2. KEWAJIBAN
Apakah kewajiban itu ?
Kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi masa depan yang
timbul dari keharusan saat ini dari suatu entitas untuk mentransfer
aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya dimasa depan
sebagai akibat transaksi atau kejadian yang telah lalu
Menjadi pengorbanan sumber ekonomik yang cukup pasti di masa
depan (probable future sacrifices of economic benefits).
Menjadi kewajiban saat ini atau perioda ini (present obligation)
untuk menyerahkan kas, barang, atau jasa di masa datang.
Terjadi karena transaksi masa lalu.
3. Penggolongan kewajiban
Kewajiban dimasukkan dalam laporan neraca
dengan saldo normal kredit, dan biasanya
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
Kewajiban Lancar (current liabilities)
hutang Jangka Panjang (long-trem debt)
4. Pengakuan
Pengakuan
Kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat
akibat transaksi yang sebelumnya terjadi. Kewajiban
dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan yaitu
definisi, keterukuran, keterandalan, dan keberpautan.
5. Penyajian kewajiban
penyajian kewajiban lancar
dalam praktek, kewajiban lancar biasanya dicatat dalam catatan akuntansi
dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada nilai penuh jatuh temponya.
Karena singkatnya priode waktu yang terlibat, yang sering kali kurang dari
satu tahun. Maka perbedaan antara nilai sekarang kewajiban lancar dan nilai
jatuh temponya biasanya tidak besar. Akun kewajiban lancar biasanya
disajikan sbagai klasifikasi pertama dalam kelompok kewajiban dan ekuitas
pemegang saham di neraca. Dalam kelompok kewajiban lancar akun-akun
itu dapat dicantumkan menurut jatuh temponya, dalam jumlah yang
menurun, atau menurut prefensi likuiditasnya.
Penyajian hutang jangka panjang
Perusahaan yang mempunyai banyak terbitan hutang jangka panjang dalam
jumlah besar seringkali hanya melaporkan satu akun dalam neraca dan
mendukungnya dengan komentar serta skedul dalam catatan yang
menyertainya
6. Kewajiban Kontijensi
Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadinya atau tidak
terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak
sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan atau
Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu
tetapi tidak diakui karena :
- tidak terdapat kemungkinan besar (not probable) perusahaan
mengeluarkan sumber daya yang mengandung manfaat
ekonomis (selanjutnya disebut sebagai”sumber daya’) untuk
menyelesaikan kewajibannya atau
- jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.
7. Keuntungan kontinjensi
Keuntungan kontinjensi (gain contingencies) adalah klaim
atau hak untuk menerima aktiva (atau memiliki kewajiban
yang menurun) yang keberadaannya tidak pasti tetapi
pada akhirnya akan menjadi sah. Jenis keuntungan
kontoinjensi yang khas adalah :
Penerimaan yang mungkin atas uang dari
hadia, sumbangan, bonus, dan lain sebagainya.
Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas
kelebihan pajak
Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin
menguntungkan
Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan
8. Kerugian Kontinjensi
Kerugian kontingensi (loss contiengencies)
adalah situasi yang melibatkan ketidakpastian
atas kemungkinan terjadinya kerugian.
Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari
kerugian kontinjensi menurut defenisinya
disebut sebagai kewajiban kontinjen
Apabila terdapat kerugian kontinjensi, maka
kemungkinan bahwa kejadian di masa depan
akan menguatkan terjadinya kewajiban dapat
berkisar dari sangat mungkin hingga kurang
mungkin.
9. PENGUKURAN, PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN KONTINJENSI
Pengukuran “ Besaran kewajiban kontingensi tidak dapat
diukur secara eksak. Untuk itu diperlukan pertimbangan
profesional oleh pihak yang berkompeten
Penyajian dan pengungkaopan “Kewajiban kontingensi tidak
disajikan pada neraca, namun demikian harus mengungkapkan
kewajiban kontingensi pada Catatan atas Laporan Keuangan
untuk setiap jenis kewajiban kontingensi pada tanggal neraca
Pengungkapan tersebut dapat meliputi:
1. karakteristik kewajiban kontingensi;
2. estimasi dari dampak finansial yang diukur;
3. indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah
atau waktu aruskeluar sumber daya;
4. kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga
10. Kewajiban diestimasi
Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang
waktu dan jumlahnya belum pasti. Kewajiban
diestimasi dapat dibedakan dari kewajiban
lain, seperti utang dagang dan akrual, karena
pada kewajiban diestimasi terdapat
ketidakpastian mengenai waktu atau jumlah
yang harus dikeluarkan pada masa datang
untuk menyelesaikan kewajiban diestimasi
tersebut.
11. Pengakuan diestimasi
Kewajiban diestimasi harus diakui apabila ketiga
kondisi berikut dipenuhi:
perusahaan memiliki kewajiban kini (baik
bersifat hukum maupun bersifat konstruktif)
sebagai akibat peristiwa masa lalu;
besarkemungkinan (probable) penyelesaian
kewajiban tersebutmengakibatkan arus keluar
sumber daya; dan
estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban
tersebut dapat dibuat
12. Pengungkapan diestimasi
Untuk setiap jenis kewajiban diestimasi, entitas harus
mengungkapkan:
1. nilai tercatat pada awal dan akhir periode;
2. kewajiban diestimasi tambahan yang dibuat dalam periode
bersangkutan, termasuk peningkatan jumlah pada kewajiban
diestimasi yang ada;
3. jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan
dibebankan pada kewajiban diestimasi selama periode
bersangkutan;
4. jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode
bersangkutan; dan
5. peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai
kini yang timbul karena berlalunya waktu dan dampak dari
setiap perubahan tingkat diskonto.ormasi komparatif tidak
diharuskan.
13. Hubungan antara kewajiban diestimasi
dan kewajiban kontinjensi (PSAK)
Secara umum, semua kewajiban diestimasi bersifat kontinjensi karena tidak
pasti dalam jumlah atau waktu. Tetapi dalam pernyataan ini istilah
kontijensi digunakan untuk kewajiban dan aktiva yang tidak diakui karena
keberadaannya baru dapat dipastikan dengan terjadi atau tidak terjadinya
satu peristiwa atau lebih yang tidak pasti pada masa datang dan tidak
sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan. Disamping itu istilah
kontinjensi digunakan untuk kewajiban yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan.
Kewajiban diestimasi diakui sebagai kewajiban (dengan asumsi dapat dibuat
estimasi andal) karena kewajiban diestimasi tersebut merupakan kewajiban
masa kini dan kemungkinan besar (probable) mengakibatkan arus keluar
sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban tersebut.
14. EKUITAS
DEFINISI
Istilah ekuitas berasal dari kata equity atau
equity of ownership yang berarti kekayaan
bersih perusahaan. Secara sederhana, ia
diformulasikan sebagai total aktiva dikurangi
total pasiva. Ekuitas merupakan bagian hak
pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara
aktiva dan kewajiban yang ada
15. Komponen Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas pemilik tercermin dalam neraca
terdiri dari:
Modal di setor
Tambahan modal disetor
Laba ditahan
16. BENTUK PERUSAHAAN
Terdapat beberapa bentuk perusahaan yaitu
perusahaan perorangan, persekutuan dan perseroan
terbatas serta koperasi. Walaupun secara hukum
perusahaan perseorangan tidak diakui sebagai
entitas yang terpisah dengan pemiliknya, namun
menurut pandangan akuntansi perusahaan
perorangan terpisah dari pemiliknya. Perseroan
terbatas menurut pandangan hukum merupakan
entitas yang dapat melakukan kegiatan seperti
manusia sehingga dapat dikatakan bahwa PT
merupakan entitas buatan (artificial entity). Pada
bab ini pembahasan ditekankan pada perseroan
terbatas.
17. Karakteristik Perseroan Terbatas
Perseroan adalah bentuk perusahaan yang kepemilikannya
terbagi atas sejumlah saham. Dengan demikian pemilik
dari usaha perseroan adalah lebih dari satu dengan jumlah
kepemilikan tercermin pada jumlah saham yang
dipegangnya. Perseroan dapat diklasifikasikan dari segi
kepemilikannya sebagaiberikut
Perseroan sektor masyarakat/publik perseroan jenis ini
saham-sahamnya dimiliki oleh unit-unit pemerintahatau
operasi bisnis yang dimiliki unit-unit pemerintah.
perseroan sektor swasta
i. Bukan saham
ii. Saham
a. Perseroan tertutup (non-publik)
b. Perseroan terbuka (perusahaan publik ):
18. Saham preferen
Keunggulan
• diprioritaskan dari saham biasa dalam hal terjadi
likuidasi
• Dividen tetap
• Dapat memiliki beragam variasi dividen
• Diproritaskan dari saham biasa dalam pembayaran
dividen
Kelemahan
• Perioritas setelah hutang dalam hal jika
terjadidilikuidasi
• Dividen dapat ditunda pembayarannya
• Tidak memiliki hak suara
19. Saham biasa
Keunggulan
hak suara
• Pemilihan dewan direksi
• Pemilihan aktivitas manajemen yang signifikan
hak atas sisa laba (setelah preferent stock)
kelemahan
Perioritas terakhir ketika likuidasi
Tidak ada jaminan return
20. Akuntansi Untuk Penerbitan Saham
Saham preferen atau saham biasa
Akun ini memperlihatkan jenis saham yang diterbitkan
dengan nilai parinya.akun ini dikredit ketika saham
pertama kali diterbitkan, dan tidak ada penambahan ayat
jurnal pada akun ini kecuali ada penambahan saham yang
diterbitkan atau adanya penarikan saham.
Tambahan modal disetor
akun ini menunjukkan kelebihan modal disetor di atas
nilai pari saham.tambahan modal disetor ini meliputi agio
saham atau disagio saham
21. Akuntansi Ekuitas Untuk Badan Usaha
Berbentuk PT
Unsur penambahan modal disetor PT
Akun tambahan modal disetor terdiri dari berbagai macam unsur penambah
modal, seperti; agio saham, tambahan modal dari perolehan kembali saham
dengan harga yang lebih rendah dari pada jumlah yang diterima pada saat
pengeluaran, tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh
kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat
perolehannya, tambahan modal dari perbedaan kurs modal disetor dan lain
sebagainya
Pencatatan penambahan modal disetor PT
Jumlah uang yang diterima.
Setoran saham dalam bentuk uang, sesuai transaksi nyata
22. • besarnya tagihan yang timbul atau hutang yang
dikonversi menjadi modal.
• Setoran saham dalam dividen saham dilakukan
dengan harga wajar saham
• Nilai wajar aktiva bukan kas yang diterima
• Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng
23. Pencatatan pengurangan modal disetor PT
Pengurangan modal disetor lazimnya dicatat berdasarkan
a. Jumlah uang yang dibayarkan; atau
b. Besarnya hutang yang timbul; atau
c. Nilai wajar aktiva bukan kas yang diserahkan.
Penebusan/penarikan kembali modal saham PT
• Perolehan kembali saham beredar dengan cost method
• Perolehan kembali saham beredar dengan par value method
• Perolehan kembali saham sumbangan
25. Bentuk pembagian dividen
kewajiban perusahaan untuk membagi
dividen timbul pada saat deklarasi
dividen, dan dengan demikian pada saat
tersebut saldo laba akan dibebani
dengan jumlah dividen termaksud. kewajiban
yang timbul lazimnya disajikan dalam
kelompok kewajiban lancar
26. Penyajian Dan Pengungkapan
Penyajian ekuitas
Penyajian ekuitas dalam neraca harus dilakukan
sesuai dengan ketentuan pada akta pendirian
perusahaan dan peraturan yang berlaku serta
menggambarkanhubungan keuangan yang ada.
Modal dasar, modal yang ditempatkan dan
modal yang disetor, nilai nominal danbanyaknya
saham untuk setiap jenis saham harus
dinyatakan dalam neraca.
27. Penyajian dan pengungkapan saldo laba
Pengungkapan saldo laba harus Meliputi:
a) Pengungkapan penjatahan (apropriasi) dan pemisahan saldo laba
b) Peraturan, perikatan, batasan dan jumlah batasan di sekitar
saldo laba, harusdiungkapkan
c) Perubahan saldo laba karena penggabungan usaha dengan
metode penyatuan kepentingan (pooling of interests).
d) koreksi masa lalu, baik bruto maupun netosetelah pajak
e) Pengungkapan jumlah dividen dan dividen per lembar saham
f) Tunggakan dividen
g) Pengungkapan deklarasi dividen setelah tanggal neraca
h) Pengungkapan dividen saham dan pecah-saham
28. Pengungkapan peristiwa setelah
tanggal neraca
kewajiban pengungkapan kejadian penting
setelah tanggal laporan keuangan dalam
catatan atas laporan keuangan, seperti
penjualan saham besar-besaran,deklarasi
dividen setelah tanggal neraca sebelum
tanggal pendapat
akuntanindependen, rekapitalisasi dan
transaksi modal yang lain.