SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
DOSEN:Albert,AMK,SE,Mmkes 
MAKALAH SOSIAL BUDAYA 
CARA-CARA PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM 
PRAKTEK KEBIDANAN 
Disusun oleh 
kelompok 1: 
1.Asni 
2.Adryani adi 
3.Arun apriliani 
4.Arsita anggraini 
5.Bijalmiah 
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KAB.MUNA 
TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR 
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat 
serta karunia-Nya kepada kami,sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah Ilmu Sosial Dan 
Budaya yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Pendekatan Sosial Budaya 
Dalam Praktek Kebidanan Melalui Pendekatan Pesantren”. 
Makalah ini berisikan informasi tentangPendekatan Ilmu Sosial Budaya Dalam Praktek 
Kebidanan Melalui Pendekatan Pesantren.Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi 
serta pengetahuan dan wawasan baru tentang tema yang kita bahas diatas. 
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan 
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan 
makalah ini. 
Akhir kata,kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta 
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai 
segala urusan kita. Amin.
BAB1 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar belakang 
Sosial Budaya dalam agama 
Sosial Budaya mencakup pola kehidupan masyarakat sesuai dengan hasil pemikiran atau adat 
istiadat masyarakat tertentu. Nah ketika masalah sosialbudaya ditelaah dalam kehidupan 
pesantren maka yang terlihat tentulah berbedadengan pola kehidupan masayarakat luar. Karena 
pondok pesantren (biasanya juga disebut pondok saja) merupakan sekolah Islamberasrama 
(Islamic boarding school). Parasantri (pelajar pesantren) belajar padasekolah ini sekaligus 
tinggal pada asrama yang disediakan pesantren. Biasanyapesantren dipimpin oleh 
seorang kiai/kyai. Untuk mengaturkehidupan pondok pesantren, kyai menujuk seorang santri 
senior untuk mengaturadik kelasnya, mereka biasanya disebut Lurah Pondok. Pesantren adalah 
sekolahpendidikan umum yang persentase ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu pendidikanagama 
Islam daripada ilmu umum. Bahkan ada pula pesantren yang hanyamengajarkan ilmu agama 
Islam saja, umumnya disebut Pesantren Salaf. 
Jadi kehidupan dalam pesantren memiliki sistem tersendiri yang berbeda dengankehidupan luar 
namun tidak bertentangan dengan system kehidupan yang dianutbangsa kita. dunia pesantren 
merupakan representrasi miniatur kehidupan riil dimasyarakat. Tapi, pesantren bukan benar-benar 
gambaran nyata masyarakat secaraumum, sebab unsur-unsur sosialnya kurang beragam 
dibanding unsur-unsur sosialmasyarakat yang lebih besar. Di pesantren, unsur-unsur sosial 
pokoknya taklebih dari kiai sebagai figur sentral, guru-guru atau asatizah sebagaipembantu kiai, 
dan para santri. Kalau pun ada anasir sosial lain di luar anasirpokok, seperti tukang masak, 
tukang kebun, dan para pekerja lainnya, perannyatak lebih sebagai pelengkap miniatur 
masyarakat pokok saja. Artinya, pesantrendapat disebut miniatur masyarakat yang memang 
kurang lengkap. Sebagian menyebutistilah sub-kultur dari kultur masyarakat yang lebih besar 
untuk pesantren. 
Fasilitas- fasilitaskehidupan masyarakat pesantren juga terbatas. Yang paling pokok 
tentulahmasjid, bangungan sekolah atau madrasah, pemondokan atau asrama, danfasilitas-fasilitas 
penunjang lainnya. Di pesantren tentu tidak dijumpaisarana-sarana hiburan, seperti 
taman, mal, cafe, bioskop, danfasilitas- fasilitas penunjang kenikmatan hidup lainnya. Tapi justru 
karenaketidaklengkapan unsur-unsur sosial dan fasilitas penunjang kenikmatan hidupitulah 
pesantren dapat membangun dunia idealnya sendiri. Di pesantren dengansistem asrama yang 
kurang menyatu dengan masyarakat, nuansa dunia ideal atau baldatunthayyibatun wa rabbun 
ghafur itu terasa sangat kuat.
1.2 Rumusan Masalah 
pendekatan social budaya dalam praktek kebidanan melalui pendekatan pesantren? 
1.3 Tujuan Penelitian 
1. Mendapatkan jawaban dari serangkaian rumusan masalah diatas 
2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang pendekatan social budaya dalam praktek 
kebidanan melalui pendekatan pesantren 
3. Memberikan informasi yang tepat kepada pembaca tentang bagaimana pendekatan pesantren 
1.4 Manfaat Penelitian 
Dapat memberikan pengetahuan tentang pendekatan social budaya dalam praktek 
kebidanan melalui pendekatan Agama islam
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Pendekatan Sosial Budaya dalam praktek kebidanan melalui agama 
Kebidanan 
Kebidanan sendiri merupakan bagian integral dari sistim kesehatan dan berkaitan dengan segala 
sesuatu yang menyangkut pendidikan, praktek dan kode etik bidan dimana dalam memberikan 
pelayanannya mengyakini bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologi normal 
dan bukan merupakan penyakit, walaupun pada beberapa kasus mungkin berkomplikasi sejak 
awal karena kondisi tertentu atau komplikasi bisa timbul kemudian. Fungsi kebidanan adalah 
untuk memastikan kesejahteraan ibu dan janin/ bayinya, bermitra dengan perempuan, 
menghormati martabat dan memberdayakan segala potensi yang ada padanya, termasuk proses 
penjaminan kesehatan ibu danbayinya serta untuk menghindari kasus gizi buruk bagi bayi. 
Kemudian praktek kebidanan adalah asuhan yangdiberikan oleh bidan secara mandiri baik pada 
perempuan yang menyangkut prosesreproduksi, kesejahteraan ibu dan janin / bayinya, masa 
antara dalam lingkuppraktek kebidanan juga termasuk pendidikan kesehatan dalam hal 
prosesreproduksi untuk keluarga dan komunitasnya. 
Praktek kebidanan berdasarkan prinsip kemitraan denganperempuan, bersifat holistik dan 
menyatukannya dengan pemahaman akan pengaruhsosial, emosional, budaya, spiritual, psikologi 
dan fisik dari pengalamanreproduksinya. 
Praktek kebidanan bertujuan menurunkan / menekan mortalitasdan morbilitas ibu dan bayi yang 
berdasarkan ilmu-ilmu kebidanan, kesehatan,medis dan sosial untuk memelihara, meningkatkan 
dan melindungi kesehatan ibudan janin / bayinya. 
Pendekatan SosialBudaya dalam praktek kebidanan melalui agama 
dalam praktek kebidanan melalui pesantren sebagaisalah satu alternativ pemecahan masalah 
dalam bidang kesehatan. Saat ini pesantren diharapkan dapat berperan aktif dalam 
upayamemberdayakan masyarakat menuju perilaku hidup bersih dan sehat, karena 
Pondokpesantren dianggap mampu menjadi penggerak masyarakat baik di bidang agama,sosial, 
maupun ekonomi. 
CARA PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM PRAKTEK KEBIDANAN 
MELALUI PENDEKATAN AGAMA 
Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam menjalani hidup 
meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama juga dapat membantu umat manusia dalam 
memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek pendekatan 
melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya : 
1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya.
2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita dan 
perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga, 
masyarakat serta bangsa. 
3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha 
Esa dalam segala aktivitasnya 
4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang bertentangan 
dengan ajarannya. 
Berbagai aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari upaya-upaya 
pelayanan kesehatan yang ditinjau dari segi agama, diantaranya : 
A. Upaya pemeliharaan kesehatan 
Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil yaitu sejak 
janin di dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat 
begitu juga dengan ibunya. Kesehatan merupakan faktor utama bagi umat manusia untuk dapat 
melakukan/menjalani hidup dengan baik sehingga dapat terhindari dari berbagai penyakit dan 
kecacatan. Ada beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk 
memelihara kesehatan yang dianjurkanoleh agama antara lain : 
1. Makan makanan yang bergizi 
2. Menjaga kebersihan (Hadist mengatakan : kebersihan sebagian dari iman) 
3. Berolah raga 
4. Pengobatan diwaktu sakit 
B. Upaya pencegahan penyakit 
Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu sakit. 
Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain: 
1. Dengan pemberian imunisasi 
Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas 1 sampai 
kelas 3. 
2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun 
(Surah Al-Baqarah ayat 233). Ayat tersebut pada dasarnya memerintahkan seorang ibu untuk 
menyusui bayinya dengan ASI sampai ia berusia 2 tahun. 
3. Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada kelompok pengajian, atau 
kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya.
C. Upaya pengobatan penyakit 
Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada obat yang diturunkan- 
Nya.” 
Dalam hati ini umat manusia dinjurkan untuk berobat jika sakit. 
Pandangan agama (agama Islam) terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada dua pendapat 
mengenai hal tersebui yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan alat kontrasepsi. Karena 
ada beberapa ulama yang .mengatakan penggunaan alat kontrasepsi itu adalah sesuatu/hal yang 
sangat bertentangan dengan ajaran agama karena berlawanan dengan takdir/kehendak Allah. 
Pendapat/pandangan agama (agama Islam) dalam pemakaian IUD. Ada dua pendapat yaitu 
memperbolehkan / menghalalkan dan melarang / mengharamkan. 
Pendapat / pandangan agama yang memperbolehkan/menghalalkan pemakaian kontrasepsi IUD : 
a. Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan. 
Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat merencanakan jarak kehamilan 
sehingga ibu tersebut dapat menjaga kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan baik. 
b. Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan. 
Jika didalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak, tentunya sangat merepotkan dan 
membebani perekonomian keluarga. Selain itu bertujuan memberikan rasa aman kepada ibu. 
Karena persalinan dengan factor resiko/resiko tinggi dapat mengancam keselamatan jiwa ibu. 
Agar ibu dapat beristirahat waktu keseharian ibu tidak hanya digunakan untuk mengurusi anak 
dan keluarga. 
Pendapat/pandangan agama yang melarang/mengharamkan pemakaian kontrasepsi IUD : 
a. Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi 
b. Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak menghalangi pembuahan sel telur 
bahkan adanya IUD sel mani masih dapat masuk dan dapat membuahi sel telur (masih ada 
kegagalan). 
c. Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada obat-obatan dan alat 
lainnya. Selain itu pada waktu pemasangan dan pengontrolan IUD harus dilakukan dengan 
melihat aura wanita. 
Pelayanan kotrasepsi system operasi yaitu MOP dan MOW juga mempunyai dua 
pendapat/pandangan yaitu memperbolehkan dan melarang. Pendapat/pandangan yang 
memperbolehkan: 
a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam kaedah hukum 
(Islam) mengatakan ” Keadaan darurat memperbolehkan hal-hal yang dilarang dengan alasan 
kesehatan/keselamatan jiwa “. 
b. Begilu. juga halnya mengenai melihat aura orang lain apabila diperlukan untuk kepentingan 
pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat dibenarkan.
Pandangan/pendapat yang melarang : 
a. Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan tujuan utama perkawinan 
yang mengatakan bahwa perkawinan bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan 
akhirat juga untuk mendapatkan keturunan. 
b. Mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat sebagian tubuh yang sehat 
dan berfungsi (saluran mani/tuba). 
c. Dengan melihat aura orang lain
BAB III 
PENUTUP 
1. KESIMPULAN 
Ketika pesantren mengaktifkan praktek kebidanan maka ini berarti pesantren tidak hanya 
menjadi wadah yang menyampaikan pesan agamatetapi juga pesantren telah menyampaikan 
pesan kesehatan dan ini sesuai dengan nilai- nilai agama islam yang kita anut, dimana agama 
menekankan kepada kitauntuk menjaga kebersihan dan kesehatan, karena merupakan bahagian 
dari iman. 
Jadi dengan adanya peraktek kebidanan dalam pesantern maka diharapkan hal ini dapat 
meningkatkan kondisi atau derajat kesehatan dan status gizi masyarakat yang masih 
memprihatinkan demi pencapaian kesejahteraan social. 
2. SARAN 
Kebersihan sebagian dari iman. Slogan yang begitu terkenal itu menjadi pemicu bagi umat untuk 
senantiasa menjaga kebersihan, rohani maupun jasmani. Barang siapa yangdalam keseharian 
mampu menjalankan pola hidup sehat baik di lingkungan maupunpribadi, maka hal itu akan 
berdampak pada peningkatan kualitas imannya. 
Dan itu menjadi sebuah langkah efektif ketika diterapkan dalam pondok pesantren sebagai salah 
“miniatur masyarakat”, meskipun kehidupan sosial budaya dalam pesantren berbeda dengan 
kebanyakan kehidupan sosial budaya masyarakat yang ada diluar pesantren.
DAFTAR PUSTAKA 
http://infolanijaya.blogspot.com/2009/05/pendekatan-sosial-budaya-dalam-praktek.html 
http://dheeachtkeyz.blogspot.com/2010/11/cara-pendekatan-sosial-budaya-dalam.html

More Related Content

What's hot

Filosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma KebidananFilosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma Kebidananpjj_kemenkes
 
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananCara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidananpjj_kemenkes
 
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iiiProses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iiiOperator Warnet Vast Raha
 
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananCara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidananpjj_kemenkes
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinOperator Warnet Vast Raha
 
Dilema etik kebidanan
Dilema etik kebidananDilema etik kebidanan
Dilema etik kebidananbayu agustina
 
Makalah etika kebidanan
Makalah etika kebidananMakalah etika kebidanan
Makalah etika kebidananasep nababan
 
Pendekatan Melalui Paguyuban
Pendekatan Melalui PaguyubanPendekatan Melalui Paguyuban
Pendekatan Melalui Paguyubanevianamsaputri
 
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletalPerubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletalRahayu Pratiwi
 
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shintaEvidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shintaAnnisa Rabbani
 
Pemasaran Sosial Jasa kebidanan
Pemasaran Sosial Jasa kebidananPemasaran Sosial Jasa kebidanan
Pemasaran Sosial Jasa kebidananpjj_kemenkes
 
Teori Model Konseptual Kebidanan
Teori Model Konseptual KebidananTeori Model Konseptual Kebidanan
Teori Model Konseptual KebidananKiki Evi Wahyuliana
 
Ppt paradigma kebidanan
Ppt paradigma kebidananPpt paradigma kebidanan
Ppt paradigma kebidananFra Fra Ndiani
 
Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent pjj_kemenkes
 
Model Asuhan Kebidanan
Model Asuhan KebidananModel Asuhan Kebidanan
Model Asuhan Kebidananpjj_kemenkes
 
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFASPERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFASpjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Filosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma KebidananFilosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma Kebidanan
 
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananCara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
 
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iiiProses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
 
Makalah manajemen kebidanan
Makalah manajemen kebidananMakalah manajemen kebidanan
Makalah manajemen kebidanan
 
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananCara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
 
Dilema etik kebidanan
Dilema etik kebidananDilema etik kebidanan
Dilema etik kebidanan
 
Komponen paradigma keb.
Komponen paradigma keb.Komponen paradigma keb.
Komponen paradigma keb.
 
Ruang lingkup asuhan kebidanan
Ruang lingkup asuhan kebidananRuang lingkup asuhan kebidanan
Ruang lingkup asuhan kebidanan
 
Makalah etika kebidanan
Makalah etika kebidananMakalah etika kebidanan
Makalah etika kebidanan
 
Pendekatan Melalui Paguyuban
Pendekatan Melalui PaguyubanPendekatan Melalui Paguyuban
Pendekatan Melalui Paguyuban
 
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletalPerubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
 
Proses konseling bidan pada ibu hamil
Proses konseling bidan pada ibu hamilProses konseling bidan pada ibu hamil
Proses konseling bidan pada ibu hamil
 
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shintaEvidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
 
Pemasaran Sosial Jasa kebidanan
Pemasaran Sosial Jasa kebidananPemasaran Sosial Jasa kebidanan
Pemasaran Sosial Jasa kebidanan
 
Teori Model Konseptual Kebidanan
Teori Model Konseptual KebidananTeori Model Konseptual Kebidanan
Teori Model Konseptual Kebidanan
 
Ppt paradigma kebidanan
Ppt paradigma kebidananPpt paradigma kebidanan
Ppt paradigma kebidanan
 
Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent
 
Model Asuhan Kebidanan
Model Asuhan KebidananModel Asuhan Kebidanan
Model Asuhan Kebidanan
 
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFASPERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
 

Similar to Makalah ilmu sosial budaya

ISBD_Kelompok 10_Cara Pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan.pptx
ISBD_Kelompok 10_Cara Pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan.pptxISBD_Kelompok 10_Cara Pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan.pptx
ISBD_Kelompok 10_Cara Pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan.pptxanisahwidiyanti
 
Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananPendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananAstriYuliaSariLubis1
 
Manusia dan Kehidupan
Manusia dan KehidupanManusia dan Kehidupan
Manusia dan Kehidupanpjj_kemenkes
 
Keperawatan agama modul 4 kb1
Keperawatan agama modul 4 kb1Keperawatan agama modul 4 kb1
Keperawatan agama modul 4 kb1Anton Saja
 
KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan ReproduksiKB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksipjj_kemenkes
 
Nakes teladan 2020 bu angga format baru
Nakes teladan 2020 bu angga format baruNakes teladan 2020 bu angga format baru
Nakes teladan 2020 bu angga format baruanggasarisiringoring
 
Pendidikan kesehatan masyarakat
Pendidikan kesehatan masyarakatPendidikan kesehatan masyarakat
Pendidikan kesehatan masyarakatpjj_kemenkes
 
Aspek Sosial Budaya Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan.pptx
Aspek Sosial Budaya Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan.pptxAspek Sosial Budaya Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan.pptx
Aspek Sosial Budaya Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan.pptxRizkyAndrianiBakara2
 
implikasi transcultural dalam praktek keperawatan
implikasi transcultural dalam praktek keperawatanimplikasi transcultural dalam praktek keperawatan
implikasi transcultural dalam praktek keperawatanary Camba
 
Modul 2 keperawatan agama kb2
Modul 2 keperawatan agama kb2Modul 2 keperawatan agama kb2
Modul 2 keperawatan agama kb2Anton Saja
 
Etika dan akhidah beragama dengan kesehatan
Etika dan akhidah beragama dengan kesehatanEtika dan akhidah beragama dengan kesehatan
Etika dan akhidah beragama dengan kesehatanpjj_kemenkes
 

Similar to Makalah ilmu sosial budaya (20)

Makalah ilmu sosial budaya
Makalah ilmu sosial budayaMakalah ilmu sosial budaya
Makalah ilmu sosial budaya
 
ISBD_Kelompok 10_Cara Pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan.pptx
ISBD_Kelompok 10_Cara Pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan.pptxISBD_Kelompok 10_Cara Pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan.pptx
ISBD_Kelompok 10_Cara Pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan.pptx
 
Kb 2
Kb 2Kb 2
Kb 2
 
Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananPendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
 
Manusia dan Kehidupan
Manusia dan KehidupanManusia dan Kehidupan
Manusia dan Kehidupan
 
Keperawatan agama modul 4 kb1
Keperawatan agama modul 4 kb1Keperawatan agama modul 4 kb1
Keperawatan agama modul 4 kb1
 
KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan ReproduksiKB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
 
Nakes teladan 2020 bu angga format baru
Nakes teladan 2020 bu angga format baruNakes teladan 2020 bu angga format baru
Nakes teladan 2020 bu angga format baru
 
Konsep kebidanan
Konsep kebidananKonsep kebidanan
Konsep kebidanan
 
Pendidikan kesehatan masyarakat
Pendidikan kesehatan masyarakatPendidikan kesehatan masyarakat
Pendidikan kesehatan masyarakat
 
Modul 4 cetak
Modul 4 cetakModul 4 cetak
Modul 4 cetak
 
Aspek Sosial Budaya Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan.pptx
Aspek Sosial Budaya Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan.pptxAspek Sosial Budaya Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan.pptx
Aspek Sosial Budaya Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan.pptx
 
Modul 6 kb 1
Modul 6 kb 1Modul 6 kb 1
Modul 6 kb 1
 
Paradigma
ParadigmaParadigma
Paradigma
 
Modul 1 cetak
Modul 1 cetakModul 1 cetak
Modul 1 cetak
 
implikasi transcultural dalam praktek keperawatan
implikasi transcultural dalam praktek keperawatanimplikasi transcultural dalam praktek keperawatan
implikasi transcultural dalam praktek keperawatan
 
Paradigma kebidanan
Paradigma kebidananParadigma kebidanan
Paradigma kebidanan
 
Modul 2 keperawatan agama kb2
Modul 2 keperawatan agama kb2Modul 2 keperawatan agama kb2
Modul 2 keperawatan agama kb2
 
Etika dan akhidah beragama dengan kesehatan
Etika dan akhidah beragama dengan kesehatanEtika dan akhidah beragama dengan kesehatan
Etika dan akhidah beragama dengan kesehatan
 
Latar belakang
Latar belakangLatar belakang
Latar belakang
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 

Makalah ilmu sosial budaya

  • 1. DOSEN:Albert,AMK,SE,Mmkes MAKALAH SOSIAL BUDAYA CARA-CARA PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM PRAKTEK KEBIDANAN Disusun oleh kelompok 1: 1.Asni 2.Adryani adi 3.Arun apriliani 4.Arsita anggraini 5.Bijalmiah AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KAB.MUNA TAHUN AJARAN 2013/2014
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami,sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Pendekatan Sosial Budaya Dalam Praktek Kebidanan Melalui Pendekatan Pesantren”. Makalah ini berisikan informasi tentangPendekatan Ilmu Sosial Budaya Dalam Praktek Kebidanan Melalui Pendekatan Pesantren.Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi serta pengetahuan dan wawasan baru tentang tema yang kita bahas diatas. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala urusan kita. Amin.
  • 3. BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sosial Budaya dalam agama Sosial Budaya mencakup pola kehidupan masyarakat sesuai dengan hasil pemikiran atau adat istiadat masyarakat tertentu. Nah ketika masalah sosialbudaya ditelaah dalam kehidupan pesantren maka yang terlihat tentulah berbedadengan pola kehidupan masayarakat luar. Karena pondok pesantren (biasanya juga disebut pondok saja) merupakan sekolah Islamberasrama (Islamic boarding school). Parasantri (pelajar pesantren) belajar padasekolah ini sekaligus tinggal pada asrama yang disediakan pesantren. Biasanyapesantren dipimpin oleh seorang kiai/kyai. Untuk mengaturkehidupan pondok pesantren, kyai menujuk seorang santri senior untuk mengaturadik kelasnya, mereka biasanya disebut Lurah Pondok. Pesantren adalah sekolahpendidikan umum yang persentase ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu pendidikanagama Islam daripada ilmu umum. Bahkan ada pula pesantren yang hanyamengajarkan ilmu agama Islam saja, umumnya disebut Pesantren Salaf. Jadi kehidupan dalam pesantren memiliki sistem tersendiri yang berbeda dengankehidupan luar namun tidak bertentangan dengan system kehidupan yang dianutbangsa kita. dunia pesantren merupakan representrasi miniatur kehidupan riil dimasyarakat. Tapi, pesantren bukan benar-benar gambaran nyata masyarakat secaraumum, sebab unsur-unsur sosialnya kurang beragam dibanding unsur-unsur sosialmasyarakat yang lebih besar. Di pesantren, unsur-unsur sosial pokoknya taklebih dari kiai sebagai figur sentral, guru-guru atau asatizah sebagaipembantu kiai, dan para santri. Kalau pun ada anasir sosial lain di luar anasirpokok, seperti tukang masak, tukang kebun, dan para pekerja lainnya, perannyatak lebih sebagai pelengkap miniatur masyarakat pokok saja. Artinya, pesantrendapat disebut miniatur masyarakat yang memang kurang lengkap. Sebagian menyebutistilah sub-kultur dari kultur masyarakat yang lebih besar untuk pesantren. Fasilitas- fasilitaskehidupan masyarakat pesantren juga terbatas. Yang paling pokok tentulahmasjid, bangungan sekolah atau madrasah, pemondokan atau asrama, danfasilitas-fasilitas penunjang lainnya. Di pesantren tentu tidak dijumpaisarana-sarana hiburan, seperti taman, mal, cafe, bioskop, danfasilitas- fasilitas penunjang kenikmatan hidup lainnya. Tapi justru karenaketidaklengkapan unsur-unsur sosial dan fasilitas penunjang kenikmatan hidupitulah pesantren dapat membangun dunia idealnya sendiri. Di pesantren dengansistem asrama yang kurang menyatu dengan masyarakat, nuansa dunia ideal atau baldatunthayyibatun wa rabbun ghafur itu terasa sangat kuat.
  • 4. 1.2 Rumusan Masalah pendekatan social budaya dalam praktek kebidanan melalui pendekatan pesantren? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mendapatkan jawaban dari serangkaian rumusan masalah diatas 2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang pendekatan social budaya dalam praktek kebidanan melalui pendekatan pesantren 3. Memberikan informasi yang tepat kepada pembaca tentang bagaimana pendekatan pesantren 1.4 Manfaat Penelitian Dapat memberikan pengetahuan tentang pendekatan social budaya dalam praktek kebidanan melalui pendekatan Agama islam
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pendekatan Sosial Budaya dalam praktek kebidanan melalui agama Kebidanan Kebidanan sendiri merupakan bagian integral dari sistim kesehatan dan berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut pendidikan, praktek dan kode etik bidan dimana dalam memberikan pelayanannya mengyakini bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologi normal dan bukan merupakan penyakit, walaupun pada beberapa kasus mungkin berkomplikasi sejak awal karena kondisi tertentu atau komplikasi bisa timbul kemudian. Fungsi kebidanan adalah untuk memastikan kesejahteraan ibu dan janin/ bayinya, bermitra dengan perempuan, menghormati martabat dan memberdayakan segala potensi yang ada padanya, termasuk proses penjaminan kesehatan ibu danbayinya serta untuk menghindari kasus gizi buruk bagi bayi. Kemudian praktek kebidanan adalah asuhan yangdiberikan oleh bidan secara mandiri baik pada perempuan yang menyangkut prosesreproduksi, kesejahteraan ibu dan janin / bayinya, masa antara dalam lingkuppraktek kebidanan juga termasuk pendidikan kesehatan dalam hal prosesreproduksi untuk keluarga dan komunitasnya. Praktek kebidanan berdasarkan prinsip kemitraan denganperempuan, bersifat holistik dan menyatukannya dengan pemahaman akan pengaruhsosial, emosional, budaya, spiritual, psikologi dan fisik dari pengalamanreproduksinya. Praktek kebidanan bertujuan menurunkan / menekan mortalitasdan morbilitas ibu dan bayi yang berdasarkan ilmu-ilmu kebidanan, kesehatan,medis dan sosial untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan ibudan janin / bayinya. Pendekatan SosialBudaya dalam praktek kebidanan melalui agama dalam praktek kebidanan melalui pesantren sebagaisalah satu alternativ pemecahan masalah dalam bidang kesehatan. Saat ini pesantren diharapkan dapat berperan aktif dalam upayamemberdayakan masyarakat menuju perilaku hidup bersih dan sehat, karena Pondokpesantren dianggap mampu menjadi penggerak masyarakat baik di bidang agama,sosial, maupun ekonomi. CARA PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM PRAKTEK KEBIDANAN MELALUI PENDEKATAN AGAMA Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam menjalani hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama juga dapat membantu umat manusia dalam memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya : 1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya.
  • 6. 2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga, masyarakat serta bangsa. 3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam segala aktivitasnya 4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang bertentangan dengan ajarannya. Berbagai aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari upaya-upaya pelayanan kesehatan yang ditinjau dari segi agama, diantaranya : A. Upaya pemeliharaan kesehatan Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil yaitu sejak janin di dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat begitu juga dengan ibunya. Kesehatan merupakan faktor utama bagi umat manusia untuk dapat melakukan/menjalani hidup dengan baik sehingga dapat terhindari dari berbagai penyakit dan kecacatan. Ada beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk memelihara kesehatan yang dianjurkanoleh agama antara lain : 1. Makan makanan yang bergizi 2. Menjaga kebersihan (Hadist mengatakan : kebersihan sebagian dari iman) 3. Berolah raga 4. Pengobatan diwaktu sakit B. Upaya pencegahan penyakit Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu sakit. Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain: 1. Dengan pemberian imunisasi Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas 1 sampai kelas 3. 2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun (Surah Al-Baqarah ayat 233). Ayat tersebut pada dasarnya memerintahkan seorang ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI sampai ia berusia 2 tahun. 3. Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada kelompok pengajian, atau kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya.
  • 7. C. Upaya pengobatan penyakit Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada obat yang diturunkan- Nya.” Dalam hati ini umat manusia dinjurkan untuk berobat jika sakit. Pandangan agama (agama Islam) terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada dua pendapat mengenai hal tersebui yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan alat kontrasepsi. Karena ada beberapa ulama yang .mengatakan penggunaan alat kontrasepsi itu adalah sesuatu/hal yang sangat bertentangan dengan ajaran agama karena berlawanan dengan takdir/kehendak Allah. Pendapat/pandangan agama (agama Islam) dalam pemakaian IUD. Ada dua pendapat yaitu memperbolehkan / menghalalkan dan melarang / mengharamkan. Pendapat / pandangan agama yang memperbolehkan/menghalalkan pemakaian kontrasepsi IUD : a. Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan. Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat merencanakan jarak kehamilan sehingga ibu tersebut dapat menjaga kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan baik. b. Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan. Jika didalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak, tentunya sangat merepotkan dan membebani perekonomian keluarga. Selain itu bertujuan memberikan rasa aman kepada ibu. Karena persalinan dengan factor resiko/resiko tinggi dapat mengancam keselamatan jiwa ibu. Agar ibu dapat beristirahat waktu keseharian ibu tidak hanya digunakan untuk mengurusi anak dan keluarga. Pendapat/pandangan agama yang melarang/mengharamkan pemakaian kontrasepsi IUD : a. Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi b. Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak menghalangi pembuahan sel telur bahkan adanya IUD sel mani masih dapat masuk dan dapat membuahi sel telur (masih ada kegagalan). c. Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada obat-obatan dan alat lainnya. Selain itu pada waktu pemasangan dan pengontrolan IUD harus dilakukan dengan melihat aura wanita. Pelayanan kotrasepsi system operasi yaitu MOP dan MOW juga mempunyai dua pendapat/pandangan yaitu memperbolehkan dan melarang. Pendapat/pandangan yang memperbolehkan: a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam kaedah hukum (Islam) mengatakan ” Keadaan darurat memperbolehkan hal-hal yang dilarang dengan alasan kesehatan/keselamatan jiwa “. b. Begilu. juga halnya mengenai melihat aura orang lain apabila diperlukan untuk kepentingan pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat dibenarkan.
  • 8. Pandangan/pendapat yang melarang : a. Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan tujuan utama perkawinan yang mengatakan bahwa perkawinan bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat juga untuk mendapatkan keturunan. b. Mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat sebagian tubuh yang sehat dan berfungsi (saluran mani/tuba). c. Dengan melihat aura orang lain
  • 9. BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN Ketika pesantren mengaktifkan praktek kebidanan maka ini berarti pesantren tidak hanya menjadi wadah yang menyampaikan pesan agamatetapi juga pesantren telah menyampaikan pesan kesehatan dan ini sesuai dengan nilai- nilai agama islam yang kita anut, dimana agama menekankan kepada kitauntuk menjaga kebersihan dan kesehatan, karena merupakan bahagian dari iman. Jadi dengan adanya peraktek kebidanan dalam pesantern maka diharapkan hal ini dapat meningkatkan kondisi atau derajat kesehatan dan status gizi masyarakat yang masih memprihatinkan demi pencapaian kesejahteraan social. 2. SARAN Kebersihan sebagian dari iman. Slogan yang begitu terkenal itu menjadi pemicu bagi umat untuk senantiasa menjaga kebersihan, rohani maupun jasmani. Barang siapa yangdalam keseharian mampu menjalankan pola hidup sehat baik di lingkungan maupunpribadi, maka hal itu akan berdampak pada peningkatan kualitas imannya. Dan itu menjadi sebuah langkah efektif ketika diterapkan dalam pondok pesantren sebagai salah “miniatur masyarakat”, meskipun kehidupan sosial budaya dalam pesantren berbeda dengan kebanyakan kehidupan sosial budaya masyarakat yang ada diluar pesantren.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA http://infolanijaya.blogspot.com/2009/05/pendekatan-sosial-budaya-dalam-praktek.html http://dheeachtkeyz.blogspot.com/2010/11/cara-pendekatan-sosial-budaya-dalam.html