1. BAB I
KONSEP MEDIS
1. PENGERTIAN
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan wanita yang stroma
yang disertai pembentukan jaringan ikat padat, mulai dari duktus laktiverus
kemudian menjalan ke jaringan klasifikasi dan reaksi radang.
Kanker baru ditemukan pada tumor – tumor payudara sesuai dengan
namanya, merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar stroma jaringan
ikat, tetapi sering pula ditemukan massa produksi paling sering ditemukan
wanita usia lebih dari 40 tahun.
2. ETIOLOGI
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun
beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian
kanker payudara, yaitu :
a. Umur > 30 tahun
b. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker
payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja
membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang
diantaranya berubah ke arah sel ganas.
c. Melahirkan anak pertama pada usia > 30 tahun
Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan
hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah
punya anak.
2. d. Usia menarche < 12 tahun
e. Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak payudara.
f. Therapi hormonal lama
g. Mempunyai kanker payudara kontralateral
h. Pernah mengalami radiasi di daerah dada.
i. Pernah menjalani operasi ginekologi misalnya tumor ovarium
j. Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara
perempuan ibu, saudara perempuan, adik atau kakak.
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar
pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker
payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46)
k. Kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak seperti kelainan fibro
kistik yang ganas
3. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Anatomi
Secara fisiologis anatomi payudara terdiri dari : alveolus, ductulus,
ductus, lactiverus, s. lativerus, ampulla, pori papilla dan tepi alveolar.
Gambar 2.1. Gambar payudara (potongan melintang).
3. Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang di pengaruhi
hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui
pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopuse. Sejak
pubertas pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan
juga hormon hipofise, telah menyebabkan ductus berkembang dan timbulnya
asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi.
Sekitar hari ke delapan menstruasi, payudara jadi lebih besar dan pada
beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal.
Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa
hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri. Sehingga
pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu
pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu
besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi
waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena
epitel ductus lobul dan ductus alveolus berproliferasi, dan tumbuh ductus
baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger)
laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian
dikeluarkan melalui ductus ke puting susu.
4. PATOFISIOLOGI
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak tergantung
pada jaringan-jaringan payudara yang terkena. Ketergantungan estrogennya
dan usia permulaannya. Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen
defendant” mengandung reseptor yang mengikat ekstradikal, suatu tipe
estrogen. Pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak
muncul pada jaringan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia.
4. Kehadiran tumor estrogen defendant diindentifikasikan dengan suatu uji
“estrogen reseptor assay (ERA) pada jaringan lebih tinggi dari pada kanker ini
memberikan respon terhadap hormon treatment (endokrin Chemoterapi,
oophorectomy, adrenalectomy).
5. MANIFESTASI KLINIK
Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan, rasa sakit, keluar
cairan dari puting susu, timbulnya kelainan kulit. Pembesaran kelenjar getah
bening, atau tanda metastase jauh. Setiap kelainan payudara harus dipikirkan
ganas sebelum dibuktikan tidak. Pengeluaran cairan dari puting adanya nyeri
lebih mengarah ke kelainan fibriokistik.
Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di
payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada
perlengketan dan lekukan pada kulit dan terjadinya luka yang tidak sembuh
dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting,
pembengkakan lokal. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu
Tanggal 29-8-2005, Harianto, dkk)
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan
padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm,
biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar
payudara. (Erik T, 2005, hal : 42)
6. DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan histophatologis
yang dilakukan dengan :
a. Biopsi eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor serta sedikit
jaringan sehat sekitarnya bila tumor < 5 cm.
5. b. Biopsi insisi, dengan mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikit
jaringan sehat dilakukan untuk tumor-tumor yang inoperabel atau > 5 cm.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dapat dilakukan pemeriksaan mamografi untuk menemukan benjolan
yang kecil sekalipun. Tanda berupa mikro kalsifikasi tidak khas untuk kanker.
Bila secara klinis dicurigai ada tumor dan pada mamografi tidak ditemukan
apa-apa, maka pemeriksaan harus dilanjutkan dengan biopsi. Mamografi pada
masa pramenopause kurang bermanfaat karena gambaran kanker diantara
jaringan kelenjar kurang tampak.
Ultrasonografi berguna terutama untuk menentukan adanya kista,
kadang tampak kista sebesar 1- 2 cm.
Pemeriksaan sitologi pada sediaan yang diperoleh dari fungsi dengan jarum
halus dapat dipakai untuk menetukan apakah akan segera di siapkan
pembedahan dengan sediaan beku atau akan dilanjutkan dengan pemeriksaan
lain atau langsung akan dilakukan eksterpasi. Hasil positif pada pemeriksaan
sitologi bukan indikasi untuk bedah radikal, sebab hasil negatif palsu sering
terjadi, sedangkan hasil pemeriksaan positif palsu selalu dapat terjadi.
8. KLASIFIKASI KANKER PAYUDARA
Klasifikasi TNM kanker payudara (AJCC 1992)
a. Tumor primer (T)
1) Tx
: Tumor primer tidak dapat ditentukan.
2) T0
: Tidak terbukti adanya tumor primer
3) Tis
:
-
Kanker in situ.
-
Kanker intraduktul atau lobular in situ.
-
Penyakit paget pada papila tanpa teraba tumor.
6. 4) T1
: Tumor < 2 cm.
T1a
: Tumor < 0,5 cm
T1b
: Tumor 0,5 – 1 cm
T1c
: Tumor 1 – 2 cm
5) T2
: Tumor 2 – 5 cm
6) T3
: Tumor di atas 5 cm
7) T4
: Berapapun ukuran tumor, dengan penyebaran langsung ke
dinding dada atau kulit. Dinding dada termasuk kosta, otot
interkostal, otot serratus anterior. Tidak termasuk otot
pektoralis.
T4a
: Melekat pada dinding dada
T4b
: Edema peau d’ orange, ulserasi kulit, nodul satelit pada
daerah payudra yang sama.
T4c
: T4a dan T4b
T4d
: Karcinoma inflamatoir = mastitis karsinomatosis
b. Nodus limfe regional (N)
1) Nx
: Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan.
2) N0
: Tidak teraba kelenjar axila.
3) N1
: Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak
melekat.
N2
: Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat
satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.
N3
: Terdapat pembedaran kelenjar mamaria interna homolateral.
c. Metastase jauh (M)
1) Mx
: Metastase jauh tidak dapat ditemukan
2) M0
: Tidak ada metastase jauh.
M1
: Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula.
Stadium kanker payudara
7. a) Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena
(LN) atau penyebaran luas.
b) Stadium II a : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak
ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN.
c) Stadium II b : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor
lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN.
d) Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN.
Semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh.
e) Stadium IIIb : Semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding
dada atau kulit. Semua tumor dengan edema pada tangan atau
keterlibatan LN supraklavikular.
f) Stadium IV : Semua tumor dengan metastasis jauh.
9. PENATALAKSANAAN
Bantuan stadium yang masih operabel/kurabel adalah stadium IIIa.
Sedangkan terapi pada stadium IIIb dan IV tidak lagi mastektomi, melainkan
pengobatan paliatif.
Tindakan operatif tergantung pada stadium kanker yaitu :
a. Pada stadium I dan II dilakukan mastektomi radikal atau modifikasi
mastektomi radikal. Setelah itu periksa KGB, bila ada metastase
dilanjutkan dengan radiasi regional dan kemotherapi adjuvan. Dapat pula
dilakukan mastektomi simpleks yang harus diikuti radiasi tumor bed dan
daerah KGB regional. Pada T2 N1 dilakukan mastektomi radikal dan
radiasi lokal di daerah tumor bed dan KGB regional. Untuk setiap tumor
yang terletak pada kuadran sentral atau medial payudara harus dilakukan
radiasi pada rantai KGB regional.
8. b. Pada stadium IIIa dilakukan mastektomi radikal ditambah kemotherapi
adjuvan, atau mastektomi simpleks ditambah radioterapi pada tumor
bedah dan KGB regional.
Pada stadium yang lebih lanjut, dilakukan tindakan palliatif dengan
tujuan :
a. Mempertahankan kualitas hidup pasien agar tetap baik/tinggi dan
menganggap bahwa kematian adalah proses yang normal.
b. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
c. Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang mengganggu.
10. PENCEGAHAN
Mencegah kanker mammae dapat dimulai dari menghindari faktor
penyebab, kemungkinan juga menemukan kasus ini sehingga dapat dilakukan
pengobatan kuratif.
Pemeriksaan payudara sendiri oleh seorang wanita sebulan sekali pada
hari kedelapan menstruasi dapat dianjurkan. Pemeriksaan oleh dokter, bila ada
yang dicurigai, dan bila seseorang tergolong dalam resiko tinggi, diperlukan
pada waktu tertentu, terutama bila usianya diatas 35 tahun. bila perlu dapat
dibuata mamogram. Apakah mamogram dapat dilakukan secara rutin, masih
dipertanyakan, mengingat bahaya radiasi sendiri, kecuali dengan alat rontgen
penyaring yang mutakhir.
Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada
payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak
terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput,
lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu
atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
9. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua
payudara.
Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa
lagi.
Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang
kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri
dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada
payudara.
Kemudian
periksa
juga
apakah
ada
benjolan
atau
pembengkakan pada ketiak kiri.
Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar
susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan
mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak
dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa
ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter.
Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh
secara sempurna.
Lakukan
hal
yang
sama
untuk
payudara
dan
ketiak
kanan
(www.vision.com jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber :
Ramadhan)
10. BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Tgl. MRS
: 30 – 04 - 2011
Tgl. Pengkajian : 01 – 05 – 2011
No. Register
: 07 94 62
Ruangan
: Tulip Perawatan Bedah
Dx. Medis
: Ca Mamae Pre Operasi
1. Biodata
a. Identitas klien
1) Nama
: Ny. W
2) Umur
: 35 tahun
3) Jenis kelamin
: Perempuan
4) Pendidikan
: SMA
5) Agama
: Islam
6) Suku/bangsa
: Bugis/Indonesia
7) Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
8) Pendapatan
: Rp. 750.000
9) Alamat
: kambu lr. lasitarda
10) No. Askes
: 180 14 3038703 9
11. b. Identitas penanggung
1) Nama
: Tn. H
2) Umur
: 37 tahun
3) Jenis kelamin
: Laki-laki
4) Pendidikan
: PNS (guru)
5) Agama
: Islam
6) Suku/bangsa
: Bugis/Indonesia
7) Pekerjaan
: Pensiunan
8) Pendapatan
: Rp. 1.500.000
9) Hubungan dengan klien : Suami
10) Alamat
: kambu , lrg.lasitarda
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
1) Keluhan utama :
Nyeri hebat disekitar payudara kiri.
2) Riwayat keluhan utama :
Awalnya klien merasakan benjolan yang menetap diatas areola mame.
Beberapa bulan kemudian benjolan turun ke area putting susu dan
akhirnya benjolan semakin besar dan nyeri semakin dirasakan.
Akhirnya pada tanggal 30 april 2011 klien diantar oleh keluarganya ke
RSUD SULTRA.
12. b. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Klien tidak pernah menderita penyakit kronis.
2) Tidak pernah dioperasi sebelumnya.
3) Tidak ada riwayat alergi.
4) Tidak ada riwayat ketergantungan obat, alkohol dan rokok.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Keterangan
:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Sudah meninggal
: Tinggal serumah
Keterangan :
13. 3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
: Lemah
b. Tingkat kesadaran
: Compos mentis
c. Tanda-tanda vital :
1) Tekanan darah
: 120/70 mmHg
2) Denyut nadi
: 80 x/menit
3) Pernapasan
: 20 x/menit
4) Suhu
: 37 0 C.
d. Tinggi badan
: 160 cm
Berat badan
: 53 kg
e. Kepala
1) Inspeksi
a) Warna rambut hitam
b) Penyebaran merata
c) Kulit kepala bersih
2) Palpasi
a) Tidak ada nyeri tekan.
b) Tidak teraba massa
c) Rambut tidak mudah tercabut.
f. Muka
1) Inspeksi
14. a) Simetris kiri dan kanan
b) Tidak nampak adanya gerakan abnormal.
c) Ekspresi wajah cemas dan sesekali meringis
2) Palpasi
a) Tidak ada nyeri tekan
b) Tidak teraba massa
g. Mata
1) Inspeksi
a) Palpebra tidak ada peradangan
b) Sclera tidak icterus
c) Conjungtiva tidak anemis
d) Posisi mata simetris kiri dan kanan
e) Dapat melihat ke semua arah
f) Penutupan kelopak mata baik
2) Palpasi
a) Bola mata teraba kenyal
b) Tidak ada nyeri tekan
h. Hidung
1) Inspeksi
a) Simetris antara lubang hidung kiri dan kanan
b) Tidak ada deviasi septum
c) Tidak ada sekret dan darah
15. d) Tidak nampak adanya peradangan
2) Palpasi
a) Tidak ada nyeri tekan pada sinus
i. Telinga
1) Inspeksi
a) Posisi telinga simetris kiri dan kanan
b) Tidak nampak adanya serumen/sekret
c) Tidak nampak adanya peradangan/perdarahan
d) Tidak memakai alat bantu dengar
2) Palpasi
a) Tidak ada nyeri tekan pada tulang tragus dan tulang mastoid
j. Mulut
1) Inspeksi
a) Gigi :
-
Keadaan gigi bersih
-
Jumlah gigi 30 buah
-
Gigi yang copot ada 2 buah
-
Tidak memakai gigi palsu.
b) Gusi/lidah
-
Gusi tidak radang
-
Lidah tidak tremor
-
Ovula berada di tengah
16. c) Bibir
-
Tidak pucat dan tidak cyanosis
-
Bibir lembab dan tidak pecah-pecah
k. Leher
1) Inspeksi
a) Tidak nampak adanya pembesaran kelenjar tyroid
b) Tidak nampak pembesaran kelenjar limfe
c) Tidak nampak pembesaran vena jugularis
2) Palpasi
a) Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan limfe.
b) Tidak teraba pembesaran vena jugularis
c) Tidak ada kaku kuduk
l. Axilla dan payudara
1) Inspeksi
a) Nampak kemerahan disekitar kulit payudara kiri
b) Nampak udem/bengkak disekitar payudara kiri
c) Adanya retraksi putting susu payudara kiri.
2) Palpasi
a) Nyeri tekan pada daerah payudara kiri
b) Tidak teraba adanya massa pada payudara kanan
c) Teraba adanya massa pada payudara kiri.
d) Tidak ada nyeri tekan pada payudara kanan.
17. m. Thorax dan paru
1) Inspeksi
a) Bentuk dada simetris kiri dan kanan.
b) Bentuk anterior pasterior : transversal : 1 – 2
c) Pergerakan dada searah dengan pola nafas
d) Frekuensi pernafasan : 20 x /menit
e) Irama pernafasan teratur
2) Palpasi
a) Terdapat nyeri tekan pada dada kiri sekitar payudara.
b) Tactil fremitus seimbang kiri dan kanan
3) Perkusi
a) Resonan di seluruh lapang paru
4) Auskultasi
a) Suara nafas vesikuler
b) Tidak ada bunyi tambahan
n. Jantung
1) Inspeksi
a) Ictus cordis tidak nampak
b) Tidak ada lesi pada daerah jantung
2) Palpasi
a) Ictus cordis teraba pada ICS 5 midclavicula kiri
3) Perkusi
18. a) Bunyi pekak pada area ICS 2 – 5 kiri
4) Auskultasi
a) BJ. I
: ICS 5 linea sternal kiri (bicuspidal)
: ICS 4 linea sternal kiri (trikuspidal)
BJ. II
: ICS 2 linea sternal kanan (aorta)
: ICS 2 linea sternal kiri (pulmonal)
b) Tidak ada bunyi tambahan
o. Abdomen
1) Inspeksi
a) Permukaaan perut rata, tidak membuncit.
b) Warna kulit sama dengan sekitarnya
c) Tidak ada luka/lesi
2) Auskultasi
a) Peristaltik usus 7 x/menit
3) Palpasi
a) Tidak teraba massa
b) Tidak ada pembesaran hati dan lien
c) Tidak ada nyeri tekan
4) Perkusi
a) Terdengar bunyi tympani pada area perut.
p. Genitalia dan anus
19. Tidak dilakukan pemeriksaan karena tidak ada keluhan.
q. Extremitas
1) Extremitas atas
a) Inspeksi
-
Pergerakan kiri
-
Tidak ada oedema
-
Kekuatan otot 2/5
-
Koordinasi terganggu
-
Lengan kiri agak nyeri bila bergerak
-
Lengan kiri tidak bisa diangkat ke atas kepala.
2) Extremitas bawah
a) Inspeksi
-
Tidak ada oedema
-
Tidak ada lesi
-
Kekuatan otot 5/5
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
3) Reflex
a) Extremitas atas
-
Bicep kanan/kiri : +/+
-
Tricep kanan/kiri : -/+
b) Extremitas bawah
20. -
KPR kanan/kiri : +/+
-
APR kanan/kiri : +/+
4) Sensori
a) Nyeri
: +/+
b) Rangsang suhu
: +/+
c) Rasa raba
: +/+
r. Kulit
1) Inspeksi
a) Warna kulit sawo matang
b) Tidak ada oedema
c) Tidak ada hiperigmentasi/hipopigmentasi
2) Palpasi
a) Turgor kulit elastis
b) Tidak ada nyeri tekan
s. Status neorologis
1) Tidak ada gangguan memori
2) Dapat mengenal tempat, waktu dan orang
3) Tidak ada gangguan koordinasi
4) Tidak ada gangguan persepsi sensoris
21. 4. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan :
a. Laboratorium tanggal 01– 05 – 2011
Normal
1) SGOT
: 35
(10 – 40 u/L)
2) SGPT
: 30
(5 – 35 u/L)
3) Ureum darah
: 50
(10 – 50 mgr/dl)
4) Kreatinin darah : 1,2
(0,7 – 1,1 mgr/dl)
b. Laboratorium tanggal 01 – 05 – 2011
1) HB
: 13 gr %
(12 – 16 gr %)
2) Eritrosyt
: 4x106 /mm3
(4,2 – 5,9 juta/mm3)
3) LED/BBS
: 13.000 /mm3
c. Laboratorium patologi anatomi tanggal 01 – 05 – 2011 : Adenoma
karsinoma invasif ductal .
5. Pola Kehidupan Sehari-Hari
a. Nutrisi
1) Kebiasaan :
Sebelum Sakit :
a) Berat badan
: 58kg
b) Tinggi badan
: 160 cm
c) Makanan yang disukai
:
d) Makanan yang tidak disukai
: tidak ada
e) Makanan pantangan
: tidak ada
f) Nafsu makan :
ikan bakar
( ) Baik
( ) Sedang – alasan ; mual / muntah / sariawan
22. ( √ ) Kurang - alasan ; mual / muntah / sariawan
Perubahan Setelah Sakit :
a) Jenis diet
: diet tinggi protein
b) Nafsu makan
: ( ) Baik
( ) Sedang – alasan mual
( √ ) Kurang - alasan ; mual / muntah / sariawan
c) Rasa mual ( )
Muntah ( )
d) Perubahan berat badan 3 bulan terakhir : 5 kg
e) Berat Badan saat dikaji : 53 kg
Data Lainnya :
IMT : BB/TB2
= 53 /(1.60 ) 2
= 53/2.56
= 21.7 (normal)
Nilai normal IMT : 18.5-25
BBI : TB-100 (± 10% TB )
= 60 ± ( 6,0
)
= 54-66
Klien tidak memenuhi standardisasi Beart Badan Ideal
23. b.
Pola Eliminasi
Sebelum Sakit :
a)
Buang Air Besar
Frekuensi
: 1× sehari
Penggunaan pencahar
: tidak pernah
Konsistensi
: padat
Buang Air Kecil
Frekuensi
: 3×sehari
Warna
: kuning
Bau
: amoniak
Perubahan Setelah Sakit
a) BAB
: 1 × sehari
b) BAK
: 1×sehari
2)
b. Eliminasi
1) BAK
a) Kebiasaan
-
Frekuensi
: 3 x /hari
-
Warna
: kuning
-
Bau
: pesing
b) Perubahan setelah sakit : tidak ada
24. c. Aktivitas dan olahraga
1) Kebiasaan
a) Klien jarang berolahraga
b) Kegiatan dirumah : membersihkan rumah dan memasak
2) Perubahan setelah sakit : jarang membersihkan rumah
d. Istirahat dan tidur
1) Kebiasaan
a) Tidur malam jam 22.00 – 05.00 wita
b) Tidur siang jam 13.15 – 15.00 wita
2) Perubahan setelah sakit : klien lebih banyak tidur
e. Personal hygiene
1) Kebiasaan
a) Mandi
: frekuensi : 2 x sehari
b) Sikat gigi
: frekuensi : 2 x sehari
c) Cuci rambut : frekuensi : 3 x /minggu
2) Perubahan setelah sakit : tidak ada
6. Interaksi Sosial
a. Orang terdekat klien adalah suami dan anaknya
b. Klien mudah bergaul dengan teman
c. Hubungan dalam keluarga baik
7. Psikososial
25. a. Tanggapan klien terhadap penyakitnya : klien merasa cemas
b. Klien selalu bertanya tentang penyakitnya
c. Harapan klien agar cepat sembuh
d. Klien mudah bekerjasama dengan petugas kesehatan
8. Kegiatan Keagamaan
Klien rajin shalat dan mengikuti kajian-kajian di mesjid
9. Pengobatan dan Perawatan
a. Pengobatan :
1) Antrain 3 x 500 mg
2) Amoxyllin 3 x 500 mg
3) B.complex 2 x 1 kaplet
4) Cimetidin 3 x 1 tablet
b. Perawatan :
1) Rawat luka/drain
2) Diet nasi biasa
3) Observasi tanda-tanda vital
26. Klasifikasi Data
Data subjektif
-
Data obyektif
Klien mengeluh nyeri pada
-
sekitar payudara sebelah kiri
Klien
nampak
meringis
kesakitan
menjalar ke
Klien tampak takut bergerak.
kanan.
-
-
Klien nampak lemah dan lesu
Klien mengeluh sakit jika
-
Ekspresi
lengan digerakkan.
-
Klien mengeluh badan terasa
Klien
-
tidak
mau
banyak
-
Klien nampak malu dengan
kondisi tubuhnya
Klien mengatakan khawatir
-
akan kondisinya
-
Klien nampak gelisah dan
khawatir
bergerak.
-
tampak
murung.
lemah.
-
wajah
Tampak
pembesaran
pada
payudara
-
Porsi makan tidak dihabiskan
melihat tubuhnya
-
Klien mengatakan tidak mau
-
Klien nampak kurus
-
Terjadi penurunan berat badan
Klien
mengatakan
merasa
malu akan keadannya
-
Klien mengeluh nafsu makan
menurun
IMT : BB/TB2
= 53 /(1.60 ) 2
= 53/2.56
= 21.7 (normal)
Nilai normal IMT : 18.5-25
BBI : TB-100 (± 10% TB )
= 60 ± ( 6,0 )
= 54-66
27. Analisa Data
Symptomp
DS :
-
Klien mengeluh
Etiologi
Problem
Ganggauan hormone:
peningkatan kadar
estrogen
Nyeri
nyeri pada sekitar
payudara sebelah
Reseptor yang
mengikat estradikal
kiri menjalar ke
kanan.
DO :
-
Klien nampak
Pertumbuhan sel-sel
epotel payudara yan
abnormal
Malignasi
meringis kesakitan
CA MAMAE
Sel-sel kanker
menekan jaringan
sekitar
Penekanan serabut
saraf
Stimulasi saraf nyeri
Sensasi nyeri dijalan
kan ke SSP melalui
serabut saraf sensorik
Saraf motorik
Nyeri di presepsikan
28. Nyeri di presepsikan
DS :
-
Klien
mengeluh
Nyeri mengalir pada
sakit jika lengan lengan kiri
Gangguan Mobilitas
Fisik
digerakkan.
-
Klien
badan
Ketidak mampuan
mengeluh mobilisasi lengan kiri
dari tubuh
terasa
lemah.
-
Klien tidak mau
banyak bergerak.
DO :
-
Klien
tampak
takut bergerak.
-
Klien
nampak
lemah dan lesu
CA MAMAE
DS :
-
Klien mengatakan
khawatir
akan
Krisis situasi
kondisinya
Stress psikologis
DO :
-
Ekspresi
wajah
tampak murung.
-
Hospitalisasi
Klien
gelisah
khawatir
nampak
dan
Perasaan takut,
khawatir
Ansietas
29. CA MAMAE
DS :
-
Gangguan Citra Tubuh
Klien mengatakan
Pembesaran pada
tidak mau melihat salahsatu payudara
tubuhnya
-
Perubahan
Klien mengatakan postur/bentuk tubuh
merasa malu akan
keadannya
DO :
-
Klien
nampak
malu
dengan
kondisi tubuhnya
-
Tampak
pembesaran pada
payudara
CA MAMAE
DS :
-
Klien
mengeluh
nafsu
menurun
DO :
-
-
-
Peningkatan
makan metabolism sel-sel
epitel kanker mamae
Nutrisi jaringan
normal diambil aleh
Porsi makan tidak
sel-sel maligna
dihabiskan
Sel-sel kekurangan
Klien
nampak
energy
kurus
ATP berkurang
Terjadi penurunan
berat badan
2
IMT : BB/TB
= 53 /(1.60
)2
Penurunan berat
badan, anoreksia
Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tubuh
30. = 53/2.56
= 21.7
(normal)
Nilai normal IMT
: 18.5-25
BBI : TB-100 (±
10% TB )
= 60 ± (
6,0 )
= 54-66
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor ditandai dengan
nampak meringis kesakitan dan mengeluh nyeri disebelah kiri yng menjalar ke
kanan.
DS :
- Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke
kanan.
DO :
- Klien nampak meringis kesakitan
31. 2.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu ditandai
dengan :
DS :
- Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.
- Klien mengeluh badan terasa lemah.
- Klien tidak mau banyak bergerak.
DO :
- Klien tampak takut bergerak.
- Klien nampak lemah dan lesu
3.
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan (kondisi penyakit)
ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan khawatir akan kondisinya
DO :
- Ekspresi wajah tampak murung.
- Klien nampak gelisah dan khawatir
4.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh ditandai
dengan :
DS :
- Klien mengatakan tidak mau melihat tubuhnya
- Klien mengatakan merasa malu akan keadannya
DO :
- Klien nampak malu dengan kondisi tubuhnya
- Tampak pembesaran pada payudara
5.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
pertumbuhan sel-sel kanker ditandai dengan :
DS :
- Klien mengeluh nafsu makan menurun
32. DO :
- Porsi makan tidak dihabiskan
- Klien nampak kurus
- Terjadi penurunan berat badan
IMT : BB/TB2
= 53 /(1.60 ) 2
= 53/2.56
= 21.7 (normal)
Nilai normal IMT : 18.5-25
BBI : TB-100 (± 10% TB )
= 60 ± ( 6,0
= 54-66
)