Avian influenza atau flu burung adalah penyakit menular pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan dapat menular dari hewan ke manusia. Penyakit ini pertama kali masuk Indonesia pada 2003 dan menyebabkan kematian massal unggas serta kerugian ekonomi. Gejala pada unggas antara lain demam, lesu, dan kematian mendadak, sedangkan pencegahannya meliputi vaksinasi, kebersihan kandang, dan larangan memelihara un
2. Apa yang dimaksud dengan Avian
Influenza?
• Avian influenza (AI) atau Flu Burung adalah penyakit
menular pada unggas yang disebabkan oleh virus
influenza tipe A dari famili Orthomyxoviridae.
• Pada awalnya penyakit ini bersifat eksotik yaitu belum
pernah terjadi di Indonesia.
• Pada tahun 2003 penyakit ini masuk ke Indonesia.
Tipe virus yang ditemukan di indonesia adalah H5N1
yang bersifat ganas.
• Penyakit ini menimbulkan kerugian ekonomi berupa
kematian ternak unggas karena jumlah unggas yang
sakit dan yang mati mencapai 100%.
• Penyebaran penyakit juga berjalan dengan cepat.
Penyakit ini bersifat zoonosis yaitu dapat menular dari
hewan ke manusia.
3. Bagaimana cara penularan Avian
Influenza?
• Bahan infeksius : tinja, dan cairan
tubuh
• Penularan melalui udara
• Penularan dari unggas ke unggas,
hewan lain dan manusia
• Unggas yang terinfeksi menular
pada 2 minggu pertama dari ludah
sekret hidung dan tinja
• Dapat menular dari bahan infeksius
yang terdapat pada alat-alat dan
pakaian
Tanda dan gejala umum
Influenza:
• Demam/panas > 38C
• Nyeri Tenggorokan
• Batuk
• Pilek
• Sakit kepala
• Nyeri Otot/ Pegal
• Sesak nafas
4. Bagaimana tanda-tanda Avian Influenza
pada unggas?
Masa inkubasi yaitu masuknya agen penyakit (virus AI)
sampai timbul gejala adalah beberapa jam sampai 7 hari.
Tanda-tanda penyakit :
• Pada kasus yang sangat ganas (akut) ditandai dengan
kematian tinggi tanpa disertai gejala klinis. Hewan
tampak sehat kemudian tiba-tiba mati.
• Ayam terlihat lumpuh, lesu, tidak nafsu makan, muka
bengkak, batuk, bersin, dan ngorok.
• Peradangan pada selaput mata.
• Jengger, pial dan kulit perut yang tidak ditumbuhi bulu
berwarna biru keunguan.
• Pendarahan pada dada, kaki, dan telapak kaki.
8. • Cuci tangan memakai sabun/antiseptik setelah menangani unggas
• Tidak memelihara unggas di lingkungan perumahan/pemukiman
• Apabila masih ada yang memelihara unggas di lingkungan
perumahan/pemukiman :
a. Unggas selalu dikandangkan
b. Jauhkan kandang unggas dengan rumah tinggal
c. Jaga kebersihan kandang dengan air
sabun/desinfektan
d. Jika harus kontak, gunakan penutup hidung & sarung tangan
• Bila ada unggas yang mati mendadak :
a. Lapor ke RT/RW atau petugas peternakan/kesehatan
b. Bakar/kubur unggas yang mati tersebut
• Vaksinasi tertarget pada peternakan yang intensif atau peternakan
komesrsial