1. FIQIH KURBAN
KH. M. SHIDDIQ AL JAWI, S.Si, MSI
Islamic Business Online School
2. 1. Pengertian Qurban
2. Hukum Qurban
3. Keutamaan Qurban
4. Waktu Qurban
5. Hewan Qurban
6. Adab Penyembelihan
7. Pemanfaatan Daging Qurban
8. Keikhlasan Berqurban
POKOK
BAHASAN
4. PENGERTIAN QURBAN
Qurban disebut juga dgn istilah Udh-hiyah
Udh-hiyah adalah hewan qurban (unta, sapi,
dan kambing) yang disembelih pada hari raya
Qurban dan hari-hari tasyriq sebagai taqarrub
(pendekatan diri) kepada Allah SWT.
(Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, XIII/155; Al Ja’bari, 1994).
6. HUKUM QURBAN
Qurban hukumnya sunnah, tidak wajib.
Imam Malik, Asy Syafi’i, Abu Yusuf, Ishak bin
Rahawaih, Ibnul Mundzir, Ibnu Hazm dan lainnya
berkata :
”Qurban itu hukumnya sunnah bagi orang yang
mampu (kaya), bukan wajib, baik orang itu berada
di kampung halamannya (muqim), dalam
perjalanan (musafir), maupun dalam mengerjakan
haji.”
7. HUKUM QURBAN
Ukuran “mampu” berqurban, hakikatnya sama
dengan ukuran kemampuan shadaqah.
yaitu mempunyai kelebihan harta (uang) setelah
terpenuhinya kebutuhan pokok (al hajat al asasiyah)
-- yaitu sandang, pangan, dan papan– dan
kebutuhan penyempurna (al hajat al kamaliyah)
yang lazim bagi seseorang. (QS Al Baqarah : 219)
Jika seseorang masih membutuhkan uang untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka
dia terbebas dari menjalankan sunnah qurban.
8. HUKUM QURBAN
Dasar kesunnahan qurban antara lain, firman Allah SWT :
ْرَحْناَو َكِّبَرِّل ِّلَصَف
“Maka dirikan (kerjakan) shalat karena Tuhanmu, dan
berqurbanlah.” (TQS Al Kautsar : 2).
Perintah di atas dijelaskan dalam hadis-hadis Nabi SAW :
ُكَل ٌةَّنُس َوُهَو ِّ
رْحَّنالِّب ُتْرِّمُأ
ْم
“ Aku diperintahkan (diwajibkan) untuk menyembelih
qurban, sedang qurban itu bagi kamu adalah
sunnah.”(HR.At-Tirmidzi)
9. HUKUM QURBAN
Orang yang mampu berqurban tapi tidak berqurban,
hukumnya makruh.
Sabda Nabi SAW:
َف ِّحَضُي ْمَلَو ٌةَعَس ُهَل َانَك ْنَم
نا الَصُم َّنَبَرَْْي ال
“ Barangsiapa yang mempunyai kemampuan tetapi ia
tidak berqurban, maka janganlah sekali-kali ia
menghampiri tempat shalat kami.”
(HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al Hakim, dari Abu Hurairah RA.
Menurut Imam Al Hakim, hadits ini shahih. Lihat Subulus Salam
IV/91)
11. KEUTAMAAN QURBAN
Berqurban merupakan amal yang paling dicintai Allah
SWT pada saat Idul Adh-ha.
Sabda Nabi SAW :
َع ِّ
رْحَّنال َم ْوَي َمَدآ ُنْبا َلَِّمع اَم
َع ِّ َّ
َّللا ىَلِّإ َّبَحَأ ا
الَم
َّلَجَو َّز
َمد ِّةَقاَرِّه ْنِّم
“ Tidak ada suatu amal anak Adam pada hari raya
Qurban yang lebih dicintai Allah selain menyembelih
qurban.” (HR. At Tirmidzi)
12. KEUTAMAAN QURBAN
Tetesan darah hewan qurban akan memintakan ampun
bagi setiap dosa orang yang berqurban.
Sabda Nabi SAW :
ْضُأ ْيِّدَهْشاَف ْيِّم ْوُق ُةَمِّاطَف اَي
ْغَي ُهَّنِّإَف ِّكَتَّي ِّح
ِّلَّوَاِّب ِّكَل ُرِّف
َذ ُّلُك اَهَِّمد ْنِّم ُرُطَْْت ةَرْطَق
ِّهِّتْلَِّمع بْن
“Hai Fathimah, bangunlah dan saksikanlah qurbanmu.
Karena setiap tetes darahnya akan memohon ampunan
dari setiap dosa yang telah kaulakukan…” (HR al-
Baihaqi, As Sunan Al Kubra, 9/476)
14. WAKTU QURBAN
Qurban dilaksanakan setelah sholat Idul Adh-ha tanggal 10
Zulhijjah, hingga akhir hari Tasyriq (sebelum maghrib), yaitu
tanggal 13 Zulhijjah.
Qurban tidak sah bila disembelih sebelum sholat Idul Adh-ha.
Sabda Nabi SAW :
اَمَّنِّإَف ِّة َ
الَّصال َلْبَق َحَبَذ ْنَم
َبَذ ْنَمَو ِّهِّسْفَنِّل َحَبَذ
َدْعَب َح
َصَأَو ُهُكُسُن َّمَت ْدََْف ِّة َ
الَّصال
َةَّنُس َاب
َينِّمِّلْسُمْلا
“Barangsiapa menyembelih qurban sebelum sholat Idul Adh-ha
(10 Zulhijjah) maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya
sendiri. Dan barangsiapa menyembelih qurban sesudah sholat
Idul Adh-ha, maka sesungguhnya ia telah menyempurnakan
ibadahnya (berqurban) dan telah sesuai dengan sunnah
(ketentuan) kaum muslimin.” (HR. Bukhari)
15. WAKTU QURBAN
Penentuan tanggal 10 Zulhijjah berdasarkan ru`yat yang
dilakukan oleh Amir (penguasa) Makkah, sesuai hadits
Nabi SAW dari sahabat Husain bin Harits Al Jadali RA (HR.
Abu Dawud, Sunan Abu Dawud hadits no.1991).
Jadi, penetapan 10 Zulhijjah tidak menurut hisab yang
bersifat lokal (Indonesia saja misalnya), tetapi mengikuti
ketentuan dari Makkah.
Patokannya, adalah waktu para jamaah haji melakukan
wukuf di Padang Arafah (9 Zulhijjah), maka keesokan
harinya berarti 10 Zulhijjah bagi kaum muslimin di
seluruh dunia.
17. HEWAN QURBAN
a. Jenis Hewan
Hewan yang boleh dijadikan qurban adalah : unta, sapi, dan
kambing (atau domba).
Selain tiga hewan tersebut, misalnya ayam, itik, dan ikan,
tidak boleh dijadikan qurban.
b. Jenis Kelamin
Dalam berqurban boleh menyembelih hewan jantan atau
betina, tidak ada perbedaan,
Itu sesuai hadits-hadits Nabi SAW yang bersifat umum
mencakup kebolehan berqurban dengan jenis jantan dan
betina, dan tidak melarang salah satu jenis kelamin.
18. HEWAN QURBAN
c. Umur
Sesuai hadits-hadits Nabi SAW, dianggap mencukupi,
berqurban :
(1) kambing/domba berumur satu tahun masuk tahun
kedua,
(2) sapi (atau kerbau) berumur dua tahun masuk tahun
ketiga,
(3) unta berumur lima tahun
d. Kondisi
Kondisi hewan harus sehat dan tidak boleh mengandung
cacat.
19. HEWAN QURBAN
Sesuai hadits-hadits Nabi SAW, tidak dibenarkan berkurban
dengan hewan :
(1) yang nyata-nyata buta sebelah,
(2) yang nyata-nyata menderita penyakit (dalam keadaan
sakit),
(3) yang nyata-nyata pincang jalannya,
(4) yang nyata-nyata lemah kakinya serta kurus,
(5) yang tidak ada sebagian tanduknya,
(6) yang tidak ada sebagian kupingnya,
(7) yang terpotong hidungnya,
(8) yang pendek ekornya (karena terpotong/putus),
(9) yang rabun matanya.
20. QURBAN SENDIRI ATAU PATUNGAN
Seekor kambing berlaku untuk satu orang.
Tak boleh qurban patungan (berserikat) untuk satu ekor
kambing.
Sedangkan seekor unta atau sapi, boleh patungan untuk
tujuh orang (HR. Muslim).
Lebih utama, satu orang berqurban satu ekor unta atau
sapi.
Dalam satu keluarga (rumah), bagaimana pun besarnya
keluarga itu, dianjurkan ada seorang yang berkurban
dengan seekor kambing.
22. ADAB PENYEMBELIHAN
1) Hewan yang akan dikurbankan dibaringkan ke
sebelah rusuknya yang kiri dengan posisi mukanya
menghadap ke arah kiblat,
diiringi dengan membaca doa “Robbanaa taqabbal
minnaa innaka antas samii’ul ‘aliim.”
(Artinya : Ya Tuhan kami, terimalah kiranya qurban
kami ini, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.)
2) Penyembelih meletakkan kakinya yang sebelah di
atas leher hewan, agar hewan itu tidak menggerak-
gerakkan kepalanya atau meronta.
23. ADAB PENYEMBELIHAN
3) Penyembelih melakukan penyembelihan, sambil
membaca : “Bismillaahi Allaahu akbar.” (Artinya :
Dengan nama Allah, Allah Maha Besar).
4) Kemudian penyembelih membaca doa kabul (doa
supaya qurban diterima Allah) yaitu : “Allahumma
minka wa ilayka. Allahumma taqabbal min …” (sebut
nama orang yang berkurban).
(Artinya : Ya Allah, ini adalah dari-Mu dan akan kembali
kepada-Mu. Ya Allah, terimalah dari…. )
25. PEMANFAATAN DAGING QURBAN
Disunnahkan bagi orang yang berqurban, untuk
memakan daging qurban, dan menyedekahkannya
kepada orang-orang fakir, dan menghadiahkan kepada
karib kerabat.
Nabi SAW bersabda :
واُمِّعْطَأَو واُلُكَف
واُر َِّّخداَو
“Makanlah daging qurban itu, dan berikanlah kepada
fakir-miskin, dan simpanlah.” (HR. Ibnu Majah dan
Tirmidzi, hadits shahih)
26. PEMANFAATAN DAGING KURBAN
Berdasarkan hadits itu, pemanfaatan daging qurban
dilakukan menjadi tiga bagian/cara, yaitu : makanlah,
berikanlah kepada fakir miskin, dan simpanlah. Namun
pembagian ini sifatnya tidak wajib, tapi mubah (lihat
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid I/352; Al Jabari, 1994;
Sayyid Sabiq, 1987).
Orang yang berqurban, disunnahkan turut memakan
daging qurbannya sesuai hadits di atas. Boleh pula
mengambil seluruhnya untuk dirinya sendiri. Jika
diberikan semua kepada fakir-miskin, menurut Imam Al
Ghazali, lebih baik. Dianjurkan pula untuk menyimpan
untuk diri sendiri, atau untuk keluarga, tetangga, dan
teman karib (Al Jabari, 1994; Rifa’i et.al, 1978).
27. PEMANFAATAN DAGING KURBAN
Pembagian daging qurban kepada fakir dan miskin, boleh
dilakukan hingga di luar desa/ tempat dari tempat
penyembelihan (Al Jabari, 1994).
Bolehkah memberikan daging qurban kepada non-
muslim ? Ibnu Qudamah (mazhab Hambali) dan yang
lainnya (Al Hasan dan Abu Tsaur, dan segolongan ulama
Hanafiyah) mengatakan boleh. Namun menurut Imam
Malik dan Al Laits, lebih utama diberikan kepada muslim
(Al Jabari, 1994).
Penyembelih (jagal), tidak boleh diberi upah dari qurban.
Kalau mau memberi upah, hendaklah berasal dari orang
yang berqurban dan bukan dari qurban (Abdurrahman,
1990).
28. PEMANFAATAN DAGING KURBAN
Menjual kulit hewan adalah haram, baik oleh pekurban,
maupun oleh takmir masjid sebagai wakilnya
Dalilnya sabda Nabi SAW:
َضَ ْ
اْلَو ِّيْدَهْلا َموُحُل واُعيِّبَت َ
َلَو
َّدَصَتَو واُلُكَف ِّي ِّاح
واُق
اَهِّدوُلُجِّب واُعِّتْمَتْساَو
يِّبَت َ
َلَو
اَهوُع
“ Dan janganlah kalian menjual daging hadyu (qurban
orang haji) dan daging qurban. Makanlah dan
sedekahkanlah dagingnya itu, ambillah manfaat kulitnya,
dan jangan kamu menjualnya…”(HR. Ahmad)
Jika kulit sudah diberikan kepada orang fakir/miskin, lalu
orang fakir dan miskin itu menjualnya, hukumnya boleh.
30. KEIKHLASAN BERKURBAN
Hendaklah pequrban niatnya ikhlas lillahi ta’ala, yang lahir
dari ketaqwaan.
Bukan berqurban karena riya` agar dipuji-puji sebagai
orang kaya, orang dermawan, atau politisi yang peduli
rakyat, dan sebagainya.
Sesungguhnya yang sampai kepada Allah SWT adalah
taqwa kita, bukan daging dan darah qurban kita.
Allah SWT berfirman:
ْنَل
َلاَنَي
َ َّ
َّللا
اَهُموُحُل
َ
َلَو
ُؤاَمِّد
اَه
ْنِّكَلَو
ُهُلاَنَي
َّْْتال
ىَو
ْمُكْنِّم
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat
mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan daripada
kamulah yang mencapainya.” (TQS Al Hajj : 37)