1. BEST PRACTICE
PENGGUNAAN MEDIA TIMTAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA PEMBULATAN PECAHAN DESIMAL KE SATUAN TERDEKAT
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 BANDUNGHARJO
KECAMATAN DONOROJO
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Pendidikan dan Pembelajaran
Dosen Pengampu: Dr. Sri Utaminingsih, M.Pd.
Oleh:
NAMA : FARIDA ZAKIAH
NIM : 201803028
KELAS : E
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2019
2. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil belajar matematika tentang pembulatan pecahan desimal ke satuan terdekat siswa
kelas IV SD sangat rendah. Dari 25 siswa, hanya 40,3% yang tuntas. KKM ditentukan 68, namun
ada 10 siswa yang tuntas, dan 15 siswa yang tidak tuntas. Ketidakberhasilan pembelajaran
matematika mungkin disebabkan tidak adanya media/ alat peraga, metode yang digunakan hanya
ceramah, pemberian contoh, dan kurang mengaktifkan peserta didik.
Kebanyakan siswa Sekolah Dasar berasumsi bahwa pelajaran matematika merupakan
pelajaran yang sulit. Setiap mereka menemukan soal yang berupa angka, sudah berfikir bahwa
soal tersebut sulit untuk dikerjakan. Matematika menjadi momok bagi mereka. Untuk itu perlu
adanya media yang menarik agar hasil pembelajaran siswa tercapai dengan baik dan hasil
belajarnya minimal sesuai dengan KKM yang telah ditentukan.
Hasil belajr menurut Sudjana, (2004:22), yaitu kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Guru memberikan materi pelajaran dan berharap
siswa dapat memahami materi yang disampaikan sehingga siswa akan memperoleh pengalaman
belajar. Kemampuan yang dimiliki misalnya, kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan adanya media pembelajaran yang tepat
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi pembulatan
pecahan desimal ke satuan terdekat. Penggunaan berbagai media yang inovatif diharapkan dapat
menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
Menurut Gerlach dalam Wina Sanjaya (2013:136) secara umum media itu meliputi orang,
bahan, peralatan, atau kegiatan yang mencipatkan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Media TIMTAR adalah alat dan bahan media yang dapat dipakai untuk menyampaikan
pesan dalam kegiatan pembelajaran. Melalui media ini diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar matematika tentang pembulatan pecahan desimal ke satuan terdekat. Siswa dapat
diarahkan untuk memahami materi pelajaran melalui benda kongrit sehingga membantu siswa
unntuk mencapai hasil belajar secara maksimal.
B. Tujuan
Tujuannya yaitu untuk mengetahui penggunaan media TIMTAR terhadap hasil belajar
matematika pembulatan pecahan desimal ke satuan terdekat pada siswa kelas IV SD Negeri 3
Bandungharjo.
PEMBAHASAN
A. Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis yang dapat
digunakan pembelajar untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal. Media pembelajaran dibagi menjadi tiga macam, yaitu media yang dapat didengar
(audio), media yang dapat dilihat (video), dan media yang dapat bergerak. Media visual
dikelompokkan menjadi tiga yaitu gambar visual, garis (grafis), dan verbal (Sutriman, 2013:15).
(dikutip dari jurnal“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournamen
(TGT) dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”: 4).
Media TIMTAR termasuk media visual yang dapat dilihat oleh panca indera mata dan
dapat diperagakan oleh siswa. Kegiatan pembelajaran akan efektif jika terdapat media
pembelajaran. Media diharapkan agar siswa mampu memahami materi ajar dengan baik. Media
3. dapat memperjelas materi, menarik perhatian siswa, dan siswa dapat belajar sesuai dengan minat
dan kemampuannya.
B. Media TIMTAR dan Cara Penggunaan
TIMTAR adalah akronim dari Timbangan Pintar. Timbangan pintar tersebut dari bahan
gantungan pakaian. Gantungan tersebut diberi angka menggunakan spidol warna hitam seperti
angka-angka yang terdapat dalam penggaris/ mistar. Angka tersebut merupakan pecahan desimal
persatuan bukan angka satuan. Banyak angka yaitu sepuluh yang dimulai dari angka 0, 1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8, 9, 10. Gantungan diberi beban benda yang diikat dengan tali lalu diikatkan pada
gantungan pakaian tersebut.
Cara menggunakan media TIMTAR yaitu tali digeser ke kanan atau ke kiri sesuai dengan
pecahan desimal yang ditentukan. Apabila tali yang diberi beban itu digeser ke kanan dan
timbangannya turun ke kanan, maka satuan terdekatnya dibulatkan menjadi +1. Begitu sebaliknya,
jika tali yang diberi beban tersebut digeser ke kiri lalu timbangannya turun ke kiri, maka pecahan
desimalnya dibulatkan menjadi 0.
Contoh, pertama: bilangan 27,68. Media TIMTAR sudah terpasang, lihat angka dibelakang
koma satu angka yaitu 6. Maka tali yang ada beban tadi di geser ke angka 6, maka dapat dilihat
bahwa timbangan (gantungannya) turun ke kanan. Maka dibulatkan +1. Sehingga memperoleh
hasil 28. Kedua: bilangan 85,39. Lihat angka dibelakang koma satu angka yaitu angka 3. Maka
tali yang ada beban tadi di geser ke angka 3, maka dapat dilihat bahwa timbangan (gantungannya)
turun ke kiri. Maka dibulatkan 0, sehingga menjadi 85.
C. Hasil Belajar
Menurut W. Winkel (dalam buku Pikolog Pengajaran, 1989:2), hasil belajar adalah
keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang diwujudkan
dalam bentuk angka.
Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, guru memberikan alat evaluasi berupa lembar soal
baik pilihan ganda maupun uraian. Tujuannya adalah untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam
penguasan materi yang telah diberikan guru sebelumnya. Keberhasilan itulah yang akan
menjadikan sebuah prestasi yang diwujudkan dalam bentuk angka.
Hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah,
yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Sudjana (2012: 23) menjelaskan tipe
masing-masing ranah sebagai berikut. (1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar
intelektual dan diklasifikasikan dalam enam tipe hasil belajar antara lain: (a) pengetahuan, (b)
pemahaman, (c) aplikasi, (d) analisis, (e) sintesis, (f) evaluasi, (2) Ranah afektif, ada beberapa
jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar, (3) Ranah psikomotoris, hasil belajar
psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) individu. (dikutip dar jurnal “Media
Wayang Mini dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara bagi Pemelajar BIPA A1 Universitas
Ezzitouna Tunisia”: 14)
D. Efektivitas Media TIMTAR dalam Pembelajaran
Dalam pembelajaran terlihat kemampuan guru dalam mengemas pembelajaran dengan
menggunakan media TIMTAR sudah berhasil. Dari pengamatan dan hasil analisis data diperoleh
data ulangan harian dari 25 siswa, nilai rata – rata mencapai 91,6, nilai tertinggi 100 dan nilai
terendah 80, jumlah siswa yang sudah bernilai tuntas 25 siswa., dengan prosentase ketuntasan
100%.
4. Tabel 1. Hasil Analisis Tes Formatif
No Nilai Banyak Siswa Ketuntasan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
-
-
-
-
-
-
-
6
9
10
-
-
-
-
-
-
-
Tuntas
Tuntas
tuntas
Jumlah 25 25
Prosentase 100% 100%
Nillai rata-rata 91,6
Untuk melihat sejauh mana tingkat pencapaian nilai hasil belajar matematika tentang pembulatan
pecahan desimal ke satuan terdekat dengan menggunakan media TIMTAR, dapat dilihat pada
grafik berikut.
Grafik 1.
Dari tabel 1 dan grafik 1, dapat dianalisis hasil belajar tersebut dalam kegiatan belajar
matematika tentang pembulatan pecahan desimal ke satuan terdekat mencapai hasil ketuntansan
sebesar 100%, dengan nilai terendah 80 dan tertinggi 100, nilai rata-rata 91,6. Dari analisis di atas
dapat dibuat rekapitulasi hasil belajar siswa seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Belajar
No Uraian Jumlah
1
2
3
4
KKM
Nilai terendah
Nilai tertinggi
Nilai rata-rata
68
80
100
91,6
0 0 0 0 0 0 0
6
9
10
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tingkat Pencapaian Hasil Belajar
Nilai Siswa
5. Hasil rekapitulasi diatas disajikan dalam bentuk grafik berikut ini.
Grafik 2. Rekapitulasi Hasil Belajar
Dari grafik di atas terlihat sebaran nilai yang diperoleh siswa. Nilai tes yang diperoleh
siswa berkisar antara 80 sampai dengan 100, dengan nilai rata-rata sebesar 91,6 dan persentase
ketuntasan belajar sebanyak 100 %. Jadi, dapat penulis simpulkan bahwa penggunaan media
TIMTAR mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari pengamatan penulis, pembelajaran berlangsung lancar dan hasilnya meningkat.
Mereka terlihat menggunakan media TIMTAR dengan antusias dan semangat dalam belajar.
Media TIMTAR juga merangsang siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran karena melalui
media tersebut siswa mampu memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: Media TIMTAR dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Bandungharjo dalam pembelajaran
matematika tentang pembulatan pecahan desimal ke satuan terdekat, proses pembelajaran
menggunakan media TIMTAR sangat baik dan siswa sangat antusias sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Bandungharjo dalam pembelajaran
matematika tentang pembulatan pecahan desimal ke satuan terdekat, penggunaan media TIMTAR
hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Bandungharjo meningkat dengan nilai tes yang diperoleh
siswa berkisar antara 80 sampai dengan 100, dengan nilai rata-rata sebesar 91,6 dan persentase
ketuntasan belajar 100 %.
B. Saran
Diharapkan guru menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran untuk
memperoleh hasil belajar yang diharapkan.
0
20
40
60
80
100
120
KKM Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata
6. DAFTAR PUSTAKA
Rosikhatul Ilmiyah, Sri Utaminingsih, Ika Oktaviani. “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam Meningkatkan Hasil Belajar
IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Jurnal Ilmiah Kependidikan: 4-5
Widiyanto. “Media Wayang Mini dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara bagi Pemelajar
BIPA A1 Universitas Ezzitouna Tunisia”. Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra: 14
http://blogpengertian.com/media-pembelajaran/#
https://www.zonareferensi.com/pengertian-hasil-belajar/