1. 1
Bab I. BEDAH ABDOMEN
1. Trauma Abdomen
Terbagi :
a. trauma tajam / tembus
b. trauma tumpul
Akibatnya
1. Perforasi
2. Perdarahan
Tipe cedera berdasarkan organ :
organ padat seperti hepar dan limpa, gejala utama : perdarahan
organ lunak seperti usus dan saluran empedu, gejala utama : peritonitis.
Penyebab : pisau, senjata api, tertancap
Paling sering : usus karena mengisi sebagian besar rongga abdomen
manifestasi klinis :
Peritonitis sampai dengan sepsis
Rangsangan peritoneal sesuai isi organ
lambung ;
Kematian penderita karena :
a. sepsis
b. perdarahan
trauma tajam / tembus
2. 2
rangsangan kimia
biasanya lebih cepat
bila terjadi perforasi, rangsangan segera sesudah trauma dan akan
terjadi gejala peritonitis hebat
kolon ;
berisi feses
biasanya lebih lambat
bila terjadi perforasi, gejala rangsangan biasanya setelah 24 jam karena
kuman membutuhkan waktu untuk berkembang biak
Jenis dan berat perlukaan ditentukan oleh faktor :
a. daerah tubuh yang terluka,
b. organ yang terkena
c. velositas (kecepatan)
dengan demikian maka velositas, caliber, arah dan jarak dari benda penyebab
(senjata) merupakan informasi yang perlu untuk diketahui.
Pemeriksaan
Anamnesa
untuk mengetahui benda sumber trauma
arah tusukan,
lokasi tusukan ( pada trauma tembus )
Gejala klinis :
Rangsangan kimia ( lambung )
Rangsangan feres ( kolon )
Syok menyebabkan penurunan kesadaran
Ada jejas dinding perut ; tanda pasti ada trauma abdomen
peritonitis
3. 3
disebabkan adanya gaya deselerasi cepat
menegenai organ – organ yang tidak mempunyai kelenturan ( hati, limpa, pancreas,
dan ginjal)
Gejala klinis :
adanya darah atau cairan dalam usus memberi gejala :
a. nyeri tekan
b. nyeri ketok
c. nyeri lepas
d. kekakuan dinding perut
adanya udara dalam usus memberi gejala :
a. bising usus lemah atau hilang
b. pekak hepar lemah atau hilang
Penatalaksanaan
1. Observasi Airway, Breathing, Circulation “ A B C “ hingga keadaan umum
baik
2. Pipa lambung
manfaat diagnostic
R/ preventif
3. Pasang kateter :
Bila tidak ada cedera uretra
Kosongkan vesica urinaria
Nilai urine
4. Eksplorasi bedah
5. Resusitasi cairan
trauma tumpul
4. 4
Pemeriksaan penunjang
1. Lab :
darah lengkap
urin lengkap
2. Radiologi
a. Rontgen : foto polos abdomen ( B N O )
b. I V P ( curiga trauma saluran kencing )
c. pemindaian ( CT scan )
2. Abdomen Akut
Terbatas pada kasus “ non trauma “ yang timbul mendadak pada daerah abdomen
dan membutuhkan tindakan bedah segera.
Beberapa kondisi yang dapat terjadi
1. Peradangan : bakteri, kimiawi
2. Obstruksi mekanis
volvulus
hernia
perlengketan
3. Neoplasma / tumor
Ca
Polip
Kehamilan ektopik
4. Kelainan vaskuler
Emboli
Perforasi
Fibrosis
5. Kelainan kongenital
Intususepsi
6. 6
Infark limpa
6. Kelainan gynekolog
Dismenore
Endometriosis
Kehamilan Ektopik Terganggu “ K E T “
Torsio tumor ovarium
Ruptur kista folikel ovarium
7. Kelainan Poritoneal
Abses intra abdomen
Peritonitis primer
Peritonitis T B C
8. Perdarahan Retroperitoneal
9. Kelainan pembuluh darah
Ruptur aneurisma aorta dan viseral
Iskemia kolitis akut
Trombosis mesenterika
3. Perdarahan Per anum
Cukup berat dan serius.
Awalnya : keluhan yang kurang berarti “ asimptomatis “
Gejala klinik :
perdarahan segar dengan atau tanpa lendir
bukan melena dan hematochesia ( berasal dari esophagus,
lambung, usus halus )
Penyebab :
Orang dewasa : hemoroid, polip anus, karsinoma, fisura ani.
Anak-anak : polip anus, Invaginasi
7. 7
Hemoroid
Pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena hemoroidales.
Patologi : trombosis, ulserasi, ruptur, nekrosis, radang
Terbagi menjadi
1. Hemoroid interna
Berasal dari varises Vv. Hemoroidales superior
Lokasi ( pada posisi litotomi ) anterior kanan, posterior kanan, lateral kiri
Hemoroid yang lebih kecil dapat terjadi diantara tempat-tempat tersebut.
2. Hemoroid Externa
Berasal dari varises plexus Vv. Hemoroidales inferior
Etiologi
1. Herediter
2. Anatomi
3. Makanan
4. Pekerjaan
5. Psikis
6. Senilitas
Faktor Pencetus
Kelainan sirkulasi
Peningkatan tekanan abdominal
Fisiologis
Radang
8. 8
Klasifikasi
hemoroid interna
hemoroid eksterna
kombinasi ( gabungan ) keduanya.
Hemoroid interna terbagi menjadi :
o Grade 1 : varises satu atau lebih vena hemoroidales interna dengan gejala perdarahan
warna merah segar pada saat defekasi.
o Grade 2 : varises 1 atau lebih v. hemoroidales interna yang keluar dari dubur pada
saat defekasi tetapi masih dapat masuk tanpa didorong.
o Grade 3 : sama dengan grade 2, tetapi tidak dapt masuk spontan, harus didorong agar
masuk kembali.
o Grade 4 : telah terjadi inkarserasi.
Gejala klinis :
o Perdarahan saat defekasi, tidak bercampur feses atau lendir
o Bila hemoroid bertambah besar dapat terjadi prolaps
o Pakaian dalam kotor bila telah terjadi prolaps permanen
o Iritasi kulit perianal
o Nyeri , trombosis luas dengan edema dan peradangan
Beberapa penyakit yang memeliki gejala mirip dengan hemoroid (diagnose banding) :
a. karsinoma kolon dan rektum
b. kelainan divertikuler
c. polip adenomatosa
d. colitis ulcerative
e. fissura ani