Makalah ini membahas tentang etika lingkungan hidup yang mencakup tiga bagian utama yaitu unsur etika lingkungan yang terdiri dari etika ekologi dan konservasi sumber daya, teori etika lingkungan yang terdiri dari teori antroposentrisme, biocentrisme dan ekocentrisme, serta prinsip-prinsip etika lingkungan seperti sikap hormat terhadap alam.
1. i
MAKALAH PENDIDIKAN ETIKA PEDULI LINGKUNGAN
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah
ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang Etika dan Lingkungan yang sengaja penulis pilih
karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari
semua pihak.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru / dosen pembimbing yang
telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
wssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. I
DAFTAR ISI........................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1-2
I.2 Rumusan masalah............................................................................................... 3
1.3 Tujuan masalah.................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Unsur etika lingkungan...................................................................................... 3
2.2 Teori etika lingkungan....................................................................................... 4
2.3 Prinsip etika lingkungan..................................................................................... 5-7
LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN ....................................................................................................... 9
SARAN ................................................................................................................... 9
3. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Di kalangan akademisi, gerakan lingkungan mulai marak pada tahun 1970-an,
dengan terbitnya makalah berjudul The Historical Roots of Our Ecological
Crisis(Lynn White, 1967) dan The Tragedy of The Commons (Garet Hardins, 1968).
Kemudian tanggal 5 Juni ditetapkan sebagai Hari Lingkungan Sedunia oleh Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan resolusinya nomor 2994 pada tanggal 15
Desember 1972. Tujuannya untuk memperdalam kesadaran publik memelihara dan
meningkatkan lingkungan dalam rangka keselamatan dan kesejahteraan hidup dimuka
bumi. Tanggal tersebut dipilih karena bertepatan dengan pembukaan Konferensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Lingkungan Hidup di Stockholm pada tahun 1972,
yang selanjutnya mendorong terbentuknya Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-
Bangsa atau dikenal sebagai United Nations Environment Programme (UNEP).
Kerusakan lingkungan yang mengglobal antara lain disebabkan karena pemanasan
global (gas-gas yang menyerap dan menahan panas dari matahari
sehingga mencegah kembali keruang angkasa), penyusutan ozon, hujan asam
(berkaitan dengan pembakaran bahan bakar fosil yang akan bercampur dengan uap
air di awan), sampahpadat, dan penyusutan cadangan mineral.
Di Indonesia sendiri sebenarnya etika lingkungan bukanlah merupakan hal yang
baru, etika lingkungan sebenarnya telah ada sejak dahulu kala, karena leluhur kita
sebenarnya telah menyebarkan hal ini melalui tembang, legenda ataupun mitos. Contoh
suku yang masih mempertahankan kearifan tradisional ini adalah masyarakat Dayak,
Asmat, Badui, Nias, Kampung Naga ataupun Tengger. Seharusnya etika lingkungan
yang penuh warna kearifan dan kebenaran tradisional ini dapat dikembangkan untuk
penyelamatan lingkungan yang lebih luas di negara kita.
Bisnis yang etis adalah bisnis yang dapat memberi manfaat maksimal pada
lingkungan, bukan sebaliknya, menggerogoti keserasian lingkungan. Kerusakan
lingkungan pada dasarnya berasal dari dua sumber yaitu polusi dan penyusutan sumber
daya. Dalam kasus PT Lapindo Brantas misalnya, bencana memaksa penduduk harus
ke rumah sakit, bahkan sudah menelan korban jiwa dengan meledaknya pipa gas
Pertamina akibat pergerakan tanah. Perusahaan pun terkesan lebih mengutamakan
penyelamatan aset-asetnya daripada mengatasi soal lingkungan dan sosial yang
ditimbulkan, walaupunkorban jiwa sudah terjadi. Atau kasus pembukaan lahan
gambut dan rawa untuk pembangunan Pantai Indah Kapuk yang mengakibatkan banjir
bagi wilayah Jakarta. Ataupun krisis air yang berkepanjangan yang menimpa hampir
seluruh wilayah di Indonesia. Juga mencemaskan adalah penyedotan air tanah melebihi
kemampuan alam untuk mengisinya kembali sehingga volume air dalam tanah kian
berkurang.
4. 2
Di Indonesia saja, luas areal hutan sudah amat menciut. Dikhawatir-kan
beberapa tahun ke depan lagi hutan di Pulau Sumatera akan gundul, dan sepuluh tahun
lagi nasib sama berlaku untuk Pulau Kalimantan. Kondisi sungai-sungai terutama di
Pulau Jawa sudah sangat tercemar. Lautan di Indonesia bagian barat sudah terkuras
ikannya melebihi kemampuan perkembangbiakannya, sehingga jumlah stok ikan di laut
menciut.
Kerusakan lingkungan Indonesia berdampak global. Tahun 2006 kebakaran
hutan Indonesia dan pembakaran tanah menjadi masalah yang tidak terselesaikan,
sehingga kebakaran hutan ini seakan tak terkendali lagi, dan berlaku setiap tahun hingga
kini. Semakin menciutnya hutan, tentu tidak bisa menghasilkan bahan bagi industri
kayu. Ikan yang terkuras habis tentu akan membangkrutkan perusahaan perikanan.
Demikian juga dengan kondisi sungai yang tercemar mematikan tanaman beririgasi.
Pantai laut yang tercemar mematikan industri pariwisata. Singkatnya, lingkungan yang
rusak akan menyebabkan mandegnya pembangunan ekonomi.
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menata kelestarian lingkungan
dituduh sebagai penyebab terjadinya krisis yang berkepanjangan. Krisis lingkungan
yang terjadi akhir-akhir ini berakar dari kesalahan perilaku manusia yang berasal dari
cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam. Masalah lingkungan semakin terasa
jauh terpinggirkan, bahkan sering hanya merupakan embel-embel atau tempelan belaka
dalam program-program pembangunan, kesadaran masyarakat terhadap masalah
lingkungan menurun. Padahal, berbagai bencana akibat pengelolaan lingkungan yang
tidak benar telah berulang kali terjadi dan merupakan bagian dari kehidupan sehari
hari masyarakat. Menciptakan kesadaran masyarakat yang berwawasan lingkungan
merupakan fondasi untuk menjaga agar lingkungan terhindar dari berbagai macam
pengrusakan dan pencemaran. Karena pada dasarnya kerusakan lingkungan tersebut
dikarenakan oleh tangan-tangan manusia itu sendiri.
Etika lingkungan disini tidak hanya membicarakan mengenai perilaku manusia
terhadap alam, namun berbicara mengenai relasi diantara semua kehidupan alam
semesta, antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak terhadap alam,
dan antara manusia dengan makhluk lain atau dengan alam secara keseluruhan,
termasuk dengan kebijakan politik dan ekonomi yang berhubungan atau berdampak
langsung atau tidak dengan alam. Etika lingkungan dapat diartikan sebagai dasar
moralitas yang mem-berikan pedoman bagi individu atau masyarakat dalam
berperilaku atau memilih tindakan yang baik dalam menghadapi dan menyikapi
segala sesuatu sekaitan dengan lingkungan sebagai kesatuan pendukung kelang-
sungan perikehidupan dan kesejahteraan umat manusia serta makhluk hidup lainnya.
Etika lingkungan yang baik dapat menjadikan perilaku kita semakin arif dan
bijaksana terhadap lingkungan, sebaliknya etika yang salah akan menciptakan
malapetaka bagi kehidupan manusia, karena merusak Etika lingkungan hidup adalah
pertimbangan filosofis dan biologis mengenai hubungan manusia dengan tempat
tinggalnya serta dengan semua makhluk nonmanusia.
5. 3
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.Unsur etika lingkungan hidup
2.Teori etika lingkungan
3.Prinsip etika lingkungan hidup
1.3. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui unsur etika lingkungan hidup
2. Mengetahui teori etika lingkungan
3. Mengetahui prinsip etika lingkungan hidup
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. UNSUR ETIKA LINGKUNGAN HIDUP
Setiap cabang etika, memiliki unsure etika lingkungan hidup sebagai
peengembangannya.
Etika kehidupan ekonomi pun tidak hanya berpikir secara sosiologis-ekonomis,
melainkan juga secara ekologis. Setidaknya ada dua unsur utama dalam mengusahakan
etika lingkungan hidup yang ditawarkan oleh Velasques (2005) yaitu etika ekologi dan
etika konservasi sumber daya yang bisa habis.
ETIKA EKOLOGI
menyadarkan bahwa manusia bukanlah penguasa alam. Dalam hal ini perlu
diubah sikap manusia yang antroposentrik, yaitu meng-anggap bahwa hanya dirinya
yang pantas menerima pertimbangan moral. Akibatnya, semuanya yang di luar
manusia tidak berharga dan pantas dieksploitasi tanpa kira-kira. Manusia harus
menyadari adanya nilai intrinsik dalam tiap unsur nonmanusia. Bagian-bagian
lingkungan yang bukan manusia itu perlu dijaga, tidak masalah apakah hal tersebut
menguntungkan manusia atau tidak.
ETIKA KONSERVASI SUMBER DAYA
yang bisa habis mengacu pada penghematan sumberdaya alam untuk digunakan
di masa mendatang, disini mempertimbangkan kepentingan generasi yang akan datang.
Setidaknya ada dua macam kepedulian lingkungan, yaitu kepedulian lingkungan yang
dangkal (shallow ecology) dan kepedulian lingkungan yang dalam (deep ecology).
Kepedulian lingkungan yang dangkal menunjukkan perhatian
kepadakepentingan-kepentingan yang sering diabaikan dalam ekonomi tradisional,
pandangan ini menganggap alam bernilai hanya sejauh ia bermanfaat bagi kepentingan
6. 4
manusia, dan bukan karena alam bernilai pada dirinya sendiri. Pada kepedulian
lingkungan yang dalam sudah mempertimbangkan kepentingan generasi-generasi yang
akan datang.1
2.2. TEORI ETIKA LINGKUNGAN
Terdapat 3 (tiga) pandangan teori mengenai etika lingkungan, sebagaimana
diuraikan sebagai berikut:
TEORI ANTROPOSENTRISME
Teori ini memandang manusia sebagai pusat dari system alam semesta.Manusia
dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan
dalam kebijakan yang diambil dalam kaitannya dengan alam, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapatperhatian dan
nilai sejauh menunjang kepentingan manusia. Bagi teori ini etika hanya berlaku bagi
manusia, segala tuntutan terhadap kewajiban dan tanggungjawab moral manusia
terhadap lingkungan hidup dianggap sesuatu yang berlebihan, kalaupun ada itu semata-
mata demi memenuhi kepentingan sesama manusia.
Teori semacam ini dinilai bersifat instrumentalistik (karena menganggap pola
hubungan manusia dan alam dilihat hanya dalam relasi instrumental, kalaupun peduli
demi memenuhi kebutuhan manusia) dan egoistis (karena hanya mengutamakan
kepentingan manusia).
TEORI BIOSENTRISME
Teori ini menganggap alam mempunyai nilai pada dirinya sendiri lepas
dari kepentingan manusia. Ciri etika ini adalah biocentric, karena menganggap setiap
kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri.
Alam perlu diperlakukan secara moral terlepas dari apakah ia berguna atau tidak
bagi manusia. Sehingga etika tidak lagi dipahami secara terbatas pada komunitas
manusia, namun berlaku juga bagi seluruh komunitas biotis, termasuk komunitas
makhluk hidup lain.
TEORI EKOSENTRISME
Etika ini memusatkan pada seluruh komunitas ekologis baik yang
hidup maupun tidak, karena secara ekologis makhluk hidup dan benda-
benda abiotis lainnya saling terkait satu sama lain. Salah satu versi yang terkenal dari
teori ini adalah Deep Ecology.
Teori ini memusatkan perhatian pada kepada semua spesies, termasukspesies
bukan manusia, dan menekankan perhatiannya pada jangka panjang, dan tak kalah
pentingnya merupakan gerakan diantara orang-orang yang mempunyai sikap dan
1 Ruky, Achmad S. 2000,Menjadi Manajer Internasional,Jakarta,PTGramedia Pustaka Utama.
7. 5
keyakinan yang sama, mendukung suatu gaya hidup yang selaras dengan alam, dan
sama-sama memperjuangkan isu lingkungan dan politik.2
2.4. PRINSIP ETIKA LINGKUNGAN HIDUP
Prinsip ini menjadi pegangan dan tuntutan bagi perilaku kita dalam berhadapan
dengan alam, baik perilaku terhadap alam secara langsung maupunperilaku terhadap
sesama manusia yang berakibat tertentu terhadap alam (Keraf, 2002):
SIKAP HORMAT TERHADAP ALAM (RESPECT FOR NATURE)
Pada dasarnya semua teori etika lingkungan mengakui bahwa alam semesta perlu
untuk dihormati. Secara khusus sebagai pelaku moral, manusia mem-punyai kewajiban
moral untuk menghormati kehidupan, baik pada manusia maupun makhluk lain dalam
komunitas ekologis seluruhnya. Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip
dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya.
PRINSIP TANGGUNG JAWAB (MORAL RESPONSIBILITY FOR NATURE)
Setiap bagian dan benda di alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan
dengantujuannya masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk
kepentingan manusia atau tidak. Oleh karena itu, manusia sebagai bagian dari
alam semesta bertanggungjawab pula untuk menjaganya.
Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individual tetapi juga kolektif. Kelestarian
dan kerusakan alam merupakan tanggungjawab bersama seluruh umat manusia.
Semuaorang harus bisa bekerjasama bahu membahu untuk menjaga dan meles-
tarikan alam dan mencegah serta memulihkan kerusakan alam, serta saling
mengingatkan, melarang dan menghukum siapa saja yang merusak alam.
SOLIDARITAS KOSMIS (COSMIC SOLIDARITY)
Dalam diri manusia timbul perasaan solider, senasib sepenanggungan dengan
alam dan sesama makhluk hidup lain. Prinsip ini bisa mendorong manusia untuk
menyelamatkan lingkungan dan semua kehidupan di alam ini. Prinsip ini berfungsi
sebagai pengendali moral untuk mengharmonisasikan manusia dengan ekosistemnya
dan untuk mengontrol perilaku manusia dalam batas-bats keseimbangan kosmis.
Solidaritas ini juga mendorong manusia untuk mengutuk dan menentang setiap
tindakan yang menyakitkan binatang tertentu atau bahakn memusnakan spesies tertentu.
PRINSIP KASIH SAYANG DAN KEPEDULIAN (CARING FOR NATURE)
Prinsip ini tidak didasarkan pada pertimbangan kepentingan pribadi, tetapi semata-
mata demi kepentingan alam. Dengan semakin peduli terhadap alam, maka manusia
menjadi semakin matang dengan identitas yang kuat.
2 Soeriaatmadja,R.E.2003.Ilmu Lingkungan.Bandung: ITB
8. 6
PRINSIP ”NO HARM”
Terdapat kewajiban, sikap solider dan kepedulian, paling tidak dengan
tidakmelakukan tindakan yang merugikan atau mengancam eksistensi makhluk hidup
lain di alam semesta ini (no harm). Jadi kewajiban dan tanggung jawab moral dapat
dinyatakan dengan merawat, melindungi, menjaga dan melestarikan alam, dan tidak
melakukan tindakan seperti membakar hutan dan membuang limbah sembarangan.
PRINSIP HIDUP SEDERHANA DAN SELARAS DENGAN ALAM
Prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas, cara hidup yang baik,
bukanmenekankan pada sikap rakus dan tamak. Ada batas untuk hidup secara layak
sebagai manusia, yang selaras dengan alam.
PRINSIP KEADILAN
Prinsip ini menekankan bahwa terdapat akses yang sama bagi
semuakelompok dan anggota masyarakat untuk ikut dalam menentukan
kebijakan pengelplaan dan pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam.
Dalam prinsip ini kita perlu memerhatikan kepentingan masyarakat adat secara
lebih khusus, karena dalam segi pemanfaatan sumber daya alam dibandingkan dengan
masyarakat modern akan kalah dari segi permodalan, teknologi, informasi dan
sebagainya, sehingga kepentingan masyarakat sangat rentan dan terancam.
PRINSIP DEMOKRASI
Prinsip ini terkait erat dengan hakikat alam, yaitu keanekaragaman
danpluralitas. Demokrasi memberi tempat seluas-luasnya bagi
perbedaan, keanekaragaman dan pluraritas.
Prinsip ini sangat relevan dengan pengam-bilan kebijakan di bidang
lingkungan, dan memberikan garansi bagi kebijakan yang pro lingkungan hidup.
Dalam prinsip ini tercakup beberapa prinsip moral lainnya, yaitu,
a. Demokrasi menjamin adanya keanekaragaman dan pluralitas yangmemungkinkan
nilai lingkungan hidup mendapat tempat untuk diperjuangkan sebagai agenda politik
dan ekonomi yang sama pentingnyadengan agenda lain.
b. Demokrasi menjamin kebebasan dalam mengeluarkan pendapat
danmemperjuangkan nilai yang dianut oleh setiap orang dan kelompokmasyarakat
dalam bingkai kepentingan bersama.
c. Demokrasi menjamin setiap orang dan kelompok masyarakat ikutberpartisipasi
dalam menentukan kebijakan publik dan memperolehmanfaatnya.
d. Demokrasi menjamin sifat transparansi.
e. Adanya akuntabilitas publik.
PRINSIP INTEGRITAS MORAL
Prinsip ini terutama untuk pejabat publik, agar mempunyai sikap dan perilaku
moral yang terhormat serta memegang teguh prinsip-prinsip moral yang mengamankan
kepentingan publik, untuk menjamin kepentingan di bidang lingkungan.
Sedangkan para penganut deep ecology menganut delapan prinsip, diantaranya
yaitu:
9. 7
1. Kesejahteraan dan keadaan baik dari kehidupan manusiawi ataupunbukan di bumi
mempunyai nilai intrinsik.
2. Kekayaan dan keanekaragaman bentuk-bentuk hidup menyumbangkankepada
terwujudnya nilai-nilai ini dan merupakan nilai-nilai sendiri.
3. Manusia tidak berhak mengurangi kekayaan dan keanekaragaman ini,kecuali untuk
memenuhi kebutuhan vitalnya.
4. Keadaan baik dari kehidupan dan kebudayaan manusia dapat dicocok-kan dengan
dikuranginya secara substansial jumlah penduduk.
5. Campur tangan manusia dengan dunia bukan manusia kini terlalu besar
6. Kebijakan umum harus dirubah, yang menyangkut struktur-strukturdasar di
bidang ekonomis, teknologis, dan ideologis.
7. Perubahan ideologis terutama menghargai kualitas kehidupan danbukan
berpegang pada standar hidup yang semakin tinggi.
8. Mereka yang menyetujui buur-butir sebelumnya berkewajiban secara langsung dan
tidak langsung untuk berusaha mengadakan perubahan-perubahan yang perlu.
Prinsip-prinsip etika lingkungan perlu diupayakan dan diimplemen-tasikan
dalam kehidupan manusia karena krisis, persoalan ekologi dan bencana aiam yang
terjadi pada dasamya diakibatkan oleh pemahaman
yang salah. Yaitu bahwa alam adalah obyek yang boleh diberlakukan dan
dieksploitasi sekehendak kita.
Pola pembangunan yang berlangsung saat ini perlu diubah dan
diimplementasikan secara jelas. Aspek pembangunan tidak semata-mata hanya
pemenuhan kebutuhan aspek ekonomi namun juga perlu memberikan bobot yang setara
pada aspek-aspek sosial, budaya dan lingkungan. Kerusakan yang terjadi pada masa
sekarang, tidak hanya dirasakan oleh kita sekarang ini, namun juga akan dirasakan
pula oleh generasi yang akan datang. Pembangunan yang dilakukan harus
merupakan pembangunanmembumi yang selalu selaras dengan keseimbangan alam.
34
3 Hargrove, Eugene C.1989.Etika Lingkungan Dasar.PrenticeHall:NewJersey
4 http://www.findyou.com.pdf/2010/04/10/Etika_lingkungan_hidup
10. 8
LAMPIRAN-LAMPIRAN
No. Etika Lingkungan Pada Masyarakat Kampung Naga Peranan Terhadap
Pemeliharaan Alam
1. Menerapkan aturan adat dalam tata wilayah dan
Kepercayaan bentuk bangunan rumah yang harus
sama dengan yang di bangun oleh nenek moyang
Mitigasi bencana
di Kampung
Naga, seperti
mencegah longsor
dan banjir.
2. Penghormatanterhadaphutanyangdisakralkandan
hutan yang harus dihindari.
Menjaga sumberdaya yang
terdapat di dalam hutan,
hingga hutan tetap asri dan
tidak gundul
3. Adanya patangan atau tabu yang termanifestasikan
oleh kata pamali yang merupakan warisan nenek
moyang.
Hal ini membawa implikasi
positif pada hak dan
kewajiban komunal dalam
pemeliharaan sumberdaya
alam bersama-sama.
11. 9
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Berdasarkan uraian bahasan “ Etika dan Lingkunngan “ dapat disimpulkan bahwa:
1. Unsur etika lingkungan hidup yang ditawarkan oleh velasques yaitu etika ekologi dan etika konservasi sumberdaya.
2. Masalah masalah yang ditimbulkan oleh lingkungan adalah limbah beracun, efek rumah kaca, perusakan lapisan ozon, hujan
asam, penebangan hutan, pencemaran udara.
3. Ada 3 teori lingkungan hidup yaitu teori antroposentrisme, teori biosentrisme, teori ekosentrisme.
3.2. SARAN
Bertolak dari pembahasan Etika dan Liongkungan penyusun memberikan saran sebagai berikut :
1. Dalam berbisnis hendaknya memperhatikan lingkungan sekitar.
2. Pemanfaatan sumberdaya sumber daya alam harus dimanfaatkan secara bijak dan penuh tanggung jawab sehingga tidak merusak
kingkungan sekitar.