SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
BOOK REPORT
Judul : Manajemen Wakaf Produktif
Penulis : Rozalinda
Nama Mahasiswa : Muhammad Ryas Rasyid Tumanggor
NPM : 2306200274
I. Pendahuluan
Wakaf merupakan pranata keagamaan dalam islam yang memiliki hubungan
langsung secara fungsional dengan upaya pemecahan masalah-masalah sosial dan
kemanusiaan, seperti pengentasan kemiskinan, pemberdayaan ekonomi umat. Sama
halnya dengan Zakatt, Wakaf instrumen-instrumen keuangan lain yang bila dikelola
secara produktif dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Sehinga wakaf bisa menjadi sumber pendanaan dari umat untuk umat, baik untuk
kepentingan agama, sosial dan ekonomi. Untuk itu gerakan dungsi fakaf perlu
disosialisasikan dan menjadi gerakan kolektif seluruh umat dalam rangka memperbaiki
ekonomi umat.
Menurut Sherafat Ali Hashmi, manajemen lembaga wakaf yang ideal menyerupai
manajemen perusahaan. Peran kuncinya terlatak pada eksistensi nazhir, tim kerja yang
solid, jika wakaf dikelola akan menjadi institut keislaman yang potensial.
Manajemen wakaf yang dikelola secara profesional berperan terhadap kemajuan
dan kemunduran wakaf, serta memiliki dampak signifikan dalam peran sosial-ekonomi.
Menurut Muhammad Anas Zarqa, manajemen wakaf harus menampilkan performance
terbaik dan pengelolaan wakaf pada sektor pembiayaan yang memberi keuntungkan
tinggi serta sesuai syariah.
Sedangkan menurut monzer kahf, untuk menentukan manajemen wakaf, pertama,
merumuskan secara detail sasaran wakaf yang akan direalisasikan. Kedua, wakaf uang
diinvestasikan dalam bentuk wadi’ah atau mudharabah oleh wakif di bank islam dan
lembaga keuangan islam lainnya. Ketiga, bentuk investasi yang digunakan untuk
membangun proyek wakaf produktif kemudian hasilnya diberikan kepada mauquf alaih.
Meskipun harta wakaf mempunyai peran nyata dalam memenuhi kebutuhan
masyarat, peran ini terlalu kecil dari yang seharusnya diberikan, padahal dari segi
kuantitas potensi wakaf itu cukup besar dengan mayoritas masyarakat indonesia muslim,
namun, penyalurannya dan dampaknya terhadap perekonomian masih rendah.
Berdasarkan beberapa hal diatas Rozalinda meuliskan buku dengan judul
“Manajemen Wakaf Produktif” akan menggambarkan wakaf dalam dinamika pemikiran
hukum islam, nazhir wakaf profesional pencatatan dan pendaftaran harta wakaf,
manajemen investasi wakaf uang mulai dari manajemen fundraising wakaf uang,
investasi dan pendistribusian hasil investasinya. Lalu menguraikan prospek pengelolaan
wakaf uang, kemudian menceritakan perkembangan pengelolaan wakaf didunia
internasional dengan gambaran-gambaran perkembangan wakaf di Mesir, Arab Saudi,
Turki, Bangladesh, dan lai-lain. Serta terakhir tentang pengelolaan wakaf produktif
diIndonesia.
II. Manajemen Wakaf Produktif
Menurut Rozalinda prinsip manajemen wakaf menyatakan bahwa wakaf harus
tetap mengalir manfaatnya sesuai dengan hadits nasbi “tahan pokok dan sedekahkan
hasilnya”. Ini berarti pengelolaan wakaf uang harus dalam bentuk produktif. Wakaf
seharusnya selalu melibatkan proses pertumbuhan aset dan pertambahan nilai. Dengan
kata lain, aset wakaf itu harus berputar, produktif dan menghasilkan surplus. Sebagai
pranata keagamaan yang memiliki hubungan langsung secara fungsional dengan upaya
pemecahan masalah-masalah sosial dan kemanusiaan, seharusnya manajemen wakaf
seperti manajemen perusahaan (corporate management), dengan model ini wakaf dapat
dikelola dengan skema investasi istibdal, mudharabah, musyarakah, ijarah, maupun
perusahaan investasi.
Pada Bab 1 diberi judul Kondisi Riil Perwakafan di Indonesia dengan menyajikan
kerangka dasar pentingnya manajemen wakaf sebagai landasan pelaksanaan instrumen
wakaf. Mulai dari opini Sherafat Ali Hashmi bahwa manajemen wakaf harus menyerupai
manajemen perusahaan (corporate management), keadaan nyata perwakafan diindonesia
yang sejatinya mampu untuk menjadi sebuah instumen kebijakan untuk meningkatkan
perekonomian.
pada Bab 2 Wakaf dalam dinamika pemikiran hukum islam, pada bab ini
difokuskan pada wakaf uang dan segala aspek yang terkait dengannya, meliputi
pengertian dan dasar hukum wakaf, kriteria sahnya wakaf dan wakaf uang dalam
perspektif islam. Pada bab ini juga diuraikan manajemen wakaf uang perspektif ekonomi
islam meliputi wakaf uang dalam perdebatan, nazhir wakaf dan manajemen investasi
wakaf uang.
Dari sini bisa kita temukan wacana dibolehkannya wakaf uang, dengan
memperlihatkan upaya-upaya untuk memaksimalkan sumber dana wakaf. Semakin
banyak dana wakaf yang dihimpun berarti semakin banyak pula kebaikan yang mengalir
kepada pihak yang berwakaf. Hal ini menjadi peluang bagi pengelolaan wakaf untuk
memasuki berbagai macam usaha investasi seperti syirkah, mudharabah dan lain-lain.
Pada Bab 3 dengan judul Nazhir Wakaf Profesional, hal ini menarik karena dalam
pengelolaan wakaf nazhir memegang peran yang sangat penting sebagau garda terdepan.
Hal ini berarti keprofesionalan nazhir menjadi kunci keberhasilan dalam pengembangan
wakaf, untuk mencapai tujuan wakaf seperti yang dikehendaki waqif, nazhir bertanggung-
jawab dalam melakukan pengelolaan harta wakaf. Dengan kata lain nazhir merupakan
manajer wakaf yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan, pengelolaan, dan
pendistribusian manfaat wakaf kepada sasaran yang dikehendaki waqif.
Seseorang nazhir profesional dalam mengelola hartanya harus mengacu kepada
prinsip-prinsipmanajemen modern. Adapun ciri atau karakteristik profesional yaitu
pertama, mempunyai keahlian dan keterampilan khusus untuk dapat menjalankan dan
mengerjakan pekerjaan dengan baik. Kedua, adanya komitmen moral yang tinggi, untuk
pelayanan sosial dan hal ini berhubungan dengan etika profesi. Ketiga, hidup dari profesi
yang digeluti dengan mengeluarkan seluruh pikiran, tenaga, keahlian, dan keterampilan.
Keempat, pengabdian kepada masyarakat, dengan mengutamakan kepentingan umum
timbang kepentingan pribadi. Kelima, legalisasi keizinan haruslah profesi yang sah dan
dizinkan.
Tiga filosofi dasar yang ditekankan oleh nazhir, pertama, pola manajemen harus
dalam bingkai “proyek yang terintegrasi”. Kedua, asas kesejahteraan nazhir. Ketiga, asas
transparansi dan accountability. Untuk mencapai nashir yang profesioan diperlukan
pembinaan agar dalam menjalankan tugas-tugas secara produktif dan berkualitas. Setelah
pengembangan SDM nazhir tersebut para nazhir dalam bekerja harus meletakkan prinsip-
prinsip seperti amanah, akuntabilitas, transparansi dan inovatif. Dan sistem operasional
lembaga pengelolaan wakaf harus mengakomodasi kebutuhan para nazhir, sehingga para
nazhir dapat memberikan kinerjanya yang maksimal dalam lembaga pengelolaan wakaf.
Pada Bab 4, berjudul Pencatatan dan Pendaftaran Harta Wakaf. problematika
pewakafan di Indonesia adalah masih banyaknya harta wakaf yang belum dicatatkan di
Kantor Urusan Agama (KUA) setempat. Pelaksanaan wakaf oleh sebagian pada masa lalu
dilakukan secara lisan tidak di hadapkan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW).
Begitu juga banyak harta wakaf yang belum didaftarkan di Badan Pertanahan Nasional
(BPN) serta rumitnya sertifikasi harta wakaf. Oleh karena itu perlu dilakukan administrasi
pendaftaran sebagai langkah awal pengamanan harta benda wakaf sebagai aset umat
muslim.
Dengan peraturan pencatatan dan pengadministrasian harta wakaf baik di KUA
maupun BPN mempunyai kekuatan hukum sehingga tidak dapat digugat oleh siapapun.
Dapat dikembangkan dan dikelola secara optimal sesuai dengan peruntukan wakaf yang
telah ditetapkan nazhir, karena harta wakaf yang tidak didaftarkan tidak memiliki
kekuatan hukum sehingga sering terjadi pengambilalihan, persengketaan antara nazhir
dan ahli waris waqif, malah ada harta wakaf yang hilang.
Bab 5 Manajemen Wakaf, pada bab ini akan menjelaskan prinsip-prinsip
manajemen dalam Islam. Prinsip-prinsip manajemen wakaf dalam islam merupakan
prinsip yang universal dan berlaku bagi semua golongan masyarakat di dunia dan semua
negara. Prinsip ini digali dari Al-Qur’an dan Hadits. Dalam teori manajemen islam
memberi injeksi moral dalam manajemen yaitu mengatur bagaimana seharusnya individu
berprilaku, baik dalam organisasi, maupun dalam masyarakat.
Menurut Ahmad Ibrahim Abu Sinn dalam bukunya al-idarah fi al-Islami
manajemen dipandang sebagai pengetahuan yang dikumpulkan, disitematisasi dan
diterima berhubungan dengan kebenaran-kebenaran universal tentang manajemen.
Ahmad al-Shabab mengemukakan manajemen merupakan sebuah proses yang dilakukan
dengan mengerahkan semua sumber daya untuk mewujudkan tujuan yang sudah
ditetapkan.
Sehingga manajemen adalah suatu proses yang dilakukan melalui perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan dengan mengerahkan sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam wakaf manajemen diperlukan bagi upaya agar kegiatan pengelolaan wakaf
dapat berjalan secara efektif dan efisien. Untuk itu manajemen wakaf perlu dijelaskan
berdasarkan fungsi-fungsinya. Ahmad al-Shabab dalam bukunya Mabadi’u al-Idarah dan
Ahmad Ibrahim Abu Sinn mengemukakan bahwa unsur utama dari manajemen antara
lain perencanaan (al-takhthith), Pengorganisasian (al-Thanzim), Kepemimpinan (al-
Qiyadah), dan Pengawasan (al-Riqabah).
Manajemen Wakaf dalam perspektif ekonomi islam dan dihubungkan dengan
wakaf bahwa fungsi-fungsimanajemen wakaf diperlukan agar keseluruhan sumber daya
pengelolaan wakaf dapat dicapai. Ini berarti semua kegiatan pengelolaan wakaf berjalan
lancar, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, pengawasan dilakukan secara simultan, dan berkesinambungan.
Teori manajemen perspektif ekonomi islam tidak begitu berbeda dengan teori
manajemen umum, yang membedakan adalah adanya aspek spiritual, yakni hubungan
antara manusia kepada Allah. Terutama pada aspek pengawasan, seorang muslim secara
langsung diawasi oleh Allah dalam kegiatannya.
Bab 6 Manajemen Investasi Wakaf Uang, dalam bab ini membahas aspek
pengelolaan dana wakaf yaitu penghimpunan dana wakaf (fundraising), investasi serta
pendistribusiannya kepada mauquf’alaih.
Manajemen fundraising wakaf uang merupakan kegiatan penggalangan dana, baik
dari individu, organisasi, dan badan hukum. Tujuannya agar masyarakat (waqif) mau
melakukan amal kebajikan dengan bentuk penyerahan uang sebagai bentuk pengelolaan
harta wakaf. Banyak metode yang dapat digunakan antara lain langsung (direct
fundraising), dan tidak langsung (indirect). langsung (direct fundraising) seperti direct
mail, direct advertaising, telefundraising dan persentasi langsung. Tidak langsung
(indirect) seperti advertorial, image campaign dan penyelenggaraan suatu kegiatan
melalui relasi, referensi dan mediasi para tokoh.
Investasi wakaf uang yaitu menempatkan uang atau dana dengan harapan
memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang dana wakaf. Investasi disini
jelas harus investasi syariah, yang antara lain deposito, mudharabah, reksadana syariah
(islamic investment fund), saham syariah di pasar modal syariah, obligasi syariah atau
sukuk (islamic bonds).
Dan terakhir pola pendistribusian hasil investasi wakaf, dalam pendistribusian
wakaf harus mengacu kepada beberapa hal yakni mengikuti ketentan dari waqif, dimana
waqif memiliki kehendak tunggal dan tujuannya harus sesuai dengan ketentuan syariah.
Penyisihan sebagian hasil pengelolaan harta wakaf untuk kepentingan pemeliharaan harta
benda wakaf itu sendiri, harta benda wakaf sebagai modal yang membutuhkan alokasi
dana pemeliharaan, perbaikan, perawatan dan lain-lain, sedangkan keuntungan hasil
pengelolaan harta wakaf merupakan labanya. Serta akan adanya biaya operasional harta
benda wakaf, juga adanya kebolehan mengembangkan wakaf dari keuntungan hasil
pengelolaan wakaf serta mendirikan wakaf baru dari keuntungan hasil pengelolaan wakaf
yang sudah ada dan menggabungkannya dengan wakaf pertama.
Dalam penyaluran wakaf, sebagiknya untuk kebaikan secara umum dan perioritas.
Perioritas penyaluran untuk kebaikan secara umum dapat menggunakan standar aturan
yaitu a) kebutuhan, kebutuhan yang mendesak yang didahulukan, b) kedekatan tempat,
yaitu menyalurkan sedekah ke wilayah dimana sedekah tersebut berasal, kecuali wilayah
tersebut sudah tercukupi dan karena tempat lain sedang terdesak, c) seimbang, yakni
distribusi untuk kebaikan dan kebutuhan kemaslahatan umum, yang beragam jenisnya,
tidak boleh berfokus pada satu jenis saja, d) pengorganisasian terpusat bagi tempat
penyaluran untuk kebaikan secara umum, bisa dilakukan seperti pemerintah pusat
mengatur urusannya (kementrian wakaf, Badan Wakaf Indonesia, dan lain-lain dan
menggunakan metode pelayanan publik fakir miskin melalui rumah sakit gratis.
Bab 7 berjudul Perkembangan Perwakafan di Indonesia. Perkembangan wakaf di
Indonesia sejalan dengan penyebaran agama Islam diseluruh wilayah nusantara. Ada
beberapa bentuk penyerahan harta untuk kepentingan umum yang mirip dengan wakaf
yakni Huma pada zaman Empu Sendok di Ponorogo, Huma Serang di Banten, Tanah
Pareman di daerah lombok dan Tanah Pusako Tinggi di Minang.
Selanjutnya, perkembangan wakaf di Indonesia melalui tiga fase atau periode
besar meliputi : 1) Periode Tradisional, wakaf masih ditempatkan sebagai ajaran murni
(ibadah mahdhah) yang bersifat konsumtif. 2) Periode Semi Profesional, mulai
dikembangkannya pola pemberdayaan wakaf produktif, meskipun perakteknya belum
optimal. Dalam bidang pendidikan misalnya dilakukan Pondok Pesantren Modern As-
Salam Gontor, Badan Wakaf Universitas Indonesia dan lain-lain. 3) Periode Profesioanl,
pemberdayaan wakaf secara produktif. Profesional meliputi aspek manajemen SDM
nazhir, pola kemitraan usaha, bentuk wakaf uang, benda bergerak, saham dan lain-lain.
Bentuknya seperti TabunganWakaf Indonesia Dompet Dhuafa Republika, Wakaf Uang
Muamalat Baitul Maal Muamalat dan lain-lain.
Bab 8 dengan judul Prospek Pengelolaam Wakaf uang. Perkembanan wakaf uang
memiliki nilai ekonomi yang strategis, yang memiliki beberapa keunggulan wakaf uang
jumlahnya bisa bervariasi sehingga tidak mesti orang kaya atau tuan tanah saja. Dengan
adanya wakaf uang bisa dimanfaatkan membangun gedung-gedung atau sarana lain yang
lebih produktif demi kepentingan umat. Dana wakaf juga bisa membantu lembaga
pendidikan islam yang cash flow-nya kekurangan. Dan dana wakaf bisa memberdayakan
usaha kecil yang bagi hasilnya bisa digunakan untuk kepentingan sosial. Dari beberapa
nilai ekonomi strategis diatas dapat menunjukkan bahwa wakaf memberikan multiple
Effect dalam pengelolaan wakaf uang. Dampak lainya ialah adanya keadilan distributif
dan pembangunan ekonomi. Yang tak kalah penting adalah dimensi keadilan sosial dalam
wakaf yang dalam konsep sosial ekonomi dan islam didasarkan pada ajaran persaudaraan
menghilangkan batasan-batasan geografis, suku, agama dan ras. Keadilan sosial ini
melalui layanan sosial, layanan kesehatan yang baik, dan sarana pendidikan yang
berkualitas.
Bab 9 Perkembangan Pengelolaan Wakaf di dunia Internasional, pada bab ini
akan diceritakan tentang sejarah dan perkembangan perwakafan di dunia modern baik di
negara islam maupun negara barat. Mulai dari negara mesir, Arab saudi, Yordania, Turki,
Bangladesh, Malaysia, dan Pengelolaan wakaf di negara non-muslim. Dari beberapa
negara tersebut dalam buku ini terbukti, bahwa wakaf jika dikelola dengan manajemen
yang baik, maka akan mengatasi masalah kemiskinan, mewujudkan kesejahteraan sosial,
dan membantu merangsang pertumbuhan ekonomi di tingkat masyarakat bawah untuk
memberdayakan sektor Usaha Kecil Menengah UKM.
Bab 10 Pelaksanaan Proyek Wakaf Produktif. Sebagai langkah riil yang dilakukan
dalam mengelola benda-benda wakaf yaitu dengan mempersiapkan sebuah studi
kelayakan usaha terlebih dahulu. Karena studi ini merupakan kegiatan usaha yang
direncanakan, potensi dan peluang yang tersedia dari berbagai aspek. Bentuk
penyajiannya melalui proposal yang isinya berupa a) pendahuluan, b) aspek pasar dan
pemasaran, c) aspek teknis dan teknologi, d) aspek ekonomi dan keuangan, e) kesimpulan
dan rekomendasi beserta lampiran yang dibutuhkan. Dengan adanya studi kelayakan
usaha ini para nazhir tentunya akan sangat terbantu dalam membuat format proposal
wakaf.
Bab 11 ditutup dengan judul Badan Wakaf Indonesia. BWI ini merupakan
lembaga yang dibentuk oleh pemerintah untuk mengelola wakaf yang berdasar kepada
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 75/M tahun 2007 tentang kepengurusan
BWI periode 2007-2010 dengan tugas mengembangkan perwakafan Indonesia.
III. Urgensi Manajemen Wakaf di Indonesia
Kalau dilihat secara hsitoris, para penguasa Dinasti Abbasiyah kerap mendorong
pengembangan wakaf sebagai sumber pendapatan dan sekaligus pembiayaan untuk
pembangunan, seperti biaya pendidikan. Cara inilah yang tetap abadi, karena tetap
dilanjutkan oleh negara-negara Islam saat ini, seperti Saudi Arabia, Mesir, Turki dan
Yordania, melalui lembaga-lembaga wakafnya. Wakaf bagi negara ini, tidak saja untuk
biaya pendidikan, dan kesehatan masyarakat, melainkan juga dapat membangkitkan
ekonomi masyarakat, karena menurut hemat mereka wakaf dapat dikelola dalam bentuk
saham, usaha-usaha produktif, seperti real estate, pertanian, dsbnya, yang dikelola oleh
lembaga-lembaga ekonomi yang profesional.
Hanya saja di samping dikelola oleh lembaga yang amanah, kerjasama dengan
Lembaga Keuangan Syariah, seperti Bank Syariah merupakan suatu keniscayaan.
Bagaikan yang terdapat pada negara Mesir. Badan Wakaf yang dibentuk oleh pemerintah
Mesir, menitipkan hasil harta wakaf di bank-bank islam. Bahkan Badan Wakaf turut
berpartisipasi mendirikan bank-bank Islam, bekerja sama dengan beberapa perusahaan,
membeli saham dan obligasi perusahaan penting, di samping juga memanfaatkan lahan
kosong agar produktif. Hasil pengembangan wakaf dimanfaatkan untuk membantu
kehidupan masyarakat miskin, anak yatim, mengangkat kehidupan pedagang kecil dan
kaum dhuafa. Dana hasil pengembangan wakaf digunakan juga untuk mendirikan masjid,
sekolah dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seperti pada negara Bangladesh, wakaf dikelola oleh lembaga keuangan syariah,
yakni melalui Social Investment Bank Ltd. (SIBL), dengan mengembangkan Pasar Modal
Sosial (the Voluntary Capital Market). Di samping itu lembaga ini juga mengembangkan
instrumen-instrumen keuangan lainnya meliputi Waqf Properties Development Bond,
Cash Waqf Deposit Certificate, Family Waqf Certificate, Mosque Community Share,
Quard-e-Hasana Certificate, Zakat/ Ushr Payment Certificate, Hajj Saving Certificate,
dan lain-lainnya.
Bahkan di negara kapitalis, Amerika Serikat, wakaf warga muslimpun dikelola
secara profesional oleh lembaga-lembaga keuangan, seperti Kuwait Waqf Public
Foundation (KAPF) yang bermarkas di New York, dan al-Manzil Islamic Financial
Service bertindak sebagai advisor. Hasilnya KAPF berhasi membangun apertemen senilai
30 juta dollar di atas tanah milik Islamic Cultural Center New York. Islamic Relief,
sebuah organisasi pengelolaan wakaf uang di Inggris, mampu mengumpulkan wakaf uang
setiap tahun tidak kurang 30 juta poundsterling (senilai Rp600 Miliar), dengan
menerbitkan wakaf uang senilai 890 poundtreling perlembar.
Di Indonesia, pemerintah pada dasarnya punya kepentingan dengan
pengembangan lembaga wakaf ini, apakah melalui lembaga keuangan syariah atau tidak.
Sebab lembaga ini bisa membantu pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dan
pembangunan ekonomi masyarakat. Walaupun sangat disadari bahwa pemahaman
umumnya masyarakat tentang wakaf mempengaruhi terhadap kelambanan terbentuknya
lembaga wakaf ini secara konkrit. Dalam pemahaman umat yang telah terpatri bertahun-
tahun, wakaf hanyalah berbentuk tanah dan hanya diperuntukkan untuk rumah ibadah
atau lembaga-lembaga sosial.
Untuk itu suatu hal yang sangat perlu dan mendesak (urgen) dalam pemahaman
yang sama adalah, peningkatan kekuatan ekonomi umat melalui manajemen wakaf yang
baik akan terjadi, bila dilakukan secara sinergis dan koordinatif antara lembaga yang
dimiliki umat. Wakaf dapat pula dimanfaatkan untuk kepentingan peningkatan SDM,
seperti pemberian beasiswa bagi para pelajar, santri, dan mahasiswa dalam hal orang tua
daln lain-lain. Singkatnya, para pengelola zakat dan wakaf harus memiliki program dan
skala prioritas yang jelas. Harus memenuhi unsur utama dari manajemen antara lain
perencanaan (al-takhthith), Pengorganisasian (al-Thanzim), Kepemimpinan (al-Qiyadah),
Pengawasan (al-Riqabah).
Dan perlu adanya dalam sebuah teori manajemen modern biasa disebut dengan
istilah TQM (Total Quality Management) dengan kerangka teori yang utuh hanya
mengerucut kepada empat hal Amanah, Shiddiq, Fatonah dan Tabliq. Sangatlah perlu
guna menunjang pengelolaan manajemen wakaf yang maksimal.

More Related Content

Similar to MANAJEMEN WAKAF

Makalah lembaga keuangan syariah
Makalah lembaga keuangan syariahMakalah lembaga keuangan syariah
Makalah lembaga keuangan syariahhershalany
 
Agama Islam tentang wakaf
Agama Islam tentang wakafAgama Islam tentang wakaf
Agama Islam tentang wakafShavira Azzahra
 
MANAJEMEN PENGELOLAAN ZAKAT DI ERA MODERN SYUKRON 2.pptx
MANAJEMEN PENGELOLAAN ZAKAT DI ERA MODERN SYUKRON 2.pptxMANAJEMEN PENGELOLAAN ZAKAT DI ERA MODERN SYUKRON 2.pptx
MANAJEMEN PENGELOLAAN ZAKAT DI ERA MODERN SYUKRON 2.pptxMITRA229963
 
Tugas perbankan syariah uts
Tugas perbankan syariah utsTugas perbankan syariah uts
Tugas perbankan syariah utsDevia13
 
konsep divisi ekonomi.pdf
konsep divisi ekonomi.pdfkonsep divisi ekonomi.pdf
konsep divisi ekonomi.pdfmarifah87
 
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta Melzatia
Tugas Perbankan Syariah  - Dosen Shinta MelzatiaTugas Perbankan Syariah  - Dosen Shinta Melzatia
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta MelzatiaLysialim
 
Nurhidayah; lembaga pengelola zakat
Nurhidayah; lembaga pengelola zakatNurhidayah; lembaga pengelola zakat
Nurhidayah; lembaga pengelola zakatkabbone
 
Hasyeilla Abd Mutalib
Hasyeilla Abd Mutalib Hasyeilla Abd Mutalib
Hasyeilla Abd Mutalib idmac2015
 
Ekonomi Islam dan Perbankan Syariah
Ekonomi Islam dan Perbankan SyariahEkonomi Islam dan Perbankan Syariah
Ekonomi Islam dan Perbankan Syariahwildanzaid
 
Ekonomi+islam+dan+perbankan+syariah
Ekonomi+islam+dan+perbankan+syariahEkonomi+islam+dan+perbankan+syariah
Ekonomi+islam+dan+perbankan+syariahRidwan Munir
 
Syafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Syafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONALSyafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Syafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONALFalanni Firyal Fawwaz
 
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi UmatWakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi UmatFebrie Dwi Cahya
 
Makalah Lembaga Ekonomi Keuangan Syariah
Makalah Lembaga Ekonomi Keuangan SyariahMakalah Lembaga Ekonomi Keuangan Syariah
Makalah Lembaga Ekonomi Keuangan SyariahFahmy Metala
 
WAKAF DARI MASA KE MASA DI INDONESIA.pdf
WAKAF DARI MASA KE MASA DI INDONESIA.pdfWAKAF DARI MASA KE MASA DI INDONESIA.pdf
WAKAF DARI MASA KE MASA DI INDONESIA.pdfMumunMaida
 
PPT MANAJEMEN KEUANGAN BISNIS ISLAM.pptx
PPT MANAJEMEN KEUANGAN BISNIS ISLAM.pptxPPT MANAJEMEN KEUANGAN BISNIS ISLAM.pptx
PPT MANAJEMEN KEUANGAN BISNIS ISLAM.pptxRizkyTirtaPratama
 
1 program kerja yayasan ics
1 program kerja yayasan ics1 program kerja yayasan ics
1 program kerja yayasan icskudome
 
TUGAS MAKALAH KEWIRAUSAHAAN kel 2.docx
TUGAS MAKALAH KEWIRAUSAHAAN kel 2.docxTUGAS MAKALAH KEWIRAUSAHAAN kel 2.docx
TUGAS MAKALAH KEWIRAUSAHAAN kel 2.docxPuskesmassimpangIVsi1
 

Similar to MANAJEMEN WAKAF (20)

Makalah lembaga keuangan syariah
Makalah lembaga keuangan syariahMakalah lembaga keuangan syariah
Makalah lembaga keuangan syariah
 
Agama Islam tentang wakaf
Agama Islam tentang wakafAgama Islam tentang wakaf
Agama Islam tentang wakaf
 
MANAJEMEN PENGELOLAAN ZAKAT DI ERA MODERN SYUKRON 2.pptx
MANAJEMEN PENGELOLAAN ZAKAT DI ERA MODERN SYUKRON 2.pptxMANAJEMEN PENGELOLAAN ZAKAT DI ERA MODERN SYUKRON 2.pptx
MANAJEMEN PENGELOLAAN ZAKAT DI ERA MODERN SYUKRON 2.pptx
 
Tugas perbankan syariah uts
Tugas perbankan syariah utsTugas perbankan syariah uts
Tugas perbankan syariah uts
 
konsep divisi ekonomi.pdf
konsep divisi ekonomi.pdfkonsep divisi ekonomi.pdf
konsep divisi ekonomi.pdf
 
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta Melzatia
Tugas Perbankan Syariah  - Dosen Shinta MelzatiaTugas Perbankan Syariah  - Dosen Shinta Melzatia
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta Melzatia
 
Ppt mku kel.13
Ppt mku kel.13Ppt mku kel.13
Ppt mku kel.13
 
Nurhidayah; lembaga pengelola zakat
Nurhidayah; lembaga pengelola zakatNurhidayah; lembaga pengelola zakat
Nurhidayah; lembaga pengelola zakat
 
Hasyeilla Abd Mutalib
Hasyeilla Abd Mutalib Hasyeilla Abd Mutalib
Hasyeilla Abd Mutalib
 
Ekonomi Islam dan Perbankan Syariah
Ekonomi Islam dan Perbankan SyariahEkonomi Islam dan Perbankan Syariah
Ekonomi Islam dan Perbankan Syariah
 
Ekonomi+islam+dan+perbankan+syariah
Ekonomi+islam+dan+perbankan+syariahEkonomi+islam+dan+perbankan+syariah
Ekonomi+islam+dan+perbankan+syariah
 
Zakat Presentation.pdf
Zakat Presentation.pdfZakat Presentation.pdf
Zakat Presentation.pdf
 
Syafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Syafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONALSyafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Syafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONAL
 
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi UmatWakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
 
Makalah Lembaga Ekonomi Keuangan Syariah
Makalah Lembaga Ekonomi Keuangan SyariahMakalah Lembaga Ekonomi Keuangan Syariah
Makalah Lembaga Ekonomi Keuangan Syariah
 
WAKAF DARI MASA KE MASA DI INDONESIA.pdf
WAKAF DARI MASA KE MASA DI INDONESIA.pdfWAKAF DARI MASA KE MASA DI INDONESIA.pdf
WAKAF DARI MASA KE MASA DI INDONESIA.pdf
 
PPT MANAJEMEN KEUANGAN BISNIS ISLAM.pptx
PPT MANAJEMEN KEUANGAN BISNIS ISLAM.pptxPPT MANAJEMEN KEUANGAN BISNIS ISLAM.pptx
PPT MANAJEMEN KEUANGAN BISNIS ISLAM.pptx
 
1 program kerja yayasan ics
1 program kerja yayasan ics1 program kerja yayasan ics
1 program kerja yayasan ics
 
TUGAS MAKALAH KEWIRAUSAHAAN kel 2.docx
TUGAS MAKALAH KEWIRAUSAHAAN kel 2.docxTUGAS MAKALAH KEWIRAUSAHAAN kel 2.docx
TUGAS MAKALAH KEWIRAUSAHAAN kel 2.docx
 
Tugas perbankan syariah
Tugas perbankan syariahTugas perbankan syariah
Tugas perbankan syariah
 

Recently uploaded

MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 

Recently uploaded (9)

MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 

MANAJEMEN WAKAF

  • 1. BOOK REPORT Judul : Manajemen Wakaf Produktif Penulis : Rozalinda Nama Mahasiswa : Muhammad Ryas Rasyid Tumanggor NPM : 2306200274 I. Pendahuluan Wakaf merupakan pranata keagamaan dalam islam yang memiliki hubungan langsung secara fungsional dengan upaya pemecahan masalah-masalah sosial dan kemanusiaan, seperti pengentasan kemiskinan, pemberdayaan ekonomi umat. Sama halnya dengan Zakatt, Wakaf instrumen-instrumen keuangan lain yang bila dikelola secara produktif dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sehinga wakaf bisa menjadi sumber pendanaan dari umat untuk umat, baik untuk kepentingan agama, sosial dan ekonomi. Untuk itu gerakan dungsi fakaf perlu disosialisasikan dan menjadi gerakan kolektif seluruh umat dalam rangka memperbaiki ekonomi umat. Menurut Sherafat Ali Hashmi, manajemen lembaga wakaf yang ideal menyerupai manajemen perusahaan. Peran kuncinya terlatak pada eksistensi nazhir, tim kerja yang solid, jika wakaf dikelola akan menjadi institut keislaman yang potensial. Manajemen wakaf yang dikelola secara profesional berperan terhadap kemajuan dan kemunduran wakaf, serta memiliki dampak signifikan dalam peran sosial-ekonomi. Menurut Muhammad Anas Zarqa, manajemen wakaf harus menampilkan performance terbaik dan pengelolaan wakaf pada sektor pembiayaan yang memberi keuntungkan tinggi serta sesuai syariah.
  • 2. Sedangkan menurut monzer kahf, untuk menentukan manajemen wakaf, pertama, merumuskan secara detail sasaran wakaf yang akan direalisasikan. Kedua, wakaf uang diinvestasikan dalam bentuk wadi’ah atau mudharabah oleh wakif di bank islam dan lembaga keuangan islam lainnya. Ketiga, bentuk investasi yang digunakan untuk membangun proyek wakaf produktif kemudian hasilnya diberikan kepada mauquf alaih. Meskipun harta wakaf mempunyai peran nyata dalam memenuhi kebutuhan masyarat, peran ini terlalu kecil dari yang seharusnya diberikan, padahal dari segi kuantitas potensi wakaf itu cukup besar dengan mayoritas masyarakat indonesia muslim, namun, penyalurannya dan dampaknya terhadap perekonomian masih rendah. Berdasarkan beberapa hal diatas Rozalinda meuliskan buku dengan judul “Manajemen Wakaf Produktif” akan menggambarkan wakaf dalam dinamika pemikiran hukum islam, nazhir wakaf profesional pencatatan dan pendaftaran harta wakaf, manajemen investasi wakaf uang mulai dari manajemen fundraising wakaf uang, investasi dan pendistribusian hasil investasinya. Lalu menguraikan prospek pengelolaan wakaf uang, kemudian menceritakan perkembangan pengelolaan wakaf didunia internasional dengan gambaran-gambaran perkembangan wakaf di Mesir, Arab Saudi, Turki, Bangladesh, dan lai-lain. Serta terakhir tentang pengelolaan wakaf produktif diIndonesia. II. Manajemen Wakaf Produktif Menurut Rozalinda prinsip manajemen wakaf menyatakan bahwa wakaf harus tetap mengalir manfaatnya sesuai dengan hadits nasbi “tahan pokok dan sedekahkan hasilnya”. Ini berarti pengelolaan wakaf uang harus dalam bentuk produktif. Wakaf seharusnya selalu melibatkan proses pertumbuhan aset dan pertambahan nilai. Dengan kata lain, aset wakaf itu harus berputar, produktif dan menghasilkan surplus. Sebagai pranata keagamaan yang memiliki hubungan langsung secara fungsional dengan upaya
  • 3. pemecahan masalah-masalah sosial dan kemanusiaan, seharusnya manajemen wakaf seperti manajemen perusahaan (corporate management), dengan model ini wakaf dapat dikelola dengan skema investasi istibdal, mudharabah, musyarakah, ijarah, maupun perusahaan investasi. Pada Bab 1 diberi judul Kondisi Riil Perwakafan di Indonesia dengan menyajikan kerangka dasar pentingnya manajemen wakaf sebagai landasan pelaksanaan instrumen wakaf. Mulai dari opini Sherafat Ali Hashmi bahwa manajemen wakaf harus menyerupai manajemen perusahaan (corporate management), keadaan nyata perwakafan diindonesia yang sejatinya mampu untuk menjadi sebuah instumen kebijakan untuk meningkatkan perekonomian. pada Bab 2 Wakaf dalam dinamika pemikiran hukum islam, pada bab ini difokuskan pada wakaf uang dan segala aspek yang terkait dengannya, meliputi pengertian dan dasar hukum wakaf, kriteria sahnya wakaf dan wakaf uang dalam perspektif islam. Pada bab ini juga diuraikan manajemen wakaf uang perspektif ekonomi islam meliputi wakaf uang dalam perdebatan, nazhir wakaf dan manajemen investasi wakaf uang. Dari sini bisa kita temukan wacana dibolehkannya wakaf uang, dengan memperlihatkan upaya-upaya untuk memaksimalkan sumber dana wakaf. Semakin banyak dana wakaf yang dihimpun berarti semakin banyak pula kebaikan yang mengalir kepada pihak yang berwakaf. Hal ini menjadi peluang bagi pengelolaan wakaf untuk memasuki berbagai macam usaha investasi seperti syirkah, mudharabah dan lain-lain. Pada Bab 3 dengan judul Nazhir Wakaf Profesional, hal ini menarik karena dalam pengelolaan wakaf nazhir memegang peran yang sangat penting sebagau garda terdepan. Hal ini berarti keprofesionalan nazhir menjadi kunci keberhasilan dalam pengembangan wakaf, untuk mencapai tujuan wakaf seperti yang dikehendaki waqif, nazhir bertanggung-
  • 4. jawab dalam melakukan pengelolaan harta wakaf. Dengan kata lain nazhir merupakan manajer wakaf yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan, pengelolaan, dan pendistribusian manfaat wakaf kepada sasaran yang dikehendaki waqif. Seseorang nazhir profesional dalam mengelola hartanya harus mengacu kepada prinsip-prinsipmanajemen modern. Adapun ciri atau karakteristik profesional yaitu pertama, mempunyai keahlian dan keterampilan khusus untuk dapat menjalankan dan mengerjakan pekerjaan dengan baik. Kedua, adanya komitmen moral yang tinggi, untuk pelayanan sosial dan hal ini berhubungan dengan etika profesi. Ketiga, hidup dari profesi yang digeluti dengan mengeluarkan seluruh pikiran, tenaga, keahlian, dan keterampilan. Keempat, pengabdian kepada masyarakat, dengan mengutamakan kepentingan umum timbang kepentingan pribadi. Kelima, legalisasi keizinan haruslah profesi yang sah dan dizinkan. Tiga filosofi dasar yang ditekankan oleh nazhir, pertama, pola manajemen harus dalam bingkai “proyek yang terintegrasi”. Kedua, asas kesejahteraan nazhir. Ketiga, asas transparansi dan accountability. Untuk mencapai nashir yang profesioan diperlukan pembinaan agar dalam menjalankan tugas-tugas secara produktif dan berkualitas. Setelah pengembangan SDM nazhir tersebut para nazhir dalam bekerja harus meletakkan prinsip- prinsip seperti amanah, akuntabilitas, transparansi dan inovatif. Dan sistem operasional lembaga pengelolaan wakaf harus mengakomodasi kebutuhan para nazhir, sehingga para nazhir dapat memberikan kinerjanya yang maksimal dalam lembaga pengelolaan wakaf. Pada Bab 4, berjudul Pencatatan dan Pendaftaran Harta Wakaf. problematika pewakafan di Indonesia adalah masih banyaknya harta wakaf yang belum dicatatkan di Kantor Urusan Agama (KUA) setempat. Pelaksanaan wakaf oleh sebagian pada masa lalu dilakukan secara lisan tidak di hadapkan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW). Begitu juga banyak harta wakaf yang belum didaftarkan di Badan Pertanahan Nasional
  • 5. (BPN) serta rumitnya sertifikasi harta wakaf. Oleh karena itu perlu dilakukan administrasi pendaftaran sebagai langkah awal pengamanan harta benda wakaf sebagai aset umat muslim. Dengan peraturan pencatatan dan pengadministrasian harta wakaf baik di KUA maupun BPN mempunyai kekuatan hukum sehingga tidak dapat digugat oleh siapapun. Dapat dikembangkan dan dikelola secara optimal sesuai dengan peruntukan wakaf yang telah ditetapkan nazhir, karena harta wakaf yang tidak didaftarkan tidak memiliki kekuatan hukum sehingga sering terjadi pengambilalihan, persengketaan antara nazhir dan ahli waris waqif, malah ada harta wakaf yang hilang. Bab 5 Manajemen Wakaf, pada bab ini akan menjelaskan prinsip-prinsip manajemen dalam Islam. Prinsip-prinsip manajemen wakaf dalam islam merupakan prinsip yang universal dan berlaku bagi semua golongan masyarakat di dunia dan semua negara. Prinsip ini digali dari Al-Qur’an dan Hadits. Dalam teori manajemen islam memberi injeksi moral dalam manajemen yaitu mengatur bagaimana seharusnya individu berprilaku, baik dalam organisasi, maupun dalam masyarakat. Menurut Ahmad Ibrahim Abu Sinn dalam bukunya al-idarah fi al-Islami manajemen dipandang sebagai pengetahuan yang dikumpulkan, disitematisasi dan diterima berhubungan dengan kebenaran-kebenaran universal tentang manajemen. Ahmad al-Shabab mengemukakan manajemen merupakan sebuah proses yang dilakukan dengan mengerahkan semua sumber daya untuk mewujudkan tujuan yang sudah ditetapkan. Sehingga manajemen adalah suatu proses yang dilakukan melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan dengan mengerahkan sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
  • 6. Dalam wakaf manajemen diperlukan bagi upaya agar kegiatan pengelolaan wakaf dapat berjalan secara efektif dan efisien. Untuk itu manajemen wakaf perlu dijelaskan berdasarkan fungsi-fungsinya. Ahmad al-Shabab dalam bukunya Mabadi’u al-Idarah dan Ahmad Ibrahim Abu Sinn mengemukakan bahwa unsur utama dari manajemen antara lain perencanaan (al-takhthith), Pengorganisasian (al-Thanzim), Kepemimpinan (al- Qiyadah), dan Pengawasan (al-Riqabah). Manajemen Wakaf dalam perspektif ekonomi islam dan dihubungkan dengan wakaf bahwa fungsi-fungsimanajemen wakaf diperlukan agar keseluruhan sumber daya pengelolaan wakaf dapat dicapai. Ini berarti semua kegiatan pengelolaan wakaf berjalan lancar, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengawasan dilakukan secara simultan, dan berkesinambungan. Teori manajemen perspektif ekonomi islam tidak begitu berbeda dengan teori manajemen umum, yang membedakan adalah adanya aspek spiritual, yakni hubungan antara manusia kepada Allah. Terutama pada aspek pengawasan, seorang muslim secara langsung diawasi oleh Allah dalam kegiatannya. Bab 6 Manajemen Investasi Wakaf Uang, dalam bab ini membahas aspek pengelolaan dana wakaf yaitu penghimpunan dana wakaf (fundraising), investasi serta pendistribusiannya kepada mauquf’alaih. Manajemen fundraising wakaf uang merupakan kegiatan penggalangan dana, baik dari individu, organisasi, dan badan hukum. Tujuannya agar masyarakat (waqif) mau melakukan amal kebajikan dengan bentuk penyerahan uang sebagai bentuk pengelolaan harta wakaf. Banyak metode yang dapat digunakan antara lain langsung (direct fundraising), dan tidak langsung (indirect). langsung (direct fundraising) seperti direct mail, direct advertaising, telefundraising dan persentasi langsung. Tidak langsung
  • 7. (indirect) seperti advertorial, image campaign dan penyelenggaraan suatu kegiatan melalui relasi, referensi dan mediasi para tokoh. Investasi wakaf uang yaitu menempatkan uang atau dana dengan harapan memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang dana wakaf. Investasi disini jelas harus investasi syariah, yang antara lain deposito, mudharabah, reksadana syariah (islamic investment fund), saham syariah di pasar modal syariah, obligasi syariah atau sukuk (islamic bonds). Dan terakhir pola pendistribusian hasil investasi wakaf, dalam pendistribusian wakaf harus mengacu kepada beberapa hal yakni mengikuti ketentan dari waqif, dimana waqif memiliki kehendak tunggal dan tujuannya harus sesuai dengan ketentuan syariah. Penyisihan sebagian hasil pengelolaan harta wakaf untuk kepentingan pemeliharaan harta benda wakaf itu sendiri, harta benda wakaf sebagai modal yang membutuhkan alokasi dana pemeliharaan, perbaikan, perawatan dan lain-lain, sedangkan keuntungan hasil pengelolaan harta wakaf merupakan labanya. Serta akan adanya biaya operasional harta benda wakaf, juga adanya kebolehan mengembangkan wakaf dari keuntungan hasil pengelolaan wakaf serta mendirikan wakaf baru dari keuntungan hasil pengelolaan wakaf yang sudah ada dan menggabungkannya dengan wakaf pertama. Dalam penyaluran wakaf, sebagiknya untuk kebaikan secara umum dan perioritas. Perioritas penyaluran untuk kebaikan secara umum dapat menggunakan standar aturan yaitu a) kebutuhan, kebutuhan yang mendesak yang didahulukan, b) kedekatan tempat, yaitu menyalurkan sedekah ke wilayah dimana sedekah tersebut berasal, kecuali wilayah tersebut sudah tercukupi dan karena tempat lain sedang terdesak, c) seimbang, yakni distribusi untuk kebaikan dan kebutuhan kemaslahatan umum, yang beragam jenisnya, tidak boleh berfokus pada satu jenis saja, d) pengorganisasian terpusat bagi tempat penyaluran untuk kebaikan secara umum, bisa dilakukan seperti pemerintah pusat
  • 8. mengatur urusannya (kementrian wakaf, Badan Wakaf Indonesia, dan lain-lain dan menggunakan metode pelayanan publik fakir miskin melalui rumah sakit gratis. Bab 7 berjudul Perkembangan Perwakafan di Indonesia. Perkembangan wakaf di Indonesia sejalan dengan penyebaran agama Islam diseluruh wilayah nusantara. Ada beberapa bentuk penyerahan harta untuk kepentingan umum yang mirip dengan wakaf yakni Huma pada zaman Empu Sendok di Ponorogo, Huma Serang di Banten, Tanah Pareman di daerah lombok dan Tanah Pusako Tinggi di Minang. Selanjutnya, perkembangan wakaf di Indonesia melalui tiga fase atau periode besar meliputi : 1) Periode Tradisional, wakaf masih ditempatkan sebagai ajaran murni (ibadah mahdhah) yang bersifat konsumtif. 2) Periode Semi Profesional, mulai dikembangkannya pola pemberdayaan wakaf produktif, meskipun perakteknya belum optimal. Dalam bidang pendidikan misalnya dilakukan Pondok Pesantren Modern As- Salam Gontor, Badan Wakaf Universitas Indonesia dan lain-lain. 3) Periode Profesioanl, pemberdayaan wakaf secara produktif. Profesional meliputi aspek manajemen SDM nazhir, pola kemitraan usaha, bentuk wakaf uang, benda bergerak, saham dan lain-lain. Bentuknya seperti TabunganWakaf Indonesia Dompet Dhuafa Republika, Wakaf Uang Muamalat Baitul Maal Muamalat dan lain-lain. Bab 8 dengan judul Prospek Pengelolaam Wakaf uang. Perkembanan wakaf uang memiliki nilai ekonomi yang strategis, yang memiliki beberapa keunggulan wakaf uang jumlahnya bisa bervariasi sehingga tidak mesti orang kaya atau tuan tanah saja. Dengan adanya wakaf uang bisa dimanfaatkan membangun gedung-gedung atau sarana lain yang lebih produktif demi kepentingan umat. Dana wakaf juga bisa membantu lembaga pendidikan islam yang cash flow-nya kekurangan. Dan dana wakaf bisa memberdayakan usaha kecil yang bagi hasilnya bisa digunakan untuk kepentingan sosial. Dari beberapa nilai ekonomi strategis diatas dapat menunjukkan bahwa wakaf memberikan multiple
  • 9. Effect dalam pengelolaan wakaf uang. Dampak lainya ialah adanya keadilan distributif dan pembangunan ekonomi. Yang tak kalah penting adalah dimensi keadilan sosial dalam wakaf yang dalam konsep sosial ekonomi dan islam didasarkan pada ajaran persaudaraan menghilangkan batasan-batasan geografis, suku, agama dan ras. Keadilan sosial ini melalui layanan sosial, layanan kesehatan yang baik, dan sarana pendidikan yang berkualitas. Bab 9 Perkembangan Pengelolaan Wakaf di dunia Internasional, pada bab ini akan diceritakan tentang sejarah dan perkembangan perwakafan di dunia modern baik di negara islam maupun negara barat. Mulai dari negara mesir, Arab saudi, Yordania, Turki, Bangladesh, Malaysia, dan Pengelolaan wakaf di negara non-muslim. Dari beberapa negara tersebut dalam buku ini terbukti, bahwa wakaf jika dikelola dengan manajemen yang baik, maka akan mengatasi masalah kemiskinan, mewujudkan kesejahteraan sosial, dan membantu merangsang pertumbuhan ekonomi di tingkat masyarakat bawah untuk memberdayakan sektor Usaha Kecil Menengah UKM. Bab 10 Pelaksanaan Proyek Wakaf Produktif. Sebagai langkah riil yang dilakukan dalam mengelola benda-benda wakaf yaitu dengan mempersiapkan sebuah studi kelayakan usaha terlebih dahulu. Karena studi ini merupakan kegiatan usaha yang direncanakan, potensi dan peluang yang tersedia dari berbagai aspek. Bentuk penyajiannya melalui proposal yang isinya berupa a) pendahuluan, b) aspek pasar dan pemasaran, c) aspek teknis dan teknologi, d) aspek ekonomi dan keuangan, e) kesimpulan dan rekomendasi beserta lampiran yang dibutuhkan. Dengan adanya studi kelayakan usaha ini para nazhir tentunya akan sangat terbantu dalam membuat format proposal wakaf. Bab 11 ditutup dengan judul Badan Wakaf Indonesia. BWI ini merupakan lembaga yang dibentuk oleh pemerintah untuk mengelola wakaf yang berdasar kepada
  • 10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 75/M tahun 2007 tentang kepengurusan BWI periode 2007-2010 dengan tugas mengembangkan perwakafan Indonesia. III. Urgensi Manajemen Wakaf di Indonesia Kalau dilihat secara hsitoris, para penguasa Dinasti Abbasiyah kerap mendorong pengembangan wakaf sebagai sumber pendapatan dan sekaligus pembiayaan untuk pembangunan, seperti biaya pendidikan. Cara inilah yang tetap abadi, karena tetap dilanjutkan oleh negara-negara Islam saat ini, seperti Saudi Arabia, Mesir, Turki dan Yordania, melalui lembaga-lembaga wakafnya. Wakaf bagi negara ini, tidak saja untuk biaya pendidikan, dan kesehatan masyarakat, melainkan juga dapat membangkitkan ekonomi masyarakat, karena menurut hemat mereka wakaf dapat dikelola dalam bentuk saham, usaha-usaha produktif, seperti real estate, pertanian, dsbnya, yang dikelola oleh lembaga-lembaga ekonomi yang profesional. Hanya saja di samping dikelola oleh lembaga yang amanah, kerjasama dengan Lembaga Keuangan Syariah, seperti Bank Syariah merupakan suatu keniscayaan. Bagaikan yang terdapat pada negara Mesir. Badan Wakaf yang dibentuk oleh pemerintah Mesir, menitipkan hasil harta wakaf di bank-bank islam. Bahkan Badan Wakaf turut berpartisipasi mendirikan bank-bank Islam, bekerja sama dengan beberapa perusahaan, membeli saham dan obligasi perusahaan penting, di samping juga memanfaatkan lahan kosong agar produktif. Hasil pengembangan wakaf dimanfaatkan untuk membantu kehidupan masyarakat miskin, anak yatim, mengangkat kehidupan pedagang kecil dan kaum dhuafa. Dana hasil pengembangan wakaf digunakan juga untuk mendirikan masjid, sekolah dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti pada negara Bangladesh, wakaf dikelola oleh lembaga keuangan syariah, yakni melalui Social Investment Bank Ltd. (SIBL), dengan mengembangkan Pasar Modal Sosial (the Voluntary Capital Market). Di samping itu lembaga ini juga mengembangkan
  • 11. instrumen-instrumen keuangan lainnya meliputi Waqf Properties Development Bond, Cash Waqf Deposit Certificate, Family Waqf Certificate, Mosque Community Share, Quard-e-Hasana Certificate, Zakat/ Ushr Payment Certificate, Hajj Saving Certificate, dan lain-lainnya. Bahkan di negara kapitalis, Amerika Serikat, wakaf warga muslimpun dikelola secara profesional oleh lembaga-lembaga keuangan, seperti Kuwait Waqf Public Foundation (KAPF) yang bermarkas di New York, dan al-Manzil Islamic Financial Service bertindak sebagai advisor. Hasilnya KAPF berhasi membangun apertemen senilai 30 juta dollar di atas tanah milik Islamic Cultural Center New York. Islamic Relief, sebuah organisasi pengelolaan wakaf uang di Inggris, mampu mengumpulkan wakaf uang setiap tahun tidak kurang 30 juta poundsterling (senilai Rp600 Miliar), dengan menerbitkan wakaf uang senilai 890 poundtreling perlembar. Di Indonesia, pemerintah pada dasarnya punya kepentingan dengan pengembangan lembaga wakaf ini, apakah melalui lembaga keuangan syariah atau tidak. Sebab lembaga ini bisa membantu pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dan pembangunan ekonomi masyarakat. Walaupun sangat disadari bahwa pemahaman umumnya masyarakat tentang wakaf mempengaruhi terhadap kelambanan terbentuknya lembaga wakaf ini secara konkrit. Dalam pemahaman umat yang telah terpatri bertahun- tahun, wakaf hanyalah berbentuk tanah dan hanya diperuntukkan untuk rumah ibadah atau lembaga-lembaga sosial. Untuk itu suatu hal yang sangat perlu dan mendesak (urgen) dalam pemahaman yang sama adalah, peningkatan kekuatan ekonomi umat melalui manajemen wakaf yang baik akan terjadi, bila dilakukan secara sinergis dan koordinatif antara lembaga yang dimiliki umat. Wakaf dapat pula dimanfaatkan untuk kepentingan peningkatan SDM, seperti pemberian beasiswa bagi para pelajar, santri, dan mahasiswa dalam hal orang tua
  • 12. daln lain-lain. Singkatnya, para pengelola zakat dan wakaf harus memiliki program dan skala prioritas yang jelas. Harus memenuhi unsur utama dari manajemen antara lain perencanaan (al-takhthith), Pengorganisasian (al-Thanzim), Kepemimpinan (al-Qiyadah), Pengawasan (al-Riqabah). Dan perlu adanya dalam sebuah teori manajemen modern biasa disebut dengan istilah TQM (Total Quality Management) dengan kerangka teori yang utuh hanya mengerucut kepada empat hal Amanah, Shiddiq, Fatonah dan Tabliq. Sangatlah perlu guna menunjang pengelolaan manajemen wakaf yang maksimal.