SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Ekonomi Perkotaan
Kuliah Ekonomi Perkotaan
Pertemuan ke 1
Pendahuluan
• Ekonomi Perkotaan (Urban Economies) sebagai
satu cabang ilmu ekonomi spasial
• Ekonomi Perkotaan berada dalam ruang lingkup
ekonomi regional, lingkungan spasial pertama,
sebelum masuk dalam lingkup nasional dan
kemudian global
• Ekonomi perkotaan bersifat kompak secara
ruang dalam pengertian terkait erat dalam ruang
lingkup kota, merupakan satu sistem ekonomi
spasial yang bersifat lokal, tetapi dengan
pengaruh jauh di luar batas fisiknya.
Ekonomi Perkotaan
• Ekonomi Perkotaan, dilihat dari sudut spasial,
mengalami konsentrasi kegiatan ekonomi dan
penduduk disertai konsekwensi interaksinya
• Kota penuhi sifat mengelompok manusia
• Peran tinggi dari industri dan services dalam
ekonomi nasional dari smua kota (lebih dari 70
persen: lokasi utama daerah perkotaan)
• Tren peningkatan porsi penduduk dalam kota
(Indonesia ∞ 45 %, negara industri: > 70 %)
• Pusat pemerintahan dan perdagangan (lama)
• Intensitas penduduk dan kegiatan kota tertinggi
Kota Lokasi Keterpusatan
Pemusatan Populasi: Memaksimumkan welfare, dari
keberagaman bakat & spesialisasi, banyak produk
yang mendukung nilai guna maksimum sesuai dgn
komposisi konsumsi menurut tingkat penghasilan dan
lokasi pemukiman (biaya rumah + transport).
Konsumen terpusat secara ruang
Kosentrasi Produsen dan Pekerjaan: Maksimumkan
efisiensi ekonomi kota akibat kedekatan antar-
produsen & dengan konsumen dan tenaga kerja
dengan pusat-pusat produksi dan pelayanan kota
Konsentrasi Pasar dan Transaksi: Maksimumkan
kesejahteraan dari penurunan biaya transaksi dari
konsentrasi banyak pasar dalam tempat sama
Teori Pembentukan Kota
• Cronon (1991): Kota terbentuk oleh faktor geografik alamiah
pertama dan kedua:
– Faktor geografik alamiah pertama: pelabuhan alamiah, sungai,
dan sebagainya
– Faktor geografik alamiah kedua: situasi lokasi ciptaan manusia,
meningkatkan manfaat faktor geografi alamiah I ;
• Krugman menyatakan peran ekonomi skala dalam aglomerasi,
serta juga peran vital sejarah (history), multiple equilibrium
• Cronon menyatakan peran dari barang publik lokal, seperti
jalan, pelabuhan buatan, pasar, dan sebagainya
• Kota terbentuk sebagai pusat pemasaran (Berliant & Konishi, 2000)
• Seterusnya orang mengacu pada teori klasik seperti von Thunen dan
sebagainya
Kota: Faktor Geografik Alamiah
• Kota adalah bagian wilayah nasional, intensitas barang
dan pelayanan publik paling tinggi
• Ini merupakan faktor geografik pendukung proses
terbentuknya kota dari komponen ciptaan manusia,
yang pada hakekatnya bukan bersifat alamiah
• Banyak dari barang publik kota merupakan sistem
jejaring: jaringan jalan dan transportasi umumnya
menjadi faktor penentu struktur ruang fisik kota.
Jaringan ini mempunyai eksternalitas positif.
• Barang publik kota dan lokal sekaligus merupakan
derived demand maupun agent of development.
Dimensi Ekonomi: Meso-Economy
• Ekonomi Kota: Mikro + Makro; pengadaan barang dan
pelayanan publik secara mikroekonomi, tetapi agregasi
sektor swasta menyerupai makroekonomi
• Dimensi ekonomi memungkinkan koordinasi dapat
lebih mudah, baik antar sektor privat maupun dgn
sektor publik dan antar sektor publik juga
• Kota adalah pusat teknologi produksi + konsumsi
tertinggi dalam satu negara
• Kota menjadi pusat inovasi dan invensi bagi bagian
terbesar proses produksi
• Dimensi mesoeconomy mempermudah proses itu
Ekonomi Eksternal Dalam Kota
• Kedekatan pusat-pusat kegiatan dalam ruang kota
memicu timbulnya eksternalitas, baik positif atau
negatif (proximity economy)
• Barang dan pelayanan publik adalah penghasil efek
eksternal positif pada umumnya, sedangkan sektor
privat dapat menimbulkan efek negatif berupa polusi
• Berarti analisis ekonomi paling digunakan ialah dari
kelompok mikro: baik sektor privat maupun publik,
terutama ekonomi publik dan lingkungan
• Dalam barang dan pelayanan publik, asas ekonomi
skala (natural monopoly) dapat terjadi secara umum
Prinsip Ekonomi
• Dari sifat-sifat dasar satuan ekonomi dalam kota,
terlihat efek ekonomi skala yang meluas, sehingga
seolah-olah akan terjadi peningkatan efisiensi total
akibat peningkatan tingkat urbanisasi
• Fakta bahwa makroekonomi berkembang sesuai CRS,
sehingga ada faktor penyeimbang pada saat agregasi
(Rossi-Hansberg, Wright, 2005)
• Proses ini seolah-olah menjadikan kota sebagai satuan
ekonomi spasial menyerupai perusahaan, dan
mengalami titik balik peningkatan efisiensi, seperti saat
mencapai ukuran optimal kota yang dipicu oleh efek
eksternal negatif (kongesti, polusi)
Perlunya Perencanaan Ekonomi Kota
• Ekonomi campuran dalam kota menuntut peran kuat
dari perencanaan, terutama dalam sektor publik
• Kota dihuni oleh banyak satuan kegiatan ekonomi dan
keluarga, yang membutuhkan perencanaan tepat
• Perencanaan tata-guna tanah (tata ruang) menjadi
bagian kembar dari perencanaan barang publik dan
pelayanan umum (interaksi timbal balik)
• Berbagai pelayanan publik tidak tepat diserahkan pada
sistem pasar murni, seperti angkutan umum atau
pengadaan air bersih.
• Ekonomi kota menuntut kadar perencanaan tinggi
Dua Sisi Ekonomi Bertentangan
• Konsentrasi populasi dan kegiatan ekonomi dalam kota
→ pelangkaan banyak sumber daya ekonomi,
• harga properti meningkat biarpun ada efek eksternalitas positif
konsetrasi tinggi (juga manfaat ekonomi skala),
• tetapi disertai peningkatan efek eksternalitas negatif juga
• Kapasitas barang dan pelayanan publik dalam kota
tidak dapat dinaikkan semaunya
• memicu kemacetan yang meluas,
• meningkatkan semua jenis biaya dalam kota (biaya hidup dan produksi)
• Struktur kota nasional membentuk hubungan sesuai
dengan hukum Zipf (Power Law).
• Setiap kota mempunyai posisi dalam struktur itu
• Ada sekumpulan produk tepat (Christaler) sesuai posisi
Beberapa Kurva Vital
PRODUK FISIK
MP
AP
OutputLabor
MC
ATC
AVC
AFC
TVC
TFC
TC
COST
Jangka Waktu dan Biaya2
Kota
• Dalam jangka pendek, salah satu besaran
berubah, besaran penentu kapasitas produksi lain
tetap.
• berlaku pada perusahaan, tetapi juga pada banyak barang
dan pelayanan publik kota
• Dalam jangka panjang, semua variabel penentu
berubah:
• selera, teknologi dan organisasi hampir tetap. (kapasitas
jaringan jalan naik, dsb)
• Dalam jangka sangat panjang, perubahan di atas +
teknologi, selera, sistem nilai sosial.
• Hal ini dapat merubah dimensi kota pada ukuran lebih kecil
atau sebaliknya.
Kapasitas Sistem Prasarana
• Kapasitas kota ditentukan oleh konfigurasi
kapasitas prasarana dan lingkungan
• Sistem jaringan jalan, jaringan saluran air minum, drainase,
daya alir air hujan, air tanah, dsb
• Perubahan satu komponen sistem kota rubah
kapasitas, dapat memicu distorsi
• Peningkatan income penduduk kota memicu jumlah
kendaraan.
• Tanpa penyesuaian kapasitas jaringan jalan akan
menyebabkan kemacetan kota
• Atau peningkatan kapasitas angkutan umum yang dpt
diterima penduduk (nyaman, tepat waktu, murah, dsb)
• Perubahan prasarana harus seimbang
Beberapa Konsep Elastisitas
• Elastisitas Harga: (Pctg Prbhn Permintaan)/(Pctg
Prbhn Harga): ε = [ d ln Q/ d ln P], ε < 0
• Bila |ε| mendekati 0, barang itu inelastik. Angkutan umum
kota biasanya bersifat inelastik
• Bila |ε| > 1, barang itu bersifat elastik, seperti mobil atau
kendaraan bermotor, TV, dsb
• Elastisitas Silang: η = [d ln Q(j)/ d ln P(i)]
• Bila η > 0, dua barang bersifat substitusi, misalnya antara
mobil pribadi dengan angkutan umum
• Bila η < 0, kedua barang bersifat komplementer, seperti
antara kendaraan dengan jalan raya
Ekonomi Skala dan …
• Hubungan masukan dan luaran sistem produksi
dpt berupa:
• constant return to scale, increasing return to scale, dan
decreasing return to scale
• Hubungan itu: bila input dinaikkan t kali, berapa
kali peningkatan outputnya, atau dalam
hubungan fungsi: F(tX) = tF(X)
• Bila t = 1, maka CRS (constant return to scale)
• Bila t > 1, maka IRS (increasing return to scale)
• Bila t< 1, maka DRS (decreasing return to scale)
• Selanjutnya ada ekonomi skala dapat ditunjukkan
sebagai dalam slide berikut
Ekonomi Skala (2)
Konsep ekonomi skala dapat diturunkan dari relasi
biaya total rata-rata (fungsi) dengan biaya
marjinal SE = ATC/MC atau TC(Q)/Q((∂ TC/∂ Q)),
yang tidak lain dari elastisitas biaya terhadap
output.
Dengan demikian, bila:
SE ≥ 1 maka ada IRS
SE = 1, maka ada CRS
SE ≤ 1, maka ada DRS
Kegunaan konsep ini terutama untuk mencari apa
yang disebut sebagai minimum efficient scale
yang merupakan titik terendah dalam kurva LAC
Skala Efisien Minimum
LMC
LAC
SMC0
SAC0
SMC1
SAC1
Hubungan antara Biaya Rata-rata Jangka Panjang (LAC) dengan Biaya Rata-rata
Jangka Pendek (SAC) dan juga biaya-biaya merjinal terkait; LMC = long run MC
Konsep Ray Average Cost (RAC)
RAC: Perluasan ekonomi skala produk tunggal ke situasi prdk
ganda, dgn mencari karakteristik biaya di mana tingkat bundel
output tertentu berubah secara proporsional. Relasi tersebut di-
sebut Ray Average Cost: RAC(Q) = TC(Q)/ΣQi = TC(tq0
)/t
(Baumol, Panzar, Willig, 1988). Q0
adalah bundel satuan utk
satu campuran tertentu output – (bundel sebarang ditentukan
nilai 1) – di mana t adalah jumlah satuan dalam bundel tq0
=Q
Q2
Q1
TotalCost
RAC
T
RAC disebut menaik (menurun) bila
RAC(tq) fungsi menaik(menurun) t
pada t=1. RAC disebut diminimisasi
pada Q bila RAC(Q) < RAC(tq) utk
semua t = 1 positif. (tq0 = Q), di
mana q0
Konsep RAC dan ekonomi skala
multi-produk mengacu pada situasi
perubahan proporsional kuantitas
semua set produk.
q0
O
R
Ekonomi skala specific-product
Untuk dapat menghitung product-specific economies of
scales, perlu menjelaskan biaya inkrimental rata-rata:
ICi(Q)=TC(Q) – TX(Qm-i), di mana Qm-i adalah vektor
produk dengan Qi = 0. Jadi AICi(Q) = ICi(Q)/Qi
Atau: AIC(Q1) = {TC(Q1,Q2)-TC(0,Q2)}/Q1
Tingkat product-specific returns to scale pada vektor
output Q dinyatakan: PSESi(Q)=ICi(Q)/Qi (MCi) =
AICi/(∂TC/∂Qi). Dari sini diperoleh klasifikasi tentang
Apakah satu produk dalam perusahaan dengan multi-
produk adalah DRS, CRS, dan IRS sesuai dengan
nilai PSES > 1, PSES = 1, atau PSES < 1.
Ekonomi Skop
• Economies of scope adalah pernyatan hubungan
biaya produksi sejumlah produk dengan asset
perusahaan yang sama dibanding dengan bila
menghasilkan produk satu per satu
• Berarti bila TC(Q1,Q2) < TC(Q1) + TC(Q2) maka
disebut ada ekonomi skop
• Tingkat ekonomi skop dinyatakan dalam bentuk:
SC=[{TC(Q1) + TC(Q2)} - TC(Q1,Q2)]/ TC(Q1,Q2)
• Ekonomi skala dan ekonomi skop mempunyai
peran penting dalam ekonomi perkotaan, seperti
dalam barang dan pelayanan publik
Substitusi dan Komplementaritas
• Dalam ekonomi perkotaan, aspek
komplementaritas terjadi dengan intensitas tinggi.
Jalan dan lokasi perusahaan dan pemukiman saling
tergantung.
• Gejala substitusi dapat mempunyai efek luas dalam
peningkatan efisiensi ekonomi perkotaan: antara
angkutan umum dengan angkutan pribadi, akan
mengurangi kemacetan, polusi, konsumsi BBM, dsb
• Substitusi rumah di atas tanah dengan rumah susun
akan meningkatkan efisiensi penggunaan banyak
prasarana kota; demikian juga substitusi air bersih
PAM dengan air tanah
Efek Eksternal, Biaya Sosial
Biaya privat
Biaya sosial
O Q
P
Qo Qp
Demand curve
Es
Ep
S
Es-Ep-S = kerugian sosial bila
Privat konsumsi sebesar Qp,
Sebab tidak bayar biaya sosial
Keseimbangan sosial: Es
Biaya sosial cakup
Polusi dan macet
Internalisasi Biaya-Manfaat Eksternal
• Internalisasi efek eksternal, penyebab atau peneri-ma,
baik yang positif atau negatif, dikenasi pajak
• Internalisasi efek negatif: pajak pencemaran, polusi,
pajak kemacetan (PPP polluter payer principles)
• Internalisasi efek positif: Pajak PBB, pajak peran serta
perusahaan dalam pembiayaan angkutan umum
(belum ada di Indonesia, P’cis: versement transport)
• Manfaat aglomerasi menjadi sumber efisiensi dan
efektivitas ekonomi kota, dianggap terbagi rata
• Untuk struktur barang & layanan publik dan efek
negatif tertentu, terdapat pula ukuran optimal kota
Ukuran Optimal Kota
(Konfigurasi Barang & Layanan publik tertentu)
Efek aglomerasi dgn
Barang dan layanan
publik tertentu
Populasi dan Kegiatan
Efek eksternal negatif
Ukuran optimal
O
Manfaat Netto
Kota dan Perusahaan
• Dari sisi ekonomi, kota adalah lokasi perusa-haan,
baik sektor riil atau pelayanan (services)
• Interaksi sektor publik-privat terjadi dngn intensitas
tinggi dalam ruang kota tertentu
• Kinerja perusahaan adalah merupakan resultante
dua sektor: Publik dan Swasta
• Daya saing perusahaan adalah merupakan titik
ujung daya saing kota, baik dalam dimensi do-
mestik atau nasional, maupun dimensi global.
• Kota dapat menaikkan daya saing kotanya melalui
pengadaan barang dan layanan publik yang tepat
Kota: Fase-fase Perkembangan
• Menurut W. Thompson (1965), fase2
perkembangan
kota terdiri dari:
– Spesialisasi, terkonsentrasi kegiatan tertentu
– Diversifikasi, berkembang menjadi kompleks kegiatan
lebih banyak
– Kematangan (maturity), pemantapan diversifikasi
kegiatan kota dalam banyak produk
– Metropolisasi, proses pendominasian kota2
lain di
bawah wilayah pengaruhnya
• Fase-fase ini berkembang disamping proses lain,
seperti terkait siklus produksi dan berbagai
mobilitas dlm kota
Kota dan Siklus Produksi
Kehidupan kota produk tunggal ditentukan oleh daur
hidup (product life cycle) produk itu
Kota dgn produk bervariasi, mempunyai prospek
hidup lebih langgeng dibanding produk tunggal
Kota perlu merangsang munculnya produk2
baru, baik
berupa inovasi maupun invensi
Strategi “samudera biru” untuk perusahaan perlu
diadopsi pemerintah kota untuk membantu dunia
usaha dalam kotanya berkembang
Strategi samudera biru mendorong perusahaan capai
posisi monopolistik atau semi, tetapi volume besar
Jaringan Kota: Jaringan Produksi
• Ekonomi Kota: Basik dan Non-Basik, di mana basik
menjadi kegiatan untuk ekspor
• Interaksi ekonomi basik dalam semua kota menjadi
pembentuk jaringan produksi nasional
• Kegiatan Non-Basik dapat merupakan barang publik
lokal (non-tradable goods) ataupun sektor swasta
pasar lokal
• Dengan mengacu pada tabel I-O, satu sektor dapat
sekaligus menjadi basik dan non-basik
• Dalam jangka panjang, kota dapat melakukan
transformasi non-basik menjadi basik
Kota dan Globalisasi
• Globalisasi ekonomi terutama tercermin dari sistem
perdagangan bebas dengan tarif rendah (hampir 0%) serta
liberalisasi arus investasi antar negara
• Perusahaan berhadapan langsung dengan perusahaan
dunia lain di pasar global
• Tetapi seperti disebut di atas, daya saing perusahaan
adalah resultante faktor internal perusahaan dan kota
lokasi (ketersediaan barang dan layanan publik yang
mendukung peningkatan kinerja perjusahaan)
• Peningkatan peran services, baik dalam PDB global atau
pada kontribusi perbaikan kinerja perusahaan
Ilustrasi: DKI-Jakarta
• DKI-Jakarta berpenduduk sekitar 8,4 juta jiwa
(data BPS- ada beberapa angka)
• Jakarta sebagai pusat pemerintahan nasional
dan lokasi kantor-pusat banyak perusahaan
nasional ataupun internasional (pusat
pemerintahan dan ekonomi)
• Jakarta: Peredaran uang terbesar terjadi di
kota ini.
Tabel PDRB DKI Jakarta, 2000 (juta Rph)
Penerimaan Jumlah Pengeluaran Jumlah
Upah dan gaji 85637595,7 Konsumsi RT 99457177,3
Surplus usaha 109318788,1 Pengelrn Pemrth 9481743,5
Pajak tak lang -677796,7 Pmbntkn modal 71254098,7
Ekspor 109372807,7
Impor 95287240,2
Jumlah 194278587.1 Jumlah 194278587,1
Neraca Kapital DKI-Jakarta, 2000
Tab Domestik 15414552,7 Investasi 71254099,9
Pinjaman 55739547,2
Jumlah 71254099,9 Jumlah 71254099,9
Sumber: BPS, Digabung dari SNSE DKI Jakarta, 2000
Spesialisasi dan Kota
• Spesialisasi individual menaikkan produktivitas:
learning curve, kegiatan terbatas, volume tinggi
• Tingkat perusahaan juga menuntut spesialisasi,
perlunya skala kegiatan/volume produksi
minimal berarti jumlah penduduk minimal sekital
lokasi
• Spesialisasi ruang  tata guna tanah (land use)
kota: pemukiman, industri, pasar, jalur hijau …
• Interdependensi kegiatan kota  prasarana ruang
(jaringan jalan, tilpon …)
Ekonomi Skala dan Kota
• EKONOMI SKALA, 3 TINGKAT:
– Ekonomi Skala Internal perusahaan
• Makin besar volume produksi biaya satuan mengecil
– Ekonomi Skala dalam Lokasi Industri
• Ekonomi skala internal setiap perusahaan
• Ekonomi Skala produk antara industri, labor pooling
• Spillover Informasi/pengetahuan
– Ekonomi Skala dalam Aglomerasi
• Ekonomi skala internal perusahaan
• Ekonomi skala lokasi industri, labor pooling semua industri
• Ekonomi varitas industri (ekonomi skala lintas industri)
• Knowledge Spillover antar industri dalam kota
Perusahaan dan Industri
• Perusahaan menghasilkan satu atau bbrapa
produk, umumnya dianggap 1 perusahaan hanya
menghasilkan satu produk
• Industri adalah grup perusahaan penghasil
sejenis produk atau pelayanan tertentu
• Ekonomi adalah kumpulan semua industri, dan
juga keluarga atau satuan ekonomi (rumah
tangga) konsumen
• Ekonomi kota adalah bagian ekonomi yang
terkonsentrasi dlm ruang kota (aglomerasi)
Sekian

More Related Content

Similar to EKOMI PERKOTAAN

ekonomi regional dan perkotaan : konsentrasi tanpa kepadatan ; kebijakan untu...
ekonomi regional dan perkotaan : konsentrasi tanpa kepadatan ; kebijakan untu...ekonomi regional dan perkotaan : konsentrasi tanpa kepadatan ; kebijakan untu...
ekonomi regional dan perkotaan : konsentrasi tanpa kepadatan ; kebijakan untu...Cahya Andriawan
 
Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanSari Faizah
 
Hout kerangka ekonomi keruangan
Hout kerangka ekonomi keruanganHout kerangka ekonomi keruangan
Hout kerangka ekonomi keruanganImaniar Nastiti
 
01 asep yudi-permana.edited.
01 asep yudi-permana.edited.01 asep yudi-permana.edited.
01 asep yudi-permana.edited.Indriati Dewi
 
Lect 02 si 5142 (intro to appraisal ) rev
Lect 02 si 5142 (intro to appraisal ) revLect 02 si 5142 (intro to appraisal ) rev
Lect 02 si 5142 (intro to appraisal ) revHarun Al-Rasyid Lubis
 
Bab ii Rancang Kota
Bab ii Rancang KotaBab ii Rancang Kota
Bab ii Rancang KotaLatifah Tio
 
Compact city,a sustainable development
Compact city,a sustainable developmentCompact city,a sustainable development
Compact city,a sustainable developmentANDI EDY SUDRAJAT
 
Kelompok v e government
Kelompok v e governmentKelompok v e government
Kelompok v e governmentDeanCrosstian
 
Ppwp 1a
Ppwp 1aPpwp 1a
Ppwp 1agunjul
 
Perubahan Iklim: Peluang dan Tantanganya
Perubahan Iklim: Peluang dan TantanganyaPerubahan Iklim: Peluang dan Tantanganya
Perubahan Iklim: Peluang dan TantanganyaFarhan Helmy
 
EKONOMI TRANSPORTASI UDARA.pptx
EKONOMI TRANSPORTASI UDARA.pptxEKONOMI TRANSPORTASI UDARA.pptx
EKONOMI TRANSPORTASI UDARA.pptxSigitPramono63
 
Analisis sistem transportasi
Analisis sistem transportasiAnalisis sistem transportasi
Analisis sistem transportasiIwan Udin
 
Analisis sistem transportasi
Analisis sistem transportasiAnalisis sistem transportasi
Analisis sistem transportasitafqr
 
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA suningterusberkarya
 
Biaya transaksi taksi online dengan taksi konvensional
Biaya  transaksi taksi online dengan taksi konvensionalBiaya  transaksi taksi online dengan taksi konvensional
Biaya transaksi taksi online dengan taksi konvensionalAlief Setyanto
 

Similar to EKOMI PERKOTAAN (20)

ekonomi regional dan perkotaan : konsentrasi tanpa kepadatan ; kebijakan untu...
ekonomi regional dan perkotaan : konsentrasi tanpa kepadatan ; kebijakan untu...ekonomi regional dan perkotaan : konsentrasi tanpa kepadatan ; kebijakan untu...
ekonomi regional dan perkotaan : konsentrasi tanpa kepadatan ; kebijakan untu...
 
Projek akhir
Projek akhirProjek akhir
Projek akhir
 
Urbanisasi
UrbanisasiUrbanisasi
Urbanisasi
 
Debi yasman lase
Debi yasman laseDebi yasman lase
Debi yasman lase
 
Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaan
 
1169423.ppt
1169423.ppt1169423.ppt
1169423.ppt
 
Hout kerangka ekonomi keruangan
Hout kerangka ekonomi keruanganHout kerangka ekonomi keruangan
Hout kerangka ekonomi keruangan
 
01 asep yudi-permana.edited.
01 asep yudi-permana.edited.01 asep yudi-permana.edited.
01 asep yudi-permana.edited.
 
Lect 02 si 5142 (intro to appraisal ) rev
Lect 02 si 5142 (intro to appraisal ) revLect 02 si 5142 (intro to appraisal ) rev
Lect 02 si 5142 (intro to appraisal ) rev
 
Bab ii Rancang Kota
Bab ii Rancang KotaBab ii Rancang Kota
Bab ii Rancang Kota
 
Compact city,a sustainable development
Compact city,a sustainable developmentCompact city,a sustainable development
Compact city,a sustainable development
 
Kelompok v e government
Kelompok v e governmentKelompok v e government
Kelompok v e government
 
Ppwp 1a
Ppwp 1aPpwp 1a
Ppwp 1a
 
Migrasi
MigrasiMigrasi
Migrasi
 
Perubahan Iklim: Peluang dan Tantanganya
Perubahan Iklim: Peluang dan TantanganyaPerubahan Iklim: Peluang dan Tantanganya
Perubahan Iklim: Peluang dan Tantanganya
 
EKONOMI TRANSPORTASI UDARA.pptx
EKONOMI TRANSPORTASI UDARA.pptxEKONOMI TRANSPORTASI UDARA.pptx
EKONOMI TRANSPORTASI UDARA.pptx
 
Analisis sistem transportasi
Analisis sistem transportasiAnalisis sistem transportasi
Analisis sistem transportasi
 
Analisis sistem transportasi
Analisis sistem transportasiAnalisis sistem transportasi
Analisis sistem transportasi
 
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
 
Biaya transaksi taksi online dengan taksi konvensional
Biaya  transaksi taksi online dengan taksi konvensionalBiaya  transaksi taksi online dengan taksi konvensional
Biaya transaksi taksi online dengan taksi konvensional
 

More from Brawijaya University (20)

Sistem dan kebijakan nilai tukar
Sistem dan kebijakan nilai tukarSistem dan kebijakan nilai tukar
Sistem dan kebijakan nilai tukar
 
Nilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bungaNilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bunga
 
Neraca pembayaran
Neraca pembayaranNeraca pembayaran
Neraca pembayaran
 
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesiaKebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
 
Kelembagaan bank indonesia
Kelembagaan bank indonesiaKelembagaan bank indonesia
Kelembagaan bank indonesia
 
Instrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneterInstrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneter
 
Transportasi kota malang
Transportasi kota malangTransportasi kota malang
Transportasi kota malang
 
Urban economics
Urban economicsUrban economics
Urban economics
 
How many cities
How many citiesHow many cities
How many cities
 
Penelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaanPenelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaan
 
Aglomerasi
AglomerasiAglomerasi
Aglomerasi
 
Makalah teori lokasi
Makalah teori lokasiMakalah teori lokasi
Makalah teori lokasi
 
Makalah ritel how many cities
Makalah ritel how many citiesMakalah ritel how many cities
Makalah ritel how many cities
 
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori  pengembangan wilayahEwk ke 4 teori  pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
 
Ek per. aksesibilitas
Ek per. aksesibilitasEk per. aksesibilitas
Ek per. aksesibilitas
 
Analisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malangAnalisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malang
 
352 2475-1-pb
352 2475-1-pb352 2475-1-pb
352 2475-1-pb
 
Analisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malangAnalisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malang
 
Teori basis ekonomi
Teori basis ekonomiTeori basis ekonomi
Teori basis ekonomi
 
Rca n tbi
Rca n tbiRca n tbi
Rca n tbi
 

Recently uploaded

Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 

Recently uploaded (16)

Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 

EKOMI PERKOTAAN

  • 1. Ekonomi Perkotaan Kuliah Ekonomi Perkotaan Pertemuan ke 1
  • 2. Pendahuluan • Ekonomi Perkotaan (Urban Economies) sebagai satu cabang ilmu ekonomi spasial • Ekonomi Perkotaan berada dalam ruang lingkup ekonomi regional, lingkungan spasial pertama, sebelum masuk dalam lingkup nasional dan kemudian global • Ekonomi perkotaan bersifat kompak secara ruang dalam pengertian terkait erat dalam ruang lingkup kota, merupakan satu sistem ekonomi spasial yang bersifat lokal, tetapi dengan pengaruh jauh di luar batas fisiknya.
  • 3. Ekonomi Perkotaan • Ekonomi Perkotaan, dilihat dari sudut spasial, mengalami konsentrasi kegiatan ekonomi dan penduduk disertai konsekwensi interaksinya • Kota penuhi sifat mengelompok manusia • Peran tinggi dari industri dan services dalam ekonomi nasional dari smua kota (lebih dari 70 persen: lokasi utama daerah perkotaan) • Tren peningkatan porsi penduduk dalam kota (Indonesia ∞ 45 %, negara industri: > 70 %) • Pusat pemerintahan dan perdagangan (lama) • Intensitas penduduk dan kegiatan kota tertinggi
  • 4. Kota Lokasi Keterpusatan Pemusatan Populasi: Memaksimumkan welfare, dari keberagaman bakat & spesialisasi, banyak produk yang mendukung nilai guna maksimum sesuai dgn komposisi konsumsi menurut tingkat penghasilan dan lokasi pemukiman (biaya rumah + transport). Konsumen terpusat secara ruang Kosentrasi Produsen dan Pekerjaan: Maksimumkan efisiensi ekonomi kota akibat kedekatan antar- produsen & dengan konsumen dan tenaga kerja dengan pusat-pusat produksi dan pelayanan kota Konsentrasi Pasar dan Transaksi: Maksimumkan kesejahteraan dari penurunan biaya transaksi dari konsentrasi banyak pasar dalam tempat sama
  • 5. Teori Pembentukan Kota • Cronon (1991): Kota terbentuk oleh faktor geografik alamiah pertama dan kedua: – Faktor geografik alamiah pertama: pelabuhan alamiah, sungai, dan sebagainya – Faktor geografik alamiah kedua: situasi lokasi ciptaan manusia, meningkatkan manfaat faktor geografi alamiah I ; • Krugman menyatakan peran ekonomi skala dalam aglomerasi, serta juga peran vital sejarah (history), multiple equilibrium • Cronon menyatakan peran dari barang publik lokal, seperti jalan, pelabuhan buatan, pasar, dan sebagainya • Kota terbentuk sebagai pusat pemasaran (Berliant & Konishi, 2000) • Seterusnya orang mengacu pada teori klasik seperti von Thunen dan sebagainya
  • 6. Kota: Faktor Geografik Alamiah • Kota adalah bagian wilayah nasional, intensitas barang dan pelayanan publik paling tinggi • Ini merupakan faktor geografik pendukung proses terbentuknya kota dari komponen ciptaan manusia, yang pada hakekatnya bukan bersifat alamiah • Banyak dari barang publik kota merupakan sistem jejaring: jaringan jalan dan transportasi umumnya menjadi faktor penentu struktur ruang fisik kota. Jaringan ini mempunyai eksternalitas positif. • Barang publik kota dan lokal sekaligus merupakan derived demand maupun agent of development.
  • 7. Dimensi Ekonomi: Meso-Economy • Ekonomi Kota: Mikro + Makro; pengadaan barang dan pelayanan publik secara mikroekonomi, tetapi agregasi sektor swasta menyerupai makroekonomi • Dimensi ekonomi memungkinkan koordinasi dapat lebih mudah, baik antar sektor privat maupun dgn sektor publik dan antar sektor publik juga • Kota adalah pusat teknologi produksi + konsumsi tertinggi dalam satu negara • Kota menjadi pusat inovasi dan invensi bagi bagian terbesar proses produksi • Dimensi mesoeconomy mempermudah proses itu
  • 8. Ekonomi Eksternal Dalam Kota • Kedekatan pusat-pusat kegiatan dalam ruang kota memicu timbulnya eksternalitas, baik positif atau negatif (proximity economy) • Barang dan pelayanan publik adalah penghasil efek eksternal positif pada umumnya, sedangkan sektor privat dapat menimbulkan efek negatif berupa polusi • Berarti analisis ekonomi paling digunakan ialah dari kelompok mikro: baik sektor privat maupun publik, terutama ekonomi publik dan lingkungan • Dalam barang dan pelayanan publik, asas ekonomi skala (natural monopoly) dapat terjadi secara umum
  • 9. Prinsip Ekonomi • Dari sifat-sifat dasar satuan ekonomi dalam kota, terlihat efek ekonomi skala yang meluas, sehingga seolah-olah akan terjadi peningkatan efisiensi total akibat peningkatan tingkat urbanisasi • Fakta bahwa makroekonomi berkembang sesuai CRS, sehingga ada faktor penyeimbang pada saat agregasi (Rossi-Hansberg, Wright, 2005) • Proses ini seolah-olah menjadikan kota sebagai satuan ekonomi spasial menyerupai perusahaan, dan mengalami titik balik peningkatan efisiensi, seperti saat mencapai ukuran optimal kota yang dipicu oleh efek eksternal negatif (kongesti, polusi)
  • 10. Perlunya Perencanaan Ekonomi Kota • Ekonomi campuran dalam kota menuntut peran kuat dari perencanaan, terutama dalam sektor publik • Kota dihuni oleh banyak satuan kegiatan ekonomi dan keluarga, yang membutuhkan perencanaan tepat • Perencanaan tata-guna tanah (tata ruang) menjadi bagian kembar dari perencanaan barang publik dan pelayanan umum (interaksi timbal balik) • Berbagai pelayanan publik tidak tepat diserahkan pada sistem pasar murni, seperti angkutan umum atau pengadaan air bersih. • Ekonomi kota menuntut kadar perencanaan tinggi
  • 11. Dua Sisi Ekonomi Bertentangan • Konsentrasi populasi dan kegiatan ekonomi dalam kota → pelangkaan banyak sumber daya ekonomi, • harga properti meningkat biarpun ada efek eksternalitas positif konsetrasi tinggi (juga manfaat ekonomi skala), • tetapi disertai peningkatan efek eksternalitas negatif juga • Kapasitas barang dan pelayanan publik dalam kota tidak dapat dinaikkan semaunya • memicu kemacetan yang meluas, • meningkatkan semua jenis biaya dalam kota (biaya hidup dan produksi) • Struktur kota nasional membentuk hubungan sesuai dengan hukum Zipf (Power Law). • Setiap kota mempunyai posisi dalam struktur itu • Ada sekumpulan produk tepat (Christaler) sesuai posisi
  • 12. Beberapa Kurva Vital PRODUK FISIK MP AP OutputLabor MC ATC AVC AFC TVC TFC TC COST
  • 13. Jangka Waktu dan Biaya2 Kota • Dalam jangka pendek, salah satu besaran berubah, besaran penentu kapasitas produksi lain tetap. • berlaku pada perusahaan, tetapi juga pada banyak barang dan pelayanan publik kota • Dalam jangka panjang, semua variabel penentu berubah: • selera, teknologi dan organisasi hampir tetap. (kapasitas jaringan jalan naik, dsb) • Dalam jangka sangat panjang, perubahan di atas + teknologi, selera, sistem nilai sosial. • Hal ini dapat merubah dimensi kota pada ukuran lebih kecil atau sebaliknya.
  • 14. Kapasitas Sistem Prasarana • Kapasitas kota ditentukan oleh konfigurasi kapasitas prasarana dan lingkungan • Sistem jaringan jalan, jaringan saluran air minum, drainase, daya alir air hujan, air tanah, dsb • Perubahan satu komponen sistem kota rubah kapasitas, dapat memicu distorsi • Peningkatan income penduduk kota memicu jumlah kendaraan. • Tanpa penyesuaian kapasitas jaringan jalan akan menyebabkan kemacetan kota • Atau peningkatan kapasitas angkutan umum yang dpt diterima penduduk (nyaman, tepat waktu, murah, dsb) • Perubahan prasarana harus seimbang
  • 15. Beberapa Konsep Elastisitas • Elastisitas Harga: (Pctg Prbhn Permintaan)/(Pctg Prbhn Harga): ε = [ d ln Q/ d ln P], ε < 0 • Bila |ε| mendekati 0, barang itu inelastik. Angkutan umum kota biasanya bersifat inelastik • Bila |ε| > 1, barang itu bersifat elastik, seperti mobil atau kendaraan bermotor, TV, dsb • Elastisitas Silang: η = [d ln Q(j)/ d ln P(i)] • Bila η > 0, dua barang bersifat substitusi, misalnya antara mobil pribadi dengan angkutan umum • Bila η < 0, kedua barang bersifat komplementer, seperti antara kendaraan dengan jalan raya
  • 16. Ekonomi Skala dan … • Hubungan masukan dan luaran sistem produksi dpt berupa: • constant return to scale, increasing return to scale, dan decreasing return to scale • Hubungan itu: bila input dinaikkan t kali, berapa kali peningkatan outputnya, atau dalam hubungan fungsi: F(tX) = tF(X) • Bila t = 1, maka CRS (constant return to scale) • Bila t > 1, maka IRS (increasing return to scale) • Bila t< 1, maka DRS (decreasing return to scale) • Selanjutnya ada ekonomi skala dapat ditunjukkan sebagai dalam slide berikut
  • 17. Ekonomi Skala (2) Konsep ekonomi skala dapat diturunkan dari relasi biaya total rata-rata (fungsi) dengan biaya marjinal SE = ATC/MC atau TC(Q)/Q((∂ TC/∂ Q)), yang tidak lain dari elastisitas biaya terhadap output. Dengan demikian, bila: SE ≥ 1 maka ada IRS SE = 1, maka ada CRS SE ≤ 1, maka ada DRS Kegunaan konsep ini terutama untuk mencari apa yang disebut sebagai minimum efficient scale yang merupakan titik terendah dalam kurva LAC
  • 18. Skala Efisien Minimum LMC LAC SMC0 SAC0 SMC1 SAC1 Hubungan antara Biaya Rata-rata Jangka Panjang (LAC) dengan Biaya Rata-rata Jangka Pendek (SAC) dan juga biaya-biaya merjinal terkait; LMC = long run MC
  • 19. Konsep Ray Average Cost (RAC) RAC: Perluasan ekonomi skala produk tunggal ke situasi prdk ganda, dgn mencari karakteristik biaya di mana tingkat bundel output tertentu berubah secara proporsional. Relasi tersebut di- sebut Ray Average Cost: RAC(Q) = TC(Q)/ΣQi = TC(tq0 )/t (Baumol, Panzar, Willig, 1988). Q0 adalah bundel satuan utk satu campuran tertentu output – (bundel sebarang ditentukan nilai 1) – di mana t adalah jumlah satuan dalam bundel tq0 =Q Q2 Q1 TotalCost RAC T RAC disebut menaik (menurun) bila RAC(tq) fungsi menaik(menurun) t pada t=1. RAC disebut diminimisasi pada Q bila RAC(Q) < RAC(tq) utk semua t = 1 positif. (tq0 = Q), di mana q0 Konsep RAC dan ekonomi skala multi-produk mengacu pada situasi perubahan proporsional kuantitas semua set produk. q0 O R
  • 20. Ekonomi skala specific-product Untuk dapat menghitung product-specific economies of scales, perlu menjelaskan biaya inkrimental rata-rata: ICi(Q)=TC(Q) – TX(Qm-i), di mana Qm-i adalah vektor produk dengan Qi = 0. Jadi AICi(Q) = ICi(Q)/Qi Atau: AIC(Q1) = {TC(Q1,Q2)-TC(0,Q2)}/Q1 Tingkat product-specific returns to scale pada vektor output Q dinyatakan: PSESi(Q)=ICi(Q)/Qi (MCi) = AICi/(∂TC/∂Qi). Dari sini diperoleh klasifikasi tentang Apakah satu produk dalam perusahaan dengan multi- produk adalah DRS, CRS, dan IRS sesuai dengan nilai PSES > 1, PSES = 1, atau PSES < 1.
  • 21. Ekonomi Skop • Economies of scope adalah pernyatan hubungan biaya produksi sejumlah produk dengan asset perusahaan yang sama dibanding dengan bila menghasilkan produk satu per satu • Berarti bila TC(Q1,Q2) < TC(Q1) + TC(Q2) maka disebut ada ekonomi skop • Tingkat ekonomi skop dinyatakan dalam bentuk: SC=[{TC(Q1) + TC(Q2)} - TC(Q1,Q2)]/ TC(Q1,Q2) • Ekonomi skala dan ekonomi skop mempunyai peran penting dalam ekonomi perkotaan, seperti dalam barang dan pelayanan publik
  • 22. Substitusi dan Komplementaritas • Dalam ekonomi perkotaan, aspek komplementaritas terjadi dengan intensitas tinggi. Jalan dan lokasi perusahaan dan pemukiman saling tergantung. • Gejala substitusi dapat mempunyai efek luas dalam peningkatan efisiensi ekonomi perkotaan: antara angkutan umum dengan angkutan pribadi, akan mengurangi kemacetan, polusi, konsumsi BBM, dsb • Substitusi rumah di atas tanah dengan rumah susun akan meningkatkan efisiensi penggunaan banyak prasarana kota; demikian juga substitusi air bersih PAM dengan air tanah
  • 23. Efek Eksternal, Biaya Sosial Biaya privat Biaya sosial O Q P Qo Qp Demand curve Es Ep S Es-Ep-S = kerugian sosial bila Privat konsumsi sebesar Qp, Sebab tidak bayar biaya sosial Keseimbangan sosial: Es Biaya sosial cakup Polusi dan macet
  • 24. Internalisasi Biaya-Manfaat Eksternal • Internalisasi efek eksternal, penyebab atau peneri-ma, baik yang positif atau negatif, dikenasi pajak • Internalisasi efek negatif: pajak pencemaran, polusi, pajak kemacetan (PPP polluter payer principles) • Internalisasi efek positif: Pajak PBB, pajak peran serta perusahaan dalam pembiayaan angkutan umum (belum ada di Indonesia, P’cis: versement transport) • Manfaat aglomerasi menjadi sumber efisiensi dan efektivitas ekonomi kota, dianggap terbagi rata • Untuk struktur barang & layanan publik dan efek negatif tertentu, terdapat pula ukuran optimal kota
  • 25. Ukuran Optimal Kota (Konfigurasi Barang & Layanan publik tertentu) Efek aglomerasi dgn Barang dan layanan publik tertentu Populasi dan Kegiatan Efek eksternal negatif Ukuran optimal O Manfaat Netto
  • 26. Kota dan Perusahaan • Dari sisi ekonomi, kota adalah lokasi perusa-haan, baik sektor riil atau pelayanan (services) • Interaksi sektor publik-privat terjadi dngn intensitas tinggi dalam ruang kota tertentu • Kinerja perusahaan adalah merupakan resultante dua sektor: Publik dan Swasta • Daya saing perusahaan adalah merupakan titik ujung daya saing kota, baik dalam dimensi do- mestik atau nasional, maupun dimensi global. • Kota dapat menaikkan daya saing kotanya melalui pengadaan barang dan layanan publik yang tepat
  • 27. Kota: Fase-fase Perkembangan • Menurut W. Thompson (1965), fase2 perkembangan kota terdiri dari: – Spesialisasi, terkonsentrasi kegiatan tertentu – Diversifikasi, berkembang menjadi kompleks kegiatan lebih banyak – Kematangan (maturity), pemantapan diversifikasi kegiatan kota dalam banyak produk – Metropolisasi, proses pendominasian kota2 lain di bawah wilayah pengaruhnya • Fase-fase ini berkembang disamping proses lain, seperti terkait siklus produksi dan berbagai mobilitas dlm kota
  • 28. Kota dan Siklus Produksi Kehidupan kota produk tunggal ditentukan oleh daur hidup (product life cycle) produk itu Kota dgn produk bervariasi, mempunyai prospek hidup lebih langgeng dibanding produk tunggal Kota perlu merangsang munculnya produk2 baru, baik berupa inovasi maupun invensi Strategi “samudera biru” untuk perusahaan perlu diadopsi pemerintah kota untuk membantu dunia usaha dalam kotanya berkembang Strategi samudera biru mendorong perusahaan capai posisi monopolistik atau semi, tetapi volume besar
  • 29. Jaringan Kota: Jaringan Produksi • Ekonomi Kota: Basik dan Non-Basik, di mana basik menjadi kegiatan untuk ekspor • Interaksi ekonomi basik dalam semua kota menjadi pembentuk jaringan produksi nasional • Kegiatan Non-Basik dapat merupakan barang publik lokal (non-tradable goods) ataupun sektor swasta pasar lokal • Dengan mengacu pada tabel I-O, satu sektor dapat sekaligus menjadi basik dan non-basik • Dalam jangka panjang, kota dapat melakukan transformasi non-basik menjadi basik
  • 30. Kota dan Globalisasi • Globalisasi ekonomi terutama tercermin dari sistem perdagangan bebas dengan tarif rendah (hampir 0%) serta liberalisasi arus investasi antar negara • Perusahaan berhadapan langsung dengan perusahaan dunia lain di pasar global • Tetapi seperti disebut di atas, daya saing perusahaan adalah resultante faktor internal perusahaan dan kota lokasi (ketersediaan barang dan layanan publik yang mendukung peningkatan kinerja perjusahaan) • Peningkatan peran services, baik dalam PDB global atau pada kontribusi perbaikan kinerja perusahaan
  • 31. Ilustrasi: DKI-Jakarta • DKI-Jakarta berpenduduk sekitar 8,4 juta jiwa (data BPS- ada beberapa angka) • Jakarta sebagai pusat pemerintahan nasional dan lokasi kantor-pusat banyak perusahaan nasional ataupun internasional (pusat pemerintahan dan ekonomi) • Jakarta: Peredaran uang terbesar terjadi di kota ini.
  • 32. Tabel PDRB DKI Jakarta, 2000 (juta Rph) Penerimaan Jumlah Pengeluaran Jumlah Upah dan gaji 85637595,7 Konsumsi RT 99457177,3 Surplus usaha 109318788,1 Pengelrn Pemrth 9481743,5 Pajak tak lang -677796,7 Pmbntkn modal 71254098,7 Ekspor 109372807,7 Impor 95287240,2 Jumlah 194278587.1 Jumlah 194278587,1 Neraca Kapital DKI-Jakarta, 2000 Tab Domestik 15414552,7 Investasi 71254099,9 Pinjaman 55739547,2 Jumlah 71254099,9 Jumlah 71254099,9 Sumber: BPS, Digabung dari SNSE DKI Jakarta, 2000
  • 33. Spesialisasi dan Kota • Spesialisasi individual menaikkan produktivitas: learning curve, kegiatan terbatas, volume tinggi • Tingkat perusahaan juga menuntut spesialisasi, perlunya skala kegiatan/volume produksi minimal berarti jumlah penduduk minimal sekital lokasi • Spesialisasi ruang  tata guna tanah (land use) kota: pemukiman, industri, pasar, jalur hijau … • Interdependensi kegiatan kota  prasarana ruang (jaringan jalan, tilpon …)
  • 34. Ekonomi Skala dan Kota • EKONOMI SKALA, 3 TINGKAT: – Ekonomi Skala Internal perusahaan • Makin besar volume produksi biaya satuan mengecil – Ekonomi Skala dalam Lokasi Industri • Ekonomi skala internal setiap perusahaan • Ekonomi Skala produk antara industri, labor pooling • Spillover Informasi/pengetahuan – Ekonomi Skala dalam Aglomerasi • Ekonomi skala internal perusahaan • Ekonomi skala lokasi industri, labor pooling semua industri • Ekonomi varitas industri (ekonomi skala lintas industri) • Knowledge Spillover antar industri dalam kota
  • 35. Perusahaan dan Industri • Perusahaan menghasilkan satu atau bbrapa produk, umumnya dianggap 1 perusahaan hanya menghasilkan satu produk • Industri adalah grup perusahaan penghasil sejenis produk atau pelayanan tertentu • Ekonomi adalah kumpulan semua industri, dan juga keluarga atau satuan ekonomi (rumah tangga) konsumen • Ekonomi kota adalah bagian ekonomi yang terkonsentrasi dlm ruang kota (aglomerasi)