6. FAKTOR RESIKO
60% kanker payudara >60 th
Resiko terbesar >75 th
Jika ibu/saudara wanita
mengidap kanker payudara
2 x lipat
7. FAKTOR RESIKO
mutasi di gen BRCA1 dan BRCA2
perbaikan DNA penekan sel
Tumor
- Nuliparitas (tidak punya anak)
- Menarche < 12 tahun
- Usia saat melahirkan > 35 tahun
- Menopause > 55 tahun
8. Dosis dan Usia mulai terkena
RADIASI
Penggunaan hormon estrogen replacement
Alkohol >> kadar estriol serum
Overweight dan obese post menopause
9. ANAMNESA
Penderita MELIHAT perubahan pada payudara atau pada puting
susunya
- Perubahan ukuran maupun bentuk dari payudara
- Puting susu tertarik ke dalam payudara
- Kulit payudara, areola, atau puting bersisik, merah, atau bengkak.
Kulit mungkin berkerut-kerut seperti kulit jeruk.
- Keluarnya sekret atau cairan dari puting susu
Penderita MERASAKAN adanya perubahan pada payudara atau pada
puting susunya
- Benjolan atau penebalan dalam atau sekitar payudara atau di
daerah ketiak
- Puting susu terasa mengeras
10. DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi bentuk, ukuran, simetris/tidak, edema (peau d’orange),
retraksi kulit atau puting susu, eritema
Palpasi massa, kelenjar limfe aksila, supraklavikula, parasternal
nilai lokasi, ukuran, konsistensi, bentuk, mobilitas atau fiksasinya
11. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Mammografi u/deteksi ca mammae sebelum massa dapat
dipalpasi
- massa padat dengan atau tanpa gambaran seperti bintang
(stellate), penebalan asimetris jar. mammae, dan kumpulan
mikrokalsifikasi
USG
untuk membedakan lesi solid dan kistik
12. DIAGNOSIS
IMUNOHISTOKIMIA
ER, PR, HER-2
BIOPSI
FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy)
Large-needle (core biopsy)
Open biopsy
- BiopsI insisional mengambil sebagian massa payudara yang dicurigai
- Biopsi eksisional seluruh massa payudara diambil
Sentinel Node Biopsy
13. Estrogen Reseptor (ER)
70 % dari kanker payudara ER (+)
Kalau reseptor hormon ER (+)
Sel kanker tersebut tumbuh “dipicu” oleh hormon
estrogen + mempunyai “reseptor hormon” tsb
Respon baik dengan th/ hormon
14. Esterogen Receptor
ER mungkin merupakan faktor prediktif yang paling
utama yang diperiksa pada karsinoma payudara.
Hal ini menyebabkan ER mempunyai peran penting dalam
proses karsinogenesis, dan penghambatannya melalui
targeting endokrin, baik secara langsung dengan
menggunakan agonis lemah estrogen (selective
estrogen receptor modulators) maupun secara tidak
langsung dengan memblok perubahan androgen
menjadi estrogen (misalnya : aromatase, inhibitor)
15. Progesteron Reseptor (PR)
Sel kanker tersebut tumbuh “dipicu” oleh hormon
progesteron + mempunyai “reseptor hormon”
tsb
70 % dari kanker payudara ER (+)
65 % kasus PR (+)
16. Progesterone Receptors
Progesterone Receptors (PR) adalah gen yang
diregulasi oleh estrogen, karena itu ekspresinya
mengindikasikan adanya jalur ER yang sedang aktif.
Sejalan dengan hal ini ada beberapa fakta yang
menyatakan bahwa tumor-tumor dengan ekspresi
PR yang positif mempunyai respons lebih bagus
terhadap tamoxifen, baik pada penderita dengan
metastase dan sebagai terapi adjuvant.
17. HER2
human epidermal growth factor 2
Reseptor Protein
Sekitar 1 dari 7 wanita (15%) dengan kanker payudara
tahap awal HER2 (+)
Trastuzumab (Herceptin®)
Effective treatment !!
18. Klasifikasi
ER(+) PR (+) HER2(+)
“triple positive”
Prognosis yang lebih baik
Th/ hormon +th/ untuk Her2
20. FIBROADENOMA MAMMAE
WANITA MUDA usia 15-25 tahun,
jarang ditemukan setelah menopause
Kuadran lateral superior dari mammae
Benjolan bulat atau berbenjol-benjol
dengan diameter 2-3 cm, kenyal, halus
Batas tegas
Mobilitas (+)
Tidak nyeri, nyeri tekan (+/-)
Pertumbuhan cepat selama kehamilan &
laktasi, atau menjelang menopause
rangsangan estrogen >>
21. PENATALAKSANAAN
Karena fibroadenoma mammae tumor jinak tidak perlu dengan
pengangkatan mammae.
Pengangkatan mammae harus memperhatikan faktor fisik dan
psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut
menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka
diperlukan pengangkatan.
Terapi pengangkatan tumor biopsi eksisi pembedahan dengan
mengangkat seluruh jaringan tumor + jaringan sehat di
sekitarnya.
22. Dekade ke lima, menopause
Gambaran klasik:
1. Licin
2. Teraba kenyal
Benjolan bulat yang dapat
digerakkan dan nyeri ketika
disentuh KISTA
KISTA MAMMAE
23. Kista
Ruang berisi cairan yang dibatasi sel-sel glandular dan terbentuk
dari cairan yang berasal dari kelenjar payudara
• Diagnosis ASPIRASI SITOLOGI (6 atau 8 ml) warna
kuning pudar sampai hitam
• Th/
1.Eksisi sudah jarang dilakukan !!
2. Simple Aspiration kista akan menjadi lembek dan tidak
teraba
24. 2 cardinal rules aspirasi berhasil
- massa menghilang secara keseluruhan setelah diaspirasi.
- cairan yang diaspirasi tidak mengandungi darah.
• Sekiranya kondisi ini tidak terpenuhi, ultrasonografi, needle biopsy
dan eksisi direkomendasikan.
• 2 indikasi untuk dilakukan eksisi pada kista:
1.Bila cairan aspirasi mengandung darah (selagi tidak disebabkan
oleh trauma dari jarum), kemungkinan terjadinya intrakistik karsinoma
yang sangat jarang ditemukan.
2.Rekurensi dari kista. Hal ini bisa terjadi karena aspirasi yang
tidak adekuat dan terapi lanjut perlu diberikan sebelum dilakukan
eksisi. Apabila kista masih terus membesar, eksisi direkomendasikan.
25. Tumor jinak hipertrofi epithelium duktus mamae
Insidensi :
90 % tipe soliter
Sering pada wanita pramenopausal atau postmenopausal
insiden >> dekade ke 6.
70 % Gejala nipple discharge yang serous dan bercampur darah.
Pengobatan
- Terapi secara konservatif Papiloma serta nipple discharge dapat
hilang spontan
- Eksisi duktus terminal th/ nipple discharge
- Curiga maligna eksisi luas + radiasi
PAPILOMA INTRADUKTUS
26.
27. Kelainan Fibrokistik
- Sering disebut mammary displasia
- Penambahan jaringan fibrous dan glandular
- Wanita 25-50th
- Benjolan multiple, keras, batas tegas, nyeri
- Payudara terasa lebih besar dan benjolan
teraba kerasa sebelum menstruasi
28. Insidensi :
1. Usia 30 tahun
2. Biasa unilateral
3. bulat lonjong, berbenjol
batas tegas
4. >> besar dari FAM
(pertumbuhan lebih cepat)
Th/
- Pengangkatan tumor + 2 cm
jaringan sehat
- Mastektomi
TUMOR PHYLOIDES
(Kistosarkoma filoides)
29. Kista berisi susu wanita hamil / menyusui
Sumbatan duktus selama masa laktasi
Tampak rata, benjolan dapat digerakkan, walaupun
dapat juga keras
Apabila diagnosis masih diragukan atau galaktokel
menimbulkan rasa tidak nyaman
drainase dengan aspirasi jarum halus
GALAKTOKEL
30.
31. Peradangan pada jaringan payudara
kerusakan / keretakan kulit sekitar
puting
port’ d entry bakteri menuju duktus
Payudara merah, nyeri, terasa
hangat saat perabaan
MASTITIS
33. Terjadi bila jar. payudara yang berlemak rusak spontan /
cedera / terapi radiasi
Tubuh berusaha memperbaiki jaringan payudara yang rusak
jaringan parut.
Secara klinis dan mammogram sukar dibedakan dengan karsinoma
Berupa massa keras yang sering agak nyeri tetapi tidak membesar,
kadang terdapat retraksi kulit dan batasnya tidak rata.
Secara histopatologik terdapat nekrosis jaringan lemak yang kemudian
jadi fibrosis.
Th/eksisi
NEKROSIS SEL LEMAK
36. Tumor Ganas Payudara
Klasifikasi histopatologis
Non invasive (in situ)
Intraductal carcinoma
Intralobuler carcinoma
Invasive
Invasive ductal carcinoma : paling sering
-Invasive ductal carcinoma with predominant intraductal componen
-Invasive lobular carcinoma
-Mucinous carcinoma
-Medullary carcinoma
-Papillary carcinoma
-Tubular carcinoma
Invasive lobular carcinoma
37. Tumor Ganas Payudara
1.Ductal carcinoma in situ (DCIS)
sel-sel kanker berada di dalam duktus dan belum menyebar keluar
dinding duktus ke jaringan payudara disekitarnya.
38. Saluran menjadi tersumbat dan membesar
Kalsium cenderung terkumpul
clustered or irregular calcifications atau disebut
microcalcificatons pada hasil mammogram seorang wanita
tanpa gejala kanker.
39. I. Paget’s disease dari papilla mammae.
- Biasa berhubungan dengan DCIS
- Jarang kasus murni Paget’s disease biasa ada tumor mamae juga
pada payudara yang sama sel kanker melewati duktus Papilla
mamae
Invasive Carcinoma
42. STAGING
Sistem TNM
T: Tumor primer
Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
Tis : Ca invasif
To : Tidak ada bukti adanya tumor primer
T1 : Tumor < 2 cm
1a : < 0,5 cm
1b : 0,5 - 1 cm
1c : 1 - 2 cm
T2 : Tumor 2 – 5 cm
T3 : Tumor > 5 cm
T4 : Tumor (tanpa memandang ukuran), penyebaran langsung ke
dinding thorax atau kulit (edem, ulkus, peau d’orange, satelit)
4a : Ekstensi ke dinding dada
4b : Edem kulit, ulkus, peau d’orange, satelit
4c : 4a + 4b
4d : Mastitis carsinomatous
43.
44. STAGING
N : Metastasis ke kelenjar getah bening
Nx : Kelenjar regional tidak dapat ditentukan
No : Tidak teraba kelenjar aksilla
N1 : kgb aksila ipsilateral yang mobil.
N2 : kgb aksila ipsilateral terfiksir, atau pembesaran kgb ke mamaria
interna ipsilateral (klinis) tanpa adanya metastasis ke kgb aksila.
N2a: kgb aksila terfiksir atau melekat ke struktur lain.
N2b: kgb mamaria interna ipsilateral secara klinis dan tidak terdapat
metastasis pada kgb aksila.
N3: kgb infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa metastasis kgb
aksila atau pada kgb aksila; atau metastasis pada kgb supraklavikula
ipsilateral dengan atau tanpa metastasis pada kgb aksila/mamaria
interna.
N3a: kgb infraklavikular ipsilateral.
N3b: kgb mamaria interna dan kgb aksila.
N3c: kgb supraklavikula
45. M : Metastasis ke organ jauh
Mx : Tidak dapat ditentukan metastasis jauh
Mo : Tidak ada metastasis jauh
M1 : Ada metastasis jauh, termasuk ke kelenjar
supraclavicular
46. Stage 0 Tis N0 M0
Stage I T1 N0 M0
Stage IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stage IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stage IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stage IIIB T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stage IIIC T (semua) N3 M0
Stage IV T (semua) N (semua) M1
Stadium Ca Mammae
47. PENATALAKSANAAN
Stadium I, II, IIIa (stadium operable) kuratif
Stadium I dan II
“Radikal mastectomy” atau “modified radikal
mastectomy” dengan atau tanpa radiasi dan sitostatika
adjuvant.
Stadium IIIa
Simple mastectomy dengan radiasi
dan sitostatika adjuvant
48. Stadium IIIb dan IV paliatif
- Stadium IIIb atau yang dinamakan locally advanced
pengobatan utama adalah radiasi dan dapat diikuti oleh
modalitas lain yaitu hormonal terapi dan sitostatika.
- Stadium IV pengobatan primer adalah yang bersifat
sistemik yaitu hormonal dan khemoterapi.
53. TERAPI MEDIKAMENTOSA
Radioterapi dapat u/semua stad. ca mammae
- Setelah lumpectomy pada wanita dengan DCIS radiasi adjuvant
u/ mengurangi resiko rekurensi lokal
- Untuk stad. I, IIa, atau IIb setelah lumpectomy
- Pada kasus resiko/kecurigaan metastasis yang tinggi (stad. IIIa
atau IIIb) radiasi adjuvant setelah tindakan pembedahan
54. Kemoterapi bersifat sistemik dan bekerja pada tingkat sel
terutama pada ca mammae lanjut
- Biasanya diberikan kombinasi
CMF (Cyclophosphamide, Methotrexate, Fluorouracil)
- Kemoterapi dan obat penghambat hormon (Tamoxifen)
seringkali diberikan segera setelah pembedahan dan dilanjutkan
selama beberapa bulan atau tahun menunda kembalinya
kanker dan memperpanjang angka harapan hidup penderita
- ES: mual, lelah, muntah, kerontokan rambut
55. TERAPI MEDIKAMENTOSA
Terapi anti-estrogen tamoxifen menghambat pengambilan estrogen pada
jaringan payudara.
- ES tamoxifen: nyeri tulang, hot flushes, mual, muntah, retensi cairan
Resiko jangka panjang: karsinoma endometrium
Terapi dihentikan setelah 5 tahun
Terapi antibodi anti-HER2/neu u/tujuan prognostik pada pasien tanpa
pembesaran KGB u/membantu pemilihan kemoterapi adjuvan karena dengan
regimen adriamycin menberikan respon yang lebih baik pada karsinoma
mammae dengan overekspresi HER-2/neu. Pasien dengan overekspresi Her-
2/neu mungkin dapat diobati dengan trastuzumab yang ditambahkan pada
kemoterapi adjuvan.
56. SADARI
Tujuan dari pemeriksaan payudara sendiri adalah
mendeteksi dini apabila terdapat benjolan pada
payudara, terutama yang dicurigai ganas, sehingga dapat
menurunkan angka kematian.
Wanita premenopause (belum memasuki masa
menopause) sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan, 1
minggu setelah siklus menstruasinya selesai.
59. Kesimpulan
- Benjolan pada payudara dapat merupakan tumor jinak
ataupun ganas.
- Diagnosis tumor payudara melalui anamnesis,pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang yang mendukung.
- Diagnosis pasti suatu tumor melalui biopsi pada benjolan
tersebut.
- Terapi dapat bersifat kuratif atau paliatif. Terapi kuratif
dianjurkan untuk stadium I, II, dan III.
- Pasien dengan tumor lokal lanjut (T3,T4) dan bahkan
inflammatory carcinoma mungkin dapat disembuhkan
dengan terapi multimodalitas, tetapi kebanyakan hanya
bersifat paliatif.
- Terapi paliatif diberikan pada pasien dengan stadium IV