Dokumen tersebut membahas tentang bahan pembersih dan saniter yang digunakan dalam rumah tangga. Terdapat dua jenis bahan utama yaitu sabun dan deterjen yang berfungsi sebagai pembersih karena memiliki sifat polar dan non-polar. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai jenis bahan pembersih seperti sabun mandi, pasta gigi, shampo, pembersih lantai beserta kandungannya.
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
Ba bahan pembersih 1718 vix
1. 1
MATERI 4
BAHAN PEMBERSIH DAN BAHAN SANITER
1. Pengertian
Bahan Pembersih adalah bahan kimia dalam rumah tangga bermanfaat sebagai
pembersih. Bahan kimia yang termasuk dalam kelompok ini yang dapat membantu
proses pencucian yaitu melepas kotoran dari tempatnya menempel dan menahan
agar otoran yang telah terlepas tetap tersuspensi ( mengendap ).
Bahan Sanitizer adalah bahan yang dapat menghambat pertumbuhan
mokroorganisme, selain itu dapat menurunkan kadar residu pestisida.
2. Bahan pembersih
Bahan kimia yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari antara lain: bahan pembersih,
bahan pemutih, bahan pewangi, bahan pembasmi serangga. Dalam kehidupan sehari-hari
manusia tidak pernah bisa lepas dari yang namanya bahan Kimia, baik itu alami ataupun
buatan, diantaranya sabun dan detergen
a. Sabun dan detergen
Sabun dan deterjen dapat berfungsi sebagai pembersih, karena masingmasing memiliki dua
sifat sekaligus, yaitu sifat polar dan sifat non polar.
Polar artinya larutan yang dapat bermuatan listrik, meskipun sangat lemah, misalnya: air
(larutan bersifat polar). Non polar artinya tidak dapat bermuatan listrik, misalnya: minyak.
Minyak yang bersifat non polar tidak dapat bercampur dengan air yang bersifat polar. Agar
minyak dan air dapat bercampur maka digunakan sabun yang memiliki dua sifat, yaitu satu
sisi bersifat non polar dan sisi lain bersifat polar. Air yang bersifat polar diikat oleh ujung
sabun yang bersifat polar sedangkan minyak/lemak/kotoran organik yang bersifat non polar
diikat oleh ujung sabun lainnya yang bersifat non polar juga.
Sabun dan deterjen dapat berfungsi sebagai
pembersih karena sabun memiliki dua sifat sekaligus,
yaitu sifat polar dan sifat non polar.
Pada dasarnya pembersih badan, pembersih pakaian
dan pembersih lantai memiliki sifat yang sama yaitu
sabun atau deterjen.
http://assets.kompas.com/data/photo/2
013/04/24/1411391-memilih-pemutih-
620X310.jpg
(1) Sabun adalah bahan kimia yang terbuat dari bahan alam, seperti minyak dan lemak
yang direaksikan dengan bahan kimia lain yang disebut basa.Contoh bahan kimia
basa, yaitu kalium hidroksida (KOH) dan natrium hidroksida (NaOH).
Secara kimiawi sabun adalah garamnatrium (sodium) dari asam organik, karena
sifatnya yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit, maka sabun banyak digunakan
untuk pencucian tangan.
(2) Detergen merupakan bahan pembersih mirip sabun tetapi diperkaya dengan bahan-
bahan yang dapat meningkatkan daya bersihnya. Detergen adalah senyawa kimia
bernama alkyl benzene sulfonat (ABS) yang direaksikan dengan natrium hidroksida
(NaOH). Bahan ABS diperoleh dari pengolahan minyak bumi.
2. 2
(a) Fungsi detergen :
Memecah kotoran dan mensuspensikannya kedalam larutan. Melarutkan
padatan dan mengemulsi cemaran minyak, sehingga mudah dihilangkan.
Mencegah kotoran menempel kembali pada permukaan.
Beberapa detergen mampu menurunkan kesadahan air sehingga efektivitas air
sebagai pelarut meningkat.
(b) Perbedaan detergen dengan sabun:
daya cuci detergen lebih kuat dibandingkan sabun.
detergen dapat bekerja pada air sadah, akan tetapi sabun lebih mudah diurai
oleh mikroorganisme dari pada deterjen.
(c) Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian detergen:
rusaknya keindahan lingkungan perairan;
terancamnya kehidupan hewan-hewan yang hidup di air; dan
merugikan kesehatan manusia.
jika detergen ini bercampur dengan air tanah yang dijadikan sumber air minum
manusia atau binatang ternak maka air tanah tersebut akan membahayakan
kesehatan.
3. Macam-macam bahan pembersih dan kandungannya
Bahan-bahan kimia yang termasuk kategori pembersih sangat banyak misalnya sabun mandi,
pasta gigi, shampo, pembersih lantai, pembersih kaca dan masih banyak lainnya.
a) Sabun Mandi
Kandungan utama sabun mandi adalah Na-karboksilat (RCOONa), sabun mandi dibuat dari
campuran basa dengan minyak. Umumnya basa yang digunakan adalah kalium hidroksida
(KOH).
Pada beberapa sabun mandi ditambahkan sulfur yang berfungsi sebagai antiseptik. Garam
mandi merupakan zat aditif yang berfungsi memberi nilai tambah bagi sebuah peran sabun
mandi yang umumnya mengandung garamgaram anorganik, minyak esensial dan pewangi.
Reaksi dalam pembuatan sabun adalah: Gliserin + NaOH (soda api) gliserol + natrium
karboksilat (sabun).
1) Kelebihan sabun antara lain:
(a) mencuci dengan baik dalam air lunak,
(b) dapat diuraikan mikroorganisme (biodegradable), sehingga tidak membentuk buih
disungai atau danau, dan
(c) jarang menyebabkan kerusakan (alergi) kulit.
2) Kekurangan sabun antara lain:
(a) sukar larut dalam air, sehingga tidak praktis digunakan dalam mesin cuci.
(b) diendapkan oleh air sadah dan membentuk scum.
(c) sabun tidak akan berbuih sebelum semua ion kalsium dan magnesium dalam air
sadah diendapkan. selain itu scum yang terbentuk dapat menempel pada bahan
cucian, sehingga pakaian menjadi kusam.
b) Pasta Gigi
Sakit gigi umumnya disebabkan karies atau disebut demineralisasi (penghilangan mineral).
Karies timbul karena adanya plak gigi yang merupakan lengketan bakteri dan produk-produk
yang terbentuk pada permukaan gigi. Jenis bakteri ini dapat meningkatkan keasaman gigi,
akibatnya email gigi ikut larut dan timbullah karies.
Umumnya pasta gigi mengandung fluorida yang berfungsi sebagai pembunuh bakteri dan
kalsium. Bahan utama dalam pasta gigi adalah deterjen dan abrasive (Penggosok seperti
amplas). Salah satu deterjen yang banyak digunakan dalam pasta gigi adalah natrium laurel
sulfat. Abrasive yang ideal harus cukup keras untuk membersihkan gigi, tetapi jangan terlalu
keras, sehingga tidak merusak email gigi. Abrasive yang digunakan dalam pasta gigi
diantaranya adalah silica (SiO2), kalsium karbonat (CaCO3), dan baking soda.
3. 3
c) Shampo
Shampo berfungsi membersihkan rambut. Sampo menggunakan deterjen sintesis sebagai
bahan pembersihnya, misalnya senyawa natrium laurel sulfat (SLS) yang mampu mengatasi
kesadahan air. Sampo untuk rambut kering, normal, atau berminyak hanya berbeda dalam
kosentrasinya (kepekatan) deterjennya.
Sampo untuk rambut berminyak mempunyai konsentrasi deterjen lebih tinggi, sedangkan
untuk rambut kering konsentrasinya lebih rendah. Oleh karena itu penggunaan sampo
sebaiknya disesuaikan dengan jenis rambut. Kesalahan dalam pemilihan maupun
menggunakan sampo dapat menyebabkan adanya ketombe di kulit kepala. Penyebab
ketombe adalah polusi udara dan masalah psikis seperti stres.
d) Pembersih Lantai
Pembersih lantai umumnya mengandung formalin sebagai bahan aktif. Formalin berfungsi
sebagai pembunuh kuman, akan tetapi beracun jika termakan. Untuk itu berhati-hatilah
menggunakan pembersih lantai.
Untuk lebih memberikan kenyamanan pada si pemakai, biasanya pembersih lantai diberi
pewangi. Hal ini karena bau formalin yang tidak enak.
Bahan utama dalam pembersih lantai adalah disinfektan (pembasmi kuman).
Disinfektan yang pertama digunakan dalam pembersih lantai yaitu fenol atau asam karbolat
(carbolic acid). Fenol tergolong zat yang beracun dan merusak kulit.
Sekarang ini, terdapat berbagai disinfektan lain yang lebih baik, misalnya heksil resorsinol
dan kresol.
Rumah atau kamar mandi yang berporselen biasanya menggunakan pembersih porselen.
Pembersih porselen memiliki komposisi yang berbeda dengan pembersih lantai. Biasanya
pembersih porselen dibuat dari asamasam kuat seperti klorida (HCL). Asam tersebut
berguna untuk melarutkan kotoran yang ada di porselen
e) Pembersih Kaca
Penggunaan cairan pembersih kaca pada umumnya digunakan untuk setiap bangunan,
seperti perumahan, hotel, perkantoran dan lainnya yang dilengkapi dengan kaca, baik kaca
pintu maupun jendela juga kaca perabot rumah tangga lainnya seperti almari, meja, hiasan
dinding. Bahan pembersih kaca saat ini sangat mudah didapat dipasaran
3. Pemilihan Bahan Pembersih
Faktor-faktor pemilihan bahan pembersih:
a) jenis dan jumlah cemaran yang akan dibersihkan
b) sifat bahan permukaan yang akan dibersihkan, misalnya aluminium, baja tahan karat, karet,
plastik, atau kayu.
c) sifat fisik senyawa bahan pembersih (cairatau padat)
d) metode pembersihan yg tersedia
e) mutu air yg tersedia
f) biaya
4. Syarat-syarat bahan pembersih yang baik:
a) ekonomis
b) tidak beracun
c) tidak korosif
d) tidak menggumpal dan tidak berdebu
e) mudah diukur
f) stabil selama penyimpanan
g) mudah larut dengan sempurna
5. Tipe bahan pembersih
a) Kuat :
1) Daya bersih dan kelarutan yg tinggi
2) Sangat korosif. Dapat menyebabkan kerusakan kulit
3) Mengikis logam dan bahan yg dicat
4) Bahan aktifnya adalah natrium hidroksida(NaOH/kaustik soda) dan silikat.
5) Hanya digunakan untuk cemaran berat, misalnya yg terdapat dalam ruang pengasapan.
Contoh: natrium metasilikat dan natriumortosilika
4. 4
b) Lemah:
1) Sifat korosif dan daya bersih yg lebih rendah
2) Lebih aman digunakan. Banyak dijumpai pada kebanyakan bahan pembersih. Contoh:
natrium karbonat, boraks, trinatrium karbonat
3) Senyawa yg dimiliki juga dapat menurunkan kesadahan air dengan baik, tetapi tidak
dapat untuk menghilangkan deposit mineral dalam air.
6. Sistem Pembersihan
Pembersihan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a) penghilangan cemaran atau kotoran kasar.
b) pembersihan residu cemaran dengan detergen atau bahan pembersih lainnya.
c) pembilasan untuk meghilangkan cemaran atau detergen.
7. Teknik Pembersihan
a) Pembersihan manual
Dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti bahan penggosok mekanik, selang air,
sikat, alat penggaruk, spons, dll.
Diterapkan untuk pembersihan peralatan kecil atau bagian-bagian kecil dari suatu peralatan,
dll.
b) Pembersihan dengan busa
Metode pembersihan mekanik yang paling banyak dipilih, karena aplikasi busa yg mudah
dan cepat.
Efektif digunakan untuk membersihkan permukaan yang luas misal ruangan dan peralatan
pengolahan yang besar.
c) Pembersihan ultrasonic
Sesuai diterapkan pada peralatan-peralatan yg kecil, bagian kecil dari suatu peralatan,
benda-benda plastik yg sulit dibersihakn atau yang akan rusak apabila dibersihkan dengan
cara konvensional.
8. Hal-hal yg harus diperhatikan dalam penggunaan bahan pembersih dan sanitair :
a) tidak melakukan sendiri pencampuran berbagai bahan pembersih dan sanitaiser karena
kemungkinan dapat menimbulkan reaksi yang
berbahaya.
b) dosis pemakaian bahan pembersih dan sanitaiser harus tepat, tidak terlalu rendah (kurang
efektif) atau terlalu tinggi (pemborosan dan membahayakan kesehatan dan merusak bahan
yg didesinfeksi)
9. Bahan pemutih
Pemutih adalah sejenis sabun, umumnya cair, namun bukan sabun.
a) Fungsi bahan pemutih:
1) menghilangkan noda membandel yang menempel pada pakain
2) memutihkan pakaian
3) sebagai desinfektan (membasmi kuman).
4) mampu memecahkan ikatan pada molekul-molekul noda, kemudian melepaskannya dari
serat kain/pakaian.
5) menghilangkan kotoran atau noda berwarna yang sukar dihilangkan dengan hanya
menggunakan sabun atau detergen.
b) Bahan kimia yang terkandung dalam pemutih:
1) larutan Natrium Hpoklorit sebanyak 5,25%, klorin,desinpektan.
2) bahan aktif natrium hipoklorit (NaOCl) sekitar 5%.
3) bahan aktif klorin (cukup berbahaya)
4) bahan aktif sodium perborat (bubuk berwarna putih yang banyak digunakan untuk
memutihkan tekstil)
c) Efek samping bahan pemutih, jika berlebihan:
1) zat ini juga bisa bereaksi dengan zat warna pakaian sehingga dapat memudarkan warna
pakaian
2) merusak pakaian terutama bahan poliestar, wool, spandek dan lain-lain.
5. 5
10. Bahan pewangi
Pewangi merupakan bahan kimia lain yang erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari.
Kita dapat memperoleh bahan pewangi dari bahan alam maupun sintetik.
Wangi-wangian yang dipakai di badan, digunakan di ruangan, atau disemprotkan ke pakaian,
pada dasarnya adalah sama, hanya bahan pencampuranya saja yang berbeda.
a) Fungsi bahan pewangi:
mengharumkan atau menyegarkan (seperti badan,ruangan,dan makanan).
b) Macam-macam bahan pengharum antara lain :
1) bahan pewangi alami: berasal dari tanaman( mawar, sedap malem, melati, rose, daun
kayu putih, kulit kayu manis, batang kayu cendana,
bunga kenanga, bunga melati, dan buah pala dll)
2) bahan pewangi buatan/sintesis yang berasal dari senyawa-senyawa kimia (benzaldehid
dan benzyl alcohol)
3) zat-zat lain, seperti alcohol untuk pewangi yang berbentuk cair dan tawas untuk pewangi
yang berbentuk padat.
4) beragam zat tambahan lainnya yang sengaja ditambahkan ke dalam pewangi agar
parfum mudah disemprotkan (zat tersebut berfungsi sebagai propelan). Di antara zat-zat
tambahan yang dapat berfungsi sebagai propelan tersebut ada yang dapat mencemari
lingkungan. Propelan tertentu jika lepas ke udara kemudian masuk ke atmosfer bagian
atas akan merusak lapisan ozon (suatu lapisan di udara bagian atas yang melindungi
manusia dari sinar-sinar berenergi tinggi, seperti sinar ultra violet).
11. Bahan pembasmi serangga
Bahan kimia jenis pestisida erat sekali dengan kehidupan para petani. Pestisida dipakai untuk
memberantas hama tanaman sehingga tidak mengganggu hasil produksi pertanian.
Pestisida meliputi semua jenis obat (zat/bahan kimia) pembasmi hama yang ditujukan untuk
melindungi tanaman dari serangan serangga, jamur, bakteri, virus, tikus, bekicot, dan
nematoda (cacing).
1) Bahan-bahan kimia yang terdapat di dalam obat pembasmi serangga antara lain sebagai
berikut:
a) Organoklor. Contoh: aldrin, dieldrin, lindan, dan DDT (dikloro difenil trikloroetana) yang
kini dilarang penggunaannya.
b) Organofosfat. Contoh: malation, diaziton, fention, dan metil atau etil
paration.
c) Antikoagulan. Contoh: wartarin, kumaklor, dan kumarin.
d) Zinkfosfida.
e) Karbamat. Contoh: propoksur, BPMC, dan karbofonun.
f) Arsen. Contoh: arsen pentoksida.
2) Fungsi Penggunaan Pembasmi Serangga
a) mengusir,
b) membasmi,
c) mengusir sekaligus membasmi.
Insektisida digunakan untuk mengusir hama tanaman yang berupa serangga seperti
walang sangit, wereng, kepik, dan sebagainya.
3) Penggolongkan menurut fungsi dan sasaran penggunaannya, yaitu:
a) Insektisida,
yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga, seperti belalang, kepik,
wereng, dan ulat. Beberapa jenis insektisida juga dipakai untuk memberantas sejumlah
serangga pengganggu yang ada di rumah, perkantoran, atau gudang, seperti nyamuk,
kutu busuk, rayap, dan semut.
Contoh insektisida adalah basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat, dan
diazinon. merupakan contoh produk insektisida untuk memberantas nyamuk.
b) Fungisida,
yaitu pestisida yang dipakai untuk memberantas dan mencegah pertumbuhan jamur
atau cendawan. Bercak yang ada pada daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun
disebabkan oleh serangan jamur. Beberapa contoh fungisida adalah tembag oksiklorida,
tembaga(I) oksida, karbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat.
c) Bakterisida,
yaitu pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Pada umumnya, tanaman yang
sudah terserang bakteri sukar untuk disembuhkan. Oleh karena itu, bakterisida biasanya
6. 6
diberikan kepada tanaman yang masih sehat. Salah satu contoh dari bakterisida adalah
tetramycin, sebagai pembunuh virus CVPD yang menyerang tanaman jeruk.
d) Rodentisida,
yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan
pengerat, seperti tikus. Rodentisida dipakai dengan cara mencampurkannya dengan
makanan kesukaan tikus. Dalam meletakkan umpan tersebut harus hati-hati, jangan
sampai termakan oleh binatang lain. Contoh dari pestisida jenis ini adalah warangan.
e) Nematisida,
yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman jenis cacing
(nematoda). Hama jenis cacing biasanya menyerang akar dan umbi tanaman. Oleh
karena pestisida jenis ini dapat merusak tanaman maka pestisida ini harus sudah
ditaburkan pada tanah tiga minggu sebelum musim tanam. Contoh dari pestisida jenis
ini adalah DD, vapam, dan dazomet.
f) Herbisida,
yaitu pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu (gulma), seperti
alang-alang, rerumputan, dan eceng gondok. Contoh dari herbisida adalah ammonium
sulfonat dan pentaklorofenol.
4) Efek Samping Penggunaan Pembasmi Serangga
Efek negative dari pemakaian insektisida yang berlebihan atau pemakaian
yang tidak hati-hati antara lain:
a) keracunan yang dapat merenggut jiwa.
b) insektisida yang masuk ke perairan akan menimbulkan pencemaran air dan terbunuhnya
binatang-binatang air.
c) jika tumbuh-tumbuhan atau daging hewan yang tercemar dapat mengakibatkan kanker
pada manusia yang mengkonsumsinya.
d) terjadinya pengumpulan pestisida (akumulasi) dalam tubuh manusia karena beberapa
jenis pestisida sukar terurai.
e) munculnya hama spesies baru yang lebih tahan terhadap takaran pestisida.
5) Pestisida dari bahan-bahan alami, antara lain:
a) air rebusan batang dan daun tomat dapat dipakai dalam memberantas ulat dan lalat
hijau.
b) banyak tumbuhan lain yang dapat bertindak sebagai pestisida alami, seperti tanaman
mindi, bunga mentega, rumput mala, tuba, kunir, dan kucai.
12. Sanitaizer
Meskipun proses pembersihan telah dilakukan, belum ada jaminan bahwa cemaran
mikrobiologis terutama bakteri pantogen telah dihilangkan. Sehingga proses pembersihan
harus diikuti dengan desinfeksi menggunakan bahan sanitaiser.
a) Faktor-faktor yg harus diperhatikan dalam pemilihan bahan sanitaiser
1) Metode sanitasi yg dipilih (manual atau mekanis)
2) Sifat atau tipe bahan yg akan disanitasic.
3) Karakter bahan sanitaiser yg diinginkan.
b) Syarat-syarat sanitaizer yang ideal adalah :
1) Sifat-sifat dekstruktif terhadap mikroorganisme.
2) Tahan terhadap lingkungan.
3) Sifat-sifat membersihkan yang baik.
4) Tidak beracun dan tidak menyebabkan iritasi.
5) Larut dalam air dalam berbagai perbandingan.
6) Bau dapat diterima atau tidak berbau.
7) Mudah digunakan.
8) Stabil dalam larutan pekat atau encer.
9) Banyak tersedia.
10)Murah.
11)Mudah diukur dalam larutan yang telah digunakan.
c) Jenis-jenis Sanitaizer:
1) Sanitaizer panas
Sanitasi panas adalah bahan sanitasi dengan menggunakan uap panas dan air panas.
7. 7
Penggunaan uap air panas untuk tujuan sanitasi dapat dilakukan dengan menggunakan
uap air mengalir bersuhu 76,70C selama 15 menit atau 93,30C selama 5 menit.
Penggunaan uap pada permukaan benda yang tercemar berat dapat menyebabkan
terbentuknya gumpalan keras dari sisa bahan organik yg akan mengurangi penetrasi
panas yang dapat mematikan mikroorganisme
Air Panas dapat dilakukan dengan merendam benda-benda dalam air panas bersuhu
800C atau lebih, semakin tinggi suhu air panas, waktu kontak yg diperlukan semakin
pendek.
(a) Kelebihannya: dapat diterapkan pada semua jenis permukaan yg bersentuhan
dengan makanan, air mudah didapat dan tidak beracun.
(b) Kelemahan: tidak mematikan spora bakteri yg tahan panas.
2) Sanitaizer radiasi
Sanitasi radiasi adalah bahan sanitasi yang menggunakan sinar ultra violet dengan
panjang gelombang 2500 A untuk menghancurkan mikroorganisme.
Kelemahan: kurang efektif karena kisaran mematikan mikroorganisme yg efektif sangat
pendek.
Radiasi sinar hanya dapat mematikan mikroorganisme yang terkena langsung dengan
waktu kontak selama 2 menit.
3) Sanitaizer kimia
Sanitasi kimia adalah bahan sanitasi yang menggunakan bahan-bahan
kimia. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam penggunaan desinfektan :
a) Waktu kontak: minimum 2 menit dan ada selang waktu 1 menit antara desinfeksi
dengan penggunaan.
b) Suhu: yg disarankan untuk proses desinfeksi berkisar antara 21,1-37,8 0Cc. pH:
senyawa klorin akan kehilangan aktivitas bila pH lingkungan lebih dari 10,
c) senyawa iodin tidak efektif digunakan pada pH 5.
Penggolongan bahan kimia yang mematikan mikroorganisme yaitu :
a) Senyawa pelepas klorin,
Senyawa-senyawa klorin yang berfungsi sebagai sanitaiser dapat dikelompokkan
menjadi khlorin cair, hipokhorit, khloramin anorganik, khloramin organic khlorin
dioksida.Hipokhlorit adalah sanitaiser yang paling banyak digunakan dalam industri
pangan, tetapi ada sejumlah senyawa khlorin lain yang digunakan dalam jumlah
terbatas seperti Cl2. hipokhlorit adalah senyawa yang paling aktif dan efektif dalam
menonaktifkan sel-sel mikroorganisme dalam suspensi air dam yang membutuhkan
waktu kontak kira-kira 1,5-100 detik.
(1) Cara kerja dari senyawa khlorin ini adalah mempengaruhi fungsi membran sel,
terutama transport nutrient ekstraseluler, karbohidrat dan asam amino tidak
dapat diambil oleh sel-sel yang telah diberi perlakuan khlorin.
(2) Keuntungan dari senyawa khlorin dibandingkan desinfektan lain adalah :
(a) Kerjanya cepat
(b) Nonselektif dalam mematikan semua jenis sel-sel vegetatif
(c) Biaya penggunaannya paling rendah
(d) Pembilasan peralatan setelah penggunaan umumbya tidak
Diperlukan
(3) Kelemahan senyawa khlorin :
(a) Tidak stabil karena agak cepat hilang oleh panas atau oleh kontaminasi
dengan bahan organic
(b) Sangat korosif terhadap stainless steel dan logam lain
(c) Waktu kontak yang terbatas dengan peralatan
b) Quaternary Ammonium Compound,
Dibandingkan dengan hipokhlorit, QACs lebih mahal tetapi senyawa ini mempunyai
sifat-sifat yang diinginkan. QACs tidak dapat dipengaruhi oleh adanya kotoran
organic, monokorosif, efektif pada suhu dan pH yang tinggi. Kelemahan dari senyawa
ini adalah QACs sangat efektif pada bakteri gram positif, membentuk film pada
peralatan penanganan dan pengolahan pangan dan tidak dapat bekerja sama
dengan
deterjen sintetik.
8. 8
c) Iodophor,
Pada umumnya yodium dan asam dipoyodium merupakan senyawa aktif dalam
menghancurkan mikroba. Senyawa yodium utama yang digunakan untuk sanitasi
adalah larutan yodoform, alcohol yodium, dan yodium cair. Yodofor mempunyai
manfaat besar untuk pembersihan dan desinfeksi peralatan dan permukaan-
permukaan dan sebagai antiseptic kulit.
1) Keuntungan yodofor adalah :
(a) Memiliki kelarutan yang lebih tinggi dalam air
(b) Tidak berbau
(c) Tidak iritasi terhadap kulit
2) Kelemahan yodofor adalah :
(a) Harganya mahal
(b) Mudah menguap pada suhu 50OC
(c) Sangat peka terhadap perubahan pH
d) Senyawa Amfoterik
Beberapa surfaktan amfoterik terutama adalah detergen dengan daya bakterisidal
redah. Senyawa ini tidak dipengaruhi senyawa bahan organic, tidak korosif, tidak
beracun, tidak berbau, dan stabil, dalam bentuk encer dalam waktu yang lama. Akan
tetapi cenderung membentuk busa dank arena mahal serta aktifitasnya terbatas
desinfektan ini terbatas, maka amfoterik tidak banyak digunakan.
9. 9
e. Tes Formatif
Bacalah soal dengan teliti, kemudian jawablah dengan uraian yang jelas. Kerjakan pada
lembar jawaban yang telah disediakan sekolah
1. Dalam berbagai kegiatan sehari-hari kita melakukan pembersihan dengan sabun, jelaskan
yang dimaksud sabun.
2. Sabun dan deterjen memiliki sifat yang sama yaitu sifat polar dan sifat non polar. Uraikan
kedua sifat yang dimiliki oleh sabun maupun ditergen tersebut.
3. Selain memiliki sifat yang sama, sebagai bahan pembersih sabun dan ditergen memiliki
perbedaan sifat. Uraikan dengan singkat perbedaan sifat tersebut.
4. Detergen bermanfaat untuk pembersihan, namun ditergen dapat menimbulkan efek samping.
Uraikan efek samping yang ditimbulkan oleh ditergen.
5. Kita mengenal bermacam-macam bahan pembersih . Tuliskan tiga dari lima bahan
pembersih yang kamu ketahui.
6. Dalam menggunakan bahan pembersih, sebaiknya kita harus mengetahui cara memilih
bahan pembersih yang akan kita gunakan.
Uraikan cara memilih bahan pembersih yang efektif.
7. Bahan pembersih harus memenuhi syarat kesehatan dalam penggunaannya. Uraikan lima
syarat-syarat bahan pembersih yang kamu ketahui.
8. Bahan pembersih memiliki tipe yang berbeda, tipe kuat dan tipe lemah. Uraikan dengan
bahasamu kedua tipe tersebut.
9. Dalam pemilihan sanitaiser, kita harus memperhatikan berbagai faktor.
Uraikan faktor-faktor pemilihan sanitaiser
10. Kita mengenal bermacam-macam jenis sanitaizer, sebutkan dan jelaskan
10. 10
Cara- cara melakukan sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
1. Sterilisasi secara Mekanik ( filtrasi )
Yaitu menggunakan saringan yang berpori sangat kecil sehingga mokroba
tertahan pada saringan tersebut :
a. Menyaring air
b. Menyaring udara
2. Sterilisasi secara Fisik :
a. Pemanasan
1). Pemijaran ( dengan api langsung ) : membakar alat pada api langsung
contohnya : jarum , pinset dll.
2). Panas kering : sterilisasi dengan oven kira- kira 160 – 1800C . Cocok
untuk alat yang terbuat dari kaca.
3). Uap air panas : konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi contohnya : handuk lembab dimasukan kedalam towel
steamer.
4) Uap air panas bertekanan : menggunakan autoclave.
b. Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi. Contohnya
macam- macam sisir, sendok una dll dimasukan ke dalam alat sterilizer
dengan disinari sinar Ultraviolet.
3. Sterilisasi secara Kimiawi
Yaitu dengan menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol ( 70 – 90
% ). Contohnya sterilisasi alat gunting, sendok una dll.