SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
PT. PERTAMINA (PERSERO)
                           BOGOR, 13-14 OKTOBER 2011
                                                       1
© gid.2010 - KPP BUMN
         Dasar Hukum.
                       Kewajiban Pembuatan Faktur Pajak.
                       Saat Pembuatan Faktur Pajak.
                       Faktur Pajak Gabungan.
                       Formulir Faktur Pajak.
                       Pengisian Faktur Pajak.
                       Kode & Nomor Seri Faktur Pajak.
                       Penandatanganan Faktur Pajak.
                       Faktur Pajak Cacat.
                       Sanksi Administrasi.
                       Faktur Pajak Pengganti.
                       Penggantian Faktur Pajak yang Hilang.
                       Pembatalan Faktur Pajak.
                       Masa Transisi.
                       Faktur Pajak PKP Pedagang Eceran.
                       Penggunaan Faktur Pajak Lama.
                                                                2
© gid.2011 - KPP BUMN
 Pasal 13 UU Nomor 8 Tahun 1983 s.t.d.t.d. UU Nomor 42 Tahun 2009.
             (Perubahan Ketiga atas UU Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang
             dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah).
         Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38/PMK.03/2010.
             (Tata Cara Pembuatan dan Tata Cara Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak)
         Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-13/PJ/2010 s.t.d.d. PER-65/PJ/2010.
             (Bentuk, Ukuran, Prosedur Pemberitahuan dalam rangka Pembuatan, Tata Cara Pengisian
             Keterangan, Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur
             Pajak)  Pasal yg disebut pada slide-slide berikutnya.

                        Mencabut:
                         KEP-524/PJ/2000 s.t.d.t.d. PER-97/PJ/2005.
                          (Syarat-syarat Faktur Pajak Sederhana).
                         PER-159/PJ/2006.
                          (Saat Pembuatan, Bentuk, Ukuran, Pengadaan, Tata Cara Penyampaian, dan Tata
                          Cara Pembetulan Faktur Pajak Standar)
         Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-58/PJ/2010 dan SE-137/PJ/2010.
             (Bentuk dan Ukuran Formulir serta Tata Cara Pengisian Keterangan pada Faktur Pajak bagi
             Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran)
         Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-42/PJ/2010.
             (Penyampaian PMK No. 38/PMK.03/2010 & PerDJP No. PER-13/PJ/2010)
         Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-56/PJ/2010.
             (Penjelasan Mengenai Penggunaan Faktur Pajak Lama)
                                                                                                        3
© gid.2011 - KPP BUMN
Faktur Pajak wajib dibuat untuk setiap:
              Penyerahan BKP di dalam daerah pabean             (Ps. 4

               (1) a UU PPN);

              Penyerahan JKP di dalam daerah pabean (Ps. 4
               (1) c UU PPN);

              Ekspor BKP berwujud (Ps. 4 (1) f UU PPN);
              Ekspor BKP Tidak Berwujud (Ps. 4 (1) g UU PPN);
              Ekspor JKP (Ps. 4 (1) h UU PPN); &/
              Penyerahan aktiva yg menurut tujuan semula
               tidak untuk diperjualbelikan (Ps. 16D UU PPN).
                                                                          4
© gid.2010 - KPP BUMN
Go To




              Saat penyerahan BKP/JKP dalam hal pembayaran
               diterima setelah saat penyerahan. (p2a1ha)
              Saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan
               pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP/JKP.
               (p2a1hb)

              Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal
               penyerahan sebagian tahap pekerjaan. (p2a1hc)
              Saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada
               Bendahara Pemerintah sebagai Pemungut PPN.
               (p2a1hd)



        FAKTUR PAJAK GABUNGAN:
              Paling lama pada akhir bulan penyerahan BKP/JKP.
               (p2a2)

                                                                  5
© gid.2010 - KPP BUMN
Back


                                                            (LANJUTAN)



         1. Saat penyerahan BKP/JKP (dalam hal pembayaran
            diterima setelah saat penyerahan). (p2a1ha)


                                     FP
                                 diterbitkan
                   Penyerahan
                    BKP/JKP                    Pembayaran


                    01/04/2010                 01/05/2010




                                                                  6
© gid.2010 - KPP BUMN
Back


                                                            (LANJUTAN)



      2. Saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan
         pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP/JKP.
                (p2a1hb)




                                     FP
                                 diterbitkan
                Pembayaran                     Penyerahan
                   (DP)                         BKP/JKP


                    01/04/2010                 01/05/2010




                                                                  7
© gid.2010 - KPP BUMN
Back


                                                         (LANJUTAN)



      3. Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal
         penyerahan sebagian tahap pekerjaan. (p2a1hc)

                             FP
                         diterbitkan

           Pembayaran      Pembayaran         Penyerahan
            Termin 1        Termin 2           Bangunan


            01/04/2010      15/06/2010        01/08/2010

                                              FP
                                          diterbitkan
                                                               8
© gid.2010 - KPP BUMN
Back


                                                         (LANJUTAN)



      4. Saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada
         Bendahara Pemerintah sebagai Pemungut PPN. (p2a1hd)


              PKP
            Rekanan      PKP Rekanan
           menyerahan    menyampaikan          Bendahara
            BKP/JKP         tagihan            membayar


            01/04/2010     15/06/2010          01/07/2010

                                               FP
                                           diterbitkan
                                                               9
© gid.2010 - KPP BUMN
SE-50/PJ/2011
     BKP berwujud bergerak, terjadi pada saat:                                        CONTOH


            •     diserahkan secara langsung kpd pembeli/pihak ke-3 untuk & a.n.
                  pembeli;
            •     diserahkan secara langsung kpd penerima barang, untuk
                  pemberian cuma2, pemakaian sendiri, & penyerahan dari pusat ke
                  cabang atau sebaliknya &/ penyerahan antarcabang;
            •     diserahkan kpd juru kirim atau pengusaha jasa angkutan; ATAU
            •     harga atas penyerahan BKP diakui sbg piutang/penghasilan, atau
                  pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh PKP, sesuai dg prinsip
                  akuntansi yg berlaku umum & diterapkan secara konsisten. (3a1)

          Catatan:
            •     Dalam hal 1 faktur penjualan diterbitkan untuk mencatat/mengakui beberapa
                  kali pengiriman barang sesuai dg dokumen pengiriman barang (delivery
                  order), atas penyerahan tsb dapat diterbitkan 1 Faktur Pajak.
            •     Penerbitan faktur penjualan tersebut adalah sbg dasar pengakuan piutang atau
                  pencatatan penghasilan bagi PKP Penjual & harus dilakukan sesuai dg prinsip
                  akuntansi yg berlaku umum & dilakukan secara konsisten. (6)
                                                                                              10
© gid.2011 - KPP BUMN
SE-50/PJ/2011
         BKP berwujud tidak bergerak, terjadi pada saat
              penyerahan hak untuk menggunakan/menguasai BKP
              tersebut, secara hukum/nyata, kpd pihak pembeli. (3a2)
                                                                       CONTOH

         BKP tidak berwujud, terjadi pada saat:
               •        harga atas penyerahan BKP diakui sbg piutang/
                        penghasilan atau pada saat diterbitkan faktur
                        penjualan oleh PKP, sesuai dg prinsip akuntansi yg
                        berlaku umum & diterapkan secara konsisten; ATAU
               •        kontrak/perjanjian ditandatangani atau saat mulai
                        tersedianya fasilitas/kemudahan untuk dipakai
                        secara nyata, sebagian/seluruhnya, dalam hal saat
                        sbgmana dimaksud di atas tidak diketahui. (3a3)


                                                                             11
© gid.2011 - KPP BUMN
SE-50/PJ/2011
         Terjadi pada saat:                                   CONTOH




          harga atas penyerahan JKP diakui sbg piutang/
                penghasilan atau pada saat diterbitkan faktur
                penjualan oleh PKP sesuai dg prinsip akuntansi yg
                berlaku umum & diterapkan secara konsisten;
          kontrak/perjanjian ditandatangani, dalam hal saat
                sbgmana dimaksud di atas tidak diketahui; ATAU
          saat mulai tersedianya fasilitas/kemudahan untuk
                dipakai secara nyata, baik sebagian/seluruhnya,
                dalam hal pemberian cuma2 atau pemakaian
                sendiri JKP. (3b)


                                                                    12
© gid.2011 - KPP BUMN
 Pengertian:
             Faktur Pajak yg meliputi seluruh penyerahan yg
             dilakukan kepada pembeli BKP atau penerima JKP yg
             sama selama 1 bulan kalender. (p1a3)
            Saat Pembuatan Faktur Pajak Gabungan:
             Paling lama pada akhir bulan penyerahan BKP/JKP.
             (p2a2)


                                                         FP
                                                     diterbitkan

                        Penyerahan   Penyerahan   Penyerahan
                         BKP/JKP      BKP/JKP      BKP/JKP



          01/04/2010                                           30/04/2010

                                                                            13
© gid.2010 - KPP BUMN
 Bentuk & Ukuran:
                 •      Disesuaikan dg kepentingan PKP (p3a1), dapat ditambah
                        keterangan lain selain keterangan sebagaimana dimaksud
                        pada Ps. 13 (5) UU PPN. (p5a2)
                 •      Contoh FP mata uang Rupiah di Lampiran IA. (p3a1)
                 •      Contoh FP mata uang asing di Lampiran IB. (p3a1)
         Pengadaan:
                 •      Dilakukan sendiri oleh PKP. (p4a1)
                 •      Paling sedikit dibuat 2 rangkap: Lembar 1 untuk pembeli
                        BKP/penerima JKP, Lembar 2 untuk PKP penerbit FP. (p4a2)
                        Dapat dibuat lebih dari 2 rangkap sepanjang dinyatakan
                        secara jelas peruntukannya dalam lembar FP ybs. (p4a3)
         Faktur Penjualan yg:
                 •      memuat keterangan sesuai dg Ps. 13 (5) UU PPN, &
                 •      pengisiannya sesuai dg tata cara pada Lampiran II,
                        dipersamakan dg FP. (p11)
                                                                                   14
© gid.2010 - KPP BUMN
Back




        Pasal 13 (5) UU PPN:
         Nama, alamat, & NPWP PKP yg menyerahkan
             BKP/JKP;
         Nama, alamat, & NPWP pembeli BKP/penerima JKP;
         Jenis BKP/JKP, jumlah harga jual/pengantian, &
             potongan harga;
         PPN yg dipungut;
         PPnBM yg dipungut;
         Kode, nomor seri, & tanggal pembuatan FP; &
         Nama & tanda tangan yg berhak menandatangani FP.
              “Jabatan” tidak termasuk keterangan minimal.

                                                              15
© gid.2010 - KPP BUMN
Back




                Rupiah:
                (p3a2, L1A)




                              16
© gid.2010 - KPP BUMN
Back




         Valuta Asing:
         (p3a2, L1B)




                         17
© gid.2010 - KPP BUMN
 FP harus diisi secara lengkap, jelas, & benar sesuai
             dg keterangan sebagaimana dimaksud dalam Ps. 13
             (5) UU PPN serta ditandatangani oleh pejabat/kuasa
             yg ditunjuk. (p5a1)

         Dalam hal diperlukan, PKP dapat menambahkan
             keterangan lain dalam FP selain keterangan
             sebagaimana dimaksud dalam Ps. 13 (5) UU PPN. (p5a2)

         FP yg tidak diisi dg cara sebagaimana dimaksud
             pada angka 1 di atas merupakan FP cacat. (p5a3)

         Detil tata caranya di Lampiran II PER-13/PJ/2010. (p5a5)


                                                                     18
© gid.2011 - KPP BUMN
(p6a2-3, L3)




        0 0 0 . 0 0 0 – 0 0. 0 0 0 0 0 0 0 0
   Kode                      Kode     Tahun          Nomor Urut
   Transaksi                 Cabang   Penerbitan

              Kode Status



                        Kode FP                Nomor Seri FP




                                                                     19
© gid.2010 - KPP BUMN
Kode Transaksi: 2 Digit         (p6a2ha, L3)


            01 : Penyerahan kepada selain Pemungut PPN (selain 04 s.d. 09).
            02 : Penyerahan kepada Pemungut PPN Bendahara Pemerintah.
            03 : Penyerahan kepada Pemungut PPN lainnya (KPS Migas).
            04 : Penyerahan yg menggunakan DPP Nilai Lain kepada selain
                  Pemungut PPN.
            05 : Kode ini tidak dapat digunakan lagi sejak 1 April 2010.
            06 : Penyerahan lainnya kepada selain Pemungut PPN &
                  penyerahan kepada orang pribadi pemegang paspor luar
                  negeri (turis asing).
            07 : Penyerahan yg PPN/PPnBM-nya tidak dipungut atau
                  ditanggung Pemerintah kepada selain Pemungut PPN, &
                  penyerahan ke Kawasan Bebas/Kawasan Ekonomi Khusus
                  kepada selain Pemungut PPN.
            08 : Penyerahan yg dibebaskan dari pengenaan PPN/PPnBM
                  kepada selain Pemungut PPN.
            09 : Penyerahan aktiva Pasal 16D kepada selain Pemungut PPN.
                                                                           20
© gid.2010 - KPP BUMN
Kode Status: 1 Digit   (p6a2hb, L3)




                        0 : Normal

                        1 : Penggantian




                                             21
© gid.2010 - KPP BUMN
Kode Cabang: 3 Digit                         (p6a2hc, p7, L3)

       PKP yg telah mendapat izin pemusatan PPN terutang yg:
                •       sistem penerbitan FP-nya belum online antara Kantor Pusat & Kantor-
                        kantor Cabangnya; dan/atau
                •       Kantor Pusat dan/atau Kantor-kantor Cabangnya ada yg ditetapkan sbg
                        Penyelenggara Kawasan Berikat dan/atau Pengusaha di Kawasan Berikat
                        dan/atau mendapat fasilitas KITE dan/atau berada di Kawasan Ekonomi
                        Khusus,
                maka Kode Cabang diisi dg:
                •       000  Kantor Pusat
                •       001, 002, dst.  Kantor Cabang. (p7a1ha)
            Catatan:
                •       Kode Cabang dapat diurutkan berdasarkan tangal pengukuhan masing-
                        masing Kantor Cabang.
                •       Peruntukan Kode Cabang tidak boleh diubah. (p7a3)
                •       Kode Cabang dapat ditambah/dihentikan penggunaannya. (p7a4)
                •       Kode cabang yg sudah dihentikan penggunaannya tidak boleh digunakan
                        kembali. (p7a6)
                •       PKP wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atas Kode Cabang
                        yg digunakan ke KPP paling lama akhir bulan berikutnya setelah bulan
                        penggunaan Kode Cabang dg menggunakan formulir Lampiran IVA. (p7a2&5)
       PKP selain PKP di atas, Kode Cabang diisi dg 000. (p7a1hb)
                                                                                                22
© gid.2010 - KPP BUMN
(LANJUTAN)

       Kode Cabang: 3 Digit                    (p7a1ha, L3)


          Contoh:
          PKP memiliki Kantor Pusat di Jakarta & Kantor Cabang: 3 di
          Surabaya, 3 di Medan, 1 di Batam berstatus sebagai Pengusaha
          di Kawasan Berikat.
          Penentuan Kode Cabang dapat dilakukan sebagai berikut:
                                                   Tanggal Pengukuhan    Kode Cabang
             No.         Kantor Pusat/Cabang
                                                           PKP           pada Kode FP
               1        Jakarta                        5 Agustus 2000        000
               2        Cabang Surabaya 1           10 Desember 2000         001
               3        Cabang Surabaya 2             25 Januari 2003        002
               4        Cabang Medan 1                 1 Januari 2001        003
               5        Cabang Medan 2                  15 April 2003        004
                        Cabang PDKB KBN
               6                                         23 Juli 2003        005
                        Cilincing Jakarta
               7        Cabang Surabaya 3             15 Januari 2007        006
               8        Cabang Medan 3                15 Februari 2007       007
                                                                                        23
© gid.2010 - KPP BUMN
(LANJUTAN)

       Kode Cabang:
        Surat
        Pemberitahuan
        Kode Cabang:
        (p7a2, L4A)




                             24
© gid.2010 - KPP BUMN
(LANJUTAN)

       Kode Cabang:
        Surat
        Pemberitahuan
        Penambahan/
        Pengurangan
        Kode Cabang:
        (p7a5, L4B)




                             25
© gid.2010 - KPP BUMN
Tahun Penerbitan: 2 Digit   (p6a3ha, L3)




                        10  Tahun 2010

                        11  Tahun 2011




                                                  26
© gid.2010 - KPP BUMN
Nomor Urut: 8 Digit            (p6a3hb, p9, L3)


         Penulisan sesuai banyaknya digit.
         Harus dibuat secara berurutan tanpa membedakan antara Kode
             Transaksi, Kode Status, & mata uang yg digunakan. (p9a1)

         Dimulai dari 00000001 pada setiap awal tahun kalender mulai Januari
             (termasuk Kantor Pusat & Kantor-kantor Cabangnya sbgmana
             dimaksud pada Ps. 7 (1) huruf a); kecuali bagi PKP yg baru
             dikukuhkan atau PKP yg pindah KPP, dimulai sejak masa pajak PKP
             dikukuhkan atau dikukuhkan di KPP yg baru. (p9a2&3)

         Apabila sebelum Januari awal tahun kalender berikutnya, Nomor
             Urut telah mencapai 99999999, dimulai lagi dari 00000001 (termasuk
             Kantor Pusat & Kantor-kantor Cabangnya sbgmana dimaksud pada
             Ps. 7 (1) huruf a) dg menyampaikan pemberitahuan secara tertulis ke
             KPP paling lama pada akhir bulan berikutnya setelah bulan Nomor
             Urut 00000001 digunakan kembali dg menggunakan formulir
             Lampiran V. (p9a4-6)
              Pada awal tahun kalender berikutnya, Nomor Urut dimulai lagi dari
             00000001. (p9a7)
                                                                                   27
© gid.2011 - KPP BUMN
Back


       Nomor Urut: 8 Digit   (p9a1, L3)




                        010.000-10.00000001

                        020.000-10.00000002

                        010.000-10.00000003

                        011.000-10.00000004

                                              28
© gid.2010 - KPP BUMN
(LANJUTAN)

       Nomor Urut:
        Surat
        Pemberitahuan
        Menerbitkan FP
        dg Nomor Urut
        Mulai dari
        00000001 Tidak
        pada Awal
        Tahun Kalender:
        (p9a6, L5)




                               29
© gid.2010 - KPP BUMN
 PKP wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis nama pejabat
          yg berhak menandatangani FP (dapat lebih dari 1) disertai contoh
          tanda tangannya ke KPP paling lama pada akhir bulan berikutnya sejak
          bulan pejabat tsb mulai menandatangani FP dg menggunakan formulir
          Lampiran VIA. (p10a1-2)
     PKP Orang Pribadi yg tidak memiliki struktur organisasi yg
          memberikan kuasa kepada pihak lain untuk menandatangani FP wajib
          menyampaikan pemberitahuan secara tertulis nama kuasa disertai
          contoh tanda tangannya ke KPP paling lama pada akhir bulan
          berikutnya saat pihak yg diberi kuasa mulai menandatangani FP dg
          menggunakan formulir Lampiran VIA & menyertakan Surat Kuasa
          Khusus dg menggunakan formulir Lampiran VII. (p10a3)
     Apabila terjadi perubahan pejabat/kuasa, PKP wajib menyampaikan
          pemberitahuan secara tertulis ke KPP paling lama pada akhir bulan
          berikutnya sejak bulan pejabat/kuasa pengganti mulai menandatangani
          FP dg menggunakan formulir Lampiran VIB. (p10a4)
     Pejabat yg ditunjuk termasuk pejabat di Kantor-kantor Cabang yg
          dipusatkan yg menandatangani FP yg diterbitkan secara online tetapi
          dicetak di Kantor-kantor Cabang. (p10a5)
                                                                                 30
© gid.2010 - KPP BUMN
(LANJUTAN)




        Surat
        Pemberitahuan
        Penunjukan
        Pejabat/
        Kuasa:
        (p10a1&3, L6A)




                              31
© gid.2010 - KPP BUMN
(LANJUTAN)




        Surat
        Pemberitahuan
        Perubahan
        Pejabat/
        Kuasa:
        (p10a4, L6B)




                             32
© gid.2010 - KPP BUMN
(LANJUTAN)




        Surat
        Kuasa Khusus:
        (p10a3, L7)




                             33
© gid.2010 - KPP BUMN
 Tidak memuat keterangan dan/atau tidak diisi secara lengkap, jelas,
               & benar dan/atau tidak ditandatangani oleh pejabat/kuasa yg
               ditunjuk sbgmana dimaksud dalam Ps. 13 (5) UU PPN. (p5a3)
          Tidak/terlambat menyampaikan pemberitahuan penggunaan Kode
               Cabang. (p7a7ha)
          Menggunakan Kode Cabang selain dari Kode Cabang yg telah
               ditetapkan. (p7a7hb)
          Salah dalam pengisian Kode & Nomor Seri FP. (p8)
          Nomor Urutnya tidak dimulai dari 00000001 pada awal tahun
               kalender bulan Januari atau bagi PKP yg baru dikukuhkan, pada
               masa pajak PKP tsb dikukuhkan. (p9a8)
          Tidak/terlambat menyampaikan pemberitahuan penggunaan Nomor
               Urut 00000001 tidak pada awal tahun kalender. (p9a10)
          Tidak/terlambat     menyampaikan         pemberitahuan      pejabat/kuasa
               penanda tangan FP. (p10a6)


                                                                                       34
© gid.2011 - KPP BUMN
 Untuk penyerahan BKP kepada orang pribadi pemegang paspor LN,
               wajib menerbitkan FP Khusus, dg menggunakan nomor urut
               tersendiri yg terpisah dari nomor urut FP atas penyerahan BKP
               kepada selain orang pribadi pemegang paspor LN, sesuai dg PMK-
               76/2010. (p9Aa1ha)
          Untuk penyerahan BKP selain kepada orang pribadi pemegang
               paspor LN, Toko             Retail   sbg   PKP Pedagang   Eceran   dapat
               menerbitkan:
                 1) FP dg menggunakan kode & nomor seri sesuai dg PER-
                        58/PJ/2010; atau
                 2) FP       lengkap sesuai ketentuan Ps. 13 (5) UU PPN, dg
                        menggunakan kode & nomor seri FP sebagaimana diatur dalam
                        Ps. 6 PER-13/PJ/2010 s.t.d.d. PER-65/PJ/2010. (p9Aa1hb)
          Ketentuan tentang penggunaan nomor urut 00000001 (Ps. 9 (4) & (5))
               & kewajiban pemberitahuan penggunaan nomor urut 00000001 (Ps.
               9 (6)) serta konsekuensi apabila menggunakan nomor urut 00000001
               tidak sesuai dg ketentuan (Ps. 9 (8) & (10)) juga berlaku bagi PKP
               Toko Retail. (p9Aa2)
                                                                                          35
© gid.2011 - KPP BUMN
PKP                                                  PKP
                                                    SANKSI
                        Penjual                                              Pembeli

            Tidak membuat FP.       (Ps.14 (1) d             FP cacat. (Ps. 9 (8) f PPN, Ps. 15 (3) a
             KUP, 1))                                          PER, 3))
            Terlambat membuat FP. (Ps. 14                    FP yg diterbitkan lebih dari 3
          (1) d KUP, Ps. 15 (1) b PER)                         bulan sejak saat FP seharus-
         Membuat FP cacat. (Ps. 14 (1) d                      nya dibuat. (Ps. 14 (2) PER)
          KUP) 2)
                                                              FP yg tidak memenuhi syarat
         Terlambat melaporkan FP. (Ps.
          14 (1) f KUP)
                                                               formal & material. (Ps. 9 (8) f PPN)


                         Denda:                                       Pajak Masukan tidak
                        2% x DPP                                         dapat dikreditkan

            Keterangan:
            1) PKP yg menerbitkan FP lebih dari 3 bulan sejak saat FP seharusnya dibuat, dianggap
               tidak menerbitkan FP. (p14a1)
            2) Yg dikecualikan, lihat slide berikutnya. (P15a2)
            3) Kecuali FP cacat cfm. Ps. 7 (7), 8, 9 (10), & 10 (6) PER. (p15a3hb)
                                                                                                      36
© gid.2011 - KPP BUMN
PENGECUALIAN:                (p15a2; p14a1he UU KUP)




                 Tidak dikenai sanksi administrasi atas FP yg
                 tidak memuat keterangan mengenai:

                  Nama, alamat, & NPWP pembeli BKP/penerima
                        JKP; atau

                  Nama, alamat, & NPWP pembeli BKP/penerima
                        JKP, dan nama & tanda tangan yg berhak
                        menandatangani FP untuk PKP Pedagang
                        Eceran.




                                                                 37
© gid.2010 - KPP BUMN
(L-VIII huruf A)



                                                                     Dibubuhi cap:
             FP:                               FP
        - Cacat                   Diganti   Pengganti                 FP yg diganti:
        - Rusak                                                       Kode dan Nomor Seri : ………..
                                                                      Tanggal             : ………..
        - Salah isi
        - Salah tulis



                                                 Dilaporkan
                  PKP Penjual &
                                                                            PKP Penjual
                   PKP Pembeli


         Masa Pajak yg sama dg              SPT Masa
                                                                      Masa Pajak diterbitkannya
         Masa Pajak dilaporkannya             PPN                     FP Pengganti dg mencan-
         FP yg diganti dg mencan-
                                                                      tumkan nilai 0 (nol) pada
         tumkan nilai/keterangan yg
                                                                      kolom DPP, PPN/PPnBM.
         seharusnya.




                                                                                                  38
© gid.2010 - KPP BUMN
PKP yg menerbitkan FP dg nomor urut pada Kode & Nomor Seri FP yg
         tidak sesuai dg ketentuan Ps. 9 (1) & (2), dapat menerbitkan FP
         Pengganti dg ketentuan sbb:
          FP yg salah pengisian nomor urutnya diganti dg FP Pengganti dg
               mengisi nomor urut pada Kode & Nomor Seri FP dg nomor urut yg
               sebenarnya.
          Kode Status pada Kode FP Pengganti adalah Kode Status 1 (satu).
          Tahun Penerbitan pada Nomor Seri FP Pengganti adalah tahun
               penerbitan FP yg diganti.
          Tanggal penerbitan FP Pengganti sama dg tanggal penerbitan FP yg
               diganti.
          Pada FP Pengganti dibubuhkan cap yg mencantumkan Kode &
               Nomor Seri serta tanggal FP yg diganti.
          FP Pengganti & FP yg diganti agar diadministrasikan & digabungkan
               menjadi 1 (satu) berkas.
          PKP harus melakukan pembetulan SPT Masa PPN pada Masa Pajak
               yg sama dg Masa Pajak dilaporkannya FP yg diganti. (p12A)
                                                                               39
© gid.2011 - KPP BUMN
- PKP PEMBELI
                                                                         (L-VIII huruf B angka 2)

                                       Permintaan copy FP
                         PKP                                    PKP
                        Pembeli                                Penjual
                                        Copy FP yg telah
                                          dilegalisasi

                                                                     Permintaan legalisasi
                            Tembusan                                 FP (copy rangkap 2)




                  KPP tempat                                  KPP tempat
                  PKP Pembeli                                 PKP Penjual
                    terdaftar                                  terdaftar



              Meneliti bahwa FP                             Meneliti bahwa FP
              sudah dikreditkan                             sudah dilaporkan


                                                                                               40
© gid.2010 - KPP BUMN
- PKP PENJUAL
                                                                         (L-VIII huruf B angka 1)

                                       Permintaan copy FP
                         PKP                                    PKP
                        Penjual                                Pembeli
                                        Copy FP yg telah
                                          dilegalisasi

                                                                     Permintaan legalisasi
                            Tembusan                                 FP (copy rangkap 2)




                   KPP tempat                                KPP tempat
                   PKP Penjual                               PKP Pembeli
                    terdaftar                                  terdaftar



              Meneliti bahwa FP                             Meneliti bahwa FP
              sudah dilaporkan                              sudah dikreditkan


                                                                                               41
© gid.2010 - KPP BUMN
(L-VIII huruf B)



                                        Mengirimkan surat
             KPP tempat                                                     KPP tempat
                                         pemberitahuan &
             PKP Pembeli               copy FP yg dibatalkan
                                                                            PKP Penjual
               terdaftar                                                     terdaftar




                   PKP              Pembatalan kontrak                        PKP
                  Pembeli                                                    Penjual

                                Bila PKP belum melaporkan FP yg
                            dibatalkan, FP tsb harus tetap dilaporkan
                            dalam SPT dg mencantumkan nilai 0 (nol)
                                  pada kolom DPP, PPN/PPnBM


                                 Bila PKP telah melaporkan FP yg
                                dibatalkan, PKP harus melakukan
                              pembetulan SPT dg tetap melaporkan
                               FP tsb dalam SPT dg mencantumkan
                            nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN/PPnBM

                                                                                          42
© gid.2010 - KPP BUMN
 Atas penyerahan BKP/JKP yg dilakukan sebelum 1 April
               2010, namun FP-nya belum diterbitkan, maka FP harus
               diterbitkan dg Kode & Nomor Seri cfm. PER-13/PJ/2010. (p16a1)
          Atas perolehan BKP/JKP yg FP-nya diterbitkan sebelum 1
               April 2010 yg masih menggunakan Kode & Nomor Seri yg
               lama, namun FP-nya diterima/dilaporkan oleh PKP Pembeli
               pada 1 April 2010 atau sesudahnya, maka PPN-nya tetap
               dapat dikreditkan sepanjang memenuhi ketentuan. (p16a2)
          Penerbitan FP Pengganti atas FP yg telah diterbitkan sebelum
               1 April 2010, menggunakan Kode & Nomor Seri cfm. PER-
               13/PJ/2010. (p16a3)
          S.d. 31 Desember 2010, PKP Pedagang Eceran dapat
               menggunakan kode & nomor seri khusus yg dapat berupa
               nomor invoice/struk penjualan yg ditentukan sendiri. (p17a1-2)
          Mulai 1 Januari 2011, seluruh PKP wajib menggunakan Kode
               & Nomor Seri cfm. PER-13/PJ/2010. (p17a3)
                                                                                43
© gid.2010 - KPP BUMN
PER-58/PJ/2010


          FP paling sedikit memuat keterangan:
                   •    nama, alamat, & NPWP yg menyerahkan BKP;
                   •    jenis BKP yg diserahkan;
                   •    jumlah Harga Jual yg sudah termasuk PPN atau besarnya PPN
                        dicantumkan secara terpisah;
                   •    PPnBM yg dipungut; &
                   •    kode, nomor seri & tanggal pembuatan FP. (p3a1)
          FP berupa: bon kontan, faktur penjualan, segi cash register, karcis,
               kuitansi, atau tanda bukti penyerahan atau pembayaran lain yg sejenis.
               (p4a1)

          Kode & nomor seri FP dapat berupa nomor nota, kode nota, atau
               ditentukan sendiri oleh PKP PE. (p5)
          Lembar ke-2 FP dapat berupa rekaman FP dalam bentuk media
               elektronik yaitu sarana penyimpanan data, antara lain: diskette, Digital
               Data Strorage (DDS) atau Digital Audio Tape (DAT) & Compact Disc (CD).
               (p6a3)

          Ketentuan yg berkaitan dg penerbitan FP oleh PKP PE sebagaimana
               dimaksud dalam PER-13/PJ/2010 & perubahannya, dinyatakan tetap
               berlaku kecuali yg diatur khusus dalam PER-58/PJ/2010. (p7)

                                                                                          44
© gid.2011 - KPP BUMN
Eks Lampiran 1A/1B   SE-56/PJ/2010
                                                 PER-159/PJ/2006

          FP lama masih dapat digunakan oleh PKP sampai habis &
               tetap dianggap sah sepanjang memenuhi syarat formal &
               material.
          FP lama tersebut di atas tetap dapat dikreditkan oleh PKP
               pembeli sepanjang memenuhi ketentuan sbg Pajak Masukan
               yg dapat dikreditkan.

         CATATAN:
          Nomor Urut pada Kode & Nomor Seri FP melanjutkan Nomor
               Urut yg telah digunakan PKP sebelum berlakunya PER-13/
               PJ/2010.
          Bentuk & ukuran formulir FP dibuat sesuai dg kepentingan &
               kebutuhan PKP, tidak harus sama dg contoh pada Lampiran
               1A & 1B PER-13/PJ/2010. (p3a1, p5a2 PER-13/PJ/2010)
          Invoice yg memenuhi ketentuan Ps. 13 (5) UU PPN
               dipersamakan dg FP. (p11 PER-13/PJ/2010)
                                                                               45
© gid.2010 - KPP BUMN
TERIMA KASIH…




                                    46
© gid.2010 - KPP BUMN
BKP BERGERAK
       Contoh 1:
             •     PT. Aman menyerahkan BKP secara langsung kpd Tn. Igna tgl. 15
                   Mei 2011.
              FP diterbitkan tgl. 15 Mei 2011.
       Contoh 2:
             •     PT. Berkah di Jakarta menjual BKP kpd PT. Ceria di Surabaya dg
                   syarat pengiriman loco gudang penjual (FOB shipping point).
             •     BKP dikeluarkan dari gudang PT. Berkah & dikirim ke gudang PT.
                   Ceria tgl. 10 Jun 2011 dg menggunakan perusahaan ekspedisi dg tgl.
                   DO 10 Jun 2011.
             •     BKP diterima PT. Ceria tgl. 12 Jun 2011.
              FP diterbitkan tgl. 10 Jun 2011.
      Catatan:
           Apabila invoice tidak diterbitkan pd tgl. penyerahan secara langsung (contoh 1:
           15/5) atau pd saat diserahkan kpd juru kirim/pengusaha jasa angkutan (contoh 2:
           10/6) karena kondisi tertentu, FP wajib dibuat (paling lama) pd saat penerbitan
           invoice. Penerbitan invoice tersebut harus dilakukan sesuai dg prinsip akuntansi
           yg berlaku umum & dilakukan secara konsisten.
                                                                                              47
© gid.2011 - KPP BUMN
Back
                                                BKP BERGERAK
                                                                               (LANJUTAN)

       Contoh 3:
             •     PT. Cantik di Jakarta menjual BKP kpd PT. Sentosa di Semarang dg
                   syarat pengiriman franco gudang pembeli (FOB destination).
             •     BKP dikeluarkan dari gudang PT. Cantik & dikirim ke gudang PT.
                   Sentosa tgl. 12 Agu 2011 dg menggunakan perusahaan ekspedisi.
             •     BKP diterima PT. Sentosa tgl. 13 Agu 2011.
             •     PT. Cantik menerbitkan invoice tgl. 16 Agu 2011.
              FP diterbitkan tgl. 13 Agu 2011 atau paling lama tgl. 16 Agu 2011.




                                                                                      48
© gid.2011 - KPP BUMN
Back
                                                 BKP TIDAK BERGERAK
       Contoh 1:
             •     Perjanjian jual-beli rumah ditandatangani tgl. 1 Mei 2011.
             •     Perjanjian penyerahan hak untuk menggunakan/menguasai rumah
                   tersebut dibuat/ditandatangani tgl. 1 Sep 2011.
              FP diterbitkan tgl. 1 Sep 2011.
       Contoh 2:
             •     Rumah siap pakai dijual & diserahkan secara nyata tgl. 1 Agu 2011.
              FP diterbitkan tgl. 10 Jun 2011.
       Contoh 3:
             •     Rumah siap pakai dijual & diserahkan secara nyata tgl. 1 Agu 2011.
             •     Perjanjian jual-beli ditandatangani tgl. 1 Sep 2011.
              FP diterbitkan tgl. 1 Agu 2011.
      Catatan:
           Bila sebelum surat/akta tersebut dibuat/ditandatangani, barang tidak
           bergerak telah diserahkan atau berada dalam penguasaan pembeli/penerima
           barang, maka FP harus diterbitkan pd saat barang tersebut secara nyata
           diserahkan atau berada dalam penguasaan pembeli/penerima barang.
                                                                                        49
© gid.2011 - KPP BUMN
JKP
       Contoh 1:
             • PT. Semangat menyewakan 1 unit ruko kpd PT.
               Diatetupa dg masa kontrak selama 12 tahun
             • PT. Diatetupa mulai menggunakan ruko tgl. 1 Sep 2011.
             • Nilai kontrak sewa selama 12 tahun sebesar Rp120 juta.
             • Pembayaran sewa adalah tahunan & disepakati dibayar
               setiap tgl. 29 Sep dg pembayaran sebesar Rp10 juta per
               tahun
             • Tgl. 29 Sep 2011, PT. Diatetupa melakukan pembayaran
               sewa untuk tahun pertama.
              FP diterbitkan tgl. 29 Sep 2011 dg DPP sebesar Rp10
               juta.



                                                                        50
© gid.2011 - KPP BUMN
(LANJUTAN)
                                     JKP
       Contoh 2:
             • PT. Toryung mengontrak Firma Cerah Konsultan untuk
               memberikan jasa konsultasi manajemen & pelatihan
               kpd staff marketing selama 6 bulan dg nilai kontrak
               Rp60 juta.
             • Pembayaran jasa akan dilakukan setiap bulan.
             • Firma Cerah Konsultan mulai memberikan jasa sejak
               tgl. 1 Jul 2011.
             • Tgl. 10 Agu 2011, Firma Cerah Konsultan mengajukan
               tagihan untuk pembayaran jasa bulan Jul 2011 sebesar
               Rp10 juta.
             • PT. Toryung melakukan pembayaran tgl. 20 Agu 2011.
              FP diterbitkan tgl. 10 Agu 2011 dg DPP sebesar Rp10
               juta.

                                                                      51
© gid.2011 - KPP BUMN
(LANJUTAN)
                                               JKP
       Contoh 3:
             • PT. Setiyakom adalah perusahaan jasa telekomunikasi.
             • PT. Setiyakom melakukan penagihan kpd pelanggan
               sesuai dg periode pemakaian selama 1 bulan.
             • Pengumpulan data2 pemakaian pelanggan memerlukan
               waktu beberapa hari shg invoice baru dapat diterbitkan
               beberapa hari setelahnya.
             • Untuk pemakaian oleh pelanggan tgl. 1-30 Jun 2011, PT.
               Setiyakom menerbitkan invoice tgl. 5 Jul 2011.
              FP diterbitkan pd saat penyerahan jasa tersebut
               dinyatakan/dicatat sbg piutang/penghasilan, yaitu pd
               akhir periode pemakaian (30 Jun 2011) atau paling lama
               pd saat diterbitkannya invoice (5 Jul 2011).
              Lihat matriks pd slide berikutnya…


                                                                        52
© gid.2011 - KPP BUMN
Back
                            JKP
                                  (LANJUTAN)

       Matriks Contoh 3:




                                       53
© gid.2011 - KPP BUMN

More Related Content

What's hot

Vat management nov 2011
Vat management nov 2011Vat management nov 2011
Vat management nov 2011Sidik Abdullah
 
Pencabutan PKP Juni 2012
Pencabutan PKP Juni 2012Pencabutan PKP Juni 2012
Pencabutan PKP Juni 2012Pradhana Radya
 
Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012Khalid Mustafa
 
Pengakuan biaya akuntansi pajak.pptx
Pengakuan biaya akuntansi pajak.pptxPengakuan biaya akuntansi pajak.pptx
Pengakuan biaya akuntansi pajak.pptxIkaRani1
 
Subjek pajak
Subjek pajakSubjek pajak
Subjek pajakprabowow
 
2018-04-11 (01) Ditjen Perbendaharaan - Hibah dan Pembayaran Kegiatan yang Di...
2018-04-11 (01) Ditjen Perbendaharaan - Hibah dan Pembayaran Kegiatan yang Di...2018-04-11 (01) Ditjen Perbendaharaan - Hibah dan Pembayaran Kegiatan yang Di...
2018-04-11 (01) Ditjen Perbendaharaan - Hibah dan Pembayaran Kegiatan yang Di...Ahmad Abdul Haq
 
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015Tatang Suwandi
 
Penetapan Anggaran Pemerintah oleh Dr Anggito Abimanyu
Penetapan Anggaran Pemerintah oleh Dr Anggito AbimanyuPenetapan Anggaran Pemerintah oleh Dr Anggito Abimanyu
Penetapan Anggaran Pemerintah oleh Dr Anggito Abimanyuajijogja
 
Penanaman Modal di Bidang Perdagangan - BKPM
Penanaman Modal di Bidang Perdagangan - BKPMPenanaman Modal di Bidang Perdagangan - BKPM
Penanaman Modal di Bidang Perdagangan - BKPMIrfan Abdul Arief
 
Pendanaan ke Daerah
Pendanaan ke DaerahPendanaan ke Daerah
Pendanaan ke Daerahinfosanitasi
 

What's hot (15)

Vat management nov 2011
Vat management nov 2011Vat management nov 2011
Vat management nov 2011
 
P3 k dak 2012
P3 k dak 2012P3 k dak 2012
P3 k dak 2012
 
Pencabutan PKP Juni 2012
Pencabutan PKP Juni 2012Pencabutan PKP Juni 2012
Pencabutan PKP Juni 2012
 
Pajak daerah1
Pajak daerah1Pajak daerah1
Pajak daerah1
 
Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
 
Perdirjen 28 2008
Perdirjen 28 2008Perdirjen 28 2008
Perdirjen 28 2008
 
2. subjek pajak
2. subjek pajak2. subjek pajak
2. subjek pajak
 
Pengakuan biaya akuntansi pajak.pptx
Pengakuan biaya akuntansi pajak.pptxPengakuan biaya akuntansi pajak.pptx
Pengakuan biaya akuntansi pajak.pptx
 
Subjek pajak
Subjek pajakSubjek pajak
Subjek pajak
 
2018-04-11 (01) Ditjen Perbendaharaan - Hibah dan Pembayaran Kegiatan yang Di...
2018-04-11 (01) Ditjen Perbendaharaan - Hibah dan Pembayaran Kegiatan yang Di...2018-04-11 (01) Ditjen Perbendaharaan - Hibah dan Pembayaran Kegiatan yang Di...
2018-04-11 (01) Ditjen Perbendaharaan - Hibah dan Pembayaran Kegiatan yang Di...
 
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
 
Penetapan Anggaran Pemerintah oleh Dr Anggito Abimanyu
Penetapan Anggaran Pemerintah oleh Dr Anggito AbimanyuPenetapan Anggaran Pemerintah oleh Dr Anggito Abimanyu
Penetapan Anggaran Pemerintah oleh Dr Anggito Abimanyu
 
Pmk 50-2012
Pmk 50-2012Pmk 50-2012
Pmk 50-2012
 
Penanaman Modal di Bidang Perdagangan - BKPM
Penanaman Modal di Bidang Perdagangan - BKPMPenanaman Modal di Bidang Perdagangan - BKPM
Penanaman Modal di Bidang Perdagangan - BKPM
 
Pendanaan ke Daerah
Pendanaan ke DaerahPendanaan ke Daerah
Pendanaan ke Daerah
 

Similar to Faktur pajak 2010 (per 13&65 2010 & se-50-2011)

Pmk 85 bumn_pemungut_ppn
Pmk 85 bumn_pemungut_ppnPmk 85 bumn_pemungut_ppn
Pmk 85 bumn_pemungut_ppnkp2kppacitan
 
03. Paparan 3 Tata Cara Perhitungan PNBP.pptx
03. Paparan 3 Tata Cara Perhitungan PNBP.pptx03. Paparan 3 Tata Cara Perhitungan PNBP.pptx
03. Paparan 3 Tata Cara Perhitungan PNBP.pptxPrimaRendra
 
Sosialisasi E Faktur
Sosialisasi E FakturSosialisasi E Faktur
Sosialisasi E Fakturkaromah95
 
Daftar aturan pajak terbaru
Daftar aturan pajak terbaruDaftar aturan pajak terbaru
Daftar aturan pajak terbaruArif Mulyono
 
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAIPAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAIARIEF DJUNAEDI
 
S-PPN-001-14-01-Revisi e-faktur
S-PPN-001-14-01-Revisi e-fakturS-PPN-001-14-01-Revisi e-faktur
S-PPN-001-14-01-Revisi e-fakturmateripenyuluhan
 
Wapu (wajib pungut) - Pengertian dan badan atau instansi wapu - Riki Ardoni
Wapu (wajib pungut) - Pengertian dan badan atau instansi wapu - Riki ArdoniWapu (wajib pungut) - Pengertian dan badan atau instansi wapu - Riki Ardoni
Wapu (wajib pungut) - Pengertian dan badan atau instansi wapu - Riki ArdoniRiki Ardoni
 
Se 79.pj.2010 tg sop layanan unggulan bidang perpajakan
Se   79.pj.2010 tg sop layanan unggulan bidang perpajakanSe   79.pj.2010 tg sop layanan unggulan bidang perpajakan
Se 79.pj.2010 tg sop layanan unggulan bidang perpajakanaangfauzan
 
Per-44/PJ/2013 Tata Cara Pemberian SKF
Per-44/PJ/2013 Tata Cara Pemberian SKFPer-44/PJ/2013 Tata Cara Pemberian SKF
Per-44/PJ/2013 Tata Cara Pemberian SKFCatatan Ekstens
 
Pelaksanaan penatausahaan penerimaan negara pada span
Pelaksanaan penatausahaan penerimaan negara pada spanPelaksanaan penatausahaan penerimaan negara pada span
Pelaksanaan penatausahaan penerimaan negara pada spanAhmad Abdul Haq
 
buku bendahara mahir pajak
buku bendahara mahir pajakbuku bendahara mahir pajak
buku bendahara mahir pajakNeea Niio
 
UU HPP Klaster PPh Final UMKM.pdf
UU HPP Klaster PPh Final UMKM.pdfUU HPP Klaster PPh Final UMKM.pdf
UU HPP Klaster PPh Final UMKM.pdfOpoopoOraNgerti
 
Sosialisasi PMK Nomor 38/PMK.011/2013
Sosialisasi PMK Nomor 38/PMK.011/2013Sosialisasi PMK Nomor 38/PMK.011/2013
Sosialisasi PMK Nomor 38/PMK.011/2013Ahmad Abdul Haq
 

Similar to Faktur pajak 2010 (per 13&65 2010 & se-50-2011) (20)

Peraturan terbaru ppn
Peraturan terbaru ppnPeraturan terbaru ppn
Peraturan terbaru ppn
 
Pmk 85 bumn_pemungut_ppn
Pmk 85 bumn_pemungut_ppnPmk 85 bumn_pemungut_ppn
Pmk 85 bumn_pemungut_ppn
 
03. Paparan 3 Tata Cara Perhitungan PNBP.pptx
03. Paparan 3 Tata Cara Perhitungan PNBP.pptx03. Paparan 3 Tata Cara Perhitungan PNBP.pptx
03. Paparan 3 Tata Cara Perhitungan PNBP.pptx
 
Sosialisasi E Faktur
Sosialisasi E FakturSosialisasi E Faktur
Sosialisasi E Faktur
 
2.1 per 1 skb potput
2.1 per 1 skb potput2.1 per 1 skb potput
2.1 per 1 skb potput
 
Daftar aturan pajak terbaru
Daftar aturan pajak terbaruDaftar aturan pajak terbaru
Daftar aturan pajak terbaru
 
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAIPAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
 
S-PPN-001-14-01-Revisi e-faktur
S-PPN-001-14-01-Revisi e-fakturS-PPN-001-14-01-Revisi e-faktur
S-PPN-001-14-01-Revisi e-faktur
 
13895858.ppt
13895858.ppt13895858.ppt
13895858.ppt
 
Wapu (wajib pungut) - Pengertian dan badan atau instansi wapu - Riki Ardoni
Wapu (wajib pungut) - Pengertian dan badan atau instansi wapu - Riki ArdoniWapu (wajib pungut) - Pengertian dan badan atau instansi wapu - Riki Ardoni
Wapu (wajib pungut) - Pengertian dan badan atau instansi wapu - Riki Ardoni
 
5. Materi 6 PPN.pptx
5. Materi 6 PPN.pptx5. Materi 6 PPN.pptx
5. Materi 6 PPN.pptx
 
Se 79.pj.2010 tg sop layanan unggulan bidang perpajakan
Se   79.pj.2010 tg sop layanan unggulan bidang perpajakanSe   79.pj.2010 tg sop layanan unggulan bidang perpajakan
Se 79.pj.2010 tg sop layanan unggulan bidang perpajakan
 
Per-44/PJ/2013 Tata Cara Pemberian SKF
Per-44/PJ/2013 Tata Cara Pemberian SKFPer-44/PJ/2013 Tata Cara Pemberian SKF
Per-44/PJ/2013 Tata Cara Pemberian SKF
 
Pelaksanaan penatausahaan penerimaan negara pada span
Pelaksanaan penatausahaan penerimaan negara pada spanPelaksanaan penatausahaan penerimaan negara pada span
Pelaksanaan penatausahaan penerimaan negara pada span
 
(2) pajak bendaharawan
(2) pajak bendaharawan (2) pajak bendaharawan
(2) pajak bendaharawan
 
buku bendahara mahir pajak
buku bendahara mahir pajakbuku bendahara mahir pajak
buku bendahara mahir pajak
 
UU HPP Klaster PPh Final UMKM.pdf
UU HPP Klaster PPh Final UMKM.pdfUU HPP Klaster PPh Final UMKM.pdf
UU HPP Klaster PPh Final UMKM.pdf
 
Pengantar kepabeanan
Pengantar kepabeananPengantar kepabeanan
Pengantar kepabeanan
 
Update Perpajakan MUC - II
Update Perpajakan MUC - IIUpdate Perpajakan MUC - II
Update Perpajakan MUC - II
 
Sosialisasi PMK Nomor 38/PMK.011/2013
Sosialisasi PMK Nomor 38/PMK.011/2013Sosialisasi PMK Nomor 38/PMK.011/2013
Sosialisasi PMK Nomor 38/PMK.011/2013
 

More from Sidik Abdullah

Surat undangan kerja bakti
Surat undangan kerja baktiSurat undangan kerja bakti
Surat undangan kerja baktiSidik Abdullah
 
Surat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSurat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSidik Abdullah
 
Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Sidik Abdullah
 
Surat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSurat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSidik Abdullah
 
Surat Keterangan domisili
Surat Keterangan domisiliSurat Keterangan domisili
Surat Keterangan domisiliSidik Abdullah
 
Surat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja BaktiSurat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja BaktiSidik Abdullah
 
Surat pengantar RT. 07
Surat pengantar RT. 07Surat pengantar RT. 07
Surat pengantar RT. 07Sidik Abdullah
 
Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Sidik Abdullah
 
Cara membuat input data di excel dengan form
Cara  membuat input data di excel dengan formCara  membuat input data di excel dengan form
Cara membuat input data di excel dengan formSidik Abdullah
 
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)Sidik Abdullah
 
PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)
PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)
PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)Sidik Abdullah
 
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1Sidik Abdullah
 
Menghubungkan dua Laptop dengan Wireless
Menghubungkan dua Laptop dengan WirelessMenghubungkan dua Laptop dengan Wireless
Menghubungkan dua Laptop dengan WirelessSidik Abdullah
 
kamus-keuangan-versi-indonesia
kamus-keuangan-versi-indonesiakamus-keuangan-versi-indonesia
kamus-keuangan-versi-indonesiaSidik Abdullah
 
3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuangan3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuanganSidik Abdullah
 
Lembar persyaratan seminar
Lembar persyaratan seminarLembar persyaratan seminar
Lembar persyaratan seminarSidik Abdullah
 

More from Sidik Abdullah (20)

Surat undangan kerja bakti
Surat undangan kerja baktiSurat undangan kerja bakti
Surat undangan kerja bakti
 
Surat pengantar
Surat pengantarSurat pengantar
Surat pengantar
 
Surat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSurat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal dunia
 
Surat domisili
Surat domisiliSurat domisili
Surat domisili
 
Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014
 
Surat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSurat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal dunia
 
Surat Keterangan domisili
Surat Keterangan domisiliSurat Keterangan domisili
Surat Keterangan domisili
 
Surat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja BaktiSurat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja Bakti
 
Surat pengantar RT. 07
Surat pengantar RT. 07Surat pengantar RT. 07
Surat pengantar RT. 07
 
Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014
 
PMK 146 2013
PMK 146 2013PMK 146 2013
PMK 146 2013
 
Per 08/PJ/2013 (PPN)
Per 08/PJ/2013 (PPN)Per 08/PJ/2013 (PPN)
Per 08/PJ/2013 (PPN)
 
Cara membuat input data di excel dengan form
Cara  membuat input data di excel dengan formCara  membuat input data di excel dengan form
Cara membuat input data di excel dengan form
 
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)
 
PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)
PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)
PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)
 
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
 
Menghubungkan dua Laptop dengan Wireless
Menghubungkan dua Laptop dengan WirelessMenghubungkan dua Laptop dengan Wireless
Menghubungkan dua Laptop dengan Wireless
 
kamus-keuangan-versi-indonesia
kamus-keuangan-versi-indonesiakamus-keuangan-versi-indonesia
kamus-keuangan-versi-indonesia
 
3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuangan3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuangan
 
Lembar persyaratan seminar
Lembar persyaratan seminarLembar persyaratan seminar
Lembar persyaratan seminar
 

Faktur pajak 2010 (per 13&65 2010 & se-50-2011)

  • 1. PT. PERTAMINA (PERSERO) BOGOR, 13-14 OKTOBER 2011 1 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 2. Dasar Hukum.  Kewajiban Pembuatan Faktur Pajak.  Saat Pembuatan Faktur Pajak.  Faktur Pajak Gabungan.  Formulir Faktur Pajak.  Pengisian Faktur Pajak.  Kode & Nomor Seri Faktur Pajak.  Penandatanganan Faktur Pajak.  Faktur Pajak Cacat.  Sanksi Administrasi.  Faktur Pajak Pengganti.  Penggantian Faktur Pajak yang Hilang.  Pembatalan Faktur Pajak.  Masa Transisi.  Faktur Pajak PKP Pedagang Eceran.  Penggunaan Faktur Pajak Lama. 2 © gid.2011 - KPP BUMN
  • 3.  Pasal 13 UU Nomor 8 Tahun 1983 s.t.d.t.d. UU Nomor 42 Tahun 2009. (Perubahan Ketiga atas UU Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah).  Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38/PMK.03/2010. (Tata Cara Pembuatan dan Tata Cara Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak)  Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-13/PJ/2010 s.t.d.d. PER-65/PJ/2010. (Bentuk, Ukuran, Prosedur Pemberitahuan dalam rangka Pembuatan, Tata Cara Pengisian Keterangan, Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak)  Pasal yg disebut pada slide-slide berikutnya. Mencabut:  KEP-524/PJ/2000 s.t.d.t.d. PER-97/PJ/2005. (Syarat-syarat Faktur Pajak Sederhana).  PER-159/PJ/2006. (Saat Pembuatan, Bentuk, Ukuran, Pengadaan, Tata Cara Penyampaian, dan Tata Cara Pembetulan Faktur Pajak Standar)  Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-58/PJ/2010 dan SE-137/PJ/2010. (Bentuk dan Ukuran Formulir serta Tata Cara Pengisian Keterangan pada Faktur Pajak bagi Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran)  Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-42/PJ/2010. (Penyampaian PMK No. 38/PMK.03/2010 & PerDJP No. PER-13/PJ/2010)  Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-56/PJ/2010. (Penjelasan Mengenai Penggunaan Faktur Pajak Lama) 3 © gid.2011 - KPP BUMN
  • 4. Faktur Pajak wajib dibuat untuk setiap:  Penyerahan BKP di dalam daerah pabean (Ps. 4 (1) a UU PPN);  Penyerahan JKP di dalam daerah pabean (Ps. 4 (1) c UU PPN);  Ekspor BKP berwujud (Ps. 4 (1) f UU PPN);  Ekspor BKP Tidak Berwujud (Ps. 4 (1) g UU PPN);  Ekspor JKP (Ps. 4 (1) h UU PPN); &/  Penyerahan aktiva yg menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan (Ps. 16D UU PPN). 4 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 5. Go To  Saat penyerahan BKP/JKP dalam hal pembayaran diterima setelah saat penyerahan. (p2a1ha)  Saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP/JKP. (p2a1hb)  Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan. (p2a1hc)  Saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendahara Pemerintah sebagai Pemungut PPN. (p2a1hd) FAKTUR PAJAK GABUNGAN:  Paling lama pada akhir bulan penyerahan BKP/JKP. (p2a2) 5 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 6. Back (LANJUTAN) 1. Saat penyerahan BKP/JKP (dalam hal pembayaran diterima setelah saat penyerahan). (p2a1ha) FP diterbitkan Penyerahan BKP/JKP Pembayaran 01/04/2010 01/05/2010 6 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 7. Back (LANJUTAN) 2. Saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP/JKP. (p2a1hb) FP diterbitkan Pembayaran Penyerahan (DP) BKP/JKP 01/04/2010 01/05/2010 7 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 8. Back (LANJUTAN) 3. Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan. (p2a1hc) FP diterbitkan Pembayaran Pembayaran Penyerahan Termin 1 Termin 2 Bangunan 01/04/2010 15/06/2010 01/08/2010 FP diterbitkan 8 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 9. Back (LANJUTAN) 4. Saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendahara Pemerintah sebagai Pemungut PPN. (p2a1hd) PKP Rekanan PKP Rekanan menyerahan menyampaikan Bendahara BKP/JKP tagihan membayar 01/04/2010 15/06/2010 01/07/2010 FP diterbitkan 9 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 10. SE-50/PJ/2011  BKP berwujud bergerak, terjadi pada saat: CONTOH • diserahkan secara langsung kpd pembeli/pihak ke-3 untuk & a.n. pembeli; • diserahkan secara langsung kpd penerima barang, untuk pemberian cuma2, pemakaian sendiri, & penyerahan dari pusat ke cabang atau sebaliknya &/ penyerahan antarcabang; • diserahkan kpd juru kirim atau pengusaha jasa angkutan; ATAU • harga atas penyerahan BKP diakui sbg piutang/penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh PKP, sesuai dg prinsip akuntansi yg berlaku umum & diterapkan secara konsisten. (3a1) Catatan: • Dalam hal 1 faktur penjualan diterbitkan untuk mencatat/mengakui beberapa kali pengiriman barang sesuai dg dokumen pengiriman barang (delivery order), atas penyerahan tsb dapat diterbitkan 1 Faktur Pajak. • Penerbitan faktur penjualan tersebut adalah sbg dasar pengakuan piutang atau pencatatan penghasilan bagi PKP Penjual & harus dilakukan sesuai dg prinsip akuntansi yg berlaku umum & dilakukan secara konsisten. (6) 10 © gid.2011 - KPP BUMN
  • 11. SE-50/PJ/2011  BKP berwujud tidak bergerak, terjadi pada saat penyerahan hak untuk menggunakan/menguasai BKP tersebut, secara hukum/nyata, kpd pihak pembeli. (3a2) CONTOH  BKP tidak berwujud, terjadi pada saat: • harga atas penyerahan BKP diakui sbg piutang/ penghasilan atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh PKP, sesuai dg prinsip akuntansi yg berlaku umum & diterapkan secara konsisten; ATAU • kontrak/perjanjian ditandatangani atau saat mulai tersedianya fasilitas/kemudahan untuk dipakai secara nyata, sebagian/seluruhnya, dalam hal saat sbgmana dimaksud di atas tidak diketahui. (3a3) 11 © gid.2011 - KPP BUMN
  • 12. SE-50/PJ/2011 Terjadi pada saat: CONTOH  harga atas penyerahan JKP diakui sbg piutang/ penghasilan atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh PKP sesuai dg prinsip akuntansi yg berlaku umum & diterapkan secara konsisten;  kontrak/perjanjian ditandatangani, dalam hal saat sbgmana dimaksud di atas tidak diketahui; ATAU  saat mulai tersedianya fasilitas/kemudahan untuk dipakai secara nyata, baik sebagian/seluruhnya, dalam hal pemberian cuma2 atau pemakaian sendiri JKP. (3b) 12 © gid.2011 - KPP BUMN
  • 13.  Pengertian: Faktur Pajak yg meliputi seluruh penyerahan yg dilakukan kepada pembeli BKP atau penerima JKP yg sama selama 1 bulan kalender. (p1a3)  Saat Pembuatan Faktur Pajak Gabungan: Paling lama pada akhir bulan penyerahan BKP/JKP. (p2a2) FP diterbitkan Penyerahan Penyerahan Penyerahan BKP/JKP BKP/JKP BKP/JKP 01/04/2010 30/04/2010 13 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 14.  Bentuk & Ukuran: • Disesuaikan dg kepentingan PKP (p3a1), dapat ditambah keterangan lain selain keterangan sebagaimana dimaksud pada Ps. 13 (5) UU PPN. (p5a2) • Contoh FP mata uang Rupiah di Lampiran IA. (p3a1) • Contoh FP mata uang asing di Lampiran IB. (p3a1)  Pengadaan: • Dilakukan sendiri oleh PKP. (p4a1) • Paling sedikit dibuat 2 rangkap: Lembar 1 untuk pembeli BKP/penerima JKP, Lembar 2 untuk PKP penerbit FP. (p4a2) Dapat dibuat lebih dari 2 rangkap sepanjang dinyatakan secara jelas peruntukannya dalam lembar FP ybs. (p4a3)  Faktur Penjualan yg: • memuat keterangan sesuai dg Ps. 13 (5) UU PPN, & • pengisiannya sesuai dg tata cara pada Lampiran II, dipersamakan dg FP. (p11) 14 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 15. Back Pasal 13 (5) UU PPN:  Nama, alamat, & NPWP PKP yg menyerahkan BKP/JKP;  Nama, alamat, & NPWP pembeli BKP/penerima JKP;  Jenis BKP/JKP, jumlah harga jual/pengantian, & potongan harga;  PPN yg dipungut;  PPnBM yg dipungut;  Kode, nomor seri, & tanggal pembuatan FP; &  Nama & tanda tangan yg berhak menandatangani FP.  “Jabatan” tidak termasuk keterangan minimal. 15 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 16. Back Rupiah: (p3a2, L1A) 16 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 17. Back Valuta Asing: (p3a2, L1B) 17 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 18.  FP harus diisi secara lengkap, jelas, & benar sesuai dg keterangan sebagaimana dimaksud dalam Ps. 13 (5) UU PPN serta ditandatangani oleh pejabat/kuasa yg ditunjuk. (p5a1)  Dalam hal diperlukan, PKP dapat menambahkan keterangan lain dalam FP selain keterangan sebagaimana dimaksud dalam Ps. 13 (5) UU PPN. (p5a2)  FP yg tidak diisi dg cara sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas merupakan FP cacat. (p5a3)  Detil tata caranya di Lampiran II PER-13/PJ/2010. (p5a5) 18 © gid.2011 - KPP BUMN
  • 19. (p6a2-3, L3) 0 0 0 . 0 0 0 – 0 0. 0 0 0 0 0 0 0 0 Kode Kode Tahun Nomor Urut Transaksi Cabang Penerbitan Kode Status Kode FP Nomor Seri FP 19 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 20. Kode Transaksi: 2 Digit (p6a2ha, L3)  01 : Penyerahan kepada selain Pemungut PPN (selain 04 s.d. 09).  02 : Penyerahan kepada Pemungut PPN Bendahara Pemerintah.  03 : Penyerahan kepada Pemungut PPN lainnya (KPS Migas).  04 : Penyerahan yg menggunakan DPP Nilai Lain kepada selain Pemungut PPN.  05 : Kode ini tidak dapat digunakan lagi sejak 1 April 2010.  06 : Penyerahan lainnya kepada selain Pemungut PPN & penyerahan kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri (turis asing).  07 : Penyerahan yg PPN/PPnBM-nya tidak dipungut atau ditanggung Pemerintah kepada selain Pemungut PPN, & penyerahan ke Kawasan Bebas/Kawasan Ekonomi Khusus kepada selain Pemungut PPN.  08 : Penyerahan yg dibebaskan dari pengenaan PPN/PPnBM kepada selain Pemungut PPN.  09 : Penyerahan aktiva Pasal 16D kepada selain Pemungut PPN. 20 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 21. Kode Status: 1 Digit (p6a2hb, L3) 0 : Normal 1 : Penggantian 21 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 22. Kode Cabang: 3 Digit (p6a2hc, p7, L3)  PKP yg telah mendapat izin pemusatan PPN terutang yg: • sistem penerbitan FP-nya belum online antara Kantor Pusat & Kantor- kantor Cabangnya; dan/atau • Kantor Pusat dan/atau Kantor-kantor Cabangnya ada yg ditetapkan sbg Penyelenggara Kawasan Berikat dan/atau Pengusaha di Kawasan Berikat dan/atau mendapat fasilitas KITE dan/atau berada di Kawasan Ekonomi Khusus, maka Kode Cabang diisi dg: • 000  Kantor Pusat • 001, 002, dst.  Kantor Cabang. (p7a1ha) Catatan: • Kode Cabang dapat diurutkan berdasarkan tangal pengukuhan masing- masing Kantor Cabang. • Peruntukan Kode Cabang tidak boleh diubah. (p7a3) • Kode Cabang dapat ditambah/dihentikan penggunaannya. (p7a4) • Kode cabang yg sudah dihentikan penggunaannya tidak boleh digunakan kembali. (p7a6) • PKP wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atas Kode Cabang yg digunakan ke KPP paling lama akhir bulan berikutnya setelah bulan penggunaan Kode Cabang dg menggunakan formulir Lampiran IVA. (p7a2&5)  PKP selain PKP di atas, Kode Cabang diisi dg 000. (p7a1hb) 22 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 23. (LANJUTAN) Kode Cabang: 3 Digit (p7a1ha, L3) Contoh: PKP memiliki Kantor Pusat di Jakarta & Kantor Cabang: 3 di Surabaya, 3 di Medan, 1 di Batam berstatus sebagai Pengusaha di Kawasan Berikat. Penentuan Kode Cabang dapat dilakukan sebagai berikut: Tanggal Pengukuhan Kode Cabang No. Kantor Pusat/Cabang PKP pada Kode FP 1 Jakarta 5 Agustus 2000 000 2 Cabang Surabaya 1 10 Desember 2000 001 3 Cabang Surabaya 2 25 Januari 2003 002 4 Cabang Medan 1 1 Januari 2001 003 5 Cabang Medan 2 15 April 2003 004 Cabang PDKB KBN 6 23 Juli 2003 005 Cilincing Jakarta 7 Cabang Surabaya 3 15 Januari 2007 006 8 Cabang Medan 3 15 Februari 2007 007 23 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 24. (LANJUTAN) Kode Cabang: Surat Pemberitahuan Kode Cabang: (p7a2, L4A) 24 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 25. (LANJUTAN) Kode Cabang: Surat Pemberitahuan Penambahan/ Pengurangan Kode Cabang: (p7a5, L4B) 25 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 26. Tahun Penerbitan: 2 Digit (p6a3ha, L3) 10  Tahun 2010 11  Tahun 2011 26 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 27. Nomor Urut: 8 Digit (p6a3hb, p9, L3)  Penulisan sesuai banyaknya digit.  Harus dibuat secara berurutan tanpa membedakan antara Kode Transaksi, Kode Status, & mata uang yg digunakan. (p9a1)  Dimulai dari 00000001 pada setiap awal tahun kalender mulai Januari (termasuk Kantor Pusat & Kantor-kantor Cabangnya sbgmana dimaksud pada Ps. 7 (1) huruf a); kecuali bagi PKP yg baru dikukuhkan atau PKP yg pindah KPP, dimulai sejak masa pajak PKP dikukuhkan atau dikukuhkan di KPP yg baru. (p9a2&3)  Apabila sebelum Januari awal tahun kalender berikutnya, Nomor Urut telah mencapai 99999999, dimulai lagi dari 00000001 (termasuk Kantor Pusat & Kantor-kantor Cabangnya sbgmana dimaksud pada Ps. 7 (1) huruf a) dg menyampaikan pemberitahuan secara tertulis ke KPP paling lama pada akhir bulan berikutnya setelah bulan Nomor Urut 00000001 digunakan kembali dg menggunakan formulir Lampiran V. (p9a4-6)  Pada awal tahun kalender berikutnya, Nomor Urut dimulai lagi dari 00000001. (p9a7) 27 © gid.2011 - KPP BUMN
  • 28. Back Nomor Urut: 8 Digit (p9a1, L3) 010.000-10.00000001 020.000-10.00000002 010.000-10.00000003 011.000-10.00000004 28 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 29. (LANJUTAN) Nomor Urut: Surat Pemberitahuan Menerbitkan FP dg Nomor Urut Mulai dari 00000001 Tidak pada Awal Tahun Kalender: (p9a6, L5) 29 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 30.  PKP wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis nama pejabat yg berhak menandatangani FP (dapat lebih dari 1) disertai contoh tanda tangannya ke KPP paling lama pada akhir bulan berikutnya sejak bulan pejabat tsb mulai menandatangani FP dg menggunakan formulir Lampiran VIA. (p10a1-2)  PKP Orang Pribadi yg tidak memiliki struktur organisasi yg memberikan kuasa kepada pihak lain untuk menandatangani FP wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis nama kuasa disertai contoh tanda tangannya ke KPP paling lama pada akhir bulan berikutnya saat pihak yg diberi kuasa mulai menandatangani FP dg menggunakan formulir Lampiran VIA & menyertakan Surat Kuasa Khusus dg menggunakan formulir Lampiran VII. (p10a3)  Apabila terjadi perubahan pejabat/kuasa, PKP wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis ke KPP paling lama pada akhir bulan berikutnya sejak bulan pejabat/kuasa pengganti mulai menandatangani FP dg menggunakan formulir Lampiran VIB. (p10a4)  Pejabat yg ditunjuk termasuk pejabat di Kantor-kantor Cabang yg dipusatkan yg menandatangani FP yg diterbitkan secara online tetapi dicetak di Kantor-kantor Cabang. (p10a5) 30 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 31. (LANJUTAN) Surat Pemberitahuan Penunjukan Pejabat/ Kuasa: (p10a1&3, L6A) 31 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 32. (LANJUTAN) Surat Pemberitahuan Perubahan Pejabat/ Kuasa: (p10a4, L6B) 32 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 33. (LANJUTAN) Surat Kuasa Khusus: (p10a3, L7) 33 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 34.  Tidak memuat keterangan dan/atau tidak diisi secara lengkap, jelas, & benar dan/atau tidak ditandatangani oleh pejabat/kuasa yg ditunjuk sbgmana dimaksud dalam Ps. 13 (5) UU PPN. (p5a3)  Tidak/terlambat menyampaikan pemberitahuan penggunaan Kode Cabang. (p7a7ha)  Menggunakan Kode Cabang selain dari Kode Cabang yg telah ditetapkan. (p7a7hb)  Salah dalam pengisian Kode & Nomor Seri FP. (p8)  Nomor Urutnya tidak dimulai dari 00000001 pada awal tahun kalender bulan Januari atau bagi PKP yg baru dikukuhkan, pada masa pajak PKP tsb dikukuhkan. (p9a8)  Tidak/terlambat menyampaikan pemberitahuan penggunaan Nomor Urut 00000001 tidak pada awal tahun kalender. (p9a10)  Tidak/terlambat menyampaikan pemberitahuan pejabat/kuasa penanda tangan FP. (p10a6) 34 © gid.2011 - KPP BUMN
  • 35.  Untuk penyerahan BKP kepada orang pribadi pemegang paspor LN, wajib menerbitkan FP Khusus, dg menggunakan nomor urut tersendiri yg terpisah dari nomor urut FP atas penyerahan BKP kepada selain orang pribadi pemegang paspor LN, sesuai dg PMK- 76/2010. (p9Aa1ha)  Untuk penyerahan BKP selain kepada orang pribadi pemegang paspor LN, Toko Retail sbg PKP Pedagang Eceran dapat menerbitkan: 1) FP dg menggunakan kode & nomor seri sesuai dg PER- 58/PJ/2010; atau 2) FP lengkap sesuai ketentuan Ps. 13 (5) UU PPN, dg menggunakan kode & nomor seri FP sebagaimana diatur dalam Ps. 6 PER-13/PJ/2010 s.t.d.d. PER-65/PJ/2010. (p9Aa1hb)  Ketentuan tentang penggunaan nomor urut 00000001 (Ps. 9 (4) & (5)) & kewajiban pemberitahuan penggunaan nomor urut 00000001 (Ps. 9 (6)) serta konsekuensi apabila menggunakan nomor urut 00000001 tidak sesuai dg ketentuan (Ps. 9 (8) & (10)) juga berlaku bagi PKP Toko Retail. (p9Aa2) 35 © gid.2011 - KPP BUMN
  • 36. PKP PKP SANKSI Penjual Pembeli  Tidak membuat FP. (Ps.14 (1) d  FP cacat. (Ps. 9 (8) f PPN, Ps. 15 (3) a KUP, 1)) PER, 3))  Terlambat membuat FP. (Ps. 14  FP yg diterbitkan lebih dari 3 (1) d KUP, Ps. 15 (1) b PER) bulan sejak saat FP seharus-  Membuat FP cacat. (Ps. 14 (1) d nya dibuat. (Ps. 14 (2) PER) KUP) 2)  FP yg tidak memenuhi syarat  Terlambat melaporkan FP. (Ps. 14 (1) f KUP) formal & material. (Ps. 9 (8) f PPN) Denda: Pajak Masukan tidak 2% x DPP dapat dikreditkan Keterangan: 1) PKP yg menerbitkan FP lebih dari 3 bulan sejak saat FP seharusnya dibuat, dianggap tidak menerbitkan FP. (p14a1) 2) Yg dikecualikan, lihat slide berikutnya. (P15a2) 3) Kecuali FP cacat cfm. Ps. 7 (7), 8, 9 (10), & 10 (6) PER. (p15a3hb) 36 © gid.2011 - KPP BUMN
  • 37. PENGECUALIAN: (p15a2; p14a1he UU KUP) Tidak dikenai sanksi administrasi atas FP yg tidak memuat keterangan mengenai:  Nama, alamat, & NPWP pembeli BKP/penerima JKP; atau  Nama, alamat, & NPWP pembeli BKP/penerima JKP, dan nama & tanda tangan yg berhak menandatangani FP untuk PKP Pedagang Eceran. 37 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 38. (L-VIII huruf A) Dibubuhi cap: FP: FP - Cacat Diganti Pengganti FP yg diganti: - Rusak Kode dan Nomor Seri : ……….. Tanggal : ……….. - Salah isi - Salah tulis Dilaporkan PKP Penjual & PKP Penjual PKP Pembeli Masa Pajak yg sama dg SPT Masa Masa Pajak diterbitkannya Masa Pajak dilaporkannya PPN FP Pengganti dg mencan- FP yg diganti dg mencan- tumkan nilai 0 (nol) pada tumkan nilai/keterangan yg kolom DPP, PPN/PPnBM. seharusnya. 38 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 39. PKP yg menerbitkan FP dg nomor urut pada Kode & Nomor Seri FP yg tidak sesuai dg ketentuan Ps. 9 (1) & (2), dapat menerbitkan FP Pengganti dg ketentuan sbb:  FP yg salah pengisian nomor urutnya diganti dg FP Pengganti dg mengisi nomor urut pada Kode & Nomor Seri FP dg nomor urut yg sebenarnya.  Kode Status pada Kode FP Pengganti adalah Kode Status 1 (satu).  Tahun Penerbitan pada Nomor Seri FP Pengganti adalah tahun penerbitan FP yg diganti.  Tanggal penerbitan FP Pengganti sama dg tanggal penerbitan FP yg diganti.  Pada FP Pengganti dibubuhkan cap yg mencantumkan Kode & Nomor Seri serta tanggal FP yg diganti.  FP Pengganti & FP yg diganti agar diadministrasikan & digabungkan menjadi 1 (satu) berkas.  PKP harus melakukan pembetulan SPT Masa PPN pada Masa Pajak yg sama dg Masa Pajak dilaporkannya FP yg diganti. (p12A) 39 © gid.2011 - KPP BUMN
  • 40. - PKP PEMBELI (L-VIII huruf B angka 2) Permintaan copy FP PKP PKP Pembeli Penjual Copy FP yg telah dilegalisasi Permintaan legalisasi Tembusan FP (copy rangkap 2) KPP tempat KPP tempat PKP Pembeli PKP Penjual terdaftar terdaftar Meneliti bahwa FP Meneliti bahwa FP sudah dikreditkan sudah dilaporkan 40 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 41. - PKP PENJUAL (L-VIII huruf B angka 1) Permintaan copy FP PKP PKP Penjual Pembeli Copy FP yg telah dilegalisasi Permintaan legalisasi Tembusan FP (copy rangkap 2) KPP tempat KPP tempat PKP Penjual PKP Pembeli terdaftar terdaftar Meneliti bahwa FP Meneliti bahwa FP sudah dilaporkan sudah dikreditkan 41 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 42. (L-VIII huruf B) Mengirimkan surat KPP tempat KPP tempat pemberitahuan & PKP Pembeli copy FP yg dibatalkan PKP Penjual terdaftar terdaftar PKP Pembatalan kontrak PKP Pembeli Penjual Bila PKP belum melaporkan FP yg dibatalkan, FP tsb harus tetap dilaporkan dalam SPT dg mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN/PPnBM Bila PKP telah melaporkan FP yg dibatalkan, PKP harus melakukan pembetulan SPT dg tetap melaporkan FP tsb dalam SPT dg mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN/PPnBM 42 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 43.  Atas penyerahan BKP/JKP yg dilakukan sebelum 1 April 2010, namun FP-nya belum diterbitkan, maka FP harus diterbitkan dg Kode & Nomor Seri cfm. PER-13/PJ/2010. (p16a1)  Atas perolehan BKP/JKP yg FP-nya diterbitkan sebelum 1 April 2010 yg masih menggunakan Kode & Nomor Seri yg lama, namun FP-nya diterima/dilaporkan oleh PKP Pembeli pada 1 April 2010 atau sesudahnya, maka PPN-nya tetap dapat dikreditkan sepanjang memenuhi ketentuan. (p16a2)  Penerbitan FP Pengganti atas FP yg telah diterbitkan sebelum 1 April 2010, menggunakan Kode & Nomor Seri cfm. PER- 13/PJ/2010. (p16a3)  S.d. 31 Desember 2010, PKP Pedagang Eceran dapat menggunakan kode & nomor seri khusus yg dapat berupa nomor invoice/struk penjualan yg ditentukan sendiri. (p17a1-2)  Mulai 1 Januari 2011, seluruh PKP wajib menggunakan Kode & Nomor Seri cfm. PER-13/PJ/2010. (p17a3) 43 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 44. PER-58/PJ/2010  FP paling sedikit memuat keterangan: • nama, alamat, & NPWP yg menyerahkan BKP; • jenis BKP yg diserahkan; • jumlah Harga Jual yg sudah termasuk PPN atau besarnya PPN dicantumkan secara terpisah; • PPnBM yg dipungut; & • kode, nomor seri & tanggal pembuatan FP. (p3a1)  FP berupa: bon kontan, faktur penjualan, segi cash register, karcis, kuitansi, atau tanda bukti penyerahan atau pembayaran lain yg sejenis. (p4a1)  Kode & nomor seri FP dapat berupa nomor nota, kode nota, atau ditentukan sendiri oleh PKP PE. (p5)  Lembar ke-2 FP dapat berupa rekaman FP dalam bentuk media elektronik yaitu sarana penyimpanan data, antara lain: diskette, Digital Data Strorage (DDS) atau Digital Audio Tape (DAT) & Compact Disc (CD). (p6a3)  Ketentuan yg berkaitan dg penerbitan FP oleh PKP PE sebagaimana dimaksud dalam PER-13/PJ/2010 & perubahannya, dinyatakan tetap berlaku kecuali yg diatur khusus dalam PER-58/PJ/2010. (p7) 44 © gid.2011 - KPP BUMN
  • 45. Eks Lampiran 1A/1B SE-56/PJ/2010 PER-159/PJ/2006  FP lama masih dapat digunakan oleh PKP sampai habis & tetap dianggap sah sepanjang memenuhi syarat formal & material.  FP lama tersebut di atas tetap dapat dikreditkan oleh PKP pembeli sepanjang memenuhi ketentuan sbg Pajak Masukan yg dapat dikreditkan. CATATAN:  Nomor Urut pada Kode & Nomor Seri FP melanjutkan Nomor Urut yg telah digunakan PKP sebelum berlakunya PER-13/ PJ/2010.  Bentuk & ukuran formulir FP dibuat sesuai dg kepentingan & kebutuhan PKP, tidak harus sama dg contoh pada Lampiran 1A & 1B PER-13/PJ/2010. (p3a1, p5a2 PER-13/PJ/2010)  Invoice yg memenuhi ketentuan Ps. 13 (5) UU PPN dipersamakan dg FP. (p11 PER-13/PJ/2010) 45 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 46. TERIMA KASIH… 46 © gid.2010 - KPP BUMN
  • 47. BKP BERGERAK  Contoh 1: • PT. Aman menyerahkan BKP secara langsung kpd Tn. Igna tgl. 15 Mei 2011.  FP diterbitkan tgl. 15 Mei 2011.  Contoh 2: • PT. Berkah di Jakarta menjual BKP kpd PT. Ceria di Surabaya dg syarat pengiriman loco gudang penjual (FOB shipping point). • BKP dikeluarkan dari gudang PT. Berkah & dikirim ke gudang PT. Ceria tgl. 10 Jun 2011 dg menggunakan perusahaan ekspedisi dg tgl. DO 10 Jun 2011. • BKP diterima PT. Ceria tgl. 12 Jun 2011.  FP diterbitkan tgl. 10 Jun 2011. Catatan: Apabila invoice tidak diterbitkan pd tgl. penyerahan secara langsung (contoh 1: 15/5) atau pd saat diserahkan kpd juru kirim/pengusaha jasa angkutan (contoh 2: 10/6) karena kondisi tertentu, FP wajib dibuat (paling lama) pd saat penerbitan invoice. Penerbitan invoice tersebut harus dilakukan sesuai dg prinsip akuntansi yg berlaku umum & dilakukan secara konsisten. 47 © gid.2011 - KPP BUMN
  • 48. Back BKP BERGERAK (LANJUTAN)  Contoh 3: • PT. Cantik di Jakarta menjual BKP kpd PT. Sentosa di Semarang dg syarat pengiriman franco gudang pembeli (FOB destination). • BKP dikeluarkan dari gudang PT. Cantik & dikirim ke gudang PT. Sentosa tgl. 12 Agu 2011 dg menggunakan perusahaan ekspedisi. • BKP diterima PT. Sentosa tgl. 13 Agu 2011. • PT. Cantik menerbitkan invoice tgl. 16 Agu 2011.  FP diterbitkan tgl. 13 Agu 2011 atau paling lama tgl. 16 Agu 2011. 48 © gid.2011 - KPP BUMN
  • 49. Back BKP TIDAK BERGERAK  Contoh 1: • Perjanjian jual-beli rumah ditandatangani tgl. 1 Mei 2011. • Perjanjian penyerahan hak untuk menggunakan/menguasai rumah tersebut dibuat/ditandatangani tgl. 1 Sep 2011.  FP diterbitkan tgl. 1 Sep 2011.  Contoh 2: • Rumah siap pakai dijual & diserahkan secara nyata tgl. 1 Agu 2011.  FP diterbitkan tgl. 10 Jun 2011.  Contoh 3: • Rumah siap pakai dijual & diserahkan secara nyata tgl. 1 Agu 2011. • Perjanjian jual-beli ditandatangani tgl. 1 Sep 2011.  FP diterbitkan tgl. 1 Agu 2011. Catatan: Bila sebelum surat/akta tersebut dibuat/ditandatangani, barang tidak bergerak telah diserahkan atau berada dalam penguasaan pembeli/penerima barang, maka FP harus diterbitkan pd saat barang tersebut secara nyata diserahkan atau berada dalam penguasaan pembeli/penerima barang. 49 © gid.2011 - KPP BUMN
  • 50. JKP  Contoh 1: • PT. Semangat menyewakan 1 unit ruko kpd PT. Diatetupa dg masa kontrak selama 12 tahun • PT. Diatetupa mulai menggunakan ruko tgl. 1 Sep 2011. • Nilai kontrak sewa selama 12 tahun sebesar Rp120 juta. • Pembayaran sewa adalah tahunan & disepakati dibayar setiap tgl. 29 Sep dg pembayaran sebesar Rp10 juta per tahun • Tgl. 29 Sep 2011, PT. Diatetupa melakukan pembayaran sewa untuk tahun pertama.  FP diterbitkan tgl. 29 Sep 2011 dg DPP sebesar Rp10 juta. 50 © gid.2011 - KPP BUMN
  • 51. (LANJUTAN) JKP  Contoh 2: • PT. Toryung mengontrak Firma Cerah Konsultan untuk memberikan jasa konsultasi manajemen & pelatihan kpd staff marketing selama 6 bulan dg nilai kontrak Rp60 juta. • Pembayaran jasa akan dilakukan setiap bulan. • Firma Cerah Konsultan mulai memberikan jasa sejak tgl. 1 Jul 2011. • Tgl. 10 Agu 2011, Firma Cerah Konsultan mengajukan tagihan untuk pembayaran jasa bulan Jul 2011 sebesar Rp10 juta. • PT. Toryung melakukan pembayaran tgl. 20 Agu 2011.  FP diterbitkan tgl. 10 Agu 2011 dg DPP sebesar Rp10 juta. 51 © gid.2011 - KPP BUMN
  • 52. (LANJUTAN) JKP  Contoh 3: • PT. Setiyakom adalah perusahaan jasa telekomunikasi. • PT. Setiyakom melakukan penagihan kpd pelanggan sesuai dg periode pemakaian selama 1 bulan. • Pengumpulan data2 pemakaian pelanggan memerlukan waktu beberapa hari shg invoice baru dapat diterbitkan beberapa hari setelahnya. • Untuk pemakaian oleh pelanggan tgl. 1-30 Jun 2011, PT. Setiyakom menerbitkan invoice tgl. 5 Jul 2011.  FP diterbitkan pd saat penyerahan jasa tersebut dinyatakan/dicatat sbg piutang/penghasilan, yaitu pd akhir periode pemakaian (30 Jun 2011) atau paling lama pd saat diterbitkannya invoice (5 Jul 2011).  Lihat matriks pd slide berikutnya… 52 © gid.2011 - KPP BUMN
  • 53. Back JKP (LANJUTAN)  Matriks Contoh 3: 53 © gid.2011 - KPP BUMN