"[Ringkuman]
Dokumen tersebut merupakan karya tulis ilmiah tentang pemanfaatan kulit pisang ambon sebagai pengganti elektrolit baterai kering ramah lingkungan. Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, hipotesis, metode penelitian, dan sistematika penulisan karya tulis ilmiah tersebut."
PEMANFAATAN KULIT PISANG AMBON SEBAGAI PENGGANTI ELEKTROLIT BATERAI KERING RAMAH LINGKUNGAN
1. 1
PEMANFAATAN KULIT PISANG AMBON SEBAGAI PENGGANTI
ELEKTROLIT BATERAI KERING RAMAH LINGKUNGAN
Tugas akhir kelas IX
Oleh :
Ramadhanty Putri Haditya
IX.8 / 25
PEMERINTAH KOTA MALANG
DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG
SMP NEGERI 3
Maret 2014
2. 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
berkatNya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, yang berjudul “Kulit Pisang
Sebagai Elektrolit Batreai Kering Ramah Lingkungan” dengan baik dan lancer.
Kemudian penulis menyadari banyak pihak-pihak yang telah membantu dalam
memberikan dukungan moril, bimbingan, sumbangan pemikiran secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Moch. Mas’ud, S.Pd selaku pembimbing dalam penyusunan karya tulis ilmiah
ini.
2. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan baik dari segi moriil maupun
materiil.
3. Kakak penulis yang telah memberikan saran dalam penyelesaian karya tulis ini.
4. Teman-teman penulis yang telah memberikan dukungan dan masukan dalam karya
tulis ini.
5. Dan kepada pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca karya tulis
ini.
Karya tulis ini merupakan hasil kerja penulis dengan mengumpulkan data yang
bersangkutan dan melakukan uji coba secara sederhana untuk dapat menyelesaikannya. Karya
Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai tugas mandiri tersruktur mata pelajaran Bahasa Indonesia di
kelas IX. Untuk karya ilmiah ini, penulis menentukan tema “Pemanfaatan Limbah Sebagai
Baterai Kering Ramah Lingkungan” yang mengarah pada pemanfaatan limbah kulit pisang.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini, masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya
penulis berharap agar karya ilmiah ini, memberikan manfaat bagi masyarakat secara umum dan
masyarakat Malang khususnya.
Malang, Maret 2014
Penulis
4. 4
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………………..i
KATA PENGATAR………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………iii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………...v
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………..2
1.4 Manfaat…………………………………………………………………2
1.5 Hipotesis………………………………………………………………..2
1.6 Metode………………………………………………………………….2
1.6.1 Literatur………………………………………………………………2
1.6.2 Observasi…………………………………………………….............2
1.6.3 Eksperimen……………………………………………………………2
1.7 Sistematika………………………………………………………………3
BAB II KERANGKA TEORI…………………………………………………….5
2.1 Landasan Teori………………………………………………………….5
2.1.1 Tanaman Pisang………………………………………………………5
2.1.1.1 Manfaat tanaman pisang……………………………………………6
2.1.1.2 Kandungan kulit pisang ambon…………………………………….7
2.1.2 Baterai………………………………………………………..............8
2.1.2.1 Elektrolit baterai kering…………………………………………….8
2.1.3 Potensi Kulit Pisang Menjadi Baterai………………………..............9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………..10
3.1 Pendekatan dan waktu penelitian……………………………………….10
3.2 Peranan/kehadiran peneliti………………………………………………10
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………..11
5. 5
3.4 Sumber data……………………………………………………………..11
3.5 Prosedur pengumpulan data………………………………………….....11
3.6 Teknik analisis data……………………………………………………..11
3.7 Pengecekan keabsahan penemuan………………………………………12
3.8 Tahap-tahap….………………………………………………………….12
3.8.1 Bahan & Alat………………………………………………………….12
3.8.1.1 Bahan…………………………………………………………..........12
3.8.1.2 Peralatan baterai dari kulit pisang…...…………….............................12
3.8.1.2.1 Peralatan untuk menguji baterai…………………………………..12
3.8.2 Metode pembuatan baterai kulit pisang ambon……………………….13
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………………......15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………...………………………………..17
5.1 Kesimpulan………….…………………………………………………..17
5.2 Saran….…………………………………………………………………17
DAFTAR RUJUKAN………..……………………………………………………..18
6. 6
DAFTAR GAMBAR
2.1 Tanaman pisang………………………………………………………………………….5
2.2 Kulit pisang………………………………………………………………………………5
2.3 Baterai kering…………………………………………………………………………….7
3.1 Bahan……………………………………………………………………………………10
3.2 Peralatan………………………………………………………………………….............10
3.3 Baterai yang sudah dibuka………………………………………………………………10
3.4 Pengeluaran serbuk karbon/pasta elektrolit……………………………………………..10
3.5 Kulit pisang yang telah dipotong kecil-kecil……………………………………………11
3.6 Baterai yang sudah terisi kulit pisang…………………………………………………...11
3.7 Baterai yang sudah tertutup kembali…………………………………………………….11
4.1 Baterai dari kulit pisang ambon yang diuji dengan AVOmeter…………………………15
4.2 Baterai dari kulit pisang hijau yang diuji dengan AVO meter…………………………..15
7. 7
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan untuk semua orang yang telah membantu
penulis dalam bentuk moriil maupun materiil. Terutama untuk ibunda tercinta penulis, yaitu Ibu
Tatik Kustiyah yang telah sabar membantu dan memberikan dukungan kepada penulis hingga
Karya Tulis Ilmiah ini rampung.
8. 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini, sebagian besar kebutuhan energi listrik di dunia berasal dari sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui dalam waktu yang singkat, dan pengguanaannya pun
menimbulkan pencemaran lingkungan pula. Sama halnya dengan baterai bila dibuang
sembarangan atau tidak didaur ulang, maka kandungan logam berat dan zat-zat berbahaya
lain yang ada di baterai dapat mencemari air dan tanah, yang pada akhirnya membahayakan
tubuh manusia.
Peristiwa seperti ini apabila dibiarkan berlarut-larut bukan hanya kesehatan kita yang
dirugikan, tetapi alam juga ikut merasakan kerugian tersebut. Jadi harus ada pengganti bahan
kimia tersebut,salah satunya pengembangan potensi-potensi kulit buah sebagai baterai ramah
lingkungan.
Manusia pun jarang berfikir untuk mencari sumber energi lain yang dapat dimanfaatkan
dari limbah yang sudah tidak digunakan lagi. Manusia selalu memanfaatkan sumber daya
alam untuk memenuhi kebutuhannya dan membuangnya begitu saja bagaikan sebuah pepatah
habis manis sepah dibuang. Ibarat tersebut tak jauh berbeda ketika kita mengkonsumsi buah
pisang,kemudian membuang limbah kulitnya disembarang tempat. Jarang sekali orang
berfikir untuk memanfaatkan kulit pisang tersebut sebagai sumber energi yang ramah
lingkungan. Perlu kita ketahui bahwa kulit pisang ternyata memiliki potensi menjadi pasta
baterai yang ramah lingkungan.
Oleh karena itu, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan suatu penelitian
mengenai pemanfaatan kulit buah pisang menjadi elektrolit / pasta pada baterai kering.
9. 9
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Apakah kulit pisang ambon dapat dimanfaatkan untuk dijadikan sebagai bahan
elektrolit/pasta pada baterai kering?
1.2.2 Bagaimana cara membuat elektrolit baterai kering dari limbah kulit pisang ambon?
1.2.3 Apakah kelebihan dari kandungan kulit pisang ambon?
1.3 Tujuan
Tujuan penulis membuat penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui apakah kulit pisang dapat digunakan menjadi pasta/elektrolit baterai
kering yang ramah lingkungan.
2. Untuk mengetahui cara membuat elektrolit baterai kering dari kulit pisang ambon.
3. Untuk mengetahui keunggulan dari kandungan kulit pisang ambon.
1.4 Manfaat
Karya tulis ilmiah yang dibuat dapat dimanfaatkan, sebagai :
1. Bagi penulis, untuk memenuhi tugas Karya Tulis Ilmiah di SMP Negeri 3 Malang
2. Bagi masyarakat, sebagai pedoman atau ajakan untuk dapat mengelola limbah
kulit pisang menjadi baterai kering yang ramah lingkungan.
3. Memberikan masukan kepada pemerintah untuk menjadikan limbah kulit pisang
sebagai pengganti pasta yang ramah lingkungan.
1.5 Hipotesis
Saya menduga bahwa kulit pisang dapat digunakan menjadi pasta/elektrolit baterai kering
yang ramah lingkungan. Kutit pisang saya katakan dapat menjadi pengganti pasta baterai
kering ramah lingkungan, karena di dalam kulit pisang mengandung magnesium , garam
sodium, seng, dan yang paling banyak adalah kalium. Zat-zat tersebut merupakan penghantar
elektrolit yang kuat.
Kulit pisang ambon memiliki kandungan kalium dan sodium yang lebih banyak sehingga
baterai kering dari kulit pisang ambon akan menghasilkan tegangan yang lebih besar.
10. 10
1.6 Metodologi dan Analisis Data
1.6.1 Literatur
Yaitu dengan membaca sumber ilmu pengetahuan dari internet.
1.6.2 Eksperimen
Yaitu dengan melakukan percobaan untuk membuktikan hipotesis.
1.7 Sistematika
Susunan Karya Tulis Ilmiah ini berdasarkan :
KATA PENGATAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.5 Hipotesis
1.6 Metode
1.6.1 Literatur
1.6.2 Observasi
1.6.3 Eksperimen
1.7 Sistematika
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Tanaman Pisang
2.1.1.1 Manfaat tanaman pisang
2.1.1.2 Kandungan kulit pisang ambon
2.1.2 Baterai
2.1.2.1 Elektrolit baterai kering
2.1.3 Potensi Kulit Pisang Menjadi Baterai
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
11. 11
3.1 Pendekatan dan waktu penelitian
3.2 Peranan/kehadiran peneliti
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
3.4 Sumber data
3.5 Prosedur pengumpulan data
3.6 Teknik analisis data
3.7 Pengecekan keabsahan penemuan
3.8 Tahap-tahap
3.8.1 Bahan & Alat
3.8.1.1 Bahan
3.8.1.2 Peralatan baterai dari kulit pisang
3.8.1.2.1 Peralatan untuk menguji baterai
3.8.2 Metode pembuatan baterai kulit pisang ambon
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR RUJUKAN
12. 12
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Tanaman Pisang
Pisang adalah nama umum yang di berikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar
memanjang dari suku Musacea. Pisang ambon menurut ahli sejarah berasal dari daerah Asia
Tenggara termasuk juga Indonesia. (Roedyarto, 1997).
Pisang dapat ditanam didatarn rendah hangat bersuhu 21-32 derajat celcius dan
beriklim lembab. Topografi yang di hendaki tanaman pisang berupa lahan datar dengan
kemiringan 8 derajat. Lahan itu terletak didaerah tropis antara 16 derajat LU – 12 derajat LS.
Apabila suhu udara kurang dari 13 derajat celcius atau lebih dari 38 derajat celcius maka pisang
akan berhenti tumbuh dan akhirnya mati (Suyanti dan Ahmad supriyadi, 2008).
Tanaman pisang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub Kingdom :Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Sub Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
Ordo : Zingiberales
Gambar 2.3 Kulit Pisang
Gambar 2.1 Tanaman Pisang
13. 13
Family : Musaceae (suku pisang-pisangan)
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiacal
(http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/599/jbptunikompp-gdl-inameidani-29938-9-
unikom_i-3.pdf)
2.1.1.1 Manfaat tanaman pisang
Hampir seluruh bagian dari tanaman pisang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan, mulai dari bonggol, batang, daun, buah, bunga sampai kulit pisang. Berikut
ini manfaat dari setiap bagian pohon pisang :
- Bonggol (umbi batang pisang )
Dibeberapa daerah, bonggol batang pisang yang muda dapat dimanfaatkan
untuk sayur dan keripik pisang.
- Batang
Batang pisang banyak dimanfaatkan masyarakat,terutama pada bagian yang
mengandung serat.Bagian ini dimanfaatkan sebagai pembungkus untuk bibit
tanaman sayur dan apabila dikeringkan dan diolah lebih lanjut dapat digunakan
sebagai tali pda pengolahan tembakau, untuk kompos dan dijadikan bahan baku
pembuat kertas.
- Daun
Masyarakat pedesaan memanfaatkan daun pisang sebagai pembungkus
makanan,biasanya membungkus kue-kue tradisional dan pembungkus nasi dan
dimanfaatkan juga sebagai pakan ternak seperti sapi, kambing dan kerbau.
- Buah
Buah pisang selain dimanfaatkan sebagai sumber vitamin dan mineral juga
dapat dimanfaatkan menjadi produk olahan antara lain pisang sale, tepung pisang,
sari buah, buah dalam sirup, keripik pisang dan berbagai olahan kue moderen dan
tradisional. Buah pisang mengandung vitamin C, B kompleks, B6. Pisang bisa
14. 14
menjadi pengganti makanan pokok, sehingga mengurangi ketergantungan rakyat
Indonesia terhadap beras.
- Bunga
Bunga pisang disebut juga jantung pisang, karena bentuknya seperti jantung.
Biasanya dimanfaatkan untuk membuat sayur,karena kandungan protein dan
vitaminnya. Selain dibuat sebagai sayur bunga pisang dapat juga dijadikan
manisan dan acar.
- Kulit buah
Kulit buah ini biasanya digunakan senagai bahan pakan ternak, namun
seiring berjalannya waktu limbah kulit pisang ini tidak lagi digunakan sebagai
pakan ternak melainkan sebagai energi listrik yang ramah lingkungan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pisang)
2.1.1.2 Kandungan kulit pisang ambon
Kulit pisang ambon adalah bagian luar untuk melindungi bagian dalam buah,
kulit pisang ambon bisa juga digunakan untuk melihat tingkat kematangan buah. Jika
kulit pisang ambon masih muda akan berwarna hijau dan jika kulit pisang ambon sudah
tua akan berwarna kuning. Kulit pisang ambon memiliki kandungan vitamin C, B,
kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup.
Menurut Sutikno (2008) elektrolit dalam batu baterai bersifat asam, sehingga
buah yang bersifat asam dapat menjadi elektrolit. Innocencio Kresna Pratama (2007)
menambahkan, bahwa selain jeruk dan apel, buah lain tang dapat menghasilkan listirk
yaitu kulit pisang.Seperti percobaan yang dilakukan oleh Wasis Sucipto, S.Pd (2007)
yang membuktikan bahwa kulit pisang dan dapat digunakan sebagai sumber arus listrik
searah
15. 15
2.1.2 Baterai
Baterai adalah alat penyimpan tenaga listrik arus searah ( DC ). Yang dimaksud dengan
sumber listrik arus searah (DC) adalah alat/benda yang menjadi sumber listrik arus searah (DC)
dan menghasilkan arus DC secara permanent. Sumber listrik arus searah (DC) yang paling
banyak dikenal adalah sumber listrik DC yang membangkitkan listrik secara kimia.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Baterai)
Baterai kering termasuk elemen primer yang mempunyai banyak keunggulan, seperti
bentuk fisik yang kecil, mudah dibawa, aman, dan praktis. Pada elemen ini, elektroda positif
adalah batang karbon yang ditengah dan pembungkusannya yang terbuat dari seng merupakan
elektroda negative. Elektrolitnya adalah larutan ammonia klorida (NH4Cl) dan depolarisasi yang
menahan terbentuknya hydrogen pada elektroda positif terbuat dari mangan dioksida (MnO2)
bercampur serbuk karbon.
Energi kimia yang dihasilkan dari reaksi sel merupakan sumber listrik yang disuplai baterai ketika
digunakan. Zat-zat periaksi dalam sel sekunder secara lengkap dan efisen dapat dikembalikan ke keadaan
asalnya dengan memberkan arus listrik dengan arah yang berlawanan, tetapi dalam sel primer hal ini
tidak mungkin atau hanya sebagian saja. Hanya jenis tertentu saja dari baterai primer yang dapat
diperbaharui, yaitu dengan cara menggati elektroda dan elektrolitnya.
(http://ohmelektra.blogspot.com/2013/04/abcd.html)
2.1.2.1 Elektrolit baterai kering
Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan
menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air,
Gambar 2.3 BateraiKering
16. 16
asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa atau garam.
Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi tertentu misalnya pada suhu tinggi
atau tekanan rendah. Elektrolit kuat identik dengan asam, basa, dan garam kuat. Elektrolit merupakan
senyawa yang berikatan ion dan kovalen polar. Sebagian besar senyawa yang berikatan ion merupakan
elektrolit sebagai contoh ikatan ion NaCl yang merupakan salah satu jenis garam yakni garam dapur.
(http://puruhitachan.blogspot.com/2013/08/pemanfaatan-limbah-sayur-pasar-sebagai.html)
2.1.3 Potensi Kulit Pisang Menjadi Baterai
Kulit pisang mempunyai potensi menjadi bahan dasar pembuatan baterai ramah lingkungan. Setelah
melalui proses panjang, kulit pisang ini akan menghasilkan mineral yang berfungsi sebagai elektrolit
(pasta pada baterai). Mineral tersebut adalah kalium, seng, dan magnesium yang dapat bereaksi dengan
diklorida dan menjadi elektrolit kuat. Elektrolit inilah yang nantinya akan menghasilkan arus listrik
dalam batu baterai.
Menurut Sutikno (2008) elektrolit dalam batu baterai bersifat asam, sehingga buah yang bersifat
asam dapat menjadi elektrolit. Innocencio Kresna Pratama (2007) menembahkan, bahwa selain buah apel
dan jeruk buah lain yang dapat menghasilkan listrik adalah kulit pisang, seperti percobaan yang
dilakukan oleh wasis Sucipto, S.Pd (2007)
17. 17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan jenis penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekataan kualitatif. Para pakar penelitian
mendefinisikan bahwa “penelitian kualitatif, dalam mencari jawaban yang benar terhadap suatu
permasalahan, adalah penelitian yang memerlukan pemahaman secara mendalaam dan menyeluruh untuk
menghasilkan kesimpulan penelitian dalam konteks waktu dan situasi tertentu, tidak mengutamakan
kuatifikasi, menggunakan pendekatan konstruktivis, naturalistik, interpretative, postpositivistik, dengan
penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empirik.” (D. Sudjana, 2004: 6)
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu literatur dan eksperimen. Literatur yaitu
metode dengan membaca sumber ilmu pengetahuan dari internet, untuk mengumpulkan data-data yang
terkait dengan penelitian ini. Sedangkan eksperimen merupakan metode dengan melakukan percobaan
secara langsung, untuk membuktikan keabsahan dari hipotesis yang ada.
3.2 Peranan/kehadiran peneliti
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri berperan sebagai instrument kunci, baik dalam
pengumpulan data maupun dalam analisis data. Manusia sebagai instrument telah lama digunakan,
misalnya dalam penelitian Antropoligi klasik dan masih digunakan sampai sekarang dan dalam Sosiologo
modern. Kendatipun manusia bersifat subyektif, tetapi manusia sebagai instrument dapat menghasilkan
data/informasi yang reliabilitasnya hampir sama dengan data yang dihasilkan oleh instrument yang dibuat
secara objektif seperti pada penelitian kuantitatif. Keadaan ini diakui oleh para pakar penelitian kuantitaif
sendiri, seperti Cronbach, Thorndike dan Campbell (Lincoln & Guba, 1985:192)
18. 18
3.3 Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini penulis lakukan di rumah penulis yang bertempat di Jl. Simpang Teluk Grajakan
Blok 4 No. 12 Pandanwangi, Kota Malang. Pada hari Jumat, 27 Desember 2013, pukul 09.00 s/d pukul
12.00. Penelitian yang kedua penulis lakukan pada hari Minggu, 2 Februari 2013.
3.4 Sumber data
Pengertian sumber data menurut Suharsimi Arikunto (2010:172) adalah “ Sumber data yang
dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.” Penulis mendapatkan berbagai
data melalui informan pada internet dan dari hasil eksperimen yang penulis lakukan.
3.5 Prosedur pengumpulan data
Dalam pengumpulan data karya ilmiah ini, penulis menggunakan berbagai prosedur, yaitu :
1. Literatur
Menurut ALA Glosary of Library andInformation Science (1983), Literatur adalah bahan
bacaan yang digunakan dalam berbagai aktivitas baik secara intelektual maupun rekreasi. Dalam
penelitian ini, prosedur literature digunakan untuk mengumpulkan data-data yang terkait dengan
penelitian ini
2. Eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah suatu tuntutan dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi agar menghasilkan suatu produk yang dapat dinikmati masyarakat
secara aman dan dalam pembelajaran melibatkan siswa dengan mengalami dan membuktikan
sendiri proses dan hasil percobaan itu, (Sumantri, 1999:157). Prosedur eksperimen dalam
penelitian ini digunakan untuk menghasilkan data yang membuktikan keabsahan dari hipotesa.
3.6 Teknik analisis data
Proses analisis data dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber, terutama dari internet. Data tersebut banyak sekali, setelah dibaca, dipelajari, dan ditelah
maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data merupakan bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi
data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Langkah
19. 19
selanjutnya adalah menyusunya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu
kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sekaligus
membuat coding. Tahap akhir dari analisis data ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data
melalui eksperimen dan menarik kesimpulan dari semua data yang ada.
3.7 Pengecekan keabsahan penemuan
Untuk mengecek keabsahan dari penelitian ini, penulis menggunakan Trianggulasi
sumber, yaitu dengan cara membandingkan kebenaran suatu fenomena berdasarkan data yang
diperoleh oleh peneliti, baik dilihat dari dimensi waktu maupun sumber yang lain.
3.8 Tahap-tahap penelitian
3.8.1 Bahan dan Alat
3.8.1.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a. 2 buah Kulit pisang (Kulit pisang ambon & Kulit pisang hijau)
b. 2 Baterai kering (1,5 volt DC) yang sudah tidak terpakai
3.8.1.1 Alat
Peralatan yang dipakai dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian :
3.8.1.1.1 Peralatan baterai dari kulit pisang :
1. Tang
2. Obeng
3. Pisau
3.8.1.1.2 Peralatan untuk menguji baterai
1. AVOmeter / Voltmeter
20. 20
3.8.2 Metode Pembuatan Baterai Kulit Pisang Ambon
Langkah-langkah pembuatan Baterai Kulit Pisang adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan semua bahan dan peralatan
2. Membuka kutub positif (+) kedua baterai tersebut menggunakan tang dengan bantuan
obeng agar mudah membukanya
3. Mengeluarkan semua serbuk karbon/pasta elektrolit menggunakan obeng
dengan hati-hati agar batang karbon tidak patah / rusak
Gambar 3.3 Baterai yang
sudah dibuka
Gambar 3.4 Pengeluaran serbuk
karbon/pasta elektrolit
Gambar 3.1 Peralatan Gambar 3.2 Bahan
21. 21
4. Memotong kecil-kecil kulit pisang dengan pisau
5. Memasukkan potongan kulit pisang kedalam baterai secara merata/padat
dengan bantuan obeng
6. Menutup kembali bagian penutup atas yang telah dibuka dengan rapat dan rapi
Gambar 3.5 Kulit pisang yang telah
dipotong kecil-kecil
Gambar 3.6 Bateraiyang sudah terisi kulit
pisang
Gambar 3.7 Bateraiyang sudah tertutup
kembali
22. 22
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan untuk mengetahui apakah kulit pisang berpotensi sebagai
baterai, dapat dihasilkan data sebagai berikut :
1. Pengujian menggunakan AVOmeter pada baterai dari kulit pisang ambon
Pengujian tersebut menunjukan bahwa baterai kulit pisang tadi bertegangan
sebesar 1,256 Volt. Hal tersebut menunjukan bahwa percobaan ini berhasil.
2. Pengujian menggunakan AVOmeter pada baterai dari kulit piisang hijau
Pengujian tersebut menunjukkan bahwa baterai dari kulit pisang hijau hanya
bertegangan sebesar 0,424 Volt. Hal ini membuktikan bahwa kulit pisang ambon
lebih unggul dari pada kulit pisang yang lain
Dari percobaan tersebut, dapat kita ketahui bahwa ternyata kulit pisang memang
berpotensi menjadi baterai kering yang ramah lingkungan, Hal ini disebabkan kulit pisang
banyak mengandung kalium dan garam sodium yang mengandung klorida. Kedua zat ini
Gambar 4.1 Bateraidari kulit pisang ambon
yang diuji dengan AVOmeter
Gambar 4.2 Bateraidari kulit pisang hijau
yang diuji dengan AVO meter
23. 23
dapat bereaksi menjadi KCl atau kalium klorida yang menurut Drs. Asep Jamal (2008) KCl
merupakan elektrolit kuat yang mampu terionisasi dan menghantarkan arus listrik.
Pisang juga mengandung Magnesium dan Seng. Magnesium (Mg) dapat bereaksi
dengan diklorida dan menjadi elektrolit kuat. Jumlah Magnesium hanya 15 % dari jumlah
pisang keseluruhan. Kandungan Seng (Zn) pada pisang merupakan elektroda yang
bermuatan positif, namun jumlah kandungan seng tersebut hanya mencapai 2 %.
Data pelengkap lain, berupa data berat bersih baterai menunjukkan bahwa rata-rata
kulit pisang yang digunakan sebesar 3,3 gram per baterai. Sementara kulit pisang utuh rata-
rata 27 gram per satu buah. Sehingga satu buah kulit pisang mampu dijadikan kurang lebih 8
baterai. Hal ini merupakan keunggulan lain dari baterai kering dari kulit pisang. Maka dari itu
penulis menggunakan kulit pisang sebagai objek penelitian ini.
24. 24
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kulit pisang ternyata berpotensi menjadi pasta/elektrolit baterai yang
ramah lingkungan.
2. Pembuatan baterai kulit pisang dapat dilakukan dengan sederhana. Yaitu
dengan mengganti pasta/serbuk elektrolit baterai kering dengan kulit
pisang yang sudah dipotong kecil-kecil.
3. Pada kulit pisang Ambon lebih banyak mengandung mineral kalium dan
garam sodium dibandingkan kulit pisang yang lainnya
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan :
1. Kepada pembaca/masyarakat untuk menerapkan baterai kulit pisang ini,
untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah baterai ini.
2. Penulis juga menyarankan kepada pembaca untuk mengadakan penelitian
yang lebih lanjut terhadap baterai kulit pisang ramah lingkungan ini.