2. LATAR BELAKANG
• Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi pemblejaran yang dilakukan oleh guru.
• Guru dituntut memahami komponen-komponen dasar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam
kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk paham tentang filosofis dan mengajar dan belajar itu sendiri.
• Mengajar tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga sejumlah perilaku yang
akan menjadi kepemilikan siswa.
• Pengaturan metode, strategi, dan kelengkapan dalam pengajaran adalah bagian dari kegiatan manajemen
pembelajaran yan harus dilakukan oleh guru.
3. PERWUJUDAN MANAJEMEN KELAS DI
SEKOLAH
• Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung
meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh
positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran.
• Manajemen kelas di sekolah tidak hanya pengaturan belajar, fasilitas fisik,
dan rutinitas, tetapi menyiapkan kondisi kelas dan lingkungan sekolah agar
tercipta kenyamanan dan suasana belajar yang efektif.
• Sekolah dan kelas perlu dikelola secara baik, dan menciptakan iklim belajar
yang menunjang.
4. PENGERTIAN MANAJEMEN
• Setiap ahli memberi pandangan yang berbeda tentang batasan manajemen, karena itu
tidak mudah member arti universal yang dapat diterima semua orang.
• Dari pikiran-pikiran ahli tentang definisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa
manajemen merupakan suatu proses tertentu yang menggunakan kemampuan atau
keahlian untuk mencapai suatu tujuan yang di dalam pelaksanaanya dapat mengikuti
alur keilmuan secara ilmiah dan dapat pula menunjukkan kekhasan atau gaya manajer
dalam mendayagunakan kemampuan orang lain.
5. TIGA FOKUS DALAM MENGARTIKAN MANAJEMEN
1. Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya manjadi
cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi.
2. Manajemen sebagai suatu ilmu menekankan perhatian pada keterampilan dan
kemampuan manajerial yang diklasifikasikan menjadi
kemampuan keterampilan teknikal, manusiawi, dan konseptual.
3. Manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah yang sistematis
dan terpadu sebagai aktifitas manajemen.
6. DEFINISI MANAJEMEN
1. Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya seseorang dalam
mengggunakan atau memberdayakan orang lain untuk mencapai tujuan.
2. Manajemen merupakan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki
oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan
ataupun bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai
tujuan secara produktif, efektif, dan efisien.
3. Usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang
efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar
dengan baik sesuai dengan kemampuan.
7. 4. Manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur
kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis.
5.Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan belajar, penyiapan
sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi/
kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu sehingga
pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
8. TUJUAN MANAJEMEN KELAS
1. Mewujudkan siatuasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun
sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi pembelajaran.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional dan
intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang social, ekonomi,
budaya serta sifat-sifat individunya.
9. ORGANISASI KELAS YANG EFEKTIF
1. Tujuan pengajaran, pengaturan waktu, pengaturan ruangan dan
peralatan, dan pengelompokan siswa dalam belajar.
2. Kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan
dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses
belajar mengajar.
10. KEGIATAN MANAJEMEN KELAS
(PENGATURAN SISWA)
• Siswa adalah orang yang melakukan aktifitas dan kegiatan di kelas yang
ditempatkan sebagai objek dan karena perkembangan ilmu pengetahuan dan
kesadaran manusia, maka siswa bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai
subyek. Artinya siswa bukan barang atau obyek yang hanya dikenai akan tetapi
juga merupakan obyek yang memiliki potensi dan pilihan untuk bergerak.
• Pergerakan yang terjadi dalam konteks pencapaian tujuan tidak sembarang.
• Fungsi guru tetap memiliki proporsi yang besar untuk dapat membimbing, dan
mengarahkan dan memandu setiap aktifitas yang harus dilakukan siswa.
• Pengaturan orang atau siswa adalah bagaimana mengatur dan menempatkan siswa
dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan perkembangan emosionalnya.
• Siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai
dengan minat dan keinginannya.
11. PENGATURAN FASILITAS
• Aktifitas dalam kelas baik guru maupun siswa dalam kelas kelangsungannya akan banyak dipengaruhi oleh
kondisi dan situasi fisik lingkungan kelas.
• Lingkungan fisik kelas berupa sarana dan prasarana kelas harus dapat memenuhi dan mendukung interaksi
yang terjadi, sehingga harmonisasi kehidupan kelas dapat berlangsung dengan baik dari permulaan masa
kegiatan belajar mengajar sampai akhir masa belajar mengajar.
• Kriteria minimal meliputi aman, estetika, sehat, cukup, bermutu, dan nyaman, yang terpenting bahwa dengan
fasilitas yang minim dapat diatur dengan baik sehingga daya gunanya lebih tinggi.
• Pengaturan fasilitas adalah kegiatan yang harus dilakukan siswa sehingga seluruh siswa dapat terfasilitasi
dalam aktifitasnya di dalam kelas.
• Pengaturan fisik kelas diarahkan untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa sehingga siswa merasa senang,
nyaman, aman dan belajar dengan baik.
12. ASPEK-ASPEK MANAJEMEN KELAS (a.
Mengecek kehadiran siswa)
• Siswa dilihat keberadaannya satu persatu
terutama diarahkan untuk melihat kesiapannya
dalam mengikuti proses belajar mengajar,
kesiapan secara fisik terutama mental karena
dengan perhatian dari awal akan memberikan
dorongan kepada mereka untuk dapat mengikuti
kegiatan dalam kelas dengan baik.
13. b). Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil
pekerjaan tersebut.
• Pekerjaan yang sudah diberikan hendaknya
dengan cepat dikumpulkan dan diberikan
komentar singkat sehingga rasa penghargaan
yang tinggi dapat memberikan motivasi atas
kerja yang sudah dilakukan.
14. Pendistribusian bahan dan alat
• Apabila ada alat dan bahan belajar yang harus
didistribusikan maka secara adil dan
proporsional setiap siswa memperoleh
kesempatan untuk melakukan praktik atau
menggunakan alat dan bahan dalam proses
belajarnya.
15. Mengumpulkan informasi dari siswa
• Banyak informasi yang berguna bagi guru dan bagi siswa
itu sendiri
yang dapat diperoleh dari siswa baik yang berupa informasi
tentang
pribadi siswa maupun berkaitan dengan pekerjaan siswa
yang harus
dan sudah dikerjakan.
16. Mencatat data
• Data-data siswa baik secara perorangan maupun kelompok yang
menyangkut individu maupun pekerjaan sangat penting untuk dicatat
karena akan mendukung guru dalam memberikan evaluasi akhir
terhadap pencapaian hasil pekerjaan siswa.
17. Pemeliharaan arsip
• Arsip-arsip tentang kegiatan dalam kelas disimpan dan ditata
dengan rapi dan dipelihara sebagai tanggungjawab bersama
sehingga dapat memberikan informasi baik bagi guru maupun
bagi siswa.
18. Menyampaikan Materi Pembelajaran
• Tugas utama guru adalah memberikan informasi tentang
bahan belajar yang harus dilakukan siswa dengan teratur
dan dapat menggunakan berbagai media dan informasi yang
ada dalam kelas.
19. h) Memberikan tugas/PR.
• Penugasan adalah proses memberikan tanggungjawab kepada
siswa untuk melakukan kegiatan secara mandiri dan dapat
mengevaluasi kemampuan secara sendiri.
20. HAL-HAL PERLU PERHATIAN PARA GURU
a) Ketika bertemu dengan siswa, guru harus;
- Bersikap tenang dan percaya diri
- Tidak menunjukkan rasa cemas, muka masam atau sikap tidak simpatik.
- Memberikan salam
b) Guru memberikan tugas kepada siswa dengan tertib dan lancar.
c) Mengatur tempat duduk siswa dengan tertib dan lancar
d) Menentukan tata cara berbicara dan tanya jawab
e) Bertindak disiplin baik terhadap siswa maupun diri sendiri.
21. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN
KELAS
• Berhasilnya manajemen kelas dalam memberikan dukungan terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai, banyak dipengaruhi oleh
berbagai faktor.
• Faktor-faktor tersebut melekat pada kondisi fisik kelas dan pendukungnya, juga
dipengaruhi oleh faktor non fisik (sosio-emosional) yang melekat pada guru.
22. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN KELAS
(KONDISI FISIK)
• Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap
hasil pembelajaran.
• Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal
mendukung meningkatkanya intensitas proses pembelajaran dan
mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran.
23. LINGKUNGAN FISIK
(RUANGAN TEMPAT BERLANGSUNGNYA PROSES BELAJAR MENGAJAR)
• Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak
leluasa, tidak berdesak-desakan dan tidak mengganggu antara siswa
yang satu dengan lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar.
• Besarnya ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah
siswa yang melakukan kegiatan. Jika ruangan itu mempergunakan
hiasan, maka hiasan yang bernilai pendidikan itu lebih diutamakan.
24. PENGATURAN TEMPAT DUDUK
• Memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru
dapat mengontrol tingkah laku siswa.
• Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran
proses belajar mengajar.
25. VENTILASI DAN PENGATURAN CAHAYA
Suhu, ventilasi dan penerangan adalah asset penting untuk terciptanya
suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu, ventilasi harus cukup
menjamin kesehatan siswa.
26. PENGATURAN PENYIMPANAN BARANG-BARANG
• Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau segera diperlukan
dan akan dipergunakan bagi kepentingan belajar.
• Barang-barang yang karena nilai praktisnya tingggi dan dapat disimpan di ruang kelas seperti buku
pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi dan sebagainya, hendaknya ditempatkan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu gerak kegiatan siswa.
• Tentu saja masalah pemeliharaan juga sangat penting dan secara periodic harus dicek. Hal lainhya
adalah pengamanan barang-barang tersebut. Baik dari pencurian maupun barang-barang yang
mudah terbakar atau meledak.
27. KONDISI SOSIO-EMOSIONAL (TIPE KEPEMIMPINAN)
• Peranan guru dan tipe kepemimpinan guru akan
mewarnai suasana emosional di dalam kelas.
• Apakah guru melaksanakan kepemimpinannya secara
demokratis atau tidak, kesemuanya itu memberikan
dampak kepada peserta didik.
28. SIKAP GURU
• Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar
peraturan sekolah hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat
dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat
diperbaiki.
• Kalaupun guru terpaksa membenci, bencilah tingkah lakunya
bukan membenci siswanya.
• Terimalah siswa dengan hangay sehingga ia insyaf akan
kesalahannya. Berlakukan adil dalam bertindak.
• Ciptakan suatu kondisi yang menyebabkan siswa sadar akan
kesalannya sehingga ada dorongan untuk memperbaiki
kesalahannya.
29. SUARA GURU
• Suara guru, walaupun bukan faktor yang besar, turut
mempengaruhi dalam proses belajar mengajar.
• Suara yang melengking tinggi atau malah terlalu rendah
sehingga terdengar oleh siswa akan mengakibatkan
suasana gaduh, bisa jadi membosankan sehingga
pelajaran cenderung tidak diperhatikan.
• Suara hendaknya relative rendah tetapi cukup jelas
dengan volume suara yang penuh dan kedengaran rileks
cenderung akan mendorong siswa untuk
memperhatikan pelajaran, dan tekanan suara hendaknya
bervariasi agar tidak membosankan siswa.
30. PEMBINAAN HUBUNGAN BAIK
• Pembinaan hubungan baik antara guru dan siswa dalam
masalah pengelolaan kelas adalah hal yang sangat
penting.
• Dengan terciptanya hubungan baik guru-siswa,
diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan
semangat, bersikap optimistic, realistic dalam kegiatan
belajar yang sedang dilakukannya serta terbuka
terhadap hal-hal yang ada pada dirinya.
31. ASPEK DALAM MANAJEMEN KELAS
• Manajemen kelas harus dilakukan oleh guru guna memberikan dukungan terhadap
keberhasilan belajar anak.
• Keberhasilan dalam pembelajaran akan ditentukan oleh seberapa mampu guru
dalam memfasilitasi anak dengan kegiatan manajerial terhadap kelas, keberhasilan
dalam “me-manage” kelas yang dilakukan guru harus melihat aspek dalam kelas.
• Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas yang baik adalah
meliputi sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan efektif dan
kreatif.
32. FUNGSI MANAJEMEN KELAS
• Penerapan fungsi manajemen yang diaplikasikan
di dalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan
pembelajaran yang hendak dicapainya.
• Pelaksanaannya fungsi manajemen tersebut harus
disesuaikan dengan dasar filosofis dari pendidikan
di dalam kelas.
33. MERENCANAKAN
a. Membuat suatu target-target yang akan dicapai atau diraih di
masa depan.
b. Dalam organisasi merencanakan adalah satu proses
memikirkan dan menetapkan secara matang arah, tujuan
dan tindakan sekaligus mengkaji sumber daya dan metode
yang tepat.
34. MENGORGANISASI
1). Menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan
untuk
mencapai tujuan organisasi.
2). Merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang
berisi orang
yang mampu membawa organisasi pada tujuan.
3). Menugaskan seseorang dalam suatu tanggung jawab atau
fungsi
tertentu.
4) Mendelegasikan wewenang kepada seseorang.
c. Memimpin
d. Mengendalikan
35. • Proses pengendalian dapat melibatkan beberapa elemen, yaitu:
1) Menetapkan standar kinerja
2) Mengukur kinerja
3) Membandingkan unjuk kerja dengan standarisasi
4) Mengambil tindakan korektif saat terdekteksi penyimpangan.
3. Masalah Dalam Manajemen Kelas
Pengelolaan kelas yang dilakukan leh guru adalah upaya untuk memberikan pelayanan
pembelajaran yang sesuai dengan setiap potensi siswa, sehingga semua siswa dapat belajar
dengan baik dan merasa terfasilitasi dari sisi perkembangan fisik dan psikisnya. Akan tetapi dalam
penyelenggaraan pembelajaran di dalam kelas tidak selalu berlangsung dengan memuaskan sering
muncul masalah. Masalah dapat kita tinjau dari bebagai sisi, sehingga guru dapat menjadi maklum
bila perencanaan yang disusun sedemikian rupa akan tetapi masih muncul masalah dalam
pelaksanaannya. Masalah dapat kita ligat dari sisi sifat masalah, jenis masalah dan sumber
masalah.
a. Sifat Masalah
1) Perennial.
Perennial artinya bahwa masalah melekat, masalah akan selalu ada ketika terjadi proses interaksi.
Ketika manusia berinteraksi alam sebuah kelompok terikat maka dengan segala perbedaan yang
dimiliki dan keinginannya akan memungkinkan timbulnya gesekan dan konflik, hal ini
memungkinkan karena memang demikian sifatnya.
36. 2) Nurturing Effect
• Naturant effect atau dampak pengiring artinya bahwa ketika dalam
sebuah kegiatan muncul masalah dan masalah itu tidak dicarikan
penyelesaiannya, maka hal tersebut akan memicu dampaklain sebagai
pengikut dari permasalahan tersebut yang mungkin akan besar.
• Besar kecilnya akan bergantung kepada bobot dari permasalahan itu
sendiri.
37. 3) Substantive
• Permasalahan dapat dipilah dan dilihat dari pokok/isu yang muncul, artinya
bahwa permasalahan itu memiliki kekhasan sesuai dengan subtansi dari
problematic dalam interaksi dalam interaksi yang terjadi.
• Dalam hal apa permasalahan itu muncul, itulah yang akan memberikan
gambaran pada akhirnya untuk guru dalam mencarikan solusinya.
• Pemahaman terhadap subtansi akan mempermudah guru dalam
menyelesaikannya.
38. 4) Contextual
• Proses interaksi orang terjadi dalam suatu setting siatuasi
tertentu dengan corak yang beragam.
• Permasalahan muncul juga bisa diakibatkan oleh setting
situasi tertentu, situasi amat mempengaruhi besar kecilnya
masalah juga keterkaitan dengan masalah lainnya.
39. JENIS MASALAH YANG MUNCUL DI KELAS
• Berbagai masalah dapat muncul di dalam kelas, masalah
bias berasal dari siswa, guru, kelas, situasi sekolah.
• Dilihat dari jenisnya masalah dalam kelas yang
memungkinkan terganggunya proses belajar mengajar
dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu masalah yang
muncul secara individu, dan masalah yang muncul karena
kelompok.
40. MASALAH INDIVIDU
• Masalah individu adalah segala permasalahan yang melekat pada perorangan baik
karena aktivitasnya sebelum di kelas yaitu di rumah, di jalan dan di lingkungan sekolah
sehingga muncul dkelas atau permasalahan yang muncul pada saat proses
pembelajaran berlangsung karena interaksinya dengan siswa lain atau guru.
• Masalah individu muncul bila terjadi stimulus yang tidak di harapkan dari sikap siswa
lain atau dari sikap guru bahkan bisa datang dari materi belajar. Stimulus yang
berlebihan dari guru terhadap siswapun akan memicu permasalahan.
41. MASALAH KELOMPOK
• Masalah kelompok adalah masalah yang muncul karena kolektivitas siswa
yang tidak teroganisir sehingga memunculkan kecemburuan atau ketidak
setujuan yang tidak dikemukakan yang pada akhirnya akan menurunkan
semangat belajar individu.
• Permasalahan dalam kelompok terjadi karena kurang awasnya guru dalam
menentukan kelompok atau stimulis yang diberikan guru tidak dapat
memunculkan gairah dalam belajar secara keseluruhan.
42. SUMBER MASALAH
(LINGKUNGAN RUMAH)
• Kondisi emosional siswa di kelas banyak akan dipengaruhi oleh pergaulannya
di rumah.
• Kondisi rumah tempat dia tinggal, social dan ekonomi yang sedang
dijalaninya akan mempengaruhi pola belajar dia di sekolah.
• Perhatian dan konsentrasi siswa akan terganggu oleh peristiwa di rumah,
dimana secara peristiwa tersebut akan memberikan terhadap penguasaan
emosi dan bobot emosional sehingga kurang siap dalam mengikuti pelajaran.
43. PENDEKATAN DALAM MELIHAT PERMASALAHAN DI
DALAM KELAS
(CULTURE)
• Culture/budaya, guru harus memahami disparitas culture
heritage/budaya bawaan yang dimiliki oleh masing-masing
siswa.
• Dengan pemahaman terhadap budaya bawaan dari masing-masing
siswa maka guru akan memahami dan mencari
pendekatan yang cocok dengan gaya belajar masing-masing.
• Budaya organsasi kelas yang dikembangkan harus mampu
menfasilitasi keseluruhan budaya bawaan yang melekat
pada siswa.
• Memahami budaya bawaan artinya guru akan mudah dalam
menghadapi berbagai masalah yang melekat dan muncul
pada siswa.
44. COMMITMEN
• Sebuah bentuk integrasi secara total dari seseorang terhadap sesuatu atau pekerjaan tertentu
dengan melibatkan keseluruhan aspek diri.
• Dalam komitmen terdapat dua unsur pokok yaitu usaha dan waktu, artinya komitmen itu tidak terjadi
karena kata-kata dan perbuatan sementara. Usaha artinya komitmen diperlihatkan dengan sejumlah
usaha yang tinggi dari seseorang untuk melaksanakan pekerjaan dan mempertahankan kualitas dari
pekerjaan tersebut.
• Waktu bahwa komitmen diukur oleh waktu yang dipergunakan oleh seseorang dalam memegang teguh
amanah dengan tujuan yang hendak dicapai.
45. COMMUNICATION
• Benar atau salah, valid atau tidak validnya sesuatu akan diperoleh dengan melakukan
komunikasi, dengan komunikasi dapat diperoleh sejumlah informasi berkaitan dengan
permasalahan atau subtansi dari suatu peristiwa.
• Komunikasi memungkinkan guru dapat mengetahui dan memahami masalah yang
sebenarnya dihadapi oleh anak, apakah permasalahan di kelas itu terjadi karena
stimulus kelas dan penguhuni kelas atau permasalahan itu muncul karena sumber yang
dibawa dari rumah atau lingkungan dimana anak bergaul.
• Pada akhirnya akan mempermudah guru dalam menyelesaikan permasalahan tersebut
dan menyelesaikan sampai ke akar masalahnya.
46. KESIMPULAN
• Dalam proses belajar mengajar di kelas, sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ada hal
yang harus dilakukan oleh guru yaitu mengelola kelas.
• Mengelola kelas adalah kegiatan mengatur sejumlah sumber daya yang ada di kelas sehingga
data mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai secara efektif dan efisien.
• Kegiatan pengaturan sumber daya yang dilakukan di dalam kelas mencakup unsure manusia
dan non manusia, kedua unsur tersebut memiliki kedudukan yang sama penting guna
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang dikehendaki.
•
47. • Manajemen kelas yang dilakukan guru bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan
pembelajaran di dalam kelas sehingga produktivitas kelas tinggi dan mendukung kinerja guru.
Factor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam manajemen kelas meliputi kelas meliputi factor fisik, factor
sosio-emosional yang terjadi dalam kelas.
• Factor-faktor tersebut saling terkait dan apabila salah satu diantaranya tidak diperhatikan maka akan memberikan pengaruh
terhadap factor lainnya.
Permasalahan dapat muncul dalam kelas, oleh karena itu untuk dapat meminimalisir dan menetralisir permasalahan yang
mungkin muncul dan sudah muncul, maka guru dituntut untuk memahami setiap aspek dalam manajemen kelas serta fungsi
dari manajemen kelas itu sendiri, serta peran-peran yang harus dibawakan oleh guru di dalam kelas.
48. DAFTAR PUSTAKA
• Anderson, Ronal H. Selecting and Developing Media For Intruction,
Edisi Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994.
Dirjen POUD dan Dirjen Dikdasmen, Pengelolaan Kelas, Seri
Peningkatan Mutu 2, Jakarta: Depdagri dan Depdikbud, 1996
Maman Rahman, Manajemen Kelas, Proyek Pendidikan Guru dan
Sekolah. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud, 1999.
Raka Joni, dkk. Pengelolaan Kelas, Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdikbud, 1996.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2008.
Usman Uzer, Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2002.