SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
1
MATERI 4
BAHAN PEMBERSIH DAN BAHAN SANITER
1. Pengertian
Bahan Pembersih adalah bahan kimia dalam rumah tangga bermanfaat sebagai
pembersih. Bahan kimia yang termasuk dalam kelompok ini yang dapat membantu
proses pencucian yaitu melepas kotoran dari tempatnya menempel dan menahan
agar otoran yang telah terlepas tetap tersuspensi ( mengendap ).
Bahan Sanitizer adalah bahan yang dapat menghambat pertumbuhan
mokroorganisme, selain itu dapat menurunkan kadar residu pestisida.
2. Bahan pembersih
Bahan kimia yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari antara lain: bahan pembersih,
bahan pemutih, bahan pewangi, bahan pembasmi serangga. Dalam kehidupan sehari-hari
manusia tidak pernah bisa lepas dari yang namanya bahan Kimia, baik itu alami ataupun
buatan, diantaranya sabun dan detergen
a. Sabun dan detergen
Sabun dan deterjen dapat berfungsi sebagai pembersih, karena masingmasing memiliki dua
sifat sekaligus, yaitu sifat polar dan sifat non polar.
Polar artinya larutan yang dapat bermuatan listrik, meskipun sangat lemah, misalnya: air
(larutan bersifat polar). Non polar artinya tidak dapat bermuatan listrik, misalnya: minyak.
Minyak yang bersifat non polar tidak dapat bercampur dengan air yang bersifat polar. Agar
minyak dan air dapat bercampur maka digunakan sabun yang memiliki dua sifat, yaitu satu
sisi bersifat non polar dan sisi lain bersifat polar. Air yang bersifat polar diikat oleh ujung
sabun yang bersifat polar sedangkan minyak/lemak/kotoran organik yang bersifat non polar
diikat oleh ujung sabun lainnya yang bersifat non polar juga.
Sabun dan deterjen dapat berfungsi sebagai
pembersih karena sabun memiliki dua sifat sekaligus,
yaitu sifat polar dan sifat non polar.
Pada dasarnya pembersih badan, pembersih pakaian
dan pembersih lantai memiliki sifat yang sama yaitu
sabun atau deterjen.
http://assets.kompas.com/data/photo/2
013/04/24/1411391-memilih-pemutih-
620X310.jpg
(1) Sabun adalah bahan kimia yang terbuat dari bahan alam, seperti minyak dan lemak
yang direaksikan dengan bahan kimia lain yang disebut basa.Contoh bahan kimia
basa, yaitu kalium hidroksida (KOH) dan natrium hidroksida (NaOH).
Secara kimiawi sabun adalah garamnatrium (sodium) dari asam organik, karena
sifatnya yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit, maka sabun banyak digunakan
untuk pencucian tangan.
(2) Detergen merupakan bahan pembersih mirip sabun tetapi diperkaya dengan bahan-
bahan yang dapat meningkatkan daya bersihnya. Detergen adalah senyawa kimia
bernama alkyl benzene sulfonat (ABS) yang direaksikan dengan natrium hidroksida
(NaOH). Bahan ABS diperoleh dari pengolahan minyak bumi.
2
(a) Fungsi detergen :
Memecah kotoran dan mensuspensikannya kedalam larutan. Melarutkan
padatan dan mengemulsi cemaran minyak, sehingga mudah dihilangkan.
Mencegah kotoran menempel kembali pada permukaan.
Beberapa detergen mampu menurunkan kesadahan air sehingga efektivitas air
sebagai pelarut meningkat.
(b) Perbedaan detergen dengan sabun:
daya cuci detergen lebih kuat dibandingkan sabun.
detergen dapat bekerja pada air sadah, akan tetapi sabun lebih mudah diurai
oleh mikroorganisme dari pada deterjen.
(c) Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian detergen:
rusaknya keindahan lingkungan perairan;
terancamnya kehidupan hewan-hewan yang hidup di air; dan
merugikan kesehatan manusia.
jika detergen ini bercampur dengan air tanah yang dijadikan sumber air minum
manusia atau binatang ternak maka air tanah tersebut akan membahayakan
kesehatan.
3. Macam-macam bahan pembersih dan kandungannya
Bahan-bahan kimia yang termasuk kategori pembersih sangat banyak misalnya sabun mandi,
pasta gigi, shampo, pembersih lantai, pembersih kaca dan masih banyak lainnya.
a) Sabun Mandi
Kandungan utama sabun mandi adalah Na-karboksilat (RCOONa), sabun mandi dibuat dari
campuran basa dengan minyak. Umumnya basa yang digunakan adalah kalium hidroksida
(KOH).
Pada beberapa sabun mandi ditambahkan sulfur yang berfungsi sebagai antiseptik. Garam
mandi merupakan zat aditif yang berfungsi memberi nilai tambah bagi sebuah peran sabun
mandi yang umumnya mengandung garamgaram anorganik, minyak esensial dan pewangi.
Reaksi dalam pembuatan sabun adalah: Gliserin + NaOH (soda api) gliserol + natrium
karboksilat (sabun).
1) Kelebihan sabun antara lain:
(a) mencuci dengan baik dalam air lunak,
(b) dapat diuraikan mikroorganisme (biodegradable), sehingga tidak membentuk buih
disungai atau danau, dan
(c) jarang menyebabkan kerusakan (alergi) kulit.
2) Kekurangan sabun antara lain:
(a) sukar larut dalam air, sehingga tidak praktis digunakan dalam mesin cuci.
(b) diendapkan oleh air sadah dan membentuk scum.
(c) sabun tidak akan berbuih sebelum semua ion kalsium dan magnesium dalam air
sadah diendapkan. selain itu scum yang terbentuk dapat menempel pada bahan
cucian, sehingga pakaian menjadi kusam.
b) Pasta Gigi
Sakit gigi umumnya disebabkan karies atau disebut demineralisasi (penghilangan mineral).
Karies timbul karena adanya plak gigi yang merupakan lengketan bakteri dan produk-produk
yang terbentuk pada permukaan gigi. Jenis bakteri ini dapat meningkatkan keasaman gigi,
akibatnya email gigi ikut larut dan timbullah karies.
Umumnya pasta gigi mengandung fluorida yang berfungsi sebagai pembunuh bakteri dan
kalsium. Bahan utama dalam pasta gigi adalah deterjen dan abrasive (Penggosok seperti
amplas). Salah satu deterjen yang banyak digunakan dalam pasta gigi adalah natrium laurel
sulfat. Abrasive yang ideal harus cukup keras untuk membersihkan gigi, tetapi jangan terlalu
keras, sehingga tidak merusak email gigi. Abrasive yang digunakan dalam pasta gigi
diantaranya adalah silica (SiO2), kalsium karbonat (CaCO3), dan baking soda.
3
c) Shampo
Shampo berfungsi membersihkan rambut. Sampo menggunakan deterjen sintesis sebagai
bahan pembersihnya, misalnya senyawa natrium laurel sulfat (SLS) yang mampu mengatasi
kesadahan air. Sampo untuk rambut kering, normal, atau berminyak hanya berbeda dalam
kosentrasinya (kepekatan) deterjennya.
Sampo untuk rambut berminyak mempunyai konsentrasi deterjen lebih tinggi, sedangkan
untuk rambut kering konsentrasinya lebih rendah. Oleh karena itu penggunaan sampo
sebaiknya disesuaikan dengan jenis rambut. Kesalahan dalam pemilihan maupun
menggunakan sampo dapat menyebabkan adanya ketombe di kulit kepala. Penyebab
ketombe adalah polusi udara dan masalah psikis seperti stres.
d) Pembersih Lantai
Pembersih lantai umumnya mengandung formalin sebagai bahan aktif. Formalin berfungsi
sebagai pembunuh kuman, akan tetapi beracun jika termakan. Untuk itu berhati-hatilah
menggunakan pembersih lantai.
Untuk lebih memberikan kenyamanan pada si pemakai, biasanya pembersih lantai diberi
pewangi. Hal ini karena bau formalin yang tidak enak.
Bahan utama dalam pembersih lantai adalah disinfektan (pembasmi kuman).
Disinfektan yang pertama digunakan dalam pembersih lantai yaitu fenol atau asam karbolat
(carbolic acid). Fenol tergolong zat yang beracun dan merusak kulit.
Sekarang ini, terdapat berbagai disinfektan lain yang lebih baik, misalnya heksil resorsinol
dan kresol.
Rumah atau kamar mandi yang berporselen biasanya menggunakan pembersih porselen.
Pembersih porselen memiliki komposisi yang berbeda dengan pembersih lantai. Biasanya
pembersih porselen dibuat dari asamasam kuat seperti klorida (HCL). Asam tersebut
berguna untuk melarutkan kotoran yang ada di porselen
e) Pembersih Kaca
Penggunaan cairan pembersih kaca pada umumnya digunakan untuk setiap bangunan,
seperti perumahan, hotel, perkantoran dan lainnya yang dilengkapi dengan kaca, baik kaca
pintu maupun jendela juga kaca perabot rumah tangga lainnya seperti almari, meja, hiasan
dinding. Bahan pembersih kaca saat ini sangat mudah didapat dipasaran
3. Pemilihan Bahan Pembersih
Faktor-faktor pemilihan bahan pembersih:
a) jenis dan jumlah cemaran yang akan dibersihkan
b) sifat bahan permukaan yang akan dibersihkan, misalnya aluminium, baja tahan karat, karet,
plastik, atau kayu.
c) sifat fisik senyawa bahan pembersih (cairatau padat)
d) metode pembersihan yg tersedia
e) mutu air yg tersedia
f) biaya
4. Syarat-syarat bahan pembersih yang baik:
a) ekonomis
b) tidak beracun
c) tidak korosif
d) tidak menggumpal dan tidak berdebu
e) mudah diukur
f) stabil selama penyimpanan
g) mudah larut dengan sempurna
5. Tipe bahan pembersih
a) Kuat :
1) Daya bersih dan kelarutan yg tinggi
2) Sangat korosif. Dapat menyebabkan kerusakan kulit
3) Mengikis logam dan bahan yg dicat
4) Bahan aktifnya adalah natrium hidroksida(NaOH/kaustik soda) dan silikat.
5) Hanya digunakan untuk cemaran berat, misalnya yg terdapat dalam ruang pengasapan.
Contoh: natrium metasilikat dan natriumortosilika
4
b) Lemah:
1) Sifat korosif dan daya bersih yg lebih rendah
2) Lebih aman digunakan. Banyak dijumpai pada kebanyakan bahan pembersih. Contoh:
natrium karbonat, boraks, trinatrium karbonat
3) Senyawa yg dimiliki juga dapat menurunkan kesadahan air dengan baik, tetapi tidak
dapat untuk menghilangkan deposit mineral dalam air.
6. Sistem Pembersihan
Pembersihan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a) penghilangan cemaran atau kotoran kasar.
b) pembersihan residu cemaran dengan detergen atau bahan pembersih lainnya.
c) pembilasan untuk meghilangkan cemaran atau detergen.
7. Teknik Pembersihan
a) Pembersihan manual
Dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti bahan penggosok mekanik, selang air,
sikat, alat penggaruk, spons, dll.
Diterapkan untuk pembersihan peralatan kecil atau bagian-bagian kecil dari suatu peralatan,
dll.
b) Pembersihan dengan busa
Metode pembersihan mekanik yang paling banyak dipilih, karena aplikasi busa yg mudah
dan cepat.
Efektif digunakan untuk membersihkan permukaan yang luas misal ruangan dan peralatan
pengolahan yang besar.
c) Pembersihan ultrasonic
Sesuai diterapkan pada peralatan-peralatan yg kecil, bagian kecil dari suatu peralatan,
benda-benda plastik yg sulit dibersihakn atau yang akan rusak apabila dibersihkan dengan
cara konvensional.
8. Hal-hal yg harus diperhatikan dalam penggunaan bahan pembersih dan sanitair :
a) tidak melakukan sendiri pencampuran berbagai bahan pembersih dan sanitaiser karena
kemungkinan dapat menimbulkan reaksi yang
berbahaya.
b) dosis pemakaian bahan pembersih dan sanitaiser harus tepat, tidak terlalu rendah (kurang
efektif) atau terlalu tinggi (pemborosan dan membahayakan kesehatan dan merusak bahan
yg didesinfeksi)
9. Bahan pemutih
Pemutih adalah sejenis sabun, umumnya cair, namun bukan sabun.
a) Fungsi bahan pemutih:
1) menghilangkan noda membandel yang menempel pada pakain
2) memutihkan pakaian
3) sebagai desinfektan (membasmi kuman).
4) mampu memecahkan ikatan pada molekul-molekul noda, kemudian melepaskannya dari
serat kain/pakaian.
5) menghilangkan kotoran atau noda berwarna yang sukar dihilangkan dengan hanya
menggunakan sabun atau detergen.
b) Bahan kimia yang terkandung dalam pemutih:
1) larutan Natrium Hpoklorit sebanyak 5,25%, klorin,desinpektan.
2) bahan aktif natrium hipoklorit (NaOCl) sekitar 5%.
3) bahan aktif klorin (cukup berbahaya)
4) bahan aktif sodium perborat (bubuk berwarna putih yang banyak digunakan untuk
memutihkan tekstil)
c) Efek samping bahan pemutih, jika berlebihan:
1) zat ini juga bisa bereaksi dengan zat warna pakaian sehingga dapat memudarkan warna
pakaian
2) merusak pakaian terutama bahan poliestar, wool, spandek dan lain-lain.
5
10. Bahan pewangi
Pewangi merupakan bahan kimia lain yang erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari.
Kita dapat memperoleh bahan pewangi dari bahan alam maupun sintetik.
Wangi-wangian yang dipakai di badan, digunakan di ruangan, atau disemprotkan ke pakaian,
pada dasarnya adalah sama, hanya bahan pencampuranya saja yang berbeda.
a) Fungsi bahan pewangi:
mengharumkan atau menyegarkan (seperti badan,ruangan,dan makanan).
b) Macam-macam bahan pengharum antara lain :
1) bahan pewangi alami: berasal dari tanaman( mawar, sedap malem, melati, rose, daun
kayu putih, kulit kayu manis, batang kayu cendana,
bunga kenanga, bunga melati, dan buah pala dll)
2) bahan pewangi buatan/sintesis yang berasal dari senyawa-senyawa kimia (benzaldehid
dan benzyl alcohol)
3) zat-zat lain, seperti alcohol untuk pewangi yang berbentuk cair dan tawas untuk pewangi
yang berbentuk padat.
4) beragam zat tambahan lainnya yang sengaja ditambahkan ke dalam pewangi agar
parfum mudah disemprotkan (zat tersebut berfungsi sebagai propelan). Di antara zat-zat
tambahan yang dapat berfungsi sebagai propelan tersebut ada yang dapat mencemari
lingkungan. Propelan tertentu jika lepas ke udara kemudian masuk ke atmosfer bagian
atas akan merusak lapisan ozon (suatu lapisan di udara bagian atas yang melindungi
manusia dari sinar-sinar berenergi tinggi, seperti sinar ultra violet).
11. Bahan pembasmi serangga
Bahan kimia jenis pestisida erat sekali dengan kehidupan para petani. Pestisida dipakai untuk
memberantas hama tanaman sehingga tidak mengganggu hasil produksi pertanian.
Pestisida meliputi semua jenis obat (zat/bahan kimia) pembasmi hama yang ditujukan untuk
melindungi tanaman dari serangan serangga, jamur, bakteri, virus, tikus, bekicot, dan
nematoda (cacing).
1) Bahan-bahan kimia yang terdapat di dalam obat pembasmi serangga antara lain sebagai
berikut:
a) Organoklor. Contoh: aldrin, dieldrin, lindan, dan DDT (dikloro difenil trikloroetana) yang
kini dilarang penggunaannya.
b) Organofosfat. Contoh: malation, diaziton, fention, dan metil atau etil
paration.
c) Antikoagulan. Contoh: wartarin, kumaklor, dan kumarin.
d) Zinkfosfida.
e) Karbamat. Contoh: propoksur, BPMC, dan karbofonun.
f) Arsen. Contoh: arsen pentoksida.
2) Fungsi Penggunaan Pembasmi Serangga
a) mengusir,
b) membasmi,
c) mengusir sekaligus membasmi.
Insektisida digunakan untuk mengusir hama tanaman yang berupa serangga seperti
walang sangit, wereng, kepik, dan sebagainya.
3) Penggolongkan menurut fungsi dan sasaran penggunaannya, yaitu:
a) Insektisida,
yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga, seperti belalang, kepik,
wereng, dan ulat. Beberapa jenis insektisida juga dipakai untuk memberantas sejumlah
serangga pengganggu yang ada di rumah, perkantoran, atau gudang, seperti nyamuk,
kutu busuk, rayap, dan semut.
Contoh insektisida adalah basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat, dan
diazinon. merupakan contoh produk insektisida untuk memberantas nyamuk.
b) Fungisida,
yaitu pestisida yang dipakai untuk memberantas dan mencegah pertumbuhan jamur
atau cendawan. Bercak yang ada pada daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun
disebabkan oleh serangan jamur. Beberapa contoh fungisida adalah tembag oksiklorida,
tembaga(I) oksida, karbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat.
c) Bakterisida,
yaitu pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Pada umumnya, tanaman yang
sudah terserang bakteri sukar untuk disembuhkan. Oleh karena itu, bakterisida biasanya
6
diberikan kepada tanaman yang masih sehat. Salah satu contoh dari bakterisida adalah
tetramycin, sebagai pembunuh virus CVPD yang menyerang tanaman jeruk.
d) Rodentisida,
yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan
pengerat, seperti tikus. Rodentisida dipakai dengan cara mencampurkannya dengan
makanan kesukaan tikus. Dalam meletakkan umpan tersebut harus hati-hati, jangan
sampai termakan oleh binatang lain. Contoh dari pestisida jenis ini adalah warangan.
e) Nematisida,
yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman jenis cacing
(nematoda). Hama jenis cacing biasanya menyerang akar dan umbi tanaman. Oleh
karena pestisida jenis ini dapat merusak tanaman maka pestisida ini harus sudah
ditaburkan pada tanah tiga minggu sebelum musim tanam. Contoh dari pestisida jenis
ini adalah DD, vapam, dan dazomet.
f) Herbisida,
yaitu pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu (gulma), seperti
alang-alang, rerumputan, dan eceng gondok. Contoh dari herbisida adalah ammonium
sulfonat dan pentaklorofenol.
4) Efek Samping Penggunaan Pembasmi Serangga
Efek negative dari pemakaian insektisida yang berlebihan atau pemakaian
yang tidak hati-hati antara lain:
a) keracunan yang dapat merenggut jiwa.
b) insektisida yang masuk ke perairan akan menimbulkan pencemaran air dan terbunuhnya
binatang-binatang air.
c) jika tumbuh-tumbuhan atau daging hewan yang tercemar dapat mengakibatkan kanker
pada manusia yang mengkonsumsinya.
d) terjadinya pengumpulan pestisida (akumulasi) dalam tubuh manusia karena beberapa
jenis pestisida sukar terurai.
e) munculnya hama spesies baru yang lebih tahan terhadap takaran pestisida.
5) Pestisida dari bahan-bahan alami, antara lain:
a) air rebusan batang dan daun tomat dapat dipakai dalam memberantas ulat dan lalat
hijau.
b) banyak tumbuhan lain yang dapat bertindak sebagai pestisida alami, seperti tanaman
mindi, bunga mentega, rumput mala, tuba, kunir, dan kucai.
12. Sanitaizer
Meskipun proses pembersihan telah dilakukan, belum ada jaminan bahwa cemaran
mikrobiologis terutama bakteri pantogen telah dihilangkan. Sehingga proses pembersihan
harus diikuti dengan desinfeksi menggunakan bahan sanitaiser.
a) Faktor-faktor yg harus diperhatikan dalam pemilihan bahan sanitaiser
1) Metode sanitasi yg dipilih (manual atau mekanis)
2) Sifat atau tipe bahan yg akan disanitasic.
3) Karakter bahan sanitaiser yg diinginkan.
b) Syarat-syarat sanitaizer yang ideal adalah :
1) Sifat-sifat dekstruktif terhadap mikroorganisme.
2) Tahan terhadap lingkungan.
3) Sifat-sifat membersihkan yang baik.
4) Tidak beracun dan tidak menyebabkan iritasi.
5) Larut dalam air dalam berbagai perbandingan.
6) Bau dapat diterima atau tidak berbau.
7) Mudah digunakan.
8) Stabil dalam larutan pekat atau encer.
9) Banyak tersedia.
10)Murah.
11)Mudah diukur dalam larutan yang telah digunakan.
c) Jenis-jenis Sanitaizer:
1) Sanitaizer panas
Sanitasi panas adalah bahan sanitasi dengan menggunakan uap panas dan air panas.
7
Penggunaan uap air panas untuk tujuan sanitasi dapat dilakukan dengan menggunakan
uap air mengalir bersuhu 76,70C selama 15 menit atau 93,30C selama 5 menit.
Penggunaan uap pada permukaan benda yang tercemar berat dapat menyebabkan
terbentuknya gumpalan keras dari sisa bahan organik yg akan mengurangi penetrasi
panas yang dapat mematikan mikroorganisme
Air Panas dapat dilakukan dengan merendam benda-benda dalam air panas bersuhu
800C atau lebih, semakin tinggi suhu air panas, waktu kontak yg diperlukan semakin
pendek.
(a) Kelebihannya: dapat diterapkan pada semua jenis permukaan yg bersentuhan
dengan makanan, air mudah didapat dan tidak beracun.
(b) Kelemahan: tidak mematikan spora bakteri yg tahan panas.
2) Sanitaizer radiasi
Sanitasi radiasi adalah bahan sanitasi yang menggunakan sinar ultra violet dengan
panjang gelombang 2500 A untuk menghancurkan mikroorganisme.
Kelemahan: kurang efektif karena kisaran mematikan mikroorganisme yg efektif sangat
pendek.
Radiasi sinar hanya dapat mematikan mikroorganisme yang terkena langsung dengan
waktu kontak selama 2 menit.
3) Sanitaizer kimia
Sanitasi kimia adalah bahan sanitasi yang menggunakan bahan-bahan
kimia. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam penggunaan desinfektan :
a) Waktu kontak: minimum 2 menit dan ada selang waktu 1 menit antara desinfeksi
dengan penggunaan.
b) Suhu: yg disarankan untuk proses desinfeksi berkisar antara 21,1-37,8 0Cc. pH:
senyawa klorin akan kehilangan aktivitas bila pH lingkungan lebih dari 10,
c) senyawa iodin tidak efektif digunakan pada pH 5.
Penggolongan bahan kimia yang mematikan mikroorganisme yaitu :
a) Senyawa pelepas klorin,
Senyawa-senyawa klorin yang berfungsi sebagai sanitaiser dapat dikelompokkan
menjadi khlorin cair, hipokhorit, khloramin anorganik, khloramin organic khlorin
dioksida.Hipokhlorit adalah sanitaiser yang paling banyak digunakan dalam industri
pangan, tetapi ada sejumlah senyawa khlorin lain yang digunakan dalam jumlah
terbatas seperti Cl2. hipokhlorit adalah senyawa yang paling aktif dan efektif dalam
menonaktifkan sel-sel mikroorganisme dalam suspensi air dam yang membutuhkan
waktu kontak kira-kira 1,5-100 detik.
(1) Cara kerja dari senyawa khlorin ini adalah mempengaruhi fungsi membran sel,
terutama transport nutrient ekstraseluler, karbohidrat dan asam amino tidak
dapat diambil oleh sel-sel yang telah diberi perlakuan khlorin.
(2) Keuntungan dari senyawa khlorin dibandingkan desinfektan lain adalah :
(a) Kerjanya cepat
(b) Nonselektif dalam mematikan semua jenis sel-sel vegetatif
(c) Biaya penggunaannya paling rendah
(d) Pembilasan peralatan setelah penggunaan umumbya tidak
Diperlukan
(3) Kelemahan senyawa khlorin :
(a) Tidak stabil karena agak cepat hilang oleh panas atau oleh kontaminasi
dengan bahan organic
(b) Sangat korosif terhadap stainless steel dan logam lain
(c) Waktu kontak yang terbatas dengan peralatan
b) Quaternary Ammonium Compound,
Dibandingkan dengan hipokhlorit, QACs lebih mahal tetapi senyawa ini mempunyai
sifat-sifat yang diinginkan. QACs tidak dapat dipengaruhi oleh adanya kotoran
organic, monokorosif, efektif pada suhu dan pH yang tinggi. Kelemahan dari senyawa
ini adalah QACs sangat efektif pada bakteri gram positif, membentuk film pada
peralatan penanganan dan pengolahan pangan dan tidak dapat bekerja sama
dengan
deterjen sintetik.
8
c) Iodophor,
Pada umumnya yodium dan asam dipoyodium merupakan senyawa aktif dalam
menghancurkan mikroba. Senyawa yodium utama yang digunakan untuk sanitasi
adalah larutan yodoform, alcohol yodium, dan yodium cair. Yodofor mempunyai
manfaat besar untuk pembersihan dan desinfeksi peralatan dan permukaan-
permukaan dan sebagai antiseptic kulit.
1) Keuntungan yodofor adalah :
(a) Memiliki kelarutan yang lebih tinggi dalam air
(b) Tidak berbau
(c) Tidak iritasi terhadap kulit
2) Kelemahan yodofor adalah :
(a) Harganya mahal
(b) Mudah menguap pada suhu 50OC
(c) Sangat peka terhadap perubahan pH
d) Senyawa Amfoterik
Beberapa surfaktan amfoterik terutama adalah detergen dengan daya bakterisidal
redah. Senyawa ini tidak dipengaruhi senyawa bahan organic, tidak korosif, tidak
beracun, tidak berbau, dan stabil, dalam bentuk encer dalam waktu yang lama. Akan
tetapi cenderung membentuk busa dank arena mahal serta aktifitasnya terbatas
desinfektan ini terbatas, maka amfoterik tidak banyak digunakan.
9
e. Tes Formatif
Bacalah soal dengan teliti, kemudian jawablah dengan uraian yang jelas. Kerjakan pada
lembar jawaban yang telah disediakan sekolah
1. Dalam berbagai kegiatan sehari-hari kita melakukan pembersihan dengan sabun, jelaskan
yang dimaksud sabun.
2. Sabun dan deterjen memiliki sifat yang sama yaitu sifat polar dan sifat non polar. Uraikan
kedua sifat yang dimiliki oleh sabun maupun ditergen tersebut.
3. Selain memiliki sifat yang sama, sebagai bahan pembersih sabun dan ditergen memiliki
perbedaan sifat. Uraikan dengan singkat perbedaan sifat tersebut.
4. Detergen bermanfaat untuk pembersihan, namun ditergen dapat menimbulkan efek samping.
Uraikan efek samping yang ditimbulkan oleh ditergen.
5. Kita mengenal bermacam-macam bahan pembersih . Tuliskan tiga dari lima bahan
pembersih yang kamu ketahui.
6. Dalam menggunakan bahan pembersih, sebaiknya kita harus mengetahui cara memilih
bahan pembersih yang akan kita gunakan.
Uraikan cara memilih bahan pembersih yang efektif.
7. Bahan pembersih harus memenuhi syarat kesehatan dalam penggunaannya. Uraikan lima
syarat-syarat bahan pembersih yang kamu ketahui.
8. Bahan pembersih memiliki tipe yang berbeda, tipe kuat dan tipe lemah. Uraikan dengan
bahasamu kedua tipe tersebut.
9. Dalam pemilihan sanitaiser, kita harus memperhatikan berbagai faktor.
Uraikan faktor-faktor pemilihan sanitaiser
10. Kita mengenal bermacam-macam jenis sanitaizer, sebutkan dan jelaskan
10
Cara- cara melakukan sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
1. Sterilisasi secara Mekanik ( filtrasi )
Yaitu menggunakan saringan yang berpori sangat kecil sehingga mokroba
tertahan pada saringan tersebut :
a. Menyaring air
b. Menyaring udara
2. Sterilisasi secara Fisik :
a. Pemanasan
1). Pemijaran ( dengan api langsung ) : membakar alat pada api langsung
contohnya : jarum , pinset dll.
2). Panas kering : sterilisasi dengan oven kira- kira 160 – 1800C . Cocok
untuk alat yang terbuat dari kaca.
3). Uap air panas : konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi contohnya : handuk lembab dimasukan kedalam towel
steamer.
4) Uap air panas bertekanan : menggunakan autoclave.
b. Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi. Contohnya
macam- macam sisir, sendok una dll dimasukan ke dalam alat sterilizer
dengan disinari sinar Ultraviolet.
3. Sterilisasi secara Kimiawi
Yaitu dengan menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol ( 70 – 90
% ). Contohnya sterilisasi alat gunting, sendok una dll.
11

More Related Content

What's hot

Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasi
Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasiProses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasi
Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasiMuhammad Luthfan
 
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenLaporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenqlp
 
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hariBahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-harishofisfna
 
Makalah Kimia Mengenal Produk Kimia
Makalah Kimia Mengenal Produk KimiaMakalah Kimia Mengenal Produk Kimia
Makalah Kimia Mengenal Produk KimiaPrita Dewanti
 
8 11. bahan kimia di rumah
8 11. bahan kimia di rumah8 11. bahan kimia di rumah
8 11. bahan kimia di rumahAlfie Kesturi
 
Tugas biologi kelompok
Tugas biologi kelompokTugas biologi kelompok
Tugas biologi kelompokSonia Amalia
 
Pemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padatPemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padatAlfiah Alif
 
Sanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah LaboratoriumSanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah LaboratoriumBapake Icha Kukuh Andin
 
Pengolahan limbah gas dan b3
Pengolahan limbah gas dan b3Pengolahan limbah gas dan b3
Pengolahan limbah gas dan b3Nur Chawhytz
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinFransiska Puteri
 

What's hot (20)

Modul i
Modul iModul i
Modul i
 
Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasi
Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasiProses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasi
Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasi
 
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenLaporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
 
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hariBahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
 
Makalah Kimia Mengenal Produk Kimia
Makalah Kimia Mengenal Produk KimiaMakalah Kimia Mengenal Produk Kimia
Makalah Kimia Mengenal Produk Kimia
 
8 11. bahan kimia di rumah
8 11. bahan kimia di rumah8 11. bahan kimia di rumah
8 11. bahan kimia di rumah
 
Amali 5
Amali 5Amali 5
Amali 5
 
9. bahan sanitaiser
9. bahan sanitaiser9. bahan sanitaiser
9. bahan sanitaiser
 
Kesehatan lingkungan (pencemaran air)
Kesehatan lingkungan (pencemaran air)Kesehatan lingkungan (pencemaran air)
Kesehatan lingkungan (pencemaran air)
 
Metode pemisahan standar
Metode pemisahan standarMetode pemisahan standar
Metode pemisahan standar
 
laporan sabun Colek
laporan sabun Coleklaporan sabun Colek
laporan sabun Colek
 
Tugas biologi kelompok
Tugas biologi kelompokTugas biologi kelompok
Tugas biologi kelompok
 
Sabun Cream
Sabun CreamSabun Cream
Sabun Cream
 
Kir
KirKir
Kir
 
K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"
K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"
K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"
 
Pemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padatPemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padat
 
Adsorpsi
AdsorpsiAdsorpsi
Adsorpsi
 
Sanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah LaboratoriumSanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
 
Pengolahan limbah gas dan b3
Pengolahan limbah gas dan b3Pengolahan limbah gas dan b3
Pengolahan limbah gas dan b3
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
 

Similar to Ba bahan pembersih 1718 vix

Bagaimana cara kerja deterjen menghilangkan noda pada pakaian
Bagaimana cara kerja deterjen menghilangkan noda pada pakaianBagaimana cara kerja deterjen menghilangkan noda pada pakaian
Bagaimana cara kerja deterjen menghilangkan noda pada pakaianEka
 
Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...
Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...
Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...innaya18
 
Kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.pptx
Kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.pptxKegunaan bahan kimia dalam kehidupan.pptx
Kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.pptxHidayaniPSurbakti
 
SABUN PADAT ppt.pptx
SABUN PADAT ppt.pptxSABUN PADAT ppt.pptx
SABUN PADAT ppt.pptxMaryMaryam7
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganObhy Erry
 
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...aditya rakhmawan
 
PPT KELOMPOK 3A PKRT.pptx
PPT KELOMPOK 3A PKRT.pptxPPT KELOMPOK 3A PKRT.pptx
PPT KELOMPOK 3A PKRT.pptxRizkyJasahuldia
 
Alkil benzene
Alkil benzeneAlkil benzene
Alkil benzeneanadiroh
 
Paper industri pabrik sabun
Paper industri pabrik sabunPaper industri pabrik sabun
Paper industri pabrik sabunGeby Otivriyanti
 
PLH pembuangan limbah rumah tangga dan air hujan
PLH pembuangan limbah rumah tangga dan air hujanPLH pembuangan limbah rumah tangga dan air hujan
PLH pembuangan limbah rumah tangga dan air hujanayu Ika Sukaesih
 
5. kosmetik perawatan badan
5. kosmetik perawatan badan 5. kosmetik perawatan badan
5. kosmetik perawatan badan FARMASIPKMMENTENG
 
Chemytri Presentation
Chemytri PresentationChemytri Presentation
Chemytri Presentationklaudiusio
 

Similar to Ba bahan pembersih 1718 vix (20)

pert 1 - Materi.pdf
pert 1 - Materi.pdfpert 1 - Materi.pdf
pert 1 - Materi.pdf
 
Prarancangan pabrik
Prarancangan pabrikPrarancangan pabrik
Prarancangan pabrik
 
9. bahan sanitaiser
9. bahan sanitaiser9. bahan sanitaiser
9. bahan sanitaiser
 
Bagaimana cara kerja deterjen menghilangkan noda pada pakaian
Bagaimana cara kerja deterjen menghilangkan noda pada pakaianBagaimana cara kerja deterjen menghilangkan noda pada pakaian
Bagaimana cara kerja deterjen menghilangkan noda pada pakaian
 
Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...
Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...
Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...
 
Kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.pptx
Kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.pptxKegunaan bahan kimia dalam kehidupan.pptx
Kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.pptx
 
SABUN PADAT ppt.pptx
SABUN PADAT ppt.pptxSABUN PADAT ppt.pptx
SABUN PADAT ppt.pptx
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
 
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
 
PPT KELOMPOK 3A PKRT.pptx
PPT KELOMPOK 3A PKRT.pptxPPT KELOMPOK 3A PKRT.pptx
PPT KELOMPOK 3A PKRT.pptx
 
koloid
koloidkoloid
koloid
 
PEMBUATAN SEDIAAN PADAT ANTI JERAWAT
PEMBUATAN SEDIAAN PADAT ANTI JERAWATPEMBUATAN SEDIAAN PADAT ANTI JERAWAT
PEMBUATAN SEDIAAN PADAT ANTI JERAWAT
 
Kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkunganKerusakan lingkungan
Kerusakan lingkungan
 
Sabun
SabunSabun
Sabun
 
Alkil benzene
Alkil benzeneAlkil benzene
Alkil benzene
 
1. laundry
1. laundry1. laundry
1. laundry
 
Paper industri pabrik sabun
Paper industri pabrik sabunPaper industri pabrik sabun
Paper industri pabrik sabun
 
PLH pembuangan limbah rumah tangga dan air hujan
PLH pembuangan limbah rumah tangga dan air hujanPLH pembuangan limbah rumah tangga dan air hujan
PLH pembuangan limbah rumah tangga dan air hujan
 
5. kosmetik perawatan badan
5. kosmetik perawatan badan 5. kosmetik perawatan badan
5. kosmetik perawatan badan
 
Chemytri Presentation
Chemytri PresentationChemytri Presentation
Chemytri Presentation
 

Recently uploaded

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (18)

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 

Ba bahan pembersih 1718 vix

  • 1. 1 MATERI 4 BAHAN PEMBERSIH DAN BAHAN SANITER 1. Pengertian Bahan Pembersih adalah bahan kimia dalam rumah tangga bermanfaat sebagai pembersih. Bahan kimia yang termasuk dalam kelompok ini yang dapat membantu proses pencucian yaitu melepas kotoran dari tempatnya menempel dan menahan agar otoran yang telah terlepas tetap tersuspensi ( mengendap ). Bahan Sanitizer adalah bahan yang dapat menghambat pertumbuhan mokroorganisme, selain itu dapat menurunkan kadar residu pestisida. 2. Bahan pembersih Bahan kimia yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari antara lain: bahan pembersih, bahan pemutih, bahan pewangi, bahan pembasmi serangga. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah bisa lepas dari yang namanya bahan Kimia, baik itu alami ataupun buatan, diantaranya sabun dan detergen a. Sabun dan detergen Sabun dan deterjen dapat berfungsi sebagai pembersih, karena masingmasing memiliki dua sifat sekaligus, yaitu sifat polar dan sifat non polar. Polar artinya larutan yang dapat bermuatan listrik, meskipun sangat lemah, misalnya: air (larutan bersifat polar). Non polar artinya tidak dapat bermuatan listrik, misalnya: minyak. Minyak yang bersifat non polar tidak dapat bercampur dengan air yang bersifat polar. Agar minyak dan air dapat bercampur maka digunakan sabun yang memiliki dua sifat, yaitu satu sisi bersifat non polar dan sisi lain bersifat polar. Air yang bersifat polar diikat oleh ujung sabun yang bersifat polar sedangkan minyak/lemak/kotoran organik yang bersifat non polar diikat oleh ujung sabun lainnya yang bersifat non polar juga. Sabun dan deterjen dapat berfungsi sebagai pembersih karena sabun memiliki dua sifat sekaligus, yaitu sifat polar dan sifat non polar. Pada dasarnya pembersih badan, pembersih pakaian dan pembersih lantai memiliki sifat yang sama yaitu sabun atau deterjen. http://assets.kompas.com/data/photo/2 013/04/24/1411391-memilih-pemutih- 620X310.jpg (1) Sabun adalah bahan kimia yang terbuat dari bahan alam, seperti minyak dan lemak yang direaksikan dengan bahan kimia lain yang disebut basa.Contoh bahan kimia basa, yaitu kalium hidroksida (KOH) dan natrium hidroksida (NaOH). Secara kimiawi sabun adalah garamnatrium (sodium) dari asam organik, karena sifatnya yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit, maka sabun banyak digunakan untuk pencucian tangan. (2) Detergen merupakan bahan pembersih mirip sabun tetapi diperkaya dengan bahan- bahan yang dapat meningkatkan daya bersihnya. Detergen adalah senyawa kimia bernama alkyl benzene sulfonat (ABS) yang direaksikan dengan natrium hidroksida (NaOH). Bahan ABS diperoleh dari pengolahan minyak bumi.
  • 2. 2 (a) Fungsi detergen : Memecah kotoran dan mensuspensikannya kedalam larutan. Melarutkan padatan dan mengemulsi cemaran minyak, sehingga mudah dihilangkan. Mencegah kotoran menempel kembali pada permukaan. Beberapa detergen mampu menurunkan kesadahan air sehingga efektivitas air sebagai pelarut meningkat. (b) Perbedaan detergen dengan sabun: daya cuci detergen lebih kuat dibandingkan sabun. detergen dapat bekerja pada air sadah, akan tetapi sabun lebih mudah diurai oleh mikroorganisme dari pada deterjen. (c) Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian detergen: rusaknya keindahan lingkungan perairan; terancamnya kehidupan hewan-hewan yang hidup di air; dan merugikan kesehatan manusia. jika detergen ini bercampur dengan air tanah yang dijadikan sumber air minum manusia atau binatang ternak maka air tanah tersebut akan membahayakan kesehatan. 3. Macam-macam bahan pembersih dan kandungannya Bahan-bahan kimia yang termasuk kategori pembersih sangat banyak misalnya sabun mandi, pasta gigi, shampo, pembersih lantai, pembersih kaca dan masih banyak lainnya. a) Sabun Mandi Kandungan utama sabun mandi adalah Na-karboksilat (RCOONa), sabun mandi dibuat dari campuran basa dengan minyak. Umumnya basa yang digunakan adalah kalium hidroksida (KOH). Pada beberapa sabun mandi ditambahkan sulfur yang berfungsi sebagai antiseptik. Garam mandi merupakan zat aditif yang berfungsi memberi nilai tambah bagi sebuah peran sabun mandi yang umumnya mengandung garamgaram anorganik, minyak esensial dan pewangi. Reaksi dalam pembuatan sabun adalah: Gliserin + NaOH (soda api) gliserol + natrium karboksilat (sabun). 1) Kelebihan sabun antara lain: (a) mencuci dengan baik dalam air lunak, (b) dapat diuraikan mikroorganisme (biodegradable), sehingga tidak membentuk buih disungai atau danau, dan (c) jarang menyebabkan kerusakan (alergi) kulit. 2) Kekurangan sabun antara lain: (a) sukar larut dalam air, sehingga tidak praktis digunakan dalam mesin cuci. (b) diendapkan oleh air sadah dan membentuk scum. (c) sabun tidak akan berbuih sebelum semua ion kalsium dan magnesium dalam air sadah diendapkan. selain itu scum yang terbentuk dapat menempel pada bahan cucian, sehingga pakaian menjadi kusam. b) Pasta Gigi Sakit gigi umumnya disebabkan karies atau disebut demineralisasi (penghilangan mineral). Karies timbul karena adanya plak gigi yang merupakan lengketan bakteri dan produk-produk yang terbentuk pada permukaan gigi. Jenis bakteri ini dapat meningkatkan keasaman gigi, akibatnya email gigi ikut larut dan timbullah karies. Umumnya pasta gigi mengandung fluorida yang berfungsi sebagai pembunuh bakteri dan kalsium. Bahan utama dalam pasta gigi adalah deterjen dan abrasive (Penggosok seperti amplas). Salah satu deterjen yang banyak digunakan dalam pasta gigi adalah natrium laurel sulfat. Abrasive yang ideal harus cukup keras untuk membersihkan gigi, tetapi jangan terlalu keras, sehingga tidak merusak email gigi. Abrasive yang digunakan dalam pasta gigi diantaranya adalah silica (SiO2), kalsium karbonat (CaCO3), dan baking soda.
  • 3. 3 c) Shampo Shampo berfungsi membersihkan rambut. Sampo menggunakan deterjen sintesis sebagai bahan pembersihnya, misalnya senyawa natrium laurel sulfat (SLS) yang mampu mengatasi kesadahan air. Sampo untuk rambut kering, normal, atau berminyak hanya berbeda dalam kosentrasinya (kepekatan) deterjennya. Sampo untuk rambut berminyak mempunyai konsentrasi deterjen lebih tinggi, sedangkan untuk rambut kering konsentrasinya lebih rendah. Oleh karena itu penggunaan sampo sebaiknya disesuaikan dengan jenis rambut. Kesalahan dalam pemilihan maupun menggunakan sampo dapat menyebabkan adanya ketombe di kulit kepala. Penyebab ketombe adalah polusi udara dan masalah psikis seperti stres. d) Pembersih Lantai Pembersih lantai umumnya mengandung formalin sebagai bahan aktif. Formalin berfungsi sebagai pembunuh kuman, akan tetapi beracun jika termakan. Untuk itu berhati-hatilah menggunakan pembersih lantai. Untuk lebih memberikan kenyamanan pada si pemakai, biasanya pembersih lantai diberi pewangi. Hal ini karena bau formalin yang tidak enak. Bahan utama dalam pembersih lantai adalah disinfektan (pembasmi kuman). Disinfektan yang pertama digunakan dalam pembersih lantai yaitu fenol atau asam karbolat (carbolic acid). Fenol tergolong zat yang beracun dan merusak kulit. Sekarang ini, terdapat berbagai disinfektan lain yang lebih baik, misalnya heksil resorsinol dan kresol. Rumah atau kamar mandi yang berporselen biasanya menggunakan pembersih porselen. Pembersih porselen memiliki komposisi yang berbeda dengan pembersih lantai. Biasanya pembersih porselen dibuat dari asamasam kuat seperti klorida (HCL). Asam tersebut berguna untuk melarutkan kotoran yang ada di porselen e) Pembersih Kaca Penggunaan cairan pembersih kaca pada umumnya digunakan untuk setiap bangunan, seperti perumahan, hotel, perkantoran dan lainnya yang dilengkapi dengan kaca, baik kaca pintu maupun jendela juga kaca perabot rumah tangga lainnya seperti almari, meja, hiasan dinding. Bahan pembersih kaca saat ini sangat mudah didapat dipasaran 3. Pemilihan Bahan Pembersih Faktor-faktor pemilihan bahan pembersih: a) jenis dan jumlah cemaran yang akan dibersihkan b) sifat bahan permukaan yang akan dibersihkan, misalnya aluminium, baja tahan karat, karet, plastik, atau kayu. c) sifat fisik senyawa bahan pembersih (cairatau padat) d) metode pembersihan yg tersedia e) mutu air yg tersedia f) biaya 4. Syarat-syarat bahan pembersih yang baik: a) ekonomis b) tidak beracun c) tidak korosif d) tidak menggumpal dan tidak berdebu e) mudah diukur f) stabil selama penyimpanan g) mudah larut dengan sempurna 5. Tipe bahan pembersih a) Kuat : 1) Daya bersih dan kelarutan yg tinggi 2) Sangat korosif. Dapat menyebabkan kerusakan kulit 3) Mengikis logam dan bahan yg dicat 4) Bahan aktifnya adalah natrium hidroksida(NaOH/kaustik soda) dan silikat. 5) Hanya digunakan untuk cemaran berat, misalnya yg terdapat dalam ruang pengasapan. Contoh: natrium metasilikat dan natriumortosilika
  • 4. 4 b) Lemah: 1) Sifat korosif dan daya bersih yg lebih rendah 2) Lebih aman digunakan. Banyak dijumpai pada kebanyakan bahan pembersih. Contoh: natrium karbonat, boraks, trinatrium karbonat 3) Senyawa yg dimiliki juga dapat menurunkan kesadahan air dengan baik, tetapi tidak dapat untuk menghilangkan deposit mineral dalam air. 6. Sistem Pembersihan Pembersihan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a) penghilangan cemaran atau kotoran kasar. b) pembersihan residu cemaran dengan detergen atau bahan pembersih lainnya. c) pembilasan untuk meghilangkan cemaran atau detergen. 7. Teknik Pembersihan a) Pembersihan manual Dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti bahan penggosok mekanik, selang air, sikat, alat penggaruk, spons, dll. Diterapkan untuk pembersihan peralatan kecil atau bagian-bagian kecil dari suatu peralatan, dll. b) Pembersihan dengan busa Metode pembersihan mekanik yang paling banyak dipilih, karena aplikasi busa yg mudah dan cepat. Efektif digunakan untuk membersihkan permukaan yang luas misal ruangan dan peralatan pengolahan yang besar. c) Pembersihan ultrasonic Sesuai diterapkan pada peralatan-peralatan yg kecil, bagian kecil dari suatu peralatan, benda-benda plastik yg sulit dibersihakn atau yang akan rusak apabila dibersihkan dengan cara konvensional. 8. Hal-hal yg harus diperhatikan dalam penggunaan bahan pembersih dan sanitair : a) tidak melakukan sendiri pencampuran berbagai bahan pembersih dan sanitaiser karena kemungkinan dapat menimbulkan reaksi yang berbahaya. b) dosis pemakaian bahan pembersih dan sanitaiser harus tepat, tidak terlalu rendah (kurang efektif) atau terlalu tinggi (pemborosan dan membahayakan kesehatan dan merusak bahan yg didesinfeksi) 9. Bahan pemutih Pemutih adalah sejenis sabun, umumnya cair, namun bukan sabun. a) Fungsi bahan pemutih: 1) menghilangkan noda membandel yang menempel pada pakain 2) memutihkan pakaian 3) sebagai desinfektan (membasmi kuman). 4) mampu memecahkan ikatan pada molekul-molekul noda, kemudian melepaskannya dari serat kain/pakaian. 5) menghilangkan kotoran atau noda berwarna yang sukar dihilangkan dengan hanya menggunakan sabun atau detergen. b) Bahan kimia yang terkandung dalam pemutih: 1) larutan Natrium Hpoklorit sebanyak 5,25%, klorin,desinpektan. 2) bahan aktif natrium hipoklorit (NaOCl) sekitar 5%. 3) bahan aktif klorin (cukup berbahaya) 4) bahan aktif sodium perborat (bubuk berwarna putih yang banyak digunakan untuk memutihkan tekstil) c) Efek samping bahan pemutih, jika berlebihan: 1) zat ini juga bisa bereaksi dengan zat warna pakaian sehingga dapat memudarkan warna pakaian 2) merusak pakaian terutama bahan poliestar, wool, spandek dan lain-lain.
  • 5. 5 10. Bahan pewangi Pewangi merupakan bahan kimia lain yang erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Kita dapat memperoleh bahan pewangi dari bahan alam maupun sintetik. Wangi-wangian yang dipakai di badan, digunakan di ruangan, atau disemprotkan ke pakaian, pada dasarnya adalah sama, hanya bahan pencampuranya saja yang berbeda. a) Fungsi bahan pewangi: mengharumkan atau menyegarkan (seperti badan,ruangan,dan makanan). b) Macam-macam bahan pengharum antara lain : 1) bahan pewangi alami: berasal dari tanaman( mawar, sedap malem, melati, rose, daun kayu putih, kulit kayu manis, batang kayu cendana, bunga kenanga, bunga melati, dan buah pala dll) 2) bahan pewangi buatan/sintesis yang berasal dari senyawa-senyawa kimia (benzaldehid dan benzyl alcohol) 3) zat-zat lain, seperti alcohol untuk pewangi yang berbentuk cair dan tawas untuk pewangi yang berbentuk padat. 4) beragam zat tambahan lainnya yang sengaja ditambahkan ke dalam pewangi agar parfum mudah disemprotkan (zat tersebut berfungsi sebagai propelan). Di antara zat-zat tambahan yang dapat berfungsi sebagai propelan tersebut ada yang dapat mencemari lingkungan. Propelan tertentu jika lepas ke udara kemudian masuk ke atmosfer bagian atas akan merusak lapisan ozon (suatu lapisan di udara bagian atas yang melindungi manusia dari sinar-sinar berenergi tinggi, seperti sinar ultra violet). 11. Bahan pembasmi serangga Bahan kimia jenis pestisida erat sekali dengan kehidupan para petani. Pestisida dipakai untuk memberantas hama tanaman sehingga tidak mengganggu hasil produksi pertanian. Pestisida meliputi semua jenis obat (zat/bahan kimia) pembasmi hama yang ditujukan untuk melindungi tanaman dari serangan serangga, jamur, bakteri, virus, tikus, bekicot, dan nematoda (cacing). 1) Bahan-bahan kimia yang terdapat di dalam obat pembasmi serangga antara lain sebagai berikut: a) Organoklor. Contoh: aldrin, dieldrin, lindan, dan DDT (dikloro difenil trikloroetana) yang kini dilarang penggunaannya. b) Organofosfat. Contoh: malation, diaziton, fention, dan metil atau etil paration. c) Antikoagulan. Contoh: wartarin, kumaklor, dan kumarin. d) Zinkfosfida. e) Karbamat. Contoh: propoksur, BPMC, dan karbofonun. f) Arsen. Contoh: arsen pentoksida. 2) Fungsi Penggunaan Pembasmi Serangga a) mengusir, b) membasmi, c) mengusir sekaligus membasmi. Insektisida digunakan untuk mengusir hama tanaman yang berupa serangga seperti walang sangit, wereng, kepik, dan sebagainya. 3) Penggolongkan menurut fungsi dan sasaran penggunaannya, yaitu: a) Insektisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga, seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat. Beberapa jenis insektisida juga dipakai untuk memberantas sejumlah serangga pengganggu yang ada di rumah, perkantoran, atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh insektisida adalah basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat, dan diazinon. merupakan contoh produk insektisida untuk memberantas nyamuk. b) Fungisida, yaitu pestisida yang dipakai untuk memberantas dan mencegah pertumbuhan jamur atau cendawan. Bercak yang ada pada daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun disebabkan oleh serangan jamur. Beberapa contoh fungisida adalah tembag oksiklorida, tembaga(I) oksida, karbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat. c) Bakterisida, yaitu pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Pada umumnya, tanaman yang sudah terserang bakteri sukar untuk disembuhkan. Oleh karena itu, bakterisida biasanya
  • 6. 6 diberikan kepada tanaman yang masih sehat. Salah satu contoh dari bakterisida adalah tetramycin, sebagai pembunuh virus CVPD yang menyerang tanaman jeruk. d) Rodentisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan pengerat, seperti tikus. Rodentisida dipakai dengan cara mencampurkannya dengan makanan kesukaan tikus. Dalam meletakkan umpan tersebut harus hati-hati, jangan sampai termakan oleh binatang lain. Contoh dari pestisida jenis ini adalah warangan. e) Nematisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman jenis cacing (nematoda). Hama jenis cacing biasanya menyerang akar dan umbi tanaman. Oleh karena pestisida jenis ini dapat merusak tanaman maka pestisida ini harus sudah ditaburkan pada tanah tiga minggu sebelum musim tanam. Contoh dari pestisida jenis ini adalah DD, vapam, dan dazomet. f) Herbisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu (gulma), seperti alang-alang, rerumputan, dan eceng gondok. Contoh dari herbisida adalah ammonium sulfonat dan pentaklorofenol. 4) Efek Samping Penggunaan Pembasmi Serangga Efek negative dari pemakaian insektisida yang berlebihan atau pemakaian yang tidak hati-hati antara lain: a) keracunan yang dapat merenggut jiwa. b) insektisida yang masuk ke perairan akan menimbulkan pencemaran air dan terbunuhnya binatang-binatang air. c) jika tumbuh-tumbuhan atau daging hewan yang tercemar dapat mengakibatkan kanker pada manusia yang mengkonsumsinya. d) terjadinya pengumpulan pestisida (akumulasi) dalam tubuh manusia karena beberapa jenis pestisida sukar terurai. e) munculnya hama spesies baru yang lebih tahan terhadap takaran pestisida. 5) Pestisida dari bahan-bahan alami, antara lain: a) air rebusan batang dan daun tomat dapat dipakai dalam memberantas ulat dan lalat hijau. b) banyak tumbuhan lain yang dapat bertindak sebagai pestisida alami, seperti tanaman mindi, bunga mentega, rumput mala, tuba, kunir, dan kucai. 12. Sanitaizer Meskipun proses pembersihan telah dilakukan, belum ada jaminan bahwa cemaran mikrobiologis terutama bakteri pantogen telah dihilangkan. Sehingga proses pembersihan harus diikuti dengan desinfeksi menggunakan bahan sanitaiser. a) Faktor-faktor yg harus diperhatikan dalam pemilihan bahan sanitaiser 1) Metode sanitasi yg dipilih (manual atau mekanis) 2) Sifat atau tipe bahan yg akan disanitasic. 3) Karakter bahan sanitaiser yg diinginkan. b) Syarat-syarat sanitaizer yang ideal adalah : 1) Sifat-sifat dekstruktif terhadap mikroorganisme. 2) Tahan terhadap lingkungan. 3) Sifat-sifat membersihkan yang baik. 4) Tidak beracun dan tidak menyebabkan iritasi. 5) Larut dalam air dalam berbagai perbandingan. 6) Bau dapat diterima atau tidak berbau. 7) Mudah digunakan. 8) Stabil dalam larutan pekat atau encer. 9) Banyak tersedia. 10)Murah. 11)Mudah diukur dalam larutan yang telah digunakan. c) Jenis-jenis Sanitaizer: 1) Sanitaizer panas Sanitasi panas adalah bahan sanitasi dengan menggunakan uap panas dan air panas.
  • 7. 7 Penggunaan uap air panas untuk tujuan sanitasi dapat dilakukan dengan menggunakan uap air mengalir bersuhu 76,70C selama 15 menit atau 93,30C selama 5 menit. Penggunaan uap pada permukaan benda yang tercemar berat dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan keras dari sisa bahan organik yg akan mengurangi penetrasi panas yang dapat mematikan mikroorganisme Air Panas dapat dilakukan dengan merendam benda-benda dalam air panas bersuhu 800C atau lebih, semakin tinggi suhu air panas, waktu kontak yg diperlukan semakin pendek. (a) Kelebihannya: dapat diterapkan pada semua jenis permukaan yg bersentuhan dengan makanan, air mudah didapat dan tidak beracun. (b) Kelemahan: tidak mematikan spora bakteri yg tahan panas. 2) Sanitaizer radiasi Sanitasi radiasi adalah bahan sanitasi yang menggunakan sinar ultra violet dengan panjang gelombang 2500 A untuk menghancurkan mikroorganisme. Kelemahan: kurang efektif karena kisaran mematikan mikroorganisme yg efektif sangat pendek. Radiasi sinar hanya dapat mematikan mikroorganisme yang terkena langsung dengan waktu kontak selama 2 menit. 3) Sanitaizer kimia Sanitasi kimia adalah bahan sanitasi yang menggunakan bahan-bahan kimia. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam penggunaan desinfektan : a) Waktu kontak: minimum 2 menit dan ada selang waktu 1 menit antara desinfeksi dengan penggunaan. b) Suhu: yg disarankan untuk proses desinfeksi berkisar antara 21,1-37,8 0Cc. pH: senyawa klorin akan kehilangan aktivitas bila pH lingkungan lebih dari 10, c) senyawa iodin tidak efektif digunakan pada pH 5. Penggolongan bahan kimia yang mematikan mikroorganisme yaitu : a) Senyawa pelepas klorin, Senyawa-senyawa klorin yang berfungsi sebagai sanitaiser dapat dikelompokkan menjadi khlorin cair, hipokhorit, khloramin anorganik, khloramin organic khlorin dioksida.Hipokhlorit adalah sanitaiser yang paling banyak digunakan dalam industri pangan, tetapi ada sejumlah senyawa khlorin lain yang digunakan dalam jumlah terbatas seperti Cl2. hipokhlorit adalah senyawa yang paling aktif dan efektif dalam menonaktifkan sel-sel mikroorganisme dalam suspensi air dam yang membutuhkan waktu kontak kira-kira 1,5-100 detik. (1) Cara kerja dari senyawa khlorin ini adalah mempengaruhi fungsi membran sel, terutama transport nutrient ekstraseluler, karbohidrat dan asam amino tidak dapat diambil oleh sel-sel yang telah diberi perlakuan khlorin. (2) Keuntungan dari senyawa khlorin dibandingkan desinfektan lain adalah : (a) Kerjanya cepat (b) Nonselektif dalam mematikan semua jenis sel-sel vegetatif (c) Biaya penggunaannya paling rendah (d) Pembilasan peralatan setelah penggunaan umumbya tidak Diperlukan (3) Kelemahan senyawa khlorin : (a) Tidak stabil karena agak cepat hilang oleh panas atau oleh kontaminasi dengan bahan organic (b) Sangat korosif terhadap stainless steel dan logam lain (c) Waktu kontak yang terbatas dengan peralatan b) Quaternary Ammonium Compound, Dibandingkan dengan hipokhlorit, QACs lebih mahal tetapi senyawa ini mempunyai sifat-sifat yang diinginkan. QACs tidak dapat dipengaruhi oleh adanya kotoran organic, monokorosif, efektif pada suhu dan pH yang tinggi. Kelemahan dari senyawa ini adalah QACs sangat efektif pada bakteri gram positif, membentuk film pada peralatan penanganan dan pengolahan pangan dan tidak dapat bekerja sama dengan deterjen sintetik.
  • 8. 8 c) Iodophor, Pada umumnya yodium dan asam dipoyodium merupakan senyawa aktif dalam menghancurkan mikroba. Senyawa yodium utama yang digunakan untuk sanitasi adalah larutan yodoform, alcohol yodium, dan yodium cair. Yodofor mempunyai manfaat besar untuk pembersihan dan desinfeksi peralatan dan permukaan- permukaan dan sebagai antiseptic kulit. 1) Keuntungan yodofor adalah : (a) Memiliki kelarutan yang lebih tinggi dalam air (b) Tidak berbau (c) Tidak iritasi terhadap kulit 2) Kelemahan yodofor adalah : (a) Harganya mahal (b) Mudah menguap pada suhu 50OC (c) Sangat peka terhadap perubahan pH d) Senyawa Amfoterik Beberapa surfaktan amfoterik terutama adalah detergen dengan daya bakterisidal redah. Senyawa ini tidak dipengaruhi senyawa bahan organic, tidak korosif, tidak beracun, tidak berbau, dan stabil, dalam bentuk encer dalam waktu yang lama. Akan tetapi cenderung membentuk busa dank arena mahal serta aktifitasnya terbatas desinfektan ini terbatas, maka amfoterik tidak banyak digunakan.
  • 9. 9 e. Tes Formatif Bacalah soal dengan teliti, kemudian jawablah dengan uraian yang jelas. Kerjakan pada lembar jawaban yang telah disediakan sekolah 1. Dalam berbagai kegiatan sehari-hari kita melakukan pembersihan dengan sabun, jelaskan yang dimaksud sabun. 2. Sabun dan deterjen memiliki sifat yang sama yaitu sifat polar dan sifat non polar. Uraikan kedua sifat yang dimiliki oleh sabun maupun ditergen tersebut. 3. Selain memiliki sifat yang sama, sebagai bahan pembersih sabun dan ditergen memiliki perbedaan sifat. Uraikan dengan singkat perbedaan sifat tersebut. 4. Detergen bermanfaat untuk pembersihan, namun ditergen dapat menimbulkan efek samping. Uraikan efek samping yang ditimbulkan oleh ditergen. 5. Kita mengenal bermacam-macam bahan pembersih . Tuliskan tiga dari lima bahan pembersih yang kamu ketahui. 6. Dalam menggunakan bahan pembersih, sebaiknya kita harus mengetahui cara memilih bahan pembersih yang akan kita gunakan. Uraikan cara memilih bahan pembersih yang efektif. 7. Bahan pembersih harus memenuhi syarat kesehatan dalam penggunaannya. Uraikan lima syarat-syarat bahan pembersih yang kamu ketahui. 8. Bahan pembersih memiliki tipe yang berbeda, tipe kuat dan tipe lemah. Uraikan dengan bahasamu kedua tipe tersebut. 9. Dalam pemilihan sanitaiser, kita harus memperhatikan berbagai faktor. Uraikan faktor-faktor pemilihan sanitaiser 10. Kita mengenal bermacam-macam jenis sanitaizer, sebutkan dan jelaskan
  • 10. 10 Cara- cara melakukan sterilisasi Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu : 1. Sterilisasi secara Mekanik ( filtrasi ) Yaitu menggunakan saringan yang berpori sangat kecil sehingga mokroba tertahan pada saringan tersebut : a. Menyaring air b. Menyaring udara 2. Sterilisasi secara Fisik : a. Pemanasan 1). Pemijaran ( dengan api langsung ) : membakar alat pada api langsung contohnya : jarum , pinset dll. 2). Panas kering : sterilisasi dengan oven kira- kira 160 – 1800C . Cocok untuk alat yang terbuat dari kaca. 3). Uap air panas : konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi contohnya : handuk lembab dimasukan kedalam towel steamer. 4) Uap air panas bertekanan : menggunakan autoclave. b. Penyinaran dengan UV Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi. Contohnya macam- macam sisir, sendok una dll dimasukan ke dalam alat sterilizer dengan disinari sinar Ultraviolet. 3. Sterilisasi secara Kimiawi Yaitu dengan menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol ( 70 – 90 % ). Contohnya sterilisasi alat gunting, sendok una dll.
  • 11. 11