Toksisitas obat antiretroviral (ARV) meliputi gangguan metabolik, disfungsi organ seperti hati dan ginjal, serta efek samping sistemik seperti ruam dan reaksi hipersensitivitas. Interaksi obat dapat mempengaruhi kadar obat lain, sehingga dianjurkan menghindari kombinasi tertentu dan menyesuaikan dosis.
4. Toksisitas ARV menurut kelas
Kelas ARV Toksisitas
NRTI Toksisitas Mitokondria (Lipodistrofi,
Asidosis Laktat)
NtRTI Disfungsi tubulus ginjal proksimal
NNRTI Reaksi hipersensitifitas dan
Hepatotoksisitas
PI Gangguan Metabolik
7. Reaksi hipersensitifitas
Sebagian besar:
- ruam ringan sampai sedang (umumnya berupa
lesi makulo papular)
- Terjadi pada 1-6 minggu pertama terapi.
``- Obat dapat dilanjutkan
Dapat disertai kelainan sistemik seperti demam,
mialgia, atralgia, dan peningkatan enzim hati,
hingga reaksi yang berat dan mengancam jiwa [mis
Stevens-Johnson Syndrome atau Toxic Epidermal
Necrolysis (TEN)].
- Obat harus diganti
10. Faktor risiko terjadinya Hepatotoksisitas
Ko-infeksi Hepatitis B atau C
Alkohol
Peningkatan enzim hati sebelum memulai terapi ARV
Penggunaan obat hepatotoksik lain
Tatalaksana
• Hentikan NVP, jika toksisitas derajat 3 atau lebih
(transaminase > 200)
• Lain-lain: mengatasi gejala lain yang dapat terjadi,
seperti: mual, nyeri kepala, mialgia
11. Anemia
• AZT yg sering menyebabkannya
• Terjadinya setelah penggunaan 4 – 12 minggu
• Tatalaksananya: substitusi AZT dgn TDF
(dewasa) atau d4T atau ABC (anak)
• Transfusi darah jika timbul simtom atau
efek samping grade 4
• Jangan berikan AZT jika Hb < 10g/dL pada
awal terapi ARV
15. Nefrotoksisitas
Gangguan ginjal akibat TDF berupa toksisitas tubular
dengan/atau tanpa penurunan fungsi ginjal (Laju Filtrasi
Glomerulus/LFG/eGFR).
Sebagian besar adalah sindrom Fanconi yang ditandai
dengan:
asidosis tubulus renalis
glukosuria pada pasien dengan kadar gula normal
Hipofosfatemia
hipourisemia dan
proteinemia tubular.
Apabila timbul sindrom GGA atau sindrom Fanconi maka
TDF harus dihentikan dan diganti dengan obat ARV lain.
16. Efek samping SSP
• Dapat terjadi pada penggunaan Efavirenz.
• Gejala yang ditimbulkan dapat berupa sedasi,
mabuk, pusing, bingung, depersonalisasi,
mimpi yang abnormal. Dan biasanya membaik
dalam 2-4 minggu
• Dianjurkan untuk minum obat sebelum waktu
tidur untuk mengurangi dampak dari gejala ini
• Jika terjadi gejala berat (misal pikiran bunuh
diri atau gejala psikotik): hentikan EFV
21. Interaksi Rifampisin dan ARV
Rifampisin dapat:
• Menurunkan kadar EFV dalam darah sampai 26%,
dan tetap merupakan ARV pilihan pertama pada ko-
infeksi TB-HIV.
• Menurunkan kadar NVP dalam darah sampai 37%,
dan masih dapat digunakan sebagai pilihan kedua
pada koinfeksi TB-HIV jika EFV tidak dapat digunakan.
• Menurunkan kadar LPV sampai 75%, dan RTV sampai
35% (tidak boleh digunakan bersama)
22. Interaksi Metadon dan ARV
• EFV menurunkan AUC metadon sebesar 57%
• NVP menurunkan AUC metadon sebesar 51%
• LPV menurunkan AUC metadon sebesar 36%
23. Obat Yang Sebaiknya Tidak Digunakan Dgn ARV
Kategori Obat
Obat Antiretroviral
EFV NVP LPV/r
Obat Jantung - - Amiodaron
Penurun Kolesterol - - Rovastatin
Simvastatinb
Antimikroba - - Rifampisin
Obat Saluran Cerna Cisaprid - Cisaprid
Neuroleptik Pimozid - Pimozid
Psikotropik Triazolam
Midazolama
- Triazolam
Midazolama
Derivat Ergot Dihidroergotamin
Ergonovin
Ergotamin
Metilergonovin
- Dihidroergotamin
Ergonovin
Ergotamin
Metilergonovin
ARV lain NNRTI lainnya ATV +/- RTV
NNRTI lainnya
Herbal Herbal Herbal Herbal
Obat Lain - Ketokonazol Alfuzosin
Salmeterol
Sildenafil
a Penggunaan midazolam oral merupakan kontraindikasi. Midazolam parenteral dapat digunakan dosis tunggal dan dapat diberikan
dengan monitoring pada prosedur sedasi. Alternatif yang dianjurkan adalah temazepam, lorazepam, oxazepam
b Alternatif yang dianjurkan fluvastatin, pitavastatin, and pravastatin (kecualin pravastatin dengan DRV/r) memiliki interaksi obat
minimal. Gunakan atorvastatin and rosuvastatin dengan hati-hati; mulai dengan dosis terendah dan titrasi sesuai toleransi dan efikasi
24. JENIS OBAT INTERAKSI DG MAKANAN
AZT/ZDV, d4T, 3TC,ABC
NVP,
Tidak ada interaksi makanan Dapat
diberikan tanpa dipengaruhi makanan
RPV Bersama makanan
ddl Makanan menurunkan absorpsi Formula
buffered harus diminum >1/2 jam
sebelum atau >2 jam setelah makan
EFV Hindari pemberian bersamaan dengan
makanan tinggi lemak (meningkatkan
absopsi). Harus diminum dengan perut
kosong
LPV/r Berikan bersama makanan Makanan
tinggi lemak meningkatkan absorpsi,
terutama sediaan bentuk cair,
Pemberian bersama makanan
meningkatkan absorpsi dan membantu
menurunkan efek samping saluran cerna
25. Interaksi obat yg relevan untuk PI dan NNRTI
NVP EFV LPV/r NFV IDV
Ketoconazole Keto 63%; tdk
dianjurkan; Fluco
OK
Tdk ada penelitian LPV 13%; Keto
x3; no
recommendation
No dose adjustment IDV 68%;
Reduce IDV to 600
tid (?800 bid)
Rifampicin NVP 37% ; tdk
dianjurkan kecuali
jika tdk ada pilihan
lain ;
hepatotoksisitas !
EFV 25%; no
dose adjustment
5Bartlett); or EFV
to 800 mg/d
(WHO?)
LPV 75%; do not
co-administer
NFV 80%; do not
co-administer
IDV89%; do not
co-administer
Rifabutin Sedikit interaksi; co-
use is ok
RFB 35%; raise
dose to 450-600)
RFB x3; reduce
RFB to 150 mg/d
NFV 32%; RFB
x2; reduce RFB to
150 mg/d; increase
NFV to 1000 TID
IDV 32%; RFB
x2; reduce RFB to
150 mg/d; increase
IDV to 1000 TID
Kontrasepsi oral Estradiol 20%;
gunakan metoda
alterantif / tambahan
Estradiol 37 %;
gunakan metoda
alterantif /
tambahan
Estradiol 42%;
use alterantive /
additional method
Estradiol 47 %;
use alterantive /
additional method
Estradiol 37 %;
use alterantive /
additional method
Clarithromycine NVP 26%; Clari
30%; gunakan dosis
standar
Clari 39%;
gunakan alternatif
No data No data Clari 52%; no
change
Anticonvulsan tak diketahui tak diketahui May PI levels
considerably;
monitor….
May PI levels
considerably;
monitor….
May PI levels
considerably;
monitor….
29. Interaksi antar obat ART
Kombinasi obat Komentar
Kombinasi NRTI Tdk boleh kombinasi AZT
dan d4T
NRTI + NNRTI Interaksi tdk signifikan
NRTI + PI ddI + NFV atau IDV: lingkungan
absorpsi optimal berbeda
Kombinasi PI Kemungkinan terjadi peningkatan
secara farmakologis