Modul ini membahas tentang pengertian laut dan pembagian wilayah laut. Laut merupakan kumpulan air asin yang luas dan menutupi sekitar 70% permukaan bumi. Secara vertikal, laut dibagi menjadi beberapa wilayah berdasarkan kedalaman. Secara horizontal, laut terbagi menjadi empat samudera besar yaitu Samudera Pasifik, Hindia, Atlantik, dan Arktik. Modul ini juga menjelaskan beberapa istilah terk
1. PENGANTAR ILMU KELAUTAN DAN
PERIKANAN:
SubSistem Alamiah: Kelautan (Marines)
Setyohadi. D & DGR. Wiadnya
Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
Email : daduks@ub.ac.id; dgr_wiadnya@ub.ac.id
A. Pokok Bahasan : SubSistem Alamiah: Kelautan
B. Deskripsi Pokok Bahasan: Modul ini membahas tentang
pengertian laut, samudra dan beberapa istilah kelautan.
Pembagian wilayah laut secara vertikal dan horizontal. Diakhir
modul membahas bentuk-bentuk eksploitasi yang dilakukan
manusia untuk memanfaatkan laut sebagai sumberdaya alam.
C. Tujuan Instruksional Khusus:
1. Peserta bisa menyebutkan pembagian wilayah (mintakat) di
laut berdasarkan perbedaan kedalaman;
2. Peserta bisa menjelaskan peran laut dalam kehidupan di
bumi;
3. Peserta mampu menyebutkan paling tidak tiga bentuk
eksploitasi yang dilakukan manusia untuk memanfaatkan laut
sebagai sumber daya.
D. Isi Bahasan
1. Pendahuluan
Dari sisi Bahasa Indonesia pengertian laut adalah kumpulan air
asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan
membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan
air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya
mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di
darat akan bermuara ke laut.
Hampir semua orang dewasa akan mengaku sudah mengenal laut
dengan baik, bisa membuat garis delineasi atau demarkasi antara yang
disebut dengan laut dan darat, dan memahami beberapa sifat dasar dari
Laut. Penampakan fotografi planet bumi dari udara menunjukkan warna
dominan biru. Warna biru ini terjadi karena warna laut yang menutupi
hampir 71% dari permukaan planet bumi. Walaupun sangat luas, para
ahli ternyata lebih tertarik untuk mempelajari bulan dibanding laut.
Mereka lebih memahami permukaan bulan dibandingkan dasar laut.
Permukaan bulan bisa terlihat dari bumi (dengan menggunakan
paralatan bantu khusus). Sedangkan dasar laut tertutupi oleh kegelapan
dan menyimpan misteri bagi manusia. Laut tidak mempunyai batas
yang jelas.
3
MODUL
2. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 2 of 12
Mata Kuliah PIKP / Subsistem Alamiah: Kelautan 2012University of Brawijaya
Kata ocean diduga berasal dari kata Okeanos (bahasa Yunani). Pada beberapa teks di
Indonesia, umumnya diartikan sebagai Laut. Pada bagian lain kita juga akan menemukan
istilah Sea dan Marine, yang juga diartikan sebagai laut. Istilah marine digunakan sebagai
lawan kata dari terrestrial, diterjemahkan sebagai daratan. Jelasnya, kata sea dan marine
ialah sinonim dari ocean, artinya laut. Kata Ocean, pada bagian lain, juga digunakan untuk
menjelaskan pemisahan laut menjadi bagian lebih kecil, menunjukkan karakteristik tertentu.
Pada arti yang berbeda ini kita sudah menyiapkan istilah Samudera (akan dijelaskan
selanjutnya ketika membahas hal terkait).
Laut ialah seluruh badan air asin yang saling berhubungan dan menutupi 70% (tepatnya
70,78%) dari permukaan bumi. Jumlah ini tidak termasuk Danau Asin (Salt Lake) yang tidak
dinyatakan sebagai laut, berdasarkan definisi di atas. Air pada permukaan bumi, dengan
demikian, bisa dibedakan berdasarkan tempatnya, ialah: air laut dan badan air yang ada di
darat, selain Laut. Dari total badan air yang menutupi permukaan bumi, 97% ialah air laut.
Hanya sekitar 3% air di bumi yang bukan air laut. Citra (image) dari satelit terhadap planet
bumi memperlihatkan warna dominan biru. Laut lebih banyak menyerap spektrum cahaya
selain biru; spektrum warna biru akan dipantulkan dan tertangkap oleh citra satelit, yang
menunjukkan identitas laut. Dari sisi luas permukaan, laut jelas sangat dominan, namun kita
tampaknya belum menghargai laut sebagai mana mestinya. Kita mempergunakan istilah
planet bumi, bukan planet laut, dalam peradaban dan perkembangan pengetahuan manusia
(Wiadnya, 2011).
Pengertian laut adalah kumpulan air asin yang sangat luas dan berhubungan dengan
samudra. Sekitar empat miliar tahun silam permukaan bumi terlalu panas. Air tidak dapat ”
bertahan dalam wujud cair. Air yang dikeluarkan dalam wujud uap dari kawah gunung api,
bersama dengan gas-gas vulkanik lain, membumbung dan terlepas begitu saja ke antariksa.
Sekitar 3,85 miliar tahun silam, suhu bumi telah cukup dingin dan mampu membentuk
atmosfer yang terdiri dari gas-gas vulkanik, di antaranya uap air. Selanjutnya air mulai
mengembun dan terbentuklah genangan lautan di cekungan-cekungan permukaan bumi.
Sejak lautan terbentuk, hujan mulai turun. Hujan mencuci garam dari batuan dan
membawanya ke laut. Inilah sebabnya air laut terasa asin. Rata-rata 2,9 persen dari berat air
laut adalah garam. Laut-laut tertentu seperti Baltik, yang dialiri air tawar dari sungai di
sekitarnya dan penguapannya hanya sedikit, tidak terasa asin. Sebaliknya, Laut Mati
mengalami penguapan sangat cepat sehingga kadar garamnya enam kali lebih tinggi
dibandingkan dengan laut-laut pada umumnya.
Samudera sering digambarkan sebagai badan air asin yang kontinyu, mengelilingi benua
atau continent. Masing-masing samudera mempunyai wilayah yang lebih dangkal, yang
berbeda dengan wilayah di sekitarnya secara fisik, kimiawi maupun biologis. Masing-masing
wilayah bagian ini disebut sea atau laut. Ahli-ahli geografi membuat definisi, laut (sea) ialah:
pemisahan wilayah samudera menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, masing-masing,
sebagian atau seluruhnya dipisahkan oleh daratan. Berdasarkan definisi ini, paling tidak
teridentifikasi terdapat 50 laut (seas) di dunia – Laut Arafura, Laut Flores, Laut Jawa atau
Laut Timor ialah ekspresi dari penjelasan istilah laut sebagai bagian dari samudera (Wiadnya,
2011).
Secara geografis, manusia membagi wilayah laut menjadi empat bagian kecil, masing-
masing diberi identitas sebagai Ocean, kita terjemahkan sebagai samudera: Samudera
Atlantic(k), Samudera Hindia (menjelaskan istilah Indian Ocean), Samudera Pasific(k) dan
Samudera Artic(k). Samudera Pasifik, pada beberapa teks, juga dipisahkan dengan Samudera
Antartik sehingga total menjadi lima samudera. Samudera Pasifik ialah yang paling luas
(50,1% dari luas laut), diikuti oleh Samudera Atlantik (26,0%), Samudera Hindia (20,5%)
dan Samudera Artik (3,4%).
3. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 3 of 12
Mata Kuliah PIKP / Subsistem Alamiah: Kelautan 2012University of Brawijaya
Di darat, kita mengenal istilah continent, diartikan sebagai benua, ialah daratan luas
yang diskret dan idealnya, masing-masing dipisahkan oleh laut. Berdasarkan kebiasaan atau
konvensi (bukan kriteria baku), kita mengenal tujuh benua, ialah: Asia, Afrika, Amerika
Utara, Amerika Selatan, Antartik(a), Eropa dan Australia. Pada catatan ini, kita bisa melihat
bahwa istilah benua dan samudera bisa saling dipertukarkan. Pada beberapa teks, istilah
continent (benua) dibuat untuk menunjukkan kondisi antipodal (berlawanan) – Benua Eropa
ialah antipodal dari Benua Australia.
FAO (Food and Agriculture Organization) dari PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa),
membagi wilayah perikanan menjadi tiga bagian besar, ialah: Perikanan Samudera Pasifik,
Samudera Hindia dan Samudera Atlantik. Masing-masing wilayah samudera dibagi lagi
menjadi sub-wilayah yang lebih kecil. Karena dibuat berdasarkan konvensi, dan dibuat untuk
memudahkan pemahaman masing-masing bidang kajian, perbedaan antara istilah samudera
dan benua tidak perlu diperdebatkan lebih lanjut.
Bay dan Gulf, keduanya diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan satu
kata,Teluk – Bay dan Gulf, ialah laut yang hampir seluruh bagiannya tertutupi atau terlindung
oleh daratan – Gulf of Thailand ialah sebuah contoh yang cukup baik untuk memahami istilah
Gulf, atau teluk. Tidak ada ketentuan internasional sampai saat ini, yang menyatakan ukuran
relatif dari Bay atau Gulf. Secara umum berlaku aturan tidak baku, bahkan tidak mengikat,
ialah bahwa Gulf mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan Bay. Bay of
Bengal sebenarnya mempunyai ukuran yang tidak lebih kecil dari Gulf of Thailand. Namun
karena suatu definisi yang bersifat arbitrari (tidak baku), nama Bay of Bengal tidak akan
dirubah menjadi Gulf of Bengal, dan di Indonesia kita menyebut Teluk Bengali. Sebaliknya
Gulf of Thailand juga kita sebut Teluk Thailand. Tomini dan Cendrawasih mungkin merupakan
dua teluk yang terbesar di Indonesia. Sesuai definisi, keduanya terlindung oleh daratan.
Teluk Pangpang (Banyuwangi) dan Teluk Waworada (Sumbawa), sebaliknya, berukuran jauh
lebih kecil dari Teluk Tomini dan Cendrawasih. Namun, keduanya juga terlindung oleh
daratan (Wiadnya, 2011).
Berdasarkan kebiasaan, planet bumi (bukan planet laut) dibedakan menjadi dua belahan
bumi atau hemisphere, ialah: belahan bumi utara (northern hemisphere) dan belahan bumi
selatan (southern hemisphere). Jika planet bumi dibelah pada bagian tengah, ialah equator,
setengah bumi bagian atas disebut northern hemisphere, dan sebaliknya, southern
hemisphere. Melalui pembagian ini, ditunjukkan bahwa lebih dari 70% daratan terletak pada
belahan bumi utara dan dihuni oleh sekitar 90% penduduk dunia. Sebaliknya, lebih dari 80%
belahan bumi selatan ditutupi oleh laut, dan dihuni hanya oleh 10% penduduk dunia. Dengan
cara yang sama, planet bumi juga bisa dibedakan menjadi belahan timur (eastern
hemisphere) dan barat (western hemisphere). Namun kita sangat jarang menemukan
pemisahan ini pada naskah ilmiah untuk tujuan spesifik.
Luas total permukaan laut ialah 361 juta km2
, dengan rata-rata kedalaman 3.730 m dan
total volume sekitar 1,347 miliar km3
. Setiap 1 km3
air laut setara dengan berat 1,12 miliar
ton dan mengandung 40 juta ton bahan terlarut. Aspek paling unik dari bahan terlarut pada
air laut ialah kadar garam, disebut juga salinitas. Salinitas ialah kandungan garam yang
terlarut – jumlah garam yang terlarut dalam satu kilogram air laut dan dinyatakan dalam per
seribu (‰). Salinitas air laut umumnya bervariasi antara 33 sampai 38‰, dengan rata-rata
sekitar 35‰. Salinitas 35‰ setara dengan ukuran sekitar 3,5%, atau 35 g garam pada total
1 kg air laut. Lebih dari 90% garam terlarut pada air laut berasal dari enam (6) elemen
utama, ialah: chlorin (Cl-
), sodium (Na+
), magnesium (Mg2+
), sulfur (SO4
2-
), calcium (Ca2+
)
dan potassium (K+
). Dua elemen penting lainnya ialah: bikarbonat (HCO3
-
) dan bromin (Br-
).
Komposisi masing-masing elemen atau ion utama pada air laut ialah sebagai berikut:
4. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 4 of 12
Mata Kuliah PIKP / Subsistem Alamiah: Kelautan 2012University of Brawijaya
Jenis elemen/ion Total % pada garam
(berdasarkan berat)
Chlorin (Cl-
) 55,04
Sodium (Na+
) 30,61
Magnesium (Mg2+
) 3,69
Sulfur (SO4
2-
) 7,68
Calcium (Ca2+
) 1,16
Potassium (K+
) 1,10
Bikarbonat (HCO3
-
) 0,41
Bromin (Br-
) 0,19
Ketika seseorang menyelam ke dalam air laut, tekanan air laut di sekitar kita, disebut
tekanan hidrostatik, akan meningkat. Tekanan hidrostatik ditentukan oleh pengaruh berat air
yang ada di atas kita – tekanan air laut biasanya diukur dalam satuan atmosphere; 1
atmosphere (atm) ialah tekanan udara pada permukaan air laut. Tekanan air laut meningkat
1 atm untuk setiap peningkatan kedalaman 10 m. Rata-rata kedalaman air laut ialah 3.798 m
(di bawah permukaan air laut). Tekanan hidrostatik pada kedalaman tersebut ialah setara
dengan 388 atm. Palung laut, terjemahan dari istilah trench, ialah bagian terdalam dari laut,
sempit dan panjang (bisa mencapai ribuan km). Palung laut terdalam, terdapat di Samudera
Pasifik, disebut Mariana Trench, mencapai kedalaman 11.033 m. Tekanan hidrostatik pada
kedalaman tersebut mencapai 1.070 atm. Tanpa alat bantu khusus, manusia tidak akan
pernah mencapai dasar pada palung laut Mariana. Sebagai pembanding, lembah terdalam di
darat ialah Hell Canyon yang terletak di Oregon, Amerika. Lembah tersebut mencapai
kedalaman maksimum 2.400 m. Lembah terdalam di laut ialah 4,6x lebih dalam
dibandingkan hal yang sama terdapat di darat.
Dasar laut, pada beberapa tempat, mempunyai topografi yang bergelombang seperti di
darat. Laut juga mempunyai Sea Mount, atau Gunung Laut, sebagian diantaranya tercatat
masih aktif. Beberapa gunung laut tidak terlihat karena berada di dalam laut. Sebagian lagi,
gunung laut sudah muncul ke permukaan darat. Gunung tertinggi, yang muncul dari dasar
laut ialah Gunung Mauna Kea, ditemukan di Hawai. Tinggi gunung Mauna Kea mencapai
10.200 m dari dasar laut. Gunung tertinggi di darat ialah Mount Everest, mencapai 8.848 m
dari atas permukaan laut. Lembah terdalam, gunung tertinggi ternyata ada di laut, bukan di
darat.
Suhu air laut berbeda dan bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lain, tergantung pada
kedalaman dan posisi lokasi (pada lintang bumi). Suhu air laguna dangkal yang terisolasi bisa
mencapai 37 °C, pada siang hari. Suhu air laut akan berubah berdasarkan jauhnya jarak dari
equator. Suhu air laut di sekitar equator (diwakili oleh Indonesia) ialah antara 24 – 29 °C.
Suhu air pada daerah kutub ialah antara 0 – 4 °C. Sekitar 87% air laut mempunyai rata-rata
suhu 4,40 °C. Thermocline ialah istilah untuk menjelaskan suatu wilayah pada kedalaman air
laut, dengan perbedaan suhu yang tinggi. Semakin jauh ke dalam, suhu air laut menurun
secara bertahap atau perlahan. Pada thermocline, penurunan suhu terjadi secara drastis
dibanding wilayah di atas maupun di bawahnya. Thermocline bisa bersifat permanen atau
musiman. Thermocline permanen terjadi ketika air laut di kutub, yang dingin, bergerak ke
arah equator dan berada di bagian bawah. Thermocline musiman disebabkan oleh pengaruh
sinar matahari. Ketika suhu air permukaan cukup dingin, secara mendadak dia turun ke
bawah dan kondisi thermocline menghilang.
5. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 5 of 12
Mata Kuliah PIKP / Subsistem Alamiah: Kelautan 2012University of Brawijaya
Gambar 1.1 Luas permukaan laut dibanding darat, pada permukaan bumi (A);
perbandingan luas permukaan diantara empat Samudera di Laut (B) (Sumber:
dimodifikasi dari Thurman & Trujilo, 2004. Introductory oceanography)
2 Berbagai wilayah di laut
Topografi dasar laut dan wilayah air di atasnya bisa dibayangkan melalui ilustrasi
penampang melintang dari garis pantai ke arah laut, dibuat secara imaginer. Ilustrasi
topografi imaginer tersebut disajikan pada Gambar (1.2)
Coast-line atau garis pantai, ialah batas air laut terakhir mencapai darat (pada beberapa
teks, digunakan istilah shore-line, yang artinya sama dengan coast-line). Garis pantai secara
praktis bersifat dinamis, tergantung kondisi pasang surut, tide. Setiap hari, setiap garis
pantai mengalami air naik ke arah darat dan turun ke arah laut. Pasang ialah ketika air laut
datang dan naik ke arah darat. Surut ialah sebaliknya, air turun ke arah laut. Besarnya
pasang atau surut ditentukan oleh umur bulan, ialah posisi bulan dan matahari pada bumi.
Ketika keduanya terletak dalam posisi satu garis pada bumi, menyebabkan gaya gravitasi
terbesar dan tercapai pasang tertinggi. Pasang tertinggi ini disebut pasang purnama,
terjemahan dari istilah spring tide. Pada hari yang sama juga akan terjadi surut terendah.
Perbedaan tinggi air antara pasang dan surut di Indonesia, umumnya bervariasi antara 2 – 3
m. Ketika posisi bulan dan matahari membentuk sudut terbesar pada bumi, gaya tarik bulan
dan matahari pada bumi minimal, dan tercapai pasang surut terendah, disebut neap tide atau
pasang perbani (pada kebanyakan teks, spring tide diterjemahkan sebagai pasang perbani).
6. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 6 of 12
Mata Kuliah PIKP / Subsistem Alamiah: Kelautan 2012University of Brawijaya
Gambar 1.2 Struktur topografi dasar laut, kedalaman, kolom air di atasnya dan
efektifitas sinar matahari (Sumber: Alaby, M., 2009. A Scientific History of
Oceans and Marine Life)
Zona littoral ialah wilayah (dasar laut) antara pasang tertinggi dan surut terendah. Pada
saat surut terendah, seluruh wilayah littoral akan terbuka dan tidak tergenangi air laut. Zona
littoral merupakan wilayah dengan variasi faktor lingkungan yang sangat bervariasi dalam
waktu yang relatif singkat. Organisme yang mampu tinggal pada wilayah littoral mempunyai
mekanisme tertentu untuk beradaptasi terhadap variasi lingkungan yang ekstrem. Beberapa
jenis karang bisa bertahan hidup dan menempati wilayah pada ujung zona littoral. Daerah ini
sering disebut dengan istilah reef-crest, ialah lokasi gelombang laut pecah di pantai.
Neritic(k) ialah kolom air paling atas pada laut, di atas paparan benua. Zona neritic atau
sublittoral, ialah wilayah dari batas littoral sampai batas atas paparan benua (shelf), sampai
kedalaman 20 – 50 m. Wilayah neritik dan littoral ialah lokasi yang sangat penting sebagai
pendukung kehidupan organisme di laut. Formasi bakau, padang lamun, rumput laut dan
pantai berpasir ialah habitat dominan yang terdapat pada wilayah littoral. Semua jenis
habitat tersebut diketahui sangat penting untuk ikan dan avertebrata laut lainnya.
Zona neritic atau sublittoral juga merupakan wilayah yang sangat penting bagi
keragaman hayati dan sumber daya perikanan. Bagian atas dari zona neritic, sampai
kedalaman sekitar 20 m, ialah tempat untuk habitat terumbu karang. Tempat yang sama
juga dihuni oleh berbagai jenis ikan karang dan ikan-ikan lain yang sebagian hidupnya tinggal
pada terumbu karang. Hampir semua jenis ikan karang termasuk kategori sangat komersial
atau komersial, jika tidak untuk tujuan konsumsi, dia bermanfaat untuk tujuan aquarium.
Jenis ikan laut yang menjadi perhatian utama untuk komoditas budidaya, hampir semuanya
ialah ikan-ikan karang. Live-reef fish trade (perdagangan ikan karang hidup) dengan tujuan
akhir Hongkong dan Singapura sangat tergantung dari habitat neritic ini. Hal yang sama juga
berlaku untuk aquarium trade fishes. Kedua jenis perdagangan ikan hidup ini mendapat
7. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 7 of 12
Mata Kuliah PIKP / Subsistem Alamiah: Kelautan 2012University of Brawijaya
perhatian sangat serius dari pemerintah dan lembaga non-pemerintah terkait dengan
kontribusi ekonominya kepada masyarakat dan pemerintah, namun juga terkait masalah
kelestarian sumber daya ikan.
Istilah contonental shelf, diterjemahkan sebagai paparan benua, ialah wilayah dasar
perairan dari zona neritik sampai kedalaman 200 m. Wilayah ini dicirikan dari dasar lumpur,
pasir atau berbatu (rock) dengan asumsi sinar matahari efektif hanya sampai pada
kedalaman 200 m. Paparan benua ialah dasar yang hampir datar, dengan kemiringan < 1°,
menurun ke arah laut lepas. Dia menerima sedimen, nutrien dan berbagai bentuk bahan
organik lain dari daerah di sekitarnya. Sumber utama sedimen umumnya berasal dari sungai
atau pantai di atasnya. Paparan benua juga menjadi tempat pembuangan limbah, lokasi
penambangan atau pengeboran minyak. Dia ialah tempat yang paling sibuk dan paling
banyak mendapat tekanan oleh aktifitas manusia di darat.
Paparan benua ialah dasar laut yang relatif datar, menjadi perangkap bahan organik dari
pantai, kaya dengan nutrien dan sinar matahari relatif sampai di dasar. Kombinasi dari empat
faktor tersebut menyebabkan paparan benua menjadi tempat berbagai jenis kehidupan di
laut. Paparan benua, bersama wilayah di atasnya (littoral dan neritik) merupakan tempat dari
80% flora dan fauna laut. Wilayah ini menghasilkan 90% dari total hasil tangkap perikanan
(ikan dan komoditas perikanan lainnya) di dunia. Pada beberapa wilayah tertentu, paparan
benua ialah tempat untuk penambangan minyak, gas alam dan deposit mineral – semuanya
berada pada wilayah sekitar 8% dari dasar laut di dunia.
Di bawah paparan benua, ialah continental slope atau lereng benua, mulai dari
kedalaman 200 m sampai 700 – 1.000 m. Kemiringan pada lereng benua jauh lebih tajam
dibandingkan pada paparan benua, umumnya antara 3 – 6°. Kedua wilayah, paparan benua
dan lereng benua sering disebut dengan landas kontinen. Lereng benua umumnya relatif
sempit dengan kemiringan tajam, lebarnya bervariasi antara 6 – 10 km. Beberapa teks
menyatakan bahwa landas kontinen di laut juga menjadi bagian dari landas kontinen di darat.
Namun pembahasan ini ialah bidang politik terkait garis batas antar negara bertetangga.
Wilayah di bawah lereng benua berturut turut, ialah: bathyal, abyssal dan hadal (Gambar
1.2). Pada konteks perikanan laut dan kawasan konservasi perairan, ketiga wilayah dasar
laut ini tidak akan disinggung atau dibahas secara detail. Dia ialah bidang kajian laut dalam,
dasar laut atau geologi dasar laut.
Wilayah kolom air di atas dasar laut disebut pelagic(k). Seperti telah disebutkan, neritik
ialah kolom air paling atas pada laut, di atas paparan benua. Oseanic(k) ialah wilayah kolom
air paling atas pada bagian laut lepas (terbuka), dari batas neritik. Ikan pelagik oseanik,
dengan demikian, ialah jenis ikan yang bermigrasi luas, di luar wilayah neritik. Sebaliknya,
ikan neritik berada di dekat pantai. Secara vertikal, wilayah pelagik (kondisi yang ekstrem)
bisa dibedakan menjadi zona photic(k) dan zona aphotic(k). Zona photik atau disebut juga
euphotik, ialah wilayah pada air laut secara vertikal, dari permukaan sampai pada kedalaman
sekitar 200 m, mendapat sinar matahari secara optimal untuk melakukan photosyntesis.
Hampir semua organisme tergantung, secara langsung atau tidak langsung, dari produksi
tumbuhan dari wilayah ini. Kolom air pada wilayah photik disebut juga dengan istilah epi-
pelagik. Aphotic(k) ialah wilayah pada air laut secara vertikal, berada di bawah zona
euphotic, tidak mendapat penetrasi sinar matahari secara optimal. Dia terbagi atas wilayah:
meso-pelagik, bathy-pelagik, abyssal-pelagik dan hadal-pelagik. Wilayah meso-pelagik, pada
beberapa teks, juga disebut dengan istilah twilight zone. Dia menerima sinar matahari,
namun dalam jumlah yang tidak optimal bagi tumbuhan untuk melakukan photosyntesis.
Sebagian organisme laut juga tinggal pada wilayah meso-pelagik. Ketika mencari makan, dia
akan bergerak ke atas, wilayah epi-pelagik. Dia juga bisa menerima jatuhan material atau
organisme mati yang tenggelam ke bawah.
8. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 8 of 12
Mata Kuliah PIKP / Subsistem Alamiah: Kelautan 2012University of Brawijaya
3. Peran Laut
Tanpa laut, tidak akan ada kehidupan di bumi – pendapat beberapa ahli. Temuan para
peneliti menghasilkan beberapa teori tentang awal kehidupan di bumi. Beberapa juta tahun
lalu, kehidupan diduga dimulai dari bawah laut (air), dari wilayah laut dangkal atau laut
dalam (hydrothermal vent). Mahkluk hidup kemudian berkembang, mencapai pinggir laut,
dan mencari jalan sendiri ke arah darat. Jika teori ini benar, ialah sangat menakjubkan
bahwa semua mahkluk hidup di darat maupun di laut, yang ada saat ini, berasal dari laut.
Pandangan tersebut di atas tidak bermaksud untuk mengundang debat diantara pembaca dan
pengguna tentang awal kehidupan. Namun, paling tidak, kita diajak untuk mulai melihat dan
memahami laut secara lebih mendalam. Bagi sebagian besar dari kita, laut ialah tempat yang
indah, menakjubkan, sekaligus menakutkan, dan pada saat yang sama tidak kita mengerti.
Alasannya bisa kita mengerti, atau bahkan sangat jelas – kita tidak bisa melihat ke dalam
laut sejauh yang kita inginkan. Kita perlu menyelam ke dalam laut. Karena keterbatasan fisik,
kita hanya mampu menyelam sampai pada kedalaman tertentu dan dalam periode waktu
tertentu. Kita hanya tahu laut di bagian pinggir, sangat sedikit dari sebegitu luasnya lautan.
Itupun kita lakukan dengan resiko kecelakaan yang relatif tinggi – keracunan nitrogen,
tekanan hidrostatik yang bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan kelumpuhan,
kalau tidak hati-hati atau melewati batas kemampuan fisik manusia.
Teori evolusi modern menyatakan bahwa kehidupan di bumi berkembang dari materi
non-hidup, sekitar 4 miliar tahun yang lalu. Fosil yang diduga merupakan bentuk kehidupan
pertama di bumi berumur 3,6 miliar tahun dan diduga berasal dari laut. Ada tiga alasan yang
mendukung teori ini, ialah:
Hampir semua mahkluk hidup tersusun atas, paling tidak 70% air. Pada saat itu, air di
darat sangat terbatas, sebaliknya, sangat melimpah di laut
Air menyerap radiasi ultraviolet (UV) yang berbahaya. Hampir semua radiasi UV
diserap habis pada kedalaman beberapa meter pertama dari permukaan air laut.
Sedangkan lapisan di bawahnya memungkinkan untuk terbentuknya kehidupan.
Bahaya radiasi ozon menurun pada sekitar satu miliar tahun terakhir, jauh setelah
bentuk kehidupan berkembang;
Air tawar mengandung bahan terlarut yang relatif rendah atau sedikit. Air laut,
sebaliknya, mempunyai konsentrasi bahan terlarut tinggi, dan total konsentrasi
tersebut sama dengan kandungan pada berbagai bentuk kehidupan yang sederhana,
seperti mikroba, hewan atau tumbuhan lainnya.
Planet bumi diduga mulai terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. Sejak 3,5 miliar
tahun yang lalu, planet bumi mulai diisi oleh bentuk kehidupan. Mulai sekitar 3 miliar tahun
yang lalu, mahkluk yang tinggal di laut mendominasi kehidupan di bumi. Sejak 500 juta
tahun yang lalu, kehidupan di darat (terestrial) mulai berkembang dengan pesat.
3,5 – 4,0 miliar tahun yang lalu: evolusi kimiawi selama periode ini menyusun berbagai
bahan yang dibutuhkan untuk kehidupan, seperti protein, polysaccharida (gula kompleks)
dan asam nukleat (DNA dan RNA). Bentuk pertama kehidupan di bumi diduga dimulai dari
sejenis bakteri yang berkembang karena pengaruh gas oksigen;
2,0 – 2,5 miliar tahun yang lalu: mulai terjadi proses photosyntesis, sebuah kemampuan
mahkluk hidup untuk menyusun bahan organik dari energi sinar matahari. Sebagai hasil
samping proses photosyntesis, mahkluk hidup menghasilkan atau mengeluarkan oksigen.
Sejak 2,0 miliar tahun yang lalu, oksigen mulai terakumulasi pada atmosphere.
0,8 – 1,0 miliar tahun yang lalu: mulai berkembang mahkluk eukaryot (sel kompleks
yang mengandung sebuah nucleus dan organel yang terikat pada membran. Penyelidikan
fosil menunjukkan bahwa organisme multi-sel mulai berkembang sejak 850 juta tahun yang
lalu
9. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 9 of 12
Mata Kuliah PIKP / Subsistem Alamiah: Kelautan 2012University of Brawijaya
500 – 600 juta tahun yang lalu: lapisan ozon mulai menyelimuti bumi dan bumi menjadi
lebih dingin. Kondisi ini menyebabkan berkembangnya diversivikasi kehidupan. Sejak 500
juta tahun yang lalu berbagai bentuk makhluk hidup di laut mulai berkembang.
Sejak 500 juta tahun lalu: lapisan oksigen pada atmosphere membentuk lapisan ozon
yang cukup dan kuat dan menyerap sebagian besar sinar ultra-violet. Kondisi ini mendorong
berkembangnya berbagai bentuk kehidupan di darat. Alga, avertebrata (hewan non-tulang
belakang), kemudian vertebrata (hewan bertulang belakang) mulai menempati daratan.
Antara 65 – 500 juta tahun lalu, terjadi beberapa kali kepunahan mahkluk hidup, sebelum
kehidupan modern mulai berkembang.
4. Manfaat Laut Bagi Kehidupan di Darat
Laut, sejak dulu sudah menjadi sumber daya alam yang penting bagi manusia. Air
menjadi media yang cocok dan menyediakan kehidupan untuk dimanfaatkan oleh manusia
sejak berabad-abad lamanya. Pada saat yang sama, aktifitas manusia telah merubah
kehidupan di laut: pengambilan berlebih, pengambilan dengan cara yang tidak ramah pada
laut, kegiatan di darat yang menyebabkan erosi di pantai dan polusi mengancam kehidupan
dan habitat tempat hidup mahkluk di laut. Kita perlu menjaga agar laut tetap berada pada
kondisi seimbang karena manusia akan terus tergantung dari laut, jika kita ingin tetap
bertahan sebagai spesies.
Penangkapan ikan atau perikanan laut, ialah bentuk paling tradisional dari usaha untuk
memanfaatkan laut sebagai sumber daya, bagi kehidupan manusia di darat. FAO menyajikan
perkiraan bahwa ikan menyediakan sekitar 20% kebutuhan protein bagi 50% penduduk
dunia. Permintaan atau kebutuhan akan terus meningkat dengan semakin meningkatnya
jumlah penduduk dunia. Permintaan atau demand yang mendesak telah memaksa
pengambilan ikan dari laut secara berlebihan, melebihi kemampuan alami ikan untuk
memulihkan populasi. Sebagian kebutuhan ikan, saat ini dipenuhi dari budidaya
(aquaculture), baik yang dilakukan di darat, wilayah pasang surut (tambak) maupun
budidaya laut. Permintaan yang mendesak, memaksa budidaya untuk melakukan intensifikasi
(melalui teknologi) maupun ekstensifikasi dengan memperluas area budidaya. Intensifikasi
dilakukan dengan menambah pemberian input dari luar untuk mendapatkan output yang
maksimal. Belakangan kita menyadari bahwa penambahan faktor input menyebabkan in-
efisiensi yang mengakibatkan polusi dan akhirnya terakumulasi di laut. In-efisiensi yang
berdampak negatif ini terjadi baik pada budidaya air tawar di darat maupun usaha budidaya
di laut. Kombinasi ekstensifikasi dan intensifikasi yang dilakukan pada budidaya tambak
berdampak ganda, double-blow effect. Ekstensifikasi budidaya dilakukan melalui konversi
lahan (hutan bakau) yang secara alami sangat dibutuhkan, bahkan vital bagi kehidupan alami
di laut. Intensifikasi selalu menghasilkan limbah, yang terpaksa harus diterima oleh laut.
Teknologi untuk eksploitasi sumber daya dari laut tampaknya akan terus berkembang.
Namun sayangnya, secara kontinyu, teknologi menyebabkan penurunan kemampuan laut
dalam menyediakan sumber daya.
Laut mengandung sumber mineral yang penting bagi manusia – sebanyak 73 jenis dari
93 mineral alam yang ada di laut sudah diketahui pada konsentrasi yang bisa diukur. Natrium
chlorida, magnesium dan bromine ialah tiga komponen mineral yang umum diekstraksi dari
laut. Laut mengandung iodium (iodine) dan merupakan komponen esensial bagi kehidupan
manusia. Iodium, tersedia atau terakumulasi pada tumbuhan rumput laut (seaweed),
selanjutnya secara mudah bisa diekstraksi oleh manusia. Kebutuhan kita akan iodium juga
bisa didapat dari garam alami laut.
Nodule Mangan ialah sumber mineral mangan, cobalt dan elemen lain dari laut yang
hampir tidak pernah habis. Mas, mutiara dan logam berat lainnya terkonsentrasi di wilayah
10. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 10 of 12
Mata Kuliah PIKP / Subsistem Alamiah: Kelautan 2012University of Brawijaya
neritik melalui bantuan gelombang pantai. Besi sulfida terkumpul pada wilayah antara
paparan benua dan dasar laut yang lebih dalam. Bijih dan pasir besi terkumpul pada wilayah
dekat pantai (neritik). Penambangan pasir besi sudah sangat terbiasa kita lihat, dilakukan
oleh berbagai perusahaan swasta maupun pemerintah. Di bawah dasar laut, terdapat deposit
minyak dan gas yang persediaannya dipercaya lebih banyak daripada yang tersedia di darat.
Sebagian besar minyak dan gas alam cair yang kita gunakan sehari-hari berasal dari
pengeboran lepas pantai – Laut ialah satu satunya tempat pada planet bumi untuk mencari
hampir semua kebutuhan manusia. Bahkan pasirpun kita tambang dari laut – kita telah
mengambil faeces atau kotoran dari ikan kakatua (famili: Scaridae) untuk dijadikan salah
satu sumber bahan dan sumber mata pencaharian masyarakat, bahkan sumber pendanaan
pemerintah. Kita tentu saja ingat dengan peristiwa pengambilan pasir laut dari wilayah
Sumatera dan dijual ke Singapura.
Beberapa tempat di dunia, ialah wilayah dengan air tawar yang sangat terbatas.
Keterbatasan air tawar, sementara terdapat sumber bahan bakar yang cukup murah,
manusia melakukan proses desalinasi air laut menjadi air tawar, untuk memenuhi kebutuhan
akan air bagi tubuh manusia – lebih dari 70% tubuh kita ialah air. Proses desalinasi
bertingkat ialah satu diantara berbagai cara yang dipilih untuk mendapat persediaan air
tawar, dari air laut – air laut dialirkan ke dalam kondenser, pada tekanan rendah dan suhu 60
°C. Selanjutnya, air dialirkan ke dalam kondeser kedua pada suhu 71 °C, dilanjutkan dengan
desalinasi ketiga pada suhu 82 °C. Uap air yang dihasilkan dialirkan pada pipa tersendiri dan
suhunya diturunkan – uap air segera menjadi air tawar. Desalinasi juga bisa dilakukan pada
suhu rendah, seperti kita ketahui dalam bentuk bongkahan es di kutub, selalu tawar.
Proses desalinasi untuk mendapatkan sumber air tawar sudah dilakukan oleh lebih dari
100 negara di dunia. Saudi Arabia tercatat menghasilkan sekitar 24% dari seluruh kapasitas
produksi air tawar yang dilakukan di dunia. Desalinasi, secara ekologis, bisa dikatakan lebih
bersifat ramah lingkungan. Bandingkan kalau kita mengambil sumber air tawar dari air tanah
di bawah lapisan aquifer. Lahan permukaan akan turun ke bawah (walaupun secara
bertahap), karena terdapat kekosongan lapisan tanah di bawahnya. Semarang dan Jakarta
ialah dua kota di Indonesia yang diduga sudah berada di bawah permukaan laut. Desalinasi,
jika dilakukan secara berlebihan, juga potensial berdampak negatif. Hasil samping (by-
product) dari desalinasi ialah air yang mengandung kadar garam sangat tinggi, disebut
hypersaline water. Membuang hypersaline water langsung ke laut akan berdampak negatif
bagi organisme laut.
Memisahkan garam dari air laut, konon sudah dilakukan sejak ribuan tahun lalu.
Pemisahan garam dari air laut dilakukan dengan cara menguapkan air laut melalui proses
pemanasan sinar matahari (sun drying). Pemisahan garam dari air laut juga bisa dilakukan
melalui proses pembekuan, namun proses ini memerlukan energi yang tidak murah. Mangan
ialah metal ringan yang banyak digunakan dalam proses anti-korosi dan pembuatan mesiu.
Bromine dipergunakan dalam proses pembuatan obat, photography, bahan pemutih dan
proses metalurgi – tercatat lebih dari 70% kebutuhan dunia akan bromine diekstrak dari laut.
Kedua elemen ini diekstrak melalui proses kimia yang relatif rumit, namun tetap dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan kita.
Setiap hari, air laut akan naik ke arah darat, selama beberapa lama dan kembali ke laut.
Seperti sudah kita ketahui, proses ini disebut pasang surut. Bersama pergerakan air, pasang
surut membawa energi alamiah, yang salah satunya digunakan untuk menggerakkan turbin
pembangkit listrik. Secara praktis, turbin listrik harus ditempatkan pada wilayah diantara
pasang surut dengan perbedaan pasang > 3 m. Perhitungan ahli mendapatkan bahwa
kekuatan energi pasang surut dunia (per hari), setara dengan energi ledakan nuklir seberat
50 megaton. Laut bisa menyerap dan menyimpan energi matahari, satu diantara simpanan
energi matahari ialah panas. Tempat-tempat tertentu di dunia, terutama di wilayah tropis
seperti Asia Tenggara, perbedaan suhu antara permukaan dan laut di bawahnya bisa
11. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 11 of 12
Mata Kuliah PIKP / Subsistem Alamiah: Kelautan 2012University of Brawijaya
mencapai 20 °C. Air panas dekat permukaan bisa digunakan untuk menguapkan amonia cair.
Energi yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan turbin listrik. Amonia tersebut
dipadatkan lagi melalui suhu rendah dengan menggunakan air laut di bagian bawah yang
dingin. Amonia cair tersebut dialirkan kembali ke dalam pipa dengan suhu lebih panas, dan
proses pergerakan turbin bisa dilakukan secara terus menerus. Proses kondensasi amonia
menjadi cair dilakukan pada kedalaman sekitar 600 – 1.000 m dari permukaan laut tropis.
Teks ini akan menjadi sangat panjang untuk membahas berbagai jenis pemanfaatan
sumber daya laut yang sudah dan bisa dilakukan oleh manusia, untuk memenuhi kebutuhan
di darat. Kita tidak akan menelusuri masing-masing bentuk pemanfaatan tersebut secara
detail, pada bab selanjutnya. Fokus kita akan ditujukan pada dampak aktifitas penangkapan
ikan pada laut dan memperkenalkan konservasi sebagai alat pengelolaan perikanan laut yang
lebih efektif. Namun, paling tidak, teks ini bisa menyegarkan ingatan kita secara lebih
komprehensif tentang berbagai manfaat laut untuk kehidupan.
REFERENSI
Allaby, M., 2009. Oceans: A Scientific History of Oceans and Marine Life. New York,
USA, Facts on File.
Lee, G., & J. Stokes, 2006. Marine Science: An Illustrated Guide to Science. New York,
USA, Chelsea House.
Wiadnya, D.G.R., 2011. Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan
Tangkap di Indonesia. Buku 1: Materi Tatap Muka. Malang, Conservation
International (CI) & Universitas Brawijaya, 377pp
PROPAGASI
A. Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal)
1. Bagian mana dari wilayah di laut yang dihuni oleh paling banyak organisme
laut? Mengapa hal itu bisa terjadi?
B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri)
1. Apa perbedaan laut dengan samudra?
2. Sebutkan nama-nama laut yang ada di muka bumi.
3. Laut menampung sumber daya yang dimanfaatkan oleh manusia di darat
untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam kehidupan (sumber makanan) –
sebutkan jenis-jenis sumber daya yang termasuk dalam kategori ini
4. Laut juga mengandung energi fosil yang bisa dimanfaatkan oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhan akan sumber energi – sebutkan jenis-jenis
sumber daya yang termasuk dalam kategori ini
C. QUIZ -mutiple choice (Evaluasi)
1. Laut di dunia dibagi menjadi lima bagian, masing-masing dikenal dengan
12. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 12 of 12
Mata Kuliah PIKP / Subsistem Alamiah: Kelautan 2012University of Brawijaya
sebutan samudra. Di bawah ini adalah bukan termasuk nama-nama samudra
yang dimaksud:
a. Samudra Atlantic
b. Samudra India
c. Samudra Pasifik
d. Samudra Artic
e. Samudra Antartika
2. FOA membagi wilayah perikanan menjadi tiga bagian besar. Dibawah ini bukan
termasuk wilayah perikanan dunia.
a. Samudra Atlantik
b. Samudra Pasifik
c.Samudra Hindia
d. Samudra Artic
e. samudra Indonesia
3. Samudra yang memiliki wilayah paling luas adalah:
a. Samudra Atlantic
b. Samudra India
c. Samudra Pasifik
d. Samudra Artic
e. Samudra Antartika
4. Kandungan ion yang terdapat pada air aut yang paling banyak adalah:
a. Sodium (Na+
)
b. Magnesium (Mg2+
)
c. Chlorin (Cl-
)
d. Calcium (Ca2+
)
e. Sulfur (SO4
2-
)
5. Wilayah air laut secara vertikal dari permukaan sampai kedalaman sekitar 200
m, mendapat sinar matahari secara optimal untuk menghasilkan fotosintesa
dikenal dengan nama:
a. Pelagic
b. sublitoral
c. photik/euphotik
d. neritik
e. epi pelagik