Dokumen tersebut membahas tentang kelompok penulis, sejarah Sulawesi Utara, seni tari tradisional seperti Maengket dan Kabasaran, alat musik kolintang dan garputala, seni bela diri Sakalele, adat pernikahan, permainan tradisional Kokotek, serta pakaian adat Sangihe yang terbuat dari serat kofo.
1. Kelompok
Faadlilah Ahmad P
Putri Fadilah S
Putri Wulandari
Resti Idzni M
Risa Nur Fauziah
Sidik Trisnawan
2. Sejarah Sulawesi Utara
Pada permulaan Kemerdekaan Republik
Indonesia, daerah ini berstatus
Keresidenan yang merupakan bagian dari
Provinsi Sulawesi. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 5 Tahun 1960 Provinsi
Sulawesi dibagi menjadi dua bagian yaitu,
Provinsi Sulawesi Selatan-Tenggara dan
Provinsi Sulawesi Utara-Tengah. Gubernur
pertama Provinsi Sulawesi Utara-Tengah
adalah MR. A.A. Baramuli dan Wakil
Gabenor Latkol F.J. Tumbelaka.
3. Seni Tari Sulawesi Utara
1. Tari Maengket
Maengket adalah paduan dari sekaligus seni tari, musik dan
nyanyi, serta seni sastra yang terukir dalam lirik lagu yang
dilantunkan. Sejumlah pengamat kesenian bahkan melihat
maengket sebagai satu bentuk khas sendratari berpadu
opera. Apapun, maengket memang merupakan sebuah
adikarya kebudayaan puncak yang tercipta melalui proses
panjang penyempurnaan demi penyempurnaan.
4. 2.Tari Kabasaran
Kabasaran adalah tari
perang. Mengangkat atau
memuliakan perang ke
dalam karya estetika, itu
memberi gambaran tentang
masyarakat itu sendiri. Itu
ungkapan dari watak dan
nilai-nilai budaya
masyarakat.
5. 3. Tari Maselai
Mesalai adalah salah satu jenis tarian tradisional
yang berasal dari Provinsi Sulawesi Utara. Dahulu
kesenian ini merupakan bagian dari suatu upacara
ritual sebagai perwujudan rasa syukur kepada
Genggona Langi Duatung Saluruang (Tuhan Yang
Maha Tinggi Penguasa Alam Semesta) atas segala
anugerah yang telah diberikan-Nya. seiring dengan
perkembangan zaman tari mesalai saat ini juga
digunakan sebagai pelengkap upacara adat dan
syukuran, seperti: khitanan, perkawinan, mendirikan
rumah baru, peresmian perahu baru dan lain
sebagainya
7. Alat Musik Sulawesi Utara
1. Kolintang
Kolintang adalah sebuah alat music tradisional yang
terkenal di daerah Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.
Bahan untuk membuat kolintang ini adalah kayu.
Umumnya kayu yang dibuat untuk membuat Kolintang
ini adalah kayu-kayu ringan, namun memiliki serat
kayu yang padat. Alat music ini dimainkan dengan
cara dipukul. Bahkan Kolintang ini terkenal dapat
mengeluarkan bunyi yang khas karena bisa
digunakan untuk mengeluarkan bunyi nada rendah
maupun nada tinggi.
9. 2. Garputala
Seperti namanya, alat musik yang hampir
mirip dengan garpu yang hanya memiliki dua
gigi ini pada umumnya di zaman sekarang
dibuat dari logam. Namun, di Sulawesi Utara
ada garpu tala tradisional yang dibuat dari
bambu yang ketika dipukulkan akan
mengeluarkan frekuensi suara dengan nada
tertentu
11. 3. Bansi
Alat musik jenis tiup ini
sejenis seruling dari
bambu. Hanya saja
bagian ujung tempat
meniupnya dibuat agak
melebar. Tidak seperti
seruling yang ditiup dari
bagian batangnya secara
horizontal, namun Bansi
ini ditiup dengan posisi
agar vertikal karena
tempat meniupnya ada di
salah satu ujungnya.
12. 4. Selude
Salude adalah alat musik petik yang memiliki dua
senar. Terbuat dari kayu dan hampir sama
dengan siter berdawai. Bunyi yang dihasilkan dari
alat musik tradisional Sulawesi Utara yang satu
ini cukup unik dan merdu.
13. Seni Bela Diri Sulawesi Utara
Dalam budaya suku Tulour, mereka
memiliki suatu tradisi beladiri yang tetap
terpelihara, yaitu beladiri khas walak
Toulour biasa dikenal dengan nama ilmu
beladiri Sakalele soma’tanu rano wo
reghes (silat sakti air dan angin).
Sakalele ini memiliki 36 jurus, yang
sangat hebat. Ilmu beladiri Sakalele
memiliki jurus-jurus dicipta berdasar
pergerakan alam, air, dan angin di danau
Tondano.
14. Adat Pernikahan
Proses Pernikahan adat yang dilakukan saat
ini adalah mandi adat "Lumelek" (menginjak
batu) dan "Bacoho" karena dilakukan di
kamar mandi di rumah calon pengantin. Pagi
hari memandikan pengantin, merias wajah,
memakai busana pengantin, memakai
mahkota dan topi pengantin untuk upacara
"maso minta" (toki pintu). Siang hari kedua
pengantin pergi ke catatan sipil atau
Departemen Agama dan melaksanakan
pengesahan yang kemudian dilanjutkan
dengan resepsi pernikahan.
15. Pada acara ini
biasanya dilakukan
upacara perkawinan
adat, diikuti dengan
acara melempar
bunga tangan dan
acara bebas tari-tarian
dengan iringan musik
tradisional, seperti
tarian Maengket,
Katrili, Polineis, diiringi
Musik Bambu dan
Musik Kolintang.
16. Permainan Tradisional Sulawesi Utara
1. Kokotek
Kokotek idealnya dimainkan oleh banyak
orang, minimal lima pemain. Pemain
dibagi ke dalam dua kelompok yang
berbeda, “Kokok” dan “Kotek”. Kemudian
tanah/lantai digambari lima garis vertikal;
empat garis pendek mengapit satu garis
panjang di tengah. Saat memulai
permainan, pemain berteriak: “Maso-
maso tali!” (Bahasa Manado: “Masuk-
masuk tali!”.red).
17. Cara mainnya, grup “Kotek” harus melewati kelima
garis dari titik start kemudian kembali lagi setelah
menginjak titik finish di seberang garis kelima. Di setiap
garis ada ‘ayam jantan’-nya yang berjaga untuk
menangkap ‘ayam betina’ yang hendak lewat. Semua
pemain harus melewati garis satu per satu, kecuali di
garis tengah boleh dilewati dua-tiga orang.
Barangsiapa yang pertama kali kembali ke titik start
adalah pemenang permainan
18. Baju Tradisional Sulawesi Utara
Pakaian adat dari Sulawesi Utara sering disebut
dengan pakaian Sangihe. Pakaian adat suku
bangsa Sangihe Talaud sejak dulu menggunakan
bahan serat kofo.Kofo atau fami manila adalah
sejenis pohon pisang yang banyak tumbuh di
daerah Sangihe talaud yang berikim tropis
Seratnya diambil untuk menghasilkan benang
kofo.Benang kofo ditenun dengan alat tenun yang
disebut “kahuwang”.Pakaian adapt Sangihe
Talaud disebut “laku tepu”.Laku artinya pakaian
,sedang tepu artinya agak sempit,maksudnya
pakaian yang bagian lehernya agak sempit atau
tidak terbuka.