SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
SGD 15 SKENARIO 4
STEP 1 : TERMINOLOGI
1. Tinnitus: suara bising di telinga, seperti deringan, dengung, raungan,
atau bunyi klik
2. Meningioma: tumor primer otak yang tidak berasal dari jaringan otak
itu sendiri, namun berasal dari meningen, tumor ini tumbuh dalam
jaringan otak dan medulla spinalis sehingga menyebabkan jaringan
tsb
3. Tumor (pembengkakan): merupakan pertumbuhan sel-sel tubuh yang
abnormal
4. MRI (magnetic resonance imaging): pemeriksaan radiologi yang
menggunakan magnet gelombang radio dan computer untuk
menghasilkan gambar struktur tubuh ( dio dan rehan baik)
STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH
1. Pasien keluhan sakit kepala dialami satu tahun lalu
dan makin memburuk
2. Keluhan: mual muntah, merasa lemah pada tangan
dan tungkai, mata kabur atau berbayang, kejang,
gangguan pendengaran, perubahan perilaku, dan
gangguan ingatan
3. Pemeriksaan MRI: massa di otak
4. Pemeriksaan histopato: meningioma tipe jinak
STEP 3 : ANALISA MASALAH
1. Apakah keluhan yang dirasakan pasien berhubungan dengan meningioma?
Iya, karena letak tumor di otak dapat menekan otak sehingga muncul gejala yang
dikeluhkan pasien
2. Selain pemeriksaan MRI apakah terdapat pemeriksaan yang lain yang dapat
dilakukan untuk menegakkan diagnose?
Ct scan, histopatologi, EEG, otopsi, gejala
3. Apakah penyebab dan factor risiko meningioma?
Terpapar zat kimia atau radiasi yang bersifat karsinogenik
4. Bagaimana prognosis dari meningioma?
Berdasarkan grade meningioma, dan system imun tubuh
5. Berdasaekan keluhan pasien dimanakah letak tumor meningioma? Multipel
6. Lebih mudah manakah terkena meningioma laki laki atau perempuan? Perempuan,
karena pengaruh dari hormone estrogen
STEP 4 : MAPPING CONCEPT
Lokasi tumor
Pemeriksaan dan diagnosis
Meningioma
Gejala
Jenis meningioma
Grade meningioma
tatalaksana
prognosis
STEP 5 : LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswa/i mampu memahami dan menjelaskan meningioma:
1. Jenis jenis tumor dan pengertian
2. Faktor risiko
3. Klasifikasi
4. patogenesis
5. prognosa
JENIS- JENIS TUMOR DAN PENGERTIAN
Tumor juga disebut neoplasma atau lesi, yaitu jaringan abnormal yang tumbuh oleh sel yang tidak terkontrol
dan sel tumor bereproduksi tak terkendali. Tumor otak adalah pertumbuhan sel yang tidak normal di
jaringan otak atau pusat tulang belakang yang dapat mengganggu fungsi otak.
Tumor memiliki dua jenis yang berbeda yaitu tumor jinak (benigna) dan tumor ganas (maligna):
• Benign brain tumors typically grow slowly, have distinct borders and rarely spread. yang biasa disebut
meningioma dan tumor ganas yang biasa disebut glioblastoma.
• Malignant brain tumors are cancerous. They typically grow rapidly and invade surrounding healthy brain
structures. Brain cancer can be life-threatening due to the changes it causes to the vital structures of the
brain. Some examples of malignant tumors that originate in or near the brain include olfactory
neuroblastoma, chondrosarcoma and medulloblastoma.
Tumor otak dapat dibagi menjadi tumor otak primer dan sekunder. Tumor otak primer merupakan tumor
otak yang berkembang dari sel otak itu sendiri, sedangkan tumor otak sekunder merupakan tumor otak yang
berkembang sekunder atau metastasis dari tumor di bagian tubuh lain.
MENINGIOMA
Tumor ekstra aksial yang berasal dari arachnoid cap cell, umumnya jinak dan
tumbuh lambat. Tumor ini dapat terjadi dimana saja sepanjang lokasi sel
arachnoid, biasanya menempel pada permukaan dalam duramater dan umumnya
tumbuh lambat (Saraf, 2011).
Meningioma jarang ditemukan pada anak – anak dan dua kali lebih sering terjadi
pada wanita dibandingkan pada laki – laki.
FAKTOR RISIKO
Faktor yang paling konsisten yang berhubungan dengan risiko
meningioma adalah paparan terhadap radiasi; sedangkan berbagai faktor
risiko lingkungan, gaya hidup dan genetik yang telah diteliti masih
menunjukkan hasil yang beragam. Beberapa faktor tersebut adalah
penggunaan hormon, telepon seluler, varian genetik atau polimorfisme,
paparan logam, merokok, trauma kepala dan alergi
KLASIFIKASI
Klasifikasi meningioma terbagi berdasarkan;
1. Lokasi tumor:
Mayoritas meningioma terjadi intrakranial, yaitu 85-90% daerah supratentorial
sepanjang sinus vena dural, antara lain daerah convexity (34,7%), parasagital
(22,3%), daerah sayap sphenoid (17,1%). Lokasi yang lebih jarang ditemukan
adalah pada selabung nervus optikus, angulus cerebellopontine, Meningioma juga
dapat timbul secara ekstrakranial walaupun sangat jarang, yaitu pada medula
spinalis, orbita , cavum nasi, glandula parotis, mediastinum dan paru-paru
KLASIFIKASI
2. Pola pertumbuhan
Sedangkan berdasarkan pola pertumbuhannya, meningioma terbagi dalam bentuk
massa (en masse) dan pertumbuhan memanjang seperti karpet (en plaque).
Bentuk en masse adalah meningioma globular klasik sedangkan bentuk en
plaque adalah tumor dengan adanya abnormalitas tulang dan perlekatan dura
yang luas.
KLASIFIKASI
3. Berdasarkan histopatologi
World Health Organization (WHO) mengklasifikasi meningioma menjadi
benigna (WHO Grade I), atipikal (WHO Grade II) dan malignan (WHO
Grade III), berdasarkan derajat anaplasia, jumlah mitosis dan adanya
nekrosis.
PATOGENESIS
Para peneliti sampai saat ini belum mengetahui bangaimana meningioma ini
terjadi, tetapi beberapa teori kemungkinal asal usul meningioma. Di antara 40%
dan 80% dari meningioma berisi kromosom 22 yang abnormal pada lokus gen
neurofibromatosis 2 (NF2). NF2 merupakan gen supresor tumor pada 22Q12,
ditemukan tidak aktif pada 40% meningioma sporadik. Pasien dengan NF2 dan
beberapa non-NF2 sindrom familial yang lain dapat berkembang menjadi
meningioma multiple.
PROGNOSA
In adults, the patient's age at the time of diagnosis is one of the most powerful predictors
of outcome. In general, the younger the adult, the better his or her prognosis tends to be.
There generally is a better outcome if the entire tumor is surgically removed; however, this
is not always possible due to the location of the tumor.

More Related Content

Similar to SGD 15 SKENARIO 4 (1).pptx

Similar to SGD 15 SKENARIO 4 (1).pptx (20)

Tumor medulla spinalis yani AKPER PEMDA MUN
Tumor medulla spinalis yani AKPER PEMDA MUNTumor medulla spinalis yani AKPER PEMDA MUN
Tumor medulla spinalis yani AKPER PEMDA MUN
 
kanker otak
kanker otakkanker otak
kanker otak
 
TUMOR OTAK.pptx
TUMOR OTAK.pptxTUMOR OTAK.pptx
TUMOR OTAK.pptx
 
Makalah retina blastoma
Makalah retina blastomaMakalah retina blastoma
Makalah retina blastoma
 
Askep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaAskep Retinoblastoma
Askep Retinoblastoma
 
Askep tumor medula spinalis
Askep tumor medula spinalisAskep tumor medula spinalis
Askep tumor medula spinalis
 
Neoplasma
NeoplasmaNeoplasma
Neoplasma
 
Modul 3 kb 3 neoplasma
Modul 3 kb 3 neoplasmaModul 3 kb 3 neoplasma
Modul 3 kb 3 neoplasma
 
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptxManajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
 
kanker tulang
kanker tulangkanker tulang
kanker tulang
 
Tumor otak 3.2
Tumor otak 3.2Tumor otak 3.2
Tumor otak 3.2
 
RETINOBLASTOMA.pptx
RETINOBLASTOMA.pptxRETINOBLASTOMA.pptx
RETINOBLASTOMA.pptx
 
unusual glioma .pptx
unusual glioma .pptxunusual glioma .pptx
unusual glioma .pptx
 
Askep tumor otak yani 44444 AKPER PEMDA MUN
Askep tumor otak yani 44444 AKPER PEMDA MUNAskep tumor otak yani 44444 AKPER PEMDA MUN
Askep tumor otak yani 44444 AKPER PEMDA MUN
 
Neuropir yuni
Neuropir yuniNeuropir yuni
Neuropir yuni
 
Kanker orbita
Kanker orbitaKanker orbita
Kanker orbita
 
Bookllet Tentang Tumor Otak
Bookllet Tentang Tumor OtakBookllet Tentang Tumor Otak
Bookllet Tentang Tumor Otak
 
1190 3261-1-sm
1190 3261-1-sm1190 3261-1-sm
1190 3261-1-sm
 
Neoplasma, keganasan
Neoplasma, keganasanNeoplasma, keganasan
Neoplasma, keganasan
 
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
 

Recently uploaded

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 

Recently uploaded (20)

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 

SGD 15 SKENARIO 4 (1).pptx

  • 2. STEP 1 : TERMINOLOGI 1. Tinnitus: suara bising di telinga, seperti deringan, dengung, raungan, atau bunyi klik 2. Meningioma: tumor primer otak yang tidak berasal dari jaringan otak itu sendiri, namun berasal dari meningen, tumor ini tumbuh dalam jaringan otak dan medulla spinalis sehingga menyebabkan jaringan tsb 3. Tumor (pembengkakan): merupakan pertumbuhan sel-sel tubuh yang abnormal 4. MRI (magnetic resonance imaging): pemeriksaan radiologi yang menggunakan magnet gelombang radio dan computer untuk menghasilkan gambar struktur tubuh ( dio dan rehan baik)
  • 3. STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH 1. Pasien keluhan sakit kepala dialami satu tahun lalu dan makin memburuk 2. Keluhan: mual muntah, merasa lemah pada tangan dan tungkai, mata kabur atau berbayang, kejang, gangguan pendengaran, perubahan perilaku, dan gangguan ingatan 3. Pemeriksaan MRI: massa di otak 4. Pemeriksaan histopato: meningioma tipe jinak
  • 4. STEP 3 : ANALISA MASALAH 1. Apakah keluhan yang dirasakan pasien berhubungan dengan meningioma? Iya, karena letak tumor di otak dapat menekan otak sehingga muncul gejala yang dikeluhkan pasien 2. Selain pemeriksaan MRI apakah terdapat pemeriksaan yang lain yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnose? Ct scan, histopatologi, EEG, otopsi, gejala 3. Apakah penyebab dan factor risiko meningioma? Terpapar zat kimia atau radiasi yang bersifat karsinogenik 4. Bagaimana prognosis dari meningioma? Berdasarkan grade meningioma, dan system imun tubuh 5. Berdasaekan keluhan pasien dimanakah letak tumor meningioma? Multipel 6. Lebih mudah manakah terkena meningioma laki laki atau perempuan? Perempuan, karena pengaruh dari hormone estrogen
  • 5. STEP 4 : MAPPING CONCEPT Lokasi tumor Pemeriksaan dan diagnosis Meningioma Gejala Jenis meningioma Grade meningioma tatalaksana prognosis
  • 6. STEP 5 : LEARNING OBJECTIVE Mahasiswa/i mampu memahami dan menjelaskan meningioma: 1. Jenis jenis tumor dan pengertian 2. Faktor risiko 3. Klasifikasi 4. patogenesis 5. prognosa
  • 7. JENIS- JENIS TUMOR DAN PENGERTIAN Tumor juga disebut neoplasma atau lesi, yaitu jaringan abnormal yang tumbuh oleh sel yang tidak terkontrol dan sel tumor bereproduksi tak terkendali. Tumor otak adalah pertumbuhan sel yang tidak normal di jaringan otak atau pusat tulang belakang yang dapat mengganggu fungsi otak. Tumor memiliki dua jenis yang berbeda yaitu tumor jinak (benigna) dan tumor ganas (maligna): • Benign brain tumors typically grow slowly, have distinct borders and rarely spread. yang biasa disebut meningioma dan tumor ganas yang biasa disebut glioblastoma. • Malignant brain tumors are cancerous. They typically grow rapidly and invade surrounding healthy brain structures. Brain cancer can be life-threatening due to the changes it causes to the vital structures of the brain. Some examples of malignant tumors that originate in or near the brain include olfactory neuroblastoma, chondrosarcoma and medulloblastoma. Tumor otak dapat dibagi menjadi tumor otak primer dan sekunder. Tumor otak primer merupakan tumor otak yang berkembang dari sel otak itu sendiri, sedangkan tumor otak sekunder merupakan tumor otak yang berkembang sekunder atau metastasis dari tumor di bagian tubuh lain.
  • 8. MENINGIOMA Tumor ekstra aksial yang berasal dari arachnoid cap cell, umumnya jinak dan tumbuh lambat. Tumor ini dapat terjadi dimana saja sepanjang lokasi sel arachnoid, biasanya menempel pada permukaan dalam duramater dan umumnya tumbuh lambat (Saraf, 2011). Meningioma jarang ditemukan pada anak – anak dan dua kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada laki – laki.
  • 9. FAKTOR RISIKO Faktor yang paling konsisten yang berhubungan dengan risiko meningioma adalah paparan terhadap radiasi; sedangkan berbagai faktor risiko lingkungan, gaya hidup dan genetik yang telah diteliti masih menunjukkan hasil yang beragam. Beberapa faktor tersebut adalah penggunaan hormon, telepon seluler, varian genetik atau polimorfisme, paparan logam, merokok, trauma kepala dan alergi
  • 10. KLASIFIKASI Klasifikasi meningioma terbagi berdasarkan; 1. Lokasi tumor: Mayoritas meningioma terjadi intrakranial, yaitu 85-90% daerah supratentorial sepanjang sinus vena dural, antara lain daerah convexity (34,7%), parasagital (22,3%), daerah sayap sphenoid (17,1%). Lokasi yang lebih jarang ditemukan adalah pada selabung nervus optikus, angulus cerebellopontine, Meningioma juga dapat timbul secara ekstrakranial walaupun sangat jarang, yaitu pada medula spinalis, orbita , cavum nasi, glandula parotis, mediastinum dan paru-paru
  • 11. KLASIFIKASI 2. Pola pertumbuhan Sedangkan berdasarkan pola pertumbuhannya, meningioma terbagi dalam bentuk massa (en masse) dan pertumbuhan memanjang seperti karpet (en plaque). Bentuk en masse adalah meningioma globular klasik sedangkan bentuk en plaque adalah tumor dengan adanya abnormalitas tulang dan perlekatan dura yang luas.
  • 12. KLASIFIKASI 3. Berdasarkan histopatologi World Health Organization (WHO) mengklasifikasi meningioma menjadi benigna (WHO Grade I), atipikal (WHO Grade II) dan malignan (WHO Grade III), berdasarkan derajat anaplasia, jumlah mitosis dan adanya nekrosis.
  • 13. PATOGENESIS Para peneliti sampai saat ini belum mengetahui bangaimana meningioma ini terjadi, tetapi beberapa teori kemungkinal asal usul meningioma. Di antara 40% dan 80% dari meningioma berisi kromosom 22 yang abnormal pada lokus gen neurofibromatosis 2 (NF2). NF2 merupakan gen supresor tumor pada 22Q12, ditemukan tidak aktif pada 40% meningioma sporadik. Pasien dengan NF2 dan beberapa non-NF2 sindrom familial yang lain dapat berkembang menjadi meningioma multiple.
  • 14. PROGNOSA In adults, the patient's age at the time of diagnosis is one of the most powerful predictors of outcome. In general, the younger the adult, the better his or her prognosis tends to be. There generally is a better outcome if the entire tumor is surgically removed; however, this is not always possible due to the location of the tumor.