2. PENGERTIAN KURIKULUM
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa
Yunani yaitu kata curir dan curere yang
merupakan istilah bagi tempat berpacu, berlari,
dalam sebuah perlombaan yang telah dibentuk
semacam rute pacuan yang harus dilalui para
kompetitor perlombaan. Dengan kata lain, rute
tersebut harus dipatuhi dan dilalui oleh para
kompetitor sebuah perlombaan. Konsekuensinya,
adalah siapapun yang mengikuti kompetisi harus
mematuhi rute curere tersebut.
3. 1.
• Colin J. Dan Willis dalam bukunya Curriculum Alternative Approaches, Ongoing
Issues, kurikulum adalah seluruh pengalaman pembelajar yang didapatkan di
bawah bimbingan sekolah.
2.
• Inlow(1966), mengemukakan bahawa kurikulum adalah usaha menyeluruh yang
dirancang khusus oleh pihak sekolah guna membimbing peserta didik untuk
memperoleh hasil dari pembelajaran yang sudah ditentukan.
3.
• Kerr J.F(1968), kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan secara individu ataupun berkelompok, baik i sekolah maupun di
luar sekolah.
4.
• Maurice Dulton mengatakan “ The curriculum is now generally considered to be all of the
experiences that learners have under the auspices of the school”. (kurikulum dipahami
sebagai pengalaman-pengalaman yang didapatkan oleh pembelajar di bawah naungan
sekolah
PENGERTIAN KURIKULUM MENURUT PARA AHLI
4. Jadi dapat disimpulkan kurikulum adalah sebagai sebuah dokumen perencanaan
yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan penngalaman belajar yang
harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang
untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari
dokumen yang dalam bdirancangentuk nyata.
Administrasi
Kurikulum
• Administrasi kurikulum merupakan seluruh
proses kegiatan yang direncanakan dan
diusahakan secara sengaja dan bersungguh-
sungguh serta pembinaan secara terus
menerus terhadap situasi pembelajaran
secara efektif dan efisien demi membantu
tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Pada tingkat sekolah apapun,
yang menjadi tugas utama pemimpin lembaga
pendidikan, yakni menjamin adanya progam
pengajaran yang baik bagi peserta didik
5. Kegiatan administrasi dititikberatkan pada usaha-usaha pembinaan situasi
belajar-mengajar di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya.
Kegiatan administrasi kurikulum yang terpenting disini dapat disebutkan dua
hal yaitu sebagai berikut :
Kegiatan yang amat erat kaitannya dengan tugas guru
Kegiatan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar
1. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru
Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru ini yaitu meliputi :
a. Pembagian tugas pengajar dan tugas piket.
b. Pengaturan bimbingan guru terhadap siswa.
c. Penyusunan satuan pelajaran.
d. Pembagian tugas/tanggung jawab dalam membina ekstrakulikuler.
e Koordinasi penyusunan persiapan mengajar.
KEGIATAN-KEGIATAN ADMINISTRASI
KURIKULUM
6. 2. Kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan belajar-mengajar
kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan belajar-mengajar ini
yaitu meliputi :
a. Penyusunan jadwal pelajaran.
b. Penyusunan program (rencana) berdasar satuan waktu tertentu (semesteran,
tahunan)
c. Pengisian daftar kemajuan murid.
d. Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar.
e. Laporan hasil evaluasi.
f. Kegiatan bimbingan penyuluhan
Lanjutan
7. Fungsi penyesuaian (the adjustive or adaptive function), yakni kurikulum
sebagai penyesuaian adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan perbuatan yang terjadi di lingkungannya, karena lingkungan
bersifat dinamis, atau dapat berubah-ubah.
Fungsi integrasi (the integrating function), yakni kurikulum sebagai
penyesuaian yang mengandung makna bahwa, kurikulum
merupakan alat pendidikan yang mampu menghasilkan pribadi-
pribadi yang utuh yang dapat dibutuhkan dan berintegrasi di
masyarakat.
Fungsi diferensiasi (the diferentiating function), yakni kurikulum
sebagai diferensiasi dalam hal ini kurikulum sebagai alat yang
memberikan pelayanan dari berbagai perbedaa di setiap peserta
didi yang harus dihargai dan dilayani.
Fungsi persiapan (the propaeduetic function), yakni kurikulum sebagai
persiapan mengandung makna bahwa, kurikulum sebagai alat
pendidikan yang mampu mempersiapkan peserta didik ke jenjang
selanjutnya dan juga dapat mempersiapkan diri dapat hidup dalam
masyarakat, jika tidak melanjutkan pendidikan.
kurikulum sebagai alat dalam pendidikan memiliki berbagai macam fungsi
dalam pendidikan yang sangat berperan dalam kegunaannya. Fungsi kurikulum
adalah:
STRUKTUR DAN FUNGSI KURIKULUM
8. Fungsi pemilihan (the selective function), yakni kurikulum
sebagai pemilihan adalah memberikan kesempatan bagi
peserta didik untuk menentukan pilihan progam belajar yang
sesuai dengan minat dan bakatnya.
Fungsi diagnostik (the diagnostic function), yakni kurikulum
sebagai diagnostik yang mengandung makna bahwa,
kurikulum adalah alat pendidikan yang mampu
mengarahkan dan memahami potensi peserta didik serta
kelemahan dalam dirinya. Jika telah memahami potensi dan
mengetahui kelemahannya, maka diharapkan peserta didik
mampu mengembangkan potensi dan memperbaiki
kelemahannya
Lanjutan
9. 1. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan adalah
sebagai alat atau usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang
meliputi:
• Tujuan nasional (pendidikan nasional)
1. Tujuan institusional (lembaga atau institusi)
2. Tujuan kurikuler (bidang studi)
3. Tujuan intruksional (penjabaran dari tujuan kurikuler)
2. Fungsi kurikulum bagi peserta didik, kurikulum sebagai organisasi yang
disiapkan bagi peserta didik sebagai salah satu rangkaian proses
pendidikan. Dengan demikian diharapkan peserta didik akan mendapat
sejumlah pengalaman baru yang kelak dapat dikembangkan seirama
dengan perkembangannya guna melengkapi bekal hidup.
3. Fungsi kurikulum bagi pendidik adalah:
Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman
belajar para peserta didik,
Sebagai pedoman dalam mengadakan evaluasi terhadap perkembangan
peserta didik dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan.
Selain itu, kurikulum juga berfungsi bagi kepentingan-kepentingan yang
lain, diantaranya:
10. 4. Fungsi kurikulum bagi pemimpin dan pengawas sekolah, adalah:
Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi, yaitu
memperbaiki situasi belajar,
Sebagai administrator, kurikulum dapat dijadikan pedoman untuk
mengembangkan kurikulum lebih lanjut,
5. Fungsi kurikulum bagi orang tua, adalah:
Agar orang tua dapat membantu usaha sekolah dalam memajukan
peserta didik (putranya),
Mengetahui pengalaman belajar yang diperlukan peserta didik (putranya)
6. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah adalah:
ikut memeberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan progam
pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan pihak orang tua atau
masyarakat.
Lanjutan
11. 7. Fungsi kurikulum bagi sekolah dan tingkatan di atasnya,
adalah:
a.) Pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan. kegiatan
ini dapat dilakukan bila:
Sebagian dari kurikulum sekolah tersebut telah diajarkan
pada sekolah yang berada di bawahnya, maka sekolah dapat
meninjau kembali perlu atau tidaknya bagian tersebut diajarkan
lagi.
Kecakapan-kecakapan tertentu yang dibutuhkan untuk
mempelajari kurikulum suatu sekolah belum diajarkan pada
sekolah yang berada di bawahnya, sekolah dapat
mempertimbangkan untuk memasukan progam mengenai
kecakapan-kecakapan tersebut ke dalam kurikulum.
b.) Penyiapan tenaga baru.
Lanjutan
13. Dasar-dasar Dan Prinsip-prinsip Perencanaan Pengembangan
Kurikulum
Perencanaan kurikulum hendaknya didasarkan atas faktor-faktor di bawah ini:
1. Tujuan Pendidikan
Dalam tujuan pendidikan terkandung nilai-nilai yang ingin dicapai. Hal ini
menunjukkan bahwasannya nilai-nilai tersebut harus tertanam di dalam jiwa
peserta didik, yang kemudian harus diwujudkan dalam tingkah laku. Sarana
untuk menanamkan nilai-nilai tersebut adalah kurikulum. Oleh sebab itu,
kurikulum harus benar-benar direncanakan sesuai dengan nilai yang
tersebut. Jadi, perencanaan kurikulum harus bersumber dari tujuan
pendidikan, sehingga dengan kata lain tujuan pendidikan merupakan salah
satu faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan kurikulum.
2. Masyarakat
Hal tersebut disebabkan karena peserta didik berada di tengah-tengah
masyarakat,dan lembaga pendidikan didirikan oleh masyarakat dengan
harapan agar sekolah dan peserta didik dapat menyumbangkan baktinya
untuk memajukan masyarakat, dan agar peserta didik kelak dapat hidup
di dalam masyarakat tersebut sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Jadi, sebelum menyusun kurikulum, sekolah haruslah lebih dahulu
menyelidiki akan berbagai hal, seperti: Norma-norma, adat kebiasaan,
pengetahuan-pengetahuan, kepercayaan-kepercayaan, sikap, cara
bertingkah laku, yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, dll.
14. 3. Peserta Didik
Dalam hal peserta didik ini tidak bisa disamakan antara satu dengan yang
lainnya. Karena setiap anak merupakan pribadi tersendiri, maka setiap
anak harus mempunyai kurikulum sendiri-sendiri, sesuai dengan bakat,
minat kebutuhan, tingkat kecerdasan dan cita-citanya. Jadi prinsipnya
ialah bukan anak yang harus menyesuaikan diri kepada kurikulum,
melainkan kurikulumlah yang harus disesuaikan kepada masing-masing
anak.
16. a.
• Prinsip orientasi pada tujuan : Semua kegiatan pendidikan (belajar
mengajar) dalam hubungannya dengan pelaksanaan kurikulum yang
telah disusun, harus seuai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai
b.
• Prinsip relavansi : kesesuaian antara pendidikan dengan
tuntutan kehidupan.
c.
• Prinsip efektifitas: sampai sejumlah mana tujuan-tujuan dan kegiatan-
kegiatan pendidikan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
d.
• Prinsip efisiensi : seimbangnya usaha yang dilakukan dalam proses
belajar mengajar dengan hasil yang dicapai oleh lulusan atau peserta
didik
e.
•Prinsip Fleksibilitas : kebebasan dalam memilih program-program
pendidikan bagi murid dan kebebasan dalam mengembangkan
program pendidikan bagi para guru
f.
• Prinsip Integritas: Kurikulum dirancang dan dilaksanakan
berdasarkan prinsip integritas (keterpaduan), perencanaan integritas
ini bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi antara unsur-
unsurnya.
17. g.
•Prinsip Sinkronisasi : prinsip yang mengusahakan agar seluruh
kegiatan kurikuler seirama, searah dan satu tujuan
h.
•Prinsip Kesinambungan (Kontuinitas) : Kurikulum disusun secara
berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-aspek, materi,
dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas
i.
•Prinsip Objektifitas : prinsip yang mengusahakan agar semua
kegiatan kurikuler dilakukan dengan kegiatan catatan kebenaran
ilmiah dengan mengenyampingkan pengaruh-pengaruh
emosional dan irasional.
j.
•Prinsip Demokrasi : mengusahakan agar dalam penyelenggaraan
pendidikan dikelola dan dilaksanakan secara demokrasi
Lanjutan
18. PENDEKATAN TUJUAN, ISI, POLA
Produktif Mempersiapkan tenaga yang berketerampilan produktif
Demokrasi Mempersiapkan tenaga yang berintelgensia tinggi dan
berkepribadian
Humanistik Mempersiapkan lulusan yang memiliki kepribadian sesuai
dengan system nilai dan kebudayaan masyarakat
Sistematika Mempersiapkan lulusan menguasai pengetahuan dalam
mata pelajaran
Romantik Mempersiapkan lulusan sesuai dengan romantika
manusiawi
Direktif kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat
PENDEKATAN DALAM
ADMINISTRASI KURIKULUM
19. Modern Mempersiapkan lulusan yang mampu hidup dalam
masyarakat yang dinamis
In Servce Mempersiapkan lulusan dengan cara terlebih dahulu
mengembangkan staf pengajar
Studi Kelompok Mempersiapkan lulusan melalui kurikulum yang disusun
berdasarkan pemikiran ilmuwan
Sisitem pendidikan Mempersiapkan lulusan dengan mempertimbangkan
semua komponen pendidikan
21. ISSUE FOR DISCUSSION
- Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi
keberhasilan suatu pendidikan, tanpa kurikulum yang sesuai dan
tepat akan sulit untuk mencapai hasil yang maksimal.
- Kurikulum disusun berdasarkan kebutuhan, minat dan masalah-
masalah yang dihadapi oleh siswa. Para siswa bebas melilih
progam yang sesuai dengan minat dan keinginannya. Tetapi
pada kenyataannya, kurikulum yang dijalankan di Indonesia
terlalu kompleks, sehingga akan berakibat bagi guru dan siswa.
Siswa akan terbebani dengan segudang materi yang harus
dikuasainya dan tugas guru juga akan semakin menumpuk dan
kurang maksimal dalam mmeberikan pengajaran. Menurut
saudara/i bagaimanakah solusi untuk menanggulangi masalah
tersebut ?, lalu bagaimana penerapan kurikulum yang lebih
sesuai untuk kondisi di Indonesia sendiri ?