SlideShare a Scribd company logo
21
LLIISSTTRRIIKK SSTTAATTIISS ((22))
Medan Listrik pada Muatan Kontinu
&Penerapan Hukum Gauss
BBAABB 22
FFiissiikkaa DDaassaarr IIII
22
1. MEDAN LISTRIK PADA MUATAN KONTINU
Dalam bab satu kita telah dapat menghitung medan listrik di sekitar suatu
muatan titik menggunakan persamaan yang diperoleh dari hukum
Coulomb. Namun bagaimana jika sumber muatan bukan muatan titik ?
misalnya muatan berupa bongkahan bermuatan yang memiliki volume
tertentu.
Untuk muatan yang memiliki volume, dikenal rapat muatan atau ρ yang
didefinisikan sebagai :
V
Q
=ρ
atau dalam bentuk diferensial :
dV
dQ
=ρ
atau jika muatan dianggap tidak bervolume dan hanya memiliki panjang,
maka muatan persatuan panjang didefinsikan sebagai :
dx
dQ
=ρ
jika diungkapkan dalam pernyataan integral muatan dalam sumber muatan
listrik dengan volume V :
∫ ⋅ρ=
V
dVQ
sehingga persamaan (3) dalam bab I untuk muatan kontinu menjadi :
rE ˆ
r
dQ
k 2∫=
r E
Q
Gb 2.1 Medan listrik sejauh r dari sumber muatan
listrik Q dengan volume V
V
(1)
(5)
(4)
(2)
(3)
23
rE ˆdV
r
k 2∫
ρ
=
Mari kita hitung beberapa sumber muatan kontinu menggunakan persamaan
(5) atau (6)
1.1 Garis Bermuatan
a. Medan listrik sepanjang garis
Kita hitung medan listrik pada titik P sejauh x dari garis bermuatan
sepanjang L berikut :
Dengan menggunakan persamaan (5) :
rE ˆ
r
dQ
k 2∫=
kita tempatkan pada ujung garis pada pusat koordinat :
Sehingga jarak elemen muatan dQ ke titik P adalah (x-b) dan dQ
sebagaimana persamaan (3) adalah ρdx :
rE ˆ
x)-(b
dx
k 2∫
ρ
=
persaaaan ini harus diintegrasi dengan teknik substitusi variabel, ini
permasalahan Kalkulus.
Variabel (b-x) kita ganti dengan u sehingga :
uxb =− dan dudx −= , maka integrasi menjadi :
(6)
L
PdQ
b
P
x
L
b
dx
Gb 2.2 Medan listrik sejauh b dari sumber muatan
berbentung garis sepanjang L
24
rE ˆ
u
du
k 2∫
ρ
−=






−
ρ
=






−
−
ρ=
−
ρ=ρ=
)Lb(b
L
k
b
1
Lb
1
k
xb
1
k
u
1
k
L
0
E
karena ρL = Q, maka besarnya medan magnet sejauh b dari garis
sepanjang garis :
Contoh :
Hitunglah medan listrik dari sebuah garis bermuatan sepanjang 1 meter dengan
rapat muatan 5 µC/m pada jarak 50 cm pada arah sepanjang garis seperti pada
gambar :
Jawab :
Dengan mengunakan persamaan (6) di mana :
k = 9x109 Nm2/C2
L = 1 m
b = 1 mr + 50 cm = 1,5 m
Q = ρ L = (5x10-6 C/m)⋅(1 m) = 5x10-6 C
C/N10x6
(0,75)
5x10
10x9
1)-(1,5)(1,5
6-5x10
10x9
)Lb(b
Q
kE 4
-6
99
=





=





=





−
=
(6)








−
=
)Lb(b
Q
kE
1 meter
50 cm
25
b. Medan listrik tegak lurus pusat garis
Sekarang kita hitung medan listrik di titik p pada jarak b tegak lurus
garis. Dengan menempatkan pertengahan garis pada pusat koordinat
kartesius :
Dari persamaan (5) :
rE ˆ
r
dQ
k 2∫=
jarak dari elemen muatan dQ dengan panjang dx pada titik P adalah :
22
xbr += dan dQ = ρdx, sehingga :
rE ˆ
xb
dx
k
2/L
2/L
22∫− +
ρ=
sekarang kita perhatikan gambar berikut :
x
L
b
dx
P
x
b
θθθθ
E
E cos
θ
E sin θ
E
E sin θ
Gb 2.3 Medan listrik sejauh b tegak lurus garis
26
Tampak bahwa komponen x dari E ( E sinθ) saling menghilangkan satu
sama lain sehingga tidak perlu kita hitung dan kita perhatikan komponen
y nya saja :
dx
xb
cos
kE
2/L
2/L
22∫−
+
θ
ρ=y
sampai di sini permasalahannya adalah pengetahuan kalkulus :
dx
)tan(1b
cos
kdx
)
b
x
(1b
cos
kE
2/L
2/L
22
2/L
2/L
2
2
2
∫∫ −−
θ+
θ
ρ=
+
θ
ρ=y
karena 1+tan2θ = sec2θ :
dx
secb
cos
kE
2/L
2/L
22y ∫−
θ
θ
ρ=
kita ganti :
x = tanθ, jika diturunkan maka dx = sec2θ dθ
sehingga :
dsec
secb
cos
kE 2
22y ∫−
θθ
θ
θ
ρ=
2/L
2/l
22
y
xb
x
b
k
sin
b
k
dcos
b
k
E
−+
ρ
=θ
ρ
=
θθ
ρ
= ∫
sehingga medan magnet sajauh d tegak lurus garis :








+
ρ
=
22y
)2/L(b
L
b
k
E
atau :
(7)
(8)








+
ρ
=
22y
)2/L(b
2/L
b
2k
E
27
Contoh :
Hitunglah medan listrik dari sebuah garis bermuatan sepanjang 1 meter dengan
rapat muatan 5 µC/m pada jarak 50 cm tegak lurus garis seperti pada gambar :
Jawab :
Dengan mengunakan persamaan (8) di mana :
k = 9x109 Nm2/C2
L = 1 m
b = 50 cm = 0,5 m
ρ = 5x10-6 C/m
C/N1.27x10
2
10x8,1
)2/1(5,0
2/1
5,0
)10x5)(10x9(2
)2/L(b
2/L
b
2k
E
5
5
22
69
22y
≈=








+
=








+
ρ
=
−
Jika garis sangat panjang sehingga L/2 >> b, maka persamaan (8) dapat
diaproksimasi menjadi :







ρ
=
2y
)2/L(
2/L
b
2k
E
atau :
(9)
b
2k
Ey
ρ
=
1 meter
50 cm
28
1.2 Cincin Bermuatan
Kasus kedua misalnya sebuah cincin bemuatan sebagai berikut :
Kita akan menghitung medan listrik pada titik P sejauh x dari pusat cincin
menggunakan persamaan (5) :
rE ˆ
r
dQ
k 2∫=
sama dengan alasan seblumnya bahwa medan lsitrik pada komponen y akan
saling menghilangkan satu sama lain, sehingga medan listrik yang kita
perhatikan hanya komponen x saja :
θ= ∫ cos
r
dQ
kE 2x
Karena jarak elemen muatan dQ pada titik P :
22
xbr += , dan cos θ = x/r maka :
∫
∫
+
=
+
=
dQ
)x(b
kx
xb
dQ
r
x
kE
2/322
22x
sehingga kuat medan magnet pada titik P sejauh x dari pusat cincin :
x
r
b
θ P
E
Ex
Ey
dQ
(10)
Gb 2.4 Medan listrik sejauh x dari sumber muatan
berbentuk cincin berjari-jari b
2/322x
)x(b
kxQ
E
+
=
29
Contoh :
Hitunglah medan listrik dari sebuah cincin bermuatan dengan jari-jari 10 cm
dengan muatan 15 µC pada jarak 50 cm tegak lurus dari pusat cincin
Jawab :
Dengan mengunakan persamaan (10) di mana :
k = 9x109 Nm2/C2
x = 50 cm = 0,5 m
b = 10 cm = 0,1 m
Q = 5x10-6 C/m
C/N1,697x10
)5,01,0(
)10x5)(5,0(10x9
)x(b
kxQ
E 5
2/322
69
2/322x ≈
+
=
+
=
−
1.3 Medan Pada Pelat Cakram
Sekarang kita hitung kasus lain, yaitu
medan listrik pada titik P sejauh x dari
pusat benda berbentuk cakram dengan
jari-jari b seperti pada gambar :
Kasus ini dapat dipandang sebagai
penjumlahan dari muatan-muatan
berbentuk cincin sebagaimana telah
kita hitng sebelumnya. Cincin-cincin ini
jari-jarinya membesar mulai dari r = 0
hingga r = b sehingga akhirnya
membentuk cakram. Untuk itu kita
tuliskan persamaan (10) dengan cincin
x Pθ
E
Ex
Ey
b
r
Gb 2.5 Medan listrik sejauh x dari
sumber muatan berbentung
cakram berjari-jari b
x
r
b
θ
P
30
berjari-jari r bermuatan dQ sebagai berikut :
2/322x
)x(r
dQ
kxdE
+
=
dengan dQ = rapat muatan x luas cincin = ρ(2πr⋅dr)
Medan akibat cincin ini kita integralkan dari r=0 hingga r=b, sehingga :
∫∫ +
πρ=
+
πρ
=
b
0
2/322
b
0
2/322x
)x(r
rdr
2kx
)x(r
rdr2
kxE
sekali lagi, ini tinggal persoalan kalkulus. Kita lakukan teknik substitusi
variabel, di mana :
22
xru += dan rdr2du =
b
0
22
b
0
2/3
xr
1
kx2
u
du
2
1
2kxE
+
ρπ−=πρ= ∫








−
+
ρπ−=
x
1
xb
1
kx2E
22
1.3 Medan Pada Pelat Tak hingga
Untuk pelat tak hingga, kita bisa menggunakan persamaan (11) dengan
menganggap b = ∞ sehingga persamaan (12) menjadi:
( )01k2
xb
x
1k2E
22
−ρπ≈







+
−ρπ=
(11)
(12)
(13)






+
−ρπ= 22
xb
x
1k2E
ρπ= k2E
31
2. HUKUM GAUSS PADA MEDIUM NON-KONDUKTOR
2.1 Fluks Listrik
Teknik lain untuk menghitung medan magnet dari muatan kontinu adalah
menggunakan hukum Gauss. Teknik yang digunakan Gauss relatif lebih
mudah untuk kasus-kasus benda geometris.
Sebelum kita melangkah lebih jauh dengan hukum Gauss, kita definisikan
sebuah besaran fisis yang akan kita gunakan nanti, yaitu fluks listrik Φ. Fluks
listrik didefinisikan sebagai perkalian-titik medan listrik E dan luas yang
dilewatinya A, namun secara fisis fluks menggambarkan banyaknya garis
medan magnet yang menembus sebuah permukaan luas. Jika kita
ilustrasikan dalam gambar :
Kita bisa membayangkan fluks magnetik ini dengan sebuah kipas angin yang
menerpa selembar kertas, hembusan angin terasa lebih keras ketika kertas
tegak lurus pada hembusan angin artinya vektor luas permukaan searah
dengan arah hembusan angin, namun ketika kertas sejajar dengan arah
hembusan angin, tekanan angin sangat minim.
Arah vektor
Medan listrik E
A
Arah vektor permukaan A
30o
3
2
EA
30cosEAAE o
==⋅=Φ
rr
Arah vektor
Medan listrik E
A
Arah vektor permukaan A
EA0cosEAAE o
==⋅=Φ
rr
GB 2.6 Fluks Medan Listrik Menembus Sebuah Luas Permukaan A
Gauss
32
Gauss menyatakan bahwa : “Jumlah Garis Gaya yang keluar dari suatu
permukaan tertutup (atau fluks Φ) sebanding dengan jumlah muatan listrik
yang dilingkupi oleh permukaan tertutup itu” atau “Sumber dari sebuah
medan magnet adalah muatan listrik”, jika diungkapkan dalam sebuah
persamaan matematis :
Qdlm adalah besarnya muatan yang dilingkupi oleh permukaan Gauss.
Hukum Gauss ini tidak akan dijelaskan terlalu detail karena kesulitan teknis
mengingat anda belum mendapatkan dasar kalkulus yang cukup terutama
tentang divergensi dan integral permukaan. Akan tetapi, kita akan gunakan
hukum Gauss ini untuk menghitung kuat medan listrik dari sebuah benda-
benda geometris sederhana seperti bola, silinder, pelat tipis, sebab pada
kenyataannya kita seringkali berhadapan dengan benda-benda geometris
seperti ini, dan nantinya kita akan menggunakan hasil perhitungan kuat
medan listrik tersebut untuk menghitung medan listrik pada sebuah
kapasitor.
o
dlm
S
ε
Q
dΦ =⋅= ∫ AE
Gb 2.7 Analogi fluks adalah seperti angin dari kipas
angin yang meniup kertas, jika kertas tegak lurus arah
angin (artinya vektor luas dengan vektor arah angin
sejajar), maka fluksnya maksimum
(14)
33
Kita akan memulai menghitung medan listrik menggunakan hukum Gauss
pada muatan titik sekaligus membuktikan kesesuaian medan listrik yang
diperoleh hukum Coulomb pada persamaan (5) dengan hukum Gauss.
2.2 Menurunkan Medan Listrik Pada Muatan Titik Menggunakan Hukum
Gauss (Membuktikan Hukum Coulomb)
Perhatikan sebuah muatan titik dengan besar muatan Q pada gambar 2.3
Muatan ini kita lingkupi dengan sebuah “permukaan Gauss” yang kta pilih
berbentuk bola. Pemilihan bentuk permukaan Gasuss ini sebetulnya
sekehendak kita, kita juga boleh saja memilih berbentuk kubus atau apapun,
namun dengan mempertimbangkan pertama, muatan harus terlingkupi
seluruhnya dan kedua, kemudahan dalam perhitungan. Atas kedua dasar ini
kita bentuk bola.
Kita gunakan hukum Gauss pada persamaan (14) :
Sudut θ adalah sudut yang dibentuk vektor permukaan dA dengan vektor
medan E yang arahnya dalam hal ini sejajar, namun jika permukaan Gauss
tidak berbentuk bola, kedua vektor ini belum tentu sejajar bahkan mungkin
berubah-ubah seperti yang anda lihat pada gambar 2.9. Inilah alasan kita
memilih permukaan Gauss berbentuk bola.
Karena cos0o adalah 1 maka :
oS
ε
Q
dAE∫ =
Gb 2.8 Muatan
ini kita lingkupi
dengan sebuah
permukaan
Gauss berbentuk
bola dengan
radius R
oS
o
oS
o
o
dlm
S
ε
Q
0cosdAE
ε
Q
cosdAE
ε
Q
dΦ
∫
∫
∫
==
=θ=
=⋅= AE
R
dA
E
Gb 2.9 Jika kita
pilih permukaan
Gauss bebentuk
kubus maka
sudut antara dA
dengan E sangat
bervariasi dan
menyulitkan
perhitungan
dA
dA
E
E
34
integral permukaan dari dA berarti luas permukaan bola, yaitu 4πr2 :
o
2
ε
Q
R4E =π
persis seperti medan listrik yang diturunkan melalui Coulomb pada bab I.
2.2 Hukum Gauss Pada Bidang Datar
Misalnya kita memiliki pelat bermuatan positif persatuan luas ρ. Untuk
menghitung medan listrik dengan hukum Gauss kita harus memilih sebuah
ruang-volume yang melingkupi pelat bermuatan. Pada dasarnya kita bebas
memilih bentuk ruang-volume ini, pda umumnya yang biasa dipakai
berbentuk silinder, bola atau kubus. Pemilihan ini sangat bergantung pada
kemudahan perhitungannya nanti. Misalnya, kita ambillah permukaan
sebuah silinder berjari-jari r.
Pada gambar disamping kita bagi silinder menjadi tiga permukaan A1, A2,
dan A3. Fluks yang menembus ketiga permukaan ini adalah :
Pada A1 : E⋅A1⋅cos 0o : EA1
A1
A2
A3
E
r
Gb 2.10 Fluks listrik yang menembus sebuah permukaan bidang
datar dapat didekati dengan permukaan Gauss berbentuk silinder
2
o R
Q
ε4
1
E
π
=
35
Pada A3 : E⋅A3⋅cos 0o : EA3
Pada A2 : E⋅A2⋅cos 90o : 0
Dengan demikian :
∫ ε
=+==Φ
s o
dlm
21
Q
)AA(EEdA
Karena A1 dan A3 merupakan luas pelat katakanlah A. Sehingga
medan pada pelat bermuatan :
karena Q/A =σ, maka untuk pelat bermuatan kita dapatkan medan listrik :
atau :
πρ=
ρ
ε
πε
πε
=
2k
2
4
4
1
E
0
0
0
persis seperti hasil yang diperoleh persamaan (13)
2.3 Hukum Gauss Pada Bola Pejal Bermuatan
a. Kuat medan sejauh r (r≥≥≥≥R)
Kuat medan magnet untuk benda bermuatann berbentuk bola dengan jari-
jari sejauh r seperti ditunjukkan gambar 2.6. Dengan menggunakan hukum
Gauss :
o
dlm
S
ε
Q
d =⋅∫ AE
Untuk menghitung medan listrik sejauh r kita pilih permukaan Gauss
berbentuk bola dengan luas permukaan 4πr2.
rR r
o
total
A2
Q
E
ε
=
o2
E
ε
ρ
=
Gb 2.11 Bola Pejal
(15)
πρ= 2kE
36
Karena arah vektor medan listrik searah dengan vektor permukaan (artinya
sudutnya 0o), maka :
o
2
o
dlmo
S
Q
)r4(E
Q
)0cos(d
ε
=π=
ε
=∫ AE
jarak r adalah radius permukaan Gauss yang kita pilih, sehingga medan
listrik di luar bola pejal bermuatan adalah :
b. Kuat medan sejauh r (r<R)
Kuat medan pada titik di dalam bola pejal bermuatan sejauh a dari pusat
dapat kita peroleh sebagai berikut :
o
dlm
S
ε
Q
d =⋅∫ AE
ruas kiri akan menghaasilkan nlai yang sama seperti sebelumnya :
o
dlm2
ε
Q
E)r4( =π
Sekarang Qdlm bola dengan radius r dimana r < R dapat dihitung dari
perbandingan volume :
(16)
r
Permukaan
Gauss
Arah vektor dA
E
rˆ
r
Q
4̟
1
)( 2
0∈
=rE
Gb 2.12 Arah Medan listrik dari bola bermuatan
sarah dengan arah permukaan Gauss
37
3
3
3
dlm
R
r
Q
R
3
4
r
3
4
Q 





=
π
π
=
sehingga diperoleh kuat medan sejauh r di dalam bola berjari-jari R :
Q
ε
)
R
r
(
E)r4(
o
3
2
=π
Medan lsitrik dalam bola pejal bermuatan mulau-mula naik secara linier
sebagaimana ditunjukan persamaan (17), ketika sampai r = jari-jari bola R
kuat medan menjadi persamaan (16) yang turun secara kuadratik sebanding
dengan (1/r2). Jika diilustrasikan :
(17)
GB 2.13 Perubahan E pada Bola Pejal Konduktor
Naik linier
sesuai
persamaan (17) Turun kuadratik
sesuai
persamaan (16)
r
E
R
r
R
Q
4
1
E 3
o






πε
=
konstanta
38
Contoh :
Sebuah bola pejal berjari-jari 1 cm memiliki muatan 5µC, hitunglah kuat medan
sejauh :
a. 2 cm dari pusat bola
b. 0,5 cm dari pusat bola
Jawab :
a. Karena jarak sejauh 2 cm berada di luar bola maka dengan menggunakan
persamaan (16) :
C/N10x25,2
10x2
10x5
10x9
r
Q
kE 6
2
6
9
2
=== −
−
b. Karena jarak sejauh 0,5 cm berada di luar bola maka dengan menggunakan
persamaan (17) :
( )
C/N10x25,210x5,0
10x1
10x5
10x9r
R
Q
kr
R
Q
4
1
E 82
32
6
9
33
o
===





πε
= −
−
−
2.4 Hukum Gauss Pada Bola Berrongga (‘kopong’)
Istilah “bola pejal” di sini penting karena jika bola tidak pejal namun
berrongga (atau kopong), kuat medan di dalam bola bernilai nol namun di
luar bola kuat medan seperti bola pejal. Untuk bola berrongga kuat
perubahan kuat medannya jika diilustrasikan menghasilkan gambar berikut :
E=0
Turun kuadratik
sesuai
persamaan (16)
r
E
Gb 2.14 Perubahan E pada Bola Berrongga Konduktor
39
r
A1
A2
A3
L
silinder
Gb 2.16 Silinder
Panjang
Bermuatan
2.5 Hukum Gauss Pada Kawat Panjang Bermuatan
Untuk kawat panjang dengan muatan persatuan panjang ρ kita dihitung
medan listrik sejauh r menggunakan hukum Gauss :
o
dlm
S
ε
Q
d =⋅∫ AE
dengan permukaan Gauss berupa silinder kita dapatkan ruas kiri pada
persamaan Gauss :
o
dlmQ
ε
=⋅+⋅+⋅ 321 AEAEAE
karena sudut vektor E dengan A1 (tutup silinder) dan A3 (alas silinder)
adalah 90o, sedangkan terhadap A2 0o, maka :
o
dlm
2
o
dlmo
3
o
2
o
1
Q
AE
Q
90cosAE0cosAE90cosAE
ε
=⋅
ε
=⋅+⋅+⋅
sedangkan A2 adalah luas selimut silinder yaitu 2πrL Maka kuat medan
sejauh r dari kawat adalah sebagai berikut :
L
Q
r2
1
E dlm
oεπ
=
2.5 Hukum Gauss Pada Silinder Panjang Bermuatan
Untuk kawat berbentuk silnider berrongga, maka medan listik di luar
silinder akan menghasilkan nilai yang sama dengan kawat panjang :
Namun medan listrik di dalam silinder adalah nol, karena permukaan Gauss
tidak melingkupi muatan apapun :
E=0
Gb 2.15 Kawat
Panjang
Bermuatan
(18)
r
A1
A2
A3
L
(19)
rˆ
r2̟
1
o
ρ
ε
=E
rˆ
r2̟
1
o
ρ
ε
=E
40
Elektron
bebas
2.17 Elektron
bebas dalam
konduktor
2.18 Medan listrik di dalam konduktor adalah nol karena
muatan bergerak ke tepi dan membentuk medan internal
yang melawan medan luar
3. MEDAN LISTRIK PADA MEDIUM KONDUKTOR
Medium konduktor memiliki kekhususan tesendiri ketika dipengaruhi
medan listrik. Sebagaimana kita katahui bahwa dalam konduktor terdapat
muatan-muatan (dalam hal ini elektron) yang tidak terikat pada atom dan
dapat bergerak secara acak dan bebas. Semakin banyak elektron bebas
tersebut maka medium tersebut akan makin konduktif.
Jika terdapat medan listrik dari luar perilaku elektron berubah dan bergerak
hingga permukaan konduktor sedemikian sehingga medan listrik di dalam
konduktor menjadi nol.
Dalam konduktor gambar 2.18 elektron dan muatan positif di dalamnya
terpolarisasi (terpisah) pada kedua sisi konduktor sehingga menimbulkan
medan listrik di dalam Ei konduktor yang awahnya berlawanan dengan
medan listrik luar Eo sehingga jumlah medan listrik di dalam konduktor nol .
Dengan demikian jika muatan listrik merupakan bola pejal konduktor,
silinder konduktor dll, maka penerapan hukum Gauss untuk menghitung
medan listrik akan menghasilkan nilai yang berbeda dengan yang telah kita
hitung sebelumnya.
E=0
Eo
Ei
41
2.19 Medan listrik E dari sebuah bola konduktor sejauh r
2.19 Variasi Medan listrik E dari sebuah bola konduktor
3.1 Hukum Gauss pada Bola Konduktor
a. Medan listrik di luar bola konduktor
Medan listrik di luar bola konduktor akan menghasilkan nilai yang sama
dengan bola pejal sebelumnya, yaitu :
b. Medan listrik di dalam bola konduktor
Medan listrik di dalam bola konduktor (dan semua konduktor) adalah nol
karena seluruh muatan diasumsikan berada dalam permukaan konduktor
sehiingga :
0
ε
Q
d
o
dlm
S
==⋅∫ AE , maka E = 0
Jika kita skesta dalam gafik maka akan kita dapatkan seperti bola berrongga
pada gambar 2.14 :
r
Permukaan
Gauss
Arah vektor dA
E
(20)
(21)
R
Turun kuadratik sesuai
persamaan (20)
r
E
2
o R
Q
4
1
E
πε
=
E=0
rE ˆ
r
Q
4
1
2
oπε
=
42
SOAL-SOAL
1. Muatan garis dengan kerapatan muatan 4 µC/cm sepanjang 4 cm,
diletakkan dalam koordinat kartesius dari x = 0 hingga x = 4 hitunglah :
a. Muatan total dari garis
b. Medan listrik di x = 5 cm
c. Medan listrik di x = 250 m
2. Hitung medan listrik dari benda yang dianggap muatan titik dengan
muatan 16 µC sejauh 250 meter dan bandingkan hasilnya dengan nomor
1.d di atas
3. Hitunglah medan listrik dari sebuah garis bermuatan sepanjang 50 cm
dengan rapat muatan 15 µC/m pada jarak 20 cm pada arah sepanjang
garis seperti pada gambar :
4. Hitunglah medan listrik dari sebuah
garis bermuatan sepanjang 50 cm
dengan rapat muatan 5 µC/m pada
jarak 10 cm tegak lurus garis seperti
pada gambar :
5. Hitunglah medan listrik dari sebuah cincin bermuatan dengan jari-jari 5
cm dengan muatan 15 µC pada titik P sejauh 15 cm tegak lurus dari
pusat cincin
50 cm
20 cm
50 cm
10 cm
15 cm
5cm
P
43
6. Hitunglah medan listrik dari sebuah cincin bermuatan dengan jari-jari 5
cm dengan muatan 15 µC di pusat cincin
7. Bola bermuatan 4 x 103 C berjari-jari 2 cm berada dalam medium udara.
Berapakah medan listrik yang ditimbulkannya pada jarak :
a. 4 cm dari pusat bola
b. 1 cm dari pusat bola
8. Bola konduktor bermuatan 4 x 103 C berjari-jari 2 cm berada dalam
medium udara. Hitunglah kuat medan listrik yang ditimbulkannya pada
jarak :
a. 4 cm dari pusat bola
b. 1 cm dari pusat bola
9. Hitunglah medan listrik di titik P dari sebentuk kawat bermuatan yang
terdiri dari dua kawat lurus identik dengan muatan masing-masing 15
µC yang dirangkai dengan kawat setengah lingkaran dengan muatan 15
µC seperti gambar di bawah ini
10. Sebuah cakram dengan jari 20 cm dengan kerapatan muatan terdistribusi
merata 2µC/cm2. Hitunglah kuat medan listrik sejauh 10 cm dari pusat
cakram.
11. Dua kawat panjang bermuatan 4µC/cm sepanjang 5 cm ditempatkan
secara sejajar seperti pada gambar. Hitunglah kuat medan lsitrik
a. Di tengah antara dua kawat
b. 2 cm di kiri kawat pertama
c. 2 cm di kanan kawat kedua
2 cm
14 cm
P
4 cm

More Related Content

What's hot

Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4
radar radius
 
Ralativitas Khusus
Ralativitas KhususRalativitas Khusus
Ralativitas Khususnurwani
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
Fitriyana Migumi
 
Bahan dielektrik dan kapasitansi
Bahan dielektrik dan kapasitansiBahan dielektrik dan kapasitansi
Bahan dielektrik dan kapasitansi
Asjar Zitus
 
Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Ida Farida Ch
 
2 Sistem Bilangan Real.pdf
2 Sistem Bilangan Real.pdf2 Sistem Bilangan Real.pdf
2 Sistem Bilangan Real.pdf
ZezeZakaria
 
Pembentukan ikatan teori-orbital-hibridisasi
Pembentukan ikatan teori-orbital-hibridisasiPembentukan ikatan teori-orbital-hibridisasi
Pembentukan ikatan teori-orbital-hibridisasi
Ali Husni
 
Matematika teknik 06-transformasi linier-eigen value
Matematika teknik 06-transformasi linier-eigen valueMatematika teknik 06-transformasi linier-eigen value
Matematika teknik 06-transformasi linier-eigen value
el sucahyo
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
windyramadhani52
 
O2 zat optis
O2 zat optisO2 zat optis
O2 zat optis
Miftachul Nur Afifah
 
80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb
80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb
80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb
yan sofyan
 
Fisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksiFisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksi
Ridho Pasopati
 
PPT Arus Bolak-balik.pptx
PPT Arus Bolak-balik.pptxPPT Arus Bolak-balik.pptx
PPT Arus Bolak-balik.pptx
WildanAngelou
 
Materi 11 interferensi
Materi 11 interferensiMateri 11 interferensi
Materi 11 interferensi
Rafika Witama
 
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
BAIDILAH Baidilah
 
Rumus cepat-matematika-vektor
Rumus cepat-matematika-vektorRumus cepat-matematika-vektor
Rumus cepat-matematika-vektor
Ir Al
 
Bab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahBab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarah
Nia Matus
 

What's hot (20)

Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4
 
Ralativitas Khusus
Ralativitas KhususRalativitas Khusus
Ralativitas Khusus
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
 
Bahan dielektrik dan kapasitansi
Bahan dielektrik dan kapasitansiBahan dielektrik dan kapasitansi
Bahan dielektrik dan kapasitansi
 
Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor
 
Dinamika hukum newton soal dan pembahasannya
Dinamika hukum newton soal dan pembahasannyaDinamika hukum newton soal dan pembahasannya
Dinamika hukum newton soal dan pembahasannya
 
2 Sistem Bilangan Real.pdf
2 Sistem Bilangan Real.pdf2 Sistem Bilangan Real.pdf
2 Sistem Bilangan Real.pdf
 
Pembentukan ikatan teori-orbital-hibridisasi
Pembentukan ikatan teori-orbital-hibridisasiPembentukan ikatan teori-orbital-hibridisasi
Pembentukan ikatan teori-orbital-hibridisasi
 
Matematika teknik 06-transformasi linier-eigen value
Matematika teknik 06-transformasi linier-eigen valueMatematika teknik 06-transformasi linier-eigen value
Matematika teknik 06-transformasi linier-eigen value
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
O2 zat optis
O2 zat optisO2 zat optis
O2 zat optis
 
80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb
80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb
80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb
 
Fisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksiFisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksi
 
Laporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atomLaporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atom
 
PPT Arus Bolak-balik.pptx
PPT Arus Bolak-balik.pptxPPT Arus Bolak-balik.pptx
PPT Arus Bolak-balik.pptx
 
Materi 11 interferensi
Materi 11 interferensiMateri 11 interferensi
Materi 11 interferensi
 
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
 
Rumus cepat-matematika-vektor
Rumus cepat-matematika-vektorRumus cepat-matematika-vektor
Rumus cepat-matematika-vektor
 
Bab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahBab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarah
 
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian D
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian DMateri olimpiade fisika Mekanika bagian D
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian D
 

Similar to 02 listrik statis 2

02 listrik statis 2
02 listrik statis 202 listrik statis 2
02 listrik statis 2
Ari Yanti
 
Soal fisika listrik..
Soal fisika listrik..Soal fisika listrik..
Soal fisika listrik..
Nengah Surata
 
LISTRIK STATIS SMA Kls 3 IPA
LISTRIK STATIS SMA Kls 3 IPALISTRIK STATIS SMA Kls 3 IPA
LISTRIK STATIS SMA Kls 3 IPA
Twisy Pinontoan
 
Kuat medan listrik
Kuat medan listrikKuat medan listrik
Kuat medan listrik
Brigitta Jesslyn
 
1 medan listrik ok
1  medan listrik ok1  medan listrik ok
1 medan listrik ok
Lilis Sartika
 
Bab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdf
Bab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdfBab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdf
Bab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdf
alicia530920
 
Listrik Statis petemuan 4.ppt
Listrik Statis petemuan 4.pptListrik Statis petemuan 4.ppt
Listrik Statis petemuan 4.ppt
jennypuspitasari1
 
Listrik statis firman ahyuda
Listrik statis  firman ahyudaListrik statis  firman ahyuda
Listrik statis firman ahyuda
firmanahyuda
 
Makalh elektrostatis
Makalh elektrostatisMakalh elektrostatis
Makalh elektrostatis
muli ani
 
3 medan listrik 2
3 medan listrik 23 medan listrik 2
3 medan listrik 2
Simon Patabang
 
Listrik Statis
Listrik StatisListrik Statis
Listrik Statis
Kresna Hafizh M
 
medan________________________listrik.ppt
medan________________________listrik.pptmedan________________________listrik.ppt
medan________________________listrik.ppt
tf23052022
 
Medan magnet sebagai_medan_listrik
Medan magnet sebagai_medan_listrikMedan magnet sebagai_medan_listrik
Medan magnet sebagai_medan_listrikeli priyatna laidan
 
Materi listrik statis
Materi listrik statisMateri listrik statis
Materi listrik statis
ari sudibjo
 
Muatan Medan Listrik
Muatan Medan ListrikMuatan Medan Listrik
Muatan Medan Listrik
alainbagus
 
2 medan listrik 1
2 medan listrik 12 medan listrik 1
2 medan listrik 1
Simon Patabang
 
Kapasitordandielektrika
Kapasitordandielektrika Kapasitordandielektrika
Kapasitordandielektrika
Marina Natsir
 
UMPTN Fisika 2002 region I Kode 121
UMPTN Fisika 2002 region I Kode 121UMPTN Fisika 2002 region I Kode 121
UMPTN Fisika 2002 region I Kode 121
SMA Negeri 9 KERINCI
 
pertemuan 1b Listrik Statis
pertemuan 1b Listrik Statispertemuan 1b Listrik Statis
pertemuan 1b Listrik Statis
Mario Yuven
 
Tugaselektroteknik
TugaselektroteknikTugaselektroteknik
Tugaselektroteknik
ibraiartha
 

Similar to 02 listrik statis 2 (20)

02 listrik statis 2
02 listrik statis 202 listrik statis 2
02 listrik statis 2
 
Soal fisika listrik..
Soal fisika listrik..Soal fisika listrik..
Soal fisika listrik..
 
LISTRIK STATIS SMA Kls 3 IPA
LISTRIK STATIS SMA Kls 3 IPALISTRIK STATIS SMA Kls 3 IPA
LISTRIK STATIS SMA Kls 3 IPA
 
Kuat medan listrik
Kuat medan listrikKuat medan listrik
Kuat medan listrik
 
1 medan listrik ok
1  medan listrik ok1  medan listrik ok
1 medan listrik ok
 
Bab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdf
Bab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdfBab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdf
Bab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdf
 
Listrik Statis petemuan 4.ppt
Listrik Statis petemuan 4.pptListrik Statis petemuan 4.ppt
Listrik Statis petemuan 4.ppt
 
Listrik statis firman ahyuda
Listrik statis  firman ahyudaListrik statis  firman ahyuda
Listrik statis firman ahyuda
 
Makalh elektrostatis
Makalh elektrostatisMakalh elektrostatis
Makalh elektrostatis
 
3 medan listrik 2
3 medan listrik 23 medan listrik 2
3 medan listrik 2
 
Listrik Statis
Listrik StatisListrik Statis
Listrik Statis
 
medan________________________listrik.ppt
medan________________________listrik.pptmedan________________________listrik.ppt
medan________________________listrik.ppt
 
Medan magnet sebagai_medan_listrik
Medan magnet sebagai_medan_listrikMedan magnet sebagai_medan_listrik
Medan magnet sebagai_medan_listrik
 
Materi listrik statis
Materi listrik statisMateri listrik statis
Materi listrik statis
 
Muatan Medan Listrik
Muatan Medan ListrikMuatan Medan Listrik
Muatan Medan Listrik
 
2 medan listrik 1
2 medan listrik 12 medan listrik 1
2 medan listrik 1
 
Kapasitordandielektrika
Kapasitordandielektrika Kapasitordandielektrika
Kapasitordandielektrika
 
UMPTN Fisika 2002 region I Kode 121
UMPTN Fisika 2002 region I Kode 121UMPTN Fisika 2002 region I Kode 121
UMPTN Fisika 2002 region I Kode 121
 
pertemuan 1b Listrik Statis
pertemuan 1b Listrik Statispertemuan 1b Listrik Statis
pertemuan 1b Listrik Statis
 
Tugaselektroteknik
TugaselektroteknikTugaselektroteknik
Tugaselektroteknik
 

Recently uploaded

Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 

02 listrik statis 2

  • 1. 21 LLIISSTTRRIIKK SSTTAATTIISS ((22)) Medan Listrik pada Muatan Kontinu &Penerapan Hukum Gauss BBAABB 22 FFiissiikkaa DDaassaarr IIII
  • 2. 22 1. MEDAN LISTRIK PADA MUATAN KONTINU Dalam bab satu kita telah dapat menghitung medan listrik di sekitar suatu muatan titik menggunakan persamaan yang diperoleh dari hukum Coulomb. Namun bagaimana jika sumber muatan bukan muatan titik ? misalnya muatan berupa bongkahan bermuatan yang memiliki volume tertentu. Untuk muatan yang memiliki volume, dikenal rapat muatan atau ρ yang didefinisikan sebagai : V Q =ρ atau dalam bentuk diferensial : dV dQ =ρ atau jika muatan dianggap tidak bervolume dan hanya memiliki panjang, maka muatan persatuan panjang didefinsikan sebagai : dx dQ =ρ jika diungkapkan dalam pernyataan integral muatan dalam sumber muatan listrik dengan volume V : ∫ ⋅ρ= V dVQ sehingga persamaan (3) dalam bab I untuk muatan kontinu menjadi : rE ˆ r dQ k 2∫= r E Q Gb 2.1 Medan listrik sejauh r dari sumber muatan listrik Q dengan volume V V (1) (5) (4) (2) (3)
  • 3. 23 rE ˆdV r k 2∫ ρ = Mari kita hitung beberapa sumber muatan kontinu menggunakan persamaan (5) atau (6) 1.1 Garis Bermuatan a. Medan listrik sepanjang garis Kita hitung medan listrik pada titik P sejauh x dari garis bermuatan sepanjang L berikut : Dengan menggunakan persamaan (5) : rE ˆ r dQ k 2∫= kita tempatkan pada ujung garis pada pusat koordinat : Sehingga jarak elemen muatan dQ ke titik P adalah (x-b) dan dQ sebagaimana persamaan (3) adalah ρdx : rE ˆ x)-(b dx k 2∫ ρ = persaaaan ini harus diintegrasi dengan teknik substitusi variabel, ini permasalahan Kalkulus. Variabel (b-x) kita ganti dengan u sehingga : uxb =− dan dudx −= , maka integrasi menjadi : (6) L PdQ b P x L b dx Gb 2.2 Medan listrik sejauh b dari sumber muatan berbentung garis sepanjang L
  • 4. 24 rE ˆ u du k 2∫ ρ −=       − ρ =       − − ρ= − ρ=ρ= )Lb(b L k b 1 Lb 1 k xb 1 k u 1 k L 0 E karena ρL = Q, maka besarnya medan magnet sejauh b dari garis sepanjang garis : Contoh : Hitunglah medan listrik dari sebuah garis bermuatan sepanjang 1 meter dengan rapat muatan 5 µC/m pada jarak 50 cm pada arah sepanjang garis seperti pada gambar : Jawab : Dengan mengunakan persamaan (6) di mana : k = 9x109 Nm2/C2 L = 1 m b = 1 mr + 50 cm = 1,5 m Q = ρ L = (5x10-6 C/m)⋅(1 m) = 5x10-6 C C/N10x6 (0,75) 5x10 10x9 1)-(1,5)(1,5 6-5x10 10x9 )Lb(b Q kE 4 -6 99 =      =      =      − = (6)         − = )Lb(b Q kE 1 meter 50 cm
  • 5. 25 b. Medan listrik tegak lurus pusat garis Sekarang kita hitung medan listrik di titik p pada jarak b tegak lurus garis. Dengan menempatkan pertengahan garis pada pusat koordinat kartesius : Dari persamaan (5) : rE ˆ r dQ k 2∫= jarak dari elemen muatan dQ dengan panjang dx pada titik P adalah : 22 xbr += dan dQ = ρdx, sehingga : rE ˆ xb dx k 2/L 2/L 22∫− + ρ= sekarang kita perhatikan gambar berikut : x L b dx P x b θθθθ E E cos θ E sin θ E E sin θ Gb 2.3 Medan listrik sejauh b tegak lurus garis
  • 6. 26 Tampak bahwa komponen x dari E ( E sinθ) saling menghilangkan satu sama lain sehingga tidak perlu kita hitung dan kita perhatikan komponen y nya saja : dx xb cos kE 2/L 2/L 22∫− + θ ρ=y sampai di sini permasalahannya adalah pengetahuan kalkulus : dx )tan(1b cos kdx ) b x (1b cos kE 2/L 2/L 22 2/L 2/L 2 2 2 ∫∫ −− θ+ θ ρ= + θ ρ=y karena 1+tan2θ = sec2θ : dx secb cos kE 2/L 2/L 22y ∫− θ θ ρ= kita ganti : x = tanθ, jika diturunkan maka dx = sec2θ dθ sehingga : dsec secb cos kE 2 22y ∫− θθ θ θ ρ= 2/L 2/l 22 y xb x b k sin b k dcos b k E −+ ρ =θ ρ = θθ ρ = ∫ sehingga medan magnet sajauh d tegak lurus garis :         + ρ = 22y )2/L(b L b k E atau : (7) (8)         + ρ = 22y )2/L(b 2/L b 2k E
  • 7. 27 Contoh : Hitunglah medan listrik dari sebuah garis bermuatan sepanjang 1 meter dengan rapat muatan 5 µC/m pada jarak 50 cm tegak lurus garis seperti pada gambar : Jawab : Dengan mengunakan persamaan (8) di mana : k = 9x109 Nm2/C2 L = 1 m b = 50 cm = 0,5 m ρ = 5x10-6 C/m C/N1.27x10 2 10x8,1 )2/1(5,0 2/1 5,0 )10x5)(10x9(2 )2/L(b 2/L b 2k E 5 5 22 69 22y ≈=         + =         + ρ = − Jika garis sangat panjang sehingga L/2 >> b, maka persamaan (8) dapat diaproksimasi menjadi :        ρ = 2y )2/L( 2/L b 2k E atau : (9) b 2k Ey ρ = 1 meter 50 cm
  • 8. 28 1.2 Cincin Bermuatan Kasus kedua misalnya sebuah cincin bemuatan sebagai berikut : Kita akan menghitung medan listrik pada titik P sejauh x dari pusat cincin menggunakan persamaan (5) : rE ˆ r dQ k 2∫= sama dengan alasan seblumnya bahwa medan lsitrik pada komponen y akan saling menghilangkan satu sama lain, sehingga medan listrik yang kita perhatikan hanya komponen x saja : θ= ∫ cos r dQ kE 2x Karena jarak elemen muatan dQ pada titik P : 22 xbr += , dan cos θ = x/r maka : ∫ ∫ + = + = dQ )x(b kx xb dQ r x kE 2/322 22x sehingga kuat medan magnet pada titik P sejauh x dari pusat cincin : x r b θ P E Ex Ey dQ (10) Gb 2.4 Medan listrik sejauh x dari sumber muatan berbentuk cincin berjari-jari b 2/322x )x(b kxQ E + =
  • 9. 29 Contoh : Hitunglah medan listrik dari sebuah cincin bermuatan dengan jari-jari 10 cm dengan muatan 15 µC pada jarak 50 cm tegak lurus dari pusat cincin Jawab : Dengan mengunakan persamaan (10) di mana : k = 9x109 Nm2/C2 x = 50 cm = 0,5 m b = 10 cm = 0,1 m Q = 5x10-6 C/m C/N1,697x10 )5,01,0( )10x5)(5,0(10x9 )x(b kxQ E 5 2/322 69 2/322x ≈ + = + = − 1.3 Medan Pada Pelat Cakram Sekarang kita hitung kasus lain, yaitu medan listrik pada titik P sejauh x dari pusat benda berbentuk cakram dengan jari-jari b seperti pada gambar : Kasus ini dapat dipandang sebagai penjumlahan dari muatan-muatan berbentuk cincin sebagaimana telah kita hitng sebelumnya. Cincin-cincin ini jari-jarinya membesar mulai dari r = 0 hingga r = b sehingga akhirnya membentuk cakram. Untuk itu kita tuliskan persamaan (10) dengan cincin x Pθ E Ex Ey b r Gb 2.5 Medan listrik sejauh x dari sumber muatan berbentung cakram berjari-jari b x r b θ P
  • 10. 30 berjari-jari r bermuatan dQ sebagai berikut : 2/322x )x(r dQ kxdE + = dengan dQ = rapat muatan x luas cincin = ρ(2πr⋅dr) Medan akibat cincin ini kita integralkan dari r=0 hingga r=b, sehingga : ∫∫ + πρ= + πρ = b 0 2/322 b 0 2/322x )x(r rdr 2kx )x(r rdr2 kxE sekali lagi, ini tinggal persoalan kalkulus. Kita lakukan teknik substitusi variabel, di mana : 22 xru += dan rdr2du = b 0 22 b 0 2/3 xr 1 kx2 u du 2 1 2kxE + ρπ−=πρ= ∫         − + ρπ−= x 1 xb 1 kx2E 22 1.3 Medan Pada Pelat Tak hingga Untuk pelat tak hingga, kita bisa menggunakan persamaan (11) dengan menganggap b = ∞ sehingga persamaan (12) menjadi: ( )01k2 xb x 1k2E 22 −ρπ≈        + −ρπ= (11) (12) (13)       + −ρπ= 22 xb x 1k2E ρπ= k2E
  • 11. 31 2. HUKUM GAUSS PADA MEDIUM NON-KONDUKTOR 2.1 Fluks Listrik Teknik lain untuk menghitung medan magnet dari muatan kontinu adalah menggunakan hukum Gauss. Teknik yang digunakan Gauss relatif lebih mudah untuk kasus-kasus benda geometris. Sebelum kita melangkah lebih jauh dengan hukum Gauss, kita definisikan sebuah besaran fisis yang akan kita gunakan nanti, yaitu fluks listrik Φ. Fluks listrik didefinisikan sebagai perkalian-titik medan listrik E dan luas yang dilewatinya A, namun secara fisis fluks menggambarkan banyaknya garis medan magnet yang menembus sebuah permukaan luas. Jika kita ilustrasikan dalam gambar : Kita bisa membayangkan fluks magnetik ini dengan sebuah kipas angin yang menerpa selembar kertas, hembusan angin terasa lebih keras ketika kertas tegak lurus pada hembusan angin artinya vektor luas permukaan searah dengan arah hembusan angin, namun ketika kertas sejajar dengan arah hembusan angin, tekanan angin sangat minim. Arah vektor Medan listrik E A Arah vektor permukaan A 30o 3 2 EA 30cosEAAE o ==⋅=Φ rr Arah vektor Medan listrik E A Arah vektor permukaan A EA0cosEAAE o ==⋅=Φ rr GB 2.6 Fluks Medan Listrik Menembus Sebuah Luas Permukaan A Gauss
  • 12. 32 Gauss menyatakan bahwa : “Jumlah Garis Gaya yang keluar dari suatu permukaan tertutup (atau fluks Φ) sebanding dengan jumlah muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan tertutup itu” atau “Sumber dari sebuah medan magnet adalah muatan listrik”, jika diungkapkan dalam sebuah persamaan matematis : Qdlm adalah besarnya muatan yang dilingkupi oleh permukaan Gauss. Hukum Gauss ini tidak akan dijelaskan terlalu detail karena kesulitan teknis mengingat anda belum mendapatkan dasar kalkulus yang cukup terutama tentang divergensi dan integral permukaan. Akan tetapi, kita akan gunakan hukum Gauss ini untuk menghitung kuat medan listrik dari sebuah benda- benda geometris sederhana seperti bola, silinder, pelat tipis, sebab pada kenyataannya kita seringkali berhadapan dengan benda-benda geometris seperti ini, dan nantinya kita akan menggunakan hasil perhitungan kuat medan listrik tersebut untuk menghitung medan listrik pada sebuah kapasitor. o dlm S ε Q dΦ =⋅= ∫ AE Gb 2.7 Analogi fluks adalah seperti angin dari kipas angin yang meniup kertas, jika kertas tegak lurus arah angin (artinya vektor luas dengan vektor arah angin sejajar), maka fluksnya maksimum (14)
  • 13. 33 Kita akan memulai menghitung medan listrik menggunakan hukum Gauss pada muatan titik sekaligus membuktikan kesesuaian medan listrik yang diperoleh hukum Coulomb pada persamaan (5) dengan hukum Gauss. 2.2 Menurunkan Medan Listrik Pada Muatan Titik Menggunakan Hukum Gauss (Membuktikan Hukum Coulomb) Perhatikan sebuah muatan titik dengan besar muatan Q pada gambar 2.3 Muatan ini kita lingkupi dengan sebuah “permukaan Gauss” yang kta pilih berbentuk bola. Pemilihan bentuk permukaan Gasuss ini sebetulnya sekehendak kita, kita juga boleh saja memilih berbentuk kubus atau apapun, namun dengan mempertimbangkan pertama, muatan harus terlingkupi seluruhnya dan kedua, kemudahan dalam perhitungan. Atas kedua dasar ini kita bentuk bola. Kita gunakan hukum Gauss pada persamaan (14) : Sudut θ adalah sudut yang dibentuk vektor permukaan dA dengan vektor medan E yang arahnya dalam hal ini sejajar, namun jika permukaan Gauss tidak berbentuk bola, kedua vektor ini belum tentu sejajar bahkan mungkin berubah-ubah seperti yang anda lihat pada gambar 2.9. Inilah alasan kita memilih permukaan Gauss berbentuk bola. Karena cos0o adalah 1 maka : oS ε Q dAE∫ = Gb 2.8 Muatan ini kita lingkupi dengan sebuah permukaan Gauss berbentuk bola dengan radius R oS o oS o o dlm S ε Q 0cosdAE ε Q cosdAE ε Q dΦ ∫ ∫ ∫ == =θ= =⋅= AE R dA E Gb 2.9 Jika kita pilih permukaan Gauss bebentuk kubus maka sudut antara dA dengan E sangat bervariasi dan menyulitkan perhitungan dA dA E E
  • 14. 34 integral permukaan dari dA berarti luas permukaan bola, yaitu 4πr2 : o 2 ε Q R4E =π persis seperti medan listrik yang diturunkan melalui Coulomb pada bab I. 2.2 Hukum Gauss Pada Bidang Datar Misalnya kita memiliki pelat bermuatan positif persatuan luas ρ. Untuk menghitung medan listrik dengan hukum Gauss kita harus memilih sebuah ruang-volume yang melingkupi pelat bermuatan. Pada dasarnya kita bebas memilih bentuk ruang-volume ini, pda umumnya yang biasa dipakai berbentuk silinder, bola atau kubus. Pemilihan ini sangat bergantung pada kemudahan perhitungannya nanti. Misalnya, kita ambillah permukaan sebuah silinder berjari-jari r. Pada gambar disamping kita bagi silinder menjadi tiga permukaan A1, A2, dan A3. Fluks yang menembus ketiga permukaan ini adalah : Pada A1 : E⋅A1⋅cos 0o : EA1 A1 A2 A3 E r Gb 2.10 Fluks listrik yang menembus sebuah permukaan bidang datar dapat didekati dengan permukaan Gauss berbentuk silinder 2 o R Q ε4 1 E π =
  • 15. 35 Pada A3 : E⋅A3⋅cos 0o : EA3 Pada A2 : E⋅A2⋅cos 90o : 0 Dengan demikian : ∫ ε =+==Φ s o dlm 21 Q )AA(EEdA Karena A1 dan A3 merupakan luas pelat katakanlah A. Sehingga medan pada pelat bermuatan : karena Q/A =σ, maka untuk pelat bermuatan kita dapatkan medan listrik : atau : πρ= ρ ε πε πε = 2k 2 4 4 1 E 0 0 0 persis seperti hasil yang diperoleh persamaan (13) 2.3 Hukum Gauss Pada Bola Pejal Bermuatan a. Kuat medan sejauh r (r≥≥≥≥R) Kuat medan magnet untuk benda bermuatann berbentuk bola dengan jari- jari sejauh r seperti ditunjukkan gambar 2.6. Dengan menggunakan hukum Gauss : o dlm S ε Q d =⋅∫ AE Untuk menghitung medan listrik sejauh r kita pilih permukaan Gauss berbentuk bola dengan luas permukaan 4πr2. rR r o total A2 Q E ε = o2 E ε ρ = Gb 2.11 Bola Pejal (15) πρ= 2kE
  • 16. 36 Karena arah vektor medan listrik searah dengan vektor permukaan (artinya sudutnya 0o), maka : o 2 o dlmo S Q )r4(E Q )0cos(d ε =π= ε =∫ AE jarak r adalah radius permukaan Gauss yang kita pilih, sehingga medan listrik di luar bola pejal bermuatan adalah : b. Kuat medan sejauh r (r<R) Kuat medan pada titik di dalam bola pejal bermuatan sejauh a dari pusat dapat kita peroleh sebagai berikut : o dlm S ε Q d =⋅∫ AE ruas kiri akan menghaasilkan nlai yang sama seperti sebelumnya : o dlm2 ε Q E)r4( =π Sekarang Qdlm bola dengan radius r dimana r < R dapat dihitung dari perbandingan volume : (16) r Permukaan Gauss Arah vektor dA E rˆ r Q 4̟ 1 )( 2 0∈ =rE Gb 2.12 Arah Medan listrik dari bola bermuatan sarah dengan arah permukaan Gauss
  • 17. 37 3 3 3 dlm R r Q R 3 4 r 3 4 Q       = π π = sehingga diperoleh kuat medan sejauh r di dalam bola berjari-jari R : Q ε ) R r ( E)r4( o 3 2 =π Medan lsitrik dalam bola pejal bermuatan mulau-mula naik secara linier sebagaimana ditunjukan persamaan (17), ketika sampai r = jari-jari bola R kuat medan menjadi persamaan (16) yang turun secara kuadratik sebanding dengan (1/r2). Jika diilustrasikan : (17) GB 2.13 Perubahan E pada Bola Pejal Konduktor Naik linier sesuai persamaan (17) Turun kuadratik sesuai persamaan (16) r E R r R Q 4 1 E 3 o       πε = konstanta
  • 18. 38 Contoh : Sebuah bola pejal berjari-jari 1 cm memiliki muatan 5µC, hitunglah kuat medan sejauh : a. 2 cm dari pusat bola b. 0,5 cm dari pusat bola Jawab : a. Karena jarak sejauh 2 cm berada di luar bola maka dengan menggunakan persamaan (16) : C/N10x25,2 10x2 10x5 10x9 r Q kE 6 2 6 9 2 === − − b. Karena jarak sejauh 0,5 cm berada di luar bola maka dengan menggunakan persamaan (17) : ( ) C/N10x25,210x5,0 10x1 10x5 10x9r R Q kr R Q 4 1 E 82 32 6 9 33 o ===      πε = − − − 2.4 Hukum Gauss Pada Bola Berrongga (‘kopong’) Istilah “bola pejal” di sini penting karena jika bola tidak pejal namun berrongga (atau kopong), kuat medan di dalam bola bernilai nol namun di luar bola kuat medan seperti bola pejal. Untuk bola berrongga kuat perubahan kuat medannya jika diilustrasikan menghasilkan gambar berikut : E=0 Turun kuadratik sesuai persamaan (16) r E Gb 2.14 Perubahan E pada Bola Berrongga Konduktor
  • 19. 39 r A1 A2 A3 L silinder Gb 2.16 Silinder Panjang Bermuatan 2.5 Hukum Gauss Pada Kawat Panjang Bermuatan Untuk kawat panjang dengan muatan persatuan panjang ρ kita dihitung medan listrik sejauh r menggunakan hukum Gauss : o dlm S ε Q d =⋅∫ AE dengan permukaan Gauss berupa silinder kita dapatkan ruas kiri pada persamaan Gauss : o dlmQ ε =⋅+⋅+⋅ 321 AEAEAE karena sudut vektor E dengan A1 (tutup silinder) dan A3 (alas silinder) adalah 90o, sedangkan terhadap A2 0o, maka : o dlm 2 o dlmo 3 o 2 o 1 Q AE Q 90cosAE0cosAE90cosAE ε =⋅ ε =⋅+⋅+⋅ sedangkan A2 adalah luas selimut silinder yaitu 2πrL Maka kuat medan sejauh r dari kawat adalah sebagai berikut : L Q r2 1 E dlm oεπ = 2.5 Hukum Gauss Pada Silinder Panjang Bermuatan Untuk kawat berbentuk silnider berrongga, maka medan listik di luar silinder akan menghasilkan nilai yang sama dengan kawat panjang : Namun medan listrik di dalam silinder adalah nol, karena permukaan Gauss tidak melingkupi muatan apapun : E=0 Gb 2.15 Kawat Panjang Bermuatan (18) r A1 A2 A3 L (19) rˆ r2̟ 1 o ρ ε =E rˆ r2̟ 1 o ρ ε =E
  • 20. 40 Elektron bebas 2.17 Elektron bebas dalam konduktor 2.18 Medan listrik di dalam konduktor adalah nol karena muatan bergerak ke tepi dan membentuk medan internal yang melawan medan luar 3. MEDAN LISTRIK PADA MEDIUM KONDUKTOR Medium konduktor memiliki kekhususan tesendiri ketika dipengaruhi medan listrik. Sebagaimana kita katahui bahwa dalam konduktor terdapat muatan-muatan (dalam hal ini elektron) yang tidak terikat pada atom dan dapat bergerak secara acak dan bebas. Semakin banyak elektron bebas tersebut maka medium tersebut akan makin konduktif. Jika terdapat medan listrik dari luar perilaku elektron berubah dan bergerak hingga permukaan konduktor sedemikian sehingga medan listrik di dalam konduktor menjadi nol. Dalam konduktor gambar 2.18 elektron dan muatan positif di dalamnya terpolarisasi (terpisah) pada kedua sisi konduktor sehingga menimbulkan medan listrik di dalam Ei konduktor yang awahnya berlawanan dengan medan listrik luar Eo sehingga jumlah medan listrik di dalam konduktor nol . Dengan demikian jika muatan listrik merupakan bola pejal konduktor, silinder konduktor dll, maka penerapan hukum Gauss untuk menghitung medan listrik akan menghasilkan nilai yang berbeda dengan yang telah kita hitung sebelumnya. E=0 Eo Ei
  • 21. 41 2.19 Medan listrik E dari sebuah bola konduktor sejauh r 2.19 Variasi Medan listrik E dari sebuah bola konduktor 3.1 Hukum Gauss pada Bola Konduktor a. Medan listrik di luar bola konduktor Medan listrik di luar bola konduktor akan menghasilkan nilai yang sama dengan bola pejal sebelumnya, yaitu : b. Medan listrik di dalam bola konduktor Medan listrik di dalam bola konduktor (dan semua konduktor) adalah nol karena seluruh muatan diasumsikan berada dalam permukaan konduktor sehiingga : 0 ε Q d o dlm S ==⋅∫ AE , maka E = 0 Jika kita skesta dalam gafik maka akan kita dapatkan seperti bola berrongga pada gambar 2.14 : r Permukaan Gauss Arah vektor dA E (20) (21) R Turun kuadratik sesuai persamaan (20) r E 2 o R Q 4 1 E πε = E=0 rE ˆ r Q 4 1 2 oπε =
  • 22. 42 SOAL-SOAL 1. Muatan garis dengan kerapatan muatan 4 µC/cm sepanjang 4 cm, diletakkan dalam koordinat kartesius dari x = 0 hingga x = 4 hitunglah : a. Muatan total dari garis b. Medan listrik di x = 5 cm c. Medan listrik di x = 250 m 2. Hitung medan listrik dari benda yang dianggap muatan titik dengan muatan 16 µC sejauh 250 meter dan bandingkan hasilnya dengan nomor 1.d di atas 3. Hitunglah medan listrik dari sebuah garis bermuatan sepanjang 50 cm dengan rapat muatan 15 µC/m pada jarak 20 cm pada arah sepanjang garis seperti pada gambar : 4. Hitunglah medan listrik dari sebuah garis bermuatan sepanjang 50 cm dengan rapat muatan 5 µC/m pada jarak 10 cm tegak lurus garis seperti pada gambar : 5. Hitunglah medan listrik dari sebuah cincin bermuatan dengan jari-jari 5 cm dengan muatan 15 µC pada titik P sejauh 15 cm tegak lurus dari pusat cincin 50 cm 20 cm 50 cm 10 cm 15 cm 5cm P
  • 23. 43 6. Hitunglah medan listrik dari sebuah cincin bermuatan dengan jari-jari 5 cm dengan muatan 15 µC di pusat cincin 7. Bola bermuatan 4 x 103 C berjari-jari 2 cm berada dalam medium udara. Berapakah medan listrik yang ditimbulkannya pada jarak : a. 4 cm dari pusat bola b. 1 cm dari pusat bola 8. Bola konduktor bermuatan 4 x 103 C berjari-jari 2 cm berada dalam medium udara. Hitunglah kuat medan listrik yang ditimbulkannya pada jarak : a. 4 cm dari pusat bola b. 1 cm dari pusat bola 9. Hitunglah medan listrik di titik P dari sebentuk kawat bermuatan yang terdiri dari dua kawat lurus identik dengan muatan masing-masing 15 µC yang dirangkai dengan kawat setengah lingkaran dengan muatan 15 µC seperti gambar di bawah ini 10. Sebuah cakram dengan jari 20 cm dengan kerapatan muatan terdistribusi merata 2µC/cm2. Hitunglah kuat medan listrik sejauh 10 cm dari pusat cakram. 11. Dua kawat panjang bermuatan 4µC/cm sepanjang 5 cm ditempatkan secara sejajar seperti pada gambar. Hitunglah kuat medan lsitrik a. Di tengah antara dua kawat b. 2 cm di kiri kawat pertama c. 2 cm di kanan kawat kedua 2 cm 14 cm P 4 cm