SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Wiadnya DGR & D. Setyohadi - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
PENGANTAR ILMU KELAUTAN DAN
PERIKANAN:
Sistem Perikanan (Fisheries system)
Wiadnya, DGR., D. Setyohadi & E. Susilo
Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
Email : dgr_wiadnya@ub.ac.id; daduks@ub.ac.id
A. Nama/Judul Pokok Bahasan : Sistem Perikanan
B. Deskripsi Singkat (pokok bahasan) : Pokok bahasan ini
membahas pengertian sistem secara umum, yang terdiri dari
sistem alam dan buatan. Pengertian Sistem Perikanan adalah
termasuk kedalam pengertian keduanya diatas. Sistem perikanan
terbentuk dari beberapa subsistem, yaitu: alamiah yang terdiridari
habitat laut dan tawar serta sumberdaya ikan; perikanan tangkap,
perikanan budidaya, pengawetan ikan, sosial dan ekonomi
perikanan, serta komponen hukum dan kebijakan perikanan dan
manajemen perikanan.
C. Tujuan Instruksional Khusus :
1. Peserta mampu menjelaskan (dengan kalimat sendiri) tentang
sistem perikanan;
2. Peserta bisa menyebutkan dengan benar semua komponen dari
sistem perikanan.
3. Peserta mampu menjelaskan sub-komponen dari masing-masing
komponen pada sistem perikanan.
D. Isi Pokok Bahasan
1. Pendahuluan
Sampai saat ini kita sudah membahas definisi perikanan, baik
dalam ruang lingkup ilmiah maupun lingkup yang luas. Sebelum
membahas sistem perikanan secara keseluruhan, ada baiknya kita
mulai dari pembahasan istilah sistem.
Sistem bisa diartikan sebagai sebuah set terdiri dari berbagai
komponen, masing-masing komponen terangkai dan saling terkait
sedemikian rupa untuk melakukan fungsi sistem – tanpa interaksi dan
kaitan satu sama lain, dia tidak terangkai sebagai sistem. Sebagai
contoh, kita bayangkan sebuah sepeda motor sebagai suatu sistem.
2
MODUL
Wiadnya DGR & D. Setyohadi - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Pada gambar di sebelah kita mengenal beberapa komponen, seperti: ban,
kenalpot, stang, standar (jagrag), saddle, rem, gas, perseneleng, mesin, tangki
minyak dengan slang dan rantai. Masing-masing komponen secara terpisah tidak
mempunyai arti bagi kita. Namun ketika semua komponen tersebut dirakit saling
terkait satu sama lain, dia bisa membawa pengemudi ke tempat yang diinginkan
dalam waktu yang lebih cepat.
Gambar 1. Sebuah foto sepeda motor jenis kuno
Sepeda motor ialah suatu sistem yang dibuat oleh manusia dengan cara
merakit berbagai komponen dan mengusahakan agar masing-masing komponen
saling berinteraksi untuk melakukan fungsi sistem. kita tahu bahwa jika salah
satu komponen pada sepeda motor tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
sistem ini akan mengalami goncangan atau tidak normal. Sebagai sebuah
sistem, sepeda motor termasuk sistem buatan, yang dirancang oleh seorang ahli
sistem.
Lawan dari sistem buatan tentu saja ialah sistem alam – Danau Grati di
Lumajang, Selat Madura atau Sungai Brantas bisa dibayangkan sebagai contoh-
contoh dari sistem alami. Pada sistem alami, dia terjadi secara alami tanpa
tujuan yang jelas. Output atau keluaran dari sistem alami bisa dianggap sebagai
tujuan. Jika terjadi gangguan, sistem ini akan mengalami guncangan dan
berfluktuasi. Setelah beberapa lama, sistem akan kembali normal pada
keseimbangan yang baru. Sistem buatan, dibuat (dimanipulasi) dan diatur oleh
manusia untuk mencapai pernyataan tujuan tertentu yang sangat jelas. Sistem
sepeda motor misalnya, dibuat dan diatur oleh manusia dengan tujuan untuk
memindahkan (transport) penumpang sampai pada tempat baru dalam waktu
yang lebih pendek.
Wiadnya DGR., D. Setyohadi & E. Susilo - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 3 of 7
Mata Kuliah PIKP /Fisheries System 2012University of Brawijaya
Gambar 2. Danau Kelimutu di Ende – NTT, sebagai suatu sistem alami. Warna air pada ketiga
danau bervariasi berdasarkan perbedaan musim. Fluktuasi ini sudah terjadi secara
turun temurun dalam waktu yang lama. Masyarakat lokal bisa meramalkan warna
air danau pada musim tertentu (yang akan datang) karena sudah paham betul
akan keteraturan sistem alam ini.
2. Sistem Perikanan
Sistem perikanan pada awalnya ialah suatu sistem alami – terdiri dari komponen ikan,
bintang air lainnya, tumbuhan, bakteri, air dan komponen dasar perairan (abiotik). Masing-
masing komponen saling tergantung dan berinteraksi satu sama lain. Interaksi tersebut
terjadi dalam beberapa bentuk. Para ahli menyebut interaksi ini dengan simbion. Binatang
karang (coral polyp) membentuk simbion atau interaksi saling menguntungkan dengan
sejenis alga yang disebut zooxanthellae. Coral polyp mengambil oksigen dari zooxanthellae
yang berada di dalam tubuhnya. Zooxanthella mendapat bahan organik dari sisa atau kotoran
yang dikeluarkan oleh coral polyp. Kedua organisme ini melakukan simbioses yang saling
menguntungkan satu sama lain (mutual benefit – simbiosis mutualisme).
Wiadnya DGR., D. Setyohadi & E. Susilo - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 4 of 7
Mata Kuliah PIKP /Fisheries System 2012University of Brawijaya
Gambar 3. Anatomi coral polyp
Zooxanthellae, sejenis mikro-alga, tinggal di dalam jaringan coral polyp. Kedua
komponen sistem alam ini saling berinteraksi untuk melengkapi fungsi sistem. coral polyp
mendapat suplai oksigen dari zooxanthellae. Zooxanthellae mendapat makanan dari sisa dan
ekskresi bahan organik yang dikeluarkan oleh coral polyp. Jika tidak ada zooxanthellae, coral
polyp akan mengalami gangguan ekskresi dan tidak mendapat oksigen yang cukup untuk
metabolisme tubuhnya – suatu simbiosis mutualisme, yang saling menguntungkan diantara
dua komponen sistem alami perikanan.
Ikan hiu, karena ukurannya yang relatif besar, kulitnya sering ditumbuhi oleh parasit
dan tidak bisa dibersihkan oleh ikan hiu itu sendiri. Ikan pembersih, Remora sp., bisa
memakan parasit yang menempel pada ikan hiu. Ikan ini (Remora) akan selalu mengikuti
perjalanan ikan hiu, kemanapun dia pergi, sambil memakan parasit yang menempel pada
kulitnya. Ikan Remora mendapat keuntungan karena bisa mendapatkan sebagian makanan
(parasit) dan terhindar dari predator (karena menempel pada ikan hiu). Sebaliknya ikan hiu
tidak merasa dirugikan dengan kehadiran ikan Remora disampingnya – ikan hiu relatif tidak
mendapat keuntungan berarti karena luas permukaan kulitnya jauh lebih tinggi dibandingkan
kemampuan ikan Remora untuk membersihakan seluruh permukaan tubuh ikan hiu.
Gambar 4. Simbiosis komensalisme antara
ikan hiu dengan ikan Remora.
Simbiosis komensalisme antara ikan hiu dan ikan Remora. Walaupun tidak dirugikan,
ikan hiu membiarkan ikan Remora untuk berlindung (menempel) dan memakan
parasit yang menempel pada tubuh ikan ini. Karena luasnya permukaan tubuh ikan
hiu, keberadaan Remora tentu tidak sampai menguntungkan ikan hiu.
Wiadnya DGR., D. Setyohadi & E. Susilo - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 5 of 7
Mata Kuliah PIKP /Fisheries System 2012University of Brawijaya
Alga membutuhkan nutrient dalam bentuk material anorganik untuk dijadikan
karbohidrat. Sebagian dari nutrient yang dibutuhkan alga tidak tersedia secara
melimpah di perairan – contoh misalnya ialah unsur Silikat (Si) atau Seng (Zn).
Beberapa jenis alga berbeda secara bersama membutuhkan minor nutrient ini pada
saat yang sama. Mereka harus bersaing mendapatkan nutrient agar bisa tumbuh dan
berkembang dengan baik. Beberapa alga merah (Rhodophyceae) mampu
berkompetisi dengan jenis alga lainnya, seperti Chlorophyceae. Pada kondisi tertentu
alga merah secara tiba-tiba bisa mendominasi dan tumbuh secara mendadak
(blooming). Interaksi ini disebut kompetisi.
Alga yang dominan, dalam jumlah tertentu ialah makanan bagi ikan-ikan
pemakan plankton. Bentuk interaksi ini disebut grazing. Ikan-ikan pemakan plankton
menjadi makanan ikan-ikan yang lebih besar dan interaksinya disebut predasi.
Sebaliknya, ikan besar akan mati karena penyakit atau kekurangan mangsa.
Akibatnya, sisa ikan yang sudah mati akan jatuh ke dasar perairan serta dimakan
oleh bakteri. Interaksi ini disebut dekomposisi. Semua komponen sistem perikanan
tersebut berjalan secara alami dan membentuk keseimbangan. Jika terjadi
perubahan alam yang ekstrem (seperti kemarau atau hujan berkepanjangan), sistem
alami bisa berfluktuasi atau bergoyang. Namun, pada akhirnya sistem tersebut
membentuk keseimbangan baru yang hampir sama dengan sebelumnya.
Sistem perikanan alami tersebut berubah ketika manusia berusaha untuk
memanipulasi sistem perikanan alami dengan tujuan tertentu (ingat: sistem buatan
mempunyai pernyataan tujuan yang jelas. Sistem alami tidak mempunyai tujuan,
keluaran dari sistem alami dianggap sebagai tujuan dari sistem tersebut). Tujuan
pertama dari masuknya manusia kepada sistem alami ialah mendapatkan ikan
konsumsi (memenuhi kebutuhan energi, untuk tumbuh dan berkembang). Pada
awalnya, sistem alami tidak terpengaruh karena jumlah yang diambil relatif kecil dan
sistem ikan melakukan pemulihan melalui reproduksi. Namun harus diingat bahwa
pemindahan energi ini menyebabkan manusia tumbuh dan berkembang. Semakin
lama, manusia mengambil ikan dalam jumlah yang semakin lama dan sistem alami
mengalami goncangan. Pada tingkat lanjut, manusia mengambil ikan pada laju
melebihi kemampuan ikan untuk melakukan pemulihan – terjadilah peristiwa
tangkap lebih. Ikan ialah salah satu komponen dalam sistem perairan yang
berinteraksi dengan komponen lainnya di dalam sistem perairan. Ketika komponen
ikan berkurang (karena tangkap lebih), sistem alami tentu saja akan mengalami
goncangan atau gangguan. Dia tidak lagi bisa melakukan fungsi sistem secara
optimal.
Berkurangnya ikan menyebabkan berkurangnya jumlah yang bisa ditangkap
oleh manusia. Jika dibiarkan terus, manusia yang berada di luar sistem alami akan
mengalami gangguan. Melalui rekayasa ilmu pengetahuan, manusia memulai
memanipulasi sistem alami perairan (perikanan) dengan mengembangkan budidaya
perairan. Dengan cara ini, manusia bisa melakukan kompensasi untuk memenuhi
kebutuhan energi dalam rangka untuk tumbuh dan berkembang.
Sejak dimulainya penangkapan (teknologi yang pertama) dan budidaya ikan
(teknologi kedua), manusia mulai terkotak-kotak dalam spesialisasi tertentu.
Beberapa orang atau kelompok mempunyai keahlian khusus menangkap ikan.
Kelompok lainnya mempunyai keahlian membudidaya ikan. Kelompok lain juga ahli
dan terspesialisasi dalam bidang lain, selain perikanan. Keahlian ini, semakin lama
semakin dirasa kurang lengkap karena meningkatnya jenis kebutuhan manusia.
Munculah idem asing-masing kelompok untuk saling mempertukarkan produksi dari
masing-masing keahlian dengan kelompok lainnya. Timbulah sistem barter yang
kemudian berkembang menjadi, salah satunya ialah ekonomi perikanan. Karena
Wiadnya DGR., D. Setyohadi & E. Susilo - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 6 of 7
Mata Kuliah PIKP /Fisheries System 2012University of Brawijaya
luasnya sistem barter, mencakup wilayah yang sangat jauh, produk ikan yang saling
dipertukarkan menjadi tidak bernilai. Ikan sebagai nilai barter cepat busuk dan tidak
bisa diterima oleh mitra barter karena manfaatnya sudah berkurang atau hilang.
Mulai saat itu, berkembanglah ide untuk mempertahankan kualitas dalam waktu
yang relatif lama, sampai terjadinya proses barter (ekonomi). Perkembangan
teknologi ke-empat ini kemudia disebut dengan teknologi hasil perikanan.
Ketika manusia mulai mempengaruhi sistem alami perikanan, pada saat itu
pula sistem alami mengalami gangguan atau goncangan. Sayangnya, manusia tidak
memberi kesempatan pada sistem alami untuk membentuk keseimbangan yang
baru. Hal ini disebabkan karena sejak mulai eksploitasi perairan, manusia tidak
pernah memberikan sistem alami untuk beristirahat. Manusia mulai melakukan
manipulasi sistem alami untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak – menangkap
ikan dilakukan dengan potasium, racun atau bom ikan. Budidaya ikan dilakukan
dengan memberikan pakan secara berlebihan. Kualitas ikan dipertahankan dengan
memberikan bahan-bahan pengawet secara berlebihan. Sistem barter berkembang
dan melibatkan kelompok masyarakat yang sangat jauh dari kegiatan produksi ikan.
Semua manipulasi teknologi tersebut (penangkapan, budidaya, pengolahan dan
ekonomi), selain menurunkan sistem alam, juga merugikan manusia.
Setelah mengalami kesulitan mendapatkan ikan (proses produksi), manusia
mulai belajar bahwa ikan ialah komponen yang saling berinteraksi dalam suatu
sistem alam perairan. Kita mulai menyadari bahwa jika diambil secara berlebihan,
jumlahnya akan berkurang. jika ikan diberi pakan secara berlebih, sisa pakan akan
mempengaruhi air dan menyebabkan tumbuhnya penyakit yang menyerang ikan.
Menangkap ikan dengan racun pada akhirnya merusak karang dan berdampak
negatif bagi ikan. Bahan pengawet yang digunakan dalam proses pengolahan ikan
juga berdampak negatif bagi lingkungan disekitarnya. Dari pengalaman ini kita mulai
mempelajari sistem alam (limnology untuk air tawar dan oseanografi untuk air laut).
Dari pengetahuan lingkungan perikanan, kita mengambil kesimpulan untuk
mengatur cara mengambil ikan, cara budidaya ikan, cara mengolah ikan maupun
kekuatan barter ikan (ekonomi) dengan memperhatikan sistem alami. Manusia
dalam masyarakat harus menerapkan etika sosial (memperhatikan kepentingan
orang lain) dalam bertingkah laku, termasuk dalam mengambil ikan. Proses-proses
ini berkembang sedemikian rupa menjadi tatanan sosial perikanan.
3. Ringkasan
Ikan bisa dikatakan sebagai satu dari set komponen-komponen yang
membentuk sistem alami perikanan. Sistem ini membentuk keseimbangan, atau jika
terguncang, akan segera membentuk keseimbangan baru. Manusia mulai merubah
sistem alami perikanan melalui empat rekayasa atau motivasi: penangkapan,
budidaya, pengolahan dan ekonomi. Ke-empat rekayasa tersebut menyebabkan
sistem alami perikanan mengalami guncangan dan tidak sempat membentuk
keseimbangan baru (karena tekanan dilakukan secara terus menerus). Sebagai
akibatnya, manusia mengalami kerugian dari usahanya untuk memanipulasi sistem
alami. Kita mulai belajar tentang komponen dan cara bekerjanya sistem (limnology
dan oseanografi). Dari pembelajaran tersebut, manusia mulai mengembangkan
rekayasa sosial dalam bentuk etika pemanfaatan sumberdaya perikanan.
Wiadnya DGR., D. Setyohadi & E. Susilo - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 7 of 7
Mata Kuliah PIKP /Fisheries System 2012University of Brawijaya
REFERENSI
Briggs, J. C., 2005a. The Marine East Indies: diversity and speciation. Journal of
Biogeography 32: 1517-1522.
Briggs, J. C., 2005b. Coral reefs: Conserving the evolutionary sources. Biological
Conservation 126: 297-305.
Charles A T., 2001. Sustainable Fishery Systems. Blackwell Science Ltd. Oxford.
370 pp
___________, 2002. Use Rights and Responsible Fisheries: Limiting Access and
Harvesting Trought Rights-based Management. In Cochrane, K.L (editor).
A Fishery Manager’s Guidebook. Management Measures and Their
Application. FAO Fisheries Technical Paper No. 424. Rome. pp 131-158.
UU. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004. Tentang
Perikanan. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433.

More Related Content

What's hot

Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"Biology Education
 
Makalah ekosistem
Makalah ekosistemMakalah ekosistem
Makalah ekosistemrayyanqisya
 
Materi Ilmu Pengetahuan Alam Tema 5 Subtema 3 Pembelajaran 1
Materi Ilmu Pengetahuan Alam Tema 5 Subtema 3 Pembelajaran 1Materi Ilmu Pengetahuan Alam Tema 5 Subtema 3 Pembelajaran 1
Materi Ilmu Pengetahuan Alam Tema 5 Subtema 3 Pembelajaran 1Agung DuTha
 
Organisme laut dalam
Organisme laut dalamOrganisme laut dalam
Organisme laut dalamfariz90
 
Saling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistemSaling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistemPoetra Chebhungsu
 
Makalah konsep Dasar IPA "EKOSISTEM"
Makalah konsep Dasar IPA "EKOSISTEM"Makalah konsep Dasar IPA "EKOSISTEM"
Makalah konsep Dasar IPA "EKOSISTEM"ririyapgmib
 
Ekosistem kelas1 biologi
Ekosistem kelas1 biologiEkosistem kelas1 biologi
Ekosistem kelas1 biologiRangga Db
 
BIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDFBIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDFppghybrid4
 
Kelompok 4 ekosistem
Kelompok 4 ekosistemKelompok 4 ekosistem
Kelompok 4 ekosistemUNIB
 
MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF FitriNurAisyah1
 
Ekologi dan konsep_ekosistem
Ekologi dan konsep_ekosistemEkologi dan konsep_ekosistem
Ekologi dan konsep_ekosistemQusyairi Amira
 
Makalah IPA ( KOMPONEN EKOSISTEM )
Makalah IPA ( KOMPONEN EKOSISTEM )Makalah IPA ( KOMPONEN EKOSISTEM )
Makalah IPA ( KOMPONEN EKOSISTEM )Dedi Setiadi
 

What's hot (20)

Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Ekosistem kebun
Ekosistem kebunEkosistem kebun
Ekosistem kebun
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
 
Makalah ekosistem
Makalah ekosistemMakalah ekosistem
Makalah ekosistem
 
Materi Ilmu Pengetahuan Alam Tema 5 Subtema 3 Pembelajaran 1
Materi Ilmu Pengetahuan Alam Tema 5 Subtema 3 Pembelajaran 1Materi Ilmu Pengetahuan Alam Tema 5 Subtema 3 Pembelajaran 1
Materi Ilmu Pengetahuan Alam Tema 5 Subtema 3 Pembelajaran 1
 
Organisme laut dalam
Organisme laut dalamOrganisme laut dalam
Organisme laut dalam
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Ekosistem pada hewan
Ekosistem pada hewanEkosistem pada hewan
Ekosistem pada hewan
 
Saling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistemSaling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistem
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Makalah konsep Dasar IPA "EKOSISTEM"
Makalah konsep Dasar IPA "EKOSISTEM"Makalah konsep Dasar IPA "EKOSISTEM"
Makalah konsep Dasar IPA "EKOSISTEM"
 
Ekosistem kelas1 biologi
Ekosistem kelas1 biologiEkosistem kelas1 biologi
Ekosistem kelas1 biologi
 
Konsep Ekosistem
Konsep EkosistemKonsep Ekosistem
Konsep Ekosistem
 
Ekol 2 konsep-ekosistem
Ekol 2 konsep-ekosistemEkol 2 konsep-ekosistem
Ekol 2 konsep-ekosistem
 
BIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDFBIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDF
 
Kelompok 4 ekosistem
Kelompok 4 ekosistemKelompok 4 ekosistem
Kelompok 4 ekosistem
 
MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
 
Ekologi dan konsep_ekosistem
Ekologi dan konsep_ekosistemEkologi dan konsep_ekosistem
Ekologi dan konsep_ekosistem
 
Makalah IPA ( KOMPONEN EKOSISTEM )
Makalah IPA ( KOMPONEN EKOSISTEM )Makalah IPA ( KOMPONEN EKOSISTEM )
Makalah IPA ( KOMPONEN EKOSISTEM )
 
Ayu
AyuAyu
Ayu
 

Viewers also liked

Pikp modul03-subsistem kelautan marines-
Pikp modul03-subsistem kelautan  marines-Pikp modul03-subsistem kelautan  marines-
Pikp modul03-subsistem kelautan marines-Yosie Andre Victora
 
Pikp modul09 pikp ss sosial budaya
Pikp modul09 pikp ss sosial budayaPikp modul09 pikp ss sosial budaya
Pikp modul09 pikp ss sosial budayaYosie Andre Victora
 
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapanAlat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapanJaya Nugraha
 
Pikp modul07 sub sistem budidaya
Pikp modul07 sub sistem budidayaPikp modul07 sub sistem budidaya
Pikp modul07 sub sistem budidayaYosie Andre Victora
 
Pikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahanPikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahanYosie Andre Victora
 
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...Badiuzzaman
 
Alat alat elektronik yang ada di kapal 1
Alat alat elektronik yang ada di kapal 1Alat alat elektronik yang ada di kapal 1
Alat alat elektronik yang ada di kapal 1Arly Hidayat
 
TUGAS MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN (ALAT BANTU PURSE S...
TUGAS MATA KULIAH  MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN  (ALAT BANTU PURSE S...TUGAS MATA KULIAH  MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN  (ALAT BANTU PURSE S...
TUGAS MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN (ALAT BANTU PURSE S...Badiuzzaman
 
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnyaKapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnyaFazrin Heros
 
Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013
Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013
Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013Aldo Rahmat
 

Viewers also liked (19)

Pikp modul03-subsistem kelautan marines-
Pikp modul03-subsistem kelautan  marines-Pikp modul03-subsistem kelautan  marines-
Pikp modul03-subsistem kelautan marines-
 
Skripsi bagan
Skripsi baganSkripsi bagan
Skripsi bagan
 
Pikp module10-hukum & kebij
Pikp module10-hukum & kebijPikp module10-hukum & kebij
Pikp module10-hukum & kebij
 
Pikp modul09 pikp ss sosial budaya
Pikp modul09 pikp ss sosial budayaPikp modul09 pikp ss sosial budaya
Pikp modul09 pikp ss sosial budaya
 
Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1
 
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapanAlat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
 
Pikp modul07 sub sistem budidaya
Pikp modul07 sub sistem budidayaPikp modul07 sub sistem budidaya
Pikp modul07 sub sistem budidaya
 
Pikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahanPikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahan
 
Pikp modul01-pengantar mk
Pikp modul01-pengantar mkPikp modul01-pengantar mk
Pikp modul01-pengantar mk
 
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...
 
Alat alat elektronik yang ada di kapal 1
Alat alat elektronik yang ada di kapal 1Alat alat elektronik yang ada di kapal 1
Alat alat elektronik yang ada di kapal 1
 
Pikp modul06-ss perik tangkap
Pikp modul06-ss perik tangkapPikp modul06-ss perik tangkap
Pikp modul06-ss perik tangkap
 
21. penangkapan
21.  penangkapan21.  penangkapan
21. penangkapan
 
TUGAS MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN (ALAT BANTU PURSE S...
TUGAS MATA KULIAH  MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN  (ALAT BANTU PURSE S...TUGAS MATA KULIAH  MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN  (ALAT BANTU PURSE S...
TUGAS MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN (ALAT BANTU PURSE S...
 
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnyaKapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
 
Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013
Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013
Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013
 
Sistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkapSistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkap
 
Pikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikanPikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikan
 
Kepelautan1
Kepelautan1Kepelautan1
Kepelautan1
 

Similar to Sistem Perikanan

5 ekosistem-dan-interaksi
5 ekosistem-dan-interaksi5 ekosistem-dan-interaksi
5 ekosistem-dan-interaksiIrawati Ibrahim
 
ekosistem.ppt
ekosistem.pptekosistem.ppt
ekosistem.pptiPadPro8
 
Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan pertemuan 2
Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan pertemuan 2Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan pertemuan 2
Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan pertemuan 2Meli Fitriani
 
Materi Kuliah Biologi Ekosistem.pptx
Materi Kuliah Biologi Ekosistem.pptxMateri Kuliah Biologi Ekosistem.pptx
Materi Kuliah Biologi Ekosistem.pptxIntanSoelaluSoenyumP
 
PPT (ekosistem)BY DELA NAVARIN.pptx
PPT (ekosistem)BY DELA NAVARIN.pptxPPT (ekosistem)BY DELA NAVARIN.pptx
PPT (ekosistem)BY DELA NAVARIN.pptxDelaNavarin1
 
Bab 6. IPA Kelas 7 (Ekologi dan Keragaman Hayati ) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Ku...
Bab 6. IPA Kelas 7 (Ekologi dan Keragaman Hayati ) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Ku...Bab 6. IPA Kelas 7 (Ekologi dan Keragaman Hayati ) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Ku...
Bab 6. IPA Kelas 7 (Ekologi dan Keragaman Hayati ) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Ku...ZainulHasan13
 
dela (ekosistem).pptx
dela (ekosistem).pptxdela (ekosistem).pptx
dela (ekosistem).pptxdelanavarin
 
dela (ekosistem).pptx
dela (ekosistem).pptxdela (ekosistem).pptx
dela (ekosistem).pptxSitiDudung
 
Pengertian dan Jenis-Jenis Ekosistem
Pengertian dan Jenis-Jenis EkosistemPengertian dan Jenis-Jenis Ekosistem
Pengertian dan Jenis-Jenis EkosistemHana Medina
 
Biologibab9new 120413034626-phpapp02
Biologibab9new 120413034626-phpapp02Biologibab9new 120413034626-phpapp02
Biologibab9new 120413034626-phpapp02YUSLI Jusuf Ahmad
 
Biologi Kelas X SMA/MA/SMK_Ekosistem dan Lingkungan Hidup
Biologi Kelas X SMA/MA/SMK_Ekosistem dan Lingkungan HidupBiologi Kelas X SMA/MA/SMK_Ekosistem dan Lingkungan Hidup
Biologi Kelas X SMA/MA/SMK_Ekosistem dan Lingkungan Hidupagungsyahputra
 
01 mahluk-hidup-dan-lingkungannya
01 mahluk-hidup-dan-lingkungannya01 mahluk-hidup-dan-lingkungannya
01 mahluk-hidup-dan-lingkungannyaAnto Chapoeraca
 

Similar to Sistem Perikanan (20)

5 ekosistem-dan-interaksi
5 ekosistem-dan-interaksi5 ekosistem-dan-interaksi
5 ekosistem-dan-interaksi
 
ekosistem.ppt
ekosistem.pptekosistem.ppt
ekosistem.ppt
 
ekosistem.ppt
ekosistem.pptekosistem.ppt
ekosistem.ppt
 
Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan pertemuan 2
Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan pertemuan 2Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan pertemuan 2
Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan pertemuan 2
 
Materi Kuliah Biologi Ekosistem.pptx
Materi Kuliah Biologi Ekosistem.pptxMateri Kuliah Biologi Ekosistem.pptx
Materi Kuliah Biologi Ekosistem.pptx
 
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang VanamePengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
 
Ekosistem Sungai (IPA VII)
Ekosistem Sungai (IPA VII)Ekosistem Sungai (IPA VII)
Ekosistem Sungai (IPA VII)
 
PPT (ekosistem)BY DELA NAVARIN.pptx
PPT (ekosistem)BY DELA NAVARIN.pptxPPT (ekosistem)BY DELA NAVARIN.pptx
PPT (ekosistem)BY DELA NAVARIN.pptx
 
Bab 6. IPA Kelas 7 (Ekologi dan Keragaman Hayati ) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Ku...
Bab 6. IPA Kelas 7 (Ekologi dan Keragaman Hayati ) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Ku...Bab 6. IPA Kelas 7 (Ekologi dan Keragaman Hayati ) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Ku...
Bab 6. IPA Kelas 7 (Ekologi dan Keragaman Hayati ) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Ku...
 
dela (ekosistem).pptx
dela (ekosistem).pptxdela (ekosistem).pptx
dela (ekosistem).pptx
 
dela (ekosistem).pptx
dela (ekosistem).pptxdela (ekosistem).pptx
dela (ekosistem).pptx
 
Pengertian dan Jenis-Jenis Ekosistem
Pengertian dan Jenis-Jenis EkosistemPengertian dan Jenis-Jenis Ekosistem
Pengertian dan Jenis-Jenis Ekosistem
 
Unit 9 ekosistem x
Unit 9 ekosistem xUnit 9 ekosistem x
Unit 9 ekosistem x
 
Ekosistem.pptx
Ekosistem.pptxEkosistem.pptx
Ekosistem.pptx
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Biologibab9new 120413034626-phpapp02
Biologibab9new 120413034626-phpapp02Biologibab9new 120413034626-phpapp02
Biologibab9new 120413034626-phpapp02
 
Biologi Kelas X SMA/MA/SMK_Ekosistem dan Lingkungan Hidup
Biologi Kelas X SMA/MA/SMK_Ekosistem dan Lingkungan HidupBiologi Kelas X SMA/MA/SMK_Ekosistem dan Lingkungan Hidup
Biologi Kelas X SMA/MA/SMK_Ekosistem dan Lingkungan Hidup
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Bab i udangku
Bab i udangkuBab i udangku
Bab i udangku
 
01 mahluk-hidup-dan-lingkungannya
01 mahluk-hidup-dan-lingkungannya01 mahluk-hidup-dan-lingkungannya
01 mahluk-hidup-dan-lingkungannya
 

More from Yosie Andre Victora (20)

13. komunikasi
13. komunikasi13. komunikasi
13. komunikasi
 
12. motivasi
12. motivasi12. motivasi
12. motivasi
 
11. kepemimpinan
11. kepemimpinan11. kepemimpinan
11. kepemimpinan
 
10. penyusunan personalia
10. penyusunan personalia10. penyusunan personalia
10. penyusunan personalia
 
8. koordinasi dan rentang manajemen
8. koordinasi dan rentang manajemen8. koordinasi dan rentang manajemen
8. koordinasi dan rentang manajemen
 
6. pembuatan keputusan
6. pembuatan keputusan6. pembuatan keputusan
6. pembuatan keputusan
 
5. peneetapan tujuan
5. peneetapan tujuan5. peneetapan tujuan
5. peneetapan tujuan
 
4.proses perencanaan
4.proses perencanaan4.proses perencanaan
4.proses perencanaan
 
3. lingkungan organisasi manajemen
3. lingkungan organisasi manajemen3. lingkungan organisasi manajemen
3. lingkungan organisasi manajemen
 
2. sejarah teori manajemen
2. sejarah teori manajemen 2. sejarah teori manajemen
2. sejarah teori manajemen
 
1. manajemen dan pengelolaan
1. manajemen dan pengelolaan1. manajemen dan pengelolaan
1. manajemen dan pengelolaan
 
14. pengawasan
14. pengawasan14. pengawasan
14. pengawasan
 
Uu no 31 2004_perikanan
Uu no 31 2004_perikananUu no 31 2004_perikanan
Uu no 31 2004_perikanan
 
Sosialisasi praktikum zoology ub 2013
Sosialisasi praktikum zoology ub 2013Sosialisasi praktikum zoology ub 2013
Sosialisasi praktikum zoology ub 2013
 
Tugas resume dasmen ub
Tugas resume dasmen ubTugas resume dasmen ub
Tugas resume dasmen ub
 
Gambar gambar mangrove botani ub
Gambar gambar mangrove botani ubGambar gambar mangrove botani ub
Gambar gambar mangrove botani ub
 
Salino meter
Salino meterSalino meter
Salino meter
 
Plankton net
Plankton netPlankton net
Plankton net
 
Pipet tetes
Pipet tetesPipet tetes
Pipet tetes
 
Ph meter
Ph meterPh meter
Ph meter
 

Recently uploaded

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 

Recently uploaded (11)

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 

Sistem Perikanan

  • 1. Wiadnya DGR & D. Setyohadi - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN PENGANTAR ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN: Sistem Perikanan (Fisheries system) Wiadnya, DGR., D. Setyohadi & E. Susilo Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Email : dgr_wiadnya@ub.ac.id; daduks@ub.ac.id A. Nama/Judul Pokok Bahasan : Sistem Perikanan B. Deskripsi Singkat (pokok bahasan) : Pokok bahasan ini membahas pengertian sistem secara umum, yang terdiri dari sistem alam dan buatan. Pengertian Sistem Perikanan adalah termasuk kedalam pengertian keduanya diatas. Sistem perikanan terbentuk dari beberapa subsistem, yaitu: alamiah yang terdiridari habitat laut dan tawar serta sumberdaya ikan; perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengawetan ikan, sosial dan ekonomi perikanan, serta komponen hukum dan kebijakan perikanan dan manajemen perikanan. C. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Peserta mampu menjelaskan (dengan kalimat sendiri) tentang sistem perikanan; 2. Peserta bisa menyebutkan dengan benar semua komponen dari sistem perikanan. 3. Peserta mampu menjelaskan sub-komponen dari masing-masing komponen pada sistem perikanan. D. Isi Pokok Bahasan 1. Pendahuluan Sampai saat ini kita sudah membahas definisi perikanan, baik dalam ruang lingkup ilmiah maupun lingkup yang luas. Sebelum membahas sistem perikanan secara keseluruhan, ada baiknya kita mulai dari pembahasan istilah sistem. Sistem bisa diartikan sebagai sebuah set terdiri dari berbagai komponen, masing-masing komponen terangkai dan saling terkait sedemikian rupa untuk melakukan fungsi sistem – tanpa interaksi dan kaitan satu sama lain, dia tidak terangkai sebagai sistem. Sebagai contoh, kita bayangkan sebuah sepeda motor sebagai suatu sistem. 2 MODUL
  • 2. Wiadnya DGR & D. Setyohadi - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN Pada gambar di sebelah kita mengenal beberapa komponen, seperti: ban, kenalpot, stang, standar (jagrag), saddle, rem, gas, perseneleng, mesin, tangki minyak dengan slang dan rantai. Masing-masing komponen secara terpisah tidak mempunyai arti bagi kita. Namun ketika semua komponen tersebut dirakit saling terkait satu sama lain, dia bisa membawa pengemudi ke tempat yang diinginkan dalam waktu yang lebih cepat. Gambar 1. Sebuah foto sepeda motor jenis kuno Sepeda motor ialah suatu sistem yang dibuat oleh manusia dengan cara merakit berbagai komponen dan mengusahakan agar masing-masing komponen saling berinteraksi untuk melakukan fungsi sistem. kita tahu bahwa jika salah satu komponen pada sepeda motor tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sistem ini akan mengalami goncangan atau tidak normal. Sebagai sebuah sistem, sepeda motor termasuk sistem buatan, yang dirancang oleh seorang ahli sistem. Lawan dari sistem buatan tentu saja ialah sistem alam – Danau Grati di Lumajang, Selat Madura atau Sungai Brantas bisa dibayangkan sebagai contoh- contoh dari sistem alami. Pada sistem alami, dia terjadi secara alami tanpa tujuan yang jelas. Output atau keluaran dari sistem alami bisa dianggap sebagai tujuan. Jika terjadi gangguan, sistem ini akan mengalami guncangan dan berfluktuasi. Setelah beberapa lama, sistem akan kembali normal pada keseimbangan yang baru. Sistem buatan, dibuat (dimanipulasi) dan diatur oleh manusia untuk mencapai pernyataan tujuan tertentu yang sangat jelas. Sistem sepeda motor misalnya, dibuat dan diatur oleh manusia dengan tujuan untuk memindahkan (transport) penumpang sampai pada tempat baru dalam waktu yang lebih pendek.
  • 3. Wiadnya DGR., D. Setyohadi & E. Susilo - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN Page 3 of 7 Mata Kuliah PIKP /Fisheries System 2012University of Brawijaya Gambar 2. Danau Kelimutu di Ende – NTT, sebagai suatu sistem alami. Warna air pada ketiga danau bervariasi berdasarkan perbedaan musim. Fluktuasi ini sudah terjadi secara turun temurun dalam waktu yang lama. Masyarakat lokal bisa meramalkan warna air danau pada musim tertentu (yang akan datang) karena sudah paham betul akan keteraturan sistem alam ini. 2. Sistem Perikanan Sistem perikanan pada awalnya ialah suatu sistem alami – terdiri dari komponen ikan, bintang air lainnya, tumbuhan, bakteri, air dan komponen dasar perairan (abiotik). Masing- masing komponen saling tergantung dan berinteraksi satu sama lain. Interaksi tersebut terjadi dalam beberapa bentuk. Para ahli menyebut interaksi ini dengan simbion. Binatang karang (coral polyp) membentuk simbion atau interaksi saling menguntungkan dengan sejenis alga yang disebut zooxanthellae. Coral polyp mengambil oksigen dari zooxanthellae yang berada di dalam tubuhnya. Zooxanthella mendapat bahan organik dari sisa atau kotoran yang dikeluarkan oleh coral polyp. Kedua organisme ini melakukan simbioses yang saling menguntungkan satu sama lain (mutual benefit – simbiosis mutualisme).
  • 4. Wiadnya DGR., D. Setyohadi & E. Susilo - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN Page 4 of 7 Mata Kuliah PIKP /Fisheries System 2012University of Brawijaya Gambar 3. Anatomi coral polyp Zooxanthellae, sejenis mikro-alga, tinggal di dalam jaringan coral polyp. Kedua komponen sistem alam ini saling berinteraksi untuk melengkapi fungsi sistem. coral polyp mendapat suplai oksigen dari zooxanthellae. Zooxanthellae mendapat makanan dari sisa dan ekskresi bahan organik yang dikeluarkan oleh coral polyp. Jika tidak ada zooxanthellae, coral polyp akan mengalami gangguan ekskresi dan tidak mendapat oksigen yang cukup untuk metabolisme tubuhnya – suatu simbiosis mutualisme, yang saling menguntungkan diantara dua komponen sistem alami perikanan. Ikan hiu, karena ukurannya yang relatif besar, kulitnya sering ditumbuhi oleh parasit dan tidak bisa dibersihkan oleh ikan hiu itu sendiri. Ikan pembersih, Remora sp., bisa memakan parasit yang menempel pada ikan hiu. Ikan ini (Remora) akan selalu mengikuti perjalanan ikan hiu, kemanapun dia pergi, sambil memakan parasit yang menempel pada kulitnya. Ikan Remora mendapat keuntungan karena bisa mendapatkan sebagian makanan (parasit) dan terhindar dari predator (karena menempel pada ikan hiu). Sebaliknya ikan hiu tidak merasa dirugikan dengan kehadiran ikan Remora disampingnya – ikan hiu relatif tidak mendapat keuntungan berarti karena luas permukaan kulitnya jauh lebih tinggi dibandingkan kemampuan ikan Remora untuk membersihakan seluruh permukaan tubuh ikan hiu. Gambar 4. Simbiosis komensalisme antara ikan hiu dengan ikan Remora. Simbiosis komensalisme antara ikan hiu dan ikan Remora. Walaupun tidak dirugikan, ikan hiu membiarkan ikan Remora untuk berlindung (menempel) dan memakan parasit yang menempel pada tubuh ikan ini. Karena luasnya permukaan tubuh ikan hiu, keberadaan Remora tentu tidak sampai menguntungkan ikan hiu.
  • 5. Wiadnya DGR., D. Setyohadi & E. Susilo - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN Page 5 of 7 Mata Kuliah PIKP /Fisheries System 2012University of Brawijaya Alga membutuhkan nutrient dalam bentuk material anorganik untuk dijadikan karbohidrat. Sebagian dari nutrient yang dibutuhkan alga tidak tersedia secara melimpah di perairan – contoh misalnya ialah unsur Silikat (Si) atau Seng (Zn). Beberapa jenis alga berbeda secara bersama membutuhkan minor nutrient ini pada saat yang sama. Mereka harus bersaing mendapatkan nutrient agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Beberapa alga merah (Rhodophyceae) mampu berkompetisi dengan jenis alga lainnya, seperti Chlorophyceae. Pada kondisi tertentu alga merah secara tiba-tiba bisa mendominasi dan tumbuh secara mendadak (blooming). Interaksi ini disebut kompetisi. Alga yang dominan, dalam jumlah tertentu ialah makanan bagi ikan-ikan pemakan plankton. Bentuk interaksi ini disebut grazing. Ikan-ikan pemakan plankton menjadi makanan ikan-ikan yang lebih besar dan interaksinya disebut predasi. Sebaliknya, ikan besar akan mati karena penyakit atau kekurangan mangsa. Akibatnya, sisa ikan yang sudah mati akan jatuh ke dasar perairan serta dimakan oleh bakteri. Interaksi ini disebut dekomposisi. Semua komponen sistem perikanan tersebut berjalan secara alami dan membentuk keseimbangan. Jika terjadi perubahan alam yang ekstrem (seperti kemarau atau hujan berkepanjangan), sistem alami bisa berfluktuasi atau bergoyang. Namun, pada akhirnya sistem tersebut membentuk keseimbangan baru yang hampir sama dengan sebelumnya. Sistem perikanan alami tersebut berubah ketika manusia berusaha untuk memanipulasi sistem perikanan alami dengan tujuan tertentu (ingat: sistem buatan mempunyai pernyataan tujuan yang jelas. Sistem alami tidak mempunyai tujuan, keluaran dari sistem alami dianggap sebagai tujuan dari sistem tersebut). Tujuan pertama dari masuknya manusia kepada sistem alami ialah mendapatkan ikan konsumsi (memenuhi kebutuhan energi, untuk tumbuh dan berkembang). Pada awalnya, sistem alami tidak terpengaruh karena jumlah yang diambil relatif kecil dan sistem ikan melakukan pemulihan melalui reproduksi. Namun harus diingat bahwa pemindahan energi ini menyebabkan manusia tumbuh dan berkembang. Semakin lama, manusia mengambil ikan dalam jumlah yang semakin lama dan sistem alami mengalami goncangan. Pada tingkat lanjut, manusia mengambil ikan pada laju melebihi kemampuan ikan untuk melakukan pemulihan – terjadilah peristiwa tangkap lebih. Ikan ialah salah satu komponen dalam sistem perairan yang berinteraksi dengan komponen lainnya di dalam sistem perairan. Ketika komponen ikan berkurang (karena tangkap lebih), sistem alami tentu saja akan mengalami goncangan atau gangguan. Dia tidak lagi bisa melakukan fungsi sistem secara optimal. Berkurangnya ikan menyebabkan berkurangnya jumlah yang bisa ditangkap oleh manusia. Jika dibiarkan terus, manusia yang berada di luar sistem alami akan mengalami gangguan. Melalui rekayasa ilmu pengetahuan, manusia memulai memanipulasi sistem alami perairan (perikanan) dengan mengembangkan budidaya perairan. Dengan cara ini, manusia bisa melakukan kompensasi untuk memenuhi kebutuhan energi dalam rangka untuk tumbuh dan berkembang. Sejak dimulainya penangkapan (teknologi yang pertama) dan budidaya ikan (teknologi kedua), manusia mulai terkotak-kotak dalam spesialisasi tertentu. Beberapa orang atau kelompok mempunyai keahlian khusus menangkap ikan. Kelompok lainnya mempunyai keahlian membudidaya ikan. Kelompok lain juga ahli dan terspesialisasi dalam bidang lain, selain perikanan. Keahlian ini, semakin lama semakin dirasa kurang lengkap karena meningkatnya jenis kebutuhan manusia. Munculah idem asing-masing kelompok untuk saling mempertukarkan produksi dari masing-masing keahlian dengan kelompok lainnya. Timbulah sistem barter yang kemudian berkembang menjadi, salah satunya ialah ekonomi perikanan. Karena
  • 6. Wiadnya DGR., D. Setyohadi & E. Susilo - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN Page 6 of 7 Mata Kuliah PIKP /Fisheries System 2012University of Brawijaya luasnya sistem barter, mencakup wilayah yang sangat jauh, produk ikan yang saling dipertukarkan menjadi tidak bernilai. Ikan sebagai nilai barter cepat busuk dan tidak bisa diterima oleh mitra barter karena manfaatnya sudah berkurang atau hilang. Mulai saat itu, berkembanglah ide untuk mempertahankan kualitas dalam waktu yang relatif lama, sampai terjadinya proses barter (ekonomi). Perkembangan teknologi ke-empat ini kemudia disebut dengan teknologi hasil perikanan. Ketika manusia mulai mempengaruhi sistem alami perikanan, pada saat itu pula sistem alami mengalami gangguan atau goncangan. Sayangnya, manusia tidak memberi kesempatan pada sistem alami untuk membentuk keseimbangan yang baru. Hal ini disebabkan karena sejak mulai eksploitasi perairan, manusia tidak pernah memberikan sistem alami untuk beristirahat. Manusia mulai melakukan manipulasi sistem alami untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak – menangkap ikan dilakukan dengan potasium, racun atau bom ikan. Budidaya ikan dilakukan dengan memberikan pakan secara berlebihan. Kualitas ikan dipertahankan dengan memberikan bahan-bahan pengawet secara berlebihan. Sistem barter berkembang dan melibatkan kelompok masyarakat yang sangat jauh dari kegiatan produksi ikan. Semua manipulasi teknologi tersebut (penangkapan, budidaya, pengolahan dan ekonomi), selain menurunkan sistem alam, juga merugikan manusia. Setelah mengalami kesulitan mendapatkan ikan (proses produksi), manusia mulai belajar bahwa ikan ialah komponen yang saling berinteraksi dalam suatu sistem alam perairan. Kita mulai menyadari bahwa jika diambil secara berlebihan, jumlahnya akan berkurang. jika ikan diberi pakan secara berlebih, sisa pakan akan mempengaruhi air dan menyebabkan tumbuhnya penyakit yang menyerang ikan. Menangkap ikan dengan racun pada akhirnya merusak karang dan berdampak negatif bagi ikan. Bahan pengawet yang digunakan dalam proses pengolahan ikan juga berdampak negatif bagi lingkungan disekitarnya. Dari pengalaman ini kita mulai mempelajari sistem alam (limnology untuk air tawar dan oseanografi untuk air laut). Dari pengetahuan lingkungan perikanan, kita mengambil kesimpulan untuk mengatur cara mengambil ikan, cara budidaya ikan, cara mengolah ikan maupun kekuatan barter ikan (ekonomi) dengan memperhatikan sistem alami. Manusia dalam masyarakat harus menerapkan etika sosial (memperhatikan kepentingan orang lain) dalam bertingkah laku, termasuk dalam mengambil ikan. Proses-proses ini berkembang sedemikian rupa menjadi tatanan sosial perikanan. 3. Ringkasan Ikan bisa dikatakan sebagai satu dari set komponen-komponen yang membentuk sistem alami perikanan. Sistem ini membentuk keseimbangan, atau jika terguncang, akan segera membentuk keseimbangan baru. Manusia mulai merubah sistem alami perikanan melalui empat rekayasa atau motivasi: penangkapan, budidaya, pengolahan dan ekonomi. Ke-empat rekayasa tersebut menyebabkan sistem alami perikanan mengalami guncangan dan tidak sempat membentuk keseimbangan baru (karena tekanan dilakukan secara terus menerus). Sebagai akibatnya, manusia mengalami kerugian dari usahanya untuk memanipulasi sistem alami. Kita mulai belajar tentang komponen dan cara bekerjanya sistem (limnology dan oseanografi). Dari pembelajaran tersebut, manusia mulai mengembangkan rekayasa sosial dalam bentuk etika pemanfaatan sumberdaya perikanan.
  • 7. Wiadnya DGR., D. Setyohadi & E. Susilo - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN Page 7 of 7 Mata Kuliah PIKP /Fisheries System 2012University of Brawijaya REFERENSI Briggs, J. C., 2005a. The Marine East Indies: diversity and speciation. Journal of Biogeography 32: 1517-1522. Briggs, J. C., 2005b. Coral reefs: Conserving the evolutionary sources. Biological Conservation 126: 297-305. Charles A T., 2001. Sustainable Fishery Systems. Blackwell Science Ltd. Oxford. 370 pp ___________, 2002. Use Rights and Responsible Fisheries: Limiting Access and Harvesting Trought Rights-based Management. In Cochrane, K.L (editor). A Fishery Manager’s Guidebook. Management Measures and Their Application. FAO Fisheries Technical Paper No. 424. Rome. pp 131-158. UU. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004. Tentang Perikanan. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433.