PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH
1. Data Diri:
• Rini Murwati, Ngawi 28 Agustus 1965.
• Pengalaman kerja :
- Guru di SMP Negeri 2 Sugio, Lamongan sejak
1991 - sekarang.
- Tim Pengembang Kurikulum Muatan Lokal KBK,
KTSP, Kurikulum 2013 Dinas Pendidikan Propinsi Jawa
Timur
• Beralamat di desa Kumisik, Lawanganagung, Sugio
Lamongan.
• Bersuami 1, atas nama Unang HP, anak 4, menantu1,cucu 1.
• HP : 08165444247
RAHAYU DULUR, SUGENG MAKARYA
3. Data Diri:
• Rini Murwati, Ngawi 28 Agustus 1965.
• Pengalaman kerja :
- Guru di SMP Negeri 2 Sugio, Lamongan sejak
1991 - sekarang.
- Tim Pengembang Kurikulum Muatan Lokal KBK,
KTSP, Kurikulum 2013 Dinas Pendidikan Propinsi Jawa
Timur
• Beralamat di desa Kumisik, Lawanganagung, Sugio
Lamongan.
• Bersuami 1, atas nama Unang HP, anak 4, menantu1,cucu 1.
• HP : 08165444247
RAHAYU DULUR, SUGENG MAKARYA
4. PANGKUR
sagung pra rawuh sedaya
mugi pinayung nugraha yekti
asih tresna Alloh satuhu
tansaha kasarira.
puja-puji syukur saha sembah sujud
konjuk ing ngarsa paduka
Gusti Alloh maha suci
Mugi Alloh paring marga
Luwaring saking panandhang roga
Kawula nembe kayungyun
kagunan basa jawa
Kapang ing budi pekerti adi luhung
salulut ing tata krama
nuju pasrawungan adi
5. Jumlah bahasa daearah di Indonesia:
• Esser (1951): 200
• Salzner (1960): 96
• Lembaga Bhs Nasional (1972): 418
• Grimes (2000): 672
• Summer Institute of Linguistics/SIL (2006):
741
• Pusat Bahasa (2008): 442
6. Peringkat Jumlah Penutur Terbanyak di
Dunia(SIL dlm Wikipedia, 2008)
No. Bahasa Perkiraan Jumlah Penutur
1 Cina (Mandarin) 1.075.000.000
2 Inggris 514.000.000
3 Hindustani 496.000.000
4 Spanyol 425.000.000
5 Rusia 275.000.000
6 Arab 256.000.000
7 Bengali 215.000.000
8 Portugis 194.000.000
9 Melayu-Indonesia 176.000.000
10 Perancis 129.000.000
7. Peringkat ke- Bahasa Jumlah Penutur (juta)
12 Jawa 75,6
39 Sunda 27
50 Indonesia (sbg B2) 17,1
61 Madura 13,7
95 Minangkabau 6,5
124 Bali 3,8
129 Bugis (sbg B2) < 4
147 Aceh 3
156 Betawi/Kreol 2,7
175 Sasak 2,1
196 Makassar (sbg B2) 2
205 Lampung (sbg B2) < 1,5
258 Rejang < 1
8. • Menurut Unesco di dunia, 10 bhs
mati/punah tiap tahun ditinggalkan
penuturnya
• Mendiknas (2006) Di Indonesia, bhs
daerah terancam punah akibat
globalisasi dan perkembangan teknologi
• Regimitasi Bahasa Jawa oleh Pemerintah
(Harsono: 2005).
9. • Kebanggaan kepada bahasa Daerah (BD)
sebagai entitas tidak lagi sekuat dahulu.
• Beberapa alasan pragmatis: tidak prestisius,
tidak punya nilai ekonomis, sehingga sebagian
dari penutur bahasa Daerah tidak ingin
mempelajari lebih jauh bahasa ibunya.
• terjadi proses pengeroposan bahasa dari
dalam (language attrition) pada kemampuan
menggunakan BD (Ibrahim: 2013)
10. Kesepakatan para linguis Jerman (2000) ttg
tahapan bhs yg mengalami kemunduran
(Mahsun, 2005):
1. Sangat kritis: penutur sangat sedikit, semua berumur
70 thn ke atas
2. Sangat terancam: semua penutur berumur 40 thn ke
atas
3. Terancam: semua penutur berumur 20 thn ke atas
4. Mengalami kemunduran: sebagian penutur anak-
anak dan kaum tua
5. Stabil dan mantap, tp terancam punah: semua anak
dan orang tua menggunakan, tp jumlahnya sedikit
6. Aman: tdk terancam punah, dipelajari semua anak
dan semua orang dlm etnis tsb
12. Pemerintah harus menepati dan menjaga
amanah UUD 1945 Bab XV, Pasal 36 :
“Bahasa negara adalah bahasa Indonesia,
dan penjelasannya yang berbunyi, “di
daerah-daerah yang mempunyai bahasa
sendiri, yang dipelihara oleh rakyatnya
dengan baik-baik (misalnya bahasa Jawa,
Sunda, Madura, dll ) bahasa-bahasa itu dan
dipelihara juga oleh negara. Bahasa-bahasa
itu pun merupakan sebagian dari
kebudayaan Indonesia yang hidup”.
14. 1. Pendokumentasian
2. Pembiasaan berbicara dan menulis dg BD
3. Kreativitas dlm penggunaan bahasa
4. Penyerapan kosakata bhs lain: bhs
Indonesia dan/atau bhs asing ke BD
5. Pendonoran kosakata BD ke BI
6. Penyusunan modul BD
(Kisyani, 2009)
15. PENGEMBANGAN DAN PEMERTAHANAN
BAHASA DAERAH MELALUI PEMBELAJARAN
BAHASA/BUDAYA DAERAH
Dasar
• yuridis formal Bab XV, Pasal 36.
• Renstra Pendidikan Nasional, khususnya
kebijakan dasar dan Program Nasional Bagi
Anak lndonesia (PNBAI)
• Permendikbud 81a Tahun 2013 tentang
pedoman pelaksanaan Kurikulum 2013
• Pergub Jawa Timur No 19 Tahun 2013
16. KERJASAMA BERBAGAI KOMPONEN
YANG TERKAIT
1. Menugasi masing-masing kabupaten untuk mendirikan
divisi khusus untuk mengurusi pembinaan dan
pengembangan bahasa Madura/Jawa.
2. Divisi ini di antaranya menghasilkan istilah-istilah,
jargon, dan idiom-idiom pembangunan dalam bahasa
Madura/Jawa, agar bahasa Madura /Jawa menjadi
bahasa yang berdaya-guna (powerful).
3. Mendirikan surat kabar tempel/ surat kabar tematik
(koran Ibu, koran petani garam, koranna tokang
kerrab, dsb.) berbahasa Jawa/Madura yang dapat
dibaca oleh penduduk desa tanpa mengeluarkan dana;
sebagian isinya dikembangkan dan ditulis tangan oleh
masyarakat setempat, termasuk guru/siswa di daerah
itu;
17. 4 Melaksanakan siaran radio/tv berbahasa
jawa/madura yang baku/berterima (sehingga tidak
ada olok-olok bahasa madura/jawa jtv).
5. Bekerja sama dengan guru bahasa indonesia, agar
anak-anak di daerah diperbolehkan menggunakan
bahasa daerah (jawa/madura) untuk pembelajaran
ketrampilan berbicara dan menulis.
alasan psikologi pendidikannya adalah karena
bahasa daerah sudah menjadi bahasa berpikir dan
berkomunikasi sejak kecil, sehingga mereka lebih
mudah mengungkapkan pikirannya dalam bahasa
daerah.
18. 6. Membangun Sistem Pangkalan Data
Pengelolaan Budaya Jawa/Madura di
tingkat Kabupaten
7. Membangun Pusat Data Kegiatan
kebudayaan Jawa/Madura yang berisikan
calendar of event yang tidak saja
memberikan sumbangan bagi upaya
menghidupkan budaya, tetapi juga
memberikan dampak ekonomi.
8. Membangun jaringan pariwisata yang
dikelola secara profesional dengan
penekanan pada upaya memberdayakan
bahasa dan kebudayaan Jawa/Madura
19. 9. Pemerintah mendorong untuk
menggunakan bahasa Madura
sebagai salah satu media
komunikasi antara pejabat,
misalnya pada minggu
berbahasa Jawa/Madura.
10.Membuka program/jurusan
bahasa Madura/bahasa Osing
20. 11. Pemerintah bekerja sama dengan
badan legislatif untuk menghasilkan
peraturan-peraturan yang menunjang
pemberdayaan bahasaMadura/Jawa
SUDAH ADA PERGUB
12. Pemerintah/ WAKIL RAKYAT dan pihak
tertentu yang peduli (SAID ABDULLAH
INSTITUTE, PSJS, PSJB, TRIWIDA )
terhadap pemberdayaan BM dan BJ,
harus selalu berdaya-upaya agar
masyarakat berkesempatan
meningkatkan kemampuan berbahasa
Madura/Jawa.
21. 13. Mendirikan sekolah yang khusus melatih
calon guru bahasa Madura/ Jawa yang
kemudian diangkat dan ditempatkan di
daerah-daerah yang memerlukannya.
14. Guru diberi materi BM/BJ yang
dikembangkan secara khusus
15. Memperoleh metode mengajar untuk
anak-anak/ dewasa, serta metode
pembelajaran bahasa ibu.
16. Sekolah diberi wewenang
mengembangkan kurikulum, silabus,
materi pelajaran, perangkat pembelajaran
bahasa Madura/Jawa (MUATAN LOKAL)
22. 16. Kepala sekolah (KS) dan guru-guru BM/BJ
harus berdaya-upaya menghidup-hidupkan
bahasa daerah di sekolah, sehingga kondisi
positif itu akan menjadi input yang terus-
menerus & berkelanjutan, dan positif
(comprehensible input), yang pada gilirannya
akan menghasilkan keluaran yang dipahami
(comprehensible output): lomba mengetik
dengan laptop/HP, menyusun naskah pidato,
surat pribadi, naskah lakon dalam bahasa
Madura/Jawa, menerjemahkan cerpen BI ke
BM/BJ