Meningioma adalah tumor ekstra aksial yang berasal dari arachnoid cap cell dan umumnya jinak. Faktor risiko meningioma antara lain paparan radiasi dan hormon. Meningioma diklasifikasi berdasarkan lokasi, pola pertumbuhan, dan histopatologi. Patogenesisnya belum jelas namun terkait genetik. Prognosa lebih baik pada pasien muda dan jika tumor dapat diangkat secara keseluruhan.
2. STEP 1 : TERMINOLOGI
1. Tinnitus: suara bising di telinga, seperti deringan, dengung, raungan,
atau bunyi klik
2. Meningioma: tumor primer otak yang tidak berasal dari jaringan otak
itu sendiri, namun berasal dari meningen, tumor ini tumbuh dalam
jaringan otak dan medulla spinalis sehingga menyebabkan jaringan
tsb
3. Tumor (pembengkakan): merupakan pertumbuhan sel-sel tubuh yang
abnormal
4. MRI (magnetic resonance imaging): pemeriksaan radiologi yang
menggunakan magnet gelombang radio dan computer untuk
menghasilkan gambar struktur tubuh ( dio dan rehan baik)
3. STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH
1. Pasien keluhan sakit kepala dialami satu tahun lalu
dan makin memburuk
2. Keluhan: mual muntah, merasa lemah pada tangan
dan tungkai, mata kabur atau berbayang, kejang,
gangguan pendengaran, perubahan perilaku, dan
gangguan ingatan
3. Pemeriksaan MRI: massa di otak
4. Pemeriksaan histopato: meningioma tipe jinak
4. STEP 3 : ANALISA MASALAH
1. Apakah keluhan yang dirasakan pasien berhubungan dengan meningioma?
Iya, karena letak tumor di otak dapat menekan otak sehingga muncul gejala yang
dikeluhkan pasien
2. Selain pemeriksaan MRI apakah terdapat pemeriksaan yang lain yang dapat
dilakukan untuk menegakkan diagnose?
Ct scan, histopatologi, EEG, otopsi, gejala
3. Apakah penyebab dan factor risiko meningioma?
Terpapar zat kimia atau radiasi yang bersifat karsinogenik
4. Bagaimana prognosis dari meningioma?
Berdasarkan grade meningioma, dan system imun tubuh
5. Berdasaekan keluhan pasien dimanakah letak tumor meningioma? Multipel
6. Lebih mudah manakah terkena meningioma laki laki atau perempuan? Perempuan,
karena pengaruh dari hormone estrogen
5. STEP 4 : MAPPING CONCEPT
Lokasi tumor
Pemeriksaan dan diagnosis
Meningioma
Gejala
Jenis meningioma
Grade meningioma
tatalaksana
prognosis
6. STEP 5 : LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswa/i mampu memahami dan menjelaskan meningioma:
1. Jenis jenis tumor dan pengertian
2. Faktor risiko
3. Klasifikasi
4. patogenesis
5. prognosa
7. JENIS- JENIS TUMOR DAN PENGERTIAN
Tumor juga disebut neoplasma atau lesi, yaitu jaringan abnormal yang tumbuh oleh sel yang tidak terkontrol
dan sel tumor bereproduksi tak terkendali. Tumor otak adalah pertumbuhan sel yang tidak normal di
jaringan otak atau pusat tulang belakang yang dapat mengganggu fungsi otak.
Tumor memiliki dua jenis yang berbeda yaitu tumor jinak (benigna) dan tumor ganas (maligna):
• Benign brain tumors typically grow slowly, have distinct borders and rarely spread. yang biasa disebut
meningioma dan tumor ganas yang biasa disebut glioblastoma.
• Malignant brain tumors are cancerous. They typically grow rapidly and invade surrounding healthy brain
structures. Brain cancer can be life-threatening due to the changes it causes to the vital structures of the
brain. Some examples of malignant tumors that originate in or near the brain include olfactory
neuroblastoma, chondrosarcoma and medulloblastoma.
Tumor otak dapat dibagi menjadi tumor otak primer dan sekunder. Tumor otak primer merupakan tumor
otak yang berkembang dari sel otak itu sendiri, sedangkan tumor otak sekunder merupakan tumor otak yang
berkembang sekunder atau metastasis dari tumor di bagian tubuh lain.
8. MENINGIOMA
Tumor ekstra aksial yang berasal dari arachnoid cap cell, umumnya jinak dan
tumbuh lambat. Tumor ini dapat terjadi dimana saja sepanjang lokasi sel
arachnoid, biasanya menempel pada permukaan dalam duramater dan umumnya
tumbuh lambat (Saraf, 2011).
Meningioma jarang ditemukan pada anak – anak dan dua kali lebih sering terjadi
pada wanita dibandingkan pada laki – laki.
9. FAKTOR RISIKO
Faktor yang paling konsisten yang berhubungan dengan risiko
meningioma adalah paparan terhadap radiasi; sedangkan berbagai faktor
risiko lingkungan, gaya hidup dan genetik yang telah diteliti masih
menunjukkan hasil yang beragam. Beberapa faktor tersebut adalah
penggunaan hormon, telepon seluler, varian genetik atau polimorfisme,
paparan logam, merokok, trauma kepala dan alergi
10. KLASIFIKASI
Klasifikasi meningioma terbagi berdasarkan;
1. Lokasi tumor:
Mayoritas meningioma terjadi intrakranial, yaitu 85-90% daerah supratentorial
sepanjang sinus vena dural, antara lain daerah convexity (34,7%), parasagital
(22,3%), daerah sayap sphenoid (17,1%). Lokasi yang lebih jarang ditemukan
adalah pada selabung nervus optikus, angulus cerebellopontine, Meningioma juga
dapat timbul secara ekstrakranial walaupun sangat jarang, yaitu pada medula
spinalis, orbita , cavum nasi, glandula parotis, mediastinum dan paru-paru
11. KLASIFIKASI
2. Pola pertumbuhan
Sedangkan berdasarkan pola pertumbuhannya, meningioma terbagi dalam bentuk
massa (en masse) dan pertumbuhan memanjang seperti karpet (en plaque).
Bentuk en masse adalah meningioma globular klasik sedangkan bentuk en
plaque adalah tumor dengan adanya abnormalitas tulang dan perlekatan dura
yang luas.
12. KLASIFIKASI
3. Berdasarkan histopatologi
World Health Organization (WHO) mengklasifikasi meningioma menjadi
benigna (WHO Grade I), atipikal (WHO Grade II) dan malignan (WHO
Grade III), berdasarkan derajat anaplasia, jumlah mitosis dan adanya
nekrosis.
13. PATOGENESIS
Para peneliti sampai saat ini belum mengetahui bangaimana meningioma ini
terjadi, tetapi beberapa teori kemungkinal asal usul meningioma. Di antara 40%
dan 80% dari meningioma berisi kromosom 22 yang abnormal pada lokus gen
neurofibromatosis 2 (NF2). NF2 merupakan gen supresor tumor pada 22Q12,
ditemukan tidak aktif pada 40% meningioma sporadik. Pasien dengan NF2 dan
beberapa non-NF2 sindrom familial yang lain dapat berkembang menjadi
meningioma multiple.
14. PROGNOSA
In adults, the patient's age at the time of diagnosis is one of the most powerful predictors
of outcome. In general, the younger the adult, the better his or her prognosis tends to be.
There generally is a better outcome if the entire tumor is surgically removed; however, this
is not always possible due to the location of the tumor.