SlideShare a Scribd company logo
TUGAS TEORI
β€œMAKALAH CNC”
Disusun Oleh
Nama : Harlin Saputra
Kelas : 2 EA
Jurusan : Teknik Elektronika
Semester : 3 ( Tiga )
POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANGKA BELITUNG
TAHUN 2015/2016
Kawasan Industri Air Kantung, Sungailiat-Bangka 33211
Telp : 0717-93586, 95252 Faks : 0717-93585
E-mail : polman@polman-babel.ac.id
Website : http://polman-babel.ac.id
LANDASAN TEORI
A. SEJARAH SINGKAT CNC
Awal lahirnya mesin CNC (Computer Numerically Controlled) bermula dari
1952 yang dikembangkan oleh John Pearseon dari Institut Teknologi
Massachusetts, atas nama Angkatan Udara Amerika Serikat. Semula proyek
tersebut diperuntukkan untuk membuat benda kerja khusus yang rumit. Semula
perangkat mesin CNC memerlukan biaya yang tinggi dan volume unit pengendali
yang besar. Pada tahun 1973, mesin CNC masih sangat mahal sehingga masih
sedikit perusahaan yang mempunyai keberanian dalam mempelopori investasi
dalam teknologi ini. Dari tahun 1975, produksi mesin CNC mulai berkembang pesat.
Perkembangan ini dipacu oleh perkembangan mikroprosesor, sehingga volume unit
pengendali dapat lebih ringkas.
B. JENIS MESIN CNC
Di industri menengah dan besar, akan banyak dijumpai penggunaan mesin
CNC dalam mendukung proses produksi.
Sejalan dengan berkembangnya kebutuhan akan berbagai produk industri
yang beragam dengan tingkat kesulitan yang bervariasi, maka telah dikembangkan
berbagai variasi dari mesin CNC. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
jenis pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Berikut ini diperlihatkan
berbagai variasi mesin CNC. Secara garis besar, mesin CNC dibagi dalam 2 (dua)
macam, yaitu :
a) 1. Mesin bubut konvensional
Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan
kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh
berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan
dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel
dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan
ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai
dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar
dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari
ulir metrik ke ulir inci.
BAGIAN BAGIAN MESINBUBUT
1. Kepala tetap
Kepala tetap adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kiri mesin,
dan bagian inilah yang memutar benda kerja yang di dalamnya terdapat transmisi
roda gigi. Pada Kepala tetap ini ditempatkan berbagai bagian mesin yang
memudahkan kita melakukan pekerjaan. beberapa bagian yang ada di kepala tetap
adalah Plat mesin; engkol pengatur pasangan roda gigi;cakra bertingkat; motor
penggerak mesin.Pada kepala tetap ini pula kita memasang alat pemegang benda
kerja sehingga aman pada saat dikerjakan. Alat pemegang atau penjepit ini disebut
Cekam. Cekam ini dibedakan menjadi dua, yaitu Cekam rahang tiga dan cekam
rahang empat. Cekam rahang tiga pergerakan rahang penjepitnya adalah serentak
sehingga pada saat kita menggerakkan satu kunci penggeraknya, maka ketiga
rahang bergerak serentak. Cekam rahang empat, pada saat kita menggerakkan
kunci penggeraknya, maka rahang yang bergerak adalah satu persatu.
2. Kepala lepas
Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dari mesin bubut, yang
berfungsi untuk menopang benda kerja yang panjang. Pada saat mengerjakan
benda berukuran panjang, kemungkinan bengkok sangat besar sehingga harus
ditopang pada kedua ujung, yaitu di kepala tetap dan kepala lepas ini. Beberapa
bagian yang ada di kepala tetap adalah; Center Putar, untuk memompang benda
kerja,agar tidak terjadi gesekan,; Handwill,; Pengunci poros,; Pengunci alas.
3. Alas mesin
Alas mesin berfungsi untuk tempat kedudukan kepal lepas, tempat kedudukan
eretan dan tempat kedudukan penyangga diam.
4. Eretan
Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan pada
benda kerja dengan cara menggerakkan ke kiri dan ke kanan sepanjang meja.
Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan
eretan atas dan dudukan pahat.
PRINSIP KERJA MESIN BUBUT
Proses pembubutan adalah salah satu proses pemesinan yang mengunakan
pahat dengan satu mata potong untuk membuang material dari permukaan benda
kerja yang berputar. Pahat bergerak pada arah linier sejajar dengan sumbu putar
benda kerja seperti yang terlihat pada gambar. Dengan mekanisme kerja seperti ini,
maka Proses bubut memiliki kekhususan untuk membuat benda kerja yang
berbentuk silinder.
Benda kerja di cekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang memiliki
rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui
piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi
penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir,
putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang
membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk
ulir.
JENIS-JENIS PEMBUBUTAN
1. Pembubutantepi (facing)
Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus terhadap
sumbu benda kerja.
2. Pembubutan silindris (turning)
Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik pengerjaan
tepi maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong pahatnya harus terletak
senter terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk semua proses pemotongan pada
mesin bubut.
3. Pembubutan alur (grooving)
Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.
4. Pembubutan tirus (chamfering)
Adapun caranya sebagai berikut:
ο‚· Dengan memutar compound rest
ο‚· Dengan menggeser sumbu tail stock
ο‚· Dengan menggunakan taper attachment.
5. Pembubutan ulir (threading)
Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai
dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga
menggunakan pahat tertentu ukurannya yangsudah di jual di pasaran, biasanya
untuk ulir-ulir standar.
6. Drilling
Membuat lubang awal pada benda kerja
7. Boring
Memperbesar lubang pada benda kerja.
8. Kartel (knurling)
Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan
tang,obeng agar tidak licin.
9. Reaming
Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil pembubutan
dalam atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan tertentu dibutuhkan
kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut dipergunakan alat Reamer.
Benda berlubang yang akan dihaluskan dikepit pada cekam kepala tetap, sementara
reamer dipasang pada hower dan dijepit di senter kepala lepas. Pada saat proses
penghalusan, posisi kepala lepas didekatkan sehingga reamer dapat masuk ke
lubang benda kerja. Selanjutnya, mesin dinyalakan dan putaran reamer digerakkan
memasuki lubang sehingga geriginya bergesek dengan dinding lubang. Pada saat
itulah terjadi proses penghalusan.
Kelebihan Mesin Bubut Konvensional
a. Pengoperasian masih menggunakan cara-cara manual
b. Masih dapat dikerjakan oleh para pekerja yang tak mahir komputer.
c. Sangat mudah dioperasikan, karena tidak perlu memasukkan data.
d. Modal yang ditanamkan mengalami penurunan.
e. Mesin tidak tergantung oleh perubahan suhu dan cuaca.
f. Rendah dalam efisiensi produktif
Kekurangan Mesin Bubut konvensional
a. Ketelitian yang dihasilkan agak kurang akurat.
b. Tidak dapat menampilkan kalkulasi biaya produksi.
c. Waktu laju awal pada pabrik mengalami kenaikkan.
2. Mesin Bubut CNC
Mesin CNC (Computer Numerically Controlled) mulai dikembangkan pada tahun
1952 oleh seorang profesor dari Institut Teknologi Massachusetts yang bernama
John Pearson atas nama Angkatan Udara Amerika Serikat. Proyek mesin
CNCtersebut semula dipergunakan untuk membuat benda kerja khusus yang rumit.
Awalnya masih sedikit perusahaan yang berani berinvestasi untuk menggunakan
teknologi ini karena mesin CNC membutuhkan biaya dan volume pengendali yang
tinggi. Baru mulai tahun 1975 produksi mesin CNC berkembang cukup pesat
setelah dipacu dengan mikroprosesor yang membuat volume unit pengendali
menjadi lebih ringkas.
Mesin Bubut CNC merupakan sistem otomatisasi mesin bubut yang dioperasikan
oleh perintah yang diprogram melalui software secara abstrak dan disimpan di
media penyimpanan atau storage. Beda dari mesin bubut biasa, mesin bubut
CNC memilki perangkat tambahan motor yang akan menggerakan pengontrol
mengikuti titik-titik yang dimasukkan ke dalam sistem oleh perekam kertas.
Perpaduan antara servo motor dan mekanis yang digantikan dengan sistem analog
dan kemudian sistem digital menciptakan mesin bubut modern berbasis CNC.
Bagian-bagian mesin bubutCNC
1. Program
2. Processor
3. Motor listrik servo untuk menggerakkan kontrol pahat
4. Motor listrik untuk menggerakan/memutar pahat
5. Pahat
6. Dudukan dan pemegang
Prinsip Kerja Mesin BubutCNC
1. Program CNC dibuat oleh programmer sesuai dengan produk yang akan dibuat
dengan cara manual atau pengetikan langsung pada mesin CNC maupun dengan
menggunakan komputer yang telah diinstall software pemrograman CNC.
2. Program CNC yang telah dibuat dikenal dengan nama G-Code, akan dikirim dan
dieksekusi oleh prosesor pada mesin bubut CNC sehingga menghasilkan
pengaturan motor servo pada mesin untuk menggerakan alat pahat melalui proses
permesinan sampai menghasilkan benda kerja sesuai program.
ο‚· Kelebihan Mesin Bubut CNC
a. Produktif dapat dikurangi
b. Keakuratan pada lebih besar dan repeatabilas.
c. Menurunkan tingkat tarip sisa
d. Kebutuhan pemeriksaan adalah mengurangi
e. Ilmu ukur benda kerja lebih rumit
f. Perubahan rancang bangun dapat diperiksa dengan lebih teliti.
g. Peralatan sederhana tetap diperlukan
h. waktu laju awal pabrikasi lebih pendek
i. Dapat mengurangi komponen yang diinventarisir
j. Lebih sedikit memerlukan floorspace
k. Level keterampilan yang dibutuhan operator dikurangi
ο‚· Kekurangan Mesin bubut CNC
a. Pengerjaan komponen dengan mesin yang mudah menjadi sulit karena
menggunakan format yang rumit.
b. Modal yang ditanamkan mengalami peningkatan.
c. Usaha pemeliharaan lebih tinggi investasi lebih tinggi berharga.
d. Pemanfaatan NC peralatan [yang] lebih tinggi
e. Dibutuhkan tenaga ahli yang berfungsi untuk memprogram peralatan NC.
b) 1.Mesin MILLING
1. Mesin milling vertikal
2. Mesin milling horisontal
3. Mesin milling universal
Berdasarkan fungsi penggunaannya, antara lain :
1. Mesin milling copy
Merupakan mesin milling yang digunakan untuk
mengerjakan bentukan yang rumit. Maka dibuat master / mal yang dipakai sebagai
referensi untuk membuat bentukan yang sama.
Mesin ini dilengkapi 2 head mesin yang fungsinya sebagai berikut :
a. Head yang pertama berfungsi untuk mengikuti bentukan masternya.
b. Head yang kedua berfungsi memotong benda kerja sesuai bentukan
masternya.
Antara head yang pertama dan kedua dihubungkan dengan menggunakan sistem
hidrolik. Sitem referensi pada waktu proses pengerjaan adalah sebagai berikut :
a. Sistem menuju satu arah, yaitu tekanan guide pada head pertama ke arah
master adalah 1 arah.
b. Sistem menuju 1 titik, yaitu tekanan guide tertuju pada satu titik dari master.
2. Mesin milling hobbing
Merupakan mesin milling yang digunakan untuk membuat roda gigi / gear dan
sejenisnya ( sprocket dll ). Alat potong yang digunakan juga spesifik, yaitu
membentuk profil roda gigi ( Evolvente ) dengan ukuran yang presisi.
3. Mesin milling gravier
Merupakan mesin yang digunakan untuk membuat gambar atau tulisan dengan
ukuran yang dapat diatur sesuai keinginan dengan skala tertentu.
4. Mesin milling planer
Merupakan mesin yang digunakan untuk memotong permukkan ( face cutting )
dengan benda kerja yang besar dan berat.
5. Mesin milling CNC
Merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan bentukan
– bentukan yang lebih komplek. Meruapakan penggangi mesin milling copy dan
gravier. Semua control menggunakan sistem electronic yang komplek ( rumit ).
Dibutuhkan operator yang ahli dalam menjalankan mesin ini. Harga mesin CNC ini
sangat mahal.
1. Bagian-bagian mesin CNC TU-3A
Yang termasuk pada bagian-bagian utama mesin CNC TU-3A adalah :
a. Panel pengendali
b. Monitor
c. Motor utama
d. Spindel utama
e. Meja mesin
f. Motor step
g. Landasan luncur meja mesin
h. Pintu mesin
Secara lengkap bagian-bagian utama mesin CNC TU-3A ditunjukan pada gambar di
bawah ini
Gambar 1.1 Mesin CNC TU-30
1. Panel pengendali
Unsur-unsur pengendali untuk pelayanan mesin CNC TU-3A adalah semua piranti
yang terdapat pada panel pengendali mesin seperti pada gambar di bawah ini :
Gambar 1.2 panel pengendali mesin secara umum
Keterangan gambar :
1. Saklar ON spindel untuk operasi mesin CNC secara manual
2. Tombol pengatur kecepatan spindel
3. Saklar utama ON atau OFF
4. Lampu indikator
5. Tombol darurat
6. Tombol pilihan satuan sistem persumbuan untuk milimeter (mm) atau inchi
7. Penggerak disket
8. Lampu petunjuk operasi manual
9. Tombol pengatur kecepatan pemakanan
10. Tombol pelintasan cepat-tombol ini ditekan bersamaan dengan salah satu tombol
penggerak eretan peda arah relatif
11. Penunjukan alamat pemrograman
12. Penampilan data alamat aktif dan berbagai jenis alarm
13. Lampu penunjuk operasi mesin CNC
14. Tombol pilihan pelayanan manual atau CNC
15. Tombol untuk mengaktifkan alamat M pada waktu menyimpan program dan menguji
ketapan data geometris program
16. Tombol START untuk menjalankan mesin
17. Tombol-tombol untuk memasukan data
a. Tombol angka 0-9
b. Tombol minus (-) untuk mengubah arah lintasan
c. Tombol INP, untuk menyimpan data alamat yand masuk
d. Tombol DEL, untuk menghapus data per alamat
e. Tombol REV, untuk mengembalikan kursor blok per blok
f. Tombol FWD, untuk memajukan kursor per blok
g. Tombol panah, untuk memajukan kursor per alamat
h. Tombol M, untuk mengaktifkan fungsi M
18. Tombol penggerak manual arah relatif dengan step motor : (pedoman arah
penggerakan memanjang dan melintang kita anggap menggerakan pisau,walaupun
yang bergerak mejanya)
a. Tombol –X, pisau melintas arah memanjang kekiri (meja mesin bergerak ke kanan)
b. Tombol +X, pisau melintas arah memanjang ke kanan (meja mesin bergerak ke kiri)
c. Tombol –Y, pisau melintas arah melintang ke luar atau menuju operator
d. Tombol +Y, pisau melintas arah melintang ke dalam atau menjauhi operator
e. Tombol –Z, pisau melintas arah turun
f. Tombol +Z, pisau melintas arah naik
19. Amperemeter
MENGOPERASIKAN MESIN SECARA MANUAL
Langkah-langkah pengoperasian mesin CNC TU-3A secara manual sebagai berikut :
1. Menghidupkan mesin
Langkah operasional yang di lakukan untuk menghidupkan mesin CNC TU-3A ialah
dengan memutar saklar utama mesin ke kanan (angka 1) pada kedudukan ON, dan
lampu indikator arus masuk akan menyala.
Gambar 2.1 menghidupkan mesin
1. Memutar dan menyetel kecepatan spindel
Untuk memutar spindel utama mesin putar saklar ON spindel untuk operasi mesin
CNC secara manual, setelah spindel utama mesin berputar atur kecepatan putar
spindel mesin dengan memutar knob pengatur kecepatan spindel mesin sesuai
dengan
Gambar 2.2 Menyetel Kecepatan Spindel
kecepatan yang di inginkan, apabila knob di putar searah jarum
jam maka kecepatan putar spindel mesin semakin besar.
1. Menggeser pisau
a. Sistem Persumbuan
Sistem persumbuan distandarkan untuk berbagai permesinan berdasarkan ISO 841
dan DIN 66217 dengan dasar sistem koordinat cartesian. Untuk memudahkan
penunjukan persumbuan mesin CNC TU-3A (tegak), operator berhadapan dengan
mesin, lalu buka jari-jari tangan kanan (kaidah tangan kanan) seperti pada gambar
berikut.
Gambar 2.3 Sistim persumbuan kaidah tangan kanan
Gambar di bawah ini menunjukan berbagai sistem persumbuan untuk mesin frais
vertikal (tegak)
Pada mesin frais jenis ini kepala fairs dan pisau bergerak secara vertikal dan benda
kerja yang terpasang di atas meja melaksanakan gerakan melintang dan
memanjang.
Gambar 2.4 Sistem persumbuan mesin frais vertikal
(alat potong yang bergerak)
Pada mesin frais jenis kedua ini kepala mesin frais dan pisaunya diam tidak
melakukan gerakan vertikal dan benda kerja yang terpasang di atas meja
melaksanakan gerakan melintang dan memanjang.
Gambar 2.5 Sistem Persumbuan Mesin frais vertikal
(meja mesin yang bergerak)
a. Menyetel kecepatan pemakanan/ingsutan (feeding/F)
kemampuan alat potong melakukan penyayatan bahan Kecepatan
pemakanan/ingsutan berkenaan dengan dalam setiap satu menit yang di pengaruhi
oleh :
1. Bahan benda kerja/bahan pisau
2. Kondisi mesin
3. Geometri mata pisau frais
Untuk menentukan besarnya kecepatan pemakanan mesin dapat di lakukan dengan
dua cara yaitu dengan rumus menghitung besarnya kecepatan pemakanan :
F=n x f x s
Keterangan :
F = Kecepatan pemakanan (mm/menit)
n = jumlah mata sayat
f = lebar penyayatan
s = Kecepatan putar spindel mesin
atau dapat juga menggunakan tabel hubungan kedalaman pemotongan,diameter
pisau dan kecepatan sayat seperti gambar di bawah ini.
Pengefraisan
Dalamnya pemotongan-Diameter alat potong – Asutan
Pemboran
Diameter batang bor – Asutan
Contoh :
Bahan benda kerja aluminium, bahan pisau HSS, kedalaman pemotongan (t) = 10
mm dan diameter pisau (d) = 10 mm, maka kecepatan pemakanan (F) yang sesuai =
60 mm/men. Untuk mengatur kecepatan pemakanan secara manual : putarlah knob
pengatur kecepatan pemakanan searah jarum jam untuk memperbesar kecepatan
pemakanan dan ke kiri untuk memperkecil kecepatan pemakanan.
Gambar 2.6 Menyetel feedin
b. Menggeser eretan secara bebas
Untuk melakukan perlintasan secara cepat pada mesin CNC TU-3A di lakukan
dengan cara menekan tombol pelintas cepat tombol ini ditekan bersamaan dengan
salah satu tombol penggerak eretan pada arah relatif, yaitu tombol
c. Menggeser eretan secara terukur
Untuk melakukan penggeseran eretan secara terukur pada mesin CNC TU-3A
dilakukan dengan cara menekan tombol penggerak eretan pada arah relatif, yaitu
tombol : -X -Y -Z +X +Y +Z untuk melihat besaran pergerakan eretan yang di
butuhkan dapat dilihat pada monitor mesin, apabila penggeseran sesuai dengan
yang di inginkan hentikan penekanan tombol arah relatif pada panel pengendali.
4. Memasang/melepas pisau jari pada pemegang (holder)
Untuk memasang pisau fraisjari pada holder,lakukan-langkah berikut :
a. Siapkan kolet untuk mencekam pisau pada holder.
b. Letakan kolet ke dalam rumah/mur.
c. Masukkan mur pengencang dengan posisi miring sedemikian rupa,sehingga
bagian eksentrikmasuk kedalam alur kolet.
d. Masukkan mur pengencang dengan koletnya ke ujung holder.
e. Masukan alat potong kedalam kolet dan kencangkan mur dengan pen silindris searah
jarum jam.
Untuk melepas pisau frais jari dan holdernya,lakukan langkah berikut :
a. Putar berlawanan jarum jam mur pengencang
b. Setelah mur pengencang di kendorkan, cabut alat potong dari kolet.
Gambar 2.7 memasang pisau jari
5. Memasang/melepas holder pada sumbu utama
Lakukan langkah berikut ini untuk memasang holderpada spindel utama mesin :
Gambar 2.8 memasang holder a. Putar handel penetap holder searah
jarum jam untuk membuka pen
penetap spindel
b. Masukkan holder ke dalam lubang
spuindel.
c. Putar holder bolak-balik untuk
menetapkan kedudukan
alur holder pada pen penetap.
d. Setelah kedudukan pen penetap
pada spindel masuk ke dalam
alur holder lepas kembali hendel
penetap sehingga holder terkunci
secara otomatis
1. Mengefrais benda kerja secara manual
Apabila akan melakukan pengefraisan secara manual dengan diameter pisau frais
10 mm, maka lakukan langkah-langkah penyetelan nol benda kerja sebagai berikut:
a. Gerakkan pisau frais pada arah –Z sampai sedikit menggores permukaan benda
kerja, lalu tekan tombol INP dua kali, maka sajian Z pada layar monitor menunjukan
angka 0).
Gambar 2.9 Gerakkan Pisau ke Arah Z
b. Gerakkan pisau pada arah X sampai sedikit menggores sisi benda kerja, lalu tekan
tombol INP dua kali, maka sajian X pada layar monitor menunjukan angka 0).
Gambar 2.10 Gerakkan pisau ke Arah X
c. Goreskan sisinya pada arah Y, lalu tekan tombol INP dua kali, maka sajian Y pada
layar monitor menunjukan angka 0).
Gambar 2.11 gerakkan Pisau ke Arah Y
d. Gerakkan pisau frais ke arah Y, setelah sajian menunjukan nol.
Gambar 2.10 Gerakkan Pisau frais
Setelah langkah di atas, isilah terlebih dahulu data berikut:
Kecepatan put. Spindel (put/men) ...........................
Ingsutan F (mm/men) ...........................
Lebar X (mm) ..........................
Kedalaman z (mm) ...........................
Perhatikan penyetelan ingsutan secara
benar
Gambar 2.11 Skema Gerakkan Pengfraisan Manual
2. Pengoperasian Manual
Sajian
Setlah menghidupkan mesin, sajian
menunjukan 0. lampu-lampu X, Y, Z
menyala
Jika anda menggerakkan kearah X,
lampu X menyala. Jika anda
melepas jari dari tombol, jarak
Monitor
Jika anda menghidupkan mesin,
layar menunjukan nol untuk X, Y, Z
Dengan pengecualian gerakkan
cepat, penunjukan memperlihatkan
terus menerus dalam langkah 0,5
gerakannya ditunjukan dalam 1/100
mm pada VDU. Dengan jarak 2,45
mm. Sajian menunjukan 245
Jika anda menekan tombol Z, nyala
meloncat ke lampu Z. Setelah anda
mengangkat jari dari tombol, jarak
gerakan muncul (dengan 6,28 mm
akan muncul 628).
Tanda minus pada sajian.
mm.
1. menyetel posisi start pisau jari ( PST = position of setting tool / start point )
langkah penyetelan posisi start pisau jari dapat dilakukan sebagai berikut :
a. sajian harus menunjukan nol pisau frais
berada pada titik yang ditentukan ( Y=0, Z
=0), lakukan penyetelan pisau agar sajikan
X, Y, Z berada pada titik nol
b. geser posisi pisau pada sisi X dengan jarak
22,15 dengan prosedur :
1) lampu X pada sajian menyala
2) tekan INP – lampu X
2
berkedip
3) masukan nilai
5
( tanpa tanda +/-, sebab pisau frais dengan
geraqkan arah + harus nol )
4) tekan tombol INP, maka kedipan lampu X
akan berhenti.
c. masukan nilai Y dan Z dengan cara yang
sama.
Gambar 2.13 Langkah Menyetel PST
Untuk penyetelan posisi start pisau jari dengan metoda pelayanan manual dilakukan
dengan cara berikut :
a. goreskan pisau pada permukaan
benda kerja, lalu setel sajian Z=0
b. goreskan sisi pisau pada sisi
benda kerja arah X, lalu masukan
nilai radius pisau frais (r).
c. goreskan sisi pisau pada sisi
benda kerja arah Y, lalu masukan
nilai radius pisau frais (r).
Gambar 2.13 Penyetelan posisi start pisau
1. Memuat ( entry ) data program CNC ke mesin
a. fungsi tombol – tombol penyunting ( edit )
Gambar 2.14 Tombol penyunting
Keterangan gambar :
1. Tombol angka
2. Tombol tanda minus, untuk memasukan nilai minus, tombol minus harus ditekan
setelah memasukan angka.
3. Tombol INPUT, untuk menyimpan data
4. Tombol DEL, untuk menghapus
5. Tombol FWD,untuk program melompat maju blok demi blok
6. Tombol REV, untuk program melompat mundur blok demi blok
7. Tombol panah , untuk sajian melompat per alamat
8. Tombol M, untuk memesukan fungsi lain
b. memuat/memasukan program
Gambar 2.15 Memasukan program
Memasukan program pada mesin CNC TU-3A dengan cara menggunakan tombol
penyunting yang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Dari disket
Langkah-langkah memasukan program melalui disket adalah sebagai berikut :
Masukan disket kedalam program melalui disket adalah pengendali
Memasukan data G65 tekan INP sebanyak dua kali
Pilih nomor program tekan INP
b. Secara manual
Untuk memasukkan program secara manual dengan menggunakan tombol
penyunting
Tombol angka 0-9
Tombol tanda minus, untuk memasukan nilai minus, tombol –harus ditekan setelah
memasukkan angka
Tombol INPUT, untuk menyimpan data
Tombol DEL, untuk menghapus
Tombol FWD, untuk program melompat maju blok demi blok
Tombol REV, untuk program melompat mundur blok demi blok
Tombol panah, untuk sajian melompat per alamat
Tombol M, untuk memasukan fungsi lain
2. Mematikan mesin
Setelah mesin digunakan, maka langkah yang penting kemudian ialah mematikan
mesin. Langkah mematikan mesin sesuai dengan prosedur merupakan salah satu
bagian dari pemeliharaan.
Sebelum mematikan tombol power listrik pada mesin, terlebih dulu lakukan
pemutusan arus listrik pada motor step dengan langkah :
a. Aktifkan pelayanan mesin CNC dengan menekan tombol H/C
b. Tekan tombol panah untuk mengaktifkan alamat G
c. Tekan tombol angka 6dan 4 dalam alamat G tersebut
d. Tetapkan kombinasi angka tersebut dengan menekan tombol INP
e. Kembali ke pelayanan manual dengan menekan tombol H/C
Gambar motor listrik sudah tidak nampak lagi pada layar monitor.
Setelah langkah di atas selesai dilakukan, kemudian matikan saklar utama mesin.
Kegiatan Belajar 3
MEMBUAT PROGRAM CNC TU-3A
A. Tujuan Kegiatan pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 ini, anda akan dapat :
Memahami pengertian program CNC TU-3A
Memahami struktur program CNC
Memahami metoda pengukur titik koordinat absolut dan inkremental/relatif
Menyebutkan fungsi kode ”G” dan β€œM”
Melakukan pemrograman uintuk pengefraisan kontur lurus, radius dan kantong
(pocket)
B. Uraian Materi
TU (Training Unit)-3A merupakan mesin frais CNC yang khusus digunakan untuk
pelatihan, dimana ukuran dan kapasitas mesin lebih kecil dibandingkan dengan PU
(Production Unit). Pengoperasian mesin tersebut menggunakan kode-kode numeris
yang di susun dalam bentuk program NC.
1. Pengertian Program NC
Program NC pada intinya adalah perintah kepada pisau (alat pemotong) untuk
bergerak dari yiyik koordinat yang lainnya sehingga akhirnya menghasilkan kontur
benda sesuai yang diharapkan oleh program.
Bahasa perintah ini tersusun dari kode-kode numeris yakni kode berupa huruf dan
angkan tertentu yang oleh pengendali mesin CNC kode numeris tersebut diubah
menjadi sinyal-sinyal listrik yang menggerakan, misalnya : motor step pada eretan.
Pengkodean gerak pisau dinyatakan dengan menggunakan persumbuan sistem
koordinat Cartesian seperti dalam gambar 3.1 berikut :
Gambar 3.1: Pengkodean gerakan pisau Keterangan :
Gerakan X : memanjang
Gerakan Y : melintang
Gerakan Z : tegak
Pengkodean dengan huruf seperti di atas merupakan sebuah intruksi terhadap
gerakan pisau untuk lintasan memenjang, melintang dan tegak. Sedangkan arah
gerakannya mengikuti tanda + (plus) atau – (minus).
Contoh intruksi pada mesin CNC untuk melakikan operasi seperti gambar 3.2
dibawah dapat diuraikan sebagai berikut :
Gambar 3.2 : Intruksi
Pengkodean lintasan pisau jari pada gambar di atas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 :Perubahan Intruksi dalam Bentuk Kode
Intruksi Verbal Intruksi Bentuk
Kode
1. Gerakan pisau ke bawah (eretan tegak) 15 mm
2. Gerakan pisau ke kanan (eretan memanjang) 50mm
3. Gerakan pisau maju (eretan melintang) 30 mm
Z -15
X 50
Y 30
Pada gerakan 1 tidak terjadi pembuangan tatal. Dengan gerakan secepat
mungkin. Gerakan cepat ini dikodekan GOO.
Pada gerakan 2 dan 3 merupakan gerakan lurus dan terjadi pembuangan tatal.
Gerakan interpolasi lurus ini dikodekan GO1.
Kecepatan gerakan 2 dan 3 harus diatur sesuai perhitungan, yang tergantung dari
diameter pisau frais, jenis bahan dan dalamnya pemotonan.
Dalam hal agar mesin CNC dapat melakukan gerakan seperti gambar 3.2, maka
perintah harus diberikan kepada komputer dengan mengisi format yang terdapat
pada layar sebagai berikut :
Tabel 3.2 : Penisian kode
N
G
(M)
V
(I) (D)
Y
(Y) (S)
Z
(K)
F
(L) (T) (H)
................ 00 0 0 -1500
................ 01 5000 0 ..................
................ 01 0 3000 0 ..................
Keterangan :
Pada TU – 3A panjangnya gerakan di program tanpa titik desimal dalam 1/100 mm
atau 1/1000 inci,sehingga perintah gerakan 15 mm diprogramkan 1500, perintah
gerakan 30 mm diprogramkan 3000, perintah gerakan 50mm diprogramkan 5000
dst.
Sedangkan dalam sebuah inci, perintah gerakan 1,235 inci diprogramkan 1235 dst.
2. Struktur Program CNC
Program CNC merupakan naskah program yang di dalamnya memuat data pokok
untuk pembuatan/pengerjaan bahan bakal menjadi suatu bentuk benda kerja.
Dengan demikian program CNC terdiri dari beberapa dagian yang tersusun secara
berurutan, baik blok, kata-kata maupun kata-nya.
Blok
Program terdiri dari beberapa blok, dimana setiap blok berisikan semua data untuk
melakukan satu pekerjaan. (contoh, perintah : gerakan eretan memanjang 25 mm,
dengan kecepatan 120 mm/menit)
Tabel 3.3 : Blok
N G X Y Z F
(M) (I) (D) (J) (S) (K) (L) (T) (H)
00 00 -3000 0 0
01 01 0 -2500 0 120
02 01 1050 0 0 120
03 01 0 -1680 100 120
Kata-Kata
Setiap blok pada suatu program terdiri dari derbagai kata-kata, dimana setiap kata
terdiri dari satu huruf dan satu kombinasi angka.
Contoh : N 01.
Kata
Kata tediri dari satu huruf dan kombinasi angka (nomor kunci).
Huruf yang terletak pada kata disebut juga adres.
Beberapa adres yang terdapat di dalam lembaran program didefinisikan sebagai
berikut :
Tabel 3.4 : Adres
N
G
(M)
X
(I) (D)
Y
(Y) (S)
Z
(K)
F
(L) (T) (H)
a. Adres β€œN”
β€œN” merupakan singkatan dari nomor intriksi atau perintah satu pekerjaan di dalam
blok.
b. Adres β€œG”
Pada kolom ini akan kita masukan informasi kunci fungsi jalan.
c. Adres β€œX,Y,Z”
Kolom-kolom ini memuat data panjangnya gerakan eretan memanjang (X),
melintang (Y) dan tegak (z) yang diprogram tanpa titik desimal, dalam 1/100 mm dan
1/1000 inci.
d. Adres β€œF”
Kolom β€œF” akan memberikaqn informasi atau perintah kecepatan
pemakanan/ingsutan dalam satuan mm/ menit atau 1/10 inci/ menit.
e. Adres β€œM”
Fungsi β€œM” di sebut sebagai fungsi bantu yang dituliskan pada kolom β€œg’ di sertai
nomor kunci.
f. Adres β€œD”
Adres β€œD” merupakan besarnya radius pisau, sehingga bila radius pisau=5mm akan
kita tulisD 500
g. Adres β€œS”
+Adres ini merupakan kecepatan putaran spindle atau pisau.
Contoh : Putaran Pisau 2000 rpm akan kita tulis S 2000
h. Adres β€œT”
Adres β€œT’ digunakan untuk memilih alat potong sesuai dengan nomor yang ada,
contoh : T 02
i. Adres β€œI”,”J”dan β€œK”
Adres ini merupakan parameter pemrograman melingkar (akan di uraikan pada
uraian G 02 / G 03).
3. Metode Pengukuran Titik Koordinat
Metode pengukuran titik koordinat pada mesin CNC penting sekali untuk di pelajari
mengingat bahwa ketepatan gerakan pisau akan menentukan keakuratan hasil dan
bentuk benda kerja yang dibuat.
Ada 3 (tiga) metode pengukuran titik koordinat yang akan dibahas berikut ini, yaitu
Pengukuran Absolut, Pengukurai Inkremental dan Pengukuran Campuran.
Pengukuran Absolut Pengukuran Inkremental
Gambar 3.3 : Metode Pengukuran Absolut dan Inkremental
Metode pengukuran titik koordinat ini dapat dipilih sesuai dengan keinginan kita
dengan memberikan infornasi kunci pada kolom β€œG”, yaitu untuk Absolut = G 90 dan
Inkremental = G 91
a. Metode Pengukuran Absolut
Gambar 3.4 : Pengukuran Absolut Pada metode pengukuran koordinat
secara absolut semua titik koordinat
diukur dari titik tertentu sebagai titik
0 (nol)/titik referensi.
Pada gambar contoh (gambar 3.4)
titik-titik A,B,C, diukur dari titik W
sebagai titik nolnya.

More Related Content

What's hot

Tipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensionalTipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensionalZaid Ezza
Β 
Modul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisModul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan Frais
Bambang Utama
Β 
1 mengidentifikasi mesin bubut
1 mengidentifikasi mesin bubut1 mengidentifikasi mesin bubut
1 mengidentifikasi mesin bubut
Yuli Anto
Β 
Mesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serutMesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serutAlen Pepa
Β 
Apa itu mesin sekrap
Apa itu mesin sekrapApa itu mesin sekrap
Apa itu mesin sekrapariyantovester
Β 
Mesin Frais
Mesin FraisMesin Frais
Mesin Frais
555
Β 
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubutTugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Rehan Fadel Mencari Persahabatan
Β 
Mesin Perkakas
Mesin PerkakasMesin Perkakas
Mesin Perkakas
Bayu Saputra
Β 
Presentasi proses pemesinan dasar
Presentasi proses pemesinan dasarPresentasi proses pemesinan dasar
Presentasi proses pemesinan dasar
randy suwandy
Β 
Mesin bubut
Mesin bubutMesin bubut
Mesin bubut
ilyas ade chandra
Β 
Presentasi Mesin Ketam dan Serut
Presentasi Mesin Ketam dan SerutPresentasi Mesin Ketam dan Serut
Presentasi Mesin Ketam dan Serut
EssyKarundeng
Β 
Pengantar industri manufaktur milling
Pengantar industri manufaktur millingPengantar industri manufaktur milling
Pengantar industri manufaktur millingNajib Crypto's Scientist
Β 
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Endang Saefullah
Β 
Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksiLaporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksiMira Syafanurillah
Β 
pemesinan konvensional
pemesinan konvensionalpemesinan konvensional
pemesinan konvensional
khusnul nurhidayati
Β 
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)Agus Witono
Β 

What's hot (19)

Tipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensionalTipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensional
Β 
Modul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisModul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan Frais
Β 
1 mengidentifikasi mesin bubut
1 mengidentifikasi mesin bubut1 mengidentifikasi mesin bubut
1 mengidentifikasi mesin bubut
Β 
Mesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serutMesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serut
Β 
Apa itu mesin sekrap
Apa itu mesin sekrapApa itu mesin sekrap
Apa itu mesin sekrap
Β 
Mesin bubut
Mesin bubutMesin bubut
Mesin bubut
Β 
Mesin Frais
Mesin FraisMesin Frais
Mesin Frais
Β 
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubutTugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Β 
Mesin Perkakas
Mesin PerkakasMesin Perkakas
Mesin Perkakas
Β 
Presentasi proses pemesinan dasar
Presentasi proses pemesinan dasarPresentasi proses pemesinan dasar
Presentasi proses pemesinan dasar
Β 
Mesin bubut
Mesin bubutMesin bubut
Mesin bubut
Β 
Presentasi Mesin Ketam dan Serut
Presentasi Mesin Ketam dan SerutPresentasi Mesin Ketam dan Serut
Presentasi Mesin Ketam dan Serut
Β 
Bubut
BubutBubut
Bubut
Β 
Pengantar industri manufaktur milling
Pengantar industri manufaktur millingPengantar industri manufaktur milling
Pengantar industri manufaktur milling
Β 
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Β 
Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksiLaporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi
Β 
Bubut
BubutBubut
Bubut
Β 
pemesinan konvensional
pemesinan konvensionalpemesinan konvensional
pemesinan konvensional
Β 
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
Β 

Viewers also liked

Ttl melkis(211050) perbaikan
Ttl melkis(211050) perbaikanTtl melkis(211050) perbaikan
Ttl melkis(211050) perbaikanMelkizt CHdeck
Β 
Gerinda 1
Gerinda 1Gerinda 1
Gerinda 1
Tje King
Β 
01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas
Mahros Darsin
Β 
Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga dgn operasi digenggam
Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga dgn operasi digenggamMenggunakan Perkakas Tangan Bertenaga dgn operasi digenggam
Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga dgn operasi digenggamilhamch
Β 
Identifikasi dan fungsi macam – macam perkakas tangan
Identifikasi dan fungsi macam – macam perkakas tanganIdentifikasi dan fungsi macam – macam perkakas tangan
Identifikasi dan fungsi macam – macam perkakas tanganWicah
Β 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7mocoz
Β 
Unit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrikUnit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrikIndra S Wahyudi
Β 
Pengukuran kekasaran permukaan bab7
Pengukuran kekasaran permukaan bab7Pengukuran kekasaran permukaan bab7
Pengukuran kekasaran permukaan bab7LAZY MAGICIAN
Β 
Modul 1-keselamatan-kerja
Modul 1-keselamatan-kerjaModul 1-keselamatan-kerja
Modul 1-keselamatan-kerja
azi nos
Β 
Menggunakan peralatan mesin tangan listrik
Menggunakan peralatan mesin tangan listrikMenggunakan peralatan mesin tangan listrik
Menggunakan peralatan mesin tangan listrik
rint armstrong
Β 
Proses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrikProses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrik
Wicah
Β 
Desain proses pemesinan logam
Desain proses pemesinan logamDesain proses pemesinan logam
Desain proses pemesinan logam
Wichael Orvincent
Β 
Hand tools dan Kelengkapannya
Hand tools dan KelengkapannyaHand tools dan Kelengkapannya
Hand tools dan Kelengkapannya
Sang Pemimpi
Β 
Materi mesin gerinda
Materi mesin gerindaMateri mesin gerinda
Materi mesin gerinda
muhammad heryatna
Β 
Konsep Teknologi Teknik Mesin
Konsep Teknologi Teknik MesinKonsep Teknologi Teknik Mesin
Konsep Teknologi Teknik MesinAlekson Sihombing
Β 
Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10
Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10
Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10
isan sell
Β 
Gerudi & mesin gerudi
Gerudi & mesin gerudiGerudi & mesin gerudi
Gerudi & mesin gerudiahhafizi2
Β 
Memahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikMemahami Gambar Teknik
Memahami Gambar Teknik
Ahmad Faozi
Β 
TUGAS CNC
TUGAS CNCTUGAS CNC
TUGAS CNC
jwitasyah
Β 
Gerinda
GerindaGerinda
Gerinda
vidya jami
Β 

Viewers also liked (20)

Ttl melkis(211050) perbaikan
Ttl melkis(211050) perbaikanTtl melkis(211050) perbaikan
Ttl melkis(211050) perbaikan
Β 
Gerinda 1
Gerinda 1Gerinda 1
Gerinda 1
Β 
01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas
Β 
Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga dgn operasi digenggam
Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga dgn operasi digenggamMenggunakan Perkakas Tangan Bertenaga dgn operasi digenggam
Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga dgn operasi digenggam
Β 
Identifikasi dan fungsi macam – macam perkakas tangan
Identifikasi dan fungsi macam – macam perkakas tanganIdentifikasi dan fungsi macam – macam perkakas tangan
Identifikasi dan fungsi macam – macam perkakas tangan
Β 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
Β 
Unit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrikUnit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrik
Β 
Pengukuran kekasaran permukaan bab7
Pengukuran kekasaran permukaan bab7Pengukuran kekasaran permukaan bab7
Pengukuran kekasaran permukaan bab7
Β 
Modul 1-keselamatan-kerja
Modul 1-keselamatan-kerjaModul 1-keselamatan-kerja
Modul 1-keselamatan-kerja
Β 
Menggunakan peralatan mesin tangan listrik
Menggunakan peralatan mesin tangan listrikMenggunakan peralatan mesin tangan listrik
Menggunakan peralatan mesin tangan listrik
Β 
Proses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrikProses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrik
Β 
Desain proses pemesinan logam
Desain proses pemesinan logamDesain proses pemesinan logam
Desain proses pemesinan logam
Β 
Hand tools dan Kelengkapannya
Hand tools dan KelengkapannyaHand tools dan Kelengkapannya
Hand tools dan Kelengkapannya
Β 
Materi mesin gerinda
Materi mesin gerindaMateri mesin gerinda
Materi mesin gerinda
Β 
Konsep Teknologi Teknik Mesin
Konsep Teknologi Teknik MesinKonsep Teknologi Teknik Mesin
Konsep Teknologi Teknik Mesin
Β 
Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10
Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10
Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10
Β 
Gerudi & mesin gerudi
Gerudi & mesin gerudiGerudi & mesin gerudi
Gerudi & mesin gerudi
Β 
Memahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikMemahami Gambar Teknik
Memahami Gambar Teknik
Β 
TUGAS CNC
TUGAS CNCTUGAS CNC
TUGAS CNC
Β 
Gerinda
GerindaGerinda
Gerinda
Β 

Similar to Tugas cnc email harlin

Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
Β 
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubutTugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Ardho Mesa MSc
Β 
Perawatan mesin frais
Perawatan mesin fraisPerawatan mesin frais
Perawatan mesin frais
Dwi Purwanto , ST
Β 
Proses manufaktur mesin bubut
Proses manufaktur mesin bubutProses manufaktur mesin bubut
Proses manufaktur mesin bubut
Nur Hidayah
Β 
31808835 mesin-sekrap
31808835 mesin-sekrap31808835 mesin-sekrap
31808835 mesin-sekrapAlen Pepa
Β 
88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut
88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut
88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut
Ariy Anto
Β 
Teknologi Manufaktur MOT 2021.pdf
Teknologi Manufaktur MOT 2021.pdfTeknologi Manufaktur MOT 2021.pdf
Teknologi Manufaktur MOT 2021.pdf
ProgramStudiMesinOto
Β 
Projek tahun akhir(presentation)
Projek tahun akhir(presentation)Projek tahun akhir(presentation)
Projek tahun akhir(presentation)
armanaqim
Β 
Laporan gerinda selindris
Laporan gerinda selindrisLaporan gerinda selindris
Laporan gerinda selindris
Goem Gumilar
Β 
Praktikum Perbengkelan Acara .pdf
Praktikum Perbengkelan Acara .pdfPraktikum Perbengkelan Acara .pdf
Praktikum Perbengkelan Acara .pdf
Rahmadagus1
Β 
PPT MESIN.pptx
PPT MESIN.pptxPPT MESIN.pptx
PPT MESIN.pptx
MiptahMaulana2
Β 
MESIN BUBUT.pptx
MESIN BUBUT.pptxMESIN BUBUT.pptx
MESIN BUBUT.pptx
saeful25
Β 
Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)Eko Supriyadi
Β 
Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)Eko Supriyadi
Β 
Teknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin MillingTeknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin Milling
Alfi Akbar
Β 
Makalah proses produksi mesin scarp
Makalah proses produksi   mesin scarpMakalah proses produksi   mesin scarp
Makalah proses produksi mesin scarpAde Rahman
Β 
Mesin freis
Mesin freisMesin freis
Mesin freis
Dyena Wucruen
Β 
Bab ii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASAR...
Bab ii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASAR...Bab ii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASAR...
Bab ii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASAR...
bram santo
Β 
Mesin Bubut.pptx
Mesin Bubut.pptxMesin Bubut.pptx
Mesin Bubut.pptx
ApriSetiawan8
Β 
09 - Mesin Sekerap - 2021.pptx
09 - Mesin Sekerap - 2021.pptx09 - Mesin Sekerap - 2021.pptx
09 - Mesin Sekerap - 2021.pptx
Aditandrii
Β 

Similar to Tugas cnc email harlin (20)

Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut
Β 
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubutTugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Β 
Perawatan mesin frais
Perawatan mesin fraisPerawatan mesin frais
Perawatan mesin frais
Β 
Proses manufaktur mesin bubut
Proses manufaktur mesin bubutProses manufaktur mesin bubut
Proses manufaktur mesin bubut
Β 
31808835 mesin-sekrap
31808835 mesin-sekrap31808835 mesin-sekrap
31808835 mesin-sekrap
Β 
88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut
88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut
88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut
Β 
Teknologi Manufaktur MOT 2021.pdf
Teknologi Manufaktur MOT 2021.pdfTeknologi Manufaktur MOT 2021.pdf
Teknologi Manufaktur MOT 2021.pdf
Β 
Projek tahun akhir(presentation)
Projek tahun akhir(presentation)Projek tahun akhir(presentation)
Projek tahun akhir(presentation)
Β 
Laporan gerinda selindris
Laporan gerinda selindrisLaporan gerinda selindris
Laporan gerinda selindris
Β 
Praktikum Perbengkelan Acara .pdf
Praktikum Perbengkelan Acara .pdfPraktikum Perbengkelan Acara .pdf
Praktikum Perbengkelan Acara .pdf
Β 
PPT MESIN.pptx
PPT MESIN.pptxPPT MESIN.pptx
PPT MESIN.pptx
Β 
MESIN BUBUT.pptx
MESIN BUBUT.pptxMESIN BUBUT.pptx
MESIN BUBUT.pptx
Β 
Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)
Β 
Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)
Β 
Teknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin MillingTeknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin Milling
Β 
Makalah proses produksi mesin scarp
Makalah proses produksi   mesin scarpMakalah proses produksi   mesin scarp
Makalah proses produksi mesin scarp
Β 
Mesin freis
Mesin freisMesin freis
Mesin freis
Β 
Bab ii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASAR...
Bab ii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASAR...Bab ii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASAR...
Bab ii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASAR...
Β 
Mesin Bubut.pptx
Mesin Bubut.pptxMesin Bubut.pptx
Mesin Bubut.pptx
Β 
09 - Mesin Sekerap - 2021.pptx
09 - Mesin Sekerap - 2021.pptx09 - Mesin Sekerap - 2021.pptx
09 - Mesin Sekerap - 2021.pptx
Β 

More from harlintokek

Tugas mtk3 bab3 harlin saputra
Tugas mtk3 bab3 harlin saputraTugas mtk3 bab3 harlin saputra
Tugas mtk3 bab3 harlin saputra
harlintokek
Β 
Tugas mtk3 bab2 harlin saputra
Tugas mtk3 bab2 harlin saputraTugas mtk3 bab2 harlin saputra
Tugas mtk3 bab2 harlin saputra
harlintokek
Β 
Tugas 2
Tugas 2Tugas 2
Tugas 2
harlintokek
Β 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
harlintokek
Β 
Tugas MTK 3 Kisi-Kisi Tes 2
Tugas MTK 3 Kisi-Kisi Tes 2Tugas MTK 3 Kisi-Kisi Tes 2
Tugas MTK 3 Kisi-Kisi Tes 2
harlintokek
Β 
Tugas Matematika Buku Calculus
Tugas Matematika Buku CalculusTugas Matematika Buku Calculus
Tugas Matematika Buku Calculus
harlintokek
Β 

More from harlintokek (6)

Tugas mtk3 bab3 harlin saputra
Tugas mtk3 bab3 harlin saputraTugas mtk3 bab3 harlin saputra
Tugas mtk3 bab3 harlin saputra
Β 
Tugas mtk3 bab2 harlin saputra
Tugas mtk3 bab2 harlin saputraTugas mtk3 bab2 harlin saputra
Tugas mtk3 bab2 harlin saputra
Β 
Tugas 2
Tugas 2Tugas 2
Tugas 2
Β 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
Β 
Tugas MTK 3 Kisi-Kisi Tes 2
Tugas MTK 3 Kisi-Kisi Tes 2Tugas MTK 3 Kisi-Kisi Tes 2
Tugas MTK 3 Kisi-Kisi Tes 2
Β 
Tugas Matematika Buku Calculus
Tugas Matematika Buku CalculusTugas Matematika Buku Calculus
Tugas Matematika Buku Calculus
Β 

Recently uploaded

Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
Β 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
Β 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
Β 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
Β 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
Β 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
Β 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
Β 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
Β 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
Β 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
Β 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
Β 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
Β 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
Β 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
Β 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
Β 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
Β 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
Β 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
Β 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
Β 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
Β 

Recently uploaded (20)

Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Β 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Β 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
Β 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
Β 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Β 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Β 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Β 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
Β 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
Β 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Β 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
Β 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
Β 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
Β 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
Β 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Β 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
Β 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
Β 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
Β 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Β 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
Β 

Tugas cnc email harlin

  • 1. TUGAS TEORI β€œMAKALAH CNC” Disusun Oleh Nama : Harlin Saputra Kelas : 2 EA Jurusan : Teknik Elektronika Semester : 3 ( Tiga ) POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANGKA BELITUNG TAHUN 2015/2016 Kawasan Industri Air Kantung, Sungailiat-Bangka 33211 Telp : 0717-93586, 95252 Faks : 0717-93585 E-mail : polman@polman-babel.ac.id Website : http://polman-babel.ac.id
  • 2. LANDASAN TEORI A. SEJARAH SINGKAT CNC Awal lahirnya mesin CNC (Computer Numerically Controlled) bermula dari 1952 yang dikembangkan oleh John Pearseon dari Institut Teknologi Massachusetts, atas nama Angkatan Udara Amerika Serikat. Semula proyek tersebut diperuntukkan untuk membuat benda kerja khusus yang rumit. Semula perangkat mesin CNC memerlukan biaya yang tinggi dan volume unit pengendali yang besar. Pada tahun 1973, mesin CNC masih sangat mahal sehingga masih sedikit perusahaan yang mempunyai keberanian dalam mempelopori investasi dalam teknologi ini. Dari tahun 1975, produksi mesin CNC mulai berkembang pesat. Perkembangan ini dipacu oleh perkembangan mikroprosesor, sehingga volume unit pengendali dapat lebih ringkas. B. JENIS MESIN CNC Di industri menengah dan besar, akan banyak dijumpai penggunaan mesin CNC dalam mendukung proses produksi. Sejalan dengan berkembangnya kebutuhan akan berbagai produk industri yang beragam dengan tingkat kesulitan yang bervariasi, maka telah dikembangkan berbagai variasi dari mesin CNC. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan jenis pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Berikut ini diperlihatkan berbagai variasi mesin CNC. Secara garis besar, mesin CNC dibagi dalam 2 (dua) macam, yaitu : a) 1. Mesin bubut konvensional Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
  • 3. pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir. Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci. BAGIAN BAGIAN MESINBUBUT 1. Kepala tetap Kepala tetap adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kiri mesin, dan bagian inilah yang memutar benda kerja yang di dalamnya terdapat transmisi roda gigi. Pada Kepala tetap ini ditempatkan berbagai bagian mesin yang memudahkan kita melakukan pekerjaan. beberapa bagian yang ada di kepala tetap adalah Plat mesin; engkol pengatur pasangan roda gigi;cakra bertingkat; motor penggerak mesin.Pada kepala tetap ini pula kita memasang alat pemegang benda kerja sehingga aman pada saat dikerjakan. Alat pemegang atau penjepit ini disebut Cekam. Cekam ini dibedakan menjadi dua, yaitu Cekam rahang tiga dan cekam rahang empat. Cekam rahang tiga pergerakan rahang penjepitnya adalah serentak
  • 4. sehingga pada saat kita menggerakkan satu kunci penggeraknya, maka ketiga rahang bergerak serentak. Cekam rahang empat, pada saat kita menggerakkan kunci penggeraknya, maka rahang yang bergerak adalah satu persatu. 2. Kepala lepas Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dari mesin bubut, yang berfungsi untuk menopang benda kerja yang panjang. Pada saat mengerjakan benda berukuran panjang, kemungkinan bengkok sangat besar sehingga harus ditopang pada kedua ujung, yaitu di kepala tetap dan kepala lepas ini. Beberapa bagian yang ada di kepala tetap adalah; Center Putar, untuk memompang benda kerja,agar tidak terjadi gesekan,; Handwill,; Pengunci poros,; Pengunci alas. 3. Alas mesin Alas mesin berfungsi untuk tempat kedudukan kepal lepas, tempat kedudukan eretan dan tempat kedudukan penyangga diam. 4. Eretan Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan pada benda kerja dengan cara menggerakkan ke kiri dan ke kanan sepanjang meja. Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan dudukan pahat. PRINSIP KERJA MESIN BUBUT Proses pembubutan adalah salah satu proses pemesinan yang mengunakan pahat dengan satu mata potong untuk membuang material dari permukaan benda kerja yang berputar. Pahat bergerak pada arah linier sejajar dengan sumbu putar benda kerja seperti yang terlihat pada gambar. Dengan mekanisme kerja seperti ini, maka Proses bubut memiliki kekhususan untuk membuat benda kerja yang berbentuk silinder. Benda kerja di cekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
  • 5. JENIS-JENIS PEMBUBUTAN 1. Pembubutantepi (facing) Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. 2. Pembubutan silindris (turning) Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik pengerjaan tepi maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong pahatnya harus terletak senter terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk semua proses pemotongan pada mesin bubut. 3. Pembubutan alur (grooving) Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan. 4. Pembubutan tirus (chamfering) Adapun caranya sebagai berikut: ο‚· Dengan memutar compound rest ο‚· Dengan menggeser sumbu tail stock ο‚· Dengan menggunakan taper attachment. 5. Pembubutan ulir (threading) Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga menggunakan pahat tertentu ukurannya yangsudah di jual di pasaran, biasanya untuk ulir-ulir standar. 6. Drilling Membuat lubang awal pada benda kerja 7. Boring Memperbesar lubang pada benda kerja. 8. Kartel (knurling) Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan tang,obeng agar tidak licin. 9. Reaming Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil pembubutan dalam atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan tertentu dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut dipergunakan alat Reamer.
  • 6. Benda berlubang yang akan dihaluskan dikepit pada cekam kepala tetap, sementara reamer dipasang pada hower dan dijepit di senter kepala lepas. Pada saat proses penghalusan, posisi kepala lepas didekatkan sehingga reamer dapat masuk ke lubang benda kerja. Selanjutnya, mesin dinyalakan dan putaran reamer digerakkan memasuki lubang sehingga geriginya bergesek dengan dinding lubang. Pada saat itulah terjadi proses penghalusan. Kelebihan Mesin Bubut Konvensional a. Pengoperasian masih menggunakan cara-cara manual b. Masih dapat dikerjakan oleh para pekerja yang tak mahir komputer. c. Sangat mudah dioperasikan, karena tidak perlu memasukkan data. d. Modal yang ditanamkan mengalami penurunan. e. Mesin tidak tergantung oleh perubahan suhu dan cuaca. f. Rendah dalam efisiensi produktif Kekurangan Mesin Bubut konvensional a. Ketelitian yang dihasilkan agak kurang akurat. b. Tidak dapat menampilkan kalkulasi biaya produksi. c. Waktu laju awal pada pabrik mengalami kenaikkan. 2. Mesin Bubut CNC Mesin CNC (Computer Numerically Controlled) mulai dikembangkan pada tahun 1952 oleh seorang profesor dari Institut Teknologi Massachusetts yang bernama John Pearson atas nama Angkatan Udara Amerika Serikat. Proyek mesin CNCtersebut semula dipergunakan untuk membuat benda kerja khusus yang rumit. Awalnya masih sedikit perusahaan yang berani berinvestasi untuk menggunakan teknologi ini karena mesin CNC membutuhkan biaya dan volume pengendali yang tinggi. Baru mulai tahun 1975 produksi mesin CNC berkembang cukup pesat setelah dipacu dengan mikroprosesor yang membuat volume unit pengendali menjadi lebih ringkas. Mesin Bubut CNC merupakan sistem otomatisasi mesin bubut yang dioperasikan
  • 7. oleh perintah yang diprogram melalui software secara abstrak dan disimpan di media penyimpanan atau storage. Beda dari mesin bubut biasa, mesin bubut CNC memilki perangkat tambahan motor yang akan menggerakan pengontrol mengikuti titik-titik yang dimasukkan ke dalam sistem oleh perekam kertas. Perpaduan antara servo motor dan mekanis yang digantikan dengan sistem analog dan kemudian sistem digital menciptakan mesin bubut modern berbasis CNC. Bagian-bagian mesin bubutCNC 1. Program 2. Processor 3. Motor listrik servo untuk menggerakkan kontrol pahat 4. Motor listrik untuk menggerakan/memutar pahat 5. Pahat 6. Dudukan dan pemegang Prinsip Kerja Mesin BubutCNC 1. Program CNC dibuat oleh programmer sesuai dengan produk yang akan dibuat dengan cara manual atau pengetikan langsung pada mesin CNC maupun dengan menggunakan komputer yang telah diinstall software pemrograman CNC. 2. Program CNC yang telah dibuat dikenal dengan nama G-Code, akan dikirim dan dieksekusi oleh prosesor pada mesin bubut CNC sehingga menghasilkan pengaturan motor servo pada mesin untuk menggerakan alat pahat melalui proses permesinan sampai menghasilkan benda kerja sesuai program. ο‚· Kelebihan Mesin Bubut CNC a. Produktif dapat dikurangi b. Keakuratan pada lebih besar dan repeatabilas. c. Menurunkan tingkat tarip sisa d. Kebutuhan pemeriksaan adalah mengurangi e. Ilmu ukur benda kerja lebih rumit f. Perubahan rancang bangun dapat diperiksa dengan lebih teliti. g. Peralatan sederhana tetap diperlukan h. waktu laju awal pabrikasi lebih pendek i. Dapat mengurangi komponen yang diinventarisir j. Lebih sedikit memerlukan floorspace k. Level keterampilan yang dibutuhan operator dikurangi ο‚· Kekurangan Mesin bubut CNC a. Pengerjaan komponen dengan mesin yang mudah menjadi sulit karena menggunakan format yang rumit.
  • 8. b. Modal yang ditanamkan mengalami peningkatan. c. Usaha pemeliharaan lebih tinggi investasi lebih tinggi berharga. d. Pemanfaatan NC peralatan [yang] lebih tinggi e. Dibutuhkan tenaga ahli yang berfungsi untuk memprogram peralatan NC. b) 1.Mesin MILLING 1. Mesin milling vertikal 2. Mesin milling horisontal 3. Mesin milling universal
  • 9. Berdasarkan fungsi penggunaannya, antara lain : 1. Mesin milling copy Merupakan mesin milling yang digunakan untuk mengerjakan bentukan yang rumit. Maka dibuat master / mal yang dipakai sebagai referensi untuk membuat bentukan yang sama. Mesin ini dilengkapi 2 head mesin yang fungsinya sebagai berikut : a. Head yang pertama berfungsi untuk mengikuti bentukan masternya. b. Head yang kedua berfungsi memotong benda kerja sesuai bentukan masternya. Antara head yang pertama dan kedua dihubungkan dengan menggunakan sistem hidrolik. Sitem referensi pada waktu proses pengerjaan adalah sebagai berikut : a. Sistem menuju satu arah, yaitu tekanan guide pada head pertama ke arah master adalah 1 arah. b. Sistem menuju 1 titik, yaitu tekanan guide tertuju pada satu titik dari master. 2. Mesin milling hobbing Merupakan mesin milling yang digunakan untuk membuat roda gigi / gear dan sejenisnya ( sprocket dll ). Alat potong yang digunakan juga spesifik, yaitu membentuk profil roda gigi ( Evolvente ) dengan ukuran yang presisi.
  • 10. 3. Mesin milling gravier Merupakan mesin yang digunakan untuk membuat gambar atau tulisan dengan ukuran yang dapat diatur sesuai keinginan dengan skala tertentu. 4. Mesin milling planer Merupakan mesin yang digunakan untuk memotong permukkan ( face cutting ) dengan benda kerja yang besar dan berat. 5. Mesin milling CNC Merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan bentukan – bentukan yang lebih komplek. Meruapakan penggangi mesin milling copy dan gravier. Semua control menggunakan sistem electronic yang komplek ( rumit ). Dibutuhkan operator yang ahli dalam menjalankan mesin ini. Harga mesin CNC ini sangat mahal.
  • 11. 1. Bagian-bagian mesin CNC TU-3A Yang termasuk pada bagian-bagian utama mesin CNC TU-3A adalah : a. Panel pengendali b. Monitor c. Motor utama d. Spindel utama e. Meja mesin f. Motor step g. Landasan luncur meja mesin h. Pintu mesin Secara lengkap bagian-bagian utama mesin CNC TU-3A ditunjukan pada gambar di bawah ini Gambar 1.1 Mesin CNC TU-30 1. Panel pengendali Unsur-unsur pengendali untuk pelayanan mesin CNC TU-3A adalah semua piranti yang terdapat pada panel pengendali mesin seperti pada gambar di bawah ini : Gambar 1.2 panel pengendali mesin secara umum Keterangan gambar : 1. Saklar ON spindel untuk operasi mesin CNC secara manual 2. Tombol pengatur kecepatan spindel 3. Saklar utama ON atau OFF 4. Lampu indikator 5. Tombol darurat 6. Tombol pilihan satuan sistem persumbuan untuk milimeter (mm) atau inchi 7. Penggerak disket 8. Lampu petunjuk operasi manual 9. Tombol pengatur kecepatan pemakanan
  • 12. 10. Tombol pelintasan cepat-tombol ini ditekan bersamaan dengan salah satu tombol penggerak eretan peda arah relatif 11. Penunjukan alamat pemrograman 12. Penampilan data alamat aktif dan berbagai jenis alarm 13. Lampu penunjuk operasi mesin CNC 14. Tombol pilihan pelayanan manual atau CNC 15. Tombol untuk mengaktifkan alamat M pada waktu menyimpan program dan menguji ketapan data geometris program 16. Tombol START untuk menjalankan mesin 17. Tombol-tombol untuk memasukan data a. Tombol angka 0-9 b. Tombol minus (-) untuk mengubah arah lintasan c. Tombol INP, untuk menyimpan data alamat yand masuk d. Tombol DEL, untuk menghapus data per alamat e. Tombol REV, untuk mengembalikan kursor blok per blok f. Tombol FWD, untuk memajukan kursor per blok g. Tombol panah, untuk memajukan kursor per alamat h. Tombol M, untuk mengaktifkan fungsi M 18. Tombol penggerak manual arah relatif dengan step motor : (pedoman arah penggerakan memanjang dan melintang kita anggap menggerakan pisau,walaupun yang bergerak mejanya) a. Tombol –X, pisau melintas arah memanjang kekiri (meja mesin bergerak ke kanan) b. Tombol +X, pisau melintas arah memanjang ke kanan (meja mesin bergerak ke kiri) c. Tombol –Y, pisau melintas arah melintang ke luar atau menuju operator d. Tombol +Y, pisau melintas arah melintang ke dalam atau menjauhi operator e. Tombol –Z, pisau melintas arah turun f. Tombol +Z, pisau melintas arah naik 19. Amperemeter MENGOPERASIKAN MESIN SECARA MANUAL Langkah-langkah pengoperasian mesin CNC TU-3A secara manual sebagai berikut : 1. Menghidupkan mesin Langkah operasional yang di lakukan untuk menghidupkan mesin CNC TU-3A ialah dengan memutar saklar utama mesin ke kanan (angka 1) pada kedudukan ON, dan lampu indikator arus masuk akan menyala. Gambar 2.1 menghidupkan mesin
  • 13. 1. Memutar dan menyetel kecepatan spindel Untuk memutar spindel utama mesin putar saklar ON spindel untuk operasi mesin CNC secara manual, setelah spindel utama mesin berputar atur kecepatan putar spindel mesin dengan memutar knob pengatur kecepatan spindel mesin sesuai dengan Gambar 2.2 Menyetel Kecepatan Spindel kecepatan yang di inginkan, apabila knob di putar searah jarum jam maka kecepatan putar spindel mesin semakin besar. 1. Menggeser pisau a. Sistem Persumbuan Sistem persumbuan distandarkan untuk berbagai permesinan berdasarkan ISO 841 dan DIN 66217 dengan dasar sistem koordinat cartesian. Untuk memudahkan penunjukan persumbuan mesin CNC TU-3A (tegak), operator berhadapan dengan mesin, lalu buka jari-jari tangan kanan (kaidah tangan kanan) seperti pada gambar berikut. Gambar 2.3 Sistim persumbuan kaidah tangan kanan Gambar di bawah ini menunjukan berbagai sistem persumbuan untuk mesin frais vertikal (tegak) Pada mesin frais jenis ini kepala fairs dan pisau bergerak secara vertikal dan benda kerja yang terpasang di atas meja melaksanakan gerakan melintang dan memanjang. Gambar 2.4 Sistem persumbuan mesin frais vertikal (alat potong yang bergerak) Pada mesin frais jenis kedua ini kepala mesin frais dan pisaunya diam tidak melakukan gerakan vertikal dan benda kerja yang terpasang di atas meja melaksanakan gerakan melintang dan memanjang. Gambar 2.5 Sistem Persumbuan Mesin frais vertikal (meja mesin yang bergerak) a. Menyetel kecepatan pemakanan/ingsutan (feeding/F)
  • 14. kemampuan alat potong melakukan penyayatan bahan Kecepatan pemakanan/ingsutan berkenaan dengan dalam setiap satu menit yang di pengaruhi oleh : 1. Bahan benda kerja/bahan pisau 2. Kondisi mesin 3. Geometri mata pisau frais Untuk menentukan besarnya kecepatan pemakanan mesin dapat di lakukan dengan dua cara yaitu dengan rumus menghitung besarnya kecepatan pemakanan : F=n x f x s Keterangan : F = Kecepatan pemakanan (mm/menit) n = jumlah mata sayat f = lebar penyayatan s = Kecepatan putar spindel mesin atau dapat juga menggunakan tabel hubungan kedalaman pemotongan,diameter pisau dan kecepatan sayat seperti gambar di bawah ini. Pengefraisan Dalamnya pemotongan-Diameter alat potong – Asutan Pemboran Diameter batang bor – Asutan Contoh : Bahan benda kerja aluminium, bahan pisau HSS, kedalaman pemotongan (t) = 10 mm dan diameter pisau (d) = 10 mm, maka kecepatan pemakanan (F) yang sesuai = 60 mm/men. Untuk mengatur kecepatan pemakanan secara manual : putarlah knob pengatur kecepatan pemakanan searah jarum jam untuk memperbesar kecepatan pemakanan dan ke kiri untuk memperkecil kecepatan pemakanan.
  • 15. Gambar 2.6 Menyetel feedin b. Menggeser eretan secara bebas Untuk melakukan perlintasan secara cepat pada mesin CNC TU-3A di lakukan dengan cara menekan tombol pelintas cepat tombol ini ditekan bersamaan dengan salah satu tombol penggerak eretan pada arah relatif, yaitu tombol c. Menggeser eretan secara terukur Untuk melakukan penggeseran eretan secara terukur pada mesin CNC TU-3A dilakukan dengan cara menekan tombol penggerak eretan pada arah relatif, yaitu tombol : -X -Y -Z +X +Y +Z untuk melihat besaran pergerakan eretan yang di butuhkan dapat dilihat pada monitor mesin, apabila penggeseran sesuai dengan yang di inginkan hentikan penekanan tombol arah relatif pada panel pengendali. 4. Memasang/melepas pisau jari pada pemegang (holder) Untuk memasang pisau fraisjari pada holder,lakukan-langkah berikut : a. Siapkan kolet untuk mencekam pisau pada holder. b. Letakan kolet ke dalam rumah/mur. c. Masukkan mur pengencang dengan posisi miring sedemikian rupa,sehingga bagian eksentrikmasuk kedalam alur kolet. d. Masukkan mur pengencang dengan koletnya ke ujung holder. e. Masukan alat potong kedalam kolet dan kencangkan mur dengan pen silindris searah jarum jam. Untuk melepas pisau frais jari dan holdernya,lakukan langkah berikut : a. Putar berlawanan jarum jam mur pengencang b. Setelah mur pengencang di kendorkan, cabut alat potong dari kolet. Gambar 2.7 memasang pisau jari 5. Memasang/melepas holder pada sumbu utama Lakukan langkah berikut ini untuk memasang holderpada spindel utama mesin : Gambar 2.8 memasang holder a. Putar handel penetap holder searah jarum jam untuk membuka pen penetap spindel b. Masukkan holder ke dalam lubang spuindel.
  • 16. c. Putar holder bolak-balik untuk menetapkan kedudukan alur holder pada pen penetap. d. Setelah kedudukan pen penetap pada spindel masuk ke dalam alur holder lepas kembali hendel penetap sehingga holder terkunci secara otomatis 1. Mengefrais benda kerja secara manual Apabila akan melakukan pengefraisan secara manual dengan diameter pisau frais 10 mm, maka lakukan langkah-langkah penyetelan nol benda kerja sebagai berikut: a. Gerakkan pisau frais pada arah –Z sampai sedikit menggores permukaan benda kerja, lalu tekan tombol INP dua kali, maka sajian Z pada layar monitor menunjukan angka 0). Gambar 2.9 Gerakkan Pisau ke Arah Z b. Gerakkan pisau pada arah X sampai sedikit menggores sisi benda kerja, lalu tekan tombol INP dua kali, maka sajian X pada layar monitor menunjukan angka 0). Gambar 2.10 Gerakkan pisau ke Arah X c. Goreskan sisinya pada arah Y, lalu tekan tombol INP dua kali, maka sajian Y pada layar monitor menunjukan angka 0). Gambar 2.11 gerakkan Pisau ke Arah Y d. Gerakkan pisau frais ke arah Y, setelah sajian menunjukan nol. Gambar 2.10 Gerakkan Pisau frais Setelah langkah di atas, isilah terlebih dahulu data berikut: Kecepatan put. Spindel (put/men) ........................... Ingsutan F (mm/men) ........................... Lebar X (mm) .......................... Kedalaman z (mm) ........................... Perhatikan penyetelan ingsutan secara benar Gambar 2.11 Skema Gerakkan Pengfraisan Manual 2. Pengoperasian Manual Sajian Setlah menghidupkan mesin, sajian menunjukan 0. lampu-lampu X, Y, Z menyala Jika anda menggerakkan kearah X, lampu X menyala. Jika anda melepas jari dari tombol, jarak Monitor Jika anda menghidupkan mesin, layar menunjukan nol untuk X, Y, Z Dengan pengecualian gerakkan cepat, penunjukan memperlihatkan terus menerus dalam langkah 0,5
  • 17. gerakannya ditunjukan dalam 1/100 mm pada VDU. Dengan jarak 2,45 mm. Sajian menunjukan 245 Jika anda menekan tombol Z, nyala meloncat ke lampu Z. Setelah anda mengangkat jari dari tombol, jarak gerakan muncul (dengan 6,28 mm akan muncul 628). Tanda minus pada sajian. mm. 1. menyetel posisi start pisau jari ( PST = position of setting tool / start point ) langkah penyetelan posisi start pisau jari dapat dilakukan sebagai berikut : a. sajian harus menunjukan nol pisau frais berada pada titik yang ditentukan ( Y=0, Z =0), lakukan penyetelan pisau agar sajikan X, Y, Z berada pada titik nol b. geser posisi pisau pada sisi X dengan jarak 22,15 dengan prosedur : 1) lampu X pada sajian menyala 2) tekan INP – lampu X 2 berkedip 3) masukan nilai 5 ( tanpa tanda +/-, sebab pisau frais dengan geraqkan arah + harus nol ) 4) tekan tombol INP, maka kedipan lampu X akan berhenti. c. masukan nilai Y dan Z dengan cara yang sama. Gambar 2.13 Langkah Menyetel PST
  • 18. Untuk penyetelan posisi start pisau jari dengan metoda pelayanan manual dilakukan dengan cara berikut : a. goreskan pisau pada permukaan benda kerja, lalu setel sajian Z=0 b. goreskan sisi pisau pada sisi benda kerja arah X, lalu masukan nilai radius pisau frais (r). c. goreskan sisi pisau pada sisi benda kerja arah Y, lalu masukan nilai radius pisau frais (r). Gambar 2.13 Penyetelan posisi start pisau 1. Memuat ( entry ) data program CNC ke mesin a. fungsi tombol – tombol penyunting ( edit ) Gambar 2.14 Tombol penyunting Keterangan gambar : 1. Tombol angka 2. Tombol tanda minus, untuk memasukan nilai minus, tombol minus harus ditekan setelah memasukan angka. 3. Tombol INPUT, untuk menyimpan data 4. Tombol DEL, untuk menghapus 5. Tombol FWD,untuk program melompat maju blok demi blok 6. Tombol REV, untuk program melompat mundur blok demi blok 7. Tombol panah , untuk sajian melompat per alamat 8. Tombol M, untuk memesukan fungsi lain b. memuat/memasukan program Gambar 2.15 Memasukan program Memasukan program pada mesin CNC TU-3A dengan cara menggunakan tombol penyunting yang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : a. Dari disket Langkah-langkah memasukan program melalui disket adalah sebagai berikut : Masukan disket kedalam program melalui disket adalah pengendali Memasukan data G65 tekan INP sebanyak dua kali Pilih nomor program tekan INP b. Secara manual Untuk memasukkan program secara manual dengan menggunakan tombol penyunting Tombol angka 0-9 Tombol tanda minus, untuk memasukan nilai minus, tombol –harus ditekan setelah memasukkan angka Tombol INPUT, untuk menyimpan data Tombol DEL, untuk menghapus Tombol FWD, untuk program melompat maju blok demi blok Tombol REV, untuk program melompat mundur blok demi blok Tombol panah, untuk sajian melompat per alamat Tombol M, untuk memasukan fungsi lain 2. Mematikan mesin
  • 19. Setelah mesin digunakan, maka langkah yang penting kemudian ialah mematikan mesin. Langkah mematikan mesin sesuai dengan prosedur merupakan salah satu bagian dari pemeliharaan. Sebelum mematikan tombol power listrik pada mesin, terlebih dulu lakukan pemutusan arus listrik pada motor step dengan langkah : a. Aktifkan pelayanan mesin CNC dengan menekan tombol H/C b. Tekan tombol panah untuk mengaktifkan alamat G c. Tekan tombol angka 6dan 4 dalam alamat G tersebut d. Tetapkan kombinasi angka tersebut dengan menekan tombol INP e. Kembali ke pelayanan manual dengan menekan tombol H/C Gambar motor listrik sudah tidak nampak lagi pada layar monitor. Setelah langkah di atas selesai dilakukan, kemudian matikan saklar utama mesin. Kegiatan Belajar 3 MEMBUAT PROGRAM CNC TU-3A A. Tujuan Kegiatan pembelajaran Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 ini, anda akan dapat : Memahami pengertian program CNC TU-3A Memahami struktur program CNC Memahami metoda pengukur titik koordinat absolut dan inkremental/relatif Menyebutkan fungsi kode ”G” dan β€œM” Melakukan pemrograman uintuk pengefraisan kontur lurus, radius dan kantong (pocket) B. Uraian Materi TU (Training Unit)-3A merupakan mesin frais CNC yang khusus digunakan untuk pelatihan, dimana ukuran dan kapasitas mesin lebih kecil dibandingkan dengan PU (Production Unit). Pengoperasian mesin tersebut menggunakan kode-kode numeris yang di susun dalam bentuk program NC. 1. Pengertian Program NC Program NC pada intinya adalah perintah kepada pisau (alat pemotong) untuk bergerak dari yiyik koordinat yang lainnya sehingga akhirnya menghasilkan kontur benda sesuai yang diharapkan oleh program. Bahasa perintah ini tersusun dari kode-kode numeris yakni kode berupa huruf dan angkan tertentu yang oleh pengendali mesin CNC kode numeris tersebut diubah menjadi sinyal-sinyal listrik yang menggerakan, misalnya : motor step pada eretan. Pengkodean gerak pisau dinyatakan dengan menggunakan persumbuan sistem koordinat Cartesian seperti dalam gambar 3.1 berikut : Gambar 3.1: Pengkodean gerakan pisau Keterangan : Gerakan X : memanjang Gerakan Y : melintang Gerakan Z : tegak Pengkodean dengan huruf seperti di atas merupakan sebuah intruksi terhadap gerakan pisau untuk lintasan memenjang, melintang dan tegak. Sedangkan arah gerakannya mengikuti tanda + (plus) atau – (minus). Contoh intruksi pada mesin CNC untuk melakikan operasi seperti gambar 3.2 dibawah dapat diuraikan sebagai berikut : Gambar 3.2 : Intruksi
  • 20. Pengkodean lintasan pisau jari pada gambar di atas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.1 :Perubahan Intruksi dalam Bentuk Kode Intruksi Verbal Intruksi Bentuk Kode 1. Gerakan pisau ke bawah (eretan tegak) 15 mm 2. Gerakan pisau ke kanan (eretan memanjang) 50mm 3. Gerakan pisau maju (eretan melintang) 30 mm Z -15 X 50 Y 30 Pada gerakan 1 tidak terjadi pembuangan tatal. Dengan gerakan secepat mungkin. Gerakan cepat ini dikodekan GOO. Pada gerakan 2 dan 3 merupakan gerakan lurus dan terjadi pembuangan tatal. Gerakan interpolasi lurus ini dikodekan GO1. Kecepatan gerakan 2 dan 3 harus diatur sesuai perhitungan, yang tergantung dari diameter pisau frais, jenis bahan dan dalamnya pemotonan. Dalam hal agar mesin CNC dapat melakukan gerakan seperti gambar 3.2, maka perintah harus diberikan kepada komputer dengan mengisi format yang terdapat pada layar sebagai berikut : Tabel 3.2 : Penisian kode N G (M) V (I) (D) Y (Y) (S) Z (K) F (L) (T) (H) ................ 00 0 0 -1500 ................ 01 5000 0 .................. ................ 01 0 3000 0 .................. Keterangan : Pada TU – 3A panjangnya gerakan di program tanpa titik desimal dalam 1/100 mm atau 1/1000 inci,sehingga perintah gerakan 15 mm diprogramkan 1500, perintah gerakan 30 mm diprogramkan 3000, perintah gerakan 50mm diprogramkan 5000 dst. Sedangkan dalam sebuah inci, perintah gerakan 1,235 inci diprogramkan 1235 dst. 2. Struktur Program CNC Program CNC merupakan naskah program yang di dalamnya memuat data pokok untuk pembuatan/pengerjaan bahan bakal menjadi suatu bentuk benda kerja. Dengan demikian program CNC terdiri dari beberapa dagian yang tersusun secara berurutan, baik blok, kata-kata maupun kata-nya. Blok Program terdiri dari beberapa blok, dimana setiap blok berisikan semua data untuk melakukan satu pekerjaan. (contoh, perintah : gerakan eretan memanjang 25 mm, dengan kecepatan 120 mm/menit) Tabel 3.3 : Blok N G X Y Z F
  • 21. (M) (I) (D) (J) (S) (K) (L) (T) (H) 00 00 -3000 0 0 01 01 0 -2500 0 120 02 01 1050 0 0 120 03 01 0 -1680 100 120 Kata-Kata Setiap blok pada suatu program terdiri dari derbagai kata-kata, dimana setiap kata terdiri dari satu huruf dan satu kombinasi angka. Contoh : N 01. Kata Kata tediri dari satu huruf dan kombinasi angka (nomor kunci). Huruf yang terletak pada kata disebut juga adres. Beberapa adres yang terdapat di dalam lembaran program didefinisikan sebagai berikut : Tabel 3.4 : Adres N G (M) X (I) (D) Y (Y) (S) Z (K) F (L) (T) (H) a. Adres β€œN” β€œN” merupakan singkatan dari nomor intriksi atau perintah satu pekerjaan di dalam blok. b. Adres β€œG” Pada kolom ini akan kita masukan informasi kunci fungsi jalan. c. Adres β€œX,Y,Z” Kolom-kolom ini memuat data panjangnya gerakan eretan memanjang (X), melintang (Y) dan tegak (z) yang diprogram tanpa titik desimal, dalam 1/100 mm dan 1/1000 inci. d. Adres β€œF” Kolom β€œF” akan memberikaqn informasi atau perintah kecepatan pemakanan/ingsutan dalam satuan mm/ menit atau 1/10 inci/ menit. e. Adres β€œM” Fungsi β€œM” di sebut sebagai fungsi bantu yang dituliskan pada kolom β€œg’ di sertai nomor kunci. f. Adres β€œD” Adres β€œD” merupakan besarnya radius pisau, sehingga bila radius pisau=5mm akan kita tulisD 500 g. Adres β€œS” +Adres ini merupakan kecepatan putaran spindle atau pisau. Contoh : Putaran Pisau 2000 rpm akan kita tulis S 2000 h. Adres β€œT” Adres β€œT’ digunakan untuk memilih alat potong sesuai dengan nomor yang ada, contoh : T 02 i. Adres β€œI”,”J”dan β€œK”
  • 22. Adres ini merupakan parameter pemrograman melingkar (akan di uraikan pada uraian G 02 / G 03). 3. Metode Pengukuran Titik Koordinat Metode pengukuran titik koordinat pada mesin CNC penting sekali untuk di pelajari mengingat bahwa ketepatan gerakan pisau akan menentukan keakuratan hasil dan bentuk benda kerja yang dibuat. Ada 3 (tiga) metode pengukuran titik koordinat yang akan dibahas berikut ini, yaitu Pengukuran Absolut, Pengukurai Inkremental dan Pengukuran Campuran. Pengukuran Absolut Pengukuran Inkremental Gambar 3.3 : Metode Pengukuran Absolut dan Inkremental Metode pengukuran titik koordinat ini dapat dipilih sesuai dengan keinginan kita dengan memberikan infornasi kunci pada kolom β€œG”, yaitu untuk Absolut = G 90 dan Inkremental = G 91 a. Metode Pengukuran Absolut Gambar 3.4 : Pengukuran Absolut Pada metode pengukuran koordinat secara absolut semua titik koordinat diukur dari titik tertentu sebagai titik 0 (nol)/titik referensi. Pada gambar contoh (gambar 3.4) titik-titik A,B,C, diukur dari titik W sebagai titik nolnya.