Dokumen tersebut membahas tentang cidera kepala, termasuk insidens, mekanisme, dan jenis-jenis lesinya seperti komosio serebri, kontusio serebri, hematoma subdural, dan lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan penanganan awal cidera kepala seperti stabilisasi ventilasi dan sirkulasi, serta penilaian dengan Glasgow Coma Scale.
Cidera kepala merupakan trauma yang mengenai kepala akibat kekuatan fisik eksternal yang dapat menyebabkan gangguan kesadaran. Cidera kepala diklasifikasikan berdasarkan mekanisme, tingkat keparahan, dan morfologi. Penderita cidera kepala membutuhkan penatalaksanaan seperti kontrol airway dan spine, pemberian oksigen, pemantauan status neurologis, dan penggunaan obat untuk mencegah edema otak dan menurunkan te
Cidera kepala dapat menyebabkan kerusakan otak primer langsung akibat trauma atau sekunder akibat gangguan metabolisme dan sirkulasi darah. Gejala yang muncul antara lain gangguan kesadaran, pernapasan, tekanan darah, dan fungsi organ vital lainnya yang dapat memburukkan kondisi pasien. Prioritas penatalaksanaannya adalah memaksimalkan perfusi otak, mencegah komplikasi, dan memulihkan fungsi organ secara optimal.
Dokumen tersebut membahas pengelolaan pasien dengan cedera kepala, mulai dari pemeriksaan awal, klasifikasi berat ringan dan berat, hingga tatalaksana yang sesuai untuk masing-masing klasifikasi. Tatalaksana meliputi pemberian oksigen, cairan infus, obat-obatan, dan pemantauan kondisi neurologi pasien. Pengelolaan yang tepat dan cepat diharapkan dapat menghasilkan prognosis yang baik bagi pasien.
Edema serebri adalah akumulasi cairan di otak yang meningkatkan volume otak. Dapat terjadi peningkatan volume intraseluler maupun ekstraseluler. Gejalanya antara lain nyeri kepala, muntah, gangguan penglihatan, dan pernapasan. Pemeriksaan CT scan atau MRI dapat menunjukkan lokasi dan sebab edema. Penatalaksanaannya meliputi posisi kepala, analgesia, ventilasi, penanganan tekanan darah dan cairan, serta
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, etiologi, tipe, pemeriksaan, dan penatalaksanaan cedera kepala. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan mengenai skala koma Glasgow dan penanganan awal pasien cedera kepala."
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan patofisiologi sistem saraf pusat. Secara ringkas:
1. Mekanisme muntah proyektil akibat peningkatan tekanan intrakranial yang merangsang pusat muntah.
2. Anatomi meninges terdiri atas tiga lapisan dan menerima vaskularisasi dari arteri meninges.
3. Mekanisme cedera kepala dibedakan menjadi cedera tumpul dan penetrasi, serta ditandai
Cidera kepala merupakan trauma yang mengenai kepala akibat kekuatan fisik eksternal yang dapat menyebabkan gangguan kesadaran. Cidera kepala diklasifikasikan berdasarkan mekanisme, tingkat keparahan, dan morfologi. Penderita cidera kepala membutuhkan penatalaksanaan seperti kontrol airway dan spine, pemberian oksigen, pemantauan status neurologis, dan penggunaan obat untuk mencegah edema otak dan menurunkan te
Cidera kepala dapat menyebabkan kerusakan otak primer langsung akibat trauma atau sekunder akibat gangguan metabolisme dan sirkulasi darah. Gejala yang muncul antara lain gangguan kesadaran, pernapasan, tekanan darah, dan fungsi organ vital lainnya yang dapat memburukkan kondisi pasien. Prioritas penatalaksanaannya adalah memaksimalkan perfusi otak, mencegah komplikasi, dan memulihkan fungsi organ secara optimal.
Dokumen tersebut membahas pengelolaan pasien dengan cedera kepala, mulai dari pemeriksaan awal, klasifikasi berat ringan dan berat, hingga tatalaksana yang sesuai untuk masing-masing klasifikasi. Tatalaksana meliputi pemberian oksigen, cairan infus, obat-obatan, dan pemantauan kondisi neurologi pasien. Pengelolaan yang tepat dan cepat diharapkan dapat menghasilkan prognosis yang baik bagi pasien.
Edema serebri adalah akumulasi cairan di otak yang meningkatkan volume otak. Dapat terjadi peningkatan volume intraseluler maupun ekstraseluler. Gejalanya antara lain nyeri kepala, muntah, gangguan penglihatan, dan pernapasan. Pemeriksaan CT scan atau MRI dapat menunjukkan lokasi dan sebab edema. Penatalaksanaannya meliputi posisi kepala, analgesia, ventilasi, penanganan tekanan darah dan cairan, serta
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, etiologi, tipe, pemeriksaan, dan penatalaksanaan cedera kepala. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan mengenai skala koma Glasgow dan penanganan awal pasien cedera kepala."
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan patofisiologi sistem saraf pusat. Secara ringkas:
1. Mekanisme muntah proyektil akibat peningkatan tekanan intrakranial yang merangsang pusat muntah.
2. Anatomi meninges terdiri atas tiga lapisan dan menerima vaskularisasi dari arteri meninges.
3. Mekanisme cedera kepala dibedakan menjadi cedera tumpul dan penetrasi, serta ditandai
Hemiparesis adalah kelemahan pada satu sisi tubuh yang disebabkan oleh lesi otak di hemisfer serebri kontralateral. Diagnosis membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebabnya seperti stroke, tumor, atau inflamasi. Gejala utama hemiparesis adalah kelemahan otot dan gangguan sensorik pada satu sisi tubuh.
1. Pasien mengalami hemiplegia yang merupakan gejala stroke. 2. Riwayat hipertensi dan gaya hidup tidak sehat meningkatkan risiko stroke. 3. CT scan diperlukan untuk memastikan diagnosis dan lokasi kerusakan otak.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Trauma medulla spinalis adalah cedera pada tulang belakang yang menyebabkan lesi di medulla spinalis dan gangguan neurologis; (2) Penatalaksanaan meliputi pemeriksaan penunjang seperti X-Ray dan MRI, penatalaksanaan medis seperti operasi, terapi, dan imobilisasi, serta pengelolaan komplikasi seperti sistem pernafasan dan genitourinaria; (3) Tujuannya adalah memp
Asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke memberikan penjelasan mengenai pengkajian, diagnosa, dan rencana keperawatan untuk pasien stroke. Pengkajian meliputi riwayat medis dan gejala klinis, seperti gangguan fungsi saraf dan mobilitas. Diagnosa keperawatan meliputi hambatan mobilitas, komunikasi, dan aktivitas sehari-hari karena kerusakan saraf serta risiko komplikasi peredaran darah otak. Rencana keperawatan bertujuan
Cedera otak dapat terjadi secara primer akibat benturan langsung ke kepala atau sekunder pasca kejadian awal. Cedera otak primer dapat menyebabkan gegar otak, pembengkakan, atau kerusakan serat saraf secara luas, sementara cedera otak sekunder disebabkan oleh pelepasan zat toksik yang menyebabkan hipotensi, gangguan aliran darah, hipoksia, dan peningkatan tekanan intrakranial. Manajemen ut
Trauma kepala dapat menyebabkan berbagai cedera seperti luka kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, perdarahan intrakranial, dan cedera otak. Diagnosis didasarkan pada mekanisme kecelakaan, gejala klinis, dan hasil pemeriksaan seperti CT scan. Penanganannya meliputi tindakan darurat, pemantauan neurologis, dan operasi jika diperlukan seperti pada hematoma epidural besar atau subdural lu
Herniasi otak terjadi ketika terdapat peningkatan tekanan intrakranial yang menyebabkan pergeseran jaringan otak ke area dengan tekanan lebih rendah. Diagnosis dapat ditentukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang seperti CT-Scan dan MRI. Penatalaksanaan bertujuan menurunkan tekanan intrakranial dan memperbaiki keadaan umum pasien.
Hemiparesis adalah kelemahan pada satu sisi tubuh yang disebabkan oleh lesi otak di hemisfer serebri kontralateral. Diagnosis membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebabnya seperti stroke, tumor, atau inflamasi. Gejala utama hemiparesis adalah kelemahan otot dan gangguan sensorik pada satu sisi tubuh.
1. Pasien mengalami hemiplegia yang merupakan gejala stroke. 2. Riwayat hipertensi dan gaya hidup tidak sehat meningkatkan risiko stroke. 3. CT scan diperlukan untuk memastikan diagnosis dan lokasi kerusakan otak.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Trauma medulla spinalis adalah cedera pada tulang belakang yang menyebabkan lesi di medulla spinalis dan gangguan neurologis; (2) Penatalaksanaan meliputi pemeriksaan penunjang seperti X-Ray dan MRI, penatalaksanaan medis seperti operasi, terapi, dan imobilisasi, serta pengelolaan komplikasi seperti sistem pernafasan dan genitourinaria; (3) Tujuannya adalah memp
Asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke memberikan penjelasan mengenai pengkajian, diagnosa, dan rencana keperawatan untuk pasien stroke. Pengkajian meliputi riwayat medis dan gejala klinis, seperti gangguan fungsi saraf dan mobilitas. Diagnosa keperawatan meliputi hambatan mobilitas, komunikasi, dan aktivitas sehari-hari karena kerusakan saraf serta risiko komplikasi peredaran darah otak. Rencana keperawatan bertujuan
Cedera otak dapat terjadi secara primer akibat benturan langsung ke kepala atau sekunder pasca kejadian awal. Cedera otak primer dapat menyebabkan gegar otak, pembengkakan, atau kerusakan serat saraf secara luas, sementara cedera otak sekunder disebabkan oleh pelepasan zat toksik yang menyebabkan hipotensi, gangguan aliran darah, hipoksia, dan peningkatan tekanan intrakranial. Manajemen ut
Trauma kepala dapat menyebabkan berbagai cedera seperti luka kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, perdarahan intrakranial, dan cedera otak. Diagnosis didasarkan pada mekanisme kecelakaan, gejala klinis, dan hasil pemeriksaan seperti CT scan. Penanganannya meliputi tindakan darurat, pemantauan neurologis, dan operasi jika diperlukan seperti pada hematoma epidural besar atau subdural lu
Herniasi otak terjadi ketika terdapat peningkatan tekanan intrakranial yang menyebabkan pergeseran jaringan otak ke area dengan tekanan lebih rendah. Diagnosis dapat ditentukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang seperti CT-Scan dan MRI. Penatalaksanaan bertujuan menurunkan tekanan intrakranial dan memperbaiki keadaan umum pasien.
Stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak akibat gangguan aliran darah yang berlangsung lebih dari 24 jam. Stroke dapat disebabkan oleh trombosis, emboli, iskemia, atau perdarahan di otak. Manifestasi klinis stroke meliputi defisit motorik, verbal, sensori dan komplikasinya dapat berupa edema otak, pneumonia, atau stroke ulang. Pemeriksaan CT-scan dan MRI berguna untuk diagnosis dan lokalisasi area kerusakan otak.
1. Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan intrakranial, termasuk definisi, epidemiologi, etiologi, patogenesis, klasifikasi, dan jenis-jenis perdarahan intrakranial seperti perdarahan epidural, subdural, subaraknoid, intraserebral, dan periventrikular-intraventrikular.
2. Perdarahan intrakranial dapat disebabkan oleh hipertensi, obat-obatan antikoagulan, trauma kepala, dan gangguan perdarahan. Diagnosis did
Laporan kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 21 tahun yang dibawa ke rumah sakit dengan keluhan penurunan kesadaran setelah terjatuh. Pemeriksaan CT scan kepala menunjukkan adanya epidural hematoma di bagian kanan kepala. Pasien kemudian menjalani operasi kraniotomi untuk mengevakuasi darah. Diagnosisnya adalah post kraniotomi untuk epidural hematoma.
Tumor otak adalah lesi yang tumbuh di otak, menyebabkan gejala seperti sakit kepala, muntah, dan gangguan neurologis. Diagnosa didukung hasil CT scan atau MRI, yang dapat mengidentifikasi lokasi dan ukuran tumor. Penatalaksanaan meliputi pembedahan, radioterapi, dan obat-obatan untuk mengurangi gejala. Prognosis tergantung jenis dan lokasi tumor.
Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan tekanan intrakranial yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti perdarahan, infeksi, tumor, dan cedera kepala. Gejalanya bervariasi mulai dari sakit kepala, gangguan kesadaran, hingga herniasi otak. Penanganannya meliputi mengobati penyebab utama, pemberian cairan, dan manajemen tekanan darah serta mannitol untuk menurunkan edema.
1. Stroke merupakan gangguan neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak yang dapat berupa trombosis, emboli, atau perdarahan.
2. Faktor risiko utama stroke adalah hipertensi, diabetes, dan kerusakan pembuluh darah.
3. Pengobatan stroke meliputi stabilisasi tanda vital, pengobatan konservatif seperti vasodilator, dan pengobatan bedah seperti endarterektomi karotis.
Dokumen tersebut membahas tentang neurotrauma dan darurat neurologis yang mencakup hematoma epidural, hematoma subdural, dan trauma medula spinalis. Gejala dan tatalaksananya meliputi immobilisasi, cairan intravena, dan rehabilitasi. Komplikasi potensial tergantung lokasi dan besarnya cedera serta kondisi pasien.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi kepala, jenis-jenis cedera kepala, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Cedera kepala dibagi menjadi ringan, sedang dan berat berdasarkan GCS, dan dapat disebabkan oleh benturan langsung maupun tidak langsung. Pemeriksaan CT scan dan tindakan bedah sering dibutuhkan untuk menangani komplikasi seperti perdarahan intrakranial. Pengelolaan tekanan darah juga penting
CVA infark serebral merupakan gangguan peredaran darah ke otak yang disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah, mengakibatkan kerusakan jaringan otak. Manifestasi klinisnya berupa kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah, gangguan sensibilitas, dan penurunan kesadaran hingga koma. Patofisiologinya adalah terjadinya iskemia jaringan otak akibat gangguan sirkulasi darah dan oksigen ke otak.
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang studi pengetahuan ibu tentang manfaat KMS balita di wilayah kerja Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna tahun 2016. Latar belakang penelitian ini adalah masih rendahnya pengetahuan ibu tentang pemanfaatan KMS balita di wilayah tersebut berdasarkan hasil survei awal tahun 2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang man
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Asfiksia merupakan salah satu penyebab utama kematian neonatal dini di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan penanganan awal pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Metode yang dig
Kelurahan Laiworu dan Kelurahan Wamponiki melaksanakan kegiatan bhabinkamtibmas pada bulan September 2015. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan menjaga ketertiban serta kenyamanan lingkungan. Masyarakat diajak bekerja sama dengan aparat keamanan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal di kedua kelurahan.
Bhabinkamtibmas di Kelurahan Laiworu melakukan beberapa kegiatan antara lain patroli rutin di lingkungan kelurahan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal, melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya kerjasama masyarakat dalam menjaga ketertiban dan ketenteraman, serta melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat yang rawan kejahatan.
Ekosistem padang lamun memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dari ekosistem mangrove dan terumbu karang. Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang mampu beradaptasi hidup di perairan laut dengan memiliki akar, daun, dan pembuluh. Lamun membentuk hamparan vegetasi yang luas dan memiliki peran penting dalam ekosistem perairan pesisir.
Cinderella is a story about a girl named Cinderella who is mistreated by her stepmother and stepsisters. She dreams of attending the prince's ball but is unable to go. With the help of a fairy godmother, Cinderella is able to go to the ball in a magical coach and dress. At midnight, she flees the ball, losing one of her glass slippers. The prince searches for the girl whose foot fits the slipper and finds Cinderella. They get married and live happily ever after.
Pemerintah Kabupaten Muna meminta Panitia Penerima Hasil Pekerjaan untuk melakukan serah terima akhir atas pekerjaan pembangunan drainase dan duiker lingkungan III Wamponiki yang dilaksanakan oleh CV. Sinar Linda pada tanggal 25 Agustus 2014.
Dokumen ini merangkum manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan antenatal pada Ny. I yang menderita preeklampsia berat di Desa Ghonsume, Kecamatan Duruka, Kabupaten Muna dari 14 April hingga 28 April 2015. Laporan ini disusun oleh Sitti Nurjannah sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
Dokumen tersebut menjelaskan 99 nama-nama Allah SWT beserta artinya. Nama-nama tersebut mencakup makna-makna seperti Yang Maha Pemurah, Yang Maha Adil, Yang Maha Mengetahui, dan Yang Maha Esa. Nama-nama tersebut merupakan ungkapan dari sifat-sifat dan keagungan Allah SWT.
Global warming will have significant impacts on forests, reefs, deserts, and storms according to the article. The Amazon forest could lose 30-60% of its area and become dry grasslands by 2050 due to warming and deforestation. The Great Barrier Reef may completely disappear within 20 years as rising sea levels from climate change drown the coral. Climate models predict that the Sahara desert could transform back into a lush grassland like it was 12,000 years ago if rainfall increases. While it's unclear if global warming caused any single storm, models indicate that hurricanes will likely become stronger and more destructive due to rising ocean temperatures caused by climate change.
Acara radio membahas penyakit HIV/AIDS, penyebabnya (virus HIV), dan cara penularannya (darah, cairan kelamin, jarum suntik). Narasumber memberikan saran untuk mencegahnya seperti menjauhi seks bebas dan narkoba, serta meningkatkan iman.
1. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 1
Bab IV. CIDERA KEPALA
Insidens
Tiap tahun meningkat
Sebanding dengan peningkatatan jumlah kendaraan
Industrialisasi
Kecelakaan kerja
Umur 15 – 40 tahun
Kota besar di Indonesia
Berakibat pada geger otak bahkan kematian
Mekanisme
1. Gaya lambat “static loading”
- Biasanya lebih 300 milidetik
- Jarang terjadi
- Kerusakan sangat parah mulai kulit kepala sampai pada jaringan otak
2. Gaya cepat “ dynamic loading”
- Kurang dari 200 milidetik bahkan sampai 50 milidetik
- dapat disebabkan Gaya yang bekerja tidak lansung pada kepala yang disebut
impulsive loading. Hal ini dapat terjadi pada saat kepala mulai bergerak atau
mulai berhenti tiba-tiba. Misalnya : anak yang diguncang bahunya dengan
keras tidak tampak adanya pukulan tapi telah terjadi gerakan hebat dalam
rongga cranium.
Gaya yang dihasilkan dapat berupa :
Gaya regangan
Penekanan
Robekan
Type lesi yang diakibatkan :
a. Komosio serebri
b. Kontusio serebri
c. Diffuse axonal injury
d. Hematoma subdural
e. Hematoma intraserebral
Dynamik loading sering disebaban oleh gaya yang lansung bekerja mengenai
kepala, menimbulkan gaya akselerasi dan deselerasi.
2. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 2
Lesi yang diakibatkan oleh gaya lansung “contact injury” :
1. Lesi lokal
a. Cedera lapisan kulit kepala “scalp”
b. Fraktur linear
c. Fraktur depresi
d. Fraktur basis cranii
e. Hematoma epidural
f. Hematoma subdural
g. Hematoma intraserebral
h. Coup contusions
2. Lesi karena gelombang kejut “shock wave”
Hematoma intraserebri bagian dalam
Hematoma intraventrikel otak
3. Lesi karena cidera akslerasi
Hematoma subdural
Coup contusions
Komosio serebri
Diffuse axonal injury
Secara teori dikatakan bahwa gaya dapat dibedakan, tapi saat terjadi cedera
keapala terdiri dari gabungan beberapa gaya.
Cidera kulit kepala dapat berupa :
Secara anatomi lapisan kulit kepala tersusun dari bagian skin, sub cutaneus,
aponeurosis galea, loose aerolar tissue dan periosteum (scalp). Kulit kepala berguna
sebagai peredam pertama dari cidera kepala dengan cara mengabsorbsi sebagian energi
yang dihasilkan akibat benturan kepala tersebut. Cidera yang terjadi pada kulit kepala
dapat berupa :
Vulnus apertum
Laserasi / avulsi scalp
Hematoma sub cutan / sub galea/ sub periosteum
Fraktur linear calvaria cranii
Perlu evaluasi karena dapat terjadi komplikasi berupa :
pada daerah temporal dapat merobek a. meningea media
pada daerah tengah kepala dapat merobekn sinus sagitalis superior
3. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 3
Fraktur basis cranii
- Terjadi karena adanya benturan di calvaria cranii yang kemudian
di teruskan ke arah basis cranii “Remote Fracture”
- Tulang lebih tipis daripada calvaria, duramater lebih tipis dan
melekat erat
- bila Fraktur basis cranii, biasanya duramater ikut robek
Tanda klinis fraktur basis cranii :
Brill hematoma
Batle’s sign
Bloody otorrhoe
Bloody rhinorrhoe
Liquorhoe
Lesi saraf kranialis terutama N. I, VII, VIII
Fraktur depresi
o Apabila ada segmen fraktur yang masuk ke dalam rongga
intracranial setebal tulang wajah
o Terjadi gaya yang terjadi pada calvaria cranii lebih besar
daripada gaya adhesi tulang sehingga lengkungan tulang tak dapat
kembali normal
o Bisa terbuka atau tertutup
o semua kasus fraktur terbuka harus segera dilakukan tindakan
bedah
KOMOSIO SEREBRI
Komosio serebri adalah gangguan fungsi otak tanpa disertai adanya
kerusakan jaringan otak
Tanda klinis :
- Hilangnya kesadaran kurang dari 15 menit
- amnesia antegrade
- Dapat diikuti dengan nyeri kepala, pusing dan mual
Tindakan :
- Observasi 2 jam di UGD
- Bila keadaan umum membaik ; boleh pulang
Indikasi harus masuk RS :
- Fraktur calvaria
- Fraktur basis cranii
- Selama observasi 2 jam di UGD terdapat nyeri kepala, pusing,
mual walaupun sudah di beri R/ simptomatis
4. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 4
- Ada penyakit lain misalnya diabetes melitus dan gangguan
pembekuan darah (koagulopati)
- di rumah : tidak ada yang mengawasi / mengobservasi dengan baik
- Jauh dari RS
KONTUSIO SEREBRI
Kontusio serebri adalah gangguan fungsi otak yang disertai adanya kerusakan jaringan
otak sendiri.
Tanda klinis :
- Penurunan kesadaran lebih 15 menit
- Hemiparese / plegi
- Pupil anisokor
- Diikuti dengan mual-muntah, nyeri kepala, amnesia antegrade dan retrograde
- Lama gangguan berhubungan dengan luasnya kerusakan
- Harus masuk RS
HEMATOMA EPIDURAL
Hematoma epidural adalah perdarahan yang terletak antara duramater dan tulang calvaria.
Biasa karena robeknya pembuluh darah a. maningea media.
Kasus lain karena robeknya sinus venosus juga sinus sagitalis superior, vena
diploica, dan vena emisaria karena fraktur calvaria.
Dengan adanya fraktur calvaria kemungkinan terjadi pedarahan intracranial lebih
besar.
Tanda klinis
1. Pupil anisokur, dilatasi satu sisi dengan hematum epidural.
2. Hemiplegi / parese, kontralateral.
3. Gejala peningkatan tekanan intracranial.
4. Penurunan kesadaran sering kali disertai “lucid interval.”
5. Mual sampai muntah.
6. Nyeri kepala menetap walaupun sudah di R/ dengan Analgesia.
Tindakan ; Burr hole exploration.
Pragnose : tergantung cepatnya tindakan medis sejak awal terjadinya cedera keadaan
klinis pasien.
5. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 5
HEMATOMA SUBDURAL
adalah hematoma yang berada di bawah duramater.
Robek “bridging vein” dan pembuluh darah permukaan korteks serebri
Bisa terjadi oleh gaya langsung (lesi coup) maupun gaya tidak langsung (lesi contra
coup).
Prognose, tergantung GCS, umur waktu antara, cedera penyerta.
Sebaiknya dilakukan operasi kurang dari 4 jam, bila lebih dari 8 jam angka
mortalitas lebih dari 40 %.
Berdasarkan waktu antara terjadi cidera kepala sampai terbentuknya
hematoma subdural, dibagi menjadi :
Akut, bila kurang dari 3 hari.
Subakut, 3 hari – 3 pekan.
Kronis, lebih dari 3 pekan.
Presdisposi lain terjadi karena :
Alkoholik kronis.
Epilepsy, koagulopati.
Tindakan : burr hole exploration dan drain subdural pasif.
HEMATOMA INTRASEREBRAL
Hematoma Intraserebral adalah hematoma yang terjadi di dalam otak karena robekan
pembuluh darah di dalam jaringan otak tersebut.
Terjadi baik gaya langsung atau tidak langsung.
Paling sering di daerah pole dimana terdapat lobus frontalis dan temporalis.
Tanda klinis:
- Tergantung lokasi.
- Luas robekan dan kerusakan jaringan otak.
- Daerah frontal, dengan hematoma kecil tidak terjadi gangguan kesadaran.
- Daerah kapsula interna : hemiparese / plegi.
Tindakan operatif :
- Nyeri kepala terus menerus.
- Penurunan kesadaran.
- Hemiparese / plegi.
- gambaran CT scan terdapat hematoma lebih dari 3 cm.
6. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 6
DELAY TRAUMATIC INTRACEREBRAL HEMORRHAGE (SPALT APOPLEXIE)
Adanya perdarahan intraserebral yang terjadi secara lembut akibat trauma
kepala bukan spontan (tidak ada batasan waktu sampai beberapa lama, yang
penting sebelumnya di daerah perdarahan tersebut tidak ada perdarahan, hanya
berupa bercak kontusio saja, 1 sampai 2 mm).
Kriteria Bolinger:
a. Didahului oleh riwayat adanya cidera kepala
b. Ada periode asimptomatik
c. Tidak ada kelainan vaskuler / koagulopati
d. Pada autopsy, ada perdarahan intravertikel / intracerebral
Tanda klinis :
Cedera kepala → peningkatan kesadaran
↓
Perdarahan intraserebral disertai dengan Penurunan kesadaran atau lateralisasi
Penanganan :
sama dengan perdarah intracerebral primer
TEKANAN INTRAKRANIAL
Isi rongga kepala / cranium :
Jaringan otak : 900 – 1200 cc.
Pembukuh darah dan isinya : 125 – 150 cc.
Cairan serebrospinal ; 125 – 150 cc.
Doktrin of Monro Kellie
Jika ada penambahan masa pada isi cranium maka salah satu komponen harus
melakukan kompensasi sehingga volume intracranial tetap. Mekanisme kompensasi tersebut
seperti berikut :
I. mula mula Cairan serebrospinal bergerak menuju ruang arachnoid yang ada di daerah
spinal, produksinya akan ditekan dan meningkatkan absorbsi villi-villi arachnoidales.
II. Pengurangan volume vaskuler dengan cara vosokonstriksi tetapi untuk
mempertahankan tekanan perfusi otak akan terjadi peningkatan tekanan sistolik.
7. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 7
Fenomena tersebut dikenal dengan cushing respon bersamaan dengan gejala
pernapasan yang tidak teratur dan bradikardi.
Jika kedua mekanisme tersebut gagal Tekanan intrakranial terus meningkat
Herniasi otak (komponen jaringan otak bergeser melewati locus minoris Resistance)
Kondisi normal tekanan foramen Monroe 0 - 15 mmHg
Derajat peningkatan :
ringan : 15 - 20 mmHg
sedang : 20 - 25 mmHg
berat : > 25 mmHg
Penyebab terjadinya peningkaan tekanan intrakranial.
Perdarahan intracranial Hematoma epidural, hematoma subdural dan hematoma
intraserebral
Edeme serebri vasogenik, sistotoksik
Peningkatan volume darah otak
Obstruksi
Vasodilatasi
Hidrosefalus (Peningkatan jumlah cairan cerebrospinalis dalam sistem ventrikel)
Gejala peningkaan tekanan intrakranial :
Nyeri kepala
Udema pupil
Mual hingga muntah
Herniasi otak
Derajat kesadaran
Diukur dengan derajat koma menurut Glasgow Comma Scale.
Yang dinilai :
E Respon membuka mata
M Respon motorik
V Respon verbal
8. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 8
Klasifikasi derajat cidera kepala :
Ringan ; GCS > 12
Sedang ; GCS 9 -12
Berat ; GCS 3 - 8
Manfaat penilaian dengan GCS :
a. Penilaian seragam, deviasi maksimal 2% antar penilai.
b. Mengetahui derajat kesadaran.
c. Salah satu faktor penentu prognose dari cidera kepala.
d. Salah satu kemampuan untuk melakukan observasi penderita cidera kepala yang
dirawat di bangsal.
Yang dievaluasi (nilai )
Respon membuka mata
Spontan 4
Rangsangan suara 3
Rangsangan nyeri 2
Tidak respon terhadap nyeri 1
Respon motorik
Menurut perintah 6
Lokalisir rasa nyeri 5
Withdrawl terhadap rasa nyeri 4
Flexi abnormal terhadap rasa nyeri 3
Extensi abnormal terhadap rasa nyeri 2
Tidak ada gerakan extremitas 1
Respon verbal
Orientasi baik 5
Disorientasi 4
Kata tidak berbentuk kalimat 3
Hanya bersuara / merintih 2
Tidak bersuara 1
9. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 9
Penanganan Cidera Kepala
Ditujukan untuk perbaikan dan stabilisasi ventilasi dan sirkulasi adekwat berdasarkan
airway, Brething, circulation.
1. Penderita tidak sadar , berikan O2 8 -10 l /menit sehingga dicapai
PaCO3 = 30 - 35 mmHg. Pa O2 > 75 mmHg.
Saturasi O2 > 95%
2. Pertahankan TD sistolik 120 mmHg.
TD sistolik < 90 mmHg akan menyebabkan aliran darah otak berkurang → iskemia
global jaringan otak → angka kematian 2 hingga 3 kali lebih tinggi.
3. Pada fase dini sudah dilakukan penilaian dan pencatatan serta tindakan :
Waktu, mekanisme, penyebab cidera.
GCS, ukuran pupil dan refleksi cahaya, deficit neurologis (utamanya untuk dokter).
Cidera pada tempat lain ( tulang belakang )
4. Pemeriksaan penunjang.
5. Pemberian atau simptomatik dan cegah komplikasi (atas anjuran dokter).
6. Perawatan yang baik.
PERAWATAN DAN OBSERVASI CIDERA KEPALA DI RUANGAN.
1. Observasi kesadaran, komplikasi, vital signs (tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu
tubuh)
Observasi kesadaran dan komplikasi Pada cidera kepala :
selama 6 jam pertama dilakukan tiap 15 menit
selanjutnya observasi tanda tanda vital dilakukan tiap jam
2. Pemberian cairan
Tiap kenaikan suhu 1o
C, kebutuhan cairan bagi tubuh naik 10 %
Keseimbangan cairan harus diukur tiap pagi
Jumlah cairan yang keluar melalui dain
warna cairan
Jenis cairan
Total cairan input dan output
3. Pemasangan N G T, dengan syarat :
Tidak ada kontraindikasi
Tidak terdapat retensi dari saluran cerna
Terdapat bising usus
10. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 10
4. Bila pasien gaduh gelisah, cari kemungkinan penyebab
Penyebab nyeri antara lain :
Adanya fraktur atau retensio urine
Syok
Kesadaran mulai membaik
Tempat kurang nyaman, gatal, kotor atau basah
5. Fisioterapi
Posisi kepala dimiringkan 15 o
hingga 20 o
Bagi pasien hemiparese atau hemiplegia, bila tanda tanda vital sudah baik :
o Segera dilakukan fisioterapi untuk mencegah kontraktur
o Latihan gerak pasif untuk mencegah thrombosis vena dalam
Cegah ortostatik pneumonia dan dekubitus dengan perubahan posisi tiap 2 jam
Hati hati pada penderita dengan dugaan trauma tulang belakang
6. untuk menghindari terjadinya keratitis, tutuplah mata penderita dengan kain kassa
steril yang cukup basah