Penelitian remaja dalam dalam bidang penyimpangan seksual, pornografi di sma 3 raha
1. PENELITIAN
REMAJA DALAM DALAM BIDANG
PEYIMPANGAN SEKSUAL, PORNOGRAFI DI SMA 3 RAHA
DISUSUN OLEH :
NAMA : ANDI ASNUL KHATIMAH
KELAS : XII IPS
SMAN 3 RAHA
2017
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini, pergaulan remaja lebih cenderung ke arah negatif, karena cara Berfikir
remaja yang salah. Sehigga akan mengakibatkan terjadinya kenakalan remaja. Lingkungn yang
berperan penting dalam pembentukan karakter, prilaku dan tingkah laku seseorang inilah yang
sangat berpengaruh. Karena Lingkungan yang baik akan membentuk pribadi yang baik pula,
tetapi apabila lingkungan buruk akan membentuk pribadi yang buruk pula. Terkecuali jika kita
dapat merubahnya sendiri.
Di era ini nilai dan norma seakan akan sudah di abaikan, sehingga nilai dan norma yang
berperan penting sebagai pengatur prilaku dan tingkah laku sudah tidak berfungsi lagi. Jadi tidak
heran lagi apa bila remaja jaman sekarang banyak melakuhkan penyimapangan khususnya dalam
bidang penyimpangan seksual yang dapat merugikan pribadi atau pun pihak lain.
Angka kenakalan remaja yang selau meningkat, terlebih dalam bidang penyimpangan
seksual (pornografi) yang banyak di pengaruhi khususnya pengaruh dari luar yaitu
“westernisasi” yang di pengaruhi oleh negara – negara barat, yang di negara barat sendiri yang
namanya sex bebas adalah hal yang lumrah untuk di lakuhkan, ini lah yang menyebabkan
kenakalan remaja dalam bidang pornografi semakin meningkat dan meraja rela di indonesia dan
tidak hanya itu pengaruh teknologi – teknologi atau situs – situs yang sangat mudah untuk dalam
mengakses situ porno itu sendiri.
B. Rumusan Masalah Penelitian
1. Apa itu pornografi ?
2. Apa penyebab kenakalan remaja dalam bidang pornografi ?
3. Bagaimana cara mencegah pornografi ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa itu pornografi ?
2. Untuk mengetahui penyebab pornografi ?
3. Dan agar dapat terhindar dar pornografi ?
3. BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori – teori yang mendasari yang relevan
v Pengertian Pornografi.
Ø Pornografi didefinisikan oleh Ernst dan Seagle sebagai berikut: Pornografi adalah berbagai
bentuk atau sesuatu yang secara visual menghadirkan manusia atau hewan yang melakukan
tindakan sexual, baik secara normal ataupun abnormal.
Ø Peter Webb sebagaimana dikutip oleh Rizal Mustansyir melengkapi definisi pornografi
dengan menambahkan bahwa pornografi itu terkait dengan obscenity (kecabulan) lebih daripada
sekedar eroticism. Menurut Webb, masturbasi dianggap semacam perayaan yang berfungsi
menyenangkan tubuh seseorang yang melakukannya.
Ø Sedangkan menurut Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2008, tentang Pornografi,
didefinisikan bahwa pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi,
gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui
berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat
kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.
v Penyebab Kenakalan Remaja (pornografi)
Ø Munculnya perasaan terhadap lawan jenis menjadi pintu masuk pornografi dalam diri remaja.
Keingintahuan pada lawan jenis mendorongnya untuk melihat gambar atau lukisan porno. Selain
itu kualitas diri pribadi remaja itu sendiri, seperti : perkembangan emosional yang kurang bahkan
tidak sehat, adanya hambatan dalam perkembangan hati nurani yang bersih dan agamis, ketidak
mampuan mempergunakan waktu luang secara sehat dan ekonomis, kelemahan diri dalam
mengatasi kegagalan dengan meilih kegiatan alternatif yang keliru dan pengembangan kebiasaan
diri yang tidak sehat di dalam kehidupan sehari – hari.
Ø Kedua, kualitas lingkungan keluarga dan masyarakat, seperti rumah dan keluarga dengan
situasi yang gersang dari kasih sayang dan pengertian, ekonomi yang tidak mendukung kemauan
dan kesempatan belajar, pergeseran nilai dan moral kesusilaan warga masyarakat.
Ø Suguhan media massa seperti program televisi yang tidak lagi mengejar impian dan nilai –
nilai moral, tetapi sebaliknya menyerap nilai – nilai yang menyimpang dari masyarakat yang
sakit. Mengajarkan orang untuk berbuat licik, jahat, membunuh, dan seni berbohong. Tayangan
yang berbau kekerasan, seksual, banyak memengaruhi jalan pemikiran permirsa. Akibatnya
mereka menganggap hal – hal tersebut sebagai sesuatu yang normal untuk dilakuhkan merusak
perkembangan moral yang sehat, dan kondisi setempat yang merangsang remaja tumbuh ke arah
prilaku seksual yang tidak sehat.
4. Ø Internet dan teknologi yang semakin berkembang dan bertambah maju mengakibatkan remaja
semakin mudah untuk mengakses situs – situs, terutama situs yang menyimpang atau situs porno.
v Cara Mencegah Penyimpangan Seksual
Ø Terjadinya penyimpangan seksual di kalangan remaja tentunya harus di tanggulangi sedini
mungkin. Terlebih remaja adalah bagian masyarakat yang akan bertanggung jawab pada
kemajuan suatu bangsa. Beberapa langkah yang perlu di lakuhkan antara lain pemahaman
terhadap permasalahan yang di hadapi, penanaman agama, pembiasaan melakuhkan ibadah yang
tepat hinga menumbuhkan kesadaraan diri, memberi contoh teladan yang sehat, menciptakan
lingkungan yang sehat, bersih, dan peninjauan kembali media massa dan teknologi dan internet
yang berhubungan dengan penyimpangan seksual.
B. Ringkasan dan kerangka berfikir peneliti
Ø Jadi bisa di ambil kesimpulan dari pendapat para ahli yaitu “ pornografi adalah bahan
lukisan, gambar, atau tulisan serta gerakan – gerakan tubuh yang memperlihatkan seluruh
anggota badan ”
C. Hipotesis
Ø Berdasarkan konsep – konsep yang telah di tuangkan dalam kerangka berfikir, maka hipotesis
yang dapat di ajukan adalah sebagai berikut.
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan remaja menyimpang, diantaranya yaitu, perubahan
dalam aspek fisik biologis maupun aspek biologis. Kebingungan, rasa ingin tahu, canggung, dan
kertertarikan terhadap lawan jenis serta faktor keharmonisan keluarga dan suguhan media massa
dan teknologi serta internet .
5. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan arah mengenai
informasi permasalahan inti yang ada dalam suatu penelitian.
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan atau biasa sering
disebut dengan masa pubertas, yang rata – rata berusia 15 – 16 tahun.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakuhkan di SMAN 3 RAHA yang hanya mengambil sampel kelas X (sepuluh) dan
hanya kelas X.6.
B. Obyek Penelitian (Sample)
Sample adalah objek penelitian yang dipilih dan ditetapkan untuk diteliti lebih jauh sesuai
dengan kebutuhan peneliti.
Tujuan penentuan sample adalah untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian,
memelalui pengamatan dari populasi. Suatu metode pengambilan sample yang ideal
mempenyuai sifat – sifat sebagai berikit.
C. Teknik Sampling
Penggunaan teknik sampling saya pilih karena mempunyai kelebihan diantaranya yaaitu.
1. Sederhana dan mudah untuk dilaksanakan.
2. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi penelitian.
3. Dapat menentukan presisi ( perbedaan hasil yang dapat dari contoh/sample ) dari hasil
penelitian dengan jalan mencari penyimpangan baku dari data yang diperoleh.
4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin.
D. Pendekatan Penelitian
Dalam melakuhkan penelitian ada dua pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan secara
kualitatif dan kuantitatif. Jika data yang diperoleh dalam penelitian di sajikan dalam bentuk
uraian kata – kata atau kalimat, maka pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Namun,
apabila data yang digunakan berbentuk angka – angka dan cara pengolohanya menggunakan
analisis statistik, maka pendekatan yang digunakan adalah bentuk kuantitatif.
6. E. Teknik pengumpulan data secara Kuantitatif
Teknik pengumpulan data secara Kuantitatif adalah penelitian yang datanya berbentuk
angka – angka dan hasil dari penelitian juga berupa angka sebagai jawaban pasti. Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-
teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian
yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental
antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif
melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta
menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase
tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa
mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga
hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan
dapat diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data ini
adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.
7. BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Validitas Instrument Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Setiap variable di ukur
dengan menggunakan skala internal, sedangkan skor menggunakan perbandingan jawaban yang
di tentukan dengan dua alternatif jawaban.
B. Pengujian Data
Uji validitas yaitu suatu ukuran yang menunjukan kevalidan atau keabsahan suatu
instrument.bsuatu instrumen yang valid memiliki validitas data yang tinggi, demikian
sebaliknya. Sebuah intrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang di inginkan
dalam sebuah penelitian dan dapat diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang
variable yang dimaksud.
Untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen, penulis mencoba instrumen tersebut pada
sasaran dalam penelitian. Langkah ini di sebut dengan kegiantan uji coba (try out) instrumen.
Untuk mengetahui ketepatan data diperlukan uji validitas. Dua macam validitas sesuai dengan
cara pengujinya adalah sebagai berikut.
1. Validatas eksternal, yaitu apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai
dengan data atau informasi lain mengenai lain variabel penelitian yang dimaksud. Data
dihitung secara keseluruhan.
2. Validitas internal, yaitu apabila terdapat kesesuaian antara bagian – bagian instrumen
secara keseluruhan.
8. BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melihat dari hasil dari penelitian saya, saya menyimpulkan bahwa dalam penggunaan
teknologi seperti hand phone dan lain sebagainya, internet, lingkungan seperti tempat tinggal dan
dalam pergaulan, dan yang terakhir pegaruh dari media massa, sangat memengaruhi dan sangat
membahayakan terhadap pembentukan prilaku siswa dan siswi. Padahal mereka tahu bahwa
yang mereka lihat itu akan sangat berdampak negatife bagi mereka sendiri. Dari pada itu mereka
juga hidup dalam kesalahan yang dinilai dari segi agamapun bahwa itu sangat berdosa, karena
akan memicu dosa yang lebih besar. Mereka lebih mementingkan menghabiskan waktunya untuk
melihat video porno di banding melakuhkan aktivitas yang bermanfaat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saya sebagai peneliti menyarankan:
1. Agar lebih sering dilakukan penyuluhan-penyuluhan tentang bahaya dari video porno dan
pengaruh yang ditimbulkannya di kalangan para remaja khususnya yang duduk di bangku
sekolah.
2. Hendaknya tata tertib sekolah lebih di tingkatkan agar siswanya tidak akan mengulangi
kesalahan yang sama (Melihat ataupun menyebarkan video porno).
3. Hendaknya sekolah-sekolah lebih sering melakukan razia kepada para murid-muridnya
agar para remaja tidak ada yang menyebarkan video porno di sekolah.
4. Hendaknya para orangtua lebih mengenal dan mengawasi anak-anaknya agar anak-
anaknya bisa, baik dari segi moral maupan agama.
9. DAFTAR PUSTAKA
• Vina Dwi Laning. 2008. Kenakalan Remaja dan Penanggulanganya :Pornografi, Klaten
: direktorat
• jenderal manajemen pendidikan dasar dan menengah kementrian pendidikan nasional.
• Bimata Tim. 2013. Rancangan Penelitian : Konsep dasar Penelitian, Sukoharjo : CV
Willian.
• M. Sa’abah, Perilaku Seks Menyimpang dan Seksualitas Kontemporer Umat Islam,
• (Yogyakarta: UI Press, 2001).
• Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi II (Jakarta:
Balai
• Pustaka, 2005).
• Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2008 tentang Pornografi dan Penjelasannya (Cet. II;
• IndonesiaTera: Jakarata, 2009).
10. DAFTAR PUSTAKA
• Vina Dwi Laning. 2008. Kenakalan Remaja dan Penanggulanganya :Pornografi, Klaten
: direktorat
• jenderal manajemen pendidikan dasar dan menengah kementrian pendidikan nasional.
• Bimata Tim. 2013. Rancangan Penelitian : Konsep dasar Penelitian, Sukoharjo : CV
Willian.
• M. Sa’abah, Perilaku Seks Menyimpang dan Seksualitas Kontemporer Umat Islam,
• (Yogyakarta: UI Press, 2001).
• Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi II (Jakarta:
Balai
• Pustaka, 2005).
• Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2008 tentang Pornografi dan Penjelasannya (Cet. II;
• IndonesiaTera: Jakarata, 2009).