Dokumen tersebut membahas tentang proses pembuatan produk silinder dengan mesin bubut dan milling. Ia menjelaskan prinsip kerja, bagian-bagian, dan cara pengoperasian mesin bubut untuk membuat produk-produk seperti silinder, poros, dan ulir. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan pembelajaran tentang mesin bubut dan milling.
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
Mesin Perkakas
1. BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
Jenis-jenis produk yang berbentuk silinder banyak ditemui pada komponen-komponen
mesin dari yang ukuran kecil sampai yang ukuran besar, misalnya dari
mulai baut ukuran kecil sampai besar, berbagai jenis poros, piston dan silinder,
selongsong senjata, poros turbin, dan sebagainya. Proses pembuatan produk-produk
tersebut biasa dilakukan dengan proses pemotongan pada mesin bubut
dimana proses berlangsung dengan cara memotong sebagian benda kerja yang
berputar pada mesin sementara pisau potongnya diam. Benda kerja untuk proses
bubut merupakan bahan setengah jadi hasil dari proses pengecoran dan
pembentukan. Proses pemesinan milling (milling) adalah proses penyayatan benda
kerja menggunakan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses
penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang mengitari pisau ini bisa
menghasilkan proses pemesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat bisa
berbentuk datar, menyudut, atau melengkung. Permukaan benda kerja bisa juga
berbentuk kombinasi dari beberapa bentuk. Terjadinya pemotongan/penyayatan
dengan kedalaman yang disesuaikan karena alat potong yang berputar dan gigi
potong yang menyentuh permukaan benda kerja yang dijepit pada ragum meja
mesin milling menghasilkan benda produksi sesuai dengan gambar kerja yang
dikehendaki.
2. 2
1.2 Rumusan Masalah
Kemampuan mahasiswa dalam mengoperasikan mesin bubut dan mesin
milling yang memiliki beragam fungsi dalam pembentukan produk, sehingga
mahasiswa dapat melakukan proses pemesinan.
Perumusan masalahnya antara lain :
1. Bagaimana cara bubut silindris (turning) dan bubut tirus (cone)?
2. Bagaimana cara bubut muka (facing)?
3. Bagaimana cara bubut alur (grooving)?
4. Bagaimana cara bubut potong (cut off)?
5. Bagaimana cara meluaskan lubang (booring)?
6. Bidang rata datar.
7. Bidang rata miring menyudut.
1.3 Batasan Masalah
Dari dasar latar belakang dan rumusan masalah yang muncul maka perlu
diberikan batasan masalah, masalah yang saya angkat yakni tentang bubut dan
freis (milling).
1.4 Tujuan
Tujuan membubut dan freis adalah supaya dapat mengerti tentang:
1. Pengertian mesin bubut, freis, dan macam-macam pahat
2. Mempelajari dan mengaplikasikan rumus-rumus dalam menentukan
kecepatan potong, waktu yang dibutuhkan, dan mengulir
3. Mahasiswa biar mengerti, menjelaskan, sekaligus bisa mempraktekkan
bagian-bagian terpenting mesin bubut dan freis, pengoperasian mesin
bubut dan freis, pengaturan kecepatan, dan pembuatan ulir.
3. 3
1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam pelaksanaan proyek akhir ini
adalah sebagai berikut :
1. Menambah wawasan tentang permesinan.
2. Memberikan pengalaman dalam permesinan.
3. Meningkatkan kreatifitas mahasiswa dalam bidang permesinan.
4. BAB II
LANDASAN TEORI
4
2.1 Pengertian mesin bubut
Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip
kerja pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah
proses penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu.
Di sini benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan
dengandilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda
kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut
gerak umpan (feeding).
Gambar 2.1. Gerakan Utama Mesin Bubut
2.1.1 Prinsip kerjamesin bubut
Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja yang berputar, sedangkan
pisau bubut bergerak memanjang dan melintang. Dari kerja ini dihasilkan sayatan
dan benda kerja yang umumnya simetris.
Pekerjaan-pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh mesin bubut antara
lain:
1. Membubut luar 4. Membubut permukaan
2. Membubut dalam 5. Memotong
3. Membubut tirus 6. Membuat ulir
5. Pada gambar 1 dapat dilihat bentuk-bentuk benda kerja yang dibuat oleh
mesin bubut tersebut. Meskipun ada juga kemampuan-kemampuan lain yang
dapat dikerjakan oleh mesin tersebut.
Gambar 2.2 Hasil-hasil dari pembubutan
2.1.2 Fungsi dan Bagian-bagian Mesin Bubut
Bagian-bagian mesin bubut yang umum diketahui antara lain :
a. Kepala tetap (head stoke) f. Ulir pembawa (lad screw)
b. Spindel (spindle) g. Poros penjalan {feed rod)
c. Eretan (carriage) h. Tempat pahat (toolpost)
d. Kepala lepas (tail stoke) i. Alas puvar (swivel base)
e. Alas (bed) j. Lemari roda gigi (gear box)
5
6. Gambar 2.3 Mesin Bubut
6
Kepala Tetap(Headstock)
Adalah bagian mesin yang letaknya disebelah kiri mesin,bagian inilah yang
memutarkan benda kerja. Didalamnya terdapat kumparan satu seri roda gigi serta
roda tingkat atau tunggal. Roda tingkat terdiri atas tiga atau empat buah keping
dengan garis tengah yang berbeda,roda tingkat diputar oleh suatu motor yang
letaknya dibawah atau disamping roda tersebut melalui suatu ban.
Kepala Lepas(Tailstock)
Adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan mesin dan
dipasang diatas mesin.
Berfungsi :
Sebagai tempat pemicu ujung benda kerja yang dibubut
Sebagai tempat kedudukan bor pada waktu mengebor
Sebagai Tempat kedudukan penjepit bor
Kepala lepas dapat bergeser di sepanjang alas mesin.kepala lepas terdiri atas dua
bagian : yaitu alas dan ban,kedua bagian itu di ikat dengan 2 atau 3 baut.ikat dan
dapat digerakkan dipenggeser itu di perlukan apabila.
1. Kedudukan kedua senter tersebut tidak sepusat
7. 2. Kedudukan kedua senter tidak harus sepusat misalnya untuk menghasilkan
7
pembubutan yang tirus.
Alas(Ways)
Fungsi utama alas mesin bubut ada 3 yaitu
Tempat kedudukan kepala lepas
Tempat kedudukan eretan (cariage/support)
Tempat kedudukan penyangga diam(stendy prest)
Alas yang terbentuk memanjang merupakan tempat tumpuan gaya-gaya
pemakanan pahat saat membubut.
Eretan (cariage/support)
Eretan terdiri dari atas alas,eretan lintang,dan eretan atas.eretan alas adalah
eretan yang kedudukannya pada alas mesin.Gerakan eretan itu melalui roda yang
dihubungkan roda batang gigi panjang yang dipasang dibawah alas melalui
penghantar.
Eretan Lintang
Letaknya Diatas eretan alas dan kedudukannya melintang te rhadap alas.
Fungsi eretan lintang adalah untuk memberikan tempat pemakanan pahat saat
membubut bagian ujung pahat dengan putaran tiap pembagian ukurannya
mengatur pemakanan pada bubut.
Eretan Atas
Letak eretan atas berada diatas eretan lintang dan di ikat oleh baut dengan
mur ikat. Fungsi eretan atas mesin bubut adalah memegang eretan perkakas bubut
dan memberi gerakan yang diperlukan.
Chuck
Berfungsi sebagai tempat untuk memegang benda kerja,.
8. 8
2.1.3 Ukuran Mesin Bubut
Ukuran mesin bubut di tentukan oleh panjang jarak kedua sentemya dalam
inchi tinggi di ukur ujung senternya terhadap alasnya. Pasang atau stel kedudukan
pahat bubut agar posisi ujung potong pahat tepat pada titik senter dari kepala
lepas. Untuk mengatur posisi tersebut dapat menggunakan ganjal plat tipis atau
dengan menggunakan tempat pahat model perahu (American tool post).
Kemudian lanjutkan membubut benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan.
2.1.4 Membubut Tirus
Untuk membuat tirus luar maupun dalam caranya sama yaitu
dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut :
a. Menggunakan eretan atas, untuk tirus luar dan dalam dengan sudut yang
besar, tidak dapat dilakukan dengan otomatis, dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Rumus : Membuat tirus dengan eratan atas
푇푔 훼 =
퐷 − 푑
2푝
Dimana :
D = diameter besar
d = diameter kecil
p = panjang tirus
Gambar 2.4 Membuat tirus dengan eretan atas
9. Setelah diketahui Tg 훼, maka besarnya sudut x dilihat pada daftar berikut ini:
Tabel Pembuatan sudut tirus.
9
Keterangan :
Angka Tg didalam table untuk :
X no 1 - 84 dalam per 1000 (/1000)
X no 85 - 89 dalam per 100 (/100)
Menggeser kepala lepas bagian atas secara melintang, hanya untuk tirus
luar dengan sudut kecil dapat dilakukan dengan otomatis, dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Dimana:
P = panjang seluruh kerjaan
p = panjang tirus
D = diameter besar
d = diameter kecil
X = penggeseran dari kepala lepas
10. b. Menggunakan tapperattachment untuk tirus luar dan dalam dengan sudut
kecil, dapat dilakukan dengan otomatis untuk menghitung besarnya sudut dengan
rumus seperti cara pertama.
Gambar 2.5 Pembuatan tirus dengan menggunakan tapperaltachments
10
2.1.5 Membubut Ulir
Pada umumnya bentuk ulir adalah segitiga atau V (ulir metrik dengan
sudut 60°dan ulir withworth 55°), segi empat dan trapesium (sudut ulir 29°). Cara
membubut ulir segitiga adalah sebagai berikut:
1. Bubutlah diameter ulir.
2. Bubutlah alur pembebas sedalam atau lebih sedikit dari dalamnya ulir.
3. Pinggulah ujung dari benda kerja.
4. Serongkan eretan atas setengah dari sudut ulir yang akan dibuat dan pasanglah
pahat ulir.
5. Ambillah mal ulir yang akan dibuat.
6. Tempatkanlah ujung pahat tegak lurus terhadap benda kerja.
7. Kencangkan baut-baut penjepit bila pahat sudah sama tinggi dengan senter dan
lurus dengan benda kerja.
11. 8. Tempatkan tuas-tuas pengatur transporter menurut table sesuai dengan
11
banyaknya ulir yang akan dibuat.
9. Masukkan roda gigi agar mesin jalannya secara ganda.
10. Jalankan mesin dan kenakan ujung pahat sampai benda kerja tersentuh.
11. Hentikan mesin dan tariklah eretan kekanan.
12. Putarlah cincin pembagi, sehingga angka 0 segaris dengan angka 0 pada eretan
lintang dan tidak merubah kedudukannya.
Gambar 2.6 (Urutan pembuatan ulir)
13. Majukan eretan lintang 3 garis pada cincin pembagi, maka pahat maju untuk
penyayatan.
14. Putar cincin pembagi sehingga angka 0 lagi dan eretan lintang tidak boleh
bergerak.
15. Jalankan mesin.
16. Masukkan tuas penghubung transporter pada waktu salah satu angka pada
penunjuk ulir bertepatan dengan angka 0.
17. Bila pahat sudah masuk pada pembebas, putarlah kembali eretan lintang
sehingga pahat bebas dari benda kerja.
18. Kembalikan eretan.
19. Hentikan mesin.
20. Periksalah jarak ulir dengan mal ulir yang sesuai dengan jumlah gangnya.
21. Kembalikan ujung pahat pada kedudukan semula dengan memutar eretan
lintang sehingga angka 0 segaris dengan angka 0 pada cincin pembagi.
12. 22. Majukan pahat ulir untuk penambahan penyayatan sebanyak 3 garis dengan
12
memutar eretan atas.
23. Kembalikan cincin pembagi pada angka 0 segaris dengan angka 0.
24. Jalankan mesin.
25. Hubungkan tuas penghubung bila ujung pahat sampai pada saat angka semula
berhadap dengan angka 0.
26. Lepaskan tuas penghubung bila ujung pahat sampai pada alur pembebas
sambil eretan lintang kebelakang.
27. Kembalikan eretan lintang pada kedudukan semula dengan tangan.
28. Lakukan berulang-ulang seperti yang diterangkan dalam no. 21 s/d 27 sampai
selesai.
Catatan :
Dengan memajukan pahat ulir oleh eretan lintang, maka mengurangi
gesekan pahat. Untuk penghalusan pembuatan ulir, eretan lintang kita gerakan
cukup dengan menambah 1 garis dari cincin pembagi dari kedudukan semula dan
eretan atas tidak dirubah kedudukannya, sehingga penyayatan seluruh bidang dari
ulir mendapat gesekan yang kecil. Lakukan hal ini 2 sampai 3 kali dengan
menambah penyayatan sehingga hasil dari ulir akan bagus. Setiap memulai
pembubutan harus menggunakan lonccng (thread dial) yaitu pada saat akan
memulai pembubutan, jarum dengan angka yang telah ditentukan harus tepat
bertemu, langsung handle otomatis dijalankan, bila sampai ulir, handle dilepas.
13. 2.1.6 Macam-macam Pahat dan Kegunaannya
Agar sesuai dengan penggunaannya seperti kekerasan bahan, bentuk dan
jenis benda kerja, maka pahat bubut dibuat sedemikian rupa sehingga masing-masing
memiliki spesifikasi, lihat gambar dibawah ini:
Gambar 2.7 Macam-macam bentuk pahat dan kegunaannya (Dari kiri kekanan)
1. Pahat kiri 4. Pahat papak 7. Pahat bubut kasar
2. Pahat potong 5. Pahat bentuk bulat 8. Pahat pinggul kanan
3. Pahat alur 6. Pahat bubut kasar 9. Pahat bubut muka
13
14. 14
2.1.7 Bentuk Pengasahan Pahat
Untuk pembubutan yang baik dan mengatasi keausan dari mata pahat, kita
harus mengetahui cara pengasahan pahat.
Gambar 2.8 Bentuk pengasahan pahat pahat bubut
2.1.8 Tabel pahat
Gambar 2.9 Tabel pahat HSS
15. 15
2.1.9 Rumus Perhitungan Mesin Bubut
Proses bubut atau turning masih banyak digunakan didalam industri
dewasa ini, begitu juga di Indonesia, berikut adalah rumus-rumus penting yang
digunakan untuk menghitung berbagai parameter pemesinan dari mesin bubut.
Definisi
n : putaran spindle (rpm)
fn: pemakanan (mm)
ap: kedalaman pemotongan (mm)
perlu diperhatikan arah dari proses pengerjaan bila memulai perhitungan,
kenali dahulu proses apa yang terjadi apakah facing, atau proses pemakanan ke
arah spindle ataukah pembuatan groove.
bila perhitungan untuk groove maka lebar dari pahat/cutting tool adalah
kedalaman pemotongan. Sedangkan proses perhitungan untuk taper dapat didekati
dengan metode trapesium, metode yang lebih baik tentunya dengan menghitung
setiap pergerakan cutting tool.
16. 16
A. Kecepatan Pemotongan
Dihitung dari putaran per menit terhadap diameter benda kerjanya, sering
juga disebut dengan kecepatan pada permukaan.
n = putaran benda kerja (rpm)
D = Diameter benda kerja (mm)
Vc = kecepatan pemotongan (m/menit)
B. Kecepatan Putaran Benda Kerja (RPM)
Dihitung dari jumlah putaran setiap menitnya, konstanta 1000 adalah
perubahan dari mm ke meter
17. 17
C. Metal removal rate
Dihitung dari kecepatan pemotongan, dikalikan dengan kedalaman
pemotongan dan pemakanannya, Vc = Kecepatan pemotongan (m/menit),
sedangkan simbol lainnya sama artinya dengan sebelumnya.
.
D. Kebutuhan Daya (Net Power)
perhitungan daya yang dibutuhkan (Pc) dalam kilowatt sebenarnya dapat
dicari secara analitis maupun secara empiris, umumnya didapatkan dengan
mengasumsikan besarnya daya adalah 80 % dari daya motor, sedangkan proses
perhitungan didapatkan dari.
dengan kc adalah gaya potong spesifik, Kc dihitung dengan.
dengan Y0 adalah sudut chip, dan hm adalah ketebalan chip(mm)
perhatikan gambar berikut, bila menggunakan insert untuk pemotongan bubut,
maka pemilihan parameter sedikit berbeda, meskipun secara pengertian sama
persis apa yang harus dihitung.
18. 18
E. Lama Waktu Pemotongan
dengan lm adalah panjang benda kerja yang dipotong, untuk benda
berbentuk lurus tentunya mudah bukan, namun untuk benda berbentuk tirus,
panjang benda kerja dihitung dengan.
Dm1 = diameter terbesar, Dm2=diameter terkecil, semua satuan dalam
mm
19. 19
2.2 Pegertian mesin milling
Mesin milling adalah suatu mesin perkakas yang menghasilkan sebuah
bidang datar dimana pisau berputar dan benda bergerak melakukan langkah
pemakanan.
Gambar 2.10 Mesin Milling
Sedangkan proses milling adalah suatu proses permesinan yang pada
umumnya menghasilkan bentukan bidang datar ( bidang datar ini terbentuk karena
pergerakan dari meja mesin) dimana proses pengurangan material benda kerja
terjadi karena adanya kontak antara alat potong (cutter) yang berputar
pada spindle dengan benda kerja yang tercekam pada meja mesin.
Mesin milling jika dikolaborasikan dengan suatu alat bantu atau alat potong
pembentuk khusus, akan dapat menghasilkan beberapa bentukan-bentukan lain
yang sesuai dengan tuntutan produksi ,misal : Uliran , Spiral ,Roda gigi, Cam,
Drum Scale, Poros bintang, Poros cacing,dll.
2.2.1 Prinsip kerja mesin milling
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi
gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan
diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel
mesin milling. Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin
milling yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan
putaran atau gerakan pemotongan.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang
telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan
20. pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material
penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
20
2.2.2 Bagian-bagian Mesin Frais
1. Spindle utama = Merupakan bagian yang terpenting dari mesin
milling. Tempat, untuk mencekam alat potong.
2. Meja / table = Merupakan bagian mesin milling, tempat untuk
clamping device atau benda kerja.
3. Motor drive = Merupakan bagian mesin yang berfungsi
menggerakkan bagian – bagian mesin yang lain seperti spindle
utama, meja ( feeding ) dan pendingin ( cooling ).
4. Tranmisi = Merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor
penggerak dengan yang digerakkan.
5. Knee = Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja
mesin. Pada bagian ini terdapat transmisi gerakan pemakanan (
feeding ).
6. Column / tiang = Merupakan badan dari mesin. Tempat
menempelnya bagian – bagian mesin yang lain.
7. Base / dasar = Merupakan bagian bawah dari mesin milling.
Bagian yang menopang badan / tiang. Tempat cairan pendingin.
8. Control = Merupakan pengatur dari bagian – bagian mesin yang
bergerak.
21. Gambar 2.12 Bagian-bagian mesin frais/milling
2.2.3 Kecepatan Potong dan Pemakanan
Keberhasilan pemotongan dengan mesin frais dipengaruhi oleh
kemampuan pemotongan alat potong dan mesin. Kemampuan pemotongan
tersebut menyangkut kecepatan potong dan pemakanan.
Kecepatan potong pada mesin frais dapat didefenisikan sebagai
panjangnya gram yang terpotong oleh satu mata potong pisau frais dalam satu
menit. Kecepatan potong untuk tiap-tiap bahan tidak sama. Umumnya makin
keras bahan, makin kecil harga kecepatan potongnya dan juga sebaliknya.
Kecepatan potong dalam pengefraisan ditentukan berdasarkan harga kecepatan
potong menurut bahan dan diameter pisau frais. Jika pisau frais mempunyai
diameter 100 mm maka satu putaran penuh menempuh jarak p x d = 3.14 x 100 =
314 mm. Jarak ini disebut jarak keliling yang ditempuh oleh mata pisau frais.
Bila pisau frais berputar n putaran dalam satu menit, maka jarak yang ditempuh
oleh mata potong pisau frais menjadi p x d x n. Jarak yang ditempuh mata pisau
dalam satu menit disebut juga dengan kecepatan potong (V).
21
22. Pemakanan juga menentukan hasil pengefraisan. Pemakanan maksudnya
adalah besarnya pergeseran benda kerja dalam satu putaran pisau frais.
Pemakanan mempengaruhi gerakan bram terlepas dari benda. Faktor dalamnya
pemotongan dan tebalnya bram juga menentukan proses pemotongan. Besarnya
pemakanan di hitung dengan rumus :
Dimana :
f = Besarnya pemakanan per menit
F = Besarnya pemakanan per mata pisau
T = Jumlah mata potong pisau
n = Jumlah putaran pisau per menit
Bagian-bagian Mesin Frais dan Kegunaannya
Mesin frais horizontal terdiri dari komponen atau bagian sebagai berikut:
a. Lengan, untuk memindahkan arbor.
b. Penyokong arbor.
c. Tuas, untuk menggerakkan meja secara otomatis.
d. Nok pembatas, untuk membatasi jarak gerakkan otomatis.
e. Meja mesin, tempat untuk memasang benda kerja dan
22
perlengkapan mesin.
f. Engkol, untuk menggerakkan meja dalam arah memanjang.
g. Tuas pengunci meja.
h. Baut penyetel, untuk menghilangkan getaran meja.
i. Engkol, untuk menggerakkan meja dalam arah melintang.
j. Engkol, untuk menggerakkan lutut dalam arah tegak.
k. Tuas untuk mengunci meja.
l. Tabung pendukung dengan gang berulir, untuk mengatur tingginya
meja.
m. Lutut, tempat untuk kedudukkan alas meja.
n. Tuas, untuk mengunci sadel.
o. Alas meja, tempat kedudukkan untuk alas meja.
p. Tuas untuk merubah kecepatan motor listrik.
23. q. Engkol meja.
r. Tuas untuk mengatur angka kecepatan spindle dan pisau frais.
s. Tiang untuk mengatur turun-naiknya meja.
t. Spindle, untuk memutar arbor dan pisau frais.
u. Tuas untuk menjalankan mesin.
Gambar 2.13 Mesin Frais
23
2.2.4 Macam-macam Pisau Frais
Hasil-hasil bentuk dari pekerjaan mesin frais tergantung dari bentuk pisau
frais yang digunakan, karena bentuk utama frais tidak berubah walaupun sudah
diasah, jadi tidak seperti pada pahat bubut yang disesuaikan menurut kebutuhan
dan disamping bentuk-bentuk yang sudah tetap frais itu sekelilingnya mempunyai
gigi yang berperan sebagai mata pemotongnya.
25. Gambar 2.14 Mata pisau frais
Pada mesin frais selain mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pengefraisan
rata, menyudut, membelok, mengalur dan sebagainya, dapat pula mengerjakan
benda kerja yang berbidang-bidang atau bersudut-sudut.
Yang dimaksud dengan benda kerja yang berbidang-bidang adalah benda
kerja yang mempunyai beberapa bidang atau bersudut atau beralur yang beraturan,
misalnya:
25
A. Segi banyak beraturan
B. Batang beralur
C. Roda gigi
D. Roda gigi cacing, dsb
26. Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat bagian pembagian atau
mengerjakan benda kerja yang berbidang tadi dalam sekali pencekaman. Dalam
pelaksanaannya, operasi tersebut diatas ada 4 cara pembagian yang merupakan
tingkatan, yaitu:
1. Pembagi langsung (direct indexing)
2. Pembagi sederhana (simple indexing)
3. Pembagi sudut (angel indexing)
4. Pembagi diferensial (differensial indexing)
Keempat cara tersebut diatas memang merupakan tingkatan-tingkatan cara
pengerjaan, artinya bila dengan cara pertama tidak bisa digunakan, kita gunakan
cara kedua dan seterusnya.
2.2.5 Cara Kerja Kepala Pembagi
Cara kerja kepala pembagi adalah sebagai berikut:
Pada kepala pembagi ini teipasang roda gigi cacing (worm gear) dan poros
cacing (worm shaft). Apabila poros cacing diputar 1 putaran, maka roda gigi
cacing akan berputar 1/40 putaran dan ada juga 1/80 putaran.
26
1.1 Roda gigi
2.1 Cacing
3.1 Plat pembagi
Gambar 2.15 Bagian dan Kepala Pembagi
27. Untuk mengatur pembagian-pembagian tersebut, dilengkapi dengan plat
pembagi (diving plat). Untuk memegang benda kerja dan alat-alat bantu lainnya
dilengkapi dengan chuck dan kepala lepas (tail stock). Untuk membuat segi
banyak beraturan atau membuat roda gigi, dapat menggunakan ramus sebagai
berikut:
27
Dimana :
n = putaran poros cacing
N = karakteristik kepala pembagi
Z = jumlah alur atau gigi yang akan dibuat Plat pembagi dilengkapi denga
lubang-lubang pembagidengan jumlah lubang masing-masing antara lain :
15,16,17,18,19,20,21,23,24,27,29,31, 33,37,39,41,43,47,49 contoh:
1. Suatu benda kerja haras dibagi menjadi 8 bagian dengan jarak sama.
Jawab:
8 Putaran poros cacing 5 putaran setiap mengerjakan suatu bidang.
2. Suatu benda kerja harus dibagi menjadi 6 bagian sama. Jawab :
n = N = 40 = 6 2/3 Z
6 Putaran poros cacing 6 2/3 putaran. Untuk tepatnya pembagian tersebut
harus menggunakan plat pembagi yang memiliki lubang, apabila dibagi 3 hasilnya
genap. Untuk ini dipilih pembagi dengan jumlah 21 sehingga putaran poros cacing
diputar 6 putaran ditambah 14 lubang.
2.2.6 Melepaskan Piring Pembagi
Lepaskan mur yang ada diujung sumbu cacing dan engkol pemutarnya
dilepas keluar. Buka skrup pengunci gunting dan lepaskan ring penjepitnya,
kemudian gunting keluarkan.
28. Buka semua skrup pengikat piring pembagi dan kemudian keluarkan piring
pembagi dari sumbu cacing. Untuk pemasangan dilakukan dari kebalikan urutan
diatas.
Gambar 2.16 Cara Melepaskan Piring Pembagi
2.2.7 Memasang Benda Kerja Pada Kepala Pembagi
Kepala pembagi diwaktu mengfrais benda kerja harus membuat putaran
tertentu sekitar sumbunya. Spindle kepala pembagi dapat dibuat dalam kedudukan
tegak mulai 5° dibawah mendatar dan 5° lebih dari kedudukkan tegak lurus.
Benda kerja dipasang antara dua senter, satu senter dipasang dalam lubang spindle
kepala pembagi dan lainnya dipasang pada kepala lepas.
Gambar 2.17 Cara Memasang Benda Kerja pada Kepala Pembagi
28
29. 2.2.8 Memasang Benda Kerja Pada Penjepit Universal Dengan Tiga Cekam
Penjepit cekam dipasang pada kepala pembagi dalam keadaan tegak Iurus
terhadap meja kerja. Penjepit cekam tiga biasanya untuk menjepit benda kerja
yang bulat dan pendek.
Gambar 2.18 Pemasangan Benda Kerja pada Cekam Universal
29
2.3 Pengertian Mesin Sekrap
Mesin Skrap atau biasa juga dituliskan sebagai sekrap (Shaping Machine)
merupakan jenis mesin perkakas yang memiliki gerak utama yakni bolak balok
secara horizontal. Fungsi utama mesin ini adalah unttuk merubah bentuk serta
ukuran benda kerja seperti apa yang diinginkan. Mesin Sekrap ini bisa melakukan
berbagai fungsi seperti meratakan sebuah bidang datar, tegak maupun bidang
miring. Mesin ini juga bisa membuat bidang yang bersudut atau bertingkat. Selain
itu, Shaping Machine ini juga bisa membuat alur pasak, alur ekor burung bahkan
alur V.
2.3.1 Prinsip Kerja Mesin Sekrap
Mesin sekrap dapat dipakai untuk mengerjakan benda kerja sampai
sepanjang 800 mm, berpegang pada prinsip gerakkan mendatar. Pada langkah
pemakanan akan menghasilkan beram (tatal logam) dari benda kerja, panjang
langkah diatur dengan mengubah jalan keliling pasak engkol pada roda gigi
penggerak, karenanya menambah atau mengurangi ayunan engkol, pemindahan
30. ini diatur dengan memutar poros pengatur langkah yang akan memutar roda gigi
kerucut dan menggerakan batang berulir yang mengatur penggerak blok engkol.
Mesin sekrap menghasilkan permukaan-permukaan yang datar hal ini
dicapai oleh pahat yang bergerak horizontal ke depan dengan benda kerja
dibawahnya tegak lurus padanya, Benda kerja tetap diam pada waktu pahat
menyayat dan berpindah pada langkah balik pahat, maka penyelesaian akhir
tergantung pada bentuk pahat, kecepatan pahat (tergantung pada jenis logam yang
disekrap) dan penerapan cairan pendingin yang tepat.
30
2.3.2 Cara Pengerjaan Sekrap
Berdasarkan Pengerjaan pada mesin sekrap mempunyai cara-cara untuk
melakukan pengerjaan tersebut. Adapun cara pengerjaan mesin sekrap antara lan:
A. Sekrap Datar
Menyekrap datar adalah bahwa gerak menyayatnya kearah mendatar dari
kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri, arah gerakan pahat tersebut tergantung pada
posisi pahat atau dari bentuk sudut-sudut bebasnya, jika pahat tersebut berbentuk
pahat kanan maka penyayatannya dimulai dari sebelah kanan ke kiri dan
sebaliknya.
B. Sekrap Tegak
Menyekrap tegak maka gerak penyayatannya pahat berlangsung dari atas
ke arah bawah sec0ara tegak lurus, dalam hal ini pergerakkan sayatan pahat
dilakukan dengan memutar eretan pahat dengan tangan. Tebal pemakanan
hendaknya tipis saja ± 0,5 mm.
C. Sekrap Sudut
Jika menyekrap bagian yang menyudut maka gerak penyayatannya di
lakukan dengan memutar eretan pahat yang kedudukannya menyudut sesuai
dengan besarnya sudut yang di sekrap.
31. 31
D. Sekrap Alur
Alur yang dapat disekrap adalah alur terus luar, alur terus dalam, alur
buntu dan alur tembus.
2.3.3 Bagian-Bagian Dari Mesin Sekrap
Berdasarkan bagian - bagian pada mesin sekrap terdapat 18 bagian.
Adapun bagian-bagian dari mesin sekrap adalah sebagai berikut:
32. 32
1. Support/eretan tegak
2. Pelat pemegang pahat
3. Tool post/ penjepit pahat
4. Ragum
5. Meja
6. Penjepit
7. Tuas kedudukan eretan
8. Tuas kedudukan langkah
9. Lengan
10. Rangka
11. Tombol On-Off
12. Tuas penjalan
13. Tuas pengatur kecepatan
14. Pengatur jarak langkah
15. Motor
16. Eksentrik penggerak
17. Eretan meja arah
18. Eretan meja arah tegak
2.3.4 Macam-Macam Mesin Sekrap
Berdasarkan macam-macam mesin sekrap terdiri dari menurut cara kerjanya
dan menurut tenaga penggeraknya. Adapun macam-macamnya adalah sebagai
berikut:
A. Menurut cara kerjanya:
o Mesin sekrap biasa, dimana pahat sekrap bergerak mundur maju
menyayat benda kerja yang terpasang pada meja mesin.
o Planer, dimana pahat (diam) menyayat benda kerja yang dipasang
pada meja mesin dan bergerak bolak-balik.
o Sloting, dimana gerakan pahat adalah vertikal (naik-turun),
digunakan untuk membuat alur pasak pada roda gigi dan pully.
33. B. Menurut tenaga penggeraknya:
o Mesin sekrap engkol: gerak berputar diubah menjadi gerak bolak-balik
33
dengan engkol.
o Mesin sekrap hidrolik: gerak bolak-balik lengan berasal dari tenaga
hidrolik.
2.3.5 Pengelompokkan Mesin Sekrap
Pengelompokkan mesin sekrap terbagi atas dua pengelompokan, yaitu
menurut desainnya dan menurut fungsinya. Berikut merupakan pembagian
menurut kelompoknya masing-masing. Menurut desainnya mesin sekrap
dikelompokkan sebagai berikut:
Pemotong dorong horizontal
1. Jenis biasa (pekerjaan biasa)
2. Jenis universal (pekerjaan ruang perkakas)
Pemotong tarik horizontal
Pemotong vertikal
1. Pembubut celah (slotter)
2. Pembubut dudukan pasak (key scatter)
Pemotong kegunaan khusus misalnya pemotongan roda gigi.
Menurut fungsinya mesin sekrap dikelompokkan sebagai berikut:
A. Mesin ketam horizontal
Umumnya digunakan pada pekerjaan produksi dan pekerjaan serbaguna.
Mesin ini terdiri atas dasar dan rangka dan mendukung ram horizontal
Mesin ketam
Umumnya digunakan untuk penyelesain benda kerja yang memerlukan
kecepatan potong dan tekanan dalam pergerakan ram konstan dari awal sampai
dengan akhir pemotongan.
Mesin ketam potong tarik
34. Umumnya digunakan untuk pemotongan blok cetakan besar pada produksi
34
massal.
Mesin ketam 34ertical
Digunakan untuk pemotontongan dalam dan penyerutan bersudut serta untuk
operasi yang memerlukan pemotongan 34 ertical. Biasanya pada pembuatan
cetakan untuk logam dan non logam.
2.3. 6Sudut Pahat Pada Mesin Sekrap
Berdasarkan pada mesin sekrap mempunyai 6 sudut-sudut pahat. Adapun
ke-6 sudut-sudut pahat dapat dilihat pada gambar:
A.Sudut potong (cutting angel)
B. Sudut bibir potong (lip angel)
C. Sudut bebas ujung/muka (end relif)
D. Sudut tatal belakang (back rack angel)
E. Sudut sisi sayat (side rack angel)
F. Sudut sisi bebas (side clearance)
35. 2.3.7 Bentuk-Bentuk Pahat Pada Mesin Sekrap
Berdasarkan pada mesin sekrap mempunyai empat bentuk-bentuk pahat.
Adapun keempat bentuk-bentuk pahat disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan,
lihat gambar berikut:
35
a. Pahat lurus kiri
b. Pahat lurus kanan
c. Pahat bengkok kiri
d. Pahat bengkok kanan
2.3.8 Cara Memasang Pahat Pada Mesin Sekrap
Berdasarkan pada mesin sekrap terdapat cara memasang pahat-pahat.
Memasang pahat-pahat sekrap yang besar dapat dipasang langsung pada penjepit
(tool post), sedangkan pahat-pahat yang kecil dipasang pada tool post dengan
perantaraan pemegang pahat (tool holder).
Lihat dari bentuk dan fungsinya ada 3 macam tool holder, yaitu:
a. Tool holder lurus
b. Tool holder bengkok (tool hoder kiri atau kanan)
c. Universal tool holder, yaitu tool holder yang dapat menjepit pahat pada 5
kedudukan pahat. Dengan demikian universal tool holder lurus atau sebagai tool
holder kiri/kanan.
36. 2.3.9 Proses Penyayatan Pada Mesin Sekrap
Berdasarkan pada mesin sekrap terdapat proses penyayatannya. Dalam
penyayatan pada waktu menyekrap adalah tergantung pada enam faktor- faktor.
Adapun keenam faktor-faktor tersebut adalah:
1. Kekerasan bahan yang disekrap.
2. Kekerasan bahan padat.
3. Kecepatan langkah.
4. Derajat kehalusan.
5. Derajat kehalusan yang diinginkan (pengasaran atau
36
penghalusan/finishing).
6. Kemampuan mesin.
Berdasarkan pada mesin sekrap, mesin sekrap mempunyai pekerjaan-pekerjaan
yang biasa dilakukan oleh mesin sekrap (mesin ketam). Pekerjaan-pekerjaan
tersebut adalah:
1. Mengetam datar
Mengetam datar adalah bahwa gerak pahat yang menyayatnya ke arah
mendatar dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri, arah gerakan pahat tersebut
tergantung dari bentuk sudut-sudut bebasnya, jika pahat tersebut berbentuk pahat
kanan maka pahat penyayatnya dimulai dari sebelah kanan ke arah kiri, tetapi jika
sudut bebasnya netral maka pahat ini dapat bergerak bebas dari kanan ke kiri atau
sebaliknya.
37. 37
2. Mengetam tegak
Mengetam tegak adalah gerak penyayatan pahat berlangsung dari atas ke
bawah secara tegak lurus, dalam hal ini pergerakan sayatan pahat dilakukan
dengan memutar eretan pahat dengan tangan, kedudukan plat pahat pada
penyayatan ini harus dimiringkan secukupnya agar pemegang paha tidak
mengenai bidang kerja dan pahat tidak menekan benda kerja yang disekrap pada
langkah ke belakang. Tebal pemakanan hendaknya tipis saja kurang lebih 0.5 mm,
pada taraf penyelesaian pakailah pahat halus dengan sudut-sudut bebas yang kecil,
usahakan agar ujung mata pemotongnya mengenai benda kerja.
3. Mengetam sudut
Jika mengetam bagian yang bersudut maka gerak penyayatannya
dilakukan dengan memutar eretan pahat yang kedudukannya menyudut sesuai
dengan besarnya sudut yang diketam, plat-plat pahat dimiringkan secukupnya dan
ditahan oleh suatu baji (pasak) sehingga pahat tidak menggaruk permukaan benda
kerja pada langkah ke belakang.
4. Mengetam alur
Alur yang dapat disekrap adalah alur terus luar, alur terus dalam, alur
buntu, dan alur tembus.
38. BAB IV PENUTUP
38
4.1 Kesimpulan
Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas, gunanya untuk
menghilangkan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu.
Sedangkan mesin frais (milling) merupakan suatu mesin perkakas yang
menghasilkan sebuah bidang datar dimana pisau berputar dan benda bergerak
melakukan langkah pemakanan. Terdapat banyak jenis pahat antara lain ; pahat
kiri, pahat papak, pahat bubut kasar, pahat potong, pahat bentuk bulat, pahat
pinggul kanan, pahat alur, pahat bubut kasar, pahat bubut muka. Dalam proses
pengerjaan benda kerja I – III dilakukan dengan mengunakan rumus misalnya;
untuk mencari berapa banyak waktu yang di butuhkan dari merencanakan,
mengambar, merancang barang mentah hingga menjadi barang jadi yang siap
digunakan. Tc =
퐿
푓 푥 푛
4.2 Saran
Hindari Hal-Hal Potensial Yang Menyebabkan Kecelakaan.
1)Lindungi lintasan meja dari hubungan langsung dengan listrik
2)Selalu gunakan kaca mata pelindung
3)Jangan menghentikan spindel dengan tangan
4)Jangan biarkan kunci Chuck tetap menempe l pada Chuck
Lakukan perawatan mesin bubut secara berkala.