CRITICAL THINKING
Mengakui banyak narasi, pahami argumen orang
lain, temukan alternatif, dan tantang pandangan dan
perspektif mereka sendiri tentang dunia tanpa takut
diubah.
Pemikiran kritis memicu proses transformasi pribadi
yang berkelanjutan dan merupakan inti dari
Pendidikan Etika, karena hal ini memungkinkan
peserta didik untuk merefleksikan dilema yang
mereka alami, keputusan mereka yang mereka ambil,
dan bagaimana tindakan mereka memengaruhi
dirinya dan orang lain saat mereka berusaha
memahami dunia itu sendiri.
14. 14
Promoting a Culture of Dialogue to Support Ethics
Education in Schools
Respect
Equality,
Equity and
Inclusivity
Trust
Care
Empathy and
Compassion
Collaboration
and
Participation
Sensitivity
Listening
Respect
Openess
Commitment
to Process
Spirit of
Reconciliation
Commitment
not to avoid
Difficult Issues
Human
Fraternity
Transformation
Listening
15. 15
- Bagaimana kita melihat anak itu
- Bagaimana pembelajaran
berlangsung
- Belajar itu meliputi apa
- Bagaimana itu memberi peserta
didik kepemilikan dalam
pembelajaran mereka
- Mendorong refleksi etis dan
tindakan
Transformative Pedagogy
A mind shift…
16. 16
- Pandangan Holistik Anak
- Menumbuhkan Keterkaitan dan kapasitas
pembelajar untuk bekerja secara kolektif
dengan orang lain
- Pertimbangkan Pendidikan dalam Konteks
Lokal dan Merangkul Interkoneksi dengan
Global
- Guru sebagai Pemimpin dan Fasilitator
Pembelajaran
- Pendidikan untuk Pembangunan
Berkelanjutan
Transformative Pedagogy
17. 17
Transformative Pedagogy
- MENGAPA KITA MEMBUTUHKAN PEDAGOGI
TRANSFORMATIF DALAM KONTEKS KITA?
- BAGAIMANA KITA BISA MENGINTEGRASIKAN
PENDEKATAN INI?
- APA Hambatan UTAMA UNTUK MENERAPKAN PENDEKATAN
INI DALAM KONTEKS KITA?
17