SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
SATIRE SOSIAL DALAM BALUTAN
EFEK GERR KARYA PUTU WIJAYA
(SEBUAH ESAI KRITIK PRAGMATIK)
Disusun guna memenuhi tugas Kritik Sastra

Oleh:
Mohammad Nurofik
(07410803)

PROGDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2012
SATIRE SOSIAL DALAM BALUTAN EFEK GERR KARYA PUTU WIJAYA
(SEBUAH ESAI KRITIK PRAGMATIK)
Oleh: Mohammad Nurofik

Bagaimana bila ada mayat yang tiba-tiba bangun dalam prosesi penguburanya?
Kaget, pasti iya. Bingung, tenu saja. Begitu juga yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam
drama karya putu wijaya ini. Mereka pada heboh sampai memanggil aparat dan pak
lurah karena pak hansip sudah tidak dapat lagi mengatasinya.
Namun bagi putu wijaya, ekspresi semua tokoh dalam naskah dramanya ini
cukup dicerminkan dengan ungkapan “gerr”. Secara leksikal “gerr” saja, tidak memiliki
arti apapun. Berbeda ketika mungkin dilogikakan sebagai kata dasar dari kata ulang
“gegerr” atau bisa pula dilanjutkan dengan kata “gerregetan”. Selain dua kemungkinan
itu, bunyi “gerr” juga dapat ditafsirkan sebagai ekspresi tertawa yang ditahan.
Judul yang bukan berupa kata, melainkan sebuah cerminan ekspresi ini
membuat efek penasaran bagi pembaca. Namun rasa penasaran itu tidak dapat terjawab
bila karya putu wijaya yang satu ini tidak dipahami secara mendalam. Sederhananya,
makna judulnya tidak serta merta dapat dimengerti hanya dengan melihat arti secara
leksikal. Sehingga setelah muncul rasa penasaran, pembaca juga akan merasa bingung.
Efek-efek seperti penasaran dan bingung itulah yang kemudian menghiasi isi
dari naskah drama ini. Selain efek yang ditimbulkan oleh judul, efek semacam itu juga
ditunjukan melalui penulisan alur, latar, tokoh atau penokohan. Kemudian
bagaimanakah pesan satire sosial yang amat kental dapat ditafsirkan dari akhir cerita?
Jika banyak efek penasaran dan membingungkan semacam itu. Padahal, satire sosial
berarti ditujukan untuk khalayak ramai, bahkan bias jadi masyarakat awam yang tidak
tahu menahu soal sastra dan kleniknya.
Kritik pragmatig memandang karya sastra sebagai sesuatu yang dibangun untuk
mencapai efek-efek tertentu pada audien (pendengar dan pembaca), baik berupa efek
kesenangan, estetis, pendidikan maupun efek lainya. Kritik ini cenderung menilai karya
sastra menurut berhasil tidaknya karya sastra tersebut mencapai tujuan tersebut
(Pradopo, 1999:26). Sementara tujuan karya sastra pada umumnya: edukatif, estetis,
atau politis.
Sedangakn dalam “gerr” karya putu wijaya, efek yang muncul adalah penasaran
dan kebingungan seperti yang sudah disebutkan di atas. Sedangkan tujuan amanat yang
dapat ditangkap adalah satire sosial.
Pada tahapan alur, efek penasaran dan kebingungan juga muncul. Karena
belum-belum tokoh utama yaitu Bima, mati.
“BIMA TIBA-TIBA MATI. SELURUH KELUARGANYA BERKABUNG
DAN MERUBUNG DI SEKITAR PETI MATI (Wiajaya, tanpa tahun : 1)”.
Beralih sejenak ke latar. Karena mau tidak mau, ini harus dibahas. Usaha
menggedor mental penonton dengan menyuguhkan alur yang tiba-tiba memunculkan
peristiwa histeris ternyata menyisakan sebuah celah pada lanjutan kutipan di atas.
“DUKA, SUKA, BERBAGAI PERASAAN MASING-MASING BERDESAKDESAKAN DI SEKITAR RUANGAN ITU. AYAH, IBU, ISTRI, ANAK,
SAUDARA, TETANGGA, TEMAN, TAMU DAN PETUGAS KEAMANAN
SEMUANYA LENGKAP HADIR. TAK LAMA LAGI BIMA AKAN
DIKUBUR. SEMUA ORANG KARENA SPONTANITAS, PERNYATAAN
YANG JUJUR MAUPUN TUGAS, SERENTAK MENANGIS BERSAMASAMA DALAM ERANGAN BERSAMA. MEREKA MENGUMPULKAN
SEBUAH GELOMBANG YANG BESAR UNTUK MENGGULINGKAN
PETI MATI ITU KE DALAM LIANG YANG TELAH MENGANGA.
HANYA KEDUA PENGGALI KUBUR YANG TEGAK DI SISI PETI
DENGAN PACUL DAN SEKOP TAMPAK TENANG. MEREKA
MENUNGGU DENGAN SABAR UPACARA MENANGIS ITU YANG
TELAH MENJADI SANTAPAN MEREKA SETIAP HARI. DENGAN
DINGIN DAN PERASAAN YANG JAUH DARI PERISTIWA ITU MEREKA
JUGA MENGISAP DAN MENGEPULKAN ASAP ROKOKNYA (Wijaya,
tanpa tahun: 1)”.
Terlihat jelas penulis ingin membawa audiens untuk mau-tidak mau masuk
dalam efek histeris yang ditimbulkan dari kematian Bima dan tangisan-tangisan para
pelayatnya yang dari berbagai komponen masyarakat yang tentunya memiliki kelas
sosial berbeda. Peristiwa tersebut entah terjadi dimana? Hanya ada keterangan sebuah
ruagan, ruangan man? Aula atau ruang tamu? Bahkan yang lebih mengejutkan tiba-tiba
ruangan itu berubah wujud menjadi tempat pemakaman. Tepatnya jadi liang lahatnya si
Bima, tokoh utama. Latar yang tidak jelas itu berlanjut sampai akhir cerita, bahkan tak
ada sedikitpun keterangan kuburanya di daerah mana. Sekali lagi pengarang
menunjukan eksistensi untuk membangun latar suasana yang

lebih mudah

menimbulkan efek pada audiense bukan sekedar tempat yang terang-terangan nama
jalan dan daerahnya. Namun dari itu, sebenarnya peristiwa tersebut dapat ditafsirkan
bahwa siapapun orangnya, apapun jabatanya, setinggi apapun status sosialnya, dan
dimanapun tempatnya pasti semuanya berakhir pula di liang lahat. Pertanyaanya,
apakah satire sosial ini akan mampu diterjemahkan oleh audiense yang tidak benarbenar serius menafsirkanya? Masih ingat kan, satire sosial berarti sasaranya adalah
orang banyak, masyarakat atau tidak melulu orang yang serius mengambil makna dari
sebuah karya sastra.
Sekarang kembali ke alur. Alur yang ditampilkan adalah maju. Prosesi
pemakaman yang menampilkan berbagai peristiwa dari percakapan penggali kubur
yang ngalor ngidul soal asmara orang pinggiran.
“Penggali kubur: Hee Bob, percuma kalau cuma ngubek-ngubek Tuty dan Yeni.
Percuma kalau cuma nyimpan potret. Bukan kita yang menyimpan cinta, tapi cinta kita
disimpan oleh Si Tuty, Yeni, Maria, Ahomy, Kiky, dan lain-lainnya. Ini baru namanya
sukses, man. Yu no? (Wijaya, tanpa tahun : 4)”.
Dalam keadaan histeris alur menuju pada peristiwa percakapan yang
memunculkan efek kesenangan. Melucu dalam suasana gadu semacam itu entah efektif
atau tidak, yang sudah tau pasti tertawa yang belum tahu entah mungkin masih
penasaran atau kebingungan.
Efek-efek lain yang ingin ditampilkan diantaranya efek simpatik yang entah
dibua-buat sekalianya.
“Nenek: ... Apa gunanya menangis tiga hari tiga malam kalau dalam hati kalian
setuju, ini bukan sandiwara Nduk! Mereka tidak berani bicara karena penakut,
akulah yang mewakili mereka. Aku tidak setuju semua ini. Tidak. Ini tidak adil!
Coba bayangkan. Cucu saya ini anak-anaknya masih kecil-kecil. Penyakitan
lagi. Dia sudah berjuang…(tidak dapat melanjutkan kata-katanya)sampai
pembacaan puisi dari anaknya (Wijaya, tanpa tahun : 5)”.
Ikhlas tapi tidak ikhlas itulah kepura-puraan. Sang nenek tidak mau anaknya meninggal
lantaran ditinggali cucu yang penyakitan. Ada rasa sinis disamping rasa haru. Inilah
simpatik yang dibuat-buat yang juga tidak mustahil terjadi dimasyarakat kita. Efek
simpatik yang dibuat-buat ini tidak akan dipahami tanpa keseriusan.padahal penonton
juga harus tertawa dengan efek kesenanganya.
Lain lagi dengan efek dramatis yang disuguhkan oleh tokoh anak bima dengan
meminta menyanyi dan deklamasi untuk ayahnya sebelum dikubur. Perhatikan
penggalan dialog berikut:
NENEK : Sudah diam dulu kamu. Biar anak-anak ini diberi kesempatan. Bagaimana
tadi? Kamu mau menyanyi?
ANAK : Nggak, nggak jadi.
NENEK : Lho kenapa? Tadi sudah minta, ini kesempatan kalian yang terakhir, besok
tidak bisa lagi melihat wajah bapak.
ANAK : Saya berubah pikiran Nek.
NENEK : Ya kenapa?
ANAK : Tidak kenapa-kenapa.
NENEK : Ah pasti ada apa-apanya. Takut ibumu, takut sama kadal itu
menunjuk penggali kubur)
Kalau mau buka-buka saja.
(dia mau membuka sendiri tapi susah)
Pokoknya kalau mau akan dibuka.
ANAK : Tidak, tidak jadi Nek, terima kasih.
NENEK : Kenapa?
ANAK : Itu kan hak saya?
NENEK : Ya makanya, kalau mau dibuka, akan nenek buka.
ANAK : Maksud saya, hak saya untuk tidak mau membukanya.
NENEK : Aku tidak mengerti. Kamu juga?
ANAK : Saya mau.
NENEK : Mau apa?
ANAK : Mau deklamasi dan peti itu harus dibuka.
NENEK : Kamu lebih jujur dari kakakmu itu. (kepada penggali kubur) Hee, sini, coba
buka.
Semua orang termasuk Anak, Istri, Ibu dan Bapak bahkan pak lurah minta di beri
kesempatan untuk sekedar tauziah. Boleh jadi mengeluarkan pendapat begitu sajalah.
Itu semua adalah satire bahwa masyarakat sekarang memang lebih suka berebut hak
lebih dulu, ketimbang malakukan kewajiban segera menguburkan orang mati.
Semua satire dalam naskah drama ini terselubung oleh efek-efek yang menteror
kesadaran. Bahkan penontok dibuat tidak sadar sampai pada klimaksnya ketika Bima
bangun dari kubur. Tokoh utama yang satu ini hanya diam tidak mengeluarkan sepatah
katapun. Baru kemudian setelah ia bangun dari kbubur yang kemudian membeuat geger
semua pelayat termasuk juga penggali kubur.
“BIMA : Sajak siapa itu, Nak?
BELUM ADA YANG MEMPERHATIKAN. ANAK MASIH MENYAMBUNG
KATA-KATANYA DENGAN MENGUCAPKAN TANGGAL PEMBUATAN
SAJAK, PENGARANG SERTA DARI BUKU MANA SAJAK ITU DIAMBIL
(Wijaya, tanpa tahun : 25)”.
Itulah saat Bima banun dan hidup kembali. Namun pada akhirnya bima di beri kain
merah untuk ganti. Sementara ada ulat-ulat mumi putih yang datang dan menggantikan
bima dukubur. Sedangkan Bima hanya berdiri tegar melihatinya.
Pertanyaanya sekarang, kenapa bimka harus mati dan hidup kembali, setelah
diganti baju merah ia menjadi tegar dan ada pengganti ratusan mumi putih untuk
dikubur?
Inilah satire, bahwa peristiwa tersebut dapat ditafsirkan bahwa dalam
masyarakat sekarang kejujuran sudah mati. Dan untuk menghidupinya kembali, butuh
keberanian. Sementara sebenarnya banyak kejujuran-kejujuran yang telah mati dan
terkubur juga dengan keberanian berbohong. Hanya anak-anak kecillah yang kadang
masih bisa jujur.
Namun sekali lagi bahwa satire sosial ditujukan untuk sosial, agar diketahui
masyarakat banyak. Namun bila penyampaianya secara implisit rumit dan penuh
dengan efek membingungkan, apakah dapat tercapai tujuan seacara optimal? Berbeda
jika naskah drama ini memang ditujukan kepada kaum terpelajar utamanya yang
jurusan linguistik, atau pemerhati sastra. Maka ini akan menjadi bekal yang cukup
untuk hidup bersama masyarakat untuk tetap gigih mempertahankan nilai-nilai keadilan
dan kejujuran.

More Related Content

Similar to SATIRE SOSIAL DALAM BALUTAN EFEK GERR

Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus
Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. IdrusAnalisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus
Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. IdrusOki Feri Juniawan
 
Ensiklopedia sastra indonesia sd smp
Ensiklopedia sastra indonesia sd smpEnsiklopedia sastra indonesia sd smp
Ensiklopedia sastra indonesia sd smpDhek Prasetya
 
Unsur Konflik dalam Cerpen
Unsur Konflik dalam CerpenUnsur Konflik dalam Cerpen
Unsur Konflik dalam Cerpensasindo be
 
Analisis Lagu "Slank" dengan Metode Hermeneutika
Analisis Lagu "Slank" dengan Metode HermeneutikaAnalisis Lagu "Slank" dengan Metode Hermeneutika
Analisis Lagu "Slank" dengan Metode HermeneutikaJurnal Go-Blog
 
Tugas bahasa indonesia menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi AKU ...
Tugas bahasa indonesia menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi AKU ...Tugas bahasa indonesia menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi AKU ...
Tugas bahasa indonesia menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi AKU ...Berlinda Putri
 
Potret Bali dalam Kumpulan Cerpen Sagra karya Oka Rusmini
Potret Bali dalam Kumpulan Cerpen  Sagra  karya Oka RusminiPotret Bali dalam Kumpulan Cerpen  Sagra  karya Oka Rusmini
Potret Bali dalam Kumpulan Cerpen Sagra karya Oka Rusminiahmad bahtiar
 
Matiketawacararusia 170901093534
Matiketawacararusia 170901093534Matiketawacararusia 170901093534
Matiketawacararusia 170901093534muhammad tarmizi
 
ANALISIS WACANA KRITIS PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUT...
ANALISIS WACANA KRITIS PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUT...ANALISIS WACANA KRITIS PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUT...
ANALISIS WACANA KRITIS PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUT...idabagusbn
 
Sastra angkatan pujangga baru
Sastra angkatan pujangga baruSastra angkatan pujangga baru
Sastra angkatan pujangga barudwiliarossa
 
3.6 ANALISIS KRITIK ESAI bind.doc
3.6 ANALISIS KRITIK ESAI bind.doc3.6 ANALISIS KRITIK ESAI bind.doc
3.6 ANALISIS KRITIK ESAI bind.docChelly35
 
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAANKONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAANJoseviraLintang
 
Tugas menyimak Ekstensif dan Intensif
Tugas menyimak Ekstensif dan IntensifTugas menyimak Ekstensif dan Intensif
Tugas menyimak Ekstensif dan IntensifMitha Ye Es
 
Unsur Intrinsik Penggalan Novel Siti Nurbaya
Unsur Intrinsik Penggalan Novel Siti NurbayaUnsur Intrinsik Penggalan Novel Siti Nurbaya
Unsur Intrinsik Penggalan Novel Siti NurbayaWahyu Dermawan
 

Similar to SATIRE SOSIAL DALAM BALUTAN EFEK GERR (20)

Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus
Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. IdrusAnalisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus
Analisis struktural dalam drama kejahatan membalas dendam karya A. Idrus
 
Makalah drama1
Makalah drama1Makalah drama1
Makalah drama1
 
Ensiklopedia sastra indonesia sd smp
Ensiklopedia sastra indonesia sd smpEnsiklopedia sastra indonesia sd smp
Ensiklopedia sastra indonesia sd smp
 
Unsur Konflik dalam Cerpen
Unsur Konflik dalam CerpenUnsur Konflik dalam Cerpen
Unsur Konflik dalam Cerpen
 
Puisi Kontemporer.ppt
Puisi Kontemporer.pptPuisi Kontemporer.ppt
Puisi Kontemporer.ppt
 
Analisis Lagu "Slank" dengan Metode Hermeneutika
Analisis Lagu "Slank" dengan Metode HermeneutikaAnalisis Lagu "Slank" dengan Metode Hermeneutika
Analisis Lagu "Slank" dengan Metode Hermeneutika
 
Tugas bahasa indonesia menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi AKU ...
Tugas bahasa indonesia menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi AKU ...Tugas bahasa indonesia menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi AKU ...
Tugas bahasa indonesia menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi AKU ...
 
Aaaaaaaa
AaaaaaaaAaaaaaaa
Aaaaaaaa
 
Puisi kontemporer
Puisi kontemporerPuisi kontemporer
Puisi kontemporer
 
Potret Bali dalam Kumpulan Cerpen Sagra karya Oka Rusmini
Potret Bali dalam Kumpulan Cerpen  Sagra  karya Oka RusminiPotret Bali dalam Kumpulan Cerpen  Sagra  karya Oka Rusmini
Potret Bali dalam Kumpulan Cerpen Sagra karya Oka Rusmini
 
MATI KETAWA CARA RUSIA
MATI KETAWA CARA RUSIAMATI KETAWA CARA RUSIA
MATI KETAWA CARA RUSIA
 
Matiketawacararusia 170901093534
Matiketawacararusia 170901093534Matiketawacararusia 170901093534
Matiketawacararusia 170901093534
 
ANALISIS WACANA KRITIS PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUT...
ANALISIS WACANA KRITIS PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUT...ANALISIS WACANA KRITIS PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUT...
ANALISIS WACANA KRITIS PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUT...
 
Esai Novel - Layar Terkembang
Esai Novel - Layar TerkembangEsai Novel - Layar Terkembang
Esai Novel - Layar Terkembang
 
Sastra angkatan pujangga baru
Sastra angkatan pujangga baruSastra angkatan pujangga baru
Sastra angkatan pujangga baru
 
3.6 ANALISIS KRITIK ESAI bind.doc
3.6 ANALISIS KRITIK ESAI bind.doc3.6 ANALISIS KRITIK ESAI bind.doc
3.6 ANALISIS KRITIK ESAI bind.doc
 
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAANKONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
 
Tugas menyimak Ekstensif dan Intensif
Tugas menyimak Ekstensif dan IntensifTugas menyimak Ekstensif dan Intensif
Tugas menyimak Ekstensif dan Intensif
 
Teori mimetik 1
Teori mimetik 1Teori mimetik 1
Teori mimetik 1
 
Unsur Intrinsik Penggalan Novel Siti Nurbaya
Unsur Intrinsik Penggalan Novel Siti NurbayaUnsur Intrinsik Penggalan Novel Siti Nurbaya
Unsur Intrinsik Penggalan Novel Siti Nurbaya
 

Recently uploaded

aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 

Recently uploaded (20)

aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 

SATIRE SOSIAL DALAM BALUTAN EFEK GERR

  • 1. SATIRE SOSIAL DALAM BALUTAN EFEK GERR KARYA PUTU WIJAYA (SEBUAH ESAI KRITIK PRAGMATIK) Disusun guna memenuhi tugas Kritik Sastra Oleh: Mohammad Nurofik (07410803) PROGDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP PGRI SEMARANG 2012
  • 2. SATIRE SOSIAL DALAM BALUTAN EFEK GERR KARYA PUTU WIJAYA (SEBUAH ESAI KRITIK PRAGMATIK) Oleh: Mohammad Nurofik Bagaimana bila ada mayat yang tiba-tiba bangun dalam prosesi penguburanya? Kaget, pasti iya. Bingung, tenu saja. Begitu juga yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam drama karya putu wijaya ini. Mereka pada heboh sampai memanggil aparat dan pak lurah karena pak hansip sudah tidak dapat lagi mengatasinya. Namun bagi putu wijaya, ekspresi semua tokoh dalam naskah dramanya ini cukup dicerminkan dengan ungkapan “gerr”. Secara leksikal “gerr” saja, tidak memiliki arti apapun. Berbeda ketika mungkin dilogikakan sebagai kata dasar dari kata ulang “gegerr” atau bisa pula dilanjutkan dengan kata “gerregetan”. Selain dua kemungkinan itu, bunyi “gerr” juga dapat ditafsirkan sebagai ekspresi tertawa yang ditahan. Judul yang bukan berupa kata, melainkan sebuah cerminan ekspresi ini membuat efek penasaran bagi pembaca. Namun rasa penasaran itu tidak dapat terjawab bila karya putu wijaya yang satu ini tidak dipahami secara mendalam. Sederhananya, makna judulnya tidak serta merta dapat dimengerti hanya dengan melihat arti secara leksikal. Sehingga setelah muncul rasa penasaran, pembaca juga akan merasa bingung. Efek-efek seperti penasaran dan bingung itulah yang kemudian menghiasi isi dari naskah drama ini. Selain efek yang ditimbulkan oleh judul, efek semacam itu juga ditunjukan melalui penulisan alur, latar, tokoh atau penokohan. Kemudian bagaimanakah pesan satire sosial yang amat kental dapat ditafsirkan dari akhir cerita? Jika banyak efek penasaran dan membingungkan semacam itu. Padahal, satire sosial berarti ditujukan untuk khalayak ramai, bahkan bias jadi masyarakat awam yang tidak tahu menahu soal sastra dan kleniknya. Kritik pragmatig memandang karya sastra sebagai sesuatu yang dibangun untuk mencapai efek-efek tertentu pada audien (pendengar dan pembaca), baik berupa efek kesenangan, estetis, pendidikan maupun efek lainya. Kritik ini cenderung menilai karya sastra menurut berhasil tidaknya karya sastra tersebut mencapai tujuan tersebut (Pradopo, 1999:26). Sementara tujuan karya sastra pada umumnya: edukatif, estetis, atau politis.
  • 3. Sedangakn dalam “gerr” karya putu wijaya, efek yang muncul adalah penasaran dan kebingungan seperti yang sudah disebutkan di atas. Sedangkan tujuan amanat yang dapat ditangkap adalah satire sosial. Pada tahapan alur, efek penasaran dan kebingungan juga muncul. Karena belum-belum tokoh utama yaitu Bima, mati. “BIMA TIBA-TIBA MATI. SELURUH KELUARGANYA BERKABUNG DAN MERUBUNG DI SEKITAR PETI MATI (Wiajaya, tanpa tahun : 1)”. Beralih sejenak ke latar. Karena mau tidak mau, ini harus dibahas. Usaha menggedor mental penonton dengan menyuguhkan alur yang tiba-tiba memunculkan peristiwa histeris ternyata menyisakan sebuah celah pada lanjutan kutipan di atas. “DUKA, SUKA, BERBAGAI PERASAAN MASING-MASING BERDESAKDESAKAN DI SEKITAR RUANGAN ITU. AYAH, IBU, ISTRI, ANAK, SAUDARA, TETANGGA, TEMAN, TAMU DAN PETUGAS KEAMANAN SEMUANYA LENGKAP HADIR. TAK LAMA LAGI BIMA AKAN DIKUBUR. SEMUA ORANG KARENA SPONTANITAS, PERNYATAAN YANG JUJUR MAUPUN TUGAS, SERENTAK MENANGIS BERSAMASAMA DALAM ERANGAN BERSAMA. MEREKA MENGUMPULKAN SEBUAH GELOMBANG YANG BESAR UNTUK MENGGULINGKAN PETI MATI ITU KE DALAM LIANG YANG TELAH MENGANGA. HANYA KEDUA PENGGALI KUBUR YANG TEGAK DI SISI PETI DENGAN PACUL DAN SEKOP TAMPAK TENANG. MEREKA MENUNGGU DENGAN SABAR UPACARA MENANGIS ITU YANG TELAH MENJADI SANTAPAN MEREKA SETIAP HARI. DENGAN DINGIN DAN PERASAAN YANG JAUH DARI PERISTIWA ITU MEREKA JUGA MENGISAP DAN MENGEPULKAN ASAP ROKOKNYA (Wijaya, tanpa tahun: 1)”. Terlihat jelas penulis ingin membawa audiens untuk mau-tidak mau masuk dalam efek histeris yang ditimbulkan dari kematian Bima dan tangisan-tangisan para pelayatnya yang dari berbagai komponen masyarakat yang tentunya memiliki kelas sosial berbeda. Peristiwa tersebut entah terjadi dimana? Hanya ada keterangan sebuah ruagan, ruangan man? Aula atau ruang tamu? Bahkan yang lebih mengejutkan tiba-tiba ruangan itu berubah wujud menjadi tempat pemakaman. Tepatnya jadi liang lahatnya si Bima, tokoh utama. Latar yang tidak jelas itu berlanjut sampai akhir cerita, bahkan tak ada sedikitpun keterangan kuburanya di daerah mana. Sekali lagi pengarang menunjukan eksistensi untuk membangun latar suasana yang lebih mudah menimbulkan efek pada audiense bukan sekedar tempat yang terang-terangan nama jalan dan daerahnya. Namun dari itu, sebenarnya peristiwa tersebut dapat ditafsirkan bahwa siapapun orangnya, apapun jabatanya, setinggi apapun status sosialnya, dan
  • 4. dimanapun tempatnya pasti semuanya berakhir pula di liang lahat. Pertanyaanya, apakah satire sosial ini akan mampu diterjemahkan oleh audiense yang tidak benarbenar serius menafsirkanya? Masih ingat kan, satire sosial berarti sasaranya adalah orang banyak, masyarakat atau tidak melulu orang yang serius mengambil makna dari sebuah karya sastra. Sekarang kembali ke alur. Alur yang ditampilkan adalah maju. Prosesi pemakaman yang menampilkan berbagai peristiwa dari percakapan penggali kubur yang ngalor ngidul soal asmara orang pinggiran. “Penggali kubur: Hee Bob, percuma kalau cuma ngubek-ngubek Tuty dan Yeni. Percuma kalau cuma nyimpan potret. Bukan kita yang menyimpan cinta, tapi cinta kita disimpan oleh Si Tuty, Yeni, Maria, Ahomy, Kiky, dan lain-lainnya. Ini baru namanya sukses, man. Yu no? (Wijaya, tanpa tahun : 4)”. Dalam keadaan histeris alur menuju pada peristiwa percakapan yang memunculkan efek kesenangan. Melucu dalam suasana gadu semacam itu entah efektif atau tidak, yang sudah tau pasti tertawa yang belum tahu entah mungkin masih penasaran atau kebingungan. Efek-efek lain yang ingin ditampilkan diantaranya efek simpatik yang entah dibua-buat sekalianya. “Nenek: ... Apa gunanya menangis tiga hari tiga malam kalau dalam hati kalian setuju, ini bukan sandiwara Nduk! Mereka tidak berani bicara karena penakut, akulah yang mewakili mereka. Aku tidak setuju semua ini. Tidak. Ini tidak adil! Coba bayangkan. Cucu saya ini anak-anaknya masih kecil-kecil. Penyakitan lagi. Dia sudah berjuang…(tidak dapat melanjutkan kata-katanya)sampai pembacaan puisi dari anaknya (Wijaya, tanpa tahun : 5)”. Ikhlas tapi tidak ikhlas itulah kepura-puraan. Sang nenek tidak mau anaknya meninggal lantaran ditinggali cucu yang penyakitan. Ada rasa sinis disamping rasa haru. Inilah simpatik yang dibuat-buat yang juga tidak mustahil terjadi dimasyarakat kita. Efek simpatik yang dibuat-buat ini tidak akan dipahami tanpa keseriusan.padahal penonton juga harus tertawa dengan efek kesenanganya. Lain lagi dengan efek dramatis yang disuguhkan oleh tokoh anak bima dengan meminta menyanyi dan deklamasi untuk ayahnya sebelum dikubur. Perhatikan penggalan dialog berikut: NENEK : Sudah diam dulu kamu. Biar anak-anak ini diberi kesempatan. Bagaimana tadi? Kamu mau menyanyi?
  • 5. ANAK : Nggak, nggak jadi. NENEK : Lho kenapa? Tadi sudah minta, ini kesempatan kalian yang terakhir, besok tidak bisa lagi melihat wajah bapak. ANAK : Saya berubah pikiran Nek. NENEK : Ya kenapa? ANAK : Tidak kenapa-kenapa. NENEK : Ah pasti ada apa-apanya. Takut ibumu, takut sama kadal itu menunjuk penggali kubur) Kalau mau buka-buka saja. (dia mau membuka sendiri tapi susah) Pokoknya kalau mau akan dibuka. ANAK : Tidak, tidak jadi Nek, terima kasih. NENEK : Kenapa? ANAK : Itu kan hak saya? NENEK : Ya makanya, kalau mau dibuka, akan nenek buka. ANAK : Maksud saya, hak saya untuk tidak mau membukanya. NENEK : Aku tidak mengerti. Kamu juga? ANAK : Saya mau. NENEK : Mau apa? ANAK : Mau deklamasi dan peti itu harus dibuka. NENEK : Kamu lebih jujur dari kakakmu itu. (kepada penggali kubur) Hee, sini, coba buka. Semua orang termasuk Anak, Istri, Ibu dan Bapak bahkan pak lurah minta di beri kesempatan untuk sekedar tauziah. Boleh jadi mengeluarkan pendapat begitu sajalah. Itu semua adalah satire bahwa masyarakat sekarang memang lebih suka berebut hak lebih dulu, ketimbang malakukan kewajiban segera menguburkan orang mati. Semua satire dalam naskah drama ini terselubung oleh efek-efek yang menteror kesadaran. Bahkan penontok dibuat tidak sadar sampai pada klimaksnya ketika Bima bangun dari kubur. Tokoh utama yang satu ini hanya diam tidak mengeluarkan sepatah katapun. Baru kemudian setelah ia bangun dari kbubur yang kemudian membeuat geger semua pelayat termasuk juga penggali kubur. “BIMA : Sajak siapa itu, Nak? BELUM ADA YANG MEMPERHATIKAN. ANAK MASIH MENYAMBUNG KATA-KATANYA DENGAN MENGUCAPKAN TANGGAL PEMBUATAN SAJAK, PENGARANG SERTA DARI BUKU MANA SAJAK ITU DIAMBIL (Wijaya, tanpa tahun : 25)”. Itulah saat Bima banun dan hidup kembali. Namun pada akhirnya bima di beri kain merah untuk ganti. Sementara ada ulat-ulat mumi putih yang datang dan menggantikan bima dukubur. Sedangkan Bima hanya berdiri tegar melihatinya.
  • 6. Pertanyaanya sekarang, kenapa bimka harus mati dan hidup kembali, setelah diganti baju merah ia menjadi tegar dan ada pengganti ratusan mumi putih untuk dikubur? Inilah satire, bahwa peristiwa tersebut dapat ditafsirkan bahwa dalam masyarakat sekarang kejujuran sudah mati. Dan untuk menghidupinya kembali, butuh keberanian. Sementara sebenarnya banyak kejujuran-kejujuran yang telah mati dan terkubur juga dengan keberanian berbohong. Hanya anak-anak kecillah yang kadang masih bisa jujur. Namun sekali lagi bahwa satire sosial ditujukan untuk sosial, agar diketahui masyarakat banyak. Namun bila penyampaianya secara implisit rumit dan penuh dengan efek membingungkan, apakah dapat tercapai tujuan seacara optimal? Berbeda jika naskah drama ini memang ditujukan kepada kaum terpelajar utamanya yang jurusan linguistik, atau pemerhati sastra. Maka ini akan menjadi bekal yang cukup untuk hidup bersama masyarakat untuk tetap gigih mempertahankan nilai-nilai keadilan dan kejujuran.