SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
BAB I
KONSEP MEDIS

1. PENGERTIAN

Kanker payudara merupakan penyakit keganasan wanita yang stroma
yang disertai pembentukan jaringan ikat padat, mulai dari duktus laktiverus
kemudian menjalan ke jaringan klasifikasi dan reaksi radang.
Kanker baru ditemukan pada tumor – tumor payudara sesuai dengan
namanya, merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar stroma jaringan
ikat, tetapi sering pula ditemukan massa produksi paling sering ditemukan
wanita usia lebih dari 40 tahun.

2. ETIOLOGI

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun
beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian
kanker payudara, yaitu :
a. Umur > 30 tahun
b. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker
payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja
membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang
diantaranya berubah ke arah sel ganas.
c. Melahirkan anak pertama pada usia > 30 tahun
Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan
hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah
punya anak.
d. Usia menarche < 12 tahun
e. Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak payudara.
f. Therapi hormonal lama
g. Mempunyai kanker payudara kontralateral
h. Pernah mengalami radiasi di daerah dada.
i. Pernah menjalani operasi ginekologi misalnya tumor ovarium
j. Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara
perempuan ibu, saudara perempuan, adik atau kakak.
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar
pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker
payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46)
k. Kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak seperti kelainan fibro
kistik yang ganas

3. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Anatomi
Secara fisiologis anatomi payudara terdiri dari : alveolus, ductulus,
ductus, lactiverus, s. lativerus, ampulla, pori papilla dan tepi alveolar.

Gambar 2.1. Gambar payudara (potongan melintang).
Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang di pengaruhi
hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui
pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopuse. Sejak
pubertas pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan
juga hormon hipofise, telah menyebabkan ductus berkembang dan timbulnya
asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi.
Sekitar hari ke delapan menstruasi, payudara jadi lebih besar dan pada
beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal.
Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa
hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri. Sehingga
pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu
pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu
besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi
waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena
epitel ductus lobul dan ductus alveolus berproliferasi, dan tumbuh ductus
baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger)
laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian
dikeluarkan melalui ductus ke puting susu.

4. PATOFISIOLOGI

Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak tergantung
pada jaringan-jaringan payudara yang terkena. Ketergantungan estrogennya
dan usia permulaannya. Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen
defendant” mengandung reseptor yang mengikat ekstradikal, suatu tipe
estrogen. Pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak
muncul pada jaringan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia.
Kehadiran tumor estrogen defendant diindentifikasikan dengan suatu uji
“estrogen reseptor assay (ERA) pada jaringan lebih tinggi dari pada kanker ini
memberikan respon terhadap hormon treatment (endokrin Chemoterapi,
oophorectomy, adrenalectomy).

5. MANIFESTASI KLINIK

Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan, rasa sakit, keluar
cairan dari puting susu, timbulnya kelainan kulit. Pembesaran kelenjar getah
bening, atau tanda metastase jauh. Setiap kelainan payudara harus dipikirkan
ganas sebelum dibuktikan tidak. Pengeluaran cairan dari puting adanya nyeri
lebih mengarah ke kelainan fibriokistik.
Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di
payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada
perlengketan dan lekukan pada kulit dan terjadinya luka yang tidak sembuh
dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting,
pembengkakan lokal. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu
Tanggal 29-8-2005, Harianto, dkk)
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan
padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm,
biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar
payudara. (Erik T, 2005, hal : 42)

6. DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA

Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan histophatologis
yang dilakukan dengan :
a. Biopsi eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor serta sedikit
jaringan sehat sekitarnya bila tumor < 5 cm.
b. Biopsi insisi, dengan mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikit
jaringan sehat dilakukan untuk tumor-tumor yang inoperabel atau > 5 cm.

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dapat dilakukan pemeriksaan mamografi untuk menemukan benjolan
yang kecil sekalipun. Tanda berupa mikro kalsifikasi tidak khas untuk kanker.
Bila secara klinis dicurigai ada tumor dan pada mamografi tidak ditemukan
apa-apa, maka pemeriksaan harus dilanjutkan dengan biopsi. Mamografi pada
masa pramenopause kurang bermanfaat karena gambaran kanker diantara
jaringan kelenjar kurang tampak.
Ultrasonografi berguna terutama untuk menentukan adanya kista,
kadang tampak kista sebesar 1- 2 cm.
Pemeriksaan sitologi pada sediaan yang diperoleh dari fungsi dengan jarum
halus dapat dipakai untuk menetukan apakah akan segera di siapkan
pembedahan dengan sediaan beku atau akan dilanjutkan dengan pemeriksaan
lain atau langsung akan dilakukan eksterpasi. Hasil positif pada pemeriksaan
sitologi bukan indikasi untuk bedah radikal, sebab hasil negatif palsu sering
terjadi, sedangkan hasil pemeriksaan positif palsu selalu dapat terjadi.

8. KLASIFIKASI KANKER PAYUDARA

Klasifikasi TNM kanker payudara (AJCC 1992)
a. Tumor primer (T)
1) Tx

: Tumor primer tidak dapat ditentukan.

2) T0

: Tidak terbukti adanya tumor primer

3) Tis

:

-

Kanker in situ.

-

Kanker intraduktul atau lobular in situ.

-

Penyakit paget pada papila tanpa teraba tumor.
4) T1

: Tumor < 2 cm.

T1a

: Tumor < 0,5 cm

T1b

: Tumor 0,5 – 1 cm

T1c

: Tumor 1 – 2 cm

5) T2

: Tumor 2 – 5 cm

6) T3

: Tumor di atas 5 cm

7) T4

: Berapapun ukuran tumor, dengan penyebaran langsung ke
dinding dada atau kulit. Dinding dada termasuk kosta, otot
interkostal, otot serratus anterior. Tidak termasuk otot
pektoralis.

T4a

: Melekat pada dinding dada

T4b

: Edema peau d’ orange, ulserasi kulit, nodul satelit pada
daerah payudra yang sama.

T4c

: T4a dan T4b

T4d

: Karcinoma inflamatoir = mastitis karsinomatosis

b. Nodus limfe regional (N)
1) Nx

: Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan.

2) N0

: Tidak teraba kelenjar axila.

3) N1

: Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak
melekat.

N2

: Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat
satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.

N3

: Terdapat pembedaran kelenjar mamaria interna homolateral.

c. Metastase jauh (M)
1) Mx

: Metastase jauh tidak dapat ditemukan

2) M0

: Tidak ada metastase jauh.

M1

: Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula.

Stadium kanker payudara
a) Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena
(LN) atau penyebaran luas.
b) Stadium II a : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak
ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN.
c) Stadium II b : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor
lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN.
d) Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN.
Semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh.
e) Stadium IIIb : Semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding
dada atau kulit. Semua tumor dengan edema pada tangan atau
keterlibatan LN supraklavikular.
f) Stadium IV : Semua tumor dengan metastasis jauh.

9. PENATALAKSANAAN

Bantuan stadium yang masih operabel/kurabel adalah stadium IIIa.
Sedangkan terapi pada stadium IIIb dan IV tidak lagi mastektomi, melainkan
pengobatan paliatif.
Tindakan operatif tergantung pada stadium kanker yaitu :
a. Pada stadium I dan II dilakukan mastektomi radikal atau modifikasi
mastektomi radikal. Setelah itu periksa KGB, bila ada metastase
dilanjutkan dengan radiasi regional dan kemotherapi adjuvan. Dapat pula
dilakukan mastektomi simpleks yang harus diikuti radiasi tumor bed dan
daerah KGB regional. Pada T2 N1 dilakukan mastektomi radikal dan
radiasi lokal di daerah tumor bed dan KGB regional. Untuk setiap tumor
yang terletak pada kuadran sentral atau medial payudara harus dilakukan
radiasi pada rantai KGB regional.
b. Pada stadium IIIa dilakukan mastektomi radikal ditambah kemotherapi
adjuvan, atau mastektomi simpleks ditambah radioterapi pada tumor
bedah dan KGB regional.
Pada stadium yang lebih lanjut, dilakukan tindakan palliatif dengan
tujuan :
a. Mempertahankan kualitas hidup pasien agar tetap baik/tinggi dan
menganggap bahwa kematian adalah proses yang normal.
b. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
c. Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang mengganggu.

10. PENCEGAHAN

Mencegah kanker mammae dapat dimulai dari menghindari faktor
penyebab, kemungkinan juga menemukan kasus ini sehingga dapat dilakukan
pengobatan kuratif.
Pemeriksaan payudara sendiri oleh seorang wanita sebulan sekali pada
hari kedelapan menstruasi dapat dianjurkan. Pemeriksaan oleh dokter, bila ada
yang dicurigai, dan bila seseorang tergolong dalam resiko tinggi, diperlukan
pada waktu tertentu, terutama bila usianya diatas 35 tahun. bila perlu dapat
dibuata mamogram. Apakah mamogram dapat dilakukan secara rutin, masih
dipertanyakan, mengingat bahaya radiasi sendiri, kecuali dengan alat rontgen
penyaring yang mutakhir.
Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
 Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada
payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak
terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput,
lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu
atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
 Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua
payudara.
 Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa
lagi.
 Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang
kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri
dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada
payudara.

Kemudian

periksa

juga

apakah

ada

benjolan

atau

pembengkakan pada ketiak kiri.
 Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar
susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan
mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak
dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa
ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter.
Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh
secara sempurna.
 Lakukan

hal

yang

sama

untuk

payudara

dan

ketiak

kanan

(www.vision.com jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber :
Ramadhan)
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Tgl. MRS

: 30 – 04 - 2011

Tgl. Pengkajian : 01 – 05 – 2011
No. Register

: 07 94 62

Ruangan

: Tulip Perawatan Bedah

Dx. Medis

: Ca Mamae Pre Operasi

1. Biodata
a. Identitas klien
1) Nama

: Ny. W

2) Umur

: 35 tahun

3) Jenis kelamin

: Perempuan

4) Pendidikan

: SMA

5) Agama

: Islam

6) Suku/bangsa

: Bugis/Indonesia

7) Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

8) Pendapatan

: Rp. 750.000

9) Alamat

: kambu lr. lasitarda

10) No. Askes

: 180 14 3038703 9
b. Identitas penanggung
1) Nama

: Tn. H

2) Umur

: 37 tahun

3) Jenis kelamin

: Laki-laki

4) Pendidikan

: PNS (guru)

5) Agama

: Islam

6) Suku/bangsa

: Bugis/Indonesia

7) Pekerjaan

: Pensiunan

8) Pendapatan

: Rp. 1.500.000

9) Hubungan dengan klien : Suami
10) Alamat

: kambu , lrg.lasitarda

2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
1) Keluhan utama :
Nyeri hebat disekitar payudara kiri.
2) Riwayat keluhan utama :
Awalnya klien merasakan benjolan yang menetap diatas areola mame.
Beberapa bulan kemudian benjolan turun ke area putting susu dan
akhirnya benjolan semakin besar dan nyeri semakin dirasakan.
Akhirnya pada tanggal 30 april 2011 klien diantar oleh keluarganya ke
RSUD SULTRA.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Klien tidak pernah menderita penyakit kronis.
2) Tidak pernah dioperasi sebelumnya.
3) Tidak ada riwayat alergi.
4) Tidak ada riwayat ketergantungan obat, alkohol dan rokok.
c. Riwayat kesehatan keluarga

Keterangan

:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Sudah meninggal
: Tinggal serumah

Keterangan :
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum

: Lemah

b. Tingkat kesadaran

: Compos mentis

c. Tanda-tanda vital :
1) Tekanan darah

: 120/70 mmHg

2) Denyut nadi

: 80 x/menit

3) Pernapasan

: 20 x/menit

4) Suhu

: 37 0 C.

d. Tinggi badan

: 160 cm

Berat badan

: 53 kg

e. Kepala
1) Inspeksi
a) Warna rambut hitam
b) Penyebaran merata
c) Kulit kepala bersih
2) Palpasi
a) Tidak ada nyeri tekan.
b) Tidak teraba massa
c) Rambut tidak mudah tercabut.

f. Muka
1) Inspeksi
a) Simetris kiri dan kanan
b) Tidak nampak adanya gerakan abnormal.
c) Ekspresi wajah cemas dan sesekali meringis
2) Palpasi
a) Tidak ada nyeri tekan
b) Tidak teraba massa
g. Mata
1) Inspeksi
a) Palpebra tidak ada peradangan
b) Sclera tidak icterus
c) Conjungtiva tidak anemis
d) Posisi mata simetris kiri dan kanan
e) Dapat melihat ke semua arah
f) Penutupan kelopak mata baik
2) Palpasi
a) Bola mata teraba kenyal
b) Tidak ada nyeri tekan
h. Hidung
1) Inspeksi
a) Simetris antara lubang hidung kiri dan kanan
b) Tidak ada deviasi septum
c) Tidak ada sekret dan darah
d) Tidak nampak adanya peradangan
2) Palpasi
a) Tidak ada nyeri tekan pada sinus
i. Telinga
1) Inspeksi
a) Posisi telinga simetris kiri dan kanan
b) Tidak nampak adanya serumen/sekret
c) Tidak nampak adanya peradangan/perdarahan
d) Tidak memakai alat bantu dengar
2) Palpasi
a) Tidak ada nyeri tekan pada tulang tragus dan tulang mastoid
j. Mulut
1) Inspeksi
a) Gigi :
-

Keadaan gigi bersih

-

Jumlah gigi 30 buah

-

Gigi yang copot ada 2 buah

-

Tidak memakai gigi palsu.

b) Gusi/lidah
-

Gusi tidak radang

-

Lidah tidak tremor

-

Ovula berada di tengah
c) Bibir
-

Tidak pucat dan tidak cyanosis

-

Bibir lembab dan tidak pecah-pecah

k. Leher
1) Inspeksi
a) Tidak nampak adanya pembesaran kelenjar tyroid
b) Tidak nampak pembesaran kelenjar limfe
c) Tidak nampak pembesaran vena jugularis
2) Palpasi
a) Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan limfe.
b) Tidak teraba pembesaran vena jugularis
c) Tidak ada kaku kuduk
l. Axilla dan payudara
1) Inspeksi
a) Nampak kemerahan disekitar kulit payudara kiri
b) Nampak udem/bengkak disekitar payudara kiri
c) Adanya retraksi putting susu payudara kiri.
2) Palpasi
a) Nyeri tekan pada daerah payudara kiri
b) Tidak teraba adanya massa pada payudara kanan
c) Teraba adanya massa pada payudara kiri.
d) Tidak ada nyeri tekan pada payudara kanan.
m. Thorax dan paru
1) Inspeksi
a) Bentuk dada simetris kiri dan kanan.
b) Bentuk anterior pasterior : transversal : 1 – 2
c) Pergerakan dada searah dengan pola nafas
d) Frekuensi pernafasan : 20 x /menit
e) Irama pernafasan teratur
2) Palpasi
a) Terdapat nyeri tekan pada dada kiri sekitar payudara.
b) Tactil fremitus seimbang kiri dan kanan
3) Perkusi
a) Resonan di seluruh lapang paru
4) Auskultasi
a) Suara nafas vesikuler
b) Tidak ada bunyi tambahan
n. Jantung
1) Inspeksi
a) Ictus cordis tidak nampak
b) Tidak ada lesi pada daerah jantung
2) Palpasi
a) Ictus cordis teraba pada ICS 5 midclavicula kiri
3) Perkusi
a) Bunyi pekak pada area ICS 2 – 5 kiri
4) Auskultasi
a) BJ. I

: ICS 5 linea sternal kiri (bicuspidal)
: ICS 4 linea sternal kiri (trikuspidal)

BJ. II

: ICS 2 linea sternal kanan (aorta)
: ICS 2 linea sternal kiri (pulmonal)

b) Tidak ada bunyi tambahan
o. Abdomen
1) Inspeksi
a) Permukaaan perut rata, tidak membuncit.
b) Warna kulit sama dengan sekitarnya
c) Tidak ada luka/lesi
2) Auskultasi
a) Peristaltik usus 7 x/menit
3) Palpasi
a) Tidak teraba massa
b) Tidak ada pembesaran hati dan lien
c) Tidak ada nyeri tekan

4) Perkusi
a) Terdengar bunyi tympani pada area perut.
p. Genitalia dan anus
Tidak dilakukan pemeriksaan karena tidak ada keluhan.
q. Extremitas
1) Extremitas atas
a) Inspeksi
-

Pergerakan kiri

-

Tidak ada oedema

-

Kekuatan otot 2/5

-

Koordinasi terganggu

-

Lengan kiri agak nyeri bila bergerak

-

Lengan kiri tidak bisa diangkat ke atas kepala.

2) Extremitas bawah
a) Inspeksi
-

Tidak ada oedema

-

Tidak ada lesi

-

Kekuatan otot 5/5

b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
3) Reflex
a) Extremitas atas
-

Bicep kanan/kiri : +/+

-

Tricep kanan/kiri : -/+

b) Extremitas bawah
-

KPR kanan/kiri : +/+

-

APR kanan/kiri : +/+

4) Sensori
a) Nyeri

: +/+

b) Rangsang suhu

: +/+

c) Rasa raba

: +/+

r. Kulit
1) Inspeksi
a) Warna kulit sawo matang
b) Tidak ada oedema
c) Tidak ada hiperigmentasi/hipopigmentasi
2) Palpasi
a) Turgor kulit elastis
b) Tidak ada nyeri tekan
s. Status neorologis
1) Tidak ada gangguan memori
2) Dapat mengenal tempat, waktu dan orang
3) Tidak ada gangguan koordinasi
4) Tidak ada gangguan persepsi sensoris
4. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan :
a. Laboratorium tanggal 01– 05 – 2011

Normal

1) SGOT

: 35

(10 – 40 u/L)

2) SGPT

: 30

(5 – 35 u/L)

3) Ureum darah

: 50

(10 – 50 mgr/dl)

4) Kreatinin darah : 1,2

(0,7 – 1,1 mgr/dl)

b. Laboratorium tanggal 01 – 05 – 2011
1) HB

: 13 gr %

 (12 – 16 gr %)

2) Eritrosyt

: 4x106 /mm3

(4,2 – 5,9 juta/mm3)

3) LED/BBS

: 13.000 /mm3

c. Laboratorium patologi anatomi tanggal 01 – 05 – 2011 : Adenoma
karsinoma invasif ductal .

5. Pola Kehidupan Sehari-Hari
a. Nutrisi
1) Kebiasaan :
Sebelum Sakit :
a) Berat badan

: 58kg

b) Tinggi badan

: 160 cm

c) Makanan yang disukai

:

d) Makanan yang tidak disukai

: tidak ada

e) Makanan pantangan

: tidak ada

f) Nafsu makan :

ikan bakar

( ) Baik
( ) Sedang – alasan ; mual / muntah / sariawan
( √ ) Kurang - alasan ; mual / muntah / sariawan
Perubahan Setelah Sakit :
a) Jenis diet

: diet tinggi protein

b) Nafsu makan

: ( ) Baik
( ) Sedang – alasan mual
( √ ) Kurang - alasan ; mual / muntah / sariawan

c) Rasa mual ( )
Muntah ( )
d) Perubahan berat badan 3 bulan terakhir : 5 kg
e) Berat Badan saat dikaji : 53 kg

Data Lainnya :
IMT : BB/TB2
= 53 /(1.60 ) 2
= 53/2.56
= 21.7 (normal)
Nilai normal IMT : 18.5-25
BBI : TB-100 (± 10% TB )
= 60 ± ( 6,0

)

= 54-66
Klien tidak memenuhi standardisasi Beart Badan Ideal
b.

Pola Eliminasi

Sebelum Sakit :
a)

Buang Air Besar
Frekuensi

: 1× sehari

Penggunaan pencahar

: tidak pernah

Konsistensi

: padat

Buang Air Kecil
Frekuensi

: 3×sehari

Warna

: kuning

Bau

: amoniak

Perubahan Setelah Sakit
a) BAB

: 1 × sehari

b) BAK

: 1×sehari

2)
b. Eliminasi
1) BAK
a) Kebiasaan
-

Frekuensi

: 3 x /hari

-

Warna

: kuning

-

Bau

: pesing

b) Perubahan setelah sakit : tidak ada
c. Aktivitas dan olahraga
1) Kebiasaan
a) Klien jarang berolahraga
b) Kegiatan dirumah : membersihkan rumah dan memasak
2) Perubahan setelah sakit : jarang membersihkan rumah
d. Istirahat dan tidur
1) Kebiasaan
a) Tidur malam jam 22.00 – 05.00 wita
b) Tidur siang jam 13.15 – 15.00 wita
2) Perubahan setelah sakit : klien lebih banyak tidur
e. Personal hygiene
1) Kebiasaan
a) Mandi

: frekuensi : 2 x sehari

b) Sikat gigi

: frekuensi : 2 x sehari

c) Cuci rambut : frekuensi : 3 x /minggu
2) Perubahan setelah sakit : tidak ada

6. Interaksi Sosial
a. Orang terdekat klien adalah suami dan anaknya
b. Klien mudah bergaul dengan teman
c. Hubungan dalam keluarga baik
7. Psikososial
a. Tanggapan klien terhadap penyakitnya : klien merasa cemas
b. Klien selalu bertanya tentang penyakitnya
c. Harapan klien agar cepat sembuh
d. Klien mudah bekerjasama dengan petugas kesehatan

8. Kegiatan Keagamaan
Klien rajin shalat dan mengikuti kajian-kajian di mesjid

9. Pengobatan dan Perawatan
a. Pengobatan :
1) Antrain 3 x 500 mg
2) Amoxyllin 3 x 500 mg
3) B.complex 2 x 1 kaplet
4) Cimetidin 3 x 1 tablet
b. Perawatan :
1) Rawat luka/drain
2) Diet nasi biasa
3) Observasi tanda-tanda vital
 Klasifikasi Data
Data subjektif

-

Data obyektif

Klien mengeluh nyeri pada

-

sekitar payudara sebelah kiri

Klien

nampak

meringis

kesakitan

menjalar ke

Klien tampak takut bergerak.

kanan.
-

-

Klien nampak lemah dan lesu

Klien mengeluh sakit jika

-

Ekspresi

lengan digerakkan.
-

Klien mengeluh badan terasa

Klien

-

tidak

mau

banyak

-

Klien nampak malu dengan
kondisi tubuhnya

Klien mengatakan khawatir

-

akan kondisinya
-

Klien nampak gelisah dan
khawatir

bergerak.
-

tampak

murung.

lemah.
-

wajah

Tampak

pembesaran

pada

payudara
-

Porsi makan tidak dihabiskan

melihat tubuhnya
-

Klien mengatakan tidak mau

-

Klien nampak kurus

-

Terjadi penurunan berat badan

Klien

mengatakan

merasa

malu akan keadannya
-

Klien mengeluh nafsu makan
menurun

IMT : BB/TB2
= 53 /(1.60 ) 2
= 53/2.56
= 21.7 (normal)
Nilai normal IMT : 18.5-25
BBI : TB-100 (± 10% TB )
= 60 ± ( 6,0 )
= 54-66
 Analisa Data

Symptomp
DS :
-

Klien mengeluh

Etiologi

Problem

Ganggauan hormone:
peningkatan kadar
estrogen

Nyeri

nyeri pada sekitar
payudara sebelah

Reseptor yang
mengikat estradikal

kiri menjalar ke
kanan.
DO :
-

Klien nampak

Pertumbuhan sel-sel
epotel payudara yan
abnormal
Malignasi

meringis kesakitan
CA MAMAE
Sel-sel kanker
menekan jaringan
sekitar
Penekanan serabut
saraf
Stimulasi saraf nyeri
Sensasi nyeri dijalan
kan ke SSP melalui
serabut saraf sensorik
Saraf motorik
Nyeri di presepsikan
Nyeri di presepsikan

DS :
-

Klien

mengeluh

Nyeri mengalir pada
sakit jika lengan lengan kiri

Gangguan Mobilitas
Fisik

digerakkan.
-

Klien
badan

Ketidak mampuan
mengeluh mobilisasi lengan kiri
dari tubuh
terasa

lemah.
-

Klien tidak mau
banyak bergerak.

DO :
-

Klien

tampak

takut bergerak.
-

Klien

nampak

lemah dan lesu
CA MAMAE

DS :
-

Klien mengatakan
khawatir

akan
Krisis situasi

kondisinya

Stress psikologis

DO :
-

Ekspresi

wajah

tampak murung.
-

Hospitalisasi

Klien
gelisah
khawatir

nampak
dan

Perasaan takut,
khawatir

Ansietas
CA MAMAE

DS :
-

Gangguan Citra Tubuh

Klien mengatakan

Pembesaran pada
tidak mau melihat salahsatu payudara
tubuhnya

-

Perubahan
Klien mengatakan postur/bentuk tubuh
merasa malu akan
keadannya

DO :
-

Klien

nampak

malu

dengan

kondisi tubuhnya
-

Tampak
pembesaran pada
payudara
CA MAMAE

DS :
-

Klien

mengeluh

nafsu
menurun
DO :
-

-

-

Peningkatan
makan metabolism sel-sel
epitel kanker mamae

Nutrisi jaringan
normal diambil aleh
Porsi makan tidak
sel-sel maligna
dihabiskan
Sel-sel kekurangan
Klien
nampak
energy
kurus
ATP berkurang
Terjadi penurunan
berat badan
2

IMT : BB/TB

= 53 /(1.60
)2

Penurunan berat
badan, anoreksia

Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tubuh
= 53/2.56
= 21.7
(normal)
Nilai normal IMT
: 18.5-25
BBI : TB-100 (±
10% TB )
= 60 ± (
6,0 )
= 54-66

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.

Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor ditandai dengan
nampak meringis kesakitan dan mengeluh nyeri disebelah kiri yng menjalar ke
kanan.
DS :
- Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke
kanan.
DO :
- Klien nampak meringis kesakitan
2.

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu ditandai
dengan :
DS :
- Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.
- Klien mengeluh badan terasa lemah.
- Klien tidak mau banyak bergerak.
DO :
- Klien tampak takut bergerak.
- Klien nampak lemah dan lesu

3.

Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan (kondisi penyakit)
ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan khawatir akan kondisinya
DO :
- Ekspresi wajah tampak murung.
- Klien nampak gelisah dan khawatir

4.

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh ditandai
dengan :
DS :
- Klien mengatakan tidak mau melihat tubuhnya
- Klien mengatakan merasa malu akan keadannya
DO :
- Klien nampak malu dengan kondisi tubuhnya
- Tampak pembesaran pada payudara

5.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
pertumbuhan sel-sel kanker ditandai dengan :
DS :
- Klien mengeluh nafsu makan menurun
DO :
- Porsi makan tidak dihabiskan
- Klien nampak kurus
- Terjadi penurunan berat badan
IMT : BB/TB2
= 53 /(1.60 ) 2
= 53/2.56
= 21.7 (normal)
Nilai normal IMT : 18.5-25
BBI : TB-100 (± 10% TB )
= 60 ± ( 6,0
= 54-66

)

More Related Content

What's hot

PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptxPEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptxaanbudi1
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttasaharwakumoro
 
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaAsuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaFransiska Oktafiani
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Kampus-Sakinah
 
Konsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratKonsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratBita Fadillah
 
Contoh Proposal TAK JIWA
Contoh Proposal TAK JIWA Contoh Proposal TAK JIWA
Contoh Proposal TAK JIWA ayu rahmadani
 
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh DiriLaporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh DiriMas Mawon
 

What's hot (20)

Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi KeperawatanEvaluasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
 
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptxPEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
Konsep keperawatan komunitas
Konsep  keperawatan komunitasKonsep  keperawatan komunitas
Konsep keperawatan komunitas
 
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaAsuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
 
Askep kala iv
Askep kala ivAskep kala iv
Askep kala iv
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
 faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
 
Asuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan GerontikAsuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan Gerontik
 
Konsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratKonsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat darurat
 
Contoh Proposal TAK JIWA
Contoh Proposal TAK JIWA Contoh Proposal TAK JIWA
Contoh Proposal TAK JIWA
 
Nurwanti tempat tidur terbukan tertutup
Nurwanti tempat tidur terbukan tertutupNurwanti tempat tidur terbukan tertutup
Nurwanti tempat tidur terbukan tertutup
 
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh DiriLaporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
 
Retensi urine
Retensi  urineRetensi  urine
Retensi urine
 

Similar to Kanker Payudara (20)

Askep ca mamae
Askep ca mamaeAskep ca mamae
Askep ca mamae
 
Askep ca mamae
Askep ca mamaeAskep ca mamae
Askep ca mamae
 
130565941 ca-mamae-ppt
130565941 ca-mamae-ppt130565941 ca-mamae-ppt
130565941 ca-mamae-ppt
 
camammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdfcamammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdf
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Mencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudaraMencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudara
 
Carcinoma mammae (1).pptx
Carcinoma mammae (1).pptxCarcinoma mammae (1).pptx
Carcinoma mammae (1).pptx
 
Kanker payudara
Kanker payudaraKanker payudara
Kanker payudara
 
Kanker payudara
Kanker payudaraKanker payudara
Kanker payudara
 
Kanker Payudara
Kanker PayudaraKanker Payudara
Kanker Payudara
 
Tumor Payudara (1).ppt
Tumor Payudara (1).pptTumor Payudara (1).ppt
Tumor Payudara (1).ppt
 
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
 
Mencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudaraMencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudara
 
SAP CA MAMAEee
SAP CA MAMAEeeSAP CA MAMAEee
SAP CA MAMAEee
 
Ca mammae AKPER PEMKAB MUNA
Ca mammae AKPER PEMKAB MUNA Ca mammae AKPER PEMKAB MUNA
Ca mammae AKPER PEMKAB MUNA
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Ginekologi kanker payudara
Ginekologi   kanker payudaraGinekologi   kanker payudara
Ginekologi kanker payudara
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Tumor Payudara.pptx
Tumor Payudara.pptxTumor Payudara.pptx
Tumor Payudara.pptx
 
Makalah Karsinoma Payudara
Makalah Karsinoma PayudaraMakalah Karsinoma Payudara
Makalah Karsinoma Payudara
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Kanker Payudara

  • 1. BAB I KONSEP MEDIS 1. PENGERTIAN Kanker payudara merupakan penyakit keganasan wanita yang stroma yang disertai pembentukan jaringan ikat padat, mulai dari duktus laktiverus kemudian menjalan ke jaringan klasifikasi dan reaksi radang. Kanker baru ditemukan pada tumor – tumor payudara sesuai dengan namanya, merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar stroma jaringan ikat, tetapi sering pula ditemukan massa produksi paling sering ditemukan wanita usia lebih dari 40 tahun. 2. ETIOLOGI Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu : a. Umur > 30 tahun b. Tinggi melebihi 170 cm Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas. c. Melahirkan anak pertama pada usia > 30 tahun Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
  • 2. d. Usia menarche < 12 tahun e. Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak payudara. f. Therapi hormonal lama g. Mempunyai kanker payudara kontralateral h. Pernah mengalami radiasi di daerah dada. i. Pernah menjalani operasi ginekologi misalnya tumor ovarium j. Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara perempuan ibu, saudara perempuan, adik atau kakak. Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46) k. Kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak seperti kelainan fibro kistik yang ganas 3. ANATOMI DAN FISIOLOGI Anatomi Secara fisiologis anatomi payudara terdiri dari : alveolus, ductulus, ductus, lactiverus, s. lativerus, ampulla, pori papilla dan tepi alveolar. Gambar 2.1. Gambar payudara (potongan melintang).
  • 3. Fisiologi payudara Payudara mengalami tiga macam perubahan yang di pengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopuse. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan ductus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari ke delapan menstruasi, payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri. Sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel ductus lobul dan ductus alveolus berproliferasi, dan tumbuh ductus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui ductus ke puting susu. 4. PATOFISIOLOGI Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak tergantung pada jaringan-jaringan payudara yang terkena. Ketergantungan estrogennya dan usia permulaannya. Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen defendant” mengandung reseptor yang mengikat ekstradikal, suatu tipe estrogen. Pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak muncul pada jaringan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia.
  • 4. Kehadiran tumor estrogen defendant diindentifikasikan dengan suatu uji “estrogen reseptor assay (ERA) pada jaringan lebih tinggi dari pada kanker ini memberikan respon terhadap hormon treatment (endokrin Chemoterapi, oophorectomy, adrenalectomy). 5. MANIFESTASI KLINIK Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan, rasa sakit, keluar cairan dari puting susu, timbulnya kelainan kulit. Pembesaran kelenjar getah bening, atau tanda metastase jauh. Setiap kelainan payudara harus dipikirkan ganas sebelum dibuktikan tidak. Pengeluaran cairan dari puting adanya nyeri lebih mengarah ke kelainan fibriokistik. Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, Harianto, dkk) Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T, 2005, hal : 42) 6. DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan histophatologis yang dilakukan dengan : a. Biopsi eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor serta sedikit jaringan sehat sekitarnya bila tumor < 5 cm.
  • 5. b. Biopsi insisi, dengan mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikit jaringan sehat dilakukan untuk tumor-tumor yang inoperabel atau > 5 cm. 7. PEMERIKSAAN PENUNJANG Dapat dilakukan pemeriksaan mamografi untuk menemukan benjolan yang kecil sekalipun. Tanda berupa mikro kalsifikasi tidak khas untuk kanker. Bila secara klinis dicurigai ada tumor dan pada mamografi tidak ditemukan apa-apa, maka pemeriksaan harus dilanjutkan dengan biopsi. Mamografi pada masa pramenopause kurang bermanfaat karena gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak. Ultrasonografi berguna terutama untuk menentukan adanya kista, kadang tampak kista sebesar 1- 2 cm. Pemeriksaan sitologi pada sediaan yang diperoleh dari fungsi dengan jarum halus dapat dipakai untuk menetukan apakah akan segera di siapkan pembedahan dengan sediaan beku atau akan dilanjutkan dengan pemeriksaan lain atau langsung akan dilakukan eksterpasi. Hasil positif pada pemeriksaan sitologi bukan indikasi untuk bedah radikal, sebab hasil negatif palsu sering terjadi, sedangkan hasil pemeriksaan positif palsu selalu dapat terjadi. 8. KLASIFIKASI KANKER PAYUDARA Klasifikasi TNM kanker payudara (AJCC 1992) a. Tumor primer (T) 1) Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan. 2) T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer 3) Tis : - Kanker in situ. - Kanker intraduktul atau lobular in situ. - Penyakit paget pada papila tanpa teraba tumor.
  • 6. 4) T1 : Tumor < 2 cm. T1a : Tumor < 0,5 cm T1b : Tumor 0,5 – 1 cm T1c : Tumor 1 – 2 cm 5) T2 : Tumor 2 – 5 cm 6) T3 : Tumor di atas 5 cm 7) T4 : Berapapun ukuran tumor, dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit. Dinding dada termasuk kosta, otot interkostal, otot serratus anterior. Tidak termasuk otot pektoralis. T4a : Melekat pada dinding dada T4b : Edema peau d’ orange, ulserasi kulit, nodul satelit pada daerah payudra yang sama. T4c : T4a dan T4b T4d : Karcinoma inflamatoir = mastitis karsinomatosis b. Nodus limfe regional (N) 1) Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan. 2) N0 : Tidak teraba kelenjar axila. 3) N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya. N3 : Terdapat pembedaran kelenjar mamaria interna homolateral. c. Metastase jauh (M) 1) Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan 2) M0 : Tidak ada metastase jauh. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula. Stadium kanker payudara
  • 7. a) Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran luas. b) Stadium II a : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN. c) Stadium II b : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN. d) Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh. e) Stadium IIIb : Semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit. Semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular. f) Stadium IV : Semua tumor dengan metastasis jauh. 9. PENATALAKSANAAN Bantuan stadium yang masih operabel/kurabel adalah stadium IIIa. Sedangkan terapi pada stadium IIIb dan IV tidak lagi mastektomi, melainkan pengobatan paliatif. Tindakan operatif tergantung pada stadium kanker yaitu : a. Pada stadium I dan II dilakukan mastektomi radikal atau modifikasi mastektomi radikal. Setelah itu periksa KGB, bila ada metastase dilanjutkan dengan radiasi regional dan kemotherapi adjuvan. Dapat pula dilakukan mastektomi simpleks yang harus diikuti radiasi tumor bed dan daerah KGB regional. Pada T2 N1 dilakukan mastektomi radikal dan radiasi lokal di daerah tumor bed dan KGB regional. Untuk setiap tumor yang terletak pada kuadran sentral atau medial payudara harus dilakukan radiasi pada rantai KGB regional.
  • 8. b. Pada stadium IIIa dilakukan mastektomi radikal ditambah kemotherapi adjuvan, atau mastektomi simpleks ditambah radioterapi pada tumor bedah dan KGB regional. Pada stadium yang lebih lanjut, dilakukan tindakan palliatif dengan tujuan : a. Mempertahankan kualitas hidup pasien agar tetap baik/tinggi dan menganggap bahwa kematian adalah proses yang normal. b. Tidak mempercepat atau menunda kematian. c. Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang mengganggu. 10. PENCEGAHAN Mencegah kanker mammae dapat dimulai dari menghindari faktor penyebab, kemungkinan juga menemukan kasus ini sehingga dapat dilakukan pengobatan kuratif. Pemeriksaan payudara sendiri oleh seorang wanita sebulan sekali pada hari kedelapan menstruasi dapat dianjurkan. Pemeriksaan oleh dokter, bila ada yang dicurigai, dan bila seseorang tergolong dalam resiko tinggi, diperlukan pada waktu tertentu, terutama bila usianya diatas 35 tahun. bila perlu dapat dibuata mamogram. Apakah mamogram dapat dilakukan secara rutin, masih dipertanyakan, mengingat bahaya radiasi sendiri, kecuali dengan alat rontgen penyaring yang mutakhir. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :  Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
  • 9.  Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.  Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.  Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.  Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna.  Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan (www.vision.com jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Ramadhan)
  • 10. BAB II KONSEP KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Tgl. MRS : 30 – 04 - 2011 Tgl. Pengkajian : 01 – 05 – 2011 No. Register : 07 94 62 Ruangan : Tulip Perawatan Bedah Dx. Medis : Ca Mamae Pre Operasi 1. Biodata a. Identitas klien 1) Nama : Ny. W 2) Umur : 35 tahun 3) Jenis kelamin : Perempuan 4) Pendidikan : SMA 5) Agama : Islam 6) Suku/bangsa : Bugis/Indonesia 7) Pekerjaan : Ibu rumah tangga 8) Pendapatan : Rp. 750.000 9) Alamat : kambu lr. lasitarda 10) No. Askes : 180 14 3038703 9
  • 11. b. Identitas penanggung 1) Nama : Tn. H 2) Umur : 37 tahun 3) Jenis kelamin : Laki-laki 4) Pendidikan : PNS (guru) 5) Agama : Islam 6) Suku/bangsa : Bugis/Indonesia 7) Pekerjaan : Pensiunan 8) Pendapatan : Rp. 1.500.000 9) Hubungan dengan klien : Suami 10) Alamat : kambu , lrg.lasitarda 2. Riwayat Kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang 1) Keluhan utama : Nyeri hebat disekitar payudara kiri. 2) Riwayat keluhan utama : Awalnya klien merasakan benjolan yang menetap diatas areola mame. Beberapa bulan kemudian benjolan turun ke area putting susu dan akhirnya benjolan semakin besar dan nyeri semakin dirasakan. Akhirnya pada tanggal 30 april 2011 klien diantar oleh keluarganya ke RSUD SULTRA.
  • 12. b. Riwayat kesehatan masa lalu 1) Klien tidak pernah menderita penyakit kronis. 2) Tidak pernah dioperasi sebelumnya. 3) Tidak ada riwayat alergi. 4) Tidak ada riwayat ketergantungan obat, alkohol dan rokok. c. Riwayat kesehatan keluarga Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Klien : Sudah meninggal : Tinggal serumah Keterangan :
  • 13. 3. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum : Lemah b. Tingkat kesadaran : Compos mentis c. Tanda-tanda vital : 1) Tekanan darah : 120/70 mmHg 2) Denyut nadi : 80 x/menit 3) Pernapasan : 20 x/menit 4) Suhu : 37 0 C. d. Tinggi badan : 160 cm Berat badan : 53 kg e. Kepala 1) Inspeksi a) Warna rambut hitam b) Penyebaran merata c) Kulit kepala bersih 2) Palpasi a) Tidak ada nyeri tekan. b) Tidak teraba massa c) Rambut tidak mudah tercabut. f. Muka 1) Inspeksi
  • 14. a) Simetris kiri dan kanan b) Tidak nampak adanya gerakan abnormal. c) Ekspresi wajah cemas dan sesekali meringis 2) Palpasi a) Tidak ada nyeri tekan b) Tidak teraba massa g. Mata 1) Inspeksi a) Palpebra tidak ada peradangan b) Sclera tidak icterus c) Conjungtiva tidak anemis d) Posisi mata simetris kiri dan kanan e) Dapat melihat ke semua arah f) Penutupan kelopak mata baik 2) Palpasi a) Bola mata teraba kenyal b) Tidak ada nyeri tekan h. Hidung 1) Inspeksi a) Simetris antara lubang hidung kiri dan kanan b) Tidak ada deviasi septum c) Tidak ada sekret dan darah
  • 15. d) Tidak nampak adanya peradangan 2) Palpasi a) Tidak ada nyeri tekan pada sinus i. Telinga 1) Inspeksi a) Posisi telinga simetris kiri dan kanan b) Tidak nampak adanya serumen/sekret c) Tidak nampak adanya peradangan/perdarahan d) Tidak memakai alat bantu dengar 2) Palpasi a) Tidak ada nyeri tekan pada tulang tragus dan tulang mastoid j. Mulut 1) Inspeksi a) Gigi : - Keadaan gigi bersih - Jumlah gigi 30 buah - Gigi yang copot ada 2 buah - Tidak memakai gigi palsu. b) Gusi/lidah - Gusi tidak radang - Lidah tidak tremor - Ovula berada di tengah
  • 16. c) Bibir - Tidak pucat dan tidak cyanosis - Bibir lembab dan tidak pecah-pecah k. Leher 1) Inspeksi a) Tidak nampak adanya pembesaran kelenjar tyroid b) Tidak nampak pembesaran kelenjar limfe c) Tidak nampak pembesaran vena jugularis 2) Palpasi a) Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan limfe. b) Tidak teraba pembesaran vena jugularis c) Tidak ada kaku kuduk l. Axilla dan payudara 1) Inspeksi a) Nampak kemerahan disekitar kulit payudara kiri b) Nampak udem/bengkak disekitar payudara kiri c) Adanya retraksi putting susu payudara kiri. 2) Palpasi a) Nyeri tekan pada daerah payudara kiri b) Tidak teraba adanya massa pada payudara kanan c) Teraba adanya massa pada payudara kiri. d) Tidak ada nyeri tekan pada payudara kanan.
  • 17. m. Thorax dan paru 1) Inspeksi a) Bentuk dada simetris kiri dan kanan. b) Bentuk anterior pasterior : transversal : 1 – 2 c) Pergerakan dada searah dengan pola nafas d) Frekuensi pernafasan : 20 x /menit e) Irama pernafasan teratur 2) Palpasi a) Terdapat nyeri tekan pada dada kiri sekitar payudara. b) Tactil fremitus seimbang kiri dan kanan 3) Perkusi a) Resonan di seluruh lapang paru 4) Auskultasi a) Suara nafas vesikuler b) Tidak ada bunyi tambahan n. Jantung 1) Inspeksi a) Ictus cordis tidak nampak b) Tidak ada lesi pada daerah jantung 2) Palpasi a) Ictus cordis teraba pada ICS 5 midclavicula kiri 3) Perkusi
  • 18. a) Bunyi pekak pada area ICS 2 – 5 kiri 4) Auskultasi a) BJ. I : ICS 5 linea sternal kiri (bicuspidal) : ICS 4 linea sternal kiri (trikuspidal) BJ. II : ICS 2 linea sternal kanan (aorta) : ICS 2 linea sternal kiri (pulmonal) b) Tidak ada bunyi tambahan o. Abdomen 1) Inspeksi a) Permukaaan perut rata, tidak membuncit. b) Warna kulit sama dengan sekitarnya c) Tidak ada luka/lesi 2) Auskultasi a) Peristaltik usus 7 x/menit 3) Palpasi a) Tidak teraba massa b) Tidak ada pembesaran hati dan lien c) Tidak ada nyeri tekan 4) Perkusi a) Terdengar bunyi tympani pada area perut. p. Genitalia dan anus
  • 19. Tidak dilakukan pemeriksaan karena tidak ada keluhan. q. Extremitas 1) Extremitas atas a) Inspeksi - Pergerakan kiri - Tidak ada oedema - Kekuatan otot 2/5 - Koordinasi terganggu - Lengan kiri agak nyeri bila bergerak - Lengan kiri tidak bisa diangkat ke atas kepala. 2) Extremitas bawah a) Inspeksi - Tidak ada oedema - Tidak ada lesi - Kekuatan otot 5/5 b) Palpasi Tidak ada nyeri tekan 3) Reflex a) Extremitas atas - Bicep kanan/kiri : +/+ - Tricep kanan/kiri : -/+ b) Extremitas bawah
  • 20. - KPR kanan/kiri : +/+ - APR kanan/kiri : +/+ 4) Sensori a) Nyeri : +/+ b) Rangsang suhu : +/+ c) Rasa raba : +/+ r. Kulit 1) Inspeksi a) Warna kulit sawo matang b) Tidak ada oedema c) Tidak ada hiperigmentasi/hipopigmentasi 2) Palpasi a) Turgor kulit elastis b) Tidak ada nyeri tekan s. Status neorologis 1) Tidak ada gangguan memori 2) Dapat mengenal tempat, waktu dan orang 3) Tidak ada gangguan koordinasi 4) Tidak ada gangguan persepsi sensoris
  • 21. 4. Pemeriksaan Penunjang Pada pemeriksaan penunjang didapatkan : a. Laboratorium tanggal 01– 05 – 2011 Normal 1) SGOT : 35 (10 – 40 u/L) 2) SGPT : 30 (5 – 35 u/L) 3) Ureum darah : 50 (10 – 50 mgr/dl) 4) Kreatinin darah : 1,2 (0,7 – 1,1 mgr/dl) b. Laboratorium tanggal 01 – 05 – 2011 1) HB : 13 gr %  (12 – 16 gr %) 2) Eritrosyt : 4x106 /mm3 (4,2 – 5,9 juta/mm3) 3) LED/BBS : 13.000 /mm3 c. Laboratorium patologi anatomi tanggal 01 – 05 – 2011 : Adenoma karsinoma invasif ductal . 5. Pola Kehidupan Sehari-Hari a. Nutrisi 1) Kebiasaan : Sebelum Sakit : a) Berat badan : 58kg b) Tinggi badan : 160 cm c) Makanan yang disukai : d) Makanan yang tidak disukai : tidak ada e) Makanan pantangan : tidak ada f) Nafsu makan : ikan bakar ( ) Baik ( ) Sedang – alasan ; mual / muntah / sariawan
  • 22. ( √ ) Kurang - alasan ; mual / muntah / sariawan Perubahan Setelah Sakit : a) Jenis diet : diet tinggi protein b) Nafsu makan : ( ) Baik ( ) Sedang – alasan mual ( √ ) Kurang - alasan ; mual / muntah / sariawan c) Rasa mual ( ) Muntah ( ) d) Perubahan berat badan 3 bulan terakhir : 5 kg e) Berat Badan saat dikaji : 53 kg Data Lainnya : IMT : BB/TB2 = 53 /(1.60 ) 2 = 53/2.56 = 21.7 (normal) Nilai normal IMT : 18.5-25 BBI : TB-100 (± 10% TB ) = 60 ± ( 6,0 ) = 54-66 Klien tidak memenuhi standardisasi Beart Badan Ideal
  • 23. b. Pola Eliminasi Sebelum Sakit : a) Buang Air Besar Frekuensi : 1× sehari Penggunaan pencahar : tidak pernah Konsistensi : padat Buang Air Kecil Frekuensi : 3×sehari Warna : kuning Bau : amoniak Perubahan Setelah Sakit a) BAB : 1 × sehari b) BAK : 1×sehari 2) b. Eliminasi 1) BAK a) Kebiasaan - Frekuensi : 3 x /hari - Warna : kuning - Bau : pesing b) Perubahan setelah sakit : tidak ada
  • 24. c. Aktivitas dan olahraga 1) Kebiasaan a) Klien jarang berolahraga b) Kegiatan dirumah : membersihkan rumah dan memasak 2) Perubahan setelah sakit : jarang membersihkan rumah d. Istirahat dan tidur 1) Kebiasaan a) Tidur malam jam 22.00 – 05.00 wita b) Tidur siang jam 13.15 – 15.00 wita 2) Perubahan setelah sakit : klien lebih banyak tidur e. Personal hygiene 1) Kebiasaan a) Mandi : frekuensi : 2 x sehari b) Sikat gigi : frekuensi : 2 x sehari c) Cuci rambut : frekuensi : 3 x /minggu 2) Perubahan setelah sakit : tidak ada 6. Interaksi Sosial a. Orang terdekat klien adalah suami dan anaknya b. Klien mudah bergaul dengan teman c. Hubungan dalam keluarga baik 7. Psikososial
  • 25. a. Tanggapan klien terhadap penyakitnya : klien merasa cemas b. Klien selalu bertanya tentang penyakitnya c. Harapan klien agar cepat sembuh d. Klien mudah bekerjasama dengan petugas kesehatan 8. Kegiatan Keagamaan Klien rajin shalat dan mengikuti kajian-kajian di mesjid 9. Pengobatan dan Perawatan a. Pengobatan : 1) Antrain 3 x 500 mg 2) Amoxyllin 3 x 500 mg 3) B.complex 2 x 1 kaplet 4) Cimetidin 3 x 1 tablet b. Perawatan : 1) Rawat luka/drain 2) Diet nasi biasa 3) Observasi tanda-tanda vital
  • 26.  Klasifikasi Data Data subjektif - Data obyektif Klien mengeluh nyeri pada - sekitar payudara sebelah kiri Klien nampak meringis kesakitan menjalar ke Klien tampak takut bergerak. kanan. - - Klien nampak lemah dan lesu Klien mengeluh sakit jika - Ekspresi lengan digerakkan. - Klien mengeluh badan terasa Klien - tidak mau banyak - Klien nampak malu dengan kondisi tubuhnya Klien mengatakan khawatir - akan kondisinya - Klien nampak gelisah dan khawatir bergerak. - tampak murung. lemah. - wajah Tampak pembesaran pada payudara - Porsi makan tidak dihabiskan melihat tubuhnya - Klien mengatakan tidak mau - Klien nampak kurus - Terjadi penurunan berat badan Klien mengatakan merasa malu akan keadannya - Klien mengeluh nafsu makan menurun IMT : BB/TB2 = 53 /(1.60 ) 2 = 53/2.56 = 21.7 (normal) Nilai normal IMT : 18.5-25 BBI : TB-100 (± 10% TB ) = 60 ± ( 6,0 ) = 54-66
  • 27.  Analisa Data Symptomp DS : - Klien mengeluh Etiologi Problem Ganggauan hormone: peningkatan kadar estrogen Nyeri nyeri pada sekitar payudara sebelah Reseptor yang mengikat estradikal kiri menjalar ke kanan. DO : - Klien nampak Pertumbuhan sel-sel epotel payudara yan abnormal Malignasi meringis kesakitan CA MAMAE Sel-sel kanker menekan jaringan sekitar Penekanan serabut saraf Stimulasi saraf nyeri Sensasi nyeri dijalan kan ke SSP melalui serabut saraf sensorik Saraf motorik Nyeri di presepsikan
  • 28. Nyeri di presepsikan DS : - Klien mengeluh Nyeri mengalir pada sakit jika lengan lengan kiri Gangguan Mobilitas Fisik digerakkan. - Klien badan Ketidak mampuan mengeluh mobilisasi lengan kiri dari tubuh terasa lemah. - Klien tidak mau banyak bergerak. DO : - Klien tampak takut bergerak. - Klien nampak lemah dan lesu CA MAMAE DS : - Klien mengatakan khawatir akan Krisis situasi kondisinya Stress psikologis DO : - Ekspresi wajah tampak murung. - Hospitalisasi Klien gelisah khawatir nampak dan Perasaan takut, khawatir Ansietas
  • 29. CA MAMAE DS : - Gangguan Citra Tubuh Klien mengatakan Pembesaran pada tidak mau melihat salahsatu payudara tubuhnya - Perubahan Klien mengatakan postur/bentuk tubuh merasa malu akan keadannya DO : - Klien nampak malu dengan kondisi tubuhnya - Tampak pembesaran pada payudara CA MAMAE DS : - Klien mengeluh nafsu menurun DO : - - - Peningkatan makan metabolism sel-sel epitel kanker mamae Nutrisi jaringan normal diambil aleh Porsi makan tidak sel-sel maligna dihabiskan Sel-sel kekurangan Klien nampak energy kurus ATP berkurang Terjadi penurunan berat badan 2 IMT : BB/TB = 53 /(1.60 )2 Penurunan berat badan, anoreksia Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
  • 30. = 53/2.56 = 21.7 (normal) Nilai normal IMT : 18.5-25 BBI : TB-100 (± 10% TB ) = 60 ± ( 6,0 ) = 54-66 B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor ditandai dengan nampak meringis kesakitan dan mengeluh nyeri disebelah kiri yng menjalar ke kanan. DS : - Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke kanan. DO : - Klien nampak meringis kesakitan
  • 31. 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu ditandai dengan : DS : - Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan. - Klien mengeluh badan terasa lemah. - Klien tidak mau banyak bergerak. DO : - Klien tampak takut bergerak. - Klien nampak lemah dan lesu 3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan (kondisi penyakit) ditandai dengan : DS : - Klien mengatakan khawatir akan kondisinya DO : - Ekspresi wajah tampak murung. - Klien nampak gelisah dan khawatir 4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh ditandai dengan : DS : - Klien mengatakan tidak mau melihat tubuhnya - Klien mengatakan merasa malu akan keadannya DO : - Klien nampak malu dengan kondisi tubuhnya - Tampak pembesaran pada payudara 5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pertumbuhan sel-sel kanker ditandai dengan : DS : - Klien mengeluh nafsu makan menurun
  • 32. DO : - Porsi makan tidak dihabiskan - Klien nampak kurus - Terjadi penurunan berat badan IMT : BB/TB2 = 53 /(1.60 ) 2 = 53/2.56 = 21.7 (normal) Nilai normal IMT : 18.5-25 BBI : TB-100 (± 10% TB ) = 60 ± ( 6,0 = 54-66 )