SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
MAKARA, SAINS, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 30-34
30
PENGARUH KELEMBABAN TERHADAP SIFAT OPTIK FILM GELATIN
Akhiruddin Maddu1, Kun Modjahidin1, Sar Sardy2, dan Hamdani Zain2
1. Departemen Fisika, FMIPA, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Indonesia
2. Program Optoelektroteknika dan Aplikasi Laser, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Jakarta 10430, Indonesia
E-mail: akhirmaddu@ipb.ac.id
Abstrak
Telah dikaji pengaruh kelembaban terhadap sifat optik film gelatin yang dibuat dengan teknik casting melalui proses
sol-gel. Film gelatin dikaji sifat optiknya terhadap perlakuan variasi kondisi kelembaban. Respon optik yang diamati
berupa transmisi dan absorpsi optik pada spektrum cahaya tampak yang diperoleh dari spektrofotometer UV-Vis
(Ultraviolet – Visible). Hasil pengukuran transmisi dan perhitungan absorpsi optik memperlihatkan bahwa respon optik
film gelatin berada pada pita cahaya tampak yang lebar dalam rentang 530 – 680 nm, dengan respon cukup nyata pada
pita spektrum 580 – 650 nm. Perlakuan kelembaban berbeda memberikan perubahan karakteristik optik yang signifikan,
yaitu spektrum transmitansi dan absorbansi optik film gelatin berubah terhadap perubahan kelembaban. Intensitas
transmitansi optik film gelatin naik terhadap kenaikan kelembaban pada selang 580 – 650 nm, sebaliknya spektrum
absorbansi optiknya turun terhadap kenaikan kelembaban pada selang tersebut. Kurva intensitas transmisi dan absorpsi
optik terhadap variasi kelembaban dari 37%RH hingga 99%RH pada 610 nm memperlihatkan lineritas yang cukup baik.
Dua sampel film gelatin yang diuji memperlihatkan karakteristik yang sama.
Abstract
Humidity Dependence of Optical Properties of Gelatin Films. Humidity dependence of optical properties of gelatin
films prepared by casting technique has been investigated. Gelatin films was investigated its optical properties to varied
humidity condition. Optical responses investigated are optical transmission and absorption at visible light spectrum
measured utilizing a UV-Vis (Ultraviolet – Visible) spectrophotometer. The results of optical transmittance and
absorbance obtained shows an optical response of gelatin films in widely visible light spectrum within range 530 – 680
nm, with most clearly response in a spectrum band in 580 – 650 nm. Different humidity treatment cause a significantly
change of optical characteristics, that is the transmittance and absorbance change in to humidity. Transmittance of
gelatin films increase with increasing humidity in a range 580 – 650 nm, in contrast with absorbance that is decrease
with increasing humidity. Plot of transmission and absorption intensity with varied humidity from 37%RH to 99%RH at
610 nm exhibited a good linearity. Two samples showed same characteristics.
Keywords: gelatin, optical properties, humidity sensor
1. Pendahuluan
Kelembaban merupakan ukuran kehadiran uap air di udara. Jumlah uap air mempengaruhi proses-proses fisika, kimia
dan biologi di alam. Jumlah uap air di udara dapat mempengaruhi kenyamanan manusia begitupun proses produksi di
industri dan secara umum berpengaruh terhadap lingkungan makhluk hidup [1].
Berbagai teknik dan material telah dikembangkan dan digunakan sebagai sensor kelembaban. Dua tipe sensor
kelembaban yang ada di pasaran adalah sensor kapasitif dan resistif. Sensor kelembaban resistif biasanya menggunakan
bahan-bahan oksida keramik seperti TiO2 [2,3] sedangkan sensor kelembaban kapasitif menggunakan bahan-bahan
polimer seperti PMMA [4]. Sensor kelembaban lainnya didasarkan atas perubahan sifat optik bahan terhadap perubahan
kelembaban, diantaranya menggunakan hidrogel yang mengalami pembengkakan ketika menyerap uap air. Sensor
31
MAKARA, SAINS, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 30-34
kelembaban optik memiliki kelebihan karena tidak mengalami interferensi elektromagnetik, berbeda dengan tipe resistif
dan kapasitif yang sangat rentan dengan efek interferensi elektromagnet [5].
Gelatin adalah bahan hidrogel dari polimer alami yang diekstrak dari tulang dan kulit berbagai jenis binatang, Hidrogel
gelatin mengalami pembengkakan (swelling) ketika menyerap air, mampu menyerap air 5-10 kali bobotnya, membentuk
gel pada suhu 35-400C dan larut dalam air panas, serta dapat berubah secara reversible dari sol ke gel [5,6].
Gelatin selama ini banyak digunakan dalam industri makanan dan farmasi. Dalam industri farmasi, bahan gelatin
biasanya dimanfaatkan sebagai drug delivery [7]. Beberapa peneliti telah mengkaji bahan gelatin sebagai bahan sensor
kelembaban, baik tipe resistif, kapasitif maupun tipe optik [5,6,8,9]. Dalam penelitian ini dilakukan studi awal tentang
respon optik film gelatin terhadap perubahan kelembaban untuk aplikasi sensor kelembaban optik.
Sebagai bahan hidrogel, gelatin mengalami pembengkakan ketika menyerap air sehingga mengurangi kerapatannya. Uap
air yang diserap oleh gelatin akan memasuki rongga-rongga di dalam gelatin sehingga mengalami pembengkakan
(swelling). Implikasinya, indeks bias optik akan berubah yaitu berkurang terhadap jumlah uap air yang diserap, sehingga
sifat absorpsi optiknya menurun [5,6,9]. Perubahan indeks bias gelatin terhadap konsentrasi uap air yang diserap
diberikan oleh persamaan berikut [10]
(1)
dengan
(2)
dimana nps adalah indeks bias polimer saat swelling, npu indeks bias sebelum swelling, nH2O indeks bias air, dps
diameter rongga saat swelling, dpu diamater rongga sebelum swelling, dan fH2O fraksi uap air yang diserap.
2. Metode Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan adalah serbuk gelatin, kaca preparat, dan garam-garam (MgCl2 dan K2CO3) serta air.
Peralatan yang digunakan adalah gelas ukur, pengaduk magnetik, pemotong kaca, hot plate, termometer, scanning
monochromator, Workshop 750 Interface (PASCO), high sensitive light sensor (PASCO), humidity sensor (PASCO),
personal computer, sumber cahaya, dan wadah uji kelembaban.
Pembuatan dan deposisi larutan gelatin dilakukan dengan melarutkan serbuk gelatin sebanyak 9 gram ke dalam 30 ml
air aquades, lalu dipanaskan di atas hot plate pada suhu ± 700C sambil diaduk hingga campuran serbuk gelatin larut
dalam air. Larutan dibiarkan di udara terbuka hingga suhu larutan mencapai ± 300C dan membentuk gel. Film gelatin
dibuat dengan meneteskan gel gelatin pada substrat kaca kemudian dilakukan casting, selanjutnya didiamkan selama
satu hari di tempat yang kering.
Pengkondisian kelembaban pada wadah uji dilakukan dengan memasukkan beberapa jenis garam dan air ke dalam
wadah uji kelembaban. Garam-garam yang digunakan adalah magnesium klorida (MgCl2), kalium karbonat (K2CO3),
dan natrium klorida (NaCl), selain itu juga digunakan air untuk mendapatkan kondisi kelembaban paling tinggi. Sensor
yang digunakan untuk mendeteksi kelembaban adalah humidity sensor (PASCO) yang dihubungkan ke komputer
melalui Workshop 750 Interface (PASCO).
Karakterisasi sifat optik film gelatin dilakukan melalui pengukuran spektrum transmisi optiknya. Karakterisasi dilakukan
pada beberapa kondisi kelembaban (%RH) berbeda menggunakan pengkondisi kelembaban. Untuk absorpsi optik
diperoleh melalui perhitungan data transmisi optik yang diperoleh dari pengukuran. Pengukuran karakteristik optik
dilakukan dengan menggunakan set-up pada Gambar 1. Sebuah monokromator yang dilengkapi lampu tungsten-halogen
digunakan sebagai sumber cahaya polikromatik dan kabel serat optik untuk keluaran monokromator. Sampel film gelatin
pada substrat kaca ditempatkan berdiri di dalam wadah uji yang berisi garam-garam atau air pengkondisi kelembaban.
Ujung serat optik diarahkan ke salah satu sisi wadah uji yang transparan, sedang pada sisi berlawanan ditempatkan
sebuah sensor optik yang terhubung dengan interface untuk akuisisi data dengan komputer. Kondisi kelembaban di
dalam wadah dipantau menggunakan sensor kelembaban yang juga terhubungkan dengan interface yang sama.
32
MAKARA, SAINS, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 30-34
Pengambilan data dilakukan dengan memindai (scanning) monokromator menggunakan motor controller dengan
perangkat lunak (software) yang ada di dalam komputer. Pada saat bersamaan juga diambil data intensitas cahaya yang
ditransmisikan melewati film gelatin menggunakan sensor optik yang diakuisis dengan komputer melalui interface.
Pemindaian monokromator diambil dari panjang gelombang 380 hingga 830 nm. Langkah-langkah di atas dilakukan
untuk beberapa kondisi kelembaban.
Gambar 1. Set-up pengukuran sifat optik lapisan gelatin
3. Hasil dan Pembahasan
Pengkondisian kelembaban dilakukan dengan memberikan
berbagai macam garam dan air ke dalam wadah uji.
Garam-garam yang dimasukkan ke dalam wadah uji dapat
menghasilkan nilai kelembaban yang berbeda-beda berdasarkan
sifat serapan uap air masing-masing garam tersebut, sedangkan
pemberian air ke dalam wadah akan memberikan nilai
kelembaban yang paling tinggi. Dari hasil pengukuran untuk
masing-masing perlakuan dengan garam-garam dan air serta
udara diperoleh nilai-nilai kelembaban seperti pada Tabel 1.
Kelembaban tertinggi diperoleh ketika wadah uji diisi air yaitu sebesar 99%, dan kelembaban terendah diperoleh sebesar
39% saat diisi MgCl2. Nilai kelembaban lainnya adalah 48% dengan K2CO3 dan kelembaban 57% pada atmosfir udara
(tanpa perlakuan).
Hasil pengukuran spektrum transmisi optik film gelatin pada kondisi kelembaban berbeda ditunjukkan pada Gambar 2.
Dalam penelitian ini digunakan dua sampel film gelatin dengan ketebalan berbeda, yaitu 114 m dan 110 m. Tampak
pada kurva spektrum bahwa film gelatin memiliki transmisi optik dalam pita cahaya tampak yang lebar yaitu dari 530
nm hingga 680 nm. Pengaruh variasi kelembaban terlihat pada variasi intensitas transmisi pada rentang pita spektrum
580- 650 nm, dimana intensitas transmisi meningkat terhadap kenaikan nilai kelembaban (%RH). Kedua sampel film
gelatin memperlihatkan karakteristik transmisi optik yang mirip.
Kondisi kelembaban yang berbeda pada film gelatin tidak mengakibatkan perubahan bentuk spektrum transmisi yang
menyolok, hanya intensitas yang berubah nyata pada rentang 580 – 650 nm seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Spektrum tersebut memperlihatkan bahwa setiap kenaikan kelembaban mengakibatkan kenaikan intensitas transmisi
optik film gelatin. Hal ini akibat menurunnya kerapatan film gelatin sehingga indeks bias film juga menurun terhadap
meningkatnya jumlah uap air yang diserap, akibatnya cahaya merambat lebih cepat di dalam film ketika indeks bias
lebih kecil dan transmisi optiknya meningkat.
Tabel 1. Nilai-nilai kondisi kelembaban relatif
No Bahan RH (%)
Suhu
(0C)
1 Air 99 29
2 Udara 57 29
3 K2CO3 48 29
4 MgCl2 39 29
Workshop 750 Interface
Light sensor
Humidity
Lapisan gelatin pada
Monokromator
PC
Humidity
Fiber optik
33
MAKARA, SAINS, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 30-34
Gambar 2. Spektrum transmitansi film gelatin terhadap variasi kelembaban, sampel (a) 114 m, (b) 110 m
Variasi intensitas transmisi optik film gelatin terhadap kelembaban mengindikasikan film gelatin dapat merespon kondisi
kelembaban di sekitarnya. Indikasi ini memberikan informasi penggunaan bahan gelatin sebagai bahan sensor
kelembaban optik. Untuk mengetahui lebih jelas respon film gelatin terhadap kelembaban, maka dibuat plot antara nilai
transmitansi terhadap variasi kelembaban pada panjang gelombang respons maksimumnya yaitu pada 610 nm hasilnya
ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3 memperlihatkan kurva yang cukup linier, seperti ditunjukkan oleh nilai R2 yang di atas 0,9 untuk kedua
sampel. Hasil ini menunjukkan bahwa film gelatin dapat merespon dengan baik perubahan kelembaban di sekitarnya,
yaitu adanya kenaikan transmisi optik terhadap kenaikan kelembaban. Perubahan transmisi optik yang linier terhadap
nilai kelembaban menandakan bahwa film gelatin memiliki respon yang baik dalam merespon perubahan kelembaban.
(a)
(b)
34
MAKARA, SAINS, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 30-34
Gambar 3. Plot intensitas transmtansi film gelatin pada 610 nm terhadap variasi kelembaban.
Absorbansi optik film gelatin dihitung dari data transmitansi menggunkan hubungan
(3)
dimana I0 adalah intensitas cahaya datang, I adalah intensitas cahaya yang ditransmisikan oleh film, dan T adalah
transmitansi. Kurva absorbansi optik hasil perhitungan ditunjukkan pada Gambar 4, yaitu karakteristik serapan optik
film gelatin pada spektrum cahaya tampak dalam rentang 530–680 nm. Kurva spektrum menunjukkan absorpsi optik film
gelatin turun terhadap kenaikan nilai kelembaban dalam rentang tersebut.
Variasi karakteristik absorpsi optik film gelatin terhadap perubahan kelembaban cukup signifikan. Variasi ini diyakini
akibat terjadinya pembengkakan pada film gelatin ketika menyerap uap air sehingga kerapatan film menurun dan
menyebabkan indeks bias gelatin juga menurun, akibatnya cahaya menjalar lebih cepat sehingga absopsi optiknya
menurun.
(a)
(b)
35
MAKARA, SAINS, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 30-34
Gambar 4. Spektrum absorpsi film gelatin terhadap kelembaban, sampel (a) 114 m, dan (b) 110 m
Variasi intensitas absorpsi optik film gelatin terhadap kelembaban mengindikasikan bahwa film gelatin dapat merespon
perubahan kelembaban di sekitarnya. Indikasi ini cukup memberikan informasi bagi pemanfaatan gelatin sebagai bahan
sensor kelembaban optik. Untuk melihat lebih jelas respon film gelatin terhadap kelembaban, maka dibuat plot antara
nilai absorbansi terhadap variasi kelembaban pada panjang gelombang dengan respon maksimum, sampai pada 610 nm
seperti ditunjukkan pada Gambar 5.
Perubahan nilai absorbansi memperlihatkan penurunan secara linier terhadap kenaikan nilai kelembaban seperti
ditunjukkan pada Gambar 5. Linieritas kurva yang diperoleh cukup baik berdasarkan nilai R2 sebagai derajat linieritas
yang setara di atas 0,9. Hasil ini menandakan bahwa film gelatin telah berfungsi baik dalam merespon perubahan
kelembaban yang diberikan melalui perubahan sifat absorpsi optik yang linier terhadap variasi kelembaban. Sedikit
perbedaan linieritas pada kedua sampel film, diakibatkan oleh ketebalan film yang berbeda.
(b)
(a) (b)
(a)
36
MAKARA, SAINS, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 30-34
Gambar 5. Plot absorpsi film gelatin pada 610 nm terhadap variasi kelembaban
Perubahan absorbsi optik film gelatin diakibatkan oleh perubahan indeks bias gelatin ketika menyerap uap air akibat
kerapatan gelatin yang berubah. Ketika uap air meningkat di dalam film gelatin maka kerapatan film menurun sehingga
indeks biasnya pun menurun, akibatnya absorpsi optiknya juga menurun. Penurunan nilai indeks bias tersebut
mengakibatkan laju cahaya di dalam film menjadi lebih besar sehingga absorpsi optiknya turun sedangkan transmisi
optiknya naik.
Dalam penelitian ini, perlakuan variasi kelembaban yang digunakan cukup lebar yaitu dari 39%RH hingga 99%RH.
Sayangnya, rentang kelembaban antara 57%RH dan 99%RH tidak dapat diperoleh sehingga pengukuran tidak dapat
dilakukan dalam rentang kelembaban tersebut. Namun demikian respon optik yang dihasilkan sudah cukup baik pada
rentang nilai kelembaban yang diukur. Di pihak lain, untuk meningkatkan respon film gelatin terhadap kelembaban dapat
dilakukan dengan memasukkan doping dari bahan sensitif kelembaban seperti CoCl3.
4. Kesimpulan
Film gelatin yang dibuat dengan teknik sederhana, yaitu metode casting dapat merespon perubahan kelembaban di
sekitarnya. Indikasi respon film gelatin terhadap kelembaban ditunjukkan oleh perubahan sifat optiknya terhadap
perubahan pada rentang spektrum tampak, yaitu dalam rentang 530 – 680 nm. Film gelatin yang dihasilkan
memperlihatkan penurunan absorpsi optik terhadap kenaikan kelembaban, atau transmisi optiknya naik. Hal ini
disebabkan karena indeks bias gelatin menurun terhadap kenaikan kelembaban akibat terjadi pembengkakan (swelling)
ketika menyerap uap air. Berdasarkan plot data perubahan intensitas transmisi terhadap kelembaban diperoleh kurva
linier naik yang diambil pada 610 nm, atau plot absorpsi optik yang memperlihatkan kurva linier turun. Data yang
diperoleh menunjukkan bahwa film gelatin dapat berfungsi sebagai sensor kelembaban optik.
Daftar Acuan
[1] P. Gaikwad, PhD Thesis, Department of Electrical and Computer Engineering, Mississippi State Engineering,
USA, 2003.
[2] A. Bearzotti, A. Bianco, G. Montesperelli, E. Travesa, Sensors and Actuators B 18-19 (1994) 525.
[3] F. D. Anggraini, Skripsi Sarjana, Departemen Fisika, FMIPA, Institut Pertanian Bogor, Indonesia, 2002.
[4] A. R. K. Ralston, J. A. Tobin, S. S. Bajikar, D. D. Denton, Sensor and Actuators B 22 (1994) 139.
[5] P. W. K. Anggraini, A. Maddu, H. Ramza, Prosiding Seminar Quality in Research, Depok, 2003, p. 202
[6] P. W. K. Anggraini, A. Maddu, H. Ramza, Manuals of National Workshop on Modern Optics, Bandung, 2001, p.
35
[7] T. Haryati, Skripsi Sarjana, Jurusan Kimia FMIPA, Institut Pertanian Bogor, Indonesia, 2002.
[8] C. Wu, Rev. Sci. Instrum. 65 (1994) 1021.
(b)
37
MAKARA, SAINS, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 30-34
[9] S. Otsuki, K. Adachi, J. of Appl. Polym. Sci. 48 (1993) 1557.
[10] M. T. V. Rooney, W. R. Seitz, Analyt. Commun. 39 (1999) 267.

More Related Content

Viewers also liked

Bedouin بَدَوِي
Bedouin بَدَوِيBedouin بَدَوِي
Bedouin بَدَوِيVon Loquias
 
《兩岸史話》從諜報戰論蔣介石功 過
《兩岸史話》從諜報戰論蔣介石功 過《兩岸史話》從諜報戰論蔣介石功 過
《兩岸史話》從諜報戰論蔣介石功 過lys167
 
Questionnaire results
Questionnaire resultsQuestionnaire results
Questionnaire resultsshanea12
 
毛毛蟲
毛毛蟲毛毛蟲
毛毛蟲lys167
 
HydroNAS the future of underwater noise mitigation (poster)
HydroNAS the future of underwater noise mitigation (poster)HydroNAS the future of underwater noise mitigation (poster)
HydroNAS the future of underwater noise mitigation (poster)Marzena Haddow
 
Termination Letter and Expereince Certificate of Mr. Abdul Ahmad Bashir Ghaff...
Termination Letter and Expereince Certificate of Mr. Abdul Ahmad Bashir Ghaff...Termination Letter and Expereince Certificate of Mr. Abdul Ahmad Bashir Ghaff...
Termination Letter and Expereince Certificate of Mr. Abdul Ahmad Bashir Ghaff...ABDUL GHAFFAR
 
Mariposa Monarca
Mariposa MonarcaMariposa Monarca
Mariposa MonarcaBessy97
 

Viewers also liked (15)

Bedouin بَدَوِي
Bedouin بَدَوِيBedouin بَدَوِي
Bedouin بَدَوِي
 
《兩岸史話》從諜報戰論蔣介石功 過
《兩岸史話》從諜報戰論蔣介石功 過《兩岸史話》從諜報戰論蔣介石功 過
《兩岸史話》從諜報戰論蔣介石功 過
 
Questionnaire results
Questionnaire resultsQuestionnaire results
Questionnaire results
 
Quimica
Quimica Quimica
Quimica
 
毛毛蟲
毛毛蟲毛毛蟲
毛毛蟲
 
RINA_Paper
RINA_PaperRINA_Paper
RINA_Paper
 
HydroNAS the future of underwater noise mitigation (poster)
HydroNAS the future of underwater noise mitigation (poster)HydroNAS the future of underwater noise mitigation (poster)
HydroNAS the future of underwater noise mitigation (poster)
 
Guide to applications
Guide to applicationsGuide to applications
Guide to applications
 
abdikhaalaq hussein h. al
abdikhaalaq hussein h. alabdikhaalaq hussein h. al
abdikhaalaq hussein h. al
 
Session 11 Tsutomu Sato
Session 11 Tsutomu SatoSession 11 Tsutomu Sato
Session 11 Tsutomu Sato
 
Rating Factors
Rating FactorsRating Factors
Rating Factors
 
1592
15921592
1592
 
Termination Letter and Expereince Certificate of Mr. Abdul Ahmad Bashir Ghaff...
Termination Letter and Expereince Certificate of Mr. Abdul Ahmad Bashir Ghaff...Termination Letter and Expereince Certificate of Mr. Abdul Ahmad Bashir Ghaff...
Termination Letter and Expereince Certificate of Mr. Abdul Ahmad Bashir Ghaff...
 
Mariposa Monarca
Mariposa MonarcaMariposa Monarca
Mariposa Monarca
 
Energy proposition
Energy propositionEnergy proposition
Energy proposition
 

Similar to OPTISI GELATIN

228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf
228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf
228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdfadimsapersada
 
3.1_439877_Shri Bhuwana Tungga Devi.pdf
3.1_439877_Shri Bhuwana Tungga Devi.pdf3.1_439877_Shri Bhuwana Tungga Devi.pdf
3.1_439877_Shri Bhuwana Tungga Devi.pdfLolaFitriahPratama1
 
Laporan praktikum rheologi jurusan teknik pengolahan karet dan plastik Polite...
Laporan praktikum rheologi jurusan teknik pengolahan karet dan plastik Polite...Laporan praktikum rheologi jurusan teknik pengolahan karet dan plastik Polite...
Laporan praktikum rheologi jurusan teknik pengolahan karet dan plastik Polite...Nandaaaa2
 
Pratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen TerlarutPratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen TerlarutAchmad Efendy
 
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...Tri Luthfiani
 
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...AriefWidjaja1
 
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...Muhamad Imam Khairy
 
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatLaporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatErnalia Rosita
 
Bab 1 pengenalan kepada kimia
Bab 1  pengenalan kepada kimiaBab 1  pengenalan kepada kimia
Bab 1 pengenalan kepada kimianurulshahira_
 
Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik Bogiva Mirdyanto
 
Kelompok 2_Turbidimeter.pptx
Kelompok 2_Turbidimeter.pptxKelompok 2_Turbidimeter.pptx
Kelompok 2_Turbidimeter.pptxHabibahMudrikah1
 
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
 
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)Anisa Aulia Sabilah
 
Laporan hasil penelitian kalor jenis
Laporan hasil penelitian kalor jenisLaporan hasil penelitian kalor jenis
Laporan hasil penelitian kalor jenisFita_ta
 
Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...
Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...
Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...Dede Safitri
 
Ppt kelompok elektroforesis
Ppt kelompok elektroforesisPpt kelompok elektroforesis
Ppt kelompok elektroforesisALLKuliah
 

Similar to OPTISI GELATIN (20)

228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf
228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf
228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf
 
Polimorf
PolimorfPolimorf
Polimorf
 
3. bab-i (1)
3. bab-i (1)3. bab-i (1)
3. bab-i (1)
 
3.1_439877_Shri Bhuwana Tungga Devi.pdf
3.1_439877_Shri Bhuwana Tungga Devi.pdf3.1_439877_Shri Bhuwana Tungga Devi.pdf
3.1_439877_Shri Bhuwana Tungga Devi.pdf
 
Laporan praktikum rheologi jurusan teknik pengolahan karet dan plastik Polite...
Laporan praktikum rheologi jurusan teknik pengolahan karet dan plastik Polite...Laporan praktikum rheologi jurusan teknik pengolahan karet dan plastik Polite...
Laporan praktikum rheologi jurusan teknik pengolahan karet dan plastik Polite...
 
Pratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen TerlarutPratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen Terlarut
 
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
 
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
 
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
 
Sol gel
Sol gelSol gel
Sol gel
 
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatLaporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
 
Bab 1 pengenalan kepada kimia
Bab 1  pengenalan kepada kimiaBab 1  pengenalan kepada kimia
Bab 1 pengenalan kepada kimia
 
Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik
 
Kelompok 2_Turbidimeter.pptx
Kelompok 2_Turbidimeter.pptxKelompok 2_Turbidimeter.pptx
Kelompok 2_Turbidimeter.pptx
 
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
 
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
 
Chitosan acrylate membrane by irradiation
Chitosan acrylate membrane by irradiationChitosan acrylate membrane by irradiation
Chitosan acrylate membrane by irradiation
 
Laporan hasil penelitian kalor jenis
Laporan hasil penelitian kalor jenisLaporan hasil penelitian kalor jenis
Laporan hasil penelitian kalor jenis
 
Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...
Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...
Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...
 
Ppt kelompok elektroforesis
Ppt kelompok elektroforesisPpt kelompok elektroforesis
Ppt kelompok elektroforesis
 

Recently uploaded

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 

Recently uploaded (20)

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 

OPTISI GELATIN

  • 1. MAKARA, SAINS, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 30-34 30 PENGARUH KELEMBABAN TERHADAP SIFAT OPTIK FILM GELATIN Akhiruddin Maddu1, Kun Modjahidin1, Sar Sardy2, dan Hamdani Zain2 1. Departemen Fisika, FMIPA, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Indonesia 2. Program Optoelektroteknika dan Aplikasi Laser, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Jakarta 10430, Indonesia E-mail: akhirmaddu@ipb.ac.id Abstrak Telah dikaji pengaruh kelembaban terhadap sifat optik film gelatin yang dibuat dengan teknik casting melalui proses sol-gel. Film gelatin dikaji sifat optiknya terhadap perlakuan variasi kondisi kelembaban. Respon optik yang diamati berupa transmisi dan absorpsi optik pada spektrum cahaya tampak yang diperoleh dari spektrofotometer UV-Vis (Ultraviolet – Visible). Hasil pengukuran transmisi dan perhitungan absorpsi optik memperlihatkan bahwa respon optik film gelatin berada pada pita cahaya tampak yang lebar dalam rentang 530 – 680 nm, dengan respon cukup nyata pada pita spektrum 580 – 650 nm. Perlakuan kelembaban berbeda memberikan perubahan karakteristik optik yang signifikan, yaitu spektrum transmitansi dan absorbansi optik film gelatin berubah terhadap perubahan kelembaban. Intensitas transmitansi optik film gelatin naik terhadap kenaikan kelembaban pada selang 580 – 650 nm, sebaliknya spektrum absorbansi optiknya turun terhadap kenaikan kelembaban pada selang tersebut. Kurva intensitas transmisi dan absorpsi optik terhadap variasi kelembaban dari 37%RH hingga 99%RH pada 610 nm memperlihatkan lineritas yang cukup baik. Dua sampel film gelatin yang diuji memperlihatkan karakteristik yang sama. Abstract Humidity Dependence of Optical Properties of Gelatin Films. Humidity dependence of optical properties of gelatin films prepared by casting technique has been investigated. Gelatin films was investigated its optical properties to varied humidity condition. Optical responses investigated are optical transmission and absorption at visible light spectrum measured utilizing a UV-Vis (Ultraviolet – Visible) spectrophotometer. The results of optical transmittance and absorbance obtained shows an optical response of gelatin films in widely visible light spectrum within range 530 – 680 nm, with most clearly response in a spectrum band in 580 – 650 nm. Different humidity treatment cause a significantly change of optical characteristics, that is the transmittance and absorbance change in to humidity. Transmittance of gelatin films increase with increasing humidity in a range 580 – 650 nm, in contrast with absorbance that is decrease with increasing humidity. Plot of transmission and absorption intensity with varied humidity from 37%RH to 99%RH at 610 nm exhibited a good linearity. Two samples showed same characteristics. Keywords: gelatin, optical properties, humidity sensor 1. Pendahuluan Kelembaban merupakan ukuran kehadiran uap air di udara. Jumlah uap air mempengaruhi proses-proses fisika, kimia dan biologi di alam. Jumlah uap air di udara dapat mempengaruhi kenyamanan manusia begitupun proses produksi di industri dan secara umum berpengaruh terhadap lingkungan makhluk hidup [1]. Berbagai teknik dan material telah dikembangkan dan digunakan sebagai sensor kelembaban. Dua tipe sensor kelembaban yang ada di pasaran adalah sensor kapasitif dan resistif. Sensor kelembaban resistif biasanya menggunakan bahan-bahan oksida keramik seperti TiO2 [2,3] sedangkan sensor kelembaban kapasitif menggunakan bahan-bahan polimer seperti PMMA [4]. Sensor kelembaban lainnya didasarkan atas perubahan sifat optik bahan terhadap perubahan kelembaban, diantaranya menggunakan hidrogel yang mengalami pembengkakan ketika menyerap uap air. Sensor
  • 2. 31 MAKARA, SAINS, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 30-34 kelembaban optik memiliki kelebihan karena tidak mengalami interferensi elektromagnetik, berbeda dengan tipe resistif dan kapasitif yang sangat rentan dengan efek interferensi elektromagnet [5]. Gelatin adalah bahan hidrogel dari polimer alami yang diekstrak dari tulang dan kulit berbagai jenis binatang, Hidrogel gelatin mengalami pembengkakan (swelling) ketika menyerap air, mampu menyerap air 5-10 kali bobotnya, membentuk gel pada suhu 35-400C dan larut dalam air panas, serta dapat berubah secara reversible dari sol ke gel [5,6]. Gelatin selama ini banyak digunakan dalam industri makanan dan farmasi. Dalam industri farmasi, bahan gelatin biasanya dimanfaatkan sebagai drug delivery [7]. Beberapa peneliti telah mengkaji bahan gelatin sebagai bahan sensor kelembaban, baik tipe resistif, kapasitif maupun tipe optik [5,6,8,9]. Dalam penelitian ini dilakukan studi awal tentang respon optik film gelatin terhadap perubahan kelembaban untuk aplikasi sensor kelembaban optik. Sebagai bahan hidrogel, gelatin mengalami pembengkakan ketika menyerap air sehingga mengurangi kerapatannya. Uap air yang diserap oleh gelatin akan memasuki rongga-rongga di dalam gelatin sehingga mengalami pembengkakan (swelling). Implikasinya, indeks bias optik akan berubah yaitu berkurang terhadap jumlah uap air yang diserap, sehingga sifat absorpsi optiknya menurun [5,6,9]. Perubahan indeks bias gelatin terhadap konsentrasi uap air yang diserap diberikan oleh persamaan berikut [10] (1) dengan (2) dimana nps adalah indeks bias polimer saat swelling, npu indeks bias sebelum swelling, nH2O indeks bias air, dps diameter rongga saat swelling, dpu diamater rongga sebelum swelling, dan fH2O fraksi uap air yang diserap. 2. Metode Penelitian Bahan-bahan yang digunakan adalah serbuk gelatin, kaca preparat, dan garam-garam (MgCl2 dan K2CO3) serta air. Peralatan yang digunakan adalah gelas ukur, pengaduk magnetik, pemotong kaca, hot plate, termometer, scanning monochromator, Workshop 750 Interface (PASCO), high sensitive light sensor (PASCO), humidity sensor (PASCO), personal computer, sumber cahaya, dan wadah uji kelembaban. Pembuatan dan deposisi larutan gelatin dilakukan dengan melarutkan serbuk gelatin sebanyak 9 gram ke dalam 30 ml air aquades, lalu dipanaskan di atas hot plate pada suhu ± 700C sambil diaduk hingga campuran serbuk gelatin larut dalam air. Larutan dibiarkan di udara terbuka hingga suhu larutan mencapai ± 300C dan membentuk gel. Film gelatin dibuat dengan meneteskan gel gelatin pada substrat kaca kemudian dilakukan casting, selanjutnya didiamkan selama satu hari di tempat yang kering. Pengkondisian kelembaban pada wadah uji dilakukan dengan memasukkan beberapa jenis garam dan air ke dalam wadah uji kelembaban. Garam-garam yang digunakan adalah magnesium klorida (MgCl2), kalium karbonat (K2CO3), dan natrium klorida (NaCl), selain itu juga digunakan air untuk mendapatkan kondisi kelembaban paling tinggi. Sensor yang digunakan untuk mendeteksi kelembaban adalah humidity sensor (PASCO) yang dihubungkan ke komputer melalui Workshop 750 Interface (PASCO). Karakterisasi sifat optik film gelatin dilakukan melalui pengukuran spektrum transmisi optiknya. Karakterisasi dilakukan pada beberapa kondisi kelembaban (%RH) berbeda menggunakan pengkondisi kelembaban. Untuk absorpsi optik diperoleh melalui perhitungan data transmisi optik yang diperoleh dari pengukuran. Pengukuran karakteristik optik dilakukan dengan menggunakan set-up pada Gambar 1. Sebuah monokromator yang dilengkapi lampu tungsten-halogen digunakan sebagai sumber cahaya polikromatik dan kabel serat optik untuk keluaran monokromator. Sampel film gelatin pada substrat kaca ditempatkan berdiri di dalam wadah uji yang berisi garam-garam atau air pengkondisi kelembaban. Ujung serat optik diarahkan ke salah satu sisi wadah uji yang transparan, sedang pada sisi berlawanan ditempatkan sebuah sensor optik yang terhubung dengan interface untuk akuisisi data dengan komputer. Kondisi kelembaban di dalam wadah dipantau menggunakan sensor kelembaban yang juga terhubungkan dengan interface yang sama.
  • 3. 32 MAKARA, SAINS, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 30-34 Pengambilan data dilakukan dengan memindai (scanning) monokromator menggunakan motor controller dengan perangkat lunak (software) yang ada di dalam komputer. Pada saat bersamaan juga diambil data intensitas cahaya yang ditransmisikan melewati film gelatin menggunakan sensor optik yang diakuisis dengan komputer melalui interface. Pemindaian monokromator diambil dari panjang gelombang 380 hingga 830 nm. Langkah-langkah di atas dilakukan untuk beberapa kondisi kelembaban. Gambar 1. Set-up pengukuran sifat optik lapisan gelatin 3. Hasil dan Pembahasan Pengkondisian kelembaban dilakukan dengan memberikan berbagai macam garam dan air ke dalam wadah uji. Garam-garam yang dimasukkan ke dalam wadah uji dapat menghasilkan nilai kelembaban yang berbeda-beda berdasarkan sifat serapan uap air masing-masing garam tersebut, sedangkan pemberian air ke dalam wadah akan memberikan nilai kelembaban yang paling tinggi. Dari hasil pengukuran untuk masing-masing perlakuan dengan garam-garam dan air serta udara diperoleh nilai-nilai kelembaban seperti pada Tabel 1. Kelembaban tertinggi diperoleh ketika wadah uji diisi air yaitu sebesar 99%, dan kelembaban terendah diperoleh sebesar 39% saat diisi MgCl2. Nilai kelembaban lainnya adalah 48% dengan K2CO3 dan kelembaban 57% pada atmosfir udara (tanpa perlakuan). Hasil pengukuran spektrum transmisi optik film gelatin pada kondisi kelembaban berbeda ditunjukkan pada Gambar 2. Dalam penelitian ini digunakan dua sampel film gelatin dengan ketebalan berbeda, yaitu 114 m dan 110 m. Tampak pada kurva spektrum bahwa film gelatin memiliki transmisi optik dalam pita cahaya tampak yang lebar yaitu dari 530 nm hingga 680 nm. Pengaruh variasi kelembaban terlihat pada variasi intensitas transmisi pada rentang pita spektrum 580- 650 nm, dimana intensitas transmisi meningkat terhadap kenaikan nilai kelembaban (%RH). Kedua sampel film gelatin memperlihatkan karakteristik transmisi optik yang mirip. Kondisi kelembaban yang berbeda pada film gelatin tidak mengakibatkan perubahan bentuk spektrum transmisi yang menyolok, hanya intensitas yang berubah nyata pada rentang 580 – 650 nm seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Spektrum tersebut memperlihatkan bahwa setiap kenaikan kelembaban mengakibatkan kenaikan intensitas transmisi optik film gelatin. Hal ini akibat menurunnya kerapatan film gelatin sehingga indeks bias film juga menurun terhadap meningkatnya jumlah uap air yang diserap, akibatnya cahaya merambat lebih cepat di dalam film ketika indeks bias lebih kecil dan transmisi optiknya meningkat. Tabel 1. Nilai-nilai kondisi kelembaban relatif No Bahan RH (%) Suhu (0C) 1 Air 99 29 2 Udara 57 29 3 K2CO3 48 29 4 MgCl2 39 29 Workshop 750 Interface Light sensor Humidity Lapisan gelatin pada Monokromator PC Humidity Fiber optik
  • 4. 33 MAKARA, SAINS, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 30-34 Gambar 2. Spektrum transmitansi film gelatin terhadap variasi kelembaban, sampel (a) 114 m, (b) 110 m Variasi intensitas transmisi optik film gelatin terhadap kelembaban mengindikasikan film gelatin dapat merespon kondisi kelembaban di sekitarnya. Indikasi ini memberikan informasi penggunaan bahan gelatin sebagai bahan sensor kelembaban optik. Untuk mengetahui lebih jelas respon film gelatin terhadap kelembaban, maka dibuat plot antara nilai transmitansi terhadap variasi kelembaban pada panjang gelombang respons maksimumnya yaitu pada 610 nm hasilnya ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3 memperlihatkan kurva yang cukup linier, seperti ditunjukkan oleh nilai R2 yang di atas 0,9 untuk kedua sampel. Hasil ini menunjukkan bahwa film gelatin dapat merespon dengan baik perubahan kelembaban di sekitarnya, yaitu adanya kenaikan transmisi optik terhadap kenaikan kelembaban. Perubahan transmisi optik yang linier terhadap nilai kelembaban menandakan bahwa film gelatin memiliki respon yang baik dalam merespon perubahan kelembaban. (a) (b)
  • 5. 34 MAKARA, SAINS, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 30-34 Gambar 3. Plot intensitas transmtansi film gelatin pada 610 nm terhadap variasi kelembaban. Absorbansi optik film gelatin dihitung dari data transmitansi menggunkan hubungan (3) dimana I0 adalah intensitas cahaya datang, I adalah intensitas cahaya yang ditransmisikan oleh film, dan T adalah transmitansi. Kurva absorbansi optik hasil perhitungan ditunjukkan pada Gambar 4, yaitu karakteristik serapan optik film gelatin pada spektrum cahaya tampak dalam rentang 530–680 nm. Kurva spektrum menunjukkan absorpsi optik film gelatin turun terhadap kenaikan nilai kelembaban dalam rentang tersebut. Variasi karakteristik absorpsi optik film gelatin terhadap perubahan kelembaban cukup signifikan. Variasi ini diyakini akibat terjadinya pembengkakan pada film gelatin ketika menyerap uap air sehingga kerapatan film menurun dan menyebabkan indeks bias gelatin juga menurun, akibatnya cahaya menjalar lebih cepat sehingga absopsi optiknya menurun. (a) (b)
  • 6. 35 MAKARA, SAINS, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 30-34 Gambar 4. Spektrum absorpsi film gelatin terhadap kelembaban, sampel (a) 114 m, dan (b) 110 m Variasi intensitas absorpsi optik film gelatin terhadap kelembaban mengindikasikan bahwa film gelatin dapat merespon perubahan kelembaban di sekitarnya. Indikasi ini cukup memberikan informasi bagi pemanfaatan gelatin sebagai bahan sensor kelembaban optik. Untuk melihat lebih jelas respon film gelatin terhadap kelembaban, maka dibuat plot antara nilai absorbansi terhadap variasi kelembaban pada panjang gelombang dengan respon maksimum, sampai pada 610 nm seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Perubahan nilai absorbansi memperlihatkan penurunan secara linier terhadap kenaikan nilai kelembaban seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Linieritas kurva yang diperoleh cukup baik berdasarkan nilai R2 sebagai derajat linieritas yang setara di atas 0,9. Hasil ini menandakan bahwa film gelatin telah berfungsi baik dalam merespon perubahan kelembaban yang diberikan melalui perubahan sifat absorpsi optik yang linier terhadap variasi kelembaban. Sedikit perbedaan linieritas pada kedua sampel film, diakibatkan oleh ketebalan film yang berbeda. (b) (a) (b) (a)
  • 7. 36 MAKARA, SAINS, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 30-34 Gambar 5. Plot absorpsi film gelatin pada 610 nm terhadap variasi kelembaban Perubahan absorbsi optik film gelatin diakibatkan oleh perubahan indeks bias gelatin ketika menyerap uap air akibat kerapatan gelatin yang berubah. Ketika uap air meningkat di dalam film gelatin maka kerapatan film menurun sehingga indeks biasnya pun menurun, akibatnya absorpsi optiknya juga menurun. Penurunan nilai indeks bias tersebut mengakibatkan laju cahaya di dalam film menjadi lebih besar sehingga absorpsi optiknya turun sedangkan transmisi optiknya naik. Dalam penelitian ini, perlakuan variasi kelembaban yang digunakan cukup lebar yaitu dari 39%RH hingga 99%RH. Sayangnya, rentang kelembaban antara 57%RH dan 99%RH tidak dapat diperoleh sehingga pengukuran tidak dapat dilakukan dalam rentang kelembaban tersebut. Namun demikian respon optik yang dihasilkan sudah cukup baik pada rentang nilai kelembaban yang diukur. Di pihak lain, untuk meningkatkan respon film gelatin terhadap kelembaban dapat dilakukan dengan memasukkan doping dari bahan sensitif kelembaban seperti CoCl3. 4. Kesimpulan Film gelatin yang dibuat dengan teknik sederhana, yaitu metode casting dapat merespon perubahan kelembaban di sekitarnya. Indikasi respon film gelatin terhadap kelembaban ditunjukkan oleh perubahan sifat optiknya terhadap perubahan pada rentang spektrum tampak, yaitu dalam rentang 530 – 680 nm. Film gelatin yang dihasilkan memperlihatkan penurunan absorpsi optik terhadap kenaikan kelembaban, atau transmisi optiknya naik. Hal ini disebabkan karena indeks bias gelatin menurun terhadap kenaikan kelembaban akibat terjadi pembengkakan (swelling) ketika menyerap uap air. Berdasarkan plot data perubahan intensitas transmisi terhadap kelembaban diperoleh kurva linier naik yang diambil pada 610 nm, atau plot absorpsi optik yang memperlihatkan kurva linier turun. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa film gelatin dapat berfungsi sebagai sensor kelembaban optik. Daftar Acuan [1] P. Gaikwad, PhD Thesis, Department of Electrical and Computer Engineering, Mississippi State Engineering, USA, 2003. [2] A. Bearzotti, A. Bianco, G. Montesperelli, E. Travesa, Sensors and Actuators B 18-19 (1994) 525. [3] F. D. Anggraini, Skripsi Sarjana, Departemen Fisika, FMIPA, Institut Pertanian Bogor, Indonesia, 2002. [4] A. R. K. Ralston, J. A. Tobin, S. S. Bajikar, D. D. Denton, Sensor and Actuators B 22 (1994) 139. [5] P. W. K. Anggraini, A. Maddu, H. Ramza, Prosiding Seminar Quality in Research, Depok, 2003, p. 202 [6] P. W. K. Anggraini, A. Maddu, H. Ramza, Manuals of National Workshop on Modern Optics, Bandung, 2001, p. 35 [7] T. Haryati, Skripsi Sarjana, Jurusan Kimia FMIPA, Institut Pertanian Bogor, Indonesia, 2002. [8] C. Wu, Rev. Sci. Instrum. 65 (1994) 1021. (b)
  • 8. 37 MAKARA, SAINS, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 30-34 [9] S. Otsuki, K. Adachi, J. of Appl. Polym. Sci. 48 (1993) 1557. [10] M. T. V. Rooney, W. R. Seitz, Analyt. Commun. 39 (1999) 267.