1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Potensi bahaya yang disebut hazard terdapat hampir di setiap tempat
dimana dilakukan suatu aktivitas, baik di rumah, di jalan, maupun di tempat
kerja. Hazard adalah setiap keadaan dalam lingkungan kerja yang berpotensi
untuk terjadinya kecelakaan dan atau penyakit akibat kerja. Salah satu Hazard
yakni terdiri dari Bahaya biologis. Bahaya biologis meliputi bakteri, virus,
dan jamur yang terdapat di lingkungan kerja.
Virus merupakan bagian dari bahaya biologis yang dapat di temukan di
lingkungan kerja, seperti virus H5N1 atau kerap disebut virus flu burung.
Virus ini dapat menular dan berbahaya karena mampu menjangkiti mamalia
dan burung, sehingga tidak heran bisa terjadi penularan dari unggas ke
manusia. Penyebaran virus ini mungkin terjadi karena memiliki masa
inkubasi singkat yaitu 3-5 hari. Hal inilah yang membuat virus ini sangat
berbahaya dan perlu penanggulangan khusus di tempat kerja.
Salah satu tempat kerja yang memungkinkan terjadi perkembang biakan
dari virus ini adalah peternakan ayam. Di lihat dari lingkungan kerja,
peternakan memiliki potensi bahaya biologi tinggi yang berasal dari kotoran
ayam. Dari latar belakang masalah tersebut penulis memutuskan untuk
membuat makalah berjudul Peternakan Ayam Petelur Dan Kaitannya Dengan
Potensi Bahaya Biologi (Flu Burung) Di Tulungagung
1
2. 1.2 Rumusan Masalah
1. Apa potensi bahaya biologi yang terdapat di peternakan ayam petelur?
2. Bagaimana cara penilaian resiko terhadap faktor-faktor bahaya biologis
yang timbul di peternakan ayam petelur?
3. Bagaimana cara pencegahan dan tindakan yang perlu dilakukan oleh
peternak ayam petelur?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui potensi bahaya biologi yang terdapat di peternakan ayam
petelur.
2. Mengetahui cara penilaian resiko terhadap faktor-faktor bahaya biologis
yang timbul di peternakan ayam petelur.
3. Mengetahui cara pencegahan dan tindakan yang perlu dilakukan oleh
peternak ayam petelur.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah PBLK.
2. Dapat menjadi referensi bagi mahasiswa lain dalam menganalisa kasus
yang sama.
2
3. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kasus Flu Burung di Peternakan Tulungagung
Ribuan ayam petelur milik salah satu warga RT1/RW2 Dusun Ngipik,
Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan dicurigai mati mendadak karena
diserang virus avian influensa (AI) atau flu burung. Sayangnya Dinas
Peternakan setempat kesulitan melakukan penelitian karena semua bangkai
sudah terlanjur dibakar dan dikubur.
Ribuan ayam milik pasangan peternak Sutrimo (45) dan Nur Tatik (42)
mulai mati mendadak sejak awal tahun 2013 lalu. Menurut Sutrimo, awalnya
ayam-ayamnya nampak sehat dengan nafsu makan yang tinggi. Namun tibatiba jengger dan tlapak kakinya seperti kena memar dan berwarna merah
kebiruan. Sementara nafasnya terdengar ngorok dan keluar lendir dari
mulutnya. Tidak lama kemudian ayam-ayam tersebut mati secara massal.
“Setiap harinya rata-rata ada 300 ekor ayam yang mari mendadak. Meski
sudah saya coba untuk diobati tapi kematian tersebut terus merambat,”
terangnya, Kamis (10/1/2013). Lanjut Sutrimo, dari ciri-ciri tersebut, dirinya
yakin jika ayam-ayamnya terserang flu burung. Sebelum terserang, Sutrimo
mempunyai 4000 ekor ayam yang tengah produktif dan bertelur setiap hari.
Selain itu ada 1.700 ekor ayam anakan yang sudah berusia 5 bulan.
Sebelum serangan mematikan tersebut, setiap harinya Sutrimo mengaku
untung Rp 1.000.000 per hari, dari penjualan telur ayam. Namun kini
kerugian yang ditanggungnya mencapai Rp 200 juta.
3
4. 2.2 Analisa Kasus
2.2.1 Ayam Petelur dan Flu Burung
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara
khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam petelur adalah berasal
dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat
bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia
diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada
produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan
dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai
spesifik.
Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan
ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam
petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga
kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat,
Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan
ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali
persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan. Inilah yang
kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.
Usaha ayam petelur adalah salah satu usaha yang berada di
Kabupaten Pinrang desa kaballangang. Usaha ini bergerak dibidang
peternakan dengan menghasilkan telur. Usaha informal yang bergerak
merupakan pengelolaan keluarga yang telah lama ada serta turun
temurun. Adapun tahap pengelolaannya sangat sederhana yakni melalui
proses pemberian pakan, perawatan hewan, hingga menghasilkan telur
dan selanjutnya didistribusikan.
2.2.2 Potensial Hazard Lingkungan Kerja Biologi Pada Peternak Ayam Petelur
Pada kotoran ternak menjadi tempat perkembangbiakan bakteri
yang dapat mengganggu manusia maupun unggas. Selain itu dari kotoran
ternak ini pula dapat berkembang virus seperti yang biasa menyerang
unggas Virus H5N1 atau yangdikenal dengan flu burung.
4
5. Sebagaimana pemilik usaha pernah mengalami kasus KLB ini
dimana virus yang mematikan sebagian besar unggas dan tentunya sangat
merugikan bagi pemilik. Belum lagi bahaya yang dapat ditimbulkan bagi
manusia sendiri yang dapat menyebabkan kematian.
Penyakit flu burung adalah salah satu penyakit menular yang
berbahaya yang diakibatkan oleh virus yang menjangkiti mamalia dan
burung. Nah karena virus ini dapat menjangkiti burung dan mamalia
maka tidak heran bisa terjadi penularan dari unggas ke manusia. Virus
influenza tipe A adalah penyebab penyakit flu burung yang dapat
menyebar dari satu spesies ke spesies lainnya seperti unggas, babi,
anjing, kucing, harimau dan manusia. Virus ini pun memiliki sub-tipe
lagi yang ditandai dengan adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase
(N). Kemudian, ada 9 varian H serta 14 varian N. Untuk yang pernah
terjadi di Indonesia adalah flu burung dengan subtipe H5N1 yang
mempunyai masa inkubasi sekitar 3-5 hari. Karena kasus flu burung ini
langsung pada unggas maka setiap kegiatan dipeternakan ayam petelur
beresiko pada penularan penyakit ini. Maka tidak dapatdijelaskan hanya
pada satu kegiatan saja, karena begitu unggas terinfeksi virus ini maka
penularannya melalui kontak langsung, bahkan melalui udara atau angin.
Untuk mengenali unggas yang terinfeksi flu burung, anda dapat
mengenali dari gejala klinis yang ditemukan pada unggas tersebut yaitu :
1. Jengger dan pial yang bengkak dan berwarna kebiruan
2. Pendarahan yang rata pada kaki unggas berupa bintik-bintik merah
(ptekhi) biasa disebut dengan kaki kerokan
3. Adanya cairan di mata dan hidung serta timbul gangguan pernafasan
4. Keluarnya cairan jernih hingga kental dari rongga mulut
5. Timbulnya diare berlebih
6. Cangkang telur lembek
5
6. 7. Tingkat Kematian yang tinggi mendekati 100% dalam 2 hari hingga 1
minggu
2.2.3 Pencegahan dan Tindakan Peternak Telur
Pencegahan dan tindakan yang perlu dilakukan oleh peternak ayam
petelur :
1. Gunakan pelindung (Masker, kacamata renang, sarung tangan) setiap
berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas
2. Setiap hal yang berasal dari saluran cerna unggas seperti sekresi harus
ditanam/dibakar supaya tidak menular kepada lingkungan sekitar
3. Cuci alat yang digunakan dalam peternakan dengan desinfektan
4. Kandang dan Sekresi unggas tidak boleh dikeluarkan dari lokasi
peternakan
5. Memasak daging ayam dengan benar pada suhu 80 derajat dalam 1
menit dan membersihkan telur ayam serta dipanaskan pada suhu 64
derajat selama 5 menit.
6. Menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri.
Yang paling penting adalah :
1.
Menjauhkan unggas dari pemukiman manusia untuk mengurangi
kontak penyebaran virus
2.
Segera memusnahkan unggas yang mati mendadak dan unggas
yang jatuh sakit utnuk memutus rantai penularan flu burung, dan
jangan lupa untuk mencuci tangan setelahnya.
3.
Laporkan kejadian flu burung ke Pos Komando Pengendalian Flu
Burung di nomor 021-4257125 atau dinas peternakan-perikanan
dan dinas kesehatan daerah tempat tinggal anda
6
7. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tahun demi tahun ayam-ayam betina dewasa dari wilayah dunia
diseleksi secara ketat oleh pakar agar dapat diproduksi secara banyak, baik
daging ataupun telurnya. Di Kabupaten Pinrang desa Kaballanggang terdapat
usaha informal keluarga dibidang penghasilan telur ayam. Ditinjau dari tahap
pengolahannya, usaha ini potensial hazard lingkungan kerja peternak ayam
petelur biologi.
Dari kotoran ayam, dapat berkembang virus yang biasa menyerang
unggas yaitu virus H5N1 atau yang dikenal virus flu burung. Pemilik usaha
ini pernah mengalami kasus KLB flu burung yang menyebabkan kerugian
karena banyak unggasnya yang mati dan selain itu, virus flu burung juga
dapat menyebabkan kematian pada manusia karena virus flu burung
menjangkiti mamalia dan burung.
Influenza tipe A adalah penyebab penyakit flu burung yang dapat
menyebar dari spesies satu ke spesies lain seperti unggas, babi, anjing,
kucing, harimau, dan manusia. Karena kasus flu burung ini langsung pada
unggas, maka setiap kegiatan di peternakan ayam petelur beresiko pada
penularan penyakit ini. Penularan dari unggas terinfeksi virus tidak hanya
melalui kontak langsung, bahkan melalui udara dan angin.
3.2 Saran
Kenali gejala klinis unggas yang terkena virus flu burung agar virus
tersebut dapat segera dimusnahkan agar tidak terjadi kerugian baik dari hasil
peternakan ayam petelur tersebut maupun kerugian bagi pemiliknya, misal
pemilik juga menjadi terkena virus flu burung.
7
8. Lakukanlah
kegiatan-kegiatan
yang
dapat
mengurangi
serta
menghindari terjadinya virus flu burung, seperti: menjauhkan kandang
unggas dari pemukiman manusia, memusnahkan unggas yang mati mendadak
dan unggas yang sakit, cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
unggas, memasak daging unggas yang akan dikonsumsi sampai benar-benar
matang, dan laporkan kejadian flu burung ke Pos Komando Pengendalian Flu
Burung.
8
9. Daftar Pustaka
WHO, 2006. H5N1 Avian Influenza : Timeline, Previous events in Asia.
Darminto, 2006. Mengenal Flu Burung dan Strategi Pengendaliannya, An
Introduction to Avian Influenza and it’s Control Strategy.
WHO, 2004. Advice for people living in areas affected by bird flu or avian
influenza,
Western
Pacific
Region,
http://dreamfile.wordpress.com/2012/03/09/flu-burung-gejala-carapenularan-pencegahan-dan-pengobatannya/, 29 September 2013
Dr. Ir. Wahyu Widodo, MS., Nutrisi dan Pakan Unggas Konstektual,
http://wahyuwidodo.staff.umm.ac.id/files/2010/01/NUTRISI_DAN_PAKA
N_UNGGAS_KONTEKSTUAL.pdf, 29 September 2013
Prihatman,
K.,
2000.
Budi
Daya
Ayam
Petelur.
Jakarta.
http://www.warintek.ristek.go.id/peternakan/budidaya/ayam_petelur.pdf, 29
September 2013
http://jurnalk3.com/bagaiman-jenis-dan-cara-penggunaan-alat-pelindung-diriyang-benar.html, 29 September 2013
http//fluburung.org, 29 September 2013
9