Micro teaching merupakan metode pelatihan mengajar bagi calon guru dengan mengisolasi komponen keterampilan mengajar sehingga dapat dilatih satu persatu dalam situasi yang disederhanakan. Tujuannya adalah melatih keterampilan dasar keguruan dan membentuk sikap profesional calon guru. Micro teaching bermanfaat untuk mempersiapkan calon guru sebelum mengajar di sekolah melalui langkah pengamatan, diskusi, dan pengulangan
2. 2
MICRO TEACHING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Disusun oleh:
Kelompok XIII/ PAI/ 4D
Mohamad Rizal Fadhilah 1172020137
Neni Suhartini 1172020159
ABSTRAK
Microteaching merupakan suatu kegiatan mengajar dengan cara yang disederhanakan.
Tujuannya agar dapat mempermudah mahasiswa calon guru dalam melaksanakan PPL
dan mengajar di sekolah yang nyata. Manfaat atau fungsi dari microteaching ini yaitu
mahasiswa calon guru bisa membuat perencanaan mengajar yang baik, melatih pribadi
mahasiswa menjadi guru yang profesional. Maka dari itu dalam makalah ini penulis
memaparkan seputar microteaching baik itu definisi, tujuan, manfaat, langkah-langkah
dan sasaran. Dari penjelasan tersebut jelaslah bahwa pembelajaran micro teaching ini
sangat pentiing untuk dikaji dan diamalkan dimasa yan akan datang, khususnya kita
sebagai calon guru.
A. Pendahuluan
Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar diperlukan adanya interaksi
antara guru dengan murid. Interaksi tersebut adalah proses mentransfer ilmu dari guru
kepada para siswanya, maka dari itu dalam proses mentransfer ilmu ini diperlukan
adanya suatu alat atau media yang mempermudah guru dalam mengajar agar mudah
diterima oleh siswa.
Tidak semua guru dapat menggunakan media pembelajaran dengan tepat,
diperlukan suatu keterampilan khusus yang menopang proses belajar mengajar yang
baik dan benar. Dalam hal ini maka setiap calon guru yang akan mengajar harus dilatih
3. 3
dengan berbagai macam pelatihan dan keterampilan. Kali ini penulis akan membahas
seputar micro teaching sebagai media pembelajaran.
Micro teaching merupakan latihan mengajar permulaan bagi calon guru dengan
jalan mengisolasikan komponen-komponen keterampilan proses belajar mengajar,
sehingga calon guru menguasai setiap komponen yang ditampilkan satu persatu dalam
situasi yang disederhanakan.
B. Pembahasan
1. Pengertian Micro Teaching
Menurut Roestiyah (2001) Micro artinya kecil, terbatas, sempit dan teaching
artinya mengajar. Micro teaching berarti suatu kegiatan mengajar dimana segalanya
dikecilkan atau disederhanakan. Adapun yang dikecilkan atau di “micro”kan ialah:
1) Jumlah murid, berjumlah 5 sampai 6 orang
2) Waktu mengajar, antara 5 ampai 10 menit
3) Bahan pelajaran hanya mencakup satu atau dua unit kecil yang sederhana.
4) Keterampilan mengajar difokuskan pada beberapa keterampilan khusus
saja.
Sedangkan menurut para tokoh, pengertian Micro Teaching adalah sebagai
berikut:
1) Mc. Knight (1971) mengatakan bahwa : “... a scaled down teaching
encounter design to develop new skills and refine old ones.” (Anis Fauzi:
2009)
2) Waksito (1977) mengatakan bahwa micro teaching adalah suatu metode
belajar mengajar atas dasar performansi yang tekniknya adalah dengan jalan
mengisolasikan komponen-komponen proses belajar mengajar, sehingga
calon guru dapat menguasai setiap komponen satu persatu dalam situasi
yang disederhanakan atau dikecilkan. (Anis Fauzi: 2009)
3) Marno dan M. Idris (2008) mengatakan bahwa Pengajaran micro teaching
merupakan bentuk pelatihan mengajar. Dalam konteks yang sebenarnya,
mengajar mengandung banyak tindakan, baik mencakup teknik
4. 4
penyampaian materi, penggunaan metode, penggunaan media, memberikan
penilaian dan seterusnya. (Anis Fauzi: 2009)
4) J. Cooper dan D. W. Allen (1971) mengatakan bahwa Pengajaran mikro
adalah study tentang suatu situasi pengajaran yang dilaksankan dalam waktu
dan jumlah tertentu, yakni empat sampai dua puluh menit dengan jumlah
siswa sebanyak tiga sampai sepuluh orang. Bentuk pengajaran
disederhanakan guru hanya memfokuskan diri pada beberapa aspek.
Pengajaran berlangsung dalam bentuk sesungguhnya, hanya saja
diselenggarakan salam bentuk mikro. (Anis Fauzi: 2009)
2. Tujuan dan manfaat Microteaching
Tujuan diselenggarakan pembelajaran micro menurut T. Gilarso bahwa tujuan
pembelajaran micro terbagi dua, tujuan umum melatih kemampuan dan keterampilan
dasar keguruan. Tujuan khusus, untuk melatih calon guru untuk terampil dalam
membuat desain pembelajaran, mendapatkan profesi keguruan, menumbuhkan rasa
percaya diri.
Dwight Allen, mengatakan bahwa tujuan micro teaching bagi calon guru adalah:
(1) memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan
dasar mengajar, (2) calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya
sebelum mereka terjun ke lapangan, (3) memberikan kemungkinan bagi calon guru
untuk mendapatkan bermacam-macam keterampilan dasar mengajar. Sedangkan bagi
guru memberikan penyegaran dalam program pendidikan, dan mendapatkan
pengalaman mengajar yang bersifat individual untuk mengembangkan profesi, serta
mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap pembaruan.
Dengan demikian, tujuan pembelajaran micro teaching adalah maltih calon guru
agar memiliki keterampilan dasar dan khusu dalam proses pembelajaran.
Menurut Rifyal Ahmad Lugowi (2009) tujuan umum Micro Teaching adalah
mempersiapkan mahasiswa calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar
sepenuhnya dimuka kelas dan dilakukan didepan teman-temannya dalam suasana yang
konstruktif, sportif, dan bersahabat. Sehingga memiliki kesiapan mental, keterampilan
dan kemampuan performansi guna membentuk guru yang profesional.
5. 5
Sedangkan tujuan Micro Teaching secara khusus adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa akan terampil dalam membuat persiapan pengajaran.
2) Membentuk sikap profesional sebagai calon guru.
3) Berlatih menjadi guru yang bertanggung jawab dan berpegang teguh pada
etika keguruan.
4) Mengembangkan kemampuan mawas diri dan menilai orang lain.
5) Memungkinkan adanya perbaikan dalam waktu singkat.
6) Menanamkan rasa percaya diri dan bersifat terbuka dengan kritik orang
lain.
7) Dapat mengamati keterampilan keguruan secara objektif, sistematis, kritis
dan praktis.
8) Menanamkan kesadaran akan nilai keterampilan mengajar dan komponen-
komponennya
9) Mengenal kelemahan-kelemahan dan kekeliruan dalam penampilan
keterampilan mengajar dan tahu penampilan yang baik
10) Mampu menggunakan tape recorder
11) Memberi kesempatan guru untuk melihat dan mendengar dirinya sendiri.
12) Memberi kesempatan untuk mengikuti kembail kritik dan diskusi tentang
cara mengajar
13) Memungkinkan untuk membuat model mengajar
14) Memungkinkan banyak orang yang dapat mengikuti proses belajar dan
tidak tentu waktunya.
15) Merupakan medan untuk mencoba sistem atau metode baru untuk diteliti
sebelum dikembangkan
16) Memberi kesempatan pendekatan analis mengenai keterampilan dan
strategi mengajar.
17) Membangun rasa percaya diri.
Dari berbagai hasil penelitian diketahui bahwa manfaat Micro Teacing adalah
sebagai berikut:
6. 6
1) Seorang guru yang berpenampilan baik dalam melaksanakan pengajaran
micro akan berdampak pula pada praktik mengajar di sekolah.
2) Calon guru yang mengalami proses pengajaran mikro (Micro Teaching)
dapat menunjukkan prestasi mengajar yang lebih baik.
3) Calon guru dapat menciptakan interaksi dengan siswa secara llebih baik.
4) Hasil praktik akan lebih mempersiapkan diri dari segi mental ketika akan
terjun langsung kes sekolah tempat praktek.
5) Administrasi guru akan disiapkan dengan baik sesuai dengan ketentuan
dalam kurikulum atau silabus.
6) Kebiasaan berpakaian rapih dan disiplin akan timbul setelah calon guru
melakukan proses pengajaran mikro (Micro teaching).
3. Penggunaan Micro Teaching
Dalam bukunya Roestiyah (2001) yang berjudul Strategi Belajar Mengajar,
micro teaching dapat digunakan dalam :
1) Pendidikan Pre Service
a) Sebagai persiapan calon guru sebelum ia benar-benar berpraktek di
sekolah latihan dan di depan kelas sebenarnya.
b) Sebagai usaha perbaikan penampilan calon guru sambil berpraktek di
sekolah latihan.
2) Pendidikan In Service
a) Untuk meningkatkan kemampuan guru yang sudah hampir mrnjadi
routine, supaya menemukan kelemahan-kelemahan sendiri dan
berusaha memperbaikinya.
b) Untuk meningkatkan kemampuan supervisor supaya ia tahu, apakah
bimbingannya, nasihatnya dan saran-sarannya benar-benar efektif
dalam membantu peningkatan kualitas guru-gurnya.
c) Untuk percobaan melaksanakan teknik-teknik baru, sebelum teknik itu
dilaksanakan dalam kelas sebenarnya.
4. Micro teaching sebagai media pembelajaran
7. 7
Media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (massage), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Edgar Dale memandang bahwa nilai
media dalam pengajaran diklasifikasikan berdasarkan nilai pengalaman. Menurut
Dale, pengalaman itu mempunyai dua belas tingkatan. Tingkat pngalaman yang paling
tinggi nilainya adalah pengalamn yang paling kongkrit. Sedangkan yang paling rendah
adalah yang paling abstrak. Dale membuat klasifikasi dengan menggambarkan dalam
bentuk sebuah kerucut. Dia menamakan ini dengan “kerucut pengalaman atau the cone
of experiences”. (Muhammad Ali: 2008)
Micro teaching merupakan media pembelajaran yang paling efektif. Dengan
adanya micro teaching ini, mahasiswa calon guru bisa merencanakan pengajaran
terhadap siswanya nanti. Dengan mengikuti micro teaching juga bisa mempermudah
mahasiswa dalam menghadapi PPL. Jika micro teachingnya baik maka PPLnya baik,
tetapi jika micro teachingnya tidak baik maka PPLnya pun tidak baik. Jika PPLnya
tidak baik kemungkinan besar mahasiswa itu akan kesulitan dalam mengajar di
sekolah yang sebenarnya. Jika dibandingkan dengan zaman dulu, micro teaching ini
jauh lebih baik dan bisa mempermudah murid dalam menerima pelajaran.
5. Langkah-langkah Microteaching
Dalam buku Pedoman Microteaching 2016 disebutkan bahwa microteaching
ditempuh melalui lima langkah berikut.
1) Pengenalan/pemahaman tentang konsep microteaching,
2) Penyajian model dan diskusi,
3) Perencanaan/persiapan pembelajaran,
4) Pelaksanaan/praktik pembelajaran, diskusi/umpan balik,
5) Praktik pembelajaran ulang bagi yang belum berhasil.
Pada waktu praktik mengajar perlu diadakan pengamatan (observasi) oleh
pengamat (observer) baik dari guru, teman atau pengamat lain. Bisa juga diadakan
pengamatan seusai praktik mengajar melalui rekaman, rekaman video, tape recorder,
dan semacamnya.
8. 8
Dari hasil pengamatan selanjutnya diadakan diskusi terhadap ketrampilan yang
telah dipraktikkannya. Kemudian dari hasil kesimpulan diskusi dan pengamatan ini
diadakan praktik mengajar ulang oleh praktikan yang sama dengan komponen
ketrampilan mengajar yang sama, begitu seterusnya. Pengulangan ini tentu tergantung
pada tersedianya waktu.
Dari langkah pengamatan, diskusi dan pengulangan akan diperoleh manfaat,
khususnya bagi praktikan, antara lain:
1) Praktikan dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan praktik
pembelajaran yang telah dilaksanakan;
2) Praktikan dapat lebih meningkatkan dan mengembangkan ketrampilannya
pada saat pembelajaran yang sebenarnya;
3) Praktikan dapat memahami ketrampilan mengajar yang bersifat isolatif.
6. Landasan Pemikiran, Sasaran, dan Fungsi Pembelajaran Micro
Fakultas Tarbiyah sebuah lembaga LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan) salah satu lembaga perguruan tinggi islam yang menyelenggarakan
pendidikan akademik dan professional pendidikan akademik di bidang pendidikan,
sedangkan pendidikan professional diarahkan untuk membentuk calon pendidik yang
terampil di bidang ilmu keguruan. Pada awal perkuliahan diprogramkan bidang studi
kependidikan secara teoritis. Untuk menguji ketepatan teori-teori tersebut dipandang
perlu diselenggarakan praktik mengajar dalam bentuk pembelajaran micro. (Dadang
Sukirrman, 2009)
Menurut pengamatan dan informasi sementara kemampuan dan keterampilan
mahasiswa sebagai calon guru dalam melaksanakan praktik mengajar dilaporkan
umumnya masih lemah, padahal praktik micro teachingnya sudah baik. Di sampingitu,
sampai saat ini pun peneletian mengenai, guru yang baik (good teaching) dam
pembelajaran yang berhasil (successful teaching) belum berhasil merumuskan satu
teori yang berlaku universal tentang bagaimana seharusnya cara mengajar yang baik.
(Dadang Sukirrman, 2009)
Namun, bukan tidak ada usaha pendekatan yang dilakukan, sebab ada beberapa
keterampilan dasar yang mutlak perlu dikuasai oleh seorang guru professional yang
dapat dilatih dan diberikan kesempatan mengembangkan gayanya sendiri. T. Gilarso
9. 9
dalam bukunya Program Pengalaman Lapangan mengutip pendapat Falnders dan
Brown mengemukakan bahwa prinsip dasar yang melandasi program micro teaching
adalah:
1) Direncanakan, di dalamnya mengenai materi, metode, tujuan, kegiatan
belajar mengajar, alat-alat bantu yang digunakan, tingkah laku, dan
penampilan.
2) Nyata, terjadi di kelas artinya diwujudkan dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar secara konkret.
3) Bayangan sekaligus dirasakan, dalam diri pengajar akan terdapat suatu
gambaran mengenai tingkah lakinya sendiri. Mencermati dari pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa, perlu tiga langkah meningkatkan
keterampilan professional guru, yaitu planning (persiapan yang baik),
performance (pelaksanaan latihan mengajar), dan perception (balokan,
keterbukaan mau belajar dari pengalaman.
Sasaran akhir yang akan dicapai dalam pembelajaran micro teaching adalah
terbinanya calon guru dengan memiliki pengetahuan tentang proses pembelajaran,
serta memiliki sikap dan perilaku yang baik sebagai guru.
Sedangkan fungsi pembelajaran micro adalah selain sebagai sarana latihan
dalam mempraktikan keterampilan mengajar, dan juga salah satu syarat bagi
mahasiswa yang akan mengikuti Praktikum Mengajar di Lapangann (PPL).
7. Karakteristik Pembelajaran Micro
Jika kita mencoba mengamati atau mengobservasi guru yang sedang mengajar
di kelas, mungkin kita tidak akan dapat menjelaskan secara detail dan terperinci
bagaimana proses pembelajaran tersebut dilaksanakan oleh guru. Yang ada dalam
bayangan anda mungkin hanya melihat guru berdiri di depan kelas, menjelaskan materi
kepada siswa. Akan berbeda jika kita mengamati pembelajaran dalam bentuk mikro,
kita akan dapat mengamati bagaimana kegiatan awal/pembukaan pembelajaran,
bagaimana kegiatan inti pembelajaran, dan bagaimana kegiatan menutup pembelajaran
dilakukan. Begitu juga dengan kegiatan lainnya seperti: bagaimana keterampilan
menjelaskan, menjalin komunikasi interaktif dengan siswa, bagaimana menggunakan
10. 10
keterampilan bertanya, membimbing kegiatan diskusi, mengadakan umpan balik dan
penguatan serta kegiatan-kegiatan pembelajaran lainnya.
Dari ilustrasi diatas, kita dapat mengetahui salah satu kelebihan dari bentuk
penyederhanaan melalui pembelajaran mikro, yaitu dengan berlatih hanya
memusatkan perhatian pada jenis keterampilan tertentu saja, setiap yang berlatih
berusaha secara terkonsentrasi hanya melatih bagian-bagian tertentu sesuai dengan
yang direncanakan. Demikian pula para pengamat atau pihak observer, ia hanya
memusatkan perhatian dan pengamatannya pada jenis keterampilan yang sedang
dilatihkan saja, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas dan akurat mengenai
tingkat keterampilan yang telah dikuasainya maupun kekurangan yang masih ada.
Bentuk “penyederhanaan” dalam pembelajaran mikro tersebut, adalah ciri khas
atau karakteristik utama dari pembelajaran mikro. Sesuai dengan sebutannya “micro”
yaitu situasi dan kondisi pembelajaran yang disederhanakan atau dirancang dalam
bentuk kecil. Akan tetapi walaupun bentuk pembelajaran mikro bersifat sederhana
‘micro”, tetap ebagai bentuk pembelajaran yang sebenarnya (real teaching), hanya
saja praktek mengajar melalui micro teaching tersebut tidak dilakukan di kelas yang
sebenarnya(not real class room teaching).
Lalu, apa yang disederhanakannya itu? Tentu saja yang disederhanakannya
adalah setiap komponen atau unsur pembelajarannya itu sendiri, antara lain: (1) tujuan
(kompetensi) pembelajaran, (2) komponen isi atau materi yang akan dipelajari oleh
siswa, (3) komponen motode dan media, dan (4) koponen evaluasi. (Dadang
Sukirrman, 2009)
Latihan Soal
1) Dibawah merupakan hal yang disederhanakan dalam komponen pembelajaran
microteaching, kecuali ....
A. Waktu pembelajaran B. Jenis keterampilan mengajar
C. Materi pembelajaran D. Guru yang mengajarnya
Jawaban : D
11. 11
2) Pengajaran mikro adalah study tentang suatu situasi pengajaran yang
dilaksanakan dalam waktu dan jumlah tertentu, yakni empat sampai dua puluh
menit dengan jumlah siswa sebanyak tiga sampai sepuluh orang. Definisi
tersebut dikemukakan oleh ....
A. Mc. Knight B. Marno
C. Waksito D. J. Cooper dan D. W. Allen
Jawaban : D
3) Latihan mengajar melalui pendekatan pembelajaran mikro diperuntukkan bagi
....
A. Calon guru B. Supervisor
C. Para guru D. Dosen
Jawaban : A
4) Pembelajaran mikro pada dasarnya adalah:
A. Pura-pura mengajar untuk melatih keterampilan mengajar
B. Mengajar yang sebenarnya tapi bukan pada kelas yang sebenarnya
C. Mengajar yang sebenarnya yang dilakukan di kelas sebenarnya
D. Praktek mengajar sebenarnya di sekolah tempat latihan
Jawaban : B
5) Mengingat proses latihan dalam pendekatan pembelajaran mikro hanya
memfokuskan pada jenis keterampilan tertentu, maka akan memudahkan:
A. Proses pembelajaran dari awal sampe akhir
B. Proses kontrol terhadap tingkat kemampuan yang telah dimiliki
C. Membuat perencanaan pembelajaran
D. Membuat media pembelajaran yang digunakan
12. 12
Jawaban : B
6) Program pembelajaran mikro untuk meningkatkan kemampuan guru yang
sudah bertugas diklasifikasikan kedalam program pendidikan ....
A. Pre-service training B. Penyetaraan
C. Pre-requisite program D. In-service training
Jawaban : D
7) Kehadiran pembelajaran mikro dalam rpogram pendidikan keguruan
merupakan suatu bentuk inovasi karena ....
A. Ada unsur yang baru bila dibandingkan dengan kondisi sebelumnya
B. Menambah program pendidikan keguruan
C. Mempercepat program praktek lapangan
D. Mengganti program praktek lapangan
Jawaban : A
8) Melalui pembelajaran mikro mahasiswa akan menguasai ....
A. Seluruh kegiatan pembelajaran yang bersifat kompleks secera serempak
B. Tugas-tugas yang harus dilakukan dalam melaksanakan pembelajaran
C. Bagian-bagian keterampilan dasar mengajarsecara terkontrol
D. Batas-batas kemampuan yang telah dimiliki
Jawaban : C
9) Pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi antara :
A. Siswa dengan siswa lain
B. Siswa dengan guru
C. Siswa dengan sarana dan fasilitas
13. 13
D. Siswa dengan lingkungan pembelajaran
Jawaban : B
10) Jumlah siswa dalam pembelajaran mikro lebih diperkecil menjadi ....
Jawaban : D
11) Materi pembelajaran dalam latihan mengajar melalui pembelajaran mikro
sebaiknya mencakup ....
A. Materi yang luas dan mendalam
B. Materi yang sulit dan rumit
C. Materi yang memerlukan kegiatan praktek
D. Materi yang sederhana dan dibatasi
Jawaban : D
12) Dalam latihan mengajar melalui pembelajaran mikro, jenis keterampilan yang
dilatihkan adalah ....
A. Semua jenis keterampilan mengajar dalam waktu bersamaan
B. Hanya terfokus pada jenis keterampilan tertentu saja
C. Setiap jenis keterampilan mengajar dilakukan secara terisolasi
D. Setiap jenis keterampilan mengajar secara bergiliran
Jawaban : C
A. 20-25 orang B. 10-15 orang
C. 15-25 orang D. 5-10 orang
14. 14
C. Kesimpulan
Micro teaching merupakan suatu cara mengajar dengan cara disederhanakan
baik itu jumlah siswa, waktu dan lain-lain. Microteaching ini juga didefinisikan
sebagai a scaled down teaching encounter design to develop new skills and refine old
ones.Setiap guru dituntut untuk selalu memiliki keterampilan-keterampilan dalam
mengajar. Maka dari itu sistem pengajaran mikro (microteaching) melatih para
mahasiswa calon guru untuk mengasah skill mengajarnya.
Micro teaching ini sendiri memiliki tujuan yang pasti yaitu melatih mahsiswa
calon guru untuk terampil dalam membuat persiapan mengajar, membentuk sikap
profesional seorang guru, berlatih menjadi guru yang bertanggung jawab dan lain
sebagainya. Penggunaan microteaching ini dapat digunakan dalam pendidikan Pre
Service dan In Service. Alasan dari microteaching sebagai media pembelajaran yaitu
sebagai acuan mahasiswa untuk menghadapi PPL (Praktek Pengalaman Lapangan).
Jika microteachingnya bagus maka PPLnya akan lebih mudah ditangani, tetapi jika
microteachingnya tidak bagus, maka PPLnya pun akan tidak memuaskan. Dalam
microteaching ada beberapa langkah yang harus ditempuh, yaitu pengenalan,
penyajian model, perencanaan,pelaksanaan, dan praktik pembelajaran. Sasaran dari
pembelajaran microteaching adalah terbinanya calon guru dengan memiliki
pengetahuan tentang proses pembelajaran.
D. Daftar referensi
Ali, Muhammad. 2008. Guru Dalam Proses Belajar mengajar.Bandung: Penerbit
Sinar Baru Algensindo.
Asril, Zainal. 2014. Micro Teaching. Jakaarta: PT Raja Grafindo Persada.
Fauzi, Anis dkk. 2009. Pembelajaran Mikro, Suatu Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
Penerbit Diadit Media.
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Sukirman, Dadang. 2009. Microteaching. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam.
fkip.ums.ac.id/wp-content/uploads/sites/43/2018/05/Buku-Microteaching.pdf
Diakses Jum’at 15 Februari 2019 Pukul 19.42 WIB.