2. status sosial wanita
• Menurut kamus besar bahasa
Indonesia, 2001 status adalah keadaan
atau kedudukan orang/badan dan
sebagainya dalam hubungannya
dengan masyarakat. Status social
wanita berarti kedudukan wanita dalam
masyarakat.
3. Status wanita mencakup dua aspek
yaitu :
1. Aspek otonomi wanita.
Aspek ini mendeskripsikan sejauh
mana wanita dapat mengontrol ekonomi
atas dirinya disbanding dengan pria.
2. Aspek kekuasaan sosial
Aspek ini menggambarkan seberapa
berpengaruhnya wanita terhadapa
orang lain diluar rumah tangganya.
4. Status wanita meliputi:
1.Status reproduksi, yaitu wanita sebagai pelestarian
keturunan. Hal ini mengisyaratkan bila seorang wanita
tidak mampu melahirkan, maka status sosialnya
dianggap rendah disbanding wanita yang bis
mempunyai anak.
2. Status produksi, yaitu sebagai pencari nafkah dan
bekerja diluar rumah. Santrock (2002) mengatakan
bahwa wanita yang bekerja akan meningkatkan harga
diri. Wanita yang bekerja mempunyai status yang lebih
tinggi disbanding dengan wanita yang tidak ikut kerja.
5. Peran Wanita
Peran wanita berkaitan dengan kedudukannya
dalam keluarga :
1. Ibu rumah tangga penerus generasi.
Perempuan berperan aktif dalam peningkatan
kualitas generasi penerus sejak dalam
kandungan.
2. Istri dan teman hidup patner sex. Sikap istri
mendampingi suami merupakan relasi dalam
hubungan yang setara sehingga dapat tercapai
kasih saying dan kelanggengan perkawinan.
6. 4. Pendidik anak. Anak memperoleh pendidikan sejak dalam
kandungan. Memberikan contoh berperilaku yang baik
karena anak belajar berperilaku dari keluarga. Ibu dapat
memberikan pendidikan akhlak, budi pekerti, pendidikan
masalah reproduksi.
3. Pengatur rumah tangga. Perempuan menjaga, memelihara,
mengatur rumah tangga, menciptakan ketenangan
keluarga. Istri mengatur ekonomi keluarga, pemelihara
kesehatan keluarga, menyiapkan makanan bergizi tiap hari,
menumbuhkan rasa memiliki dan bertangggung jawab
terhadap sanitasi rumah tangga juga menciptakan pola
hidup sehat jasmani, rohani dan sosial.
7. Permasalahan kesehatan wanita
dalam dimensi social dan upaya
mengatasinya :
• Kekerasan
Pengertian kekerasan
• Pasal 89 KUHP :
Melakukan kekerasan adalah
pempergunakan tenaga atau kekuatan
jasmani tidak kecil secara yang tidak sah
misalnya memukul dengan tangan atau
dengan segala macam senjata, menepak,
menendang dsb.
8. Bentuk- Bentuk Kekerasan
• Kekerasan psikis
• Kekerasan fisik.
• Kekerasan ekonomi
• Kekerasan seksual.
9. Single parent
• Single parent adalah keluarga yang
mana, hanya ada satu orang tua
tunggal, hanya ayah atau ibu saja.
Keluarga yang terbentuk bisa tedadi
pada keluarga sah secara hukum
maupun keluarga yang belum sah
secara hukum, baik hukum agama
maupun hukum pemerintah.
10. Dampak single parent
Dampak negative
1. Perubahan perilaku anak. Bagi seorang
anak yang tidak siap, ditinggalkan orang
tuanya bisa menjadi mengakibatkan
perubahan tingkah laku. Menjadi
pemarah, berkata kasar, suka
melamun, agresif, suka memukul,
menendang, menyakiti temannya.
11. 2. Perempuan merasa terkucil. Terlebih lagi
pada perempuan yang sebagai janda atau
yang tidak dinikahi, di masyarakat
terkadang mendapatkan cemooh dan
ejekan.
3. Psikologi anak terganggu. Anak Bering
mendapat ejekan diri Leman sepermainan
sehingga anak menjadi murung, sedih. Hai
ini dapat mengakibatkan anak menj adi
kurang percaya diri dan kurang kreatif.
12. Dampak positif
1. Anak terhindar dari komunikasi yang kontradiktif dari
orang tua, tidak akan terjadi komunikasi yang
berlawanan dari orang tua, i-nisaInya ibunya
mengijinkan teLapi ayahnya melarangnya. Nilai yang
diajarkan oleh ibu atau ayah diterima penuh karena
tidak terjadi pertentangan.
2) Ibu berperan penuh dalam pengambilan keputusan
dan tegar.
3) Anak lebih mandiri dan berkepribadian kuat, karena
terbiasa tidak selalu hal didampingi, terbiasa
menyelesaikan berbagai masalah kehidupan.
13. Perkawinan usia muda dan tua
Kelebihan perkawinan usia muda
a. Terhidar dari perilaku seks bebas,
karena kebutuhan seksual terpenuhi.
b. Menginjak usia tua tidak lagi
mempunyai anak yang masih kecil.
14. Kelebihan perkawinan usia tua
• Kematangan fisik, psikologis, sosial,
financial sehingga harapan
membentuk keluarga sejahtera
berkualitas terbentang.
15. Kekurangan pernikahan usia muda
a. Meningkatkan angka kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk semakin
meningkat.
b. Ditinjau dari segi kesehatan, perkawinan usia muda meningkatkan angka
kematian bayi dan ibu, risiko komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Selain
itu bagi perempuan meningkatkan risiko cacerviks karena hubungan seksual
dilakukan pada saat secara anatorni sel-sel cerviks belum matur. Bagi bayi
risiko terjadinya kesakitan dan kematian meningkat.
c. Kematangan psikologis belum tercapai sehingga keluarga mengalami kesakitan
mewujudkan keluarga yang berkualitas tinggi.
d. Ditinjau dari segi sosial, dengan perkawinan mengurangi kebebasan
pengembangan diri, mengurangi kesempatan melanjutka pendidikan jenjang
tinggi.
e. Adanya konflik dalam keluarga membuka peluang untuk mencari pelarian
pergaulan di luar rumah sehingga meningkatkan risiko penggunaan minum
alkohol, narkoba dan seks bebas.
f. Tingkat peceraian tinggi. Kegagalan kehiarga dalam melewati berbagai macam
permasalahan meningkatkan risiko percerai
16. Kekurangan pernikahan usia tua
a. Meningkatkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
bayi. Kemu-igkinan/risiko tejadi ca mammae
meningkat.
b. Meningkatnya risiko kehamilan dengan anak
kelainan bawaan, misalnya terjadi kromosom non
disjunction yaitu kelainan proses meiosis basil
konsepsi (fetus) sehingga menghasilkan kromosom
sejumlah 47. Aneuploidy, yaitu ketika kromosom basil
konsepsi tidak tepat 23 pasang. Contohnya: trisomi 21
(down syndrome), trisomi 13 (patau syndrome) dan
trisomi 18 (edwards syndrome).
17. Wanita Di Tempat Kerja
Alasan wanita bekerja
1. Aktualisasi diri.
2. Mata pencaharian
3. Relasi positif dalam keluarga.
4. Pemenuhan kebutuhan sosial
5. Peningkaan
keterampilan/kompetensi.