Pembelajaran daring dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan membuat siswa lebih mandiri dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka secara aktif dan kontekstual.
1. i
ARTIKEL MINI RESEARCH
IMPELEMENTASI PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN (DARING)
DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
SEBAGAI DAMPAK KEBIJAKAN JARAK SOSIAL (SOCIAL DISTANCING)
Ditulis untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester
Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu : Dr. Sri Utaminingsih, M.Pd
oleh :
ANDI PATRIA
NIM : 201903013
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2020
2. ii
IMPELEMENTASI PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN (DARING)
DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
SEBAGAI DAMPAK KEBIJAKAN JARAK SOSIAL (SOCIAL DISTANCING)
Andi Patria
SD Negeri 2 Pulokulon
Abstrak
Pembelajaran dalam jaringan (daring) adalah pembelajaran dengan
menggunakan jaringan atau internet sebagai sarana menyalurkan ilmu
pengetahuan. Kegiatan pembelajaran daring dapat dilakukan kapanpun
dan dimanapun peserta didik berada. Aplikasi dan fitur canggih pada era
tehnologi sekarang sangat mendukung kegiatan pembelajaran daring.
Keunggulan pembelajaran daring adalah dapat dilakukan tanpa harus
bertatap muka serta tidak terikat oleh waktu. Pembelajaran ini menjadi
pilihan dalam menghadapi kenyataan yang terjadi saat ini yaitu
diterapkannya kebijakan jarak sosial atau social distancing dalam semua
bidang oleh pemerintah, karena adanya pandemi covid-19 secara global.
Disisi lain pemenuhan hak peserta didik dan peningkatan mutu
pendidikan harus tetap berjalan. Pembelajaran model ini menjadi satu-
satunya pilihan yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk memenuhi hak
peserta didik serta meningkatkan mutu pendidikan.
Kata kunci : pembelajaran daring, mutu pendidikan, jarak sosial (social
distancing
3. iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berkah, rahmah, hidayah dan inayah Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan artikel berjudul “Impelementasi Pembelajaran Dalam
Jaringan (Daring) Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan Sebagai
Dampak Kebijakan Jarak Sosial (Social Distancing)” dengan baik tanpa suatu
halangan apapun.
Sholawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, yang telah memberi suri tauladan yang baik serta motivasi
dalam pendidikan agar menjadi insan yang mulia di dunia dan akhirat, serta
senantiasa kita nantikan syafaatnya di akhir zaman.
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester genap tahun
akademik 2019/2020 mata kuliah Pengembangan Kurikulum pada Program
Pascasarjana Magister Pendidikan Dasar Universitas Muria Kudus. Tugas ini
dapat selesai karena adanya masukan dan bantuan dari berbagai pihak, maka
dengan setulus hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
a. Dr. Sri Utaminingsih, M. Pd selaku dosen mata kuliah Pengembangan
Kurikulum.
b. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa artikel ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak. Semoga hasil tugas ini dapat menjadi
pertimbangan untuk memperoleh nilai maksimal.
Grobogan, 8 Juli 2020
Penulis,
Andi Patria
NIM 201903013
4. iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
ABSTRAK ........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang masalah ............................................................ 1
B. Tujuan ....................................................................................... 2
C. Kajian Pustaka .......................................................................... 2
II. PEMBAHASAN ......................................................................... 3
A. Bagaimana Pembelajaran Daring yang Ideal ............................ 3
B. Bagaimana Pembelajaran Daring Dalam Rangka Peningkatan
Mutu Pembelajaran di Indonesia ...............................................
4
III. PENUTUP ................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 5
5. 1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah sebuah proses internalisasi ilmu
pengetahuan ke dalam skema pelajar. Dalam pembelajaran terdapat
aktivitas siswa sebagai pelajar serta aktivitas guru sebagai pembelajar.
Guru bertugas sebagai pengendali atau pengarah keterampilan dan
pengetahuan yang akan dikuasai siswa. Siswa sebagai pelajar harus
berperan aktif dalam melaksanakan instruksi guru untuk menuntaskan
tujuan pembelajaran yang tercermin pada IPK (indikator pencapaian
kompetensi).
Pembelajaran kurikulum 2013 berpusat pada siswa dimana
siswa akan menemukan sendiri atau mengonstruksi ilmu pengetahuan
yang akan dikuasainya. Teori pembelajaran kontruktivism begitu
berpengaruh pada bentuk pembelajaran yang dilakukan guru dalam
mengembangkan kurikulum 2013. Selain itu kurikulum 2013 juga
menuntut terjadinya pembelajaran yang aktif dan kontekstual. Aktif
artinya pembelajaran dirancang agar siswa aktif mengemukakan
berpendapat, berdiskusi, serta aktif menyelesaikan tugas. Kontekstual
artinya pembelajaran yang dilakukan bermakna dan dapat diterapkan
serta bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Pada masa sekarang ini dunia mengalami pandemi Covid-19.
Salah satu imbas hal tersebut adalah pemerintah menetapkan
kebijakan jarak sosial (social distancing) untuk membatasi interaksi
manusia dan menghindarkan masyarakat dari kerumunan agar
terhindar dari penyebaran virus COVID-19. Kebijakan ini menjadikan
kegiatan belajar mengajar dalam konteks tatap muka dihentikan
sementara. Pembelajaaran daring dapat dijadikan solusi
pembelajaran jarak jauh ketika terjadi bencana alam semacam ini.
Pemerintah telah mengeluarkan regulasi untuk mengganti
pembelajaran dengan sistem pembelajaran daring melalui aplikasi
yang sudah ada. Pembelajaran daring yang sebelumnya kurang
maksimal menjadi satu-satunya pilihan bentuk pembelajaran dengan
diterapkannya kebijakan tersebut. Berdasarkan hal tersebut penulis
mengkaji dengan artikel berjudul “Implementasi Pembelajaran Dalam
6. 2
Jaringan (Daring) Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan
Sebagai Dampak Kebijakan Jarak Sosial (Social Distancing)”.
B. Tujuan
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk membahas dua aspek
berikut.
1. Bagaimana Pembelajaran Daring yang Ideal;
2. Bagaimana Pembelajaran Daring Dalam Rangka Peningkatan
Mutu Pembelajaran di Indonesia.
C. Kajian Teori
1. Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan
internet dalam proses pembelajaran. Pembelajaran daring
membuat siswa memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar
kapanpun dan dimanapun. Interaksi siswa dengan guru dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa aplikasi seperti
classroom, video converence, telepon atau live chat, zoom
maupun melalui whatsapp group. Pembelajaran ini merupakan
inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan akan ketersediaan
sumber belajar yang variatif. (Dewi W.A.F. 2020)
2. Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan adalah mutu lulusan dan pelayanan yang
memuaskan pihak terkait pendidikan. Mutu lulusan berkaitan
dengan lulusan dengan nilai yang baik (kognitid, apektif, dan
psikomotorik) diterima melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
yang berkualitas dan memiliki kepribadian yang baik. Sedangkan
mutu pelayanan berkaitan dengan aktivitas melayani keperluan
peserta didik, guru dan pegawai serta masyarakat secara tepat dan
tepat sehingga semua merasa puas atas layanan yang diberikan
oleh pihak sekolah.
Taylor, West dan Smith (2006) (dalam M. Fadli. 2017)
mengungkapkan bahwa indikator sekolah bermutu adalah: 1)
dukungan orang tua, 2) kualitas pendidik, 3) komitmen peserta
didik, 4) kepemimpinan sekolah, 5) kualitas pembelajaran, 6)
manajemen sumber daya di sekolah 7) kenyamanan sekolah.
3. Jarak sosial (Social Distancing)
7. 3
Social distancing adalah tindakan yang tidak
memperkenankan seseorang berjabat tangan, dan menjaga jarak
setidaknya satu meter saat berinteraksi dengan orang lain. Social
distancing punya beberapa contoh. Mulai dari bekerja dari rumah
(work from home), belajar di rumah bagi pelajar, menunda
pertemuan atau acara yang dihadiri banyak orang, hingga tidak
mengunjungi orang yang sedang sakit (cukup melalui telepon atau
video call).
II. PEMBAHASAN
A. Bagaimana Pembelajaran Daring yang Ideal
Belajar adalah aktivitas yang selalu dilakukan dan dialami
manusia sejak manusia di dalam kandungan, balita, tumbuh
berkembang dari anak-anak, remaja sehingga menjadi dewasa,
sampai ke liang lahat, sesuai dengan konsep pembelajaran sepanjang
hayat. Belajar tidak mengenal istilah waktu, kapanpun dan dimanapun
belajar dapat dilakukan oleh manusia. Konsep belajar sepanjang hayat
menjadikan seseorang tidak boleh putus semangat dalam belajar,
walaupun ada halangan datang dalam berbagai bentuk. Seperti saat
pemerintah menetapkan social distancing ketika terjadi bencana
pandemi Covid-19 yang tidak seharusnya dijadikan alasan dalam
belajar.
Pembelajaran harus tetap berlangsung, walaupun terjadi
bencana pandemic global. Solusi paling tepat adalah pembelajaran
daring, akan tetapi bagaimana pembelajaran daring yang ideal?
Pembelajaran daring pada dasarnya secara virtual melalui aplikasi
yang tersedia. Pembelajaran daring harus tetap memperhatikan
kompetensi yang akan diajarkan. Pembelajaran daring bukan sekedar
materi yang dipindah melalui media internet, bukan juga sekedar tugas
dan sosl-soal yang dikirimkan melalui aplikasi social media.
Pembelajaran daring harus direncanakan, dilaksanakan, serta
dievaluasi seperti pada pembelajaran yang terjadi di kelas.
Perencanaan pembelajaran daring yang ideal harus mengikuti
pola pembelajaran normatif. Guru harus menyusun materi
8. 4
pembelajaran yang sesuai terlebih dahulu. Materi pembelajaran
diturunkan dari indikator pencapaian kompetensi, sehingga racikan
materi yang disajikan oleh guru akan mengimplementasikan standar isi
pada kurikulum 2013. M ateri pembelajaran daring juga harus tetap
mempertimbangkan teori konstruktivisme yang menjadikan siswa
berperan aktif. Oleh karena itu, materi yang disajikan bukanlah materi
yang kompleks atau materi yang utuh, melainkan materi-materi dalam
bentuk rangsangan atau stimulus untuk menjebatani siswa menyusun
sebuah simpulan dari kompetensi yang akan dikuasai.
Media pembelajaran juga harus digunakan oleh guru dalam
pembelajaran daring. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah
proses pembelajaran. Pendekatan dan metode pembelajaran harus
menyesuaikan dengan kebutuhan virtual. Tidak semua metode
konvensional bisa dilakukan dalam pembelajaran daring harus
dialkukan modifikasi terlebih dahulu, sebagai contoh metode debat
harus dimodivikasi dengan membuatkan tim pro dan kontra melalui
tayangan video siaran langsung.
B. Bagaimana Pembelajaran Daring dapat Meningkatkan Mutu
Pembelajaran di Indonesia
Visi makro pendidikan nasional adalah terwujudnya masyarakat
madani sebagai bangsa dan masyarakat Indonesia baru dengan
tatanan kehidupan yang sesuai dengan amanat proklamasi Negara
Kesatuan Republik Indonesia melalui proses pendidikan (Mulyasa
2013:17). Dari visi ini dapat diamati bahwa terwujudnya masyarakat
madani adalah tujuan pendidikan Indonesia. Masyarakat madani
adalah masyarakat yang mandiri yang mampu mengatasi segala
permasalahan dan memunculkan solusi yang tepat.
Pembelajaran daring adalah bentuk pembelajaran yang mampu
menjadikan siswa mandiri tidak bergantung pada orang lain. Hal ini
dikarenakan siswa akan menjadi fokus pada layar gawai untuk
menyelesaikan tugas ataupun mengikuti diskusi yang sedang
berlangsung dalam pembelajaran daring. Tidak ada interaksi atau
pembicaraan yang tidak perlu/ penting. Semua yang didiskusikan
merupakan hal yang penting untuk menuntaskan kompetensi yang
9. 5
akan dicapai. Melalui pembelajaran daring diharapkan akan siswa
menjadi madiri dalam mengonstruk ilmu pengetahuan.
Siswa belajar dengan baik apabila mereka secara aktif dapat
mengonstruksi sendiri pemahaman mereka tentang apa yang dipelajari
(John Dewey dalam Majid 2011:25). Melalui pendapat ini dapat dilihat
bahwa pembelajaran daring memiliki keunggulan dalam mengonstruk
pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Melalui pembelajaran daring
siswa secara mandiri akan mengkreasi pengetahuan yang akan
dikuasainya. Ilmu yang dikuasai siswa akan lebih bermakna
dikarenakan didapatkan dari hasil menyimpulkan bukan menghafalkan.
III. PENUTUP
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mutu
pendidikan di Indonesia pun dapat ditingkatkan melalui pembelajaran
daring. Siswa menjadi lebih berkompeten dan menguasai kompetensi
secara mandiri, secara otomatis pembelajaran aktif akan terbentuk. Selain
itu, penguasaan kompetensi oleh siswa menjadi semakin kontekstual,
karena yang didapatkan merupakan penyimpulan sesuatu yang berkaitan
dengan skemata siswa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Aini Indriasih, Sumaji, Badjuri, dan Santoso. Pengembangan E-Comic Sebagai
Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kecakapan Hidup Anak Usia
Dini https://jurnal.umk.ac.id/index.php/RE/article/view/4228/2120. Dikases
7 Juli 2020 Pukul 21.37
Barker, Jenny and Gossman, Peter (2013) The learning impact of a virtual
learning environment: students’ views. Teacher Education Advancement
Network Journal (TEAN), 5 (2). pp. 19-38.
Callum J. Jones, Thomas Philippon, Venky Venkateswaran. 2020. Optimal
Mitigation Policies in a Pandemic: Social Distancing and Working from
Home. https://www.nber.org/papers/w26984. Diakses 7 Juli 2020 Pukul
20.47
Fadli Muhammad. 2017. Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan.
http://journal.iaincurup.ac.id/index.php/JSMPI/article/view/295/pdf.Diakses
7 Juli 2020 Pukul 20.16
10. 6
Herdiana Dian. 2020. Social Distancing: Indonesian Policy Reponse To The
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
http://180.250.247.102/index.php/jia/article/view/555/pdf. Diakses 7 Juli
2020 Pukul 21.08
Hüseyin Uzunboylu, Hüseyin Bicen, Nadire Cavus. 2011. “The efficient virtual
learning environment: A case study of web 2.0 tools and Windows live
spaces. H. Uzunboylu et al. / Computers & Education 56 (2011) 720–726.
Mieke Clement, Luc Vandeput, Tine Osaer. 2016. “Blended learning design: a
shared experience”. Procedia - Social and Behavioral Sciences 228
(2016) 582 – 586.
Mhd. Ihsan. 2016. Pembelajaran Moda Dalam Jaringan (Moda Daring).
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/handle/11617/7868. Diakses 7 Juli
2020 Pukul 19.25
Rudi Sofyan, Rustono WS, Ghullam Hamdu. 2016. ”Pengembangan Media
Pembelajaran Tematik Berbasis Multimedia Interaktif Pada Subtema Ayo
Cintai Lingkungan”. Pedadidaktika: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 3 (2): 272-280.
Wahyu Aji Fatma Dewi. 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi
Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar.
https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/89/pdf. Dikases 7 Juli
2020 Pukul 19.58
Tanisha Jowsey, Gail Foster, Pauline Cooper-Ioelu and Stephen Jacobs.
2020. “Blended learning via distance in pre-registration nursing
education: A scoping review”. Nurse Education in Practice 44 (2020)
102775.