Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran biologi dan metode pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa pembelajaran biologi bertujuan untuk memahami alam dan gejala-gejalanya melalui penelitian. Dokumen juga mendefinisikan metode pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share yang terdiri atas tahap berpikir (thinking), berpasangan (pairing), dan berbagi (sharing).
1. 11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Pembelajaran Biologi
Biologi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “bios” yang berarti
kehidupan dan “logos” yang berarti ilmu. Jadi biologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang kehidupan.1 Guru perlu menyadari benar hakikat
pembelajaran biologi, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang lahir dan
berkembang melalui observasi dan eksperimen.2 IPA adalah dasar dari teknologi,
adapun teknologi itu sendiri merupakan tulang punggung pembangunan.
Teknologi dimanfaatkan hampir pada semua bidang, sehingga IPA dapat
dimanfaatkan pada semua segi kehidupan.3 Jadi, Biologi merupakan ilmu yang
mempelajari segala sesuatu tentang makhluk hidup. Dengan berkembangnya
ilmu dan teknologi maka biologi sebagai ilmu yang semakin berkembang.
Adapun hakikat biologi meliputi empat unsur utama yaitu:
1. Sikap berupa rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk
hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru
yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.
1
Winatasasmita Djamhur, Biologi Umum, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 2.
2 Musahir, Panduan Pengajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran
Biologi,(Jakarta: CV. Irfan Putra, 2003), h. 1.
3
Udin S. Winataputra, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2001), h. 117.
2. 12
2. Proses berupa prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah.
3. Produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.
4. Aplikasi berupa penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari.4
Keempat unsur di atas, belajar biologi dapat membantu peserta didik
memahami alam dan gejalanya, karena itu belajar biologi banyak berkaitan
dengan penelitian. Selama proses pencarian ini peserta didik dapat
menumbuhkan sikap ilmiah dan nilai positif lainnya. Pembelajaran Biologi
mempunyai karakteristik tersendiri dibandingkan dengan ilmu-ilmu alam
lainnya, belajar biologi berarti upaya untuk mengenal proses kehidupan nyata di
lingkungan. Berupaya mengenali diri sendiri sebagai makhluk individu maupun
sosial. Sehingga dengan belajar biologi diharapkan dapat bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas dan lulusan hidup manusia dengan lingkungan. Biologi
merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, sikap, nilai,
dan tanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa serta negara, yang
beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.5
Dapat dikatakan bahwa pembelajaran biologi berkaitan erat dengan cara
mencari tahu atau proses penemuan untuk memahami diri sendiri dan alam
secara sistematis yang harus disajikan melalui kegiatan pengamatan/eksperimen,
mendiskusikan hasilnya, dan menarik kesimpulan. Sehingga dengan
pembelajaran biologi dapat tertanamkan kesadaran terhadap keteraturan alam,
4 Depdikbud, Perangkat Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP
SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA, (Balitbang: Depdiknas, 2006), h. 4.
5 Dasim Budiamansyah, Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Biologi,
(Bandung: Genesindo, 2003), h. 1.
3. 13
dan menguasai sains dan teknologi untuk meningkatkan mutu kehidupan serta
melanjutkan pendidikan.
B. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode berasal dari bahasa inggris method yang berarti cara.
Metode adalah cara yang teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai
maksud, cara kerja yang tersistem untuk memudahkan pelaksaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.6 Metode berarti
cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Pemilihan suatu
metode dalam mengajar harus disesuikan dengan materi pelajaran yang
akan disampaikan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan metode
belajar yang digunakan oleh guru maka akan berakibat pada proses
belajar mengajar dan secara langsung akan mempengaruhi hasil
belajar.7
Terdapat sepuluh metode mengajar yang dapat diguru, yaitu:
metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, pemberian
tugas, demonstrasi, eksperimen, simulasi, inkuiri dan metode
pengajaran unit/pembelajaran terpadu. Pengembangan metode belajar
sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Bentuk
pengembangan dari metode belajar yang ada salah satunya adalah
6 Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 580.
7 O. Hamalik, Kurikulumdan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 26.
4. 14
metode pembelajaran kooperatif yang merupakan pengembangan
teknik belajar bersama dan saling membantu di antara siswa. Siswa
dituntut untuk aktif dan bekerjasama untuk menyelesaikan suatu
masalah yang ada.8
b. Pembelajaran Kooperetif
Pembelajaran kooperatif merupakan teknik kelas praktis yang
dapat digunakan setiap guru untuk membantu siswanya belajar setiap
mata pelajaran, mulai dari keterampilan dasar sampai pemecahan
masalah yang kompleks. Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah
untuk mengubah seorang guru dari seorang pengajar menjadi seorang
yang memfasilitasi dalam pembelajaran. Seorang guru dalam
pembelajran kooperatif menjadi fasititas bagi siswa untuk
mengembangkan potensi, daya nalar dan kemampuan siswa sehingga
proses belajar mengajar dikelas berpusat pada siswa.9
Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) adalah
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok
kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar
untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif sangat efektif
untuk diterapkan di dalam kelas karena setiap siswa mempunyai
perbedaan sehingga dengan pembelajaran kooperatif siswa dapat
saling asah, asih dan asuh (saling mencerdaskan) karena siswa tidak
hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama teman. Pembelajaran
kooperatif ini mempunyai elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-
8 Sumantri, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Maulana, 2001), h. 115-116.
9 M. Nur, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah
UNESA, 2005), h. 1-2.
5. 15
elemen itu adalah saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka,
akuntabilitas individu dan keterampilan untuk menjaga hubungan
antarpribadi atau keterampilan sosial.10 Pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu revolusi dalam pembelajaran di kelas.
“Pembelajaran kooperatif merujuk pada beragai macam metode
pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari
materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan
dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumetasi,
untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan
menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing”.11
Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar
kelompok. Ada prinsip dasar pembelajaran kooperatif yang
membedakannya dengan pembelajaran biasa. Untuk mencapai hasil
yang maksimal, terdapat lima prinsip pembelajaran kooperatif yang
harus diterapkan yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab
perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi
proses kelompok. Saling ketergantungan positif merupakan upaya untuk
menciptakan kelompok kerja yang efektif dan saling bekerjasama serta
menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling
membutuhkan. Tanggung jawab perseorangan dalam pembelajaran
kooperatif sangat diperlukan dari setiap anggota kelompok untuk
mencapai kesuksesan bersama. Setiap kelompok harus diberi kesempatan
untuk bertemu muka dan berdiskusi, sehingga mengenal dan menerima
satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi terjadi bukan
hanya dilakukan oleh guru tapi dengan teman sesamanya antar pribadi.
10 Nurhadi, Kurikulum2004,(Jakarta Grasindo, 2005) h. 112.
11 E. Slavin, Cooperative Learning,(Jakarta: Nus Media, 2008) , h. 4.
6. 16
Komunikasi antar anggota memberikan dampak agar setiap anggota
kelompok mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Evaluasi
proses kerja kelompok mempunyai tujuan agar kerja kelompok
kedepannya lebih efektif dan efisien. Sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan Garfield tahun 2008 menyatakan bahwa metode Think-Pair-
Share, adalah :
Finally, student’s achievement learning is often higher in small-
group activities because studens feel moer positive about being
able to complete a task with others then be working individually.
Working together towards a mutual goal also research in
emotional bonding where group members develops positive
feeling toward to group commitment toward working together.
This increase in fee may also to improved students attitides
toward the sbject and the courses.12
Hasil belajar siswa sering lebih baik pada aktivitas kelompok kecil
karena siswa memiliki perasaan yang positif untuk menyelesaikan
tugas dengan teman yang lain dibanding dengan bekerja secara
individu. Belajar bersama mempercepat pencapaian tujuan bersama
dengan mengembangkan perasaan yang positif untuk kelompok dan
komitmen kerjasama. Peningkatan perasaan positif ini dapat memiliki
peranan penting untuk meningkatkan sikap positif siswa guna mengerti
pokok persoalan dan materi pelajaran.
Siswa dalam pembelajaran kooperatif mempunyai tanggung jawab
untuk tugasnya apabila dilakukan dengan menganut unsur-unsur
tersebut dengan sempurna serta berpeluang mempunyai pengetahuan
lain melalui kelompok yang berbeda. Metode yang termasuk
12 Anita Lie, Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang Kelas, (Jakarta: Gramedia,
2008), h. 31-35.
7. 17
pembelajaran kooperatif adalah : metode Student Team Achievement
Division (STAD), metode Jigsaw, metode Group Investigation (GI),
metode struktual (Think-Pair-Share dan Numbered Head Together).13
C. Metode Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share
1. Pengertian Metode Think-Pair-Share
Metode pembelajaran Think-Pair-Share merupakan metode
sangat sederhana tetapi sangat bermafaat. Metode Pembelajaran ini
menempatkan pendidik sebagai fasilitator bukan sebagai pemberi
informasi. Pembelajaran Think-Pair-Share merupakan metode
pembelajaran kooperatif. Pendekatan ini memberikan penekanan pada
penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa. Lie menyatakan bahwa ”teknik bertukar pasangan
ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan orang
lain. Teknik ini biasa digunakan pada mata pelajaran dan untuk
semua tingkat usia anak didik”.14
Metode Think-Pair-Share menekankan pada struktur
khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi
siswa. Struktur ini menghendaki agar siswa kerja sama, saling
melengkapi dan saling bergantung dalam kelompok-kelompok kecil
secara kooperatif. Metode Think-Pair-Share merupakan salah satu
metode dengan memiliki struktur yang bertujuan untuk meningkatkan
penguasaan akademik.15
13Nurhadi, Op. Cit,. h. 116-121.
14 Anita Lie, Op. Cit,. h. 56.
15 Nurhadi, Op. Cit,. h. 196.
8. 18
2. Tahap Pelaksanaan Metode Pembelajaran Think-Pair-Share
Metode Pembelajaran Think-Pair-Share memiliki langkah-langkah
yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih
banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama
lain. Sebagai contoh, guru baru saja menyajikan suatu topik atau
siswa baru saja selesai membaca suatu tugas. Selanjutnya, guru
meminta siswa untuk memikirkan permasalahan yang ada topik atau
bacaan tersebut dengan serius. Tahap-tahap dalam pembelajaran Think-
Pair-Share adalah thinking (berpikir), pairing (berpasangan), dan
sharing (berbagi).16
Berfikir (thinking) merupakan tahapan dimana guru
memberikan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran,
kemudian siswa diminta untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan
atau isu secara mandiri. Biasanya guru memberikan waktu satu menit
untuk siswa berfikir mandiri. Berpasangan (Pairing) merupakan
tahapan dimana guru meminta siswa untuk berpasangan dengan siswa
yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada langkah
pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat dapat menghasilkan
jawaban bersama jika pertanyaan telah diajukan atau penyampaian
ide bersama jika suatu pertanyaan khusus telah diidentifikasi.
Biasanya guru memberikan waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
Berbagi (Sharing) merupakan tahapan dimana guru meminta pasangan-
pasangan siswa tersebut untuk berbagi atau bekerjasama dengan kelas
16 Ibid, 120.
9. 19
secara keseluruhan mengenai apa yang telah didiskusikan. Langkah ini
dilakukan dengan cara bergantian pasangan demi pasangan dan
dilanjutkan sampai beberapa siswa telah mendapatkan kesempatan untuk
melaporkan, paling tidak sekitar seperempat pasangan, tetapi
disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Pada langkah ini akan menjadi
efektif apabila guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke
pasangan yang lain.17
3. Kelebihan dan kekurangan Metode Pembelajaran Think-Pair-
Share
Tidak ada metode belajar yang sempurna yang dapat
dilakukan dalam proses belajar mengajar. Suatu metode belajar
pasti mempunyai kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan dari
metode belajar dapat tercapai apabila ada tanggung jawab individual
dari setiap anggota kelompok, artinya keberhasilan kelompok
ditentukan oleh hasil belajar individual setiap anggota kelompok.
Selain itu diperlukan adanya pengakuan kepada kelompok yang
kinerjanya baik sehingga anggota kelompok tersebut dapat melihat
bahwa kerja sama untuk saling membantu teman dalam satu kelompok
sangat penting. Kelemahan yang ada diharapkan dapat diminimalisir
dengan peran guru yang senantiasa meningkatkan motivasi siswa
yang lemah agar dapat berperan aktif, meningkatkan tanggung
jawab siswa untuk belajar bersama, dan membantu siswa yang
mengalami kesulitan.
17 Ibid 120.
10. 20
Kelebihan dan kekurangan kelompok berpasangan adalah
sebagai berikut :
1) Kelebihan
a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.
b. Cocok digunakan untuk tugas yang sederhana.
c. Memberikan lebih banyak kesempatan untuk kontribusi
masing-masing anggota kelompok.
d. Interaksi antar pasangan lebih mudah.
e. Lebih mudah dan cepat dalam membentuk kelompoknya.
2) Kekurangan
a. Lebih banyak kelompok yang akan melapor dan perlu
dimonitor.
b. Lebih sedikit ide yang muncul.
c. Jika ada masalah tidak ada penengah.18
D. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Pengertian kata hasil menurut W. J. S. Poerwadarminta yaitu
“sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan, dan sebagainya oleh
usaha”.19 Sedangkan arti kata belajar menurut Sally Wehmeier dapat
dijelaskan sebagai berukut :” learning is knowledge that you get from
18 Anita Lie, Op,. Cit. h. 86.
19 W. J. S. Poerwadinata, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006),
h. 408.
11. 21
reading and studying”.20 Artinya : belajar adalah pengetahuan yang kamu
dapat dari membaca dan belajar. Dan syariat Islam menyatakan bahwa
belajar adalah suatu kewajiban bagi seluruh umat-Nya yang ditentukan
pada posisi pertama. Hal ini terkandung dalam surat Al-Alaq 1-5
yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.21
Berdasarkan definisi tentang pengertian belajar di atas, dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Hasil belajar menurut Nana Sudjana adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah menerima
pengalaman dari proses belajarnya.22 Saat daya serap terhadap bahan
pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tertinggi, baik individu
ataupun kelompok dan perilaku yang digariskan dalam tujuan
pengajaran/intruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh peserta didik,
20 Sally Wehmeier, Oxford Advenced Learner’s Dictionary, (Oxford: University Press,
2000), h. 731.
21 H.J Muhammad Tohar, Op., Cit. h. 598.
22 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, (Bandung : RosdaKarya, 1999),
h. 22.
12. 22
baik secara individual ataupun kelompok menjadi petunjuk bahwa
suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil.23
Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada proses belajar yang dialami
oleh peserta didik.24 Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar
mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan
masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun, untuk
menyamakan persepsi sebaiknya berpedoman pada kurikulum yang
berlaku saat ini yang telah disempurnakan antara lain suatu proses
belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil
apabila Tujuan Intruksional Khusus (TIK)-nya dapat tercapai.25 Jadi,
hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang diperoleh
peserta didik setelah melalui usaha dalam proses belajar.
2. Macam-Macam Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dilihat dari kemampuan-kemampuan yang
dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya.
Benjamin S. Bloom berpendapat bahwa hasil belajar dapat
dikelompokkan ke dalam dua macam, yaitu pengetahuan dan
keterampilan.26 Sedangkan menurut Ward Kingsley dalam Nana
23
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rieneka
Cipta,
2006), h. 106.
24 Slameto, Blajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi nya (Jakarta: Rieneka Cipta,
2002), h. 1
25
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Op. Cit. h. 105.
26 Asep Jihad, Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo, 2012),
h. 180.
13. 23
Sudjana ada tiga macam hasil belajar, yaitu : a) Keterampilan dan
kebiasaan, b) Pengetahuan dan pengertian, dan c) Sikap dan cita-
cita.27
Sesuai dengan taksonomi tujuan pembelajaran, hasil belajar
dibedakan dalam tiga aspek, yaitu hasil belajar aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor.28 Uraian dari ketiga aspek tersebut, yaitu :
a. Aspek kognitif
Dimensi kognitif adalah kemampuan yang berhubungan
dengan berfikir, mengetahui, dan memecahkan masalah, seperti
pengetahuan komprehensif, aplikatif, sintesis, analisis dan
pengetahuan evaluatif. Anderson & Krathwolh dalam Jamil
membedakan aspek kognitif dalam dua dimensi, yaitu : the
knowledge dimension (dimensi pengetahuan) dan the cognitive
process dimension (dimensi proses kognitif). Revisi Krathwohl
ini sering digunakan dalam merumuskan tujuan belajar yang sering
di kenal dengan istilah C1 - C6.
1) The Knowledge Dimension (Dimensi Pengetahuan)
a) Factual Knowledge (Pengetahuan Fakta)
b) Conceptual Knowledge (Pengetahuan Tentang Konsep)
c) Procedural Knowledge (Pengetahuan Tentang Prosedur)
d) Metacognitive Knowledge (Pengetahuan Metakognitif)
2) The Cognitive Process Dimension (Dimensi Proses
Kognitif)
27
Nana Sudjana, Loc. Cit.
28 Jamil Suprihatiningrum, Op. Cit.h. 38.
14. 24
a) Remember (Mengingat)
b) Understand (Memahami)
c) Apply (Menerapkan)
d) Analyze (Menganalisis)
e) Evaluate (Mengevaluasi)
f) Create (Menciptakan)29
b. Aspek Afektif
Dimensi afektif adalah kemampuan yang berhubungan
dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi. Tingkatan afektif ini
meliputi:
1) Kemauan menerima, yakni keinginan memperhatikan suatu
gejala atau rancangan tertentu.
2) Kemauan menaggapi, yakni keinginan yang menunjuk pada
partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan
tugas dan manaati peraturan.
3) Penerapan Karya, yakni penerimaan terhadap berbagai sistem
nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada satu sistem nilai yang
lebih tinggi.
4) Ketekunan dan ketelitian, pada taraf ini individu yang telah
memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai
dengan sistem nilai yang dipegangnya.30
29Ibid, 39-40
30 Ahmad Widodo, Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal, (Buletin Puspendik,
2006), h. 37-38.
15. 25
c. Aspek Psikomotor
Menurut klasifikasi Simpon dalam Jamil, ranah psikomotor
mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang
bersifat manual atau motorik. Domain ini juga mempunyai
berbagai tingkatan, urutan tingkatan dari yang paling sederhana
sampai ke yang paling kompleks, sebagai berikut (1) perception
(persepsi), (2) set (kesiapan), (3) guided response (gerakan
terbimbing), (4) mechanical response (gerakan yang terbiasa), (5)
complex response (gerakan yang kompleks), (6) adjustment
(penyesuaian pada gerakan), (7) creativity (kreativitas).31
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Belajar adalah serangkaian kegiatan atau perbuatan yang
berhubungan dengan banyak faktor. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi proses belajar, baik faktor yang datang dari dalam
individu yang belajar (internal) maupun faktor yang berasal dari luar
(eksternal) atau bisa saja gabungan dari kedua faktor tersebut.
Banyak faktor dari dalam peserta didik yang ikut menentukan
aktivitas belajarnya adalah tanggapan dari berbagai situasi belajar
yang diciptakan guru, yang mana situasi belajar guru tersebut
tergantung pada cara mengajar atau strategi pembelajaran yang
dilaksanakan.
31
Jamil Suprihatiningrum, Op. Cit.h. 46.
16. 26
E. Materi Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya
Pencemaran lingkungan adalah peristiwa masuknya zat-zat atau
komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan. Sesuatu yang
menyebabkan polusi disebut polutan. Polutan dapat berasal dari bahan
organik maupun bahan anorganik, dapat berasal dari zat berbentuk padat,
cair maupun gas. Lingkungan alami adalah lingkungan atau ekosistem yang
keadaannya seimbang. Sebaliknya, lingkungan tercemar adalah lingkungan
atau ekosistem yang keadaannya menjadi tidak murni lagi.
Berdasarkan sifat zat pencemar (polutan), pencemaran lingkungan
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Pencemaran berdasar zat pencemar
yaitu pencemaran kimiawi, pencemaran fisika dan pencemaran biologis.
a. Pencemaran kimiawi
Pencemaran yang terjadi karena bahan-bahan kimia. Pencemaran ini
dapat disebabkan oleh benda yang mengandung unsur kimiawi seperti
sabun, air raksa, pupuk.
b. Pencemaran fisika
Pencemaran yang terjadi karena bahan-bahan fisik. Pencemaran ini
dapat disebabkan oleh sampah fisik seperti kaleng bekas, plastic bekas
yang tidak terpakai.
c. Pencemaran bioligis
Pencemaran yang terjadi karena senyawa biologi yang mampu
menimbulkan pencemaran. Pencemaran ini dapat disebabkan oleh
bakteri.
17. 27
Berdasarkan lingkungan yang terkena pencemaran maka pencemaran
lingkungan dibedakan menjadi:
a. Pencemaran air
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat atau komponen
lainnya ke dalam lingkungan perairan sehingga kualitas air terganggu.
Sumber-sumber pencemaran air terutama berasal dari limbah industri,
limbah pertanian dan limbah rumah tangga.
b. Pencemaran udara
Pencemaran udara adalah peristiwa masuknya zat, energi atau komponen
lainnya ke dalam lingkungan udara. Akibatnya kualitas udara
menurun sehingga menggannggu kehidupan manusia atau makhluk hidup
lainnya. Pencemaran udara umumnya terjadi dikota-kota besar dan daerah
industri (pabrik). Pencemaran udara utamanya disebabkan oleh bahan
bakar dari kendaraan bermotor dan gas buangan pabrik.
c. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah peristiwa masuknya zat atau komponen
lain ke dalam suatu areal tanah. Pencemaran tanah antara lain dapata
diakibatkan oleh pemakaian pestisida yang berlebihan, buangan bahan
kimia limbah industri, penambangan dan hujan asam.
d. Pencemaran suara
e. Pencemaran suara adalah masuknya suara atau bunyi yang tidak
diinginkan ke pemukiman penduduk. Sumber pencemaran suara antara
lain adalah suara lau lintas jalan raya, pesawat terbang, mesin pabrik dan
lain-lain.
18. 28
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan mencegah
pencemaran dan kerusakan lingkungan antar lain:
a. Mencegah limbah pertanian agar tidak mengalir ke sungai.
b. Membuat lubang tempat pembuangan sampah selanjutnya ditimbun
dengan tanah.
c. Membuat tempat pembuangan limbah yang jauh dari sumber air dan lain-
lain.
d. Mencegah penebangan hutan untuk digunakan sebagai lahan pertanian.
e. Mencegah terjadinya kebakaran hutan.
f. Mencegah pembakaran bahan-bahan beracun di udara terbuka.
g. Tidak membangun pabrik di dekat pemukiman penduduk.
h. Tidak membangun bandara di dekat pemukiman penduduk
i. Tidak membunyikan televisi, tape atau radio terlalu keras.
Penebangan hutan tanpa perhitungan atau secara liar menyebabkan
perubahan lingkungan dengan berbagai dampak yang buruk. Penggundulan hutan
dapat menyebabkan erosi, menurunkan kesuburan tanah, menurunkan
persediaan air tanah, menyebabkan banjir, dan menurunkan ketersediaan sumber
daya alam hayati.
F. Kajian Penelitian yang Relevan
Untuk membuat skripsi ini, penulis mencoba menggali informasi
terhadap skripsi atau karya ilmiah lain yang relevan dengan permasalahan
yang sedang digarap oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk
membandingkan masalah-masalah yang diteliti baik dalam segi metode dan
19. 29
objek penelitian. Pertama, skripsi “Penerapan Pembelajaran Kooperatif
Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII
A SMPN 3 Kranganyar Tahun Ajaran 2007/208”.32 Skripsi ini membahas
secara panjang lebar tentang pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif Think-Pair-Share terhadap hasil belajar biologi. Kajian yang
dilakukan menghasilkan kesimpulan ada pengaruh positif terhadap hasil
belajar biologi peserta didik.
Kedua, jurnal “Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share
Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau dari Kemampuan Berfikir Kritis
Siswa”.33 Dalam jurnal ini membahas bagaimana prestasi belajar peserta
didik terhadap pelajaran Matematika. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan
meningkatnya prestasi belajar peserta didik terhadap pelajaran Matematika.
Ketiga, jurnal “Penerapan Pendekatan Struktural Think Pair Share
(TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Kelas 7
SLTPN 20 Pekanbaru Pada Pokok Bahasan Keanekaragaman Hewan T.A
2004/2005”.34 Jurnal ini membahas bagaimana hasil belajar peserta didik
setelah diterapkan model Think Pair Share. Penelitian ini menghasilkan
kesimpulan adanya perbedaan sangat nyata pada hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran TPS dengan model pembelajaran
langsung.
32 Givastutik, “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk
Meningkatkan Hasil BelajarBiologi Siswa Kelas VII A SMPN 3 Kranganyar Tahun Ajaran
2007/2008”(Skripsi Program Strata 1 Fakultas Keuruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret, Surakarta, 2009).
33 L. Surayya, I W. Subagia, I N. Tika, Loc. Cit.
34 Rosmaini S, Evi Surya Wati, dan Mariani N.L, Loc. Cit.
20. 30
Sedangkan pada penulisan skripsi ini, penulis lebih menitikberatkan
pada kajian “Penerapan Pembelajaran Think-Pair-Share Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII A SMP 1 Swadhipa Natar Tahun
Pelajaran 2013/2014”. Penelitian ini dilakukan untuk menumbuhkan
semangat belajar dan meningkatkan hasil belajar peserta didik terutama pada
mata pelajaran biologi melalui pembelajaran TPS sehingga pembelajaran
biologi yang ada di kelas lebih aktif dan bermakna bagi peserta didik dan
tidak monoton yang hasil akhirnya akan berpengaruh pada kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik serta keberhasilan peserta didik dalam
belajar. Melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti
diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan masalah
yang ada dalam proses pembelajaran biologi dan sebagai masukan baru bagi
pendidik agar menjadi lebih kreatif, dan inovatif dalam menyampaikan
materi-materi kepada peserta didik.
G. Kerangka Berfikir
Diperlukan variasi-variasi dalam proses pembelajaran di kelas, salah
satunya yang diteliti oleh penulis adalah penerapan model pembelajaran
TPS. Penerapan model pembelajaran ini sangat baik diterapkan karena
dapat meningkatkan kemampuan berpikir atau menganalisis suatu masalah
yang dihadapkan oleh peserta didik sebagai subjek belajar. Metode
pembelajaran TPS ini akan diterapkan pada kelas VII A SMP 1
Swadipha Natar dalam menyampaikan materi Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan. Metode pembelajaran ini akan memberikan penekanan pada
21. 31
penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Pembelajaran Think-Pair-Share memiliki langkah-
langkah yang diterapkan secara eksplisit untuk memberi waktu kepada
siswa untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.
Penerapan pembelajaran Think-Pair-Share ini siswa diharapkan mampu
berpikir logis, kritis dan sistematis, selain itu juga siswa diharapkan lebih
memahami keterkaitan antar topik dalam biologi serta manfaat
pengetahuan biologi bagi bidang lain. Metode Think-Pair-Share ini
memberikan kesempatan siswa dapat belajar dengan teman sebaya yang
akan melatih keaktifan dan kerjasama dalam belajar. Keaktifan dan
kerjasama siswa tersebut dalam memecahkan masalah biologi.
Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share ini diharapkan
memberikan keberartian pengalaman belajar pada siswa dan
berimplikasi positif terhadap hasil belajar siswa. Hubungan siswa, metode
pembelajaran dan hasil belajar ditunjukkan dengan ilustrasi kerangka
pemikiran. Skema ilustrasi kerangka pemikiran dapat dilihat pada
Gambar 1.
22. 32
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
INPUT
TRANSFORMASIOUTPUT
HASIL BELAJAR
KURANG
OPTIMAL
SISWA KURANG AKTIF
KBMBERPUSAT PADA
GURU
METODE
KONVENSIONAL
HASIL BELAJAR
MENINGKAT
SISWA AKTIFKBM
BERPUSAT PADA
SISWA
METODE COOPERATIF
TIPE THINKPAIRSHARE