SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
ADSORPSI 
KIMIA FISIK II 
I. PENDAHULUAN 
Latar Belakang 
Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Seperti halnya kinetika 
kimia, kinetika adsorpsi juga berhubungan dengan laju reaksi. Hanya saja, kinetika 
adsorpsi lebih khusus, yang hanya membahas sifat penting dari permukaan zat. Adsorpsi 
digunakan untuk menyatakan bahwa zat lain yang terserap pada zat itu, misalnya karbon 
aktif dapat menyerap molekul asam asetat dalam larutannya. Tiap partikel adsorban 
dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi interaksi tarik-menarik. Zat-zat yang 
terlarut dapat diadsorpsi oleh zat padat, misalnya CH3COOH oleh karbon aktif, NH3 oleh 
karbon aktif, fenolftalein dari larutan asam atau basa oleh karbon aktif, Ag+ atau Cl- oleh 
AgCl. C lebih baik menyerap non elektrolit dan makin besar BM semakin baik. Zat 
anorganik lebih baik menyerap elektrolit. Adanya pemilihan zat yang diserap 
menyebabkan timbulnya adsorpsi negatif. Dalam larutan KCl, H2O diserap oleh arang 
darah, hingga konsentrasi naik. 
Partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka partikel zat cair atau gas 
akan terakumulasi. Fenomena ini juga disebut adsorpsi. Jadi sdsorpsi terkait dengan 
penyerapan partikel pada permukaan zat. Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk 
mengadsorpsi partikel pendispersi pada permukaanya. Daya adsorpsi partikel koloid 
tergolong besar Karena partikelnya memberikan sesuatu permukaan yang luas. Sifat ini 
telah digunakan dalam berbagai proses seperti penjernihan air. 
Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik cairan maupun 
gas) pada proses adsorpsi. Adsorben yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat 
dalam larutan adalah arang. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk menghilangkan zat-zat 
warna dalam larutan. Penyerapan bersifat selektif, yang diserap hanya zat terlarut 
atau pelarut sangat mirip dengan penyerapan gas oleh zat padat. Ketika pelarut yang 
mengandung zat terlarut tersebut kontak dengan adsorben, terjadi perpindahan massa zat 
terlarut dari pelarut ke permukaan adsorben, sehingga konsentrasi zat terlarut di dalam 
cairan dan di dalam padatan akan berubah terhadap waktu dan posisinya dalam kolom 
adsorpsi. 
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah dalam makalah ini 
adalah : 
1. Apakah adsorpsi itu? 
2. Apa yang mempengaruhi besar kecilnya adsorpsi? 
3. Bagaimana proses adsorpsi arang aktif? 
II. PEMBAHASAN 
Adsorpsi 
Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Adsorpsi adalah suatu proses 
yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat pada suatu padatan dan 
akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut.
Berbeda dengan absorpsi dimana fluida terserap oleh fluida lainnya dengan membentuk 
suatu larutan. 
Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang ada 
dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan 
kimia fisika antara substansi dengan penyerapnya. 
Definisi lain menyatakan adsorpsi sebagai suatu peristiwa penyerapan pada lapisan 
permukaan atau antar fasa, dimana molekul dari suatu materi terkumpul pada bahan 
pengadsorpsi atau adsorben. 
Adsorpsi adalah pengumpulan dari adsorbat diatas permukaan adsorben, sedang absorpsi 
adalah penyerapan dari adsorbat kedalam adsorben dimana disebut dengan fenomena 
sorption. Materi atau partikel yang diadsorpsi disebut adsorbat, sedang bahan yang 
berfungsi sebagai pengadsorpsi disebut adsorben. 
Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu adsorpsi fisika (disebabkan oleh gaya Van 
Der Waals (penyebab terjadinya kondensasi gas untuk membentuk cairan) yang ada pada 
permukaan adsorbens) dan adsorpsi kimia (terjadi reaksi antara zat yang diserap dengan 
adsorben, banyaknya zat yang teradsorbsi tergantung pada sifat khas zat padatnya yang 
merupakan fungsi tekanan dan suhu) 
1.Adsorpsi fisika 
Berhubungan dengan gaya Van der Waals. Apabila daya tarik menarik antara zat terlarut 
dengan adsorben lebih besar dari daya tarik menarik antara zat terlarut dengan 
pelarutnya, maka zat yang terlarut akan diadsorpsi pada permukaan adsorben. Adsorpsi 
ini mirip dengan proses kondensasi dan biasanya terjadi pada temperatur rendah pada 
proses ini gaya yang menahan molekul fluida pada permukaan solid relatif lemah, dan 
besarnya sama dengan gaya kohesi molekul pada fase cair (gaya van der waals) 
mempunyai derajat yang sama dengan panas kondensasi dari gas menjadi cair, yaitu 
sekitar 2.19-21.9 kg/mol. Keseimbangan antara permukaan solid dengan molekul fluida 
biasanya cepat tercapai dan bersifat reversibel. 
2. Adsorpsi Kimia 
Yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dengan zat terlarut yang teradsorpsi. Adsorpsi 
ini bersifat spesifik dan melibatkan gaya yang jauh lebih besar daripada Adsorpsi fisika. 
Panas yang dilibatkan adalah sama dengan panas reaksi kimia. Menurut Langmuir,
molekul teradsorpsi ditahan pada permukaan oleh gaya valensi yang tipenya sama dengan 
yang terjadi antara atom-atom dalam molekul. Karena adanya ikatan kimia maka pada 
permukaan adsorbent akan terbentuk suatu lapisan atau layer, dimana terbentuknya 
lapisan tersebut akan menghambat proses penyerapan selanjutnya oleh batuan adsorbent 
sehingga efektifitasnya berkurang. 
2.2 Kinetika Adsorpsi 
Seperti halnya kinetika kimia, kinetika adsorpsi juga berhubungan dengan laju reaksi. 
Hanya saja, kinetika adsorpsi lebih khusus, yang hanya membahas sifat penting dari 
permukaan zat. Kinetika adsorpsi yaitu laju penyerapan suatu fluida oleh adsorben dalam 
suatu jangka waktu tertentu. Kinetika adsorpsi suatu zat dapat diketahui dengan 
mengukur perubahan konsentrasi zat teradsorpsi tersebut, dan menganalisis nilai k 
(berupa slope/kemiringan) serta memplotkannya pada grafik. Kinetika adsorpsi 
dipengaruhi oleh kecepatan adsorpsi. Kecepatan adsorpsi dapat didefinisikan sebagai 
banyaknya zat yang teradsorpsi per satuan waktu. Kecepatan atau besar kecilnya adsorpsi 
dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya : 
· Macam adsorben 
· Macam zat yang diadsorpsi (adsorbate) 
· Luas permukaan adsorben 
· Konsentrasi zat yang diadsorpsi (adsorbate) 
· Temperatur 
2.3 Adsorben 
Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik cairan maupun 
gas) pada proses adsorpsi. Umumnya adsorben bersifat spesifik, hanya menyerap zat 
tertentu. Dalam memilih jenis adsorben pada proses adsorpsi, disesuaikan dengan sifat dan 
keadaan zat yang akan diadsorpsi. Adsorben yang paling banyak dipakai untuk menyerap 
zat-zat dalam larutan adalah arang. Karbon aktif yang merupakan contoh dari adsorpsi, 
yang biasanya dibuat dengan cara membakar tempurung kelapa atau kayu dengan 
persediaan udara (oksigen) yang terbatas. Tiap partikel adsorben dikelilingi oleh molekul 
yang diserap karena terjadi interaksi tarik menarik. Zat ini banyak dipakai di pabrik 
untuk menghilangkan zat-zat warna dalam larutan. Penyerapan bersifat selektif, yang 
diserap hanya zat terlarut atau pelarut sangat mirip dengan penyerapan gas oleh zat 
padat. Beberapa jenis adsorben yang biasa digunakan yaitu :
a. Karbon aktif/ arang aktif/ norit 
Sejak perang dunia pertama arang aktif produksi dari peruraian kayu sudah dikenal 
sebagai adsorben atau penyerap yang afektif sehingga banyak dipakai sebagai adsorben 
pada topeng gas Arang aktif adalah bahan berupa karbon bebas yang masing-masing 
berikatan secara kovalen atau arang yang telah dibuat dan diolah secara khusus melalui 
proses aktifasi, sehingga pori-porinya terbuka dan dengan demikian mempunyai daya 
serap yang besar terhadap zat-zat lainnya, baik dalam fase cair maupun dalam fase gas. 
Dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non-polar. Struktur pori berhubungan 
dengan luas permukaan, dimana semakin kecil pori-pori arang aktif, mengakibatkan luas 
permukaan semakin besar. Dengan demikian kecepatan adsorpsi bertambah. Untuk 
meningkatkan kecepatan adsorpsi, dianjurkan menggunakan arang aktif yang telah 
dihaluskan. Karbon aktif ini cocok digunakan untuk mengadsorpsi zat-zat organik. 
Komposisi arang aktif terdiri dari silika (SiO2), karbon, kadar air dan kadar debu. Unsur 
silika merupakan kadar bahan yang keras dan tidak mudah larut dalam air, maka 
khususnya silika yang bersifat sebagai pembersih partikel yang terkandung dalam air 
keruh dapat dibersihkan sehingga diperoleh air yang jernih. 
Bahan baku yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, limbah maupun mineral yang 
mengandung karbon dapat dibuat menjadi arang aktif yaitu dibuat melalui proses 
pembakaran secara karbonisasi (aktifasi) dari semua bahan yang mengandung unsur 
karbon dalam tempat tertutup dan dioksidasi/ diaktifkan dengan udara atau uap untuk 
menghilangkan hidrokarbon yang akan menghalangi/ mengganggu penyerapan zat 
organik Bahan tersebut antar lain tulang, kayu lunak maupun keras, sekam, tongkol 
jagung, tempurung kelapa, ampas penggilingan tebu, ampas pembuatan kertas, serbuk 
gergaji, dan batubara. 
Ø Pembuatan arang aktif 
Secara umum dan sederhana, proses pembuatan arang aktif terdiri dari 3 tahap, yaitu : 
1. Dehidrasi : proses penghilangan air dimana bahan baku dipanaskan sampai temperatur 
170°C. 
2. Karbonisasi : pemecahan bahan-bahan organik menjadi karbon. Suhu diatas 170°C akan 
menghasilkan CO dan CO2. Pada suhu 275°C, dekomposisi menghasilkan “tar”, methanol 
dan hasil samping lainnya. Pembentukan karbon terjadi pada temperatur 400-600°C. 
3. Aktifasi : dekomposisi tar dan perluasan pori-pori. Dapat dilakukan dengan uap atau 
CO2 sebagai aktifator.
Yang dimaksud dengan aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan 
untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau 
mengoksidasi molekul-molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, 
baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh 
terhadap daya adsorpsi. 
Arang aktif mempunyai warna hitam, tidak berasa dan tidak berbau, berbentuk bubuk 
dan granular, mempunyai daya serap yang jauh lebih besar dibandingkan dengan arang 
yang belum mengalami proses aktifasi, mempunyai bentuk amorf yang terdiri dari plat-plat 
dasar dan disusun oleh atom-atom karbon C yang terikat secara kovalen dalam suatu 
kisi yang heksagon. Plat-plat ini bertumpuk satu sama lain membentuk kristal-kristal 
dengan sisa-sisa hidrokarbon yang tertinggal pada permukaan. Dengan menghilangkan 
hidrokarbon tersebut melalui proses aktifasi, akan didapatkan suatu arang atau karbon 
yang membentuk struktur jaringan yang sangat halus atau porous sehingga permukaan 
adsorpsi atau penyerapan yang besar dimana luas permukaan adsorpsi dapat mencapai 
300-3500 cm2/gram. 
Proses pembuatan arang aktif dibagi menjadi 2, yaitu : 
1) Proses Kimia 
Bahan baku dicampur dengan bahan-bahan kimia tertentu, kemudian dibuat padat. 
Selanjutnya padatan tersebut dibentuk menjadi batangan dan dikeringkan serta dipotong-potong. 
Aktifasi dilakukan pada temperatur 100°C. Arang aktif yang dihasilkan dicuci 
dengan air selanjutnya dikeringkan pada temperatur 300°C. Dengan proses kimia, bahan 
baku dapat dikarbonisasi terlebih dahulu, kemudian dicampur dengan bahan-bahan 
kimia. 
2) Proses Fisika 
Bahan baku terlebih dahulu dibuat arang. Selanjutnya arang tersebut digiling, diayak 
untuk selanjutnya diaktifasi dengan cara pemanasan pada temperatur 1000°C yang 
disertai pengaliran uap. 
Ø Penyerapan Bahan - bahan Terlarut Dengan Arang Aktif 
Sifat arang aktif yang paling penting adalah daya serap. Untuk menghilangkan bahan-bahan 
terlarut dalam air, biasa menggunakan arang aktif dengan mengubah sifat 
permukaan partikel karbon melalui proses oksidasi. Partikel ini akan menyerap bahan-bahan 
organik dan akan terakomulasi pada bidang permukaannya. Pada umumnya ion 
organik dapat diturunkan dengan arang aktif.
Adsorpsi oleh arang aktif akan melepaskan gas, cairan dan zat padat dari larutan dimana 
kecepatan reaksi dan kesempurnaan pelepasan tergantung pada pH, suhu, konsentrasi 
awal, ukuran molekul, berat molekul dan struktur molekul. Penyerapan terbesar adalah 
pada pH rendah. Dalam Laboratorium Manual disebutkan bahwa pada umumnya 
kapasitas penyerapan arang aktif akan meningkat dengan turunnya pH dan suhu air. Pada 
pH rendah aktifitas dari bahan larut dengan larutan meningkat sehingga bahan-bahan 
larut untuk tertahan pada arang aktif lebih rendah. 
Proses adsorpsi arang aktif dapat digambarkan sebagai molekul yang meninggalkan zat 
pengencer yang terjadi pada permukaan zat padat melalui ikatan kimia maupun fisika. 
Molekul tersebut digunakan sebagai adsorbat dan zat padat disebut adsorben arang aktif. 
Adapun adsorpsi yang terjadi pada arang aktif dapat bersifat : 
1. Adsorpsi Fisika 
Adsorpsi fisika terjadi berdasarkan ikatan fisika antara zat-zat dengan arang aktif dalam 
keadaan suhu rendah dengan penyerapan relative kecil. 
2. Adsorpsi Kimia 
Adsorpsi kimia terjadi berdasarkan ikatan kimia antara adsorben (arang aktif) dengan 
zat-zat teradsopsi. Dijelaskan pula bahwa bahan dalam larutan yang bersifat elektrolit 
akan diserap lebih efektif dalam suasana basa oleh arang aktif. Sedangkan bahan dalam 
larutan yang bersifat non elektrolit penyerapan arang aktif tidak dipengaruhi oleh sifat 
keasaman atau sifat kebasaan larutan. 
Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu: 
· Sifat serapan 
banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh arang aktif, tetapi kemampuannya untuk 
mengadsorpsi berbeda untuk masing-masing senyawa. Adsorpsi akan bertambah besar 
sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari struktur yang sama, seperti 
dalam deret homolog. Adsorpsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, 
ikatan rangkap, dan struktur rantai dari senyawa serapan. 
· Temperatur 
Dalam pemakaian arang aktif dianjurkan untuk mengamati temperatur pada saat 
berlangsungnya proses. Faktor yang mempengaruhi temperatur proses adsorpsi adalah 
viskositas dan stabilitas senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat 
senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna maupun dekomposisi, maka perlakuan
dilakukan pada titik didihnya. Untuk senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada temperatur 
kamar atau bila memungkinkan pada temperatur yang lebih rendah. 
· pH (derajat keasaman) 
Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan 
penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk 
mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya apabila pH asam organik 
dinaikkan yaitu dengan penambahan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai akibat 
terbentuknya garam. 
· Waktu singgung 
Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai 
kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang 
digunakan. 
Selisih ditentukan oleh dosis arang aktif, pengadukan juga mempengaruhi waktu 
singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel arang 
aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan. 
Secara garis besar penyerapan arang aktif terhadap zat yang terlarut adalah: 
1. Zat teradsorpsi berpindah dari larutannya menuju lapisan luar dari adsorben 
(arang). 
2. Zat teradsorpsi diserap oleh permukaan arang aktif. 
3. Zat teradsorpsi akhirnya diserap oleh permukaan dalam atau permukaan porous 
arang. 
Adapun secara umum faktor yang menyebabkan adanya daya serap dari arang aktif 
adalah : 
1. Adanya pori-pori mikro yang jumlahnya besar pada arang aktif sehingga 
menimbulkan gejala kapiler yang menyebabkan adanya daya serap. 
2. Adanya permukaan yang luas (300 – 3500 cm2/gram) pada arang aktif sehingga 
mempunyai kemampuan daya serap yang besar. 
Menurut SII No.0258-79, arang aktif yang baik mempunyai persyaratan seperti yang 
tercantum pada tabel dibawah ini : 
Tabel1. Spesifikasi karbon aktif
JENIS PERSYARATAN 
Bagian yang hilang pada pemanasan 950°C Maks. 15% 
Air Maks. 10% 
Abu Maks. 2,5% 
Bagian yang tidak diperarang Tidak nyata 
Daya serap terhadap larutan Min. 20% 
b. Gel Silika 
Merupakan bahan yang terbuat dari add treatmentdari larutan sodium silikat yang 
dikeringkan. Luas permukaanya 600-800 m2/g dengan diameter pori antara 20-50Á. Gel 
silika cocok digunakan untuk mengadsorpsi gas dehidrat dan untuk memisahkan 
hidrokarbon. 
c. Alumina Aktif 
Alumina aktif cocok digunakan untuk mengadsorpsi gas kering dan Liquid. Luas 
permukaannya 200-500 m2/g dan diameter porinya 20-140Á. 
III. KESIMPULAN
Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Adsorpsi adalah suatu proses 
yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat pada suatu padatan dan 
akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut. 
Berbeda dengan absorpsi dimana fluida terserap oleh fluida lainnya dengan membentuk 
suatu larutan. 
Kinetika adsorpsi yaitu laju penyerapan suatu fluida oleh adsorben dalam suatu jangka 
waktu tertentu. Kinetika adsorpsi suatu zat dapat diketahui dengan mengukur perubahan 
konsentrasi zat teradsorpsi tersebut, dan menganalisis nilai k (berupa slope/kemiringan) 
serta memplotkannya pada grafik. Kinetika adsorpsi dipengaruhi oleh kecepatan adsorpsi. 
Kecepatan adsorpsi dapat didefinisikan sebagai banyaknya zat yang teradsorpsi per 
satuan waktu. Kecepatan atau besar kecilnya adsorpsi dipengaruhi oleh beberapa hal, 
diantaranya macam adsorben dan zat yang diadsorpsi (adsorbate), luas permukaan 
adsorben, konsentrasi zat yang diadsorpsi (adsorbate), dan temperatur. 
Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik cairan maupun 
gas) pada proses adsorpsi. Umumnya adsorben bersifat spesifik, hanya menyerap zat 
tertentu. Karbon aktif yang merupakan contoh dari adsorpsi, yang biasanya dibuat 
dengan cara membakar tempurung kelapa atau kayu dengan persediaan udara (oksigen) 
yang terbatas. Tiap partikel adsorben dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi 
interaksi tarik menarik. 
DAFTAR PUSTAKA 
Atkins, P.W., 1997, Kimia Fisika Jilid 2, Erlangga, Jakarta. 
Brady, James, 1999, Kimia Untuk Universitas, Erlangga, Jakarta.

More Related Content

What's hot

Termokimia
TermokimiaTermokimia
TermokimiaTillapia
 
Adsorben makalah
Adsorben makalahAdsorben makalah
Adsorben makalahMia Odina
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranKelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranRena Choerunisa
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
 
Kelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranKelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranRena Choerunisa
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
RekristalisasiTillapia
 
Permukaan 2003
Permukaan 2003Permukaan 2003
Permukaan 2003asterias
 
Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporanChaLim Yoora
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusiIhsan Yaacob
 
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiRukmana Suharta
 
Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutan
Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutanBab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutan
Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutanAndreas Cahyadi
 
Plugin likuida%20 suspensi
Plugin likuida%20 suspensiPlugin likuida%20 suspensi
Plugin likuida%20 suspensidukuhwaru
 
9. teknologi-surfaktan
9. teknologi-surfaktan9. teknologi-surfaktan
9. teknologi-surfaktanAngelia Putri
 
Laporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum PemurnianLaporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum PemurnianErnalia Rosita
 

What's hot (20)

Adsorbsi
AdsorbsiAdsorbsi
Adsorbsi
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Adsorben makalah
Adsorben makalahAdsorben makalah
Adsorben makalah
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranKelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
 
Kelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranKelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi
 
Permukaan 2003
Permukaan 2003Permukaan 2003
Permukaan 2003
 
Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporan
 
Koefisien distribusi (roni)
Koefisien distribusi (roni)Koefisien distribusi (roni)
Koefisien distribusi (roni)
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusi
 
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
 
Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutan
Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutanBab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutan
Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutan
 
Plugin likuida%20 suspensi
Plugin likuida%20 suspensiPlugin likuida%20 suspensi
Plugin likuida%20 suspensi
 
Surfaktan
SurfaktanSurfaktan
Surfaktan
 
Ekstraksi pelarut
Ekstraksi pelarutEkstraksi pelarut
Ekstraksi pelarut
 
9. teknologi-surfaktan
9. teknologi-surfaktan9. teknologi-surfaktan
9. teknologi-surfaktan
 
sifat koligatif larutan
sifat koligatif larutansifat koligatif larutan
sifat koligatif larutan
 
Laporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum PemurnianLaporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum Pemurnian
 

Similar to Adsorpsi

LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docxLAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docxFikramMunandar
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanqlp
 
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii Dede Suhendra
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiqlp
 
101546 kinetika adsorpsi 1
101546 kinetika adsorpsi 1101546 kinetika adsorpsi 1
101546 kinetika adsorpsi 1Billqis yh
 
Makalah koloid 9
Makalah koloid 9Makalah koloid 9
Makalah koloid 9Warnet Raha
 
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx.pdf
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx.pdfIPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx.pdf
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx.pdfAlvinKevin2
 

Similar to Adsorpsi (20)

LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docxLAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
 
Makalah koloid
Makalah koloidMakalah koloid
Makalah koloid
 
Adsorpsi 2.pptx
Adsorpsi 2.pptxAdsorpsi 2.pptx
Adsorpsi 2.pptx
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
 
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii
 
ppt.Kaloid
ppt.Kaloidppt.Kaloid
ppt.Kaloid
 
Sintesis nanopartikel
Sintesis nanopartikelSintesis nanopartikel
Sintesis nanopartikel
 
Kir
KirKir
Kir
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsi
 
Bab 1 ww
Bab 1 wwBab 1 ww
Bab 1 ww
 
Laporan kir
Laporan kirLaporan kir
Laporan kir
 
101546 kinetika adsorpsi 1
101546 kinetika adsorpsi 1101546 kinetika adsorpsi 1
101546 kinetika adsorpsi 1
 
12001445.ppt
12001445.ppt12001445.ppt
12001445.ppt
 
Renita new
Renita newRenita new
Renita new
 
Makalah kimia pa fendi
Makalah kimia pa fendiMakalah kimia pa fendi
Makalah kimia pa fendi
 
Makalah kimia pa fendi
Makalah kimia pa fendiMakalah kimia pa fendi
Makalah kimia pa fendi
 
Makalah koloid 9
Makalah koloid 9Makalah koloid 9
Makalah koloid 9
 
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx.pdf
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx.pdfIPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx.pdf
IPA Kelas 7 Bab 3 Zat, Wujud Zat, dan Perubahannya.pptx.pdf
 
Makalah koloid 9
Makalah koloid 9Makalah koloid 9
Makalah koloid 9
 
Makalah kimia pa fendi
Makalah kimia pa fendiMakalah kimia pa fendi
Makalah kimia pa fendi
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

Adsorpsi

  • 1. ADSORPSI KIMIA FISIK II I. PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Seperti halnya kinetika kimia, kinetika adsorpsi juga berhubungan dengan laju reaksi. Hanya saja, kinetika adsorpsi lebih khusus, yang hanya membahas sifat penting dari permukaan zat. Adsorpsi digunakan untuk menyatakan bahwa zat lain yang terserap pada zat itu, misalnya karbon aktif dapat menyerap molekul asam asetat dalam larutannya. Tiap partikel adsorban dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi interaksi tarik-menarik. Zat-zat yang terlarut dapat diadsorpsi oleh zat padat, misalnya CH3COOH oleh karbon aktif, NH3 oleh karbon aktif, fenolftalein dari larutan asam atau basa oleh karbon aktif, Ag+ atau Cl- oleh AgCl. C lebih baik menyerap non elektrolit dan makin besar BM semakin baik. Zat anorganik lebih baik menyerap elektrolit. Adanya pemilihan zat yang diserap menyebabkan timbulnya adsorpsi negatif. Dalam larutan KCl, H2O diserap oleh arang darah, hingga konsentrasi naik. Partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka partikel zat cair atau gas akan terakumulasi. Fenomena ini juga disebut adsorpsi. Jadi sdsorpsi terkait dengan penyerapan partikel pada permukaan zat. Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel pendispersi pada permukaanya. Daya adsorpsi partikel koloid tergolong besar Karena partikelnya memberikan sesuatu permukaan yang luas. Sifat ini telah digunakan dalam berbagai proses seperti penjernihan air. Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik cairan maupun gas) pada proses adsorpsi. Adsorben yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat dalam larutan adalah arang. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk menghilangkan zat-zat warna dalam larutan. Penyerapan bersifat selektif, yang diserap hanya zat terlarut atau pelarut sangat mirip dengan penyerapan gas oleh zat padat. Ketika pelarut yang mengandung zat terlarut tersebut kontak dengan adsorben, terjadi perpindahan massa zat terlarut dari pelarut ke permukaan adsorben, sehingga konsentrasi zat terlarut di dalam cairan dan di dalam padatan akan berubah terhadap waktu dan posisinya dalam kolom adsorpsi. Rumusan Masalah
  • 2. Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah dalam makalah ini adalah : 1. Apakah adsorpsi itu? 2. Apa yang mempengaruhi besar kecilnya adsorpsi? 3. Bagaimana proses adsorpsi arang aktif? II. PEMBAHASAN Adsorpsi Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat pada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut.
  • 3. Berbeda dengan absorpsi dimana fluida terserap oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu larutan. Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara substansi dengan penyerapnya. Definisi lain menyatakan adsorpsi sebagai suatu peristiwa penyerapan pada lapisan permukaan atau antar fasa, dimana molekul dari suatu materi terkumpul pada bahan pengadsorpsi atau adsorben. Adsorpsi adalah pengumpulan dari adsorbat diatas permukaan adsorben, sedang absorpsi adalah penyerapan dari adsorbat kedalam adsorben dimana disebut dengan fenomena sorption. Materi atau partikel yang diadsorpsi disebut adsorbat, sedang bahan yang berfungsi sebagai pengadsorpsi disebut adsorben. Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu adsorpsi fisika (disebabkan oleh gaya Van Der Waals (penyebab terjadinya kondensasi gas untuk membentuk cairan) yang ada pada permukaan adsorbens) dan adsorpsi kimia (terjadi reaksi antara zat yang diserap dengan adsorben, banyaknya zat yang teradsorbsi tergantung pada sifat khas zat padatnya yang merupakan fungsi tekanan dan suhu) 1.Adsorpsi fisika Berhubungan dengan gaya Van der Waals. Apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dengan adsorben lebih besar dari daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya, maka zat yang terlarut akan diadsorpsi pada permukaan adsorben. Adsorpsi ini mirip dengan proses kondensasi dan biasanya terjadi pada temperatur rendah pada proses ini gaya yang menahan molekul fluida pada permukaan solid relatif lemah, dan besarnya sama dengan gaya kohesi molekul pada fase cair (gaya van der waals) mempunyai derajat yang sama dengan panas kondensasi dari gas menjadi cair, yaitu sekitar 2.19-21.9 kg/mol. Keseimbangan antara permukaan solid dengan molekul fluida biasanya cepat tercapai dan bersifat reversibel. 2. Adsorpsi Kimia Yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dengan zat terlarut yang teradsorpsi. Adsorpsi ini bersifat spesifik dan melibatkan gaya yang jauh lebih besar daripada Adsorpsi fisika. Panas yang dilibatkan adalah sama dengan panas reaksi kimia. Menurut Langmuir,
  • 4. molekul teradsorpsi ditahan pada permukaan oleh gaya valensi yang tipenya sama dengan yang terjadi antara atom-atom dalam molekul. Karena adanya ikatan kimia maka pada permukaan adsorbent akan terbentuk suatu lapisan atau layer, dimana terbentuknya lapisan tersebut akan menghambat proses penyerapan selanjutnya oleh batuan adsorbent sehingga efektifitasnya berkurang. 2.2 Kinetika Adsorpsi Seperti halnya kinetika kimia, kinetika adsorpsi juga berhubungan dengan laju reaksi. Hanya saja, kinetika adsorpsi lebih khusus, yang hanya membahas sifat penting dari permukaan zat. Kinetika adsorpsi yaitu laju penyerapan suatu fluida oleh adsorben dalam suatu jangka waktu tertentu. Kinetika adsorpsi suatu zat dapat diketahui dengan mengukur perubahan konsentrasi zat teradsorpsi tersebut, dan menganalisis nilai k (berupa slope/kemiringan) serta memplotkannya pada grafik. Kinetika adsorpsi dipengaruhi oleh kecepatan adsorpsi. Kecepatan adsorpsi dapat didefinisikan sebagai banyaknya zat yang teradsorpsi per satuan waktu. Kecepatan atau besar kecilnya adsorpsi dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya : · Macam adsorben · Macam zat yang diadsorpsi (adsorbate) · Luas permukaan adsorben · Konsentrasi zat yang diadsorpsi (adsorbate) · Temperatur 2.3 Adsorben Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik cairan maupun gas) pada proses adsorpsi. Umumnya adsorben bersifat spesifik, hanya menyerap zat tertentu. Dalam memilih jenis adsorben pada proses adsorpsi, disesuaikan dengan sifat dan keadaan zat yang akan diadsorpsi. Adsorben yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat dalam larutan adalah arang. Karbon aktif yang merupakan contoh dari adsorpsi, yang biasanya dibuat dengan cara membakar tempurung kelapa atau kayu dengan persediaan udara (oksigen) yang terbatas. Tiap partikel adsorben dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi interaksi tarik menarik. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk menghilangkan zat-zat warna dalam larutan. Penyerapan bersifat selektif, yang diserap hanya zat terlarut atau pelarut sangat mirip dengan penyerapan gas oleh zat padat. Beberapa jenis adsorben yang biasa digunakan yaitu :
  • 5. a. Karbon aktif/ arang aktif/ norit Sejak perang dunia pertama arang aktif produksi dari peruraian kayu sudah dikenal sebagai adsorben atau penyerap yang afektif sehingga banyak dipakai sebagai adsorben pada topeng gas Arang aktif adalah bahan berupa karbon bebas yang masing-masing berikatan secara kovalen atau arang yang telah dibuat dan diolah secara khusus melalui proses aktifasi, sehingga pori-porinya terbuka dan dengan demikian mempunyai daya serap yang besar terhadap zat-zat lainnya, baik dalam fase cair maupun dalam fase gas. Dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non-polar. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, dimana semakin kecil pori-pori arang aktif, mengakibatkan luas permukaan semakin besar. Dengan demikian kecepatan adsorpsi bertambah. Untuk meningkatkan kecepatan adsorpsi, dianjurkan menggunakan arang aktif yang telah dihaluskan. Karbon aktif ini cocok digunakan untuk mengadsorpsi zat-zat organik. Komposisi arang aktif terdiri dari silika (SiO2), karbon, kadar air dan kadar debu. Unsur silika merupakan kadar bahan yang keras dan tidak mudah larut dalam air, maka khususnya silika yang bersifat sebagai pembersih partikel yang terkandung dalam air keruh dapat dibersihkan sehingga diperoleh air yang jernih. Bahan baku yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, limbah maupun mineral yang mengandung karbon dapat dibuat menjadi arang aktif yaitu dibuat melalui proses pembakaran secara karbonisasi (aktifasi) dari semua bahan yang mengandung unsur karbon dalam tempat tertutup dan dioksidasi/ diaktifkan dengan udara atau uap untuk menghilangkan hidrokarbon yang akan menghalangi/ mengganggu penyerapan zat organik Bahan tersebut antar lain tulang, kayu lunak maupun keras, sekam, tongkol jagung, tempurung kelapa, ampas penggilingan tebu, ampas pembuatan kertas, serbuk gergaji, dan batubara. Ø Pembuatan arang aktif Secara umum dan sederhana, proses pembuatan arang aktif terdiri dari 3 tahap, yaitu : 1. Dehidrasi : proses penghilangan air dimana bahan baku dipanaskan sampai temperatur 170°C. 2. Karbonisasi : pemecahan bahan-bahan organik menjadi karbon. Suhu diatas 170°C akan menghasilkan CO dan CO2. Pada suhu 275°C, dekomposisi menghasilkan “tar”, methanol dan hasil samping lainnya. Pembentukan karbon terjadi pada temperatur 400-600°C. 3. Aktifasi : dekomposisi tar dan perluasan pori-pori. Dapat dilakukan dengan uap atau CO2 sebagai aktifator.
  • 6. Yang dimaksud dengan aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul-molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Arang aktif mempunyai warna hitam, tidak berasa dan tidak berbau, berbentuk bubuk dan granular, mempunyai daya serap yang jauh lebih besar dibandingkan dengan arang yang belum mengalami proses aktifasi, mempunyai bentuk amorf yang terdiri dari plat-plat dasar dan disusun oleh atom-atom karbon C yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi yang heksagon. Plat-plat ini bertumpuk satu sama lain membentuk kristal-kristal dengan sisa-sisa hidrokarbon yang tertinggal pada permukaan. Dengan menghilangkan hidrokarbon tersebut melalui proses aktifasi, akan didapatkan suatu arang atau karbon yang membentuk struktur jaringan yang sangat halus atau porous sehingga permukaan adsorpsi atau penyerapan yang besar dimana luas permukaan adsorpsi dapat mencapai 300-3500 cm2/gram. Proses pembuatan arang aktif dibagi menjadi 2, yaitu : 1) Proses Kimia Bahan baku dicampur dengan bahan-bahan kimia tertentu, kemudian dibuat padat. Selanjutnya padatan tersebut dibentuk menjadi batangan dan dikeringkan serta dipotong-potong. Aktifasi dilakukan pada temperatur 100°C. Arang aktif yang dihasilkan dicuci dengan air selanjutnya dikeringkan pada temperatur 300°C. Dengan proses kimia, bahan baku dapat dikarbonisasi terlebih dahulu, kemudian dicampur dengan bahan-bahan kimia. 2) Proses Fisika Bahan baku terlebih dahulu dibuat arang. Selanjutnya arang tersebut digiling, diayak untuk selanjutnya diaktifasi dengan cara pemanasan pada temperatur 1000°C yang disertai pengaliran uap. Ø Penyerapan Bahan - bahan Terlarut Dengan Arang Aktif Sifat arang aktif yang paling penting adalah daya serap. Untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut dalam air, biasa menggunakan arang aktif dengan mengubah sifat permukaan partikel karbon melalui proses oksidasi. Partikel ini akan menyerap bahan-bahan organik dan akan terakomulasi pada bidang permukaannya. Pada umumnya ion organik dapat diturunkan dengan arang aktif.
  • 7. Adsorpsi oleh arang aktif akan melepaskan gas, cairan dan zat padat dari larutan dimana kecepatan reaksi dan kesempurnaan pelepasan tergantung pada pH, suhu, konsentrasi awal, ukuran molekul, berat molekul dan struktur molekul. Penyerapan terbesar adalah pada pH rendah. Dalam Laboratorium Manual disebutkan bahwa pada umumnya kapasitas penyerapan arang aktif akan meningkat dengan turunnya pH dan suhu air. Pada pH rendah aktifitas dari bahan larut dengan larutan meningkat sehingga bahan-bahan larut untuk tertahan pada arang aktif lebih rendah. Proses adsorpsi arang aktif dapat digambarkan sebagai molekul yang meninggalkan zat pengencer yang terjadi pada permukaan zat padat melalui ikatan kimia maupun fisika. Molekul tersebut digunakan sebagai adsorbat dan zat padat disebut adsorben arang aktif. Adapun adsorpsi yang terjadi pada arang aktif dapat bersifat : 1. Adsorpsi Fisika Adsorpsi fisika terjadi berdasarkan ikatan fisika antara zat-zat dengan arang aktif dalam keadaan suhu rendah dengan penyerapan relative kecil. 2. Adsorpsi Kimia Adsorpsi kimia terjadi berdasarkan ikatan kimia antara adsorben (arang aktif) dengan zat-zat teradsopsi. Dijelaskan pula bahwa bahan dalam larutan yang bersifat elektrolit akan diserap lebih efektif dalam suasana basa oleh arang aktif. Sedangkan bahan dalam larutan yang bersifat non elektrolit penyerapan arang aktif tidak dipengaruhi oleh sifat keasaman atau sifat kebasaan larutan. Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu: · Sifat serapan banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh arang aktif, tetapi kemampuannya untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing-masing senyawa. Adsorpsi akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari struktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorpsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, dan struktur rantai dari senyawa serapan. · Temperatur Dalam pemakaian arang aktif dianjurkan untuk mengamati temperatur pada saat berlangsungnya proses. Faktor yang mempengaruhi temperatur proses adsorpsi adalah viskositas dan stabilitas senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna maupun dekomposisi, maka perlakuan
  • 8. dilakukan pada titik didihnya. Untuk senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada temperatur kamar atau bila memungkinkan pada temperatur yang lebih rendah. · pH (derajat keasaman) Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya apabila pH asam organik dinaikkan yaitu dengan penambahan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai akibat terbentuknya garam. · Waktu singgung Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis arang aktif, pengadukan juga mempengaruhi waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel arang aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan. Secara garis besar penyerapan arang aktif terhadap zat yang terlarut adalah: 1. Zat teradsorpsi berpindah dari larutannya menuju lapisan luar dari adsorben (arang). 2. Zat teradsorpsi diserap oleh permukaan arang aktif. 3. Zat teradsorpsi akhirnya diserap oleh permukaan dalam atau permukaan porous arang. Adapun secara umum faktor yang menyebabkan adanya daya serap dari arang aktif adalah : 1. Adanya pori-pori mikro yang jumlahnya besar pada arang aktif sehingga menimbulkan gejala kapiler yang menyebabkan adanya daya serap. 2. Adanya permukaan yang luas (300 – 3500 cm2/gram) pada arang aktif sehingga mempunyai kemampuan daya serap yang besar. Menurut SII No.0258-79, arang aktif yang baik mempunyai persyaratan seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini : Tabel1. Spesifikasi karbon aktif
  • 9. JENIS PERSYARATAN Bagian yang hilang pada pemanasan 950°C Maks. 15% Air Maks. 10% Abu Maks. 2,5% Bagian yang tidak diperarang Tidak nyata Daya serap terhadap larutan Min. 20% b. Gel Silika Merupakan bahan yang terbuat dari add treatmentdari larutan sodium silikat yang dikeringkan. Luas permukaanya 600-800 m2/g dengan diameter pori antara 20-50Á. Gel silika cocok digunakan untuk mengadsorpsi gas dehidrat dan untuk memisahkan hidrokarbon. c. Alumina Aktif Alumina aktif cocok digunakan untuk mengadsorpsi gas kering dan Liquid. Luas permukaannya 200-500 m2/g dan diameter porinya 20-140Á. III. KESIMPULAN
  • 10. Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat pada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut. Berbeda dengan absorpsi dimana fluida terserap oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu larutan. Kinetika adsorpsi yaitu laju penyerapan suatu fluida oleh adsorben dalam suatu jangka waktu tertentu. Kinetika adsorpsi suatu zat dapat diketahui dengan mengukur perubahan konsentrasi zat teradsorpsi tersebut, dan menganalisis nilai k (berupa slope/kemiringan) serta memplotkannya pada grafik. Kinetika adsorpsi dipengaruhi oleh kecepatan adsorpsi. Kecepatan adsorpsi dapat didefinisikan sebagai banyaknya zat yang teradsorpsi per satuan waktu. Kecepatan atau besar kecilnya adsorpsi dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya macam adsorben dan zat yang diadsorpsi (adsorbate), luas permukaan adsorben, konsentrasi zat yang diadsorpsi (adsorbate), dan temperatur. Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik cairan maupun gas) pada proses adsorpsi. Umumnya adsorben bersifat spesifik, hanya menyerap zat tertentu. Karbon aktif yang merupakan contoh dari adsorpsi, yang biasanya dibuat dengan cara membakar tempurung kelapa atau kayu dengan persediaan udara (oksigen) yang terbatas. Tiap partikel adsorben dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi interaksi tarik menarik. DAFTAR PUSTAKA Atkins, P.W., 1997, Kimia Fisika Jilid 2, Erlangga, Jakarta. Brady, James, 1999, Kimia Untuk Universitas, Erlangga, Jakarta.